PENERAPAN PENGELOLA ZAKAT MELALUI PENDIDIKAN Dr. Robbach Ma‟sum, Drs. MM
Abstrak Selama ini penerimaan zakat belum berbanding lurus dengan potensi zakat yang ada dan berakibat belum terpenuhinya tuntutan pemenuhan kebutuhan fakir miskin dalam mengatasi kemiskinannya.Penelitian ini bertujuan untuk (1) memetakan potensi pengelolaan zakat di Sulawesi Tengah, (2) memetakan potensi SDM pengelola zakatmeliputi latar pemahaman terhadap zakat dan UU pengelolaan zakat (3) mengembangkan model pendidikan vokasional pengelolaan zakat berorientasi pada pemberdayaan dan pendayagunaan. Penelitian ini menerapkan pendekatan penelitian pengembangan (research and development) yang dikembangkan oleh Borg and Gall (1983) dengan langkah penelitian sebagai berikut: (1) tahap studi pendahuluan, (2) tahap perencanana dan pengembangan model, (3) tahap uji coba dan revisi, (4) tahap validasi model (5) Desiminasi. Hasil penelitian menunjukan terdapat tiga masalah utama dalam pengelolaan zakat: Pertama, rendahnya pengetahuan masyarakat tentang zakat, UU pengelolaan zakat, dan lembaga pengelola zakat. Kedua, Lembaga pengelola zakat belum berperan sebagai sebuah institusi aktif.Ketiga, rendahnya SDM pengelola zakat. Amil zakat selaku pemegang amanah Allah SWT dan UU adalah pengendali organisasi atau lembaga pengelola zakat memegang peran penting atas tugas pengelolaan zakat.Pendidikan vokasi adalah alternative untuk mengatasi lemahnya sumber daya pengelola zakat.Pendidikan Vokasi merupakan Pendidikan Tinggi yang menyiapkan mahasiswa untuk bekerja dengan keahlian terapan tertentu sampai program sarjana terapan.Model pendidikan vokasi yang dikembangkan menganut sistem terbuka (multi-entry-exit system) dan multimakna (berorientasi pada pembudayaan, pemberdayaan, pembentukan watak, dan kepribadian, serta berbagai kecakapan hidup life skill.Orientasi pendidikan vokasi yang disebutkan ini sangat sesuai bagi pengelola zakat, dengan lama pendidikan dua semester. Kata Kunci : Zakat, Pengelola Zakat, Pendidikan vokasi
A.
Umar bin Khattab baitul maal penuh
PENDAHULUAN Zakat
merupakan
salah
satu
dengandanazakat
bahkan
bisa
pranata keagamaan yang bertujuan untuk
didayagunakanuntuk membiayai ekspansi
mewujudkan
wilayah
keadilan
sosial.
Secara
kekuasaan
Islam
menembus
normatif, syariat zakat yang bersumber
kerajaan Romawi dan kerajaan Persia.
dari Ilahi memberikan tuntunan tentang
Begitu besarnya potensi zakat yang telah
pentingnya
berhasil
pelaksanaan
zakat
serta
memenuhi
kepentingan para
manfaat yang akan diperoleh jika zakat
mustahiq sehinggahampir-hampir tidak
tersebut
ada lagi golongan mustahiq yang harus
ditunaikan. Tercatat
sejarah, masa
dalam
pemerintahan khalifah
menerima zakat.
4
Jurnal Ilmu Pendidikan Islam, Volume 14, Nomor 2 Juli-Desember 2015
Zakat di Indonesia, jika dihitung
rata sebesar Rp 416.000,-per tahun.
potensinya sangat menakjubkan. Tercatat
Dengan asumsi jumlah keluarga yang
pada tahun 2012 Badan Amil Zakat
mampu sebanyak 32 juta kepala keluarga,
Propinsi DKI Jakarta menerima zakat
maka setiap tahun zakat yang diterima
sebesar Rp 81.453.310.876,- Badan Amil
adalah sebesar Rp 6,132Trilliun.Namun
Zakat
catatan
Nasional
plus
hasil
laporan
pengumpulan
dari
beberapa
BAZNAS 33 kabupaten/ kota di Indonesia
lembaga zakat sangat jauh dibawah angka
berhasil mengumpul dana zakat sebesar
tersebut. Para muzakki yang menyalurkan
2.212.398.951.344.-mengalami kenaikan
zakatnya melalui lembaga pengelola zakat
dari tahun sebelumnya sebesar 21.86%
yanghanya 10,5%. Muzakki lebih suka
(1.7
membayar
triliyun).
Penyaluranserta
zakat
secara
perorangan
pendayagunaan zakat telah diarahkan
langsung, karena ada kepuasan batin
untuk para asnaf sebagaimana tersebut
tersendiri bagi muzakki (pemberi zakat).
dalam syariat (Al-Taubah, 9:110) dengan
Pada
lebih menitik beratkan pada golongan
melakukan survei di sepuluh kota besar di
miskin
pendidikan,
Indonesia, hasilnya menunjukkan tingkat
usaha-usaha
kesadaran muzakki terhadap kewajiban
memperkuat
membayar zakat hanya berkisar 55%.
disamping
Artinya, masih ada 45% muzakki yang
penyaluran zakat konsumsi untuk umat
tidak berzakat. Di Sulawesi Tengah,
yang tergolong fakir atau sama sekali
realisasi baru mencapai 3% dari Rp 22
tidak berdaya dari segi ekonomi (miskin
milyar pertahun dari potensi zakat. (Data
kesrakat).
BAZ Sulawesi Tengah, 2012).
melalui
biaya
beasiswa
kesehatan,
pemberdayaan
umat,
lembaga-lembagakeagamaan,
Pusat Budaya dan Bahasa Universitas
tahun
2007
PIRAC
kembali
1
Tercatat pada bulan September 2012
Islam Negeri Syarif Hidayatullah (2005)
jumlah
penduduk
mengungkapkan potensi zakat Indonesia
dengan pengeluaran perkapita per bulan di
adalah sebesar Rp 19,3 triliun per tahun.
bawah garis kemiskinan) di Indonesia
Hasil survey PIRAC (Public Interest
mencapai 28,59 juta orang atau 11,66%
Research and Advocacy) tahun 2004
dari jumlah penduduk (sumber: data: BPS
menunjukkan kesadaran umat Islam di
N0. 06/01/Th.XVI, 2 Januari 2013). Fakta
Indonesia sesungguhnya realatif tinggi
ini mengindikasikan adanya kesenjangan
49,8% responden yang di survey di 10
sosial yang terjadi di masyarakat.Tujuan
kota besar menyatakan sebagai wajib
pelaksanaan
zakat 94,5% sudah membayar zakat rata-
kesejahteraan masyarakat adalah sejalan
zakat
miskin
(penduduk
untukmewujudkan
5
Jurnal Ilmu Pendidikan Islam, Volume 14, Nomor 2 Juli-Desember 2015
dengan
tujuan
NegaraRepublik
pembangunan Indonesia.
B.
METODE
Zakat
Penelitian ini menerapkan pendekatan
bertujuan untuk mengurangi gap antara
penelitian pengembangan (research and
orang kaya dan orang miskin.
development) yang dikembangkan oleh
Kesadaran umat Islam menunaikan
Borg and Gall (1983) dengan langkah
zakat cukup tinggi. Dahlia Syuaib (2002)
penelitian sebagai berikut: (1) tahap studi
dalam uji coba pemasyarakatan zakat
pendahuluan, (2) tahap perencanana dan
melalui 2 cara. Pertama, dengan motivasi
pengembangan model, (3) tahap uji coba
zakat melalui ceramah berzakat di dalam
dan revisi, (4) tahap validasi model (5)
kelompok
mengirim
desiminasi. Metode Survey dilakukan
permintaan menunaikanzakat kepada para
dengan melakukan wawancara, angket
Muzakki di kota Palu melalui surat via
dan FGD kepada Pengurus BAZ kab/kota,
pos.
Wakil pemda kab/kota dan para Muzakki
pengajian.Kedua,
Ternyata
membuahkan
cara hasil
kedua
tidak
sedangkan
cara
(purposive
sampling)
dan
Lembaga
pertama sangat efektif karena lengsung
Mustahiq (sampel random sederhana di
menggugah para anggota pengajian untuk
wilayah kab/kota).
berzakat. Cara pertama ini membuahkan hasil karena usai pengajian semua peserta pengajian langsung membayar zakat.
2
Amil Zakat dan Lembaga pengelola Zakat Kesuksesan
Untuk meningkatkan hasilguna dan
pengelolaan
dan
dayaguna zakat memerlukan lembaga
pelaksanaan zakat ditentukan oleh pengelola
pengelola yang aktif serta pengelola atau
(amil
amil
pengelola zakat.Dua hal ini dikaji fungsi
yang
professional.
Professional
zakat)
dan
dan
pengetahuan, ketrampilan, motivasi kerja
hasilguna
dan
yang tinggi, dan kemampuan menjalankan
tuntunan
syariat
program organisasi secara sistematis,
Bagaimana kajian normatif (syariat dan
terencana, dan terarah, serta menjalankan
undang-undang) dan bagaimana praktek
tugasnya dengan amanah.Tenaga amil
pelaksanaan zakat di lapangan, keduanya
professional hanya bisa diperoleh melalui
akandikaji.
pendidikan
bahan
Penyelenggara
dalam
lembaga
artinya pengelola zakat memiliki ilmu
vokasi.
perannya
aktivititas
dayaguna dan
Hasil
untuk
kajian
meningkatkan zakat
sesuai
undang-undang.
akandijadikan
mengkonstruksi
model
pendidikan vokasi adalah perguruan tinggi
pembelajaran
dengan payung hukumnya UU N0 12
penguatan bagi para amil zakat.Alternatif
Tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi.
yang ditawarkan dalam kajian ini adalah
dan
pembekalan
sebagai
6
Jurnal Ilmu Pendidikan Islam, Volume 14, Nomor 2 Juli-Desember 2015
pendidikan vokasi bagi para pengelola (amil) zakat.
sebuah organisasi yang bekerja secara otomatis.
Mengapa tugas amil itu penting dalam
Amil zakat, adalah pengelola zakat
pengelolaan
zakat.Tulisan
ini
akan
yang
bekerja
secara
terencana,
mengkaji maknanya dengan maksud agar
terarahdansungguh-sungguh sebagaimana
masyarakat percaya bahwa para amil itu
diharapakan oleh Allah SWT (Q.s. al-
mengemban tugas atau amanah Allah
Tawbah/ 9/110).Begitu pentingnya peran
SWT dan amanah undang-undang. Di
amil zakat sampai-sampai para ulama
dalam al-Qur‟an kita menemui kata amil
berpendapat bahwa amil zakat harus
yang tersebar dalam 6 surat, yaitu Q., s âl-
mendapat bagian dari zakat sekalipun
„Imrân/3:195; Q., s. al-An‟âm/6:135; Q., s
yang berangkutan tergolong kaya.Hal ini
al-„Ankabût/ 29:58; al-Zumâr/39:74; al-
mudah dipahami agar pengelolaan zakat
Ghâsyiyah/88:3, Q., s. al-Tawbah/9:60.
bukanlah pekerjaan sambilan sebagaimana
Makna yang terkandung dalam ayat-ayat
yang ditemukan pada hampir semua
tersebut menunjukkan kata kerja aktif,
daerah
sebagaimana asal katanya amal yang bisa
mengungkap dalam Himpunan Makalah
diterjemahkan dengan, “yang mengerjakan
Majma‟ al-Buhûst al-Islâmiyah al-Azhâr
atau pelaksana”.Bila dikaitkan dengan
bahwa amil adalah “mereka yang bekerja
zakat
atau
untuk pengelolaan zakat, menghimpun,
undang-
menghitung dan mencari orang-orang
menjadi
pengelola
pelaksana
zakat
zakat
(lihat
undangtentang pengelolaan zakat).
yang
Pelaksana atau pengelola zakat dapat
di
Indonesia.
berhak
Abu
(mustahiqqin)
Zahrah
serta
membagikan kepada mereka.”.Salah satu
bekerja secara perorangan dan dapat pula
bentuk
bekerja secara bersama-sama dalam suatu
diusulkannya adalah melalui organisasi-
organisasi.
organisasi kemasyarakatan tetapi diawasi
Karena
zakat
adalah
seperangkat norma yang berisi program-
pengorganisasian
zakat
yang
oleh pemerintah.
program yang perlu diwujudkan untuk
Berpijak pada definisi amil yang
tujuan kemaslahatan umat, dipatuhi dan
dikemukakan oleh Abu Zahrah di atas,
dilaksanakan oleh masyarakat muslim
maka serangkaian tugas pengelolaan zakat
maka pengeloaan zakat perlu dilakukan
yaitu
oleh beberapa orang yag diikat oleh satu
mendayagunakan,
organisasi pengelola. Melaksanakan satu
perorangan
program
terorganisir dengan baik. Rasulullah SAW
yang
sudah
direncanakan
sebelumnya dapat dipahami sebagai
menghimpun,
menyalurkan,
bukanlah
melainkan
tugas
tugas yang
selaku kepala Negara, ketika melantik
7
Jurnal Ilmu Pendidikan Islam, Volume 14, Nomor 2 Juli-Desember 2015
Mu‟az
bin
Jabal
Gubernur
Dalam UU N0 23 tahiun 2011
Yaman, mengamanatkan dua hal yaitu
disebutkan, pengelolaan zakat adalah
ajaklah masyarakat mengucapkan dua
kegiatan perencanaan, pelaksanaan, dan
kalimat
pengordinasian
syahadat
sebagai
dan
perintahkanlah
kepada mereka untuk menunaikan zakat. „Abidin
Ibnu
(w.
H)menegaskan,bahwa zakat
dalam
pengumpulan,
pendistribusian, dan pendayagunaan zakat
1252
(pasal 1).Tujuannya untuk meningkatkan
mengumpulkan
efektifitas dan efesiensi pelayanan dan
adalah
hakdan
kewajibanparapenguasa untuk melindungi 3
pengelolaan pelayanan
zakat zakat
dan
meningkatkan
untuk
mewujudkan
rakyat. .Hukum asal bagi pelaksanaan
kesejahteraan
masyarakat
zakat
penanggulanagan
kemiskinan
adalah
pembagiannya
tidak
dan (pasal
dilakukan oleh pemilik harta benda
3).Serangkaian tugas yang disebutkan ini
sendiri, tetapi oleh para petugas dari
haruslah diatur oleh lembaga pengelola
badan
„Âmilah.
Sebagaimana
yang
dikutip oleh Yûsuf al-Qardlâwî, bahwa beberapa ulama, seperti „Abdul Wahab
yang berkualitas dengan pengelola yang professional. Profesional
artinyapengelola
atau
Khallâf, Abd.Rahman Hasan, Muhammad
amil itu memiliki ilmu pengetahuan
Abû Zahrah menyatakan penguasalah
tentang
yang mengumpul semua harta baik harta
ketrampilan
4
yang zahir maupun yang batin .
syariah
pengelolaan
Di Indonesia, tugas pengelolaan zakat
dan
atau zakat
undang-undang,
skill
di
baikdi
bidang bidang
administrasi maupun di bidang penyaluran
serta
dan pendayagunaan zakat, peka dan
Pancasila
cerdas dalam menganalisis masalahn yang
memberikan
timbul dari muzakki maupun mustahiq,
jaminan atas terbentuknya undang-undang
orientasi berfikirnya ke depan terutama
yang bermuatan syariah Islam. Tujuannya
pada pendayagunaan zakat produktif.
diatur
dalam
peraturan sebagai
untuk
undang-undang
pelaksanaannya. dasar
Negara
mengatur
penduduknya menghimpun,
sebagain
besar
Jika tenaga amil professional dan
agar
dalam
lembaga yang dikelolanya adalah lembaga
menyalurkan,
dan
(muslim)
yang
mampumenyajikan
program-
mendayagunakan dana zakat lebih teratur,
program yang tersusun secara sistematis,
tertib.dan
untuk
terencana, dan terarah menyentuh sasaran
kesejahteraan masyarakat sama dengan
yang sebenarnya, maka dapat dipastikan
tujuan Negara.
bahwa Badan Amil Zakat akan hadir
terarah.
Sasarannya
sebagai sebagai badan amil zakat yang
8
Jurnal Ilmu Pendidikan Islam, Volume 14, Nomor 2 Juli-Desember 2015
kuat dan bermutu. Dewasa ini di seluruh Indonesia telah
lembaganya jalan ditempat (kecuali Baznas pusat dab Baznas DKI Jakarta).
terbentuk Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS).Ini berarti kehendak undang-
C.
HASIL DAN PEMBAHASAN
undang telah terpenuhi, namun secara
Masalah amil dan lembaga pengelola
hakiki hasilguna dan dayaguna zakat
zakat
belum berbanding lurus dengan jumlah umat Islam yang tergolong kategori wajib
Penyaluran zakat yang terpola di bulan ramadhan dapat dilihat pada Grafik
zakat. Salah satu masalahnya adalah para
di
bawah
ini:
pengelola yang kurang aktif serta
Grafik 1: Pandangan Tentang Waktu Pelaksanaan Zakat
Grafik di atas menunjukkan bahwa
dilakukan. Pada umumnya responden
responden tokoh masyarakat dan pengurus
memiliki
masjid memiliki pandangan yang sama
tentang penyaluran sedekah dan zakat
tentang
termasuk
pelaksanaan
zakat
di
bulan
pengetahuan zakat
hasil
yang bumi
rendah yang
ramadhan kecuali pengelola zakat tidak
kesemuanya terpola di bulan ramadhan
membatasi
dengan asumsi bahwa tindakan derma
zakat
hanya
pada
bulan
ramadhan waktunya kapan saja boleh
apapun (zakat, sedekah,infaq) lebih afdhal
9
Jurnal Ilmu Pendidikan Islam, Volume 14, Nomor 2 Juli-Desember 2015
dilaksanakan pada bulan ramadhan. Memahami pengertian dan
tentang
kedudukan hukum zakat dan sedekah
masyarakat.Oleh karena itu maka para
amatlah penting karena digunakan sebagai
amil zakat haruslah cerdas lebih dahulu
landasan
menguasai
berpijak
untuk
melakukan
zakat,
diberikan
infaq,
oleh
sedekah amil
zakat
yang kepada
dan
seluk
harta,
beluknya.Aktifitas sosialisasi secara utuh
sumber dan peruntukannyamemerlukan
dan terus menerus hanya bisa dilakukan
tindakan cerdas.Tindakan cerdas tersebut
oleh sebuah lembaga yang aktif.
pengelolaan
harta.Mengelola
dapat terwujud manakala ada penguatan
Untuk
mengetahui
sejauhmana
melalui pendidikan, apakah dalam bentuk
masyarakat memahami hukum zakat,dapat
sosialisasi, ceramah, atau kajian tematik
dilihat pada Grafik di bawah ini‟.
Grafik 2: Pandangan tentang Hukum Zakat
Tabel diatas menunjukan bahwa
tersebut pula dapat dikemukakan bahwa
responden telah memiliki pandangan yang
kewajiban membayar zakat fitrah masih
baik tentang hukum zakat, dimana zakat
dipersepsikan kurang oleh responden
diutamakan bagi yang memiliki harta
sebagai kewajiban bagi muslim..Dalam
yang cukup dengan ketentuan yang layak
wawancara
diambilkan zakatnya. Meskipun dari tabel
pandangan yang berbeda tentang zakat
yang
dilakukan
terdapat
10
Jurnal Ilmu Pendidikan Islam, Volume 14, Nomor 2 Juli-Desember 2015
fitrah bagi anak yatim piatu. Diantara
pantinya sendiri, sedangkan sebagai amil
tokoh masyarakat ada yang berpandangan
yaitu kemampuan mengelola berbagai
bahwa anak yatim piatu (yang mondok
santunan (yang berlebih) dari masyarakat
dipanti asuhan) tidak wajib membayar
untuk didistribusikan kepada panti asuhan
zakat fitrah, sedangkan tokoh masyarakat
yang lain (yang selalu kekurangan) atau
yang lain berpandangan bahwa setiap
kepada masyarakat miskin yang ada di
umat Islam (kaya atau miskin) wajib
sekitar panti asuhan.
mengeluarkan zakat fitrah, karena zakat
Nampaknya ada korelasi antara lokasi
fitrah itu adalah zakat diri atau zakat jiwa
panti asuhan dengan banyaknya santunan
sedangkan zakat maal adalah zakat yang
yang
berkaitan dengan amwal atau harta.
berlokasi di tempat yang mudah dijangkau
Dua pandangan yang berbeda tentang
diterima.
Panti
asuhan
yang
akan memudahkan si dermawan untuk
zakat fitrah di atas ternyata dipengaruhi
menyalurkan
oleh pengalaman yang berbeda.Kalau
Menurut pengelola panti asuhan, bahwa
pendapat pertama yang tidak mewajibkan
mereka yang menyalurkan sedekahya
zakat fitrah bagi anak yatim piatu karena
terdiri atas berbagai kalangan dengan
anak yatim piatu yang mondok di panti
motivasi sebagai wujud rasa syukur
asuhan
kepada
selalu
Allah
atau
atas
sedekahnya.
reseki
kekurangan
kebutuhan
dperoleh.Namun
masih
(beras).Sedangkan
pandangan
dermawan
mempercayai
permasalahan pokok
diperhadapkan
zakat
yang
yang
ditemukan mitos
kedua yang mewajibkan setiap individu
bahwa menyalurkan zakat atau sedekah
mislim (kaya atau miskin) untuk berzakat
kepada
fitrah karena dipengaruhi oleh kehidupan
kaitannya dengan rezeki yang diperoleh.
panti asuhan yang dikelolanya tidak
panti
Berdasarkan
asuhan
tertentu
uraian
di
ada
muka
pernah kehabisan beras bahkan hampir
dapatdipahamialasan-alasan pembenaran
setiap minggu ada saja para dermawan
mengapa
mengantarkan sedekahnya dalam bentuk
diterima tidak persis sama jumlah dan
beras atau lainnya.
banyaknya antara panti asuhan satu
zakat
atau
sedekah
yang
Bertolak pada kasus di atas maka
dengan panti asuhan lainnya.Tentang
sepatutnya panti asuhan memiliki dua sisi
pengertian zakat dan sedekah, responden
peran (double standar) yaitu sebagai
mempersepsikan hukum yang sama pada
mustahiq dan sebagai amil. Sebagai
keduanya, padahal sebenarnya berbeda.
mustahiq berarti menerima santunan dari
Sekalipun dalam wawancara responden
masyarakat untuk memenuhi kebutuhan
ada yang membedakannya secara jelas,
11
Jurnal Ilmu Pendidikan Islam, Volume 14, Nomor 2 Juli-Desember 2014
bahwa zakat itu wajib hukumnya bagi muslimpemilik amwal dan sedekah adalah
pengembangan zakatkan..
harta
yang
perlu
di
sunat.Kurangnya pemahaman masyarakat
Secara ideal, penyaluran zakat yang
tentang kedudukan hukum zakat dan infaq
baik dan tepat sasaran dipengaruhi oleh
dikarenakan oleh sosialisasi zakat tidak
kemampuan si pemilik amwal melakukan
utuh.Materi
manajemen
zakat
lebih
banyak
diri
dan
harta
secara
dibicarakan saat bulan ramadhan seolah-
baik.Sasaran penyaluran zakatpun belum
olah zakat itu adalah pengamalan bulan
sepenuhnya terfokus kepada 8 asnaf
ramadhan saja. Demikian pula derma yang
sekalipun semua pihak memahami bahwa
dikeluarkan tidak jelas apakah bentuknya
menyalurkan zakat kepada fakir miskin
zakat atau sedekah.
menjadi prioritas utama. Melihat tabel dari
kurangnya
sasaran penyaluran zakat ternyata para
masyarakat
tentang
responden kurang memahami beberapa hal
pengertian zakat dan sedekah sehingga
yang terkait dengan sasaran penyaluran
jenis harta serta takaran harta yang
zakat, seperti musafir yang kekuarangan
dikeluarkan zakatnya belum sepenuhnya
bekal dianggap tidak berhak mendapatkan
dipahami oleh masyarakat. Sekalipun
zakat,
wawancara
para
makanan jajan tidak tepat mengelola zakat
responden memahami zakat perdagangan,
produktif, setuju zakat itu diberikan
zakat
persen
kepada orang tua sendiri, zakat yang
setahun.Sedangkan di bidang pertanian
diberikan kepada kerabat untuk pembeli
dan peternakan para responden ada yang
baju baru. Kenyataan seperti ini menjadi
memahami dan ada yang tidak memahami.
indikasi bahwa sosialisasi zakat perlu
Hasil wawancara dengan pemilik kebun
diperkuat dengan materi secara utuh.Salah
kelapa dan cengkeh mengakui kalua
satu item pertanyaan yang tidak disetujui
mereka
takaran
oleh responden tokoh masyarakat dan amil
sering
zakat adalah penyaluran zakat kepada
Sebagai
dampak
pemahaman
yang
profesi
dilakukan
nisabnya
belum
zakatnya.Pertanyaan
2.5
memahami yang
diperhadapkan kepada peneliti adalah tentang nisab hasil perkebunan kelapa sawitserta sasaran penyaluran zakat, dan
perempuan
dukun yang mampu.
miskin
pengelola
12
Jurnal Ilmu Pendidikan Islam, Volume 14, Nomor 2 Juli-Desember 2015
Grafik3: Pandangan Tentang sasaran Penyaluran Zakat
Tentang
Amil
Zakat,
semua
wawancara diketahui bahwa kurangnya
responden belum mengenenal lembaga
pemahaman masyarakat dikarenakan oleh
amil zakat kecuali responden amil zakat
sosialisasi masyarakat yang kurang dan
itu sendiri. Hal yang terkait dengan amil
tidak utuh sehingga ada yang memahami
adalah, responden tokoh masyarakat dan
dan sebagian besar tidak memahami.
pengurus masjid memahami bahwa zakat
Dari data dan informasi ini, maka
itu harus laki-laki, Responden kurang
makin menunjukan bahwa pemahaman
memahami manfaat menyalurkan zakat
terhadap zakat bagi umat muslim layak
lewat
terus dikembangkan dan disosialisasikan
amil
zakat
dan
akibatnya
masyarakat menyalurkan zakatnya secara
secara
individual.
pemahaman masyarakat menjadi utuh.
berkesinambungan
sehingga
Bertolak pada temuan penelitian di
Apalagi amil zakat sebagai pengemban
atas, dapat diperoleh kesimpulan bahwa
empat amanah sekaligus yaitu amanah
indikator yang terkait dengan zakat,
Allah SWT (Q.s.al-Tawbah,9:60), amanah
seperti pengertian serta kedudukan zakat
Negara (UU N0 23 tahun 2011), amanah
dan sedekah, jenis harta serta takaran
Muzakki, dan amanah Mustahiq,perlu
zakat yang harus dikeluarkan, sasaran
kerjakeras
penyaluran zakat, serta amil zakat masih
lembaganya sebagai lembaga pengelola
belum
zakat.
sepenuhnya
dipahami
masyarakat. Sekalipun dari hasil
oleh
untuk
mensosialisasikan
Penyaluran zakat yang transparan dan
13
Jurnal Ilmu Pendidikan Islam, Volume 14, Nomor 2 Juli-Desember 2014
akuntabel
akan
menjadi
dambaan
Amil zakat.Amil zakat adalah penghubung
masyarakat. Oleh karena itu, selayaknya
antara pemberi zakat (muzakki) dan
menjadi
kepedulian
pengelolaan
zakat,
mendayagunakan senantiasa
bersama
dalam
penerima
terutama
dalam
Kedudukannya sangat kuat, mendapat
dan
legitimasi dari Allah SWT (Q.S. al-
potensi
zakat
menyalurkannnya
dengan
zakat
Tawbah/9:90)
dan
(mustahiq).
diperkuat
dengan
benar kepada yang berhak. Pengelolaan
diberlakukannya UU NO 38 Tahun 1999
zakat yang dilakukan oleh amil zakat yang
dan
professional akan sangat membantu dalam
selanjutnya diperbaharui dengan UU. No
pengumpulan dan penyalurannya. Dalam
23 Tahun 2011 tentang Pengelolaan Zakat.
kaitan
ini,
pengelola
maka yang
menjadi
yang
pelaksanaannya
yang
penting
professional
pertanggungjawaban
peraturan
dan
transparan
Pendidikan vokasi pengelolaan zakat:
kepada umat yang berzakat.Pendidikan
sebagai alternatif solusi peningkatan
vokasi untuk para pengelola zakat menjadi
profesionalisme amil zakat
solusi untuk itu. Insya Allah. Lemahnya
aktifitas
Pendidikan tinggi sebagai bagian dari lembaga
sistem pendidikan nasional memiliki peran
pengelola zakat membawa konsekuensi
strategis dalam mencerdaskan kehidupan
pada rendahnya pengetahuan masyarakat
bangsa dan memajukan ilmu pengetahuan
tentang
dan teknologi dengan memperhatikan dan
manfaat
keberadaan
amil
zakat.Zakat yang terkumpul pada lembaga
menerapkan
pengelola bisa menjadi kekuatan besar
pembudayaan dan pemberdayaan bangsa
yang pemanfaatannya bisa diarahkan pada
Indonesia yang berkelanjutan (Pasal 1 (2)
upaya pemberdayaan masyarakat miskin
UU.N0 12 Tahun 2012 tentang Pendidikan
yang bermuara pada perubahan posisi
Tinggi).PendidikanTinggi adalah jenjang
orang miskin dari mustahiq (penerima
pendidikan setelah pendidikan menengah
zakat) menjadi muzakki (pembayar zakat)
yang
paling tidak menjadi mushdiq (pembayar
(UU.N0
sedekah). Potensi zakat sebagai salah satu
Pendidikan
kekuatan ekonomi umat yang kalau
tergolong Pendidikan Vokasi merupakan
dikelola
denganbaikakanmampu
Pendidikan
Tinggi
yang
mengakumulasi
modal
mahasiswa
untuk
pekerjaan
yang
pada
akhirnya menciptakan pendapatan. Pelaksanaan zakat ditentukan oleh
nilai
mencakup 12
humaniora
program
Tahun
serta
diploma
2012
Tinggi).Program
I
tentang diploma
menyiapkan dengan
keahlian terapan tertentu sampai program
14
Jurnal Ilmu Pendidikan Islam, Volume 14, Nomor 2 Juli-Desember 2015
sarjana terapan (Pasal 16).Selanjutnya
dan
disebutkan,
pelayanaan
bahwa
program
diploma
menerapkan
dalam
masyarakat
menyiapkan mahasiswa menjadi praktisi
terwujudnya
yang terampil untuk memasuki dunia
zakat.
kerja…..(Pasal 12). Pendidikan vokasi
ilmunya
optimalisasi
Pendidikan
menuju pelaksanaan
diploma
satu
akan
menganut sistem terbuka (multi-entry-exit
membekalimahasiswa dengan pengetahun
system) dan multimakna (berorientasi
serta keterampilan, ini sesuai dengan
pada
pemberdayaan,
bidang tugas pengelola zakat. Dalam
pembentukan watak, dan kepribadian,
undang-undang disebutkan, tugas amil
serta berbagai kecakapan hidup
zakat
pembudayaan,
life
adalah
melakukan
pengelolaan
skill.Orientasi pendidikan vokasi yang
organisasi dengan serangkaian kegiatan
disebutkan
perencanaan,
ini
sangat
sesuai
bagi
pelaksanaan,
dan
pengelola zakat.Pengelola zakat sebagai
pengkoordinasian dalam pengumpulan,
pihak
muzakki
pendistribusian, dan pendayagunaan zakat
(pembayar zakat) dan mustahiq (penerima
(pasal 1 UU Pengelolaan Zakat) termasuk
zakat), membutuhkan pengetahuan, skill
pengembangan
(ketrampilan),
(pasal
penghubung
antara
motivasi
beramal
dan
usaha-usaha
27
UU
produktif Pengelolaan
beribadah serta peduli terhadap kehidupan
Zakat).Pendidikan
fakir miskin, adalah sesuai dengan prinsip
pengeloaan zakat dapat menjadi solusi
yang dikandung oleh pendidikan tinggi
untuk
yaitu
zakat.Hal ini penting, agar pengelolaan
keberpihakan
masyarakat
pada
kurang
kelompok
mampu
secara
ekonomi (pasal 6). Karena
zakat
vokasi
meningkatkan
dapat
untuk
kapasitas
menerapkan
amil
manajemen
pengelolaan zakat yang baik, sesuai
program
diploma
itu
syariah, dan professional.
berjenjang dari diploma satu sampai
Diploma satu dapat berkelanjutan
diploma empat maka lama pendidikan
hingga jenjang strata tiga dengan gelar
yang dibutuhkan untuk para pengelola
Doktor Terapan yang sebelumnya hanya
zakat
sebatascommunity
dimungkinkan
untuk
2
(dua)
college
semacam
semester atau diploma satu.Pendidikan
lembaga pendidikan kejuruan. Ini adalah
diploma satu untuk pengelola zakat
peluang bagi pengelola zakat untuk
bertujuan untuk menyiapkan peserta didik
mencapai gelar akademik tertinggi.Jadi
menjadi
zakat
diploma satu dipersiapkan sebagai tenaga
professional bekerja dengan tulus dan
yang memiliki ketrampilan dasar untuk
amanah serta mampu mengembangkan
melakukan tugas profesinya sebagai
tenaga
pengelola
15
Jurnal Ilmu Pendidikan Islam, Volume 14, Nomor 2 Junli-Desember 2015
pengelola zakat.
kemiskinannya, bekerja secara sungguh-
Dalam kasus ini ada peluang yang
sungguh, berempati dengan misi yang
bisa dilakukan oleh pihak pemegang
diembannya
kebijakan
di
kemiskinan.Aspek gender, tanpa ragu-
kerjasama
dengan
bidang
merancang
agama,
BAZNAS
yaitu untuk
program
jangka
ragu
yaitu
melibatkan
perempuan
pengentasan
tenaga
pengelola
didalamnya.Data
yang
lembaga
diperoleh dari Direktori Pengelola Zakat
pendidikan tinggi vokasional di bidang
di Indonesia menunjukkan 0%-8.57%
pengelolaan zakat kalau mungkin dengan
perempuan di dalamnya.Sulawesi Tengah,
pengelolaan wakaf secara berjenjang.
hanya 1 (satu) orang perempuan dari 49
panjangdengan
membangun
Para calon mahasiswa dapat direkrut
orang laki-laki pada tahun 2002 dan
dari utusan daerah kabupaten/kota yang
kondisi
dipersiapkan
amil
Gubernur keluar pada tahun 2012 tetap 1
professional pada Badan Amil Zakatdi
(satu) orang perempuan. Sebanyak 82
kabupaten/kota.Para calon berasal dari
Badan Amil Zakat tersebar pada 76
sekolah/MadrasahAliyah kabupaten/kota
kabupaten dalam wilayah 6 provinsi se-
yang tidak dapat lagi lanjut ke pendidikan
Jawa,
akademik.Mereka dapat digaji dari dana
pengurus 3481 orang, terdapat 131 orang
yang bersumber dari APBD, APBN, dan
perempuan (4%) dari 3350 orang (96%)
hak amil (Pasal 30, 31,32, 33 UU. No 23
laki-laki
menjadi
tenaga
Tahun 2011 dan Q.s. Al-Taubah, 9:60). Jika demikian halnya
maka mereka
tidak
berubah
dengan
total
hingga
jumlah
SK
anggota
5
Keengganan masyarakat untuk tidak melibatkan
perempuan
di
dalam
diharapkan bekerja full time, berbeda
pengelolaan zakat bertolak dari pandangan
dengan
tradisional
ulama yang mensyaratkan amil zakat itu
bekerja paruh waktu tanpa sistem kerja
harus laki-laki. Pandangan ini diperkuat
yang teratur dan terarah.Pengelolaan zakat
oleh budaya pembagian kerja secara
tradisonal masih berlaku pada hampir
seksual yang menempatkan perempuan di
semua daerah di Indonesia.
wilayah domestik sedangkan urusan zakat
Ada
pengelolaan
dua
dipertimbangkana
zakat
aspek
perlu
adalah urusan publikhanya cocok untuk
rekrutmen
laki-laki.Yusuf Al-Qardawi salah seorang
yang
dalam
6
7
peserta, yaitu aspek gender dan aspek
ulama
keluarga
berjudul
miskin.Keluarga
miskin
kontemporer Fiqh
dalam
al-Zakah
bukunya
mengungkap
dimaksudkan agar mereka bisa menjiwai
pendapat sebagian ulama untuk tidak
tugasnya berdasarkan pengalaman
mensyaratkan amil zakat itu perempuan,
16
Jurnal Ilmu Pendidikan Islam, Volume 14, Nomor 2 Juli-Desember 2015
bertolak dari hadits yang artinya “Tidak
zakat.Menurut Chodorow Nancy (1992, p.
akan berhasil suatu kaum bila urusan
309) bahwa perempuan memiliki sifat
mereka diserahkan kepada perempuan).”
fleksibel yaitu familiarity, egalitariaty,
Pendapat serupa juga didasarkan atas
dan harmony.Sifat inimenjadi potensi
makna yang terkandung di dalam Q.s al-
psykologis yang diperlukan dalam tugas
Tawbah/9:60 bahwa petugas amil zakat
sebagai
tidak mencakup perempuan. Pandangan-
melakukan
pandangan yang memahami ajaran agama
wajib zakat dan mustahiq zakat.Dengan
secara
merugikan
potensi psykologisnya perempuan tidak
sebagai
sulit menyentuh bidang spiritual si wajib
khalifah adalah tugas yang diamanatkan
zakat. Motivasi internal yang bersumber
oleh Allah SWT kepada manusia laki-laki
dari dalam diri individu (Wirawan Sarlito,
dan perempuan. Perempuan yang tidak
1976:59),
menjalankan
dan
keyakinan agama si wajib zakat disebut
kemasyarakatan akan menjadi beban,
juga motivasi spiritual (al-quwwat al-
padahal di dalam diri perempuan juga ada
rûhiyah) yaitu berupa kesadaran seseorang
potensi yang perlu diaktualisasikan.
bahwa ia mempunyai hubungan dengan
tekstual
amat
perempuan.Bukankah
tugas
tugas
keagamaan
motivator
terutama
dalam
hubungan/interaksi
dengan
berarti
menekankan
pada
Tentang ayat-ayat misoginis yang
Allah SWT dan harta yang diperoleh
merugikan perempuan, ahli tafsir Quraish
bersumber dari Allah SWT. Si wajib zakat
Shihab (1000:300) menawarkan dengan
diharapkan
penafsiran metfore, Abdullah Ahmed an-
ketaatannya kepada Allah SWT sehingga
Na‟im
Dekonstruksi
ia terpanggil untuk menunaikan kewajiban
Syari‟ah mengajak umat Islam untuk
sebagai Muzakki. Jika kewajiban tersebut
menetapkan hukum berdasarkan nilai-nilai
ditunaikan maka Allah SWT menjanjikan
universal
menginterpretasikan
pahala yang berlipat ganda (Q., s. al-
kembali ayat-ayat yang diskriminatif dan
Baqarah/2:261), sebaliknya jika kewajiban
sektarian
2000:127).
menunaikan zakat ditinggalkan, maka
Rekonstriksi penafsiran teks keagamaan
Allah SWT akan memberikan ganjaran
adalah kata kunci dalam membongkar
siksa (Q., s. al-Tawbah/9:34). Motivasi
ketidakadilan terhadap perempuan..
seperti ini menurut Heidjrahman R (dalam
dalam
bukunya
dan (Abdul
Ghofur,
Peran perempuan di dalam lembaga
tumbuh
kesadaran
dan
Paudji Anoraga dan Sri Suyuti) adalah
pengelola zakat adalah sebagai muballigh
motivasi
(motivator)
mencoba mempengaruhi orang lain agar
zakat,
sebagai
muzakki/mushdiq, dan sebagai amil
positif,
yaitu
proses
untuk
menjalankan sesuatu yang kita inginkan
17
Jurnal Ilmu Pendidikan Islam, Volume 14, Nomor 2 Juli-Desember 2015
dengan cara menjanjikan keinginan untuk
profesional
mendapatkan hadiah, dalam hal ini pahala
pelatihan-pelatihan
dari Allah SWT. Inilah motivasi terkuat
pendidikan
yang
terarah.Terencana, artinya persiapan dari
ditanamkan
dalam
diri
seseorang.Motivator yang sesuai adalah
segi
perempuan.
belajar,
Tugas amil zakat yang diamanatkan
tidaklah saja
terencana,
organisasi, media
cukup
dengan
namun
perlu
sitematis,
dan
kurikulum,
sumber
pembelajaran,
materi
pembelajaran, serta rancangan waktu yang
membutuhkan
cukup, dosen untuk berbagai bidang ilmu
kemampuan yang sesuai dengan potensi
yang relevan (multidisiplin), mahasiswa,
dan peruntukan.Pada tataran keilmuan,
serta sumber dana yang telah diatur dalam
seorang amil harus menguasai ilmu-ilmu
undang-undang dan syariat APBN, APBD,
syariah, juga mesti menguasai materi-
dan dana ZIS); Sistematis, berjalan sesuai
materi fikih muamalah, undang-undang
rancangan waktu serta volume kegiatan
pengelolaan
peraturan
yang telah dipersiapkan dan disepakati
yang
bersama; Terarah, menuju visi dan misi
berhubungan dengan zakat. Selanjutnya,
organisasi yang dirancang bersama para
pemahaman
ekonomi,
stakeholder.
seperti keuangan, manajemen organisasi,
Potensi
oleh
undang-undang
serta
pelaksanaannya,
khusus
terhadap
ilmu
sumberdaya
manusia
manajemen pemberdayaan, akuntansi, dan
pengelola zakat dirasakan saat ini masih
ilmu ekonomi Islam, strategi membangun
minim
motivasi, adalah suatu keharusan yang
mengoptimalkan dan mendayagunakan
tidak bisa tidak harus dimiliki oleh Amil.
potensi zakat yang ada di wilayahnya,
Pembelajaran
untuk
sehingga pengumpulan zakat masih belum
haruslah
optimal.Apalagi jika dikaitkan dengan
diperkuat baik dalam teori keilmuan
upaya peningkatan produktifitas zakat
maupun dalam strategi pemberdayannya
untuk mengatasi kemiskinan.
pemberdayaan
(empowerment).
vocational
skill
masyarakat,
masih
belum
pembelajaran
Oleh karena itu, semakin jelas bahwa
yang diberikan adalah keterpaduan teori
tidak sejalannya antara potensi zakat yang
dan paraktek sesuai tujuan yang akan
ada dengan proses pengumpulan zakat dan
dicapai dalam pendidikan vokasi yakni
pendayagunaan zakat untuk mengentaskan
menjadi praktisi yang trampil untuk
kemiskinan umat. Hal ini karena SDM
memasukki dunia kerja sesuai bidang
pengelola
keahliannya (UU N0 12 tahun 2012)
pemahaman dan pengetahuan tentang
Mendidik
Model
pengetahuan,
amil
zakat
secara
zakat
yang
masih
minim
zakat.Pendidikan vokasional zakat sebagai
18
Jurnal Ilmu Pendidikan Islam, Volume 14, Nomor 2 Juli-Desember 2014
solusinya.
pendayagunaan
zakat
yang
dapat
digunakan untuk usaha produktif fakir miskin.
KESIMPULAN DAN SARAN
D.
Rendahnya
kecenderungan
Amil zakat selaku pemegang amanah
masyarakat menyalurkan zakat kepada
Allah SWT dan UU adalah pengendali
lembaga pengelola zakat dipengaruhi oleh
organisasi atau lembaga pengelola zakat
tiga hal.Pertama, rendahnya pengetahuan
memegang peran penting atas tugas
masyarakat tentang zakat, undang-undang
pengelolaan
pengelolaan zakat, dan lembaga pengelola
adalah
zakat.Kedua, Lembaga pengelola zakat
lemahnya
belum berperan sebagai sebuah institusi
zakat.Pendidikan
aktif
Pendidikan mahasiswa
dengan
tugas
profesional,
pengelolaan
transparan,
dan
zakat.Pendidikan
vokasi
alternative
untuk
mengatasi
sumber
daya
pengelola
Vokasi
merupakan
Tinggi
yang
menyiapkan
untuk
pekerjaan
dengan
akuntabel.Ketiga, para pengelola (amil)
keahlian terapan tertentu sampai program
zakat dipilih oleh pemerintah umumnya
sarjana
adalah tenaga pensiunan pejabat agama
menganut sistem terbuka (multi-entry-exit
dan
system) dan multimakna (berorientasi pada
tokoh
masyarakat
pemerintah
serta
aktif.Pola
pejabat
rekrutmen
terapan.Pendidikan
pembudayaan,
vokasi
pemberdayaan,
pengelola zakat tidak jelas, sistem kerja
pembentukan watak, dan kepribadian,
yang tidak teratur, program kerja yang
serta
tidak terorganisir dan tidak terarah, kerja
skill.Orientasi pendidikan vokasi yang
sukarela dengan waktu kerja yang tidak
disebutkan
teratur, tidak digaji.
pengelola zakat, dengan lama pendidikan
Praktek
pelaksanaan
zakat
dua
berbagai
kecakapan
ini
sangat
hidup
sesuai
semesterMemperkuat
life
bagi
tenaga
dipengaruhi oleh kebiasaan yang diterima
pengelola zakat adalah salah satu cara
dari orang tua mereka yang cenderung
memperkuat lembaga pengelola zakat.
menyalurkan zakat secara individual dan
Muballigh zakat sangat penting masuk
langsung
dalam jajaran struktur lembaga pengelola
kepada
mustahiq
dengan
keyakinan bahwa zakat secara lengsung
zakat.Amil
kepada
jelas
diniscayakan bisa membangun lembaga
tersosialisasinya
pengelola zakat yang aktif dan terpercaya.
lembaga pengelola zakat terutama aspek
Memformat kembali amil zakat yang
pengelolaanya
professional menjadi kewajiban yang tidak
fakir
sasarannya.Tidak
miskin
lebih
berimplikasi
pada
ketidaktahuan manfaat pengumpulan dan
zakat
di tawar-tawar lagi.
professional
DAFTAR PUSTAKA Departemen Agama Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat Islam dan Urusan Haji, 2011, Undang-Undang R.I. NO. 23 Tahun 2011 Tentang Pengelolaan Zakat, Jakarta. Departemen Agama, Dirjen Bimas Islam dan Urusan Haji, Direktorat Pengembangan Zakat dan Wakaf, 2005, Nazhir Profesional dan Amanah. Syuaib, Dahlia., 2001, Wanita dan Pelaksanaan Zakat (Studi Tentang Pemberdayaan Wanita Di Sulawesi Tengah), Disertasi Program Pascasarjana IAIN Syarif Hidayatullah Jakarta. _____________., 2009 Zakat Produktif, Dan Kontribusinya Terhadap Usaha Produktif Masyarakat, Lembaga Penelitian Untad, Palu Abu Zahrah, “Himpunan MakalahMajma‟ al-Buhûst al-Islâmiyah al-Azhâr,” Muktamar ke-2, 1385 H/1965 M, h.192. Qardlâwî, al., Yûsuf, Fiqh al-Zakah, Beirut: Muassasah ar-Risâlah, Juz I, cet ke-10, 1412 H-1991 M. Abû Zakariyah, Muhiyidin Yahya Ibn Syaraf An-Nawâwi, al-Majmu‟ SyarhulMuhazzab, Mesir: Al-Imam,
Jurnal Ilmu Pendidikan Islam, Volume 14, Nomor 2 Juli-Desember 2015
19