STRATEGI PENGEMBANGAN ORGANISASI PENGELOLA ZAKAT (OPZ) : Studi Pada LAZ Pos Keadilan Peduli Ummat Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI)
Oleh : Fachri Firdaus NIM : 203046101698
PROGRAM STUDI MUALAMAT KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H / 2008 M
STRATEGI PENGEMBANGAN ORGANISASI PENGELOLA ZAKAT (OPZ): Studi Pada LAZ PKPU
Skripsi Diajukan kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) Oleh :
Fachri Firdaus NIM : 203046101698 Di Bawah Bimbingan Pembimbing I
Pembimbing II
Drs. H. Ahmad Yani, MA NIP. 150 269 678
DR. Jaenal Aripin, M.Ag NIP. 150 289 202
PROGRAM STUDI MUAMALAT KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1429 H / 2008 M
PENGESAHAN PANITIA UJIAN Skripsi berjudul STRATEGI PENGEMBANGAN ORGANISASI PENGELOLA ZAKAT (OPZ) : Studi Pada Pos Keadilan Peduli Umat telah diujikan dalam Sidang Munaqasah Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta pada 9 September 2008. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Islam (SEI) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam). Jakarta, 9 September 2008 Mengesahkan, Dekan Fakultas Syari’ah dan Hukum
Prof. DR. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM NIP. 150 210 422 PANITIA UJIAN 1. Ketua
: Drs. Djawahir Hejazziey, SH, MA NIP. 130 789 745
(………………..)
2. Sekretaris
: Drs. H. Ahmad Yani, MA NIP. 150 269 678
(………………..)
3. Pembimbing I
: Drs. H. Ahmad Yani, MA NIP. 150 269 678
(………………..)
4. Pembimbing II
: DR. Jaenal Aripin, M.Ag NIP. 150 289 202
(………………..)
5. Penguji I
: Drs. Djawahir Hejazziey, SH, MA NIP. 130 789 745
(………………..)
6. Penguji II
: Drs. Hasanuddin, M.Ag NIP. 150 275 289
(………………..)
KATA PENGANTAR Alhamdulillah puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, pemilik samudera ilmu yang memberikan karunia, rahmat dan inayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. Shalawat dan salam tak lupa penulis haturkan kepada seorang Nabi yang mulia dan terpuji akhlaknya yang telah merubah keadaan dunia ini minal zhulumati ilan nur yaitu baginda Nabi Muhammad saw serta kepada keluarga, para sahabatnya, dan semua ummatnya yang selalu istiqomah mengikuti jejak hidup beliau dan meneruskan perjuangannya menegakkan kalimatullah. Mudah-mudahan kita semua termasuk didalamnya dan akan mendapatkan syafa’at pada hari kiamat nanti. Amiin. Dalam proses penulisan skripsi ini, penulis banyak sekali mendapati kesulitan dan hambatan. Akan tetapi, dengan adanya bantuan dan dukungan dari berbagai pihak, Alhamdulillah penulisan skripsi ini akhirnya dapat terselesaikan. Namun penulis menyadari dalam skripsi ini masih banyak sekali kekurangan sehingga saran serta kritik dengan kerendahan hati penulis terima sehingga skripsi ini dapat lebih sempurna lagi. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan banyak terima kasih kepada berbagai pihak dan instansi lainnya yang telah membimbing penulis dalam menyelesaikan skripsi ini antara lain kepada : 1.
Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Bapak Prof. DR. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM, beserta pembantu
dekan, baik sebagai para birokrasi maupun sebagai pribadi, terima kasih yang sebesar-besarnya atas segala bantuan dan dukungan yang diberikan. 2.
Ibu Euis Amalia, M.Ag, selaku Ketua Jurusan Muamalah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dan Bapak Azharuddin Lathif, M.Ag selaku Sekretaris Jurusan Muamalah yang telah banyak membantu penulis dalam menentukan judul dan dalam penyelesaian hal-hal administratif dan nasehat-nasehat yang sangat berharga.
3.
Bapak Drs. Djawahir Hejazziey, SH, MA dan Bapak Drs. H. Ahmad Yani, MA selaku Ketua dan Sekretaris Kordinator Teknis Program Non Reguler Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4.
Bapak Drs. H. Ahmad Yani, MA dan Bapak DR. Jaenal Aripin, M.Ag selaku pembimbing skripsi, yang telah sabar membimbing, memberikan saran, arahan, motivasi dan telah meluangkan waktu, tenaga dan pemikiran di selasela kesibukannya dalam penyusunan skripsi ini.
5.
Seluruh Dosen Fakultas Syariah dan Hukum Jurusan Muamalah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah banyak memberikan peranan dalam memberikan pembelajaran.
6.
Pimpinan dan seluruh staf karyawan Perpustakaan Umum dan Perpustakaan Syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah menyediakan fasilitas untuk studi kepustakaan.
7.
Bapak Dedi Sularso, A.Md selaku direktur SDMO Lembaga Kemanusiaan Nasional Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU) beserta para personil PKPU
yang telah berpartisipasi dan memberikan kontribusinya dalam memperoleh informasi, data-data dan yang telah meluangkan waktunya kepada penulis hingga dapat selesainya skripsi ini. 8.
Kedua orang tua tercinta dan tersayang, Ayahanda Muhammad Amin Permana, S.IP dan Ibunda Musonah yang telah memberikan dukungan dan do’a yang tidak pernah sedikitpun terlupakan dan sangat besar dan berarti bagi penulis, baik dukungan moril maupun materil sehingga penulisan skripsi ini dapat terselesaikan dengan baik.
9.
Untuk abangku Firwan Fajri, A.Md dan ade-adeku Firlya Fajriah, A.md dan Friyanti Fauziah dan seluruh keluarga besar ku yang telah membantu dan memberikan dukungan serta do’a yang cukup besar bagi penulis dalam pembuatan skripsi ini.
10. Teman-teman ku seperjuangan khususnya anak-anak PS A M. Arizan, Edo Gondes, Ridwan, Muzaini, Godai, Awal, Dede, Hendra, Irma, Nuramalia, Ida, Lily, Mila, Yanti, Aini, Cika, Balqis, dan teman-teman lainnya yang selalu memberikan motivasi dan dorongan sehingga terselesaikan skripsi ini, dan tak pernah akan terlupakan atas kebaikan mereka semua. Semoga kita semua sukses didunia dan juga diakhirat nanti. 11. Sahabat-sahabatku ikhwah seperjuangan dalam dakwah yaitu teman-teman Lembaga Dakwah Kampus (LDK Syahid) terima kasih atas kebersamaannya selama ini dalam satu organisasi yang berjuang demi menciptakan kondisi
kampus yang Islami dan menjalin ukhuwah yang sangat kuat serta dukungannya dalam menyelesaikan skripsi ini. 12. Guruku sang murobi ustadz Muchtar Ali, S.Ag yang banyak memberikan taujihnya kepadaku dan teman-teman halaqoh tarbawi di Cibubur akh Sofyan, Anggo, Budi Cahyana, SE, Wahyu, S.Kom, Yusfi Fajar, Dimas yang banyak membantu dan memberikan dorongan dalam menuntut ilmu di Jalan Ilahi. 13. Sahabat dakwahku ukhti Mudrika Muthoharoh yang telah banyak sekali memberikan dorongan, motivasi, do’a dan semangat yang tak henti-hentinya dengan tausiyahnya untuk penulis sehingga dapat selesai skripsi ini. Syukron ukh, Jazakillah. 14. Keluarga besar SD Hang Tuah 3 tempatku mengajar terutama kepada kepala sekolahnya Ibu Mudjiem, S.Pd yang baik hati dan pengertian yang telah banyak memberikan waktu dan dorongan dalam pembuatan skripsi ini. 15. Keluarga Bunda Ina dan Ayah Ina yang telah banyak memberikan dorongan dan semangatnya kepada penulis selama kuliah. 16. Bapak Harto (Abu Izhar) selaku guru bahasa Inggris SD Hang Tuah 3 dan keluarganya yang telah memberikan semangat dan pelajaran serta dukungan yang banyak sekali kepada penulis. Thanks for all. Mudah-mudahan atas segala bantuan serta budi baik yang penulis terima selama menjalani pendidikan mendapatkan ridho dari Allah SWT. Penulis sangat menyadari masih banyak kesalahan dan kekurangan dalam penulisan skripsi ini, oleh
karena itu penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang konstruktif agar lebih baik lagi. Akhirnya penulis menyerahkan semuanya kepada Allah SWT. Mudah-mudahan dapat balasan yang lebih baik. Harapan penulis mudah-mudahan skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan semoga skripsi ini sidikit dapat memberikan sumbangan pikiran dan saran untuk perkembangan dalam pendidikan dan bagi siapa saja yang membacanya untuk menambah ilmu pengetahuan. Amiin.
Jakarta, 27 Juli 2008
Penulis
DAFTAR ISI HALAMAN
HALAMAN JUDUL LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR ...................................................................................
i
DAFTAR ISI ..................................................................................................
vi
DAFTAR GAMBAR .....................................................................................
ix
DAFTAR DIAGRAM ...................................................................................
x
BAB I
BAB II
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ....................................................
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ................................
10
C. Tujuan dan Manfaat Penulisan ..........................................
11
D. Tinjauan Pustaka ...............................................................
12
E. Metode Penelitian .............................................................
13
F. Sistematika Penulisan ........................................................
16
KAJIAN TEORITIS TENTANG STRATEGI PENGEMBANGAN ORGANISASI A. Strategi ..............................................................................
18
1. ............................................................................... Pengerti an dan Konsep Strategi ...............................................
18
2. ............................................................................... Tipe-tipe Strategi ........................................................................
20
3. ............................................................................... Manaje
BAB III
men Strategis ...............................................................
21
B. Pengembangan Organisasi (PO) .......................................
27
1. Pengertian Pengembangan Organisasi ..................
27
2. Filsafat dan Nilai-nilai PO ....................................
33
3. Tujuan Pengembangan Organisasi (PO) ...............
35
4. Ruang Lingkup Pengembangan Organisasi ..........
38
5. Tahap-tahap Penerapan PO ...................................
39
6. Metode/Teknik Pengembangan Organisasi ...........
41
GAMBARAN UMUM POS KEADILAN PEDULI UMAT (PKPU) A. Sejarah Singkat Berdirinya PKPU ....................................
44
B. Visi dan Misi PKPU ..........................................................
45
C. Tujuan dan Nilai Budaya PKPU .......................................
45
D. Struktur Organisasi ...........................................................
46
E. Program-program PKPU ...................................................
51
F. Mitra Kerjasama PKPU .....................................................
55
G. Cabang-cabang PKPU .......................................................
58
H. Laporan Keuangan PKPU .................................................
BAB IV
58
ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN OPZ A. .................................................................................... Sekilas Tentang Analisis SWOT ...................................................
64
B. .................................................................................... Penerapa n Strategi Pengembangan Organisasi PKPU .....................
69
C. .................................................................................... Analisis SWOT terhadap Strategi Pengembangan OPZ PKPU ...... .............................................................................................
BAB V
79
PENUTUP A. .................................................................................... Kesimpu
lan ........................................................................................................
98
B. .................................................................................... SaranSaran.....................................................................................................
102
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................
104
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR
1. Gambar 2.1. Manajemen Strategi sebagai Sistem .....................................
23
2. Gambar 2.2. Tujuan Khusus Pengembangan Organisasi (PO)… .............
36
DAFTAR DIAGRAM
1. Diagram 4.1. Analisis SWOT LAZ PKPU ..................................................
87
2. Diagram 4.2. Matrik SWOT LAZ PKPU … ...............................................
88
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Ajaran Islam yang dikenal dengan agama yang tidak hanya mengurusi masalah-masalah ibadah saja tetapi ajaran yang begitu kompleks, yang menyeluruh baik masalah aqidah, ibadah, akhlaq sampai kepada masalah muamalah antar sesama. Islam sangat mengatur urusan muamalah antar manusia baik dalam bidang politik, ekonomi, sosial dan sebagainya. Manusia diciptakan oleh Allah didunia ini sebagai utusan
di
muka
bumi
(khalifah
fil
ardh)
dan
karenanya
harus
mempertanggungjawabkan segala tindakannya kepada Allah SWT. Apabila kita berbicara masalah muamalah, kita tidak terlepas dari masalah yang sangat penting untuk kehidupan kita yaitu permasalahan dibidang ekonomi yang
merupakan bidang terpenting dalam kehidupan ini demi terciptanya kehidupan yang sejahtera juga kehidupan yang selalu berkah dibawah naungan Allah SWT. Untuk terciptanya ekonomi yang sesuai dengan aturan main Islam maka diciptakanlah konsep ekonomi syariah yang bertujuan mewujudkan tingkat pertumbuhan ekonomi jangka panjang dan memaksimalkan kesejahteraan manusia (falah)1 serta mengharamkan praktek maghrib (Maisir, Gharar, Riba) yang berlandaskan berdasarkan Al-Qur’an dan Al-Hadist. Falah berarti terpenuhinya kebutuhan individu masyarakat dengan tidak mengabaikan keseimbangan makro ekonomi (kepentingan sosial), kepentingan ekologi dan tetap memperhatikan nilai-nilai keluarga dan normanorma.2 Maka dalam ekonomi syariah menciptakan bisnis syariah yang mengedepankan bisnis secara Islam sesuai dengan syariah agar meraih keuntungan tidak menghalalkan segala cara. Di negara Indonesia yang terkenal dengan sebutan negara agraris ternyata tidak sedikit yang melakukan kegiatan ekonomi dengan cara berbisnis. Sekitar tahun 1992, muncullah bank yang kegiatan usahanya sesuai dengan syariah. Pada saat itulah mulai pertumbuhan ekonomi yang berlandaskan syariah mulai berkembang pesat terlebih lagi bukan dilembaga keuangan saja seperti perbankan melainkan lembaga keuangan non bank juga banyak yang muncul di negara agraris ini. Roda perekonomian yang berkembang cukup pesat ternyata tidak juga seimbang dengan masalah-masalah sosial yang terjadi dimasyakarakat dalam suatu 1
Heri Sudarsono, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah; Deskripsi dan Ilustrasi, (Yogyakarta, EKONISIA kampus FE UII,2004), edisi 2, h.5. 2 Ibid., h.5
daerah. Untuk mengatasi masalah sosial tersebut maka banyak didirikanlah yayasan yang sudah dimulai sejak zaman pra kemerdekaan.3 Yayasan secara mudah dapat dikatakan sebagai lembaga yang didirikan bukan untuk mencari laba semata (nirlaba), walaupun dalam perjalanannya ia membutuhkan dana yang diperoleh dari kegiatan bisnis, hal ini tetap berarti bahwa kegiatan bisnis hanya untuk perolehan dana saja bukan kegiatan utama yayasan. Salah satu kategori lembaga nirlaba adalah berdasarkan sumber dana (sources of funding). Untuk itu, setiap bentuk lembaga akan terbagi sebagai berikut :4 a. Lembaga komersial, yaitu lembaga yang dibiayai oleh laba atau keuntungan dari kegiatannya b. Lembaga pemerintahan, yaitu lembaga yang dibiayai oleh masyarakat lewat pajak dan retribusi c. Lembaga nirlaba, yaitu lembaga lembaga yang dibiayai oleh masyarakat lewat donasi atau sumbangan Di Indonesia, banyak sekali masalah sosial yang belum teratasi terutama masalah kemiskinan yang melanda negeri ini. Untuk menyelesaikan masalah tersebut, Negara tidak mungkin hanya mengandalkan dari lembaga komersial dan lembaga pemerintahan tetapi negara ini juga butuh adanya suatu lembaga nirlaba yang bergerak dibidang sosial yang dapat menyelesaikan masalah-masalah sosial yang terjadi di Indonesia khususnya. 3
Pahala Nainggolan, Akuntansi Keuangan Yayasan dan Lembaga Nirlaba Sejenis, (Jakarta, PT Raja Grafindo Persada, 2005), Edisi Pertama, h.1 4 Ibid., h.1-2
Lembaga nirlaba ternyata mempunyai peranan penting dalam mengatasi masalah sosial seperti kemiskinan, pengangguran dan sebagainya. Contoh salah satu lembaga nirlaba yang sangat penting berperan aktif mengatasi masalah sosial di negara ini yaitu Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) yang didirikan dan dikelola oleh pemerintah dan swasta. Organisasi yang mengurusi pengelolaan dana zakat, infaq dan shadaqoh yang dikelola oleh pemerintah yaitu berbentuk Badan Amil Zakat (BAZ), sedangkan organisasi pengelola dibawah pemerintah yang didirikan oleh swasta atau mesyarakat yaitu Lembaga Amil Zakat (LAZ). Lembaga ini merupakan lembaga yang hanya ada dalam sistem keuangan Islam, karena Islam mendorong umatnya untuk menjadi sukarelawan dalam beramal (volunteer).5 Dana lembaga ini berasal dari dana zakat yang hanya boleh dialokasikan untuk kepentingan sosial. Lembaga ini berdiri dengan tujuan sebagai fasilitator bagi masyarakat yang ingin menginfakkan hartanya, bersedekah dan yang lebih utamanya lagi sebagai fasilitas untuk mengeluarkan zakat. Zakat merupakan salah satu tiang utama ajaran Islam yang memiliki keunikan tersendiri, selain merupakan rukun Islam yang ketiga yang memiliki dimensi ibadah yang kuat, pengaruh zakat juga sangat besar dalam aktifitas sosial ekonomi kemasyarakatan. Zakat merupakan suatu mekanisme yang mengontrol keseimbangan atau stabilitas dalam dinamika masyarakat, baik secara ekonomi maupun secara sosial. Zakat juga menjaga stabilitas hubungan golongan kaya dan miskin, sebagai
5
Heri, Bank dan Lembaga Keuangan Syariah, h. 9.
alat sosialisasi bagi setiap individu dalam Islam dan tentu saja fungsi utamanya berperan sebagai ibadah bagi manusia sesuai dengan tuntunan Allah SWT.6 Sebagaimana yang telah kita ketahui bahwa ajaran Islam sangat mewajibkan seorang muslim untuk mengeluarkan hartanya dalam bentuk zakat, sebagaimana Allah telah menerangkan didalam Al-Qur’an yang sangat banyak sekali ayatnya memerintahkan kewajiban umat muslim dalam membayar zakat. Contohnya salah satu ayat Al – Qur’an yang mewajibkan umat Islam untuk berzakat yaitu dalam surat Al – Baqarah (2) : 110 yang berbunyi :
☺
☺ ☺ (٢:١١٠ / ) اﻟﺑﻘﺮة Artinya : ”Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha melihat apa-apa yang kamu kerjakan”. Dari uraian diatas mengenai kewajiban berzakat, maka kewajiban seorang muslim adalah membuat organisasi yang terstruktur untuk mengumpulkan dan juga mengelola kemudian menyalurkan dana zakat. Organisasi yang telah berdiri saat ini yang mengurusi dana zakat dinamakan Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) yang terdiri dari BAZ dan LAZ.
6
Mustafa Edwin Nasution, Ketua Umum Ikatan Ahli Ekonomi Islam Indonesia, Seminar “Potensi Lembaga Keuangan, Universitas Islam Negeri, Rabu 17 Januari 2007
Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) merupakan organisasi sosial yang menjalankan aktivitasnya tidak berorientasi menghasilkan keuntungan semata atau organisasi nirlaba (Tabarru). Kegiatan utama organisasi jenis ini tidak ditujukan untuk meraih keuntungan secara materi. Kelangsungan hidup organisasi sangat tergantung dari berbagai sumbangan yang diberikan oleh pihak – pihak yang percaya kepada organisasi tersebut. Keterikatan antara para donatur dan organisasi biasanya disebabkan adanya kesamaan visi dan misi dari kedua belah pihak tersebut. Termasuk dalam jenis ini antara lain organisasi sosial, dakwah, dan organisasi pemberdayaan masyarakat. Organisasi pengelolaan zakat (didalamnya BAZ dan LAZ) termasuk dalam kategori jenis ini.7 Keberadaan zakat sebagai sebuah instrumen sosial ekonomi, memiliki aspek historis tersendiri pada masa kejayaan Islam. Zakat sebagai sebuah elemen dalam dimensi perekonomian telah memainkan peranan penting dalam membentuk aspek fiskal dalam struktur perekonomian sebuah negara, bahkan dalam sejarah pemerintahan Islam bagi individu yang tidak membayar zakat dianggap telah melakukan kejahatan pada sistem keuangan dalam sebuah pemerintahan. Semenjak tahun 1999 Indonesia telah memiliki Undang-Undang tentang zakat yaitu UU No. 38 tahun 1999 yang secara subtansi UU tersebut memberikan aturan dan pola hubungan antara lembaga amil zakat baik yang dikelola masyarakat ataupun oleh pemerintah. Sekitar 6 tahun pasca UU zakat tersebut disahkan, perkembangan
7
Hertanto Widodo, AK., dan Teten Kustiawan, AK., Akuntansi dan Manajemen Keuangan Untuk Organisasi Pengelola Zakat, (Jakarta: Institusi Manajemen Zakat, 2001), h.3-4
pengelolaan dana zakat dan pemanfaatannya dirasakan belum optimal jika dilihat dari potensi yang dimilikinya.8 Hal ini dikarenakan oleh beberapa faktor yang menjadi penyebabnya, salah satunya adalah dari sisi manajemen pengelolaan dana zakat dan manajemen SDM OPZ. Organisasi yang berbentuk sosial seperti Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) agar tetap eksis keberadaannya di tengah-tengah masyarakat maka organisasi ini sangat membutuhkan sekali kepercayaan penuh dari masyarakat. Agar masyarakat memiliki kepercayaan terhadap organisasi pengelola zakat (OPZ) maka kewajiban OPZ harus bekerja penuh dengan amanah dan profesional terutama dalam pengelolaan dan penyaluran dana zakat dengan melakukan trasparansi dan akuntabilitas. Untuk itu OPZ harus benar-benar dapat mengembangkan organisasinya atau lembaganya agar dapat berkembang dan memiliki kepercayaan yang baik dari masyarakat. Dari uraian di atas telah kita ketahui bahwa betapa pentingnya dana zakat yang terkumpul untuk dikelola secara baik melalui organisasi pengelola zakat dan juga diharapkan zakat ini sebagai solusi untuk mengatasi kemiskinan yang masih terjadi dinegara ini. Apalagi sekarang sudah banyak berkembang dan berdiri organisasi pengelola dana zakat baik berbentuk lembaga maupun yayasan yang didirikan oleh masyarakat untuk mengatasi permasalahan-permasalahan sosial khususnya menghapus kemiskinan. 8
Muhammad Amin Suma, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum, Seminar “Potensi Lembaga Keuangan Sosial Dalam Sistem Keuangan Syariah Di Indonesia” Universitas Islam Negeri, Rabu 17 Januari 2007.
Potensi zakat di Indonesia sungguh berpeluang besar bagi perekonomian umat. Hal ini terbukti dari jumlah penduduk muslim terbesar di dunia. Yang wajib zakat sekitar 80 juta penduduk.9 Dari data sebuah penelitian bahwa Bank Dunia (IDB) mengeluarkan pernyataan bahwa 49 % dari seluruh penduduk Indonesia hidup dalam kondisi miskin atau berpotensi menjadi miskin. Kalau dihitung perkepala, artinya ada 108,78 juta penduduk Indonesia hidupnya susah dari kurang lebih 220 juta. Memang sudah tidak bisa dipungkiri lagi bahwa, kemiskinan merupakan masalah sosial terbesar yang dihadapi bangsa Indonesia mengawali tahun 2007.10 Semakin seringnya pemerintah merancang program pengentasan kemiskinan, semakin bertambah angka kemiskinan itu sendiri artinya implementasi dari hasil program sangat jauh dari yang diharapkan. Pemerintah menggembor-gemborkan akan memfasilitasi dan mengembangkan bisnis sektor riil (menengah kebawah) namun nyatanya malah ada dana macet sekitar 200 triliyun yang terdaftar di Sertifikat Bank Indonesia. Itu artinya apa? Terdapat dana mandek dengan jumlah 200 triliyun. Siapa yang
harus
bertanggung
jawab.
Ternyata dunia perbankan lebih senang
menggenggam uangnya daripada mendistribusikan untuk pengembangan bisnis mikro.11 Untuk mengatasi masalah tersebut dan mencari solusi riil untuk mengatasi kemiskinan itu sendiri, maka dengan gencar-gencarnya organisasi sosial terutama organisasi pengelola zakat untuk menghapus kemiskinan. Tetapi pada kenyataannya 9
”Potensi Zakat Di Indonesia”, Republika, 17 Oktober 2006, h.23. “Islamic Development Bank,” Media Cetak Media Indonesia, 7 desember 2006, h.14 11 Ibid., 10
bukannya angka kemiskinan semakin turun malah justru semakin bertambah. Padahal indeks penggalangan dana ZIS dari waktu kewaktu terus menanjak. Hal mana yang menjadi penting bagi OPZ untuk ikut berkontribusi dalam menghadapi era zakat 2008 dan bagaimana OPZ menciptakan konsep untuk meningkatkan kapasitas perzakatan kedepan terutama menciptakan manajemen yang efektif. Untuk mengurangi ledakan ketidaksejahteraan hidup yang merata, tentu saja akan butuh banyak Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten terkait dengan berbagai kebutuhan operasional dan managerial pengentasan kemiskinan. Untuk mengembangkan SDM OPZ, maka OPZ juga harus melakukan pengembangan organisasi secara keseluruhan. Kebutuhan yang paling mendasar dalam rangka mengisi era zakat 2008 adalah mempersiapkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang kompeten dibidang ZIS agar dana zakat dalam terkumpul dan tersalurkan dengan baik. Kompetensi amil zakat ditunjukkan dari kemampuan, keahlian dan penguasaannya terhadap bidang kerja yang digeluti. Kesiapan SDM OPZ yang profesional dalam menyongsong era zakat 2008 merupakan kebutuhan yang tidak bisa ditawar lagi. Untuk itu, Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) harus berupaya untuk mengembangkan SDMnya agar kompeten dalam bidang mengelola dana ZIS karena SDM merupakan potensi yang menjadi motor penggerak organisasi atau perusahaan.12 Bukan hanya SDM saja yang dikembangkan tetapi seluruh aspek dalam organisasi juga harus dikembangkan.
12
H. Hadari Nawawi, Perencanaan SDM untuk Organisasi Profit Kompetitif (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2003), h.38.
Pengembangan SDM merupakan kebutuhan yang mendasar bagi lembaga sehingga harus menjadi prioritas dalam program-programnya karena hal ini merupakan salah satu kunci sukses utama dalam pencapaiannya visi, misi dan tujuan lembaga. Upaya untuk meningkatkan kemampuan profesional harus terus dilakukan. Profesionalisme seperti inilah yang seharusnya tetap dijaga untuk meneguhkan lembaga.13
Dan
juga
diperlukan
strategi yang
matang
dan
tepat
untuk
mengembangkan organisasi pengelola zakat agar ke depan semakin baik. Dari hasil penjelasan singkat uraian diatas, maka perlu mengkaji dan membahas bagaimana strategi pengembangan Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) dan upaya yang dilakukan OPZ khususnya pada LAZ PKPU dalam mengembangkan organisasinya dibidang zakat. Untuk itu, penulis tertarik untuk membahas dan mengkaji permasalahan tersebut dalam skripsi yang berjudul : “Strategi Pengembangan Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) : Studi pada LAZ Pos Keadilan Peduli Ummat”.
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah Berdasarkan pada latar belakang masalah yang didefinisikan, dan agar mendapatkan suatu batasan yang jelas sekaligus mencegah pembahasan yang meluas yang tidak ada kaitannya dengan masalah yang akan dibahas, maka penulis membatasi masalah pada 2 pokok batasan, yaitu :
13
Ibid., h.38
1. Mengenai Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) PKPU yang didalamnya membahas masalah lembaga mulai dari sejarah didirikannya lembaga sampai kepada kegiatan-kegiatannya. 2. Strategi pengembangan Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) Dari pembatasan masalah tersebut, untuk lebih memudahkan penulis dalam pembahasan skripsi ini, maka penulis membuat rumusan masalah yang muncul dalam penelitian ini yang berbentuk pertanyaan sebagai berikut : 1. Apa saja yang harus dilakukan dalam mengembangkan organisasi terutama pada Organisasi Pengelola Zakat (OPZ ) ? 2. Bagaimanakah strategi pengembangan OPZ yang dilakukan oleh LAZ PKPU? 3. Apa yang menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan juga tantangan dari kegiatan pengembangan organisasi yang dilakukan LAZ PKPU ? 4. Bagaimana analisa Strategi Pengembangan Organisasi LAZ PKPU ? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Untuk mengetahui unsur-unsur apa saja yang harus dilakukan dalam mengembangkan sebuah organisasi terutama organisasi pengelola zakat. 2. Untuk memperoleh gambaran strategi yang dilakukan oleh LAZ PKPU dalam kegiatan pengembangan organisasinya. 3. Untuk mengidentifikasi dan mengetahui apa saja yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan dari kegiatan pengembangan organisasi yang dilakukan PKPU.
4. Untuk mengetahui bagaimana analisa strategi pengembangan organisasi LAZ PKPU. Dari tujuan penelitian yang diuraikan di atas diharapkan memberikan suatu manfaat dari penulisan skripsi ini, diantaranya adalah : 1. Bagi penulis, agar mendapatkan informasi dan pengetahuan mengenai strategi pengembangan organisasi pengelola zakat 2. Bagi kalangan akademis dan mahasiswa, untuk memberikan kontribusi dan untuk menambah bahan kajian dan pustaka serta menambah khasanah pengetahuan sebagai bacaaan tambahan dan sumber referensi atau bahan kajian untuk penelitian selanjutnya. 3. Bagi masyarakat umum, sebagai wahana untuk meningkatkan wawasan dan pemahaman tentang organisasi pengelola zakat. 4. Bagi Lembaga Amil Zakat, penelitian ini diharapkan dapat menjadi input bagi LAZ di Indonesia dalam melakukan strategi pengembangan organisasinya.
D. Tinjauan Pustaka Dalam penulisan
skripsi
ini
penulis
belum menemukan
penelitian
sebelumnya, namun secara umum penulis mengambil beberapa skripsi yang menjadi penelitian bahan acuan dalam membuat skripsi ini. Diantaranya adalah : 1. Skripsi yang berjudul : “Strategi Mempersiapkan Sumber Daya Insani Mengantisipasi Perkembangan LKS”. Ditulis oleh Liana mahasiswi Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tahun skripsi: 2004.
Skripsi tersebut lebih bersifat deskriptif kualitatif dimana yang dibahas mengenai Sumber Daya Insani atau dapat juga dikatakan SDM untuk dipersiapkan dalam rangka menghadapi perkembangan Lembaga Keuangan Syariah yang didalamnya terdapat strategi pengembangan SDM. Sedangkan dalam skripsi ini penulis bukan hanya membahas mengenai strategi pengembangan SDM namun disamping membahas strategi pengembangan SDM juga akan membahas mengenai strategi pengembangan Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) dengan mengambil sampel LAZ PKPU. 2. Skripsi berjudul “Strategi Pengembangan Unit Usaha Syari’ah Melalui Layanan Syari’ah”. Ditulis oleh Siti Amalia, Fakultas Syari’ah dan Hukum Jurusan Muamalat tahun 2007. Penelitian ini lebih mengarah kepada pengembangan pada Unit Usaha Syari’ah (UUS) yang merupakan salah satu lembaga keuangan syari’ah perbankan. Penelitian ini bersifat analisis deskriptif yaitu penarikan kesimpulan dari pemaparan hasil penelitian pustaka dan penelitian lapangan mengenai konsep pengembangan UUS. Didasari penelitian ini maka penulis tertarik untuk mengkaji masalah pengembangan untuk organisasi pengelola zakat (OPZ) yang merupakan salah satu lembaga perekonomian ummat non bank.
E. Metode Penelitian Metode penelitian yang digunakan untuk penelitian ini terdiri dari :
1. Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian yang datanya bersifat kualitatif dengan menggunakan metode deskriptif analisis, yaitu penelitian yang menggambarkan suatu gejala data-data dan informasi yang berdasarkan pada fakta yang diperoleh dari lapangan.14 Kemudian penulis menggambarkan atau memaparkan analisis data tentang strategi pengembangan organisasi yang kemudian diambil kesimpulan. Dengan metode deskriptif analisis ini, penulis mengumpulkan dan memaparkan data yang diperoleh dengan melakukan Penelitian Lapangan (Field Research). Selain Field Research, penelitian ini juga dilakukan Penelitian Kepustakaan (Library Research), yaitu penulis mengumpulkan data atau informasi dengan cara membaca, mengutip dan merangkum hal-hal yang diperlukan pada buku-buku, majalah, surat kabar, brosur, dokumentasi dan sebagainya. 2. Pendekatan Adapun dalam penentuan lokasi yang menjadi objek penelitian atau pendekatan ini adalah Kantor Pusat Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) di Jl. Raya Condet No.27 G Batu Ampar Jakarta Timur 13520. 3. Sumber Data Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan dua jenis sumber data, yaitu: a. Data Primer
14
h.35
Irawan Soehartono, Penelitian Sosial, (Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 1995), Cet. 1,
Data primer merupakan data yang langsung diperoleh dari hasil wawancara. Wawancara dapat dipandang sebagai metode pengumpulan data sepihak yang dikerjakan secara sistematis dan berlandaskan pada tujuan penelitian.15 Wawancara dilakukan untuk memperoleh informasi langsung dari responden atau pengumpulan data dengan tanya jawab yang dikerjakan berlandaskan pada tujuan penelitian dengan menggunakan panduan wawancara.16 dengan penelitian langsung melalui pihak yang terkait dengan pembahasan guna memperoleh data-data mengenai strategi pengembangan organisasi. b. Data Sekunder Sedangkan data sekunder diperoleh dari data atau informasi yang diperoleh dari buku, jurnal, surat kabar, artikel atau data-data yang dikeluarkan oleh LAZ PKPU, juga diperoleh dari literatur-literatur kepustakaan seperti buku-buku, kitabkitab serta sumber lainnya yang berkaitan dengan materi skripsi ini. 3. Teknik Analisis Data Analisis data dilakukan secara Contens Analisys, yaitu setelah data diuraikan dengan analisa teoritis tentang strategi pengembangan kemudian dianalisis dengan menggunakan analisis SWOT untuk ditarik suatu kesimpulan. Analisis SWOT adalah untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dan hambatan yang
15 16
Sutrisno Hadi, Metodologi Research, (Yogyakarta : Andi, 2004), Cet.10, h. 218 Moh. Nazir, Metode Penelitian, (Bandung : Ghalia Indonesia, 2003), Cet.1, h. 193
ada pada perusahaan baik dalam perusahaan maupun di luar perusahaan, selanjutnya di analisa untuk memperoleh kesimpulan.17
4. Pedoman Penulisan Skripsi Adapun Teknik Penulisan skripsi ini merujuk pada buku “Pedoman Penulisan Skripsi yang diterbitkan oleh Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta 2007”.
F. Sistematika Penulisan Untuk lebih terarah dalam pembahasan skripsi ini, penulis membuat sistematika penulisan sesuai dengan masing-masing bab. Penulis membaginya menjadi 5 (lima) bab, yang masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab yang merupakan penjelasan dari bab tersebut. adapun sistematika penulisan tersebut adalah sebagai berikut: BAB I
Pendahuluan, berisi uraian tentang Latar Belakang Masalah, Pembatasan dan Perumusan Masalah, Tujuan dan Manfaat Penelitian, Kajian Kajian Pustaka, Objek Penelitian, Metode Penelitian dan Teknik Penulisan, serta Sistematika Penulisan
17
Yeni Nurcahyati, ”Strategi Pengembangan Organisasi”, artikel di atas diakses pada 3 Februari 2008 dari http://www.ynuryahyati.blogger.com/2008/02/Strategi - Pengembangan Organisasi.html.
BAB II
Kajian Teoritis, yang meliputi dua konsep bahasan : Pertama, Strategi terdiri dari Pengertian Strategi, Konsep Strategi, Tipe-tipe Strategi, Manajemen Strategi; Kedua, Pengembangan Organisasi (PO) terdiri dari Pengertian Pengembangan Organisasi (PO), Filsafat dan Nilai-nilai PO, Tujuan PO, Ruang Lingkup PO, Tahap-tahap penerapan PO, dan Metode/Teknik PO.
BAB III Gambaran Umum OPZ LAZ PKPU, meliputi Sejarah Singkat LAZ PKPU, Visi dan Misi LAZ PKPU, Tujuan dan Nilai Budaya Organisasi, dan Struktur Organisasi, Program-program, Mitra Kerjasama PKPU, Cabang-cabang PKPU, dan Laporan Keuangan PKPU. Bab IV
Analisa Strategi Pengembangan OPZ, meliputi: Pertama, Sekilas Tentang Analisis SWOT, Penerapan Strategi Pengembangan Organisasi PKPU, Analisis SWOT terhadap Strategi Pengembangan OPZ yang dilakukan LAZ PKPU.
BAB V Penutup. Dalam bab kelima ini merupakan akhir dari seluruh rangkaian pembahasan dalam skripsi ini. Bab ini berisi: Kesimpulan dan Saran-saran dari penulis mengenai hal-hal yang dibahas dalam skripsi ini.
BAB II KAJIAN TEORITIS TENTANG STRATEGI PENGEMBANGAN ORGANISASI
A. Strategi 1. Pengertian strategi dan konsep strategi Istilah strategi diawali atau bersumber dari dan populer di dunia militer. Kata strategi berasal dari kata Yunani yaitu Strategos, yang berarti jenderal, militer dan gabungan kata stratos (tentara) dan ago (memimpin).18 Menurut Webster’s New Dictionary, strategi adalah ilmu untuk merencanakan dan mengarahkan operasi-operasi militer berskala besar, menggerakkan pasukan ke posisi yang paling menguntungkan sebelum pertempuran sebenarnya dengan musuh.19 Sehingga penggunaan istilah strategi lebih dominan dalam situasi peperangan, sebagai tugas seorang komandan dalam menghadapi musuh, yang bertanggung jawab mengatur cara atau taktik untuk memenangkan peperangan.20 Seiring dengan berkembangnya zaman dan pola pikir manusia, strategi militer sering kali diadopsi dan diterapkan dalam lembaga profit ataupun non profit. Banyak terdapat kesamaan/kemiripan antara strategi bisnis/non bisnis dengan strategi militer. Diantaranya lembaga profit/non profit maupun militer berusaha untuk menggunakan 18
9, h. 34.
19
Fred R.David, Manajemen Strategis, (Jakarta: PT Indeks Kelompok Gramedia, 2004) edisi
Ibid., h. 34 Hadari Nawawi, Manajemen Strategi; Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2003), Cet. Kedua, h. 47. 20
kekuatan-kekuatan mereka sendiri dalam menggempur kelemahan lawan. Strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan. Dalam perkembangannya, konsep mengenai strategi terus berkembang. Hal ini dapat ditunjukkan oleh adanya konsep mengenai strategi selama 30 tahun terakhir salah satunya pada tahun 1962 menurut Chandler menyatakan bahwa strategi merupakan alat untuk mencapai tujuan perusahaan dalam kaitannya dengan tujuan jangka panjang, program tindak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya.21 Pemahaman yang baik mengenai konsep strategi dan konsep-konsep lain yang berkaitan, sangat menentukan suksesnya strategi yang disusun. Konsep-konsep tersebut adalah sebagai berikut :22 a. Distinctive Competence : tindakan yang dilakukan oleh perusahaan agar dapat melakukan kegiatan lebih baik dibandingkan dengan pesaingnya. Menurut Day dan Wensley pada tahun 1998, mengidentifikasikan distintice competence dalam organisasi meliputi : •
Keahlian tenaga kerja
•
Kemampuan sumber daya.
b. Competitive Advantage : kegiatan spesifik yang dikembangkan oleh perusahaan agar lebih unggul dibandingkan dengan pesaingnya. Keunggulan bersaing disebabkan oleh pilihan strategi yang dilakukan perusahaan untuk
21
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1997), Cet.14, h. 3. 22 Ibid., h. 4-6
merebut peluang pasar. Menurut porter, ada tiga strategi yang dapat dilakukan perusahaan untuk memperoleh keunggulan bersaing yaitu : 1) Cost Leadership, yaitu memberikan harga jual yang lebih murah dari pada harga yang diberikan oleh pesaingnya dengan nilai/kualitas produk yang sama. 2) Diferensiasi, yaitu menciptakan persepsi terhadap nilai tertentu pada konsumennya misalnya, persepsi terhadap keunggulan kinerja produk, inovasi produk, pelayanan yang lebih baik. 3) Fokus, yaitu memperoleh keunggulan sesuai dengan keunggulan bersaing sesuai dengan segmentasi dan pasar sasaran yang diharapkan. 2. Tipe-tipe Strategi Pada prinsipnya startegi dapat dikelompokkan berdasarkan tiga tipe strategi yaitu strategi manajemen, strategi investasi dan strategi bisnis.23 a. Strategi Manajemen Strategi manajemen meliputi startegi yang dapat dilakukan oleh manajemen dengan orientasi pengembangan strategi secara makro misalnya, strategi pengembangan produk, strategi penerapan harga, strategi akuisisi, strategi pengembangan pasar, strategi mengenai keuangan. b. Strategi Investasi Strategi ini merupakan kegiatan yang berioentasi pada investasi. Misalnya, apakah perusahaan ingin melakukan strategi pertumbuhan yang agresif atau 23
Freddy, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, h. 7.
berusaha mengadakan penetrasi pasar, strategi bertahan, strategi pembangunan kembali suatu divisi baru atau strategi divestasi. c. Strategi Bisnis Strategi ini sering juga disebut strategi bisnis secara fungsional karena strategi ini berorientasi pada fungsi-fungsi kegiatan manajemen, misalnya strategi pemasaran, strategi produksi atau operasional, strategi distribusi, strategi organisasi, dan strategi-strategi yang berhubungan dengan keuangan. 3. Manajemen Strategis Manajemen Strategis dapat didefinisikan sebagai ilmu tentang perumusan, pelaksanaan, dan evaluasi keputusan-keputusan lintas fungsi yang memungkinkan organisasi mencapai tujuannya. Dalam buku yang ditulis oleh H. Hadari Nawawi dikatakan bahwa manjemen strategis adalah perencanaan berkala besar (disebut perencanaan strategis) yang berorientasi pada jangkauan masa depan yang jauh (disebut VISI), yang ditetapkan sebagai keputusan manajemen puncak (keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil), agar memungkinkan organisasi berinteraksi secara efektif (disebut MISI), dalam usaha menghasilkan suatu (perencanaan operasional untuk menghasilkan barang dan/jasa serta pelayanan) yang berkualitas, dengan diarahkan pada optimalisasi pencapaian tujuan (disebut tujuan strategi dan berbagai sasaran (tujuan operasional) organisasi.24
24
H. Hadari Nawawi, Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2003), h. 149.
Pengertian yang cukup luas ini menunjukkan bahwa manajemen strategi merupakan suatu sistem yang sebagai satu kesatuan memiliki berbagai komponen yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi dan bergerak secara serentak (bersama-sama) ke arah yang sama pula. Sebagaimana dijelaskan dalam bagan di bawah ini :25
25
Ibid., h. 151
Visi & Misi Organisasi
Pilihan Strategi Analisis Internal
Analisis Eksternal Strategi utama (induk)
Tujuan Strategi / Jangka Panjang
Perencanaan Strategi Program-program Strategi
Sasaran Operasional Jangka Sedang
Rencana Operasional / Jangka Sedang (Implementasi Strategi)
Fungsi Manajemen : Pengorganisasian, Pelaksanaan dan Penganggaran
Program & Proyek Tahunan
Jaringan kerja Internal / Eksternal
Kontrol dan Evaluasi
Umpan Balik (Feed Back)
Gambar 2.1. Manajemen Strategi Sebagai Sistem
Kebijakan
Dari pengertian yang diuraikan dalam bagan diatas dapat disimpulkan beberapa karakteristiknya sebagi berikut : a. Manajemen strategis diwujudkan dalam bentuk perencanaan berskala besar dalam arti mencakup seluruh komponen di lingkungan sebuah organisasi yang dituangkan dalam bentuk Rencana strategis (RENSTRA) yang dijabarkan menjadi perencanaan operasional (RENOP), yang kemudian dijabarkan pula dalam Program Kerja dan Proyek Tahunan. b. Rencana Strategis berorientasi pada jangkauan masa depan, untuk organisasi profit kurang lebih sampai 10 tahun mendatang, sedang untuk organisasi non profit khususnya di bidang pemerintahan untuk satu generasi, kurang lebih untuk 25-30 tahun. c. VISI, MISI, pemilihan strategi yang menghasilkan Strategi Induk (utama), dan Tujuan Strategi Organisasi untuk Jangka Panjang merupakan acuan dalam merumuskan Rencana Strategi (RENSTRA), namun dalam teknik penempatannya sebagai keputusan Manajemen Puncak secara tertulis semua acuan tersebut terdapat di dalamnya. d. RENSTRA dijabarkan menjadi Rencana Operasional yang antara lain berisi program-program operasional termasuk proyek-proyek, dengan sasaran jangka sedang masing-masing, juga sebagai keputusan Manajemen Puncak. e. Penetapan RENSTRA & RENOP harus melibatkan Manajemen Puncak karena sifatnya sangat mendasar/prinsipil dalam pelaksanaan seluruh misi
organisasi, untuk mewujudkan, mempertahankan dan mengembangkan eksistensi jangka sedang termasuk jangka panjangnya. f. Pengimplementasian strategi dalam program-program termasuk proyekproyek untuk mencapai sasarannya masing-masing dilakukan melalui fungsifungsi manajemen yang mencakup pengorganisasian, pelaksanaan (actuating), penganggaran, dan control.26 Fungsi Manajemen Strategis adalah sebagai berikut :27 a. Dapat mengurangi ketidakpastian dan kekomplekan dalam menyusun perencanaan sebagai fungsi fungsi manajemen dan dalam proses pekerjaan dengan menggunakan semua sumber daya yang ada secara nyata dimiliki melalui proses yang terintegrasi dengan fungsi manajemen lainnya dan dapat dinilai hasilnya berdasarkan tujuan organisasi. b. Sebagai paradigma baru dilingkungan organisasi non profit, dapat mendorong perilaku proaktif semua pihak untuk ikut serta sesuai posisi wewenang dan tanggung jawab masing-masing. c. Sebagai sarana dalam mengkomunikasikan gagasan, kreatifitas, prakarsa, inovasi dan informasi baru serta cara merespon perubahan dan perkembangan lingkungan
operasional
tanggungjawabnya.
26 27
Ibid., h. 152 Ibid,. h. 183-184
pada
semua
pihak
sesuai
wewenang
dan
Didalam proses manajemen strategi terdapat tahap-tahap manajemen strategi terdiri dari tiga tahap, yaitu :28 a. Perumusan Strategi Mencakup
kegiatan
mengembangkan
visi
dan
misi
organisasi,
mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal organisasi, menentukan kekuatan dan kelemahan internal organisasi, menetapkan tujuan jangka panjang organisasi, membuat strategi alternatif untuk organisasi dan memilih strategi tertentu untuk digunakan. b. Pelaksanaan Strategi Pelaksanaan Strategi disebut tahap tindakan dalam manajemen strategis. Pelaksanaan strategi mengharuskan perusahaan untuk menetapkan sasaran tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan, dan mengalokasikan sumber daya sehingga perumusan strategi dapat dilaksanakan. Pelaksanaan strategi mencakup pengembangan budaya yang mendukung strategi, penciptaan struktur organisasi yang efektif, pengarahan kembali usaha-usaha pemasaran, penyiapan anggaran,
pengembangan
dan
pemanfaatan
sistem
informasi,
serta
menghubungkan kompensasi untuk karyawan dengan kinerja organisasi. c. Evaluasi Strategi Evaluasi strategi adalah tahap akhir dalam manajemen strategis. Tiga kegiatan pokok dalam evaluasi strategi adalah :
28
Fred, Manajemen strategis, h. 6-7
1) Mengkaji ulang faktor-faktor eksternal dan internal yang menjadi landasan perumusan strategi yang diterapkan sekarang ini 2) Mengukur kinerja 3) Melakukan tindakan-tindakan korektif Evaluasi strategi perlu dilakukan karena keberhasilan saat ini bukan jaminan untuk keberhasilan di hari esok. Proses manajemen strtaegis ditujukan untuk membuat organisasi dapat menyesuaikan diri secara efektif terhadap perubahan dalam jangka panjang.
B. Pengembangan Organisasi (PO) 1. Pengertian Pengembangan Organisasi Sebelum dijelaskan mengenai pengertian pengembangan organisasi, maka kita harus mengetahui terlebih dahulu mengenai makna dari organisasi. Organisasi berasal dari kata organon dalam bahasa Yunani yang berarti alat. Pengertian organisasi telah banyak disampaikan para ahli, tetapi pada dasarnya tidak ada perbedaan yang prinsip, sehingga dapat saya simpulkan bahwa organisasi merupakan sarana untuk melakukan kerjasama antara orang-orang dalam rangka mencapai tujuan bersama, dengan mendayagunakan sumber daya yang dimiliki.29 Organisasi menurut Chester I. Barnard merupakan sebuah system dari aktivitas yang dikoordinasi secara sadar oleh dua orang atau lebih.
29
Hasbullah Ghazaly, “Manajemen dan Pengembangan Organisasi”, artikel diakses pada 4 April 2008 dari http://hasbullah ghazaly.blogspot.com/2008/03/manajemen-dan-pengembanganorganisasi.html.
Organisasi mengandung empat karakteristik, yaitu :30 a. Adanya koordinasi usaha b. Mempunyai tujuan bersama c. Terdapat pembagian kerja d. Adanya hierarki kekuasaan Dan pada prinsipnya setiap organisasi harus memiliki 3 unsur dasar, yaitu :31 a. Orang-orang (sekumpulan orang), b. Kerjasama, c. Tujuan yang ingin dicapai, Sedangkan pengertian organisasi dapat dilihat dari sudut statis dan dinamis sebagai berikut :32 a. Organisasi dalam pengertian statis Organisasi adalah wadah tempat berhimpun sejumlah manusia (dua atau lebih) karena memiliki kepentingan yang sama. b. Organisasi dalam pengertian dinamis Organisasi adalah proses kerja sama sejumlah manusia (dua orang atau lebih) untuk mencapai tujuan tertentu yang disepakati bersama. Pada hakikatnya setiap individu harus berusaha memenuhi kebutuhannya yang akan lebih mudah memenuhinya jika dilakukan secara bersama-sama daripada
30
Wibowo, Manajemen Perubahan, (Jakarta, PT RajaGrafindo Persada, 2006), h. 309 http://hasbullah ghazaly.blogspot.com/2008/03/manajemen-dan-pengembanganorganisasi.html. 32 Hadari, Managemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan, h. 7 31
secara perorangan. Sehubungan dengan itu bagi sejumlah manusia yang membentuk organisasi sebagai usaha kerjasama untuk memenuhi kebutuhan tersebut sebagai kepentingan bersama. Berdasarkan uraian singkat di atas dapat disimpulkan bahwa : a. Manusia membutuhkan organisasi dan organisasi membutuhkan manusia b. Manusia adalah penggerak organisasi, sehingga berarti juga organisasi tidak akan berfungsi tanpa manusia c. Organisasi merupakan wadah untuk memenuhi kebutuhan manusia, sebaliknya kebutuhan manusia merupakan obyek kegiatan organisasi.33 Organisasi diciptakan untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Sesuai dengan perjalanan waktu, organisasi tumbuh dan berkembang. Untuk itu organisasi harus berkembang sebagai organisasi pembelajaran. Dalam lingkungan yang semakin kompetitif, organisasi perlu melakukan perubahan sesuai dengan tuntutan lingkungan. Untuk itu, organisasi perlu selalu melakukan inovasi untuk mencapai standar keunggulan.34 Yaitu dengan melakukan pengembangan organisasi yang biasa disingkat dengan PO. Di bawah ini akan dijelaskan mengenai beberapa pendapat tentang pengertian PO sebagai berikut :35
33
Ibid,. h. 218 Wibowo, Manajemen Perubahan, h. 309 35 Hadari, Managemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan, h. 218 34
a. Fred Luthans mengatakan bahwa PO adalah pendekatan modern dalam manajemen terhadap perubahan dan perkembangan organisasi dari sudut Sumber Daya Manusia.36 b. Warren G. Bennis mengatakan bahwa PO merupakan respon terhadap perubahan yang berhubungan dengan segi pendidikan yang komplek untuk merubah keyakinan, sikap, nilai-nilai dan struktur organisasi, agar mampu mengadaptasi secara baik teknologi baru, perubahan masyarakat yang dilayani, dan tantangan-tantangan di dalam perubahan yang rumit tersebut.37 c. Wendel L. French dan Cecil H. Bell, Jr yang mengatakan bahwa PO adalah usaha jangka panjang untuk meningkatkan kemampuan sebuah organisasi dalam memecahkan masalah, dan proses pembaharuan, terutama melalui manajemen dan kerjasama yang lebih efektif sebagai budaya yang dikembangkan dalam organisasi.38 d. Tyagi berpendapat bahwa pengembangan organisasi adalah usaha terencana, sistematis, teroganisasi, dan kolaboratif di mana prinsip pengetahuan tentang perilaku dan teori organisasi diaplikasikan dengan maksud meningkatkan kualitas kehidupan.39 e. Greenberg dan Baron mengemukakan bahwa pengembangan organisasi adalah serangkaian teknik ilmu sosial yang dirancang untuk merencanakan
36
Ibid., h. 218 Ibid., h. 218-219 38 Ibid., 39 Wibowo, Manajemen Perubahan, h. 310 37
perubahan dalam pengaturan kerja dengan tujuan untuk meningkatkan pengembangan pribadi individual dan memperbaiki efektivitas fungsi organisasi.40 Konsep Strategi Pengembangan Organisasi merupakan upaya meningkatkan kemampuan organisasi berdasarkan persepektif waktu jangka panjang yang terdiri dari serangkaian penahapan dengan penekanan pada hubungan antar individu, kelompok dan organisasi sebagai keseluruhan. Pengembangan organisasi dapat juga dikatakan aplikasi pendekatan kesisteman terhadap hubungan fungsional, struktural, teknikal, dan personal dalam organisasi. Pengembangan organisasi merupakan suatu perubahan organisasi, oleh karena itu persepsi tentang perlunya perubahan harus dirasakan karena hanya dalam kondisi demikianlah para anggota organisasi dapat diyakinkan bahwa dalam upaya mencapai tujuan dan berbagai sasaran organisasi, diperlukan cara kerja baru, metode kerja baru, dan bahkan mungkin strategi dan visi yang baru.41 Salah satu ciri umum pengembangan organisasi adalah bahwa pengembangan organisasi merupakan suatu proses yang terus menerus dan dinamis. Pelaksana harus mampu mengubah strategi selama proses sedang berlangsung sebagai akibat masalah-masalah yang timbul dan kejadian-kejadian organisasi. Moekijat mengutip pendapat Gary Dessler mengatakan bahwa ciri umum pengembangan
organisasi
adalah
suatu
strategi
yang
dimaksudkan
untuk
menimbulkan perubahan organisasi yang telah direncanakan. Ada empat tipe 40
Ibid., h. 311 Sondang P. Siagian, Teori Pengembangan Organisasi, (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), Ed. 1, Cet. 4, h. 21 41
pengembangan organisasi, yakni pengembangan teknologi, pengembangan produk, administratif dan pengembangan sumber daya manusia.42 Fokus PO adalah peningkatan proses pembaruan organisasional sedemikian rupa sehingga manajernya dengan cepat mempu melakukan perubahan pada kultur organisasi yang dipimpinnya guna siap menghadapi permasalahan baru yang pasti timbul. Untuk kepentingan tersebut, 3 faktor utama yang harus diperhatikan ialah :43 a. Visi masa depan b. Rancang bangun suatu model perubahan c. Penghargaan terhadap perilaku yang memperlancar terjadinya perubahan PO dikatakan sebagai instrumen ilmiah dalam meningkatkan efektifitas dan kesehatan organisasi karena PO mengandung unsur-unsur :44 a. Terencana b. Mencakup seluruh organisasi c. Berdampak jangka panjang d. Melibatkan manajemen puncak e. Menggunakan
berbagai
bentuk
intervensi
berdasarkan
pendekatan
keperilakuan Dari uraian beberapa pengertian diatas, disimpulkan bahwa pengembangan organisasi merupakan kegiatan dari sebuah organisasi yang terencana untuk
42
Ipong Dekawati, “Strategi Pengembangan Perguruan Tinggi Swasta”, artikel di atas diakses pada 4 April 2008 dari http://educare.e-fkipunla.net 43 Sondang P. Siagian, Teori Pengembangan Organisasi, h. 31 44 Ibid., h. 3
mengadakan perubahan yang dapat menghasilkan perubahan dalam pekerja individual, kelompok kerja, dan/atau seluruh organisasi dengan tujuan menciptakan organisasi yang baik/sehat (Good Organization). Sebagaimana telah dikatakan Allah SWT dalam Al-Qur’an surat Ar-Ra’d ayat 11 yang berbunyi :
:
اﻟﺮﻋﺪ
) (١١
Artinya : “Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan suatu kaum sehingga mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri Ayat diatas jelas bahwa dalam membangun suatu organisasi diperlukan sebuah perubahan pengembangan organisasi agar menjadi lebih baik dari sebelumnya karena berdasarkan ayat diatas dijelaskan bahwa Allah tidak akan merubah keadaan mereka, selama mereka tidak merubah sebab-sebab kemunduran mereka. 2. Filsafat dan Nilai-nilai Pengembangan Organisasi (PO) Filsafat Organisasi berisi nilai-nilai/norma-norma yang mengatur perilaku organisasi, melalui cara berpikir, bersikap dan berperilaku setiap dan semua personil sebagai anggota yang terhimpun didalamnya. Pengembangan Organisasi (PO) untuk mewujudkan organisasi yang lebih sehat, sangat dipengaruhi oleh nilai-nilai/normanorma yang dipedomani dalam cara berpikir, bersikap dan berperilaku anggota organisasi, termasuk dilingkungan organisasi non profit. Perilaku organisasi yang
sehat/baik berpedoman pada nilai-nilai/norma-norma yang disebut Etika dan Tanggung Jawab Sosial yang tercermin melalui pelaksanaan tugas-tugas pokoknya.45 Dilingkungan organisasi non profit seperti Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) harus diorientasikan untuk kepentingan masyarakat, sebagai pelaksanaan tanggung jawab sosial dalam melaksanakan tugas pelayanan umum (public service) dan peningkatan kesejahteraan masyarakat. Filsafat PO harus dimanifestasikan dalam cara berpikir, bersikap dan berperilaku yang bebas dari deskriminasi dan tekanan atau harus didasarkan pada pemberian hak, kewajiban dan perlakuan yang sama pada setiap dan semua SDM di lingkungan sebuah organisasi. Yang dimaksud SDM disini yaitu tenaga kerja yang bekerja pada suatu organisasi. Ethika46 dan tanggung jawab sosial dalam kegiatan PO pada dasarnya merupakan pengontrol kebebasan SDM sebagai individu dalam melaksanakan wewenang masing-masing. Kontrol itu harus didasarkan/berorientasi pada nilai-nilai teknis yang terarah pada peningkatan keterampilan/keahlian kerja sesuai dengan tuntutan perkembangan lingkungan di zamannya. Nilai-nilai teknis itu antara lain sebagai berikut :47 a. PO dilaksanakan sebagai kegiatan untuk melaksanakan kualitas kerja dan hasilnya. 45
Hadari, Managemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan, h. 225 Ethika menurut Andrew J. Dubrin dalam bukunya Essential of Management mengatakan bahwa “Ethika adalah studi tentang tanggung jawab moral dengan membedakan yang benar dan salah, dan dikembangkan sebagai konsep tanggung jawab sosial.” 47 Ibid., h. 229-230 46
b. PO dilaksanakan untuk meningkatkan kemampuan bertanggung jawab dalam bekerja, yang dimanifestasikan dalam peningkatan disiplin diri dalam disiplin kerja, efisiensi dan efektifitas tim kerja (team work), motivasi untuk berprestasi dan mencapai sukses dalam bekerja, serta meningkatkan kebanggaan pada organisasi. c. PO
dilaksanakan
untuk
meningkatkan
sikap
percaya
diri,
yang
dimanifestasikan dalam kesediaan dan kemampuan mempercayai orang lain dalam bekerja, kesediaan bekerja, tekun dan gigih dalam memberikan kontribusi bagai tercapainya tujuan strategi organisasi. d. PO dilaksanakan untuk meningkatkan dan mengembangkan sikap sentivitas (kepekaan) berupa kepedulian SDM terhadap masalah, kesulitan, dan kepentingan organ lain di dalam dan di luar organisasi non profit masingmasing.48 3. Tujuan Pengembangan Organisasi (PO) Tujuan umum PO adalah untuk menerapkan inovasi baru yang belum didayagunakan
di
lingkungan
sebuah
organisasi,
sebagai
perubahan
dan
pengembangan yang dapat meningkatkan kemampuan organisasi dalam mewujudkan eksistensinya sebagai organsasi yang semakin sehat/baik dari kondisi sebelumnya.49
48 49
Ibid., Ibid., h. 231
Sedangkan tujuan khusus PO adalah :50 a. Mengubah dan mengembangkan perspektif organisasi, melalui usaha memperluas wawasan SDM. Perubahan dan pengembangan itu berkenaan dengan aspek-aspek sebagai berikut : 1) Meningkatkan kemampuan melakukan tindakan/kegiatan organisasi sesuai dengan nilai-nilai baru di zamannya. 2) Meningkatkan kemampuan mewujudkan nilai-nilai baku dalam kehidupan organisasi, seperti kejujuran, keeterbukaan, kebenaran, dan lain-lain. 3) Mengembangkan penghayatan, keperdulian dan kepekaan pada nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat universal (menyeluruh). 4) Memantapkan dan mengembangkan kemampuan mengimplementasikan nilai-nilai sosial yang berlaku dan dihormati dalam kehidupan berorganisasi. 5) Mengembangkan
sikap
bahwa
menerima
pelimpahan
wewenang
merupakan tanggung jawab. b. Meningkatkan kemampuan mengadaptasi perubahan teknologi c. Peningkatan keterampilan/keahlian dan pengetahuan d. Pengembangan kemampuan meningkatkan produktivitas dan pelayanan umum yang berkualitas e. Peningkatan kemampuan mengadaptasi perubahan sosial
50
Ibid., h. 231-234
Tujuan khusus PO sebagaimana diuraikan di atas dapat digambarkan dalam bagan seperti di bawah ini : 51 Perspektif Organisasi Adaptasi Perusahaan Sosial (Sensitivitas)
Adaptasi Perubahan & Perkembangan Teknologi TUJUAN PO
Peningkatan Produktifitas & Kualitas Pelayanan
Peningkatan Pengetahuan, Keterampilan, Keahlian
Gambar 2.2. Tujuan khusus Pengembangan Organisasi (PO) Sasaran utama PO adalah :52 a. Peningkatan efektivitas organisasi sebagai suatu sistem yang terbuka b. Mengembangkan potensi yang mungkin masih terpendam dalam diri para anggota organisasi menjadi kemampuan operasional yang nyata c. Intervensi keperilakuan dilaksanakan melalui kerjasama antara manajemen dengan para anggota organisasi untuk menemukan cara-cara yang lebih baik demi tercapainya tujuan individu dalam organisasi dan tujuan organisasi sebagai keseluruhan 51 52
Ibid., h. 235 Sondang P. Siagian, Teori Pengembangan Organisasi, h. 3
4. Ruang Lingkup Pengembangan Organisasi (PO) Ruang lingkup dari kegiatan PO adalah sebagai berikut : a. Mengatasi sentralisasi yang berlebih-lebihan b. Mencegah keterlambatan dan penundaan pengambilan keputusan c. Mewujudkan kemampuan melaksanakan kontrol dan pengendalian sebagai sistem d. Meningkatkan kemampuan koordinasi e. Meningkatkan keterampilan/keahlian kerja f. Perbaikan kondisi kualitas kehidupan kerja Aspek-aspek dalam kualitas kehidupan kerja terdiri dari : 1) Partisipasi SDM 2) Pengembangan karier 3) Penyelesaian konflik 4) Kesehatan kerja 5) Keselamatan kerja 6) Kompensasi yang layak/sesuai 7) Kebanggaan pada organisasi g. Peningkatan kemampuan menjaring, mengolah dan menggunakan infromasi h. Peningkatan sensivitas (kepekaan) SDM.53
53
Hadari, Managemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan, h. 236-261
5. Tahap-tahap Penerapan Pengembangan Organisasi (PO) Dalam menerapkan PO, organisasi memerlukan konsultan yang ahli dalam bidang perilaku dan pengembangan organisasi. Konsultan tersebut bersifat sebagai agen pembaruan (agent of change) dan fungsi utamanya adalah membantu warga organisasi menghadapi perubahan, melalui teknik teknik PO yang sesuai dengan kebutuhan organisasi tersebut. Proses penerapan PO dilakukan dalam empat tahap : a. Tahap pengamatan sistem manajemen atau tahap pengumpulan data. Dalam tahap ini konsultan mengamati sistem dan prosedur yang berlaku di organisasi termasuk elemen elemen di dalamnya seperti struktur, manusianya, peralatan, bahan bahan yang digunakan dan bahkan situasi keuangannya. Data utama yang diperlukan adalah : 1) Fungsi utama tiap unit organisasi 2) Peran masing masing unit dalam mencapai tujuan dan sasaran organisasi 3) Proses pengambilan keputusan serta pelaksanaan tindakan dalam masingmasing unit 4) Kekuatan dalam organisasi yang mempengaruhi perilaku antar kelompok dan antar individu dalam organisasi b. Tahap diagnosis dan umpan balik. Dalam tahap ini kualitas pengorganisasian serta kegiatan operasional masing masing elemen dalam organisasi dianalisis dan dievaluasi. Ada beberapa kriteria yang umum digunakan dalam mengevaluasi kualitas elemen elemen tersebut, diantaranya :
1) Kemampuan beradaptasi, yaitu kemampuan mengarahkan kegiatan dan tenaga dalam memecahkan masalah yang dihadapi 2) Tanggung jawab; kesesuaian antara tujuan individu dan tujuan organisasi 3) Identitas; kejelasan misi dan peran masing masing unit 4) Komunikasi; kelancaran arus data dan informasi antar-unit dalam organisasi 5) Integrasi; hubungan baik dan efektif antar-pribadi dan antar-kelompok, terutama dalam mengatasi konflik dan krisis 6) Pertumbuhan; iklim yang sehat dan positif, yang mengutamakan eksperimen dan pembaruan, serta yang selalu menganggap pengembangan sebagai sasaran utama c. Tahap
pembaruan
dalam
organisasi.
Dalam
tahap
ini
dirancang
pengembangan organisasi dan dirumuskan strategi memperkenalkan perubahan atau pembaruan. Strategi ini bertujuan meningkatkan efektivitas organisasi dengan cara mengoreksi kekurangan serta kelemahan yang dijumpai dalam proses diagnostik dan umpan balik. Mengingat bahwa setiap perubahan yang diperkenalkan akan mempengaruhi seluruh sistem dalam organisasi, bahkan mungkin akan mengubah sistem distribusi wewenang dan struktur organisasi, rancangan strategi pembaruan harus didiskusikan secara matang dan mendapat dukungan penuh pimpinan puncak. d. Tahap implementasi pembaruan. Tahap akhir dalam penerapan OD adalah pelaksanaan rencana pembaruan yang telah digariskan dan disetujui. Dalam tahap
ini konsultan bekerja secara penuh dengan staff manajemen dan para penyelia. Kegiatan implementasi perubahan meliputi : 1) Perubahan struktur 2) Perubahan proses dan prosedur 3) Penjabaran kembali secara jelas tujuan sasaran organisasi 4) Penjelasan tentang peranan dan misi masing-masing unit dan anggota dalam organisasi54 6. Metode/Teknik Pengembangan Organisasi (PO)/Organization Development a. Survey Feedback Suatu teknik pengembangan organisasi di mana kuesioner dan interview digunakan untuk mengumpulkan informasi tentang masalah yang terkait dengan organisasi. Informasi ini dibagikan kepada pekerja, kemudian digunakan sebagai dasar untuk melakukan perubahan organisional.55 b. Sensitivity Training Training dilakukan untuk mengembangkan wawasan personal. Sensivity training
merupakan
teknik
pengembangan
organisasi
yang
melakukan
peningkatan pemahaman pekerja atas perilaku mereka sendiri dan dampaknya terhadap orang lain. Sensitivity Training dimaksudkan untuk meningkatkan sensivitas orang-orang dalam memahami diri sendiri dan orang lain, juga untuk
54
Basuki, “Pengembangan Organisasi”, artikel di atas diakses pada 4 April 2008 dari http://basuki1.ganeca.net. 55 Wibowo, Manajemen Perubahan, h. 311
memperbaiki mereka tentang bagaimana bertingkah laku dalam memperngaruhi orang lain.56 c. Team Building Team Building merupakan suatu teknik di mana pekerja mendiskusikan persoalan yang berhubungan dengan kinerja kelompok kerja mereka.57 Ada 2 pendekatan yang digunakan di dalam usaha-usaha team building : 1) Suatu pendekatan yang mempunyai fokus pada proses-proses di dalam tim itu, seperti perkembangan hubungan-hubungan kerja tim atau kemampuan untuk menyelesaikan problem dalam tim. 2) Suatu pendekatan yang mempunyai konsentrasi pada tugas-tugas tim, yang menekankan pada tindakan perencanaan dan pencapaian tujuan.58 d. Quality of work life programs Teknik yang dirancang untuk memperbaiki fungsi organisasional dengan memanusiakan
tempat
kerja,
membuatnya
lebih
demokratis,
dan
mengikutsertakan pekerja dalam pembuatan keputusan.59 e. Management by objectives Suatu teknik di mana manajer dan bawahannya bekerja bersama menetapkan, kemudian mencapai tujuan organisasional. Langkah-langkah yang ditempuh adalah :
56
Yayat M Herujito, Dasar-dasar Manajemen, (Jakarta: PT Graznido, 2001), h. 227 Wibowo, Manajemen Perubahan, h. 311-312 58 Yayat, Dasar-dasar Manajemen, h. 232-233 59 Wibowo, Manajemen Perubahan, h. 312 57
1) Mengembangkan rencana tindakan, di mana manajer dan bawahan bekerja bersama menetapkan tujuan yang spesifik dan dapat diukur. 2) Mengimplementasikan rencana, di mana progres pencapaian tujuan secara hati-hati dimonitor, dan membuat koreksi yang diperlukan. 3) Mengevaluasi hasil, di mana dilihat apakah tujuan telah dicapai.60
60
Ibid., h. 312
BAB III GAMBARAN UMUM POS KEADILAN PEDULI UMAT (PKPU)
A.
Sejarah singkat berdirinya PKPU61 Krisis yang terjadi pada 1997 mempengaruhi kondisi perekonomian bangsa
dan rakyat Indonesia. Menyikapi krisis yang berkembang, 17 September 1998 sejumlah anak-anak muda yang enerjik melakukan aksi sosial disebagian besar wilayah Indonesia. PKPU didirikan untuk merespon permasalahan sosial masyarakat serta krisis ekonomi dan moneter berkepanjangan yang belum selesai sejak terjadi krisis di tahun 1997. Selain itu, juga ingin membantu masyarakat yang tertimpa musibah dan bencana baik bencana kemanusiaan maupun bencana alam. Menindak lanjuti aksinya, mereka kemudian menggagas entitas kepedulian publik yang bisa bergerak secara sistematis. Maka pada 10 Desember 1999 para penggagas dan pendirinya mendaftarkan PKPU ke Notaris untuk mendirikan PKPU sebagai yayasan atau LSM dan lahirlah lembaga sosial yang bernama Pos Keadilan Peduli Ummat.62 Dalam perkembangannya, PKPU menyadari bahwa potensi dana ummat yang berasal dari Zakat, Infaq dan Shadaqah sangat besar. Sebagai negara berpenduduk
61 62
http://www.pkpu.or.id Dedi Sularso, Direktur SDMO PKPU, Wawancara Pribadi, Jakarta, 22 Mei 2008
muslim terbesar di dunia, Indonesia bisa mengoptimalkan dana ZIS-nya untuk memberdayakan masyarakat miskin. Pada tanggal 8 Oktober 2001, PKPU mendapat pengukuhan sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional sesuai dengan SK. Menteri Agama RI No 441. Hal itu membuktikan bahwa kepercayaan masyarakat kepada PKPU semakin besar.
B.
Visi dan Misi PKPU 1. Visi “ Menjadi Lembaga Terpercaya Dalam Membangun Kemandirian” 2. Misi a) Mendayagunakan program rescue, rehabilitasi dan pemberdayaan untuk mengembangkan kemandirian. b) Mengembangkan kemitraan dengan masyarakat, perusahaan, pemerintah dan lembaga swadaya masyarakat dalam dan luar negeri. c) Memberikan pelayanan informasi, edukasi dan advokasi kepada masyarakat penerima manfaat (beneficiaries).
C.
Tujuan dan Nilai Budaya Organisasi 1. Tujuan a. Terdepan dalam memberikan solusi masalah kemanusiaan. b. Terbangunnya loyalitas donatur dan mitra dalam dan luar negeri.
c. Terciptanya
pengembangan
lembaga
sesuai
dengan
dinamika
dan
perkembangan masyarakat. d. Terbentuknya jaringan kerja dengan azaz saling memberikan manfaat. e. Terbangunnya solidaritas dalam mengembangkan kemandirian masyarakat. 2. Nilai Budaya63 Beberapa point yang menjadi nilai budaya bagi PKPU adalah : a. Jujur b. Ikhlas c. Seimbang d. Tanggung Jawab e. Inovatif f. Proaktif g. Inklusif D. Struktur Organisasi Pada saat masih menjadi bagian dari Partai Keadilan dengan nama Departemen Kesejahtetaan Sosial (Depkessos), lembaga ini mengikuti aturan struktur yang berlaku di partai yaitu di dalamnya terdapat unsur ketua, sekretaris, bendahara dan divisi-divisi. Setelah menjadi yayasan dengan nama PKPU, dilakukan penyesuaian struktur.64 Pada dasarnya struktur organisasi PKPU tidak terlalu banyak dan berbelit. Mereka beranggapan bahwa yang dijadikan pengurus adalah bidang63
Dedi Sularso, Direktur SDMO PKPU, Wawancara Pribadi, Jakarta, 22 Mei 2008 Pusat Bahasa dan Budaya UIN, Revitalisasi Filantropi Islam (Jakarta: Pusat Bahasa dan Budaya UIN, 2005), h.179. 64
bidang yang dibutuhkan dalam menjalankan program. Kepengurusan yang ramping dan tidak rumit memungkinkan koordinasi yang maksimal untuk organisasi sejenis LSM tersebut. Terlihat beberapa orang yang duduk di kepengurusan hanya enam orang yang menduduki kursi kepengurusan, sebagai direktur satu orang, dan koordinator program, lima orang. Mereka menyebut enam orang tersebut dengan sebutan “Tim Manajemen”. Karena sebenarnya banyak juga yang membantu kegiatan mereka yang berada pada staf. Struktur PKPU secara garis besar dibagi dalam empat bagian yang terdiri dari: 1. Dewan Pendiri, yaitu mereka yang pertama kali mendirikan yayasan ini. Mempunyai kewenangan penuh untuk mengangkat dewan pengurus, dewan pembina, dan dewan pengawas. 2. Dewan Pembina, yaitu mereka yang memberikan pembinaan dan masukanmasukan untuk pelaksanaan program. 3. Dewan Pengawas, yaitu mereka yang mengawasi jalannya program yang dilakukan oleh lembaga. 4. Dewan Pengurus, yaitu mereka yang melaksanakan program kerja dari kepengurusan yayasan. Dewan Pendiri, terdiri dari : a. DR. H. Naharus Surur b. Drg. Hardiono, Sp. BM c. Achmad Zaki, Ak d. M. Novel Aryadi, ST
e. Dedi Sularso, Amd Dewan Pembina, terdiri dari : a. DR. Salim Segaf Al Jufri b. DR. Agus Nurhadi c. DR. Ahmad Satori Ismail Dewan Pengawas, terdiri dari : a. DR. Surahman Hidayat b. Drg. Hardiono, Sp. BM c. KH. Abdul Hasib, Lc Untuk dewan pelaksana (pengurus harian), tugas wewenangnya adalah sebagai berikut : 1. Direktur Program, mengetahui dewan pelaksana untuk merencanakan dan membagi tugas kepada koordinator untuk melaksanakan program yang telah disepakati. 2. Pengembangan Program, merencanakan dan menganalisa program-program, dan mengupayakan bentuk-bentuk kegiatan untuk mengembangkan program. 3. Administrasi dan informasi, membantu sekretaris untuk mengelola pembukuan, mendokumentasikan informasi di lapangan dan menjadi pusat informasi tentang yayasan. 4. Keuangan, membantu bendahara dalam merancang pembiayaan kegiatan dan pembukuan keuangan. Penghimpunan dana dan bantuan, menggalang dana dari
berbagai usaha seperti zakat, infaq, shadaqah, wakaf, kaffarot, dana kemanusaiaan dan dana-dana lain yang sah dan tidak mengikat. 5. Hubungan masyarakat, mempromosikan kegiatan yayasan kepada pihak donatur dan khalayak ramai dengan berbagai macam media informasi. Pada tahun 2005 terjadi perubahan struktur dan perubahan nama struktur hingga saat ini yang dulunya ada dewan pendiri sekarang ditiadakan. Adapun susunan struktur yang baru adalah :65 Dewan Pembina
: DR. Salim Segaf Al Jufri DR. Agus Nurhadi DR. Ahmad Satori Ismail
Dewan Pengawas
: DR. Surahman Hidayat Drg. Hardiono, Sp. BM KH. Abdul Hasib, Lc
Dewan Pengurus
: DR. H. Naharus Surur Suryana M. Sastra, Psi
Direktur Utama
: Sahabudin, Ak
Deputi Direktur Utama
: Sri Adi Bramasetia
Sekretaris Lembaga
: Dedi Sularso, Amd
Manajer Akuntansi
: Siti Arifah
Manajer Administrasi
: Yanti Sri Widayanti
Manajer Kerumahtanggaan
: Muhammad Yusuf
65
Dedi Sularso, Direktur SDMO, Wawancara Pribadi, Jakarta, 22 Mei 2008
Direktur SDMO
: Dedi Sularso, Amd
Direktur Keuangan
: Ecky Awal Muharam
Direktur Penghimpunan
: Wildhan Dewayana, ST
Manajer Layanan Mustahik
: Heru Kusnanto
Manajer Pemberdayaan Masyarakat
: Muklas
Direktur Pendayagunaan
: Agung Notowiguno, SE
Manajer Pengembangan wakaf dan Dakwah
: Muhammad Suharsono
Manajer Pendidikan
: Suharyanto
Direktur MHCR
: dr. Amir Zuhdi
Direktur Kemitraan Luar Negeri
: Tomi Hendrajati, ST
Untuk lebih jelasnya lagi, berikut ini adalah struktur organisasi PKPU :
Dewan Pembina Dewan Pengawas Dewan Pengurus
Direktur Utama Sekretaris Lembaga a. Div. Administrasi b. Div. Kerumahtanggan c. Div. SDMO
Deputi Dirut
Direktur Keuangan
Direktur Penghimpunan
a. Div. Akuntansi b. Div. Bendahara
a. Div. Pemasaran Ritel b. Div. Pemasaran Korporat c. Div. MPR d. Div. Hub. Pelanggan e. div. Adm & Data Base Penghimpunan
Direktur Kemitraan Luar Negeri
Direktur Pendayagunaan a. Div. Layanan Mustahik b. Div.Pemberdayaan Masy c. Div. Pengembangan Wakaf dan Dakwah d. Div. Pendidikan e. Div. Kesehatan
E. Program-Program PKPU66 Dalam rangka mewujudkan keinginan kita bersama bagi upaya meringankan beban ummat, Pos Keadlan Peduli Ummat dengan sebelas cabang dan perwakilan di daerah telah membuat program dengan memperhatikan kebutuhan dan kondisi masing-masing daerah sehingga dapat mengenai pada sasaran. Sampai saat ini PKPU menerapkan 4 Payung Program yang telah terealisasikan diantaranya adalah : 1. Pengumpulan Dana a. Zakat, Infaq, Shadaqah (ZIS), dan Waqaf b. Dana bantuan bencana alam dan kemanusiaan c. Pakaian, bahan pangan (pokok), dan obat-obatan d. Hewan Qurban 2. Misi Penyelamatan Kemanusiaan a. Daerah-daerah konflik (Maluku, Maluku Utara, Poso, Aceh dan daerah lainnya) b. Daerah-daerah bencana alam (Sumbar, Banten, Bengkulu, Gorontalo, dll) c. Daerah-daerah minus (Gunung kidul, lereng Merapi, dll) 3. Rehabilitasi Kemanusiaan a. Rehabilitasi fasilitas kesehatan dan air bersih b. Rehabilitasi fasilitas rumah dan pendidikan 66
http:\\www.pkpu.or.id
c. Rehabilitasi fasilitas ibadah d. Rehabilitasi fasliltas ekonomi
4. Pembangunan Masyarakat a. Pemberdayaan ekonomi masyarakat b. Pendidikan alternatif c. Pembangunan pelayanan kesehatan mandiri d. Distribusi hewan qurban Realisasi Program 1. Misi Penyelamatan Kemanusiaan a. Pengobatan keliling ke pengungsi di Ternate, Bacan, Tidore, Makian, Haimahera dan Gatela b. Pengobatan keliling ke pengungsi di Ambon, Buru Seram dan Kei c. Bantuan kesehatan pengungsi Bengkulu d. Bantuan kesehatan pengungsi Poso, Parigi dan Palu (Sulteng) e. Bantuan kesehatan dan sembako ke muallaf di Maluku dan Maluku Utara f. Bantuan sembako ke Ambon, Buru, Seram dan Kei g. Bantuan sembako ke Ternate, Tidore, Bacan, Makian dan Galela dan Halmahera h. 12 Lokasi dapur umum di Bengkulu i. Bantuan sembako ke pengungsi di Bengkulu j. Bantuan sembako ke pengungsi di Poso, Parigi dan Palu.
k. Penyaluran bantuan dan Pos Pelayanan di daerah bencana Purworejo, Yogyakarta,
Cilacap,
Lumajang,
Sumatera
Barat
Aceh,
Gorontalo,
Pandeglang dan Madura l. Bantuan pangan dan kesehatan pengungsi Sampit di Jawa Timur m. Bantuan pakaian Iayak pakai bagi pengungsi di Buton, Ternate, Ambon, Pulau Seram, Morotai dan Banten. 2. Rehabilitasi a. Bantuan beasiswa di Sumatera Barat, Bengkulu, Maluku Utara dan Maluku b. Santunan anak yatim piatu di Maluku Utara dan Ambon c. Bantuan makanan tambahan bagi siswa SD di Bengkulu d. Pembinaan mental spiritual pengungsi di Maluku, Maluku Utara, Sulawesi Tengah dan Bengkulu. e. Pengiriman 20 Da’i ke wilayah terpencil di Maluku Utara dan Maluku (Ternate, Bacon, Morotai, Halmahera, Ambon, Tual, Seram, Buru) dan dilanjutkan terus hingga sekarang. f. Rehabilitasi fasilitas ibadah di Bengkulu dan pengungsi di Maluku Utara g. Rehabilitasi rumah korban gempa di Bengkulu dan pengungsi di Maluku Utara h. Rehabilitasi sekolah di Banten dan Bengkulu. 3. Pembangunan Masyarakat
a. Penyaluran hewan qurban 1420 H sebanyak 3.229 ekor ke Maluku, Maiuku Utara, Aceh, NTT; Yogyakarta, Jawa Timur Jawa Barat, Jakarta, Bali, Baubau (Sultra) dan pada tahun 1421 H sebanyak 3259 ekor. b. Pendirian klinik Al Aqsha di Ambon, Maluku c. Pendirian klinik Sholahudin di Ternate, Maluku Utara d. Pendirian kilnik peduli di Poso e. Pendirian klinik di Jakarta Pusat f. Pemberdayaan masyarakat petani di Bekasi dengan pendirian pabrik giling adi, pemberian traktor dan perahu penyebrangan. g. Pemberdayaan masyarakat dengan memberi bantuan mesin parut kelapa ke Galela, Maluku Utara. h. Pemberdayaan pengrajin tenun di Yogyakarta i. Penjualan pupuk murah di pulau Seram Maluku j. Pendidikan alternatif bagi pengungsi di Maluku Utara bekerjasama dengan et Forty. Selain itu, selama ini PKPU telah memberi nama program terutama untuk bidang yang menjadi program unggulan. Bidang-bidang yang masuk dalam program unggulan meliputi pendidikan, dakwah dan sosial, kesehatan dan ekonomi. Berikut uraian masing-masing program :67 a. Peduli Pendidikan
67
Pusat Bahasa dan Budaya (PBB) UIN, Revitalisasi Filantropi Islam (Jakarta: Pusat Bahasa dan Budaya UIN, 2005), cet. ke-1 h.181.
Dalam bidang ini terdapat tiga program unggulan. Pertama, SWADAYA (Beasiswa Dhu’afa dan Yatim). Kedua, SWADESI (Beasiswa Pendidikan Berprestasi). Ketiga, DIKLAT (Pendidikan Alternatif). b. Peduli Dakwah dan Sosial Dalam bidang ini juga terdapat tiga program unggulan. Pertama, KKD (Kuliah Kerja Dakwah). Kedua, DUTA (Dakwah Nusantara). Ketiga, MUSLIM’S VISION (Visi para Muslim) yaitu progam pengajian reguler lepas kerja bagi para eksekutif dan kaum profesional. c. Peduli Kesehatan Bidang ini kesehatan ini mengandalkan dua program utama. Pertama, KLIK PEDULI (Klinik Peduli), yaitu program penyediaan klinik-klinik kesehatan didaerah miskin. Kedua, PRO SMILING (Program Kesehatan Masyarakat Keliling). Program ini memberikan pelayanan kesehatan bagi masyakarat dengan biaya murah dan terjangkau. d. Peduli Ekonomi Program unggulan untuk bidang ini adalah Program Sinergi Pemberdayaan Ekonomi (ProSPEK), yaitu program pemberdayaan ekonomi usaha kecil melalui kelompok swadaya masyakarat. F. Mitra Kerjasama PKPU
PKPU saat ini memiliki mitra kerjasama cukup banyak dengan berbagai instansi baik pemerintah maupun swasta. Diantaranya nama-nama instansi berikut ini :68 1. PT. PERTAMINA PUSAT 2. PT. GLOBAL 3. PT. DWISATU MUSTIKA BUMI 4. PT. PELINDO II 5. PT. APLIKANUSA LINTAS ARTHA 6. PT. TUGU PRATAMA 7. PT. SUCOFINDO 8. PT. BANK SYARIAH MANDIRI 9. PT. REKAYASA INDUSTRI 10. PT. SUCOFINDO 11. PT. EXELCOMINDO 12. PT. JASA RAHARJA 13. PT. KVAERNER INDONESIA 14. PT. LUCENT TECHNOLOGIES 15. PT. JASINDO 16. PT. WIJAYA KARYA 17. PT. TELKOMSEL 18. PT. KIMIA FARMA 19. PT. ELNUSA 20. PT. INDOSAT 21. PT. POLYPRIMA KARYAREKSA
68
http://www.pkpu.or.id
22. PT. KONDUR PETROLEUM 23. BPPT 24. BIMANTARA 25. PAJAK KALIBATA 26. PT. CIPTA PIRANTI TEKNIK 27. PT. EASY CALL 28. PT. PREMIER OIL 29. PT. TUGU PRATAMA 30. PT. G U L F 31. GRAHA NIAGA SUDIRMAN 32. PAJAK SENAYAN 33. PLAZA MANDIRI SUDIRMAN 34. PT. SIEMEN 35. PT. SISINDOSAT 36. PT. TAM SUNTER 37. PT. ASTRA HONDA MOTOR 38. BNI'46 39. ELEKTRINDO 40. PT. INDOCEMENT 41. PERTAMINA TONGKANG 42. PLN GAMBIR 43. WISMA STACO 44. DENSO INDONESIA 45. DEPDIKNAS 46. TELKOM JAKARTA TIMUR 47. BEA CUKAI PUSAT
48. BANK INDONESIA 49. BANK SYARIAH MANDIRI 50. BIMANTARA 51. CHASE PLAZA 52. GRAND HYATT, DLL
G. Cabang-cabang PKPU Saat ini PKPU telah memiliki 13 cabang yang tersebar di Provinsi Indonesia, diantaranya adalah :69 1. PKPU Jawa Tengah 2. PKPU Jawa Barat 3.
PKPU Jawa Timur
4. PKPU Yogyakarta 5. PKPU Bengkulu 6. PKPU Sumatera Barat 7. PKPU sulawesi Selatan 8. PKPU Sulawesi Tenggara 9. PKPU Sulawesi Tengah 10. PKPU Maluku Utara
69
http://www.pkpu.or.id
11. PKPU Maluku 12. PKPU Sumatera Utara 13. PKPU Nanggroe Aceh Darussalam H. Laporan Keuangan PKPU Laporan keuangan PKPU dapat dilihat dari neraca keuangan PKPU, laporan aktivitas, dan laporan arus kas. Dibawah ini penulis uraikan mengenai neraca keuangan PKPU yang telah diaudit per 31 Desember 2007 dan 2006 yaitu sebagai berikut :70
NERACA Per 31 Desember 2007 dan 2006 Dinyatakan Dalam Rupiah
2007
2006
AKTIVA LANCAR Kas dan Setara Kas
10.945.770.596
10.265.404.330
389.169.549
542.974.452
1.200.000
1.200.000
52.500.000
16.169.900
11.397.640.145
10.825.748.682
Investasi
1.523.281.103
250.000.000
Aktiva Tetap Tidak Terikat
5.283.845.801
2.863.871.001
Aktiva Tetap Terikat
14.750.885.893
10.143.894.634
Jumlah Aktiva Tidak Lancar
19.558.012.797
13.257.765.635
TOTAL AKTIVA
30.955.652.942
24.083.514.317
5.898.677.233
2.698.204.077
686.617.253
2.135.508.921
Piutang Persediaan Biaya Dibayar Di Muka Jumlah Aktiva Lancar AKTIVA TIDAK LANCAR
DANA Saldo Dana Bersih Dana Zakat Dana Infaq Umum 70
Ibid,.
Dana Kemanusiaan
2.462.894.494
3.006.711.840
Dana Kemitraan
691.760.636
-
Dana Proyek
853.436.572
-
Dana Wakaf
-
891.598.448
Dana Non Halal
266,727,340
761.790.604
Dana Pengelola
85.657.068
771.590.440
Jumlah Saldo Dana Bersih
10.945.770.596
10.265.404.330
Saldo Termanfaatkan
20.009.882.346
13.818.109.987
Jumlah Saldo Dana
30.955.652.942
24.083.514.317
TOTAL KEWAJIBAN DAN DANA
30.955.652.942
24.083.514.317
LAPORAN ARUS KAS Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2007 dan 2006 Dinyatakan Dalam Rupiah
2007
2006
ARUS KAS AKTIVITAS OPERASI Penerimaan Terikat
39.562.218.974
46.752.530.656
3.005.030.669
2.216.540.449
(34.014.327.214)
(43.268.786.002)
Penyaluran Untuk Biaya Operasional
(1.923.893.535)
(1.581.930.183)
Penyaluran Kepada Karyawan
(4.118.136.525)
(3.181.341.626)
2.510.892.369
937.013.294
(557.245.000)
(1.413.479.450)
(1.273.281.103)
-
(1.830.526.103)
(1.413.479.450)
-
-
680.366.266
(476.466.156)
10.265.404.330
10.741.870.486
Penerimaan Tidak Terikat Penyaluran Untuk Program
Jumlah Arus Kas Bersih Aktivitas Operasi ARUS KAS AKTIVITAS INVESTASI Penambahan Aktiva Tetap Tidak Terikat Penambahan Investasi Jumlah Arus Kas Bersih Aktivitas Investasi ARUS KAS AKTIVITAS PENDANAAN Arus Kas Bersih Aktivitas Pendanaan Kenaikan Bersih Kas dan Setara Kas Kas dan Setara Kas Awal Tahun
Kas dan Setara Kas Akhir Tahun
10.945.770.596
10.265.404.330
LAPORAN ARUS KAS Untuk Tahun Yang Berakhir 31 Desember 2007 dan 2006 Dinyatakan Dalam Rupiah 2007
2006
ARUS KAS AKTIVITAS OPERASI Penerimaan Terikat
39.562.218.974
46.752.530.656
3.005.030.669
2.216.540.449
(34.014.327.214)
(43.268.786.002)
Penyaluran Untuk Biaya Operasional
(1.923.893.535)
(1.581.930.183)
Penyaluran Kepada Karyawan
(4.118.136.525)
(3.181.341.626)
2.510.892.369
937.013.294
(557.245.000)
(1.413.479.450)
(1.273.281.103)
-
(1.830.526.103)
(1.413.479.450)
-
-
680.366.266
(476.466.156)
10.265.404.330
10.741.870.486
Penerimaan Tidak Terikat Penyaluran Untuk Program
Jumlah Arus Kas Bersih Aktivitas Operasi ARUS KAS AKTIVITAS INVESTASI Penambahan Aktiva Tetap Tidak Terikat Penambahan Investasi Jumlah Arus Kas Bersih Aktivitas Investasi ARUS KAS AKTIVITAS PENDANAAN Arus Kas Bersih Aktivitas Pendanaan Kenaikan Bersih Kas dan Setara Kas Kas dan Setara Kas Awal Tahun
Kas dan Setara Kas Akhir Tahun
10.945.770.596
10.265.404.330
Berdasarkan data laporan keuangan Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) tahun 2007 yang telah tertulis diatas dan berdasarkan data tahun 2001-2006, maka dapat diuraikan dan diketahui mengenai penerimaan dana PKPU yang telah tekumpul berasal dari penerimaan dana terikat dan tidak terikat. Dilihat dari penerimaan dana terikat, ada 6 item yang menjadi sumber penerimaan dana. Diantaranya ada salah satu item tersebut yaitu dana Non Halal. Dana ini disebut non halal karena berasal dari bunga bank. Yang mana dana tersebut diambil dari bunga tabungan yang tersimpan. Sedangkan dana proyek berasal dari dana hasil proyek usaha yang telah dijalankan oleh PKPU sebagai mitra usaha. Adapun penerimaan dana tidak terikat ada yang berasal dari dana bagi hasil investasi. Dana ini diperoleh dari hasil pembagian manfaat dari investasi sebagaimana dana PKPU diinvestasikan melalui bisnis-bisnis sektor riil.
Adapun penerimaan dana terikat berasal dari dana zakat, kemanusiaan, kemitraan, proyek, wakaf, dan dana non halal (bunga bank). Sedangkan penerimaan dana tidak terikat yaitu berasal dari dana infaq umum, bagi hasil investasi, jasa amilin, dan lain-lain. Dana yang telah terkumpul disalurkan melalui penyaluran dana terikat dan dan penyaluran dana tidak terikat. Adapun Penyaluran dana terikat terdiri dari penyaluran zakat, kemanusiaan, kemitraan, proyek, wakaf, dan penyaluran dana non halal. Sedangkan penyaluran dana tidak terikat yaitu diperuntukkan pada infaq umum, operasional lembaga, dan penyaluran dana termanfaatkan. Di bawah ini akan diuraikan mengenai penyaluran dana PKPU yaitu sebagai berikut :71 1. Penyaluran Dana Terikat disalurkan melalui program-program yang telah dibuat dan direncakan Pos Keadilan Peduli Ummat (PKPU) terdiri dari : a. Program Rescue
: santunan
umum/sosial,
peralatan
rescue,
dan
pengelolaan program rescue. b. Program Rehabilitasi : rehabilitasi sarana umum dan sarana ibadah. c. Program Ekonomi
: bantuan modal usaha, pengembangan usaha kecil, dan pengelolaan program ekonomi.
d. Program Pendidikan : beasiswa dan bantuan pendidikan e. Program Kesehatan
: pengembangan klinik, program kesehatan masyarakat keliling, dan subsidi pengobatan.
f. Program Dakwah 71
http://www.pkpu.or.id
: konselor dan bina mental spiritual.
g. Program Sosialisasi Zakat h. Program Qurban 2. Penyaluran Dana Tidak Terikat terdiri dari : a. Penyaluran Office berasal dari biaya pengembangan SDM, biaya gaji dan kesejahteraan karyawan, dan biaya administrasi. b. Penyaluran Dana Termanfaatkan
: penyaluran piutang dan pembelian aktiva tetap.
BAB IV ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN OPZ
Strategi pengembangan Organisasi Pengelola Zakat (OPZ) yang dilakukan pada LAZ PKPU akan dianalisis melalui metode analisis SWOT. A.
Sekilas Tentang Analisis SWOT Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk
merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat menimimalkan kelemahan (Weakness) dan ancaman (Threaths).72 Menurut Karnaen A. Perwaatmadja, analisis SWOT diistilahkan dengan KEKEPAN yaitu analisis terhadap Kekuatan, Kelemahan, Peluang, dan Ancaman dari suatu persoalan.73 Hampir setiap perusahaan maupun pengamat bisnis dalam pendekatannya menggunakan analisis SWOT. Kecenderungan ini tampaknya akan terus semakin meningkat terutama pada era globalisasi, yang satu sama lain saling berhubungan dan saling tergantung. Penggunaan analisis SWOT ini sebenarnya telah muncul ribuan
72
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, (Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2001), Cet. Ke 8, h. 18-18 73 Karnaen A. Perwaatmadja, Membumikan Ekonomi Islam di Indonesia, (Jakarta: Usaha Kami, 1996), h. 70
tahun lalu dari bentuk sederhana, dipakai dalam menyusun strategi untuk mengalahkan musuh dalam pertempuran.74 Dalam perkembangannya saat ini, analisis SWOT tidak hanya dipakai untuk menyusun strategi di medan pertempuran, melainkan banyak dipakai dalam penyusunan perencanaan strategi bisnis Strategic Business Planning. Tujuannya adalah untuk menyusun strategi-strategi jangka panjang sehingga arah dan tujuan perusahaan dapat dicapai dengan jelas dan dapat segera diambil keputusan, berikut semua perubahannya dalam menghadapi pesaing. Kinerja perusahaan dapat ditentukan dengan analisa SWOT, yang merupakan hasil perbandingan (pengamatan) antara faktor internal (kakuatan dan kelemahan) dengan faktor internal (peluang dan ancaman/tantangan).75 Dalam analisis SWOT terdapat elemen analisis internal, yaitu Strength dan Weakness dan analisis eksternal, yaitu Opportunity dan Threat dengan definisi dan ruang lingkup akan dijelaskan dibawah ini dan elemen-elemen analisis SWOT tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut : 1. Kekuatan adalah kompetensi khusus (Distinctive Competence) yang memberikan keunggulan komperatif bag iperusahaan di pasar. Ruang lingkupnya meliputi faktor SDM organisasi, keterampilan, modal dan faktor perlengkapan seperti lokasi, sistem informasi dan lainnya.
74 75
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, h. 10 Ibid., h. 10
2. Kelemahan adalah kerterbatasan atau kekurangan baik dalam faktor SDM, faktor sumber daya organisasi dan faktor perlengkapan seperti yang dijelaskan pada elemen kekuatan diatas. 3. Peluang adalah sebagai situasi yang menguntungkan dalam lingkungan perusahaan. Ruang lingkupnya meliputi faktor lingkungan makro dan lingkungan industri meliputi identifikasi segmen pasar, perubahan situasi ekonomi, inovasi teknologi dan meningkatnya kehidupan masyarakat. 4. Tantangan adalah situasi penting yang tidak menguntungkan dalam lingkungan perusahaan meliputi masuknya pesaing baru, pertumbuhan pasar yang lambat, globalisasi ekonomi dunia. Tujuan analisis SWOT pada perusahaan adalah untuk membenarkan faktorfaktor internal dan eksternal perusahaan yang telah dianalisis, apabila terdapat kesalaha, agar perusahaan itu berjalan dengan baik maka perusahaan itu harus mengolah untuk mempertahankan serta memanfaatkan peluang yang ada secara baik begitu juga pihak perusahaan harus mengatasi kelemahan yang dihadapi agar menjadi kekuatan serta mengatasi ancaman menjadi peluang. Maka fungsi dari analisis SWOT ini adalah menganalisa mengenai kekuatan dan kelemahan yang dimiliki yang dilakukan melalui telaah terhadap kondisi internal serta analisa mengenai peluang dan ancaman yang dihadapi yang dilakukan melalui telaah terhadap kondisi eksternal. Sedangkan manfaat dari analisis SWOT ini adalah
merupakan strategi bagi para stakeholder76 untuk menetapkan sasaran-sasaran saat ini atau ke depan terhadap kualitas internal maupun eksternal.77 Perencanaan yang usaha yang baik dengan menggunakan metode pengujian analisis SWOT yang dirangkum dalam matrik SWOT yang dikembangkan oleh kearns (1992)78, sebagai berikut : MATRIK SWOT79 Strenght
Weakness
(Kekuatan)
(Kelemahan)
Opportunities
Strategi SO
Strategi WO
(Peluang)
(Agresif)
(Turn-around)
Threaths
Strategi ST
Strategi WT
(Ancaman)
(Diversifikasi)
(Defensif)
EFAS
IFAS
IFAS adalah Internal Strategic Factors Analysis Summary, yaitu faktor-faktor strategis internal suatu perusahaan EFAS adalah Eksternal Strategic Analysis Summary, yaitu faktor-faktor strategis eksternal suatu perusahaan. Keduanya dibandingkan yang dapat menghasilkan alternatif strategi (SO, ST, WO dan WT) pada kuadran 1-4, yaitu : 1. Strategi SO = Kuadran 1 76
Stakeholder adalah http://www.Goodgovernance.co.id 78 Muhammad Ismail Yusanto, Menggagas Bisnis Islami, (Jakarta: Gema Insani Press, 2002), Cet ke 1, h. 67 79 Freddy Rangkuti, Teknik Membedah Kasus Bisnis, h. 35 77
Ini merupakan situasi yang penting menguntungkan perusahaan tersebut memiliki peluang dan kekuatan, sehingga dapat memanfaatkan peluang sebesarbesarnya. Strategi yang harus diterapkan dalam kondisi ini adalah mendukung kebijakan pertumbuhan yang agresif (Growth Oriented Strategy). 2. Strategi ST = Kuadran 2 Ini adalah strategi dalam menggunakan kekuatan yang dimiliki perusahaan untuk mengatasi ancaman. Strategi ini diapakai untuk memanfaatkan peluang jangka panjang dengan cara strategi diversifikasi (produk/pasar). 3. Strategi WO = Kuadran 3 Strategi diterapkan berdasarkan pemanfaatan peluang yang ada dengan cara meminimalkan kelemahan yang ada. Perusahaan menghadapi peluang pasar yang sangat besar, tetapi dilain pihak harus menghadapi beberapa kendala/kelemahan internal. Cara yang efektif adalah dengan peninjauan kembali teknologi yang dipergunakan untuk atau dengan menawarkan produk-produk baru. 4. Strategi WT = Kuadran 4 Strategi ini merupakan situasi yang sangat tidak menguntungkan. Dimana perusahaan harus menghadapi berbagai ancaman dan kelemahan internal. Kegiatan ini bersifat defensif dan berusaha meminimalkan kelemahan yang ada serta menghindari ancaman. Untuk lebih jelas mengenai analisis SWOT, penulis akan membahas dengan mengambil studi pada salah satu organisasi pengelola zakat LAZ PKPU dalam kegiatan strategi pengembangan organisasinya.
B. Penerapan Strategi Pengembangan Organisasi PKPU PKPU merupakan salah satu Lembaga Amil Zakat (LAZ) dari sekian banyak LAZ yang telah berkembang di Indonesia. Semakin banyak LAZ yang telah berdiri, otomatis PKPU mendapat suatu tantangan besar untuk semakin gencar dalam melakukan kegiatan-kegiatannya dibidang sosial. Yang bertujuan untuk mendapatkan terus kepercayaan dari masyarakat luas di Indonesia bahkan internasional. Untuk mendapatkan kepercayaan dari masyarakat yang merupakan faktor utama dalam mempertahankan eksistensi lembaga, maka PKPU dituntut untuk senantiasa mengembangkan lembaganya atau organisasinya agar sesuai dengan yang diharapkan masyarakat terutama dalam manajemen lembaga, kinerja SDM, dan kegiatankegiatan atau program-program PKPU. Kegiatan pengembangan organisasi (PO) yang dilakukan PKPU yaitu dengan melihat dan memperhatikan beberapa aspek. Di antaranya aspek-aspek tersebut adalah sebagai berikut :80 1. Aspek Legal Organisasi PKPU melihat bahwa perlu sekali dalam sebuah organisasi memiliki kelegalan. Jika sebuah organisasi tidak memiliki kelegalan baik oleh negara maupun masyarakat, maka organisasi tersebut akan sulit sekali untuk berkembang. Terlebih lagi organisasi bergerak dibidang sosial seperti zakat, infaq, shodaqoh, dan wakaf.
80
Dedi Sularso, Direktur SDMO PKPU, Wawancara Pribadi, Jakarta, 22 Mei 2008
Sangat diperlukan sekali kelegalannya karena lembaga ini dapat berdiri dan eksis atas kepercayaan masyarakat. 2. Aspek Mekanisme Kerja Aspek kedua yang dilihat PKPU yaitu mekanisme kerja. Cara kerja Lembaga Amil Zakat PKPU dalam menghimpun, mengelola dan mendistribusikan dana dalam bentuk ZIS ini dapat terlihat dari kegiatan yang dilakukan PKPU. Mekanisme kerja dari PKPU yaitu berdasarkan misi yang diusung, PKPU telah membuat beberapa aktivitas dan melaksanakan program-program yang telah direncanakan yang meliputi penghimpunan/penggalangan dana ZISWAF, penyelamatan kemanusiaan, rehabilitasi dan pembangunan masyarakat. Mekanisme kerja yang baik, akan mudah untuk mengembangkan sebuah organisasi terutama OPZ namun sebaliknya mekanisme kerja yang tidak baik, akan menjadikan OPZ sulit bekembang bahkan akan terjadi kevakuman81 kegiatan. 3. Aspek Teknologi Aspek ini yang menjadi acuan bagi PKPU dalam membuat strategi pengembangan teknologi. PKPU akan mengikuti perkembangan teknologi saat ini dan tentu pemanfaatannya untuk memudahkan kerja dan kegiatan-kegiatan PKPU. Seperti yang dikatakan Dedi Sularso, pembayaran zakat agar mudah dan cepat, PKPU memfasilitasi dengan pemanfaatan teknologi melalui Bank/ATM.82 Ini salah satu
81
Vakum adalah kosong atau bisa juga dikatakan hampa, tidak ada sama sekali gerakan atau aktivitas yang terbaik. 82 Dedi Sularso, Direktur SDMO PKPU, Wawancara Pribadi¸ Jakarta 22 Mei 2008
contoh dari pemanfaatan teknologi yang dilakukan PKPU dalam rangka kegiatan pengembangan organisasi. 4. Aspek Lingkungan Untuk mengembangkan sebuah organisasi pengelola zakat, PKPU selalu memperhatikan dan menyesuaikan dengan kondisi lingkungan sekitar organisasi seperti
birokrasi
pemerintah,
keinginan
mayarakat,
kondisi
sosial-ekonomi
mayarakat, dll. 5. Aspek Pengembangan SDM SDM merupakan unsur yang menjalankan roda kegiatan dari suatu organisasi yang terbentuk. Maka PKPU selalu memantau perkembangan SDM setiap tahunnya baik dalam kinerja maupun pemahamannya dibidang ZISWAF. Hal ini bertujuan untuk mengembangkan organisasi kedepan dibidang pengembangan SDM. 6. Aspek Kemampuan Manajerial Kegiatan pengembangan organisasi PKPU dapat dijalankan dengan melihat perkembangan manajemen lembaga dengan tujuan menjaga keprofesionalan lembaga dalam manajemennya. Hal ini tekait kemampuan para manajer dalam memanaj lembaga. 7. Aspek Struktur Organisasi Organisasi PKPU saat ini mulai membenahi diri dengan memprioritaskan tiga hal. Pertama, pengembangan dan antisipasi organisasi ke depan. Kedua, membenahi SDM yang kurang cakap. Ketiga, merampingkan organisasi agar berjalan lebih efektif dan efisien. Saat ini juga terdapat penambahan relawan yang terlatih yang
bergabung dalam PKPU. Mereka merupakan tenaga lapangan yang cukup andal.83 Setiap rapat tahunan struktur organisasi dibahas dan dievaluasi untuk dapat diperbaiki, apakah ada penambahan atau pengurangan atau bahkan perubahan total kearah yang lebih baik. 8. Aspek Tanggung Jawab Manajemen Dalam manajemen organisasi PKPU, diperlukan adanya tanggung jawab terkait dengan pengelolaan dana filantropi dari masyarakat yang relatif cukup besar. Sehingga citra organisasi yang amanah dan profesional dapat dipertanggung jawabkan kepada masyarakat. Untuk memelihara citra organisasi yang amanah dan profesional, PKPU melaksanakan prinsip-prinsip transparansi dan akuntabilitas. Dengan prinsip transparansi dan akuntabilitas ini PKPU membuka akses kepada muzaki atau wakif untuk mengetahui mengapa, bagaimana dan apa alasan satu kebijakan dibuat. PKPU juga senantiasa membuat laporan keuangan yang dilakukan per bulan, per tahun.84 Dengan adanya pertanggungjawaban manajemen PKPU, maka PKPU dapat bekerja secara optimal dan aspek ini sebagai bahan acuan dalam mengembangkan organisasi kedepan. 9. Aspek Konsensus85 Kerja Dalam rangka pengembangan organisasi PKPU, PKPU mengembangkan organisasi/lembaganya berdasarkan hasil konsensus kerja (kesepakatan kerja) yang 83
Pusat Bahasa dan Budaya (PBB) UIN, Revitalisasi Filantropi Islam (Jakarta: Pusat Bahasa dan Budaya UIN, 2005), cet. ke-1 h.180. 84 Ibid 85 Konsensus adalah kesepakatan kata atau pemufakatan bersama yang dicapai melalui kebulatan suara
kemudian menjadi bahan pertimbangan dan keputusan dalam membuat strategi untuk mengembangkan organisasi. 10. Aspek Nilai dan Norma-norma Aspek yang terakhir ini merupakan aspek yang cukup penting dalam mempertimbangkan membuat strategi pengembangan karena terkait dengan kondisi internal lembaga. Dimana nilai dan norma-norma yang mengatur perilaku organisasi, melalui cara berpikir, bersikap dan berperilaku setiap dan semua personil sebagai anggota yang terhimpun didalamnya,86 yang diharapkan sebagai motivasi kinerja karyawan untuk bekerja sesuai dengan nilai dan norma-norma yang telah disepakati lembaga. Untuk itu PKPU dalam membuat strategi pengembangan organisasinya melihat kondisi internal lembaga yang sesuai dengan nilai dan norma-norma yang berlaku dalam PKPU. Adapun metode yang dilakukan PKPU dalam pengembangan organisasi. Ada 3 metode yang dilakukan adalah sebagai berikut :87 1. Memformulasikan88 teori-teori organisasi modern secara mandiri sesuai dengan kondisi internal dan kekhasan organisasi dengan kondisi lingkungan sekitar organisasi. Maksud dari memformulasikan disini yaitu PKPU merumuskan terlebih dahulu teori-teori organisasi modern saat ini kemudian menyesuaikan dengan kondisi
86
H. Hadari Nawawi, Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan (Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 2003), h. 225 87 Dedi Sularso, Direktur SDMO PKPU, Wawancara Pribadi, Jakarta 22 Mei 2008 88 Memformulasikan adalah merumuskan atau menyusun dalam bentuk yang tepat
internal dan juga disesuaikan dengan ciri khas organisasi serta kondisi lingkungan sekitar organisasi seperti birokrasi pemerintah, keinginan mayarakat, dan kondisi sosial-ekonomi masyarakat. 2. Metode Banchmarking Maksud dari metode ini adalah melihat pengembangan organisasi lain yang sesuai dengan kondisi internal organisasi.
PKPU
dalam mengembangkan
organisasinya menggunakan metode dengan melihat pengembangan organisasi lain melalui studi banding dan analisis organisasi kemudian disesuaikan dengan kondisi internal PKPU. 3. Menggunakan konsultan ahli untuk merumuskan hal-hal tertentu. Metode yang ke 3 ini yaitu PKPU menggunakan jasa konsultan ahli dalam merumuskan hal-hal tertentu sebagai penyempurnaan proses-proses yang telah dilakukan oleh PKPU secara mandiri. Konsultan ahli PKPU menyebarkan koesioner berbentuk pertanyaanpertanyaan kepada seluruh karyawan dimulai dari manajer kemudian kepada bawahannya langsung. Hal ini dilakukan konsultan dalam rangka pengumpulan data/informasi mengenai persepsi dan sikap karyawan, dan hasilnya akan diumpan balikkan kepada tim atau satuan-satuan kerja dalam seluruh jajaran organisasi. Setelah menerima umpan balik dalam bentuk data tersebut, kemudian setiap manajer mengadakan pertemuan dengan para bawahan langsungnya untuk mediskusikan substansi umpan balik tersebut.
Dari uraian diatas mengenai metode pengembangan organisasi pada PKPU. Kemudian penulis akan memaparkan konsep strategi pengembangan organisasi pada organisasi pengelola zakat yang mengambil studi pada Pos Keadilan Peduli Umat (PKPU). Konsep Strategi Pengembangan Organisasi merupakan upaya meningkatkan kemampuan organisasi berdasarkan persepektif waktu jangka panjang yang terdiri dari serangkaian penahapan dengan penekanan pada hubungan antar individu, kelompok dan organisasi sebagai keseluruhan. Pengembangan organisasi dapat juga dikatakan aplikasi pendekatan kesisteman terhadap hubungan fungsional, struktural, teknikal, dan personal dalam organisasi. Salah satu ciri umum pengembangan organisasi adalah bahwa pengembangan organisasi merupakan suatu proses yang terus menerus dan dinamis. 89 Menurut pendapat Gary Dessler mengatakan bahwa ciri umum pengembangan organisasi adalah suatu strategi pendidikan yang dimaksudkan untuk menimbulkan perubahan organisasi yang telah direncanakan. Menurut beliau ada empat tipe pengembangan organisasi, yakni pengembangan teknologi, pengembangan produk, administratif dan pengembangan sumber daya manusia.90 Dalam skripsi ini akan membahas mengenai penerapan pengembangan organisasi pengelola zakat pada LAZ PKPU.
89
Ipong Dekawati, “Strategi Pengembangan Perguruan Tinggi Swasta”, artikel diatas diakses pada 4 April 2008 dari http://educare.e-fkipunla.net 90 Ibid.,
1. Pengembangan Teknologi Pengembangan teknologi disini berkenaan dengan proses kegiatan programprogram yang telah disusun dan direncanakan yang disesuaikan dengan kebutuhan masyarakat melalui pemanfaatan teknologi yang dapat menunjang sistem kerja dan kegiatan-kegiatan lembaga. PKPU dalam kegiatannya banyak memafaatkan teknologi untuk menunjang sistem kerja dari organisasi seperti menggunakan alat komunikasi telephone, faxmile, dan menggunakan fasilitas internet untuk mengenalkan program dan lembaga melalui website http://www.pkpu.or.id. Selain itu, PKPU juga membuat program layanan zakat dengan menggunakan teknologi handphone (HP) yang dinamakan layanan MZakat. M-Zakat adalah layanan kemudahan pembayaran zakat melalui SMS handphone dengan konsep lintas provider91, lintas amil zakat dan lintas mustahik (penerima zakat) dengan satu nomer telepon khusus 92528. Kemudian agar pembayaran zakat lebih mudah dan cepat, PKPU juga memfasilitasi dengan pemanfaatan teknologi melalui Bank/ATM.92 2. Pengembangan Produk Maksud Pengembangan Produk, berkenaan dengan hasil atau layanan keluaran organisasi. Produk bagi organisasi pengelola zakat berarti program lembaga
91
Provider adalah penyelenggara, maksud penyelenggara disini yaitu jaringan operator yang bekerja sama dengan PKPU. 92 Dedi Sularso, Direktur SDMO, Wawancara Pribadi¸ Jakarta 22 Mei 2008
yang telah diluncurkan. Banyak sekali produk yang menarik dengan diberi namanama yang baik dan telah diluncurkan oleh PKPU diantaranya adalah :93 a. Peduli Pendidikan Dalam bidang ini terdapat tiga program unggulan. Pertama, SWADAYA (Beasiswa Dhu’afa dan Yatim). Kedua, SWADESI (Beasiswa Pendidikan Berprestasi). Ketiga, DIKLAT (Pendidikan Alternatif). b. Peduli Dakwah dan Sosial Dalam bidang ini juga terdapat tiga program unggulan. Pertama, KKD (Kuliah Kerja Dakwah). Kedua, DUTA (Dakwah Nusantara). Ketiga, MUSLIM’S VISION (Visi para Muslim) yaitu progam pengajian reguler lepas kerja bagi para eksekutif dan kaum profesional. c. Peduli Kesehatan Bidang ini kesehatan ini mengandalkan dua program utama. Pertama, KLIK PEDULI (Klinik Peduli), yaitu program penyediaan klinik-klinik kesehatan didaerah miskin. Kedua, PRO SMILING (Program Kesehatan Masyarakat Keliling). Program ini memberikan pelayanan kesehatan bagi masyakarat dengan biaya murah dan terjangkau. d. Peduli Ekonomi Program unggulan untuk bidang ini adalah ProsPEK (Program Sinergi Pemberdayaan Ekonomi), yaitu program pemberdayaan ekonomi usaha kecil melalui kelompok swadaya masyakarat. 93
http://www.pkpu .or.id
Selain program-program dalam bentuk bidang seperti diatas, PKPU juga memberikan layanan kepada masyarakat dengan mudah dalam berzakat, berinfaq dan bershodaqoh. Misalnya dengan adanya layanan M-Zakat, jemput bola zakat, ATM zakat, penghimpunan dana zakat dan layanan kurban melalui relawan PKPU yang tersebar diberbagai tempat seperti mall, kantor, pasar, dan tempat keramaian lainnya, serta PKPU memberikan produk seperti majalah, newsletter, laporan lembaga, dan annual report kepada para muuzaki.94 3. Pengembangan Administrasi Lain halnya dengan pengembangan administrasi yakni berkenaan organisasi pengelola zakat yang mencakup struktur, tujuan, kebijakan, insentif, sistem informasi dan anggaran. PKPU merupakan lembaga yang mempunyai struktur organisasi yang baik dan jelas cara kerjanya, tujuan organisasi yang juga jelas yang terealisasikan dalam kegiatan/program PKPU. Kebijakan organisasi merupakan kombinasi prinsip buttom up dan top down yang artinya kebijakan dibuat dengan menerapkan pola perencanaan kerja partisipatif.95 Dengan pola semacam ini program kerja yang direncanakan melibatkan para pengurus dan staff dari kantor pusat dan kantor cabang di daerah. Keterlibatan pengurus daerah dalam merumuskan program dimaksudkan agar pengurus pusat mendapat masukan ide-ide.
94
Dedi Sularso, Direktur SDMO PKPU, Wawancara Pribadi, Jakarta 22 Mei 2008 Pusat Bahasa dan Budaya (PBB) UIN, Revitalisasi Filantropi Islam, (Jakarta : Pusat Bahasa dan Budaya UIN), cet. ke 1, h. 188 95
Insentif yang diberikan oleh PKPU kepada karyawan berdasarkan kinerja karyawan dalam bekerja dan berdasarkan jumlah penggalangan dana yang telah dihumpun oleh PKPU. Pemberian insentif ini tidak begitu saja diberikan namun sebelum itu ada pengumpulan data/informasi menggunakan kuesioner mengenai persepsi karyawan. Sistem informasi dan anggaran serta laporan kegiatan dan keuangan sudah tersusun dengan baik dan dapat dengan mudah diakses melalui internet. 4. Pengembangan SDM Dan yang dimaksud dengan pengembangan sumber daya manusia adalah pengembangan sikap, keterampilan, pengharapan, kepercayaan, perilaku para pegawai termasuk pimpinan. Upaya PKPU dalam rangka pengembangan SDM agar berkualitas adalah :96 a. Memberikan kesempatan sekolah formal kepada karyawan b. Memberikan pelatihan-pelatihan baik indoor maupun outdoor c. Studi Banding
C.
Analisis SWOT Strategi Pengembangan OPZ PKPU 1. Kekuatan (Strenght) Kekuatan yang dimiliki oleh PKPU adalah : a. Legal sebagai Lembaga Amil Zakat
96
Dedi Sularso, Direktur SDMO PKPU, Wawancara Pribadi, Jakarta 22 Mei 2008
Berdasarkan keluarnya surat keputusan (SK) Menteri Agama RI No. 441 Tahun 2001 pada tanggal 8 oktober 2001 PKPU resmi menjadi Lembaga Amil Zakat. Inilah yang menjadi kekuatan bagi LAZ PKPU dalam setiap kegiatannya. b. Manajemen yang baik PKPU bisa dikatakan telah menerapkan menajemen yang baik dalam lembaganya dengan melihat penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001/2000 merupakan yang menjadi kekuatan besar dalam tubuh PKPU. Atas dasar ini PKPU telah menerapkan standar melayani donatur, menangani keluhan, menerima pegawai, membuat iklan, mengelola keuangan dan sebagainya. Standar ini juga diberlakukan di semua cabang PKPU. Dengan sistem manajemen tersebut, kualitas manajemen dapat terukur dan terkontrol dengan baik. c. Struktur Organisasi yang jelas Struktur yang dimiliki PKPU cukup jelas, tidak terlalu rumit dan pembagian kerjapun jelas dengan manajemen yang baik. Inilah yang memberikan nilai tambah bagi PKPU untuk selalu berkembang setiap perjalanan waktu dalam semua bidang. c. Asset yang dimiliki PKPU cukup besar Berdasarkan penelitian dari pusat bahasa dan budaya UIN. Selama 4 tahun, dari tahun 1999-2002 penerimaan dari penggalangan telah mencapai 34 Miiliar rupiah.
d. Kualitas SDM yang dapat diandalkan Profesionalisme SDM yang dimiliki PKPU dapat diandalkan dan menjadi salah kekuatan dari lembaga ini. Kemampuan manajerial dalam mengurus lembaga ini terlihat sangat kompeten dari ide-ide yang banyak diciptakan dalam setiap aktifitasnya. SDM yang dimiliki pun kebanyakan dari kalangan pemuda yang energik dalam setiap aksinya. PKPU juga memiliki relawan sebagai SDM yang siap diterjunkan ke lapangan dalam penggalangan dana dan penyaluran dana serta berbagai aksi-aksi sosial PKPU. e. Program-program yang menarik yang sudah direncanakan secara matang Pada Bab III sudah diuraikan program-program yang telah diluncurkan oleh PKPU sangat banyak sekali dan program ini berikan nama-nama yang baik sehingga terkesan menarik. f. Fasilitas (sarana dan prasarana) yang cukup memadai untuk menunjang kelancaran aktifitasnya PKPU mempunyai fasilitas sarana dan prasarana yang terbilang cukup memadai mulai dari gedung milik sendiri, mobil, dan fasilitas internet, Faxmile, dll. 2. Kelemahan (Weakness) Sedangkan kelemahan pada PKPU adalah : a. Karyawan PKPU masih ada juga yang kurang memiliki kafa’ah tentang ZIS dan Wakaf
Karyawan yang menjadi bagian dari SDM PKPU masih ada juga yang belum memiliki kafa’ah atau pengetahuan tentang ZIS dan Wakaf secara syariah. b. Masih banyak program-program yang belum dilaksanakan Program-program yang begitu banyak dan menarik ternyata masih saja ada yang belum terlaksana terutama pada program unggulan. Ini dikarenakan kesibukan lembaga yang berakibat terlupakan atau mengesampingkan program yang telah direncanakan. c. Keterlambatan memberikan laporan-laporan keuangan dan kegiatan ke masyarakat PKPU terkadang masih ada keterlambatan dalam memberikan laporan baik laporan keuangan maupun laporan kegiatan kepada masyarakat. Laporan yang terdapat pada website www.pkpu.or.id itu pun tidak semua kegiatan bisa terakses terlebih lagi laporan keuangan tahun pada tahun 2007 yang seharusnya sudah ada ternyata belum dapat juga diakses. Terlebih lagi dengan masyarakat yang tidak semua mempunyai fasilitas internet, ini akan menyulitkan masyarakat untuk mengetahui kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh PKPU. d. Publikasi dan sosialisasi program/lembaga masih kurang Yang menjadi nilai kelemahan bagi PKPU di sisi publikasi dan sosialisasi program yang dianggap masih belum menyebarkan luas ke masyarakat. Didaerah-daerah terpencil, dipinggir kota juga belum banyak masyarakat yang mengetahui tentang LAZ PKPU dan program-programnya. Jadi masyarakat
khususnya dhu’afa belum banyak tahu program PKPU yang pada dasarnya membantu kehidupan mereka. 3. Peluang (Opportunity) Peluang yang dimiliki PKPU adalah : a. Masyarakat muslim yang mayoritas Masyarakat muslim yang banyak di Indonesia merupakan salah satu peluang yang
dimiliki
PKPU
dalam
mengembangkan
organisasi/lembaganya.
Dikarenakan bagi muslim wajib untuk membayar zakat. b. Kesadaran masyarakat yang peduli akan pentingnya memberikan sebagian hartanya kepada kaum dhu’afa Di Indonesia meskipun negara besar namun masyarakatnya masih banyak yang menjadi dhu’afa yang membutuhkan bantuan dari para aghniya (orang kaya). Inilah yang menjadi peluang bagi PKPU untuk dapat menghimpun dana orang-orang kaya/para donatur untuk kemudian disalurkan kepada kaum dhu’afa. c. Adanya
peraturan
perundang-undangan
yang
mengatur
mengenai
pengelolaan dana ZIS Adanya kepastian didalam pengelolaan dana ZIS yang diperkuat oleh Undang-undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat. UU ini muncul menjadikan peluang besar bagi OPZ khususnya PKPU dalam mengembangkan organisasinya dimasa yang akan datang. d. Meluasnya jejaringan PKPU yang meliputi nasional dan internasional
Dalam kegiatan upaya penggalangan dana, PKPU sudah membuktikan diri mampu menggalang dana dan bantuan dari luar negeri untuk masyarakat Indonesia. Seperti, PKPU pernah menerima bantuan daging dari Australia, bantuan alat-alat kesehatan dari Malaysia, dan sebagainya. Ini merupakan kepercayaan besar baik ditingkat nasional bahkan internasional pada PKPU dalam kerjasama dibidang sosial. Inilah yang menjadi peluang yang besar untuk kemajuan PKPU. 4. Tantangan (Treaths) Sedangkan tantangan yang akan dihadapi oleh PKPU diantaranya adalah : a. Semakin banyaknya berdiri organisasi pengelola zakat baik BAZ maupun LAZ Di Indonesia semakin banyak berdirinya organisasi sosial yang mengelola zakat baik dari pihak pemerintah yang berbentuk BAZ dan pihak swasta yang berbentuk LAZ. Organisasi ini mempunyai tujuan yang sama yaitu pengumpulan dan apenyaluran dana ZIS. b. Adanya masyarakat yang meminta dana di PKPU untuk kepentingan individu/pribadi. Banyak terlihat fenomena dimasyarakat yang mengajukan dana dan meminta dana PKPU semata-mata bukan untuk kepentingan sosial namun hanya untuk kepentingan individu/pribadi semata. Hal ini justru akan menghambat atau tidak tersalurkannya dana ZIS kepada masyarakat yang benar-benar membutuhkan.
c. Semakin meningkatnya kemiskinan yang dibarengi dengan meningkatnya jumlah penduduk Jumlah penduduk di Indonesia semakin bertambah banyak, peningkatan jumlah penduduk diikuti juga dengan meningkatnya kemiskinan. Hal ini menjadi sebuah tantangan/ancaman bagi OPZ terutama PKPU untuk bekerja dalam hal pengentasan kemiskinan. d. Kurangnya pemahaman masyarakat muslim tentang kewajiban membayar zakat dan kurangnya kesadaran dalam berinfaq. Masih banyak diantara orang Islam yang belum memahami atau bersikap acuh terhadap kewajiban dalam membayar zakat. Dan masih banyak juga masyarakat yang belum menyadari arti penting berinfaq dan shodaqoh. Hal ini merupakan tantangan bagi LAZ PKPU dalam kegiatan penghimpunan dana. Setelah diketahui faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan eksternal (peluang dan tantangan), kemudian kita akan menentukan strategi yang dapat digunakan oleh PKPU dalam pengembangan organisasinya. Menurut penulis strategi yang paling baik dengan menggunakan matrik SWOT. Keunggulan matrik SWOT adalah dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman yang dihadapi perusahaan dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki97. Berdasarkan keterangan (data) tentang kekuatan, kelemahan, peluang dan tantangan diatas, maka PKPU dapat menggambil strategi-strategi sebagai berikut : 97
Freddy Rangkuti, Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis, h. 31
1. Strategi SO (Kekuatan dan Peluang) a. Mengajak masyarakat untuk lebih peduli sosial melalui iklan, pertemuan/ seminar-seminar PKPU dapat membuat kegiatan positif yang bertujuan memberikan masyarakat motivasi untuk lebih peduli sosial kepada saudaranya yang membutuhkan. Misalnya dengan memasang iklan, pamplet, atau mengadakan pertemuan melalui kegiatan seminar-seminar yang intinya mengajak masyarakat untuk peduli sosial. b. Membuat program khusus untuk penggalangan dana ditingkat pelajar dan mahasiswa Penggalangan dana ditingkat pelajar dan mahasiswa perlu sekali digalakkan dikarenakan kita melihat bahwa menggalang dana melalui media sekolah dan kampus itu sangat memberikan peluang untuk menghimpun dana ZIS dalam jumlah besar. PKPU perlu sekali mengadakan pendekatan dengan pihak sekolah dan juga kampus agar program yang ditawarkan dapat berjalan dengan baik. c. Memperluas jaringan kemitraan dalam maupun luar negeri Jejaring yang telah dilakukan PKPU memang sudah baik terlihat dengan mengadakan kemitraan sampai ditingkat internasional. PKPU dapat meningkatkan kembali dan memperluas lagi kemitraannya terutama dengan negara-negara kaya di Timur Tengah yang pada dasarnya sangat memahami
ZIS. Sehingga jaringan (networking) bertambah luas. Semakin luas jaringan yang dimiliki PKPU, maka akan semakin berkembang juga produk PKPU. d. Mengembangkan dan menciptakan program-program lembaga melalui pemanfaatan teknologi Teknologi yang semakin berkembang saat ini menuntut PKPU untuk mengembangkan program-program yang menarik minat masyarakat untuk bekerja sama dengan PKPU melalui pemanfaatan teknologi. Contohnya membuat pelatihan dan pendidikan IT untuk masyarakat, memfasilitasi masyarakat untuk bisa konsultasi tentang ZIS melalui email/chating secara langsung, menciptakan kartu ATM zakat yang akan memudahkan muzaki dalam mengeluarkan zakatnya. e. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat PKPU harus meningkatkan kembali pelayanan kepada masyarakat dalam bentuk apapun baik layanan zakat atau dalam setiap kegiatan-kegiatannya. f. Memberikan Award98 dan Reward99 kepada karyawan yang berprestasi Pemberian award dan reward kepada karyawan yang bekerja dengan baik. Strategi ini sebagai motivasi bagi karyawan yang lain untuk berlombalomba dalam bekerja dengan baik. 2. Strategi ST (Kekuatan dan Tantangan)
98 99
Award adalah Penghargaan dalam bentuk hadiah (barang) Reward adalah Penghargaan dalam bentuk penilaian (naik jabatan)
a. Meningkatkan program dan membuat kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat. Untuk menjaga kepercayaan masyarakat, PKPU dapat meningkatkan kembali program dan membuat kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat luas. Terlebih lagi dengan banyaknya bermunculan dan berdirinya organisasi/lembaga lain yang sejenis yang bergerak dibidang yang sama dengan PKPU. Misalnya agar terlihat berbeda dengan lembaga lain maka PKPU banyak membuat kegiatan yang memberikan masyarakat pencerahan dalam hal rohani, seperti mengadakan pengajian rutin dan berbagai kajiankajian keIslaman lainnya. b. Lebih memperhatikan lagi dan mengadakan seleksi terhadap proposal yang pengajuan dana. Terkadang banyak sekali proposal yang masuk dan kebanyakan mengajukan dana untuk kegiatan yang mengatas namakan lembaga tertentu akan tetapi banyak yang diselewengkan dana tersebut untuk kepentingan pribadi/individu semata. Oleh karena itu, PKPU harus benar-benar selektif dengan mempelajari proposal yang masuk dan mengecek serta mengontrol kegiatan yang akan dilakukan dalam proposal pengajuan. c. Menciptakan produk baru yang bertujuan untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang kewajiban zakat Masih banyaknya masyarakat yang belum memahami kewajiban zakatnya. Disini sudah menjadi kewajiban PKPU sebagai Lembaga Amil
Zakat selain menghimpun dan mengelola serta mendistribusikan dana masyarakat. PKPU juga berkewajiban untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang kewajiban zakat. PKPU dapat membuat produk-produk baru seperti membuat buletin dakwah mengenai ZIS dan Wakaf pengelolaannya. Pada saat ini hanya sebatas membuka konsultasi melalui internet dan by phone. Harus ada terobosan baru yang memudahkan masyarakat untuk memberikan pemahaman kepada masyarakat. Hal ini juga akan dapat penilaian dari masyarakat tentang PKPU dan PKPU akan dapat mudah berkembang. d. Mengadakan kerja sosial dilingkungan sekitar SDM PKPU yang cukup banyak bisa dimanfaatkan untuk mengadakan kerja sosial dilingkungan sekitar atau disuatu daerah. Apalagi PKPU mempunyai tenaga relawan yang andal yang siap diterjunkan langsung kelapangan untuk sosial. Strategi ini dapat memberikan kepercayaan masyarakat yang lebih kepada PKPU itu sendiri. e. Mengadakan kunjungan atau studi banding dengan OPZ lain. Terkait dengan telah banyaknya berkembang OPZ di Indonesia baik milik pemerintah (BAZ) maupun swasta (LAZ) yang kegiatannya sama dengan PKPU. PKPU harus banyak mengadakan kunjungan atau bentuknya studi banding dengan OPZ lain yang bertujuan untuk meneliti dan membandingkan
dengan
PKPU.
Sehingga
PKPU
bisa
mengadakan
pembaharuan serta perkembangan dalam kinerja, produk, program, dan sebainya. 3. Strategi WO (Kelemahan dan Peluang) a. Memberikan pendidikan dan pelatihan bersifat khusus dan rutin kepada karyawan PKPU mengenai fiqih ZIS dan Wakaf Karyawan yang bekerja dalam organisasi pengelola zakat harus semua memahami mengenai fiqih ZIS dan Wakaf mulai dari yang mewajibkan sampai kepada perhitungannya. Ini merupakan hal yang sangat penting dikarenakan suatu saat masyarakat yang belum akan menanyakan tentang ZIS dan bahkan Wakaf. Jika kurangnya pemahaman dari SDM PKPU maka dapat terjadi keragu-raguan dari masyarakat terhadap PKPU itu sendiri. Oleh karena itu, PKPU harus memberikan pelatihan dan pendidikan yang bersifat khusus dan rutin kepada karyawan dengan materi mengenai ZIS dan Wakaf. b. Menciptakan kemudahan dalam mengakses laporan kepada publik sekaligus mempublikasikan dan sosialisasi lembaga dan program-program PKPU Banyak juga masyarakat pada saat ini yang belum memiliki fasilitias internet. PKPU harus dapat menciptakan kemudahan bagi masyarakat yang ingin mengetahui program-program dan mengetahui laporan kegiatan PKPU. Misalnya dapat mengakses laporan melalui HP, atau terdapat dalam media massa koran, dalam buletin jum’at, dan bisa juga dengan membuat majalah/koran khusus mengenai PKPU.
c. Selalu memberikan report kepada para muzaki dan donatur Muzaki dan para donatur merupakan salah satu unsur yang dapat membuat PKPU berkembang dan eksis. Maka dari itu, PKPU harus selalu memberikan report kepada para muzaki dan donatur secara rutin agar mereka dapat percaya terhadap amanah yang telah diberikannnya. d. Melakukan
kunjungan
dan
Silaturahim
kepada
tokoh-tokoh
nasional/pejabat negara/tokoh masyarakat. Upaya ini penting sekali untuk dilakukan karena terkait dengan mudahnya birokrasi kemitraan dalam menjalin kerjasama dengan para pejabat-pejabat negara/tokoh nasional dan masyarakat sehingga target-target yang akan dicapai oleh PKPU dapat dengan mudah dilakukan seperti membidik para muzaki saat ini adalah perusahaan-perusahaan BUMN dan perusahaan swasta yang menjadi target besar muzaki PKPU. 4. Strategi WT (Kelemahan dan Tantangan) a. Melakukan strategi differensiasi PKPU juga dapat melakukan strategi differensiasi dengan menciptakan persepsi terhadap nilai tertentu kepada masyarakat. Misalnya persepsi terhadap keunggulan kinerja produk, inovasi produk, pelayanan yang lebih baik, dan sebagainya. Selain itu, strategi fokus juga dapat diterapkan untuk memperoleh keunggulan kegiatan sesuai dengan segmentasi dan pasar sasaran yang diharapkan.
b. Selalu mengevaluasi dalam setiap kegiatan/program yang telah terlaksana. PKPU harus selalu mengadakan evaluasi selain rapat resmi rutin PKPU. Evaluasi diadakan dalam setiap terlaksananya kegiatan/program dan juga dapat menjadi acuan dalam mengukur dan mengadakan perubahan serta pengembangan kegiatan/program yang telah dan belum terlaksana. c. Mengadakan pemetaan sekaligus pendataan untuk penyaluran dana Upaya pemetaan dapat dilakukan dengan mendata penduduk/warga yang kurang mampu agar pendistribusian dana dapat benar-benar tepat sasaran. Strategi ini dapat dilakukan dengan mengadakan jaulah/kunjungan kedaerahdaerah kecil atau pelosok yang jelas membutuhkan bantuan dengan membuat peta khusus PKPU. d. Meningkatkan sosialisasi dan publikasi lembaga. PKPU harus segera meningkatkan sosialisasi dan publikasinya kepada masyarakat melalui berbagai media massa. Bukan hanya lembaga tetapi yang lebih penting disini untuk dakwah Islam yang menganjurkan untuk bersedekah mengeluarkan sebagian hartanya di jalan Allah dengan ZIS. Apalagi dalam menghadapi bulan suci Ramadhan. Dimana umat Islam pada bulan itu berkewajiban mengeluarkan zakat fitrahnya. Untuk lebih ringkas lagi mengenai Strategi Pengembangan Organisasi Pengelola Zakat yang telah dianalisis berdasarkan analisis SWOT . Berikut ini adalah diagram matrik SWOT yang berisi strategi yang dapat diambil setelah menggabungkan data internal dan eksternal.
DIAGRAM 4.1. ANALISIS SWOT LAZ PKPU 1. Mayoritas masyarakat muslim 2. Kesadaran masyarakat peduli kepada dhu’afa 3. Adanya peraturan UU tentang pengelolaan ZIS 4. Meluasnya jaringan PKPU sampai ke tingkat internasional 5. Kemajuan teknologi yang semakin berkembang 1. 2. 3. 4.
Memberikan pendidikan dan pelatihan khusus dan rutin untuk karyawan PKPU tentang ZIS Menciptakan kemudahan dalam mengakses laporan Selalu memberikan report kepada para muzaki dan donatur Melakukan kunjungan dan Silaturahim
1. 2. 3. 4. 5.
Mengajak masyarakat untuk lebih peduli sosial Membuat program khusus penggalangan dana tingkat pelajar dan mahasiswa Memperluas jaringan Mengembangkan program melalui pemanfaatan teknologi Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat
1. Karyawan masih ada yang belum memahami mengenai ZIS 2. Masih ada program yang belum dilaksanakan 3. Terlambat dalam memberikan laporan kepada public 4. Publikasi dan sosialisasi masih kurang
1. 2. 3. 4.
Melakukan strategi differensiasi Selalu mengevaluasi setiap program yang telah dilaksanakan Mengadakan pemetaan dan pendataan Meningkatkan sosialisasi dan publikasi lembaga
1. Legal sebagai LAZ 2. Penerapan manajemen yang baik 3. Struktu Organisasi yang jelas 4. Aset yang dimiliki cukup besar 5. Kualitas SDM dapat diandalkan 6. Program-program menarik 7. Fasilitas kerja cukup memadai 8. Memberikan award dan reward 1. 2. 3. 4. 1. Semakin banyaknya berdiri OPZ 2. Adanya produk sejenis dari lembaga lain 3. Semakin meningkatnya kemiskinan 4. Kurangnya pemahaman masyarakat tentang wajib zakat 5. Masih ada waga kurang mampu yang belum terdata
5.
Meningkatkan program dan membuat kegiatankegiatan yang bermanfaat Lebih selektif lagi pada proposal yang masuk Menciptakan produk baru Mengadakan kerja sosial dilingkungan sekitar Mengadakan kunjungan/studi banding dengan OPZ lain
Diagram 4.2. MATRIK SWOT LAZ PKPU Strenghts (S)
Weakness (W)
1. Legal sebagai LAZ 2. Penerapan
1. Karyawan PKPU
manajemen
yang baik
IFAS
ada
juga
yang
memiliki
3. Struktur Organisasi yang jelas
masih kurang
pengetahuan
mengenai ZIS dan Wakaf 2. Masih ada juga program
4. Aset yang dimiliki cukup besar
yang belum dilaksanakan 3. Terlambat
EFAS
5. Kualitas
SDM
dapat
diandalkan
memberikan
laporan kepada publik 4. Publikasi dan sosialisasi
6. Program-program menarik
masih kurang
7. Fasilitas cukup memadai Opportunities (O) 1. Mayoritas
Strategi SO
masyarakat 1. Mengajak
muslim 2. Kesadaran
masyarakat
peduli kepada dhu’afa 3. Adanya
peraturan
masyarakat 1. Memberikan
jejaringan
pendidikan
untuk lebih peduli sosial
dan
melalui iklan, pertemuan/
khusus dan rutin kepada
seminar-seminar
karyawan PKPU mengenai
UU 2. Membuat program khusus
tentang pengelolaan ZIS 4. Meluasnya
Strategi WO
pelatihan
fiqih ZIS dan Wakaf
untuk penggalangan dana 2. Menciptakan ditingkat
pelajar
dan
bersifat
kemudahan
dalam mengakses laporan
PKPU sampai internasional
mahasiswa
kepada publik sekaligus
5. Kemajuan teknologi yang 3. Memperluas semakin berkembang
jaringan
mempublikasikan
dan
kemitraan dalam maupun
sosialisasi
dan
luar
program-program PKPU.
negeri
negara-negara
terutama kaya
lembaga
di 3. Selalu memberikan report
Timur Tengah
kepada para muzaki dan
4. Mengembangkan programprogram lembaga melalui pemanfaatan teknologi 5. Meningkatkan pelayanan kepada masyarakat 6. Memberikan award dan
donatur dengan cara yang mudah dan cepat 4. Melakukan kunjungan dan Silaturahim kepada tokohtokoh
nasional/pejabat
negara/tokoh masyarakat.
reward kepada karyawan Treaths (T) 1. Semakin
banyaknya 1. Meningkatkan
berdiri OPZ
Strategi WT program 1. Melakukan
dan membuat kegiatan-
2. Adanya produk sejenis dari lembaga lain 3. Semakin
Strategi ST
differensiasi
kegiatan yang bermanfaat 2. Selalu mengevaluasi dalam bagi masyarakat.
meningkatnya 2. Lebih memperhatikan lagi
setiap
kegiatan/program
yang telah terlaksana
kemiskinan yang dibarengi
dan mengadakan seleksi 3. Mengadakan
dengan
terhadap proposal yang
meningkatnya
strategi
pemetaan
sekaligus pendataan untuk
jumah penduduk 4. Kurangnya
pengajuan dana.
pemahaman 3. Menciptakan produk baru 4. Meningkatkan
masyarakat
muslim
tentang kewajiban zakat 5. Masih
ada
warga
masyarakat kurang mampu belum
penyaluran dana
terdata
yang
bertujuan
untuk
memberikan pemahaman kepada masyarakat tentang kewajiban zakat
sebagai 4. Mengadakan kerja sosial
mustahik di PKPU
dilingkungan sekitar 5. Mengadakan
kunjungan
atau studi banding dengan OPZ lain.
sosialisasi
dan publikasi lembaga
Berdasarkan pendekatan tersebut, dapat ditentukan berbagai kemungkinan alternatif strategi yang dapat diambil oleh PKPU, dalam hal ini PKPU dapat mengambil
strategi-strategi
dalam
melakukan
kegiatan
pengembangan
organisasinya sebagai berikut : ”hasil SWOT” a. Melakukan strategi differensiasi yaitu dengan menciptakan persepsi terhadap nilai tertentu pada konsumennya misalnya persepsi terhadap kinerja, produk, inovasi produk, pelayanan, dan sebagainya. b. Lebih mengintensifkan kembali dalam memberikan pendidikan dan pelatihan kepada karyawan secara khusus dan rutin. c. Mengadakan kunjungan atau studi banding dengan OPZ lain. d. Menciptakan inovasi-inovasi baru dalam produk melalui pemanfaatan teknologi e. Menjalin silaturahim dan komunikasi diantara karyawan. f. Memberikan kemudahan dalam mengakses laporan dan kegiatan lembaga g. Meningkatkan pelayanan lembaga kepada masyarakat. h. Memberikan penghargaan Award dan Reward kepada karyawan yang berprestasi sebagai motivasi kerja. i. Mewujudkan manajemen syari’ah dalam penerimaan dan penyaluran dana.
BAB V PENUTUP
A.
Kesimpulan Setelah penulis menguraikan dan membahas tentang strategi pengembangan
organisasi pada PKPU, maka pada bab akhir ini penulis menarik kesimpulan sebagai berikut: 1. Yang harus dilakukan dalam mengembangkan sebuah organisasi terutama Organisasi Pengelola Zakat (OPZ), maka ada empat unsur yang perlu sekali dikembangkan
diantaranya
adalah
Pengembangan
Teknologi,
Pengembangan Produk, Pengembangan Administrasi, dan Pengembangan SDM. 2. Strategi pengembangan OPZ yang dilakukan PKPU diantaranya adalah : a. Pengembangan dibidang teknologi PKPU dalam kegiatannya banyak memafaatkan teknologi untuk menunjang sistem kerja dari organisasi seperti menggunakan alat komunikasi telephone, faxmile, dan menggunakan fasilitas internet untuk mengenalkan program dan lembaga melalui website http://www.pkpu.or.id. Selain itu juga, PKPU menciptakan kemudahan dalam pelayanan zakat melalui teknologi HP (SMS), Bank (ATM)
b. Pengembangan Produk Produk-produk PKPU berbentuk program-program yang telah disusun dan direncanakan. Program PKPU telah diberi nama-nama yang baik yang dapat menarik minat masyarakat dalam segmentasi bidang-bidang seperti Peduli Pendidikan, Peduli Dakwah dan Sosial, Peduli Kesehatan, dan Peduli Ekonomi. c. Pengembangan Administrasi Pengembangan Administratsi mencakup struktur, tujuan, kebijakan, insentif, sistem informasi dan anggaran. PKPU merupakan lembaga yang mempunyai struktur organisasi yang baik dan jelas cara kerjanya, tujuan organisasi yang juga jelas yang terealisasikan dalam kegiatan/program PKPU. Dalam membuat kebijakan PKPU berbentuk program kerja, PKPU melibatkan para pengurus dan staff dari kantor pusat dan kantor cabang di daerah. Keterlibatan pengurus daerah dalam merumuskan program dimaksudkan agar pengurus pusat mendapat masukan ide-ide. d. Pengembangan SDM Memberikan
kesempatan
sekolah
formal
kepada
karyawan,
memberikan pelatihan-pelatihan baik indoor maupun outdoor, dan melakukan dengan mengajak karyawan studi banding ke lembaga lain 3. Yang menjadi faktor kekuatan, kelemahan dan peluang serta tantangan dari LAZ PKPU adalah
a. Kekuatan
: Legal sebagai LAZ, penerapan manajemen yang baik,
struktur organisasi yang jelas, aset yang dimiliki cukup besar, kualitas SDM dapat diandalkan, program-program menarik, fasilitas cukup memadai b. Kelemahan
: Karyawan PKPU masih ada juga yang kurang
memiliki pengetahuan mengenai ZIS dan Wakaf, masih ada juga program yang belum dilaksanakan, terlambat memberikan laporan kepada publik, dan publikasi dan sosialisasi masih kurang c. Peluang
: Mayoritas masyarakat muslim, kesadaran masyarakat
peduli kepada dhu’afa, adanya peraturan UU tentang pengelolaan ZIS, meluasnya jejaringan PKPU sampai internasional, kemajuan teknologi d. Tantangan
: Semakin banyaknya berdiri OPZ, adanya produk ejenis
dari lembaga lain, semakin meningkatnya kemiskinan, kurangnya pemahaman masyarakat muslim tentang kewajiban zakat, masih ada warga masyarakat kurang mampu belum terdata sebagai mustahik di PKPU 4. Berdasarkan teknik analisis SWOT maka PKPU harus melakukan melakukan strategi differensiasi, memberikan pendidikan dan pelatihan, mengadakan kunjungan dan studi banding, menciptakan inovasi baru melalui pemanfaatan teknologi, menjalin silaturahim antara karyawan, memberi kemudahan dalam mengakses lembaga, meningkatkan pelayanan, dan memberikan penghargaan kepada karyawan berdasarkan kinerja.
B.
Saran-Saran Hal yang disarankan penulis dalam skripsi ini antara lain: 1. OPZ merupakan organisasi yang berbentuk BAZ dan LAZ yang bertujuan untuk menggalang, mengelola, dan mendistribusikan dana masyarakat berbentuk dana ZIS dan juga Wakaf dalam rangka untuk memberantas kemiskinan di Indonesia khususnya dan juga merupakan kewajiban umat Islam yang menjadi amil/pengelola ZIS yang semata-semata mengharapkan Ridha Alllah SWT. Oleh karena itu, OPZ harus terus dikembangkan melalui kegiatan pengembangan organisasi sebagai bentuk konstribusi lembaga kepada masyarakat dan juga agar masyarakat dapat terus memberikan kepercayaan kepada OPZ sehingga OPZ tetap eksis kegiatannya ditengahtengah masyarakat di Indonesia ini khususnya. 2. Bagi masyarakat hendaknya untuk selalu mendukung setiap kegiatan-kegiatan dari OPZ dan memberikan kepercayaan untuk mengelola dana zakat, infaq, shadaqah dan bahkan dana wakaf. 3. Bagi kalangan Akademisi/Cendekiawan hendaknya memberikan pemikiranpemikiran masukan dan ide-ide cemerlang yang bernilai baik bagi perkembangan OPZ kedepannya sehingga diharapkan OPZ dapat mempu mengurangi kemiskinan yang terjadi dinegara ini. 4. Dan bagi pemerintah sendiri hendaknya selalu mendukung, memberikan sarana dan memberikan motivasi bagi OPZ agar OPZ selalu berkembang dan nantinya akan banyak membantu pemerintah dalam mengatasi permasalahan-
permasalahan sosial yang terjadi. Dan diharapkan juga kepada pemerintah untuk memudahkan memberi jalan bagi perkembangan OPZ di masa yang akan datang.
DAFTAR PUSTAKA
Al-Quran dan Terjemahannya, Departemen Agama RI, 2004 Badan Amil Zakat (BAZNAS). Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 38 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Zakat. Jakarta: BAZNAS, 1999 David, Fred.R. Manajemen Strategis; Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan. Yogyakarta: Gajah Mada University Press, Cet. Ke-2, 2003 Dekawati, Ipong. ” Strategi Pengembangan Perguruan Tinggi Swasta”. Diakses pada 4 April 2008 dari http://educare.e-fkipunla.net. Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka, 1996, Cet. Ke-7 Ghazaly, Hasbullah.” Manajemen dan Pengembangan Organisasi”. Diakses pada 4 April 2008 dari http://hasbullahghazaly.blogspot.com/2008/03/manajemendan-Pengembangan-Organisasi.html. Hadi, Sutrisno. Metodologi Research. Yogyakarta: Andi, 2004, cet. ke-10 Hasibuan, Malayu S.P. Managemen Menurut Islamologi. Jakarta: Gema Insani Press, 1997 -------. Managemen Sumber Daya Manusia, Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2000, Cet. Ke-9 Herujito, Yayat.M. Dasar-dasar Menajemen. Jakarta: PT Grafindo, 2001 Media Indonesia, Jakarta : Kamis 7 Desember 2006 Nainggolan, Pahala. Akuntansi Keuangan Yayasan dan Lembaga Nirlaba Sejenis. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, Edisi pertama, 2005
Nawawi, Hadari. Perencanaan SDM Untuk Organisasi Profit Yang Kompetitif. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press, 2003, Cet. Ke-2 -------. Manajemen Strategik Organisasi Non Profit Bidang Pemerintahan, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2003, Cet. Ke-2 Nasution, Mustafa Edwin. Seminar “Potensi Lembaga Keuangan”, Universitas Islam Negeri, Rabu 17 Januari 2007 Nazir, Moh. Metode Penelitian. Bandung : Ghalia Indonesia, 2003, Cet. Ke-1 Nurcahyati, Yeni. ” Strategi Pengembangan Organisasi”. Diakses pada 3 Februari 2008 dari http://ynuryahyati.blogspot.com/2008/02/Strategi - Pengembangan Organisasi.html. Permono, Sjechul Hadi. Pemerintah RI Sebagai Pengelola Zakat. Jakarta: Pustaka Firdaus, 1992, Cet. Ke-1 Pusat Budaya dan Bahasa (PBB) UIN. Revitalisasi Filantropi Islam. Jakarta : Pusat Bahasa dan Budaya UIN, 2005 Rangkuti, Freddy. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1997. -------. Analisis SWOT Teknik Membedah Kasus Bisnis. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2001. Republika. ”Potensi Zakat Di Indonesia”. 17 Oktober 2006. Siagian, Sondang.P. Teori Pengembangan Organisasi. Jakarta : Bumi Aksara, 2002, Cet. ke-4 Soehartono, Irawan. Penelitian Sosial. Bandung : PT Remaja Rosda Karya, 1995, Cet ke-1 Sudarsono, Heri. Bank & Lembaga Keuangan Syariah. Yogyakarta: EKONISIA kampus FE UII, Edisi 2, 2004 Suma, Muhammad Amin. Seminar “Potensi Lembaga Keuangan Sosial Dalam Sistem Keuangan Syariah Di Indonesia” Universitas Islam Negeri, Rabu 17 Januari 2007 Tim Penulis Fakultas Syariah dan Hukum. Pedoman Penulisan Skripsi. Jakarta: Fakultas Syariah dan Hukum, 2007
Umar, Husein, Metodologi Penelitian Aplikasi untuk Pemasaran, Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 1997 Website PKPU http://www.pkpu.or.id Wibowo. Manajemen Perubahan. Jakarta : PT RajaGrafindo Persada, 2006 Widodo, Hertanto dan Kustiawan, Teten. Akuntansi dan Manajemen Keuangan untuk Organisasi Pengelolaan Zakat, Jakarta: Institut Manajemen Zakat, 2001, Cet. Ke-1