PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN PADA PESERTA DIDIK SMP PANGUDI LUHUR BAYAT KLATEN KELAS IX A SEMESTER I Skripsi Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Oleh Fajari Revyanto Kurniawan NIM. 091224011
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA SASTRA INDONESIA JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA DAN SENI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SANATA DHARMA YOGYAKARTA 2016 i
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN PADA PESERTA DIDIK SMP PANGUDI LUHUR BAYAT KLATEN KELAS IX A SEMESTER I
Disusun oleh : Fajari Revyanto Kurniawan 091224011
Telah disetujui oleh :
Pembimbing I
Drs. J. Prapta Diharja, SJ., M.Hum
Tanggal 5 September 2016
Pembimbing II
Drs. B. Rahmanto, M.Hum.
Tanggal 5 September 2016
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
SKRIPSI
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN PADA PESERTA DIDIK SMP PANGUDI LUHUR BAYAT KLATEN KELAS IX A SEMESTER I
Dipersiapkan dan ditulis oleh: Fajari Revyanto Kurniawan NIM: 091224011 Telah dipertahankan di depan Panitia Penguji pada tanggal: 27 September 2016 dan dinyatakan telah memenuhi syarat Susunan Panitia Penguji Nama Lengkap
Tanda tangan
Ketua
: Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd.
.....................
Sekretaris
: Dr. R. Kunjana Rahardi, M.Hum.
.....................
Anggota
: Drs. J. Prapta Diharja, S.J, M.Hum.
.....................
Anggota
: Drs. B. Rahmanto, M.Hum.
.....................
Anggota
: Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd.
.....................
Yogyakarta, 27 September 2016 Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Dekan,
Rohandi, Ph.D.
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Syukur Tiada Akhir Jacob Oetama
“Sakehing prekara bisa daksangga srana kekuwatan sing diparengake dening Sang Kristus marang aku” -Filipi 4 : 13-
Selalu berusaha menjadi seperti sebatang lilin dan segenggam garam Fajari Revyanto Kurniawan
Karya sederhanaku ini aku persembahkan untuk: Tuhan Yesus dan Bunda Maria Bapak Norbertus Riyanta Ibu Fransisca Natalia Murwati Adekku tercinta CH. Rinanda YV
iv
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 27 September 2016 Penulis,
Fajari Revyanto Kurniawan
v
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma: Nama
: Fajari Revyanto Kurniawan
Nomor Mahasiswa
: 091224011
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul: PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PENINGKATAN KEMAMPUAN MENULIS CERPEN PADA PESERTA DIDIK SMP PANGUDI LUHUR BAYAT KLATEN KELAS IX A SEMESTER I Dengan demikian saya memberikan kepada perpustakaan Universitas Sanata Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain, mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikan di internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa meminta izin dari maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama saya sebagai penulis. Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya
Dibuat di Yogyakarta Pada tanggal: 27 September 2016 Yang menyatakan
Fajari Revyanto Kurniawan
vi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRAK Kurniawan, Fajari Revyanto. 2016. Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Peningkatan Kemampuan Menulis Cerpen pada Peserta Didik SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten Kelas IX A Semester I. Skripsi. Yogyakarta: PBSI, FKIP, Universitas Sanata Dharma. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hasil belajar siswa dalam peningkatan kemampuan menulis cerpen. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan saintifik. Penelitian ini adalah jenis PTK (Penelitian Tindakan Kelas). Prosedur penelitian ini mengunakan model Penelitian Tindakan Kelas Kemmis & McTaggart. Penelitian ini dilakukan dalam 2 siklus, masing-masing siklus terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, observasi, dan refleksi, keseluruhan siklus dilakukan dalam 2 pertemuan. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas IX A SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten. Subjek diberikan tindakan berupa pendekatan saintifik dalam menulis cerpen. Pengumpulan data dilakukan dengan tes, analisis data dengan menggunakan statistik deskriptif. Hasil dari penelitian yang dilakukan ini adalah analisis data kemampuan siswa menunjukkan bahwa pada kondisi awal, hanya 5 orang dari 28 siswa atau 17,86% siswa tuntas dalam pembelajaran. Pada siklus I terjadi peningkatan menjadi 11 siswa atau 39,29 % siswa tuntas dalam pembelajaran. Pada siklus II pada nilai akhir mengalami peningkatan, dengan kata lain kriteria penilaian dalam kategori baik sudah tercapai, bahkan terdapat beberapa peserta didik yang tergolong dalam kriteria nilai sangat baik. Dengan demikian, pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan pendekatan saintifik dapat disimpulkan mengalami peningkatan yang cukup signifikan dilihat dari jumlah siswa yang tuntas dalam setiap proses pembelajaran menulis cerpen. Kata kunci : Cerpen, pendekatan saintifik.
vii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ABSTRACT Kurniawan, Fajari Revyanto. 2016. Implementation of Scientific Approach in Upgrading of Students Writing Short Story Capability of Pangudi Luhur Bayat Klaten Junior High School IXA Class Semester I. Thesis. Yogyakarta: PBSI, FKIP, Sanata Dharma University. This research purpose is to determine students result in learning to write short stories. This research use scientific approach. This research is a kind of Classroom Action Research. This study uses a procedure model of Kemmis & McTaggart Classroom Action Research. It was conducted in two circles, each cycle consists of two cycles, and there are planning, realization, observing, and reflection. The respondents of this research are students of XI A Pangudi Luhur Bayat Klaten Junior High School. Respondents were given actions in the form of scientific approach in writing short stories. The data collection in this study collected by test, data analysis using descriptive statistic. The result of the research showed that the students' abilities in the initial conditions, only 5 out of 28 students or 17.86% students completed the study. In the first cycle increased to 11 students or 39.29% students completed the study. In the second cycle at the final value has increased, in other words, the assessment criteria in both categories have been reached, even there are some students who belong to the criteria of very good value. Therefore, the study of writing a short story by using a scientific approach can be summed experienced a significant increase in terms of the number of students who pass in every process of learning to write short story. Keywords: Short Story, scientific approach.
viii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur ke hadirat Tuhan yang Maha Esa, yang telah melimpahkan rahmat dan karunia kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini. Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis mendapat bantuan, dukungan, bimbingan, motivasi dan arahan dari berbagai pihak. Penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Ibu Dr. Yuliana Setyaningsih, M.Pd. selaku Kaprodi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia. 2. Romo Drs. J. Prapta Diharja, S.J., M.Hum. dan Bapak Drs. B. Rahmanto, M.Hum. sebagai dosen pembimbing akademik maupun sebagai dosen pembimbing dalam penyusunan skripsi yang telah bersedia meluangkan waktu, tenaga, dan pikiran dari awal penyusunan skripsi sampai terselesaikannya skripsi ini. 3. Bapak Galih Kusumo, S.Pd., M.Pd. Sebagai dosen penguji yang telah memberikan masukan kepada penulis sehingga penulis mendapat banyak pengetahuan dan wawasan dalam mengambil dan mengolah data penelitian. 4. Segenap dosen dan karyawan Prodi PBSI Universitas Sanata Dharma yang telah membimbing, membantu serta memberikan ilmunya kepada penulis selama di Universitas Sanata Dharma. 5. Bapak FX. Heru Cahyono, S.Pd. sebagai kepala sekolah SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten yang telah mengijinkan penulis melaksanakan penelitian. 6. Ibu
Ana Prasetyaningsih, S.Pd. sebagai guru pembimbing yang telah
sabar membimbing penulis dalam melakukan penelitian di SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten. 7. Siswa-siswi kelas IX A SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten tahun ajaran 2015/2016 yang telah bersedia membantu penulis selama penulis melakukan penelitian di SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten.
ix
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8. Bapak N. Riyanta, Ibu FN. Murwati, dan adek CH. Rinanda Yulitasari Veraningtyas atas motivasi, doa dan dukungan serta cinta kasih yang diberikan kepada penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini. 9. Sahabat-sahabat kost yang selalu memberikan semangat kepada penulis dalam penyusunan skripsi. 10. Cecil, Woro, Asa, Tofan, Kiki dan adit yang telah memberikan dukungan kepada penulis selama penelitian dan penyusunan skripsi ini. 11. Mbak Tina, mbak Nila, Mas Anggun, Bulek Yugi, Mas Agus Munadi, Mas adit, dek Tutik, mbak Uut, Mas Sandro yang telah memberikan dukungan kepada penulis sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 12. Teman-teman OMK Santo Stephanus Bayat yang telah memberikan dukungan untuk terus maju dan semangat OJO KENDHO, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi. 13. Teman-teman Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia angkatan 2009. Yang telah banyak membantu penulis dalam bertukar pikiran ketika penulis mengalami kesulitan.
Penulis berharap semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi yang membaca dan dapat digunakan sebagai acuan untuk penelitian selanjutnya.
Yogyakarta, 27 September 2016 Penulis,
Fajari Revyanto Kurniawan.
x
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
DAFTAR ISI
Halaman HALAMAN JUDUL ................................................................................................
i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ..........................................................................
ii
HALAMAN PENGESAHAN..................................................................................
iii
HALAMAN MOTO DAN PERSEMBAHAN .......................................................
iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ..................................................................
v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ...............................................................................
vi
ABSTRAK ................................................................................................................
vii
ABSTRACT ...............................................................................................................
viii
KATA PENGANTAR..............................................................................................
ix
DAFTAR ISI.............................................................................................................
xi
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
1
1.1 Latar Belakang ..........................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah.......................................................................................
5
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................
5
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................
6
1.5 Batasan Istilah.............................................................................................
7
1.6 Sistematika Penyajian.................................................................................
8
BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................................
9
2.1 Landasan Teori ........................................................................................ ..
9
2.1.1 Penelitian yang Relevan ..................................................................
9
xi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2.2 Kemampuan Menulis Cerpen ....................................................................
12
2.2.1 Pengertian menulis ...........................................................................
12
2.2.2 Pengertian cerpen .............................................................................
13
2.2.3 Karakter cerpen.................................................................................
14
2.3 Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ........................................
21
2.4 Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik................................................
26
2.4.1 Pendekatan Saintifik .........................................................................
26
2.4.2 Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Menulis Cerpen ................................................................................................
29
2.5 Kerangka Berfikir .......................................................................................
31
2.6 Hipotesis Tindakan ....................................................................................
32
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..............................................................
33
3.1 Jenis Penelitian ...........................................................................................
33
3.1.1 Subjek Penelitian ..............................................................................
34
3.1.2 Lokasi dan Waktu Penelitian............................................................
34
3.1.3 Variabel Penelitian ...........................................................................
34
3.1.4 Prosedur Penelitian ...........................................................................
34
3.1.5 Teknik Pengumpulan Data ...............................................................
40
3.1.6 Instrumen Penelitian ........................................................................
41
3.1.7 Teknik Analisis Data .......................................................................
43
3.1.8 Indikator Keberhasilan......................................... ............................
47
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN........................................
48
4.1 Deskripsi Hasil Penelitian ..........................................................................
48
4.1.1 Pretest ...............................................................................................
48
4.1.2 Siklus I..............................................................................................
49
4.1.3 Siklus II ............................................................................................
62
4.2 Pembahasan Hasil Penelitian......................................................................
69
4.3 Peningkatan Kemampuan Berdasarkan Nilai Rata-Rata Siswa..................
70
4.4 Peningkatan Kemampuan Siswa Berdasarkan Ketuntasan Belajar ............
71
xii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BAB V PENUTUP....................................................................................................
76
5.1 Kesimpulan .................................................................................................
76
5.2 Saran ...........................................................................................................
77
DAFTAR PUSTAKA ...............................................................................................
80
LAMPIRAN..............................................................................................................
82
BIODATA PENULIS............................................................................................... 127
xiii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 1
BAB I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Masalah Pendidikan merupakan hal yang sangat penting untuk diperoleh bagi anak-anak atau pun orang dewasa. Pendidikan menjadi salah satu modal bagi seseorang agar dapat berhasil dan mampu meraih kesuksesan dalam kehidupannya. Saat ini dunia pendidikan makin dituntut untuk mendidik anak-anak ataupun orang dewasa agar mempunyai Sumber Daya Manusia (SDM) yang berkualitas, kreatif, aktif, dan inovatif dalam segala bidang. Hal ini kiranya dapat dimulai dari pelaksanaan kegiatan belajar yang aktif, di mana peserta didik secara aktif membangun sendiri pengetahuannya. Cara untuk mengembangkan ilmu pengetahuan peserta didik agar semakin terampil dan semakin intelektual dalam dunia pendidikan, setiap anak harus mendapatkan pendidikan yang layak. Siswa di SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten dalam pembelajarannya masih menggunakan metode pembelajaran konvensional atau metode ceramah, jadi siswa masih fokus terhadap guru, bukan pembelajaran yang mandiri. Kurikulum untuk sekarang ini masih memegang peran penting dalam suatu pendidikan sebab sebagai penentuan arah isi dan proses pendidikan yang menentukan kualitas lulusan kelak. Dari tahun ke tahun kurikulum mengalami perubahan sejalan dengan kemajuan zaman dan perkembangan
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 2
ilmu pengetahuan dan teknologi bukan karena pergantian menteri yang selama
ini
dipikirkan
oleh
masyarakat.
Perkembangan
kurikulum
dipengaruhi juga oleh perkembangan teori dan praktik pendidikan serta variasi aliran-aliran atau teori pendidikan. Proses perubahan secara mendasar dan sistematis, kurikulum yang dikembangkan dalam pendidikan sebenarnya merupakan proses tranformasi pandangan dan aspirasi tentang pendidikan ke dalam program-program yang secara efektif akan mewujudkan visi dan misi pendidikan. Menurut (Sukmadinata, 2013:5) kurikulum adalah suatu rencana pendidikan atau pengajaran. Kurikulum bukan hanya merupakan rencana tertulis bagi pengajaran, melainkan sesuatu yang fungsional yang beroperasi dalam kelas, yang memberi pedoman dan mengatur lingkungan dan kegiatan yang berlangsung di dalam kelas. Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP) mempunyai pengertian sebagai kurikulum operasional yang
tersusun
dan
dilaksanakan
oleh
masing-masing
satuan
pendidikan/sekolah (Muslich, 2007:10). Dalam standar nasional pendidikan (BSNP pasal 1, ayat 15), dijelaskan bahwa KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh tiap-tiap satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan dan berdasarkan pada standar kompetensi dasar yang dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) (Sanjaya, 2008:128). Terdapat 8 klasifikasi standar yang ada
dalam KTSP, cakupan klasifikasi 8 standar tersebut berupa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 3
standar kompetensi lulusan, standar isi, standar proses, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan pendidikan, standar pembiayaan pendidikan, dan standar penilaian pendidikan. Terkait proses pembelajaran, terdapat 3 standar yang harus dipenuhi oleh guru yaitu standar kompetensi lulusan, standar isi, dan standar proses. Terkait dengan standar proses, proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Untuk mencapai standar proses, banyak hal yang bisa dilakukan. Salah satunya dengan penerapan pendekatan pembelajaran. Terdapat pendekatan baru yang dapat digunakan yaitu pendekatan saintifik. Pendekatan ini merupakan pendekatan pembelajaran yang dilakukan melalui proses
mengamati
(experimenting),
(observing),
menalar
menanya
(associating),
(questioning), dan
mencoba
mengkomunikasikan
(communicating). Tahapan pendekatan tersebut dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dalam proses pembelajaran. Pendekatan saintifik dapat diaplikasikan dalam pembelajaran bahasa Indonesia. Ada dua aspek yang diajarkan dalam pembelajaran bahasa Indonesia berupa aspek kebahasaan dan aspek sastra. Pada aspek sastra, pembelajaran cerpen menjadi salah satu cakupan pembelajaran yang harus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 4
diajarkan. Pembelajaran cerpen merupakan salah satu mata pelajaran yang mengajak para peserta didik cenderung untuk mengenal cerita cerita masa lampau. Pada dasarnya, cerpen merupakan sebuah prosa yang hanya menceritakan salah satu segi saja peristiwa yang dialami oleh pelakunya. Pemusatan perhatian pada satu tokoh saja yang ditempatkan pada suatu situasi sehari-hari (Hartoko dan Rahmanto 1986: 132). Cerpen dapat diartikan sebagai cerita atau narasi (bukan analisis argumentatif) yang fiktif (tidak benar-benar sedang terjadi tetapi dapat terjadi di mana saja dan kapan saja) serta relatif pendek (Sumardjo dan Saini, 1986: 37). Dalam hal ini, terdapat Standar Kompetensi dan Kompetensi dasar yang tercantum dalam kurikulum terkait dengan pembelajaran cerpen. Salah satu SK dan KD yang memuat hal itu adalah Kompetensi menulis 8. Mengungkapkan kembali pikiran, perasaan, dan pengalaman dalam cerita pendek dan Kompetensi Dasar 8.1b Menulis cerita pendek bertolak dari peristiwa yang pernah dialami. SK dan KD tersebut menjadi salah satu acuan yang digunakan dalam penelitian ini. Selain mengacu SK dan KD dalam kurikulum ada juga alasan lain dilakukannya penelitian ini. Bahwa sekarang ini, pembelajaran cerpen cenderung tidak menarik minat peserta didik untuk mempelajarinya di sekolah. Kurang menarik sebab cerpen yang diajarkan kurang variatif, model pembelajaran yang monoton, dan tidak mengaktifkan peserta didik. Peserta didik pasif sebab guru hanya memberikan teks cerpen dan mereka membaca cerpen tersebut. Untuk menyiasati hal tersebut salah satunya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 5
dengan menerapkan pendekatan yang dapat meningkatkan minat belajar peserta didik tentang cerpen adalah pendekatan saintifik. Dalam hal ini, untuk mengetahui keefektifan pendekan saintifik dalam pembelajaran menulis cerpen, maka dilakukan penelitian yaitu penerapan pendekatan saintifik dalam peningkatan kemampuan menulis cerpen pada peserta didik SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten kelas IX A semester I. 1.2
Rumusan Masalah Masalah-masalah yang akan diteliti oleh penulis dapat dirumuskan sebagai berikut 1. Bagaimana meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas IX A SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten dalam kemampuan menulis cerpen dengan pendekatan saintifik ? 2. Apakah pembelajaran saintifik dapat meningkatkan kemampuan siswa SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten kelas IX A semester I dalam menulis cerpen ?
1.3
Tujuan Penelitian Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan penelitian ini sebagai berikut 1. Mengetahui hasil belajar peserta didik kelas IX A SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten dalam peningkatan kemampuan menulis cerpen dengan menggunakan pendekatan saintifik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 6
2. Mengetahui penerapan pendekatan saintifik terhadap peningkatan kemampuan menulis cerpen di SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten kelas IX A semester I. 1.4
Manfaat Penelitian Berdasarkan tujuan yang akan dicapai oleh peneliti, penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dalam ranah pendidikan baik secara langsung atau tidak langsung. Manfaat penelitian ini adalah sebagai berikut. a.
Bagi guru Memberikan masukan kepada guru mengenai model pembelajaran yang dapat meningkatkan keaktifan peserta didik dan menambah wawasan kepada guru mengenai pendekatan saintifik dalam pembelajaran cerpen.
b.
Bagi peserta didik Memberikan kesempatan bagi para peserta didik agar lebih aktif dan kreatif dalam mengikuti proses pembelajaran.
c.
Bagi sekolah Pendekatan
saintifik
dapat
meningkatkan
proses
pembelajaran di sekolah dan dapat menarik keaktifan peserta didik di sekolah. d.
Bagi peneliti Menambah
pengalaman
dalam
proses
pembelajaran
menggunakan pendekatan saintifik, sebagai bekal mengajar di lapangan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 7
e.
Bagi pembaca Memberikan informasi yang cukup bagi pembaca mengenai pendekatan saintifik dan memberikan masukan kepada peneliti yang akan melakukan penelitian selanjutnya.
1.5
Batasan Istilah Batasan istilah perlu dilakukan agar tidak terjadi penyimpangan pemahaman dalam penafsiran. Adapun istilah-istilah yang perlu dibatasi adalah sebagai berikut: a.
Kurikulum Kurikulum Menurut (Sukmadinata, 2013:5) Kurikulum adalah suatu rencana pendidikan atau pengajaran. Kurikulum bukan hanya merupakan rencana tertulis bagi pengajaran, melainkan sesuatu yang fungsional yang beroperasi dalam kelas, yang memberi pedoman dan mengatur lingkungan dan kegiatan yang berlangsung di dalam kelas.
b.
Pendekatan saintifik Pendekatan saintifik Pedekatan saintifik ialah pendekatan pembelajaran yang dilakukan melaui proses mengamati (observing), menanya (questioning), mencoba (experimenting), menalar
(associating),
(communicating).
dan
mengomunikasikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 8
c.
Cerpen Cerpen dapat diartikam sebagai cerita atau narasi (bukan analisis argumentatif) yang fiktif (tidak benar-benar sedang terjadi tetapi dapat terjadi di mana saja dan kapan saja) serta relatif pendek (Sumardjo dan Saini, 1986: 37).
1.6
Sistematika Penyajian Sistem penyajian penelitian ini adalah sebagai berikut: Bab I pendahuluan berisi tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan istilah, dan sistematika penyajian. Bab II landasan teori berisi tentang tinjauan pustaka dan kajian teori. Bab III metodologi penelitian berisi tentang rancangan penelitian, subjek penelitian, objek penelitian, prosedur penelitian, tahap pengumpulan data, dan teknik analisis data. Bab IV hasil penelitian tentang penerapan pendekatan saintifik dalam peningkatan kemampuan menulis cerpen kelas IX A SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten tahun ajaran 2015/2016. Bab V penutup berisi tentang kesimpulan dan saran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 9
BAB II LANDASAN TEORI
2.1
Landasan Teori 2.1.1 Penelitian Relevan Peneliti menemukan penelitian yang serupa dan ada hubungannya dengan topik penelitian. Penelitian yang relevan dengan topik ini, yaitu penelitian Yuliana Tutik Setyaningsih (2009) dan Ridemta Hesti Dyah Rosari Wulandari (2010). Penelitian Yuliana Tutik Setyaningsih berjudul “Unsur Intrinsik Cerpen “Monumen” Karya Nh. Dini dan Implementasinya dalam Pembelajaran Cerpen di SMP kelas IX Semester 1. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif. Hasil analisis menunjukkan bahwa cerpen “Monumen” karya Nh. Dini mempunyai tokoh sentral atau utama dalam cerpen “Monumen” yaitu Cina gendut dan tokoh sentral antiwirawan, yaitu pejabat tinggi setempat. Tokohtokoh yang lain berkedudukan sebagai tokoh bawahan, yang kehadirannya mendukung terjalinnya cerita secara keseluruhan. Tokohtokoh bawahan yang dimaksud adalah warga masyarakat, Pak dan Ibu bayan, seorang anggota kelompok ibu-ibu cantik, dan Pak Lurah. Cerpen ini menunjukan alur linier. Latar cerita ada tiga, yaitu tempat, waktu dan sosial. Latar tempat yaitu sebuah desa terpencil di pinggiran 9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 10
Semarang, latar waktu kurang lebih lima puluh tahun setelah kemerdekaan RI, dan latar sosial menunjukkan adanya perbedaan status, perilaku, dan kebiasaan antara kelompok wanita Organisasi Sosial Internasional dan masyarakat yang tinggal di daerah terpencil. Tema cerpen adalah upaya perbaikan mutu masyarakat melalui perbaikan sarana dan lingkungan hidup. Amanat cerpen ada lima, yaitu (1) pekerjaan yang berat jika dikerjakan bersama-sama akan terasa ringan, (2) pengetahuan dan perubahan itu penting, agar sarana dan prasarana yang ada di sekitar kita dapat kita manfaatkan dengan baik, (3) bukan hal yang mudah mengubah kebiasaan dan tabiat orang, (4) jangan memandang orang dari penampilan fisiknya, dan (5) perbedaan agama, suku dan kewarganegaraan bukanlah penghalang untuk bersatu dan bekerjasama. Bahasa yang digunakan dalam cerpen adalah bahasa yang sederhana dan mudah untuk dimengerti, meski Nh. Dini ini menggunakan bahasa Jawa dan bahasa figuratif di beberapa bagian. Keterkaitan antarunsur intrinsik mendukung penyampaian tema dalam cerpen. Selain
itu
cerpen
“Monumen”
karya
Nh.
Dini
dapat
diimplementasikan sebagai bahan pembelajaran cerpen di SMP kelas IX semester 1 dengan mengacu pada KTSP tahun 2006. Pembelajaran cerpen di sekolah harus mengacu pada kurikulum yang berlaku serta aspek psikologi peserta didik, aspek bahasa, dan aspek latar belakang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 11
budaya peserta didik. Proses pembelajaran cerpen “Monumen” ini dapat dilaksanakan dalam dua kali pertemuan. Penelitian Ridemta Hesti Dyah Rosari Wulandari berjudul “Analisis struktural cerpen “Kartu Pos Dari Surga” karya Agus Noor dan implementasinya dalam pembelajaran cerpen di SMA. Metode Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa cerpen “Kartu Pos dari Surga” karya Agus Noor memiliki unsur intrinsik cerpen berupa tokoh dan penokohan, alur, latar, dan tema. Tokoh dan penokohan yang terdapat dalam cerpen merupakan tokoh-tokoh protagosin dengan satu tokoh utama dan empat tokoh tambahan. Alur yang digunakan adalah alur Flash Back atau sorot balik. Terdapat tiga latar yang digunakan dalam cerpen ini yaitu latar tempat, latar waktu, dan latar sosial. Masing-masing latar saling berhubungan erat satu dengan yang lain. Tema pada cerpen tersebut adalah tema jasmaniah, terutama oeristiwa yang kerap terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Penelitian dapat digunakan sebagai bahan pembelajaran di SMA. Berdasarkan hasil penelitian ini, peneliti memberikan saran kepada guru bahasa dan sastra Indonesia dan kepada peneliti lain. Kepada guru bahasa dan sastra Indonesia disarankan agar memilih bahan ajar yang cocok, baik, dan mudah dipahami oleh peserta didik. Peneliti lain hendaknya melakukan penelitian lebih lanjut, misalnya tentang unsur ekstrinsik cerpen dan implementasi cerpen di kelas yang lebih tinggi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 12
Dengan demikian, penelitian mengenai struktural cerpen akan lebih optimal. Kedua penelitian tersebut memiliki persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti. Adapun persamaannya terdapat pada pertama, jenis penelitian merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Kedua, Subjek penelitian terdapat pada peserta didik. Ketiga, ketiga penelitian ini merupakan penelitian tidakan kelas. Namun, terdapat pula perbedaan pada ketiga penelitian ini. Perbedaannya adalah jika penelitian relevan yang pertama dan kedua sudah langsung ditentukan cerpen yang digunakan, sedangkan pada penelitian ini, cerpen yang digunakan bisa menggunakan sembarang cerpen. Dengan demikian, kedua penelitian di atas dapat dikatakan relevan dengan penelitian ini. 2.2
Kemampuan Menulis Cerpen 2.2.1 Pengertian Menulis Menulis
merupakan
suatu
keterampilan
berbahasa
yang
dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis juga merupakan kegiatan yang ekspresif (Tarigan, 1982:3). Pada bagian lain, Tarigan (1982:27) memberikan suatu batasan atau pengertian tentang menulis sebagai cara menurunkan
atau
melukiskan
lambang-lambang
grafik
yang
menggambarkan suatu bahasa yang dipahami oleh seseorang, sehingga
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 13
orang lain dapat membaca lambang grafik tersebut sehingga mereka memahami bahasa dan gambaran grafik tersebut. 2.2.2 Pengertian Cerpen Cerita pendek atau cerpen merupakan cerita fiksi bentuk prosa yang padat, yang unsur ceritanya terpusat pada satu peristiwa pokok, sehingga jumlah dan pengembangan pelaku terbatas, dan keseluruhan cerita memberikan kesan tunggal (Jabrohim, 1994: 165-166). Cerpen juga dapat diartikan sebagai cerita atau narasi (bukan analisis argumentatif) yang fiktif (tidak benar-benar sedang terjadi tetapi dapat terjadi di mana saja dan kapan saja) serta relatif pendek (Sumardjo dan Saini, 1986:37) Cerita pendek menurut KBBI edisi keempat (2008:263) adalah kisahan pendek (kurang dari 10.000 kata) yang memberikan kesan tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu situasi (pada suatu ketika). Cerpen (cerita pendek sebagai genre fiksi) adalah rangkaian peristiwa terjalin menjadi satu di dalamnya terjadi konflik antar tokoh atau dalam diri tokoh itu sendiri dalam latar dan alur. Pada cerita terdapat pada deskripsi peristiwa yang baik, yang merupakan perpaduan antara tokoh, latar, dan alur. Rangkaian peristiwa itulah yang kemudian membentuk genre cerpen sehingga baik buruknya suatu cerpen ditentukan pada penggambaran-penggambaran peristiwa yang dilukiskan oleh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 14
pengarangnya. Cerpen merupakan genre fiksi yang bentuknya ada dua, yaitu (1) cerita fiksi yang rangkaian ceritanya panjang dan menghadirkan banyak konflik dan persoalan yang disebut dengan novel atau roman, sedangkan (2) yang rangkaian peristiwanya pendek dan menghadirkan satu konflik dalam satu persoalan yang disebut cerita pendek (selanjutnya disebut cerpen). Cerpen dapat diklasifikasikan pada tiga jenis, cerita dewasa (sering disebut juga sastra serius), cerita remaja (populer), dan cerita anak-anak. Berdasarkan pengertian di atas, cerpen adalah cerita narasi fiksi pendek yang terdiri kurang dari 10.000 kata yang memiliki deskripsi peristiwa baik, merupakan perpaduan antara tokoh, latar, dan alur. Rangkaian peristiwa terjalin menjadi satu di dalamnya terjadi konflik antartokoh atau dalam diri tokoh itu sendiri dalam latar dan alur. 2.2.3 Karakter Cerpen Karakter utama dalam fiksi (cerpen) adalah pada peristiwa, yaitu suatu kejadian yang di dalamnya ada hubungan antara tokoh, alur, dan setting. Peristiwa dalam cerpen menunjukkan dua pola, yaitu peristiwa monologis yang merupakan penggambaran keadaan dan kedirian yang bersifat tunggal, di situ tokoh sedang bermonolog atau penulis sedang menggambarkan keadaan; dan peristiwa dialogis yang merupakan penggambaran keadaan hubungan tokoh dengan tokoh dalam suatu keadaan tempat dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 15
waktu tertentu. Baik peristiwa dialogis maupun monologis selalu ada dalam sebuah cerpen. Peristiwa sebagai pembangun cerpen selalu terbentuk atas: tokoh, setting, dan alur. a.
Tokoh Tokoh dalam tcerita ini merujuk pada “orang” atau “individu” yang hadir sebagai pelaku dalam sebuah cerita, yaitu orang atau individu yang akan mengaktualisasikan ideide penulis. Lewat tokoh inilah penulis menyampaikan gagasan-gagasannya. Namun, karena tokoh hakikatnya adalah manusia yang alamiah maka tokoh juga harus dibiarkan bertindak dan berpikir sesuai konteks diri dan ceritanya. Jika tokoh dipaksa mengikuti pikiran penulis maka cerita bisa menjadi khotbah belaka, kealamian cerita tidak ada sehingga pembaca pun menjadi jenuh. Oleh karena itu, hal
penting
dalam
menceritakan
tokoh-tokoh
adalah
sesuaikan tindakan dan pikiran tokoh-tokoh dengan konteks cerita yang meliputi: usia tokoh, peran dan kedudukan sosial tokoh, serta keadaan kedirian dan psikologi tokoh. b.
Latar Menurut
Stanton
(2000:18),
latar
cerita
adalah
lingkungan, yaitu dunia cerita sebagai tempat terjadinya peristiwa.
Dalam
latar
inilah
segala
peristiwa
yang
menyangkut hubungan antartokoh terjadi. Latar dalam cerpen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 16
biasanya mempunyai dua tipe, yaitu: pertama, latar yang diceritakan secara detail, ini biasanya terjadi jika cerpen fokus pada persoalan latar. Misalnya, kita membuat cerita yang persoalannya bersumber dari “kuburan yang selalu menimbulkan ketakutan masyarakat” maka latar kuburan pun detail diceritakan dalam deskripsi yang harus hidup, yaitu bisa
menggambarkan
keangkerannya;
atau
juka
kita
menceritakan tentang “sungai yang selalu membuat musibah” maka harus detail dan hidup menceritakan sungai itu. Kedua, latar yang tidak menjadi fokus utama atau masalah, biasanya latar hanya disebut sebagai background saja sebagai tempat terjadinya peristiwa, tidak dideskripsikan secara detail. Latar dalam cerita biasanya akan menyangkut tiga hal; (1) latar tempat, yaitu latar yang menyaran pada lokasi terjadinya peristiwa yang diceritakan pada tempat, yang menunjuk pada lokasi tertentu secara geografis, misalnya, di daerah dan tempat tertentu seperti: rumah, sekolah, nama desa dan kota, dan sebagainya; (2) latar waktu; latar waktu ini berhubungan dengan masalah “kapan” terjadinya peristiwaperistiwa yang terjadi dalam cerita. Masalah “kapan” ini biasanya berhubungan dengan waktu faktual, waktu yang ada kaitannya atau dapat dikaitkan dengan peristiwa sejarah (Nurgiyantoro, 2007:230); (3) latar sosial; merupakan latar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 17
yang menyaran pada kondisi sosial masyarakat sebagai tempat cerita. Kondisi sosial masyarakat ini mencakup; kebiasaan masyarakat dan adat-istiadat yang dijadikan sebagai latar cerita. Ketiga latar itu selalu hadir, tetapi latar tempat lebih fokus menjadi latar yang sering hadir dan bersifat faktual. Karena dari deskripsi latar tempat inilah maka latar sosial dan waktu bisa diidentifikasi secara tersirat dari latar tempat ini. Oleh karena itu, perhatian kita harus fokus pada deskripsi latar tempat saat menulis cerpen, keberadaan latar waktu (sejarah)
dan
sosial
dijadikan
sebagai
data
untuk
menggambarkan latar waktu sehingga tidak terjadi akronisme di antara ketiganya. Ketiga aspek itu harus dideskripsikan secara komprehensif. c.
Alur Dalam arti luas, alur adalah keseluruhan sekuen (bagian) peristiwa-peristiwa yang terdapat dalam cerita, yaitu rangkaian peristiwa yang terbentuk karena proses sebab akibat (kausal) dari peristiwa-peristiwa lainnya (Stanton, 2000:14). Hal ini menunjukkan bahwa alur itu bukanlah rangkaian waktu dalam cerita, melainkan rangkaian peristiwa yang membentuk cerita, dan peristiwa-peristiwa dalam cerita ini mempunyai hubngan yang erat, karena kehadiran satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 18
peristiwa menyebabkan hadirnya peristiwa lainnya. Jalinan antarperistiwa dalam cerita inilah yang disebut dengan alur. Menurut Stanton (2000:15), alur dalam prosa fiksi itu memiliki tiga bagian: awal, tengah, dan akhir. Bagian awal dalam alur fiksi (cerpen) biasanya mengandung dua hal penting,yaitu eksposisi dan elemen intabilitas. Eksposisi merupakan istilah yang biasanya dipergunakan untuk menunjuk pada proses yang dipilih dan dipergunakan pengarang untuk memberitahukan dan mendeskripsikan berbagai informasi yang diperlukan dalam pemahaman cerita. Kehadiran eksposisi inilah, sebagai situasi awal cerita, yang kemudian menyebabkan terjadinya suatu cerita yang berisi elemen instabilitas, baik bersifat implisit ataupun eksplisit (Sayuti, 2006: 36-37). Selain eksposisi dan instabilitas, biasanya pada bagian awal ini juga sudah diperkenalkan tentang konflik yang akan terjadi. Selanjutnya, konflik mengalami komplikasi dan klimaksnya pada bagian tengah. Oleh karena itu, bagian tengah dalam cerita ini merupakan bagian yang menghadirkan konfliks dan klimaks. Konflik merupakan tahap krusial dalam cerita karena keberadaan keinginan antartokoh dsaling berbenturan. Dalam konflik inilah sesuatu yang dramatik terjadi, pertarungan antardua atau lebuh kekuatan pada tokoh sehingga terjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 19
aksi-aksi balasan (Wellek dan Warren, 2001:185). Menurut Stanton (2000: 16), konflik dalam cerita berisi konflik internal dan atau eksternal. Konflik internal merupakan konflik antara dua keinginan dalam diri seorang tokoh (psikologis), sedangkan konflik eksternal merupakan konflik antara tokoh yang satu dengan tokoh yang lainnya. Dalam hal ini, konflik merupakan tahapan dalam cerita yang membuat pembaca tegang, dan ketegangan tersebut akan sampai pada klimaksnya, yaitu suatu momen dalam cerita,
ketika
konflik
berlangsung
memuncak
dan
mengakibatkan terjadinya penyelesaian yang tidak dapat dihindari. Klimaks dalam cerita merupakan pertemuan kritis antara dua kekuatan sehingga menentukan bagaimana pertentangan itu diselesaikan (Stanton, 2000: 16-17). Jika sudah sampai pada klimak ,maka alur dalam cerita akan menuju pada tahap bagian akhir. Bagian akhir, jika pada bagian tengah alur tedapat komplikasi dan klimaks, sebagai akibat adanya konflik tertentu maka bagian akhir terdiri dari segala sesuatu yang berasal dari klimaks menuju ke pemecahan (denoument) atau hasil cerita. Dari penjelasan di atas, bagian alur dalam cerita ini dapat digambarkan sebagai berikut (Sayuti, 2000:45).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 20
Alur dalam cerita biasanya mempunyai kaidahkaidahnya sendiri, (Kenny dalam Nurgiyantoro, 2007: 130) menjelaskan bahwa kaidah alur dalam cerita itu meliputi: pertama,
kemasukakalan
(plausibilitas);
bahwa
cerita
memiliki kemasukakalan jika memiliki kebenaran, yakni benar bagi diri cerita itu sendiri (Sayuti, 2000: 47), tetapi tidak menutup kemungkinan jika benar juga sesuai dengan kehidupan faktual, sekalipun pada bagian ini tidak mutlak. Kedua, rasa ingin tahu (suspense); suspense merupakan perasaan semacam kurang pasti terhadap peristiwa-peristiwa yang terjadi, khususnya yang menimpa tokoh yang diberi simpati oleh pembaca (Abrams, 1990). Keberadaan suspense, dengan demikian, akan mendorong, menggelitik, dan memotivasi pembaca untuk setia mengikuti cerita, dan mencari jawaban rasa ingin tahu terhadap kelanjutan cerita (Nurgiyantoro, 2007:134). Ketiga, adanya kejutan (surprise); merupakan peristiwa-peristiwa yang berisi kejutan dalam cerita, yang peristiwanya bisa saja diluar dugaan pembaca. Kejutan ini hadir sebagai warna untuk membuat pembaca semakin menyukai cerita. Dengan kejutan-kejutan maka cerita cerita menjadi tidak monoton dan membosankan. Oleh karenanya,
kejutan
merupakan
hal
yang
penting
keberadaannya dalam sebuah cerita, dan biasanya dinanti-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 21
nanti pembaca. Keempat, kepaduan (unity); menyarankan bahwa berbagai unsur yang ditampilkan dalam alur haruslah memiliki kepaduan. Artinya, mempunyai hubungan antara satu dengan yang lainnya sehingga membentuk satu kesatuan yang utuh sehingga keberadaan antarunsurnya menentukan keberadaan unsur-unsur yang lainnya. 2.3
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Kurikulum Tingkat Satuan pendidikan (KTSP) mempunyai pengertian sebagai kurikulum operasional yang tersusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan/sekolah (Muslich, 2007:10). Dalam standar nasional pendidikan (BSNP pasal 1, ayat 15), dijelaskan bahwa kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-masing satuan pendidikan. Penyusunan KTSP dilakukan oleh satuan pendidikan dengan memperhatikan
dan
berdasarkan
standar
kompetensi
dasar
yang
dikembangkan oleh Badan Standar Nasional Pendidikan(BSNP) (Sanjaya, 2008:128). Menurut Muslich (2007:11), KTSP dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip berikut: 1.
Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik, dan lingkungannya.
2.
Beragam dan terpadu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 22
3.
Tanggapan gerhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
4.
Relevan dengan kebutuhan kehidupan.
5.
Menyeluruh dan berkesinambungan.
6.
Belajar sepanjang hayat.
7.
Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah. Dalam kaitannya dengan pembelajaran, KTSP dengan mata
pelajaran yang diajarkan di sekolah tidak mungkin bisa dipisahkan. Materi yang diajarkan disesuaikan dengan KTSP yang sudah ditetapkan oleh pemerintah, termasuk Bahasa Indonesia. Tujuan umum pembelajaran Bahasa Indonesia adalah peserta didik mampu menguasai kompetensi berbahasa dan bersastra yang meliputi aspek: mendengarkan, berbicara, membaca, dan menulis. Adapun tujuan khusus pembelajaran Bahasa Indonesia adalah: 1.
Berkomunikasi secara efektif dan efisien dengan etika yang berlaku, baik lisan maupun tulis.
2.
Menghargai dan bangga menggunakan Bahasa Indonesia sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara.
3.
Memahami Bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.
4.
Menggunakan Bahasa Indonesia untuk meningkatkan kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 23
5.
Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas wawasan,
memperhalus
budi
pekerti,
serta
meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan berbahasa. 6.
Menghargai dan mengembangkan sastra Indonesia sebagai khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.
Berikut Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar kelas IX, Semester I SMP yang digunakan sebagai acuan penelitian ini. Kelas IX, Semester 1
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Mendengarkan 1. Memahami
dialog 1.1 Menyimpulkan isi dialog interaktif beberapa
interaktif pada tayangan televisi/siaran radio
narasumber pada tayangan televisi/siaran radio 1.2 Mengomentari pendapat narasumber dalam dialog interaktif pada tayangan televisi/siaran radio
Berbicara 2. Mengungkapkan pikiran, 2.1 Mengkritik/memuji berbagai karya (seni atau perasaan, dan informasi
produk) dengan bahasa yang lugas dan santun
dalam bentuk komentar 2.2 Melaporkan secara lisan berbagai peristiwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 24
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
dan laporan
dengan menggunakan kalimat yang jelas
Membaca 3. Memahami wacana membaca
ragam 3.1 Membedakan antara fakta dan opini dalam teks
tulis
dengan
intensif
dan
membaca memindai
iklan di surat kabar melalui kegiatan membaca intensif 3.2 Menemukan informasi yang diperlukan secara cepat dan tepat dari indeks buku
melalui
kegiatan membaca memindai Menulis 4. Mengungkapkan informasi dalam bentuk
4.1 Menulis iklan baris dengan bahasa yang singkat, padat, dan jelas
iklan baris, resensi, dan 4.2 Meresensi buku pengetahuan karangan 4.3 Menyunting karangan dengan berpedoman pada ketepatan ejaan, tanda baca, pilihan kata, keefektifan kalimat, keterpaduan paragraf, dan kebulatan wacana
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 25
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Mendengarkan 5. Memahami sastra
wacana 5.1 Menemukan tema dan pesan
jenis
melalui
syair
diperdengarkan
kegiatan 5.2 Menganalisis
mendengarkan syair
syair yang
unsur-unsur
syair
yang
diperdengarkan
Berbicara 6. Mengungkapkan kembali puisi
6.1 Menceritakan kembali secara lisan isi cerpen
cerpen dan 6.2 Menyanyikan puisi yang sudah dimusikalisasi dalam bentuk
dengan berpedoman pada kesesuaian isi puisi
yang lain dan suasana/irama yang dibangun
Membaca 7. Memahami
wacana 7.1 Menemukan
tema,
latar,
penokohan
pada
sastra melalui kegiatan
cerpen-cerpen dalam satu buku kumpulan
membaca
buku
cerpen
kumpulan
cerita 7.2 Menganalisis nilai-nilai kehidupan pada cerpen-
pendek (cerpen)
cerpen dalam satu buku kumpulan cerpen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 26
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Menulis 8. Mengungkapkan kembali
8.1 Menuliskan kembali
pikiran,
perasaan,
dengan kalimat sendiri
cerita pendek yang pernah dibaca
dan 8.2 Menulis cerita pendek bertolak dari peristiwa
pengalaman
dalam
yang pernah dialami
cerita pendek
Berdasarkan topik penelitian yang dipilih, SK dan KD yang digunakan adalah Kompetensi menulis 8. Mengungkapkan kembali pikiran, perasaan, dan pengalaman dalam cerita pendek dan Kompetensi Dasar 8.1b Menulis cerita pendek bertolak dari peristiwa yang pernah dialami. SK dan KD ini akan digunakan dalam pembelajaran cerpen dengan pendekatan saintifik. 2.4
Pembelajaran dengan Pendekatan Saintifik 2.4.1
Pendekatan Saintifik Pendekatan saintifik berkaitan erat dengan metode saintifik. Metode saintifik (ilmiah) pada umumnya melibatkan kegiatan pengamatan atau observasi yang dibutuhkan untuk perumusan hipotesis atau mengumpulkan data (Abdullah, 2014:50).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 27
Aktifitas yang dilakukan dalam pembelajaran saintifik (Abdullah, 2014: 54): a.
Melakukan Pengamatan atau Observasi Observasi adalah menggunakan panca indra untuk memperoleh
informasi.
Pengamatan
observasi
dapat
dilakukan secara dapat dilakukan secara kualitatif atau kuantitatif. Pengamatan kualitatif mengandalkan pancaindra dan hasilnya dideskripsikan secara naratif. Sedangkan pengamatan kuantitatif untuk melihat karakteristik benda pada
umumnya
menggunakan
alat
ukur
karena
dideskripsikan menggunakan angka. Data yang diamati dalam observasi sebaiknya merupakan variabel, yakni data yang bervariasi untuk sebuah karakteristik.
Variabel yang akan diamati dapat
berupa variabel terikat atau variabel bebas. b.
Mengajukan Pertanyaan Peserta didik perlu dilatih untuk merumuskan pertanyaan terkait dengan topik yang akan dipelajari. Aktivitas belajar ini sangat penting untuk meningkatkan keingintahuan
(curiosity)
mengembangkan
dalam
kemampuan
peserta
mereka
didik
untuk
dan
belajar
sepanjang hayat. Pengajar perlu mengajukan pertanyaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 28
dalam upaya memotivasi peserta didik untuk mengajukan pertanyaan c.
Melakukan
Eksperimen/Percobaan
atau
Memperoleh
Informasi Belajar dengan menggunakan pendekatan ilmiah akan melibatkan peserta didik dalam melakukan aktivitas menyelidiki fenomena dalam upaya menjawab suatu permasalahan. Guru juga dapat menugaskan peserta didik untuk mengumpulkan data atau informasi dari berbagai sumber. d.
Mengasosiasikan/menalar Kemampuan mengolah informasi melalui penalaran dan berpikir rasional merupakan kompetensi penting yang harus dimiliki oleh peserta didik. Informasi yang diperoleh dari pengamatan atau percobaan
yang dilakukan harus
diproses untuk menemukan keterkaitan satu informasi dengan informasi lainnya, menemukan pola dari keterkaitan informasi, dan mengambil berbagai kesimpulan dari pola yang ditemukan. e.
Membangun
atau
Mengembangkan
Jaringan
dan
jaringan
atau
Berkomunikasi Kemampuan
untuk
membangun
berkomunikasi perlu dimiliki oleh peserta didik karena
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 29
kompetensi itu sama pentingnya dengan pengetahuan, keterampilan, dan pengalaman. Bekerja sama dalam sebuah kelompok
merupakan
salah
satu
cara
membentuk
kemampuan peserta didik untuk dapat membangun jaringan atau berkomunikasi. 2.4.2
Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Pembelajaran Menulis Cerpen Pedekatan saintifik ialah pendekatan pembelajaran yang dilakukan melaui proses mengamati (observing), menanya (questioning), mencoba (experimenting), menalar (associating), dan mengkomunikasikan (communicating). Kelima proses belajar secara saintifik tersebut diimplementasikan pada saat memasuki kegiatan
inti
pembelajaran.
Dalam
kegiatan
pembelajaran
pendekatan saintifik dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut. Kegiatan
Aktivitas Pembelajaran
Mengamati (observing)
Melihat,
mengamati,
membaca,
mendengar,
menyimak (tanpa dan dengan alat). Menanya (questioning)
Mengajukan pertanyaan dari yang faktual sampai ke yang bersifat hipotesis.
Diawali dengan bimbingan guru sampai dengan mandiri (menjadi suatu kebiasaan).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 30
Mencoba (experimenting)
Menentukan data yang diperlukan dari pertanyaan yang diajukan.
Menentukan sumber data (benda, dokumen, buku, eksperimen).
Menalar (associating)
Mengumpulkan data.
Menganalisis
data
dalam
bentuk
membuat
kategori, menentukan hubungan data/kategori.
Menyimpulkan dari hasil analisis data.
Dimulai dari unstructured-uni structute-multi structure-complicated structure.
Mengomunikasikan
Menyampaikan hasil konseptualisasi.
(communicating)
Dalam bentuk lisan, tulisan, diagram, bagan, gambar, atau media lainnya.
Beberapa hal yang dapat dilakukan sebagai penerapan pendekatan saintifik dari pada pembelajaran menulis cerpen ialah sebagai berikut. 1. Mengamati (observing) Dalam kegiatan belajar dalam tahapan mengamati ini peserta didik diarahkan untuk dapat mengamati (membaca) cerpen yang diberikan oleh guru. Peserta didik juga diarahkan untuk dapat mengumpulkan informasi awal yang berkaitan dengan unsur yang terdapat di dalam sebuah cerpen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 31
2. Menanya (questioning) Dalam
tahapan
ini
guru
memberikan
pertanyaan
yang
mengarahkan peserta didik untuk lebih menggali informasi berkaitan dengan unsur yang terdapat dalam sebuah cerpen. Misalnya apakah yang dimaksud dengan tokoh, penokohan, alur, dan sebagainya. 3. Mencoba (experimenting) Dalam tahapan ini peserta didik membuat hipotesis yang berkaitan dengan cerpen yang telah diamati, kemudian merancang percobaan untuk menguji hipotesis tersebut. 4. Menalar (associating) Setelah melalui tahap observasi, membuat hipotesis, kemudian peserta didik menganalisis hasil tahapan sebelumnya dengan penalaran. 5. Mengomunikasikan (communicating) Setelah menganalisis cerpen yang telah diberikan, hasil analisis tersebut kemudian disampaikan melalui tulisan atau disampaikan secara lisan di depan kelas. Kemudian bersama dengan guru menyimpulkan kegiatan pendekatan saintifik yang telah dilakukan. 2.5
Kerangka Berfikir Berdasarkan data hasil wawancara diperoleh informasi bahwa hasil belajar peserta didik kelas IX B semester 1 SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten tahun ajaran 2015/2016 dalam pembelajaran menulis cerpen belum maksimal. Pada umumnya peserta didik mengalami kesulitan dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 32
mengembangkan topik dan menyusun kalimat. Berdasarkan permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik, penelitian yang dilakukan peneliti difokuskan pada kemampuan peserta didik dalam menulis cerpen. Sebagai pemecahan masalah dalam pembelajaran menulis cerpen, proses pembelajaran dilakukan dengan pendekatan saintifik. Peningkatan kemampuan menulis cerpen peserta didik dilakukan dengan penerapan pendekatan saintifik. Selain proses pembelajaran yang dilaksanakan dengan memperhatikan komponen dalam pendekatan saintifik, pemilihan materi dan media pembelajaran juga disesuaikan dengan karakteristik pembelajaran saintifik. Materi pembelajaran yang digunakan adalah materi-materi yang tidak jauh dengan lingkungan hidup peserta didik. Penelitian ini akan dilakukan dalam dua siklus, yaitu siklus I dan siklus II. Setiap siklus terdiri dari empat tahap (perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi). Data diperoleh dengan teknik tes dan nontes. Data yang diperoleh dianalisis untuk mengetahui presentase ketuntasan belajar dan nilai rata-rata kelas. 2.6
Hipotesis Tindakan Berdasarkan rumusan masalah di atas, hipotesis yang akan diajukan dalam penelitian adalah pendekatan saintifik dapat meningkatkan kemampuan menulis cerpen peserta didik kelas IX A semester I SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten tahun ajaran 2015/2016.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 33
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1
Jenis Penelitian Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas, yaitu dilakukan guru di kelasnya untuk memperbaiki pembelajarannya atau menguji asumsi-asumsi teori kependidikan dalam praktek pembelajaran (Sukardjono, 1999:1). Penelitian tindakan kelas dalam pembelajaran menulis cerpen ini terdiri atas dua siklus, setiap siklus terdiri dari empat langkah sebagai berikut. 1.
Perencanaan (planning) adalah persiapan program tindakan yang akan dilakukan untuk meningkatkan kemampuan menulis cerpen peserta didik.
2.
Tindakan (acting) adalah pembelajaran yang dilakukan peneliti sebagai upaya peningkatan kemampuan menulis cerpen peserta didik.
3.
Pengamatan (observing) adalah pengamatan terhadap peserta didik selama pembelajaran menulis cerpen berlangsung.
4.
Refeleksi
(reflection)
adalah
kegiatan
mengkaji
dan
mempertimbangkan hasil yang diperoleh dari pengamatan sehingga dapat dilakukan revisi terhadap proses belajar mengajar selanjutnya.
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 34
3.1.1
Subjek Penelitian Subjek penelitian yang digunakan untuk mendapatkan data awal tentang kemampuan peserta didik dalam menulis cerpen. Subjek penelitian ini adalah peserta didik kelas IX A semester 1 SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten yang berjumlah 28 peserta didik.
3.1.2
Lokasi dan Waktu Penelitian Dalam penelitian ini, peneliti memilih SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten yang beralamat di jalan Lemah Miring Paseban, Bayat,
Klaten
sebagai
tempat
penelitian.
Penelitian
ini
dilaksanakan pada bulan September 2015 di kelas IX A SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten. 3.1.3
Variabel Penelitian Ada dua macam variabel dalam penelitian ini, yaitu variabel terikat dan variabel bebas. Variabel terikatnya adalah peningkatan kemampuan menulis cerpen dan variabel bebasnya adalah pendekatan saintifik.
3.1.4
Prosedur Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (PTK) yang
mencangkup
perencanaan/planning,
empat (b)
langkah,
yaitu:
tindakan/acting,
(a) (c)
pengamatan/observing, dan (d) refleksi/reflection. Menurut
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 35
Kemmis dan Taggrart (1988 dalam Wiriatmadja, 2007: 66), model untuk masing-masing tahap adalah sebagai berikut.
Desain PTK model Spiral Kemmis dan MCTggart Observasi Tindakan
SIKLUS I
Observasi Refleksi
Perencanaan
Tindakan
SIKLUS II
Perencanaan
Refleksi
dst .
Untuk memperjelas gambaran tindakan pada masing-masing siklus, peneliti akan memaparkan uraian tiap-tiap tindakan yang akan dilaksanakan pada setiap siklus. a)
Siklus I (a)
Perencanaan Dalam penelitian ini, kegiatan perencanaan terjabar sebagai berikut. (1)
Menyusun lembar observasi tentang kinerja guru dan aktivitas
peserta
didik
selama
proses
pembelajaran
berlangsung dan pedoman wawancara bagi peserta didik tentang tanggapan dan kesulitan yang dialami selama proses pembelajaran. Dalam hal ini, peneliti menyusun instrumen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 36
pengumpul data untuk mengetahui karakteristik dan analisis kebutuhan peserta didik. (2)
Tahap ini peneliti melakukan observasi pada proses pembelajaran dan wawancara terhadap peserta didik dan guru kelas.
(3)
Menganalisis hasil observasi dan wawancara sebagai dasar untuk menyususun silabus dan RPP.
(4)
Menyusun silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
(5)
Menyusun alat evaluasi untuk melihat peningkatan hasil belajar peserta didik setelah menggunakan pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran menulis cerpen di kelas.
(b)
Tindakan Tindakan yang akan dilakukan harus sesuai dengan perencanaan. Pada tahap ini peneliti melakukan tindakan dalam proses pembelajaran. Tindakan yang dilakukan dalam tahap ini terdiri atas pendahuluan, inti, dan penutup. (1)
Pendahuluan
(2)
Inti
(3)
Penutup
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 37
(c)
Observasi Observasi pada Siklus I yang dilakukan peneliti, yaitu mengamati kinerja peserta didik selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan dan menganalisis hasil tes tertulis peserta didik.
(d)
Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan proses pembelajaran yang berlangsung pada siklus I, peneliti melakukan refleksi untuk menemukan hal-hal yang menjadi kelebihan dan kekurangan pada saat pembelajaran siklus I dilaksanakan. Hasil refleksi pada siklus I akan digunakan sebagai bahan pertimbangan perbaikan sebelum siklus selanjutnya dilaksanakan.
b)
Siklus II (a) Perencanaan Berdasarkan hasil refleksi terhadap proses pembelajaran pada siklus I, peneliti menemukan beberapa hal yang perlu deperbaiki sebelum siklus II dilaksanakan. Langkah-langkah perbaikan yang dilakukan peneliti berdasarkan hasil refleksi tersebut adalah sebagai berikut. (1)
Pada siklus II media pembelajaran harus dipersiapkan sebelum waktu efektif pembelajaran berlangsung, sehingga tidak menyita banyak waktu efektif yang dibutuhkan untuk pelaksanaan proses pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 38
(2)
Pada saat akan menjelaskan materi pembelajaran guru sebaiknya juga memerhatikan kesiapan peserta didik dalam mengikuti proses pembelajaran, sehingga tidak terjadi masalah manajemen kelas seperti pada siklus I.
(3)
Pada saat menjelaskan materi pembelajaran guru sebaiknya memerhatikan tempo dan mempertimbangkan kemampuan peserta didik dalam mengikuti dan memahami apa yang dijelaskan guru.
(4)
Pada pelaksanaan siklus II, penjelasan guru tentang cara menulis cerpen dan contoh cerpen lebih ditekankan lagi, agar pada saat siwa diminta menulis cerpen, peserta didik tidak lagi mengalami kesulitan seperti pada siklus I.
(5)
Pada pelaksanaan siklus II, guru harus dapat memerhatikan alokasi waktu untuk setiap tahapan pembelajaran.
(b) Tindakan (1) Pendahuluan Pada bagian apersepsi guru menanyakan pengalaman siswa dalam menulis cerpen dan menyampaikan tujuan pembelajaran saat itu. (2) Inti Pada bagian inti terdapat tiga kegiatan, yaitu eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. Pada bagian eksplorasi, siswa bergabung dengan kelompok, masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa dan siswa diberi tugas untuk mendaftar topik yang akan diangkat sebagai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 39
cerpen.
Pada
bagian
elaborasi,
masing-masing
kelompok
mempresentasikan hasil diskusinya, dan siswa menulis cerpen dengan
tema
yang
telah
ditentukan
sebelumnya
dengan
memperhatikan unsur cerpen. Pada bagian akhir yaitu konfirmasi, guru memberikan penguatan tentang cara menulis cerpen yang baik dan benar, dan siswa menanyakan kepada guru mata pelajaran dan peneliti bila menemui kesulitan dalam menulis cerpen. (3) Penutup Pada kegiatan akhir adalah siswa dan guru melakukan refleksi dengan menanyakan ke siswa hambatan yang dihadapi dalam menulis cerpen, dan siswa menyimpulkan pelajaran. (c) Observasi Observasi pada Siklus II yang dilakukan peneliti, yaitu mengamati kinerja peserta didik selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi yang telah dipersiapkan dan menganalisis hasil tes tertulis peserta didik. (d) Refleksi Berdasarkan hasil pengamatan proses pembelajaran yang berlangsung pada siklus II, peneliti melakukan refleksi untuk menemukan hal-hal yang menjadi kelebihan dan kekurangan pada saat pembelajaran siklus I dilaksanakan. Hasil refleksi pada siklus II akan digunakan sebagai bahan pertimbangan perbaikan sebelum siklus selanjutnya dilaksanakan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 40
3.1.5
Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan dua teknik, yaitu teknik tes dan nontes. a)
Teknik Tes Teknik tes digunakan untuk mengetahui kemampuan peserta
didik
dalam
menulis
cerpen.
Data
yang
dikumpulkan dengan teknik tes adalah hasil kerja peserta didik dalam menulis cerpen. b)
Teknik Nontes Data yang dikumpulkan dengan teknik nontes adalah: (a)
Hasil observasi Observasi dilaksanakan sebelum peneliti melaksanakan
pembelajaran.
Hal
ini
untuk
mengetahui beberapa media, metode, dan teknik yang digunakan guru dalam pembelajaran. (b)
Hasil wawancara Wawancara dengan guru, hal ini bertujuan untuk mengetahui pandangan guru terhadap materi, teknik, metode, dan media yang digunakan.
(c)
Pengambilan gambar (foto) Pengambilan gambar (foto) bertujuan agar semua kegiatan penelitian dapat didokumentasikan sebagai data. Pengumpulan data diperoleh dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 41
observasi partisipasi langsung. Selama observasi peneliti
melakukan
keterlibatan
peserta
pengamatan didik
dalam
mengenai mengikuti
pembelajaran menulis puisi. Selain observasi, peneliti juga menggunakan dokumentasi hasil belajar peserta didik berupa nilai mengenai hasil karya peserta didik. 3.1.6
Instrumen Penelitian a.
Lembar Pengamatan Instrumen ini digunakan untuk mengetahui fokus pembelajaran, perhatian peserta didik, pengelolaan kelas, metode
dan
media
pembelajaran,
penataan
materi,
penilaian, interaksi guru dan peserta didik, dan respon guru terhadap
peserta
didik.
Berikut
pedoman
observasi
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar di kelas. Instrumen observasi untuk guru di lampiran halaman ... b.
Instrumen Wawancara Wawancara dilakukan dengan beberapa orang peserta didik kelas IX A dan guru mata pelajaran bahasa Indonesia (peneliti) untuk mendapatkan informasi yang berkaitan dengan pandangan peserta didik dan guru terhadap proses pembelajaran Bahasa Indonesia yang selama ini, serta tanggapan guru terhadap masalah yang sering muncul
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 42
dalam kegiatan belajar mengajar, metode, dan media yang biasa digunakan. Berikut ini beberapa pedoman pertanyaan yang yang diajukan dalam wawancara dengan guru dan peserta didik untuk mengetahui kondisi awal sebelum penelitian dilaksanakan. Tabel 1 Pertanyaan untuk Guru dan Peserta didik No.
Pertanyaan untuk guru
Pertanyaan untuk peserta didik
1.
Apa sajakah yang perlu Anda Apa pendapat kamu tentang pelajaran siapkan sebelum mengajar?
2.
Materi
apakah
yang
bahasa Indonesia?
Anda Menurut pendapatmu, apakah guru
gunakan dalam pembelajaran bahasa Indonesia kamu menguasai menulis cerpen?
setiap materi yang diajarkan dengan baik? Apa alasanmu?
3.
Berapa
KKM
yang
harus Apakah gurumu telah menyiapkan
dicapai peserta didik dalam materi dan media pembelajaran dengan mata
pelajaran
Bahasa baik dan sistematis?
Indonesia? 4.
Aspek menjadi
apa
sajakah
prinsip
yang Apakah gurumu sering menyampaikan
penilaian materi dengan ceramah?
kemampuan menulis cerpen? 5.
Metode pembelajaran seperti Apakah gurumu sering memberikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 43
apakah yang anda gunakan kesempatan dalam pembelajaran
menulis memecahkan
cerpen?
kepada sebuah
kamu
untuk
permasalahan
melalui kerja sama dengan teman yang lain?
6.
Bagaimana hasil kemampuan Apa pendapatmu tentang pembelajaran peserta didik dengan metode menulis cerpen di dalam kelas? yang sudah diterapkan? Apakah mencapai KKM?
7.
Media apa yang Anda gunakan Adakah kesulitan yang kamu temukan dalam pembelajaran
menulis dalam pembelajaran membaca? Apa
cerpen? 8.
saja?
Kesulitan apa saja yang Anda Pembelajaran seperti apakah yang temui
ketika
mengajarkan kamu inginkan untuk meningkatkan
kemampuan menulis cerpen?
3.1.7
kemampuan membaca cerpen?
Teknik Analisis Data Dalam penelitian ini, teknik penelitian yang digunakan untuk menganalisis data penelitian dengan analisis deskriptif kualitatif, objektivitas data yang diperoleh yaitu data hasil observasi dan data prestasi belajar peserta didik. Analisis data ini mencakup mengidentifikasi cerpen peserta didik berdasarkan kriteria
penilaian
cerpen
yang
benar.
Berdasarkan
hasil
identifikasi, akan ditentukan kualitas tulisan peserta didik. Tahap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 44
akhir adalah penilaian dan pemberian skor pada hasil tulisan peserta didik. a.
Teknik Kualitatif Teknik kualitatif digunakan untuk menganalisis kualitatif yang diperoleh dari hasil nontes. Data yang dianalisis adalah aktivitas peserta didik di kelas saat pembelajaran berlangsung. Tabel 2 Kriteria penilaian menulis cerpen
No. Aspek
Kriteria
1.
Memuat
2.
Kelengkapan
Hanya
Hanya
Hanya
aspek formal 1)
judul
memuat
memuat
memuat
cerpen
2)
nama pengarang
tiga
dua
satu
3)
dialog
subaspek
subaspek
subaspek
4)
narasi
Skor Maks
25
20
15
10
Kelengkapan
Memuat
Memuat
Hanya
Hanya
memuat
memuat
(alur, tokoh, dan subaspek,
dua
satu
latar)
subaspek
subaspek
unsur intrinsik 1) cerpen
fakta
cerita ketiga
namun
2)
tidak
3) pengembangan
lengkap
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 45
tema yang relevan (misalnya dengan judul
fakta cerita hanya memuat tokoh dan alur)
3.
Skor Maks
25
20
Keterpaduan
Struktur
unsur/struktur
dengan
cerpen
memerhatikan 1)
15
10
Hanya
Hanya
ketiga
memuat
memuat
subaspek
dua
satu
subaspek
subaspek
disusun Memuat
kaidah (kelogisan,
plot namun rasa tidak
ingin tahu, kejutan lengkap dan
keutuhan),
penahapan
plot
(awal, tengah dan akhir) 2)
dimensi tokoh (fisiologis, psikologis
dan
sosiologis) 3)
dimensi (tempat,
latar waktu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 46
dan sosial)
4.
Skor Maks
25
20
15
10
Kesesuaian
Menggunakan
Memuat
Hanya
Hanya
penggunaan 1)
kaidah EYD
ketiga
memuat
memuat
bahasa cerpen2)
gaya bahasa
subaspek
dua
satu
subaspek
subaspek
15
10
3)
ragam bahasa namun yang disesuaikan tidak dengan
dimensi lengkap
tokoh dan latar Skor Maks
25
20
Semua nilai diatas akan dikonversikan menjadi angka 100 dengan kata lain, nilai dikalikan 4. Kategori/Krteria Penilaian Tabel 3 Kategori
Skala Nilai
Sangat Baik
≥ 81 – 100
Baik
≥ 61 – 80
Kurang
≥ 41 – 60
Sangat Kurang
≤ 40
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 47
3.1.8
Indikator Keberhasilan Indikator keberhasilan penelitian dapat dilihat dari meningkatnya hasil tes pembelajaran menulis cerpeni peserta didik. Peningkatan hasil menulis ini menunjukkan peningkatan kemampuan peserta didik dalam menulis cerpen. Keberhasilan tindakan tidak hanya ditekankan pada hasil akhir yang dicapai melainkan juga pada proses berlangsungnya penelitian. Indikator keberhasilan sebagai tolak
ukur
ketercapaian
target
penerapan
tindakan.
Penelitian ini dikatakan berhasil jika pada siklus I mencapai KKM yaitu dengan nilai 65. Tabel 4 Indikator Pencapaian Keberhasilan No. 1.
Indikator
Siklus I
Siklus II
Jumlah
50% peserta didik
70% peserta didik
siswa yang
mencapai KKM
mencapai KKM dalam
mencapai
dalam kompetensi
kompetensi dasar
KKM
dasar menulis
menulis cerpen
cerpen 2.
KKM
65
65
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 48
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1
Deskripsi Hasil Penelitian Pada subbab ini dipaparkan hasil penelitian terhadap kemampuan siswa kelas IX A semester 1 SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten tahun ajaran 2015/2016 dalam pembelajaran menulis cerpen. Hasil penelitian yang akan diuraikan meliputi data yang diperoleh dari instrumen tes dan nontes pada siklus I dan siklus II. Data dari instrumen tes berupa cerpen yang ditulis siswa, sedangkan data dari instrumen nontes berupa hasil observasi, wawancara, refleksi, dan dokumentasi. Data tes disajikan dalam bentuk data kuantitatif, sedangkan data nontes disajikan dalam bentuk deskriptif data kualitatif. Sistem penyajian dalam bentuk tabel, grafik, dan analisis yang berupa tafsiran terhadap isi tabel dan grafik tersebut. Selanjutnya, untuk data nontes dipaparkan dalam bentuk rangkaian kalimat. 4.1.1
Pretest Sebelum melakukan tindakan, peneliti telah melakukan observasi mulai tanggal 1 September sampai tanggal 30 September 2015. Pada kondisi awal, para peserta didik belum ada stimulus.
48
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 49
Dari data yang diperoleh pada pretest dapat dilihat bahwa banyak siswa yang belum mencapai kriteria BAIK (61 - 80). Hanya ada 5 peserta didik atau 17,86% yang sudah memenuhi nilai dalam kriteria BAIK. Nilai rata-rata kelas yang diperoleh yaitu 57,32%. Itu artinya nilai rata-rata kelas belum memenuhi standar kriteria keberhasilan tindakan. 4.1.2 Siklus 1 Pelaksanaan siklus I merupakan langkah awal penelitian menulis cerpen. Dalam siklus ini, peneliti mencoba untuk memperbaiki dan memecahkan masalah yang ada pada pra-siklus. Berikut ini merupakan hasil pelaksanaan siklus I yang meliputi tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. a.
Perencanaan Siklus I Dalam tahapan ini, peneliti merencanakan dan mempersiapkan
segala
sesuatu
sebelum
penelitian
dilaksanakan. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan meliputi: 1)
Menyusun jadwal penelitian bersama kolaborator.
2)
Mengidentifikasi masalah yang terjadi pada siswa dalam menulis cerpen tersebut melalui hasil pretes. Berdasarkan
observasi
yang
telah
dilakukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 50
sebelumnya, peserta masih belum bisa menulis cerpen dengan baik dan benar. 3)
Mempersiapkan materi pengertian cerpen, ciri-ciri cerpen, unsur-unsur cerpen, dan langkah-langkah menulis cerpen.
4)
Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran. Pembelajaran ini dilakukan dalam beberapa kali pertemuan. Materi yang akan diajarkan pada pertemuan
pertama
akan
difokuskan
pada
pengertian cerpen, ciri-ciri cerpen (jumlah katanya tidak lebih dari 10.000 kata, memiliki bentuk cerita yang pendek, isi ceritanya berasal dari kehidupan sehari-hari, hampir seluruh tokoh yang ada dalam cerpen mengalami masalah dan konflik, kalimat, susunan
kata-kata
yang
digunakan
bersifat
sederhana, alur cerita dalam cerpen bersifat tunggal dan
lurus,
penokohan
pada
cerpen
sangat
sederhana), unsur-unsur cerpen (tema, latar atau setting, pesan atau amanah, penokohan, sudut pandang, alur), langkah-langkah menulis cerpen ( siapkan tema, tentukan jenis cerpen, tentukan segmen, tentukan tokoh, tentukan konflik, tentukan penyelesaian, tentukan judul).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 51
b.
Pelaksanaan Siklus I Pelaksanaan tindakan pada tahapan ini adalah melaksanaan rencana yang telah dibuat seperti pada tahap sebelumnya. Pelaksanaan pembelajaran siklus I dilakukan 2 kali pertemuan. Kegiatan pada siklus ini berlangsung selama 2JP (80 menit) dalam setiap pertemuan. 1)
Pertemuan Pertama Pertemuan
pertama
pada
siklus
I
dilaksanakan pada tanggal 9 September 2015, pukul 11.35 – 12.55 WIB. Tujuan yang akan dicapai pada pertemuan pertama yaitu memahami pengertian cerpen, menjelaskan ciri-ciri cerpen, menjelaskan unsur-unsur cerpen, dan menjelaskan langkahlangkah menulis cerpen. Berikut ini merupakan uraian kegiatan pada pertemuan pertama: a)
Peneliti bersama kolaborator masuk ke dalam kelas untuk memulai kegiatan belajar mengajar. Dalam kegiatan ini, peneliti bertindak sebagai fasilitator dan kolaborator bertindak
sebagai
guru
pendamping.
Setelah semua peserta siap mengikuti kegiatan belajar mengajar, lalu peneliti menjelaskan tentang pengertian cerpen,ciri-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 52
ciri
cerpen,
unsur-unsur
cerpen,
dan
langkah-langkah menulis cerpen. b)
Untuk
awal
kegiatan
ini
peneliti
menjelaskan tentang pengertian cerpen, ciri-ciri cerpen (jumlah katanya tidak lebih dari 10.000 kata, memiliki bentuk cerita yang pendek, isi ceritanya berasal dari kehidupan
sehari-hari,
hampir
seluruh
tokoh yang ada dalam cerpen mengalami masalah dan konflik, kalimat, susunan katakata yang digunakan bersifat sederhana, alur cerita dalam cerpen bersifat tunggal dan lurus, penokohan pada cerpen sangat sederhana), unsur-unsur cerpen (tema, latar atau
setting,
pesan
atau
amanah,
penokohan, sudut pandang, alur), langkahlangkah menulis cerpen ( siapkan tema, tentukan jenis cerpen, tentukan segmen, tentukan tokoh, tentukan konflik, tentukan penyelesaian, tentukan judul). c)
Bahan menulis cerpen pada pertemuan ini dimulai dari yang sederhana dengan tujuan mengenalkan pengertian cerpen, ciri-ciri
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 53
cerpen, unsur-unsur cerpen, dan langkah langkah menulis cerpen kepada para peserta didik. Materi tersebut dapat dilihat dibawah ini: 1) Pengertian cerpen Cerita pendek atau cerpen merupakan cerita fiksi bentuk prosa yang padat, yang unsur ceritanya terpusat pada satu peristiwa pokok, sehingga jumlah dan pengembangan pelaku terbatas, dan keseluruhan cerita memberikan kesan tunggal (Jabrohim, 1994: 165-166). Cerita
pendek
menurut
KBBI
edisi
keempat
(2008:263) adalah kisahan pendek (kurang dari 10.000 kata) yang memberikan kesan tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu situasi (pada suatu ketika). 2) Ciri Ciri Cerpen (a) Cerpen memiliki bentuk cerita yang pendek, lebih pendek dari novel. Beberapa sumber menyatakan bahwa ciri ciri cerpen bersifat singkat dan padat. (b) Jumlah katanya tidak lebih dari 10.000 kata. Ciri ciri cerpen yang satu ini diambil dari pengertian cerpen menurut KBBI. Beberapa sumber lain
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 54
menerangkan bahwa jumlah kata dari cerpen sekitar 5000 kata atau 2-20 halaman kertas. (c) Isi ceritanya berasal dari kehidupan sehari-hari (biasanya dari pengalaman pribadi atau orang lain). Ciri cerpen ini sudah jelas menggambarkan kenapa cerpen itu dapat menceritakan sesuatu dengan cara yang lebih singkat dari novel akan tetapi tetap dapat menyampaikan pesannya. (d) Tidak mengangkat atau menceritakan semua latar belakang pemain atau pelaku dalam cerita atau kisah tersebut, hanya melukiskan masalah tunggal, tokoh utama dan inti sarinya saja. Ciri cerpen ini mendukung dan menegaskan
kenapa
cerpen
memang harus "cerita pendek". (e) Hampir seluruh tokoh yang ada dalam cerpen mengalami
masalah
atau
konflik
yang
berhubungan dengan tokoh utama. (f) Kalimat, susunan dan kata kata yang digunakan bersifat sederhana dan mudah dimengerti sehingga pembaca mampu memahami dengan cepat dan deskripsi yang singkat. (g) Kesan yang muncul saat dan setelah membaca cerpen cukup mendalam sehingga pembaca dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 55
merasakan isi cerpen. Ciri ciri cerpen ini menjadi alasan
sehingga
banyak
orang
yang
tetap
menunggu cerpen dalam terbitan tabloid atau majalah. (h) Biasanya hanya satu kejadian besar dan beberapa kejadian pendukung yang ada. (i) Alur cerita dalam cerpen bersifat tunggal dan lurus (j) Penokohan pada cerpen sangat sederhana, tidak mendalam dan singkat 3) Unsur Unsur Cerpen Sebelum itu, anda harus menyadari bahwa unsur unsur cerpen atau semua jenis prosa ada dua yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang ada dalam tubuh prosa itu sendiri, sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur unsur yang membangun di luar sebuah karya sastra atau prosa tersebut dengan kata lain latar belakang penulis dan lingkungan penulis saat itu. Dalam cerpen sendiri, terdapat 6 unsur intrinsik cerpen yang sering disebut unsur pembentuk cerpen atau unsur penyusun cerpen. Berikut 6 unsur intrinsik cerpen tersebut:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 56
(a) Tema Tema adalah inti atau ide dasar dari sebuah cerita. Dalam hal ini cerita pendek atau cerpen. Sudah selayaknya dalam sebuah cerita terdapat tema dalamnya. Untuk membentuk suatu tema dari sebuah cerpen, seorang penulis cerpen haruslah membangunnya dari masalah ataupun suatu permasalahan keseharian atau kehidupan yang ada dan layak jadi sebuah renungan. (b) Latar atau setting Latar atau setting cerpen dapat berupa tempat, suasana, waktu, dan budaya yang menjadi ruang atau wadah cerita tersebut. (c) Pesan atau amanah Dalam sebuah cerpen, unsur ini haruslah ada. Jikalau unsur pesan tidak ada, maka sepertinya tidak layak disebut sebagai sebuah karya sastra cerpen. Pesan pengarang cerpen dapat berupa nilai didik yang hendak disampaikan baik secara eksplisit ataupun secara implisit. (d) Penokohan Dalam cerpen, watak watak yang dimiliki tokoh digambarkan lengkap dengan sifatnya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 57
dalam cerita pendek, baik dengan jelas ataupun disamarkan. (e) Sudut Pandang (Point of view) Sudut
pandang
dalam
sebuah
cerpen
umumnya menempatkan pengarang sebagai orang pertama. Akan tetapi, sering juga pengarang sebagai orang kedua, orang ketiga dan bahkan di luar cerita. Sudut pandang pengarang dalam cerita sebagai orang pertama biasanya memberikan cerita yang lebih pendek dari sudut yang lainnya. (f) Alur Unsur intrinsik cerpen yang satu ini tidak begitu jelas terlihat. Tentulah hal ini karena pendeknya "cerpen". Akan tetapi, bila dihendaki oleh pengarang, dapat diberikan tahapan tahapan dalam alur cerpen. Kelemahannya, semakin jelas alur dan semakin banyak alur yang ada, akan semakin panjang "cerpennya". 4) Langkah Langkah Menulis Cerpen (a) Siapkan tema Anda dapat memilih tema persahabatan, percintaan, misteri, dan lain-lain. Menulis tanpa berpegang pada satu tema bisa-bisa hanya akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 58
membuat Anda duduk kebingungan di depan komputer dan membuang waktu dengan percuma. (b) Tentukan jenis cerpen Cerpen seperti apa nan ingin ditulis? Cerpen horor, komedi, drama, romantis, misteri, religi, atau drama komedi? Jika sejak awal Anda sudah menentukan
akan
membuat
cerpen
komedi,
misalnya, fokuslah buat menulis cerpen yang benar-benar lucu, bukan lucu nan nanggung. (c) Tentukan segmen Pastikan dulu apakah Anda akan menulis cerpen anak, remaja, atau dewasa. Menulis cerpen buat anak-anak jelas tidak sama dengan menulis cerpen buat remaja, apalagi buat dewasa. (d) Tentukan tokoh Siapa yang akan menjadi tokoh primer dalam cerpen Anda? Siapkan nama-nama tokoh primer dan beri karakter buat setiap tokoh primer dan tokoh-tokoh lainnya yang ada di dalam cerpen. (e) Tentukan konflik Cerpen tanpa konflik tentu akan hambar, tidak ada gregetnya. Jadi, siapkan konflik. Konflik ini dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 59
muncul di tengah-tengah cerita, dapat pula langsung menggebrak di awal cerita. (f) Tentukan penyelesaian (ending) cerita Kalau kata grup band Armada, "Mau dibawa ke mana interaksi kita...". Begitu juga dengan menulis cerpen. Mau dibawa ke mana cerpen nan akan Anda tulis? Ke akhir yang senang (happy ending) , akhir yang menyedihkan (sad ending) , atau akhir yang menggantung (hanging ending) ? (g) Tentukan judul Jangan lupa, pilih judul yang singkat, namun bisa menggambarkan isi cerpen yang ditulis. Tak masalah
jika
Anda
menentukan
judul
ini
belakangan atau bahkan ketika cerpen telah selesai ditulis. Tapi, ingat! Jangan sampai melakukan kesalahan fatal dengan tak mencantumkan judul cerita.
d)
Peneliti mengajak peserta didik untuk menulis cerpen. Apabila sudah dirasa cukup, peneliti mengucapkan salam dan meninggalkan kelas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 60
2) Pertemuan Kedua Pertemuan kedua pada siklus I dilaksanakan pada tanggal 11 September 2015, pukul 09.20 – 10.40 WIB. Pada pertemuan kedua siklus I, peneliti mengadakan tes akhir siklus I. Tes ini dilaksanakan untuk mengetahui hasil menulis cerpen. Berikut ini penjabaran kegiatan pada pertemuan kedua: a)
Peneliti bersama kolaborator masuk ke dalam kelas untuk memulai kegiatan belajar mengajar bersama-sama dengan peserta didik.
b)
Sebelum tes dilaksanakan, peneliti mengajak peserta didik untuk mengingat kembali materi yang telah diberikan pada pertemuan sebelumnya. Setelah itu tes dilaksakan, dan pengambilan nilai dilakukan cara setiap peserta didik menulis cerpen sesuai dengan pengalaman pribadi masing masing dengan tema “persahabatan”.
c)
Setelah tes dilaksanakan, peneliti menutup pertemuan terakhir ini dengan mengucapkan salam.
c.
Hasil Observasi Siklus I Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama 2 kali pertemuan bersama peneliti, hasil yang didapat adalah: 1)
Peserta didik masih kurang memahami cara menulis cerpen pada kelengkapan unsur intrinsik cerpen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 61
2)
Masih banyak peserta didik yang kurang memahami cara menulis
cerpen
dengan
memperhatikan
keterpaduan
unsur/struktur cerpen. 3)
Peserta didik masih kurang memahami cara menulis cerpen dengan memperhatikan kesesuaian penggunaan bahasa cerpen.
4)
Beberapa peserta didik masih belum serius ketika menulis cerpen, terbukti dari nilai pretes
5)
Masih banyak peserta didik yang masih saling bertanya dengan teman yang lain.
6)
Waktu untuk menulis cerpen kurang efektif diakibatkan karena masih banyak siswa yang masih bertanya satu sma lain.
7)
Masih banyak peserta didik yang malu bertanya kepada peneliti ketika mengalami kesulitan dalam menulis cerpen.
Dari hasil nilai tes pada siklus I peserta didik SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten. Nilai rata-rata peserta didik SMP tersebut adalah 58,75%. Jika dilihat dari hasil tes masing-masing peserta didik, terdapat 11 peserta didik yang sudah memenuhi nilai dalam kriteria BAIK dengan persentase 39,29% dan 17 peserta didik yang memenuhi nilai dalam kriteria KURANG dengan persentase 60,71%. Didasari oleh nilai yang didapat sebelum dan sesudah mendapatkan tindakan mengalami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 62
peningkatan sebesar 1,96 %. tetapi peserta didik masih belum memenuhi kriteria baik. d. Refleksi Siklus I Menulis cerpen dalam kegiatan belajar mengajar di SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten masih belum mencapai nilai dengan kategori baik, karena masih terdapat beberapa kendala selama proses pembelajaran berlangsung. Beberapa kendala yang dihadapi antara lain: 1)
Bagi siswa pemanfaatan waktu dalam menulis cerpen harus lebih digunakan dengan sebaik mungkin.
2)
Pada saat peneliti menjelaskan materi masih banyak peserta didik yang berbicara sendiri, membuat gaduh kegiatan belajar mengajar, terdapat siswa yang mengantuk, dan masih belum serius ketika sesi bertanya jawab.
3)
Materi
yang
diberikan
oleh
peneliti
masih
belum
mempengaruhi hasil menulis cerpen, karena metode yang digunakan
oleh
guru
masih
menggunakan
metode
konvensional atau terpusat oleh guru, sehingga peserta didik tidak berkembang. 4.1.3
Siklus II Pelaksanaan siklus II ini merupakan tindakan lanjutan pembelajaran menulis cerpen. Dalam siklus ini, peneliti mencoba untuk melanjutkan penelitian pada siklus I, setelah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 63
melihat hasil siklus I sebagai acuan yang dirasa masih harus diberikan pembelajaran melalui pendekatan saintifik. Berikut ini merupakan hasil pelaksanaan siklus II yang meliputi tahapan perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi. a. Perencanaan Siklus II Dalam tahapan ini, peneliti merencanakan dan mempersiapkan
segala
sesuatu
sebelum
penelitian
dilaksanakan. Kegiatan yang dilakukan dalam tahap perencanaan meliputi: 1)
Mengidentifikasi masalah melalui hasil tes pada siklus 1. Berdasarkan hasil observasi, peserta didik masih belum mampu menulis cerpen dengan baik. Pada siklus II ini, menulis cerpen harus lebih ditingkatkan lagi dengan memperhatikan materi tentang cerpen.
2)
Mempersiapkan contoh cerpen yang akan diberikan dan juga materi yang akan diajarkan kepada peserta didik. Contoh cerpen yang dipelajari adalah cerpen karya AA Navis yang berjudul “Dua Orang Sahabat”.
3)
Menyusun
rencana
pelaksanaan
pembelajaran.
Pembelajaran ini dilakukan dalam beberapa kali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 64
pertemuan. Materi yang akan diajarkan pada pertemuan pertama akan difokuskan sama seperti pertemuan
sebelumnya
pada
siklus
I
yaitu
pengertian cerpen, menjelaskan ciri-ciri cerpen, menjelaskan unsur-unsur cerpen, dan menjelaskan langkah-langkah menulis cerpen. Untuk pertemuan kedua, materi pembelajaran masih sama seperti pertemuan pertama yaitu mempelajari tentang unsurunsur cerpen dan langkah-langkah menulis cerpen, agar peserta didik mampu menulis cerpen dengan baik. 4)
Membagi peserta didik menjadi 7 kelompok, setiap kelompok terdiri dari 4 orang.
b. Pelaksanaan Siklus II Pelaksanaan tindakan pada tahapan ini adalah melaksanakan rencana yang telah dibuat seperti pada tahap sebelumnya. Pelaksanaan pembelajaran siklus II dilakukan 2 kali pertemuan. Kegiatan pada siklus ini berlangsung selama 2JP (80 menit). 1)
Pertemuan Pertama Pertemuan
pertama
pada
siklus
II
dilaksanakan pada tanggal 23 September 2015, pukul 11.35 – 12.55 WIB. Tujuan yang akan dicapai
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 65
pada pertemuan pertama yaitu menulis cerpen dengan memperhatikan materi tentang cerpen. Berikut ini merupakan uraian kegiatan pada pertemuan pertama: a)
Peneliti bersama kolaborator masuk ke dalam kelas untuk memulai kegiatan menulis cerpen. Dalam kegiatan ini, peneliti bertindak sebagai pelatih dan kolaborator bertindak sebagai pengamat. Setelah semua peserta siap mengikuti kegiatan belajar mengajar, peneliti memberikan salam pembuka dan berdoa, kemudian menjelaskan tujuan yang akan dicapai setelah mengikuti kegiatan belajar mengajar.
b)
Setelah itu peneliti mengajak peserta didik untuk mengamati contoh cerpen dari penulis AA Navis. Contoh cerpen dilakukan guna mempersiapkan diri sebelum masuk ke materi menuulis cerpen, supaya mereka dapat menulis cerpen dengan baik dan benar sesuai dengan materi cerpen yang telah diajarkan.
c)
Untuk permulaan pada kegiatan ini, peserta didik mempelajari contoh cerpen yang sudah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 66
diberikan.
Setelah
mempelajari
contoh
cerpen tersebut, peneliti mengajak peserta didik untuk menulis cerpen. 2)
Pertemuan Kedua Pertemuan kedua pada siklus II dilaksanakan pada tanggal 25 September 2015, pukul 09.20 – 10.40 WIB. Pada pertemuan keempat siklus II, peneliti mengadakan tes akhir siklus II. Tes ini dilaksanakan untuk mengetahui peningkatan nilai akhir menulis cerpen peserta didik SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten melalui pendekatan saintifik. Berikut ini penjabaran kegiatan pada pertemuan kedua: a)
Peneliti bersama kolaborator masuk ke dalam kelas
untuk
mengajar
memulai
bersama-sama
kegiatan
belajar
dengan
peserta
didik. Peneliti mengumumkan kepada peserta didik bahwa pertemuan ini akan dilakukan tes. b)
Sebelum tes dilaksanakan, peneliti mengajak peserta didik diajak untuk mengingat materi yang
sudah
diajarkan
pada
pertemuan
sebelumnya. Setelah itu tes dilaksakan, dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 67
pengambilan nilai dilakukan dengan dengan menulis cerpen yang baik dan benar. c)
Setelah tes dilaksanakan, peneliti menutup pertemuan terakhir ini dengan mengucapkan salam.
c. Hasil Observasi Siklus II Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama 2 kali pertemuan bersama guru mata pelajaran, hasil yang didapat adalah: 1)
Penulisan cerpen dengan menggunakan pendekatan saintifik, sudah mengalami peningkatan.
2)
Pendekatan
saintifik
memberikan
pengaruh
peningkatan nilai dalam menulis cerpen. 3)
Peserta didik lebih serius dalam menulis cerpen dengan menggunakan pendekatan saintifik.
4)
Peserta didik terlihat lebih serius dan antusias ketika menulis cerpen dibandingkan dengan hasil menulis cerpen pada siklus I.
5)
Pada saat menulis cerpen, peserta didik saling bertanya jawab dan mengingatkan jika ada yang mengalami kesulitan ketika menulis cerpen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 68
6)
Peserta didik yang biasanya sering membuat gaduh di kelas, sekarang terlihat serius ketika mereka menulis cerpen.
7)
Peserta didik dapat memanfaatkan waktu dengan efektif ketika menulis cerpen, terlihat mereka sangat serius dan tidak ada yang ijin keluar kelas. Dari data yang diperoleh, menunjukkan hasil nilai
tes pada siklus II menulis cerpen SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten. Nilai rata-rata peserta didik di SMP tersebut adalah 75,36%. Jika dilihat dari hasil tes masing-masing peserta didik, terdapat 4 peserta didik yang sudah memenuhi nilai dalam kriteria SANGAT BAIK dan 24 peserta didik yang sudah memenuhi nilai dalam kriteria BAIK. Persentase peserta didik yang memenuhi kriteria keberhasilan tindakan adalah 100%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa upaya meningkatkan kemampuan menulis cerpen dengan menggunakan pendekatan saintifik pada peserta didik SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten tersebut pada siklus II dapat dikatakan berhasil dengan baik. d. Refleksi Siklus II Setelah siklus II selesai, peneliti dan kolaborator mendiskusikan hasil pembelajaran. Berdasarkan hasil tes yang dilakukan pada siklus II, pembelajaran yang telah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 69
dilakukan sudah berjalan
dengan baik sesuai rencana.
Peserta didik mengalami peningkatan menulis cerpen yang dimulai dari pretes, siklus I, sampai dengan siklus II. Dari hasil siklus ini, didapat semua peserta didik telah mencapai kriteria keberhasilan tindakan. Setelah berkoordinasi dengan guru mata pelajaran, maka proses tindakan ini disepakati untuk berhenti sampai pada siklus II.
4.2
Pembahasan Hasil Penelitian Pada subbab ini dibahas peningkatan kemampuan siswa dalam pembelajaran menulis cerpen. Pembahasan hasil penelitian ini bertujuan untuk menemukan jawaban atas permasalahan yang diangkat oleh peneliti, yaitu apakah pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dapat meningkatkan kemampuan menulis cerpen menggunakan pendekatan saintifik pada siswa kelas IX A SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten tahun ajaran 2015/2016. Data tes menulis cerpen ini diambil dari nilai setiap aspek yang telah ditentukan dalam pedoman penilaian yang ditetapkan. Aspek-aspek yang dinilai pada hasil tes tertulis siswa yaitu kelengkapan aspek formal cerpen, kelengkapan unsur intrinsik cerpen, keterpaduan unsur/struktur cerpen dan, kesesuaian penggunaan bahasa cerpen. Secara terperinci
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 70
peningkatan kemampuan siswa pada setiap aspek penilaian dari kondisi awal, siklus 1, dan siklus 2 akan dijelaskan sebagai berikut. 4.3
Peningkatan Kemampuan Berdasarkan Nilai Rata-Rata Siswa Peningkatan hasil tes menulis cerpen untuk seluruh aspek dapat pula dilihat dari peningkatan jumlah nilai rata-rata siswa pada kondisi awal, siklus I, dan siklus II. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada grafik berikut.
Nilai Rata-rata 80 70 60 50
Pretest
40
Siklus I
30
Siklus II
20 10 0 Pretest
Rata-rata
Siklus I
Siklus II
Pretest
Siklus I
Siklus II
57,32
58,75
75,36
Grafik 1 Peningkatan Nilai Rata-Rata Siswa pada Pembelajaran Menulis Cerpen dari Kondisi Awal Sampai Kondisi Akhir
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 71
Grafik tersebut menunjukkan bahwa jumlah nilai rata-rata pada kondisi awal adalah 57,32. Setelah pelaksanakan siklus I, nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 58,75. Pada pelaksanaan siklus II nilai rata-rata siswa meningkat menjadi 75,36. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan pembelajaran menulis cerpen dengan pendekatan saintifik dapat dikatakan berhasil. Hasil penelitian ini membuktikan bahwa penerapan pendekatan saintifik dalam pembelajaran menulis cerpen memberikan dampak positif pada diri peserta didik. Penerapan pendekatan saintifik dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis cerpen. 4.4
Peningkatan Kemampuan Siswa Berdasarkan Ketuntasan Belajar Peningkatan kemampuan menulis cerpen juga dapat diketahui dari banyaknya siswa yang tuntas dalam menulis cerpen. Data tersebut dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 5 Data Jumlah Siswa yang Tuntas dan Tidak Tuntas Jumlah Siswa No. Siklus
Tuntas
Tidak Tuntas
1.
Pretest
5
23
2.
Siklus I
14
14
3.
Siklus II
20
8
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 72
Data yang ada pada tabel tersebut, dapat digambarkan dalam diagram lingkaran seperti yang akan ditampilkan sebagai berikut. Tujuan penyajian diagram lingkaran ini adalah untuk lebih memperjelas peningkatan kemampuan siswa yang tuntas dan tidak tuntas.
Pretest 17,86 % Tuntas Tidak Tuntas
82,14 %
Diagram 1 Persentase Ketuntasan Kemampuan Awal Menulis Cerpen Siswa Kelas IX A SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten Tahun Ajaran 2015/2016
Berdasarkan tabel dan diagram di atas, diketahui bahwa pada pretest jumlah siswa yang tuntas pada pembelajaran menulis cerpen hanya 5 orang atau 17,86 % dari keseluruhan siswa yang berjumlah 28 orang. Jumlah siswa yang tidak tuntas 23 orang atau 82,14 %. Siswa tidak tuntas karena nilai yang diperoleh belum mencapai KKM yang ditetapkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 73
Siklus I
39,29 %
Tuntas Tidak Tuntas
60,71 %
Diagram 2 Persentase Ketuntasan Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas IX A SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten Tahun Ajaran 2015/2016 Siklus I
Setelah tindakan siklus I dilaksanakan, data menunjukkan adanya peningkatan prosentase siswa yang mencapai KKM. Pada siklus ini, jumlah siswa yang tuntas sebanyak 11 orang atau 39,29% dari keseluruhan siswa yang berjumlah 28 orang. Jumlah siswa yang tidak tuntas sebanyak 17 orang atau 60,71% dari keseluruhan siswa yang berjumlah 28 orang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 74
Siklus II
Tuntas
100 %
90.00 80.00 70.00
85,71%
60.00 50.00
Sangat Baik
40.00
Baik
30.00 20.00 10.00
14,29%
0.00 Siklus II
Diagram 3 Persentase Ketuntasan Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas IX A SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten Tahun Ajaran 2015/2016 Siklus II
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 75
Siklus II dilaksanakan karena jumlah siswa yang tuntas pada siklus I belum mencapai target minimal yang ditetapkan untuk siklus II yaitu sebesar 75%. Untuk mencapai target tersebut, peneliti melaksanakan siklus II. Berdasarkan diagram tersebut, hasil yang dicapai pada penerapan siklus II jumlah peserta didik semuanya tuntas dalam menulis cerpen. Tetapi ada dua kriteria keberhasilan nilai menulis cerpen, yaitu kriteria sangat baik dan kriteria baik. Adapun peserta didik yang masuk dalam kategori nilai sangat baik yaitu berjumlah 4 orang atau 14,29 % dari keseluruhan peserta didik yang berjumlah 28 orang. Jumlah speserta didik yang masuk dalam kategori nilai baik yaitu berjumlah 24 orang atau 85,71 % dari keseluruhan peserta didik yang berjumlah 28 orang. Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan saintifik dalam proses pembelajaran menulis cerpen berhasil meningkatkan nilai hasil menulis cerpen dibandingkan dengan siklus sebelumnya, karena dapat meningkatkan kemampuan peserta didik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 76
BAB V PENUTUP
5.1
Kesimpulan Berdasarkan hasil analisis data yang dilakukan pada bab IV, dapat disimpulkan bahwa penerapan pendekatan saintifik terbukti dapat meningkatkan kemampuan menulis cerpen siswa kelas IX A SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten tahun ajaran 2015/2016 dalam pembelajaran menulis cerpen. Hal tersebut dapat dilihat dari data yang menunjukkan adanya peningkatan nilai hasil menulis cerpen siswa. Hasil analisis data kemampuan siswa menunjukkan bahwa pada kondisi awal, hanya 5 orang dari 28 siswa atau 17,86% siswa tuntas dalam pembelajaran. Pada siklus I terjadi peningkatan menjadi 11 siswa atau 39,29 % siswa tuntas dalam pembelajaran. Pada siklus II pada nilai akhir mengalami peningkatan tuntas semuanya, dengan kata lain kriteria penilaian dalam kategori baik sudah tercapai, bahkan terdapat beberapa peserta didik yang tergolong dalam kriteria nilai sangat baik. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa kemampuan siswa dalam menulis cerpen mengalami peningkatan yang cukup signifikan dilihat dari jumlah siswa yang tuntas dalam setiap proses pembelajaran menulis cerpen. Peningkatan kemampuan menulis siswa dalam pembelajaran menulis cerpen menggunakan pendekatan saintifik dapat pula dilihat dari 76
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 77
hasil uji hipotesis yang dilakukan peneliti. Hasil uji hipotesis dari kondisi awal hingga siklus II menunjukkan bahwa t-hitung lebih besar dari t-tabel. Oleh karena itu, hipotesis nol ditolak dan hipotesis alternatif diterima. Dari hasil tersebut, dapat disimpulkan bahwa hasil penelitian ini menjawab dengan hipotesis yang telah dirumuskan, yaitu pendekatan saintifik dapat meningkatkan kemampuan siswa kelas IX A semester 1 SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten tahun ajaran 2015/2016 dalam pembelajaran menulis cerpen. 5.2
Saran Melalui penelitian ini, banyak pengalaman yang diperoleh peneliti mengenai proses pembelajaran, khususnya pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan pendekatan saintifik. Berdasarkan pengalaman tersebut, peneliti memberikan beberapa saran bagi pihak-pihak yang terkait dengan penelitian ini. 1. Bagi guru bahasa Indonesia SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten Pembelajaran
Bahasa
Indonesia
khususnya
pada
kompetensi dasar menulis cerpen dengan memperhatikan aspek formal cerpen, unsur intrinsik cerpen, keterpaduan unsur/struktur cerpen, dan kesesuaian penggunaan bahasa cerpen lebih ditingkatkan lagi ketika mengajar, karena dengan memperhatikan beberapa aspek tersebut ketika mengajar di kelas mungkin lebih efektif lagi dan peserta didik lebih atraktif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 78
Pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dapat dijadikan sebagai alternatif, apabila guru ingin menerapkan metode dan teknik lain dalam pembelajaran. Penggunaan pendekatan saintifik memberi peluang bagi peserta didik untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Pembelajaran yang variatif dapat diterapkan oleh guru, sehingga kegiatan belajar mengajar tidak terkesan monoton dan para siswa tidak merasa bosan ketika belajar di sekolah setiap hari. Setiap pembelajaran pasti terjadi proses dan hasil, maka dari itu guru harus lebih memperhatikan karakter masing masing peserta didik agar Setiap proses tindakan yang akan dilakukan dalam pembelajaran berjalan dengan baik dan tercipta
suasana
kelas
yang
harmonis.
Pembelajaran
menggunakan pendekatan saintifik dapat dijadikan alternatif dalam proses pembelajaran. Pendekatan saintifik terbukti dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis cerpen, terbukti bahwa siswa dapat mengaitkan materi dengan kehidupan sehari-hari. 2. Bagi SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten Hasil dari penelitian ini dapat dijadikan sebagai salah satu sumber informasi mengenai kemampuan siswa kelas IX dalam pembelajaran menulis cerpen dengan menggunakan pendekatan saintifik. Hasil penelitian ini dapat pula dijadikan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 79
sebagai acuan atau model penelitian tindakan kelas bagi guru Bahasa Indonesia atau guru mata pelajaran lain di SMP Pangudi Luhur Bayat. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberi motivasi bagi para guru di SMP Pangudi Luhur Bayat untuk melakukan penelitian tindakan kelas sehingga mutu pembelajaran dan prestasi siswa dapat terus ditingkatkan. 3. Peneliti lain Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan menulis cerpen siswa SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten kelas IX A semester 1 tahun ajaran 2015/2016 dapat ditingkatkan dengan penerapan pendekatan saintifik. Oleh sebab itu, hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai salah satu informasi bagi peneliti lain yang akan melakukan penelitian sejenis. Hasil penelitian ini juga dapat dijadikan sebagai acuan untuk melakukan penelitian terhadap tiga keterampilan berbahasa lainnya yaitu berbicara, membaca dan menyimak dengan
menggunakan
metode
pembelajaran
dikembangkan berdasarkan pendekatan saintifik.
yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 80
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Sani Ridwan. 2014. Pembelajaran Saintifik untuk Kurikulum 2013. Jakarta: Bumi Aksara. Abrams, M.H. 1976. “Orientation of Critical Theories” dalam buku The Mirror TheLamp:Romantic Theory and the Critical Tradition. Oxford: Oxford University Press. Aminudin. 1995. Pengantar Apresiasi Sastra. Bandung: Penerbit Sinar Baru. Aglesindo. Arikunto, Suharsimi, dkk. 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta: Bumi Aksara. Arikunto, Suharsimi. 1996. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta: Rineka Cipta. Depdikbud. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi IV. Jakarta: Balai Pustaka. Hartoko, Dick dan Bernardus Rahmanto. 1986. Pemandu di Dunia Sastra. Yogyakarta: Kanisius. Jabrohim (ed.). 1994. Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Muslich, Masnur. 2007. KTSP Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual. Jakarta: Bumi Aksara. Nurgiyantoro, Burhan. 2001. Menulis secara Populer. Jakarta: Pustaka Jaya. . 2009. Penilaian dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra . Yogyakarta: BPFE. Rahmanto, B. 1996. Metode Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Kanisius. Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan. Jakarta: Kencana Prenada Media. Sayuti, Suminto A. 2006. Berkenalan dengan Prosa Fiksi. Yogyakarta: Gama Media. Setyaningsih, Y. T. 2009. Unsur Intrinsik Cerpen “Monumen” Karya NH. Dini dan Implementasinya dalam Pembelajaran Cerpen di SMP Kelas IX Semester I. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2013. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Remaja Rosdakarya.
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI 81
Sumardjo, Jakob dan Saini K.M. 1986. Apresiasi Kesusastraan. Jakarta: PT Gramedia. Suparno, Paul. 2002. Filsafat Konstruktivisme dalam Pendidikan. Yogyakarta: Kanisius. Tarigan, Henry Guntur. 1986. Menulis sebagai Satu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa. Tarigan, Dajgo dan H.G. Tarigan. 1990. Teknik Pengajaran Keterampilan Berbahasa. Bandung: Aksara. Wahana Komputer. 2009. Pengolahan Data statistik dengan SPSS 16.0. Jakarta: Salemba Infotek. Wellek, Rene dan Austin Warren. 1989. Teori Kesusatraan. Jakarta: PT Gramedia. Wiriatmadja, Rochiati. 2007. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Bandung: Rosdakarya. Wulandari, R. H. D. S. 2010. Analisis Struktural Cerpen “Kartu Pos Dari Surga” Karya Agus Noor dan Implementasinya dalam Pembelajaran Cerpen di SMA. Skripsi. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Silabus
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar kelas IX, Semester I SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten yang digunakan sebagai acuan penelitian ini. Kelas IX, Semester 1
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Mendengarkan 1. Memahami
dialog 1.1 Menyimpulkan isi dialog interaktif beberapa
interaktif pada tayangan televisi/siaran radio
narasumber pada tayangan televisi/siaran radio 1.2 Mengomentari pendapat narasumber dalam dialog interaktif pada tayangan televisi/siaran radio
Berbicara 2. Mengungkapkan pikiran, 2.1 Mengkritik/memuji berbagai karya (seni atau perasaan, dan informasi
produk) dengan bahasa yang lugas dan santun
dalam bentuk komentar 2.2 Melaporkan secara lisan berbagai peristiwa dan laporan
dengan menggunakan kalimat yang jelas
82
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Membaca 3. Memahami wacana membaca
ragam 3.1 Membedakan antara fakta dan opini dalam teks
tulis
dengan
intensif
dan
membaca memindai
iklan di surat kabar melalui kegiatan membaca intensif 3.2 Menemukan informasi yang diperlukan secara cepat dan tepat dari indeks buku
melalui
kegiatan membaca memindai Menulis 4. Mengungkapkan informasi dalam bentuk
4.1 Menulis iklan baris dengan bahasa yang singkat, padat, dan jelas
iklan baris, resensi, dan 4.2 Meresensi buku pengetahuan karangan 4.3 Menyunting karangan dengan berpedoman pada ketepatan ejaan, tanda baca, pilihan kata, keefektifan kalimat, keterpaduan paragraf, dan kebulatan wacana
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
83
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Mendengarkan 5. Memahami sastra
wacana 5.1 Menemukan tema dan pesan
jenis
melalui
syair
diperdengarkan
kegiatan 5.2 Menganalisis
mendengarkan syair
syair yang
unsur-unsur
syair
yang
diperdengarkan
Berbicara 6. Mengungkapkan kembali puisi
6.1 Menceritakan kembali secara lisan isi cerpen
cerpen dan 6.2 Menyanyikan puisi yang sudah dimusikalisasi dalam bentuk
dengan berpedoman pada kesesuaian isi puisi
yang lain dan suasana/irama yang dibangun
Membaca 7. Memahami
wacana 7.1 Menemukan tema, latar, penokohan pada cerpen-
sastra melalui kegiatan
cerpen dalam satu buku kumpulan cerpen
membaca
buku 7.2 Menganalisis nilai-nilai kehidupan pada cerpen-
kumpulan
cerita
cerpen dalam satu buku kumpulan cerpen
pendek (cerpen)
84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
Menulis 8. Mengungkapkan kembali perasaan, pengalaman
8.1 Menuliskan kembali
pikiran,
dengan kalimat sendiri
cerita pendek yang pernah dibaca
dan 8.2 Menulis cerita pendek bertolak dari peristiwa dalam
yang pernah dialami
cerita pendek
85
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP) Sekolah
: SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten
Mata Pelajaran
: Bahasa Indonesia
Standar Kompetensi : 8. Mengungkapkan kembali pikiran, perasaan, dan pengalaman dalam cerita pendek Kompetensi Dasar
: 8.1b Menulis cerita pendek bertolak dari peristiwa yang pernah dialami
Indikator dialami
: 1.
Mampu mendata peristiwa-peristiwa yang pernah
2.
Mampu menentukan konflik yang ada dalam peristiwa yang dipilih Menentukan alur cerita Mampu menulis cerita pendek bertolak dari peristiwa yang pernah dialami
3. 4.
Alokasi waktu
: 4 x 40 menit (2 x Pertemuan)
1. Tujuan Pembelajaran Melalui kegiatan pembelajaran siswa dapat: 1. Mampu mendata peristiwa-peristiwa yang pernah dialami 2. Mampu menentukan konflik yang ada dalam peristiwa yang dipilih 3. Menentukan alur cerita 4. Mampu menulis cerita pendek bertolak dari peristiwa yang pernah dialami 2. Materi Pembelajaran a. Pengertian cerpen Cerita pendek atau cerpen merupakan cerita fiksi bentuk prosa yang padat, yang unsur ceritanya terpusat pada satu peristiwa pokok, sehingga jumlah dan pengembangan pelaku terbatas, dan keseluruhan cerita memberikan kesan tunggal (Jabrohim, 1994: 165-166). Cerita pendek menurut KBBI edisi keempat (2008:263) adalah kisahan pendek (kurang dari 10.000 kata) yang memberikan kesan tunggal yang dominan dan memusatkan diri pada satu tokoh dalam satu situasi (pada suatu ketika).
86
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
b. Ciri Ciri Cerpen
Cerpen memiliki bentuk cerita yang pendek, lebih pendek dari novel. Beberapa sumber menyatakan bahwa ciri ciri cerpen bersifat singkat dan padat. Jumlah katanya tidak lebih dari 10.000 kata. Ciri ciri cerpen yang satu ini diambil dari pengertian cerpen menurut KBBI. Beberapa sumber lain menerangkan bahwa jumlah kata dari cerpen sekitar 5000 kata atau 2-20 halaman kertas. Isi ceritanya berasal dari kehidupan sehari-hari (biasanya dari pengalaman pribadi atau orang lain). Ciri cerpen ini sudah jelas menggambarkan kenapa cerpen itu dapat menceritakan sesuatu dengan cara yang lebih singkat dari novel akan tetapi tetap dapat menyampaikan pesannya. Tidak mengangkat atau menceritakan semua latar belakang pemain atau pelaku dalam cerita atau kisah tersebut, hanya melukiskan masalah tunggal, tokoh utama dan inti sarinya saja. Ciri cerpen ini mendukung dan menegaskan kenapa cerpen memang harus "cerita pendek". Hampir seluruh tokoh yang ada dalam cerpen mengalami masalah atau konflik yang berhubungan dengan tokoh utama. Kalimat, susunan dan kata kata yang digunakan bersifat sederhana dan mudah dimengerti sehingga pembaca mampu memahami dengan cepat dan deskripsi yang singkat. Kesan yang muncul saat dan setelah membaca cerpen cukup mendalam sehingga pembaca dapat merasakan isi cerpen. Ciri ciri cerpen ini menjadi alasan sehingga banyak orang yang tetap menunggu cerpen dalam terbitan tabloid atau majalah. Biasanya hanya satu kejadian besar dan beberapa kejadian pendukung yang ada. Alur cerita dalam cerpen bersifat tunggal dan lurus Penokohan pada cerpen sangat sederhana, tidak mendalam dan singkat
c. Unsur Unsur Cerpen Sebelum itu, anda harus menyadari bahwa unsur unsur cerpen atau semua jenis prosa ada dua yaitu unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Unsur intrinsik adalah unsur-unsur yang ada dalam tubuh prosa itu sendiri, sedangkan unsur ekstrinsik adalah unsur unsur yang membangun di luar sebuah karya sastra atau prosa tersebut dengan kata lain latar belakang penulis dan lingkungan penulis saat itu. Dalam cerpen sendiri, terdapat 6 unsur intrinsik cerpen yang sering disebut unsur pembentuk cerpen atau unsur penyusun cerpen. Berikut 6 unsur intrinsik cerpen tersebut:
87
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1. Tema Tema adalah inti atau ide dasar dari sebuah cerita. Dalam hal ini cerita pendek atau cerpen. Sudah selayaknya dalam sebuah cerita terdapat tema dalamnya. Untuk membentuk suatu tema dari sebuah cerpen, seorang penulis cerpen haruslah membangunnya dari masalah ataupun suatu permasalahan keseharian atau kehidupan yang ada dan layak jadi sebuah renungan. 2. Latar atau setting Latar atau setting cerpen dapat berupa tempat, suasana, waktu, dan budaya yang menjadi ruang atau wadah cerita tersebut. 3. Pesan atau amanah Dalam sebuah cerpen, unsur ini haruslah ada. Jikalau unsur pesan tidak ada, maka sepertinya tidak layak disebut sebagai sebuah karya sastra cerpen. Pesan pengarang cerpen dapat berupa nilai didik yang hendak disampaikan baik secara eksplisit ataupun secara implisit. 4. Penokohan Dalam cerpen, watak watak yang dimiliki tokoh digambarkan lengkap dengan sifatnya dalam cerita pendek, baik dengan jelas ataupun disamarkan. 5. Sudut Pandang (Point of view) Sudut pandang dalam sebuah cerpen umumnya menempatkan pengarang sebagai orang pertama. Akan tetapi, sering juga pengarang sebagai orang kedua, orang ketiga dan bahkan di luar cerita. Sudut pandang pengarang dalam cerita sebagai orang pertama biasanya memberikan cerita yang lebih pendek dari sudut yang lainnya. 6. Alur Unsur intrinsik cerpen yang satu ini tidak begitu jelas terlihat. Tentulah hal ini karena pendeknya "cerpen". Akan tetapi, bila dihendaki oleh pengarang, dapat diberikan tahapan tahapan dalam alur cerpen. Kelemahannya, semakin jelas alur dan semakin banyak alur yang ada, akan semakin panjang "cerpennya".
d. Langkah Langkah Menulis Cerpen 1. Siapkan tema Anda dapat memilih tema persahabatan, percintaan, misteri, dan lain-lain. Menulis tanpa berpegang pada satu tema bisa-bisa hanya akan membuat Anda duduk kebingungan di depan komputer dan membuang waktu dengan percuma. 88
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Tentukan jenis cerpen Cerpen seperti apa nan ingin ditulis? Cerpen horor, komedi, drama, romantis, misteri, religi, atau drama komedi? Jika sejak awal Anda sudah menentukan akan membuat cerpen komedi, misalnya, fokuslah buat menulis cerpen yang benar-benar lucu, bukan lucu nan nanggung.
3. Tentukan segmen Pastikan dulu apakah Anda akan menulis cerpen anak, remaja, atau dewasa. Menulis cerpen buat anak-anak jelas tidak sama dengan menulis cerpen buat remaja, apalagi buat dewasa.
4. Tentukan tokoh Siapa yang akan menjadi tokoh primer dalam cerpen Anda? Siapkan nama-nama tokoh primer dan beri karakter buat setiap tokoh primer dan tokoh-tokoh lainnya yang ada di dalam cerpen.
5. Tentukan konflik Cerpen tanpa konflik tentu akan hambar, tidak ada gregetnya. Jadi, siapkan konflik. Konflik ini dapat muncul di tengah-tengah cerita, dapat pula langsung menggebrak di awal cerita.
6. Tentukan penyelesaian (ending) cerita Kalau kata grup band Armada, "Mau dibawa ke mana interaksi kita...". Begitu juga dengan menulis cerpen. Mau dibawa kemana cerpen yang akan Anda tulis? Ke akhir yang senang (happy ending), akhir yang menyedihkan (sad ending), atau akhir yang menggantung (hanging ending) ? 7. Tentukan judul Jangan lupa, pilih judul yang singkat, namun bisa menggambarkan isi cerpen yang ditulis. Tak masalah jika Anda menentukan judul ini belakangan atau bahkan ketika cerpen telah selesai ditulis. Tapi, ingat! Jangan sampai melakukan kesalahan fatal dengan tak mencantumkan judul cerita.
89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3. Metode Pembelajaran Tanya jawab Diskusi Pembelajaran berbasis saintifik 4. Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran Pertemuan I Langkah – langkah
Alokasi Waktu
Pembelajaran
Metode
Kecerdasan
Tanya Jawab
Lingusitik
A.Kegiatan Awal :
10 menit
Apersepsi
1. Guru menanyakan pengalaman siswa dalam menulis cerpen 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaran saat itu. B.Kegiatan Inti
60 menit Diskusi
Eksplorasi
1. Siswa bergabung dalam kelompok 2. Masing-masing kelompok terdiri dari 4 siswa 3. Siswa diberi tugas untuk mendaftar topik yang akan diangkat sebagai cerpen Elaborasi 1. Masing-masing kelompok mempresentasikan hasil diskusinya 2. Guru dan siswa melakukan diskusi tema apa yang akan ditulis 3. Siswa menulis cerpen dengan tema yang telah ditentukan sebelumnya dengan memperhatikan unsur cerpen Konfirmasi 1. Guru memberikan penguatan tentang cara menulis cerpen yang baik dan benar
90
Penugasan
Linguistik
Interpersonal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Siswa menanyakan kepada guru mata pelajaran dan peneliti bila menemui kesulitan dalam menulis cerpen C.Kegiatan Akhir 1. Siswa dan guru melakukan 10 menit Tanya refleksi dengan menanyakan jawab ke siswa hambatan yang dihadapi dalam menulis cerpen. 2. Siswa menyimpulkan pelajaran.
Intrapersonal
Pertemuan II Langkah – langkah Pembelajaran
Alokasi Waktu
Metode
10 menit
Tanya Jawab
Kecerdasan
A.Kegiatan Awal:
Apersepsi
Lingusitik
1. Tanya jawab tentang materi pertemuan pertama sebelumnya 2. Guru menyampaikan tujuan pembelajaraan saat itu. B.Kegiatan Inti: Eksplorasi 1. Guru menanyakan gaya belajar dan hobi masing- 60 menit masing siswa 2. Guru menanyakan kepada siswa tentang materi yang telah dipelajari pada pertemuan sebelumnya. Elaborasi 1. Siswa diberi tugas untuk
91
Diskusi
Penugasan
Linguistik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
menulis cerpen berdasarkan tema yang telah ditentukan. 2. Siswa menulis puisi dengan memperhatikan unsur-unsur cerpen 3. Siswa menyunting cerpen yang ditulis sendiri 4. Siswa membacakan hasil tulisan cerpennya untuk ditanggapi kelompok. Konfirmasi
Naturalis Interpersonal
Interpersonal
Interpersonal
1. Guru memberikan umpan balik positif berkaitan dengan hasil cerpen karya siswa C.Kegiatan Akhir 1.
Siswa dan guru melakukan 10 refleksi dengan menanyakan menit ke siswa hambatan yang dihadapi dalam menulis cerpen 2. Siswa menyimpulkan pelajaran.
Tanya jawab
Intrapersonal
5. Sumber Belajar Depdikbud. 2008. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi IV. Jakarta: Balai Pustaka. Jabrohim (ed.). 1994. Pengajaran Sastra. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. www.google.com 6. Penilaian Kisi – Kisi soal penilaian 1. Soal Penilaian Buatlah cerpen bebas dengan mengamati objek di sekitar sekolah dalam beberapa kalimat!
92
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2. Pedoman penskoran penilaian Kriteria penilaian menulis cerpen No. Aspek 1. Kelengkapan aspek formal 1) cerpen 2) 3) 4) Skor Maks 2. Kelengkapan unsur intrinsik 1) cerpen 2) 3)
3.
4.
Kriteria Memuat judul nama pengarang dialog narasi 25 Memuat fakta cerita (alur, tokoh, dan latar) pengembangan tema yang relevan dengan judul
Skor Maks Keterpaduan unsur/struktur cerpen 1)
25 Struktur disusun dengan memerhatikan kaidah plot (kelogisan, rasa ingin tahu, kejutan dan keutuhan), penahapan plot (awal, tengah dan akhir) 2) dimensi tokoh (fisiologis, psikologis dan sosiologis) 3) dimensi latar (tempat, waktu dan sosial)
Skor Maks 50 Kesesuaian Menggunakan penggunaan 1) kaidah EYD bahasa cerpen2) gaya bahasa 3) ragam bahasa 93
Hanya memuat tiga subaspek
Hanya memuat dua subaspek
Hanya memuat satu subaspek
20 Memuat ketiga subaspek, namun tidak lengkap (misalnya fakta cerita hanya memuat tokoh dan alur) 20 Memuat ketiga subaspek namun tidak lengkap
15 Hanya memuat dua subaspek
10 Hanya memuat satu subaspek
15 Hanya memuat dua subaspek
10 Hanya memuat satu subaspek
40 Memuat ketiga subaspek namun
30 Hanya memuat dua subaspek
20 Hanya memuat satu subaspek
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Skor Maks
yang disesuaikan tidak dengan dimensi lengkap tokoh dan latar 25 20
94
15
10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Tabel Observasi Tabel 4.1 Instrumen Observasi untuk Guru PEDOMAN OBSERVASI AKTIVITAS GURU DI KELAS SECARA UMUM Sekolah : SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten Kelas : IX A Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Hari/Tanggal : No. 1.
Unsur yang Diobservasi Guru menguasai materi pembelajaran
2.
Guru menyajikan materi dengan sistematis
3.
Guru menyajikan materi dengan tuntas
4.
Guru memilih metode pembelajaran dengan tepat
5.
Metode pembelajaran diterapkan secara efektif
6.
Guru memakai media
7.
Guru sering bertanya kepada peserta didik
8.
Guru umumnya duduk di kursi
9.
Guru sering berjalan ke samping, tengah, dan belakang Guru menjawab berbagai pertanyaan peserta didik dengan jelas
10.
Ya
Tidak
√ √ √ √ √ √ √ √ √ √
Tabel 4.2 Observasi Pembelajaran pada Siklus I AKTIVITAS SISWA DI KELAS Sekolah : SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten Kelas : IX A Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Hari/Tanggal : No. 1. 2. 3. 4.
Aspek Siswa menjawab pertanyaan guru.
Keterangan Siswa masih malu menjawab pertanyaan yang diajukan. Siswa memahami cerpen yang Siswa memahami cerpen yang dibaca. dibaca. Siswa dapat mengaitkan topik Siswa kesulitan dalam mengaitkan dengan pengalaman. topik dengan pengalaman. Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri 95
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5. 6. 7. 8. 9. 10.
cerpen. Siswa dapat menyusun cerpen
cerpen. Siswa masih kesulitan menyusun cerpen. Siswa bertanya pada guru ketika Siswa enggan bertanya kepada guru. menemui kesulitan. Siswa bertanya pada teman ketika Siswa bertanya pada teman ketika menemui kesulitan. menemui kesulitan. Siswa aktif mengungkapkan Siswa masih pasif mengungkapkan pendapat. pendapat. Perwakilan siswa membacakan Siswa masih malu membacakan hasil hasil menulisnya. menulisnya. Siswa memberikan tanggapan dari Siswa memberikan tanggapan dari hasil menulis teman lain. hasil menulis teman lain. Tabel 4.3 Observasi Proses Pembelajaran pada Siklus II
AKTIVITAS SISWA DI KELAS Sekolah : SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten Kelas : IX A Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia Hari/Tanggal : No. 1.
Aspek Siswa menjawab pertanyaan guru.
2.
Siswa memahami cerpen yang dibacakan guru. Siswa dapat mengaitkan topik dengan pengalaman. Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri cerpen. Siswa dapat menyusun cerpen. Siswa bertanya pada guru ketika menemui kesulitan. Siswa bertanya pada teman ketika menemui kesulitan. Siswa aktif mengungkapkan pendapat.
3. 4. 5. 6. 7. 8.
9. 10.
Perwakilan siswa membacakan hasil menulisnya. Siswa memberikan tanggapan dari hasil menulis teman lain.
96
Keterangan Siswa mau menjawab pertanyaan yang diajukan. Siswa memahami cerpen yang dibacakan guru. Siswa dapat mengaitkan topik dengan pengalaman. Siswa dapat menyebutkan ciri-ciri cerpen. Siswa dapat menyusun cerpen. Siswa bertanya kepada guru. Siswa bertanya pada teman ketika menemui kesulitan. Siswa sudah aktif mengungkapkan pendapat. Siswa berani membacakan hasil menulisnya. Siswa memberikan tanggapan dari hasil menulis teman lain.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lembar Hasil Kerja Siswa
Hasil Pretes
97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hasil Siklus I
101
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hasil Siklus II
106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hasil Pretest
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Nama Responden 1 Responden 2 Responden 3 Responden 4 Responden 5 Responden 6 Responden 7 Responden 8 Responden 9 Responden 10 Responden 11 Responden 12 Responden 13 Responden 14 Responden 15 Responden 16 Responden 17 Responden 18 Responden 19 Responden 20 Responden 21 Responden 22 Responden 23 Responden 24 Responden 25 Responden 26 Responden 27 Responden 28
I
II
60 40 80 60 80 80 80 80 80 80 80 80 80 60 80 80 60 80 60 80 60 80 80 80 60 80 100 80
60 40 80 60 60 60 40 60 60 60 80 60 80 40 80 60 60 60 80 60 60 80 60 80 60 60 80 60
III 60 40 40 40 40 40 40 60 40 40 60 40 60 40 40 60 40 60 40 40 40 60 40 60 40 40 60 60
111
IV Jumlah 40 220 40 160 40 240 40 200 40 220 40 220 40 200 40 240 40 220 40 220 60 280 40 220 60 280 40 180 40 240 40 240 40 200 40 240 40 220 40 220 40 200 60 280 60 240 60 280 40 200 40 220 60 300 40 240
Ratarata 55 40 60 50 55 55 50 60 55 55 70 55 70 45 60 60 50 60 55 55 50 70 60 70 50 55 75 60 1605 57,32143
kurang kurang kurang kurang kurang kurang kurang kurang kurang kurang baik kurang baik kurang kurang kurang kurang kurang kurang kurang kurang baik kurang baik kurang kurang baik kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hasil Siklus I
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Nama Responden 1 Responden 2 Responden 3 Responden 4 Responden 5 Responden 6 Responden 7 Responden 8 Responden 9 Responden 10 Responden 11 Responden 12 Responden 13 Responden 14 Responden 15 Responden 16 Responden 17 Responden 18 Responden 19 Responden 20 Responden 21 Responden 22 Responden 23 Responden 24 Responden 25 Responden 26 Responden 27 Responden 28
I 80 60 80 60 80 80 80 80 60 60 80 80 80 60 60 80 60 60 60 60 80 80 80 80 80 80 100 80
II III 60 40 40 40 60 60 40 40 40 40 60 60 40 40 80 60 40 40 40 40 60 60 60 60 80 60 60 60 60 40 60 60 60 60 40 40 60 40 60 60 60 60 80 40 60 40 60 60 60 40 40 40 80 60 60 60
112
IV Jumlah 40 220 40 180 60 260 40 180 60 220 60 260 60 220 60 280 40 180 40 180 60 260 60 260 80 300 60 240 40 200 60 260 40 220 60 200 40 200 60 240 60 260 60 260 60 240 60 260 60 240 40 200 60 300 60 260
Ratarata 55 45 65 45 55 65 55 70 45 45 65 65 75 60 50 65 55 50 50 60 65 65 60 65 60 50 75 65 1645 58,75
kurang kurang baik kurang kurang baik kurang baik kurang kurang baik baik baik kurang kurang baik kurang kurang kurang kurang baik baik kurang baik kurang kurang baik kurang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Hasil Siklus II
No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
Nama Responden 1 Responden 2 Responden 3 Responden 4 Responden 5 Responden 6 Responden 7 Responden 8 Responden 9 Responden 10 Responden 11 Responden 12 Responden 13 Responden 14 Responden 15 Responden 16 Responden 17 Responden 18 Responden 19 Responden 20 Responden 21 Responden 22 Responden 23 Responden 24 Responden 25 Responden 26 Responden 27 Responden 28
I 80 80 80 80 100 80 80 80 80 80 80 80 80 80 100 100 100 80 80 80 80 100 80 100 100 80 100 80
II 80 80 80 80 80 80 80 80 80 60 80 80 100 80 80 80 80 80 80 80 80 80 80 100 80 80 100 80
III IV Jumlah 60 60 280 60 60 280 60 80 300 60 60 280 60 60 300 60 80 300 80 80 320 60 80 300 60 60 280 60 60 260 80 60 300 60 60 280 80 80 340 60 60 280 60 60 300 60 80 320 60 60 300 60 80 300 60 60 280 60 80 300 80 60 300 80 80 340 80 80 320 60 80 340 60 60 300 60 60 280 80 80 360 80 60 300
113
Ratarata 70 70 75 70 75 75 80 75 70 65 75 70 85 70 75 80 75 75 70 75 75 85 80 85 75 70 90 75 2110 75,36
baik baik baik baik baik baik baik baik baik baik baik baik sangat baik baik baik baik baik baik baik baik baik sangat baik baik sangat baik baik baik sangat baik baik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bar Nilai Pretest
Pretest Responden 28 Responden 27 Responden 26 Responden 25 Responden 24 Responden 23 Responden 22 Responden 21 Responden 20 Responden 19 Responden 18 Responden 17 Responden 16 Responden 15 Responden 14 Responden 13 Responden 12 Responden 11 Responden 10 Responden 9 Responden 8 Responden 7 Responden 6 Responden 5 Responden 4 Responden 3 Responden 2 Responden 1
Pretest
0
10
20
30
40
114
50
60
70
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bar Nilai Siklus I
Siklus I Responden 28 Responden 27 Responden 26 Responden 25 Responden 24 Responden 23 Responden 22 Responden 21 Responden 20 Responden 19 Responden 18 Responden 17 Responden 16 Responden 15 Responden 14 Responden 13 Responden 12 Responden 11 Responden 10 Responden 9 Responden 8 Responden 7 Responden 6 Responden 5 Responden 4 Responden 3 Responden 2 Responden 1
Siklus I
0
20
40
115
60
80
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bar Nilai Siklus II
Siklus II Responden 28 Responden 27 Responden 26 Responden 25 Responden 24 Responden 23 Responden 22 Responden 21 Responden 20 Responden 19 Responden 18 Responden 17 Responden 16 Responden 15 Responden 14 Responden 13 Responden 12 Responden 11 Responden 10 Responden 9 Responden 8 Responden 7 Responden 6 Responden 5 Responden 4 Responden 3 Responden 2 Responden 1
Siklus II
0
20
40
60
116
80
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Bar Nilai Pretest, Siklus I, Siklus II
Responden 28 Responden 27 Responden 26 Responden 25 Responden 24 Responden 23 Responden 22 Responden 21 Responden 20 Responden 19 Responden 18 Responden 17 Responden 16 Responden 15 Responden 14 Responden 13 Responden 12 Responden 11 Responden 10 Responden 9 Responden 8 Responden 7 Responden 6 Responden 5 Responden 4 Responden 3 Responden 2 Responden 1
Siklus II Siklus I Pretest
0
20
40
117
60
80
100
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Surat
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Foto-Foto Penelitian
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BIODATA PENULIS
Fajari Revyanto Kurniawan lahir di Klaten, Jawa Tengah, 26 Februari 1990. Menempuh pendidikan dasar di SD Kanisius Bayat Klaten pada tahun 2003. Kemudian melanjutkan ke SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten pada tahun 2006. Tiga tahun kemudian, menamatkan sekolah tingkat menengah atas di SMA Negeri 1 Bayat Klaten pada tahun 2009. Setelah itu, pada tahun 2009 melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi sebagai mahasiswa dalam Program Studi Pendidikan Bahasa Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan di Universitas Sanata Dharma. Lulus pada tahun 2016 dengan menulis skripsi sebagai tugas akhir yang berjudul Penerapan Pendekatan Saintifik dalam Peningkatan Kemampuan Menulis Cerpen pada Peserta Didik SMP Pangudi Luhur Bayat Klaten Kelas IX A Semester I.
127