PENERAPAN PEMBERIAN KUIS DIIRINGI DENGAN REWARD SEBAGAI TINDAK LANJUT PEKERJAAN RUMAH DALAM PEMBELAJARAN MATEMATIKA SISWA KELAS VII SMPN 23 PADANG Nilfia Yusnita1, Puspa Amelia1 1
Jurusan Pendidikan Matematika, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendididikan, Universitas Bung Hatta email:
[email protected]
Abstract The purpose of this study was to examine whether the learning outcomes of students learning math quiz apply giving accompanied by reward rather than a result of learning mathematics learning of students who are not applying the provision quiz accompanied by Reward. The hypothesis of the study is that the learning outcomes of student learning quiz apply giving rewards coupled with better learning outcomes than students who do not apply the lesson quizzes followed by giving rewards in learning mathematics class VII SMP 23 Padang. This research is an experimental study. The population was 23 students of class VII SMP Padang which consists of 8 classes . The results of hypothesis testing after processing the data obtained t ' = 5.9 and t table = 1.6995 at 95 % confidence level, so that t ' > t table . Thus , the hypothesis is accepted that students' mathematics learning outcomes by applying the quiz administration coupled with better rewards than the mathematics learning outcomes of students who are not applying the provision quiz accompanied by rewards to students of class VII SMP 23 Padang. Keywords – Homework, Quizzes, Reward, Learning Outcomes.. PENDAHULUAN Matematika merupakan cabang ilmu pengetahuan yang memegang peranan
penting
manusia.
Salah
dalam
mendasar pada jenjang pendidikan sekolah. Mengingat
kehidupan
satunya
dalam
pentingnya
matematika dalam kehidupan sehari-
perkembangan teknologi. Teknologi
hari,
tidak akan berkembang tanpa adanya
diperkenalkan
matematika.
dari
tingkat dasar sampai ke jenjang yang
menjadikan
lebih tinggi. Untuk memperkenalkan
matematika
Peranan tersebut
penting
matematika dipelajari secara luas dan
untuk
matematika
itu
matematika
kepada
agar
siswa
dipahami
telah sejak
dan
disenangi oleh siswa maka pemerintah
1
tenaga
bergegas menyelesaikannya tetapi ada
pengajar yang profesional dengan cara
juga yang tidak menyelesaikannya.
membekali para guru dengan ilmu
Setelah
melalui
membahas
juga
telah
mempersiapkan
pelatihan
pengajaran
dan
memeriksa beberapa
latihan
dan
soal
yang
seminar kependidikan. Tetapi usaha
dianggap sulit bagi siswa, selanjutnya
tersebut belum menunjukkan hasil
guru memberikan Pekerjaan Rumah di
yang maksimal, kualitas pembelajaran
akhir pembelajaran, dengan harapan
yang terjadi sekarang masih jauh dari
siswa mau mengulang pelajaran di
yang diharapkan.
rumah.
Berdasarkan hasil observasi yang
Berdasarkan wawancara dengan
dilakukan di SMPN 23 Padang pada
guru matematika, bahwa kenyataannya
tanggal 29 Oktober 2013, terlihat
masih belum sesuai dengan apa yang
bahwa pada pembelajaran matematika
diharapkan, karena dalam mengerjakan
keinginan
mengulang
pekerjaan
pelajaran di rumah masih rendah, hal
cenderung
ini terlihat ketika di awal pembelajaran
temannya
guru menanyakan pada siswa tentang
pekerjaan temannya itu benar atau
materi yang sudah pernah mereka
salah. Hal ini terlihat ketika siswa
pelajari banyak diantara mereka yang
diminta untuk mengerjakan soal yang
lupa
sama di papan tulis, siswa tersebut
siswa
dan
tidak
untuk
bisa
menjawab
rumah
mereka
menyalin tanpa
lebih
pekerjaan
peduli
apakah
guru
tidak bisa mengerjakan seperti apa
menjelaskan materi pelajaran masih
yang dibuatnya di rumah. Bahkan ada
ada siswa yang tidak memperhatikan.
yang tidak mengerjakan sama sekali.
Guru sudah menegur namun, siswa
Jika
masih
Hal
berdasarkan hasil pekerjaan rumah
belajar
yang telah dikumpulkan oleh siswa
menjadi tidak tenang dan siswa terlihat
saja, maka guru tidak bisa mengetahui
main-main dalam mengerjakan latihan.
tingkat penguasaan siswa terhadap
Tetapi, ketika guru menginformasikan
materi yang telah diajarkan, sebab guru
akan memberi nilai lebih untuk siswa
tidak mengetahui secara pasti siswa
yang bisa menyelesaikan soal latihan
mana yang sungguh-sungguh dalam
dengan cepat dan tepat, siswapun
mengerjakan pekerjaan rumah dan
pertanyaan
tersebut
tetap
guru.
Ketika
mengulanginya.
membuat
suasana
guru
hanya
mengamati
2
siswa mana yang hanya menyalin
apabila siswa tahu akan diadakan kuis
pekerjaan temannya. Dari penjelasan di
maka siswa akan termotivasi untuk
atas terlihat bahwa motivasi siswa
belajar.Seperti yang dikemukakan oleh
untuk mengulang pelajaran di rumah
Hudoyo (1998:299), bahwa:
masih
kurang.
dibiarkan
Jika
masalah
berlanjut
ini maka
dikhawatirkan akan berakibat pada rendahnya hasil belajar yang diperoleh siswa. Untuk mengatasi masalah di atas, dibutuhkan suatu cara agar siswa lebih termotivasi dalam belajar di rumah dan hasil belajar siswa lebih meningkat. Salah satu cara yang dapat digunakan adalah dengan memberikan tindak lanjut terhadap pekerjaan rumah siswa dengan menerapkan pemberian Kuis
Untuk melihat penguasaan siswa terhadap suatu materi yang telah disampaikan dapat digunakan suatu alat ukur yaitu tes. Tes yang digunakan dalam penelitian ini diberikan dalam bentuk kuis. Berdasarkan hasil kuis dapat dilihat sejauh mana tingkat pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan oleh guru. Selain itu kuis juga dapat digunakan untuk memotivasi siswa agar mau belajar. pada
umumnya
yang dilaksanakan kurang dari 15 menit diawal atau diakhir proses pembelajaran,
kuis
terdiri
dari
beberapa pertanyaan sederhana yang
diiringi dengan reward.
Karena
Pemberian ulangan dalam bentuk kuis berguna untuk melihat tingkat penguasaan siswa seluruh kelas terhadap materi yang telah diajarkan. Soal yang diberikan sesuai dengan materi yang telah diajarkan. Dengan memberikan tes tersebut diharapkan dapat menumbuhkan motivasi belajar siswa, karena motivasi merupakan salah satu faktor yang bermanfaat dalam proses belajar secara menyeluruh. Kuis adalah suatu tes singkat
siswa
cenderung menginginkan nilai yang bagus dalam setiap kali kuis, sehingga
berkenaan
dengan
dipelajari.
Mimin
materi (2007:
yang 80)
mengatakan bahwa : Kuis adalah pertanyaan yang diajukan kepada peserta didik, dimana pertanyaan itu hanya menanyakan hal-hal yang prinsip saja dari materi yang telah diajarkan sebelumnya dan bentuknya hanya berupa isian singkat. Hal ini dilakukan untuk mengetahui penguasaan materi (kompetensi) peserta didik. Waktu yang diperlukan relatif singkat kurang dari 15 menit. Pemberian kuis ini akan sangat besar manfaatnya bagi siswa dan guru jika kuis ini diberikan berulang kali. Dengan demikian siswa akan belajar 3
secara kontinu di rumah,sehingga hasil
guru maupun dari teman-temannya.
belajar
Sehingga siswa akan termotivasi untuk
matematika
yang
akan
diperoleh siswa lebih maksimal dan siswa
akan
untuk
Menurut Djamarah (2006:150)
mengerjakan latihan yang diberikan
hadiah atau reward adalah sesuatu
setiap kali pertemuan. Melalui hasil
yang diberikan kepada orang lain
kuis guru juga dapat mengetahui siswa
sebagai penghargaan atas prestasi yang
mana yang benar-benar mengerjakan
dicapainya. Seseorang akan termotivasi
pekerjaan
dan akan berusaha mempertahankan
sungguh
lebih
rumah dan
serius
belajar.
secara
mana
sungguh-
yang
hanya
menyalin pekerjaan temannya.
prestasinya ketika diberi penguatan seperti reward.
Seperti yang dikemukakan oleh
Peranan reward dalam proses
Sounder dalam Prayitno (1989:10)
pengajaran cukup penting, terutama
kebaikan tes yang diberikan berulang
sebagai
kali adalah:
mempengaruhi
a. Penilaian ini mempunyai kepercayaan yang tinggi dengan alasan bahwa penilaian dilakukan berkali-kali dan siswa langsung memberikan komentar terhadap penilaian b. Adanya kesempatan siswa untuk memperbaiki dan mengembangkan dirinya sehingga dapat meningkatkan hasil belajarnya c. Penilaian yang berkelanjutan lebih mementingkan usahausaha siswa, bukan mementingkan hasil sematamata, mereka yang tidak meningkatkan hasil belajar tidak mungkin berhasil mendapatkan nilai yang baik Nilai yang tinggi adalah salah satu tujuan siswa dalam belajar, karena dengan nilai yang tinggi siswa akan mendapatkan penghargaan baik dari
faktor
eksternal
dalam dan
mengarahkanperilaku siswa. Hal ini berdasarkan
atas
berbagai
pertimbangan logis,diantaranya reward dapat menimbulkan motivasi belajar siswa dandapat mempengaruhi perilaku positif dalam kehidupan siswa. Reward
merupakan
alat
pendidikan yang mudah dilaksanakan dan sangat menyenangkan bagi para siswa. Oleh karena itu, reward dalam suatu
proses
dibutuhkan
pendidikan
sangat
kebenarannya
demi
meningkatkan motivasi belajar siswa. Maksud dari pendidik memberikan reward kepada siswa adalah supaya siswa menjadi lebih giat lagi usahanya untuk memperbaiki atau mempertinggi
4
prestasi yang telah dicapainya, dengan
diperolehnya sehingga siswa dapat
kata lain siswa menjadi lebih keras
menguasai konsep dengan baik. Pemberian tugas berupa soal-soal
kemauannya untuk belajar lebih baik. Pemberian
pekerjaan
rumah
merupakan salah satu bentuk latihan
kepada siswa merupakan salah satu
bagi
usaha yang perlu dilaksanakan oleh
persoalan matematika. Karena dalam
seorang guru, mengingat sedikitnya
mempelajari sangat diperlukan latihan
waktu
memecahkan
tatap
muka
di
sekolah
siswa
dalam
soal-soal
memecahkan
matematika,
dibandingkan dengan luasnya materi
sebagaimana yang dikemukakan oleh
yang akan diajarkan. Setiap siswa juga
Slameto (1988:63), salah satu cara
mempunyai kemampuan yang berbeda
dalam mengerjakan matematika adalah
dalam menguasai materi pelajaran yang
memberikan latihan berulang kali.
diajarkan
Dengan
Suherman
oleh
guru
(2003:221)
di
sekolah.
menyatakan
demikian
siswa
mengaplikasikan
dapat
konsep-konsep
bahwa maksud pemberian pekerjaan
matematika yang telah dipelajarinya
rumah adalah agar siswa terampil
dalam
menyelesaikan soal, lebih memahami,
sehingga akan menambah pemahaman
dan mendalami pelajaran yang telah
siswa terhadap materi yang telah
diberikan di sekolah.
dipelajari.
Berdasarkan hal di atas terlihat
menyelesaikan
Tugas
yang
suatu
diberikan
soal,
guru
bahwa pemberian pekerjaan rumah
kepada siswa untuk dikerjakan di luar
adalah salah satu cara yang dapat
jam pelajaran sekolah dikenal dengan
dilakukan guru untuk mengaktifkan
Pekerjaan Rumah. Sujono (1998:106)
dan membiasakan
mengungkapkan manfaat pemberian
siswa mengulang
pelajaran di rumah. Karena salah satu yang
dapat
membuat
materi
matematika itu melekat pada diri siswa adalah dengan sering mengulang dan mengerjakan latihan, tidak semuanya
dari
guru,
dan
mutlak juga
memotivasi siswa dalam menggali sendiri
pengetahuan
yang
baru
pekerjaan rumah, yaitu: Memberikan pekerjaan rumah kepada siswa berarti memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan pengertian yang luas tentang topik-topik dan konsep-konsep yang telah diajarkan di dalam kelas, dan menyediakan suatu pola untuk menganalisa suatu materi pelajaran secara lebih mendalam.
5
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui
matematika
hasil
belajar
pada kelas kontrol. Variabel terikat
yang
dalam penelitian ini adalah hasil
siswa
pembelajarannya
sebagai tindak lanjut pekerjaan rumah
menerapkan
belajar
matematika
siswa
yang
tes
yang
pemberian kuis diiringi dengan Reward
diperoleh
dalam pembelajaran matematika siswa
diberikan pada akhir penelitian. Jenis
kelas VII SMPN 23 Padang.
data yang digunakan adalah data
berdasarkan
kuantitatif. METODOLOGI PENELITIAN
Sumber
data
dalam
penelitian ini adalah data primer dari
adalah
siswa kelas VII SMP 23 Padang yang
Dengan
menjadi sampel dan data sekunder
menerapkan pemberian kuis diiringi
berupa nilai matematika siswa pada
dengan reward sebagai tindak lanjut
ujian
pekerjaan rumah.
bersumber dari guru bidang studi
Jenis penelitian
penelitian
ini
eksperimen.
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VII SMP 23
Mid
semester
ganjil
yang
matematika siswa kelas VII SMP 23 Padang.
Padang. Teknik pengambilan sampel
Prosedur dalam penelitian ini
yang digunakan yakni teknik random
terdiri atas tiga tahap yaitu tahap
sampling.
persiapan,
sampel
Dari yang
hasil
perhitungan
digunakan
dalam
tahap
tahap
pelaksanaan,
penyelesaian.
Pada
dan tahap
penelitian ini adalah kelas VII 5 sebagai
persiapan, peneliti mempersiapkan hal
kelas eksperimen dan kelas VII 6
seperti: mempersiapkan
sebagai kelas kontrol.
pekerjaan
Variabel yang menjadi perhatian
rumah,
membuat
dalam penelitian ini yaitu variabel
pelaksanaan,
bebas
soal
kisi-kisi pada
RPP,
soal
kuis
dan
tes. tahap
Tahap ini
perlakuan
yang
pembelajaran yang diberikan kepada
sampel
yaitu
kedua sampel berdasarkan standar
menerapkan pemberian kuis diiringi
proses, sedangkan perlakuan terhadap
dengan Reward sebagai tindak lanjut
kedua sampel berbeda. Perlakuan yang
pekerjaan
diberikan
merupakan
diberikan
pada
rumah
pada
kelas
peneliti dengan
pada
kelas
eksperimen dan tidak menerapkan
eksperimen
menerapkan
pemberian kuis diiringi dengan Reward
pemberian kuis diiringi dengan Reward
6
sebagai tindak lanjut pekerjaan rumah.
Data hasil belajar siswa diperoleh
Pada kelas control tidak menerapkan
melalui tes hasil belajar yang dilakukan
pemberian kuis diiringi dengan Reward
pada kelas sampel setelah beberapa
sebagai tindak lanjut pekerjaan rumah.
kali proses pembelajaran. Tes yang
Tahap penyelesaian, pada tahap ini
diberikan berupa tes uraian yang terdiri
dilakukan analisis data yang diperoleh
dari 10 buah butir soal dengan waktu
selama penelitian kemudian ditarik
80 menit. Setelah dilakukan tes maka
suatu kesimpulan.
diperoleh nilai rata-rata, simpangan
Menganalisis
dengan
baku dan variansi hasil belajar kedua
melakukan uji hipotesis. Uji hipotesis
kelas sampel yang dapat dilihat pada
memiliki syarat yaitu uji normalitas
tabel 1 dibawah ini:
dan uji homogenitas. Uji normalitas
Tabel 1: Data Tes Hasil Belajar Kelas Sampel Juml ah Kelas Sisw a Eksperi 72, 10, 112, 32 96 men 57 62 74 51, 16, 277, Kontrol 30 85 5 67 88
dilakukan
dengan
data
uji
Liliefors.
Selanjutnya uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan uji F. setelah dilakukan
uji
normalitas
dan
uji
Kriteria
Ketuntasan
55 16, 8
Minimal
homogenitas, kemudian dilakukan uji
(KKM) di SMPN 23 Padang untuk
hipotesis
untuk
mata pelajaran matematika adalah 75.
mengetahui apakah terdapat perbedaan
Berdasarkan hasil tes akhir siswa maka
hasil belajar kelas sampel akibat
diperoleh hasil ketuntasan seperti pada
perlakuan yang diberikan pada kelas
tabel 2:
eksperimen,
Tabel 2: Persentase Jumlah Siswa yang Mencapai Ketuntasan Belajar Tidak Mencapai Mencapai Ketuntasan Kelas Ketuntasan Nilai Nilai ≥ 75 < 75 Eksperimen 12 orang (37,5%) 20 orang (62,5%) Kontrol 3 orang (10%) 27 orang (90%)
dengan
maka
tujuan
dilakukan
uji
kesamaan rata-rata hasil belajar kedua kelas sampel dengan statistik penguji. Pada penelitian ini sampel berdistribusi normal dan kedua kelompok data tidak homogen sehingga digunakan uji
.
penelitian
yang
telah dilakukan dari tanggal 12 sampai 30 November 2013 diperoleh hasil penelitian sebagai berikut:
ketuntasan siswa yang mencapai nilai untuk kelas eksperimen adalah
HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan
Dari tabel di atas terlihat bahwa
12 orang siswa dengan persentase 37,5% dan kelas kontrol adalah 3 orang siswa dengan persentase 10%. Hal ini menunjukkan bahwa ketuntasan hasil
7
belajar siswa pada kelas eksperimen
memiliki variansi yang homogen atau
lebih tinggi dibandingkan dengan kelas
tidak. Berdasarkan
kontrol, meskipun masih banyak siswa yang
dalam
homogenitas yang dilakukan, diperoleh
jika
nilai Fhitung = 2,46, sedangkan nilai
tuntas
matematika.
Akan
tetapi
dibandingkan
dengan
pembelajaran
Ftabel = 1,845, sehingga diperoleh
sebelum diterapkannya pemberian kuis diiringi dengan reward sebagai tindak lanjut pekerjaan rumah ini, hasil belajar
, artinya kedua kelas sampel mempunyai variansi yang tidak homogen untuk α = 0,10 (tolak Ho ).
matematika siswa yang tuntas sudah lebih baik.
Dari hasil uji normalitas dan uji homogenitas yang telah dilakukan
Uji normalitas bertujuan untuk melihat data hasil belajar kedua kelas sampel berdistribusi normal atau tidak. melakukan
uji
normalitas
dilakukan dengan menggunakan uji liliefors. Dari uji normalitas diperoleh harga L0 dan Ltabel dengan taraf nyata 0,05, seperti pada tabel 3:
Dari perbandingan
dan
, diterima.
sampel, yaitu kelas eksperimen dan kelas kontrol berasal dari data hasil tes yang
berdistribusi
mempunyai
kedua
yang
tidak
variansi
pengujian hipotesis digunakan statistik .
dan terima H0 jika ,
. Dari hasil perhitungan tersebut
diperoleh
dan
,
sehingga
sehingga
Dengan
kelas
dan
homogen. Oleh karena itu, untuk
H0 .
menyatakan bahwa data hasil belajar matematika
normal
Kriteria pengujian tolak H 0 jika
terlihat bahwa pada kedua kelas sampel diperoleh
dapat disimpulkan bahwa kedua kelas
dengan uji
Tabel 3: Hasil Uji Normalitas Data Hasil Belajar Siswa Jumlah Kelas Siswa Eksperimen 32 0,10485 0,1566 Kontrol 30 0,1120 0,161
hipotesis
uji
belajar
tidak
Untuk
hasil
sampel
berdistribusi normal. Uji homogenitas bertujuan untuk melihat apakah kedua kelas sampel
Dengan
demikian
dapat disimpulkan bahwa hasil belajar matematika pembelajarannya
siswa
yang menerapkan
pemberian kuis diiringi dengan reward sebagai tindak lanjut pekerjaan rumah
8
lebih baik dari pada hasil belajar
siswa pertama. Ini dilakukan karena
matematika
reward yang diberikan sama pada tiap
siswa
pembelajarannya
tidak
yang menerapkan
pertemuan. Pada kelas eksperimen peneliti
pemberian kuis diiringi dengan reward sebagai tindak lanjut pekerjaan rumah
memberi
pekerjaan
rumah
diakhir
pada siswa kelas VII SMPN 23
pembelajaran, dan pada pertemuan
Padang.
berikutnya diadakan kuis berdasarkan deskripsi
dan
pekerjaan rumah tersebut, pada kuis
perkembangan
hasil
pertama belum nampak motivasi siswa
belajar matematika siswa, dapat dilihat
dalam mengikuti kuis, masih banyak
bahwa secara umum hasil belajar
siswa
matematika
kelas
pekerjaan rumah, ini dikarenakan siswa
eksperimen mengalami peningkatan
belum merasakan dampak dari mereka
selama diterapkannya pemberian kuis
mengerjakan pekerjaan rumah yaitu
diiringi dengan reward sebagai tindak
bisa menjawab kuis dengan baik dan
lanjut
benar,
Berdasarkan analisis
data
siswa
pekerjaan
pada
rumah.
Pada
yang
tidak
dan
siswa
mengerjakan
juga
belum
penerapan pemberian kuis diiringi
mendapatkan reward. Pada kuis kedua
dengan reward sebagai tindak lanjut
dan seterusnya siswa sudah mulai
pekerjaan
termotivasi
rumah
ini
peneliti
karena
siswa
sudah
memberikan kuis diawal pembelajaran
merasakan bahwa ketika mengerjakan
sebagai tindak lanjut pekerjaan rumah
pekerjaan rumah dengan sungguh-
dengan tujuan agar siswa sungguh-
sungguh maka bisa menjawab soal-soal
sungguh dalam mengerjakan pekerjaan
kuis dan siswa juga telah melihat bagi
rumah, bagi siswa yang mendapatkan
yang mendapat nilai kuis tertinggi
nilai kuis tertinggi akan diberi reward,
mendapatkan reward. Selain itu siswa
sehingga siswa lebih termotivasi dalam
juga selalu diberi motivasi dengan
belajar. Pada tiap pertemuan siswa
reward-reward
yang
berbeda
kalimat pujian dan ada satu kali selama
yang
penelitian yaitu pada pertemuan ketiga
mendapat
orangnya,
reward
walaupun
siswa
yang
memberi
lain,
reward
seperti
tercepat mengumpulkan adalah siswa
peneliti
berupa
yang sama, maka akan diambil siswa
makanan kecil. Tujuan peneliti adalah
tercepat kedua, tanpa diketahui oleh
agar siswa semangat dalam belajar,
9
mengannggap belajar matematika itu
dan siswa juga lebih aktif dalam
menyenangkan. Karena di usia remaja
bertanya ketika ada pekerjan rumah
anak-anak perlu ditumbuhkan rasa
yang tidak dimengerti. Setelah itu
cintanya terhadap sesuatu, baru dia
diberi kuis, siswa juga semangat dalam
akan
menjawab
mau
melakukannya,
bukan
soal-soal
kuis
karena
dengan paksaan. Karena siswa sudah
soalnya hampir sama dengan soal-soal
terbiasa mengerjakan pekerjaan rumah,
pekerjaan rumah. Bagi siswa yang
maka pada pertemuan berikutnya guru
mendapat nilai kuis tertinggi diberi
tidak harus mengulang lagi pelajaran
reward.
sebelumnya, dan siswa juga mulai aktif
matematika
dalam bertanya ketika ada pekerjaan
eksperimen lebih baik dari kelas
rumah yang tidak dimengerti. Ini
kontrol tidak hanya disebabkan metode
berakibat pada hasil belajar siswa.
pembelajaran
Terlihat dari hasil belajar dan nilai kuis
melainkan
juga
dipengaruhi
oleh
yang terus meningkat pada tiap kali
beberapa
faktor,
diantaranya
pada
kuis.
proses Hasil belajar kelas eksperimen
Selain
itu
siswa
yang
pembelajaran
hasil
belajar
pada
kelas
diterapkan
siswa
kelas
eksperimen lebih mudah untuk diatur
mempunyai
dibandingkan dengan siswa pada kelas
perbedaan yang signifikan disebabkan
kontrol. Dan kesadaran belajar siswa
oleh penerapan pemberian kuis diiringi
kelas
dengan reward. Pada kelas eksperimen
dibandingkan kelas kontrol. Hal ini
peneliti memberi pekerjaan rumah di
dapat dilihat dari proses pembelajaran,
akhir
siswa kelas eksperimen lebih aktif dan
dan
kelas
kontrol
pembelajaran,
dan
pada
pertemuan berikutnya diadakan kuis berdasarkan pekerjaan rumah tersebut. Dengan
adanya
pembelajaran, berdasarkan
kuis yang
pekerjaan
diiringi reward
diawal soalnya
rumah
dan
bagi siswa yang
eksperimen
lebih
baik
mau untuk bertanya. Faktor yang paling berpengaruh pada peningkatan nilai siswa adalah reward.
Siswa
belajar
karena
mendapatkan
termotivasi
untuk
berharap
bisa
reward.
Walaupun
mendapat nilai kuis tertinggi, siswa
sebenarnya pemberian reward kurang
jadi termotivasi dan sungguh-sungguh
bagus diterapkan karena akan membuat
dalam mengerjakan pekerjaan rumah,
anak terbiasa dengan reward, kalau
10
tidak ada reward ada kemungkinan siswa tidak mau lagi belajar. Namun
Hudoyo.
1998.
Belajar
Mengajar
Matematika. Jakarta: P2LPTK.
guru yang senantiasa memberi motivasi kepada siswa, agar siswa memiliki kemauan untuk mengerjakan pekerjaan rumah. Jika siswa sudah terbiasa belajar di rumah, maka belajar akan menjadi kebutuhan dan siswa akan
Prayitno, Elida. 1989. Motivasi Belajar. Jakarta: P2LPTK. Slameto. 1988. Evaluasi pendidikan. Jakarta: PT Bina Aksara. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian
tetap belajar walaupun tidak diberi Pendidikan. Bandung. Alfabeta.
reward. KESIMPULAN Berdasarkan hasil yang diperoleh
Suherman, Erman. 2003. Strategi Pembelajaran Matematika Kontemporer. Jakarta: IMSTEP.
maka dapat disimpulkan bahwa hasil belajar
matematika
siswa
pembelajarannya
yang
menerapkan
pemberian kuis diiringi dengan reward sebagai tindak lanjut pekerjaan rumah lebih baik dari pada hasil belajar matematika pembelajarannya
siswa tidak
yang menerapkan
pemberian kuis diiringi dengan reward sebagai tindak lanjut pekerjaan rumah dalam pembelajaran pada siswa kelas VII SMPN 23 Padang. DAFTAR PUSTAKA Djamarah, Syaiful Bahri. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Haryati, Mimin. 2007. Model & Teknik Penilaian Pada Tingkat Satuan Pendidikan. Jakarta: Gaung Persada Pers.
11