PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF BERBASIS TIK UNTUK MEMPERBAIKI KUALITAS PEMBELAJARAN KEANEKARAGAMAN HAYATI Herfen Suryati
SMA YPVDP Bontang, Jl. Raya Badak Kompleks PT Badak NGL Bontang e-mail:
[email protected]
Abstract: This study is a Classroom Action Research (CAR), with subjects 34 students of class X-C SMA YPVDP Bontang. It aims to: (1) arise the system of serving a more representative concept of biological variety so the students can be more active, (2) use ICT as learning media of biological variety, and (3) increase the quality of learning and learning result on concept of biological variety. The result of this study shows that the learning process on the concept of biological variety with the aids of ICT could increase the students’ activity and cooperative skills in their learning groups. It could also increase the students’ learning result. The increase of students’ activity and cooperative skills had influence to their learning result. In other word, there was an increase in students’ ability in receiving the lesson with the proof that the students’ learning completion was improved. Key Words: biological variety, ICT media, cooperative
jalan sesuai rencana. Dalam pelaksanaannya, tidak bisa dipastikan seluruh siswa ikut terlibat aktif dalam kegiatan dan waktu yang digunakan ternyata tidak sebanding dengan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Oleh karena itu, perlu rasanya dikembangkan suatu proses pembelajaran yang dapat mengatasi kendala-kendala yang terjadi dalam proses pembelajaran konsep keanekaragaman hayati. Salah satunya dengan menggunakan media belajar berbasis TIK. Sebagaimana pendapat dari Gagne, media pembelajaran adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat merangsang untuk belajar. Media juga merupakan bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk menyalurkan pesan/ informasi. Dengan demikian media merupakan alat untuk menyalurkan pesan dari pengirim ke penerima sehingga merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan minat siswa sedemikian rupa sehingga proses belajar mengajar terjadi. Proses pembelajaran konsep keanekaragaman hayati melalui media pembelajaran berbasis TIK le-
Sistem pembelajaran yang baik menurut Johnson (2002) adalah pembelajaran yang mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya atau yang lebih dikenal dengan Contextual Teaching and Learning (CTL). Hal tersebut akan membantu siswa mengembangkan diri secara optimal dan memberikan pengalaman belajar yang menyenangkan sehingga dapat mengakomodasikan pengetahuannya dari pengalaman yang dimilikinya. Namun, sistem pembelajaran tersebut ternyata sulit untuk dilaksanakan. Dalam pembelajaran konsep keanekaragaman hayati, ternyata sumber belajar berupa lingkungan yang ideal dan bentuk-bentuk variasi pada makhluk hidup sangat jarang ditemukan. Apalagi jika sekolah tersebut berada pada lingkungan perkotaan sehingga tidak memungkinkan untuk melakukan observasi lingkungan secara langsung. Sementara itu, aktivitas pembelajaran dalam bentuk observasi di lingkungan ternyata juga tidak selamanya ber-
1
2
Jurnal Pendidikan Inovatif, Jilid 4, Nomor 1, September 2008, hlm. 1-5
bih ditujukan kepada upaya: (1) memperjelas konsep agar tidak terlalu verbalistis, (2) mengatasi hambatan ruang, waktu, dan daya indra, (3) mengatasi keterbatasan variasi bentuk lingkungan dan organisme yang dapat diamati, (4) mengatasi sikap pasif siswa menjadi lebih bergairah, (5) melibatkan seluruh warga belajar, dan (6) mengkondisikan munculnya persamaan persepsi dan pengalaman belajar siswa. Dengan demikian, akan terjadi peningkatan kualitas pembelajaran, munculnya keterampilan bekerja sama (kooperatif) siswa dalam kelompok belajarnya, serta adanya peningkatan hasil belajar siswa. METODE Sasaran penelitian ini adalah siswa kelas X-C SMA YPVDP Bontang sebanyak 34 siswa. Penelitian ini dilaksanakan pada semester 2 tahun pelajaran 2007/2008 yang berlangsung pada bulan Maret 2008. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas (classroom action research) dengan pelaksana kolaboratif antara pengamat dengan peneliti sebagai pelaku tindakan. Langkah penelitian ini bersifat refleksi tindakan dengan pola proses pengkajian berdaur (siklus) yang terdiri atas perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Tindakan dilaksanakan sebanyak 3 siklus (lihat gambar 1).
Identifikasi Masalah
Perencanaan Refleksi
Tindakan
Siklus 1
Perencanaan Ulang
Siklus 2
Observasi
dst
Gambar 1.
Spiral Penelitian Tindakan Kelas (Adaptasi Hopkins, 1993)
Sebelum pelaksanaan penelitian, penulis melakukan beberapa persiapan antara lain: (1) menyusun skenario pembelajaran konsep keanekaragaman hayati, keanekaragaman gen, jenis, dan ekosistem, nilai-
nilai keanekaragaman hayati, dan keunikan keanekaragaman hayati, serta peran keanekaragaman hayati bagi manusia dengan metode ceramah dan diskusi informasi; (2) menyusun lembar kegiatan siswa (LKS) pada sub konsep keanekaragaman hayati, tingkatan keanekaragaman hayati, nilai-nilai keanekaragaman hayati, serta keunikan keanekaragaman hayati dan perannya bagi manusia; (3) membuat media pembelajaran berbasis TIK; (4) menyiapkan lembar observasi untuk monitoring perhatian dan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran; dan (5) menyiapkan seperangkat soal tes/evaluasi untuk mengukur ketuntasan belajar sebagai bentuk gambaran penguasaan konsep keanekaragaman hayati. Catatan observasi tersebut dipergunakan untuk mengetahui peningkatan aktivitas dan keterampilan bekerja sama (kooperatif) di dalam proses pembelajaran, sedangkan evaluasi dilakukan untuk mengukur ketercapaian atau ketuntasan belajar siswa. Pada tahap pelaksanaan, penulis mengimplementasikan kegiatan pembelajaran yang telah direncanakan sebelumnya. Adapun metode yang diterapkan dalam pembelajaran konsep keanekaragaman hayati pada masing-masing siklus secara berturut-turut adalah (1) metode diskusi informasi dengan peran guru lebih dominan sebagai pemberi informasi, (2) metode diskusi informasi dengan peran guru sebagai fasilitator dan pembelajaran lebih ditekankan kepada siswa sebagai subyek belajar di kelompoknya, dan (3) menggunakan media pembelajaran berbasis TIK yang dikolaborasikan dengan metode diskusi informasi dan praktik. Data penelitian dikumpulkan melalui observasi, catatan lapangan, dan review. Keabsahan data diperiksa dengan trianggulasi, yaitu dengan bantuan pengamat lain (Moleong, 1994). Alat dan teknik observasi atau pemantauan diantaranya meliputi: skenario pembelajaran, LKS, dan instrumen monitoring aktivitas siswa dan keterampilan kooperasi siswa. Data hasil penelitian dianalisis bersama mitra kolaborasi sejak penelitian dimulai, dikembangkan selama proses refleksi sampai penyusunan laporan. Teknik analisis data yang digunakan adalah model alur yaitu reduksi data, penyajian, dan penarikan kesimpulan (Milles & Huberman, 1989). Sedangkan hasil belajar dianalisis sesuai ketuntasan belajar siswa. Di akhir setiap tindakan dilaksanakan refleksi. Refleksi ini dilakukan berdasarkan hasil observasi yang berpijak pada indikator keberhasilan. Hasil refleksi ini digunakan untuk pelaksanaan tindakan selanjutnya.
Suryati, Penerapan Pembelajaran Kooperatif Berbasis TIK untuk Memperbaiki Kualitas Pembelajaran Keanekaragaman Hayati
HASIL Siklus I Dalam proses pembelajaran siklus I, pengenalan konsep keanekaragaman hayati dan tingkatan keanekaragaman hayati dilakukan dengan metode diskusi informasi di dalam kelas. Kedudukan siswa pada proses pembelajaran di kelompoknya sama sekali tidak aktif. Hal ini disebabkan guru lebih dominan. Selanjutnya, jika dilihat dari hasil prestasi belajar siswa di dalam menyelesaikan soal tes, hanya terdapat 12 orang siswa atau 37,5% yang telah mencapai ketuntasan di dalam belajarnya. Adapun data hasil penelitian pada dalam proses pembelajaran siklus I tampak seperti pada tabel 1.
3
munculnya keterampilan kooperatif siswa di dalam kelompoknya. Untuk lebih meningkatkan aktivitas siswa di dalam proses pembelajaran dan pemunculan keterampilan kooperatif yang lebih optimal, perlu penggunaan media pembelajaran berbasis TIK dalam memahami konsep keanekaragaman hayati. Siklus III
Dalam proses pembelajaran siklus II, pengenalan materi atau konsep nilai-nilai keanekaragaman hayati dilakukan dengan metode diskusi-informasi, akan tetapi lebih ditekankan pada kegiatan diskusi kelompok. Melalui metode ini ternyata siswa mulai tampak berperan aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan proses pembelajaran lebih terpusat pada siswa. Namun demikian, ternyata masih terdapat beberapa siswa di dalam kelompoknya yang tampak belum aktif. Dengan demikian, tampak bahwa pemunculan keterampilan kooperatif di antara siswa di dalam kelompoknya belumlah optimal. Selanjutnya, jika dilihat dari hasil prestasi belajar siswa dalam menyelesaikan soal tes ada peningkatan. Terdapat 18 siswa atau 56,3% yang tuntas (lihat tabel 2). Pada siklus II ini, hasil observasi menunjukkan adanya peningkatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran dibandingkan pada siklus I. Namun demikian, ternyata hanya terdapat sedikit peningkatan
Pada siklus ini diawali dengan penjelasan pendahuluan dari guru yang sifatnya sebagai pengantar sebelum siswa diajak untuk mencermati media pembelajaran berbasis TIK. Melalui penggunaan media pembelajaran berbasis TIK pada konsep keanekaragaman hayati, ternyata siswa secara umum tampak berperan aktif dalam proses pembelajaran. Hal ini disebabkan proses pembelajaran lebih terpusat pada siswa dan masingmasing siswa dituntut beraktivitas dalam kelompoknya terutama dalam menjalankan media pembelajaran. Di samping itu, keterampilan kooperatif siswa di dalam kelompoknya sudah tampak optimal. Selanjutnya, jika dilihat dari hasil prestasi belajar siswa di dalam menyelesaikan soal tes, ternyata terdapat 26 orang siswa atau 81,3% yang sudah mencapai ketuntasan di dalam belajarnya. Atau dengan kata lain, hanya terdapat 6 orang siswa atau 18,8% yang belum mencapai ketuntasan di dalam belajarnya. Adapun data hasil penelitian di dalam proses pembelajaran siklus III dapat dilihat pada tabel 3. Pada siklus III ini, hasil observasi menunjukkan adanya peningkatan aktivitas siswa di dalam proses pembelajaran dibandingkan pada siklus I dan siklus II. Di samping itu, secara umum tampak pemunculan keterampilan kooperatif siswa di dalam kelompoknya sudah optimal. Dengan demikian pada akhir siklus III ini, hasil pembelajaran sudah memenuhi harapan dan tujuan pembelajaran.
Tabel 1
Tabel 2
Siklus II
Data Hasil Penelitian Siklus I
No
Kelompok
1. 2. 3. 4. 5. 6.
I II III IV V VI Jumlah Presentase
Aktif 2 1 1 2 1 1 8 25%
Banyak Siswa Kooperatif 2 2 2 2 2 2 12 37,5%
Tuntas 4 2 1 2 3 0 12 37,5%
Data Hasil Penelitian Siklus II
No
Kelompok
1. 2. 3. 4. 5. 6.
I II III IV V VI Jumlah Presentase
Aktif 3 2 3 2 3 2 15 46,9%
Banyak Siswa Kooperatif 4 2 3 2 3 2 16 50%
Tuntas 2 3 3 4 4 2 18 56,3%
Jurnal Pendidikan Inovatif, Jilid 4, Nomor 1, September 2008, hlm. 1-5
4
Tabel 3
Data Hasil Penelitian Siklus III
No
Kelompok
1. 2. 3. 4. 5. 6.
I II III IV V VI Jumlah Presentase
Tabel 4 No I II III
Aktif 5 5 4 5 4 4 27 84,4%
Banyak Siswa Kooperatif 5 5 5 4 5 4 28 87,5%
Tuntas 6 4 4 5 4 3 26 81,3%
Rekapitulasi Data Hasil Penelitian Aktivitas Siswa Jumlah Persentase 8 25% 15 46,9% 27 84,4%
Keterampilan Kooperatif Jumlah Persentase 12 37,5% 16 50% 28 87,5%
Hasil Iringan Adapun perolehan nilai rata-rata prestasi belajar pada tiap siklus tampak seperti pada tabel 5. Berdasarkan tabel 5 terlihat adanya peningkatan aktivitas siswa dan keterampilan kooperasi. Dengan kata lain terdapat peningkatan daya serap yang dibuktikan dengan bertambahnya jumlah siswa yang mencapai ketuntasan belajar yaitu 26 siswa atau sebesar 81,3%. Sebanyak 6 siswa yang belum mencapai ketuntasan belajar selanjutnya diadakan remediasi.
Tabel 5
Data Prestasi Belajar Siswa pada Tiap Siklus
No
Siklus
Perolehan Nilai rata-rata
1. 2. 3.
I II III
54,1 61,5 70,9
PEMBAHASAN Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa proses pembelajaran konsep keanekaragaman hayati dengan menggunakan media pembelajaran berbasis TIK dapat meningkatkan aktivitas dan pemunculan
Ketuntasan Belajar Jumlah Persentase 12 27,5% 18 56,3% 26 81,3%
keterampilan kooperatif siswa dalam kelompok belajarnya serta adanya peningkatan hasil belajar siswa. Adapun rekapitulasi data hasil penelitian dapat dilihat pada tabel 4. KESIMPULAN DAN SARAN Kesimpulan Proses pembelajaran konsep keanekaragaman hayati dengan menggunakan media pembelajaran berbasis TIK ternyata dapat meningkatkan aktivitas siswa dan dapat memunculkan keterampilan bekerja sama siswa di dalam kelompok belajarnya. Peningkatan ini ternyata berdampak pada meningkatnya prestasi siswa. Saran Penggunaan media pembelajaran berbasis TIK dalam pembelajaran konsep keanekaragaman hayati masih ditemukan kendala yaitu masih minimnya bentuk-bentuk animasi yang dapat dapat membelajarkan siswa sambil bermain. Untuk itu besar harapan penulis untuk diadakan penelitian lebih lanjut sehingga kendala yang ditemui selama pelaksanaan pembelajaran dapat diminimalisir demi kesempurnaan proses dan hasil penelitian.
Suryati, Penerapan Pembelajaran Kooperatif Berbasis TIK untuk Memperbaiki Kualitas Pembelajaran Keanekaragaman Hayati
5
DAFTAR RUJUKAN Aryulina, D., dkk. 2006. Biologi 1, SMA dan MA Kelas X. Jakarta: Esis. Departemen Pendidikan Nasional. 2007. Model-Model Pembelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Dirjen Dikdasmen, Direktorat Pendidikan Luar Biasa. Elliot, J. 1982. The Action Research Reader. Victoria: Deakin University Press. Himawan, A. 1991. Statistika. Surakarta: UNS Press. Hopkins, D. 1993. A Teacher Guide to Clasroom Research. Philadelpia: Open University Press. Kemmis, S & Mc. Taggart, R. 1988. The Action Research Planner. Tanpa tempat terbit: Deakin
University Press. Kiranawati. 2008. Kegiatan Pembelajaran dan Pemilihan Media Pembelajaran, (Online), (http://gurupkn.wordpress.com, diakses tanggal 10 September 2008). Milles, M. B & Huberman, A. M. 1984. Qualitative Data Analysis. Baverly Hills: Sage Publisher. Pujianti, S. 2008. Menjelajah Dunia Biologi 1 untuk Kelas X SMA/MA. Solo: Platinum. Purwatiningsih. S. 2007. Biologi untuk SMA/MA Kelas X. Surakarta: Pabelan Cerdas Nusantara Riyanto, Y. 2001. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: SIC.