perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 1
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TPS (THINK-PAIR-SHARE) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI PADA SISWA KELAS XI IPS 4 SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Oleh : SRI LESTARI K7408028
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012
commit i to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
ii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL TPS (THINK-PAIR-SHARE) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2011/2012
Oleh : SRI LESTARI K7408028
Skripsi
Diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi Program Studi Pendidikan Ekonomi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial
Program Studi Pendidikan Ekonomi Bidang Keahlian Khusus Akuntansi FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 iiito user commit
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
iv to user commit
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
v to user commit
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
vi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
ABSTRAK SRI LESTARI. K7408028. PENERAPAN PEMBELAJARAN KOOPERATIF MODEL TPS (THINK-PAIR-SHARE) UNTUK MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR AKUNTANSI SISWA KELAS XI IPS SMA NEGERI 2 SUKOHARJO TAHUN AJARAN 2011/2012.Skripsi. Surakarta. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta, Juni 2012. Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar Akuntansi melalui model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) pada siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 2 Sukoharjo tahun ajaran 2011/2012. Penelitian ini menggunakan pendekatan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research). Subyek penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berjumlah 39 siswa. Obyek penelitian ini adalah berbagai kegiatan yang terjadi di dalam kelas selama berlangsungnya proses pembelajaran. Penelitian ini dilaksanakan dengan kolaborasi antara guru kelas, peneliti dan melibatkan siswa. Sumber data yang digunakan dalam penelitian tindakan ini antara lain informan, tempat atau lokasi, peristiwa dan dokumen atau arsip. Prosedur penelitian meliputi tahap: (1) persiapan, (2) penyusunan rencana tindakan, (3) pelaksanaan tindakan, (4) observasi, (5) penyusunan laporan. Proses penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus, masingmasing siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, dan (4) analisis dan refleksi. Siklus I dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan dengan alokasi waktu 4 x 45 menit dan siklus II dilaksanakan dalam tiga kali pertemuan dengan alokasi waktu 5 x 45 menit. Berdasarkan penelitian yang dilakukan, dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) dapat meningkatan prestasi belajar akuntansi (baik proses maupun hasil). Hal tersebut terefleksi dari beberapa indikator sebagai berikut: (1) keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan dalam diskusi menunjukkan peningkatan dari 61,5% pada siklus I menjadi 76,9% pada siklus II, (2) keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan dalam diskusi menunjukkan peningkatan dari 66,6% pada siklus I manjadi 82% pada siklus II, (3) kemandirian siswa dalam mengerjakan tes evaluasi menunjukkan peningkatan dari 64,1% pada siklus I menjadi 87,2% pada siklus II, (4) hasil evaluasi siswa menunjukkan adanya peningkatan prestasi dari 76,9% pada siklus I menjadi 87,2% pada siklus II. Peningkatan tersebut terjadi setelah guru melakukan beberapa upaya antara lain: (1) penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share), (2) guru membuat Rencana Pembelajaran lebih dahulu sebelum mengajar sehingga kegiatan belajar mengajar dapat berlangsung dengan baik, (3) guru melakukan evaluasi setelah pelaksanaan pembelajaran untuk meningkatkan prestasi belajar berikutnya. Kata kunci : pembelajaran kooperatif, tipe Think Pair Share (TPS), prestasi belajar akuntansi
viito user commit
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
ABSTRACT Sri Lestari. K7408028. THE APPLICATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL THINK PAIR SHARE TO IMPROVE LEARNING ACHIEVEMENTS OF STUDENTS IN ACCOUNTING CLASS XI IPS 4 SMA NEGERI 2 SUKOHARJO YEAR 2011/2012. Thesis. Surakarta. Faculty of teacher training and Education Science. Sebelas Maret University of Surakarta. June 2012. The aims of this research is to find out increasing achievement learn accounting learning through Cooperative Learning Model of Think Pair Share (TPS) type in students of Class XI IPS 4 SMA Negeri 2 Sukoharjo year of 2011/2012. This research uses classroom action research. The subject of this research is a students of class XI IPS 4 SMA Negeri 2 Sukoharjo year 2011/2012 which are 39 students. Object of this research is varied activities in class during the learning process. This research held by collaboration between class teacher, researcher, and involving student participation. Data source used in this action research are informan, place and location, events and documents or archives. Procedures of this research includes: (1) preliminary stage, (2) action planning stage, (3) action implementation, (4) observation, and (5) reporting. Process of research is implemented in two cycles, each of them consists of four stage, they are: (1) action planning, (2) action implementation, (3) observation and interpretation, and (4) analysis and reflection. Cycle I is implemented in three meetings with time allocation of 4 x 45 minutes and cycle II is implemented in two meetings with time allocation of 5 x 45 minutes. Based on research conducted, I can be concluded that the use of Cooperative Learning Model type Think Pair Share (TPS) can study accounting increases the achievement (both process and outcome). It is reflected in several indicators as the following: (1) student activeness in asking question in discussion showing 61,5% improvement in cycle I to be 76,9% in cycle II, (2) students activeness in answering question in discussion showing improvement from 66,6% in cycle I to be 82% in cycle II, (3) students independency in doing evaluation test showing improvement from 64,1% in cycle I to be 87,2% in cycle II, (4) results of students evaluation showing the improvement from 76,9% in cycle I to be 87,2% in cycle II. Such improvement is reached after the teacher holds several efforts, they are: (1) implementation of TPS (Think Pair Share) type cooperative learning model, (2) teacher makes learning plan first before teaching so that the learning activity can be well-managed, (3) teacher holds evaluation after the implementation of learning to improve the next results of learning. Keywords: Cooperative learning, Think Pair Share type, learning performance of accounting
viiito user commit
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
MOTTO
“ Dan bersabarlah, karena sesungguhnya Allah tiada menyia-nyiakan pahala orang-orang yang berbuat kebaikan” (QS : Hud 115)
“…..Sesungguhnya Allah tidak akan mengubah keadaan suatu kaum sebelum mereka mengubah keadaan diri mereka sendiri” (QS. Ar Ra’d : 11) “Dalam hidup ini tidak semua yang kita inginkan bisa kita dapatkan, namun satu hal yang pasti Allah tahu apa yang kita butuhkan” ( Penulis )
ix
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
PERSEMBAHAN
Skripsi ini peneliti persembahkan sebagai wujud rasa sayang, cinta kasih peneliti dan terima kasih peneliti kepada : • Ibu saya tercinta Sermini dan Bapak saya yang tercinta pula A. Sarwani atas kasih sayang, do’a, dan semangat yang selalu diberikan setiap waktu. • Kakak saya tersayang Apriyadi, Noviandi, Juni Abi Yanto, dan Retni Astuti yang selalu memberikan semangat, doa dan bantuan selama ini. • Adikku Ira Andriani, Tri Januatun, dan Keponakan – keponakan tersayang (Rizal, Fikri, Putri, Reza, Rifki, Kezya, Arshita, Naya) yang memberikan hiburan saat saya mulai lelah. • Prof. Dr. Siswandari, M. Stats dan Drs. Ngadiman, M.Si terima kasih atas bimbingan dan dukungannya selama ini. • Wahyu Adi, M.Pd dan Nurhasan Hamidi, S.E, M.Sc,Akt sebagai tim penguji yang telah membantu saya dalam menyelesaikan skripsi ini. • Iksan Rifqi Hermawan yang selalu ada dan tidak lelah memberi semangat dan do’a serta dukungan kepada saya. • Sahabat-sahabatku tercinta (Tami, Wina, Ani, Helti, Bastin, Hani, Kiki, Intan, Erlin, Dita, Ferina, Adhel, Arinta, Intan kos, Sandy) yang selalu memotivasi dan mendoakan.. • Semua teman seperjuangan Pendidikan Ekonomi BKK Akuntansi Angkatan 2008. • Almamater UNS.
x
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
KATA PENGANTAR Puji syukur peulis panjatkan kehadirat Allah yang Maha Kuasa, karena atas rahmat dan hidayah-Nya skipsi ini akhirnya dapat diselesaikan, untuk memenuhi sebagaian persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Hambatan dan kesulitan dalam penulisan skripsi dapat diatasi berkat bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, atas segala bentuk bentuannya penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2. Drs. Saiful Bachri, M.Pd., selaku Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial yang telah memberikan ijin penulisan skripsi ini. 3. Drs. Wahyu Adi, M.Pd, selaku Ketua Bidang Keahlian Khusus Pendidikan Akuntansi yang telah memberikan bimbingan, pengarahan dengan bijaksana. 4. Jaryanto, S.Pd, S.E, M.Si selaku
Pembimbing Akademik yang telah
memberikan banyak doa dan bimbingan serta semangat. 5. Prof. Dr. Siswandari, M.Stats selaku pembimbing I yang telah memberikan banyak sekali motivasi, ilmu dan arahan dengan penuh kesabaran. 6. Drs. Ngadiman, M.Si selaku Pembimbing II yang dengan sabar telah memberikan pengarahan, bimbingan, dan motivasi sehingga skripsi ini dapat terselesaikan. 7. Drs. Bambang Suryono, Dipl.Ed, selaku kepala sekolah SMA Negeri 2 Sukoharjo terima kasih atas ijin dan kemudahan bagi peneliti dalam pelaksanaan penelitian. 8. S. Hardjono,S.Pd,M.Pd selaku guru mata pelajaran akuntansi SMA Negeri 2 Sukoharjo yang telah banyak membantu peneliti dalam penelitian ini. Terima kasih untuk bantuan waktu, tenaga serta pikiran dan juga doa yang selalu diberikan kepada peneliti. 9. Bapak , Ibu dan keluarga besar tercinta, yang selalu memberikan dorongan baik moril maupun sprirituil, kasih sayang serta doa yang tak henti-hentinya mengiringi penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini. xi to user commit
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
10. Iksan Rifqi Hermawan yang selalu memberikan semangat dan do’a sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini. 11. Semua teman-teman kos yang melewati hari bersama dalam suka dan duka, terimakasih do’anya. 12. Semua teman-teman seperjuangan Pendidikan Ekonomi BKK akuntansi’08, terima kasih buat senyum dan doanya. 13. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan skripsi ini. Penyusunan skripsi ini telah berusaha semaksimal mungkin, namun penulis menyadari masih ada banyak kekurangan dan
jauh dari sempurna.
Peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca pada umumnya dan perkembangan ilmu pendidikan khususnya pendidikan akuntansi.
Surakarta,
Juni 2012
Peneliti
xii
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................
i
HALAMAN KEASLIAN TULISAN ...............................................................
ii
HALAMAN PENGAJUAN .............................................................................. iii HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... iv HALAMAN REVISI .........................................................................................
v
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... vi HALAMAN ABSTRAK ................................................................................... vii HALAMAN MOTTO ....................................................................................... ix HALAMAN PERSEMBAHAN .......................................................................
x
KATA PENGANTAR ....................................................................................... xi DAFTAR ISI ..................................................................................................... xiii DAFTAR TABEL ............................................................................................. xvi DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xvii DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xviii BAB I
BAB II
PENDAHULUAN ............................................................................
1
A. Latar Belakang Masalah ...............................................................
1
B. Rumusan Masalah .........................................................................
3
C. Tujuan Penelitian ..........................................................................
4
D. Manfaat Penelitian ........................................................................
4
LANDASAN TEORI .......................................................................
6
A. Kajian Pustaka ..............................................................................
6
1. Hakikat Belajar dan Pembelajaran ...........................................
6
a. Belajar ..................................................................................
6
b. Pembelajaran ........................................................................
7
2. Model Pembelajaran Kooperatif ..............................................
8
a. Hakikat Model Pembelajaran ...............................................
8
b. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif .............................
9
c. Keunggulan
dan
Kelemahan
Model
Pembelajaran
Kooperatif ............................................................................. 11 xiiito user commit
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
3. Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) .......................... 11 4. Prestasi Belajar Akuntansi ........................................................ 12 a. Prestasi Belajar .................................................................... 12 b. Strategi Peningkatan Prestasi ............................................... 13 c. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar............ 16 d. Mata Pelajaran Akuntansi .................................................... 19 B. Hasil Penelitan yang Relevan ....................................................... 24 C. Kerangka Berpikir ......................................................................... 25 D. Hipotesis ........................................................................................ 27 BAB III METODOLOGI PENELITIAN ..................................................... 28 A. Tempat dan Waktu Penelitian ....................................................... 28 B. Subyek Penelitian .......................................................................... 29 C. Data dan Sumber Data ................................................................... 30 D. Pengumpulan Data ........................................................................ 30 E. Uji Validitas Data .......................................................................... 31 F. Analisis Data .................................................................................. 31 G. Indikator Kinerja Penelitian .......................................................... 32 H. Prosedur Penelitian ....................................................................... 33 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................... 37 A. Deskripsi Pra Tindakan .................................................................. 37 1. Sejarah Singat SMA Negeri 2 Sukoharjo.................................. 37 2. Visi, Misi, dan Tujuan SMA Negeri 2 Sukoharjo ..................... 38 3. Keadaan Lingkungan sekolah ................................................... 40 4. Struktur Orgaanisasi Sekolah .................................................... 41 5. Permasalahan dalam Pembelajaran ........................................... 42 B. Deskripsi Hasil tindakan Tiap Siklus............................................. 43 1. Siklus I ...................................................................................... 44 a. Perencanaan Tindakan Siklus I ............................................ 44 b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I ............................................. 46 c. Observasi dan Interpretasi Tindakan Siklus I....................... 49 d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I .............................. 53 xivto user commit
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
2. Siklus II ..................................................................................... 54 a. Perencanaan Tindakan Siklus II ........................................... 54 b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II ........................................... 57 c. Observasi dan Interpretasi Tindakan Siklus II ..................... 60 d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II ............................. 63 C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus ................................... 64 D. Pembahasan ................................................................................... 67 BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN...................................... 69 A. Simpulan ........................................................................................ 69 B. Implikasi ........................................................................................ 70 1. Implikasi Teoritis ...................................................................... 70 2. Implikasi Praktis ....................................................................... 71 C. Saran .............................................................................................. 71
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 73 LAMPIRAN ....................................................................................................... 75
xv to user commit
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
DAFTAR TABEL Tabel 3.1 Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam Penelitian ............................... 29 Tabel 3.2 Indikator Kinerja Penelitian ............................................................. 33 Tabel 4.1 Sejarah SMA Negeri 2 Sukoharjo ..................................................... 37 Tabel 4.2 Lokasi SMA Negeri 2 Sukoharjo ...................................................... 40 Tabel 4.3 Indikator Keaktifan Siklus I .............................................................. 50 Tabel 4.4 Capaian Indikator Keaktifan Siklus I ................................................ 50 Tabel 4.5 Indikator Ketuntasan Prestasi Belajar Siklus I.................................. 51 Tabel 4.6 Capaian Indikator Ketuntasan Prestasi Belajar Siklus I.................... 52 Tabel 4.7 Indikator Keaktifan Siklus II ............................................................ 60 Tabel 4.8 Capaian Indikator Keaktifan Siklus II .............................................. 60 Tabel 4.9 Indikator Ketuntasan Prestasi Belajar Siklus II ................................ 61 Tabel 4.10 Capaian Indikator Ketuntasan Prestasi Belajar Siklus II .................. 62 Tabel 4.11 Hasil Capaian Indikator Keaktifan Siklus I dan II ............................ 64 Tabel 4.12 Hasil Capaian Indikator Ketuntasan Prestasi Belajar Siklus I dan II 65
xvito user commit
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
DAFTAR GAMBAR Gambar 2.1 Laporan Laba Rugi (Single Step) .................................................. 21 Gambar 2.2 Laporan Laba Rugi (Multiple Step) ............................................... 22 Gambar 2.3 Laporan Perubahan Ekuitas ........................................................... 22 Gambar 2.4 Neraca (Scontro) ........................................................................... 23 Gambar 2.5 Neraca (Staffel) .............................................................................. 24 Gambar 2.6 Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas .............................. 27 Gambar 3.1 Siklus Penelitian Tindakan Kelas .................................................. 34 Gambar 4.1 Struktur Organisasi Sekolah .......................................................... 41 Gambar 4.2 Histogram Capaian Keaktifan Siklus I .......................................... 52 Gambar 4.3 Histogram Capaian Ketuntasan Prestasi Belajar Siklus I.............. 53 Gambar 4.4 Histogram Capaian Keaktifan Siklus II ........................................ 62 Gambar 4.5 Histogram Capaian Ketuntasan Prestasi Belajar Siklus II ............ 63 Gambar 4.6 Histogram Perbandingan Hasil Capaian Keaktifan Sebelum Tindakan, Siklus I, dan Siklus II ................................................. 65 Gambar 4.7 Histogram Perbandingan Hasil Capaian Ketuntasan Prestasi Belajar Sebelum Tindakan, Siklus I, dan Siklus II ........................ 66
xviito user commit
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
DAFTAR LAMPIRAN Lampiran 1 Catatan Lapangan 1 (Pratindakan) ................................................. 75 Lampiran 2 Nilai Awal Siswa ........................................................................... 77 Lampiran 3 Catatan Lapangan 2 (Tindakan Siklus I) ....................................... 78 Lampiran 4 Rencana Pelaksanaan pembelajran Siklus I ................................... 83 Lampiran 5 Materi Kertas Kerja ....................................................................... 88 Lampiran 6 Soal Diskusi dan Jawaban.............................................................. 89 Lampiran 7 Soal Evaluasi dan Jawaban ............................................................ 93 Lampiran 8 Daftar Hadir Siswa Siklus I ........................................................... 97 Lampiran 9 Lembar Observasi Daftar Keaktifan Siswa (Siklus I) ................... 98 Lampiran 10 Daftar Nilai Siklus I ....................................................................... 100 Lampiran 11 Lembar Observasi dengan Model Pembelajaran Kooperatif tipe TPS (Siklus I)................................................................................. 101 Lampiran 12 Catatan Lapangan 3 (Tindakan Siklus II) ...................................... 103 Lampiran 13 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (Siklus II) ............................. 107 Lampiran 14 Materi laporan Keuangan............................................................... 112 Lampiran 15 Soal Diskusi dan Jawaban.............................................................. 116 Lampiran 16 Soal Evaluasi dan Jawaban ............................................................ 122 Lampiran 17 Daftar Hadir Siswa Siklus II .......................................................... 128 Lampiran 18 Lembar Observasi Daftar keaktifan Siswa Siklus II ...................... 129 Lampiran 19 Daftar Nilai Siklus II...................................................................... 131 Lampiran 20 Lembar Observasi dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS (Siklus II) ............................................................................... 132 Lampiran 21 Daftar Kenaikan Nilai Evaluasi Prestasi Belajar ........................... 134
xviiito user commit
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Dalam pembukaan UUD 1945 menyatakan bahwa tujuan pendidikan adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Oleh karena itu pendidikan memerlukan perhatian yang khusus dari segi mutu atau kualitasnya. Dengan pendidikan, suatu bangsa akan dapat memiliki sikap yang bernilai luhur dan menguasai IPTEK sehingga mampu berdiri tegak dan mampu menjaga martabatnya, baik sebagai pribadi maupun suatu bangsa. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menyatakan, bahwa Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. Peningkatan kualitas pendidikan di Indonesia dapat dilakukan dengan meningkatkan kualitas pendidikan di lembaga-lembaga atau instansi-instansi pendidikan. Salah satu lembaga pendidikan yang sangat berperan penting adalah sekolah. Dalam perkembangannya, sekolah hendaknya menciptakan situasi belajar yang nyaman, menyenangkan dan memberi kesempatan kepada siswa untuk aktif dalam proses belajar mengajar. Kualitas pendidikan di sekolah salah satunya dipengaruhi kurikulum yang diterapkan. Kurikulum adalah suatu pedoman dalam pembelajaran di kelas maupun di luar kelas. Kurikulum membantu guru dalam membuat perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran. Kurikulum mencakup materi ajar serta standar kompetensi. Standar kompetensi tiap mata pelajaran
dikembangkan
berdasarkan
kompetensi
lulusan
dan
lembaga
pendidikan. Dalam proses pembelajaran diharapkan dapat terjadi aktivitas siswa, yaitu siswa mau dan mampu mengungkapkan pendapat sesuai dengan apa yang dipahami. Selain itu diharapkan pula siswa mampu berinteraksi dengan orang lain
1 to user commit
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
secara positif, misalnya antara siswa dengan siswa yang lain maupun antara siswa dengan guru apabila ada kesulitan-kesulitan yang terkait dengan materi pelajaran. Kualitas pembelajaran dapat dilihat dari proses pembelajaran dan prestasi belajar siswa. Proses pembelajaran dapat dilihat dari motivasi dan keaktifan siswa dalam mengikuti pelajaran. Kualitas pembelajaran ditentukan oleh seorang guru yang berperan sebagai fasilitator dan motivator. Guru sangat berperan dalam mempengaruhi motivasi serta prestasi belajar siswa. Selain itu, guru berusaha mengurangi
permasalahan-permasalahan
yang
akan
menghambat
proses
pembelajaran sehingga hasil pembelajaran dapat optimal. Keberhasilan sebuah pembelajaran dapat dilihat dari prestasi belajar peserta didik. Prestasi yang tinggi mencerminkan keberhasilan dalam sebuah pembelajaran, begitu pula sebaliknya, ketika prestasi rendah mencerminkan belum berhasilnya dalam suatu proses pembelajaran. Dalam pencapaian prestasi belajar peserta didik tentu melalui proses-proses pembelajaran, dimana di dalamnya ada tujuan pembelajaran, media pembelajaran, materi yang akan dibahas, metode dan media pembelajaran serta prosedur evaluasi yang dipilih dalam menilai prestasi peserta didik. SMA Negeri 2 Sukoharjo adalah salah satu sekolah negeri yang mempunyai input siswa yang memiliki prestasi belajar yang bervariasi. Salah satunya pada mata pelajaran yang diberikan kepada siswa kelas XI IPS 4 yaitu Akuntansi. Akuntansi berkaitan erat dengan kemampuan berpikir dan nalar seseorang. Berdasarkan hasil survey pendahuluan menunjukkan bahwa penyebab rendahnya prestasi belajar siswa terhadap mata pelajaran akuntansi berasal dari proses pembelajaran masih terfokus pada guru. Guru masih bersifat monoton, cara penyampaian materi oleh guru sebagian besar disampaikan dengan ceramah dan penyelesaian soal secara mandiri oleh siswa itu sendiri. Dengan kondisi seperti itu interaksi antara guru dan siswa kurang berjalan secara kooperatif sehingga sebagian siswa kurang antusias. Prestasi belajar yang belum memuaskan terhadap mata pelajaran akuntansi di SMA Negeri 2 Sukoharjo kelas XI IPS 4 ditunjukkan dengan adanya pencapaian prestasi belajar akuntansi dimana sekitar 40% siswa masih berada di bawah Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) yaitu 70.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
Peningkatan pembelajaran di SMA N 2 Sukoharjo sangat diperlukan yaitu menerapkan sistem belajar siswa menjadi aktif. Agar siswa dapat lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran, maka perlu adanya inovasi dalam model pembelajaran. Salah satu model pembelajaran yang menuntut keaktifan siswa adalah model pembelajaran kooperatif (cooperative learning). Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) adalah belajar secara bersama-sama, saling membantu antara satu dengan yang lainnya dalam belajar, dan memastikan bahwa setiap siswa dalam kelompok mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. Pelaksanaan prosedur pembelajaran kooperatif dengan benar akan memungkinkan guru mengelola kelas lebih efektif. Dalam pembelajaran kooperatif, guru bertindak sebagai fasilitator. Salah satu model pembelajaran kooperatif yang dapat digunakan untuk bisa meningkatkan prestasi belajar dan menumbuhkan keaktifan siswa yaitu pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS). Metode TPS merupakan salah satu strategi dalam pembelajaran kooperatif yang dapat memberikan waktu kepada siswa untuk berpikir sehingga strategi ini punya potensi kuat untuk memberdayakan kemampuan berpikir siswa, sehingga metode pembelajaran TPS dapat diterapkan sebagai upaya untuk meningkatkan prestasi belajar akuntansi. Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka peneliti tertarik mengadakan penelitian dengan judul “Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS (Think-Pair-Share) untuk meningkatan Prestasi Belajar Akuntansi pada Siswa Kelas XI IPS SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2011/2012.
B.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah merupakan pertanyaan yang lengkap dan rinci mengenai ruang lingkup permasalahan yang akan diteliti. Agar permasalahan mudah dipahami, perlu adanyanya definisi operasional mengenai masalah pembelajaran dan tindakan. Berdasarkan dari uraian latar belakang yang telah dikemukan diatas, maka rumusan masalah dalam penelitian adalah :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
“Apakah penggunaan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS (ThinkPair-Share) dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Pelajaran 2011/2012?”
C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian adalah jawaban terhadap masalah yang akan dikaji dalam penelitian yang berisi pernyataan yang dikemukakan dalam tujuan penelitian berhubungan dengan rumusan masalah yang sudah ditetapkan. Berdasarkan rumusan masalah yang telah dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan tujuan dari penelitian yang hendak dicapai adalah: “Untuk
meningkatkan
prestasi
belajar
akuntansi
melalui
Model
Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS (Think-Pair-Share) pada siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2011/2012.”
D.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan didunia pendidikan, baik yang bersifat teoretis maupun praktis. Manfaat tersebut antara lain: 1. Manfaat Teoretis Manfaat teoretis dari penelitian ini memberikan manfaat pengembangkan ilmu pengetahuan terutama bidang pendidikan khususnya mengenai model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) serta untuk memberikan rangsangan dalam melakukan penelitian lanjutan. 2. Manfaat Praktis a. Bagi guru Hasil penelitian ini bermanfaat bagi guru sebagai pertimbangan dalam memilih metode pembelajaran yang aktif dan memberikan suasana yang menyenangkan dalam proses belajar mengajar. b. Bagi siswa Dengan adanya penelitian ini, siswa akan lebih tertarik untuk mempelajari akuntansi sehingga meningkatkan prestasi pemahaman belajar akuntansi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
c. Bagi sekolah Hasil penelitian yang diperoleh dapat digunakan untuk mengembangkan kurikulum di tingkat sekolah dan perbaikan pada proses pembelajaran. d. Bagi peneliti/penulis. Menambah wawasan dan pengetahuan tentang penerapan metode Think Pair Share (TPS) yang dapat memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Pustaka Tinjauan pustaka merupakan langkah selanjutnya untuk melakukan sebuah penelitian ilmiah, teori atau konsep-konsep yang dituliskan, digunakan sebagai landasan teori dalam sebuah penelitian. Dalam sebuah penelitian, landasan teori merupakan hal yang penting, karena diperlukan untuk menjelaskan variabel-variabel yang akan diteliti yang berhubungan dengan fenomena yang akan dikaji. Menurut Suharsimi Arikunto (2005:58),“Kegiatan mendalami, mencermati, menelaah, dan mengidentifikasi pengetahuan itulah yang biasa dikenal dengan mengkaji bahan pustaka atau biasa diangkat dengan istilah kajian pustaka”. 1. Hakikat Belajar dan Pembelajaran a. Hakikat Belajar Belajar merupakan hal yang penting dalam mencapai tujuan pendidikan. Menurut Agus Suprijono (2010: 3) “Belajar adalah proses medapatkan pengetahuan. Winkel dalam Gino, dkk (1999: 6) menyatakan bahwa “Belajar adalah aktivitas mental (psikis) yang berlangsung dalam interaksi dengan lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan pengetahuan pemahaman, keterampilan dan nilai sikap. Perubahan itu bersifat konstan dan berbekas.” Belajar menurut Robert M. Gagne dalam Benny A. Pribadi (2009:6) menyatakan bahwa belajar dipandang sebagai proses alami yang dapat membawa perubahan pada pengetahuan, tindakan, dan perilaku seseorang. Sedangkan menurut Robert Heinich dkk dalam Benny A. Pribadi (2009:6) “Belajar merupakan suatu proses pengembangan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang terjadi manakala seseorang melakukan interaksi secara intensif dengan sumber-sumber belajar”. Dari definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses mendapatkan pengetahuan yang menghasilkan perubahan – perubahan ketika seseorang melakukan interaksi secara intensif. Perubahan itu berbentuk
commit6 to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
kemampuan-kemampuan baru yang dimiliki dalam waktu yang relatif lama (konstan). Perubahan tersebut terjadi tidak lain juga karena usaha sadar yang dilakukan oleh individu yang sedang belajar. 1) Tujuan Belajar Menurut Gino,dkk (1999: 18) “Tujuan belajar merupakan komponen sistem pembelajaran yang sangat penting, karena semua komponen dalam sistem pembelajaran dilakasanakan atas dasar pencapaian tujuan belajar.” Dalam usaha pencapaian tujuan belajar perlu diciptakan adanya kondisi belajar yang baikyang terdiri dari beberapa komponen-komponen pendukung antara lain tujuan belajar yang akan dicapai, bahan pengajaran yang digunakan mencapai tujuan, guru dan siswa yang memainkan peranan serta memiliki hungan social tertentu. Menurut Bloom dalam Gino,dkk (1999: 19) “tujuan belajar dikelompokkan menjadi tiga yaitu kognitif, psikomotor dan afektif”. Tiap – tiap tujuan belajar tertentu membutuhkan sistem lingkungan yang relevan. Sistem lingkungan belajar untuk mencapai tujuan belajar kognitif berbeda dengan lingkungan yang diarahkan untuk mencapai tujuan belajar keterampilan. 2) Ciri – ciri Belajar Menurut Gino,dkk (1999: 15) ada 3 ciri yang khas pada aktivitas manusia yang dapat disebut sebagai kegiatan belajar, yakni : a)
Aktivitas yang menghasilkan perubahan tingkah laku pada diri pelajar (individu yang belajar/Behavioral Conges) baik aktual maupun potensial.
b)
Perubahan itu pada pokoknya didapatkannyakemampuan baru yang berlaku dalam waktu yang relatif lama.
c)
Perubahan itu terjadi karena usaha.
b. Hakikat Pembelajaran Driscoll dalam Robert E. Slavin (2008: 179) memaparkan bahwa “Pembelajaran adalah sebagai perubahan dalam diri seseorang yang disebabkan oleh pengalaman”. Agus Suprijono (2010: 13) menjelaskan bahwa “Pembelajaran merupakan proses organik dan konstruktif, bukan mekanis seperti pengajaran”. Perbedaan makna pembelejaran dengan pengajaran adalah guru mengajar, siswa belajar. Sedangkan pada pembelajarana adalah guru mengorganisir lingkungan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
terjadinya proses belajar. Menurut Gino,dkk (1999: 33) menyatakan bahwa ”Pembelajaran merupakan usaha sadar dan sengaja oleh guru untuk membuat siswa belajar dengan jalan megaktifkan faktor intern dan faktor ekstern dalam kegiatan belajar mengajar.” Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran merupakan perubahan yang terjadi akibat dari proses belajar mengajar untuk menciptakan proses belajar yang efektif dan efisien. Gino dkk (1999:30) menjelaskan bahwa sebuah kegiatan belajar mengajar merupakan suatu kegiatan yang melibatkan komponen-komponen meliputi siswa, guru, isi, tujuan, isi pelajaran, media, metode, tujuan, dan evaluasi. Komponen-komponen tersebut dapat dijabarkan sebagai berikut: 1) Siswa adalah seseorang yang bertindak sebgai pencari, penerima, dan penyimpan isi pelajaran yang dibutuhkan untuk mencapai tujuan; 2) Guru adalah seseorang yang bertindak sebagi pengelola kegiatan belajar mengajar, katalisator belajar mengajar, dan peranan lainya yang memungkinkan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar yang efektif dan efisien; 3) Tujuan, yaitu pernyataan tentang perubahan perilaku yang diinginkan terjadi pada siswa setelah mengikuti belajar mengajar. Perubahan perilaku tersebut mencakup perubahan kognitif, psikomotorik, dan afektif; 4) Isi pelajaran, yaitu segala informasi berupa fakta, prinsip, dan konsep yang diperlukan untuk mencapai tujuan; 5) Metode, yaitu cara yang teratur unutk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan mereka untuk mencapai tujuan; 6) Media, yaitu bahan pengajaran dengan atau tanpa peralatan yang digunakan untuk menyajikan informasi kepada siswa agar mereka dapat mencapai tujuan; 7) Evaluasi, yaitu cara tertentu yang digunakan untuk menilai suatu proses dan nilainya. Evaluasi dilakukan terhadap seluruh komponen kegiatan belajar mengajar tersebut saling berinteraksi satu dengan yang lain dan bermula serta bermuara pada tujuan, sehingga merupakan suatu sistem. 2. Model Pembelajaran Kooperatif a. Hakikat Model Pembelajaran Mills dalam Agus Suprijono (2010: 45) menyatakan bahwa “Model adalah bentuk representasi akurat sebagai proses aktual yang memungkinkan seseorang atau sekelompok orang mencoba bertindak berdasarkan model itu.” Model merupakan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
interpretasi terhadap hasil observasi dan pengukuran yang diperoleh dari beberapa sistem. Menurut Arends dalam Agus Suprijono (2010: 46) “Model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran dan pengelolaan kelas.” Melalui model pembelajaran guru dapat membantu peserta didik mendapatkan informasi, ide, keterampilan, cara berpikir, dan mengekspresikan ide. Jadi dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah kerangka pemikiran yang menggambarkan proses pembelajaran sehingga pembelajaran berjalan dengan baik dan mencapai tujuan belajar dengan efektif dan efisien. b. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Isjoni (2009: 19) menyatakan bahwa “Cooperative learning dirumuskan sebagai kegiatan pembelajaran kelompok yang terarah, terpadu, efektif-efisien, ke arah mencari atau mengkaji sesuatu melalui proses kerjasama dan saling membantu (sharing) sehingga tercapai proses dan hasil belajar yang produktif (survive).” Anita Lie (2008: 12), cooperative learning adalah sistem pengajaran yang memberi kesempatan kepada anak didik untuk bekerja sama dengan sesama siswa dalam tugastugas terstruktur. Slavin ( 2008: 4) menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif pada berbagai macam metode pengajaran dimana para siswa bekerja dalam kelompokkelompok kecil untuk saling membantu satu sama lainnya dalam mempelajari materi pelajaran. Berdasarkan beberapa pendapat tersebut dapat disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang digunakan untuk mewujudkan kegiatan belajar mengajar yang berpusat pada siswa (student oriented). Siswa bekerja sama dalam kelompok yang heterogen, kelompok heterogen dibentuk dengan memperhatikan keberagaman gender, agama, suku, serta kemampuan akademis. Cooperative learning lebih dari sekedar belajar kelompok atau kelompok kerja, karena dalam model cooperative learning harus ada “struktur dorongan dan tugas yang bersifat kooperatif” sehingga memungkinkan terjadinya interaksi secara terbuka dan hubungan-hubungan yang bersifat interdependensi yang efektif di antara anggota kelompok (Salvin dan Stahl)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
Johnson dalam Isjoni (2009: 23-24) menyatakan bahwa “Cooperative learning juga menghasilkan peningkatan kemampuan akademik, meningkatkan kemampuan berpikir kritis, membentuk hubungan persahabatan, menimba berbagai informasi, belajar menggunakan sopan santun, meningkatkan motivasi siswa, memperbaiki sikap terhadap sekolah dan belajar mengurangi tingkah laku yang kurang baik, serta membantu siswa dalam menghargai pokok pikiran orang lain.” Dalam Agus Suprijono (2010: 58), Roger dan David Johnson menyatakan bahwa “tidak semua belajar kelompok bisa dianggap pembelajaran kooperatif.” Karena untuk mencapai hasil yang maksimal dalam pembelajaran kooperatif, suatu pembelajaran harus menerapkan lima unsur, yaitu: 1) Positive interdependence (saling ketergantungan positif) 2) Personal responsibility (tanggung jawab perseorangan) 3) Faca to face promotive interaction ( interaksi promotif) 4) Interpersonal skill (komunikasi antar anggota) 5) Group processing (pemrosesan kelompok) Beberapa ciri dari cooperative learning menurut Isjoni ( 2009: 20) adalah sebagai berikut: 1) Setiap anggota memiliki peran 2) Terjadi hubungan interaksi langsung di antar siswa 3) Setiap anggota kelompok bertanggung jawab atas belajarnya dan juga temanteman kelompoknya 4) Guru membantu mengembangkan keterampilan-keterampilan interpersonal kelompok 5) Guru hanya berinteraksi dengan kelompok saat diperlukan. Stahl dan Slavin dalam Isjoni (2009: 83-85) mengemukakan langkah-langkah pembelajaran kooperatif adalah sebagai berikut: 1) Merancang rencana program pembelajaran, mempertimbangkan dan menetapkan target pembelajaran yang ingin dicapai dalam pembelajaran. 2) Merancang lembar observasi kegiatan siswa secara bersama dalam konteks kelompok-kelompok kecil.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
3) Dalam melakukan observasi terhadap kegiatan siswa, guru mengarahkan dan membimbing siswa baik secara individu maupun secara kelompok baik dalam memahami materi maupun mengenal sikap dan perilaku siswa selama kegiatan belajar. 4) Guru memberikan kesempatan pada siswa dari masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasil kerjanya. c. Keunggulan dan Kelemahan Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran kooperatif memiliki dampak yang positif bagi siswa, terutama bagi siswa yang hasil belajarnya rendah sehingga mampu memberikan peningkatan pada hasil belajar yang signifikan. Tetapi pembelajaran kooperatif juga mempunyai beberapa kelemahan. Menurut Jarolimek & Parker yang dikutip dalam Isjoni (2009: 24-25)menyatakan bahwa Keunggulan yang diperoleh dalam pembelajaran kooperatif adalah: 1) Saling ketergantungan yang positif. 2) Adanya pengakuan dalam merespon perbedaan individu. 3) Siswa dilibatkan dalam perencanaan dan pengelolaan kelas. 4) Suasana kelas yang rileks dan menyenangkan. 5) Terjalinnya hubungan yang hangat dan bersahabat antara siswa dengan guru. 6) Memiliki banyak kesempatan untuk mengekspresikan pengalaman emosi yang menyenangkan. Di sisi lain pembelajaran kooperatif memiliki kelemahan sebagai berikut: 1) Guru harus mempersiapkan pembelajaran secara matang, disamping itu memerlukan lebih banyak tenaga, pemikiran dan waktu. 2) Agar proses pembelajaran berjalan dengan lancar, maka dibutuhkan dukungan fasilitas, alat dan biaya yang cukup memadai. 3) Selama kegiatan diskusi kelompok berlangsung, ada kecenderungan topik permasalahan yang sedang dibahas meluas sehingga banyak yang tidak sesuai dengan waktu yang telah ditentukan. 4) Saat diskusi kelas, terkadang didominasi seseorang, hal ini mengakibatkan siswa yang lain menjadi pasif. 3. Model Pembelajaran Think Pair Share (TPS) Metode ini dikembangkan oleh Frank Lyman (1985) dan rekan-rekannya di Universitas Maryland. Metode ini mengasumsikan bahwa metode resitasi dan diskusi perlu diselenggarakan dalam kelompok kelas secara keseluruhan. Metode ini memberi waktu pada siswa untuk berpikir dan merespon serta membantu satu sama lain. Sebagai contoh, seorang guru selesai menyelesaikan sajian pendek atau
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
siswa selesai membaca tugas atau suatu masalah. Selanjutnya, guru meminta siswa untuk mengkaji lebih dalam tentang apa yang telah dijelaskan atau yang dibaca. Metode Think Pair Share menerapkan langkah-langkah berikut : a. Langkah 1 – Berpikir (Thinking) : Guru mengajukan sebuah pertanyaan atau masalah yang terkait dengan pelajaran dan meminta siswa untuk memikirkan sendiri jawabannya selama satu menit. b. Langkah 2 – Berpasangan (Pairing) : Guru meminta siswa untuk berpasangan dan mendiskusikan apa yang telah mereka pikirkan. Interaksi selama masa ini dapat berupa saling berbagi jawaban pertanyaan atau berbagi ide dalam menyelesaikan masalah. Biasanya guru memberikan waktu tidak lebih dari empat atau lima menit untuk berpasangan. c. Langkah 3 – Berbagi (Sharing) : Dalam langkah terakhir, guru meminta pasangan-pasangan siswa untuk berbagi jawaban atau penyelesaian masalahnya dengan seluruh kelas. Ini efektif bagi guru untuk berjalan mengelilingi ruangan dari pasangan satu ke pasangan yang lain sampai seperempat atau separo pasangan berkesempatan melaporkan hasil diskusinya. (http://wawan-junaidi.blogspot.com/2009/06/model-pembelajaran-tipethink-pair.html.)
4. Prestasi Belajar Akuntansi a.
Prestasi Belajar Kata “prestasi” berasal dari bahasa Belanda yaitu prestatie, kemudian
dalam bahasa Indonesia menjadi “prestasi” yang berarti “hasil usaha”. Keberhasilan seseorang dalam proses belajar mengajar dapat di lihat dari hasil belajar. Hasil belajar seseorang dapat kita lihat dari pencapaian prestasi belajarnya. Prestasi menurut Zainal Arifin (1990: 3) “Prestasi adalah kemampuan , keterampilan, dan sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal”. Seperti yang telah saya ungkapkan di atas bahwa Belajar adalah suatu kegiatan yang dapat menghasilkan perubahan tingkah laku yang baru , baik potensial maupun aktual. Menurut Zainal Arifin (1990:12) “Prestasi belajar merupakan suatu masalah yang bersifat perenial dalam sejarah kehidupan manusia, karena sepanjang rentang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
kehidupannya manusia selalu mengejar prestasi menurut bidang dan kemampuan masing-masing.” Berdasarkan pendapat di atas dapat kita simpulkan bahwa prestasi belajar adalah suatu usaha sadar yang menghasilkan perubahan tingkah laku yang baru sesuai dengan kemampuan, keterampilan serta sikap seseorang dalam menyelesaikan suatu hal dalam rentang waktu tertentu. Prestasi belajar semakin terasa penting untuk dipermasalahkan, karena mempunyai beberapa fungsi utama, yaitu: 1) Prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang telah dikuasai anak didik. 2) Prestasi belajar sebagai pemuasan hasrat ingin tahu. 3) Para ahli psikologi biasa menyebut hal ini sebagai tendensi keingintahuan (couriosity) dan merupakan kebutuhan umum pada manusia, termasuk kebutuhan anak didik dalam suatu program pendidikan. 4) Prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi pendidikan. Asumsinya adalah prestasi belajar dapat dijadikan pendorong bagi anak didik dalam meningkatkan ilmu pengetahuan dan teknologi dan berperan sebagai umpan balik (feed back) dalam meningkatkan mutu pendidikan. 5) Prestasi belajar sebagai indikator intern dan ekstern dari suatu institusi pendidikan. 6) Prestasi belajar dapat dijadikan indikator terhadap daya serap (kecerdasan) anak didik. (Zainal Arifin, 1990: 3). b. Strategi Peningkatan Prestasi Strategi menurut New Vebster Dictionary diartikan sebagai “cara-cara dalam melaksanakan proyek = cara dalam mencapai suatu tujuan = metode juga diartikan sebagai rencana (plan).” Menurut Soemarsono (2007: 2) Istilah strategi digunakan berdasarkan anggapan bahwa banyak pilihan cara belajar untuk mencapai tujuan. Oleh karena itu persoalan menyusun dan merencanakan program belajar mengajar pada hakikatnya adalah pekerjaan memilih berbagai alternatif dengan mempertimbangkan berbagai kekuatan dan kelemahan untuk mencapai tujuan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa strategi peningkatan prestasi adalah penyusunan perencanaan program belajar mengajar tentang cara atau metode dan rencana untuk mencapai tujuan yakni meningkatkan prestasi belajar. Strategi- strategi tersebut antara lain: 1) Penyusunan Rencana Pembelajaran yang Baik Strategi menyusun rencana pembelajaran adalah kepala sekolah melalui kebijakan yang dituangkan dalam tugas guru, mewajibkan para guru untuk membuat program mengajar yang berupa: silabus, analisis materi pelajaran, program tahunan, program semester, dan rencana pelaksanaan pembelajaran. Pembuatan program pembelajaran disusun secara bersama-sama melalui pertemuan Musyawarah Guru Mata Pelajaran yang ada di lingkungan sekolah yang selanjutnya dimantapkan melalui pertemuan Musyawarah Guru Mata Pelajaran tingkat Kabupaten. Selanjutnya perangkat mengajar diserahkan kepada wakil kepala sekolah bidang kurikulum untuk dikoreksi dan ditanda tangani oleh kepala sekolah. Pada saat mengajar, para guru selalu membawa perangkat pembelajaran dengan maksud agar proses belajar mengajar berjalan dengan terarah, dan tujuan yang dirumuskan dalam program bisa tercapai 2) Pembinaan kerjasama dengan siswa, orang tua siswa maupun instansi lain. Guru selain menjadi seorang pengajar juga harus dapat menjadi rekan untuk siswa –siswanya. Guru harus menjadikan siswa bukan sebagai objek belajar namun juga dijadikan subjek belajar sehingga peran siswa lebih dominan dalam usaha menguasai materi. Di samping itu perlu adanya kerja sama yang baik antara guru dengan siswa agar kegiatan belajar mengajar berjalan dengan baik dan mencapai tujuan. Dalam menjalin kerjasama dengan siswa, strategi yang diterapkan bisa melalui: a) menjalin hubungan baik dengan siswa; b) berusaha memahami latar belakang siswa; c) penguasaan materi dan cara penyajiannya menarik; d) penggunaan model mengajar yang bervariasi dan e) memberi pembinaan khusus bagi siswa bermasalah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
Pengembangan sekolah memiliki arti tersendiri bagi sekolah sehingga sekolah tidak hanya menjalin kerjasama dengan siswa saja, tetapi sekolah juga menjalin kerjasama dengan orang tua/wali, perguruan tinggi, instansi pemerintah dan alumni. Adapun bentuk kerjasamanya adalah sebagai berikut: pengadaan sarana dan fasilitas sekolah, rekrutmen calon mahasiswa, penyaluran bakat dan minat siswa melalui kegiatan ektrakurikuler dan pengadaan pembina ekstra kurikuler. Kerjasama dalam hal ini, tidak hanya dilakukan melalui kegiatan pembelajaran di kelas saja, melainkan melalui kegiatan sekolah secara keseluruhan yang mengarah pada upaya peningkatan prestasi belajar siswa. 3) Pemberian motivasi belajar terhadap siswa Pemberian motivasi terhadap siswa adalah sebagai berikut: a) khususnya siswa kelas tiga selalu diberi latihan-latihan soal; b) pemberian tugas untuk praktek lapangan; c) mengikutsertakan siswa dalam kegiatan ilmiah; d) mengkomunikasikan hasil belajar siswa melalui papan pengumuman maupun melalui pertemuan dengan orang tua; e) pemberian reinforcement; f) penggunaan media dalam pembelajaran dan g) pemberian layanan bimbingan. 4) Penciptaan situasi dan kondisi pembelajaran yang kondusif dan terkendali Agar pelaksanaan pembelajaran di kelas berlangsung dengan lancar dan efektif, maka pihak sekolah dalam hal ini kepala sekolah, staf dan guru melakukan upaya berupa: a) petugas tata tertib selalu mengantisipasi berkeliling di lingkungan sekolah untuk mengontrol tempat-tempat yang rawan; b) waka kesiswaan mengadakan razia di dalam kelas dengan dibantu petugas tata tertib dan guru pembimbing; c) dalam mengajar guru berusaha memahami
karakter
siswa;
d)
guru
berusaha
menciptakan
suasana
pembelajaran yang demokratis; e) guru memberi kesempatan siswa untuk bertanya tentang kesulitan pelajaran atau masalah lainnya, dan
f) guru
berusaha menciptakan kemudahan siswa dalam mempelajari pelajaran yang dianggap sulit. Dengan strategi seperti diatas, maka iklim di lingkungan SMA Negeri 2 Sukoharjo, memungkinkan terciptanya lingkungan belajar yang kondusif sehingga siswa merasa senang dan betah berada di sekolah selama
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
jam efektif kegiatan belajar mengajar, bahkan hingga sore hari untuk mengikuti kegiatan tambahan. 5) Meningkatkan kedisiplinan seluruh warga sekolah Strategi untuk meningkatkan disiplin, sebagai berikut: a) sekolah memiliki sistem pengendalian ketertiban yang dikelola dengan baik; b) adanya keteladanan disiplin dalam sikap dan prilaku mulai dari pimpinan sekolah, guru dan karyawan; c) mewajibkan siswa baru untuk mengikuti ekstrakurikuler Pramuka; d) pada awal masuk sekolah guru bersama siswa membuat kesepakatan tentang aturan kelas; e) memperkecil kesempatan siswa untuk ijin meninggalkan kelas; f) adanya hukuman bagi siswa yang datang terlambat di sekolah dan g)
mewajibkan siswa berseragam sesuai dengan hari
pemakaiannya. Dengan strategi tersebut disiplin siswa bisa terpelihara dengan baik, suasana lingkungan belajar aman dan terkendali sehingga siswa bisa mencapai prestasi belajar yang optimal. 6) Pelaksanaan evaluasi proses belajar mengajar Evaluasi dalam pembelajaran di SMA Negeri 2 Sukoharjo ada dua macam yaitu: a) penilaian terhadap hasil belajar siswa; b) penilaian terhadap proses pengajaran. Penilaian terhadap hasil belajar siswa baik dari ulangan harian, ulangan semester, Ujian Akhir Sekolah dan Ujian Akhir Nasional. Sedangkan
penilaian
terhadap
proses
pengajaran,
berdasarkan
hasil
wawancara, observasi peneliti dan supervisi kepala sekolah, bahwa kompetensi guru dalam pembelajaran di kelas sudah bagus sekali, bahkan guru senior selalu menularkan etos kerja yang bagus, baik dalam melaksanakan tugas mengajarnya, tugas mengadministrasi hasil mengajar, maupun tugas tambahan dari sekolah. c. Faktor- Faktor yang Memengaruhi Prestasi Belajar 1) Faktor Internal Faktor internal adalah faktor yang berasal dari siswa. Faktor ini antara lain sbagai berikut: a) Kecerdasan (Intelegensi)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
Kecerdasan adalah kemampuan belajar yang disertai kecakapan untuk menyesuaikan diri dengan keadaan yang dihadapinya. Kemampuan ini sangat ditentukan oleh tinggi atau rendahnya intelegensi yang normal selalu menunjukkan kecakapan sesuai dengan tingkat perkembangan sebaya. Adakalanya perkembangan ini ditandai oleh kemajuan - kemajuan yang berbeda antara satu anak dengan anak lainnya. Sehingga anak pada usia tertentu sudah memiliki tingkat kecerdasan lebih tinggi dibandingkan kawan sebayanya. Oleh karena itu, jelas bahwa faktor intelegensi merupakan suatu hal yang tidak diabaikan dalam kegiatan belajar mengajar. Menurut Muhibbin Syah (dalam Hamdani, 2011:139) berpendapat bahwa “Intelegensi adalah semakin tinggi tingkat intelegensi seorang siswa, semakin besar peluangnya untuk meraih sukses”. b) Faktor Jasmaniah atau Faktor Fisiologis Kondisi
jasmaniah
atau
fisiologis
pada
umumnya
sangat
berpengaruh terhadap kemampuan belajar seorang siswa. Uzer dan Lilis dalam Hamdani (2011:140) mengatakan bahwa faktor jasmaniah yaitu panca indra yang tidak berfungsi sebagaimana mestinya, seperti sakit, cacat tubuh, atau perkembangan yang tidak sempurna. c) Sikap Sikap yaitu kecenderungan untuk mereaksi terhadap suatu hal, orang, atau benda dengan suka, tidak suka, atau acuh tak acuh. Sikap seseorang dapat dipengaruhi oleh faktor pengetahuan, kebiasaan, dan keyakinan. d) Minat Minat memiliki peranan yang sangat penting dalam proses dan prestasi belajar. Minat adalah kecenderungan yang tetap untuk memperhatikan dan mengenang beberapa kegiatan. Kegiatan yang diminati siswa, diperhatikan terus-menerus yang disertai rasa senang dan diperoleh rasa kepuasan. Lebih lanjut dijelaskan minat adalah suatu rasa suka dan ketertarikan pada suatu hal atau aktivitas, tanpa ada yang menyuruh. Minat berperan sangat penting dalam kehidupan peserta didik
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
dan mempunyai dampak yang besar terhadap sikap dan perilaku. Siswa yang berminat terhadap kegiatan belajar akan berusaha lebih keras dibandingkan siswa yang kurang berminat. e) Bakat Menurut Muhibbin Syah (1999) dalam Hamdani (2011:141) menyatakan bahwa “Bakat diartikan sebagai kemampuan individu untuk melakukan tugas tanpa banyak tergantung pada upaya pendidikan dan latihan”. f) Motivasi Hamdani (2011:142) menyatakan bahwa “Motivasi adalah segala sesuatu yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu”. Motivasi dapat menentukan baik tidaknya dalam mencapai tujuan sehingga semakin besar kesuksesan belajarnya. Motovasi dalam belajar adalah faktor penting karena hal tersebut merupakan keadaan yang mendorong keadaan siswa untuk melakukan belajar. 2) Faktor Eksternal Faktor eksternal terdiri atas dua macam yaitu lingkungan sosial dan lingkungan non sosial. Pengaruh lingkungan pada umumnya bersifat positif dan tidak memberikan paksaan kepada individu. Faktor ekstern yang memengaruhi belajar adalah: a) keadaan keluarga; b) keadaan sekolah; c) lingkungan masyarakat. Keadaan
keluarga
merupakan
lingkungan
terkecil
dalam
masyarakat. Keluarga adalah lembaga pendidikan pertama dan utama. Oleh karena itu, orang tua hendaknya menyadari bahwa pendidikan dimulai dari keluarga. Adapun sekolah menjadi pendidikan lanjutan. Sebagai pendidikan yang pertama dan utama orang tua harus dapat mendidik, dan membimbing anak-anaknya dalam menentukan masa depan. Keadaan sekolah merupakan lembaga pendidikan formal pertama yang sangat penting dalam menentukan keberhasilan belajar siswa. Oleh karena itu, lingkungan sekolah yang baik dapat mendorong siswa untuk belajar lebih giat. Keadaan sekolah ini meliputi cara penyajian pelajaran, hubungan guru dengan siswa, alat - alat
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
pelajaran, dan kurikulum. Hubungan antara guru dan siswa yang kurang baik akan memengaruhi hasil-hasil belajar. Di sampai orangtua, lingkungan juga merupakan salah satu faktor yang berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa dalam proses pelaksanaan pendidikan. Lingkungan alam sekitar sangat berpengaruh terhadap perkembangan pribadi anak sebab dalam kehidupan sehari-hari anak akan lebih banyak bergaul dengan lingkungan tempat ia berada. Lingkungan dapat membentuk kepribadian anak karena dalam pergaulan sehari-hari, seorang anak akan selalu menyesuaikan dirinya dengan kebiasaankebiasaan lingkungannya. Oleh karena itu, apabila seorang siswa bertempat tinggal di suatu lingkungan temannya yang rajin belajar, kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya sehingga sehingga ia akan turut belajar sebagaimana temannya. Pendidikan dasar yang menjadi landasan bagi pengembangan pendidikan di tingkat selanjutnya harus mampu mengembangkan potensi diri siswa dan sikap serta kemampuan dasar yang diperlukan siswa untuk hidup dalam masyarakat, baik dari sisi ilmu pengetahuan, teknologi, sosial, maupun budaya, di tingkat lokal maupun global. d. Mata Pelajaran Akuntansi Salah satu definisi akuntansi yang paling relevan adalah menurut American Accounting Assosiation “Akuntansi adalah suatu proses pengidentifikasian (pengkajian), pengukuran dan pengkomunikasian informasi ekonomi untuk membantu para pemakai informasi dalam membuat pendapat-pendapat dan keputusan-keputusan”. (Terjemahan definisi akuntansi dari A Statement of Basic Accounting Theory, American Accounting Assosiation). Ditinjau dari segi rangkaian prosedur, akuntansi didefinisikan sebagai suatu teknik atau seni (art) untuk mencatat, menggolongkan, dan menyimpulkan transaksi-transaksi atau kejadian-kejadian yang mempunyai sifat keuangan dalam nilai mata uang serta menganalisis hasil dari teknik tersebut. Pada kelas XI IPS semester genap ini mata pelajaran akuntansi yang diajarkan adalah seputar akuntansi perusahaan jasa. Perusahaan jasa merupakan perusahaan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
yang kegiatannya menjual jasa kepada masyarakat yang membutuhkannya. Contohnya: jasa komunikasi, jasa perbengkelan, jasa persewaan, jasa konsultan keuangan, jasa transpostasi, dan sebagainya. Dalam penelitian ini materi yang menjadi objek penelitian adalah mengenai penyusunan kertas kerja dan laporan keuangan berdasarkan kertas kerja. 1) Kertas Kerja Kertas kerja adalah alat bantu untuk mempermudah dalam penyusunan laporan keuangan setiap akhir periode tertentu. Fungsi kertas kerja antara lain : 1. Kertas kerja mempermudah penyusunan laporan keuangan. 2. Untuk menghindarkan kesalahan dalam membuat laporan keuangan. 3. Untuk memeriksa ketepatan perhitungan yang dilakukan. Ada beberapa bentuk kertas kerja yaitu : a) Kertas Kerja 6 Kolom Nama Perusahaan Kertas Kerja Periode…. No
Nama Akun
Neraca Sisa D
Rugi/Laba
K
D
K
Neraca D
K
b) Kertas Kerja 8 Kolom Nama Perusahaan Kertas Kerja Periode…. No
Nama Akun
Neraca Sisa D
K
AJP D
Rugi/Laba K
D
Neraca
K
D
K
c) Kertas Kerja 10 Kolom No
Nama Akun
Neraca Sisa D
K
AJP D
commit to user
NSD K
D
K
Rugi/Laba
Neraca
D
D
K
K
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
2) Laporan Keuangan Laporan keuangan adalah laporan yang berisi informasi tentang kondisi keuangan dari hasil operasi perusahaan pada periode tertentu. Menurut Standar Akuntansi Keuangan (SAK), laporan keuangan meliputi laporan laba rugi, laporan perubahan ekuitas, neraca, laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan. Untuk laporan arus kas dan catatan atas laporan keuangan tidak dibahas di SMA. 1. Laporan Laba Rugi Laporan laba rugi adalah ringkasan pendapatan dan beban suatu perusahaan dalam jangka waktu tertentu. Laporan laba rugi menggambarkan hasil usaha selama
satu periode.
Hasil operasi perusahaan dapat diukur
dengan
membandingkan antara pendapatan perusahaan dan beban yang dikeluarkan perusahaan. Jika pendapatan lebih besar dari beban, maka perusahaan mendapatkan laba. Sebaliknya, jika pendapatan lebih kecil dari beban, maka perusahaan rugi. Ada dua bentuk laporan laba rugi, yaitu: a. Bentuk Single Step (Bentuk Langsung) Yaitu semua pendapatan dikelompokkan di bagian atas dan dijumlahkan, kemudian semua beban dikelompokkan tersendiri di bagian bawah dan dijumlahkan. Jumlah pendapatan dikurangi jumlah beban, dan selisihnya merupakan laba bersih atau rugi bersih. Dekorasi Putri Laporan Laba Rugi Periode yang berakhir 31 Desember 2005 Pendapatan:
Pendapatan jasa Pendapatan bunga Jumlah pendapatan
xxx xxx
+ xxx
Beban:
Beban sewa xxx Beban iklan xxx Beban gaji xxx Beban lain-lain xxx Beban bunga xxx + Jumlah beban Laba / rugi bersih Gambar 2.1 Laporan Laba Rugi (Single Step)
commit to user
(xxx) xxx
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
b. Bentuk Multiple Step (Bentuk Bertahap) Yaitu pendapatan dan beban dibedakan menjadi operasional dan nonoperasional. Pendapatan dan beban operasional disajikan pertama, pendapatan dan beban non-operasional disajikan kemudian. Dekorasi Putri Laporan Laba Rugi Periode yang berakhir 31 Desember 2005 Pendapatan Operasional: Pendapatan jasa Beban Operasional: Beban sewa Beban iklan Beban gaji Beban operasional Laba operasional
xxx xxx xxx xxx xxx xxx
Pendapatan Non-Operasional: Pendapatan bunga xxx Beban Non-Operasional: Beban bunga xxx Laba non-operasional Laba / rugi bersih Gambar 2.2 Laporan Laba Rugi (Multiple Step)
xxx + xxx
2. Laporan Perubahan Ekuitas Laporan perubahan ekuitas adalah ringkasan tentang perubahan ekuitas yang terjadi dalam suatu periode tertentu. Laporan perubahan ekuitas memberi informasi mengenai penambahan atau pengurangan ekuitas selama periode tertentu. Bentuk laporan perubahan ekuitas adalah sebagai berikut: Dekorasi Putri Laporan Perubahan Ekuitas Periode yang berakhir 31 Desember 2005 Ekuitas awal Laba / Rugi bersih Prive
xxx xxx xxx xxx
Ekuitas akhir
xxx
Gambar 2.3 Laporan Perubahan Ekuitas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
3. Neraca Neraca adalah suatu daftar aktiva, kewajiban, dan ekuitas perusahaan pada periode tertentu. Ada dua bentuk neraca, yaitu a. Bentuk Akun (Skontro) Aktiva diletakkan di sebelah kiri, sedangkan kewajiban dan ekuitas di sebelah kanan. Dekorasi Putri Neraca Per 31 Desember 2005 Aktiva Aktiva Lancar: Kas
Kewajiban & Ekuitas: Kewajiban Jk Pendek: Utang usaha
xxx
Piutang Perlengkapan Asuransi dibayar dimuka Jumlah AL Aktiva Tetap: Peralatan
xxx xxx
Utang gaji xxx Jumlah kew jk pendek
Jumlah AT
xxx
Kewajiban Jk Panjang: Utang bank xxx Jumlah kew jk panjang Jumlah kewajiban
xxx xxx
xxx xxx
Jumlah Aktiva
xxx
xxx
xxx
Akm penys peralatan
xxx
xxx
Ekuitas: Ekuitas Putri Jumlah Kewajiban & Ekuitas
xxx xxx
Gambar 2.4 Neraca (Scontro) b. Bentuk Laporan (Stafel) Aktiva diletakkan di atas (pertama), sedangkan kewajiban dan ekuitas di bawah aktiva. Dekorasi Putri Neraca Per 31 Desember 2005 Aktiva Aktiva Lancar: Kas Piutang Perlengkapan
xxx xxx xxx
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
Asuransi dibayar dimuka Jumlah AL
xxx
-
xxx
Aktiva Tetap: Peralatan xxx Akm penys peralatan xxx Jumlah AT Jumlah Aktiva Kewajiban & Ekuitas: Kewajiban Jk Pendek: Utang usaha xxx Utang gaji xxx Jumlah kew jk pendek Kewajiban Jk Panjang: Utang bank Jumlah kew jk panjang Jumlah kewajiban Ekuitas: Ekuitas Indah Jumlah Kewajiban & Ekuitas Gambar 2.5 Neraca (Stafel)
xxx xxx
+ xxx
xxx xxx
+
xxx
+
xxx
B. Hasil Penelitian Yang Relevan Wahyu Eko Aji Prastowo (2009) dalam penelitiannya yang berjudul “Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Think Pair Share Untuk Meningkatkan Hasil Belajar Ekonomi Materi Laporan Keuangan Perusahaan Dagang Kelas XII Ips-1 SMA Negeri 3 Semarang Tahun 2009-2010”. Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang bertujuan untuk meningkatkan prestasi hasil belajar siswa dalam mata pelajaran ekonomi. Berdasarkan hasil penelitian, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran ekonomi yang dilaksanakan dengan Think Pair Share Cooperative Methode sangat positif. Hasil belajar mengalami peningkatan nilai yang rata-rata pretest 67,89, sedangkan posttest siklus 1 72,30. Selanjutnya posttest siklus 2 di peroleh 83,43. Ada beberapa hambatan yang ditemui yaitu rasa percaya diri siswa rendah dalam berpendapat lisan, untuk mengatasi hal tersebut guru harus memberi dorongan dan motivasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
Umi Chotimah (2007) dalam penelitiannya yang berjudul “Peningkatan Keaktifan dan Prestasi Belajar Mahasiswa Melalui Implementasi Model Cooperative Learning”. Berdasarkan hasil penelitian ini bahwa Model Cooperative Learning tipe Think Pair Share dapat meningkatkan keaktifan dan prestasi mahasiswa program studi PPKn, pada siklus I sebesar 29,7% dan pada siklus kedua meningkat menjadi 50%. Septriana dan Handoyo (2006) dalam penelitiannya yang berjudul “Penerapan Think Pair Share (TPS) dalam Pembelajaran Kooperatif untuk Meningkatkan Prestasi Belajar Geografi” menyatakan bahwa penerapan model TPS dapat meningkatkan prestasi belajar yang menggalakkan kegiatan berpikir siswa dan meningkatkan banyaknya informasi yang dapat diingat oleh siswa.
C. Kerangka Berpikir Kerangka berpikir pada dasarnya merupakan arahan penalaran, untuk dapat sampai pada penemuan jawaban sementara atas masalah yang dirumuskan. Kerangka berpikir berguna untuk mewadahi teori-teori yang seperti terlepas satu sama lain menjadi satu rangkaian yang utuh mengarah pada penemuan jawaban sementara. Seorang pengajar dalam mengajarkan materi pelajaran haruslah mampu menerapkan model pembelajaran yang tepat karena penggunaan model pembelajaran yang tepat dapat mempengaruhi prestasi belajar siswa. Oleh karena itu, guru harus cermat dalam memilih metode pembelajaran dan harus disesuaikan dengan materi, tujuan pembelajarannya, waktu yang tersedia, serta situasi dan kondisi yang memudahkan siswa dalam menerima materi pelajaran yang disampaikan oleh guru. Dalam TPS, siswa akan lebih mudah menyelesaikan kesulitan yang dialami melalui diskusi dengan teman sekelompoknya. Hal tersebut dikarenakan metode TPS ini menekankan pada kemampuan bekerjasama kelompok dan saling membantu. Model pembelajaran yang digunakan di SMA Negeri 2 Sukoharjo saat ini semakin lama dirasakan kurang memotivasi siswa dalam pembelajaran sehingga
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi pelajaran, dan justru membuat suasana kelas menjadi kurang kondusif. Akibatnya para siswa kurang tertarik untuk mengikuti proses pembelajaran sehingga pemahaman materi akuntansi masih lemah. Permasalahan kesulitan atau masih lemahnya dalam pemahaman materi ini ditunjukan pula dengan hasil belajar yang belum maksimal. Pada proses pembelajaran, jika penguasaan konsep mengalami kendala maka perlu dicari solusi untuk mengatasi permasalahan tersebut. Salah satu pemecahannya adalah dengan penggunaan model pembelajaran baru yang dapat menarik perhatian siswa dengan mencoba menggabungkan kemampuan personal siswa dalam suatu kelompok belajar atau yang biasa disebut pembelajaran kooperatif (kerjasama atau gotong royong) dimana semua anggota kelompok ikut bertanggung jawab atas tugas-tugas yang diberikan. Dengan cara ini diharapkan kesulitan yang dialami siswa pada proses pembelajaran dapat didiskusikan dengan teman-temannya dalam satu kelompok tetapi masih dalam bimbingan guru. Berdasarkan pernyataan tersebut dan juga didasarkan pada observasi awal di lapangan yang menunjukkan bahwa kurangnya pemahaman materi oleh siswa terhadap suatu materi menyebabkan kecenderungan siswa menjadi tidak aktif. Hal ini juga berdampak pada nilai yang diperoleh siswa masih berada di bawah batas ketuntasan yaitu 70. Maka, perlu adanya perbaikan pembelajaran untuk meningkatkan pemahaman materi yaitu dengan menggunakan metode pembelajaran TPS. Dari penggunaan metode ini diharapkan dihasilkan keluaran (output) siswa yang memiliki pemahaman materi yang lebih kuat dan partisipasi keaktifannya sehingga juga dapat meningkatkan prestasi belajarnya
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
Dari pemikiran di atas, dapat digambarkan kerangka pemikiran sebagai berikut:
Kondisi Awal
Tindakan
Kondisi Akhir
Proses kegiatan mengajar: guru menggunakan metode konvensional
Siswa kurang antusias dan kurang aktif selama pembelajaran
Guru menerapkan model pembelajaran kooperatif dengan tipe Think Pair Share
Siswa antusias dan lebih aktif selama pembelajaran
Guru melakukan refleksi pada siklus I, kemudian melanjutkan perbaikan pada siklus II
Siswa lebih aktif dan penguasaan konsep meningkat dibanding siklus I
Gambar 2.6. Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas
D. Hipotesis Hipotesis merupakan suatu jawaban sementara tentang suatu permasalahan penelitian, yang masih harus diuji kebenarannya sampai terbukti melalui data yang terkumpul. Berdasarkan landasan teori yang mencakup tinjauan pustaka, hasil penelitian yang relevan, dan kerangka berpikir maka rumusan hipotesis dalam penelitian ini adalah sebagai berikut : ”Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) dapat meningkatkan prestasi belajar akuntansi siswa kelas XI IPS4 SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun Ajaran 2011/2012”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian 1. Tempat Penelitian Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 2 Sukoharjo. Sekolah ini berlokasi di Jalan Raya Sala-Kartasura, Mendungan, Pabelan, Kartasura, Sukoharjo. SMA Negeri 2 Sukoharjo dipimpin oleh Bapak Drs. Bambang Suryono, Dipl.Ed. Subyek dalam penelitian ini adalah siswa kelas XI IPS SMA Negeri 2 Sukoharjo dengan jumlah siswa siswa. Alasan pemilihan sekolah ini sebagai tempat penelitian adalah : a. Hasil belajar akuntansi masih belum optimal dan guru menggunakan model pembelajaran konvensional dalam kegiatan belajar mengajar sehingga para siswa kurang tertarik dalam mengikuti pembelajaran akuntansi akibatnya mereka tidak menguasai materi akuntansi dan hasil belajar akuntansi belum memenuhi KKM yang ditentukan yaitu 70. b. Lokasi sekolah termasuk strategis dan dekat dengan jangkauan penulis, sehingga dapat memudahkan penulis dalam mobilitas, komunikasi, dan transportasi. Dengan demikian, penulis dapat mengatur biaya dan waktu yang dibutuhkan dalam penelitian agar lebih efisien. c. Sekolah tersebut bersedia dan mau memberikan ijin bagi penulis untuk menjadi lokasi penelitian dan diharapkan juga memberikan kontribusi manfaat bagi sekolah tersebut. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara kolaborasi dengan guru mata pelajaran akuntansi yaitu S. Hardjono, S.Pd, M.Pd, yang membantu dalam pelaksanaan observasi dan refleksi selama penelitian berlangsung, sehingga secara tidak langsung kegiatan penelitian dapat terarah serta menjaga kevalidan data hasil penelitian. 2. Waktu Penelitian Penulis merencanakan pelaksanaan penelitian dari bulan Januari 2011 sampai Mei 2011, sedangkan pelaksanaan penelitian dari bulan Februari 2011 sampai Maret
28 to user commit
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
2011. Waktu ini meliputi kegiatan persiapan sampai penyusunan laporan penelitian, dengan jadwal sebagai berikut: Tabel 3.1. Jadwal Pelaksanaan Kegiatan Dalam Penelitian Jenis Kegiatan Januari Februari 1. Persiapan Penelitian a. Koordinasi peneliti dengan kepala sekolah b. Diskusi dengan guru untuk mengidentifikasi masalah c. Menyusun proposal penelitian d.Perijinan 2. Pelaksanaan Tindakan a. Siklus I - perencanaan - pelaksanaan tindakan - observasi - refleksi b. Siklus II - perencanaan - pelaksanaan tindakan - observasi - refleksi 3. Analisis Data dan Pelaporan a. Analisis data (hasil tindakan 2 siklus) b. Menyusun Laporan/Skripsi c. Ujian dan revisi d. Penggandaan dan pengumpulan laporan
Maret April Mei Juni
B. Subyek Penelitian Penelitian ini difokuskan pada kelas XI IPS bidang akuntansi. Ada 4 kelas di XI IPS yaitu XI IPS 1 sampai 4. Keempat kelas tersebut ditemukan permasalahan yang sama yaitu kurang memahami khususnya materi akuntansi. Pada penelitian ini peneliti mengambil salah satu yaitu kelas XI IPS 4 SMA N 2 Sukoharjo tahun ajaran 2011/2012 dengan jumlah 39 siswa. Sebagian siswa berasal dari keluarga yang kurang mampu, sehingga kebanyakan siswa setelah pulang sekolah siswa harus membantu keluarganya untuk mencukupi kebutuhan keluarga.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
C. Data dan Sumber Data Data dan sumber data merupakan jenis yang berbeda. Jenis data menunjuk data apa saja yang menjadi fokus penelitian, sedangkan sumber data menunjuk dari mana saja data itu diperoleh. Dalam memilih sumber data, peneliti harus benar-benar berpikir mengenai kelengkapan informasi yang akan dikumpulkan dan juga validitasnya. Sumber data dalam penelitian ini, antara lain: 1. Informan. Dalam penelitian tindakan kelas ini yang menjadi informan adalah guru mata pelajaran akuntansi kelas XI IPS 4 yaitu yaitu Bapak S. Hardjono, M.Pd. 2. Tempat atau Lokasi. Tempat atau lokasi dalam penelitian ini adalah sekolah ruang XI IPS 4 SMA Negeri 2 Sukoharjo. 3. Pengamatan peristiwa Melalui pengamatan dari peristiwa atau aktivitas, peneliti bisa mengetahui tentang proses bagaimana sesuatu terjadi secara langsung. Peristiwa dalam penelitian ini adalah proses kegiatan belajar mengajar mata pelajaran akuntansi. 4. Dokumen. Dokumen atau arsip sebagai sumber data yang penting artinya dalam penelitian tindakan kelas. Dokumen dan arsip dapat menjadi sumber data yang membantu peneliti dalam mengumpulkan data penelitian yang ada kaitannya dengan permasalahan dalam penelitian tindakan kelas ini, yaitu: silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP), dan hasil pekerjaan siswa dalam hal ini siswa XI IPS 4 SMA Negeri 2 Sukoharjo. D. Pengumpulan Data Dalam proses pemecahan masalah, peneliti memerlukan data yang relevan. Untuk mendapatkan data-data yang relevan maka diperlukan teknik pengumpulan data yang valid dan dapat dipercaya. Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, antara lain dengan menggunakan: 1. Observasi Observasi merupakan upaya pengumpulan data dengan cara mengamati pelaksanaan tindakan dan hasil tindakan. Observasi yang dilakukan dengan cara
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
mengamati, mengidentifikasi, dan mencatat semua kegiatan dalam proses pembelajaran. 2. Dokumentasi Dokumentasi merupakan kegiatan mencari data mengenai hal-hal yang berhubungan dengan proses penlitian yang nantinya digunakan dalam penyusunan laporan. Dokumentasi dalam penelitian ini meliputi dokumen mengenai keadaan sekolah secara umum, data siswa, rencana pelaksanaan pembelajaran, lembar penilaian kelompok serta hasil evaluasi dari setiap siklus. Peneliti juga mengambil gambar atau foto dari berlangsungnya kegiatan penelitian (proses kegiatan pembelajaran di kelas). 3. Tes Tes merupakan pengumpulan data yang dilakukan pada akhir penyajian bahan ajar. Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh hasil belajar yang diperoleh siswa setelah kegiatan pemberian tindakan apakah sudah memenuhi target yang sudah ditentukan atau belum.
E. Uji Validitas Data Validitas merupakan jaminan terhadap simpulan dan tafsir makna sebagai hasil penelitian agar dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya. Dalam penelitian ini teknik pemeriksaan data digunakan teknik triangulasi. Menurut Lexy J Moleong (2001:178) “Triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu”. Dengan kata lain, untuk menarik kesimpulan diperlukan tidak hanya dari satu cara pandang saja. Di dalam triangulasi megarahkan peneliti agar dalam pengumpulan data, peneliti wajib menggunakan beranekaragam sumber data yang diperlukan atau tersedia. Artinya data yang sejenis atau sama akan lebih mantap dan dipertanggungjawabkan kebenarannya bila digali atau diperoleh data sumber yang berbeda. F. Analisis Data Setelah data-data yang diperlukan sudah terkumpul, selanjutnya adalah membaca dan menganalisis data. Analisis data merupakan proses dalam penelitian
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
yang penting. Dengan menganalisis data, peneliti dapat mendeskripsikan , menarik kesimpulan, dan membuktikan teori atau hipotesis yang ada. Data yang sudah terkumpul diklasifikasikan kemudian dianalisis secara deskriptif kualitatif yang pada akhirnya ditarik kesimpulan sebagai akhir proses penelitian. Adapun dalam proses analisis data menggunakan metode HB. Sutopo (2002:87), yaitu : 1. Reduksi data Reduksi data merupakan komponen pertama dalam analisis yang merupakan proses seleksi, pemfokusan, penyederhanaan, dan abstraksi data dari fieldnote. Proses ini berlangsung selama proses penelitian berlangsung dengan membuat ringkasan dari catatan yang diperoleh dari lapangan. Dalam menyusun reduksi datanya, peneliti membuat catatan-catatan yang diperoleh dalam kegiatan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share untuk meningkatkan prestasi belajar siswa mata pelajaran akuntansi. 2. Sajian Data Sajian data merupakan deskripsi mengenai kondisi yang rinci untuk menceritakan dan menjawab setiap permasalahan yang ada dalam bentuk narasi untuk mempermudah penarikan kesimpulan, pengambilan verifikasi atau bisa melengkapi data yang masih kurang melalui pengumpulan data tambahan. 3. Penarikan Kesimpulan Kesimpulan diambil pada pengambilan data terakhir dan diverifikasi agar cukup mantap serta benar-benar bisa dipertanggungjawabkan. Sebenarnya makna data harus diuji kebenarannya/ validitasnya agar kesimpulan penelitian lebih mantap dan lebih bisa dipercaya.
G. Indikator Kinerja Penelitian Dalam kegiatan penelitian pasti memiliki tujuan yang hendak dicapai. Untuk merumuskan ketercapaian tujuan perlu dirumuskan indikator keberhasilan tindakan yang disusun secara realistik (mempertimbangkan kondisi sebelum diberikan tindakan dan jumlah siklus tindakan yang akan dilakukan) dan dapat diukur. Pada penelitian ini, peneliti menetapkan indikator kinerja penelitian sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
Tabel 3.2 Indikator Kinerja Penelitian Indikator/aspek yang diukur Keaktifan dalam mengajukan pertanyaan atau ide dalam diskusi
Persentase Siswa yang ditargetkan 75%
Keaktifan dalam menjawab pertanyaan dalam diskusi
75%
Kemandirian siswa dalam mengerjakan soal evaluasi
75%
Ketuntasan prestasi belajar (KKM 70)
80%
Cara mengukur Diamati saat pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi dan dihitung dari jumlah siswa yang aktif dalam mengajukan pertanyaan atu ide. Diamati saat pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi dan dihitung dari jumlah siswa yang aktif dalam menjawab pertanyaan dalam diskusi. Diamati saat pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi dan dihitung dari jumlah siswa yang mengerjakan soal secara mandiri. Dihitung dari jumlah siswa yang mendapat nilai 70 ke atas. Siswa yang mendapat nilai 70 ke atas dianggap telah mencapai ketuntasan belajar.
H. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian adalah langkah-langkah rinci yang dilakukan untuk malaksanakan kegiatan penelitian dari awal penelitian sampai akhir penelitian secara rinci. Hal ini dimaksudkan agar kegiatan penelitian berjalan teratur dan hasil penelitian dapat dipertanggungjawabkan. Indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah meningkatkan prestasi belajar dalam pembelajaran akuntansi pada siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 2 Sukoharjo melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share). Setiap tindakan upaya peningkatan indikator tersebut dirancang dalam satu unit sebagai satu siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: 1) Perencanaan Tindakan, 2) Pelaksanaan Tindakan, 3) Observasi/Pengamatan, 4) Refleksi untuk perencanaan siklus berikutnya. Menurut Suharsimi Arikunto
(2006:16) dalam Suyadi (2011:50)
menggambarkan keempat langkah dalam PTK sebagai berikut :
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
Perencanaan I Refleksi
SIKLUS I
Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan II Refleksi
SIKLUS II
Pelaksanaan
Pengamatan
? Gambar 3.1. Siklus Penelitian Tindakan Kelas (Suharsimi Arikunto, Suhardjono, dan Supardi, 2007:16) Dalam penelitian ini direncanakan dalam dua siklus. Kedua siklus tersebut dijelaskan sebagai berikut : 1. Rancangan Siklus I a. Tahap Perencanaan Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap perencanaan antara lain: 1) Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa. 2) Membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang mengarah pada pembelajaran kooperatif tipe TPS dan membuat lembar observasi. 3) Menyusun skenario pembelajaran sebagai berikut: a) Guru menciptakan suasana kondusif kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran dan pengetahuan awal mengenai kertas kerja kepada siswa. b) Guru membagi materi kertas kerja kepada kelompok-kelompok yang dibagi secara heterogen berdasarkan nilai yang telah ditentukan oleh guru. c) Siswa dalam setiap kelompok saling bekerja sama, saling membaca, saling memahami dan menemukan ide pokok dan memberikan tanggapan atau pemecahan soal yang ada dan ditulis pada lembar kertas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
d) Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok, kemudian guru dan siswa membuat kesimpulan bersama. 4) Menyusun instrumen untuk melakukan evaluasi berupa soal tes tertulis. 5) Menetapkan indikator ketercapaian. b. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan tahap perencanaan dan skenario pembelajaran, yang dilakukan bersamaan dengan observasi terhadap dampak tindakan. c. Tahap Observasi Tahap ini dilakukan dengan mengamati pelaksanaan proses belajar mengajar terutama dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan mengamati kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar yang diamati langsung oleh peneliti dengan bantuan guru mitra. d. Tahap Refleksi Dalam tahap ini dilakukan analisis terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan hasil belajar. Data yang sudah diperoleh selanjutnya digunakan untuk menjadi bahan refleksi bagi peneliti untuk memperbaiki proses pembelajaran siklus selanjutnya. 2. Rancangan Siklus II Berbagai tahap dan kegiatan pada siklus II pada dasarnya sama dengan siklus I, hanya saja tindakan yang dilakukan berbeda. Tindakan pada siklus II ini ditentukan berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan siklus I. Pada siklus ini materi yang akan dipelajari adalah mengenai laporan keuangan berdasarkan kertas kerja. a. Tahap Perencanaan Kegiatan yang dilaksanakan pada tahap perencanaan antara lain: 1) Peneliti melakukan analisis kurikulum untuk menentukan standar kompetensi dan kompetensi dasar yang akan disampaikan kepada siswa. 2) Membuat rancangan pelaksanaan pembelajaran (RPP) yang mengarah pada pembelajaran kooperatif tipe TPS dan membuat lembar observasi. 3) Menyusun skenario pembelajaran sebagai berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
a) Guru menciptakan suasana kondusif kemudian menyampaikan tujuan pembelajaran dan pengetahuan awal mengenai laporan keuangan berdasarkan kertas kerja kepada siswa. b) Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok-kelompok yang dibagi secara heterogen yang terdiri dari 2 siswa. c) Siswa dalam setiap kelompok saling bekerja sama, saling membaca, saling memahami dan menemukan ide pokok dan memberikan tanggapan atau pemecahan soal yang ada dan ditulis pada lembar kertas selama beberapa menit. d) Setelah beberapa menit kelompok kecil tadi dikelompokkan lagi menjadi 4 kelompok. Kelompok tersebut berdiskusi kembali untuk membahas kembali hasil diskusi dari kelompok kecil sebelumnya untuk dibahas bersama. e) Setiap kelompok mempresentasikan hasil kerja kelompok, kemudian guru dan siswa membuat kesimpulan bersama. f) Menyusun instrumen untuk melakukan evaluasi berupa soal tes tertulis. b. Tahap Pelaksanaan Tahap pelaksanaan dilakukan dengan melaksanakan tahap perencanaan dan skenario pembelajaran, yang dilakukan bersamaan dengan observasi terhadap dampak tindakan. c. Tahap Observasi Tahap ini dilakukan dengan mengamati pelaksanaan proses belajar mengajar terutama dalam pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan mengamati kegiatan siswa dalam proses belajar mengajar yang diamati langsung oleh peneliti dengan bantuan guru mitra. d. Tahap Refleksi Dalam tahap ini dilakukan analisis terhadap pelaksanaan kegiatan pembelajaran dan hasil belajar. Data yang sudah diperoleh selanjutnya digunakan untuk menjadi bahan refleksi bagi peneliti untuk memperbaiki proses pembelajaran siklus selanjutnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Pra Tindakan Sebelum melaksanakan proses penelitian, terlebih dahulu peneliti melakukan kegiatan identifikasi masalah (observasi awal) dengan tujuan untuk mengetahui permasalahan dalam kegiatan belajar mengajar. Observasi awal dilakukan peneliti saat mengikuti Program Pengalaman Lapangan (PPL) tahun 2011 di SMA Negeri 2 Sukoharjo. Survei pendahuluan selain menghasilkan informasi tentang proses belajar mengajar tapi juga mengumpulkan informasi keadaan nyata di lapangan seperti sejarah sekolah, Visi dan Misi sekolah, keadaan lingkungan sekolah serta struktur organisasi sekolah. Informasi yang dapat dikumpulkan dari survey pendahuluan sebagai berikut : 1. Sejarah Singkat SMA Negeri 2 Sukoharjo SMA Negeri 2 Sukoharjo yang berlokasi di Jalan Raya Solo-Kartasura, Mendungan, Pabelan, Kartasura, Sukoharjo merupakan jelmaan dari SMA UNS Sebelas Maret Surakarta yang berubah status dari SMA Swasta menjadi SMA Negeri. Sejarah berdirinya SMA Negeri 2 Sukoharjo adalah sebagai berikut: Tabel 4.1. Sejarah SMA Negeri 2 Sukoharjo Tahun 1967
:
Tahun 1972
:
Tahun 1976
:
Tahun 1982
:
Berdirilah SMA IKIP Negeri Surakarta bertempat di SMP 8 Surakarta yang diprakarsai oleh Bapak Drs. Sumantyo Martohadmodjo selaku Rektor IKIP Surakarta. Adapun Kepala Sekolah pada waktu itu adalah: » Bapak Drs. Jayeng Sugiyanto, kemudian dilanjutkan oleh » Bapak Drs. Sasbani SMA IKIP yang berlokasi di SMP 8 pindah ke Kampus IKIP Mesen Jln. Urip Sumoharjo SMA IKIP Surakarta berganti nama menjadi SMA UNS Sebelas Maret Surakarta dengan status swasta. Adapun Kepala Sekolah yaitu: » Bapak Drs. Suyono, kemudian dilanjutkan oleh » Bapak Drs. Soenarjo Basuki Bulan April 1982, SMA UNS berpindah tempat dari Kampus UNS Mesen (dulu IKIP Mesen) ke Mendungan, Pabelan, Kartasura. 37 to user commit
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
Tahun 1987
:
Dengan terbitnya Surat Keputusan Mendikbud RI nomor: 0887/O/1986 tanggal 22 Desember 1986 tentang Pembakuan dan Penegerian Sekolah Menengah Umum Tingkat Atas, maka pada tanggal 5 Maret 1987 SMA UNS diresmikan menjadi SMA Negeri 2 Sukoharjo oleh Bapak Drs. GBPH Poeger, dengan kepala sekolah Ibu Dra. Sridadi Murjadji (sejak 5 Maret 1987 s.d 15 Januari 1992). Dengan demikian sejak 5 Maret 1987 SMA UNS Sebelas Maret Surakarta berubah status menjadi SMA Negeri 2 Sukoharjo, yang kemudian Kepala Sekolah dilanjutkan oleh Bapak Moenawir, BA. Tahun 1997 : Berdasarkan Surat Keputusan Mendikbud nomor: 035/O/1997 tanggal 7 Maret 1997 tentang perubahan Nomenklatur SMA menjadi SMU, serta Organisasi dan Tata Kerja SMU, maka SMA Negeri 2 Sukoharjo berganti nama menjadi SMU Negeri 2 Sukoharjo Tahun 2004 : Berdasarkan Surat Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sukoharjo nomor: 421.3.5/124 tanggal 4 Mei 2004 tentang perubahan Nomenklatur Sekolah, SMU Negeri 2 Sukoharjo berganti nama menjadi SMA Negeri 2 Sukoharjo 2. Visi, Misi, dan Tujuan SMA Negeri 2 Sukoharjo a. Visi Visi SMA Negeri 2 Sukoharjo adalah: “Terwujudnya Sekolah yang memiliki Iman, Taqwa, Cerdas dan Terampil” a) Di bidang akademis, bukan hanya keberhasilan mancapai Ujian Sekolah (US) dan nilai Ujian Nasional (UN), tetapi juga keberhasilan kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual sehingga menghasilkan manusia yang utuh. b) Di bidang sarana dan prasarana, mengembangkan secara integral berdasarkan acuan standar kualitas buku, ruang kelas, ruang praktek, laboratorium, perpustakaan, ruang administrasi, buku pelajaran, alat dan media pendidikan, pengadaan alat komunikasi penambahan perangkat komputer, faximili, dan internet. c) Dalam bidang tenaga kependidikan, mengembangkan tenaga kependidikan untuk meningkatkan kualifikasi kompetensi dan profesionalisme guru.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
d) Di bidang manajemen, diarahkan untuk lebih memberdayakan sekolah sebagai unit pelaksana terdepan dalam kegiatan belajar mengajar, lebih transparan sehingga dapat dipertanggungjawabkan di semua program kegiatan. e) Dalam bidang kehumasan, mengoptimalkan peran serta orang tua siswa dan masyarakat, merupakan manajemen berbasis sekolah.
b. Misi Misi SMA Negeri 2 Sukoharjo adalah : a) Meningkatkan efektivitas PBM. b) Meningkatkan kualitas tenaga kependidikan. c) Melengkapi sarana dan prasarana sesuai potensi serta kemampuan sekolah. d) Meningkatkan hubungan kerja sama sekolah dengan masyarakat yang berlandaskan pada Keimanan dan Ketaqwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa untuk mewujudkan kecerdasan intelektual, emosi, spiritual dan ketrampilan.
c. Tujuan Tujuan Pendidikan di SMA N 2 Sukoharjo adalah: a) Meningkatkan keberhasilan mencapai nilai ujian Sekolah (US) dan nilai ujian nasional (UN). b) Meningkatkan jumlah lulusan yang melanjutkan ke peguruan tinggi minimal 50%. c) Pencapaian rata-rata nilai kepribadian siswa ( kelakuan, kerajinan, dan kerapian ) minimal B. d) Meningkatkan keberhasilan kecerdasan emosi dan kecerdasan spiritual sehingga menghasilkan manusia yang utuh. e) Peningkatan standar kualitas buku-buku pelajaran menghadapi kurikulum berbasis kompetensi. f) Peningkatan ruang kelas, ruang praktek, laboratorium, perpustakaan ruang administrasi untuk peningkatan KBM secara optimal.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
g) Peningkatan
buku-buku
bacaan,
majalah,
dan
buku
penunjang
pembelajaran guru dan siswa di perpustakaan. h) Peningkatan alat dan media pendidikan, alat komunikasi penambahan perangkat komputer, faximili, dan internet. i) Pengembangan tenaga kependidikan untuk meningkatkan kualifikasi kompetensi dan profesionalisme guru. j) Meningkatkan peran serta orang tua siswa dan masyarakat dalam proses pendidikan. k) Meningkatkan manajemen pendidikan berbasis sekolah. l) Peningkatan
kegiatan
ekstra
kurikuler
siswa
melalui
kegiatan
kepramukaan, PKS, OSIS, Palasmada, Komputer, Seni tari, Seni musik, dsb.
3. Keadaan Lingkungan Sekolah a. Lokasi SMA Negeri 2 Sukoharjo Tabel 4.2. Lokasi SMA Negeri 2 Sukoharjo Nama Sekolah : SMA NEGERI 2 SUKOHARJO Alamat Sekolah : Jl. Raya Sala-Kartasura, Mendungan, Pabelan, Kartasura Kabupaten : Sukoharjo Propinsi : Jawa Tengah Telepon : 0271-711615 b. Denah SMA Negeri 2 Sukoharjo (terlampir) c. Sarana dan Prasarana Ruang-ruang yang tersedia di SMA Negeri 2 Sukoharjo antara lain: 1) Ruang kepala sekolah
:1
12) Ruang BK
:1
2) Ruang wakil kepala sekolah
:1
13) Ruang gudang
:1
3) Ruang tata usaha
:1
14) Ruang kantin
:2
4) Ruang kantor guru
:1
15) Ruang satpam
:1
5) Ruang kelas
:22
16)Kamar mandi/WC :14
6) Ruang perpustakaan
:1
17) Lab. IPA
:1
7) Ruang ibadah
:2
18) Ruang OSIS
:1
8) Ruang aula
:1
19) Lab. Komputer
:1
9) Ruang koperasi
:1
20) Ruang multimedia: 1
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
10) Ruang UKS
:1
11) Lab. Bahasa
:1
21) Ruang Kesenian :1
d. Keadaan guru dan pegawai Jumlah guru yang mengajar yaitu 77 orang yang terdiri dari: 1) Guru Pegawai Negeri Sipil 62 orang 2) Guru Tidak Tetap 15 orang. Jumlah pegawai ada 21 orang, yang terdiri dari: 1) Pegawai Negeri Sipil 11 orang 2) Pegawai Tidak Tetap 10 orang 4. Struktur organisasi sekolah Komite Sekolah
Kepala Sekolah Wakasek Kurikulum Wakasek Kesiswaan Wakasek Sarpras Wakasek Humas
Kepala TU
Kepala Laboratorium Kepala Perpustakaan Koordinator BK
Guru Gambar 4.1. Struktur Organisasi Sekolah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
5. Permasalahan dalam Pembelajaran 1. Ditinjau dari Segi Siswa a. Sarana dan prasarana pembelajaran kurang memadai. Hal ini dapat dilihat dari terbatasnya siswa yang mempunyai buku pendamping untuk mata pelajaran akuntansi. Pembelajaran akuntansi di SMA Negeri 2 Sukoharjo didukung dengan buku pendamping yang mana masing-masing siswa dapat membelinya melalui guru akuntansi yang bersangkutan. Namun, kenyataan yang terjadi adalah tidak semua siswa dapat membeli buku tersebut. Hal itu dikarenakan kurangnya kepedulian siswa akan buku pendamping untuk membantu mereka belajar akuntansi dan karena harga buku yang relatif mahal. Hal tersebut berdampak pada terhambatnya proses belajar siswa (baik di rumah maupun di sekolah). Jadi, pembelajaran hanya terpancang pada pembahasan materi di LKS yang sifatnya terbatas. b. Siswa kurang aktif dan kurang antusias dalam pembelajaran akuntansi. Siswa cenderung tidak menggunakan kesempatan untuk bertanya tentang kesulitan yang mereka hadapi. Siswa merasa malu untuk mengungkapkan pendapatnya jika diadakan tanya jawab. Mereka memilih diam tidak bertanya meskipun sebenarnya mereka belum paham tentang materi yang sedang dibahas. Sebagian siswa juga masih malu untuk maju ke depan jika diminta guru untuk menjelaskan kembali apa yang mereka terima setelah mendengarkan penjelasan guru. Siswa cenderung bermasalah dalam mengungkapkan ide, gagasan dan kreatifitas.. Kejenuhan siswa terhadap pelajaran akuntansi salah satunya disebabkan karena penggunaan metode ceramah yang terus-menerus dilakukan oleh guru, siswa hanya mendengarkan dan mencatat apa yang djelaskan guru serta mengerjakan apa yang diperintah guru, sehingga siswa menjadi bosan dan mengabaikan mata pelajaran akuntansi. Akibatnya, siswa mengalami kesulitan dalam menyelesaikan tugas yang diberikan guru, karena selain pemahaman siswa kurang, pelajaran akuntansi melibatkan perhitungan dan berkaitan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
dengan kejadian sehari-hari. Hal tersebut dapat diatasi apabila siswa dilibatkan secara aktif mengungkapkan pendapatnya tentang materi yang sedang dibahas dan bertanya disaat mereka mengalami kesulitan. 2. Ditinjau dari Segi Guru a. Guru menguasai kelas dan suasana kelas tenang, namun guru merasa kesulitan dalam menerapkan model pembelajaran yang tepat untuk meningkatkan minat dan pemahaman siswa terhadap mata pelajaran akuntansi. Pada saat proses pembelajaran berlangsung, siswa menunjukkan sikap yang kurang berminat dan kurang antusias terhadap mata pelajaran akuntansi. Siswa terlihat bosan dan jenuh terhadap pelajaran akuntansi dan kurang memperhatikan pelajaran dengan seksama. Guru sudah mencoba membangkitkan minat siswa dengan memberi pendekatan secara langsung dan dengan memberi motivasi serta menegur siswa yang tidak memeperhatikan pelajaran. Namun, cara ini belum mampu membangkitkan minat dan semangat siswa dalam pembelajaran. b. Prestasi belajar yang tercermin belum menunjukkan hasil yang maksimal. Berdasarkan survey awal yang dilakukan peneliti, terdapat 14 siswa dari 37 siswa kelas XI IPS 4 yang belum memenuhi standar nilai KKM (Kriteria Ketuntasan Minimal) mata pelajaran akuntansi untuk perusahaan jasa yaitu 70. Hasil ulangan terakhir yaitu materi kertas kerja, nilai terendah yang diperoleh siswa kelas XI IPS 4 adalah 40 sedangkan nilai tertinggi adalah 100. Untuk tugas-tugas yang diberikan guru, mayoritas siswa masih mengerjakan di kelas sebelum pelajaran dimulai. Ini menunjukkan rendahnya keaktifan siswa dan tanggung jawab siswa dalam mengikuti pelajaran akuntansi.
B. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus Proses penelitian ini dilakukan dalam dua siklus yang masing-masing siklus terdiri dari empat tahapan, yaitu: (1) Perencanaan tindakan, (2) Pelaksanaan tindakan, (3) Observasi dan interpretasi, dan (4) Refleksi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
1. Siklus I Penerapan pembelajaran pada siklus pertama melalui pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share) adalah: a. Perencanaan Tindakan Siklus I Kegiatan perencaan tindakan pertama dilaksanakan pada hari Senin, 20 Februari 2012 di ruang guru SMA Negeri 2 Sukoharjo. Guru bersama peneliti mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan dalam penelitian ini. Peneliti mengungkapkan bahwa terdapat permasalahan dalam pembelajaran akuntansi, yaitu siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran akuntansi, siswa kurang berminat dalam mengikuti pembelajaran akuntansi yang mengakibatkan prestasi belajar akuntansi yang belum maksimal. Kemudian disepakati bahwa pelaksanaan tahap siklus pertama akan dilaksanakan selama tiga kali pertemuan, yaitu pada hari Sabtu 25 Februari, Rabu 29 Februari, dan Sabtu 3 Maret 2012. Tahap perencanaan tindakan pada siklus pertama meliputi kegiatan sebagai berikut: 1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran akuntansi pada kompetensi dasar menyusun kertas kerja menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS, dengan skenario pembelajaran sebagai berikut: a) Pertemuan pertama (Sabtu, 25 Februari 2012) (1)
Guru membuka pelajaran dengan memberi salam, menanyakan kabar dan memeriksa kehadiran siswa.
(2)
Guru menciptakan suasana yang kondusif untuk membangkitkan minat siswa.
(3)
Guru menyampaikan rencana kegiatan pada pertemuan itu, yaitu pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe TPS.
(4)
Guru menginformasikan langkah pembelajaran kooperatif tipe TPS.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
(5)
Guru melakukan apersepsi mengenai AJP sebelum melanjutkan ke materi kertas kerja dengan melakukan tanya jawab dengan siswa.
(6)
Guru menjelaskan garis besar mengenai materi kertas kerja.
(7)
Guru membagi siswa dalam kelompok kooperatif yang terdiri dari 2 orang berdasarkan nilai yang telah dicapai pada pertemuan sebelumnya.
(8)
Guru memberikan 1 bahan diskusi pada masing – masing kelompok dengan 2 tipe soal yang berbeda.
(9)
Guru memberi kesempatan pada siswa untuk berdiskusi, saling memahami isi bacaan, saling menafsirkan dan memberi tanggapan terhadap permasalahan yang ada.
(10) Guru berkeliling memeriksa setiap kelompok bila ada yang mengalami kesulitan. (11) Guru mengumpulkan hasil pekerjaan karena telah habis dan presentasi dilanjutkan pada pertemuan selanjutnya. (12) Guru dan siswa bersama-sama membuat kesimpulan dari materi yang dipelajari dan menutup pelajaran dengan salam. b) Pertemuan kedua (Rabu, 29 Februari 2012) (1)
Guru membuka pelajaran dan memeriksa kehadiran siswa.
(2)
Guru mengulas materi yang dipelajari pada pertemuan sebelumnya dan melanjutkan presentasi.
(3)
Guru
mempersilahkan
beberapa
kelompok
untuk
mempresentasikan hasil diskusi dari soal A dan B. (4)
Guru memberikan waktu pada siswa untuk bertanya dengan sisa waktu yang ada kemudian melakukan latihan – latihan.
(5)
Guru memberitahu bahwa pada pertemuan selanjutnya akan diadakan tes evaluasi dengan materi kertas kerja.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
(6)
Guru dan siswa secara bersama-sama membuat kesimpulan dari materi yang dipelajari pada pertemuan itu dan menutup pelajaran dengan salam.
c) Pertemuan ketiga (Sabtu, 3 Maret 2012) (1) Guru membuka pelajaran dan memeriksa kehadiran siswa. (2) Guru menciptakan suasana yang kondusif. (3) Meminta siswa duduk pada posisi yang benar dan tertib untuk mempersiapkan diri dalam mengerjakan tes evaluasi. (4) Guru membagi soal tes evaluasi dengan tipe soal yang berbeda pada siswa dan meminta siswa untuk mengerjakan dengan tertib dan tidak saling bekarja sama. (5) Guru mengawasi saat proses pengerjaan tes supaya hasil pekerjaan siswa merupakan hasil kemampuannya sendiri. Setelah selesai jawaban dikumpulkan oleh guru sesuai dengan kode soal. (6) Guru menutup palajaran dengan salam. 2) Guru dan peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi kertas kerja dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS. 3) Guru dan peneliti menyusun instrumen penelitian berupa tes. Insterumen tes yang berasal dari hasil tes evaluasi akhir siswa yang dilakukan peneliti selama pelaksanaan siklus I.
b. Pelaksanaan Tindakan Siklus I Pelaksanaan tindakan I dilaksanakan selama tiga kali pertemuan seperti yang telah direncanakan, yaitu pada hari Rabu dan Sabtu masing-masing tanggal 25 Februari, 29 Februari, dan 3 Maret 2012 di ruang kelas XI IPS 4. Pertemuan dilaksanakan 4 x 45 menit sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP yang telah dibuat. Materi pada pelaksanaan tindakan I ini adalah kertas kerja. Pertemuan pertama digunakan peneliti untuk mempresentasikan materi secara garis besar, melakukan penelitian pada masing-masing siswa pada tingkat pemahaman materi dengan tujuan untuk pembagian kelompok diskusi pada pertemuan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
selanjutnya. Pada pertemuan kedua digunakan peneliti untuk melaksanakan pembelajaran kooperatif tipe TPS dengan melakukan diskusi kelompok, membagi siswa menjadi kelompok kooperatif yang terdiri dari 2 orang dan presentasi hasil diskusi beberapa kelompok. Pertemuan ketiga digunakan peneliti untuk mengadakan evaluasi untuk mengetahui pencapaian belajar siswa selama mengikuti diskusi kelompoknya. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut: 1) Pertemuan pertama (Sabtu, 25 Februari 2012) a) Membuka pelajaran dengan salam, memeriksa kehadiran siswa. Ada lima siswa yang tidak hadir di kelas pada pertemuan ini, yaitu Himawan
Prakosa(s),
Yana
Yustistiyana
mahmud(a),
Indah
Permatasari(i), Erlin Sukmawati(i) dan Andita Rizky Asprillia(i). Kemudian
guru
memperkenalkan
peneliti
serta
tujuannya
mengadakan penelitian. Peneliti bertindak sebagai pengamat dan membantu guru dalam proses belajar selama penelitian berlangsung. b) Guru dan peneliti merencakan prosedur pembelajaran yang akan dilakukan. Guru dan peneliti menjelaskan bahwa pembelajaran kali ini menggunakan model pembelajaran yang berbeda dengan biasanya yakni model pembelajaran kooperatif tipe TPS. Selanjutnya guru bersama peneliti menginformasikan bagaimana langkah-langkah pembelajaran yang akan dilakukan. c) Guru memotivasi siswa sebelum memulai pelajaran dengan memberi apersepsi mengenai AJP dan kertas kerja d) Guru menjelaskan secara garis besar materi yang akan dipelajari, yaitu kertas kerja. e) Guru membagi siswa dalam kelompok kooperatif yang terdiri dari 2 orang secara heterogen berdasarkan nilai dan peneliti membagikan bahan untuk pelaksaan diskusi. f) Guru dan peneliti mengajak siswa untuk melakukan kegiatan diskusi kelompok mengenai menyusun kertas kerja. Karena materi ini
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
lingkupnya kecil maka ada beberapa kelompok yang melakukan diskusi dengan materi yang sama. g) Guru berkeliling untuk mengecek kegiatan setiap kelompok yang mungkin mengalami kesulitan, karena dalam hal ini guru hanya bertindak sebagai fasilitator saja. Pada kegiatan ini siswa terlihat cukup aktif, ada yang mengutarakan pendapatnya, mencari informasi di buku dan menuliskan hasil diskusi. Tapi masih ada beberapa siswa yang sibuk bergurau sendiri dan tidak ikut kegiatan diskusi. h) Guru mengawasi jalannya diskusi dengan baik dan memberikan penilaian proses sesuai dengan instrumen-instrumen keaktifan saat diskusi dalam kelompok kooperatif. i) Guru meminta siswa untuk mengumpulkan hasil diskusi karena waktu telah selesai. j) Guru dan siswa secara bersama-sama membuat kesimpulan tentang hasil diskusi pada hari ini
dan memberitahukan pada pertemuan
selanjutnya dilanjutkan presentasi. k) Guru menutup pelajaran dengan salam. 2) Pertemuan kedua (Senin, 28 Maret 2011) a. Membuka pelajaran dan memeriksa kehadiran siswa. Ada tiga siswa yang tidak hadir yaitu: Himawan Prakosa, Indah Permatasari dan Robby Anhari, ketiganya tidak hadir karena sakit. b. Mengulas materi sebelumnya dan menjelaskan tujuan pembelajaran hari ini, yaitu melanjutkan presentasi. c. Kemudian presentasi dimulai dipresentasikan
dengan presentasi soal A
yang
oleh kelompok Shidiq Hidayatulloh dan Prio T.P
dengan kelompok Agustina M.P dan Dayu Atika. Masing-masing siswa menerangkan 1 kolom dalam kertas kerja. Setelah kedua kelompok selesai presentasi ada 3 siswa yang bertanya yaitu Nindya Aswaranti S, Rezanisa Rosy L dan Taufan Amirullah A.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
d. Guru melanjutkan pada soal B dipresentasikan oleh kelompok Aini M dan Wahyu Ari W dengan kelompoknya Damar Adi A dan Devita Dwi Cahyani. Pada presentasi ini ada 1 siswa yang bertanya yaitu Very Andhi Prasetyo. e. Presentasi berjalan dengan baik yang kemudian dengan sisa waktu yang masih ada dilanjutkan dengan guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya bagi yang belum terlalu pahan dengan melakukan latihan-latihan. f. Guru mengawasi jalannya proses belajar dan peneliti melakukan penilaian sesuai instrumen yang ada. g. Guru dan siswa menyimpulkan kegiatan pembelajaran serta menginformasikan bahwa pertemuan selanjutnya akan diadakan tes evaluasi kemudian menutup pelajaran dengan salam. 3) Pertemuan ketiga (Rabu, 30 Maret 2011) a) Membuka pelajaran dengan salam dan memeriksa kehadiran siswa. Ada satu siswa yang tidak hadir dikarenakan sakit yaitu Himawan Prakosa. b) Guru meminta siswa untuk mempersiapkan diri mengerjakan tes evaluasi dan siswa duduk di tempatnya masing-masing dengan tertib dan rapi. Guru membagikan soal tes, siswa yang duduk di sebelah kiri mendapat soal dengan kode A, sedangkan siswa yang duduk di sebalah kanan mendapat soal dengan kode B. Mengawasi jalannya tes dan meminta siswa untuk mengerjakan tes secara mandiri, tidak saling bekerja sama. Waktu yang ditentukan untuk mengerjakan tes tersebut adalah 45 menit. c) Setelah waktu habis, guru mengumpulkan lembar siswa saat itu juga. d) Guru menutup pelajaran dengan salam.
c. Observasi dan Interpretasi Tindakan Siklus I Peneliti
mengamati
proses
pembelajaran
akuntansi
dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS di kelas XI IPS 4. Pada
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
pertemuan pertama yaitu hari Sabtu, 25 Februari 2012, guru menyampaikan apersepsi kertas kerja, menjelaskan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS, pelaksanaan pembelajaran dengan model kooperatif tipe TPS. Pada pertemuan kedua yaitu pada hari Rabu, 29 Februari 2012 melanjutkan presentasi hasil diskusi. Pertemuan yang ketiga yaitu pada hari Sabtu, 3 Maret 2012 digunakan untuk tes evaluasi siklus I agar hasil belajar pada siklus I dapat segera diketahui. Hasil observasi dan interprestasi yang telah dilakukan dapat dilihat berikut ini: Tabel 4.3. Indikator Keaktifan Siklus I Indikator
Keterangan
A. Mengajukan pertanyaan dalam diskusi
Bertanya 3x ke atas Bertanya 1x – 2x Tidak bertanya Jumlah Menjawab 3x ke atas Menjawab 1x – 2x Tidak menjawab Jumlah Mandiri Sebagian menyontek Menyotek Jumlah
B. Menjawab pertanyaan dalam diskusi
C. Kemandirian dalam mengerjakan soal evaluasi
Awal Jumlah % 4 10,3% 15 38,5% 20 51,3% 39 100% 2 5,1%
Siklus I Jumlah % 7 17,9% 17 43,6% 15 38,5% 39 100% 5 12,8%
12 25 39 22 10
30,8% 64,1% 100% 56,4% 25,6%
21 13 39 25 8
53,8% 33,4% 100% 64,1% 20,5%
7 39
18% 100%
6 39
15,4% 100%
Berdasarkan hasil pengamatan proses pembelajaran akuntansi materi kertas kerja pada siklus I diperoleh gambaran mengenai hasil selama pelaksanaan proses pembelajaran, yaitu sebagai berikut: Tabel 3. Capaian Indikator Keaktifan Siklus I Aspek yang Diukur Mengajukan pertanyaan dalam diskusi
Indikator
Jumlah
Keberhasilan
Siswa
75%
commit to user
24
Presentase 61,5%
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
Menjawab pertanyaan dalam diskusi Kemandirian dalam mengerjakan soal evaluasi
75%
26
66,6%
75%
25
64,1%
Berdasarkan tabel tersebut, dapat diketahui bahwa: 1) Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan dalam diskusi pada siklus I yaitu: sebanyak 24 siswa yang aktif dengan presentase 61,5%dan 15 siswa yang lain dengan presentase 38,5% masih belum aktif dalam mengajukan pertanyaan dalam diskusi. 2) Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan dalam diskusi pada siklus I dijelaskan sebagai berikut: siswa yang aktif dalam menjawab pertanyaan dalam diskusi adalah 26 siswa atau sebesar 66,6%, dan sisanya sebanyak 13 siswa atau sebesar 33,4% belum aktif dalam menjawab pertanyaan dalam diskusi. 3) Kemandirian siswa dalam mengerjakan soal evaluasi pada siklus I adalah: sebanyak 25 siswa atau sebesar 64,1% sudah mengerjakan soal evaluasi secara mandiri dan 14 siswa yang lain atau sebesar 35,9% belum mengerjakan soal evalusi secara mandiri. Tabel 4.5. Indikator Ketuntasan Prestasi Belajar Siklus I Kriteria Ketuntasan Minimal
70
Kriteria Tuntas : 90 –100 80 - 89 70 – 79 Belum Tuntas : 60 - 69 50 - 59 <50 Total Siswa
Prestasi Belajar Akuntansi Indikator Ketercapaian 80% Sebelum Tindakan Siklus I Jumlah Persentase Jumlah Persentase 12 8 3
38,5% 12,8% 7,7%
14 5 11
35,9% 12,8% 28,2%
10 3 3 39
25,6% 7,7% 7,7% 100%
8 1 0 39
20,5% 2,6% 100%
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
Tuntas 23 59% 30 76,9% Belum 16 41% 9 23,1% Tuntas Nilai rata74,769 78,487 rata Berdasarkan evaluasi pada siklus I, ketuntasan hasil belajar (Kriteria Ketuntasan Minimal adalah 70) yang tercapai pada siklus I sebanyak 29 siswa dengan presentase 74,3% dan nilai rata-rata kelas yang dicapai sebesar 78,5. Ketuntasan hasil belajar siswa tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.6 Capaian Indikator Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa Siklus I Indikator Keberhasilan (80%) Kriteria
Ketuntasan Hasil Belajar Jumlah Siswa
Presentase
Tuntas
30 siswa
76,9%
Tidak Tuntas
9 siswa
23,1%
Jumlah
39 siswa
100%
Hasil capaian proses dan hasil belajar siswa untuk pelajaran akuntansi tersebut juga dapat dilihat pada grafik berikut:
Gambar 4.2. Histogram Capaian Keaktifan Siklus I
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
Ketuntasan hasil belajar siswa juga dapat dilihat pada grafik berikut ini:
Gambar 4.3. Histogram Capaian Ketuntasan Belajar Siklus I d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus I Berdasarkan hasil observasi dan intrepretasi tindakan pada siklus I, peneliti melakukan analisis sebagai berikut: 1) Beberapa kelemahan dari sisi guru dalam siklus I ini adalah: a) Guru kurang jelas dalam menyampaikan penjelasan mengenai pembelajaran kooperatif tipe TPS sehingga kebanyakan siswa masih merasa bingung dalam menerapkannya. b) Saat diskusi, guru lebih memperhatikan siswa yang bertanya dan kurang memberi motivasi terhadap siswa yang kurang aktif. c) Pada saat pelaksanaan evaluasi, guru cenderung berada di bagian depan, sehingga siswa yang duduk di bagian belakang kurang sportif dalam mengerjakan evaluasi. 2) Bebarapa kelemahan dari sisi siswa antara lain sebagai berikut: a) Ada siswa cenderung acuh terhadap metode pembelajaran baru yang diterapkan guru. b) Siswa yang tidak memperhatikan malah mengganggu teman-temannya dan bergurau sendiri. c) Kurangnya interaksi dalam anggota kelompok, sehingga ada siswa yang aktif dan ada siswa yang pasif.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
d) Siswa masih belum berani mengungkapkan pendapatnya di depan guru. e) Dari segi nilai yang diperoleh siswa, nilai tertinggi adalah 100 nilai terendah adalah 60 dan nilai rata-rata kelas yaitu 78,487. Siswa yang sudah mencapai standar nilai 70 ke atas sebanyak 30 siswa atau sebesar 76,9% siswa tersebut dapat dinyatakan sudah mencapai ketuntasan hasil belajar. Tapi, hasil tersebut belum dapat mencapai target yang ditetapkan yaitu 80% sehingga diperlukan perbaikan pada siklus berikutnya. Berdasarkan observasi dan analisis diatas, maka tindakan refleksi yang dapat dilakukan adalah: 1) Guru lebih banyak melakukan pendekatan, selain sebagai fasilitator, guru harus memotivasi kepada seluruh siswa dalam pembelajaran agar siswa dapat bekerja sama dan kompak dalam kegiatan kelompoknya. 2) Guru lebih kreatif dalam menciptakan suasana pembelajaran yang kondusif sehingga siswa memiliki motivasi belajar yang tinggi.
2. Siklus II Penerapan pembelajaran akuntansi pada siklus II melalui pembelajaran kooperatif tipe TPS adalah sebagai berikut: a. Perencanaan Tindakan Siklus II Kegiatan perencanaan tindakan kedua dilaksanakan pada hari Selasa, 6 Maret 2012 di ruang guru SMA Negeri 2 Sukoharjo. Guru dan peneliti mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilakukan pada siklus II ini. Peneliti mengungkapkan hasil analisis dan refleksi dari siklus I, kemudian disepakati bahwa pelaksanaan pada siklus II diadakan selama tiga kali pertemuan, yaitu pada hari Rabu 7 Maret 2012, Sabtu 10 Maret 2012 dan Rabu 21 Maret 2012. Tahap perencanaan tindakan pada siklus kedua adalah sebagai berikut: 1) Peneliti bersama guru mendiskusikan skenario pembelajaran akuntansi untuk kompetensi dasar menyusun laporan keuangan berdasarkan kertas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
kerja menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS, dengan skenario pembelajaran sebagai berikut: a) Pertemuan Pertama (Rabu, 7 Maret 2012) (1)
Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam dan memeriksa kehadiran siswa.
(2)
Guru menciptakan suasana kelas yang kondusif untuk membangkitkan minat siswa.
(3)
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai.
(4)
Guru melakukan apersepsi mengenai materi penyusunan laporan keuangan berdasarkan kertas kerja dan menjelaskan garis besar laporan keuangan.
(5)
Mengulang menjelaskan model pembelajaran kooperatif tipe TPS agar siswa lebih mudah dalam menerapkannya.
(6)
Guru membagi siswa ke dalam kelompok seperti pada pembagian kelompok siklus I.
(7)
Guru memberikan bahan atau bacaan atau materi diskusi pada setiap kelompok.
(8)
Guru memberikan kesempatan bagi siswa untuk berdiskusi, saling memahami isi bacaan, saling menafsirkan dan memberi tanggapan terhadap permasalahan yang ada.
(9)
Beberapa saat kemudian guru mengelompokkan kembali menjadi 4 kelompok yang masing – masing tipe soal terdiri dari 2 kelompok.
(10) Guru memberi kesempatan untuk berdiskusi kembali. (11) Kemudian Presentasi dimulai dengan perwakilan 1 siswa dari masing-masing kelompok. (12) Guru memberikan tugas rumah untuk dibahas dipertemuan selanjutnya. (13) Guru
dan
siswa
secara
bersama-sama
menyimpulkan
pembelajaran saat itu dan memberi kesempatan untuk bertanya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
(14) Guru menutup pelajaran dengan salam. b) Pertemuan Kedua (Sabtu, 10 Maret 2012) (1)
Guru membuka pelajaran dan memeriksa kehadiran siswa.
(2)
Guru menciptakan suasana yang kondusif.
(3)
Guru menjelaskan tujuan pembelajaran hari ini yaitu melanjutkan materi dan membahas tugas rumah.
(4)
Guru memberi kesempatan kepada beberapa siswa untuk mengerjakan kembali tugas rumah di depan.
(5)
Guru mengawasi jalannya pembelajaran dan membahas secara bersama-sama tugas rumah.
(6)
Guru memberi tahu pada pertemuan selanjutnya akan diadakan tes evaluasi siklus II.
(7)
Guru menutup pelajaran dengan salam.
c) Pertemuan Ketiga ( Rabu, 21 Maret 2012) (1)
Guru membuka pelajaran dan memeriksa kehadiran siswa.
(2)
Guru menciptakan suasana yang kondusif.
(3)
Meminta siswa duduk pada posisi yang benar dan tertib untuk mempersiapkan diri dalam mengerjakan tes evaluasi.
(4)
Guru membagi soal tes evaluasi pada siswa dan meminta siswa untuk mengerjakan dengan tertib dan tidak saling bekarja sama.
(5)
Guru mengawasi saat proses pengerjaan tes supaya hasil pekerjaan siswa merupakan hasil kemampuannya sendiri. Setelah selesai jawaban dikumpulkan oleh guru sesuai dengan kode soal.
(6)
Guru menutup pelajaran dengan salam dan ucapan terimakasih.
2) Guru dan peneliti menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi Laporan keuangan dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS. 3) Guru dan peneliti menyusun instrumen penelitian berupa tes dan non tes. Insterumen tes berasal dari hasil tes evaluasi akhir siswa, untuk instrumen
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
non tes berasal dari pedoman observasi yang dilakukan peneliti dengan mengamati kondisi siswa selama pelaksanaan siklus II. b. Pelaksanaan Tindakan Siklus II Pelaksanaan tindakan pada siklus II dilaksanakan selama tiga kali pertemuan seperti yang telah direncanakan, yaitu pada hari Rabu 7 Maret 2012, Sabtu 10 Maret 2012 dan Rabu 21 Maret 2012 di ruang kelas XI IPS 4. Pertemuan dilaksanakan 5 x 45 menit sesuai dengan skenario pembelajaran dan RPP yang telah dibuat. Pelaksanaan tindakan kedua hampir sama dengan pelaksanaan tindakan pertama, hanya pada pelaksanaan tindakan kedua ini terdapat penguatan yang masih diperlukan dari tindakan pertama. Materi yang disampaikan pada pelaksanaan tindakan kedua juga berbeda dengan pelaksanaan tindakan pertama. Materi pada pelaksanaan tindakan II ini adalah panyusunan laporan keuangan berdasarkan kertas kerja. Pertemuan pertama digunakan guru untuk menjelaskan
secara garis besar laporan keuangan, melakukan diskusi
kelompok serta presentasi hasil diskusi. Pada pertemuan kedua digunakan untuk melanjutkan materi dan pembahasan tugas rumah. Pada oertemuan ketiga digunakan untuk mengadakan tes evaluasi siklus kedua. Urutan pelaksanaan tindakan tersebut adalah sebagai berikut: 1) Pertemuan pertama (Rabu, 7 Maret 2012) a) Guru mengawali pembelajaran dengan mengucap salam kemudian memeriksa kehadiran siswa, Ada tiga siswa yang tidak hadir yaitu: Himawan Prakosa, Rezanissa Rosy L dan Widhi Prakoso Utomo. b) Guru mengulang menjelaskan tentang model pembelajaran kooperatif tipe TPS dan memotivasi siswa dengan memberi apersepsi mengenai laporan keuangan. Selanjutnya guru meminta siswa untuk duduk secara berkelompok seperti pada siklus I. c) Guru menjelaskan garis besar mengenai materi yang akan dipelajari dan membagi bahan diskusi. Ada empat siswa yang menjawab dengan
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
benar yaitu Wahyu Ari W, Shidiq Hidyatulloh, Damar Adi Atmaja, dan Devita Dwi Cahyani d) Guru berkeliling untuk mengecek kegiatan kelompok yang mungkin mengalami kesulitan. Pada kegiatan diskusi kali ini, siswa terlihat lebih aktif dibandingkan dengan diskusi pada siklus I. e) Guru mengawasi jalannya kegiatan diskusi dan memberi penilaian sesuai dengan instrumen-instrumen keaktifan diskusi dalam kelompok kooperatif. f) Kemudian beberapa saat kemuadian guru mengelompokkan kembali kelompok yang pertama menjadi 4 kelompok besar untuk berdiskusi kembali. g) Setelah kegiatan diskusi selesai, dilanjutkan dengan presentasi kelompok. Kesempatan pertama langsung digunakan kelompok IV. Arifah Fajrin E sebagai wakil dari kelompok IV. Sebagai kelompok penyanggah yaitu kelompok II, yang bertanya yaitu: Yana Yustistiyana Mahmud meminta untuk dijelaskan lagi mengenai hasil diskusi kelompok IV. h) Selanjutnya giliran kelompok I yang presentasi. Yang mewakili kelompok I presentasi adalah Robby Anhari. Sebagai kelompok penyanggah adalah kelompok III yang bertanya pada kelompok III yaitu: Andika Dwi Sulistiyanto. i) Setelah semua materi dipresentasikan, guru dan siswa secara bersamasama menyimpulkan materi yang sudah dipelajari dan guru memberikan kesempatan apabila ada yang belum dipahami siswa. j) Guru memberikan tugas rumah untuk dibahas pada pertemuan selanjutnya. k) Guru menutup pelajaran dengan salam.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
2) Pertemuan Kedua (Sabtu, 10 Maret 2012) a) Guru membuka pelajaran dengan salam dan memeriksa kehadiran siswa. Ada tiga siswa yang tidak hadir yaitu: Himawan Prakosa(s), Indah Permatasari(s) dan Hafidz Rafindra N(s). b) Guru menjelaskan tujuan pembelajaran hari ini yaitu melanjutkan materi dan membahas tugas rumah. c) Guru memberi kesempatan kepada beberapa siswa untuk mengerjakan kembali tugas rumah di depan. Yang menuliskan hasil tugas rumah di depan adalah Sidhiq Hidayatulloh mengenai laporan laba rugi, Wahyu Ari A mengenai laporan perubahan ekuitas dan Rezanissa mengenai neraca. d) Guru mengawasi jalannya pembelajaran dan membahas secara bersama-sama tugas rumah. e) Dengan sisa waktu yang masih ada guru memberi kesempatan pada siswa untuk bertanya masih kurang paham. Ada 3 siswa yang bertanya tentang laporan keuangan yang berdasarkan kertas kerja yaitu Dayu Atika, Hesti Shiantika dan Rezanisa Rosy L f) Guru memberi tahu pada pertemuan selanjutnya akan diadakan tes evaluasi siklus II. g) Guru menutup pelajaran dengan salam 3) Pertemuan Ketiga ( Rabu, 21 maret 2012) a) Guru membuka pelajaran dengan salam dan memeriksa kehadiran siswa. Ada satu siswa yang tidak hadir yaitu Himawan Prakosa karena sakit. b) Guru meminta siswa untuk mempersiapkan diri mengerjakan soal tes. c) Guru membagi soal tes dengan 2 tipe soal A dan B. d) Guru mengawasi jalannya tes dan meminta siswa untuk mengerjakan secara mandiri. e) Setelah waktu tes habis, guru mengumpulkan lembar siswa saat itu juga.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
f) Guru menutup pelajaran dengan salam. c. Observasi dan Interpretasi Tindakan Siklus II Peneliti mengamati pelaksanaan proses pembelajaran akuntansi dengan model pembelajaran kooperatif tipe TPS di kelas XI IPS 4. Pada pertemuan pertama, yaitu hari Rabu 7 Maret 2012, guru menjelaskan pelaksanaan pembelajaran kooperatif tipe TPS dan memberi apersepsi mengenai laporan keuangan, pelaksanaan diskusi kelompok dan presentasi kelompok. Pertemuan kedua yaitu pada hari Sabtu, 10 Maret 2012 digunakan untuk melanjutkan materi dan membahas tugas rumah. Pertemuan ketiga pada hari Rabu, 21 Maret 2012 digunakan untuk tes evaluasi siklus II. Tabel 4.7. Indikator Keaktifan Siklus II Indikator
Keterangan
Siklus I Jumlah % 7 17,9% 17 43,6% 15 38,5% 39 100% 5 12,8%
Siklus II Jumlah % 8 20,5% 22 56,4% 9 23,1% 39 100% 6 15,4%
Bertanya 3x ke atas Bertanya 1x – 2x Tidak bertanya Jumlah Menjawab 3x ke B. Menjawab atas pertanyaan dalam diskusi Menjawab 1x – 2x 21 53,8% 26 66,6% Tidak menjawab 13 33,4% 7 18% Jumlah 39 100% 39 100% Mandiri 25 64,1% 34 87,2% C. Kemandirian dalam Sebagian 8 20,5% 3 7,7% mengerjakan menyontek soal evaluasi Menyotek 6 15,4% 2 5,1% Jumlah 39 100% 39 100% Berdasarkan hasil observasi terhadap proses pembelajaran akuntansi, A. Mengajukan pertanyaan dalam diskusi
diperoleh informasi mengenai aktivitas siswa dan hasil belajar selama kegiatan belajar mengajar berlangsung, yaitu sebagai berikut : Tabel 4.8. Capaian Indikator Keaktifan Siklus II Aspek yang Diukur
Indikator
Jumlah
Keberhasilan
Siswa
75%
30
Mengajukan pertanyaan dalam diskusi
commit to user
Presentase 76,9%
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
Menjawab pertanyaan dalam diskusi Kemandirian dalam mengerjakan soal evaluasi
75%
32
82%
75%
34
87,2%
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui bahwa: 1) Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan atau ide dalam diskusi pada siklus II dapat dijelaskan sebagai berikut: siswa yang aktif mengajukan pertanyaan sebanyak 30 siswa atau sebesar 76,9% sisanya sebanyak 9 siswa atau sebesar 23,1% tidak menunjukkan keaktifan dalam mengajukan pertanyaan dalam diskusi. 2) Keaktifan dalam menjawab pertanyaan dalam diskusi pada siklus II adalah: 32 siswa atau 82% aktif dalam menjawab pertanyaan pada saat diskusi, dan sisanya sebanyak 7 siswa atau sebesar 18% belum bisa menjawab pertanyaan dalam pelaksanaan diskusi. 3) Kemandirian siswa dalam mengerjakan soal evaluasi pada siklus II ini adalah sebagai berikut: sebanyak 34 siswa atau sebesar 87,2% telah mengerjakan soal evaluasi secara mandiri, dan 5 siswa yang lain atau sebesar 12,8% belum mengerjakan soal evalusi secara mandiri. Tabel 4.9. Indikator Ketuntasan Prestasi Belajar Siklus II Kriteria Ketuntasan Minimal
70
Kriteria Tuntas : 90 –100 80 - 89 70 – 79 Belum Tuntas : 60 - 69 50 - 59 <50 Total Siswa Tuntas
Prestasi Belajar Akuntansi Indikator Ketercapaian 80% Siklus I Siklus II Jumlah Persentase Jumlah Presentase 14 5 11
35,9% 12,8% 28,2%
14 14 6
35,9% 35,9% 15,4%
8 1 0 39
20,5% 2,6% 100%
4 1
10,3% 2,6%
39
100%
30
76,9%
34
87,2%
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
Belum Tuntas Nilai ratarata
9
23,1%
5
78,487
12,8% 81,282
Berdasarkan nilai evaluasi siklus II, ketuntasan hasil belajar yang dicapai pada siklus II adalah: sebanyak 34 siswa dengan presentase 87,2% dan nilai rata-rata kelas yang dicapai sebesar 81,28. Ketuntasan hasil belajar tersebut dapat dilihat pada tabel berikut: Tabel 4.10. Capaian Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa Siklus II Indikator Keberhasilan (80%) Kriteria
Ketuntasan Hasil Belajar Jumlah Siswa
Presentase
Tuntas
34 siswa
87,2%
Tidak Tuntas
5 siswa
12,8%
Jumlah
39 siswa
100%
Hasil capaian proses dan hasil belajar siswa untuk pelajaran akuntansi tersebut juga dapat dilihat pada grafik berikut:
Gambar 4.4. Histogram Capaian Keaktifan Siklus II
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
Ketuntasan prestasi belajar juga dapat dilihat pada grafik berikut:
Gambar 4.5. Histogram Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa Siklus II
d. Analisis dan Refleksi Tindakan Siklus II Berdasarkan hasil observasi dan interpretasi tindakan pada siklus II, peneliti melakukan analisis sebagai berikut: 1) Guru sudah dapat membangkitkan semangat dan memotivasi siswa untuk lebih memperhatikan penjelasan guru saat kegiatan belajar mengajar. 2) Guru sudah dapat menempatkan diri saat pelaksanaan evaluasi, tidak hanya di depan kelas tetapi berkeliling kelas untuk mengawasi jalannya pelaksanaan evaluasi. Hal ini bertujuan agar siswa bekerja mandiri dan tidak berbuat curang. 3) Pelaksanaan diskusi mengalami peningkatan. Siswa lebih aktif dan lebih bersemangat dalam kegiatan diskusi sehingga kelas nampak lebih hidup. 4) Dari segi nilai yang diperoleh siswa, nilai tertinggi adalah 100, nilai terendah adalah 65 dan nilai rata-rata kelas yaitu 81,28. Siswa yang sudah mencapai standar nilai 70 ke atas sebanyak 34 siswa (87,2% dari 39 siswa) dan siswa tersebut dapat dinyatakan sudah mencapai ketuntasan hasil belajar. Jumlah tersebut sudah dapat menunjukkan peningkatan bila dibandingkan sebelumnya, dengan nilai rata-rata kelas yaitu 78,478 dan hanya dicapai 30 siswa (76,9% dari 39 siswa). Nilai ini tersebut sudah
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
diatas nilai standar KKM. Sehingga dianggap pembelajaran sudah mencapai titik ketuntasan dan terbukti bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dapat meningkatkan penguasaan konsep siswa, meskipun belum 100% siswa dinyatakan tuntas belajar. Berdasarkan hasil observasi dan analisis
tersebut, maka peneliti
melakukan refleksi tindakan sebagai berikut: 1) Guru lebih kreatif dalam menciptakan suasana belajar yang kondusif sehingga siswa memiliki motivasi dan semangat belajar yang tinggi. 2) Guru lebih inovatif dalam menggunakan model pembelajaran saat mengajar, sehingga siswa lebih bersemangat dalam mengikuti pembalajaran. 3) Guru masih harus melakukan pendekatan terhadap siswa, sehingga siswa yang mengalami kesulitan akan mudah teratasi.
C. Perbandingan Hasil Tindakan Antar Siklus Berdasarkan hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I dan II dapat dinyatakan bahwa terjadi peningkatan prestasi belajar akuntansi melalui penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair Share). Hal tersebut dapat dilihat dari tabel sebagai berikut: Tabel 4.11. Hasil Penelitian Siklus I dan II Aspek yang Diukur
Indikator Keberhasila n
Mengajukan pertanyaan dalam diskusi Menjawab pertanyaan dalam diskusi Kemandirian dalam mengerjakan soal evaluasi Berdasarkan evaluasi pada
Siklus I Jumla Presentas h e Siswa
Siklus II Jumla Presentas h e Siswa
75%
24
61,5%
30
76,9%
75%
26
66,6%
32
82%
75%
25
64,1%
34
87,2%
siklus I, ketuntasan prestasi belajar (KKM) adalah 70
yang tercapai pada siklus I sebanyak 30 siswa dengan presentase 76,9% dan nilai ratarata kelas yang dicapai sebesar 78,478. Untuk siklus II, ketuntasan prestasi belajar yang
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
tercapai sebanyak 34 siswa dengan presentase 89,7% dan nilai rata-rata kelas yang dicapai sebesar 81,28. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini: Tabel 4.12. Hasil Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa Siklus I dan II Kriteria Ketuntasan Minimal
70
Kriteria
Prestasi Belajar Akuntansi Indikator Ketercapaian 80% Sebelum Tindakan Siklus I Siklus II Jumlah Persentase Jumlah Persentase Jumlah Presentase
Tuntas : 90 –100 12 38,5% 14 35,9% 14 35,9% 80 - 89 8 12,8% 5 12,8% 14 35,9% 70 – 79 3 7,7% 11 28,2% 6 15,4% Belum Tuntas : 4 10,3% 20,5% 8 25,6% 10 60 - 69 1 2,6% 2,6% 1 7,7% 3 50 - 59 0 7,7% 3 <50 100% Total 39 39 100% 39 100% Siswa Tuntas 23 59% 30 76,9% 34 87,2% Belum 16 41% 9 23,1% 5 12,8% Tuntas Nilai rata74,769 78,487 81,282 rata Peningkatan hasil capaian indikator keaktifan siswa untuk pelajaran
akuntansi tersebut juga dapat dilihat pada grafik berikut:
Gambar 4.6. Histogram Perbandingan Hasil Indikator Keaktifan Sebelum Tindakan, Siklus I dan Siklus II
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
Ketuntasan Prestasi belajar juga dapat dilihat pada tabel berikut:
Gambar 4.7. Histogram Perbandingan Hasil Ketuntasan Prestasi Belajar Siswa Sebelum Tindakan, Siklus I dan Siklus II Keterangan: a. Tabel 4.11 dan gambar 4.6. diatas menunjukkan keaktifan siswa dalam proses belajar mengajar akuntansi pada siklus I dan II yang dapat diukur dari beberapa aspek: 1. Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan dalam diskusi, pada siklus I siswa yang aktif sebanyak 24 siswa dengan presentase 61,5%. Pada siklus II meningkat menjadi 30 siswa dengan presentase 76,9%. 2. Keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan dalam diskusi pada siklus I sebanyak 26 siswa dengan presentase 66,6% dan pada siklus II meningkat menjadi 32 siswa dengan presentase sebesar 82%. 3. Kemandirian siswa dalam mengerjakan soal evaluasi, pada siklus I terdapat 25 siswa dengan presentase 64,1% dan pada siklus II meningkat menjadi 34 siswa dengan presentase sebesar 87,2%. b. Tabel 4.12 dan gambar 4.7 diatas menunjukkan bahwa ketuntasan prestasi belajar siswa pada siklus I dan II. Pada siklus I jumlah siswa yang tuntas sebanyak 30 siswa dengan presentase sebesar 76,9% dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 9 siswa dengan presentase sebesar 23,1%. Pada siklus II, jumlah siswa yang tuntas
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67
sebanyak 34 siswa dengan presentase sebesar 87,2%dan siswa yang tidak tuntas sebanyak 5 siswa dengan presentase sebesar 12,8%. Grafik tersebut menunjukkan bahwa setelah adanya penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS berdampak terhadap peningkatan keaktifan siswa dan hasil belajar akuntansi. Dampak positif tersebut antara lain siswa lebih memahami materi yang disampaikan guru, siswa menjadi lebih aktif dan lebih bersemangat dalam kegiatan pembelajaran dan siswa dapat bekerja sama dengan siswa lain dalam kelompok. Selain hal tersebut, siswa juga mengalami peningkatan dalam hasil belajar.
D. Pembahasan Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam dua siklus. Setiap siklus terdiri dari empat tahap, yaitu: (1) perencanaan tindakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) observasi dan interpretasi, (4) analisis dan refleksi. Deskripsi hasil penelitian dari siklus I dan II dapat dijelaskan sebagai berikut: Sebelum melaksanakan siklus I, peneliti melakukan survei awal untuk mengetahui kondisi yang ada di kelas XI IPS 4 SMA Negeri 2 Sukoharjo. Dari hasil survei yang dilakukan, peneliti menemukan permasalahan bahwa prestasi belajar akuntansi di kelas XI IPS 4 yang belum maksimal. Oleh karena itu, peneliti dan guru kelas mencari solusi untuk mengatasi masalah tersebut, yaitu dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe TPS. Setelah mengadakan diskusi, selanjutnya peneliti dibantu guru menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang akan dilaksanakan pada siklus I. Materi yang akan diberikan pada siklus I ini adalah kertas kerja. Setelah menerima apersepsi dari guru, siswa diberi kesempatan untuk melakukan diskusi dengan tipe TPS dengan anggota kelompoknya berdasar kelompok yang sudah dibentuk dan siswa diminta untuk mempresentasikan hasil pekerjaannya. Dalam kegiatan diskusi, guru membagi siswa dalam kelompok kooperatif yang terdiri dari 15 kelompok yang masing-masing kelompok terdiri dari 2 siswa. Namun, hasil dari pengamatan terhadap proses belajar mengajar akuntansi pada siklus I masih terdapat kekurangan, yaitu masih banyak siswa yang kurang aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran akuntansi, rasa
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68
tanggung jawab terhadap kelompok masih kurang, masih mengganggu teman dan bergurau sendiri. Karena itu, peneliti mencari solusi dan menyusun rencana pembelajaran siklus II untuk mengatasi kekurangan dalam pembelajaran akuntansi pada siklus I. Materi pembelajaran pada siklus II adalah lanjutan dari siklus I, yaitu menyusun laporan keuangan berdasarkan kertas kerja. Untuk melaksanakan kegiatan diskusi, dalam siklus II ini siswa dibagi dalam kelompok-kelompok kooperatif yang terdiri dari 2 siswa seperti yang telah dibentuk pada siklus I dan di kelompokkan lagi menjadi 4 kelompok yang terdiri dari rata-rata 4 kelompok kecil tadi.. Berdasarkan hasil pengamatan terhadap proses belajar mengajar akuntansi pada siklus II ini, keaktifan siswa dan hasil belajar siswa telah meningkat dan memenuhi target capaian yang telah direncanakan. Siswa yang sebelumnya kurang aktif dalam pembelajaran, sekarang menjadi lebih antusias dan bersemangat mengikuti proses pembelajaran. Pretasi belajar akuntansi juga telah menunjukkan adanya peningkatan. Berdasarkan tindakan tersebut, guru berhasil melaksanakan pembelajaran akuntansi yang dapat menarik perhatian siswa sehingga berakibat pada peningkatan proses pembelajaran dan hasil belajar siswa. Selain itu, peneliti juga dapat meningkatkan kinerja dalam melaksanakan pembelajaran yang menarik, efektif, dan menyenangkan. Keberhasilan pembelajaran akuntansi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dapat dilihat dari indikator-indikator sebagai berikut: 1) Siswa terlihat antusias, lebih bersemangat dan aktif berpartisipasi dalam mengikuti pembelajaran akuntansi. 2) Siswa mampu memahami materi yang disampaikan guru. Hal ini terjadi karena siswa yang sebelumnya belum memahami benar materi yang disampaikan guru dapat menanyakan dengan leluasa baik kepada guru maupun teman dalam kelompoknya. 3) Siswa lebih bertanggungjawab dan menyadari pentinganya kerjasama dalam kelompok dalam menyelesaiakan suatu tugas.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 69
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) ini dilaksanakan dalam dua siklus di kelas XI SMA Negeri 2 Sukoharjo dengan tiga kali tatap muka tiap siklusnya. Setiap siklusnya dilaksanakan dalam empat tahap yaitu: (1) perencanaan tindakan; (2) Pelaksanaan tindakan; (3) observasi dan interpretasi; (4) analisis dan refleksi tindakan. Berdasarkan analisis data dan pembahasan yang telah penulis lakukan pada bab sebelumnya, maka dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think-Pair-Share) dapat meningkatkan prestasi belajar pada siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 2 Sukoharjo. Indikator Kinerja dalam penelitian tersebut antara lain: 1. Siswa lebih antusias dan lebih bersemangat dalam mengikuti pelajaran, keaktifan siswa dalam mengikuti mengalami peningkatan. Keaktifan siswa dalam mengajukan pertanyaan dalam diskusi yang awalnya sebanyak 24 siswa atau sebesar 61,5% pada siklus I menjadi 30 siswa atau sebesar 76,9% pada siklus II. 2. Pelaksanaan diskusi dalam pembelajaran kooperatif mendorong siswa untuk menggali dan memperdalam cara berpikir mereka dengan memunculkan alternatif berpikir. Hal ini dapat dilihat dari keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan dalam diskusi yang menunjukkan peningkatan dari 26 siswa atau sebesar 66,6% pada siklus I manjadi 32 siswa atau sebesar 82% pada siklus II. 3. Siswa menyadari akan pentingnya kemandirian dalam mengerjakan tes, karena hal itu akan menunjukkan kemampuan yang dimiliki siswa. Hal tersebut terlihat dari kemandirian siswa dalam mengerjakan soal evaluasi yang menunjukkan peningkatan dari 25 siswa atau sebesar 64,1% pada siklus I menjadi 34 siswa atau sebesar 87,2%. pada siklus II. 4. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dapat meningkatkan prestasi belajar siswa kelas XI IPS 4 SMA Negeri 2 Sukoharjo. Hal ini dapat dilihat dari hasil evaluasi yang menunjukkan peningkatan prestasi belajar siswa dari 30 siswa
69to user commit
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 70
atau sebesar 76,9% pada siklus I menjadi 34 siswa atau sebesar 87,2% pada siklus II. Pelaksanaan tindakan di kelas XI SMA Negeri 2 Sukoharjo pada siklus I dan siklus II juga mengalami beberapa kendala diantaranya, sarana dan prasarana yang kurang mendukung pembelajaran sepenuhnya menyebabkan terganggunya kelancaran proses pembelajaran, buku pelajaran hanya berasal dari pinjaman sekolah yang jumlahnya belum memenuhi jumlah siswa dan pembelian siswa yang tidak semua siswa membeli buku. Ditinjau dari siswa, kemampuan siswa untuk konsentrasi dan memerhatikan guru masih kurang baik dan masih sulit untuk dikondisikan. Dari segi pengajaran guru pada awal tindakan dan selama proses tindakan sebagian besar siswa sudah antusias dengan pertanyaan yang diberikan guru, namun masih ada beberapa siswa yang hanya diam saja tidak ikut menjawab pertanyaan guru secara bersama-sama. Dari segi sekolah, ketersediaan fasilitas buku ajar dan sarana dan prasarana yang lain kurang mendukung pembelajaran secara optimal
B. Implikasi Berdasarkan simpulan di atas, maka dapat dikaji implikasinya baik implikasi teoretis maupun implikasi praktis sebagai berikut: 1. Implikasi Teoretis Simpulan hasil penelitian ini mendukung teori yang dikemukakan oleh Slavin (2005:4-5) yang menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif selain dapat meningkatkan prestasi belajar juga memiliki akibat positif lain yang dapat mengembangkan hubungan kerjasama antara anggota kelompok, membantu teman yang lemah dalam akademik, dan meningkatkan harga diri. Selain Slavin juga mendukung teori dari Johnson dalam Isjoni (2009: 23-24) menyatakan bahwa Cooperative learning juga menghasilkan peningkatan kemampuan akademik, meningkatkan kemampuan berpikir kritis, membentuk hubungan persahabatan, menimba berbagai informasi, belajar menggunakan sopan santun, meningkatkan motivasi siswa, memperbaiki sikap terhadap sekolah dan belajar mengurangi
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 71
tingkah laku yang kurang baik, serta membantu siswa dalam menghargai pokok pikiran orang lain. Simpulan hasil penelitian ini juga mendukung hasil penelitian sebelumnya yaitu penelitian yang dilakukan Wahyu Eko Aji Prastowo (2009), Umi Chotimah (2007), dan Nina Septriana, Budi Handoyo (2006) yang menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif TPS dapat meningkatkan hasil belajar, keaktifan dan prestasi belajar siswa. 2. Implikasi Praktis Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe TPS dapat meningkatkan prestasi belajar siswa yang dapat dilihat dari keaktifan selama mengikuti kegiatan belajar mengajar. Siswa menjadi lebih aktif dalam mengikuti pembelajaran. Oleh karena itu, hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan bagi guru untuk menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS ) dalam kegiatan belajar mengajar. Diterapkannya model pembelajran TPS terbukti dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
C. Saran Berdasarkan simpulan dan implikasi yang telah dikemukakan, maka dapat dikemukakan saran-saran sebagai berikut: 1. Bagi Guru Berdasarkan hasil penelitian ini dapat diketahui bahwa melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Share (TPS) dapat meningkatkan prestasi belajar siswa. Hendaknya guru diharapkan dapat menerapkan model pembelajaran tersebut dengan langkah-langkah sebagai berikut: a. Guru membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran sebelum kegiatan pembelajaran dilakukan dengan tipe TPS itu sendiri. b. Guru menyiapkan soal-soal latihan dan lembar kerja siswa yang nantinya digunakan untuk bahan diskusi kelompok.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 72
c. Guru membagi siswa menjadi 2 – 4 kelompok secara heterogen dan saling bekerjasama. d. Guru memfasilitasi siswa agar siswa lebih mudah dalam kegiatan belajar mengajar. e. Guru diakhir pembelajaran menyimpulkan dan bertindak sebagai fasilitator. 2. Bagi Siswa a. Siswa hendaknya mempunyai kesadaran akan pentingnya prestasi belajar dan berusaha untuk terus meningkatkannya dengan cara meningkatkan keaktifan dalam proses pembelajaran. b. Siswa lebih meningkatkan kemampuan berdiskusi serta bersosialisasi dengan siswa lain dan saling membantu terhadap siswa lain karena hal ini akan bermanfaat bagi siswa. c. Siswa diharapkan tetap semangat dalam mengalami hambatan ataupun kesulitan dalam belajar dan dapat menjalin hubungan yang baik dengan guru maupun dengan siswa yang lain dalam proses belajar mengajar. 3. Bagi Sekolah a. Hendaknya lebih mengusahaknan fasilitas yang dapat mendukung berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. b. Hendaknya mendorong, memotivasi dan membina guru untuk selalu menerapkan model pembelajaran yang dapat menumbuhkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran.
commit to user