perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DENGAN MEDIA KARTU PARAGRAF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA SISWA KELAS XI.2 PROGRAM STUDI TEKNIK KONSTRUKSI BATU DAN BETON SMK NEGERI 2 KEBUMEN TAHUN AJARAN 2012/2013
TESIS Disusun untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Bahasa Indonesia Minat Utama Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa
Oleh: Wahyu Agus Sulistiyowati S441108017
PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013
commiti to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE COOPERATIVE INTEGRATED READING AND COMPOSITION (CIRC) DENGAN MEDIA KARTU PARAGRAF UNTUK MENINGKATKAN KEMAMPUAN MEMBACA SISWA KELAS XI.2 PROGRAM STUDI TEKNIK KONSTRUKSI BATU DAN BETON SMK NEGERI 2 KEBUMEN TAHUN AJARAN 2012/2013
TESIS
Oleh Wahyu Agus Sulistiyowati S441108017 Komisi Pembimbing Pembimbing I
Nama
Prof. Dr. Herman J. Waluyo, M.Pd. NIP. 19440315 197804 1 001
Pembimbing II Sahid Teguh W., M.Hum, Ph.D. NIP 19700307 199403 1 001
Tanda Tangan
......................... 8 Januari 2013
........................
Telah dinyatakan memenuhi syarat Pada tanggal 8 Januari 2013
Ketua Program Pendidikan Bahasa Indonesia Minat Utama Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Program Pascasarjana UNS
Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, M.Pd. NIP. 19620407 198703 1 003
commitiito user
Tanggal
8 Januari 2013
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29
29
29
29
29
commitiiito user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
commitivto user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO (Q.S. Ar-Rahmaan) (Penulis) hal yang tidak bisa ia lakukan dan sebodoh apapun seseorang pasti memiliki (Penulis) Kerjakanlah sesuatu secara tulus dan wajar, dan segalanya akan baik. (Penulis) (Penulis)
commitv to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Teriring doa dan puji syukur penulis persembahkan karya ini kepada : 1. Allah S.W.T. yang selalu memberi petunjuk dan kekuatan dalam hidup, 2. Ayahanda (Bpk. Wachyono) dan Ibunda (Ibu Mustafngilah) tercinta yang selalu berusaha, berdoa, dan mencurahkan kasih sayangnya, 3. Kakak dan adikku (Mbk Jenny dan Dik Khanif) tersayang yang selalu memberi motivasi dan dukungan, 4. Mas Yukhsan yang tak henti memberi dukungan dan motivasi, 5. Guru dan Dosenku, 6. Almamaterku
commitvito user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Puji syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberi rahmat dan hidayah-
Penerapan
Pembelajaran Model Kooperatif Tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dengan Media Kartu Paragraf untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Siswa Kelas XI.2 Program Studi Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 2 Kebumen Tahun Ajaran 2012/2013 dengan baik dan lancar. Penelitian ini dapat terlaksana dan laporan hasil dapat diwujudkan dalam bentuk tesis karena melibatkan bantuan dari berbagai pihak. Oleh sebab itu, sepantasnya pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada : 1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S. selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberi izin untuk mengikuti Program Studi Magister di Program Pascasarjana; 2. Prof. Dr. Ahmad Yunus, M.S. selaku Direktur Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberi izin penyusunan tesis; 3. Ketua Program Studi Bahasa Indonesia Minat Utama Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa, Prof. Dr. Sarwiji Suwandi, M.Pd. yang telah memberi saran dan motivasi untuk segera menyelesaikan tesis ini; 4. Prof. Dr. Herman J. Waluyo, M.Pd. selaku dosen pembimbing I dengan penuh kesabaran dan ketekunan telah memberi saran dan arahan demi kesempurnaan tesis ini;
commit viito user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5. Sahid Teguh Widodo, M.Hum., Ph.D., selaku dosen pembimbing II dengan penuh kesabaran dan ketelatenan telah memberi bimbingan demi kempurnaan tesis ini; 6. Drs. Widi Suseno selaku Kepala Sekolah SMK N 2 Kebumen yang telah member izin untuk melakukan penelitian di sekolah yang menjadi tanggung jawab pengelolaan dan pengawasannya; 7. Priyo Drestianto Prihantoro, S.Pd. selaku guru pengampu Bahasa Jawa yang telah berkenan menjadi kolaborator dan melaksanakan penelitian tindakan kelas; 8. Keluarga tercinta di Kebumen, bapak Wachyono, ibu Mustafngilah, mbak Jenny, dik Khanif, dan mas Yukhsan yang tak henti mencurahkan kasih sayang, dukungan, semangat, dan motivasi untuk penulis sehingga tesis ini dapat terselesaikan dengan baik; 9. Teman-teman Pascasarjana Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa angkatan 2011 yang selalu berjuang bersama dan saling memberi motivasi, teman-teman kos Nabil 2011 terimakasih untuk kebersamaan dan dukungannya. Akhir kata, peneliti hanya dapat berdoa semoga Tuhan Yang Maha Esa melimpahkan berkat dan rahmat-Nya kepada semua pihak tersebut di atas dan mudah-mudahan tesis ini dapat bermanfaat untuk kita semua, khususnya bagi pendidik dan umumnya bagi pembaca untuk menambah pengetahuannya.
Surakarta,
commit viiito user
Januari 2013
Wahyu Agus Sulistiyowati
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Wahyu Agus Sulistiyowati. 2013. Panrapan Model Pasinaon Kooperative Tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) kanthi Media Kertu Paragraf kangge Ningkataken Kawasisan Maos Siswa Kelas XI.2 Program Studi Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negri 2 Kebumen Taun Wucalan 2012/2013. Tesis. Pembimbing I: Prof. Dr. Herman J. Waluyo, M.Pd., II: Sahid Teguh Widodo, M. Hum., Ph.D. Program Pendidikan Bahasa Indonesia Minat Utama Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, Surakarta. SARIPATHI Kawasisan maos pamahaman siswa klas XI.2 program studi Teknik Konstruksi Batu dan Beton (TKBB) SMK Negeri 2 Kebumen taksih andhap. Perkawis menika dipunsebabaken andhapipun kwalitas proses pasinaon ing klas punika. Panaliten punika anggadhahi ancas ningkataken kwalitas proses pasinaon lan kawasisan maos pamahaman kanthi panrapan model pasinaon kooperatif tipe CIRC kanthi media kertu paragraf siswa klas XI.2 program studi TKBB SMK Negri 2 Kebumen taun wucalan 2012/2013. Panaliten punika arupi panaliten tindakan klas ingkang dipunlampahi wiwit sasi Juli 2012 dumugi Januari 2013. Subyek panaliten punika siswa klas XI.2 program studi TKBB SMK Negeri 2 Kebumen taun wucalan 2012/2013. Data ingkang dipunkempalaken arupi informasi proses pasinaon lan kawasisan siswa maos pamahaman paragraf adhedhasar papanipun ukara baku sarta kawasisan dwija nyusun rencana pasinaon lan mlampahaken pasinaon. Teknik analisis data ing panaliten punika inggih punika observasi, wawanrembag, lan analisis dokumen. Teknik analisis data ngginakaken teknik analis diskriptif komparatif lan analisis kritis. Asil panaliten nedhahaken bilih panrapan model pasinaon kooperatif tipe CIRC kanthi media kertu paragraf saged ningkataken kwalitas proses pasinaon lan kawasisan maos pamahaman siswa klas XI.2 program studi TKBB SMK Negri 2 Kebumen taun wucalan 2012/2013. Paningkatan kwalitas proses pasinaon maos dipunbuktikaken saking ningkatipun: (1) kawigatosan lan respon siswa dhateng menapa ingkang dipunaturaken dwija inggih punika siklus I agengipun 55.56%, siklus II 72,22%, siklus III 86,11%; (2) partisipasi aktif siswa wonten ing diskusi klompok inggih punika siklus I agengipun 66,67%, siklus II 75,00%, siklus III 91,67%; (3) kawantunan siswa ngaturaken pamanggih asil diskusi ing ngajeng klas inggih punika siklus I agengipun 44,44%, siklus II 69,44%, siklus III 86,11%; (4) kawantunan siswa nanggepi menapa ingkang dipunaturaken kanca inggih punika siklus I agengipun 38,89%, siklus II 61,11%, siklus III 75,00%; (5) kaaktifan lan saestunipun siswa anggenipun mlampahi evaluasi inggih punika siklus I agengipun 63,89%, siklus II 83,33%, siklus III 94,44%; (6) kinerja dwija anggenipun nglola klas lan ngleresaken proses pasinaon, mila lampahing pasinaon dados langkung efektif lan ngremenaken. Panaliten menika ugi mbuktikaken saged ningkataken kawasisan siswa maos pamahaman ingkang katingal saking ningkatipun biji rata-rata klas asil tes saben siklusipun inggih punika siklus I agengipun 71,75; siklus II 78,19; siklus III 82,81. Tembung Kunci: maos pamahaman, pasinaon kooperatif, CIRC, media kertu paragraf.
commitixto user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Wahyu Agus Sulistiyowati. 2013. Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dengan Media Kartu Paragraf untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Siswa Kelas XI.2 Program Studi Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 2 Kebumen Tahun Ajaran 2012/2013. Tesis. Pembimbing I: Prof. Dr. Herman J. Waluyo, M.Pd., II: Dr. Sahid Teguh Widodo, M. Hum., Ph.D. Program Pendidikan Bahasa Indonesia Minat Utama Pendidikan Bahasa dan Sastra Jawa Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret, Surakarta. ABSTRAK Kemampuan membaca pemahaman siswa kelas XI.2 program studi Teknik Konstruksi Batu dan Beton (TKBB) SMK Negeri 2 Kebumen masih rendah. Hal ini disebabkan masih rendahnya kualitas proses pembelajaran di kelas tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan kemampuan membaca pemahaman melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf pada siswa kelas XI.2 program studi TKBB SMK Negeri 2 Kebumen tahun ajaran 2012/2013. Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan mulai bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI.2 program studi TKBB SMK Negeri 2 Kebumen tahun ajaran 2012/2013. Data yang dikumpulkan berupa informasi proses pembelajaran dan kemampuan siswa dalam membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama serta kemampuan guru dalam menyusun rencana pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran. Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini adalah observasi, wawancara, dan analisis dokumen. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis diskriptif komparatif dan analisis kritis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran dan kemampuan membaca pemahaman pada siswa kelas XI.2 program studi TKBB SMK Negeri 2 Kebumen tahun ajaran 2012/2013. Peningkatan kualitas proses pembelajaran dibuktikan dari meningkatnya: (1) perhatian dan respon siswa terhadap apa yang disampaikan guru yaitu siklus I sebesar 55.56%, siklus II 72,22%, siklus III 86,11%; (2) partisipasi aktif siswa dalam diskusi kelompok yaitu siklus I sebesar 66,67%, siklus II 75,00%, siklus III 91,67%; (3) keberanian siswa menyampaikan pendapat hasil diskusi di depan kelas yaitu siklus I sebesar 44,44%, siklus II 69,44%, siklus III 86,11%; (4) keberanian siswa menanggapi apa yang disampaikan teman yaitu siklus I sebesar 38,89%, siklus II 61,11%, siklus III 75,00%; (5) keaktifan dan keseriusan siswa dalam langkah evaluasi yaitu siklus I sebesar 63,89%, siklus II 83,33%, siklus III 94,44%; (6) kinerja guru dalam mengelola kelas dan memperbaiki proses pembelajaran sehingga pembelajaran menjadi efektif dan menyenangkan. Penelitian ini juga terbukti mampu meningkatkan kemampuan siswa membaca pemahaman yang terlihat dari meningkatnya nilai rata-rata kelas hasil tes pada tiap siklusnya, yaitu siklus I sebesar 71,75; siklus II 78,19; siklus III 82,81. Kata kunci: membaca pemahaman, pembelajaran kooperatif, CIRC, media kartu paragraf.
commitx to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Wahyu Agus Sulistiyowati. 2013. The Application of the Cooperative Learning Model of the Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Type with the Paragraph Card Media to Improve the Reading Comprehension Ability of the Students in Grade XI.2 of the Study Program of Stone and Concrete Construction Engineering of State Vocational High School 2 of Kebumen in Academic Year 2012/2013. Thesis. Principal Advisor: Prof. Dr. Herman J. Waluyo, M.Pd., Co-advisor: Sahid Teguh Widodo, M. Hum., Ph.D., the Graduate Program in Indonesian Language Education, the Core Interest of Javanese Language and Literature, Sebelas Maret University, Surakarta. ABSTRACT The understanding reading ability of the eleventh grade students of senior high school for the study program of stone and concrete construction engineering (TKBB) SMK N 2 Kebumen is still low. This is caused by the low quality of teaching learning process in the class. This studdy is aimed to improve the quality of learning process and understanding reading ability through the implementation of cooperative learning model by using the type of paragraph card (CIRC) for XI.2 students of SMK N2 Kebumen academic year of 2012/2013. This study is an action research conducted from July 2012 to January 2013. The subjects of the research were the students of class XI.2 TKBB SMK N 2 Kebumen in the academic year of 2012/2013. The data of the research were gathered through observation, in-depth interview, and content analysis. The included information of the learning process and that of the paragraph reading ability of the students based on the main sentence position as well as the ability of the teacher to arrange and implement the lesson plans. They were then analyzed by using the descriptive comparative and critical technique of analysis The result of the research shows that the application of the cooperative learning model of the CIRC type with the paragraph card media can improve the quality of the learning process and the paragraph reading comprehension ability based on the position of the main sentence of the Students in Grade XI.2 of the Study Program of Stone and Concrete Construction Engineering of State Vocational High School 2 of Kebumen in Academic Year 2012/2013. Improving the quality of learning process is proved by increasing and responses to the matters delivered by the teachers are as much as 55.56% in cycle I, 72.22% in cycle II, and 86.11% in c active participations in the group discussion are as much as 66.67% in cycle I, 75.00% in cycle II, and 91.67% in cycle III respectively; (3) to deliver their opinions in front of the class based on the result of discussion is as much as 44.44% in cycle I, 69.44% in cycle II, and 86.11% in cycle III respectively; (4) much as 38.89% in cycle I, 61.11% in cycle II, and 75.00% in cycle III; (5) the 63.89% in cycle I, 83.33% in cycle II, and 94.44% in cycle III respectively; (6) the teachers performence in classroom management and improve learning process so that it becomes effective and fun learning. In addition, it has also improved the average scores in each cycle: the average scores are 71.75 in cycle I, 78.19 in cycle II, and 82.81 in cycle III respectively. Keywords: reading comprehension, cooperative learning, CIRC, and paragraph card media. commitxito user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI Halaman JUDUL .......................................................................................................
i
PENGESAHAN PEMBIMBING ...............................................................
ii
PENGESAHAN PENGUJI TESIS .............................................................
iii
PERNYATAAN ORISINALITAS DAN PUBLIKASI ISI TESIS ...........
iv
MOTTO .....................................................................................................
v
PERSEMBAHAN ......................................................................................
vi
KATA PENGANTAR ...............................................................................
vii
SARI PATI .................................................................................................
ix
ABSTRAK .................................................................................................
x
ABSTRACT ...............................................................................................
xi
DAFTAR ISI ..............................................................................................
xii
DAFTAR TABEL ......................................................................................
xix
DAFTAR GAMBAR .................................................................................
xx
DAFTAR GRAFIK ....................................................................................
xxi
DAFTAR LAMPIRAN ..............................................................................
xxii
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ............................................................
1
B. Rumusan Masalah ......................................................................
10
C. Tujuan Penelitian .......................................................................
10
D. Manfaat Penelitian .....................................................................
11
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS A. Tinjauan Pustaka .......................................................................
13
B. Landasan Teoretis ......................................................................
20
1. Model Pembelajaran ..............................................................
20
a. Hakikat Pembelajaran .......................................................
20
b. Pengertian Model Pembelajaran .......................................
22
c. Ciri-ciri Model Pembelajaran ............................................
23
2. Pembelajaran Kooperatif .......................................................
23
a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif ................................
23
commit xiito user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
b. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif ....................................
26
c. Prosedur Pembelajaran Kooperatif ...................................
28
d. Kelebihan-kelebihan Pembelajaran Kooperatif ................
29
e. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC ...
31
f. Unsur Utama CIRC ............................................................
32
g. Tahap-tahap Pembelajaran Membaca Pemahaman dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) ..............................................................................
34
3. Pembelajaran dengan Media Kartu Paragraf .........................
35
a. Pengertian Media Pembelajaran ........................................
35
b. Kartu Paragraf ...................................................................
39
4. Prinsip-prinsip Mengaktifkan Siswa dalam Dimensi Pembelajaran .........................................................................
41
5. Hakikat Membaca ..................................................................
42
a. Pengertian Membaca .........................................................
42
b. Jenis-jenis Pengajaran Membaca ......................................
45
c. Tahap-tahap Kegiatan Membaca ......................................
47
d. Pengertian Membaca Pemahaman ....................................
48
e. Tujuan Membaca Pemahaman ..........................................
51
f. Langkah-langkah Membaca Pemahaman ..........................
53
6. Hakikat Kemampuan Memahami Paragraf ...........................
54
a. Pengertian Kemampuan ....................................................
54
b. Pengertian Paragraf ...........................................................
55
c. Fungsi Paragraf .................................................................
56
d. Tujuan Paragraf .................................................................
58
e. Syarat Penyusunan Paragraf yang Baik ............................
58
f. Jenis-Jenis Paragraf ...........................................................
61
commit xiiito user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
7. Pembelajaran Membaca Pemahaman Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Bahasa Jawa di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) ...................................................................
70
8. Pembelajaran Membaca Pemahaman Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama Melalui Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Integrated Reading and Compotition (CIRC) dengan Media Kartu Paragraf .............
72
C. Kerangaka Berpikir ....................................................................
74
D. Hipotesis Tindakan ....................................................................
78
BAB III METODE PENELITIAN A. Setting Penelitian .......................................................................
79
B. Jenis Penelitian ..........................................................................
80
C. Subyek Penelitian ......................................................................
81
D. Data dan Sumber Data ...............................................................
81
E. Teknik Pengumpulan Data .........................................................
84
F. Validitas Data .............................................................................
87
G. Teknik Analisis Data .................................................................
88
H. Indikator Keberhasilan ..............................................................
89
I. Prosedur Penelitian .....................................................................
89
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Hasil Penelitian ..........................................................................
101
1. Deskripsi Pratindakan ............................................................
101
2. Deskripsi Siklus I ..................................................................
108
a. Perencanaan Tindakan ......................................................
108
b. Pelaksanaan Tindakan .......................................................
112
c. Observasi dan Interpretasi .................................................
115
d. Refleksi .............................................................................
131
3. Deskripsi Siklus II .................................................................
132
a. Perencanaan Tindakan ......................................................
132
b. Pelaksanaan Tindakan .......................................................
138
commit xivto user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
c. Observasi dan Interpretasi .................................................
142
d. Refleksi .............................................................................
156
4. Deskripsi Siklus III ................................................................
158
a. Perencanaan Tindakan ......................................................
158
b. Pelaksanaan Tindakan .......................................................
163
c. Observasi dan Interpretasi .................................................
167
d. Refleksi .............................................................................
182
B. Pembahasan Hasil Penelitian .....................................................
183
1. Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran Membaca Pemahaman Para-graf Berdasarkan Letak Kalimat Utama Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC dengan Media Kartu Paragraf ...............................................
185
2. Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC dengan Media Kartu Paragraf .......................................................................
194
BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Kesimpulan ................................................................................
199
B. Implikasi ....................................................................................
200
C. Saran ..........................................................................................
205
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................
208
LAMPIRAN ...............................................................................................
212
commit xvto user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL Halaman Tabel 1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dalam KTSP Bahasa Jawa Tingkat SMK Kelas XI Semester Satu 45 ......................
70
Tabel 2. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian .............................
80
Tabel 3. Skenario Pembelajaran Keterampilan Membaca Pemahaman .....
92
Tabel 4. Hasil Tes Kemampuan Siswa Membaca Pemahaman Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama Menggunakan Penerapan Model Pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan Media Kartu Paragraf Siklus I .................................................................
122
Tabel 5. Hasil Tes Kemampuan Siswa Membaca Pemahaman Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama Menggunakan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC dengan Media Kartu Paragraf Siklus II .................................................................... 148 Tabel 6. Hasil Tes Kemampuan Siswa Membaca Pemahaman Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama Menggunakan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC dengan Media Kartu Paragraf Siklus III .................................................................. 174 Tabel 7. Perolehan Skor Siswa Berdasarkan Aspek Penilaian Hasil Pembelajaran ................................................................................
commit xvito user
195
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR Halaman Gambar 1. Kerangka Berpikir ....................................................................
77
Gambar 2. Bagan Triangulasi Sumber Pengumpulan Data .......................
88
Gambar 3. Bagan Siklus Pelaksanaan Tindakan Kelas ..............................
99
Gambar 4. Proses Berlangsungnya Pembelajaran Prasiklus ......................
105
Gambar 5. Kegiatan dan Sikap Siswa dalam Diskusi Kelompok Siklus I .
117
Gambar 6. Siswa Menyampaikan Pendapat Hasil Diskusi Siklus I ...........
119
Gambar 7. Siswa Bersedia Menanggapi Apa yang Disampaikan Teman dengan Mengangkat Tangan Siklus I .......................................
119
Gambar 8. Kegiatan Siswa dalam Tahap Evaluasi ....................................
121
Gambar 9. Kegiatan dan Sikap Siswa dalam Diskusi Kelompok Siklus II
143
Gambar 10. Siswa Menyampaikan Pendapat Hasil Diskusi Siklus II .......
145
Gambar 11. Siswa Bersedia Menanggapi Apa yang Disampaikan Teman dengan Mengangkat Tangan Siklus II ....................................
146
Gambar 12. Kegiatan Siswa dalam Tahap Evaluasi Siklus II ....................
146
Gambar 13. Kegiatan dan Sikap Siswa dalam Diskusi Kelompok Siklus III
168
Gambar 14. Siswa Menyampaikan Pendapat Hasil Diskusi Siklus III ......
170
Gambar 15. Siswa Bersedia Menanggapi Apa yang Disampaikan Teman dengan Mengangkat Tangan Siklus III ..................................
171
Gambar 16. Kegiatan Siswa dalam Tahap Evaluasi Siklus III ..................
171
commit to user xvii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GRAFIK Halaman Grafik 1. Kualitas Proses Pembelajaran Membaca Pemahaman Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC dengan Media Kartu Paragraf Siklus I ............................................................................. 120 Grafik 2. Kualitas Proses Pembelajaran Membaca Pemahaman Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC dengan Media Kartu Paragraf Siklus II ............................................................................ 146 Grafik 3. Kualitas Proses Pembelajaran Membaca Pemahaman Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC dengan Media Kartu Paragraf Siklus III ........................................................................... 172 Grafik 4. Perbandingan Hasil Tindakan Prasiklus, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III ....................................................................................
184
Grafik 5. Perbandingan Kemampuan Siswa Membaca Pemahaman dari Tindakan Prasiklus, Siklus I, Siklus II, dan Siklus III .................... 195
commit to user xviii
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN Halaman Lampiran 1. Surat Keterangan Telah Melaksanakan Penelitian ................
212
Lampiran 2. Hasil Wawancara Pemerolehan Izin ......................................
213
Lampiran 3. Hasil Wawancara dengan Guru untuk Menggali Permasalahan Pembelajaran Bahasa Jawa di SMK Negeri 2 Kebumen ...............................................................................
218
Lampiran 4. Catatan Lapangan Observasi Prasiklus .................................
226
Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Prasiklus ...........
232
Lampiran 6. Lembar Pengamatan Kinerja Guru dalam Pembelajaran Prasiklus .................................................................................
236
Lampiran 7.Catatan Lapangan Hasil Pengamatan Partisipasi Siswa Pada Tindakan Prasiklus ..................................................................
239
Lampiran 8. Jurnal Siswa Prasiklus ...........................................................
240
Lampiran 9. Hasil Wawancara Prasiklus dengan Peserta Didik ................
241
Lampiran 10. Lembar Nilai Membaca pemahaman paragraf Berdasarkan Letak Kalimat utama Kelas XI.2 TKBB SMK N 2 Kebumen Tahun 2012/2013 Tahap Prasiklus .......................................
249
Lampiran 11. Hasil Diskusi Mengatasi Permasalahan Pembelajaran Membaca Pemahaman Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama di SMK Negeri 2 Kebumen ........................
251
Lampiran 12. Catatan Lapangan Observasi Mendalam Tahap Perencanaan Tindakan Siklus I ..................................................................
256
Lampiran 13. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I ............
261
Lampiran 14. Lembar Pengamatan Kinerja Guru dalam Pembelajaran Siklus I ..................................................................................
277
Lampiran 15. Catatan Lapangan Observasi Mendalam Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus I .................................................................
280
Lampiran 16. Catatan Lapangan Hasil Pengamatan Partisipasi Siswa Siklus I .................................................................................
286
Lampiran 17. Jurnal Siswa Siklus I ............................................................
287
commit xixto user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 18. Pedoman Wawancara dengan Siswa Siklus I ......................
288
Lampiran 19. Hasil Wawancara dengan Siswa Pasca Pembelajaran Siklus I ..................................................................................
289
Lampiran 20. Jurnal Guru Siklus I .............................................................
294
Lampiran 21. Lembar Penilaian Membaca Pemahaman Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat utama Kelas XI.2 TKBB SMK N 2 Kebumen Tahun 2012/2013 Tahap Siklus I ........
295
Lampiran 22. Nilai Tes Tertinggi Siswa Siklus I ...........................................
297
Lampiran 23. Nilai Tes Sedang Siswa Siklus I ..............................................
298
Lampiran 24. Nilai Tes Terendah Siswa Siklus I ...........................................
299
Lampiran 25. Pedoman Wawancara dengan Guru Siklus I .......................
300
Lampiran 26. Hasil Wawancara dengan Guru Pasca Pembelajaran Siklus I .................................................................................
301
Lampiran 27. Catatan Lapangan Observasi Mendalam Tahap Perencanaan Tindakan Siklus II ................................................................
306
Lampiran 28. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II ..........
308
Lampiran 29. Lembar Pengamatan Kinerja Guru dalam Pembelajaran Siklus II ................................................................................
324
Lampiran 30. Catatan Lapangan Observasi Mendalam Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus II .................................................................
327
Lampiran 31. Catatan Lapangan Hasil Pengamatan Partisipasi Siswa Siklus II ................................................................................
333
Lampiran 32. Jurnal Siswa Siklus II ..........................................................
334
Lampiran 33. Pedoman Wawancara dengan Siswa Siklus II .....................
335
Lampiran 34. Hasil Wawancara dengan Siswa Pasca Pembelajaran Siklus II ................................................................................
336
Lampiran 35. Jurnal Guru Siklus II ...........................................................
341
Lampiran 36. Lembar Penilaian Membaca pemahaman paragraf Berdasarkan Letak Kalimat utama Kelas XI.2 TKBB SMK N 2 Kebumen Tahun 2012/2013 Tahap Siklus II .......................
342
Lampiran 37. Nilai Tes Tertinggi Siswa Siklus II .....................................
344
commit xxto user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
Lampiran 38. Nilai Tes Sedang Siswa Siklus II .............................................
345
Lampiran 39. Nilai Tes Terendah Siswa Siklus II ..........................................
346
Lampiran 40. Pedoman Wawancara dengan Guru Siklus II ......................
347
Lampiran 41. Hasil Wawancara dengan Guru Pasca Pembelajaran Siklus II ................................................................................
348
Lampiran 42. Catatan Lapangan Observasi Mendalam Tahap Perencanaan Tindakan Siklus III ..............................................................
353
Lampiran 43. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus III .........
355
Lampiran 44. Lembar Pengamatan Kinerja Guru dalam Pembelajaran Siklus III ...............................................................................
371
Lampiran 45. Catatan Lapangan Observasi Mendalam Tahap Pelaksanaan Tindakan Siklus III ..............................................................
375
Lampiran 46. Catatan Lapangan Hasil Pengamatan Partisipasi Siswa Siklus III ..............................................................................
381
Lampiran 47. Jurnal Siswa Siklus III .........................................................
382
Lampiran 48. Pedoman Wawancara dengan Siswa Siklus III ...................
383
Lampiran 49. Hasil Wawancara dengan Siswa Pasca Pembelajaran Siklus III ..............................................................................
384
Lampiran 50. Jurnal Guru Siklus III ..........................................................
389
Lampiran 51. Lembar Penilaian Membaca Pemahaman Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat utama Kelas XI.2 TKBB SMK N 2 Kebumen Tahun 2012/2013 Tahap Siklus III .....
390
Lampiran 52. Nilai Tes Tertinggi Siswa Siklus III .........................................
392
Lampiran 53. Nilai Tes Sedang Siswa Siklus III ............................................
393
Lampiran 54. Nilai Tes Terendah Siswa Siklus III .........................................
394
Lampiran 55. Pedoman Wawancara dengan Guru Siklus III .....................
395
Lampiran 56. Hasil Wawancara dengan Guru Pasca Pembelajaran Siklus III ..............................................................................
396
Lampiran 57. Rekapitulasi Perolehan Nilai Membaca Pemahaman Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama Kelas XI.2 TKBB SMK N 2 Kebumen Tahun 2012/2013 Tahap Prasiklus, Siklus I, Siklus II, Siklus III ................................
commit xxito user
400
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 1
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah Membaca merupakan salah satu jenis kemampuan berbahasa tulis yang bersifat reseptif. Disebut reseptif karena dengan membaca seseorang akan memperoleh informasi, memperoleh ilmu dan pengetahuan serta pengalamanpengalaman baru. Semua yang diperoleh melalui bacaan akan memungkinkan seseorang mampu mempertinggi daya pikirnya, mempertajam pandangannya, dan memperoleh wawasannya (Zuchdi & Budiasih dalam Muslich & Suyono, 2010:40). Pendapat tersebut menekankan betapa pentingnya kegiatan membaca untuk peningkatan kualitas diri seorang peserta didik. Membaca pemahaman pada hakikatnya adalah kegiatan membaca yang dimaksudkan untuk memahami makna yang terkandung dalam suatu teks. Menurut Wainwright (2006:44-45) ada tiga cara dalam meningkatkan pemahaman terhadap materi bacaan, yaitu: pertama, meningkatkan pemahaman dengan cara membaca materi bacaan dengan tema lebih luas dan beragam. Dalam hal ini keragaman jauh lebih penting dibandingkan jumlah. Kedua, meningkatkan pemahaman melalui diskusi. Dalam diskusi pemahaman secara langsung disetujui atau ditolak, dengan demikian setelah berdiskusi akan diperoleh pemahaman yang lebih baik dari sebelumnya. Ketiga, meningkatkan pemahaman lewat tes, mungkin tidak disadari terjadi peningkatan saat mengerjakan latihan-latihan dalam buku, sebab latihan tersebut disusun secara bertahap dengan tingkat kesulitan yang lambat laun semakin tinggi.
commit1 to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 2
Berdasarkan observasi pertama yang dilaksanakan pada tanggal 11 Agustus 2012 di SMK Negeri 2 Kebumen diketahui bahwa pembelajaran membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama di sekolah belum menunjukkan hasil yang optimal seperti yang diharapkan. Proses pembelajaran masih berlangsung monoton sehingga peserta didik kurang berminat untuk mengikuti proses pembelajaran secara maksimal. Hasil membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama yang dimiliki siswa masih rendah, sehingga siswa kurang mampu menentukan jenis paragraf berdasarkan letak kalimat utama serta mengungkapkan gagasan dan pikiran secara logis, runtut, dan mudah dipahami berdasarkan teks bacaan. Kondisi tersebut sejalan dengan yang disampaikan oleh Syamsi (dalam Muslich & Suyono, 2010:24) bahwa di dalam pembelajaran membaca seorang guru masih melaksanakan secara tradisional. Langkah-langkah yang biasa dilakukan oleh guru ialah sebagai berikut. Pertama, guru meminta peserta didik untuk membaca (nyaring atau dalam hati). Kedua, guru memberi penjelasan katakata yang sulit yang terdapat dalam bacaan, dan ketiga guru mengakhiri kegiatan pembelajaran dengan meminta peserta didik menjawab beberapa pertanyaan tentang isi bacaan atau menceritakan isi bacaan secara lisan atau tulisan. Kegiatan ini terus-menerus dilakukan sehingga peserta didik merasa jenuh dengan kegiatan membaca. Oleh karena itu wajarlah jika kemampuan membaca pemahaman peserta didik kurang memadai. SMK Negeri 2 Kebumen merupakan salah satu Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Kelompok Teknologi dan Industri yang memiliki reputasi
commit2 to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 3
berkualitas di Kabupaten Kebumen. Sekolah ini menjadi salah satu SMK favorit dengan kualitas input siswa di atas rata-rata SMK lain. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata terendah siswa baru yang masuk di sekolah tersebut yaitu 75. Informasi tersebut menggambarkan bahwa tingkat kecerdasan siswa di SMK tersebut cukup tinggi. Kualitas input siswa yang cukup tinggi tidak menjadi kendala yang berarti bagi siswa untuk mengikuti pembelajaran yang ada di sekolah ini. Namun, tidak demikian dengan pembelajaran bahasa Jawa. Meskipun bahasa Jawa merupakan pelajaran lokal namun tingkat kesulitan siswa memahami pelajaran ini cukup tinggi. Hasil wawancara antara peneliti dengan guru bahasa Jawa dan observasi langsung jalannya proses pembelajaran membaca di SMK Negeri 2 Kebumen menunjukan bahwa, pembelajaran membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama di sekolah kurang diminati oleh siswa. Hal ini dikarenakan siswa
menganggap
pembelajaran
membaca
tersebut
membosankan
dan
menjenuhkan. Rendahnya kemampuan membaca pemahaman itu dipengaruhi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal merupakan faktor yang datang dari diri siswa yaitu kurangnya motivasi belajar, minat, dan kemauan membaca, kurangnya kesadaran siswa akan pentingnya kegiatan membaca, serta rendahnya tingkat kebiasaan membaca siswa. Faktor eksternal merupakan faktor yang datang dari luar, yaitu guru kurang sabar dalam membimbing siswa dan penerapan model pembelajaran yang digunakan guru kurang bisa membangkitkan motivasi siswa. Faktor internal yang menyebabkan kurangnya kemampuan siswa membaca pemahaman dijelaskan sebagai berikut. Berdasarkan informasi dari
commit3 to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 4
guru, kurangnya kemampuan siswa membaca pemahaman dikarenakan kurangnya motivasi belajar, minat, dan kemauan siswa dalam membaca. Siswa kurang memahami isi bacaan. Sebagian besar siswa hanya membaca nyaring tanpa bisa memahami apa yang dibacanya. Lama-kalamaan hal ini menyebabkan siswa malas membaca. Kesadaran siswa akan pentingnya kegiatan membaca juga masih kurang. Mereka menganggap membaca bukanlah hal yang penting. Akibatnya siswa enggan membiasakan diri untuk membaca. Berdasarkan kenyataan tersebut, guru harus berperan aktif memotivasi siswa agar terus mengasah dan meningkatkan kemampuan membaca. Guru hendaknya memotivasi siswa dengan memberi pengarahan dan pengertian bahwa membaca pemahaman itu sangat penting. Kemampuan membaca pemahaman sangat penting dimiliki siswa untuk bisa mengikuti pendidikan diberbagai jenjang dan jenis sekolah. Kemampuan membaca pemahaman merupakan kemampuan dasar bagi siswa yang harus mereka kuasai agar dapat mengikuti seluruh kegiatan dalam proses pendidikan dan pembelajaran. Keberhasilan siswa dalam mengikuti pelajaran sangat dipengaruhi oleh kemampuan membacanya. Oleh karena itu, pembelajaran membaca mempunyai kedudukan yang strategis dalam proses belajar mengajar di sekolah. Selain itu, guru juga harus memiliki variasi penerapan model pembelajaran yang mampu menarik perhatian siswa agar tidak merasa jenuh saat pembelajaran membaca pemahaman berlangsung. Guru hendaknya memberikan latihan secara bertahap untuk menumbuhkan kebiasaan siswa membaca sehingga kemampuan membaca pemahamannnya meningkat. Guru dapat menggunakan dan
commit4 to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 5
memberikan teks bacaan kepada siswa sebagai latihan untuk meningkatkan kemampuan membaca siswa. Beberapa penjelasan di atas sesuai dengan pendapat Sanjaya (2011:2831) yang menyatakan bahwa proses pembelajaran akan berhasil jika siswa memiliki motivasi dalam belajar. Hasil belajar yang optimal dapat diperoleh dengan adanya motivasi besar yang terdapat pada diri siswa. Oleh karena itu, guru dituntut untuk kreatif membangkitkan motivasi belajar siswa. Beberapa hal yang dapat dilakukan diantaranya: (1) memperjelas tujuan yang hendak dicapai; (2) membangkitkan minat siswa dengan cara menghubungkan pembelajaran yang akan dicapai dengan kebutuhan siswa, menyesuaikan materi dengan pengalaman belajar dan kemampuan siswa, serta menggunakan model pembelajaran yang bervariasi; (4) menciptakan suasana yang menyenangkan dalam belajar; (4) memberikan penilaian terhadap hasil belajar; (5) memberikan komentar terhadap hasil pekerjaan siswa; (6) menciptakan persaingan dan kerja sama. Munculnya masalah yang menyebabkan kurangnya kemampuan siswa membaca pemahaman bukan saja berasal dari faktor internal saja, akan tetapi juga berasal dari faktor eksternal. Faktor eksternal tersebut adalah kekurangsabaran guru dalam membimbing siswa dalam kegiatan pembelajaran membaca pemahaman. Hal itu dikarenakan guru terlalu terburu-buru untuk mencapai target kurikulum. Selain itu, model pembelajaran yang digunakan guru kurang bisa membangkitkan motivasi siswa. Karena hal tersebut, guru sering melupakan bahwa sebenarnya proses
pembelajaran ditekankan pada pengembangan
kemampuan berpikir bukan pada kemampuan siswa menghafal informasi yang
commit5 to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 6
pada akhirnya hanya dikumpulkan di dalam otak tanpa ada tindak lanjut untuk memahami. Kegiatan belajar mengajar membutuhkan konsentrasi yang relatif lama, tetapi tidak semua siswa dapat berkonsentrasi dalam waktu yang relatif lama. Daya serap anak didik terhadap materi pelajaran yang diberikan sangat beragam, ada yang dengan cepat, ada yang sedang, dan ada yang lambat dalam memahami materi pelajaran. Faktor kecerdasan anak juga turut mempengaruhi daya serap anak didik terhadap materi pelajaran yang diberikan oleh guru, sehingga untuk memecahkan masalah ini, guru harus lebih sabar dalam membimbing siswa dan memperbaiki jalannya proses pembelajaran. Hal tersebut sesuai dengan pendapat Sanjaya (2008:1) yang mengatakan bahwa salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran, anak kurang dimotivasi untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di dalam kelas diarahkan kepada kemampuan untuk menghafal informasi, otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut untuk memahami informasi yang diingat. Selain faktor internal dan eksternal, ditemukan data lain yang menunjukkan rendahnya pembelajaran membaca pemahaman dengan Kompetensi Dasar (KD) membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama pada siswa kelas XI.2 Program Studi Teknik Konstruksi Batu dan Beton di SMK Negeri 2 Kebumen berdasarkan informasi dari guru bahasa Jawa yang bersangkutan. Data yang menunjukkan hal tersebut adalah pencapaian hasil nilai membaca pemahaman siswa dengan KD tersebut masih di bawah Kriteria
commit6 to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 7
Ketuntasan Minimum (KKM). Standar KKM mata pelajaran bahasa Jawa dengan KD membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama yang telah disetujui oleh guru mata pelajaran bahasa Jawa dan pihak sekolah yaitu 75. Standar nilai 75 tersebut merupakan standar KKM yang harus dilaksanakan di SMK N 2 Kebumen sebagai wujud menjaga kualitas dari segi ilmu yang dimiliki siswa. Namun, untuk mencapai standar tersebut pada pembelajaran bahasa Jawa terutama dengan Kompetensi Dasar (KD) membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama masih dirasa berat oleh siswa. Sebagai contoh dari 36 siswa
75 hanya 10 siswa
atau 27,78%. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru bahasa Jawa di sekolah tersebut, didapatkan informasi tentang beberapa hal yang menjadi penyebab rendahnya kemampuan siswa dalam kompetensi dasar membaca pemahaman berdasarkan letak kalimat utama, meliputi: 1) siswa masih merasa kesulitan menentukan jenis paragraf berdasarkan letak kalimat utama, 2) siswa masih merasa kesulitan menmembedakan antara kalimat utama dengan kalimat penjelas, 3) siswa belum memahami langkah-langkah dalam menentukan gagasan utama, serta 4) sulitnya mengungkapkan gagasan dengan logis, runtut, sesuai isi bacaan dengan ejaan dan penulisan yang benar. Berdasarkan kenyataan tersebut, perlu adanya sebuah tindakan atau perlakuan yang harus dilakukan oleh guru untuk meningkatan kemampuan membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama pada siswa kelas XI.2 SMK Negeri 2 Kebumen. Salah satu tindakan yang perlu dilaksanakan oleh
commit7 to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 8
guru yaitu dengan memilih metode yang tepat dalam pembelajaran agar tujuan membaca tercapai dengan maksimal. Pemilihan model pembelajaran yang tepat juga harus dilakukan sebagai konsekuensi logis dari penerapan kurikulum yang diterapkan. Pemilihan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dengan media kartu paragraf sebagai upaya meningkatkan kemampuan membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama. Pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran dengan menggunakan sistem pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda (heterogen). Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh (reward), jika kelompok mampu menunjukan prestasi yang dipersyaratkan. Dengan demikian setiap kelompok akan memiliki ketergantungan positif. Setiap individu akan saling membantu, mereka akan mempunyai motivasi untuk keberhasilan kelompok, sehingga setiap individu akan memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan konstribusi untuk keberhasilan kelompok (Sanjaya, 2011:242). Model pembelajaran kooperatif tipe CIRC merupakan sebuah program yang komprehensif untuk mengajari pelajaran membaca, menulis, dan seni berbahasa (Slavin, 2005:200). Pengembangan CIRC berasal dari berbagai permasalahan yang muncul pada pengajaran membaca dan menulis secara konvensional. Kegiatan CIRC memiliki fokus utama penggunaan waktu yang lebih efektif. Para siswa bekerja di dalam tim-tim kooperatif yang dikoordinasikan
commit8 to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 9
dengan kelompok membaca dan menulis supaya dapat memenuhi tujuan-tujuan dalam bidang lain seperti pemahaman membaca, kosa kata, ejaan, penyusunan kalimat, dan penyampaian pesan. Media kartu paragraf digunakan untuk mengatasi kejenuhan siswa dalam pembelajaran. Penggunaan media kartu paragraf diterapkan dengan permainan mencari pasangan atau yang biasa dikenal dengan make a match. Teknik belajarmengajar make a match dikembangkan oleh Larana Curran (1994). Salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Teknik ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkat usia anak didik (Sugiyanto, 2010:44). Kartu paragraf adalah kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban. Setiap kelompok diberikan dua tumpuk kartu dan masing-masing kelompok berlomba dengan kelompok yang lainnya untuk menemukan kartu sesuai dengan pasangannya. Berdasarkan uraian permasalahan di atas, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf pada siswa kelas XI.2 Program Studi Teknik Konstruksi Batu dan Beton (TKBB) SMK Negeri 2 Kebumen diharapkan dapat menjadi sebuah solusi meningkatkan kemampuan siswa membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama. Paragraf yang akan digunakan dalam pembelajaran berwujud teks bacaan berbahasa Jawa.
commit9 to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 10
B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut. 1. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama pada siswa kelas XI.2 Program Studi Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 2 Kebumen tahun ajaran 2012/2013? 2. Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama pada siswa kelas XI.2 Program Studi Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 2 Kebumen tahun ajaran 2012/2013?
C. Tujuan Penelitian Tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini adalah untuk: 1. meningkatkan kualitas proses pembelajaran membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama pada siswa kelas XI.2 Program Studi Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 2 Kebumen tahun ajaran 2012/2013 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran; 2. meningkatkan kemampuan membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama pada siswa kelas XI.2 Program Studi Teknik Konstruksi Batu
commit 10to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 11
dan Beton SMK Negeri 2 Kebumen tahun ajaran 2012/2013 melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf.
D. Manfaat Penelitian 1. Manfaat Teoretis Memperkaya khazanah keilmuan yang terkait dengan proses pembelajaran bahasa terutama pembelajaran membaca pemahaman melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa 1) Kemampuan siswa dalam proses pembelajaran membaca pemahaman meningkat. 2) Motivasi siswa dalam proses pembelajaran membaca pemahaman meningkat. 3) Keaktifan siswa dalam pembelajaran membaca meningkat. b. Bagi Guru 1) Proses pembelajaran menjadi lebih baik 4) Keterampilan guru dalam merangsang siswa agar lebih aktif dalam pembelajaran membaca pemahaman meningkat. 2) Terciptanya inovasi pembelajaran yang menyenangkan dan dapat menarik perhatian siswa.
commit 11to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 12
c. Bagi Sekolah 1) Termotivasinya guru-guru lain dalam melaksanakan pembelajaran yang inovatif. 2) Terciptanya situasi dan kondisi yang mendukung pembelajaran membaca melalui penerapan model pembelajaran kooperatif CIRC di sekolah dengan media kartu paragraph.
commit 12to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORETIS
A. Tinjauan Pustaka Membaca merupakan salah satu komponen penting yang harus dikuasai siswa dalam pembelajaran. Namun, sebagian siswa menganggap kegiatan membaca adalah suatu kegiatan yang membosankan dan menjenuhkan. Oleh sebab itu, diperlukan suatu inovasi pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan siswa membaca. Hal ini menjadi salah satu dasar munculnya penelitian-penelitian tindakan kelas tentang membaca. Penelitian ini akan membahas tentang meningkatkan kemampuan siswa membaca pemahaman melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf. Beberapa penelitian yang pernah dilakukan dan relevan dengan penelitian ini antara lain penelitian yang dilakukan oleh Susilo (2009) dan Mardiningrum (2011). Susilo (2009) melakukan penelitian berkaitan dengan membaca pemahaman Membaca Pemahaman dengan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Pada Siswa Kelas V SD Negeri Pucangan 2 Kartasura. Penelitian ini mengkaji kemampuan membaca pemahaman siswa dapat ditingkatkan dengan model pembelajaran Kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC). Setelah diadakan penelitian, hasil penelitian menunjukkan bahwa terjadi peningkatan pada siklus I, siklus II, dan siklus III. Pada siklus I jumlah siswa yang mencapai batas ketuntasan adalah 15
commit 13 13to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 14
siswa dari 27 siswa (55,56%). Pada siklus II menjadi 19 siswa (70,37%), dan meningkat lagi pada siklus III, yaitu 21 siswa (77,78%). Mardiningrum (2011) juga melakukan penelitian berkaitan dengan
melalui Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Numbered Head Together siswa kelas IV kemampuan membaca aksara Jawa siswa dapat ditingkatkan dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe NHT. Peningkatan hasil belajar dari tes awal keterampilan membaca aksara Jawa siswa rata-rata 67,35 dengan persentase ketuntasan klasikal mencapai 50%, rata-rata 75 dengan persentase ketuntasan klasikal 66,29% pada siklus I, dan siklus II terjadi peningkatan rata-rata 83,5 dengan persentase ketuntasan klasikal 85%. Berdasarkan hasil penelitian tersebut disimpulkan bahwa dengan model pembelajaran kooperatif tipe NHT dalam pembelajaran membaca aksara Jawa dapat meningkatkan keterampilan siswa dalam membaca aksara Jawa. Persamaan
penelitian
yang
dilakukan
oleh
Susilo
(2009)
dan
Mardiningrum (2011) dengan penelitian ini terletak pada jenis penelitian dan pengumpulan data. Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas, sedangkan pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan tes. Sedangkan perbedaan penelitian oleh Susilo dan Mardiningrum (2011) dengan penelitian ini terletak pada masalah yang dikaji, tujuan penelitian, variable penelitian, dan subjek penelitian. Masalah yang dikaji dalam penelitian Susilo adalah apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading
commit 14to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 15
and Composition (CIRC) dapat meningkatkan kualitas proses dan kualitas hasil pembelajaran membaca pemahaman pada siswa Kelas V SD Negeri Pucangan 2 Kartasura. Tujuan penelitian Susilo untuk meningkatkan kualitas proses dan kualitas hasil pembelajaran membaca pemahaman dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) pada Siswa Kelas V SD Negeri Pucangan 2 Kartasura dengan. Susilo menggunakan variabel pembelajaran membaca pemahaman dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dengan subjek penelitian siswa Kelas V SD Negeri Pucangan 2 Kartasura. Mardiningrum (2011) dalam penelitiannya mengkaji masalah apakah keterampilan siswa dalam membaca aksara Jawa pada siswa kelas IV SD N 03 Sengon Kabupaten Batang dapat ditingkatkan melalui Model Pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together. Tujuan penelitian Indri Mardiningrun adalah meningkatan keterampilan membaca aksara Jawa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together siswa kelas IV SD N 03 Sengon Kabupaten Batang. Mardiningrun menggunakan variabel pembelajaran membaca aksara Jawa melalui model pembelajaran kooperatif tipe Numbered Head Together dengan subjek penelitian siswa kelas IV SD N 03 Sengon Kabupaten Batang. Penelitian ini mengkaji masalah apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf dapat meningkatkan kemampuan dan kualitas proses pembelajaran membaca pemahaman paragraf
commit 15to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 16
berdasarkan letak kalimat utama. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas proses pembelajaran membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf. Variabel yang digunakan adalah kemampuan membaca dengan pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraph. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI.2 Program Studi Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 2 Kebumen. Durukan (2011) melakukan penelitian berkaitan dengan membaca menggunakan model CIRC
Effects of Cooperative Integrated
Reading and Composition (CIRC) Technique on Reading-Writing Skills dari penelitian tersebut dimuat dalam academic journal. Penelitian yang dilakukan Durukan dengan judul tersebut memiliki tujuan untuk menganalisis pengaruh antara pembelajaran model CIRC dengan pembelajaran model konvensional pada pengajaran membaca menulis siswa Sekolah Dasar. Akhir analisis statistik mengungkapkan bahwa ada perbedaan yang signifikan antara kelompok eksperimental dan kontrol pada pengajaran membaca menulis dalam hal prestasi akademik dan retensii. Penggunaan model CIRC dalam pembelajaran membaca dan menulis dapat lebih meningkatkan prestasi dan kualitas belajar siswa. Penelitian lain yang berkaitan dengan pembelajaran kooperatif dilakukan oleh Rosini B. Abu dan Flowers (1997) dengan judul Learning Methods on Achievement, Retention, and Attitudes Of Home Economics Studen
yang dimuat dalam Journal of Vocational and
Technical Education. Hasil penelitian ini memaparkan bahwa penggunaan metode
commit 16to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 17
pembelajaran kooperatif tidak menunjukkan hasil yang signifikan. Pengaruh antara variabel prestasi dan retensi serta sikap mahasiswa dengan metode pengajaran tidak menunjukkan hasil yang signifikan. Guru memiliki pilihan untuk penataan pembelajaran kompetitif, individualistically, atau kooperatif. Kadoesa and Koppny (2000) dalam Journal of Technology Studies melakukan
Quality-Based Cooperative Technical Teacher
Training meningkatkan pendidikan adalah dengan menggunakan pembelajaran kooperatif. Pembelajaran kooperatif menekankan pada kerjasama antarsiswa. Kelas dibagi menjadi kelompok-kelompok belajar, kemudian antarsiswa pada kelompok belajar bekerja sama dalam satu rencana kegiatan pembelajaran. Setiap anggota kelompok diharapkan dapat berpartisipasi aktif dan sportif untuk saling bekerjasama dengan tanggung jawab baik kepada diri sendiri maupun anggota pada satu kelompok. Pembelajaran kooperatif tidak hanya membantu siswa dalam memahami dan menerapkan konsep-konsep, tetapi juga membantu peserta didik menumbuhkan kerja sama, berpikir kritis, kemampuan membantu teman sekelompok, dan sebagainya. Penelitian berkaitan dengan membaca dilakukan Khanifa (2012) berjudul Penggunaan Media Kartu Kata Timbul untuk Meningkatkan Keterampilan Membaca Permulaan dengan Metode Abjad pada Siswa Tunagrahita Ringan Kelas Dasar III SLB Negeri Pemalang
Penelitian ini mengkaji tentang
peningkatan kemampuan membaca permulaan dengan menggunakan media kartu kata timbul yang dirancang berdasarkan pendekatan visual-motor untuk
commit 17to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 18
membantu pembelajaran kemampuan membaca permulaan bagi siswa tunagrahita ringan kelas dasar III SLB Negeri Pemalang. Berdasarkan penelitian tersebut penggunaan media kartu timbul dapat meningkatan kemampuan membaca permulaan siswa tunagrahita ringan kelas dasar III SLB Negeri. Hal ini dapat dilihat dari hasil proses pembelajaran keterampilan membaca permulaan dengan metode abjad menggunakan media kartu kata timbul yang telah dilaksanakan dalam dua siklus, yaitu sikus I dan siklus II. Nilai ratarata keterampilan membaca permulaan yang dicapai oleh siswa sebelum diberi tindakan, sebesar 61,5 dan termasuk dalam kategori kurang. Pada siklus I, nilai rata-rata siswa mengalami peningkatan sebesar 11,25 atau 18,29 % menjadi sebesar 72,75 dan termasuk dalam kategori cukup. Nilai rata-rata kelas pada siklus I belum mencapai batas ketuntasan yang telah ditetapkan oleh peneliti, sehingga dilakukan siklus II. Pada siklus II, nilai rata-rata kemampuan membaca permulaan yang dicapai siswa meningkat sebesar 10,75 atau 14,77 % menjadi sebesar 83,5 dan termasuk dalam kategori sangat baik. Persamaan penelitian yang dilakukan oleh Khanifa (2012) dengan peneliti ini terletak pada jenis penelitian, pengumpulan data dan media yang digunakan. Jenis penelitian adalah penelitian tindakan kelas, pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, dan tes, sedangkan media yang digunakan adalah media kartu. Sedangkan perbedaan penelitian Khanifa (2012) dengan penelitian ini terletak pada masalah yang dikaji, tujuan penelitian, variable penelitian, dan subjek penelitian. Masalah yang dikaji dalam penelitian Khanifa adalah bagaimana proses pembelajaran, peningkatan kemampuan, serta perubahan
commit 18to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 19
perilaku siswa setelah dilakukan pembelajaran membaca permulaan dengan menggunakan media kartu kata timbul pada anak tunagrahita kelas dasar III SLB Negeri Pemalang. Tujuan penelitian Khanifa untuk mendeskripsi proses pembelajaran, peningkatan kemampuan, serta perubahan perilaku setelah dilakukan pembelajaran membaca permulaan dengan media kartu kata timbul pada anak tunagrahita kelas dasar III SLB Negeri Pemalang. Khanifa menggunakan variabel pembelajaran membaca permulaan dengan media kartu kata timbul dengan subjek anak tunagrahita kelas dasar III SLB Negeri Pemalang. Masalah dalam penelitian ini adalah
apakah penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dengan media kartu paragraf dapat meningkatkan kemampuan dan kualitas proses pembelajaran membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama. Penelitian ini penting dilakukaan untuk membantu guru mengatasi rendahnya kemampuan siswa dalam membaca teks bacaan. Pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dengan media kartu paragraf diharapkan dapat meningkatkan kemampuan membaca siswa. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan kemampuan dan kualitas proses pembelajaran membaca pemahaman melalui penerapan model pembelajaran kooperatif melalui penggunaan media kartu paragraf. Variabel penelitian ini adalah kemampuan membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dengan media kartu paragraf. Subjek
commit 19to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 20
penelitian ini adalah siswa kelas XI.2 Program Studi Teknik Konstruksi Batu dan Beton (TKBB) SMK Negeri 2 Kebumen.
B. Landasan Teoretis 1. Model Pembelajaran a. Hakikat Pembelajaran Pembelajaran (instruction) adalah sistem yang bertujuan untuk membantu siswa dalam proses belajar, berisi serangkaian peristiwa yang dirancang dan disusun sedemikian rupa untuk mempengaruhi serta mendukung terjadinya proses belajar siswa yang bersifat internal (Gagne & Briggs, 1979:3). Menurut Hamalik (2003:57) pembelajaran adalah suatu kombinasi
yang
tersusun
meliputi
manusiawi,
material,
fasilitas,
perlengkapan dan prosedur yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. Selain itu Hamalik (2003:57) mengemukakan, ada tiga pengertian pembelajaran berdasarkan teori belajar, yaitu: 1) pembelajaran adalah usaha menciptakan kondisi anak didik; 2) pembelajaran adalah upaya mempersiapkan anak didik menjadi warga masyarakat yang baik, dan 3) pembelajaran adalah proses membantu siswa menghadapi kehidupan masyarakat. Sebagaimana tersebut di atas pembelajaran memiliki tujuan yang hendak
dicapai.
Pembelajaran
dikatakan
berhasil
apabila
tujuan
pembelajaran bisa dicapai. Keberhasilan pembelajaran dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Menurut Dimyati &
commit 20to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 21
Mudjiono (1999:236) faktor internal yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran antara lain: 1) sikap siswa terhadap belajar, 2) motivasi belajar, 3) konsentrasi siswa sewaktu belajar, 4) kemampuan siswa dalam mengolah bahan ajar, 5) kemampuan siswa menyimpan perolehan hasil belajar, 6) kemampuan siswa menggali hasil belajar yang tersimpan, 7) kemampuan berprestasi atau unjuk hasil belajar, 8) rasa percaya diri siswa, 9) tingkat intelegensi siswa dan keberhasilan belajar, 10) kebiasaan belajar, dan 11) cita-cita siswa. Setiap siswa memiliki motivasi dan kemampuan yang berbeda dari hal-hal tersebut di atas. Perbedaan tersebut akan mempengaruhi keberhasilan pembelajaran siswa. Oleh karena itu, guru perlu memperhatikan perbedaan karakteristik masing-masing siswa dengan menerapkan pembelajaran yang bervariasi. Faktor eksternal yang mempengaruhi keberhasilan pembelajaran adalah sarana pembelajaran yang meliputi buku pelajaran, buku bacaan, alat, dan fasilitas laboratorium sekolah, serta berbagai media pengajaran lainnya. Keterbatasan sarana yang ada akan berpengaruh terhadap penyelenggaraan kegiatan pembelajaran (Dimyati & Mudjiono, 1999:236). Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran pada hakikatnya adalah usaha sadar dan disengaja yang dilakukan oleh guru untuk mewujudkan interaksi antara siswa dan lingkungannya sehingga tujuan pembelajaran yang telah ditentukan dapat tercapai. Usaha guru tersebut tentu harus didukung dengan pemilihan materi dan metode yang sesuai serta penggunaan media yang tepat.
commit 21to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 22
b. Pengertian Model Pembelajaran Joyce & Weil (1980:1) berpendapat bahwa model pembelajaran adalah rencana atau pola yang dapat digunakan untuk membentuk kurikulum (rencana pembelajaran jangka panjang), merancang bahan-bahan pembelajaran, dan membimbing pembelajaran dikelas atau yang lain. Model pembelajaran merupakan kerangka konseptual yang melukiskan prosedur sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan belajar dan berfungsi sebagai pedoman bagi perancang pembelajaran dan guru dalam merancang dan melaksanakan pembelajaran (Trianto, 2010:53). Menurut
Arends
(1997)
model
pembelajaran
adalah
suatu
perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran dikelas atau tutorial. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan pembelajaran yang akan digunakan, termasuk di dalamnya
tujuan-tujuan
pengajaran,
tahap-tahap
dalam
kegiatan
pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas (dalam Trianto, 2010:51). Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran adalah rancangan dalam suatu pembelajaran yang menggambarkan kegiatan proses belajar dari kegiatan awal hingga kegiatan akhir untuk mencapai tujuan belajar.
commit 22to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 23
c. Ciri-Ciri Model Pembelajaran Rusman (2010:136) menyebutkan bahwa pembelajaran memiliki ciri-ciri, yaitu: 1) model pembelajaran berdasarkan pada teori pendidikan dan teori belajar dari para ahli tertentu; 2) memiliki tujuan tertentu; 3) dapat digunakan sebagai pedoman untuk memperbaiki kegiatan belajar-mengajar di kelas; 4) memiliki bagian-bagian model yang meliputi (a) urutan langkahlangkah pembelajaran, (b) ada prinsip-prinsip reaksi, (c) sistem sosial, dan (d) sistem pendukung; memiliki dampak sebagai akibat terapan model pembelajaran.
2. Pembelajaran Kooperatif a. Pengertian Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang secara sadar dan sengaja mengembangkan interaksi yang silih asuh untuk menghindari ketersinggungan
dan
kesalahpahaman
yang
dapat
menimbulkan
permusuhan, sebagai latihan hidup di masyarakat (Sugiyanto, 2010:36). Salah satu strategi dari model pembelajaran kelompok adalah strategi pembelajaran kooperatif (Cooperative learning). Strategi pembelajaran kooperatif merupakan strategi pembelajaran yang akhir-akhir ini menjadi perhatian dan dianjurkan para ahli pendidikan untuk digunakan. Slavin dalam Sanjaya (2011:242) mengemukakan dua alasan, pertama, beberapa hasil penelitian membuktikan bahwa penggunaan pembelajaran kooperatif dapat meningkatkan prestasi belajar siswa sekaligus dapat meningkatkan
commit 23to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 24
hubungan sosial, menumbuhkan sikap menerima kekurangan diri dan orang lain serta dapat meningkatkan harga diri. Kedua, pembelajaran kooperatif, dapat merealisasikan kebutuhan siswa dalam belajar berpikir, memecahkan masalah, dan mengintegrasikan pengetahuan dengan keterampilan. Pembelajaran kooperatif berbeda dengan strategi pembelajaran yang lain. Perbedaan tersebut dapat terlihat dari proses pembelajaran yang lebih menekankan pada proses kerja sama dalam kelompok. Tujuan yang ingin dicapai tidak hanya kemampuan akademik dalam pengertian penguasaan bahan pelajaran, tetapi juga adanya unsur kerja sama untuk penguasaan materi tersebut. Adanya kerjasama inilah yang menjadi ciri khas dari pembelajaran kooperatif (Sanjaya, 2011:244). Slavin
In cooperative learning methods,
student work together in four member teams to master material initially presented by the teacher
alam Isjoni, 2011:15). Pembelajaran kooperatif
merupakan model pembelajaran kelompok dengan anggota kelompok terdiri dari 4 orang yang akan belajar dan bekerja secara kolaboratif sehingga dapat merangsang siswa lebih bergairah dalam belajar Priyanto dalam Wena (2011:189) juga menyampaikan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan salah satu model pembelajaran kelompok yang memiliki aturan-aturan tertentu. Prinsip dasar pembelajaran kooperatif adalah siswa membentuk kelompok kecil dan saling mengajar sesamanya untuk mencapai tujuan bersama. Dalam pembelajaran kooperatif siswa pandai mengajar siswa yang kurang pandai tanpa merasa dirugikan.
commit 24to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 25
Siswa kurang pandai dapat belajar dalam suasana yang menyenangkan karena banyak teman yang membantu dan memotivasinya. Siswa yang sebelumnya terbiasa bersikap pasif setelah menggunakan pembelajaran kooperatif akan terpaksa berpartisipasi secara aktif agar bisa diterima oleh anggota kelompoknya. Melalui pembelajaran kooperatif siswa diberikan kesempatan untuk bekerja sama dengan sesama siswa untuk menyelesaikan tugas-tugas dalam kegiatan pembelajaran tanpa merasakan suatu beban. Sanjaya (2011:242) menyebutkan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan
model
pembelajaran
dengan
menggunakan
sistem
pengelompokan/tim kecil, yaitu antara empat sampai enam orang yang mempunyai latar belakang kemampuan akademik, jenis kelamin, ras atau suku yang berbeda (heterogen). Sistem penilaian dilakukan terhadap kelompok. Setiap kelompok akan memperoleh (reward), jika kelompok mampu menunjukan prestasi yang dipersyaratkan. Dengan demikian setiap kelompok akan memiliki ketergantungan positif. Setiap individu akan saling membantu,
mereka akan
mempunyai
motivasi
untuk
keberhasilan
kelompok, sehingga setiap individu akan memiliki kesempatan yang sama untuk memberikan konstribusi untuk keberhasilan kelompok. Strategi ini bisa dilakukan manakala: a) guru menekankan pentingnya usaha kolektif di samping usaha individual dalam belajar, b) jika guru menghendaki seluruh siswa (bukan hanya siswa yang pintar saja) untuk memperoleh keberhasilan dalam belajar, c) jika guru ingin menanamkan, bahwa siswa dapat belajar dari siswa lainnya, dan belajar dari
commit 25to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 26
bantuan orang
lain, d) jika guru menghendaki untuk mengembangkan
kemampuan komunikasi siswa sebagai bagian dari kurikulum, e) jika guru menghendaki meningkatnya siswa dan menambah partisipasi mereka, f) jika guru menghendaki berkembangnya kemampuan siswa dalam memecahkan masalah dan menemukan berbagai solusi pemecahan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
kooperatif
adalah
pembelajaran
dengan
sistem
pengelompokan kecil yang bersifat heterogen dan lebih menekankan proses kerjasama dalam kelompok.
b. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang di dalamnya terdapat elemen-elemen yang saling terkait. Elemen-elemen pembelajaran kooperatif menurut Lie (dalam Sugiyanto, 2010:36) adalah (1) saling ketergantungan positif; (2) interaksi tatap muka; (3) akuntabilitas individual, dan (4) keterampilan untuk menjalin hubungan antar pribadi atau keterampilan sosial yang sengaja diajarkan. Saling ketergantungan positif dalam pembelajaran kooperatif ditumbuhkan dengan guru menciptakan suasana yang memotivasi agar siswa merasa saling membutuhkan. Hubungan yang saling membutuhkan inilah yang dimaksud dengan saling ketergantungan positif. Saling ketergantungan dapat dicapai melalui: (a) saling ketergantungan mencapai tujuan; (b) saling ketergantungan menyelesaikan tugas; (c) saling
commit 26to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 27
ketergantungan bahan atau sumber, (d) saling ketergantungan peran, (e) saling ketergantungan hadiah. Interkasi tatap muka akan memaksa siswa saling tatap muka dalam kelompok sehingga mereka dapat berdialog. Dialog tidak hanya dilakukan dengan guru. Interaksi semacam itu sangat penting karena siswa merasa lebih mudah belajar dari sesamanya. Ini juga mencerminkan konsep pengajaran teman sebaya. Akuntabilitas
individual
yaitu
penilaian
secara
individu.
Pembelajaran kooperatif menampilkan wujudnya dalam belajar kelompok. Penilaian ditujukan untuk mengetahui penguasaan siswa terhadap materi pelajaran secara individual. Hasil penilaian secara individual selanjutnya disampaikan oleh guru kepada kelompok agar semua anggota kelompok mengetahui siapa anggota kelompok yang memerlukan bantuan dan siapa yang dapat memberikan bantuan. Nilai kelompok didasarkan atas rata-rata hasil belajar semua anggotanya, karena itu tiap anggota harus memberikan sumbangan demi kemajuan kelompok. Penilaian kelompok yang didasarkan atas rata-rata penguasaan semua anggota kelompok secara individual ini yang dimaksud dengan akuntabilitas individual. Keterampilan menjalin hubungan antar pribadi diwujudkan dalam keterampilan sosial seperti tenggang rasa, sikap sopan terhadap teman, mengkritik ide dan bukan mengkritik teman, berani memepertahankan pikiran logis, tidak mendominasi orang lain, mandiri, dan berbagai sifat lain yang bermanfaat dalam menjalin hubungan antarpribadi (interpersonal
commit 27to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 28
relationship) tidak hanya diasumsikan tetapi sengaja diajarkan. Siswa yang tidak dapat menjalin hubungan antar pribadi akan memperoleh teguran dari guru juga dari sesama siswa.
c. Prosedur Pembelajaran Kooperatif Sanjaya (2011:248-249) dalam bukunya yang berjudul Strategi Pembelajaran Berorientasi pada Standar Proses Pendidikan menjelaskan pembelajarana kooperatif dilaksanakan berdasarkan prosedur sebagai berikut. 1) Penjelasan Materi Tujuan utama dalam tahap ini ialah pemahaman siswa terhadap pokok materi pelajaran. Pada tahap ini guru memberikan gambaran umum tentang materi pelajaran yang harus dikuasai yang selanjutnya siswa akan memperdalam materi dalam pembelajaran kelompok (tim). 2) Belajar dalam Kelompok Setelah guru membeika gambaran umum tentang pokok-pokok materi pembelajaran,
selanjutnya
siswa
kelompoknya
masing-masing
diminta
untuk
telah
dibentuk
yang
belajar
pada
sebelumnya.
Pengelompokan dalam pembelajaran kooperatif bersifat heterogen, artinya kelompok dibentuk berdasarkan perbedaan-perbedaan setiap anggotanya, baik perbedaan gender, agama, sosial-ekonomi, dan etnik, serta
kemampuan
akademik.
Kemampuan
akademik
kelompok
pembelajaran biasanya terdiri dari satu orang berkemampuan akademis
commit 28to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 29
tinggi, dua orang dengan kemampuan sedang dan satu lainnya dari kelompok kemampuan akademis kurang. 3) Penilaian Penilaian dalam pembelajaran kooperatif bisa dilakukan dengan tes ataupun kuis. Tes atau kuis dilakukan baik secara individual maupun secara kelompok. Tes individual nantinya akan memberikan informasi kemampuan setiap siswa dan tes kelompok akan memberikan informasi kemampuan setiap kelompok. 4) Pengakuan Tim Pengakuan tim adalah penetapan tim yang dianggap paling menonjol atau tim paling berprestasi untuk kemudian diberikan penghargaan ataupun hadiah. Pengakuan dan penghargaan ini diharapkan dapat memotivasi tim untuk terus berprestasi dan juga membangkitkan motivasi tim lain untuk lebih mampu meningkatkan prestasi mereka.
d. Kelebihan-kelebihan Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif memiliki banyak keuntungan. Slavin (2005:4) menyebutkan bahwa pembelajaran kooperatif memiliki keuntungan antara lain menghindari perbedaan pemahaman yang muncul pada masingmasing peserta didik, para siswa diharapkan dapat saling membantu, berdiskusi, dan berargumentasi untuk mengasah pengetahuan yang dikuasai saat itu dan menutup kesenjangan dalam pemahaman masing-masing.
commit 29to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 30
Menurut Sugiyanto (2010:39) ada banyak nilai pembelajaran kooperatif diantaranya adalah: a) meningkatkan kepekaan kesetiakawanan sosial, b) memungkinkan para siswa saling belajar mengenai sikap, ketrampilan, informasi, perilaku sosial, dan pandangan-pandangan, c) memudahkan siswa melakukan penyesuaian sosial, d) memungkinkan terbentuk dan berkembangnya nilai-nilai sosial dan komitmen, e) menghilangkan sifat mementingkan diri sendiri atau egois, f) membangun persahabatan yang berlanjut hingga masa dewasa, g) berbagai ketrampilan sosial yang diperlukan untuk memelihara hubungan saling membutuhkan dapat diajarkan dan diparktekkan, g) meningkatkan rasa saling percaya kepada sesama manusia, h) meningkatkan kemampuan memandang masalah dan
situasi
dari
berbagai
perspektif,
i)
meningkatkan
kesediaan
menggunakan ide orang lain yang dirasakan lebih baik, j) meningkatkan kegemaran berteman tanpa memandang perbedaan kemampuan, jenis kelamin, normal atau cacat, etnis, kelas sosial, agama, dan orientasi tugas. Berkaitan dengan keuntungan yang dapat ditumbuhkan dengan pembelajaran kooperatif Carrol, et all dalam Rosini B. Abu (2007) berpendapat sebagai berikut.
Cooperative learning, as an instructional methodology provides opportunities for student to develop skill in group interactional an in working with others that are needed in
Pembelajaran
kooperatif,
sebagai
metodologi
instruksional
memberikan kesempatan bagi siswa untuk mengembangkan keterampilan
commit 30to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 31
dalam interaksi kelompok dan bekerja dengan orang lain sebagaimana yang diperlukan di dunia saat ini. Pembelajaran kooperatif membantu siswa untuk belajar bekerjasama di dalam tim dan menjaga kekompakan untuk memperoleh hasil yang optimal tanpa memandang perbedaan yang melekat pada masing-masing individu.
e. Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC Model pembelajaran kooperatif tipe CIRC merupakan sebuah program yang komprehensif untuk mengajari pelajaran membaca, menulis, dan seni berbahasa (Slavin, 2005:200). Pengembangan CIRC berasal dari berbagai permasalahan yang muncul pada pengajaran membaca dan menulis secara konvensional. Kegiatan CIRC memiliki fokus utama penggunaan waktu yang lebih efektif. Para siswa bekerja di dalam tim-tim kooperatif yang dikoordinasikan dengan kelompok membaca dan menulis supaya dapat memenuhi tujuan-tujuan daam bidang lain seperti pemahaman membaca, kosa kata, ejaan, penyusunan kalimat, dan penyampaian pesan. Kessler (1992:24) mengungkapkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe CIRC merupakan gabungan program membaca, menulis dengan menggunakan pembelajaran baru dalam pemahaman bacaan dengan menulis. Keberhasilan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC sangat bergantung dengan keaktifan siswa. Sementara itu, Nur & Prima Retno Wikandari (2000:28) mengemukakan CIRC adalah sebuah program komprehensif yang luas dan lengkap untuk pengajaran membaca dan
commit 31to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 32
menulis untuk kelas tinggi maupun kelas rendah. Siswa bekerja dalam tim belajar kooperatif yang beranggotakan 3-5 siswa. Mereka terlibat dalam sebuah rangkaian kegiatan bersama, saling membacakan, membuat prediksi tentang bagaimana cerita naratif akan muncul, dan saling membuat karya/tulisan. Menurut Slavin (2005:203) tujuan utama dari CIRC adalah menggunakan tim-tim kooperatif untuk membantu para siswa mempelajari kemampuan memahami bacaan yang dapat diaplikasikan secara luas. Berdasarkan pendapat yang telah dikemukakan di atas, dapat disimpulkan bahwa metode CIRC adalah suatu pembelajaran kooperatif yang mengajarkan penggabungan pembelajaran membaca dan menulis serta seni berbahasa untuk kelas tinggi maupun rendah yang bertujuan untuk mempermudah siswa dalam mencapai tujuan tertentu.
f. Unsur Utama CIRC Menurut Slavin (2005:204) Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) terdiri dari tiga unsur penting yaitu: (1) kegiatankegiatan dasar terkait, (2) pengajaran langsung memahami bacaan, dan (3) seni berbahasa dan menulis terpadu. Sementara itu, unsur-unsur utama dari CIRC dijelaskan sebagai berikut. Pertama, kelompok membaca, kelompok membaca dalam metode kooperatif dibentuk oleh guru. Pengelompokan ini didasarkan pada tingkat kemampuan membaca dan kecerdasan dalam memahami bacaan. Adanya kolompok-kelompok ini, siswa dapat bekerja sama dan saling mengarahkan dalam satu tim. Kedua, tim, dalam satu
commit 32to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 33
kelompok masih dibagi lagi untuk memilih ketua kelompok yang mempunyai tingkat kecerdasan tinggi dan dianggap mampu mengarahkan anggota kelompok untuk mencapai tujuan pembelajaran. Ketiga, kegiatan yang berhubungan dengan cerita, kegiatan yang dilakukan dalam kelompok adalah kegiatan membaca cerita dan menganalisis cerita tersebut. Keempat, pemeriksaan oleh pasangan, jika dalam satu kelompok telah menyelesaikan tugas tersebut maka mereka harus menunjukkannya kepada guru. Kelima, tes, jika kegiatan tersebut telah diselesaikan dengan sungguh-sungguh kemudian dilakukan tes untuk mengukur sejauh mana kemampuan siswa dalam memahami bacaan. Keenam, pengajaran langsung dalam memahami bacaan, selain kegiatan yang dilakukan oleh siswa, guru juga memberikan pengajaran secara langsung untuk melengkapi kekurangan dalam pembelajaran. Ketujuh, seni berbahasa dan menulis terintegrasi, setelah
kegiatan
membaca
dan
menganalisis
dilakukan,
kemudian
dilanjutkan untuk kegiatan menulis dalam bentuk teks drama. Kegiatan ini dilakukan secara individu dalam satu kelas. Hal ini dilakukan untuk mengetahui kemampuan dan keterampilan siswa dalam memahami teks bacaan.
commit 33to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 34
g. Tahap-tahap Pembelajaran Membaca Pemahaman dengan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) Sebagaimana yang telah dijelaskan di atas, tujuan utama CIRC adalah menggunakan kelompok-kelompok yang dibentuk secara terintegrasi untuk membantu siswa mempelajari kemampuan memahami bacaan. Tujuan tersebut dapat dilaksanakan dengan memperhatikan tiga unsur penting, yaitu kegiatan-kegiatan dasar terkait, pengajaran langsung memahami bacaan, dan seni berbahasa dan menulis terpadu (Slavin, 2005:204). Semua kegiatan mengikuti
siklus
reguler
yang
melibatkan
keaktifan
guru
dalam
mempresentasikan materi, memantau jalannya pembelajaran, menumbuhkan keaktifan siswa, memberikan motivasi kepada siswa, memberi penguatan tentang pembelajaran yang telah dilaksanakan, dan keaktifan siswa dalam latihan bersama di dalam tim, pra penilaian teman, latihan tambahan, serta tes. Lebih lanjut lagi, Slavin (2005:205-209) menjelaskan tahap-tahap metode CIRC sebagai berikut. a. Guru membagi siswa dalam kelompok-kelompok kecil secara heterogen yaitu dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan membaca tiap anggotanya. b. Guru memberikan teks bacaan sesuai dengan topik pembelajaran. c. Siswa secara tim membaca kemudian bekerjasama mendiskusikan permasalahan sesuai materi pembelajaran. Hasil dari diskusi tersebut
commit 34to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 35
dituangkan dalam tulisan sesuai dengan ejaan serta tata tulis yangbaik dan benar. d. Siswa bersama kelompoknya mempresentasikan/membacakan hasil diskusi kelompoknya, sedangkan siswa dari kelompok yang lain boleh memberikan pendapat/sanggahan dengan cara yang baik. e. Guru dan siswa secara bersama-sama membuat kesimpulan dari pembelajaran yang telah dilaksanakan. f. Penutup.
3. Pembelajaran dengan Media Kartu Paragraf a. Pengertian Media Pembelajaran Media pembelajaran diartikan sebagai segala sesuatu yang dapat digunakan untuk menyalurkan pesan (message), merangsang pikiran, perasaan, perhatian, dan kemauan siswa sehingga dapat mendorong proses belajar.
Bentuk-bentuk
media
pembelajaran
digunakan
untuk
menningkatkan pengalaman belajar agar lebih konkret. Pembelajaran dengan media pembelajaran tidak hanya sekedar menggunakan kata-kata (simbol verbal). Dengan demikian, dapat kita harapkan hasil pengalaman belajar lebih berarti bagi siswa (Sumiati & Asra, 2009:160). Jenis media pembelajaran sangat beragam. Pengklasifikasian media pembelajaran sampai sekarang belum ada pembakuan, yaitu belum adanya kesepakatan atau ketentuan yang berlaku secara umum atau khusus. Oleh karena itu penngklasifikasin media pembelajaran yang ada saat ini
commit 35to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 36
berdasarkan pertimbangan kepentingan atau pendapat yang berbeda-beda. Rudi Brets (dalam Sumiati & Asra, 2009:160) mengklasifikasikan jenis media pembelajaran berdasarkan adanya tiga ciri, yaitu suara (audio), bentuk (visual) dan gerak (motion). Atas dasar ini Brets membuat delapan kelompok media pembelajaran yaitu sebagai berikut. Media pembelajaran audio-motion-visual, yaitu media pembelajaran yang mempunyai suara, ada gerakan dan bentuk obyeknya dapat dilihat. Media pembelajaran ini paling lengkap. Jenis media pembelajaran termasuk kelompok ini adalah televisi, vidio-tape dan film bergerak. Media pembelajaran audio-still-visual, yaitu media pebelajaran yang mempunyai suara, obyeknya dapat dilihat, namun tidak ada gerakan. Seperti film strip bersuara, slide bersuara atau rekaman televisi dengan gambar tidak bergerak (television still recording). Media pembelajaran audio-semi motion, mempunyai suara dan gerakan, namun tidak dapat menampilkan suatu gerakan secara utuh, seperti tele-writing atau teleboard. Media pembelajaran motion-visual, yaitu media pembelajaran yang mempunyai gambar obyek bergerak. Seperti: film (bergerak) bisu (tidak bersuara). Media pembelajaran still-visual, yaitu obyek namun tidak ada gerakan. Seperti film strip, microform, atau halaman cetak. Media pembelajaran semi-motion (semi gerak), yaitu yang menggunakan garis dan tulisan seperti tele-autograf. Media pembelajaran audio, hanya menggunakan suara, seperti radio, telepon, audio tape. Media pembelajaran cetakan, hanya menampilkan simbol-simbol tertentu yaitu huruf (simbol bunyi).
commit 36to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 37
Penggunaan media pembelajaran oleh guru tidak mutlak harus digunakan. Namun akan lebih baik jika digunakan media pembelajaran karena media pembelajaran tentu mempunyai kelebihan-kelebihan yang dapat dimanfaatkan untuk membantu keberhasilan pembelajaran. Media pembelajaran yang beraneka ragam itu dapat dimanfaatkan sebaik-baiknya dalam proses pembelajaran dan digunakan sebagai alat untuk mencapai tujuan pembelajaran. Media pembelajaran disediakan atau diadakan oleh guru melalui dua cara, yaitu membuat sendiri (media by design) atau tinggal memanfaatkan media pembelajaran yang sudah tersedia (media by utilization) melalui cara membeli (meminjam, menyewa). Jika pengadaan media pembelajaran dengan cara membuat sendiri, maka perlu menempuh langkah-langkah berikut ini. Pertama menentukan bahan dan alat yang diperlukan. Bahan tersebut sebaiknya mudah didapatkan di sekitar tempat tinggal atau lingkungan sekolah. Jika harus membeli, maka bahan tersebut hendaknya murah harganya agar tidak memberatkan sekolah, guru, dan siswa. Kedua membuat pola dasar/sket media pembelajaran tersebut. Berdasarkan pola dasar/sket itu lalu dibuat media pembelajaran yang memadai yang dapat mengembangkan daya khayal (imajinasi), aktivitas, kreativitas,
minat
siswa
ketiga
memelihara
dan
merawat
media
pembelajaran selama dan sesudah digunakan. Jika penggunaan media pembelajaran dengan cara membeli, maka perlu menempuh langkah-langkah berkut ini: a) pilih media pembeljaaran yang sesuai dengan materi pembelajaran yang akan diajarkan, bukan hanya
commit 37to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 38
sebagai alat hiburan atau pajangan saja; b) pilih media pembelajaran yang harganya terjangkau dengan keadaan dana sekolah. Harga mahal belum tentu menunjukkan media pembelajaran yang baik dan tepat. Karena media pembelajaran yang diperlukan adalah media pembelajaran yang tepat, meskipun murah, tetapi sesuai dengan materi pembelajaran yang diajarkan; c) memelihara dan merawat media pembelajaran selama dan sesudah digunakan. Anitah (2010:2) menyebutkan media pembelajaran adalah setiap orang, bahan, alat, atau peristiwa yang dapat menciptakan kondisi yang memungkinkan pelajar menerima pengetahuan, keterampilan, dan sikap. Media merupakan sarana untuk menuju ke suatu tujuan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran adalah segala sesuatu yang berfungsi sebagai sarana untuk merangsang kemampuan berfikir dan menerima informasi yang ada dalam proses pembelajaran sehingga tujuan pembelajaran dapat tercapai. Jika hal ini dihubungkan dengan pembelajaran menggunakan media kartu paragraf
berarti
proses
pembelajaran
yang
dilaksanakan
dengan
menggunakan kartu paragraf sebagai alat untuk merangsang kemampuan berfikir dan menerima informasi yang ada dalam proses pembelajaran sehingga siswa mampu mencapai tujuan pembelajaran.
commit 38to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 39
b. Kartu Paragraf Kartu paragraf adalah kartu yang terbuat dari susunan beberapa potongan paragraf dalam bentuk kalimat. Potongan tersebut kemudian ditempelkan pada sebuah kartu. Menurut Suyatno (2004:58) teknik pembelajaran kartu paragraf bertujuan agar siswa dapat mengurutkan berbagai paragraf menjadi sebuah tulisan yang logis dan runtut dengan cara memberikan nomor dibuku tulisnya dengan penanda kalimat awal paragraf. Kemudian siswa menganalisis paragraf yang ada di kartu. Pembelajaran menggunakan media kartu paragraf juga mengacu pada model make a match (mencari pasangan). Menurut Uno & Nurdin Mohamad (2011:84) pembelajaran dengan media kartu model make a match menerapkan langkah-langkah sebagai berikut: a) guru menyiapkan beberapa kartu yang berisi beberapa konsep atau topik yang cocok untuk sesi review, satu bagian kartu soal dan bagian lainnya kartu jawaban; b) setiap siswa mendapat satu buah kartu; c) setiap siswa memikirkan jawaban/soal kartu yang dipegang; d) setiap siswa mencari pasangan yang mempunyai kartu yang cocok dengan kartunya; e) setiap siswa yang dapat mencocokan kartunya sebelum batas waktu diberi poin; f) setelah satu babak kartu dikocok lagi agar tiap siswa mendapat kartu yang berbeda dari sebelumnya; g) demikian seterusnya. Meskipun
pembelajaran
menggunakan
media kartu
paragraf
mengacu pada pendapat di atas, akan tetapi ada sedikit perbedaan pada saat pelaksanaannya yaitu pelaksanaan pembelajaran dilaksanakan secara
commit 39to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 40
kelompok. Siswa di kelas dikelompokan menjadi 4-6 orang kemudian masing-masing kelompok mencocokan pasangan kartu paragraf yang ditelah disediakan. Kelompok yang mampu mencocokan dengan tepat dan dalam waktu yang paling cepat akan memperoleh reward yang telah disediakan oleh guru. Kelompok yang berani menyampaikan simpulan dari hasil pembelajaran membaca yang telah dilaksanakan bersama juga akan memperoleh reward yang telah disediakan oleh guru. Evaluasi dilakukan secara individu. Evaluasi secara individu dilakukan dengan mengerjakan soal yang telah disediakan guru berkaitan dengan materi yang telah diberikan. Prinsip pembelajaran dengan media kartu paragraf yaitu (a) menciptakan pembelajaran yang menyenangkan bagi siswa, (b) model pembelajaran dengan media kartu paragraf berwujud games atau permainan, (c) model pembelajaran dengan setting kelompok kecil 4-6 orang, (d) menekankan pada kegiatan berkelompok untuk memecahkan suatu masalah melalui interaksi sosial melalui teman sebayanya, (e) siswa dapat dengan mudah, senang, dan bergairah dalam menyusun beberapa kalimat menjadi sebuah paragraf yang padu, (f) siswa dapat dengan mudah, senang, dan bergairah dalam memahami berbagai jenis paragraf berdasarkan letak kalimat utama.
commit 40to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 41
4. Prinsip-prinsip Mengaktifkan Siswa dalam Dimensi Pembelajaran Sebagai seorang pendidik, diketahui bahwa profesionalisme seorang guru bukanlah pada kemampuannya mengembangkan ilmu pengetahuan, tetapi lebih pada kemampuannya untuk melaksanakan pembelajaran yang menarik dan bermakna bagi siswanya. Oleh karena itu profesional seorang guru adalah menjadikan pelajaran yang sebelumnya tidak menarik menjadikannya menarik, yang dijadikan sulit menjadi tidak sulit, yang tadinya tidak bermakna menjadi bermakna (Sugiyanto, 2010:1). Pembelajaran yang menarik tentunya tidak terlepas dari peran siswa secara aktif dan kreatif dalam kegiatan pembelajaran
yang sedang
dilaksanakan. Untuk menjadikan pembelajaran yang menarik seorang guru hendaknya
memahami
pembelajaran.
Menurut
prinsip-prinsip Uno
&
yang
Nurdin
ada
Mohamad
didalam (2011:36)
kegiatan dalam
pembelajaran hendaknya diperhatikan beberapa prinsip pembelajaran sehingga pada waktu proses pembelajaran berlangsung peserta didik dapat melakukan kegiatan belajar secara optimal. Prinsip-prinsip yang ada pada dimensi pembelajaran adalah sebagai berikut. Penentuan tujuan dan isi pembelajaran, prinsip ini menuntut agar dalam mengembangkan program pembelajaran hendakya dilakukan penyesuaian antartujuan dari isi pembelajaran dengan karakteristik siswa, sehingga dapat memenuhi kebutuhan minat dan kemampuan siswa. Pengembangan konsep dan aktivitas, prinsip ini mempersayaratkan agar program mampu menyajikan alternatif kegiatan yang mengarah pada pengembangan konsep aktivitas belajar
commit 41to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 42
siswa. Pemilihan dan penggunaan berbagai metode dan media, prinsip ini menuntut agar mampu memilih dan sekaligus mampu menggunakan berbagai strategi dan metode belajar-mengajar, sehingga dapat menciptakan kondisi belajar yang dapat membelajarkan siswa aktif dan penuh makna. Penentuan metode dan media, prinsip ini mempersyaratkan agar dalam proses pembelajaran diberikan alternative metode dan media yang dapat dipilih secara luwes. Maksudnya pengembangan program hendaknya mampu memilih metode atau media sebagai alternatif memilih kesetaraan. Komunikasi yang bershabat antara guru dan siswa, prinsip ini mempersayaratkan agar dalam situasi belajar-mengajar dapat dibangun hubungan dan personal yang setara. Komunikasi yang bersahabat antara guru dan siswa akan memperlancar jalannya proses belajar-mengajar sehingga akan meningkatkan keaktifan siswa. Kegairahan dan kegembiraan dalam belajar, prinsip ini mempersyaratkan berkembangnya
situasi
belajar-mengajar
sehingga
akan
meningkatkan
kegairahan dan kegembiraan belajar. Hal ini akan terjadi apabila aktivitas belajar dan isi pelajarn sesuai dengan karaktersitik siswa.
5. Hakikat Membaca a. Pengertian Membaca Keterampilan dasar bahasa dibedakan menjadi empat aspek yaitu: mendengarkan (menyimak), berbicara, membaca, dan menulis. Membaca adalah suatu kegiatan memahami bacaan guna memperoleh informasi atau pesan yang terkandung dalam bacaan. Untuk memperoleh kemampuan
commit 42to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 43
bacaan yang memadai, seseorang memerlukan banyak pengetahuan dan kemampuan lain sebagai pendukung (Muslich & Suyono, 2010:41). Produk membaca adalah komunikasi, yaitu pemahaman tentang, gagasan yang dituliskan oleh penulis. Komunikasi sangat bergantung pada pemahaman yang dipengaruhi oleh semua aspek dari proses membaca. Keterampilan pengenalan kata, aspek asosiasi dari proses membaca sangatlah penting. Namun proses pemahaman menyertakan proses yang lebih dari sekadar decoding symbol ke dalam bunyi, seperti membaca yang mengerti arti apa yang tersurat dan tersirat (Tarigan, 2000:7). Membaca merupakan keterampilan seseorang dalam memproses huruf dan bunyi yang dihubungkan ke dalam pengenalan kata dan kemampuan untuk memproses suatu teks. Membaca sebagai suatu proses adalah menghubungkan informasi dari teks dengan pengetahuan yang dimiliki oleh pembaca merupakan peran yang utama untuk membentuk makna. Rosenbalt dalam Cuero (2008) mengungkapkan bahwa:
ow a reader responds to the text with use of continum. One end of the continum consist of the efferent response where the meaning result from an abstracting-out and analytic structuring of the ideas, information, directions, conclusions to be ret
Seorang pembaca akan bereaksi terhadap teks dengan menggunakan suatu rangkaian. Rangkaian tersebut menanggapi maksud/arti dari suatu abstrak luar dan struktur analitik yang menyangkut gagasan, informasi, arah, serta kesimpulan setelah pembacaan peristiwa.
commit 43to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 44
Membaca adalah proses pengolahan bacaan secara kritis-kreatif yang dilakukan dengan tujuan memperoleh pemahaman yang bersifat menyeluruh tentang bacaan itu dan penilaian terhadap keadaan; nilai, fungsi, dan dampak bacaan itu. Membaca merupakan suatu proses untuk memahami suatu bahan tertulis. Ram dam Moorman (dalam Dardjowidjojo, 2003:303) menyatakan bahwa membaca sebagai suatu proses untuk menganalisis bahan tertulis dan menghasilkan output yang berupa pemahaman atas bahan tersebut. Jonathan Anderson (1986) memandang membaca sebagai suatu proses untuk memahami makna suatu tulisan. Membaca merupakan suatu kesatuan kegiatan yang terpadu yang mencakup mengenali huruf dan katakata, menghubungkannya dengan bunyi serta maknanya, serta menarik kesimpulan tentang maksud bacaan (dalam Slamet, 2009:71). Lebih lanjut disebutkan bahwa membaca adalah melihat kemudian memahami sesuatu yang berupa tulisan atau cetakan. Membaca adalah suatu penafsiran arti yang bermakna dari suatu simbol-simbol verbal yang berupa cetakan atau tulisan. Membaca adalah memetik serta memahami arti atau makna yang terkandung di dalam bahan . tertulis atau bacaan. Hal ini dikuatkan pula dengan pendapat Wallace (1996:4) sebagaimana yang terdapat pada kutipan berikut ini. text as apiece of ccommunication: other word, we assume some
commit 44to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 45
Berkaitan dengan tujuan membaca, Wallace (1996:6-7) membagi tujuan membaca menjadi tiga. yaitu: (1) Reading for survival; (2) Reading for learning, (3) Reading for pleasure. Tujuan seseorang dalam membaca didasarkan pada tiga tujuan, yaitu: (1) membaca untuk keselamatan diri; (2) membaca untuk menambah pengetahuan; dan (3) membaca untuk kesenangan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa membaca adalah suatu kegiatan yang dilakukan oleh seseorang untuk mengolah bacaan dengan pikiran demi mencapai suatu tahap pemahaman terhadap isi bacaan.
b. Jenis-jenis Pengajaran Membaca Oka (1983:71-73) menyatakan
bahwa pengajaran
membaca
mencakup pengajaran: 1) membaca permulaan, 2) membaca nyaring, 3) membaca dalam hati, 4) membaca pemahaman, 5) membaca bahasa, 6) membaca teknik. Pengajaran membaca permulaan disajikan kepada siswa tingkat permulaan Sekolah Dasar. Tujuannya adalah membiasakan dasar-dasar mekanisme membaca, seperti misalnya kemampuan mengasosasikan huruf dengan bunyi-bunyi bahasa yang diwakilinya, membina gerak mata membaca dari kiri ke kanan, membaca kata-kata dan kalimat-kalimat sederhana dan lainnya.
commit 45to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 46
Pengajaran membaca nyaring disatu pihak dianggap merupakan bagian atau lanjutan dari pengajaran membaca permulaan, sedangkan dari pihak lain memandang sebagai pengajaran membaca tersendiri yang sudah tergolong tingkat lanjut, misalnya membaca sebuah kutipan dengan suara nyaring. Pengajaran membaca dalam hati ditujukan untuk membina siswa agar mereka mampu membaca tanpa suara dan mampu memahami isi tuturan tertulis yang dibacanya, baik isi pokoknya maupun isi bagiannya. Termasuk pula isi yang tersurat dan tersirat. Praktiknya, pengajaran membaca pemahaman hampir tak berbeda dari
pengajaran
membaca
dalam
hati,
namun
dititikberatkan
ke
permasalahan pemahaman suatu bacaan. Pengajaran membaca bahasa pada dasarnya
merupakan
alat
dari
pengajaran
bahasa.
Guru-guru
memanfaatkannya untuk membina keterampilan berbahasa siswa. Pengajaran membaca teknik memusatkan perhatiannya kepada pembinaan-pembinaan
kemampuan
siswa
menguasai
teknik-teknik
membaca yang dipandang perlu. Dalam pelaksanaannya, pengajaran membaca teknik sering kali berimpit dengan pengajaran membaca nyaring, dan dengan membaca permulaan. Di pihak lain, pengajaran membaca ini banyak pula terlibat dengan cara-cara membaca atau tuturan tertulis yang tergolong rumit. Lebih lanjut dikatakan bahwa: selain dari keenam macam membaca di atas, secara sistematis ada pula lembaga pendidikan yang melaksanakan pengajaran membaca cepat yang membina kecepatan dalam membaca.
commit 46to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 47
strategi
dan
teknik
pengajaran
kemampuan membaca adalah kemampuan membaca akan dapat dikuasai oleh siswa dengan baik apabila mereka banyak berlatih membaca. Untuk itu, perlu dipikirkan model yang tepat. Salah satunya ialah memastikan kegiatan siswa dalam belajar membaca tidak hanya dilakukan di dalam kelas dan jam pelajaran membaca saja, melainkan juga dilakukan dalam berbagai kesempatan, baik di sekolah maupun di rumah.
c. Tahap-tahap Kegiatan Membaca Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata/bahasa tulis. Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas makna kata-kata secara individual akan dapat diketahui (Tarigan, 2008:7). Berkaitan dengan kegiatan membaca, Horowitz (dalam Saddhono & St. Y. Slamet (2012:87) merumuskan proses membaca meliputi tahap tahap survey, question, read dan recite. Sedangkan Guzzeti B.J. (1999) dan Urquhart & Weir melalui Saddhono & St. Y. Slamet (2012:87) menyampaikan tahap-tahap dalam kegiatan membaca, meliputi: Tahap prabaca, tahap prabaca merupakan kegiatan yang dilakukan sebelum kegiatan inti membaca untuk mengaktivasi pengetahuan awal maupun pengetahuan relevan yang sudah dimiliki siswa dalam rangka membangun pemahaman membaca mengenai isi teks.
commit 47to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 48
Tahap membaca, tahap membaca yaitu kegiatan membaca yang sesungguhnya atau kegiatan inti membaca yang dilakukan dengan kondisi diam atau silent away. Artinya, selama membaca yang bergerak adalah mata sehingga pembaca tidak boleh menyuarakan teks karena gerak mata lebih cepat daripada gerakan bibir. Tahap pascabaca, tahap pascabaca yaitu kegiatan yang dilakukan setelah membaca untuk membantu siswa dalam mengintegrasikan informasi baru ke dalam skemata yang sudah ada. Selain itu kegiatan pascabaca dapat memperkuat dan mengembangkan hasil belajar yang diperoleh sebelumnya.
d. Pengertian Membaca Pemahaman Membaca pemahaman adalah kemampuan untuk menerjemahkan kata-kata penulis sehingga menimbulkan pikiran-pikiran atau ide-ide yang berguna bagi pembaca seperti yang terkandung dalam bacaan. Bond dkk. Dalam bukunya Reading Difficulties menjelaskan bahwa membaca pemahaman adalah suatu proses membaca yang bertujuan memperoleh pemahaman dan penafsiran yang memadai terhadap makna-makna yang terkandung di dalam lambang-lambang tulis (Zints dalam Wiryodijoyo, 1989:11). Menurut Bond et. all (dalam Harnas et. all, 1997:42) membaca pemahaman adalah kegiatan membaca yang bertujuan memperoleh pemahaman dan penafsiran yang memadai terhadap makna-makna yang terkandung dalam lambang-lambang tulis. Sasaran utamanya adalah
commit 48to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 49
menghasilkan pembaca yang efektif. Membaca pemahaman (reading for understanding) pada hakikatnya adalah kegiatan membaca yang dimaksudkan untuk memahami makna yang terkandung dalam suatu teks. Membaca pemahaman adalah jenis kegiatan membaca yang menafsirkan pengalaman, menghubungkan informasi baru yang telah diketahui, menemukan jawaban pertanyaan-pertanyaan kognitif dari bahan (bacaan) tertulis. Selanjutnya dikatakan bahwa membaca pemahaman adalah
jenis membaca yang merupakan rincian membaca
intensif yang memiliki tujuan untuk memahami (a) Standar-standar atau norma-norma kesusastraan (literary standards); (b) resensi kritis (critical review); (c) drama tulis (printed drama) antara lain mencakup prinsipprinsip kritik drama, unsur-unsur drama, jenis-jenis drama, pola fiksi (pattern fiction) antara lain mencakup unsur-unsur fiksi, jenis-jenis fiksi, perbedaan fiksi, dan non fiksi (Tarigan 1983:56). Evaluation Of Turkish Hearing Impaired
menyatakan sebagai berikut.
oses of combining the cue systems of the language, namely, syntax, semantics, pragmatics and graphophnonics with the prior knowledge and experiences. If readers have a purpose to read and if the material interest them, they involve their background knowledge in the process, too, which facilitates reading
Membaca pemahaman merupakan proses mengkombinasikan isyarat
commit 49to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 50
atau sistem bahasa meliputi sintaksis, semantik, dan grafem serta pengalaman sebelumnya. Seorang pembaca yang memiliki tujuan dan melibatkan pengetahuan yang telah dimiliki akan lebih mudah dalam membaca pemahaman. Adapun aspek-aspek dalam membaca pemahaman menurut Harnas (1997:42) adalah sebagai berikut. Pertama, memahami pengertianpengertian sederhana yang mencangkup: a) kemampuan memahami katakata atau istilah baik secara leksikal maupun secara gramatikal yang terdapat dalam suatu bacaan, b) kemampuan memahami pola-pola kalimat, bentuk-bentuk kata serta susunan kalimat-kalimat panjang yang sering dijumpai di dalam tulisan resmi, c) kemampuan menafsirkan lambang atau tanda tulisan yang terdapat dalam bacaan. Kedua memahami signifikan atau makna, yang mencakup: a) kemampuan memahami ide-ide pokok yang dikemukakan oleh pengarang, b) kemampuan mengaplikasi isi karangan dengan kebudayaan yang ada, c) dapat meramalkan relasi-relasi yang memungkinkan timbul dari si pembaca. Ketiga, dapat mengevaluasi isi dan bentuk-bentuk karangan. Keempat, dapat menyelesaikan karangan dengan tujuan yang hendak dicapai. Hal lain yang perlu diperhatikan dalam membaca pemahaman adalah bahan bacaannya. Bahan bacaan yang memiliki tingkat kesukaran tinggi akan menjadi kendala bagi pembaca dalam memahami, namun ebaliknya siswa akan memahami dengan baik bahan bacaan yang tergolong mudah. Berdasarkan aspek-aspek membaca pemahaman dari Harnas, mengandung
commit 50to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 51
pengertian bahwa membaca pemahaman merupakan jenis kegiatan membaca yang dimaksudkan untuk memahami makna yang tersirat maupun yang tersurat dalam bacaan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa membaca pemahaman adalah proses membaca yang dilakukan oleh seseorang dengan tujuan untuk memahami makna yang terkandung dalam suatu bacaan. Jadi dalam kegiatan ini pembaca tidak hanya dituntut sekedar tahu isi bacaan tetapi ia juga harus mampu menguhubungkan informasi baru yang telah diketahui dengan pengalaman-pengalaman yang dialaminya.
e. Tujuan Membaca Pemahaman Membaca merupakan aktivitas aktif, memberi tanggapan terhadap arti apa yang dibaca, maka tujuan utama membaca menurut Tarigan (1984:9) adalah untuk mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan. Makna, arti (meaning) erat sekali berhubungan dengan maksud tujuan, atau intensif kita dalam membaca. Tujuan khusus membaca yang berhubungan dengan kegiatan membaca pemahaman yaitu (1) membaca memperoleh perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for details or facts) dan (2) membaca untuk memperoleh ide-ide utama (reading for main ideas). Membaca pemahaman dimaksudkan untuk memahami makna yang terkandung dalam suatu teks. Membaca pemahaman (reading for understanding) adalah suatu jenis kegiatan membaca yang bertujuan untuk
commit 51to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 52
memahami (a) Standar-standar atau norma- norma kesusastraan (literary standards); (b) resensi kritis (critical review); (c) drama tulis (printed drama) antara lain mencakup prinsip-prinsip kritik drama, unsur-unsur drama, jenis-jenis drama; d) pola fiksi (pattern fiction) antara lain mencakup unsur-unsur fiksi, jenis-jenis fiksi, perbedaan fiksi, dan non fiksi (Tarigan, 1984:56). Berkaitan
dengan
penilaian
terhadap
kemampuan
membaca
pemahaman, Brown (2001:300) (dalam Saddhono dan St. Y. Slamet, 2012:90)
mengemukakan
delapan
strategi
penilaian,
meliputi:
1)
mengerjakan, yaitu merespon secara fisik suatu penunjuk, 2) memilih, yaitu menyeleksi alternatif (topik, gambar, data, teks) yang relevan dengan bacaan di antara beberapa alternatif yang diberikan, 3) mentransfer, yaitu membuat ringkasan teks yang telah dibaca, 4) menjawab, yaitu menjawab pertanyaan tentang isi teks, 5) meringkas, yaitu membuat outline atau kerangka bacaan, 6) memperluas, yaitu melanjutkan ending bacaan, 7) memeragakan, yaitu memprraktikan untuk member contoh, dan 8) bercakap-cakap, yaitu melakukan Tanya jawab yang mengindikasikan pemberian informasi tentang isi bacaan. Berdasarkan pendapat di atas disimpulkan bahwa membaca pemahaman adalah kegiatan membaca yang dilakukan seseorang dengan tujuan memahami isi bacaan secara keseluruhan dan mendetail untuk mendapatkan informasi dalam bacaan.
commit 52to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 53
f. Langkah-langkah dalam Membaca Pemahaman Membaca untuk memahami isi bacaan tidaklah sulit, berikut langkah-langkah yang digunakan dalam memahami isi bacaan. Pertama, bacalah bacaan itu dengan cepat untuk menemukan hal-hal yang dianggap penting dan berilah tanda garis bawah pada bagian yang penting. Kedua, baca kembali dengan teliti agar dapat memahami bacaan dengan baik (Depdiknas, 2004:23). Menurut
Wainwright
(2006:44-45)
ada
tiga
cara
dalam
meningkatkan pemahaman terhadap materi bacaan, antara lain: pertama, Anda bisa memperbaikinya dengan membaca materi bacaan dengan tema luas dan beragam. Dalam hal ini keragaman jauh lebih penting dibandingkan jumlah. Kedua, Anda bisa memperbaikinya lewat diskusi. Dalam diskusi pemahaman Anda secara langsung disetujui atau ditolak, dengan demikian setelah berdiskusi Anda mempunyai pemahaman yang lebih baik dari sebelumnya. Ketiga, Anda bisa meningkatkan pemahaman lewat tes, mungkin Anda tidak menyadari peningkatannya saat mengerjakan latihan-latihan dalam buku, sebab latihan tersebut disusun secara bertahap dengan tingkat kesulitan yang lambat laun semakin tinggi. Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah dalam membaca pemahaman yaitu dengan membaca bacaan dengan cepat, beri tanda garis bawah pada bagian penting untuk menemukan hal-hal yang dianggap penting, dan baca kembali dengan teliti agar dapat memahami bacaan dengan baik, selain itu siswa perlu dibekali
commit 53to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 54
keterampilan metode belajar yang dapat membantu mereka menyimpan materi yang dibaca dalam ingatannya agar dapat mencapai pemahaman yang optimal dalam waktu yang tepat.
6. Hakikat Kemampuan Memahami Paragraf a. Pengertian Kemampuan Kemampuan adalah kekuatan siswa dalam menunjukan tindakan responsif, termasuk gerakan-gerakan terkoordinasi yang bersifat kompleks dan pemecahan problem mental (Warren, 1994:1). Kemampuan adalah suatu pertimbangan konseptual yang berarti semua kondisi psikologi yang diperlukan siswa untuk menuju suatu aktivitas. Menurut Chaplin (2000:1) kemampuan diartikan sebagai kecakapan, ketangkasan, bakat, kesanggupan, tenaga (daya kekuatan) untuk melakukan suatu perbuatan. Suatu kemampuan adalah suatu kekuatan untuk menuju suatu tindakan khusus, baik secara fisik maupun mental (Stenberg, 1994:3). Sementara itu Gagne dan Briggs (1997:57) menganggap bahwa kemampuan adalah hasil belajar siswa setelah mengikuti suatu proses belajar-mengajar. Berdasarkan beberapa pendapat dari para ahli di atas, dapat disimpulkan bahwa kemampuan adalah upaya seseorang melakukan suatu tindakan yang terkoordinasi baik secara fisik ataupun mental untuk memecahkan suatu masalah. Jika hal ini dihubungkan dengan kemampuan siswa memahami suatu paragraf berarti suatu tindakan atau aktivitas yang dilakukan
oleh
seorang
siswa
pada
commit 54to user
proses
pembelajaran
untuk
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 55
mengungkapkan ide/gagasan ataupun jenis kalimat dalam sebuah paragraf. Sehingga hasil akhir pada kegiatan pembelajaran adalah siswa mampu memahami secara menyeluruh jenis/bentuk paragraf berdasarkan letak kalimat utama ataupun menentukan jenis paragraf berdasarkan isi ataupun tujuan.
b. Pengertian Paragraf Paragraf adalah bagian-bagian karangan yang terdiri atas kalimatkalimat yang berhubung-hubungan secara utuh dan padu serta merupakan satu kesatuan pikiran (Soedjito & Mansur Hasan, 1990:3). Senada dengan pendapat tersebut, pengertian paragraf menurut Sakri (1992:1) merupakan satuan terkecil sebuah karangan. Isinya membentuk satu pikiran sebagai bagian dari pesan yang disampaikan oleh penulis dalam karangannnya. Istilah lain digunakan oleh Keraf (1993:62) yaitu alinea. Alinea atau paragraf tidak lain dari suatu kesatuan pikiran, suatu kesatuan yang lebih tinggi atau lebih luas dari kalimat. Ia merupakan himpunan dari kalimatkalimat yang bertalian dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan. Istilah paragraf pada dasarnya sepadan pengertiannya dengan alinea, kata paragraf di serap ke dalam bahasa Indonesia dari kata inggris paragraph sedangkan kata alinea diserap dari bahasa Belanda dengan ejaan yang sama (Sakri, 1992:1). Baik paragraf maupun alinea keduanya mengandung pikiran penjelas sehingga menjadi satu kesatuan dalam organisasi karangan.
commit 55to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 56
Akhadiah (2001:63) menyatakan bahwa paragraf merupakan inti penuangan buah pikiran dalam sebuah karangan. Sebuah paragraf merupakan himpunan kalimat yang saling berkaitan dalam suatu rangkaian untuk membentuk sebuah gagasan. Paragraf mengandung satu unit buah pikiran yang didukung oleh semua kalimat dalam paragraf tersebut, mulai dari kalimat pengenal, kalimat utama atau kalimat topik, kalimat penjelas sampai kalimat penutup. Berdasarkan beberapa pendapat di atas, dapat disimpulkan bahwa paragraf adalah karangan yang terdiri dari kalimat utama (topik) dan kalimat penjelas yang tersusun secara logis-sistematis untuk menuangkan buah pikiran menjadi satu kesatuan yang padu.
c. Fungsi Paragraf Sebuah karangan baik panjang maupun pendek harus dibagi menjadi bagian-bagian. Karangan panjang pada umumnya dibagi menjadi bab-bab, kemudian bab-bab itu menjadi subbab-subbab, misalnya hanya terdiri atas satu halaman, juga harus dibagi menjadi bagan-bagian yang disebut paragraf. Dengan cara demikian mudah dipahami di mana satu pokok pikiran dimulai, dikembangkan dan diakhiri. Berbeda halnya jika karangan itu terbagi atas pargraf-paragraf. Setelah sebuah paragraf berakhir, pembaca dapat berhenti sebentar dan dapat berkonsentrasi terhadap tema yang terkandung di dalam paragraf itu Jelas bahwa paragraf berfungsi untuk
commit 56to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 57
memudahkan memahami pokok-pokok pikiran yang terkandung dalam sebuah karangan (Soedjito & Mansur Hasan (1990:3). Sebuah paragraf yang baik harus dapat melaksanakan fungsi sepenuhnya. Fungsi tersebut adalah untuk mengembangkan sebuah unit (kesatuan).
Setiap kalimat dalam
paragraf
sebaiknya secara jelas
berhubungan dengan unit itu. Jumlah kalimatnya sebaiknya membuat pembaca merasa bahwa unit tersebut telah dikembangkan secara efisien. Paragraf yang tersusun dengan baik berfungsi sebagai alat bantu bagi pengarang maupun pembaca. Seperangkat kalimat itu akan memungkinkan pengarang mengembangkan jalan pikirannya secara sistematis pula. Kalimat yang tersusun secara sistematis itu sangat memudahkan untuk menelusuri dan memahami jalan pikiran seseorang. Sedangkan menurut Tarigan (1987:12) menyatakan fungsi paragraf adalah: (1) penampung ide pokok; (2) alat untuk memudahkan pembaca memahami jalan pikiran pengarang; (3) alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikirannya secara sistematis; (4) pedoman bagi pembaca untuk mengikuti dan memahami alur pikiran pengarang; (5) alat penyampai ide pokok pengarang kepada pembaca; (6) sebagai penanda bahwa pikiran baru dimulai; dan (7) dalam rangka keseluruhan karangan, paragraf dapat berfungsi sebagai pengantar, transisi dan penutup (konklusi). Berdasarkan berbagai pendapat tersebut di atas, dapat disimpulkan bahwa secara garis besar fungsi paragraf adalah (1) untuk membedakan suatu gagasan mulai dan berakhir; (2) memberi kesempatan kepada
commit 57to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 58
pembaca untuk lebih berkonsentrasi terhadap apa yang dibacanya; dan (3) alat bagi pengarang untuk mengembangkan jalan pikirannya secara sistematis.
d. Tujuan Paragraf Paragraf sekurang-kurangnya mempunyai tujuan sebagai berikut: (1) memudahkan pengertian dan pemahaman dengan memisahkan suatu tema dari tema yang lain. Oleh karena itu, tiap alinea hanya boleh mengandung satu tema. Bila terdapat dua tema, maka alinea itu harus dipecahkan menjadi dua alinea; (2) memisahkan dan menegaskan perhentian secara wajar dan formal untuk memungkinkan kita berhenti lebih lama dan pada perhentian pada akhir kalimat. Dengan perhentian yang lebih lama ini konsentrasi terhadap tema alinea lebih terarah (Keraf, 2004:70).
e. Syarat Penyusunan Paragraf yang Baik Keraf (2004:74-75) menyebutkan bahwa dibangunnya suatu paragraf harus memenuhi syarat: 1) kesatuan yang berarti kalimat-kalimat yang menyusun suatu paragraf menyatakan satu tema tertentu, 2) koherensi yang berarti kalimat-kalimat yang membentuk suatu paragraf saling berhubungan dan kompak, 3) perkembangan paragraf, merupakan penyusunan atau perincian dari gagasan-gagasan yang membentuk paragraf tersebut. Kepaduan dalam paragraf dibangun dengan memperhatikan: (a) unsur kebahasaan, (b) pemerincian dan urutan isi paragraf, (c) letak kalimat topik.
commit 58to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 59
Berikut diuraikan hal-hal yang perlu diperhatikan dalam membangun kepaduan paragraf. 1) Unsur Kebahasaan Unsur kebahasaan dirasakan sangat penting peranannya dalam membangun kepaduan sebuah paragraf. Unsur kebahasaan di sini ada tiga hal, yakni: (1) repetisi; (2) kata ganti; dan; (3) kata transisi (Keraf, 2004:86-91). Kepaduan sebuah paragraf didapat dengan mengulang kata-kata kunci, yaitu kata yang dianggap penting. Kata kunci ini mula-mula muncul dalam kalimat pertama, lalu diulang dalam kalimat-kalimat berikutnya. Pembangunan kepaduan ini disebut repetisi. Sebuah kata yang mengacu kepada manusia, benda satu hal tidak dapat dipergunakan berkali-kali dalam sebuah konteks yang sama. Untuk menghindari segi-segi negatif dari pengulangan itu, maka dipergunakan kata ganti. Dengan demikian kata ganti dapat pula berfungsi menjadi kepaduan yang baik dan teratur antara kalimat-kalimat yang membina sebuah paragraf. 2) Letak dan Urutan Isi Paragraf Bagaimana mengembangkan pikiran utama menjadi sebuah paragraf dan bagaimana hubungan antara pikiran utama dengan pikiran penjelas dapat dilihat dari urutan perinciannya. Perinciannya ini dapat diurutkan secara kronologis (urutan waktu) secara logis: sebab akibat, umum-khusus, klimaks, proses dan sebagainya (Keraf, 2004:91).
commit 59to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 60
3) Letak Kalimat Topik Paragraf dikembangkan dengan memperhatikan syarat-syarat pembentukan paragraf. Syarat tersebut mutlak diperhatikan untuk memperoleh
paragraf
yang baik. Pengembangan
paragraf
yang
memperhatikan kesatuan dan kepaduan harus memperhatikan kalimat topik. Kalimat topik (topic sentence) merupakan kalimat pertama di dalam sebuah paragraf. Kalimat topik harus ada sebelum terbentuknya sebuah paragraf. Berkaitan dengan kalimat topik, hal-hal yang harus diperhatikan adalah: (1) susunlah kalimat topik dengan baik dan wajar; (2) tempatkanlah kalimat topik dalam posisi mencolok dan jelas dalam sebuah paragraf; (3) gunakan kata-kata transisi, frasa, dan alat lain di dalam dan di antara paragraf (Akhadiah, 2001:25). Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan hakikat kemampuan menyusun paragraf adalah kesanggupan (kemahiran) siswa dalam menyusun rangkaian untaian kalimat yang memenuhi syarat kelengkapan, kesatuan, keteraturan, dan kepaduan. Kemampuan tersebut terukur setelah siswa mengerjakan tes kemampuan mengembangkan paragraf yang diujikan penelitian dengan indikator (1) kesesuaian ide dengan isi yang disampaikan (kesatuan gagasan), (2) organisasi isi mencakupi koherensi dan kohesifan antarkalimat, keruntutan, (3) ketepatan penggunaan tata bahasa dan pola kalimat (struktur kalimat), (4) ketepatan penggunaan kata/istilah (diksi), dan (5) ketepatan penggunaan ejaan dan tanda baca.
commit 60to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 61
f. Jenis-jenis Paragraf Berdasarkan letak kalimat topik, menurut Arifin & Amran Tasai
(2011:124-125) paragraf dikelompokkan menjadi dua jenis: pertama paragraf deduktif yaitu paragraf yang meletakan kalimat topik pada awal paragraf. Mulyono (2011:64) mengemukakan bahwa paragraf deduktif adalah paragraf yang diawali dengan kalimat atau kalimat-kalimat yang merupakan informasi umum atau informasi utama. Kalimat-kalimat selanjutnya merupakan kalimat-kalimat yang memberikan penjelasan tentang informasi utama tadi. Secara singkat paragraf deduktif menurut Mulyono adalah paragraf yang berpola informasi umum + informasi khusus, atau ide utama + ide-ide penjelas. kedua paragraf induktif yaitu paragraf yang meletakkan kalimat topik di akhir paragraf. Sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Arifin & Amran Tasai (2011:124-125) mengenai penjelasan paragraf induktif, Mulyono (2011:64) mengemukakan, paragraf induktif yaitu paragraf yang menyajikan kalimat-kalimat atau ide-ide penjelas terlebih dahulu. Secara skema, paragraf bernalar induktif berpola: ide-ide penjelas + ide utama atau informasi-informasi khusus + informasi umum. Sementara itu, Wachid B.S. & Heru Kurniawan (2010:157-159) mengemukakan, berdasarkan letak pikian utamanya, paragraf dapat diidentifikasi sebagai berikut: Pertama paragraf deduktif adalah tipe paragraf yang letak pikiran utamanya dituangkan dalam kalimat di awal paragraf, sedangkan pikiran penjelasnya dituangkan dalam kalimat-kalimat
commit 61to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 62
selanjutnya. Menurut mereka tipe paragraf deduktif ini sering disebut tipe paragraf dari umum ke khusus. Artinya, kalimat awal sebagai pikiran utama selalu mengungkapkan hal yang sifatnya umum, yang kemudian dijelaskan kekhususannya pada kalimat-kalimat selanjutnya. Kedua paragraf induktif adalah tipe paragraf yang pikiran utamanya dituangkan dalam kalimat-kalimat di akhir paragraf, sedangkan pikiran penjelasnya terletak pada kalimat awal. Menurut mereka tipe induktif ini sering disebut tipe paragraf dari khusus ke umum. Artinya, pikran utama sebagai hal yang umum dituangkan dalam kalimat di akhir paragraf, sedangkan kalimat-kalimat penjelasnya yang bersifat khusus terdapat di awal kalimat. Ketiga paragraf deduktif-induktif (campuran) adalah paragraf yang pikiran utamanya tertuang dalam kalimat awal dan akhir paragraf, sedangkan pikiran penjelasnya tertuang dalam kalimat-kalimat di tengah atau antara keduanya. Menurut Tarigan (1984:29) ada tiga pola pikir dalam pengembangan paragraf, pertama berpolakan umum-khusus (deduktif) yaitu kalimat topik dikembangkan dengan pemaparan ataupun deskripsi sampai bagian-bagian kecil sehingga pengertian kalimat topik yang bersifat umum menjadi jelas, kedua berpolakan khusus-umum (induktif) yaitu paragraf dimulai dengan penjelasan bagian-bagian kongkret atau khusus yang dituangkan dalam beberapa kalimat pengembang. Berdasarkan penjelasan tersebut pengarang sampai kepada simpulan umum
dinyatakan dengan kalimat topik pada
commit 62to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 63
bagian akhir paragraf. dan ketiga, berpolakan campuran seperti umumkhusus-umum dan khusus-umum-khusus; yaitu paragraf dapat dimulai dengan kalimat topik disusul kalimat pengembang dan diakhiri kalimat penegas. Sebaiknya dapat pula kalimat pengembang terbagi dua sebagian di awal, sebagian di akhir paragraf sedang kalimat topiknya di tengah. Sedangkan menurut Mulyono (2011:65) paragraf
deduktif-induktif
(campuran) adalah paragraf yang diawali dengan informasi umum, kemudian informasi penjelas, dan diakhiri dengan informasi yang merupakan ide utama paragraf. Sehubungan dengan cara memahami sebuah paragraf, Saddono & St. Y. Slamet (2012:75) mengemukakan tentang cara menentukan gagasan pokok sebuah paragraf, sebagai berikut: 1) memperhatikan paragraf sebagai unit suatu bacaan, 2) membaca kalimat pertama dalam paragraf secara cermat. Biasanya kalimat pertama paragraf merupakan pendukung ide pokok, 3) jika kalimat pertama ternyata bukan kalimat topik, langkah berikutnya adalah membaca kalimat terakhir dalam paragraf. Ada kalanya penulis meletakkan pikiran utamanya pada kalimat terakhir, 4) jika kalimat pertama ataupun kalimat terakhir tidak sebagai kalimat topik, langkah yang diambil adalah memperhatikan semua fakta dalam paragraf secara teliti untuk menentukan ide pokoknya, 5) belajar mengenal kalimat dalam paragraf yang tidak mendukung, 6) memperhatian istilah bercetak tebal atau miring, 7) menafsirkan pikiran penulis, 8) membaca dengan tujuan akhir
commit 63to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 64
memperoleh fakta-fakta yang terperinci dan dapat menunjang pemahaman secara keseluruhan. Berdasarkan beberapa pendapat di atas maka dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa pembagian jenis paragraf yang perlu dikembangkan dalam kaitannya dengan letak kalimat topik meliputi: (a) paragraf deduktif; (b) paragraf induktif; dan (c) paragraf deduktif-induktif (campuran). 1) Paragraf Deduktif Paragraf deduktif adalah paragraf yang menempatkan kalimat topik (utamanya) pada awal paragraf. Adapun uraian-uraian dan perincian-perincian dijelaskan dengan kalimat-kalimat penjelas yang menyertainya. Contoh paragraf deduktif sebagai berikut.
Basa ibu iku basane masyarakat kang dipigunakake saben dina ing sawijining wilayah. Ananging basa ibu ora amung kanggo ing sawilayah bae, amarga ana wong-wong kang saka salah sawijining wilayah nglakoni migrasi utawa liyane, tetep migunakaken basa ibune. Cethane yen wong Jawa, ing Jawa Tengah, basa ibune ya basa Jawa. Ananging rikala wong Jawa mau meng Jakarta, Lampung utawa Suriname, isih bae migunakaken basa Jawa kanggo sesrawungan marang wong sing saka Jawa Tengah uga.
Pada contoh paragraf di atas, kalimat utama terletak pada awal paragraf. Dengan menempatkan kalimat utama pada awal, maka pikiran pokok (ide pokok) akan mendapat penekanan yang wajar. Cara inilah yang paling lazim diterapkan dalam kegiatan tulis-menulis karena posisi awal itu paling menarik perhatian pembaca.
commit 64to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 65
2) Paragraf Induktif Paragraf induktif adalah paragraf yang menempatkan kalimat topik (utamanya) pada akhir paragraf. Paragraf jenis ini dimulai dari bagian-bagian atau hal-hal yang khusus yang dituangkan dalam kalimatkalimat penjelas, baru kemudian ditarik kesimpulan pada akhir paragraf dalam wujud kalimat yang mengandung ide utama. Contoh paragraf induktif sebagai berikut.
Awit pangarsa pawiyatan pindah, tanggung jawab Pak Umar saya tambah abot. Tugas-tugas mbimbing dwija enom diasta ana dheweke. Anggone ngrampungake program wiyarake sekolah kudu ditindakake uga. Rencana kanggo partemuan bapak para siswa karo pihak sekolah sing wis direncanakake wis suwe disiyapaken kudu ditindakake uga. Saiki Pak Umar pancen dadi tiyang sing diajeng-ajeng ana ing sekolah.
Pada contoh paragraf diatas, kalimat utamanya terletak diakhir. Paragraf tersebut disusun dengan lebih dahulu mengemukakan kalimatkalimat penjelas, kemudian mencapai klimaks pada kalimat utamanya. 3) Paragraf Deduktif-Induktif (Campuran) Paragraf campuran (deduktif-induktif) adalah paragraf yang menempatkan kalimat topik (utamanya) pada awal paragraf dan akhir paragraf atau menyebar atau ada yang berpendapat di tengah-tengah paragraf. Contoh paragraf deduktif-induktif sebagai berikut.
Manungsa lan tuwuhan mbutuhaken banyu kanggo urip. Banyu digunakaken dening manungsa kanggo kaperluan ngombe, adus, lan masak. Dene tuwuhan mbutuhake banyu
commit 65to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 66
kanggo nyebarake sari pati panganan ing sajroning tetuwuhan iku. Menawa manungsa lan tuwuhan kekurangan banyu, uripe ora bakal sampurna. Pancen banyu kuwi dadi kebutuhan kang wigati dening manungsa lan tuwuhan.
Pada contoh paragraf di atas dapat diketahui letak kalimat utama terdapat di awal paragraf kemudian diulang di akhir paragraf. Pengulangan tersebut memiliki tujuan memberi tekanan pada pikiran pokok. Kalimat utama yang diulang pada awal kalimat dan akhir kalimat tidak harus sama. Bentuk kata dan susunan kalimatnya boleh dirubah tetapi harus memiliki ide pokok yang sama. Wachid B.S. & Heru Kurniawan (2010:162-166) mengistilahkan paragraf sebagai karangan mini. Berdasarkan gambaran informasinya mereka membagi paragraf menjadi lima macam yaitu paragraf deskripsi, eksposisi, argumentasi, persuasi dan narasi. Berikut ini diuraikan macammacam paragraf menurut jenis pemaparannya. 1) Paragraf Deskripsi Kata deskripsi berasal dari bahasa latin describere yang berarti menggambarkan atau memerikan suatu hal (Suparno & Muhammad Yunus dalam Wachid B.S. & Heru Kurniawan, 2010:162). .Paragraf deskriptif disebut juga paragraf melukiskan (lukisan). Paragraf ini melukiskan apa yang terlihat di depan mata. Jadi, paragraf ini bersifat tata ruang atau tata letak. Pembicaraannya dapat berurutan dari atas ke bawah atau dari kiri ke kanan. Dengan kata lain, deskriptif berurusan
commit 66to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 67
dengan hal-hal kecil yang tertangkap oleh panca indera ( Arifin & Amran Tasai, 2008:131). Contoh paragraf deskripsi sebagai berikut.
Awan kuwi langite katon peteng ndedhet. Keluk ireng sing ngemu banyu iku, kaya wedhus gembel sing lagi playon neng antariksa. Ora mung kuwi, kilat sing nyamber-nyamber kaya lampu blitz nambahi nggegirisi. Wis ora kena dipenggah maneh, yen bakal teka udan sing deres. Omah pondhokan sing ora sepira jembare nambahi sumuke hawa. Senajan ora kaya padatan sing biyasane keprungu pating cekakak swara guyone bocah-bocah sing asring gojegan neng pondhokan kuwi, lanang lan wadon.
2) Paragraf Eksposisi Kata eksposisi berasal dari kata bahasa inggris exposition yang berarti membuka atau memulai, dan karangan eksposisi merupakan karangan yang bertujuan utama untuk memberitahu, mengupas, menguraikan, menerangkan sesuatu. Paragraf eksposisi ditulis harus berdasarkan pada data factual dan analisis yang obyektif (Suparno & Muhammad Yunus dalam Wachid B.S. & Heru Kurniawan, 2010:162). Paragraf ekspositoris disebut juga paragraf paparan. Paragraf ini menampakkan suatu objek. Peninjauannya tertuju pada satu unsur saja. Penyampaiannya dapat menggunakan perkembangan analisis kronologis atau keruangan ( Arifin & Amran Tasai, 2008:131). Contoh paragraf eksposisi sebagai berikut.
Wayang iku pagelaran nganggo bonéka kang umume katon endah ing wewayangane lan dilakokake dening dhalang kanthi iringan gamelan. Boneka kasebut bisa kang awujud 2 dhimensi utawa awujud 3 dhimensi. Umume, kang wujud 2
commit 67to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 68
dhimensi, kagawe saka kulit (walulang), kang biyasane kulit sapi, utawa wedhus. Dene kang wujud 3 dhimensi, lumrah digawe saka kayu kang direnggani penganggo saka kain kang manéka warna adhedhasar karakter wayang kasebut. Nanging ing sawatara tlatah, uga ana kang gawe wayang saka suket, lan kerdhus, ananging wayang jinis ngene iki ora pati akèh ditemoni. Crita kang dilakonake dijupuk saka epos Mahabarata lan Ramayana kang uga sinebut Wayang Purwa.
3) Paragraf Argumentasi Paragraf argumentasi adalah paragraf yang terdiri atas paparan alas an dan penyintesisan pendapat untuk membangun suatu kesimpulan. Karangan argumentasi ditulis dengan maksud untuk memberikan alasan untuk memperkuat atau menolak suatu pendapat, pendirian, atau gagasan (Suparno & Muhammad Yunus dalam Wachid B.S. & Heru Kurniawan, 2010:164). Contoh paragraf argumentasi sebagai berikut.
Herbal Medicine kudu digrengsengake awit gedhe mumpangate. Kejaba minangka upaya nglestarekake warisan para leluhur, ora ana Iefek sampinge, ora mbebayani lan ora ndrawasi, uga biayane murah lan golek-golekane gampang. Kanthi kaya kang kita idham-idhamake bebarengan.
4) Paragraf Narasi Istilah narasi atau sering disebut naratif, berasal dari kata bahasa Inggris narration yang berarti cerita dan narative yang berarti menceritakan. Disebut cerita karena karangan narasi menyajikan serangkaian peristiwa (Suparno & Muhammad Yunus dalam Wachid B.S. & Heru Kurniawan, 2010:162). Karangan narasi biasanya dihubung-
commit 68to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 69
hubungkan dengan cerita. Oleh sebab itu, sebuah karangan narasi atau paragraf narasi hanya kita temukan dalam novel, cerpen, atau hikayat ( Arifin & Amran Tasai, 2008:132). Contoh paragraf narasi sebagai berikut.
Tenger-tenger aku nang tengah aspalan, lungguh ndoplong lan nembe kelingan yen kecelakaan, motorku ngarep remuk bane pecah nyungsep nang ngisore mobil, mobilé kaca ngarep lan mburi tatas, aku mung mbatin iki merga jalaran motorku bane cilik tur ceper dadi nalika semana ora imbang lan bisa uga kuwi merga aku ngeyel karo wong tuwaku, ning sing takgumunake motorku remuk, mobil ringsek Alhamdulillahe aku babar pisan ora tatu, mbuh kepiyé jalarane, mbokmenawa aku mung dielingake karo Gusti aja wani-wani nyepelekake ngendikane wong tuwa.
5) Paragraf Persuasi Istilah persuasi merupakan alihan bentuk kata persuasion dalam bahasa Inggris. Bentuk kata persuasion diturunkan dari kata to persuade yang artinya membujuk atau meyakinkan. Jadi, paragraf persuasi adalah karangan yang berisi paparan yang membujuk dan menghimbau orang lain atau pembaca untuk melakukan hal-hal yang dihimbau atau dipaparkan (Suparno & Muhammad Yunus dalam Wachid B.S. & Heru Kurniawan, 2010:162). Contoh paragraf persuasi
Saiki wis mangsa rendheng. Biasane ing musim rendheng akeh wong kena penyakit kaya dene demam berdarah. Prakara kuwi disebabake amarga kahanan lingkungan ora resik lan akeh banyu ngecembong kang dadi papan sing cocok kanggo uripe lemut kalebu lemut kang nyebabake penyakit demam berdarah utawa biasa diarani lemut Aides Aigepty. Pramila kanggo nyegah anane penyakit demam berdarah lan liya-liyane ayo kita kabeh
commit 69to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 70
padha njaga papan ing sakiwa tengene supaya tetep resik lan ora ana banyu ngecembong kang bisa dadi papan uripe lemut.
7. Pembelajaran Membaca Pemahaman Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) Bahasa Jawa di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Membaca merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang penting disamping keterampilan menyimak, berbicara, dan menulis. Membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama salah satu materi yang harus diajarkan pada siswa SMK kelas XI. Pembelajaran membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama di kelas XI, semester 1 tingkat SMK berdasarkan KTSP adalah sebagai berikut. Tabel 1. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dalam KTSP Bahasa Jawa Tingkat SMK Kelas XI Semester Satu Standar Kompetensi
Kompetensi Dasar
3. Mampu membaca dan memahami 3.1. Membaca pemahaman paragraf bacaan sastra maupun nonsastra,
berdasarkan
berhuruf
utama.
Latin
maupun
Jawa
letak
kalimat
dengan berbagai keterampilan dan 3.2. Membaca pemahaman wacana teknik membaca.
berhuruf Jawa 15-20 kalimat 3.3. Nembang macapat
Berdasarkan standar kompetensi mampu membaca dan memahami bacaan sastra maupun nonsastra, berhuruf Latin maupun Jawa dengan berbagai keterampilan dan teknik membaca sebagaimana yang terdapat pada tabel di
commit 70to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 71
atas, salah satu kompetensi dasar yang hendak dicapai adalah membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama. Paragraf yang akan digunakan
dalam
pembelajaran
berwujud
bacaan
berbahasa
Jawa.
Pembelajaran membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama bertujuan agar siswa mampu mengidentifikasi letak kalimat utama dalam paragraf, menyebutkan jenis paragraf berdasarkan letak kalimat utama, menunjukkan letak kalimat utama dalam paragraf, menemukan pokok isi paragraf, menjawab pertanyaan berkaitan dengan isi paragraf. Oleh karena itu, diperlukan penerapan model pembelajaran yang dapat membantu siswa dalam meningkatkan kemampuan
membacanya. Pada penelitian
ini, penulis
menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf untuk meningkatkan kemampuan siswa membaca pemahaman paragraf. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf diharapkan dapat membantu siswa dalam proses pembelajaran membaca pemahaman paragraf. Penerapan model pembelajaran ini bertujuan untuk membentuk tanggung jawab dan kerja sama siswa dalam kelompok saat menemukan masalah dalam pembelajaran membaca pemahaman paragraf. Selain itu, penerapan model pembelajaran ini bertujuan untuk menciptakan suasana pembelajaran yang menyenangkan sehingga tumbuh suasana pembelajaran yang kondusif yang dapat membuat siswa lebih mampu memahami materi pembelajaran sesuai tujuan pembelajaran yang hendak dicapai.
commit 71to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 72
8. Pembelajaran Membaca Pemahaman Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Composition (CIRC) dengan Media Kartu Paragraf Pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf adalah pembelajaran dengan sistem pengelompokan kecil yang bersifat heterogen dan menekankan proses kerjasama kelompok dengan menggunakan media kartu. Pembelajaran ini dapat diterapkan dalam pembelajaran membaca pemahaman paragraf deduktif-induktif. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf pada pembelajaran membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama dijelaskan sebagai berikut. 1. Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran siswa dikondisikan untuk siap mengikuti proses pembelajaran dan diberikan pengarahan tentang kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanankan. 2. Siswa diberi motivasi bahwa kegiatan memahami isi paragraf dengan media kartu paragraf itu mudah dan menyenangkan. 3. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok heterogen yang terdiri dari enam anggota. 4. Guru menginformasikan kepada tiap kelompok mengenai langkah pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf yang akan dilaksanakan. 5. Guru memberikan penjelasan materi secara garis besar.
commit 72to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 73
6. Setiap kelompok diberi satu amplop besar berisi 4 amplop kecil, dan satu lembar kartu soal untuk dikerjakan bersama anggota masing-masing kelompok. 7. Setiap kelompok merangkai kartu paragraf dari potongan-potongan kalimat yang ada pada masing-masing amplop kecil. Masing masing kelompok bertugas menyusun potongan-potongan kalimat tersebut menjadi sebuah paragraf yang padu dengan cara ditempel pada sebuah kartu sehingga akan menjadi kartu paragraf. Kartu inilah yang nantinya akan dijadikan sebagai media pembelajaran pada tahap selanjutnya. 8. Setiap kelompok mampu memahami berbagai jenis paragraf berdasarkan isi ataupun letak kalimat utama sesuai dengan kartu paragraf yang ada pada masing-masing kelompoknya. Pada tahap ini masing-masing kelompok mencocokan kartu yang berisi kutipan paragraf dengan kartu yang bertuliskan jenis paragraf. Masing-masing kelompok berkewajiban untuk mencocokkan paragraf yang ada pada kelompoknya dengan kartu pasangannya. 9. Setiap kelompok menentukan kalimat utama yang terdapat dalam suatu paragraf. Pada tahap ini siswa diharapkan benar-benar memahami atau bisa membedakan antara kalimat utama dan kalimat penjelas dalam suatu paragraf. 10. Setiap kelompok mampu menentukan gagasan utama paragraf. 11. Setiap kelompok diharapkan mampu menuliskan gagasan utama dengan penulisan dan ejaan bahasa Jawa yang baik dan benar.
commit 73to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 74
12. Guru berkeliling mengawasi tugas kelompok. 13. Secara bergiliran, setiap kelompok membacakan hasil diskusinya di depan kelas. 14. Guru memberikan skor terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap kelompok yang berhasil dengan baik. 15. Tahap terakhir guru memberikan tes untuk mengetahui tingkat pemahaman membaca siswa.
C. Kerangka Berpikir Membaca pemahaman
paragraf
berdasarkan
letak kalimat
utama
merupakan salah satu kompetensi dasar dalam kurikulum 2006 bahasa Jawa yang harus dimiliki oleh siswa. Kompetensi dasar tersebut menjadi bagian dari standar kompetensi yang mengungkapkan penguasaan keterampilan dalam menggunakan bahasa melalui kemampuan membaca pemahaman. Melalui pembelajaran membaca pemahaman, siswa diharapkan mampu mencapai tujuan sesuai dengan indikator yang hendak dicapai. Adapun indikator yang ingin
dicapai adalah
mampu menentukan jenis paragraf berdasarkan letak kalimat utama, menyebutkan kalimat utama, menyebutkan gagasan utama, dan menjawab pertanyaan sesuai dengan bacaan. Dalam pelaksanaan kegiatan pembelajaran membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama tidak sedikit hambatan yang dihadapi, baik berasal dari guru yang mengajar maupun dari diri siswa. Hambatan yang sering ditemukan di dalam kegiatan pembelajaran membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama adalah rendahnya
commit 74to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 75
minat baca siswa dan adanya sikap siswa yang meremehkan kegiatan membaca di sekolah. Masalah yang muncul pada pembelajaran membaca adalah penerapan metode, penggunaan media pembelajaran yang kurang sesuai, serta belum terciptanya suasana yang menyenangkan dalam kegiatan pembelajaran. Hal itu tentunya sangat berpengaruh terhadap pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan oleh guru. Oleh karena itu perlu adanya perubahan di dalam kegiatan pembelajaran membaca paragraf berdasarkan letak kalimat utama yaitu dengan memilih metode dan media yang tepat dalam kegiatan pembelajaran membaca paragraf. Salah satu metode yang digunakan yaitu melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Cooperative Integrated Reading and Compotition (CIRC) dengan media kartu paragraf. Pembelajaran kooperatif tipe CIRC memiliki fokus utama penggunaan waktu yang lebih efektif. Para siswa bekerja di dalam tim-tim kooperatif yang dikoordinasikan dengan kelompok membaca dan menulis supaya dapat memenuhi tujuan-tujuan pembelajaran sesuai indikator yang hendak dicapai. Tujuan yang hendak dicapai tersebut adalah meningkatnya kemampuan pemahaman membaca, Peningkatan kemampuan membaca dalam hal ini dapat dilihat dari kemampuan siswa mengidentifikasi letak kalimat utama, menentukan jenis paragraf berdasarkan letak kalimat utama, menentukan kalimat utama, menyebutkan ide pokok paragraf dan menuangkannya dalam wujud tertulis dengan memperhatikan kosa kata, ejaan, penyusunan kalimat, dan penyampaian pesan, serta menjawab pertanyaan bacaan.
commit 75to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 76
Media kartu paragraf digunakan untuk mengatasi kejenuhan siswa dalam pembelajaran. Penggunaan media kartu paragraf diterapkan dengan permainan mencari pasangan. Salah satu keunggulan teknik ini adalah siswa mencari pasangan sambil belajar mengenai suatu konsep atau topik dalam suasana yang menyenangkan. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf mendorong siswa untuk belajar melalui keterlibatan aktif. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf akan meningkatkan
kemampuan
siswa dalam
membaca
pemahaman
paragraf
berdasarkan letak kalimat utama. Pada pembelajaran tersebut, siswa belajar secara berkelompok dan berdiskusi untuk memecahkan masalah. Akan tetapi pada tahap evaluasi siswa melakukan sacara individu. Hal ini untuk menguji seberapa besar pamahaman siswa terhadap hasil belajar kelompoknya. Evaluasi dilaksanakan secara tertulis dengan memberikan teks bacaan kemudian siswa ditugaskan untuk membaca dan menjawab pertanyaan yang telah disediakan sesuai teks bacaan tersebut dengan memperhatikan penggunaan kosa kata, ejaan, penyusunan kalimat, dan penyampaian pesan. Penerapan pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf untuk meningkatkan kemampuan siswa membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama diharapkan dapat mengatasi masalah yang dihadapi ketika pembelajaran membaca pemahaman berlangsung. Secara umum masalah-masalah yang ada dalam keterampilan membaca pemahaman paragraf
commit 76to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 77
berdasarkan letak kalimat utama tersebut di atas dapat diatasi melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf.
masalah yang dihadapi sebelum tindakan
pembelajaran membaca pemahaman siswa masih monoton dan konvensional
kualitas proses membaca pemahaman siswa rendah
kemampuan membaca pemahaman siswa rendah
perencanaan tindakan penelitian: penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf untuk meningkatkan kemampuan membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama refleksi
hasil akhir setelah dilakukan tindakan
kualitas proses membaca pemahaman siswa meningkat
kemampuan membaca pemahaman siswa meningkat
Gambar 1. Kerangka Berpikir
commit 77to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 78
D. Hipotesis Tindakan Dari uraian di atas, dapat diajukan hipotesis tindakan sebagai berikut. 1. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama pada siswa kelas XI.2 Program Studi Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK N 2 Kebumen tahun ajaran 2012/2013. 2. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf dapat meningkatkan kemampuan membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama pada siswa kelas XI.2 Program Studi Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK N 2 Kebumen tahun ajaran 2012/2013.
commit 78to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 79
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian Penelitian ini dilakukan di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Kebumen. SMK N 2 Kebumen beralamat di Jalan Joko Sangkrip Km 01 Kembaran-Sumberadi Kabupaten Kebumen. Letak bangunan SMK N 2 Kebumen berada di pemukiman penduduk yang belum terlalu padat karena disekelilingnya masih banyak lahan kosong yang berupa persawahan. SMK N 2 Kebumen berada jauh dari jalan raya utama sehingga jauh dari gangguan bising kendaraan bermotor. Lokasi SMK N 2 Kebumen mudah dijangkau dengan kendaraan pribadi dan juga kendaraan umum. Pelaksanaan penelitian tindakan kelas sekaligus pengambilan dan analisis data dilakukan selama kurang lebih tujuh bulan yaitu bulan Juli 2012 sampai dengan Januari 2013. Rincian kegiatan penelitian tersebut adalah sebagai berikut: persiapan penelitian, koordinasi persiapan tindakan, pelaksanaan (perencanaan, tindakan, monitoring dan evaluasi, dan refleksi), penyusunan laporan penelitian, seminar hasil penelitian, penyempurnaan berdasarkan masukan seminar.
commit 79to user 79
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 80
Tabel 2. Rincian Waktu dan Jenis Kegiatan Penelitian
No 1.
2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Kegiatan Persiapan: koordinasi perijinan, observasi/survei awal, perumusan masalah, penyusunan proposal Penyiapan instrumen dan alat Pelaksanaan Siklus I Pelaksanaan Siklus II Pelaksanaan Siklus III Penyelesaian dan penyusunan Laporan Ujian Revisi
Juli (2012)
Agsts (2012)
xx
xx
Waktu Kegiatan (Bulan) Sept Okt Nop Des (2012) (2012) (2012) (2012)
Jan (2013)
xx xx xx xx xx
xx
xx xx xx
B. Jenis Penelitian Penelitian ini merupakan penelitian tindakan kelas. Penelitian tindakan kelas merupakan suatu tindakan reparatif, artinya penelitian yang dilakukan untuk memperbaiki proses pembelajaran agar siswa bisa mencapai hasil yang maksimal. Penelitian tindakan kelas diangkat dari permasalahana nyata pada suatu proses pembelajaran yang dihadapi guru yang kemudian direfleksikan dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu untuk memperbaiki dan meningkatkan praktik pembelajaran di kelas secara berkualitas sehingga siswa dapat memperoleh hasil belajar yang lebih baik (Suwandi, 2010:12). Melalui penelitian tindakan kelas ini diharapkan dapat: 1) memperbaiki dan meningkatkan kualitas pembelajaran bahasa Jawa;
commit 80to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 81
2) membantu memberdayakan guru bahasa Jawa dalam memecahkan masalah pembelajaran di dalam kelas; 3) mendorong guru bahasa Jawa untuk selalu berpikir kritis dan melakukan inovasi-inovasi baru dalam proses pembelajaran sehingga menemukan teknik sendiri untuk meningkatkan kualitas pembelajaran sesuai dengan yang diinginkannya.
C. Subjek Penelitian Subjek penelitian tindakan ini adalah siswa dan guru mata pelajaran bahasa Jawa di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Kebumen yang dijadikan sebagai sampel penelitian. Pengambilan sampel penelitian ini dilakukan secara acak di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Kebumen. Kelas yang dijadikan sampel penelitian yaitu kelas XI.2 Program Studi Teknik Konstruksi Batu dan Beton. Siswa yang dijadikan subjek penelitian ini adalah siswa kelas XI.2 Program Studi Teknik Konstruksi Batu dan Beton di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Kebumen.
D. Data dan Sumber Data Data penelitian yang dikumpulkan berupa informasi tentang proses pembelajaran membaca, kemampuan siswa dalam memamahami isi paragraf, serta kemampuan guru dalam menyusun rencana pembelajaran dan melaksanakan pembelajaran (termasuk penggunaan strategi pembelajaran) di kelas.
commit 81to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 82
Arikunto (2006:129) menyatakan bahwa, sumber data dalam penelitian adalah subjek dari mana data dapat diperoleh. Data penelitian yang dikumpulkan berupa informasi tentang proses pembelajaran membaca pemahaman, kemampuan siswa memahami paragraph, motivasi siswa dalam pembelajaran membaca pemahaman, serta kemampuan guru dalam melaksanakan pembelajaran dan strategi pembelajaran yang digunakan oleh guru. Pengumpulan data penelitian tersebut dilakukan berdasarkan beberapa sumber. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut. 1. Informan atau nara sumber a. Siswa Sumber data pertama yang digunakan pada penelitian ini yaitu siswa kelas XI.2 Program Studi Teknik Konstruksi Batu dan Beton di Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Kebumen, Kecamatan Kembaran, Kabupaten Kebumen Tahun Ajaran 2012/2013. Data yang diambil dari siswa ini berisi tentang kemampuan siswa memahami paragraf berdasarkan letak kalimat utama dan motivasi siswa dalam mengikuti proses pembelajaran membaca pemahaman berdasarkan letak kalimat utama. b. Teman Sejawat atau Guru Dalam penelitian ini diperlukan juga sumber data dari teman sejawat yang tidak lain adalah guru bahasa Jawa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri 2 Kebumen yang berlaku sebagai pelaksana kegiatan pembelajaran. Hasil observasi ini digunakan untuk mengetahui keefektifan
commit 82to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 83
pembelajaran menggunakan pembelajaran kooperatif dengan media kartu paragraf. c. Kepala Sekolah Sumber data dalam penelitian ini juga berasal dari kepala sekolah. Kepala sekolah bertindak sebagai penanggung jawab dan pemantau jalannya kegiatan penelitian tindakan kelas ini serta sebagai sumber tentang sekolah yang digunakan sebagai tempat pelaksanaan penelitian.
2. Aktivitas pembelajaran membaca pemahaman Sumber data dalam penelitian ini juga diambil dari aktivitas pembelajaran membaca pemahaman yang dilaksanakan selama tiga siklus. Aktivitas tersebut berupa seluruh rangkaian kegiatan proses pembelajaran membaca pemahan yang meliputi penerapan pembelajaran kooperatif melalui media kartu paragraf untuk meningkatkan kemampuan siswa memahami isi paragraf. Adapun data-data yang dikumpulkan selama proses kegiatan pembelajaran berlangsung meliputi: 1) aktivitas kegiatan diskusi kelompok, 2) aktivitas kegiatan presentasi hasil diskusi, dan 3) hasil tes individu kemampuan siswa memahami paragraf.
3. Dokumen Selain mengambil data dari informan dan data dari aktivitas selama pembelajaran, sumber data juga diambil dari dokumen. Dokumen yang
commit 83to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 84
diambil peneliti sebagai sumber data dari penelitian ini yaitu berupa kurikulum, Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), lembar penilaian hasil pembelajaran membaca pemahaman siswa, lembar observasi perilaku siswa, jurnal siswa, jurnal guru, lembar penilaian pengamatan guru, transkip wawancara peneliti dengan siswa, dan transkip wawancara peneliti dengan guru kolaborator. Dokumen ini dimaksudkan untuk mencari tahu tentang keadaan siswa dalam pelajaran bahasa Jawa sehingga dapat digunakan sebagai acuan dalam penelitian yang akan dilakukan.
E. Teknik Pengumpulan Data Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data di atas meliputi pengamatan, wawancara, dan tes yang dilakukan dalam setiap siklus untuk mengetahui perkembangan membaca pemahaman siswa. Pengamatan yang peneliti lakukan ialah pengamatan secara pasif. Pengamatan itu dilakukan terhadap kinerja guru bahasa Jawa ketika melaksanakan kegiatan pembelajaran di kelas serta kinerja siswa selama mengikuti proses belajar mengajar. 1. Observasi Suk teknik atau cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan pengamatan
pada kegiatan guru dalam melaksanakan pembelajaran membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama
melalui penerapan
model
pembelajaran kooperatif dengan media kartu paragraf. Pengamatan terhadap
commit 84to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 85
kinerja guru juga diarahkan pada saat menjelaskan pelajaran, memotivasi siswa, mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan siswa, mengelola kelas, dan melakukan evaluasi proses pembelajaran. Sementara itu pengamatan kepada siswa difokuskan pada keaktifan siswa dalam menjawab pertanyaan, mengerjakan tugas, menanggapi pertanyaan teman ataupun dari guru.
2. Wawancara Sukmadinata (2010:216) menyatakan bahwa wawancara merupakan salah satu bentuk teknik pengumpulan data yang banyak digunakan dalam penelitian
deksriptif
kualitatif
dan
deksriptif
kuantitatif.
Wawancara
dilaksanakan secara lisan dalam pertemuan tatap muka secara individual. Wawancara dilakukan setelah dan atas dasar hasil pengamatan di kelas maupun kajian dokumen dalam setiap siklus yang ada. Wawancara antara peneliti dan guru dilakukan setelah melakukan pengamatan pertama terhadap kegiatan belajar mengajar (KBM). Tujuannya untuk memperoleh informasi tentang permasalahan-permasalahan yang ada dalam proses pembelajaran membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama. Berdasarkan kegiatan pengamatan wawancara dan kajian dokumen yang telah dilakukan, diidentifikasi permasalahan-permasalahan yang ada berkenaan dengan pelajaran membaca pemahaman serta faktor-faktor penyebabnya. Dengan perkataan lain, pada setiap kegiatan diskusi disepakati hal-hal yang perlu dilakukan pada siklus berikutnya untuk meningkatkan keefektifan penerapan model pemebelajaraan kooperatif tipe CIRC dengan
commit 85to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 86
media kartu paragraf untuk meningkatkan kemampuan siswa membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama.
3. Kajian Dokumen Kajian dokumen dilakukan terhadap berbagai dokumen berupa: 1) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat oleh guru, 2) buku pelajaran yang digunakan, dan 3) nilai yang diberikan oleh guru.
4. Tes Pemberian tes dimaksudkan untuk mengukur seberapa jauh hasil yang diperoleh siswa setelah kegiatan pemberian tindakan. Suharsimi Arikunto (2006:150) mengemukakan b latihan atau alat lain yang digunakan untuk mengukur keterampilan, pengetahuan, intelegensi, kemampuan, atau bakat yang dimiliki oleh individu berdasarkan letak kalimat utama diberikan pada awal kegiatan penelitian untuk mengidentifikasi kelemahan siswa dalam memahami isi paragraf dan setiap akhir siklus untuk mengetahui mutu peningkatan hasil pemahaman siswa. Dengan perkataan lain, tes
disusun dan dilakukan
untuk
mengetahui
tingkat perkembangan
kemampuan pemahaman siswa sesuai dengan siklus yang ada.
commit 86to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 87
F. Validitas Data Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat-tingkat kevalidan atau kesahihan suatu instrumen. Suatu test dikatakan valid apabila mampu mengukur apa yang hendak diukur. Sebuah instrurmen dikatakan valid apabila dapat mengungkapkan data dari variabel yang diteliti secara tepat. Tinggi rendahnya validitas instrumen menunjukkan sejauh mana data terkumpul tidak menyimpang dari gambaran tentang validitas yang dimaksud (Arikunto, 2006:168). Teknik yang digunakan untuk memeriksa tingkat validitas data, peneliti menggunakan triangulasi dan review informan kunci. Teknik triangulasi yang digunakan berupa triangulasi sumber data dan triangulasi metode pengumpulan data. Untuk mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi siswa dalam kegiatan membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama dan faktor-faktor penyebabnya, peneliti melakukan hal-hal sebagai berikut: (1) memberikan tes pemahaman
paragraf
berdasarkan
letak kalimat utama dan selanjutnya
menganalisis hasil tersebut untuk mengidentifikasi kesulitan atau kelemahan siswa di dalam memahami suatu paragraf, (2) melakukan wawancara dengan guru untuk mengetahui pandangan guru tentang hambatan-hambatan yang dialami siswa dalam memahami isi paragraf, fasilitas pembelajaran yang ada ataupun tidak ada di sekolah, kegiatan pembelajaran membaca pemahaman terhadap suatu teks berbentuk paragraf di kelas, penilaian yang dilakukan oleh guru serta faktorfaktor yang masih berkaitan dengan proses kegiatan pembelajaran memahami isi paragraf.
commit 87to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 88
Review informan kunci adalah mengkonfirmasikan data atau interpretasi temuan kepada informan kunci sehingga diperoleh kesepakatan antara peneliti dan informan tentang data atau interpretasi temuan tersebut (Suwandi, 2011, 65). Hal ini dilakukan melalui kegiatan wawancara/diskusi antartim peneliti setelah kegiatan pengamatan maupun kajian dokumen. Siswa
T Sejawat (Guru Kelas)
Peneliti
Gambar 2. Bagan Triangulasi Sumber Pengumpulan Data (Dalam Sugiyono, 2008:331)
G. Teknik Analisis Data Data-data yang telah berhasil dikumpulkan peneliti analisis menggunakan teknik deskriptif komparatif dan teknik analisis kritis. Teknik deskriptif komparatif digunakan untuk data kuantitatif, yakni dengan membandingkan hasil antarsiklus (Suwandi, 2011:66). Peneliti membandingkan rerata nilai kemampuan membaca pemahaman siswa pada kondisi sebelum tindakan, setelah siklus I, setelah siklus II dan setelah siklus III. Sedangkan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja kerja siswa dan guru dalam proses belajar-mengajar berdasarkan ketentuan yang ada, peneliti menggunakan teknik analisis kritis. Teknik analisis kritis mencakup kegiatan untuk mengungkap kelemahan dan kelebihan kinerja siswa dan guru dalam proses belajar mengajar berdasarkan criteria normatif yang diturunkan dari kajian teoretis maupun dari ketentuan yang
commit 88to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 89
ada (Suwandi, 2011:66). Hasil analisis yang telah peneliti lakukan dijadikan sebagai dasar dalam menyusun perencanaan tindakan untuk tahap pelaksanaan siklus selanjutnya. Analisis dilakukan bersamaan setelah pengumpulan data.
H. Indikator Keberhasilan Keberhasilan
penelitian
dengan
menerapkan
model
pembelajaran
kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf dinyatakan meningkat hasil belajarnya bila ketuntasan klasikal siswa mencapai 75% sesuai nilai KKM yang telah ditentukan pada awal Tahun Pelajaran 2012/2013.
I. Prosedur Penelitian Prosedur penelitian tindakan kelas ini mengikuti model penelitian tindakan kelas Hopkins. Menurut Hopkins (dalam Wiriatmadja, 2008:11) penelitian tindakan kelas adalah penelitian yang mengkombinasikan prosedur penelitian dengan tindakan substantif, suatu tindakan yang dilakukan dalam disiplin inkuiri, atau usaha seseorang untuk memahami apa yang sedang terjadi, sambil terlibat dalam sebuah proses perbaikan dan perubahan. Pelaksanaan penelitian ini mengikuti tahap-tahap penelitian tindakan kelas yang pelaksanaan tindakannya terdiri atas tiga siklus. Setiap siklus terdiri atas empat tahap, meliputi: perencanaan (plan), tindakan (action), pengamatan (observation), dan refleksi (reflection) Tahap-tahap penelitian dalam masingmasing tindakan terjadi secara berulang yang akhirnya menghasilkan beberapa tindakan dalam penelitian tindakan kelas (Muslich, 2011:43).
commit 89to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 90
1. Perencanaan (plan) Perencanaan (plan) merupakan langkah pertama dalam
model
penelitian tindakan kelas yaitu melakukan perencanaan (planning) tindakan, misalnya membuat skenario pembelajaran, lembar observasi, dan lain-lain. Pada tahap awal ini, peneliti melakukan observasi lapangan, kemudian menyusun rancangan penelitian untuk tindakan kelas ini. Observasi awal oleh peneliti telah dilakukan dan diketahui bahwa terdapat permasalahan yang dihadapi oleh siswa yaitu siswa merasa kesulitan untuk memahami jenis paragraf berdasarkan letak kalimat utama. Pada tahap ini yang perlu dipersiapkan adalah perencanaan yang benarbenar matang agar tujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baik dan hasilnya pun memuaskan. Pada perencanaan ini terdapat langkah-langkah yang harus dilakukan untuk memecahkan permasalahan yang ada dalam membaca pemahaman dengan menggunakan media kartu paragraf. Langkah ini merupakan upaya untuk memperbaiki kelemahan dalam proses pembelajaran membaca pemahaman selama ini. Rencana kegiatan yang akan dilakukan adalah (1) melakukan kolaborasi dengan guru mata pelajaran Bahasa Jawa; (2) membahas peran guru dalam penelitian; (3) menyusun rencana pembelajaran; (4) menyiapkan materi yang akan disampaikan; (5) membuat perangkat pembelajaran dan menyusun instrumen penelitian. Peneliti melakukan kolaborasi dengan guru mata pelajaran Bahasa Jawa sebelum penelitian dilaksanakan. Peneliti bersama guru mata pelajaran membahas hal-hal yang berhubungan dengan kegiatan-kegiatan dalam
commit 90to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 91
penelitian. Hal-hal yang didiskusikan seperti rencana pembelajaran, penilaian, dan waktu pelaksanaan. Peran guru mata pelajaran dalam penelitian ini adalah sebagai kolaborator peneliti dan guru dalam penelitian. Rencana pembelajaran yang disusun, dikonsultasikan dengan dosen pembimbing dan guru mata pelajaran. Rencana pembelajaran berisi tentang skenario pembelajaran yang akan dilakukan dalam penelitian. Setelah membuat rencana pembelajaran, peneliti kemudian menyiapkan materi yang akan disampaikan pada siswa. Peneliti mengumpulkan literatur yang berhubungan dengan materi membaca pemahaman paragraf deduktif dan induktif dan menyiapkan soal-soal yang akan diujikan melalui lembar tes. Peneliti menyiapkan perangkat-perangkat yang akan digunakan dalam pembelajaran. Perangkat-perangkat tersebut meliputi media kartu paragraf, teks paragraf deduktif, induktif, campuran serta penilaian. Instrumen penelitian yang digunakan terdiri atas pedoman tes perbuatan, pedoman observasi, pedoman wawancara, dan menyiapkan dokumentasi foto.
commit 91to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 92
Tabel 3. Skenario Pembelajaran Keterampilan Membaca Pemahaman No. 1.
Jenis Kegiatan Persiapan
Guru
Siswa
- Guru memberikan motivasi - Siswa kepada siswa.
merasa
motivasi.
- Guru menyiapkan media pem- - Siswa belajaran sesuai dengan jumlah kelompok.
heterogen
membentuk
kelompok - Setiap
- Guru membagi siswa dalam kelompok
ter-
yang
terdiri atas 6 orang.
kelompok
mendapatkan
satu
amplop yang berisi media pembelajaran
- Guru memberikan penjelasan - Siswa mendengarkan tentang
mekanisme
kerja
penjelasan guru
kelompok 2
Kegiatan Inti
- Guru memberikan penjelasan - Siswa mendengar-kan materi secara garis besar.
penjelasan dari guru.
- Guru memberikan tugas ke- - Siswa
perkelompok
pada siswa perkelompok un-
berdiskusi untuk me-
tuk mengurutkan kalimat-kali-
ngurutkan
mat di dalam amplop menjadi
kalimat menjadi para-
paragraf yang padu.
graf yang padu.
kalimat-
- Guru menugasi siswa untuk - Siswa dengan teman mengidentifikasi letak kalimat
satu kelompok berdis-
utama dari paragraf yang telah
kusi mengidentifikasi
commit 92to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 93
tersusun.
letak kalimat utama.
- Guru menugasi siswa untuk - Siswa dengan teman menentukan dari
jenis
paragraf
paragraf
yang
telah
tersusun.
satu kelompok berdiskusi
menentukan
jenis paragraf.
- Guru menugasi siswa untuk - Siswa dengan teman menyebutkan kalimat utama
satu kelompok ber-
dari
diskusi
paragraf
yang
telah
tersusun.
dan
- Guru menugasi siswa untuk
menentukan menyebutkan
kalimat utama.
menyebutkan gagasan utama - Siswa dengan teman dari
paragraf
yang
telah
tersusun.
satu kelompok berdiskusi menyebutkan gagasan utama.
3.
Penutup
-
Guru
memberikan
postes
kepada
soal - Siswa secara individu siswa
(individu). -
mengerjakan
soal
postes.
Guru mengulas materi dan - Siswa
membuat
membuat
bersama-
simpulan
sama siswa.
ber-
simpulan
sama dengan guru.
2. Tindakan (action) Tindakan adalah perbuatan yang dilakukan oleh guru sebagai upaya untuk perbaikan. Peningkatan atau perubahan sebagai solusi. Pada tahap ini
commit 93to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 94
guru dalam mengajar harus sesuai dengan rencana pembelajaran yang sudah dibuat. Tindakan yang dilakukan dalam meneliti proses pembelajaran membaca pemahaman secara garis besar adalah melaksanakan pembelajaran membaca pemahaman dengan media kartu paragraf. Tindakan yang dilakukan pada tahap ini disesuaikan dengan rencana pembelajaran yang telah disusun dalam rencana pembelajaran. Materi pembelajarannya yaitu membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama. Tindakan merupakan pelaksanaan rencana pembelajaran yang telah disiapkan.
Tindakan
yang
dilakukan
dalam
pembelajaran
membaca
pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama pada siklus ini sesuai dengan perencanaan yang telah disusun oleh peneliti. Secara garis besar tindakan yang akan dilakukan adalah untuk meningkatkan kemampuan siswa memahami paragraf berdasarkan letak kalimat utama dengan media kartu paragraf. Pada tahap ini dilakukan tiga tahap proses belajar mengajar, yaitu apersepsi, proses pembelajaran, dan evaluasi. Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran siswa dikondisikan untuk siap mengikuti proses pembelajaran dan diberikan pengarahan tentang kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanankan. Selain itu siswa juga diberi motivasi bahwa kegiatan memahami isi paragraf dengan media kartu paragraf itu mudah dan menyenangkan. Untuk membangkitkan motivasi para siswa dalam pembelajaran memahami isi paragraf guru memasukkan unsur games atau permainan dalam kegiatan pembelajaran. Games dilaksanakan untuk membuang rasa jenuh dan melatih kerjasama antar siswa terhadap
commit 94to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 95
keberhasilan suatu pembelajaran. Pada tahap selanjutnya siswa dibagi menjadi beberapa kelompok heterogen yang terdiri dari empat atau lima anggota. Pada tahap pertama siswa diarahkan agar mampu menyusun beberapa potongan paragraf dalam bentuk kalimat secara logis dan runtut menjadi menjadi sebuah paragraf yang padu. Setiap kelompok diberi satu amplop besar yang berisi 4 buah amplop kecil. Amplop-amplop kecil terdiri dari 1 amplop berisi kartu-kartu jenis paragraf dan 3 amplop masing-masing berisi potonganpotongan paragraf dalam bentuk kalimat. Masing masing kelompok bertugas menyusun potongan-potongan kalimat tersebut menjadi sebuah paragraf yang padu dengan cara ditempel pada sebuah kartu yang sudah disediakan sehingga akan menjadi kartu paragraf. Kartu inilah yang nantinya akan dijadikan sebagai media pembelajaran pada tahap selanjutnya. Memasuki tahap kedua siswa diarahkan agar mampu memahami berbagai jenis paragraf berdasarkan letak kalimat utama sesuai dengan kartu paragraf yang ada pada masing-masing kelompoknya. Pada tahap ini masingmasing kelompok berdiskusi untuk mengidentifikasi letak kalimat utama. Berdasarkan identifikasi tersebut siswa diharapkan mampu menentukan jenis paragraf dengan cara mencocokan kartu paragraf yang telah disusun dengan kartu jenis paragraf yang sesuai. Selanjutnya pada tahap ketiga siswa diarahkan untuk menentukan kalimat utama dalam suatu paragraf. Pada tahap ini siswa diharapkan benar-benar memahami atau bisa membedakan antara kalimat utama dan kalimat penjelas dalam suatu paragraf. Tahap keempat siswa diarahkan untuk menentukan gagasan utama dalam suatu paragraph dan
commit 95to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 96
menuliskannya dengan ejaan dan tata tulis yang baik dan benar. Pada tahap terakhir atau tahap kelima adalah tahap evaluasi terakhir. Tahap ini dilakukan evaluasi secara individual yaitu dengan cara memberikan soal tertulis berupa esai untuk menentukan jenis paragraf, kalimat utama, menentukan gagasan utama dalam suatu paragraf, dan membuat rangkuman bacaan. Setelah semua kegiatan itu dilaksanakan, guru bersama siswa melakukan refleksi terhadap pembelajaran yang sudah berlangsung. Peneliti membagikan lembar jurnal kepada siswa untuk diisi mengenai tanggapan, kesan, dan saran siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf untuk meningkatkan kemampuan siswa membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama .
3. Observasi (observation) Pengamatan (observation) memiliki fungsi untuk mendokumentasikan berbagai pengaruh tindakan yang terkait. Pengamatan berorientasi ke masa yang akan datang, artinya observasi dimaksudkan untuk memperoleh berbagai keterangan yang digunakan untuk langkah-langkah yang akan datang. Hasil pengamatan yang cermat akan memberikan masukan yang digunakan pada langkah refleksi untuk memperbaiki tindakan atau mempertahankan tindakan. Perlu diperhatikan bahwa dalam pengamatan sering menemui berbagai hambatan, sebab tindakan dibatasi oleh kendala realitas dan semua kendala yang belum pernah ditemui dan dilihat pada masa lalu. Sehubungan dengan itu, observasi perlu direncanakan secara cermat, sehingga ada dasar
commit 96to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 97
dokumenter untuk refleksi berikutnya. Observasi dilaksanakan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan. Observasi dilakukan terhadap isi tindakan, pelaksanaan tindakan, maupun akibat yang timbul dari tindakan tersebut. Observasi terhadap pelaksanaan tindakan, digunakan untuk menyusun rencana tindakan berikutnya. Pada tahap observasi ini peneliti melakukan penilaian terhadap hasil pekerjaan siswa. Selanjutnya hal-hal yang muncul dalam pelaksanaan tindakan baik yang diinginkan maupun yang tidak diinginkan dicatat, Langkah tersebut dilakukan sebagai upaya memperoleh bahan untuk menyusun perencanaan pada tahap berikutnya. Dengan kegiatan observasi ini peneliti dapat mengetahui dan mengamati apakah kegiatan belajar mengajar tentang membaca pemahaman peragraf berdasarkan letak kalimat utama melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraph dapat membuahkan hasil yang memuaskan. Kegiatan observasi dilakukan bersama dengan pelaksanaan tindakan menggunakan lembar observasi yang telah disiapkan.
4. Refleksi (reflection) Refleksi merupakan kegiatan mengingat dan merenungkan kembali suatu tindakan persis seperti yang telah dicatat. Refleksi berusaha memahami proses, masalah, persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan strategis. Refleksi mempertimbangkan ragam pandangan yang mungkin ada pada situasi sosial, dan memahami persoalan dan keadaan timbulnya persoalan itu.
commit 97to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 98
Refleksi merupakan langkah dari suatu tindakan untuk menemukan kekurangan selama proses pembelajaran. Data dari hasil evaluasi siswa, penilaian proses dan lembar observasi dianalisis dan direfleksi untuk mengetahui ada tidaknya peningkatan kemampuan membaca paragraf berdasarkan letak kalimat utama melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf. Peneliti melakukan refleksi terhadap jalannya proses pembelajaran. Dari hasil refleksi diambil tindakan apakah pembelajaran perlu dilaksanakan lagi pada siklus selanjutnya dengan perbaikan atau berhenti di siklus tersebut jika tindakan telah berhasil. Refleksi biasanya dibantu dan atau dilakukan oleh seluruh anggota peneliti melalui diskusi. Rekonstruksi tindakan akan diungkap kembali, sehingga seluruh peneliti memiliki pandangan dan persepsi yang sama tentang kendala dan faktor pendukung. Berdasarkan analisis kasus dan berbagai pertimbangan dapat diputuskan berbagai rencana (revisi rencana tindakan). Refleksi ini mempunyai sifat evaluatif, sebab melalui refleksi seluruh anggota penelitian menentukan apakah tindakan yang dilakukan telah mencapai harapan atau belum, apakah tindakan perlu diadakan perbaikan atau tidak. Pada tahap ini akan dikaji ulang pelaksanaan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf yang telah dilaksanakan, masalah-masalah apa yang muncul, dan hambatan-hambatan apa yang terjadi. Hal ini dilakukan demi sempurnanya pelaksanaan tindakan yang telah dilakukan.
commit 98to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 99
Tahap-tahap penelitian tindakan kelas yang dilaksanakan secara berulang digambarkan oleh Hopkins sebagai berikut.
Siklus I Plan
Reflective
Action/ Observation
Revised Plan Siklus II Reflective
Action/ Observation
Revised Plan Siklus III Reflective
Action/ Observation
dan seterusnya Gambar 3. Bagan Siklus Pelaksanaan Tindakan Kelas (Gambar model PTK oleh Hopkins, 1992 dalam Muslich, 2011:43)
commit 99to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 100
Siklus I bertujuan mengetahui kondisi awal siswa terhadap pembelajaran membaca pemahaman dengan menggunakan kartu paragraf. Setelah dilakukan refleksi terhadap proses tindakan siklus I maka diketahui permasalahan yang muncul dalam kelas tersebut. Berdasarkan permasalahan yang muncul dilakukan perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi ulang pada siklus II. Siklus II bertujuan
untuk
mengetahui
adanya
peningkatan
kemampuan
membaca
pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf setelah dilakukan perbaikan pada siklus I. Setelah dilaksanakan pembelajaran pada siklus II, kemudian dilakukan refleksi terhadap jalannya proses pembelajaran siklus II tersebut. Hasil dari refleksi diketahui permasalahan yang muncul dalam kelas tersebut pada tindakan siklus II. Berdasarkan permasalahan yang muncul dilakukan perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi ulang pada siklus III. Berdasarkan pelaksanaan tindakan pada siklus III, dilakukan refleksi yang hasilnya pelaksanaan pada siklus III sudah mampu mengatasi permasalahanpermasalahan yang terdapat pada siklus I dan II. Selain itu hasil yang diperoleh siswa secara umum telah memenuhi indikator yang ditentukan. Oleh sebab itu, pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini berhenti pada siklus III
commit 100to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 101
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian Hasil penelitian ini diperoleh dari kondisi awal (pratindakan) pada pembelajaran membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama, tindakan siklus I, tindakan siklus II, dan tindakan siklus III. Hasil tindakan siklus I, II, dan III merupakan hasil membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatf tipe CIRC dengan media kartu paragraf. Pada bab ini dikemukakan tentang: 1) kondisi awal membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama siswa kelas XI. 2 Program Studi Teknik Konstruksi Batu dan Beton (TKBB) SMK N 2 Kebumen, 2) pelaksanaan tindakan dan hasil penelitian, dan 3) pembahasan hasil penelitian. Penelitian tindakan dilaksanakan dalam tiga siklus dengan empat tahap dalam tiap siklusnya. Tahapan tersebut terdiri dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi dan interpretasi, serta analisis dan refleksi.
1. Deskripsi Pratindakan Proses pembelajaran Bahasa Jawa di kelas XI. 2 SMK Negeri 2 Kebumen khususnya pada kompetensi dasar membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama masih belum optimal. Informasi tersebut peneliti dapatkan dari hasil wawancara dengan guru bidang studi bahasa Jawa kelas XI. 2 SMK N 2 Kebumen. Untuk mendapatkan data yang akurat, selanjutnya peneliti melakukan kegiatan observasi langsung pada proses pembelajaran membaca
commit 101to user 101
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 102
pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama. Kegiatan ini dilaksanakan sebagai
usaha
untuk
mendapatkan
informasi
mengenai
permasalahan-
permasalahan dalam membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama dan untuk mengetahui situasi pembelajaran terutama sikap/perilaku siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Selain melakukan wawancara dengan guru dan memberikan jurnal guru, peneliti juga melakukan pengambilan data informasi dari siswa dengan cara memberikan jurnal siswa. Jurnal tersebut berupa pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama. Melalui jurnal siswa, dapat diketahui tanggapan siswa mengenai pembelajaran membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama dengan teks bacaan bahasa Jawa yang pernah dilaksanakan. Berdasarkan hasil observasi awal dapat diketahui bahwa kondisi pembelajaran membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama tidak berlangsung kondusif. Hal ini terlihat pada sikap siswa saat mengikuti proses pembelajaran membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama, siswa terlihat acuh tak acuh. Sikap siswa terhadap kegiatan pembelajaran sangat pasif, bahkan ada sebagian siswa yang meletakkan kepalanya di atas meja. Keadaan tersebut disebabkan mereka hanya dijadikan obyek pembelajaran oleh guru. Hal itu tampak pada proses kegiatan belajar-mengajar sebagai berikut. Pembukaan Guru Siswa Guru Siswa
Sugeng enjang para siswa! Sugeng enjang
commit 102to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 103
Guru
Dina iki kita arep sinau babagan paragraf. Apa ana siswa kang ngerti apa kuwi paragraf? (Siswa terdiam dan sebagian lagi terlihat asik berbicara dengan teman sebangku) Guru : (selanjutnya guru menunjuk salah satu siswa) panjenengan menapa, Mas? Siswa . paragraf inggih menika ,P yang lain menertawakan Guru Sampun, sampun! Cobi sanesipun wonten ingkang saged? (Semua siswa terdiam)
Pada saat kegiatan apersepsi, informasi yang digali guru hanya berpusat pada pengetahuan siswa terhadap paragraf, apakah mereka sudah tahu atau belum. Selain itu guru, memberi informasi bahwa akan melakukan kegiatan membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama tanpa sedikitpun memberikan gambaran tentang cara, proses, ataupun tujuan melakukan kegiatan membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama. Guru dalam hal membuka pelajaran juga kurang mendapat daya tarik atau respon yang positif dari siswa. Kegiatan Inti Guru kemudian menjelaskan pengertian dan jenis-jenis paragraf. yaiku ukara-ukara kang kasusun kanthi logis lan runtut minangka wujud ekspresi pikiran kang relevan saka anane siji gagasan baku kang ana ing sajerone karangan. Manut mapane ukara baku paragraf diperang dadi 3 yaiku paragraf deduktif, paragraf induktif lan paragraf campuran. (siswa hanya berbisik-bisik)
Guru kemudian memberikan penjelasan lanjut tentang pengertian kalimat utama dan gagasan utama. Guru: Ukara baku yaiku ukara sing dijelaske ing ukara liya (ukara panerang), nduweni sifat kang luwih umum. Dene gagasan baku
commit 103to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 104
yaiku ide pokok kang ana ing sakjerone wacana. Ing paragraf deduktif, induktif, lan campuran gagasan baku bisa ditemokake ing sak jerone ukara baku. Priwe ana pitakonan? Boten, Pak Guru: , saiki coba bukaken buku LKS kaca 9-10, wacanen banjur garapen gladhen soale!Temtokake jinising paragraf adhedhasar mapane ukara baku, terus tulisen ukara baku lan gagasan bakune! Paham? Siswa: Paham, Pak! (siswa mengerjakan tugasnya, sedangkan guru hanya menunggui dan duduk di depan kelas sambil mengerjakan tugas yang lain).
Berdasarkan percakapan tersebut tampak bahwa guru tidak memberi kesempatan yang luas kepada siswa untuk memperoleh pemahaman tentang paragraf,
kalimat
utama
ataupun
gagasan
utama.
Guru
langsung
menginformasikan pengertian, jenis paragraf, kalimat utama, ataupun gagasan utama pada siswa. Sehingga siswa cenderung hanya menghafal pengertiannya saja. Selain itu, guru sangat sedikit bahkan tidak menggunakan pembelajaran yang dapat merangsang aktivitas siswa dalam proses pembelajaran. Model yang digunakan hanya berupa penjelasan dan tanya jawab yang dilakukan antara guru dengan siswa. Penjelasan dari guru belum memberikan pemahaman yang menyeluruh tentang materi yang disampaikan. Dalam kegiatan tersebut, dialog yang dilakukan oleh guru hanya berlangsung satu arah. Guru aktif bertanya kepada siswa, sedangkan siswa hanya bersikap pasif. Dalam pembelajaran ini siswa hanya menjadi objek bukan subyek belajar, sehingga kreatifitas siswa tidak tumbuh. Pada saat memberi tugas, guru tidak memberikan konteks yang jelas. Selain itu, guru juga tidak memastikan apakah semua siswa mengerjakan tugas atau tidak, sebab pada saat siswa
commit 104to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 105
mengerjakan tugas, guru sibuk dengan pekerjaan lain. Hal ini dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 4. Proses Berlangsungnya Pembelajaran Prasiklus (Guru Menjelaskan Materi di Depan Kelas) Penutup
Guru Wis padha rampung para siswa Siswa Sampun, Pak! Guru a..., sapa sing wani macakake asil garapane nang ngarep? (siswa terdiam) Guru : , merga ora ana sing gelem maju, Pak Guru tunjuk bae, Ayo Mas Arif maju! (siswa maju membacakan hasil pekerjaannya.) Guru : , Mbak Tri mangga (baru berjalan beberapa langkah, terdengar bunyi bel pergantian Guru
: minggu ngarep. Kabeh tugas dikumpulake. Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Berdasarkan
dialog
tersebut,
dapat
disimpulkan
bahwa
proses
pembelajaran berlangsung kurang kondusif, siswa yang seharusnya bersikap lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran, namun mereka hanya bersikap pasif.
commit 105to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 106
Keaktifan justru lebih didominasi oleh guru. Sedangkan hasil angket siswa, menunjukkan bahwa, siswa kurang menyukai model pembelajaran yang dilaksanakan oleh guru, karena bersifat monoton dan bersifat individual. Pertama, siswa diminta membaca teks bacaan, Kedua, siswa diminta menentukan kalimat utama atau gagasan utama, Ketiga siswa diminta menentukan jenis paragraf, Keempat siswa diminta untuk meringkas. Kelima, salah satu siswa maju untuk membacakan hasil pekerjaannya. Sedangkan hasil membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama menunjukan, rata-rata kemampuan membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama siswa hanya mencapai 65,81% (lebih rendah dari indikator kinerja yang dipersyaratkan yaitu 75%). Artinya, kemampuan siswa membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama belum sesuai dengan yang diharapkan. Oleh karena itu siswa perlu mendapatkan satu kondisi pembelajaran baru yang dapat meningkatkan motivasi dan hasil belajar mereka dalam membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama. Selain itu pembelajaran tersebut haruslah berorientasi pada proses, menempatkan siswa pada subyek belajar bukan obyek belajar dengan harapan kreatifitas dan prestasi siswa akan meningkat Masalah-masalah tersebut, kiranya telah memenuhi syarat sebagai permasalahan yang akan dipecahkan melalui penelitian tindakan kelas. Setelah mendapatkan masalah tersebut, selanjutnya peneliti melakukan diskusi dengan guru yang akan dijadikan sebagai kolabolator selama kegiatan penelitian. Berdasarkan hasil diskusi, dapat diketahui beberapa penyebab permasalahan yang
commit 106to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 107
berhubungan dengan proses membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama. Penyebab permasalahan tersebut antara lain sebagai berikut. 1. Guru belum menggunakan model pembelajaran yang tepat untuk mengajarkan materi membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama. Sehingga siswa merasa bosan ketika mengikuti proses pembelajaran. 2. Kepercayaan diri pada siswa masih rendah. Hal itu terlihat pada saat guru menawarkan kepada siswa untuk tampil ke depan. Tidak ada satu siswa pun yang berani. Mereka merasa malu pada teman-teman, takut ditertawakan, merasa tidak mampu, dan malas karena kegiatannya menjenuhkan. 3. Guru belum menggunakan media yang dapat menumbuhkan kreatifitas dan mempermudah pemahaman siswa terhadap materi yang disampaikan. 4. Guru kurang bisa memilih bacaan yang menarik bagi siswa. 5. Guru belum memberikan motivasi atau penghargaan kepada siswa pada saat kegiatan pembelajaran berlangsung. Kegiatan diskusi dilanjutkan dengan pembahasan perencanaan untuk memecahkan masalah. Berdasarkan diskusi antara peneliti dengan guru kolabolator diperoleh kesepakatan untuk menerapkan pembelajaran kooperatif tipe CIRC melalui penggunaan media kartu paragraf. Melalui penerapan model pembelajaran tersebut diharapkan adanya peningkatan prestasi dan motivasi belajar siswa pada proses membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama. Penelitian ini memfokuskan pada kualitas proses pembelajaran membaca pemahaman pada mata pelajaran bahasa Jawa dan kemampuan siswa membaca
commit 107to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 108
pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama terhadap teks bacaan. Kualitas proses pembelajaran dapat dilihat dari aktivitas siswa di kelas, respon yang diberikan siswa saat guru memberikan penjelasan, keaktifan dalam diskusi kelompok, keberanian siswa menanggapi apa yang disampaikan teman, serta keseriuasan dan kesungguhan siswa dalam mengikuti langkah evaluasi. Kemampuan siswa dapat dilihat dari hasil nilai dari tes evaluasi akhir. Adapun indikator yang ingin dicapai dalam penelitian ini yaitu adanya peningkatan mencapai 75% partisipasi dari siswa dan pencapaian 75% kemampuan siswa membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama. Proses penelitian ini dilaksanakan dalam tiga siklus, yang masing-masing siklus terdiri atas empat tahapan, yakni: 1) perencanaan, 2) pelaksanaan tindakan, 3) observasi dan interpretasi, serta 4) analisis dan refleksi. Hasil penelitian yang disajikan berupa hasil tes dan nontes. Hasil tes terdiri atas tiga bagian, yaitu siklus I, siklus II, dan siklus III. Selain itu dipaparkan pula hasil nontes yang berupa jurnal, observasi, wawancara, dan dokumentasi foto pada saat berlangsungnya pembelajaran kooperatif tipe CIRC melalui media kartu paragraf.
2. Deskripsi Hasil Penelitian Siklus I a. Perencanaan Tindakan Kegiatan perencanaan tindakan 1 dilaksanakan pada Rabu, 29 Agustus 2012, bertempat di ruang guru SMK Negeri 2 Kebumen. Peneliti bertemu langsung dengan guru bidang studi sesuai dengan kesepakatan yang telah dibuat sebelumnya. Selanjutnya, peneliti dan guru bidang studi mendiskusikan rencana
commit 108to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 109
tindakan yang akan dilaksanakan dalam proses penelitian. Berdasarkan hasil diskusi peneliti dengan guru maka diperoleh kesepakatan bahwa, pelaksanaan tindakan akan dilaksanakan dalam dua kali pertemuan yaitu pada Sabtu, 1 September dan Sabtu 8 September 2012 sesuai dengan jadwal pelajaran bahasa Jawa. Pada tahap ini peneliti dan guru bidang studi secara kolaboratif mengadakan kegiatan sebagai berikut: 1) Peneliti dan guru bidang studi bekerja sama menyusun perangkat pembelajaran yang meliputi: penentuan bacaan yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran, menyiapkan media pembelajaran, dan menyiapkan tes penilaian keterampilan membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama. 2) Peneliti bersama guru bidang studi menyusun pedoman observasi untuk mengamati keaktifan, kerja sama dan sikap siswa selama kegiatan berlangsung. 3) Peneliti bersama guru bidang studi merencanakan skenario pelaksanaan kegiatan pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf yakni melalui langkah-langkah berikut ini: a) guru membuka pelajaran dengan mengucap salam serta mengabsen siswa hari itu; b) guru menyampaikan kompetensi dasar yang akan dipelajari, serta tujuan yang akan dicapai dalam kegiatan pembelajaran;
commit 109to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 110
c) sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran siswa dikondisikan untuk siap mengikuti proses pembelajaran dan diberikan pengarahan tentang kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan; d) siswa diberi motivasi bahwa kegiatan memahami isi paragraf dengan media kartu paragraf itu mudah dan menyenangkan; e) guru memberikan penjelasan tentang materi yang akan dipelajari; f) siswa dibagi menjadi beberapa kelompok heterogen yang terdiri dari enam anggota; g) guru menginformasikan kepada tiap kelompok mengenai langkah pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf yang akan dilaksanakan; h) setiap kelompok diarahkan agar mampu menyusun beberapa potongan paragraf dalam bentuk kalimat secara logis dan runtut menjadi sebuah paragraf yang padu; i) setiap kelompok diberi satu amplop besar berisi 4 amplop kecil, dan satu lembar kartu soal untuk dikerjakan bersama anggota masing-masing kelompok; j) setiap kelompok merangkai kartu paragraf dari potongan-potongan kalimat yang ada pada masing-masing amplop kecil. Masing masing kelompok bertugas menyusun potongan-potongan kalimat tersebut menjadi sebuah paragraf yang padu dengan cara ditempel pada sebuah kartu sehingga akan menjadi kartu paragraf. Kartu inilah yang nantinya akan dijadikan sebagai media pembelajaran pada tahap selanjutnya;
commit 110to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 111
k) setiap kelompok mampu memahami berbagai jenis paragraf berdasarkan isi ataupun letak kalimat utama sesuai dengan kartu paragraf yang ada pada masing-masing kelompoknya. Pada tahap ini masing-masing kelompok mencocokan kartu yang berisi kutipan paragraf dengan kartu yang bertuliskan jenis paragraf. Masing-masing kelompok berkewajiban untuk mencocokkan paragraf yang ada pada kelompoknya dengan kartu pasangannya; l) setiap kelompok menentukan kalimat utama yang terdapat dalam suatu paragraf. Pada tahap ini siswa diharapkan benar-benar memahami atau bisa membedakan antara kalimat utama dan kalimat penjelas dalam suatu paragraf; m) setiap kelompok mampu menentukan gagasan utama paragraf; n) setiap kelompok diharapkan mampu menuliskan gagasan utama dengan penulisan dan ejaan bahasa Jawa yang baik dan benar; o) guru berkeliling mengawasi tugas kelompok; p) secara bergiliran, setiap kelompok menuliskan di papan tulis dan membacakan hasil diskusinya di depan kelas; q) guru memberikan skor terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap kelompok yang berhasil dengan baik; r) tahap terakhir guru memberikan tes untuk mengetahui tingkat pemahaman membaca siswa. 4) Peneliti bersama guru bidang studi menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi pelajaran membaca pemahaman paragraf
commit 111to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 112
berdasarkan letak kalimat utama dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe CIRC . 5) Peneliti bersama guru bidang studi bekerja sama untuk mempersiapkan instrument penelitian yaitu format penilaian, aktivitas dan unjuk kerja.
b. Pelaksanaan Tindakan Kegiatan Sikus I merupakan tindakan awal dalam penelitian membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf. Tindakan siklus I ini dilaksanakan sebagai upaya untuk memperbaiki dan memecahkan masalah yang dihadapi siswa pada pembelajaran keterampilan membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama. Penerapan pembelajaran tersebut diharapkan dapat menarik minat belajar siswa dan meningkatkan keterampilan membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama paragraf, karena metode yang digunakan dapat merangsang pikiran, perhatian, pemahaman, motivasi, dan sikap saling menghargai. Pelaksanaan pembelajaran membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf pada siklus I dilaksanakan selama dua kali pertemuan yaitu pada Sabtu, 1 dan 8 September 2012 di ruang kelas XI.2 TKBB. Penerapan pembelajaran ini bertujuan untuk lebih memudahkan siswa dalam memahami materi yang disampaikan. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan menggunakan kartu paragraf pada pembelajaran membaca
commit 112to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 113
pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama dapat menarik perhatian siswa, sehingga menumbuhkan motivasi dan minat belajar. Siswa tidak hanya mendengarkan uraian dari guru, akan tetapi siswa juga mendapatkan pengalaman yang lain seperti belajar menghargai orang lain, bekerja sama, melatih rasa percaya diri, dan lain-lain. Adapun tugas peneliti dalam kegiatan ini adalah melakukan observasi terhadap proses pembelajaran dan melakukan wawancara kepada beberapa siswa setelah pembelajaran berakhir. Materi pada pelaksanaan siklus I adalah membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama dengan judul
.
Pembelajaran membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan menggunakan kartu paragraf dilaksanakan dengan menggunakan langkah-langkah sebagai berikut. a. Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam serta mengabsen siswa hari itu. b. Guru menyampaikan kompetensi dasar yang akan dipelajari, serta tujuan yang akan dicapai dalam kegiatan pembelajaran. c. Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran siswa dikondisikan untuk siap mengikuti proses pembelajaran dan diberikan pengarahan tentang kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakannkan. d. Siswa diberi motivasi bahwa kegiatan memahami isi paragraf dengan media kartu paragraf itu mudah dan menyenangkan. e. Guru memberikan penjelasan tentang materi yang akan dipelajari.
commit 113to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 114
f. Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok heterogen yang terdiri dari enam anggota. g. Guru
menginformasikan
kepada
tiap
kelompok
mengenai
langkah
pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf yang akan dilaksanakan. h. Setiap kelompok diarahkan agar mampu menyusun beberapa potongan paragraf dalam bentuk kalimat secara logis dan runtut menjadi menjadi sebuah paragraf yang padu. i. Setiap kelompok diberi satu amplop besar berisi 4 amplop kecil, dan satu lembar kartu soal untuk dikerjakan bersama anggota masing-masing kelompok. j. Setiap kelompok merangkai kartu paragraf dari potongan-potongan kalimat yang ada pada masing-masing amplop kecil. Masing masing kelompok bertugas menyusun potongan-potongan kalimat tersebut menjadi sebuah paragraf yang padu dengan cara ditempel pada sebuah kartu sehingga akan menjadi kartu paragraf. Kartu inilah yang nantinya akan dijadikan sebagai media pembelajaran pada tahap selanjutnya. k. Setiap kelompok menentukan kalimat utama yang terdapat dalam suatu paragraf. Pada tahap ini siswa diharapkan benar-benar memahami atau bisa membedakan antara kalimat utama dan kalimat penjelas dalam suatu paragraf l. Setiap kelompok mampu memahami berbagai jenis paragraf berdasarkan isi ataupun letak kalimat utama sesuai dengan kartu paragraf yang ada pada masing-masing kelompoknya. Pada tahap ini masing-masing kelompok
commit 114to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 115
mencocokan kartu yang berisi kutipan paragraf dengan kartu yang bertuliskan jenis paragraf. Masing-masing kelompok berkewajiban untuk mencocokkan paragraf yang ada pada kelompoknya dengan kartu pasangannya. m. Setiap kelompok mampu menentukan ide pokok paragraf. n. Setiap kelompok diharapkan mampu menuliskan gagasan utama dengan penulisan dan ejaan bahasa Jawa yang baik dan benar. o. Guru berkeliling mengawasi dan memandu jalannya diskusi. p. Secara bergiliran, setiap kelompok menuliskan di papan tulis dan membacakan hasil diskusinya di depan kelas. q. Guru memberikan skor terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap kelompok yang berhasil dengan baik. r. Tahap terakhir guru memberikan tes untuk mengetahui tingkat pemahaman membaca siswa. Dalam pelaksanaan kegiatan ini, guru bertindak sebagai pemimpin jalannya kegiatan pembelajaran di kelas. Sedangkan peneliti hanya bertindak sebagai partisipan yang bersifat pasif.
c. Observasi dan Interpretasi Pada tahap pengamatan tindakan ini peneliti bersikap pasif. Peneliti mengambil posisi di belakang kelas dengan tujuan agar keberadaannya tidak mengganggu proses pembelajaran. Materi yang disampaikan oleh guru pada siklus I yaitu membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama dengan judul
. Tahap ini dilaksanakan dengan mengamati
commit 115to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 116
dan menginterpretasi aktivitas penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf pada membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama yang telah dilaksanakan. Sebelum
melaksanakan
pembelajaran,
terlebih
dahulu
guru
mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti proses pembelajaran. Guru melakukan apersepsi dengan menyampaikan tema pembelajaran.dan memberikan penjelasan tentang kompetensi dasar dan indikator yang akan dicapai. Selain itu, guru juga memberikan motivasi kepada siswa bahwa kegiatan membaca pemahaman paragraf dengan media kartu paragraf itu mudah dan menyenangkan. Selanjutnya guru membagi siswa dalam beberapa kelompok yang sifatnya heterogen. Setelah pembagian kelompok terkondisikan, guru menginformasikan kepada tiap kelompok mengenai langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf yang akan dilaksanakan serta memberikan penjelasan materi secara garis besar. Selanjutnya, setiap kelompok diberi amplop besar yang didalamnya berisi empat amplop kecil dan satu lembar kartu soal untuk dikerjakan bersama anggota masing-masing kelompok. Guru menugasi setiap kelompok supaya berdiskusi menyusun beberapa potongan kalimat menjadi wujud kartu paragraf yang disusun secara logis, runtut, dan padu. Setelah tersusun menjadi sebuah paragraf yang padu, guru menugasi siswa untuk menentukan kalimat utama masing-masing paragraf. Kegiatan ini dilanjutkan dengan mencocokkan kartu yang berisi kutipan paragraf dengan kartu yang bertuliskan
commit 116to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 117
jenis paragraph, serta menentukan kalimat utama dan gagasan utama pada setiap paragraf.
Gambar 5. Kegiatan dan Sikap Siswa dalam Diskusi Kelompok Siklus I
Setelah kegiatan diskusi berakhir, guru menugasi tiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Guru memberikan skor terhadap hasil kerjas masing-masing kelompok dan memberikan penghargaan terhadap kelompok yang berhasil dengan baik. Memasuki tahap akhir pembelajaran, guru memberikan tes yang bersifat individual untuk mengetahui tingkat pemahaman membaca siswa. Selain melakukan pengamatan terhadap guru, peneliti juga melakukan pengamatan sikap atau respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran. Kegiatan siklus I ini dilaksanakan selama berlangsungnya proses membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf. Pengamatan dilakukan secara langsung oleh peneliti. Pengamatan bertujuan untuk mengetahui kualitas proses
commit 117to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 118
pembelajaran dan kemampuan membaca pemahaman siswa selama mengikuti pembelajaran. Berdasarkan hasil dari pengamatan siklus I selama berlangsungnya proses pembelajaran, diperoleh data tentang kualitas proses pembelajaran dan kemampuan membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf pada siswa kelas XI.2 TKBB SMK N 2 Kebumen. Deskripsi data tersebut dijelaskan sebagai berikut. Deskripsi tentang kualitas proses selama pembelajaran ditunjukkan dari data-data sebagai berikut. Siswa yang menunjukan sikap positif memperhatikan dan merespon dengan antusias apa yang disampaikan guru dalam proses pembelajaran sebesar 55,56% atau sebanyak 20 siswa, sedangkan 44,44% atau sebanyak 16 siswa menunjukan sikap negatif. Siswa yang menunjukan sikap positif berpartisipasi aktif dalam diskusi kelompok sebesar 66,67% atau sebanyak 24 siswa, sedangkan siswa yang menunjukan sikap negatif sebesar 33,33% atau sebanyak 12 siswa. Siswa yang menunjukan sikap positif berani menyampaikan pendapat hasil diskusi di depan kelas sebesar 44,44% atau sebanyak 16 siswa, sedangkan siswa yang menunjukan sikap negatif sebesar 56,56 % atau sebanyak 20 siswa.
commit 118to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 119
Gambar 6. Siswa Menyampaikan Pendapat Hasil Diskusi Siklus I
Siswa yang menunjukan sikap positif berani menanggapi apa yang disampaikan teman pada saat presentasi sebesar 38,89% atau sebanyak 14 siswa, sedangkan siswa yang menunjukan sikap negatif sebesar 61,11% atau sebanyak 22 siswa. Siswa yang menunjukan sikap positif terlihat aktif dan serius dalam langkah evaluasi sebesar 63,89% atau sebanyak 23 siswa, sedangkan siswa yang menunjukan sikap negatif sebesar 36,11% atau sebanyak 13 siswa.
Gambar 7. Siswa Bersedia Menanggapi Apa yang Disampaikan Teman dengan Mengangkat Tangan Siklus I
commit 119to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 120
Grafik 1. Kualitas Proses Pembelajaran Membaca Pemahaman Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC dengan Media Kartu Paragraf Siklus I
Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa kualitas proses pembelajaran membaca setelah dilaksanakan penelitian tindakan kelas meningkat dibandingkan kualitas proses pembelajaran sebelum tindakan. Hal tersebut dilihat dari sikap siswa dalam memperhatikan dan merespon apa yang disampaikan guru dalam proses pembelajaran meningkat dari 41,67% menjadi 55,56% atau meningkat sebesar 13,89%, dibandingkan sebelum tindakan. Keberanian siswa dalam menyampaikan pendapat meningkat dari 30,56% menjadi 44,44% atau meningkat sebesar 13,88%, dibandingkan sebelum tindakan. Keberanian siswa dalam menanggapi pendapat teman meningkat dari 25,00% menjadi 38,89% atau meningkat sebesar 13,89%, dibandingkan sebelum tindakan. Keaktifan dan keseriusan dalam langkah evaluasi meningkat dari 55,56% menjadi 63,89% atau meningkat sebesar 8,33%, dibandingkan sebelum tindakan. Rendahnya partisipasi
commit 120to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 121
siswa akan berdampak pada kemampuan memahami teks bacaan yang
tidak
maksimal.
Gambar 8. Kegiatan Siswa dalam Tahap Evaluasi Siklus I
Partisipasi siswa dalam proses pembelajaran juga dipengaruhi oleh kinerja guru. Pada kondisi awal pembelajaran hasil penilaian kinerja guru hanya mencapai 71%. Selanjutnya setelah adanya tindakan siklus I melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf kinerja guru meningkat menjadi 76%. Hal ini berarti, guru sudah mampu mengelola dan melaksanakan pembelajaran menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf dengan baik. Kemampuan membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama siswa kelas XI.2 TKBB SMK N 2 Kebumen berdasarkan tes yang telah dilaksanakan pada siklus I dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata kelas yang dicapai siswa yaitu 71,75 dan termasuk dalam kategori baik. Nilai rata-rata tersebut dikatakan belum memuaskan, karena belum mencapai target yang
commit 121to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 122
diharapkan yaitu minimal mencapai nilai 75 secara klasikal. Pada hasil tes membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama siklus I ini baru ada 1 siswa yang mendapat skor 85-100, kategori sangat baik sebesar 2,78%. Siswa yang mendapat kategori baik dengan skor 70-84 dicapai oleh 14 siswa atau sebesar 38,89%. Kategori cukup baik dengan skor 65-74 dicapai oleh 14 siswa atau sebesar 38,89%, dan kategori kurang dengan skor 50-64 dicapai oleh 7 siswa atau sebesar 19,44% Belum maksimalnya kemampuan siswa dalam membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama dikarenakan belum seluruhnya dapat mengikuti pembelajaran dengan maksimal. Untuk mengetahui lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel berikut ini. Tabel 4. Hasil Tes Kemampuan Siswa Membaca Pemahaman Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama Menggunakan Penerapan Model Pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan Media Kartu Paragraf Siklus I Hasil Tes Kemampuan
Interval
Jumlah
Prosentase
siswa
Nilai
Sangat baik
85-100
1
2,78%
Baik
75-84
14
38,89%
Cukup baik
65-74
14
38,89%
Kurang baik
50-64
7
19,44%
Sangat kurang
0-49
0
0%
Nilai tertinggi yang dicapai siswa
94
Nilai terendah yang dicapai siswa
60
Nilai rata-rata
71,75
Ketuntasan klasikal
41,67%
commit 122to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 123
Selain hasil pengamatan proses pembelajaran dan kemampuan siswa membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf diperoleh juga hasil jurnal siswa, jurnal guru, dan wawancara siswa. Jurnal siswa dan jurnal guru berisi ungkapan perasaan dan tanggapan siswa atau guru selama pembelajaran membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama berlangsung. Jurnal siswa diisi oleh seluruh siswa kelas XI. 2 TKBB. Jurnal siswa dibagikan peneliti setelah selesai pembelajaran membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama. Pengisian jurnal siswa bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan guna memperbaiki pembelajaran selanjutnya agar hasil pembelajaran yang diperoleh lebih optimal. Jurnal siswa berisi tanggapan atau pendapat siswa mengenai: (1) bagaimana pendapat anda mengenai teks bacaan yang digunakan; (2) apakah anda tertarik terhadap membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf; (3) apa kemudahan/kesulitan anda pada saat membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf; (4) bagaimana cara guru dalam menyampaikan materi membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama; (5) bagaimanakah tanggapan anda setelah diadakan pembelajaran membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat
commit 123to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 124
utama menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf. Pada pembelajaran ini siswa dilatih untuk menentukan jenis paragraf, menentukan kalimat utama, dan menentukan gagasan utama. Pada siklus I terdapat dua pertemuan, teks bacaan yang disajikan pada pertemuan 1 dan ke-2 berbeda. Pertemuan 1 pada siklus I disajikan tiga teks bacaan, masing-masing terdiri dari satu paragraf yang disajikan dalam kartu-kartu kalimat. Kartu-kartu kalimat yang merupakan satu rangkaian bacaan dalam satu paragraf dijadikan 1 dalam sebuah amplop. Karena terdapat tiga buah paragraf maka ada tiga buah amplop, masing-masing amplop berisi kartu-kartu kalimat yang merupakan satu rangkaian bacaan dalam satu paragraf. Siswa bersama teman satu kelompoknya bekerja sama merangkai kartukartu kalimat yang terdapat pada masing-masing amplop menjadi kartu paragraf yang padu. Siswa dalam satu kelompok harus konsentrasi dan teliti dalam membaca dan merangkai kartu-kartu kalimat menjadi kartu paragraf karena ketelitian dalam merangkai kartu-kartu kalimat tersebut menentukan ketepatan siswa memperoleh paragraf yang padu. Perolehan paragraf yang padu akan menentukan ketepatan siswa dalam menentukan jenis paragraf, menentukan kalimat utama, dan menentukan gagasan utama. Siswa dalam satu kelompok berdiskusi menentukan dan menuliskan gagasan utama sesuai dengan penulisan dan ejaan bahasa Jawa yang baik dan benar. Pertemuan 2 pada siklus I disajikan sebuah teks bacaan yang tersusun dari beberapa paragraf. Teks bacaan tersebut berjudul
commit 124to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 125
Manu
. pertemuan ke-2 pada siklus I merupakan tahap evaluasi yang
masing-masing siswa harus bekerja secara individu untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami apa yang telah dipelajari bersama pada pertemuan 1 siklus I. Siswa berkonsentrasi dalam membaca teks bacaan tersebut karena siswa bekerja mandiri
untuk
mengukur
kamampuan
setelah
melakukan
pembelajaran
sebelumnya. Tanggapan atau pendapat siswa dari jurnal yang telah diisi mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf dijelaskan sebagai berikut. Secara keseluruhan siswa berpendapat bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf dalam membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama cukup efektif dan menyenangkan. Hal ini dikarenakan membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf memberikan kesempatan siswa untuk memahami konsep dan mengaplikasikannya dalam wujud yang nyata dalam situasi yang menyenangkan. Pemahaman konsep dan aplikasinya diterapkan dengan cara guru memberikan informasi mengenai pengertian paragraf, jenis paragraf berdasarkan
letak
kalimat utama, menentukan kalimat utama,
menentukan gagasan utama, serta penulisan dan ejaan dalam bahasa Jawa yang baik dan benar, kemudian siswa secara bersama-sama dalam sebuah kelompok berdiskusi memecahkan masalah untuk menentukan jenis paragraf berdasarkan letak kalimat utama, menentukan kalimat utama dan menentukan gagasan utama kemudian menuliskannya dengan penulisan dan ejaan bahasa Jawa yang baik dan
commit 125to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 126
benar. Situasi menyenangkan dialami siswa karena kegiatan tersebut dilakukan dalam bentuk permainan kartu. Hal ini memacu semangat siswa merangkai kartukartu tersebut untuk mengetahui bacaan secara lengkap. Pada pembelajaran ini, sebagian besar siswa beranggapan bahwa siswa tidak mengalami kesulitan dalam membaca teks bacaan menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf. Akan tetapi, masih ada beberapa siswa yang mengatakan masih mengalami kesulitan dalam membaca teks bacaan melalui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf. Kesulitan yang dialami siswa yaitu dalam hal menemukan kosakata-kosakata yang belum dimengerti artinya, sehingga berpengaruh dalam memahami teks bacaan. Selain itu , masih ada beberapa siswa yang masih merasa kesulitan menentukan kalimat utama pada suatu paragraf, serta memahami dan menuliskan gagasan utama yang terdapat dalam kalimat utama sesuai penulisan dan ejaan bahasa Jawa yang baik dan benar. Tanggapan siswa terhadap cara guru dalam menyampaikan materi sudah cukup baik. Menurut siswa guru dalam menyampaikan materi bersikap santai, menyenangkan, namun tetap serius. Sedangkan tanggapan siswa terhadap pelaksanaan membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf yaitu mengenai pantauan guru terhadap kinerja kelompok. Siswa menginginkan agar pada saat pembelajaran selanjutnya guru memantau siswa dalam kerja kelompok yaitu dengan berkeliling mendekati siswa perkelompok.
commit 126to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 127
Hal ini diharapkan dapat memotivasi siswa sehingga semua anggota kelompok bisa bekerja sama dengan lebih baik dan kompak. Pengisian jurnal selain dilakukan oleh siswa juga dilakukan oleh guru. Jurnal guru diisi oleh guru setelah proses membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf. Hal-hal yang menjadi objek pengamatan guru yaitu: (1) kesiapan siswa dalam membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama, (2) respon siswa dalam diskusi kelompok, (3) respon siswa dalam menyampaikan pendapat, (4) respon siswa dalam pembelajaran pada tahap evaluasi, (5) respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf. Berdasarkan proses yang telah diamati guru selama pembelajaran berlangsung dapat disampaikan bahwa belum sepenuhnya guru merasa puas dengan proses pembelajaran karena masih ada beberapa siswa yang belum siap mengikuti pembelajaran. Kesiapan siswa dalam mengikuti pembelajaran membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama pada siklus I masih kurang. Hal ini terbukti pada saat guru mengawali pembelajaran, ada beberapa siswa yang belum menyiapkan buku dan alat tulis lainnya yang diperlukan untuk proses pembelajaran membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama. Siswa baru menyiapkan alat tulis setelah mendapat perintah dari guru untuk mencatat hal-hal yang penting. Berdasarkan catatan guru mengenai respon siswa dalam diskusi kelompok pada membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama
commit 127to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 128
menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf sebagian besar dari keseluruhan siswa merespon positif (senang). Hal ini dibuktikan dari keseriusan siswa bekerja sama dan berdiskusi dengan teman satu kelompoknya untuk memecahkan permasalahan. Sedangkan respon siswa dalam menyampaikan pendapat masih kurang, hal ini terlihat dari masih cukup banyak siswa yang belum berani menyampaikan pendapat, sehingga guru masih harus menunjuk siswa untuk menyampaikan hasil kerja kelompok atau pendapatnya. Respon siswa dalam pembelajaran pada tahap evaluasi, ketika mengerjakan tugas dari guru ada siswa yang mengerjakan tugas dengan sungguhsungguh tetapi ada juga yang mencontek pekerjaan temannya. Hal ini membuktikan masih ada siswa yang belum bisa mengerjakan tugas secara mandiri atau individu. Siswa terlihat tertarik menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf dalam mempelajari materi membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama paragraf. Hal ini disebabkan
siswa
belum
pernah
melaksanakan
pembelajaran
membaca
pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama melalui penerapan model tersebut. Dalam pembelajaran ini siswa dapat bekerja sama, berdiskusi, dan saling mengarahkan dengan teman sekelompoknya sehingga. Selain itu, siswa dituntut untuk membaca secara teliti dan cermat sehingga tujuan pembelajaran membaca dapat tercapai.
commit 128to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 129
Selanjutnya, hasil dari wawancara peneliti dengan siswa setelah proses pembelajaran pada siklus I dijelaskan sebagai berikut. Sasaran wawancara siswa ditujukan pada tiga siswa dengan kriteria, yaitu satu siswa yang mendapat nilai tinggi, satu siswa yang mendapat nilai sedang, dan satu siswa yang mendapat nilai rendah. Kegiatan wawancara ini mencakup 3 aspek pertanyaan yaitu (1) bagaimana pendapat anda mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf pada membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama; (2) apakah anda merasa mengerti dan memahami penjelasan guru dalam pembelajaran membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf; dan (3) apa hambatan yang anda alami selama pembelajaran. Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti terhadap tiga siswa tersebut, dapat diketahui bahwa siswa yang mendapatkan nilai tinggi dan sedang mengatakan senang terhadap membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf yang diberikan oleh guru. Siswa berpendapat cara guru dalam menyampaikan materi jelas, mudah diterima siswa, dan mudah dimengerti siswa. Siswa yang mendapat nilai rendah mengatakan kurang tertarik mengikuti membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf yang diberikan oleh guru. Hal ini disebabkan siswa tidak memahami penjelasan yang disampaikan oleh guru.
commit 129to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 130
Berdasarkan hasil wawancara yang telah dilakukan diketahui bahwa siswa yang memperoleh nilai tinggi tidak mengalami kesulitan dalam membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf. Melalui pembelajaran kooperatif tipe CIRC menggunakan media kartu paragraf pada pembelajaran membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama, siswa menjadi lebih memahami materi, lebih mudah menentukan jenis paragraf, menentukan kalimat utama, dan menentukan gagasan utama. Hal ini dikarenakan siswa bisa saling bekerja sama memecahkan masalah, bertukar pengetahuan, dan informasi dalam suasana santai dan menyenangkan sehingga membuat siswa lebih mudah menerima dan memahami materi pembelajaran. Siswa yang mendapatkan nilai sedang dan rendah mengatakan bahwa tidak mendapat kemudahan dalam membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf yang diberikan oleh guru. Hal ini dikarenakan siswa masih kesulitan merangkai kartu-kartu kalimat menjadi kartu paragraf disebabkan masih ada beberapa kosakata yang belum dimengerti artinya. Hal tersebut menyebabkan siswa bingung dalam menentukan kalimat utama pada suatu paragraf serta memahami dan menuliskan gagasan utama yang terdapat dalam kalimat utama sesuai penulisan dan ejaan bahasa Jawa yang baik dan benar.
commit 130to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 131
d. Refleksi Kegiatan
refleksi
dilaksanakan
untuk
mengingat,
merenungkan,
memahami proses, masalah, persoalan, dan kendala yang nyata dalam tindakan strategis. Kegiatan refleksi pada siklus I dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui beberapa permasalahan atau hambatan yang berkaitan dengan pelaksanaan proses pembelajaran dan mencari solusi yang diambil untuk mengatasi permasalahan atau hambatan tersebut. 1. Permasalahan dari siswa Beberapa permasalahan yang menjadi kelemahan siswa dapat diidentifikasikan sebagai berikut, a) belum adanya kesadaran dari siswa tentang pentingnya belajar kelompok; b) masing-masing anggota dalam kelompok kurang dapat bekerja sama dalam belajar, sehingga kegiatan diskusi belum bisa mendapatkan hasil yang optimal; c) siswa masih menjumpai beberapa kata yang sulit/kurang dimengerti artinya; d) sebagian siswa masih merasa kesulitan untuk membedakan kalimat utama dan kalimat penjelas; e) sebagian siswa masih merasa kesulitan untuk menentukan dan menuliskan gagasan utama sesuai penulisan dan ejaan bahasa Jawa yang baik dan benar; f) siswa belum mempunyai keberanian untuk mengajukan atau menjawab pertanyaan dari guru;
commit 131to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 132
g) siswa belum semuanya terlihat aktif dalam merespon penjelasan dari guru. 2. Permasalahan dari Guru a) guru belum bisa membangkitkan motivasi siswa; b) guru lebih sering berada di depan kelas pada saat proses pembelajaran berlangsung, sehingga menyebabkan kondisi pembelajaran kurang kondusif; c) guru kurang melibatkan siswa yang bersikap pasif, sehingga menyebabkan hanya beberapa siswa tertentu yang bersikap aktif dalam pembelajaran; d) guru kurang memberikan motivasi atau penghargaan kepada siswa, sehingga siswa tidak bersikap antusias terhadap pembelajaran. Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang terjadi pada saat proses pembelajaran pada siklus I, maka perlu dilaksanakan tindakan selanjutnya pada siklus II. Tindakan pada siklus II dilaksanakan untuk mengatasi permasalahanpermasalahan ataupun kendala-kendala yang dihadapi oleh siswa pada pembelajaran siklus I sebagai pertimbangan perbaikan pada pelaksanaan siklus II.
3. Deskripsi Siklus II a. Perencanaan Tindakan Tindakan siklus II dilaksanakan setelah pembelajaran pada siklus I dianalisis dan direfleksi. Tindakan pada siklus II ini sebagai bentuk kelanjutan dari tindakan siklus I yang kurang berhasil, sehingga dilakukan tindakan selanjutnya untuk perbaikan proses pembelajaran. Sebelum pelaksanaan tindakan pada siklus II, terlebih dahulu peneliti melakukan diskusi dengan guru
commit 132to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 133
kolabolator. Kegiatan diskusi ini dilaksanakan pada Rabu 12 September 2012 bertempat di ruang guru SMK Negeri 2 Kebumen. Dalam diksusi tersebut peneliti menyampaikan analisis hasil observasi terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus I. Peneliti menyampaikan segala kelebihan ataupun kekurangan selama berlangsungnya proses pembelajaran membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama pada siklus I. Setelah dilakukan kegiatan diskusi antara peneliti dan guru kolabolator untuk mengatasi kekurangan atau kelemahan yang ada, diputuskan untuk mengambil beberapa tindakan, yaitu: 1. Guru memberikan pengarahan tentang manfaat atau pentingnya bekerja kelompok. 2. Guru menegaskan kepada siswa, bahwa pada saat presentasi dilakukan teman yang lain bebas mengajukan pertanyaan kepada anggota kelompok yang sedang melakukan presentasi. Dengan demikian setiap anggota kelompok ada tuntutan untuk paham terhadap hasil diskusi. Melalui cara seperti ini diharapkan semua siswa akan berperan aktif dalam kegiatan diskusi. 3. Guru menugasi siswa untuk mengidentifikasi kata-kata yang sulit atau belum dimengerti artinya untuk ditanyakan kepada guru. 4. Guru mengasah keberanian siswa untuk berlatih bertanya atau menjawab pertanyaan dengan cara memberikan motivasi agar siswa lebih mempunyai rasa percaya diri.
commit 133to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 134
5. Untuk mengatasi kesulitan siswa membedakan kalimat utama dan kalimat penjelas, guru memberikan penjelasan tentang kedudukan atau fungsi kalimat utama dan penjelas di dalam sebuah paragraf. 6. Untuk mengatasi kesulitan siswa mengidentifikasi gagasan utama guru memberikan penjelasan cara menentukan gagasan utama yaitu dengan mencari kalimat yang merupakan pernyataan paling umum, paling penting atau yang merupakan kesimpulan, dan terdapat bagian-bagian yang diulang-ulang pada kalimat-kalimat yang lain, gagasan
utama dapat diambil dari kalimat
utamanya. 7. Untuk mengatasi kesulitan siswa menuliskan gagasan utama sesuai dengan penulisan dan ejaan yang benar, guru memberikan pengarahan tentang penulisan dan ejaan dalam bahasa Jawa yang baik dan benar. 8. Untuk menumbuhkan motivasi siswa, guru memberikan reward dan feedback kepada siswa, seperti: bagus, luar biasa, sempurna, ataupun dengan memberikan nilai tambahan kepada kelompok yang mampu tampil baik di depan. 9. Keberadaan guru tidak hanya di depan kelas dan duduk di kursi pada saat memberikan penjelasan dan saat kegiatan diskusi kelompok berlangsung. Pada saat memberikan penjelasan, sebaiknya posisi guru berdiri di depan kelas. Apabila pada saat memberikan penjelasan terlihat ada siswa yang menunjukan perilaku negatif, seperti tidur-tiduran, berbicara dengan teman, maka guru bisa langsung mengingatkan siswa tersebut dengan cara mengajukan pertanyaan, sehingga siswa akan merasa lebih diperhatikan. Pada saat kegiatan diskusi
commit 134to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 135
berlangsung, sebaiknya guru berkeliling untuk memantau jalannya diskusi antar kelompok. Tahap perencanaan siklus II meliputi kegiatan sebagai berikut. 1. Peneliti dan guru bidang studi bekerja sama menyusun perangkat pembelajaran yang meliputi, penentuan bacaan yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran, menyiapkan media pembelajaran, dan menyiapkan tes penilaian keterampilan membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama. 2. Peneliti bersama guru bidang studi menyusun pedoman observasi untuk mengamati keaktifan, kerjaama dan sikap siswa selama kegiatan berlangsung. 3. Peneliti bersama guru bidang studi merencanakan skenario
pelaksanaan
kegiatan pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf melalui langkah-langkah sebagai berikut: a) guru membuka pelajaran dengan mengucap salam serta mengabsen siswa hari itu; b) sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran siswa dikondisikan untuk siap mengikuti proses pembelajaran dan diberikan pengarahan tentang kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan; c) siswa diberi motivasi bahwa kegiatan memahami isi paragraf dengan media kartu paragraf itu mudah dan menyenangkan; d) siswa dibagi menjadi beberapa kelompok heterogen sesuai dengan pembagian pada siklus I;
commit 135to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 136
e) guru memberikan penjelasan cara menentukan gagasan utama yaitu carilah kalimat yang merupakan pernyataan paling umum, paling penting atau yang merupakan kesimpulan, dan terdapat bagian-bagian yang diulangulang pada kalimat-kalimat yang lain, gagasan utama dapat diambil dari kalimat utamanya; f) guru menginformasikan kepada tiap kelompok mengenai langkah pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf yang akan dilaksanakan; g) setiap kelompok diarahkan agar mampu menyusun beberapa potongan paragraf dalam bentuk kalimat secara logis dan runtut menjadi sebuah paragraf yang padu; h) setiap kelompok diberi satu amplop besar berisi 4 amplop kecil, dan satu lembar kartu soal untuk dikerjakan bersama anggota masing-masing kelompok; i) setiap kelompok merangkai kartu paragraf dari potongan-potongan kalimat yang ada pada masing-masing amplop kecil. Masing masing kelompok bertugas menyusun potongan-potongan kalimat tersebut menjadi sebuah paragraf yang padu dengan cara ditempel pada sebuah kartu sehingga akan menjadi kartu paragraf. Kartu inilah yang nantinya akan dijadikan sebagai media pembelajaran pada tahap selanjutnya; j) setiap kelompok menentukan kalimat utama yang terdapat dalam suatu paragraf. Pada tahap ini siswa diharapkan benar-benar memahami atau
commit 136to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 137
bisa membedakan antara kalimat utama dan kalimat penjelas dalam suatu paragraf; k) setiap kelompok mampu memahami berbagai jenis paragraf berdasarkan isi ataupun letak kalimat utama sesuai dengan kartu paragraf yang ada pada masing-masing kelompoknya. Pada tahap ini masing-masing kelompok mencocokan kartu yang berisi kutipan paragraf dengan kartu yang bertuliskan jenis paragraf. Masing-masing kelompok berkewajiban untuk mencocokkan paragraf yang ada pada kelompoknya dengan kartu pasangannya; l) setiap kelompok mampu menentukan ide pokok paragraf; m) guru
memberikan
penegasan
pada
siswa
bahwa
selama
proses
pembelajaran berlangsung akan diadakan penilaian; n) guru mempersilakan siswa untuk bertanya jika ada kata-kata yang belum dimengerti artinya atau bertanya tentang materi yang belum jelas; o) guru berkeliling untuk memberi penjelasan dan memandu jalannya diskusi tiap kelompok; p) guru menegaskan kepada siswa, bahwa pada saat presentasi dilakukan teman yang lain bebas mengajukan pertanyaaan kepada anggota kelompok yang sedang melakukan presentasi. dengan demikian setiap anggota kelompok ada tuntutan untuk paham terhadap hasil diskusi. melalui cara seperti ini diharapkan semua siswa akan berperan aktif dalam kegiatan diskusi;
commit 137to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 138
q) secara bergiliran, setiap kelompok membacakan hasil diskusinya di depan kelas; r) guru memberikan skor terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap kelompok yang berhasil dengan baik; s) guru memberikan reward dan feedback kepada siswa, seperti: bagus, luar biasa, sempurna, ataupun dengan memberikan nilai tambahan kepada kelompok yang mampu tampil baik di depan; t) tahap terakhir guru memberikan tes untuk mengetahui tingkat pemahaman
membaca siswa. 4. Peneliti bersama guru bidang studi menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi pelajaran membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe CIRC . 5. Peneliti bersama guru bidang studi bekerja sama untuk mempersiapkan instrumen penelitian yaitu format penilaian, aktivitas dan unjuk kerja.
b. Pelaksanaan Tindakan Tindakan siklus II dilaksanakan setelah pembelajaran pada tindakan siklus I dianalisis dan direfleksi. Tindakan siklus II ini untuk melanjutkan tindakan I yang kurang berhasil sehingga peneliti melakukan tindakan lanjutan. Tindakan ini dilaksanakan selama dua kali pertemuan, yakni pada Sabtu, 15 September 2012 dan 22 September 2012 dengan dua kali tatap muka. Proses pembelajaran akan dilaksanakan oleh guru kolabolator, sedangkan peneliti hanya
commit 138to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 139
melakukan pengamatan selama kegiatan pembelajaran berlangsung serta melakukan wawancara setelah pembelajaran berakhir. Teks bacaan yang digunakan pada materi pembelajaran membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama siklus II berbeda dengan teks bacaan pada materi pembelajaran membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama siklus I. Teks bacaan pada materi pembelajaran membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama siklus II berjudul . Adapun urutan pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan adalah sebagai berikut. 1) Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam serta mengabsen siswa hari itu. 2) Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran siswa dikondisikan untuk siap mengikuti proses pembelajaran dan diberikan pengarahan tentang kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. 3) Siswa diberi motivasi bahwa kegiatan memahami isi paragraf dengan media kartu paragraf itu mudah dan menyenangkan. 4) Guru memberikan penjelasan tentang materi yang akan dipelajari. 5) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok heterogen sesuai dengan pembagian pada siklus I. 6) Guru memberikan penjelasan cara menentukan gagasan utama yaitu carilah kalimat yang merupakan pernyataan paling umum, paling penting atau yang merupakan kesimpulan, dan terdapat bagian-bagian yang diulang-ulang pada
commit 139to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 140
kalimat-kalimat yang lain. Gagasan utama utama dapat diambil dari kalimat utamanya. 7) Guru
menginformasikan
kepada
tiap
kelompok
mengenai
langkah
pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf yang akan dilaksanakan. 8) Setiap kelompok diarahkan agar mampu menyusun beberapa potongan paragraf dalam bentuk kalimat secara logis dan runtut menjadi menjadi sebuah paragraf yang padu. 9) Setiap kelompok diberi satu amplop besar berisi 4 amplop kecil, dan satu lembar kartu soal untuk dikerjakan bersama anggota masing-masing kelompok. 10) Setiap kelompok merangkai kartu paragraf dari potongan-potongan kalimat yang ada pada masing-masing amplop kecil. Masing masing kelompok bertugas menyusun potongan-potongan kalimat tersebut menjadi sebuah paragraf yang padu dengan cara ditempel pada sebuah kartu sehingga akan menjadi kartu paragraf. Kartu inilah yang nantinya akan dijadikan sebagai media pembelajaran pada tahap selanjutnya. 11) Setiap kelompok menentukan kalimat utama yang terdapat dalam suatu paragraf. Pada tahap ini siswa diharapkan benar-benar memahami atau bisa membedakan antara kalimat utama dan kalimat penjelas dalam suatu paragraf. 12) Setiap kelompok mampu memahami berbagai jenis paragraf berdasarkan isi ataupun letak kalimat utama sesuai dengan kartu paragraf yang ada pada masing-masing kelompoknya. Pada tahap ini masing-masing kelompok
commit 140to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 141
mencocokan kartu yang berisi kutipan paragraf dengan kartu yang bertuliskan jenis paragraf. Masing-masing kelompok berkewajiban untuk mencocokkan paragraf yang ada pada kelompoknya dengan kartu pasangannya. 13) Setiap kelompok mampu menuliskan gagasan utama yang terdapat dalam suatu paragraf dengan penulisan dan ejaan bahasa Jawa yang baik dan benar. 14) Guru memberikan penegasan pada siswa bahwa selama proses pembelajaran berlangsung akan diadakan penilaian. 15) Guru mempersilakan siswa untuk bertanya jika ada kata-kata yang belum dimengerti artinya atau bertanya tentang materi yang belum jelas. 16) Guru berkeliling untuk memberi penjelasan dan memandu jalannya diskusi tiap kelompok. 17) Guru menegaskan kepada siswa, bahwa pada saat presentasi dilakukan teman yang lain bebas mengajukan pertanyaaan kepada anggota kelompok yang sedang melakukan presentasi. dengan demikian setiap anggota kelompok ada tuntutan untuk paham terhadap hasil diskusi. melalui cara seperti ini diharapkan semua siswa akan berperan aktif dalam kegiatan diskusi. 18) Secara bergiliran, setiap kelompok
menuliskan di papan tulis dan
membacakan hasil diskusinya di depan kelas. 19) Guru memberikan skor terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap kelompok yang berhasil dengan baik. 20) Guru memberikan reward dan feedback kepada siswa, seperti: bagus, luar biasa, sempurna, ataupun dengan memberikan nilai tambahan kepada kelompok yang mampu tampil baik di depan.
commit 141to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 142
21) Tahap terakhir guru memberikan tes untuk mengetahui tingkat pemahaman membaca siswa. Pada tahap ini, peneliti bertindak sebagai pihak yang pasif, sedangkan guru bertindak sebagai pelaksana proses pembelajaran di kelas.
c. Observasi dan Interpretasi Pada tahap pengamatan tindakan siklus II materi membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama paragraf yang disampaikan oleh guru berjudul
. Tahap ini dilaksanakan dengan
mengamati dan menginterpretasi aktivitas penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf pada pembelajaran membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama yang dilaksanakan. Sebelum
melaksanakan
pembelajaran,
terlebih
dahulu
guru
mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti proses pembelajaran. Guru melakukan
apersepsi
dengan
menyampaikan
tujuan
pembelajaran
dan
memberikan penjelasan tentang kompetensi dasar dan indikator yang akan dicapai. Selain itu, guru juga memberikan motivasi kepada siswa bahwa kegiatan memahami isi paragraf dengan media kartu paragraf itu mudah dan menyenangkan. Selanjutnya guru membagi siswa dalam beberapa kelompok seperti pada siklus I. Setelah pembagian kelompok terkondisikan, guru menginformasikan kepada tiap kelompok mengenai langkah-langkah pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf yang akan dilaksanakan serta memberikan
commit 142to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 143
penjelasan materi secara garis besar. Karena pada siklus I masih banyak siswa yang merasa kesulitan untuk menentukan gagasan utama, pada siklus II guru memberikan penjelasan langkah-langkah menentukan
gagasan utama yaitu
carilah kalimat yang merupakan pernyataan paling umum, paling penting atau yang merupakan kesimpulan, dan terdapat bagian-bagian yang diulang-ulang pada kalimat-kalimat yang lain. Gagasan utama dapat diambil dari kalimat utamanya. Selanjutnya, setiap kelompok diberi amplop besar yang didalamnya berisi empat amplop kecil dan satu lembar kartu soal untuk dikerjakan bersama anggota masing-masing kelompok. Guru menugasi setiap kelompok supaya berdiskusi menyusun kartu-kartu kalimat menjadi kartu paragraf yang logis, runtut, dan padu. Setelah tersusun menjadi sebuah paragraf yang padu, guru menugasi siswa untuk menentukan kalimat utama masing-masing paragraf. Kegiatan ini dilanjutkan dengan mencocokkan kartu yang berisi kutipan paragraf dengan kartu yang bertuliskan jenis paragraf serta menentukan kalimat dan gagasan utama pada setiap paragraf.
Gambar 9. Kegiatan dan Sikap Siswa dalam Diskusi Kelompok Siklus II commit 143to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 144
Setelah kegiatan diskusi berakhir, guru menugasi tiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Guru memberikan reward dan feedback kepada siswa, seperti: bagus, luar biasa, sempurna, ataupun dengan memberikan nilai tambahan kepada kelompok yang mampu tampil baik di depan. Memasuki tahap akhir pembelajaran, guru memberikan tes yang bersifat individual untuk mengetahui tingkat pemahaman membaca siswa. Selain melakukan pengamatan terhadap guru, peneliti juga melakukan pengamatan sikap atau respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran. Kegiatan siklus II ini dilaksanakan selama berlangsungnya proses pembelajaran membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf. Pengamatan
dilakukan secara langsung oleh peneliti. Pengamatan bertujuan
untuk mengetahui kualitas proses pembelajaran dan kemampuan membaca pemahaman siswa selama mengikuti pembelajaran. Berdasarkan hasil dari pengamatan siklus II selama berlangsungnya proses pembelajaran, diperoleh data tentang kualitas proses pembelajaran dan kemampuan membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf pada siswa kelas XI.2 TKBB SMK N 2 Kebumen. Deskripsi data tersebut dijelaskan sebagai berikut. Deskripsi tentang kualitas proses selama pembelajaran ditunjukkan dari data-data sebagai berikut. Siswa yang menunjukan sikap positif memperhatikan dan merespon dengan antusias apa yang disampaikan guru dalam proses
commit 144to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 145
pembelajaran sebesar 72,22% atau sebanyak 26 siswa, sedangkan 27,78% atau sebanyak 10 siswa menunjukan sikap negatif. Siswa yang menunjukan sikap positif berpartisipasi aktif dalam diskusi kelompok sebesar 75,00% atau sebanyak 27 siswa, sedangkan siswa yang menunjukan sikap negatif sebesar 25,00% atau sebanyak 9 siswa. Siswa yang menunjukan sikap positif berani menyampaikan pendapat hasil diskusi di depan kelas sebesar 69,44% atau sebanyak 25 siswa, sedangkan siswa yang menunjukan sikap negatif sebesar 30,56% atau sebanyak 11 siswa.
Gambar 10. Siswa Menyampaikan Pendapat Hasil Diskusi Siklus II
Siswa yang menunjukan sikap positif berani menanggapi apa yang disampaikan teman pada saat presentasi sebesar 61,11% atau sebanyak 22 siswa, sedangkan siswa yang menunjukan sikap negatif sebesar 38,89% atau sebanyak 14 siswa. Siswa yang menunjukan sikap positif terlihat aktif dan serius dalam langkah evaluasi sebesar 83,33% atau sebanyak 30 siswa, sedangkan siswa yang menunjukan sikap negatif sebesar 16,67% atau sebanyak 6 siswa. commit 145to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 146
Gambar 11. Siswa Bersedia Menanggapi Apa yang Disampaikan Teman dengan Mengangkat Tangan Siklus II
Gambar 12. Kegiatan Siswa dalam Tahap Evaluasi Siklus II
Berdasarkan pengamatan tindakan siklus II, terlihat ada peningkatan partisipasi siswa saat mendiskusikan bahan bacaan. Kondisi ini terlihat pada saat guru memberikan motivasi kepada siswa agar semua aktif dalam kegiatan diskusi kelompok. Siswa terlihat aktif berdiskusi dengan kelompoknya masing-masing. Grafik 2. Kualitas Proses Pembelajaran Membaca Pemahaman Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC dengan Media Kartu Paragraf Siklus II
commit 146to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 147
Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui kualitas proses pembelajaran meningkat dari siklus I ke siklus II. Hal tersebut dilihat dari: 1) sikap siswa dalam memperhatikan dan merespon apa yang disampaikan guru dalam proses pembelajaran meningkat dari 55,56% menjadi 72,22% atau meningkat sebesar 16,66% dari siklus I; 2) partisipasi siswa dalam kerja kelompok meningkat dari 66,67% menjadi 75% atau meningkat sebesar 8,33% dari siklus I; 3) keberanian siswa dalam menyampaikan pendapat meningkat dari 44,44% menjadi 69,44% atau meningkat sebesar 25% dari siklus I; 4). Keberanian siswa dalam menanggapi pendapat teman meningkat dari 38,89% menjadi 61,11% atau meningkat sebesar 22,22% dari siklus I; 5) keaktifan dan keseriusan dalam langkah evaluasi meningkat dari 63,89% menjadi 83,33% atau meningkat sebesar 19,44% dari siklus I. Pada akhir siklus II peningkatan juga terjadi pada penilaian kinerja guru yaitu meningkat dari siklus I yaitu 76% menjadi 80%. Dengan demikian dapat dikatakan bahwa kemampuan guru dalam mengelola dan melaksanakan
commit 147to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 148
pembelajaran semakin baik. Hal ini didukung dengan hasil nilai rata-rata kelas kemampuan siswa membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama yang mencapai 78,19, sudah melebihi indikator kerja (75). Adapun kemampuan membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama pada siswa kelas XI.2 TKBB SMK N 2 Kebumen berdasarkan tes pada siklus II dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata kelas yang dicapai siswa yaitu 78,19 dan termasuk dalam kategori baik. Nilai rata-rata tersebut dikatakan cukup memuaskan, karena sudah mencapai target yang diharapkan yaitu minimal mencapai nilai 75 secara klasikal. Pada hasil tes membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama paragraf berdasarkan letak kalimat utama siklus II ini ada 5 siswa yang mendapat skor 85-100, kategori sangat baik sebesar 13,89%. Siswa yang mendapat kategori baik dengan skor 75-84 dicapai oleh 20 siswa atau sebesar 55,56%. Kategori cukup baik dengan skor 65-74 dicapai oleh 11 siswa atau sebesar 30,55%, dan tidak ada siswa yang memperoleh nilai berkategori kurang dengan skor 50-64. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa proses pembelajaran pada siklus II sudah berjalan dengan baik dan sudah mencapai indikator penilaian sesuai yang diharapkan. Untuk mengetahui lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 5. Hasil Tes Kemampuan Siswa Membaca Pemahaman Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama Menggunakan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC dengan Media Kartu Paragraf Siklus II Hasil Tes Kemampuan
Interval
commit 148to user
Jumlah
Prosentase
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 149
siswa
Nilai
Sangat baik
85-100
5
13,89%
Baik
75-84
20
55,56%
Cukup baik
65-74
11
30,55%
Kurang baik
50-64
0
0
Sangat kurang
0-49
0
0
Nilai tertinggi yang dicapai siswa
97
Nilai terendah yang dicapai siswa
66
Nilai rata-rata
78,19
Ketuntasan klasikal
69,44%
Pada siklus II selain hasil pengamatan proses pembelajaran dan kemampuan siswa membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf juga diperoleh hasil jurnal siswa, jurnal guru, dan wawancara siswa. Jurnal siswa dan jurnal guru berisi ungkapan perasaan dan tanggapan siswa atau guru selama membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama berlangsung. Jurnal siswa diisi oleh seluruh siswa kelas XI. 2 TKBB. Jurnal siswa dibagikan peneliti setelah selesai pembelajaran membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama. Pengisian jurnal siswa bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan
guna
memperbaiki
pembelajaran
selanjutnya
agar
hasil
pembelajaran yang diperoleh lebih optimal. Jurnal siswa berisi tanggapan atau pendapat siswa mengenai: (1) bagaimana pendapat anda mengenai teks bacaan yang digunakan; (2) apakah anda
commit 149to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 150
tertarik terhadap membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf; (3) apa kemudahan/kesulitan anda pada saat membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf; (4) bagaimana cara guru dalam menyampaikan materi membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama paragraf berdasarkan letak kalimat utama; (5) bagaimanakah tanggapan anda setelah diadakan
pembelajaran membaca
pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf. Pada pembelajaran ini siswa dilatih untuk menentukan jenis paragraf, menentukan kalimat utama, menentukan gagasan utama, serta menuliskan gagasan utama dengan penulisan dan ejaan bahasa Jawa yang baik dan benar. Pada siklus II ada dua pertemuan. Teks bacaan yang disajikan pada pertemuan 1 dan ke-2 berbeda. Teks bacaan yang disajikan pada siklus II juga berbeda dengan siklus I. Pertemuan 1 pada siklus II disajikan tiga teks bacaan, masing-masing terdiri dari satu paragraf yang disajikan dalam kartu-kartu kalimat. Kartu-kartu kalimat yang merupakan satu rangkaian bacaan dalam satu paragraf dijadikan 1 dalam sebuah amplop. Karena terdapat tiga buah paragraf maka ada tiga buah amplop dimana masing-masing amplop berisi kartu-kartu kalimat yang merupakan satu rangkaian bacaan dalam satu paragraf. Siswa bersama teman satu kelompoknya bekerja sama merangkai kartukartu kalimat yang terdapat pada masing-masing amplop menjadi kartu paragraf
commit 150to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 151
yang padu. Siswa dalam satu kelompok harus konsentrasi dan teliti dalam membaca dan merangkai kartu-kartu kalimat menjadi kartu paragraf karena ketelitian dalam merangkai kartu-kartu kalimat tersebut menetukan ketepatan siswa memperoleh paragraf yang padu. Perolehan paragraf yang padu akan menentukan ketepatan siswa dalam menentukan jenis paragraf, menentukan kalimat utama, dan menentukan gagasan utama. Siswa dalam satu kelompok berdiskusi menentukan dan menuliskan gagasan utama sesuai dengan penulisan dan ejaan bahasa Jawa yang baik dan benar. Pertemuan 2 pada siklus I menyajikan sebuah teks bacaan yang tersusun dari beberapa paragraf. Teks bacaan tersebut berjudul . Pertemuan ke-2 pada siklus II merupakan tahap evaluasi yang masing-masing siswa harus bekerja secara individu untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami apa yang telah dipelajari bersama pada pertemuan 1 siklus II. Siswa berkonsentrasi dalam membaca teks bacaan tersebut karena siswa bekerja mandiri untuk mengukur kamampuan setelah melakukan pembelajaran sebelumnya. Tanggapan atau pendapat siswa dari jurnal yang telah diisi mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf pada siklus II dijelaskan sebagai berkut. Siswa secara keseluruhan berpendapat bahwa mereka senang dengan membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf. Hal ini dikarenakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf membuat suasana pembelajaran
commit 151to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 152
lebih menyenangkan dan kondusif sehingga siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran yang dipelajari. Selain itu penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf memberikan kesempatan siswa memahami materi pembelajaran dengan diskusi teman sebaya sehingga suasananya terkesan santai namun tetap terpantau. Suasana demikian membuat siswa lebih mudah memahami materi, yaitu menentukan jenis paragraf berdasarkan letak kalimat utama, menentukan kalimat utama, menentukan gagasan utama, dan menuliskan gagasan utama sesuai dengan penulisan dan ejaan bahasa Jawa yang baik dan benar. Dalam hal ini, siswa sudah terlihat senang ketika membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama paragraf berdasarkan letak kalimat utama menggunakan penerapan model pembelajaran tipe CIRC dengan media kartu paragraf. Pada pembelajaran siklus II ini, sebagian besar dari keseluruhan siswa beranggapan bahwa siswa sudah tidak mengalami kesulitan lagi dalam membaca teks bacaan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf. Siswa mengaku tidak mengalami kesulitan pada pembelajaran Siklus II yang telah dilaksanakan. Hal ini dikarenakan siswa dapat memahami materi dari penjelasan guru yang diperkuat dengan diskusi kelompok. Secara keseluruhan tidak ada siswa yang mengeluh terhadap cara mengajar guru pada saat membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf. Hal ini karena guru dalam menyampaikan materi bersikap
commit 152to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 153
santai, menyenangkan, namun tetap serius sehingga siswa tidak merasa tegang selama mengikuti pembelajaran membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama. Guru juga telah melaksanakan pantauan terhadap kerja kelompok siswa dengan mendekati kelompok-kelompok siswa satu persatu. Hal ini membuat siswa lebih termotivasi untuk bekerja sama dengan lebih baik dan kompak bersama kelompoknya. Pengisian jurnal selain dilakukan oleh siswa juga dilakukan oleh guru pada siklus II. Jurnal guru diisi oleh guru setelah selesai proses pembelajaran membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf. Hal-hal yang menjadi objek pengamatan guru yaitu: (1) kesiapan siswa dalam membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama, (2) respon siswa dalam diskusi kelompok, (3) respon siswa dalam menyampaikan pendapat, (4) respon siswa dalam pembelajaran pada tahap evaluasi, (5) respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf. Berdasarkan proses yang telah diamati guru selama pembelajaran berlangsung dapat disampaikan bahwa guru cukup merasa senang dengan proses pembelajaran karena konsentrasi siswa sudah tertuju pada pembelajaran meskipun masih ada beberapa siswa yang menunjukkan perilaku negatif seperti berbicara sendiri dengan temannya. Dalam pembelajaran siklus II keseluruhan siswa sudah mulai siap mengikuti pembelajaran membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
commit 153to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 154
CIRC dengan media kartu paragraf. Hal ini terlihat pada saat guru mengawali pembelajaran, siswa telah menyiapkan buku dan alat tulis lainnya yang diperlukan untuk proses pembelajaran membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama. Hampir semua siswa terlihat tertarik dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf. Hal ini dapat diambil kesimpulan bahwa pada siklus II siswa sudah mulai memberi respon positif (senang) terhadap pembelajaran membaca menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf. Respon siswa dalam diskusi kelompok pada membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf sebagian besar dari keseluruhan siswa merespon positif (senang). Namun, masih ada beberapa siswa yang masih mengganggu dengan mengajak temannya untuk bercanda pada saat diskusi kelompok. Hal ini menyebabkan teman satu kelompoknya dan beberapa kelompok lain merasa terganggu. Sedangkan respon siswa dalam menyampaikan pendapat sudah cukup baik, walaupun masih ada beberapa siswa yang terlihat ragu-ragu dan kurang berani menyampaikan pendapat. Beberapa siswa yang masih ragu dan kurang berani menyampaikan pendapat masih meminta pendapat teman dengan berbisik-bisik ataupun menggunakan isyarat raut wajah dan gerakan mata. Respon siswa dalam pembelajaran pada tahap evaluasi, ketika mengerjakan tugas dari guru sebagian besar dari keseluruhan siswa mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh, hanya ada beberapa siswa yang sesekali bergurau
commit 154to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 155
walaupun tidak saling mencontek. Hal ini membuktikan bahwa siswa sudah mulai bisa mengerjakan tugas secara mandiri atau individu namun belum bersungguhsungguh. Hampir semua siswa terlihat tertarik dan menyukai terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf dalam mempelajari materi membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama. Hal ini dapat diambil kesimpulan bahwa pada siklus II ini, siswa sudah mulai memberikan respon positif (senang) dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf. Hasil dari wawancara peneliti dengan siswa setelah proses pembelajaran pada siklus II dijelaskan sebagai berikut. Sasaran wawancara siswa ditujukan pada tiga siswa dengan kriteria, yaitu satu siswa yang mendapat nilai tinggi, satu siswa yang mendapat nilai sedang, dan satu siswa yang mendapat nilai rendah. Kegiatan wawancara ini mencakup 3 aspek pertanyaan yaitu: (1) bagaimana pendapat anda mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf pada membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama; (2) apakah anda merasa mengerti dan memahami penjelasan guru dalam pembelajaran membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf; dan (3) apa hambatan yang anda alami selama pembelajaran. Berdasarkan wawancara yang dilakukan peneliti kepada tiga siswa tersebut, dapat diketahui bahwa pada siklus II ini siswa sudah dapat memahami penjelasan yang disampaikan guru dengan baik. Menurut siswa, cara guru dalam
commit 155to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 156
menyampaikan materi jelas, mudah diterima, dan mudah dimengerti siswa, sehingga siswa mudah menerima apa yang disampaikan oleh guru. Selain itu, hasil wawancara menunjukkan bahwa siswa yang memperoleh nilai tinggi dan sedang tidak mengalami kesulitan dalam membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf. Melalui pembelajaran kooperatif tipe CIRC menggunakan media kartu paragraf, siswa menjadi lebih memahami materi, lebih mudah menentukan jenis paragraf, menentukan kalimat utama, dan menentukan serta menuliskan gagasan utama dengan penulisan dan ejaan bahasa Jawa yang baik dan benar. Hal ini dikarenakan siswa bisa saling bekerja sama memecahkan masalah, bertukar pengetahuan, dan informasi dalam suasana santai dan menyenangkan sehingga membuat siswa lebih mudah menerima dan memahami materi pembelajaran. Sedangkan siswa yang mendapatkan nilai rendah mengatakan bahwa masih sedikit mengalami kesullitan dalam membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama paragraf berdasarkan letak kalimat utama menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf.
d. Refleksi Pada pelaksanaan tindakan di siklus II, peneliti dan guru kolabolator melakukan analisis dan refleksi hasil pembelajaran yang telah dilakukan. Kegiatan analisis dan refleksi pada siklus II dilakukan dengan tujuan untuk mengatasi
commit 156to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 157
permasalahan atau hambatan yang berkaitan dengan pelaksanaan proses pembelajaran dan mencari solusi yang diambil untuk mengatasi permasalahan atau hambatan tersebut. Berdasarkan hasil pengamatan pada siklus II dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kallimat utama menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf sudah berjalan dengan sistematis dan kondusif. Kondisi ini ditandai dengan adanya peningkatan partisipasi siswa pada proses pembelajaran terbukti dengan bertambahnya keaktifan siswa dalam diskusi dan keberanian siswa untuk mengajukan atau menjawab pertanyaan dari guru . Kelemahan-kelemahan yang muncul pada siklus I sudah dapat teratasi dengan baik pada tindakan siklus II. Selanjutnya pada tindakan siklus II pengelolaan kelas sudah dilaksanakan dengan cukup baik oleh guru. Akan tetapi, pada tindakan siklus II tersebut masih terdapat beberapa kelemahan. Adapun kelemahan yang masih teridentifikasi yaitu: 1) masih kurang terjalinnya kerja sama yang baik pada kelompok, sehingga waktu yang tersedia belum bisa dimanfaatkan secara efisien; 2) hasil tes kemampuan membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama siswa secara klasikal baru mencapai 69,44%; 3) pada saat kegiatan presentasi berlangsung, sebagian siswa masih bersikap pasif atau ragu-ragu untuk memberikan tanggapan pada kelompok yang sedang melakukan presentasi.
commit 157to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 158
Berdasarkan permasalahan-permasalahan yang terjadi pada saat proses pembelajaran siklus II, maka perlu dilaksanakan tindakan selanjutnya pada siklus III. Tindakan pada siklus
III dilaksanakan untuk memperbaiki proses
pembelajaran pada siklus II. Peneliti dan guru kolabolator menyetujui pelaksanaan siklus III dalam satu kali pertemuan.
4. Deskripsi Siklus III a. Perencanaan Tindakan Berdasarkan temuan pada tindakan siklus II, akhirnya peneliti bersama guru kolabolator mengadakan diskusi untuk merumuskan alternatif tindakan dan menyusun skenario pembelajaran pada siklus III. Diskusi antara peneliti dan guru kolabolator dilaksanakan pada Rabu, 26 September 2012 bertempat di ruang guru SMK Negeri 2 Kebumen. Pada kegiatan diksusi tersebut peneliti menyampaikan analisis hasil observasi terhadap proses pembelajaran yang dilaksanakan pada siklus II. Peneliti menyampaikan segala kelebihan ataupun kekurangan selama berlangsungnya proses pembelajaran membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama pada siklus II. Untuk mengatasi berbagai kelemahan yang terdapat pada saat pelaksanaan proses pembelajaran siklus II, akhirnya peneliti dan guru kolabolator mengambil beberapa tindakan sebagai berikut. 1) Guru memberikan penjelasan ulang mengenai jenis paragraf berdasarkan letak kalimat utama, cara menentukan kalimat utama dan ide pokok pada setiap
commit 158to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 159
paragraf, serta menuliskan gagasan utama dengan penulisan dan ejaan bahasa Jawa yang baik dan benar. 2) Guru memberikan pengarahan pada masing-masing kelompok untuk melakukan pembagian tugas pada setiap anggota kelompok, dengan demikian waktu yang tersedia akan dapat dimanfaatkan dengan baik. 3) Guru memberikan motivasi kepada siswa agar tidak ragu untuk memberi tanggapan. Selain itu guru memberikan doorprise kepada kelompok yang selesai mengerjakan tugas kelompok terlebih dahulu dan kepada kelompok yang dinilai melakukan presentasi dengan baik. Tahap perencanaan siklus III meliputi kegiatan sebagai berikut. 1) Peneliti dan guru bidang studi bekerja sama menyusun perangkat pembelajaran yang meliputi, penentuan bacaan yang akan digunakan dalam kegiatan pembelajaran, menyiapkan media pembelajaran, dan menyiapkan tes penilaian keterampilan membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama. 2) Peneliti bersama guru bidang studi menyusun pedoman observasi untuk mengamati keaktifan, kerja sama dan sikap siswa selama kegiatan berlangsung. 3) Peneliti bersama guru bidang studi merencanakan skenario pelaksanaan kegiatan pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf yakni melalui langkah-langkah sebagai berikut. a) Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam serta mengabsen siswa hari itu.
commit 159to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 160
b) Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran siswa dikondisikan untuk siap mengikuti proses pembelajaran dan diberikan pengarahan tentang kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. c) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok heterogen sesuai dengan pembagian pada siklus II. Setiap kelompok diarahkan agar mampu bekerja sama dengan baik, ada pembagian tugas dan siswa yang lebih pintar membantu memberikan penjelasan kepada siswa yang masih mengalami kesulitan. d) Guru memberikan penjelasan ulang tentang jenis paragraf berdasarkan letak kalimat utama, cara menentukan kalimat utama dan ide pokok pada setiap paragraf, serta menuliskan gagasan utama dengan penulisan dan ejaan bahasa Jawa yang baik dan benar. e) Guru memberikan penjelasan cara menentukan gagasan utama yaitu dengan mencari kalimat yang merupakan pernyataan paling umum, paling penting atau yang merupakan kesimpulan, dan terdapat bagian-bagian yang diulang-ulang pada kalimat-kalimat yang lain, gagasan utama dapat diambil dari kalimat utamanya. f) Guru menginformasikan kepada tiap kelompok mengenai langkah pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf yang akan dilaksanakan. g) Setiap kelompok diarahkan agar mampu menyusun beberapa potongan paragraf dalam bentuk kalimat secara logis dan runtut menjadi menjadi sebuah paragraf yang padu.
commit 160to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 161
h) Setiap kelompok diberi satu amplop besar berisi 4 amplop kecil, dan satu lembar kartu soal untuk dikerjakan bersama anggota masing-masing kelompok. i) Setiap kelompok merangkai kartu paragraf dari potongan-potongan kalimat yang ada pada masing-masing amplop kecil. Masing masing kelompok bertugas menyusun potongan-potongan kalimat tersebut menjadi sebuah paragraf yang padu dengan cara ditempel pada sebuah kartu sehingga akan menjadi kartu paragraf. Kartu inilah yang nantinya akan dijadikan sebagai media pembelajaran pada tahap selanjutnya. j) Setiap kelompok menentukan kalimat utama yang terdapat dalam suatu paragraf. Pada tahap ini siswa diharapkan benar-benar memahami atau bisa membedakan antara kalimat utama dan kalimat penjelas dalam suatu paragraf. k) Setiap kelompok mampu memahami berbagai jenis paragraf berdasarkan isi ataupun letak kalimat utama sesuai dengan kartu paragraf yang ada pada masing-masing kelompoknya. Pada tahap ini masing-masing kelompok mencocokan kartu yang berisi kutipan paragraf dengan kartu yang bertuliskan jenis paragraf. Masing-masing kelompok berkewajiban untuk mencocokkan paragraf yang ada pada kelompoknya dengan kartu pasangannya. l) Setiap kelompok mampu menentukan ide pokok pada paragraf.
commit 161to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 162
m) Setiap kelompok mampu menuliskan gagasan utama yang terdapat dalam suatu paragraf dengan penulisan dan ejaan bahasa Jawa yang baik dan benar. n) Guru
memberikan penegasan
pada siswa bahwa selama proses
pembelajaran berlangsung akan diadakan penilaian. o) Guru mempersilakan siswa untuk bertanya jika ada kata-kata yang belum dimengerti artinya atau bertanya tentang materi yang belum jelas. p) Guru berkeliling untuk memberi penjelasan dan memandu jalannya diskusi tiap kelompok. q) Guru menegaskan kepada siswa, bahwa pada saat presentasi dilakukan teman yang lain bebas mengajukan pertanyaaan kepada anggota kelompok yang sedang melakukan presentasi. Dengan demikian setiap anggota kelompok ada tuntutan untuk paham terhadap hasil diskusi. melalui cara seperti ini diharapkan semua siswa akan berperan aktif dalam kegiatan diskusi. r) Secara bergiliran, setiap kelompok membacakan hasil diskusinya di depan kelas. s) Guru memberikan skor terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap kelompok yang berhasil dengan baik. t) Guru memberikan reward dan feedback kepada siswa, seperti: bagus, luar biasa, sempurna, ataupun dengan memberikan nilai tambahan kepada kelompok yang mampu tampil baik di depan.
commit 162to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 163
u) Guru memberikan motivasi kepada siswa agar tidak ragu untuk memberi tanggapan. Selain itu guru memberikan doorprise kepada kelompok yang dinilai melakukan presentasi dengan baik. v) Tahap
terakhir
guru
memberikan
tes
untuk mengetahui tingkat
pemahaman membaca siswa. 4) Peneliti bersama guru bidang studi menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) untuk materi pelajaran membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama dengan penerapan pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf. 5) Peneliti bersama guru bidang studi bekerja sama untuk mempersiapkan instrument penelitian yaitu format penilaian, aktivitas dan unjuk kerja.
b. Pelaksanaan Tindakan Tindakan siklus III dilaksanakan setelah pembelajaran pada tindakan siklus II dianalisis dan direfleksi. Tindakan pada siklus III ini untuk melanjutkan tindakan II yang masih perlu adanya sedikit perbaikan. Tindakan ini dilaksanakan selama satu kali pertemuan, yakni pada hari Sabtu, 29 September 2012 dengan satu kali tatap muka. Proses pembelajaran akan dilaksanakan oleh guru kolabolator, sedangkan peneliti hanya melakukan pengamatan selama kegiatan pembelajaran berlangsung serta melakukan wawancara setelah pembelajaran berakhir. Teks bacaan yang digunakan pada pembelajaran membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama siklus III berbeda dengan teks bacaan
commit 163to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 164
pada siklus II
Manungsa Mujudake
Makhluk Sosial
dapun urutan pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang akan
dilaksanakan sebagai berikut. a) Guru membuka pelajaran dengan mengucap salam serta mengabsen siswa hari itu. b) Sebelum melaksanakan kegiatan pembelajaran siswa dikondisikan untuk siap mengikuti proses pembelajaran dan diberikan pengarahan tentang kegiatan pembelajaran yang akan dilaksanakan. c) Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok heterogen sesuai dengan pembagian pada siklus II. Setiap kelompok diarahkan agar mampu bekerja sama dengan baik, ada pembagian tugas dan siswa yang lebih pintar membantu memberikan penjelasan kepada siswa yang masih mengalami kesulitan. d) Guru memberikan penjelasan ulang tentang jenis paragraf berdasarkan letak kalimat utama, cara menentukan kalimat utama dan ide pokok pada setiap paragraf, serta menuliskan gagasan utama dengan penulisan dan ejaan bahasa Jawa yang baik dan benar. e) Guru memberikan penjelasan cara menentukan gagasan utama yaitu dengan mencari kalimat yang merupakan pernyataan paling umum, paling penting atau yang merupakan kesimpulan, dan terdapat bagian-bagian yang diulangulang pada kalimat-kalimat yang lain, gagasan kalimat utamanya.
commit 164to user
utama dapat diambil dari
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 165
f) Guru
menginformasikan
kepada
tiap
kelompok
mengenai
langkah
pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf yang akan dilaksanakan. g) Setiap kelompok diarahkan agar mampu menyusun beberapa potongan paragraf dalam bentuk kalimat secara logis dan runtut menjadi menjadi sebuah paragraf yang padu. h) Setiap kelompok diberi satu amplop besar berisi 4 amplop kecil, dan satu lembar kartu soal untuk dikerjakan bersama anggota masing-masing kelompok. i) Setiap kelompok merangkai kartu paragraf dari potongan-potongan kalimat yang ada pada masing-masing amplop kecil. Masing masing kelompok bertugas menyusun potongan-potongan kalimat tersebut menjadi sebuah paragraf yang padu dengan cara ditempel pada sebuah kartu sehingga akan menjadi kartu paragraf. Kartu inilah yang nantinya akan dijadikan sebagai media pembelajaran pada tahap selanjutnya. j) Setiap kelompok menentukan kalimat utama yang terdapat dalam suatu paragraf. Pada tahap ini siswa diharapkan benar-benar memahami atau bisa membedakan antara kalimat utama dan kalimat penjelas dalam suatu paragraf k) Setiap kelompok mampu memahami berbagai jenis paragraf berdasarkan isi ataupun letak kalimat utama sesuai dengan kartu paragraf yang ada pada masing-masing kelompoknya. Pada tahap ini masing-masing kelompok mencocokan kartu yang berisi kutipan paragraf dengan kartu yang bertuliskan
commit 165to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 166
jenis paragraf. Masing-masing kelompok berkewajiban untuk mencocokkan paragraf yang ada pada kelompoknya dengan kartu pasangannya. l) Setiap kelompok mampu menentukan ide pokok pada paragraf. m) Setiap kelompok mampu menuliskan gagasan utama yang terdapat dalam suatu paragraf dengan penulisan dan ejaan bahasa Jawa yang baik dan benar. n) Guru memberikan penegasan pada siswa bahwa selama proses pembelajaran berlangsung akan diadakan penilaian. o) Guru mempersilakan siswa untuk bertanya jika ada kata-kata yang belum dimengerti artinya atau bertanya tentang materi yang belum jelas. p) Guru berkeliling untuk memberi penjelasan dan memandu jalannya diskusi tiap kelompok. q) Guru menegaskan kepada siswa, bahwa pada saat presentasi dilakukan teman yang lain bebas mengajukan pertanyaaan kepada anggota kelompok yang sedang melakukan presentasi. Dengan demikian setiap anggota kelompok ada tuntutan untuk paham terhadap hasil diskusi. melalui cara seperti ini diharapkan semua siswa akan berperan aktif dalam kegiatan diskusi. r) Secara bergiliran, setiap kelompok membacakan hasil diskusinya di depan kelas. s) Guru memberikan skor terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap kelompok yang berhasil dengan baik. t) Guru memberikan reward dan feedback kepada siswa, seperti: bagus, luar biasa, sempurna, ataupun dengan memberikan nilai tambahan kepada kelompok yang mampu tampil baik di depan.
commit 166to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 167
u) Guru memberikan motivasi kepada siswa agar tidak ragu untuk memberi tanggapan. Selain itu guru memberikan doorprise kepada kelompok yang dinilai melakukan presentasi dengan baik. v) Tahap terakhir guru memberikan tes untuk mengetahui tingkat pemahaman membaca siswa.
c. Observasi dan Interpretasi Pada tahap pengamatan tindakan siklus III, materi pembelajaran membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama yang disampaikan oleh guru berjudul
. Tahap ini dilaksanakan
dengan mengamati dan menginterpretasi aktivitas penerapan pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf pada pembelajaran membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama. Sebelum
melaksanakan
pembelajaran,
terlebih
dahulu
guru
mengkondisikan siswa untuk siap mengikuti proses pembelajaran. Guru memberikan motivasi kepada siswa untuk lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran dan melatih keberanian bertanya atau menjawab pertanyaan yaitu dengan memberikan feedback atau dooprise. Selanjutnya guru membagi siswa dalam beberapa kelompok seperti pada siklus II. Setelah pembagian kelompok terkondisikan, guru menginformasikan kepada tiap kelompok mengenai langkahlangkah pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf yang akan dilaksanakan. Selanjutnya guru memberikan pengarahan kepada siswa agar
commit 167to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 168
setiap kelompok ada pembagian tugas, sehingga waktu dapat digunakan secara efisien. Untuk
meningkatkan
kembali
hasil
tes
pembelajaran
membaca
pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama, guru memberikan penjelasan tentang perbedaan kalimat utama dengan kalimat penjelas serta langkah-langkah menentukan gagasan utama yaitu dengan mencari kalimat yang merupakan pernyataan paling umum, paling penting atau yang merupakan kesimpulan, dan terdapat bagian-bagian yang diulang-ulang pada kalimat-kalimat yang lain. Gagasan utama dapat diambil dari kalimat utamanya. Selanjutnya, setiap kelompok diberi amplop besar yang didalamnya berisi empat amplop kecil dan satu lembar kartu soal untuk dikerjakan bersama masingmasing anggota kelompok. Guru menugasi setiap kelompok supaya berdiskusi menyusun kartu-kartu kalimat menjadi kartu paragraf yang logis, runtut, dan padu. Setelah tersusun menjadi sebuah paragraf yang padu, guru menugasi siswa untuk menentukan kalimat utama masing-masing paragraf. Pada kegiatan diskusi, siswa diarahkan untuk lebih bekerja sama, siswa yang lebih paham terhadap materi bertugas memberikan pemahaman kepada siswa yang masih mengalami kesulitan. Sehingga pada saat presentasi, semua anggota kelompok bisa menjawab serta memberikan alasan dengan benar terhadap pertanyaan yang diajukan kelompok lain. Kegiatan ini dilanjutkan dengan mencocokkan kartu yang berisi kutipan paragraf dengan kartu yang bertuliskan jenis paragraf dan menentukan gagasan utama pada setiap paragraf.
commit 168to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 169
Gambar 13. Kegiatan dan Sikap Siswa dalam Diskusi Kelompok Siklus III Setelah kegiatan diskusi berakhir, guru menugasi tiap kelompok untuk mempresentasikan hasil diskusinya di depan kelas. Guru memberikan reward dan feedback kepada siswa, seperti: bagus, luar biasa, sempurna, ataupun dengan memberikan nilai tambahan kepada kelompok yang mampu tampil baik di depan. Memasuki tahap akhir pembelajaran, guru memberikan tes yang bersifat individual untuk mengetahui tingkat pemahaman membaca siswa. Selain melakukan pengamatan terhadap guru, peneliti juga melakukan pengamatan sikap atau respon siswa terhadap kegiatan pembelajaran. Pengamatan kegiatan siklus III ini dilaksanakan selama berlangsungnya proses pembelajaran membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf. Pengamatan
dilakukan secara langsung oleh peneliti. Pengamatan
bertujuan untuk mengetahui kualitas proses pembelajaran dan kemampuan membaca pemahaman siswa selama mengikuti pembelajaran.
commit 169to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 170
Berdasarkan hasil dari pengamatan siklus III selama berlangsungnya proses pembelajaran, diperoleh data tentang kualitas proses pembelajaran dan kemampuan membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf pada siswa kelas XI.2 TKBB SMK N 2 Kebumen. Deskripsi data tersebut dijelaskan sebagai berikut. Deskripsi tentang kualitas proses selama pembelajaran ditunjukkan dari data-data sebagai berikut. Siswa yang menunjukan sikap positif memperhatikan dan merespon dengan antusias apa yang disampaikan guru dalam proses pembelajaran sebesar 86,11% atau sebanyak 31 siswa, sedangkan 13,89% atau sebanyak 5 siswa menunjukan sikap negatif. Siswa yang menunjukan sikap positif berpartisipasi aktif dalam diskusi kelompok sebesar 91,67% atau sebanyak 33 siswa, sedangkan siswa yang menunjukan sikap negatif sebesar 8,33% atau sebanyak 3 siswa. Siswa yang menunjukan sikap positif berani menyampaikan pendapat hasil diskusi di depan kelas sebesar 94,44% atau sebanyak 34 siswa, sedangkan siswa yang menunjukan sikap negatif sebesar 5,56% atau sebanyak 2 siswa.
commit 170to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 171
Gambar 14. Siswa Menyampaikan Pendapat Hasil Diskusi Siklus III
Siswa yang menunjukan sikap positif berani menanggapi apa yang disampaikan teman pada saat presentasi sebesar 75,00% atau sebanyak 27 siswa, sedangkan siswa yang menunjukan sikap negatif sebesar 25,00% atau sebanyak 9 siswa. Siswa yang menunjukan sikap positif terlihat aktif dan serius dalam langkah evaluasi sebesar 94,44% atau sebanyak 34 siswa, sedangkan siswa yang menunjukan sikap negatif sebesar 5,56% atau sebanyak 2 siswa.
Gambar 15. Siswa Bersedia Gambar 16. Kegiatan Siswa dalam Menanggapi Apa yang Disampaikan Tahap Evaluasi commit Teman dengan Mengangkat Tangan 171to user Siklus III Siklus III
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 172
Pada tahap pengamatan tindakan siklus III, terlihat ada peningkatan partisipasi siswa saat mendiskusikan bahan bacaan. Kondisi ini terlihat pada saat guru memberikan motivasi kepada siswa agar semua aktif dalam kegiatan diskusi, mereka terlihat aktif berdiskusi pada masing-masing kelompok. Peningkatan juga terjadi pada penambahan jumlah siswa yang berani menanggapi apa yang disampaikan teman dan siswa semakin serius dalam langkah evaluasi.
Grafik 3. Kualitas Proses Pembelajaran Membaca Pemahaman Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC dengan Media Kartu Paragraf Siklus III
commit 172to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 173
Berdasarkan grafik di atas dapat diketahui bahwa kualitas proses pembelajaran meningkat dari siklus II ke siklus III. Hal tersebut dilihat dari: 1) sikap siswa dalam memperhatikan dan merespon apa yang disampaikan guru dalam proses pembelajaran meningkat dari 72,22% menjadi 86,11% atau meningkat sebesar 13,89% dari siklus II; 2) partisipasi siswa dalam kerja kelompok meningkat dari 75% menjadi 91,67% atau meningkat sebesar 16,67% dari siklus II; 3) keberanian siswa dalam menyampaikan pendapat meningkat dari 69,44% menjadi 86,11% atau meningkat sebesar 16,67% dari siklus II; 4) Keberanian siswa dalam menanggapi pendapat teman meningkat dari 61,11% menjadi 75,00% atau meningkat sebesar 13,89% dari siklus II; 5) keaktifan dan keseriusan dalam langkah evaluasi meningkat dari 83,33% menjadi 94,44% atau meningkat sebesar 11,11% dari siklus II. Pada akhir siklus III penilaian kinerja guru juga mengalami peningkatan dari siklus yaitu II 80% menjadi 82%. Berdasarkan hal tersebut bisa disimpulkan bahwa kemampuan guru dalam mengelola dan melaksanakan pembelajaran
commit 173to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 174
semakin baik dan terus meningkat dari tindakan siklus I. Meningkatnya kemampuan kinerja guru berpengaruh terhadap hasil nilai rata-rata kelas kemampuan siswa membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama pada akhir semester III yang mencapai 82,81, sudah melebihi indikator kerja (75). Kemampuan membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama menggunakan model pembelajaran kooperatif dengan media kartu paragraf pada siswa kelas XI.2 TKBB SMK N 2 Kebumen berdasarkan tes pada siklus III dapat disimpulkan bahwa nilai rata-rata kelas yang dicapai siswa yaitu 82,81 dan termasuk dalam kategori baik. Nilai rata-rata tersebut dikatakan memuaskan, karena sudah mencapai target yang diharapkan yaitu minimal mencapai nilai 75 secara klasikal. Pada hasil tes membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama paragraf berdasarkan letak kalimat utama siklus II ini ada 12 siswa yang mendapat skor 85-100, kategori sangat baik sebesar 33,33%. Siswa yang mendapat kategori baik dengan skor 75-84 dicapai oleh 19 siswa atau sebesar 52,78%. Kategori cukup baik dengan skor 65-74 dicapai oleh 5 siswa atau sebesar 13,89%, dan tidak ada siswa yang memperoleh nilai berkategori kurang dengan skor 50-64. Berdasarkan hasil tersebut dapat diketahui bahwa proses pembelajaran pada siklus III sudah berjalan dengan baik dan sudah mencapai indikator penilaian sesuai yang diharapkan. Untuk mengetahui lebih jelasnya bisa dilihat pada tabel dibawah ini.
commit 174to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 175
Tabel 6. Kemampuan Siswa Membaca Pemahaman Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama Menggunakan Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC dengan Media Kartu Paragraf Siklus III Hasil Tes Kemampuan
Interval
Jumlah
Prosentase
siswa
Nilai
Sangat baik
85-100
12
33,33%
Baik
75-84
19
52,78%
Cukup baik
65-74
5
13,89%
Kurang baik
50-64
0
0
Sangat kurang
0-49
0
0
Nilai tertinggi yang dicapai siswa
98
Nilai terendah yang dicapai siswa
67
Nilai rata-rata
82,81
Ketuntasan klasikal
86,11%
Pada siklus III selain hasil pengamatan proses pembelajaran dan kemampuan siswa membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf diperoleh juga hasil jurnal siswa, jurnal guru, dan wawancara siswa. Jurnal siswa dan jurnal guru berisi ungkapan perasaan dan tanggapan siswa atau guru selama membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama berlangsung. Jurnal siswa diisi oleh seluruh siswa kelas XI. 2 TKBB. Jurnal siswa dibagikan peneliti setelah selesai pembelajaran membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama. Pengisian jurnal siswa
commit 175to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 176
bertujuan untuk mengetahui tanggapan siswa terhadap pembelajaran yang telah dilaksanakan
guna
memperbaiki
pembelajaran
selanjutnya
agar
hasil
pembelajaran yang diperoleh lebih optimal. Jurnal siswa berisi tanggapan atau pendapat siswa mengenai: (1) bagaimana pendapat anda mengenai teks bacaan yang digunakan; (2) apakah anda tertarik terhadap membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf; (3) apa kemudahan/kesulitan anda pada saat membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama paragraf menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf; (4) bagaimana cara guru dalam menyampaikan materi membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama; (5) bagaimanakah tanggapan anda setelah diadakan pembelajaran membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf. Pada pembelajaran ini siswa dilatih untuk menentukan jenis paragraf, menentukan kalimat utama, menentukan gagasan utama dan menuliskan gagasan utama dengan penulisan dan ejaan bahasa Jawa yang baik dan benar. Siklus III dilaksanakan dalam satu pertemuan. Teks bacaan yang disajikan pada siklus III berbeda dengan siklus II. Pada siklus III disajikan tiga teks bacaan, masingmasing terdiri dari satu paragraf yang disajikan dalam kartu-kartu kalimat. Kartukartu kalimat yang merupakan satu rangkaian bacaan dalam satu paragraf dijadikan 1 dalam sebuah amplop. Karena terdapat tiga buah paragraf maka ada
commit 176to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 177
tiga buah amplop dimana masing-masing amplop berisi kartu-kartu kalimat yang merupakan satu rangkaian bacaan dalam satu paragraf. Siswa bersama teman satu kelompoknya bekerja sama merangkai kartukartu kalimat yang terdapat pada masing-masing amplop menjadi kartu paragraf yang padu. Siswa dalam satu kelompok harus konsentrasi dan teliti dalam membaca dan merangkai kartu-kartu kalimat menjadi kartu paragraf karena ketelitian dalam merangkai kartu-kartu kalimat tersebut menetukan ketepatan siswa memperoleh paragraf yang padu. Perolehan paragraf yang padu akan menentukan ketepatan siswa dalam menentukan jenis paragraf, menentukan kalimat utama, dan menentukan gagasan utama. Siswa dalam satu kelompok berdiskusi menentukan dan menuliskan gagasan utama sesuai dengan penulisan dan ejaan bahasa Jawa yang baik dan benar. Selanjutnya siswa mengerjakan soal sebagai evaluasi akhir di siklus III dengan teks berjudul
. Tahap evaluasi
tahap akhir pembelajaran pada siklus III. Masing-masing siswa harus bekerja secara individu untuk mengetahui sejauh mana siswa memahami apa yang telah dipelajari bersama pada pertemuan siklus III. Siswa berkonsentrasi dalam membaca teks bacaan tersebut karena siswa bekerja mandiri untuk mengukur kamampuan setelah melakukan pembelajaran sebelumnya. Tanggapan atau pendapat siswa dari jurnal yang telah diisi mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf pada siklus III dijelaskan sebagai berkut. Siswa secara keseluruhan berpendapat bahwa mereka senang dengan membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak
commit 177to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 178
kalimat utama menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf. Hal ini dikarenakan menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf membuat suasana pembelajaran lebih menyenangkan dan kondusif sehingga siswa lebih mudah memahami materi pembelajaran yang dipelajari. Selain itu penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf memberikan kesempatan siswa memahami materi pembelajaran dengan diskusi teman sebaya sehingga suasananya terkesan santai namun tetap terpantau. Suasana demikian membuat siswa lebih mudah memahami materi, yaitu menentukan jenis paragraf berdasarkan letak kalimat utama, menentukan kalimat utama, menentukan gagasan utama, dan menuliskan gagasan utama sesuai dengan penulisan dan ejaan bahasa Jawa yang baik dan benar. Dalam hal ini, siswa terlihat senang ketika membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama paragraf berdasarkan letak kalimat utama dengan penerapan model pembelajaran tipe CIRC dengan media kartu paragraf. Dalam pembelajaran siklus III ini, sebagian besar dari keseluruhan siswa beranggapan bahwa siswa sudah tidak mengalami kesulitan lagi dalam membaca teks bacaan dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf. Siswa mengaku tidak mengalami kesulitan pada pembelajaran Siklus III yang telah dilaksanakan. Hal ini dikarenakan siswa dapat memahami materi dari penjelasan guru yang diperkuat dengan diskusi kelompok. Secara keseluruhan tidak ada siswa yang mengeluh terhadap cara mengajar guru pada saat membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat
commit 178to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 179
utama dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf. Hal ini karena guru dalam menyampaikan materi bersikap santai, menyenangkan, namun tetap serius sehingga siswa tidak merasa tegang selama mengikuti membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama. Guru juga telah melaksanakan pantauan terhadap kerja kelompok siswa dengan mendekati kelompok-kelompok siswa satu persatu. Menegur siswa yang masih bercanda dan mengganggu temannya dengan memotivasi bahwa kelompok yang anggotanya bekerja sama dengan baik akan memperoleh hasil yang lebih optimal. Dengan demikian, siswa semakin termotivasi bekerja sama dengan lebih baik dan kompak bersama kelompoknya. Pengisian jurnal selain dilakukan oleh siswa juga dilakukan oleh guru pada siklus III. Jurnal guru diisi oleh guru setelah proses membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama. Hal-hal yang menjadi objek pengamatan guru yaitu: (1) kesiapan siswa dalam membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama, (2) respon siswa dalam diskusi kelompok, (3) respon siswa dalam menyampaikan pendapat, (4) respon siswa dalam pembelajaran pada tahap evaluasi, (5) respon siswa terhadap penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf. Berdasarkan proses yang telah diamati guru selama pembelajaran siklus III berlangsung dapat disampaikan bahwa guru cukup merasa senang dengan proses pembelajaran karena konsentrasi semua siswa sudah tertuju pada pembelajaran. Dalam pembelajaran siklus III keseluruhan siswa sudah siap mengikuti pembelajaran membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat
commit 179to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 180
utama menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf. Hal ini terlihat pada saat guru mengawali pembelajaran, siswa telah menyiapkan buku dan alat tulis lainnya yang diperlukan untuk proses pembelajaran membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama. Hampir semua siswa terlihat tertarik dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf. Hal ini dapat diambil kesimpulan bahwa pada siklus III siswa sudah memberi respon positif (senang) terhadap pembelajaran membaca menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf. Respon siswa dalam diskusi kelompok pada membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf sebagian besar dari keseluruhan siswa merespon positif (senang). Hal ini dibuktikan dari keseriusan siswa bekerja sama dan berdiskusi dengan teman satu kelompoknya untuk memecahkan permasalahan. Sudah tidak ada lagi siswa yang mengganggu dengan mengajak temannya untuk bercanda pada saat diskusi kelompok. Respon siswa dalam menyampaikan pendapat sudah baik, siswa sudah percaya diri dan berani menyampaikan pendapat. Siswa sudah tidak lagi meminta pendapat teman dengan berbisik-bisik ataupun menggunakan isyarat raut wajah dan gerakan mata dalam menyampaikan pendapat. Respon siswa dalam pembelajaran pada tahap evaluasi, ketika mengerjakan tugas dari guru sebagian besar siswa mengerjakan tugas dengan sungguh-sungguh. Hal ini membuktikan bahwa siswa sudah bisa mengerjakan tugas secara mandiri atau individu dengan sungguh-sungguh.
commit 180to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 181
Sebagian besar siswa terlihat tertarik dan menyukai penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf dalam mempelajari materi membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama paragraf berdasarkan letak kalimat utama. Hal ini dapat diambil kesimpulan bahwa pada siklus III ini, siswa semakin memberikan respon positif (senang) dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf. Hasil wawancara antara peneliti dengan
siswa
setelah
proses
pembelajaran pada siklus III dijelaskan sebagai berikut. Sasaran wawancara siswa ditujukan pada tiga siswa dengan kriteria, yaitu satu siswa yang mendapat nilai tinggi, satu siswa yang mendapat nilai sedang, dan satu siswa yang mendapat nilai rendah. Kegiatan wawancara ini mencakup 3 aspek pertanyaan yaitu: (1) bagaimana pendapat anda mengenai penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf pada membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama; (2) apakah anda merasa mengerti dan memahami penjelasan guru dalam pembelajaran membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf; dan (3) apa hambatan yang anda alami selama pembelajaran. Berdasarkan wawancara peneliti yang dilakukan terhadap tiga siswa tersebut, dapat diketahui bahwa pada siklus III ini siswa sudah mampu memahami penjelasan yang disampaikan guru dengan baik. Menurut siswa, cara guru dalam menyampaikan materi jelas, mudah diterima, dan mudah dimengerti siswa,
commit 181to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 182
sehingga siswa mudah menerima apa yang disampaikan oleh guru. Selain itu, hasil wawancara yang telah dilakukan terhadap tiga siswa menunjukan bahwa siswa tidak mengalami kesulitan dalam membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama paragraf berdasarkan letak kalimat utama menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf. Melalui pembelajaran kooperatif tipe CIRC menggunakan media kartu paragraf, siswa menjadi lebih memahami materi, lebih mudah menentukan jenis paragraf, menentukan kalimat utama, dan menentukan serta menuliskan gagasan utama dengan penulisan dan ejaan bahasa Jawa yang baik dan benar. Hal ini dikarenakan siswa bisa saling bekerja sama memecahkan masalah, bertukar pengetahuan, dan informasi dalam suasana santai dan menyenangkan sehingga membuat siswa lebih mudah menerima dan memahami materi pembelajaran. Mereka sudah memahami bahwa yang harus dilakukan dalam proses pembelajaran membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama adalah konsentrasi dan ketelitian dalam membaca teks bacaan wacana bahasa Jawa. Dengan konsentrasi dan teliti dalam membaca teks bacaan bahasa Jawa, siswa akan memperoleh pemahaman sehingga tujuan dari pelaksnaan membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama akan di dapat siswa dengan optimal. Hampir semua siswa telah menggunakan waktu dengan baik. Pada akhir pertemuan ini, peneliti menyampaikan terimakasih kepada siswa serta guru yang telah membantu penelitian. Siswa mengungkapkan rasa senangnya terhadap pembelajaran menggunakan penerapan model pembelajaran
commit 182to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 183
tipe CIRC dengan media kartu paragraf yang telah berlangsung. Peneliti, guru dan siswa melakukan foto bersama.
d. Refleksi Berdasarkan pelaksanaan tindakan pada siklus III, dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran model kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf sudah berjalan dengan sistematis dan kondusif. Kondisi ini ditandai dengan adanya peningkatan partisipasi siswa pada proses pembelajaran terbukti dengan keaktifan siswa dalam diskusi dan keberanian siswa untuk mengajukan atau menjawab pertanyaan dari guru. Kelemahan-kelemahan yang terdapat pada siklus I dan II sudah dapat teratasi. Siswa dapat bekerja sama dengan baik, memanfaatkan waktu secara efisien. Siswa yang pada awalnya memiliki kemampuan rendah dalam kegiatan membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama, akhirnya mampu memahami bacaan dengan baik. Artinya, keseluruhan proses pembelajaran menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC denga media kartu paragraf dinyatakan sudah berhasil meningkatkan partisipasi dan kemampuan siswa dalam membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama siswa.
B. Pembahasan Hasil Penelitian Sub-bab ini merupakan pembahasan hasil penelitian yang telah dipaparkan pada sub-bab hasil. Berdasarkan data hasil pembelajaran yang dilakukan pada
commit 183to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 184
tahap siklus I, siklus II dan siklus III dapat diketahui bahwa terjadi peningkatan kualitas proses dan kemampuan membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC denga media kartu paragraf pada siswa kelas XI. 2 Program Studi Teknik Konstruksi Batu dan Beton SMK Negeri 2 Kebumen Tahun Ajaran 2012/2013. Pada tahap pratindakan, kualitas proses dan hasil pembelajaran membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama masih tergolong rendah. Hal ini berdasarkan hasil observasi dan wawancara yang telah peneliti laksanakan di
lapangan.
Setelah
mengetahui
kondisi
tersebut,
selanjutnya
peneliti
berkolaborasi dengan guru bidang studi untuk mengatasi permasalahan tersebut dengan cara menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf. Pelaksanaan tindakan dilaksanakan dalam tiga siklus yaitu tindakan siklus I, siklus II dan siklus III. Berdasarkan hasil pengamatan tindakan pada siklus I, siklus II, dan siklus III, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC berhasil diterapkan pada siswa kelas XI.2 TKBB SMK N 2 Kebumen. Keberhasilan tersebut dapat dilihat dari adanya peningkatan: 1) kualitas proses pembelajaran yang terdiri dari perhatian dan respon siswa terhadap apa yang disampaikan guru dalam proses pembelajaran, partisipasi siswa dalam diskusi kelompok, keberanian siswa menyampaikan pendapat, keberanian siswa menanggapi pendapat, kektifan dan keseriusan siswa melaksanakan evaluasi; serta 2) kemampuan siswa membaca pemahaman.
commit 184to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 185
Hasil pelaksanaan tindakan siklus I, siklus II dan siklus III secara singkat dapat dideskripsikan melalui table berikut.
Grafik 4. Perbandingan Hasil Pembelajaran Membaca Pemahaman Pratindakan, Tindakan Siklus I, Siklus II, dan Siklus III
Berdasarkan data grafik 5. dapat diketahui perbandingan hasil tindakan siklus I, siklus II, dan siklus III pada tiap aspek penilaian. Hasil penilaian menunjukkan bahwa setelah dilaksanakanan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf terjadi peningkatan pada aspek yang telah ditetapkan dari hasil pelaksanaan tindakan pada siklus I, siklus II, dan siklus III.
1. Peningkatan Kualitas Proses Pembelajaran Membaca Pemahaman Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC dengan Media Kartu Paragraf
commit 185to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 186
Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf pada siswa kelas XI.2 TKBB SMK N 2 Kebumen terbukti mampu meningkatkan kualitas proses pembelajaran. Hal tersebut dilihat dari keaktifan siswa memperhatikan dan merespon dengan antusias apa yang disampaikan guru dalam proses pembelajaran mengalami peningkatan sebesar 13,89% dari tindakan prasiklus. Pada pelaksanaan tindakan siklus II keaktifan siswa memperhatikan dan merespon dengan antusias apa yang disampaikan guru dalam proses pembelajaran mengalami peningkatan sebesar 16,66% dari tindakan siklus I. Kemudian pada pelaksanaan tindakan siklus III keaktifan siswa memperhatikan dan merespon dengan antusias apa yang disampaikan guru dalam proses pembelajaran mengalami peningkatan sebesar 13,89% dari tindakan siklus II. Peningkatan yang signifikan terjadi dari siklus I menuju siklus II yaitu mengalami kenaikan dengan prosentase sebesar 55,56% menjadi 72,22% atau mengalami kenaikan sebesar 16,66%. Peningkatan keaktifan siswa terhadap apa yang disampaikan guru dalam proses pembelajaran ditandai dengan adanya perubahan respon dan antusias siswa saat mengikuti pembelajaran. Respon positif yang mereka tunjukkan dilandasi keinginan yang kuat dalam membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama teks bacaan bahasa Jawa. Respon siswa yang meningkat disebabkan oleh beberapa faktor. Faktor tersebut diantaranya adalah penguatan yang diberikan guru tentang pentingnya membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama menjadikan siswa antusias memperhatikan pelajaran. Selain itu, refleksi hasil pembelajaran sebelumnya membuat siswa
commit 186to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 187
mencoba memperbaiki kesalahan yang dilakukan pada siklus sebelumnya. Terakhir adalah perbaikan kegiatan pembelajaran yang dilakukan peneliti berdasarkan atas hasil pelaksanaan pembelajaran siklus sebelumnya menjadikan suasana pembelajaran semakin kondusif. Setelah dilaksanakan pembelajaran membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf terjadi perubahan perilaku ke arah yang positif, yaitu keaktifan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, diskusi kelompok, dan konsentrasi. Masing-masing kelompok terlihat aktif dalam kegiatan diskusi dengan saling bertukar pendapat antar anggota kelompok. Selain itu penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf juga mendapat tanggapan yang positif dari para siswa. Menurut pendapat siswa, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf memudahkan mereka dalam memahami isi bacaan. Perasaan senang ditandai dengan banyaknya siswa yang aktif dalam bertanya dan menjawab materi yang diberikan. Kegiatan evaluasi membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama yang dilakukan secara mandiri terlihat sangat tertib. Siswa tak lagi menunjukkan sikap-sikap negatif seperti mengganggu teman sebangku dan mencontek. Perubahan perilaku ini menunjang hasil tes membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama. Fakta mengenai respon positif penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf diperkuat dengan data dari hasil jurnal
commit 187to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 188
siswa dan guru, wawancara dengan siswa, serta dokumentasi foto. Kebanyakan siswa menyatakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf mempermudah mereka untuk memahami isi teks bacaan bahasa Jawa. Menurut guru kolabolator, teknik ini cocok digunakan karena memudahkan, menambah keterampilan dan kekreatifan siswa dalam memahami bacaan. Peningkatan keaktifan siswa selama proses pembelajaran juga dikarenakan keberhasilan guru memberikan motivasi atau penguatan pada diri siswa. Pemberian motivasi atau penguatan dari guru dilakukan dengan feedback atau pemberian reward atas keaktifan siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Adanya motivasi dan penguatan dari guru menumbuhkan sikap kerelaan dari diri siswa untuk memperhatikan penjelasan guru ataupun mengajukan dan menjawab pertanyaan. Setelah dilakukan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf pada tahap siklus I, siklus II dan siklus III dapat diketahui adanya peningkatan partisipasi aktif siswa dalam diskusi kelompok. Pada pelaksanaan tindakan siklus I besarnya prosentase partisipasi aktif siswa dalam diskusi kelompok sebesar 66,67%. Kemudian pada pelaksanaan tindakan di siklus II partisipasi aktif siswa dalam kegiatan kelompok mengalami peningkatan sebesar 8,33% dari tindakan siklus I. Sedangkan pelaksanaan tindakan siklus III partisipasi aktif siswa dalam diskusi kelompok mengalami peningkatan sebesar 16,67% dari tindakan siklus II. Peningkatan yang signifikan terjadi dari siklus II menuju siklus III dengan prosentase sebesar 75,00% menjadi 91,67% atau
commit 188to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 189
mengalami kenaikan sebesar 16,67%. Dengan demikian, tindakan yang dilaksanakan oleh guru untuk meningkatkan keterampilan membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama cukup berhasil. Tindakan tersebut berupa pemberian tugas kepada siswa untuk berdiskusi kelompok dan bekerja sama mengidentifikasi dan membedakan kalimat penjelas dan kalimat utama melalui kegiatan menyusun potongan-potongan paragraf dalam bentuk kalimat, menentukan menentukan jenis paragraf berdasarkan letak kalimat utama, menyebutkan kalimat utama, menyebutkan serta menuliskan gagasan utama sesuai dengan penulisan dan ejaan bahasa Jawa yang baik dan benar secara berkelompok. Tindakan yang dilaksanakan oleh guru tersebut sebagai upaya untuk mengatasi permasalahan yang dialami oleh siswa selama proses pembelajaran berlangsung. Melalui pembentukan kelompok yang bersifat heterogen dan kegiatan diskusi antar kelompok dapat meningkatan taraf kepribadian siswa, seperti hilangya rasa egois pada diri siswa karena diharuskan bekerja sama dalam kelompok, atau melatih rasa percaya diri siswa dengan cara mengajukan atau menjawab pertanyaan pada kegiatan presentasi kelompok. Selain itu pembentukan kelompok yang bersifat heterogen akan memberikan kesempatan kepada siswa untuk saling belajar mendukung serta meningkatkan interaksi antar siswa. Melalui pembagian kelompok yang heterogen ini, guru akan lebih mudah untuk mengelola kelas karena adanya satu orang yang berakademis tinggi pada setiap kelompok, jadi guru akan mendapatkan satu asisten dalam setiap kelompok.
commit 189to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 190
Adanya peningkatan keberanian siswa dalam menyampaikan pendapat pada tahap siklus I, siklus II, dan siklus III juga dapat diketahui setelah dilakukan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf. Pada pelaksanaan tindakan siklus I besarnya prosentase keberanian siswa dalam menyampaikan pendapat sebesar 44,44%. Kemudian pada pelaksanaan tindakan di siklus II kerja sama siswa dalam kegiatan kelompok mengalami peningkatan sebesar 25,00% dari tindakan siklus I. Sedangkan pelaksanaan tindakan siklus III keberanian siswa dalam menyampaikan pendapat mengalami peningkatan sebesar 16,67% dari tindakan siklus II. Peningkatan yang signifikan terjadi dari siklus I menuju siklus II dengan prosentase sebesar 44,44% menjadi 69,44% atau mengalami kenaikan sebesar 25,00%. Selain meningkatnya keberanian siswa dalam menyampaikan pendapat, keberanian siswa dalam menanggapi apa yang disampaikan teman pada tahap siklus I, siklus II dan siklus III juga mengalami peningkatan setelah dilakukan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf. Pada pelaksanaan tindakan siklus I besarnya prosentase keberanian siswa dalam menanggapi apa yang disampaikan teman sebesar 38.89%. Kemudian pada pelaksanaan tindakan di siklus II
kerja sama siswa dalam kegiatan
kelompok mengalami peningkatan sebesar 22,22% dari tindakan siklus I. Sedangkan pada pelaksanaan tindakan siklus III keberanian siswa dalam menyampaikan pendapat mengalami peningkatan sebesar 13,89% dari tindakan siklus II. Peningkatan yang signifikan terjadi dari siklus I menuju siklus II dengan prosentase sebesar 38,89% menjadi 61,11% atau mengalami kenaikan sebesar
commit 190to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 191
22,22%. Dengan demikian, tindakan yang dilaksanakan oleh guru untuk meningkatkan keberanian siswa dalam menyampaikan pendapat dan menanggapi apa yang disampaikan teman cukup berhasil. Tindakan tersebut berupa pemberian motivasi dan penguatan kepada siswa. Motivasi diberikan agar siswa tidak merasa minder dan malu menyampaikan pendapatnya. Guru memberikan pengarahan bahwa berpendapat dan menanggapi pendapat merupakan hak yang dimiliki oleh semua orang dan setiap orang berhak menggunakan haknya tersebut. Penguatan dilakukan guru dengan meyakinkan siswa bahwa memberi pendapat dan menanggapi pendapat seseorang dengan santun akan memberi kejelasan dan jalan keluar pada permasalahan yang muncul. Selain itu guru memberi penguatan dengan memberikan reward atau doorprise kepada siswa yang berani menyampaikan dan menanggapi pendapat temannya. Tindakan yang dilaksanakan oleh guru tersebut sebagai upaya untuk mengatasi rasa minder dan takut pada diri siswa dalam memberi dan menanggapi pendapat teman selama proses pembelajaran berlangsung. Motivasi dan penguatan yang dilakukan oleh guru menumbuhkan sikap percaya diri dan keberanian siswa. Peningkatan keaktifan dan keseriusan siswa dalam langkah evaluasi dapat diketahui setelah dilakukan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf pada tindakan siklus I, siklus II, dan siklus III. Pada pelaksanaan tindakan siklus I besarnya prosentase keaktifan dan keseriusan siswa dalam langkah evaluasi sebesar 63,89%. Kemudian pada pelaksanaan tindakan di siklus II kerja sama siswa dalam kegiatan kelompok mengalami peningkatan
commit 191to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 192
sebesar 19,44% dari tindakan siklus I. Sedangkan pelaksanaan tindakan siklus III keberanian siswa dalam menyampaikan pendapat mengalami peningkatan sebesar 11,11% dari tindakan siklus II. Peningkatan yang signifikan terjadi dari siklus I menuju siklus II dengan prosentase sebesar 63,89% menjadi 83,33% atau mengalami kenaikan sebesar 19,44%. Hal tersebut menunjukkan bahwa, tindakan yang dilaksanakan oleh guru untuk meningkatkan keaktifan dan keseriusan siswa dalam langkah evaluasi cukup berhasil. Tindakan tersebut dilakukan juga dengan memberikan motivasi dan penguatan kepada siswa. Motivasi diberikan agar siswa bersungguh-sungguh dalam melakukan tahap evaluasi. Guru memberikan pengarahan bahwa ketelitian, tingkat konsentrasi, serta keseriusan siswa akan berpengaruh pada tingkat pemahaman dalam menyelesaiakan soal evaluasi. Hal tersebut akan berdampak pada hasil perolehan nilai siswa pada tahap evaluasi. Penguatan dilakukan guru dengan meyakinkan siswa bahwa semua siswa mampu memperoleh hasil nilai yang optimal jika serius dan bersungguh-sungguh dalam melaksanakan evaluasi. Tindakan yang dilaksanakan oleh guru tersebut sebagai upaya agar siswa konsentrasi, serius, teliti, dan bersungguh-sungguh selama proses evaluasi berlangsung. Pelaksanaan proses kegiatan belajar yang dilakukan oleh guru pada siklus I yang dimulai dari kegiatan pendahuluan sudah terlaksana dengan baik. Hal ini terbukti dari sikap guru yang rata-rata sudah mampu melaksanakan kegiatan dengan baik. Meski demikian, masih ada beberapa sikap yang perlu diperbaiki, yaitu: 1) guru masih kurang dalam menunjukkan penguasaan terhadap materi
commit 192to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 193
pembelajaran, 2) guru masih kurang dalam melaksanakan pembelajaran secara runtut, 3) guru masih kurang dalam memantau kemajuan belajar siswa selam proses pembelajaran, dan 4) guru masih kurang dalam menyimpulkan hasil kegiatan pembelajaran secara keseluruhan. Kurangnya guru dalam menunjukkan penguasaan terhadap materi pembelajaran dilihat dari keruntutan dalam menjelaskan materi yang masih kurang dan belum maksimalnya guru dalam mengapresiasikan penerapan model pembelajaran kooperatif. Guru masih membiarkan siswa yang tidak aktif dalam kelompok. Pelaksanaan pembelajaran guru masih kurang runtut. Hal ini dilihat dari
belum
dilaksanakannya
pemberian
penghargaan
terhadap
peserta
didik/kelompok yang berani mengemukakan pendapatnya sebagaimana yang direncanakan dalam RPP. Guru masih kurang dalam memantau kemajuan belajar siswa selama proses pembelajaran yang terlihat dari kurang aktifnya guru berkeliling dari kelompok satu ke kelompok lain untuk memberikan motivasi atau memberikan informasi bagi kelompok yang mengalami kesulitan. Setelah selesai pembelajaran guru masih kurang dalam memberikan kesimpulan proses dan hasil hasil kegiatan pembelajaran siswa secara keseluruhan. Masih adanya beberapa sikap yang masih kurang tersebut sehingga perlu diadakan perbaikan dalam tindakan siklus II. Secara keseluruhan guru dalam melaksanakan proses kegiatan belajar pada siklus II mulai dari kegiatan pendahuluan sampai kegiatan penutup sudah dilaksanakan dengan baik. Hal tersebut terlihat dari tidak adanya sikap yang menunjukkan kurang baik pada pengamatan yang dilakukan oleh peneliti.
commit 193to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 194
Berdasarkan lembar pengamatan tersebut masih belum terlihat adanya sikap sangat baik yang ditunjukkan oleh guru. Adanya tindakan siklus III diharapkan mampu meningkatkan sikap guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Pada siklus III, berdasarkan lembar pengamatan kinerja guru ada peningkatan sikap guru dalam melaksanakan proses kegiatan belajar sebagaimana yang diharapkan setelah mengamati kinerja guru pada siklus II. Peningkatan tersebut terjadi pada sikap guru dalam mengaitkan materi pembelajaran dengan realitas kehidupan dan memantau kemajuan belajar siswa selam proses pembelajaran. Peningkatan sikap guru dalam mengaitkan materi pembelajaran dengan realitas kehidupan terlihat dari penjelasan-penjelasan guru yang mampu menumbuhkan penalaran siswa untuk memahami pembelajaran dengan fakta kehidupan yang ada. Sikap guru dalam memantau kemajuan belajar siswa selam proses pembelajaran juga meningkat menjadi sangat baik. Hal ini terlihat dari sikap guru yang mampu memberikan motivasi kepada siswanya dengan pemantauan kinerja siswa dalam kelompok, guru memberikan pelayanan dengan baik terhadap siswa dengan mendatangi kelompok satu persatu dan menjawab kesulitan-kesulitan yang dialami siswa. Selain itu guru memberika reward atau doorprise kepada siswa/kelompok yang telah melaksanakan tugas dengan baik selama proses pembeljaran kelompok berlangsung. Berdasarkan lembar pengamatan kinerja guru pada siklus I, siklus II, dan siklus III dapat disimpulkan bahwa secara umum pelaksanaan pembelajaran sudah berlangsung dengan baik dan semakin meningkat dari siklus sebelumnya. Hal ini terlihat dari skor perolehan pada lembar pengamatan kinerja guru yang mengalami peningkatan tiap siklusnya yaitu skor 76 pada siklus I meningkat menjadi skor 80
commit 194to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 195
pada siklus II dan pada siklus III kembali ada peningkatan dengan jumlah skor 82. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf terbukti memunculkan daya aktif siswa dan guru serta menjadikan proses pembelajaran menjadi menyenangkan.
2. Peningkatan Kemampuan Membaca Pemahaman Paragraf Berdasarkan Letak Kalimat Utama Melalui Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe CIRC dengan Media Kartu Paragraf Adanya peningkatan kualitas proses pembelajaran setelah diterapkannya model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf pada tahap siklus I, siklus II dan siklus III ternyata berdampak positif juga pada peningkatan kemampuan membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama pada siswa kelas XI.2 TKBB SMK N 2 Kebumen. Hal ini berdasarkan pada hasil pelaksanaan tindakan siklus I perolehan nilai rata-rata hasil evaluasi kemampuan siswa membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama mengalami peningkatan 5,94% dari tindakan prasiklus. Kemudian pada pelaksanaan tindakan siklus II perolehan nilai rata-rata hasil evaluasi kemampuan membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama siswa mengalami peningkatan sebesar 6,44% dari tindakan siklus I. Sedangkan pelaksanaan tindakan siklus III perolehan nilai rata-rata hasil evaluasi kemampuan membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama siswa mengalami peningkatan sebesar 4,62% dari tindakan siklus II. Peningkatan yang signifikan terjadi dari siklus I
commit 195to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 196
menuju siklus II yaitu dengan prosentase sebesar 71,75% menjadi 78,19% atau mengalami kenaikan sebesar 6,44%. Grafik 5. Perbandingan Kemampuan Membaca Siswa dari Tahap Pratindakan, Tindakan Siklus I, Siklus II, Siklus III
Peningkatan nilai tersebut menurut hasil membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama pada tindakan evaluasi yang diambil dari aspek: 1) menentukan jenis paragraf, 2) menentukan kalimat utama, 3) menuliskan gagasan utama dengan penulisan dan ejaan bahasa Jawa yang baik dan benar, serta 4) menuliskan ringkasan wacana dengan penulisan dan ejaan bahasa Jawa yang baik dan benar. Pada hasil menuliskan ringkasan wacana dengan penulisan dan ejaan bahasa Jawa yang baik dan benar ditentukan berdasarkan aspek: 1) ketepatan ringkasan dengan isi bacaan, 2) kesesuaian urutan dalam meringkas isi bacaan, 3) ketepatan diksi, 4) ketepatan struktur kalimat, 5) ketepatan ejaan dan tata tulis.
commit 196to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 197
Berdasarkan masing-masing aspek tersebut di atas hasil pembelajaran yang telah dilakukan siswa pada siklus I, II, dan III mengalami peningkatan. Hal ini dilihat dari bertambahnya jumlah siswa yang mengalami peningkatan skor pada setiap siklusnya. Penjelasan tentang bertambahnya jumlah siswa berdasarkan kisaran skor yang telah ditentukan pada masing-masing aspek dapat dilihat pada tabel berikut.
Tabel 7. Perolehan Skor Siswa Berdasarkan Aspek Penilaian Hasil Pembelajaran
N o 1. 2. 3. 4.
Aspek Penilaian
Jumlah Siswa Siklus I
Rentang Skor Menentukan jenis paragraf Menentukan kalimat utama Menentukan gagasan utama Menuliskan ringkasan bacaan
Jumlah Siswa Siklus II
Jumlah Siswa Siklus III
10-11
11-15
16-20
21-25
10-11
11-15
16-20
21-25
10-11
11-15
16-20
21-25
-
14
19
3
-
10
19
7
-
2
25
9
-
13
20
3
-
4
25
7
-
4
17
15
1
20
15
-
1
8
20
7
-
4
23
9
-
4
29
3
-
-
28
8
-
-
17
19
Adanya peningkatan hasil belajar membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama menunjukkan: 1) siswa semakin mampu mengidentifikasi letak kalimat utama dengan demikian siswa semakin mampu menentukan jenis paragraf dengan tepat, 2) siswa semakin mampu menunjukkan kalimat utama yang terdapat pada suatu paragraf, 3) siswa semakin mampu menuliskan kembali gagasan utama dengan penulisan dan ejaan bahasa Jawa yang baik dan benar, 4) siswa semakin mampu menuliskan ringkasan bacaan dengan penulisan dan ejaan bahasa Jawa yang baik dan benar. Meningkatnya kemampuan
commit 197to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 198
siswa dalam menuliskan ringkasan ditandai dengan: 1) semakin bertambahnya siswa yang membuat ringkasan sesuai dengan bacaan, 2) ringkasan yang dibuat siswa urutannya semakin sesuai dengan bacaan, 3) siswa semakin mampu menggunakan diksi yang tepat dalam menyusun ringkasan sehingga ringkasan yang dibuat siswa tidak mengaburkan makna dari bacaan, 4) struktur kalimat yang disusun siswa dalam ringkasan semakin tepat, serta 5) ketepatan ejaan dan tata tulis yang ditulis siswa semakin tepat. Adanya perbedaan hasil penilaian pada siklus I, siklus II, dan siklus III memberikan gambaran bahwa ada kekurangan atau kelemahan yang terjadi selama proses membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama. Akan tetapi, kelemahan atau kekurangan tersebut dapat teratasi pada tindakan siklus berikutnya. Berdasarkan pelaksanaan tindakan masing-masing siklus, kemudian diadakan analisis dan refleksi terhadap proses pembelajaran. Kemudian, dari hasil analisis dan refleksi yang dilanjutkan dengan tindakan selanjutnya dapat dideskripsikan adanya peningkatan kualitas membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama, baik dilihat dari segi proses maupun hasil. Ditinjau dari segi proses, membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf memiliki dampak positif terhadap kegiatan belajar mengajar, yakni dapat meningkatkan aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran dan dapat meningkatkan minat siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran. Sedangkan ditinjau dari segi hasil, ada peningkatan nilai tes keterampilan membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama
commit 198to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 199
pada masing-masing siklus. Selain itu, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf menciptakan lingkungan belajar yang mengajarkan kerja sama untuk menyelesaikan tugas-tugas pembelajaran secara menyenangkan sehingga menumbuhkan sikap untuk saling menghargai dan berbagi pengetahuan terhadap teman yang masih merasa kesulitan memahami bacaan berbahasa Jawa.
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan
commit 199to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 200
Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan, maka dapat diambil simpulan sebagai berikut: Pertama, kualitas proses pembelajaran membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama siswa kelas XI.2 TKBB SMK Negeri 2 Kebumen
mengalami
peningkatan
setelah
menerapkan
pembelajaran
membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf. Pada tiap siklusnya kualitas proses pembelajaran membaca pemahaman meningkat. Hal tersebut terlihat dari: 1) pada siklus I siswa yang memperhatikan dan merespon dengan antusias apa yang disampaikan guru dalam proses pembelajaran sebesar 55.56%, meningkat pada siklus II menjadi sebesar 72,22%, kemudian pada siklus III mengalami peningkatan kembali menjadi sebesar 86,11%; 2) pada siklus I siswa yang berpartisipasi aktif dalam diskusi kelompok sebesar 66,67%, meningkat pada siklus II menjadi sebesar 75,00%, kemudian pada siklus III mengalami peningkatan kembali menjadi sebesar 91,67%; 3) pada siklus I siswa yang berani menyampaikan pendapat hasil diskusi di depan kelas sebesar 44,44%, meningkat pada siklus II menjadi sebesar 69,44%, kemudian pada siklus III mengalami peningkatan kembali menjadi sebesar 86,11%; 4) pada siklus I siswa yang berani menanggapi apa yang disampaikan teman pada saat presentasi sebesar 38,89%, meningkat pada siklus II menjadi sebesar 61,11%, kemudian pada siklus III mengalami peningkatan kembali menjadi sebesar 75,00%; 5) pada siklus I siswa yang 199 aktif dan serius dalam langkah evaluasi sebesar 63,89%, meningkat pada
commit 200to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 201
siklus II menjadi sebesar 83,33%, kemudian pada siklus III mengalami peningkatan kembali menjadi sebesar 94,44%. Selain itu, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf juga meningkatkan kinerja guru dalam pembelajaran membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama. Hal tersebut dibuktikan dari adanya peningkatan kinerja guru dalam mengelola kelas dan memperbaiki proses pembelajaran
sehingga
pembelajaran
membaca
pemahaman
paragraf
berdasarkan letak kalimat utama menjadi efektif dan menyenangkan. Kedua, kemampuasn membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama pada siswa kelas XI. 2 TKBB SMK Negeri 2 Kebumen mengalami
peningkatan
setelah
menerapkan
pembelajaran
membaca
pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama menggunakan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf. Hal tersebut dapat dilihat dari meningkatnya nilai rata-rata kelas pada tiap siklusnya. Siklus I, perolehan nilai rata-rata kelas sebesar 71,75. Pada siklus II perolehan nilai rata-rata kelas meningkat menjadi sebesar 78,19. Peningkatan nilai rata-rata kelas juga terjadi pada siklus III yaitu meningkat menjadi sebesar 82,81.
B. Implikasi Penelitian ini membuktikan bahwa kualitas proses dan hasil pembelajaran membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama
commit 201to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 202
meningkat setelah menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf. Peningkatan tersebut disebabkan oleh beberapa factor. Faktor-faktor tersebut berasal dari pihak guru dan siswa. Faktor dari pihak guru yaitu berupa kemampuan dalam mengembangkan materi, kemampuan guru dalam menyampaikan materi, kemampuan guru dalam mengelola kelas, memilih model pembelajaran yang digunakan dalam pembelajaran, serta penggunaan media yang digunakan dalam kegiatan pembelajaran sebagai sarana untuk menyampaikan materi. Selanjutnya faktor dari siswa berupa
minat dan motivasi siswa dalam mengikuti proses
pembelajaran. Faktor-faktor tersebut saling mendukung satu sama lain, sehingga perlu suatu upaya yang maksimal agar semua faktor tersebut dapat terpenuhi secara baik. Apabila kemampuan guru dalam menyampaikan materi dan mengelola kelas baik serta didukung oleh media yang sesuai, maka hasil pembelajaran akan berlangsung baik. Pemilihan model pembelajaran yang tepat
juga
mempengaruhi
kondisi
pembelajaran.
Pemilihan
model
pembelajaran yang tepat menjadikan kegiatan proses pembelajaran dapat berlangsung secara efektif. Penyampaian model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan menggunakan media kartu paragraf akan dapat berjalan dengan baik apabila siswa mempunyai minat dan motivasi yang tinggi dalam proses pembelajaran. Berdasarkan hal tersebut, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf dapat digunakan sebagai bahan
commit 202to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 203
pertimbangan bagi guru yang ingin menerapkan pembelajaran membaca. Penggunaan model ini dapat digunakan oleh guru terutama guru bahasa Jawa sebagai model pembelajaran alternatif yang menyenangkan dalam membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf dalam pembelajaran membaca pemahaman berdasarkan letak kalimat utama bisa dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut: pertama siswa dibagi menjadi beberapa kelompok heterogen yang terdiri dari enam anggota, selanjutnya guru menginformasikan kepada tiap kelompok mengenai langkah pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf yang akan dilaksanakan. Kegiatan dilakukan dengan penjelasan materi secara garis besar. Setelah siswa terkondisikan menjadi beberapa kelompok yang heterogen, selanjutnya kegiatan yang kedua yaitu setiap kelompok diberi satu amplop besar berisi 4 amplop kecil, dan satu lembar kartu soal untuk dikerjakan bersama anggota masing-masing kelompok. Setiap kelompok merangkai kartu paragraf dari potongan-potongan
kalimat yang ada pada
masing-masing amplop kecil. Masing masing kelompok bertugas menyusun potongan-potongan kalimat tersebut menjadi sebuah paragraf yang padu dengan cara ditempel pada sebuah kartu sehingga akan menjadi kartu paragraf. Kartu inilah yang nantinya akan dijadikan sebagai media pembelajaran pada tahap selanjutnya.
commit 203to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 204
Kegiatan ketiga, masing-masing kelompok mencocokan kartu yang berisi kutipan paragraf dengan kartu yang bertuliskan jenis paragraf. Masingmasing kelompok berkewajiban untuk mencocokkan paragraf yang ada pada kelompoknya dengan kartu pasangannya. Selain itu setiap kelompok berkewajiban menentukan kalimat utama dan gagasan utama yang terdapat dalam suatu paragraf. Setelah seluruh rangkaian kegiatan satu, dua dan ketiga terpenuhi, pada tahap berikutnya secara bergiliran, setiap kelompok membacakan hasil diskusinya di depan kelas. Pada kegiatan ini guru memberikan skor terhadap hasil kerja kelompok dan memberikan kriteria penghargaan terhadap kelompok yang berhasil dengan baik. Tahap terakhir guru memberikan tes untuk mengetahui tingkat pemahaman membaca siswa. Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe CIRC menuntut siswa untuk bekerja sama dalam kelompok dan saling membantu memahami materi serta menjadi yang terbaik dari kelompok lain. Selain
itu, media kartu
paragraf dalam pembelajaran tersebut menjadikan siswa bekerja sama dalam suasana kebersamaan yang menyenangkan. Hal tersebut membantu siswa lebih aktif selama pembelajaran berlangsung. Walaupun dikerjakan secara berkelompok, namun tanggung jawab individu tetap menjadi prioritas siswa. Hal ini menumbuhkan kemandirian siswa dalam belajar. Penerapan model pembelajaran CIRC dengan media kartu paragraf terbukti dapat meningkatkan keterampilan membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama, dalam hal ini (1) menentukan jenis paragraf dengan mengidentifikasi letak
commit 204to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 205
kalimat utama, (2) menyebutkan kalimat utama, (3) menyebutkan gagasan utama dengan penulisan dan ejaan bahasa Jawa yang baik dan benar, (4) meringkas bacaan dengan penulisan dan ejaan bahasa Jawa yang baik dan benar dengan kriteria: (a) ketepatan simpulan dengan isi bacaan; (b) kesesuaian urutan dalam menyimpulkan isi bacaan; (c) ketepatan diksi; (d) ketepatan struktur kalimat: (e) ketepatan ejaan dan tanda baca mengalami peningkatan yang baik. Pemberian tindakan pada siklus I, siklus II, dan siklus III memberikan gambaran bahwa ada beberapa permasalahan-permasalahan yang menjadi hambatan selama proses pembelajaran membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama. Hambatan-hambatan tersebut tidak hanya berasal dari siswa, akan tetapi juga berasal dari guru. Beberapa permasalahan yang menjadi kelemahan atau kekurangan dari siswa meliputi; 1) rendahnya minat dan motivasi siswa dalam mengikuti kegiatan proses pembelajaran membaca pemahaman, 2) rendahnya keberanian siswa untuk bertanya, menjawab pertanyaan dari guru, atau mengemukakan pendapat mereka di depan siswa lain, 3) belum adanya kesadaran siswa tentang pentingnya belajar kelompok. Selanjutnya beberapa permasalahan-permasalahan dari guru yang menjadi hambatan dalam kegiatan penerapan pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf meliputi: 1) guru belum bisa membangkitkan motivasi siswa, 2) Keberadaan guru pada saat proses pembelajaran berlangsung lebih sering di depan kelas, 3) guru kurang
commit 205to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 206
melibatkan siswa yang bersifak pasif, 4) guru kurang memberikan motivasi atau penghargaan kepada siswa. Akan tetapi, hambatan-hambatan tersebut secara bertahap dapat teratasi dengan baik. Berdasarkan hasil tindakan refleksi yang dilaksanakan setelah tindakan, diketahui terdapat peningkatan baik proses pembelajaran maupun hasil pembelajaran berupa kemampuan siswa memahami bacaan. Pada segi proses, terdapat peningkatan pada aktivitas guru dan siswa selama proses pembelajaran dan dapat meningkatkan minat siswa dalam mengikuti kegiatan pembelajaran serta keaktifan dan kerja sama kelompok yang baik. Sedangkan ditinjau dari segi hasil, ada peningkatan nilai tes keterampilan membaca pemahaman paragraf berdasarkan letak kalimat utama pada masingmasing siklus I, II, dan III.
C. Saran Berdasarkan simpulan dan implikasi di atas, saran yang dapat peneliti ajukan adalah sebagai berikut. 1. Bagi Siswa Siswa hendaknya bisa selalu aktif dan antusias dalam mengikuti pelajaran, tidak hanya pelajaran bahasa Jawa tetapi semua pelajaran. Siswa hendaknya sering belajar membaca dengan selalu memperhatikan aspekaspek yang terkait dan mendukung kegiatan belajar membaca. 2. Bagi Guru Pengampu Mata Pelajaran Bahasa Jawa Guru disarankan untuk terus meningkatkan kompetensinya. Hal tersebut dapat dilakukan misalnya dengan melakukan penelitian dan mengikuti
commit 206to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 207
forum-forum ilmiah. Guru hendaknya memperluas wawasan mengenai model-model yang kreatif dan inovatif. Salah satu model pembelajaran yang dapat digunakan guru dalam pembelajaran nenbaca pemahaman adalah model pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf.
Selain
hal
tersebut,
hendaknya
guru
juga
bersedia
memperkenalkan model-model pembelajaran kreatif dan inovatif kepada guru yang lain. 3. Bagi Kepala Sekolah Kemampuan kompetensi guru perlu mendapat perhatian. Hal tersebut karena kompetensi yang dimiliki guru mempengaruhi kinerja guru dalam meningkatkan kualitas pembelajaran di kelas. Oleh karena itu, kepala sekolah hendaknya bisa menjadi motivator guru untuk meningkatkan kompetensinya. Motivasi tersebut dapat diberikan misalnya dengan cara melakukan Penelitian Tindakan Kelas dan mengikutsertakan guru dalam forum-forum ilmiah. Kepala sekolah hendaknya juga memberi motivasi kepada guru untuk memperluas wawasan mengenai model-model pembelajaran yang kreatif dan inovatif serta mendukung termasuk di dalamnya sarana dan prasarana untuk menerapkan model-model tersebut dalam pembelajaran. Selanjutnya, kepala sekolah memberi motivasi dan dukungan kepada guru untuk menerapkan model-model pembelajaran berdasarkan wawasan yang telah guru miliki sesuai dengan pembelajaran yang hendak dilaksanakan. 4. Bagi Peneliti Lain
commit 207to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id 208
Peneliti yang hendak megkaji permasalahan yang sama hendaknya lebih cermat dan lebih mengupayakan pengkajian teori-teori yang berkaitan dengan pembelajaran kooperatif tipe CIRC dengan media kartu paragraf guna melengkapi kekurangan yang ada serta dapat digunakan sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan keterampilan siswa yang belum tercakup dalam penelitian ini agar diperoleh hasil yang lebih baik.
DAFTAR PUSTAKA
Abu, Rosini B. dan Flowers, Jim. 2007. Methods on Achievement, Retention, and Attitudes Of Home Economics
commit 208to user