113
PENERAPAN MULTIPLE INTELEGENSI DALAM KEGIATAN BELAJAR-MENGAJAR Nur Samsiyah Abstrak Multiple intelegensi ialah kecerdasan ganda yang dimiliki oleh seseorang. Intelegensi adalah sehimpunan kemampuan dan keterampilan. Multiple intelegensi terdiri atas sembilan kecerdasan, yakni: kecerdasan linguistik, logis-matematis, spasial, musikal, kinestik, antarpribadi, interpribadi, naturalis, dan ekstensial. Setiap kecerdasan memiliki karakteristik yang berbeda. Strategi pembelajaran berbasis multiple intelegensi merupakan suatu cara mengakses informasi melalui jalur intelegensi yang ada pada tiap individu. Mengaktifkan multiple intelegensi dari seluruh indra anak dapat dilakukan dengan melatih mendengar, membaca, keterampilan menulis, dan melatih kecerdasan yang berimbang. Penerapan teori multiple intelegensi dalam program pembelajaran dikembangkan oleh guru dengan berorientasi dengan siswa. Langkah dalam menerapkan strategi pembelajaran adalah memberdayakan semua intelegensi tertentu berdasarkan intelegensi yang menonjol pada siswa. Kata Kunci : Multiple Intelegensi, Strategi Pembelajaran PENDAHULUAN Guru adalah pelaksana dan pengembang program kegiatan belajar-mengajar. Belajar-mengajar di kelas tergantung pada kemampuan guru dalam mengaplikasikan metode pembelajaran. Sarana dan prasarana yang banyak tidak akan berarti di tangan guru
114
yang tidak punya kemampuan atau tidak mengefektifkan ke dalam metode yang sesuai. Sebaliknya fasilitas yang kurang memadai di tangan guru yang kreatif dapat diciptakan metode yang diperlukan untuk pengembangan program kegiatan belajar-mengajar dalam meningkatkan kreativitas siswa. Metode yang sama tidak akan membuahkan hasil yang sama di tangan guru yang berbeda. Metode yang kurang baik bagi sebagian guru, belum tentu buruk bagi guru yang menguasai teknik pelaksanaannya. Pada umumnya semua guru harus mempunyai kemampuan melaksanakan proses kegiatan belajar-mengajar, terutama menguasai dan terampil menggunakan semua metode mengajar yang diperlukan untuk menyajikan pelajaran yang diberikan pada anak didiknya. Masih sering kita jumpai guru yang mengeluh karena tidak menguasai anak nakal atau anak yang kurang mampu dalam belajar. Sehingga masih sering terjadi memvonis anak bodoh atau tidak mampu. Setiap anak mempunyai kemampuan yang berbeda dalam menerima pelajaran yang diberikan guru. Guru harus bisa memberikan materi dengan metode yang sesuai dengan kemampuan anak. Bagi anak yang pandai mudah menerima pelajaran hanya dengan penjelasan materi. Namun bagi anak yang kurang mampu sulit menerima materi pelajaran dengan metode ceramah saja. Fanani (2008) menyatakan tugas guru bukan memberikan predikat-predikat yang buruk merendahkan martabat siswa. Tugas guru adalah memberi semangat, agar siswa berjuang sekuat tenaga mengatasi permasalahan, kelemahan, dan menemukan kepercayaan diri karena ia pun mempunyai kemampuan tertentu yang layak dikembangkan. Hal yang terpenting siswa harus didorong untuk menghayati makna sebagai pejuang sejati yang berjiwa pantang menyerah.
115
Salah satu temuan yang sangat bermanfaat adalah bahwa setiap individu memiliki tidak hanya satu intelegensi saja, tetapi lebih dari satu intelegensi atau kecerdasan ganda. Bagaimana meningkatkan intelegensi dalam kegiatan pembelajaran? Pengetahuan tentang intelegensi diharapkan dapat membantu menyelesaikan masalah yang berkaitan dengan kemampuan anak didik. PEMBAHASAN Dasar Teori Intelegensi Howard Gardner adalah seorang psikolog sekaligus ahli pendidikan. Gardner sangat terkenal dalam lingkungan pendidikan karena teorinya tentang multiple intelegences. Selama dua puluh tahun terakhir, ia bersama rekan-rekannya di proyek Zero telah melakukan percobaan dengan menggunakan alat tes, pelatihan pendidikan, dan penggunaan multiple intelligence. Gardner juga mengadakan penelitian mengenai kognisi dan pemakaian simbolsimbol terhadap anak-anak normal dan anak-anak berbakat dan yang kedua terhadap orang dewasa yang mengalami gegar otak. Howard Gardner membagi multiple intelegence dalam tujuh kecerdasan, yakni: (1) kecerdasan linguistik; (2) kecerdasan logismatematis; (3) kecerdasan spasial; (4) kecerdasan musikal; (5) kecerdasan kinestik; (6) kecerdasan antarpribadi; dan (7) kecerdasan intrapribadi. Sependapat dengan Gardner, tentang pembagian multiple intelegence Padiya (2008) menambahkan satu kecerdasan yakni eksistensial. Dalam penelitian selanjutnya, Gardner menambah lagi dua kecerdasan lain yaitu kecerdasan naturalis dan kecerdasan eksistensial. Winataputra (2007:55) menyebutkan satu persatu karakteristik kecerdasan tersebut. Intelegensi Berbahasa (Linguistik)
116
Intelegensi berbahasa mencakup kemampuan-kemampuan berfikir dengan kata-kata, seperti kemampuan untuk memahami dan merangkai kata dan kalimat baik lisan maupun tulisan. Karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam intelegensi berbahasa tampak: a. Senang membaca buku atau apa saja, bercerita atau mendongeng; b. Senang berkomunikasi, berbicara, berdialog, berdiskusi, dan senang berbahasa asing; c. Pandai menghubungkan atau merangkai kata-kata atau kalimat baik lisan maupun tulisan; d. Senang mendengarkan musik dan pandai. Intelegensi Logis-Matematis Intelegensi logis matematis adalah kemampuan berfikir dalam penalaran atau menghitung, seperti kemampuan menelaah masalah secara logis, ilmiah, dan matematis. Karakteristik individu yang memiliki kemampuan ini adalah: a. Senang bereksperimen, bertanya, menyusun atau merangkai teka-teki; b. Senang dan pandai berhitung dan bermain angka; c. Senang mengorganisasikan sesuatu, menyusun skenario; d. Mampu berfikir logis, baik induktif maupun deduktif; e. Senang silogisme; f. Senang berfikir abstraksi dan simbolis serta mengoleksi bendabenda. Intelegensi Visual Spasial Kemampuan yang termasuk dalam intelegensi ini adalah kemampuan untuk membayangkan bentuk suatu obyek. Ciri-ciri yang menunjukkan kemampuan ini, yakni:
117
a.
Senang merancang gambar, desain dan peka terhadap citra dan warna; b. Pandai memvisualisasikan ide dan imajinasinya aktif; c. Mudah menemukan jalan dalam ruang, mempunyai persepsi yang tepat dari berbagai sudut dan senang membuat rumahrumahan dari balok; d. Mengenal relasi benda-benda dalam ruang. Intelegensi Musikal Intelegensi musikal adalah kemampuan berfikir dengan nada, ritme, irama, dan melodi juga pada suara alam. Karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan intelegensi musikal, yakni: a. Pandai mengubah dan menciptakan musik; b. Senang bernyanyi, bersenandung, dan pandai memainkan alat musik; c. Mudah menangkap musik dan peka terhadap suara dan musik; d. Dapat membedakan bunyi berbagai alat musik dan bergerak sesuai irama. Intelegensi Kinestik Tubuh Intelegensi kinestik yaitu kemampuan yang berhubungan dengan gerakan tubuh termasuk gerakan motorik otak yang mengendalikan dan menggunakan badan dengan mudah dan cekatan. Karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam intelegensi kinestik, ialah: a. Senang menari dan acting, pandai dan aktif dalam olah raga tertentu, dan mudah berekpresi dengan tubuh; b. Mampu memainkan mimic dan cenderung menggunakan bahasa tubuh; c. Koordinasi dan fleksibilitas tubuh tinggi; d. Senang dan efektif berfikir sambil berjalan, berlari, dan olah raga;
118
e. f.
Pandai merakit sesuatu menjadi produk; Senang bergerak dan suka kegiatan di luar rumah.
Intelegensi Intrapersonal Intelegensi intrapersonal adalah kemmapuan berfikir untuk memahami diri sendiri, dan melakukan refleksi diri. Kemampuan yang termasuk di dalam intelegensi intrapersonal, yaitu: a. Mampu menilai diri sendiri/intropeksi diri; b. Mudah mengelola dan menguasai perasaannya dan sering mengamati dan mendengarkan; c. Bisa bekerja sendirian dengan baik; d. Mampu mencanangkan tujuan, menusun cita-cita dan rencana hidup; e. Berjiwa independen/bebas, mudah berkonsentrasi dan keseimbangan diri; f. Senang mengekpresikan perasaan yang berbeda dan sadar akan realitas spiritual. Intelegensi Interpersonal Intelegensi interpersonal adalah kemampuan berkomunikasi dan berinteraksi dengan orang lain. Anak yang mudah memahami orang lain dan mementingkan relasi, memiliki kecerdasan interpersonal yang baik. Karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam intelegensi interpersonal, yakni: a. Mampu berorgansasi, menjadi pemimpin dalam suatu organisasi; b. Mampu bersosialisasi dan menjadi moderator; c. Senang permainan berkelompok daripada individu; d. Biasanya menjadi tempat mengadu orang lain dan mudah mengenal; e. Senang berkomunikasi verbal dan nonverbal; f. Peka terhadap teman dan suka member feedback.
119
Intelegensi Naturalis Intelegensi naturalis adalah kemampuan untuk memahami gejala alam. Karakteristik individu yang menunjukkan kemampuan dalam intelegnsi naturalis, ialah: (a) senang terhadap flora dan fauna, bertani, berkebun, memelihara binatang; (b) pandai melihat perubahan alam, meramal cuaca, meneliti tanaman; dan (c) senang kegiatan di alam terbuka. Intelegensi Eksistensial Intelegensi eksistensial adalah kemampuan untuk menempatkan diri dalam lingkup kosmos yang terjauh dengan makna hidup dan makna kematian. Cara Mengaktifkan Seluruh Indra Lebih lanjut Wintaputra (2007) menyebutkan tiga cara yang dapat dilakukan dalam mengaktifkan seluruh indra anak didik, yaitu: (1) melatih cara mendengar yang efektif; (2) melatih mata untuk membaca cepat dan efektif; dan (3) melatih keterampilan menulis. Selain mengaktifkan indra anak didik juga melatih kecerdasan yang berimbang dengan cara: (1) mengidentifikasi intelegensi primer setiap anak didik misalnya, dengan observasi perilaku siswa baik di kelas atau di luar kelas; (2) menyusun rencana pembelajaran yang dapat mengembangkan beberapa intelegensi, diantaranya dengan cara mengorganisasikan isi atau materi pelajaran sedemikian rupa sehingga menarik dan dapat merangsang indra maksimal, memilih strategi pembelajaran yang dapat mengembangkan seluruh potensi intelegensi, dan merancang / membuat tugas atau penilaian yang dapat menggali seluruh intelegensi; dan (3) melaksanakan pembelajaran yang dapat mengembangkan seluruh intelegensi anak didik.
120
Kegiatan ini dilakukan guru dengan cara menerapkan rencana pelajaran yang telah dirancang untuk mengembangkan beberapa intelegensi dan menerapkan keterampilan dasar mengajar yang dapat mengembangkan intelegensi anak didik. Penerapan Teori Multiple Intelegensi Untuk menerapkan teori multiple intelegensi dalam program pembelajaran diperlukan usaha yang serius dari guru. Guru harus membiasakan diri mengembangkan program pembelajaran yang berorientasi pada siswa bukan pada materi atau dirinya sendiri. Sehingga anak dapat mengembangkan intelegensi secara maksimal. Terutama anak usia sekolah dasar (SD), karena pendidikan di SD merupakan jenjang pendidikan yang mempunyai peranan penting dalam upaya meningkatkan kualitas sumber daya manusia. Mulyani dan Syaodih (2007:21) berpendapat guru dalam mengembangkan kecerdasan siswa memiliki tugas, yakni: a. Menciptakan lingkungan teman sebaya yang mengajarkan keterampilan fisik; b. Melaksanakan pembelajaran yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar bergaul dan bekerja dengan teman sebaya sehingga kepribadiannya berkembang; c. Mengembangkan kegiatan yang memberikan pengalaman yang konkrit atau langsung membangun konsep; d. Melaksanakan pembelajaran yang dapat mengembangkan nilai-nilai sehingga siswa mampu menentukan pilihan yang stabil dan menjadi pegangan bagi dirinya. Strategi pembelajaran adalah suatu kegiatan pembelajaran yang harus dikerjakan guru dan siswa agar tujuan pembelajaran dapat dicapai secara efektif dan efisien (Sudrajat, 2008). Sementara itu Winataputra (2003) mengungkapkan langkah-langkah yang dapat digunakan dalam menerapkan strategi pembelajaran berbasis
121
multiple intelegensi, yakni: (1) memberdayakan semua intelegensi yang dimiliki siswa; (2) mengoptimalkan pencapaian mata pelajaran tertentu berdasarkan intelegensi yang menonjol pada setiap siswa. Langkah ini dapat diterapkan jika guru telah mengetahui kecerdasan yang paling menonjol pada siswasiswanya. Dengan demikian strategi pembelajaran yang dipilih lebih bersifat individual. Untuk siswa yang menonjol kecerdasan bahasanya, maka guru merangsang dan mengembangkan intelegensi siswa dalam kemampuan berbahasa dan seterusnya. Pengembangan strategi pembelajaran untuk membantu guru dalam mengembangkan program pembelajaran yang berbasis multiple intelegensi dapat dilakukan dengan cara-cara yang berbeda-beda sesuai dengan jenis kecerdasan. Intelegensi bahasa dengan cara: (1) menggunakan cara untuk menceritakan kisah untuk menjelaskan kalimat; (2) memimpin sebuah debat dalam kelas; (3) menulis puisi, mitos, legenda, drama pendek, berita tentang kepahlawanan; (4) menceritakan/menghubungkan sebuah cerita dengan kehidupan sehari-hari; (5) menulis surat pada teman; dan (6) menggunakan teknologi untuk menulis berita. Intelegensi logis matematis dengan cara: (1) menceritakan cerita masalah untuk pengalaman; (2) menerjemahkan kalimat ke dalam rumus matematika; (3) menciptakan suatu ketepatan waktu; (4) membuat suatu teknik permainan; (5) merencanakan suatu teknik permainan; dan (6) menggambarkan pola-pola simetri dalam rumus matematika. Intelegensi kinestik dengan cara: (1) bermain peran untuk menirukan cerita rakyat atau drama; (2) menciptakan suatu gerakan atau rangkaian gerakan; dan (3) menciptakan sebuah permainan papan/panggung dari kayu.
122
Kegiatan-kegiatan tersebut dapat dimasukkan dalam menyusun rencana pembelajaran yang dapat diaplikasikan ke dalam pembelajaran. Hal ini dapat dilihat dari aplikasi intelegensi dan strategi pengembangannya seperti Tabel 1. Tabel 1 Aplikasi Intelegensi dan Strategi Pengembangannya Judul pelajaran
:
Tujuan pelajaran
:
Antisipasi hasil
:
Sumber materi kelas
:
Kagiatan belajar
:
Fotosintesa: perubahan sinar matahari menjadi makanan Agar siswa mempelajari proses fotosintesa melalui tujuh cara/intelegensi Hasil yang diharapkan dalam pembelajaran siswa mampu menjelaskan fotosintesa secara visual dengan logika, ilmu bahasa, maupun musical dan kinestik, intrapersonal, interpersonal untuk mengembangkan konsep transformasi dan mengubah ke dalam kehidupan mereka Menampilkan poster atau grafik dari fotosintesa, sebuah variasi pita music, atau kelas CD dan alatnya, persediaan cat air, buku teks Bahasa Membaca buku acuan pada bagian yang menggambarkan fotosintesa dan dengan kosakata yang tepat Logis-Matematis Menciptakan suatu ketepatan waktu dari langkah-langkah fotosintesa Musik Menciptakan suatu karya musik dengan pilihan musik yang berbeda yang menampilkan rangkaian langkah proses fotosintesa Visual Spasial Dengan cat air lukislah proses fotosintesa Kinestesis Bermain peranan, karakter yang terdapat dalam proses fotosintesa Intrapersonal Menulis suatu catatan jurnal yang menggambarkan tentang pengalaman yang sifanya berubah-ubah secara perseorangan dan membandingkannya dengan fotosintesa Interpersonal Dalam kelompok kecil, mendiskusikan peranan yang berubah-ubah dari kloroplasma dalam
123
Sekuensi pelajaran
:
Prosedur penilaian
:
fotosintesa dan gambarkan hubungannya dengan kehidupan siswa 1. Aktivitas kebahasaan 2. Aktivitas logis matematis 3. Aktivitas kinestesis 4. Aktivitas visualisasi 5. Aktivitas bidang musik 6. Aktivitas interpersonal 7. Aktivitas intrapersonal 1. Tingkat ketepatan waktu bidang matematika atau lukisan 2. Meminta siswa menilai permainan lagu siswa lain
Contoh di atas dikembangkan tujuh intelegensi dan untuk mengembangkannya ke dalam rencana pembelajaran, intelegensi tersebut dipersiapkan dengan baik, berupa: 1. Sumber materi berupa buku, pensil warna, kaset, dan tape recorder; 2. Aktivitas-aktivitas untuk menunjang kelima intelegensi tersebut. Untuk mengembangkan intelegensi kebahasaan disusun aktivitas membaca dan berdiskusi, untuk mengembangkan intelegensi visualisasi dikembangkan dengan memberi simbol warna. Intelegensi logis matematis dengan menyelesaikan persamaan yang tidak diketahui dengan menggunakan suatu rangkaian. Sedangkan untuk mengembangkan intelegensi musik dan interpersonal, aktivitas yang dikembangkan adalah menciptakan lirik lagu; 3. Penilaian yang tepat untuk menilai hasil belajar dan pengembangan kelima intelegensi tersebut. Fanani (2008) menyatakan bahwa sikap dasar yang benar dan terpenting dalam mendidik anak, ialah: (1) penerimaan yang tulus; (2) ekspektasi atau visi yang jelas atau harapan yang tinggi terutama pada aspek-aspek moralitas jiwa anak; (3) kebanggaan budaya smart yang dibiasakan dengan berbagai kunci pembuka
124
wawasan dan pelejit kecerdasan; (4) beri kesempatan dan kepercayaan untuk berkembang; (5) beri dukungan, jangan mencari kesibukan dengan mencari kelemahan dan kekurangan; (6) berorientasi pada melatih sikap positif, bukan semata-mata hasil; (7) komunikasi hangat sebagai figur lekatan; dan (8) mendoakan peserta didik. KESIMPULAN Setiap anak memiliki kecerdasan, tidak hanya satu kecerdasan/intelegensi. Intelegensi adalah sehimpunan kemampuan dan keterampilan. Kecerdasan tersebut terdiri dari beberapa yaitu: kecerdasan berbahasa, kecerdasan logis-matematis, kecerdasan visual-spasial, kecerdasan kinestesis, kecerdasan musikal, kecerdasan naturalis, kecerdasan interpersonal, dan kecerdasan intrapersonal. Dengan mengasah seluruh intelegensi anak, berarti memberi jalan yang mudah untuk mencapai tujuan hidup dan puncak kariernya. Intelegensi dapat ditingkatkan dengan cara mengaktifkan seluruh indra anak didik, melatih kecerdasan secara berimbang, melatih silang intelegensi yang berbeda. Cara melihat intelegensi adalah mengidentifikasi pendekatan yang dilakukan dalam mempelajari isi / materi / subyek pelajaran. Semua intelegensi tersebut dapat diberdayakan dalam suatu rencana atau program pembelajaran. Jika seluruh intelegensi dioptimalkan, maka diharapkan tujuan pelajaran dapat tercapa. Penerapan teori multiple intelegensi dalam program pembelajaran dapat dikembangkan dengan menggunakan program pembelajaran yang berorientasi pada siswa bukan pada materi.
125
DAFTAR RUJUKAN Fanani, R. Z. 2008. Membangun Budaya Belajar Mandiri Sejak Dini. Makalah disampaikan pada Seminar Pendidikan Nasional Majelis Dikdasmen Depdik DPP Hidayatullah, Ngawi, 8 Juni. Mulyani, dan Syaodih, N. S. 2007. Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Universitas Terbuka. Naisaban, L. 2004. Para Psikolog Terkemuka Dunia. Jakarta: Grasindo. Padiya. 2008. Delapan Macam Kecerdasan (Online). (http://anwarholill.com/ 2008/04/8.macamkecerdasanuntukberhasil.html., diakses 15 Juli 2007). Sudrajat, A. 2008. Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, dan Model Pembelajaran (Online). (http://akhmadsudrajat.com, diakses 15 Juli 2007). Winataputra, U. 2003. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Universitas Terbuka. Winataputra, U. 2007. Teori Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Universitas Terbuka.