EDUKASI
EFEKTIVITAS PENERAPAN SISTEM PEMBELAJARAN MULTIPLE INTELLEGENCES DALAM PROSES PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM (Studi kasus Kelas VIII Smp Lazuardi Insan Kamil Sukabumi) Hasan Mawardi Dosen STAI Madinatul Ilmi, Depok
Abstrak Tulisan ini mencoba meneliti efektivitas penerapan teori Multiple Intelligences (MI) dalam proses pembelajaran PAI. MI memandang bahwa kecerdasan tidak hanya terbatas pada kecerdasan IQ saja tetapi ada banyak kecerdasan lain. Karena itu, MI memandang bahwa setiap siswa adalah cerdas dan memiliki gaya belajar yang unik. Pelejitan proses belajar terjadi ketika cara mengajar guru sejalan dengan gaya belajar siswa. Tulisan ini membuktikan efektivitas MI ini dalam proses pembejaran Pendidikan Agama Islam (PAI) di SMP Lazuardi Insan Kamil, Sukabumi. Kata Kunci: multiple intelligences, PAI, efektivitas, gaya belajar, gaya mengajar, keunikan.
PENDAHULUAN
S
etiap orang pada dasarnya dapat
ditemui seorang guru atau orang tua
menjadi
setiap
memberikan predikat kepada siswa atau
orang punya potensi yang hebat,
anak berdasarkan hasil prestasi akade-
seharus nya
hebat,
potensi
karena hebat
ini
dapat
mik, jika siswa memperoleh nilai 9 pada
disiapkan sejak kecil dengan mengaktif-
mata pelajaran matematika ia diapresiasi
kan segala potensi yang dimiliki dengan cara
mengembangkan
dengan sebutan anak “hebat, cerdas, dan kecerdasan- pintar”, padahal kemampuan tersebut
kecerdasan yang dimiliki tersebut di
hanya mengukur kemampuan akademis
dalam proses belajar di sekolah, rumah
semata. Namun jika ada siswa atau anak
maupun lingkungan sekitar. Sering kali
yang sangat hebat bermain musik, olah
12
safina
Volume 01/Nomor 01/Maret 2016
EDUKASI
raga, atau berkesenian lain terkadang
narnya memfasilitasi pembelajaran atau
tidak mendapatkan apresiasi yang layak
menyediakan lingkungan yang memung-
dari sekolah atau orang tuanya.
kinkan para anak didik untuk mengem-
Sebagai khalifah Allah di bumi,
bangkan bakat dan kemampuanya secara
sejatinya manusia lahir ke muka bumi
optimal sehingga ia dapat mewujudkan im-
dengan karunia kecerdasan yang b eragam.
piannya dan dapat berfungsi sepenuhnya
Setiap manusia yang terlahir memiliki
sesuai dengan kebutuhan pribadinya dan
kelebihansesuai bidangnya dalam proses
kebutuhan masyarakat (Susanto, 2005:67-
memenuhi kebutuhan hidupnya. Andai
75). Berperan dengan bakat dan kemam-
saja keberagaman itumendapat tempat
puan yang berbeda-beda setiap orang
yang adil maka ia akan jadi kekuatan
membutuhkan pendidikan yang berbeda-
dana modal besar bagi pemiliknya.
beda pula. Pendidik bertanggung jawab
i
Pernyataan tersebut juga menjelas-
untuk memandu dengan cara mengidenti-
kan agar manusia lebih memperhatikan
fikasi kecerdasan siswa dan membinanya
kinerja setiap individu dengan ukuran
serta memupuk (yaitu mengembangkan
prestasinya, tanpa perlu membanding-
dan meningkatkan) bakat tersebut.
kan dengan prestasi orang lain. Hal ini
Pada penerapannya teori m ultiple
sejalan dengan teori kecerdasan dalam
intelligences
psikologi yang diutarakan oleh H oward
kemampuan intelektual yaitu Kecerdasan
Gardner
multiple
linguistik, kecerdasan logika, kecerdasan
intellegences atau disebut juga kecerdasan
visual dan spasial, kecerdasan musikal,
majemuk yang menghargai perbedaan se-
k ecerdasan
tiap individu dan memberikan penilaian
fisik,
berbasis pada individu.
intrapersonal, kecerdasan interpersonal.
Teori
(1982),
yaitu
kecerdasan
teori
majemuk
ini
ini
meliputi
kinestik
kecerdasan
atau
natural,
delapan
gerakan kecerdasan
Semua kecerdasan ini menunjukan bahwa
berangapan setiap orang memiliki cita- teori multiple intellegences berusaha me citanya masing- masing termasuk usaha
ngakomodasi semua kecerdasan siswa
untuk mencapai cita-cita tersebut, meski-
yang ada.
pun cara yang dilakukan berbeda oleh
Teori tersebut muncul karena asumsi
setiap orang. Ini sejalan yang dikatakan
bahwa kemampuan intelektual yang di-
oleh Seto Mulyadi bahwa anak-anak pada
ukur melalui tes IQ memiliki k eterbatasan
dasarnya memiliki kemampuan alamiah
karena tes IQ hanya menekan pada
untuk belajar dengan caranya sendiri
kemampuan logika m atematis dan b ahasa
(Mulyadi, 2007:113). Oleh karena itu cara
semata (Kendari, 2010). Kecerdasan bukan
belajar bagi setiap orang berbeda, sangat
hanya dilihat dari skor yang d iperoleh se-
bervariatif ada yang suka belajar nya
seorang dari hasil tes yang diikutinya. Ke-
dengan cara lebih suka m endengarkan,
cerdasan ini m erupakan kemampuan yang
dengan meragakan langsung, membaca,
dimiliki oleh s eseorang dalam melihat sua-
dan s ebagainya.
tu masalah, lalu menyelesaikan masalah
Peran lembaga
pendidikan sebe-
tersebut dan membuat sesuatu yang dapat
safina
Volume 01/Nomor 01/Maret 2016
13
EDUKASI
berguna bagi orang lain. Ditinjau
benar-benar mengakui adanya perbedaan
dari
keberagaman
kecerdasan
dominan
masing-masing
kecerdasan anak, para pendidik dituntut
individu. Dengan pengelolaan yang benar
untuk dapat mengenalinya dan membantu
maka kecerdasan itu dapat digunakan
dalam meningkatkan kecerdasan setiap
untuk membantu proses pembelajaran
anak didik. Disini peran sekolah sangat
dan mampu menciptakan siswa yang ung-
menentukan dalam m enciptakan sumber
gul. Ketiga MI telah memberikan solusi
daya manusia yang unggul, sayangnya
belajar aktif pada siswa yang sesuai
banyak lembaga pendidik yang secara
dengan kecerdasannya karena, menurut
sadar atau tidak, telah m embunuh b anyak
Gardner (2009), cara belajar siswa lebih
potensi anak didiknya. Munif Chatib (2009)
mudah jika melalui kecerdasan domi-
mengatakan lembaga pendidik semacam
nannya. Seharusnya hal ini,akan san-
ini sebagai sekolah-sekolah robot. Ia meny-
gat membantu dan memudahkan siswa
atakan juga bahwa hanya sekolah-sekolah
dalam proses belajarnya dan meraih
yang berbasis multiple intellegences-lah
prestasi yang memuaskan. Atas dasar
yang pantas disebut sebagai sekolahnya
inilah penulis ingin mengkaji lebih jauh
manusia (M. Chatib 2009, xxi).
penerapan konsep efektivitas multiple
Sesuai
dengan
teori
multiple
intellegences gagasan Howard Gardner
intellegences di sekolah khususnya dalam pelajaran Pendidikan Agama Islam.
(1983) itu, teori ini sangat membantu
SMP Lazuardi Insan Kamil Sukabumi
para pendidik untuk mengenali dan
yang dijadikan lokasi penelitian dimana
meningkatkan kecerdasan setiap individu.
sekolah ini menerapkan strategi pembela-
Sistem pendidikan yang berbasis multiple
jaran yang menekankan keaktifan siswa
intellegences inilah yang menurut Gardner
melalui kecerdasannya masing-masing.
harus diterapkan dengan menerapkan
Konsep yang diterangkan adalah everyone
model sekolah yang berpusat pada murid
is a teacher here (bahwa setiap orang ada-
(student centered).
lah guru). Dengan konsep ini, proses pemb-
Penulis tertarik pada konsep multiple
elajaran memanfaatkan berbagai media
intellegences (MI) karena beberapa alasan,
yang tersedia atau apa saja yang mungkin
pertama multiple intellegences seperti
dapat membantu dalam penyampaian ma-
yang telah disingung di atas berfokus pada
teri. Dalam konteks ini media yang digu-
individu (student centered) yang berbeda
nakan yaitu siswa itu sendiri. Sedangkan
dengan
Sistem
pengelolaan kelas disesuaikan dengan
menjadikan
kondisi tempat terjadinya pembelajaran.
murid seperti robot. yang dampaknya,
Atas dasar ini penulis menfokuskan per-
materi pelajaran seolah diberikan dengan
masalahan penelitian pada: “Efektivitas
paksa sehinga sulit dicerna. Disini mereka
Penerapan sistem pembelajaran multiple
yang diangap gagal dipandang sebagai
intellegences dalam proses pembelajaran
anak yang “bermasalah”.
pendidikan Agama Islam kelas VIII SMP
sekolah
pembelajaran
Kedua,
14
safina
kebanyakan.
seperti
multiple
itu
intellegences
Volume 01/Nomor 01/Maret 2016
Lazuardi Insan Kamil Sukabumi.”
EDUKASI
TUJUAN PENELITIAN
pembelajaran di sini meliputi: 1.
pembelajaran) yang sesuai indikator
Adapun tujuan penelitian ini lebih
keberhasilan dengan menggunakan
diarahkan untuk mengetahui:
pendekatan
1) Alasan penerapan sistem pembe lajaran
multiple
intellegences
di SMP Lazuardi Insan Kamil sistem
2.
nya. Pada saat proses belajar terjadi siswa difasilitasi oleh guru agar belajar melalui kecendrungan kecer-
(PAI) siswa SMP Lazuardi Insan
dasannya. Proses belajar mengajar
Kamil Sukabumi.
kemudian ditutup dengan berbagai
Efektivitas penerapan sistem pem dalam
multiple
Melalui KBM, berupaya menarik melalui kecendrungan kecerdasan-
pembelajaran
pelajaran Pendidikan Agama Islam
belajaran
kecendru
masuk siswa dalam dunia belajar
multiple intellegences pada mata
3)
beberapa
ngan kecerdasan siswa.
Sukabumi. 2) Penerapan
Desain lesson plan (perencanaan
cara yang memberikan penguatan
intellegences
kepada siswa atas materi yang
Pendidikan Agama Islam
dipelajarinya dengan memanfaat-
(PAI) siswa SMP Lazuardi Insan
kan kecendrungan kecerdasan yang
Kamil S ukabumi.
ditentukan. 3.
Evaluasinya dilakukan dengan melihat aspek psikomotorik, afektif dan kog-
PEMBAHASAN
nitif
siswa
dengan
mengunakan
standar penilaian autentik. Berikut dijelaskan beberapa kata kunci dalam penelitian ini:
Pengertian Kecerdasan Majemuk
Pengertian Efektivitas
Melalui berbagai penelitian, G ardner mendefinisikan
Efektivitas penerapan sistem pem belajaran
mengacu
pada
kemampuan
kecerdasan untuk
sebagai
menyelesaikan
bagaimana
masalah, menciptakan produk yang ber-
pergerakan sistem pembelajaran ber-
harga dalam satu atau beberapa lingkungan
hasil mencapai tujuan dari proses be-
budaya dan masyarakat (Gardner 2003,
lajar me ngajar yang diharapkan sesuai
22).Konsep ini menggambarkan definisi
dengan rancangan yang telah disusun
yang lebih luas, bersifat pragmatis dan
sebelumnya. Dengan kata lain melihat
terfokus pada penggunaan kemampuan
perbandingan hasil nyata dengan yang
dalam kehidupan nyata.Ini berbeda de
di rencanakan. Dalam pembahasan ini
ngan definisi yang digambarkan melalui
maka efektivitas penerapan sistem pem
tes bakat standar (tes IQ) yang didasar-
belajaran multiple intellegences diguna-
kan pada kefasihan berbahasa, kosa kata
kan sebagai pendekatan pembelajaran
luas dan kecakapan berhitung yang hanya
pada siswa. Efektivitas penerapan sistem
berguna di sekolah.
safina
Volume 01/Nomor 01/Maret 2016
15
EDUKASI
Teori
kanya serta menjadikan ajaran-ajaran
Kecerdasan yang dikemukakan Gardner
Agama Islam yang dianutnya itu sebagai
dan terkenal dengan sebut an m ultiple
pandangan hidup dan dapat mendatang-
intellegences disingkat MI sangat kuat
kan keselamatan dunia dan akhirat kelak
bergema di kalangan para p endidik
(Drajat, 2000:86).
Sebagai
seorang
psikolog,
karena menawarkan model untuk ber
Sedang dalam pandangan Darmawan
perilaku sesuai dengan yang diyakini
Syah dkk Pendidikan Agama Islam adalah
para guru. Menurut teori ini menunjukan
pendidikan yang memberikan keyakinan,
bahwa semua anak memiliki kelebihan.
pemahaman, penghayatan dan pengamal
Dimana
kecerdasan
an ajaran Islam dalam kehidupan sehari-
manusia menjadi sembilan kategori, yaitu:
hari baik sebagai pribadi, masyarakat,
kecerdasan
bangsa dan negara melalui materi ke
hasil
kajianya
bahasa,
logis-matematis, spasial,
imanan, bimbingan ibadah, al-Qur’an, ha-
naturalis, eksistensial, interpersonal, dan
dits, akhlak, syariah atau fiqih dan tarikh,
intrapersonal (Gardner, 2003:22). Namun
yang bersumber pada al-Qur’an dan
demikian ia tetap mengisyaratkan bahwa
hadits (D. Syah, 2009:28).
musikal,
kinestetis
tubuh,
mungkin ada lebih banyak lagi k ecerdasan
Dari beberapa batasan di atas dapat
dari pada yang pernah ia ungkapkan.
disimpulkan bahwa Pendidikan Agama
Dengan demikian kategorinya dapat disu-
Islam adalah upaya bimbingan yang di-
sun ulang dan ditambahkan.
lakukan secara sadar untuk mengarahkan anak didik mencapai kedewasaan
Pengertian Pendidikan Agama Islam
baik jasmani maupun rohani sesuai dengan ajaran Agama Islam yang pada
Undang-undang Sisdiknas Nomor 20
akhirnya ajaran ini dapat menjadikan
tahun 2003 pasal 30 Bab II menjelaskan
pandangan hidup dan dapat mendatang-
bahwa pendidikan keagamaan berfungsi
kan keselamatan.
mempersiapkan peserta didik menjadi
Sementara
itu
ruang
lingkup
angota masyarakat yang memahami dan
pendidikan Menurut Darmawan, lingkup
mengamalkan nilai-nilai ajaran agamanya
Pendidikan Agama Islam secara nasional
dan menjadi ahli ilmu agama. Sedangkan
untuk satuan pendidikan sekolah terdiri
pengertian Agama Islam:
atas pelajaran al-Qur’an, Hadits, aqidah,
Dalam konteks ini Zakiyah Darajat
akhlak, fiqh serta tarikh dan kebudayaan
menegaskan bahwa Pendidikan Agama
Islam. Sedangkan lingkup Pendidikan
Islam adalah suatu usaha bimbingan dan
Agama Islam di Madrasah meliputi bidang
asuhan terhadap anak didik agar nantinya
mata pelajaran: al-Qur’an, Hadits, aqidah,
setalah selesai dari pendidikan dapat
akhlak, fiqh, Sejarah Kebudayaan Islam
memahami apa yang terkandung di dalam
dan Bahasa Arab (D. Syah, 2009:31).
Islam secara keseluruhan, m enghayati
Tiga inti ajaran pokok tersebut ke-
makna dan maksud serta tujuannya
mudian dijabarkan dalam bentuk Rukun
dan pada akhirnya dapat mengamal-
Iman, Rukun Islam dan ikatan (akhlak).
16
safina
Volume 01/Nomor 01/Maret 2016
EDUKASI
Tiga hal ini aplikasinya didasarkan pada
ketaqwaannya kepada Allah Swt. Selain
sumber pokok ajaran Agama Islam yaitu
itu berakhlak mulia dalam kehidupan
Al-Qur’an dan As-Sunnah (al-Hadis).
pribadi, bermasyarakat, berbangsa dan
Dari beberapa penjelasan di atas, dapat
digaris
bawahi
bahwa
materi
Pendidikan Agama Islam yang diajarkan di
bernegara, serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang pendidikan yang lebih tinggi
sekolah tergantung pada tingkat, jenjang
Menurut KTSP tujuan Pendidikan
pendidikan, dan disesuaikan dengan ting-
Agama Islam dibedakan dengan m erujuk
kat usia siswa, baik secara kronologis
pada
maupun
pendidikan menengah (SMP dan SMA)
psikologis.
Adapun
lingkup
materi PAI yang diajarkan di s ekolah itu
pendidikan
dasar
(SD),
dan
sebagai berikut:
meliputi Ilmu Aqidah, Akhlak, Fiqih, Al-
1.
Untuk
SD/MI
adalah
Qur’an, Tafsir, Hadis, Bahasa Arab, Tarikh
mengembangkan pengetahuan, melalui
Tasryi’, dan Sejarah Islam.
penghayatan, pengalaman, pembiasaan,
Karakteristik
Agama
serta pengalaman peserta didik tentang
Islam secara keseluruhan amat ideal. Islam
Agama Islam sehingga menjadi manusia
agama yang mengajarkan p erdamaian,
muslim yang terus berkembang keimanan
toleransi,keterbukaan,
dan ketaqwaaanya kepada Allah SWT.
egaliter,
kerja
Pendidikan
keras
kebersamaan, yang
bermutu,
Sedangkan untuk SMP/MTs, dan SMA/
demokratis, adil seimbang antara urusan
MA,
dunia dan akhirat, berharta, memiliki
akidah melalui pemberian, pemupukan,
kepekaan terhadap masalah-masalah so-
dan
sial kemasyarakatan (Zuhairini, 1981:60).
penghayatan, pengamalan, pembiasaan,
Islam juga mengutamakan pencegahan
serta pengalaman peserta didik tentang
dari pada penyembuhan dalam bidang
agama Islam sehingga menjadi manusia
kesehatan
muslim yang terus berkembang keimanan
dengan
cara
memperhati-
kan segi kebersihan badan, pakaian,
dan
makanan, tempat tinggal, lingkungan dan
SWT.
sebagainya. Islam telah tampil sebagai
yaitu
menumbuh
pengembangan
ketakwaannya 2.
kembangkan p engetahuan,
kepada
Mewujudkan
Allah manusia
sebuah disiplin ilmu keislaman dengan
Indonesia
berbagai cabangnya.
berakhlak mulia yaitu manusia yang ber-
yang
taat
beragama
dan
Pendidikan Agama Islam bertujuan
pengetahuan, rajin beribadah, cerdas,
untuk menumbuhkan dan meningkat-
produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin, ber-
kan keimanan dan ketaqwaan siswa yang
toleransi (tasamuh), menjaga keharmo-
diwujudkan dalam akhlak yang terpuji,
nisan secara personal dan sosial
Melalui pemberian dan pemupukan pe
mengembangkan budaya agama dalam
ngetahuan, pengamalan serta pengalam
komunitas sekolah (Syah, Djazimi and Su-
an siswa tentang Pendidikan Agama Islam,
pradi, 2009:30-31).
menjadikan manusia muslim yamg terus berkembang dalam hal keimanan dan
serta
Dari penjelasan di atas maka terlihat bahwa
efektivitas
safina
penerapan
Volume 01/Nomor 01/Maret 2016
sistem
17
EDUKASI
pembelajaran
multiple
intellegences
yang lebih baik atau lebih buruk dari pada
yaitu ketepatgunaan atau terlaksananya
cara belajar yang lain. Tidak ada individu
semua tugas pokok usaha dalam upaya
yang berbakat atau tidak berbakat. Se-
untuk membelajarkan peserta didik di
tiap individu secara potensial pasti ber-
dalam proses belajar mengajar dengan
bakat—tetapi ia mewujud dengan cara
memanfaatkan
majemuk
yang berbeda-beda. Singkat kata, tidak
untuk mengarahkan anak didik mencapai
ada individu yang bodoh (artinya setiap
kedewasaan baik jasmani m aupun rohani
individu itu cerdas). Ada individu yang
sesuai
I slam
cerdas secara logika-matematika, namun
yang pada akhirnya ajaran ini dapat
ada juga individu yang cerdas di bidang
menjadikan pandangan hidup dan dapat
kesenian.
kecerdasan
dengan
ajaran
Agama
mendatangkan keselamatan.
Pandangan-pandangan baru yang didasarkan dari teori Howard Gardner
Strategi Penerapan MI
mengenai intelligensi ini telah membangkitkan gerakan baru pembelajaran, antara
Setiap individu adalah unik. Artinya setiap
individu
memiliki
lain dalam hal melayani keberbedaan
perbedaan
cara belajar siswa. Suatu cara pandang
antara yang satu dengan yang lain.
baru inilah yang mengakui keunikan se-
Perbedaan tersebut bermacam-macam,
tiap individu manusia.
mulai dari perbedaan fisik, pola pikir, dan
Pada
intinya
penerapan
cara-cara merespon atau mempelajari
pembelajaran multiple intellegencesini
hal-hal baru.Dalam hal belajar, masing-
memanfaatkan
masing individu memiliki kelebihan dan
yang ada pada siswa dalam proses belajar
kekurangan dalam menyerap pelajaran
mengajar. Munif Chatib (2009) menjelas-
yang diberikan.
kan bahwa pada dasarnya cara mengajar
kecerdasan
majemuk
Disni multiple intelligences bertujuan
adalah strategi transfer informasi yang
untuk mentransformasikan sekolah agar
diberikan oleh guru kepada siswanya.
kelak sekolah dapat mengakomodasi se-
Sedangkan cara belajar adalah bagaimana
tiap siswa dengan berbagai macam pola
sebuah informasi dapat diterima dengan
pikir yang unik.
baik oleh siswa (M. Chatib, 2009:100-101).
Kenyataan agar
siswa
perkembangan
di
dapat
atas
menuntut
dilayani
individual
sesuai
Berdasarkan penelitian yang dilakukan Howard Gardner, ternyata cara belajar
masing- siswa tercermin dari kecenderungan ke-
masing. Konsekuensinya adalah bahwa
cerdasan yang dimiliki oleh siswa tersebut.
pembelajaran
siswa
Dalam konteks ini sebelum membuat
secara individual untuk menghasilkan
perencanaan pembelajaran maka harus
perkembangan
terlebih dahulu mengerti kecenderungan
perlu yang
melayani sempurna
pada
setiap siswa.
kecerdasan setiap siswa.
Setiap orang memiliki cara belajar
Kemudian
yang unik. Tidak ada suatu cara belajar
kecenderungan
18
safina
Volume 01/Nomor 01/Maret 2016
dari itu
kecenderungan-
dibuat
kelompok-
EDUKASI
kelompok kelas, namun satu dari kelom-
ing siswa akan mempermudah guru
pok kelas ini tidak hanya terdiri dari
untuk membuat perencanaan pembela
satu macam kecendrungan kecerdasan
jaran yang sesuai dengan cara belajar
tetapi
siswa.
dari
beberapa
kecendrungan
siswa. Untuk menghindari pemikiran yang sempit, terkadang sebuah aktivitas pembelajaran
mengandung
beberapa
strategi multiple intellegences (M. Chatib
KESIMPULAN
2009, 119). Kecenderungan kecerdasan
Alasan SMP Lazuardi Insan Kamil
siswa ini menjadi dasar dalam membuat
Sukabumi menerapkan sistem
perencanaan pembelajaran atau lesson
pembelajaran multiple intellegences.
plan. Untuk menjalankan ini semua maka perlu adanya keterkaitan antara satu
Penerapan sistem pembelajaran mul-
tahapan dengan tahapan lainya. Tahapan
tiple intellegences di SMP Lazuardi I nsan
sistem pembelajaran multiple intellegences
Kamil pada dasarnya tidak lepas dari
yang harus diperhatikan adalah:
hakikat manusia. Setiap orang memiliki
Konsep multiple intellegences menitik
kecerdasan yang berbeda-beda, ada siswa
beratkan pada ranah keunikan yang selalu
yang kecerdasan matematikanya lebih
melihat kelebihan setiap anak. Lebih
baik dari kecerdasan bahasanya, ada juga
jauh, konsep ini percaya bahwa tidak ada
sebaliknya, serta adanya tingkatan berba-
anak yang bodoh sebab setiap anak pasti
gai kecerdasan yang lain.ii
memiliki minimal satu kelebihan. Apabila
Jadi sebenarnya penerapan sistem
kelebihan tersebut dapat dideteksi dari
pembelajaran multiple intellegences ini
awal, maka kelebihan itu adalah potensi
merupakan wujud penghargaan terhadap
kepandaian sang anak.
berbagai macam kecerdasan yang dimi-
Atas dasar itu, seharusnya sekolah
liki siswa.
menerima siswa baru dalam kondisi
Ini adalah cara-cara Lazuardi meng-
apapun. Tugas sekolahlah meneliti kondisi
hargai atau mengapreseasi kecerdasan
siswa secara psikologis d engan cara
anak. Berangkat dari sini Lazuardi Insan
mengetahui kecendrungan kecerdasaan
Kamil menerapkan sistem pembelajaran
siswa melalui metode riset yang di-
multiple intellegences yang sifatnya secara
namakan multiple intellegences research
individual dan menerima pandangan
(MIR).
multi
Multiple intellegences research (MIR)
dimensi
kecerdasan
dengan
serius.
adalah penelitian untuk m engetahui ke-
Sistem
cendrungan kecerdasan dancara b elajar
intellegences
siswa (M. Chatib, 2010) Cara belajar
pada hakikat manusia yang memiliki
siswa dipengaruhi oleh k ecendrungan
berbagai segi pemahaman berbeda dan
kecerdasannya, dengan mengetahui ke
berdiri sendiri serta menerima keadaan
cendrungan
bahwa orang mempunyai kekuatan untuk
kecerdasan
masing-mas-
safina
pembelajaran pada
dasarnya
multiple kembali
Volume 01/Nomor 01/Maret 2016
19
EDUKASI
memahami secara berbeda dan memiliki
bidang kehidupan dapat dikembangkan
gaya pemahaman yang kontras.
melalui
perbedaan-perbedaan
Untuk
mengembangkan
Dilihat
hakikatnya
dari
sisi
profesi.
kecerdasan
kecerdasan, manusia mempunyai tingkat
beragam
kecerdasan yang berbeda-beda (Amini,
dilakukan oleh sekolah yang mengguna-
2006:81). Mencermati sumber informasi
kan pendekatan seragam.
yang lebih alami terkait dengan bagaima-
ini
tentu
tidak
mungkin
Dalam konteks ini Munif Chatib
na orang-orang di seluruh dunia mengem-
menegaskan
bangkan keterampilan penting, menguna-
berbasis
kan kecerdasanya itu, untuk merespon
adalah sekolahnya manusia, Menurutnya
hidupnya masing-masing. Dengan cara itu
sekolah semacam ini menghargai adanya
akan diperoleh informasi tentang profesi
beragam kecerdasan siswa (M. Chatib,
dan perkembangan kecerdasan dalam
2009:21).
bidang tersebut. Misalnya, pelaut yang
yang
dapat mengenali jalan d iantara ribuan
pembelajaran
pulau dengan mengamati g ugusan b intang
seperti SMP Lazuardi ini, dapat dikatakan
di langit, atau bagaimana merasakan j alan
sebagai sekolahnya manusia. Ini sesuai
yang di lewati perahu yang mengambang
dengan yang diharapakan oleh Kepala
bahwa
MI
sekolah
(multiple
Oleh
yang
intellegences)
karenanya
sekolah
m engimplementasikan
konsep
multiple
intellegences,
di atas air, dan memperhatikan tanda- Sekolah, SMP Lazuardi adalah sekolah tanda di daratan.
yang mencoba melakukan pendekatan
Alasan ini didukung hasil penelitian Howard Gardner (1983) yang menunjukan bahwa
ternyata
budaya
dalam kecendrungan i ntelektual yang dijumpai dalam populasinya. Dengan kata lain setiap budaya di masing-masing mendapatkan
perbedaan
dalam
rangka
menghargai hakikat manusia.
memperoleh
manfaat dari perbedaan kecerdasan ini
tempat
melalui
manfaat
dari
Keadaan Penerapan S istem Pembelajaran Multiple Intellegences Pada Pendidikan Agama Islam Kelas VIII SMP Lazuardi Insan Kamil Sukabumi.
keanekaragaman kecerdasan ini, dengan perbedaan
tempat
kecerdasan
ini
bermacam
dan
akan
keragaman
Proses belajar mengajar di kelas VIII
dijumpai
telah dikondisikan agar efektif sehingga
di
kecendrungan
intelektual
dalam populasinya. Sekarang mengarah keterampilan
belajar
dalam
keadaan
alasan
perbedaan
yang
untuk belajar ini juga diimbangi dengan
dalam
fasilitas yang memadai, namun bukan
ini
berarti semua fasilitas yang dibutuhkan
menjadi lebih jelas, pendekatan seragam
tersedia di sekolah. Sekolah ini tidak
pada pendidikan menjadi semakin tidak
terikat dengan fasilitas fisik yang ada.
masuk akal (Gardner, 2003:109). Dengan
Ruang kelas bukanlah sebuah ruangan
perbedaan
yang membatasi aktivitas siswa-siswanya
20
dan
dapat
yang nyaman. Keadaan yang kondusif
setelah
pada
siswa
kecendrungan
kecerdasan
safina
maka
Volume 01/Nomor 01/Maret 2016
semua
EDUKASI
dalam menuangkan kegiatan.
ini Lazuardi punya standar, minimal
Ketika penulism elakukanp engamatan proses
terjadinya
pembelajaran,
yang
mencakup tiga kompetensi (Mawardi, 2011).
menjadi guru P endidikan Agama Islam, guru
Agama
memberikan
Guru
agama
materi- kecenderungan
memanfaatkan
kecerdasan
majemuk
materinya disampaikan dengan menggu-
pada siswa sebagai cara mengajarnya.
nakan pendekatan pembelajaran multiple
Dengan demikian guru telah menyesuai-
intellegences.
kan
Pada
satu
materi,
menyesuaikan
guru
Agama
cara
mengajarnya
dengan
gaya
belajar siswa.
pembelajarannya
Proses belajar mengajar di Lazuardi
dengan lesson plan atau perencanaan
cenderung membuat siswa aktif sehing-
pembelajaran
menggunakan
ga mereka merespon positif materi yang
beberapa
diajarkan karena siswa belajar dengan
majemuk
senang. Ini juga diakui oleh para siswa,
(yaitu kecerdasan linguistik, kecerdasan
dari empat siswa yang diwawancarai, tiga
logika matematis, kecerdasan kinestetik
di antaranya mengaku belajarnya enak
atau
intrapersonal,
dan menyenangkan sedangkan satu lainya
kecerdasan interpersonal). Kecerdasan
mengaku biasa (Siswa, 2011). Ini sesuai
ini dimanfaatkan sebagai pendekatan
dengan apa yang dikatakan oleh Guru
pembelajaran setelah diketahui bahwa
PAI, “Tentu, yang pertama target atau tu-
sebagian siswa memiliki kecendrungan
juan pembelajaran tercapai, yang kedua
kecerdasan ini.
anak bisa belajar dengan fun. Semua ran-
yang
pendekatan
pada
kecendrungan
fisik,
kecerdasan
kecerdasan
Pendekatan pembelajaran
di
kecerdasan Lazuardi
dalam ditujukan
untuk menyesuaikan cara mengajar guru
ah kognitif, afektif dan psikomotorik ada” (Fadhil, 2011). Cara
mengajar
guru
yang
dengan gaya belajar siswa. Sebagaimana
disesuaikan dengan gaya belajar siswa
yang dikatakan oleh Gardner bahwa gaya
mengindikasikan
belajar siswa tercermin dari kecendrungan
masuk dalam dunia siswa. Siswa dapat be-
kecerdasan yang dimiliki oleh siswa
lajar dengan senang sesuai dengan yang
tersebut (Gardner, 2003:100).
diinginkannya. Pendekatan pembelajaran
bahwa
guru
telah
Pendekatan kecerdasan ini telah
melalui kecendrungan kecerdasan siswa
ditentukan oleh guru sesuai dengan
dapat lebih membantu mereka dalam me-
bentuk
pembelajarannya.
mahami materi yang disampaikan guru.
Pendekatan kecerdasan yang digunakan
Lambatnya siswa mencerna informasi
pada
pembelajaran
dari guru biasanya disebabkan oleh
tidak hanya satu tetapi ada beberapa
ketidak sesuaian cara mengajar guru
kecerdasan. Memang pada penerapannya
dengan gaya belajar siswa. Sebaliknya,
tidak semua kecerdasan itu di terapkan
apabila cara mengajar guru sesuai dengan
atau terimplementasi dalam satu kali
gaya belajar siswa, semua pelajaran (ter-
pembelajaran.
masuk pelajaran matematika) akan terasa
aktivitas satu
aktivitas
Tetapi
dalam
konteks
safina
Volume 01/Nomor 01/Maret 2016
21
EDUKASI
sangat mudah dan menyenangkan. Guru
buat silabus, mengembangkan program
juga senang karena punya siswa yang
tahunan, program semester hingga masuk
semuanya cerdas dan berpotensi untuk
keperencanaan pembelajaran. Dengan
sukses dalam jenis kecerdasan yang dimi-
menerapkan pendekatan pembelajaran
likinya.
ini, siswa menjadi dapat lebih mudah
Dari yang
observasi
telah
dan
dilakukan,
wawancara dapat
kan kecerdasanya. Ketika guru Agama
mengidentifikasi beberapa aspek penting
menyampaikan materi tentang dendam
atas
pembelajaran
misalnya, strategi yang digunakan adalah
multiple intellegences dalam Pendidikan
meminta siswa mencari informasi dan
Agama Islam. Dengan melihat beberapa
melakukan analisis. Dengan memanfaat-
aspek penting dapat diketahui gambaran
kan strategi ini maka terakomodasi be-
efektivitas penerapan sistem pembelajar
berapa pendekatan kecerdasan yang telah
an multiple intellegences pada Pendidikan
dijelaskan di atas.
penerapan
penulis
menerima materi sekaligus mengembang-
sistem
Agama Islam. Aspek penting yang dapat diidentifikasi antara lain bahwa: 1.
Proses
4.
Media pembelajaran dengan
pendekatan multiple intellegences, dapat di
memanfaatkan semua sarana yang ada.
pendekatan
Media yang digunakan tidak bergantung
multiple intellegences yang terlihat pada
pada fasilitas yang di ediakan di sekolah,
setiap kegiatan dikelas mengharuskan
tetapi dapat memanfaatkan media apa
seorang
guru
saja yang disediakan alam.
minimal
tiga
Lazuardi
pembelajaran
menggunakan
untuk
memanfaatkan
pendekatan
kecerdasan
siswa.
Efektifitas penerapan sistem
2.
Guru
dituntut
untuk
pembelajaran multiple intellegences
mengetahui kecendrungan kecerdasan
dalam Pendidikan Agama Islam (PAI)
masing-masing
dapat
siswa SMP Lazuardi Insan Kamil
untuk
Sukabumi
siswa
memanfaatkan
agar
kecerdasan
itu
melakukan proses transfer ilmu atau belajar mengajar. Setiap awal tahun
Efektifitas penerapan pendekatan
ajaran, guru mengobservasi kecerdasan
sistem pembelajaran multiple intellegences
masing-masing siswa dan mendiskusi-
dalam
kanya dengan guru lain. Dengan begitu
Pendidikan Agama Islam di SMP Lazuardi
guru-guru tersebut dapat mengidenti
Insan Kamil Sukabumi yang baru ini
fikasi kecendrungan kecerdasan siswa
dinilai berhasil. Efektifitas itu terlihat dari
masing-masing.
hasil observasi di kelas, pendapat Kepala
3.
Dalam
konteks
proses
pembelajaran
pada
strategi
Sekolah, guru dan tanggapan siswa-
mengajar, guru mengunakan p endekatan
siswi yang kesemuanya menggunakan
multiple
instrument yang dikembangkan untuk
intellegences.
pembelajaran
dengan
Pendekatan memanfaatkan
kecerdasan ini diterapkan mulai dari mem-
22
safina
Volume 01/Nomor 01/Maret 2016
kebutuhan studi ini. Di
SMP
Lazuardi
Insan
Kamil
EDUKASI
Sukabumi
implementasi
pembelajaran berjalan
multiple
efektif
sistem
dekatan multiple intelligences siswa dapat
intelligences
lebih aktif dari sekedar pembelajaran bi-
meskipun
masih
asa. Siswa-siswi yang diwawancarai juga
dirasa belum optimal. Hasil pengama-
menyatakan bahwa belajar di sekolah ini
tan menunjukan bahwa implementasi
menyenangkan. Dari empat siswa yang
yang dilakukan guru-guru dalam se-
diwawancarai, tiga menyatakan lebih sen-
tiap kegiatan belajar dapat dikatakan
ang belajar di sekolah ini, sedangkan yang
konsisten. Dalam setiap kali pertemuan
satu menjawab biasa saja, jika dibanding-
para guru selalu mengunakan pendeka-
kan dengan sekolahnya yang sebelumnya
tan ini. Siswa aktif mengikuti pelajaran
(Mawardi, 2011).
dan merespon positif setiap materi yang
Keberhasilan dalam akademik di
diberikan guru. Hal ini diperkuat oleh
Lazuardi dilihat dari kriteria ketuntasan
pendapat kepala sekolah dan guru yang
minimal (KKM) dan hasil nyata berupa
menyatakan dengan m enggunakan pen-
produktifitas siswa.
Dalam konteks ini Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib kw menyatakan: “Perhatikanlah kinerja dan kerja setiap
i
individu. Jangan mengukur prestasi seseorang dengan prestasi orang lain. Ketika seorang menyelesaikan suatu pekerjaan, jangan kikir untuk memujinya, jangan Anda berpikir pekerjaan kecil dari seorang besar menjadi besar, dan pekerjaan besar dari seorang kecil menjadi remeh.” (ash-Shadr, 2001:26). Walaupun pernyataan Imam Ali ini ditujukan kepada gubernurnya, namun hal ini menunjukkan apresiasi beliau yang besar terhadap kemampuan setiap individu. Pernyataan di atas juga menyinggung tentang pengelolaan keberagaman individu yakni dengan memperhatikan kinerja individu atau proses dan penilaian terhadap prestasi seseorang tanpa membandingkannya dengan prestasi orang lain, melainkan dengan melihat pada kemampuan individu itu s endiri. Sebagaimana yang diilustrasikan kepala sekolah sebagai berikut,“ … itu ada lubang, kita mau masukkan
ii
klereng dari sini kesana. Nah ketika kita mau masukkan klereng ke dalam lubang itu. kalau kita mengajarnya tanpa tau kecerdasan anak, kita lempar saja. Kemungkinannya masuk apa nggak?. Kebanyakan nggak, nah gimana caranya kita mencari pendekatan atau metode. Kita ambil pipa, kita masukan ke dalam mulut lubang tadi, lalu kita taruh disitu, pasti masuk nggak? Pasti. Nah, berangkat dari situ kita percaya bahwa anak-anak memiliki kecerdasan berganda, jadi mereka memang sangat cepat untuk beberapa hal, mungkin misalnya anak ini tidak cerdas matematika, tapi dia mempunyai kecerdasan yang lain, mangkanya pembelajaran di kelas diusahakan bisa memberikan pendekatan dari sembilan kecerdasan tadi.” Transkrip wawancara dengan Kepala Sekolah.
safina
Volume 01/Nomor 01/Maret 2016
23
EDUKASI
Bibliography Amini, Ibrahim. 2006. Agar Tak Salah Mendidik Anak. Jakarta: Al-Huda. ash-Shadr, Baqir. 2001. Sistem Politik Islam. Translated by Arif Mulyadi. Jakarta: PT Lentera Basritama. Chatib, Munib. 2009. Sekolahnya Manusia. Bandung: Kaifa. Chatib, Munif. 2010.”Penerapan Pembelajaran Berkualitas Melalui Pendekatan Multiple Intelligences.” Depok: Kampus STAI Madinatul Ilmi. Drajat, Zakiah. 2000. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta: Bumi Aksara. Fadhil, Marwan, interview by Hasan Mawardi. Transkrip Wawancara dengan Guru Agama (Desember 15, 2011). Gardner, Howard. 2003. Multiple Intelligences. Batam: Interaksa. Kendari, Tahang. “myfortuner.wordpress.com.” 08 10, 2010. https://myfortuner.wordpress.com/2010/08/10/214/ (accessed 07 12, 2012). Mulyadi, Seto. 2007. Home Schooling Keluarga Kak Seto. Bandung: Kaifa. Mawardi, Hasan, interview by Hasan Mawardi. Transkrip Wawancara dengan Kepala Sekolah (Desember 15, 2011). Syah, Darmawan. 2009. Pengembangan Evaluasi Sistem Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Diadit Media. Syah, Darwan, H. M. A Djazimi, and Supradi. 2009. Pengembangan Evaluasi Penerapan Pendidikan Islam. Jakarta: Diadit Media.
24
safina
Volume 01/Nomor 01/Maret 2016
EDUKASI
Susanto, Handy. “Menerapkan Multiple Intellegencies dalam Sistem Pembelajaran.” Jurnal Pendidikan Penabur (BPK Penabur), no. No. 04/Th. IV (Juli 2005). Siswa, interview by Hasan Mawardi. Transkrip Wawancara dengan Siswa (Desember 15, 2011). Zuhairini., et. al. 1981. Metodik Khusus Pendidikan Agama. Malang: Fakultas Tarbiyah IAIN Sunan Ampel.
safina
Volume 01/Nomor 01/Maret 2016
25