PEMBELAJAIIAN KOOPERATIF SEBAGAI SALAI{ SATU MODEL PEMBELAJARAI{ AICIF DI PERCURUAN TINGGI Sri Haryati I'KIP Universitas Tidar Magelang ABSl:RACT The Indonesian
Kelvonls : Cooperatiw leuming, leaming model, active teaning,
A.
PENDAHULUAN Pendidikan di lnddnesia masih perlu terus dikembangkan dan ditingkatkan, terutama dari segi mutunya, karena hasilnya masjh belum sesuai yang diharapkan.. Salah satu i{dikatornya adalah Human Derelopnent Index (HD\ atau indeks daya saing bangsa. yang merupalan salah saru hasil pendidikan 5ang masih mernpriharinkan. pada
lahun ini llDI bangsa Indonesia berada pada raziing I 14 dari I l7 negara ) ang dilclili. turun dari I I 3 pada liga tahun rerakhir. Di anrara koilponen pen?idikan yang lain, kegiatan proses belajarmengajar merupakan faktor yang sangat dominan penentu keberhasilan atau k€efeldifan pendidikan. Telah banyak usaha dilakukan pemerintah
dan pemangku kepentingan pendidikan dalam meningka;kan
mutu
pembelajaran nam n belum banlak rnehccahkan masalah tersebut. Telah banyak inovasi pembclajaran dilakukan. baik pada pendidikan dasar, menengah, atau tinggi, nam]]r masih banyak ditemui p;hkanaan
pembelajaran yang hanya nienel
kognitif
kurang
Iol.36,\o.2. l5.lannai 201) : 11 60 menekankan aspek afektif rnaupun psikomotorik. Aspek kognitifpun hanya pada tataran hafalan (knowledge), pengertiur (comprehen.\ion), pembelajaran yang dan penerapan (npplicalion). kurang 'nenekankan (high order thinkilg). yaitu analists menstimolasi berfikir tingkat tinggi krralyrr'r). sintesis (j],r,r,hdrr9, dan evaluasi (eraluation), apalagi kreasi (crcation).
Model pembelajaran yang d;gunakanpun belum
banyak
memfasilitasi p€serta didik untuk belajar secara aktif \active learning), kooperatif (cooperative leami|tg), dan konleksltJal (contexutol leachinglearning). Sebagai akibatnya pembelajaran lebih banyak didominasi pendidik sehingga kegiatan pescrta didik (lrrte or? tart) kurang optimal. Model pembelajaran merupakan bagian dari struktur pembelajaran yang memiliki cakupan yang luas. Di dalarnnya tcdapat pendekatan, strategi, metode dan teknik pembelajaran. Salah satu aspek penting dari sebuah model pembelajaran adalah sintaks (Iyrl@1), yang merupakan langkahJangkah baku yang harus ditempuh dalam imp!ementasi model tersebut. Sintaks seharusnya tercennin dalam langkahlangkah pembelajaran khususnya yang dirinci dalam kegiatan inti pembelajaran. Dalam mengembangkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) atau SAP (Satuan Acara Perkuliahan) yanS menerapkan satu model pembelajaran tertentu, seharusnya aktivitas dosen mencerminkan sintakssintaks model pembelajlaran yang dipilih, demikian juga aktivitas mahasiswa seharusnya mencenninkan bagaimana perilaku dan model interaksi yang- dipcrsyaratkan. Dosen sebagai pengembang RPP seharusnya memiliki pemahaman yang rnemadai tentang model-model pembelajaran sehingga implementasinya dalam pembelajarar tepat dan tujuan pembelajaran bisa te.capai secara efektif. Dalam kenyataan masih banyak dosen hanya menggunakan model pembelajaran konvensional yaitu dengan menggunakan metode ceramah yang menyebabkan mahasiswa pasifyang tidak sesuaidengan pamdigma pendidikan sekarang yaitt) sfitdent centered, yang berbasis pembelajaran akrif-
45
Pe belajtah Koopeutll S.baaai
Sdldh lidL!
Lla.tetpe betain?h ... (Sti Hu,oti)
B.
PEMBELAJARAN AKTIF DI PERGURUAN TINGGI Pembelajaran akdf facti'e leaninSl neliputi semua model, sftategi, pendekatan atau metode yang digunakao dalan pembelajaran untuk
n\elibatkan (engaging) m.ihasiswa agar dapat melaksanakan pembelajaran atau perkuliahan secara aktifl Bonwell & Eison (1991) menggambarkan pembelajaran aktif sebagai berikut; 'though the temr 'acth)e leami g' has neyer heen precisebt defned in educalional literalure, some general characterittic,t arc comrjoily associated a)ith lhe u& ofslralegies prcmoting clctive learnihg in the classroont: Studentt $e involwal activeb) in nole than listeni g, Less enphatis is placad tran\nitting informdtion and hore on
. . . .
dewloping st defl's \kills, Sludentt tue engaged in actiitici k.g. reading, tliscussing, and
wrilinq, Greater emphasit is placeal on student'.t ?xploration of theb o.r/tl attitudes akl valucr" (Ragains. 1995 dalam DBE 2-USAlD, 2010:46).
Lebih lanjut dijelaskan bahwa pembelajaran akrif adalah pembelajaran yang melibqtkan pembelajar untuk melakukan sesuatu dan berpikir mengenai apa yang dikerjekannya. Dengan demikian esensi pembelajaran aktif sesungguhnya adalah belajar bagaimana caranya belajar (eam how to lealkJ. Brt&e Lee (Bea1tie, S, 2005) dengan tegas mengugkapkan bahwa "Le.tmihg i! delinitely hot mere ihitation, not is it tfu ability to aceunukte and regtgitate fbed hw,ledge. Learkihg is .a constont proces.\ of tliscovery, a prca:ess without end". lelas bahwa pembelajaran hendaknya tidak hanya tleniru atau mengulang-ulang. Pembelajaran mempakan sebuah proses menemukan secaaa teruamenerus, sehingga harus berfokus pada pembelajar.
Ada banyak cara yang .dapat digunakan untuk melibatkan pembelajar, al.t,ra lain "experientia,l 1earyrrg, pembelajaran kooperatif, metode studi kasus, simulasi, bermain peran, tutor sebaya, keda lapangan, belajar- mandiri, tugas perpustakaan dan omputer aiditl initluction (Keyser, M.W.. 200q1 Shategi atau metode pembelajaran .46
Iol
aktif dipilih
36 ,\o. 2.
It
Januari
20l) : !t 60
dengan berdasar pada berbagai pertimbangan termasuk
pe
embangan pembelajar' Penerapan pembelqiaran aktil di perguruan tinggi didasarkan pada prinsip bahwa cara belajar tcrbaik bagi mahasiswa adalah dengan
maleri dan tinC,[.at
melakukan, dengan menggunakan semua inderany4 dan dengan mengeksplorasi lingkungannya yang terdiri atas orang, hal, {emPat dan kejadiaD yang terjadi dalam kehidupan nyata (pembelaiaran kontekstual).
Selain itu, melalui belajar dari pengalaman langsung dan nyata hasil belajar akan lebih optimal dan be nakna bagi mahasiswa. Pembelajaran aktif di perguruan tinggi menjadi penting karena tiga hal (Handbook of The Center lbr Teaching und Leaming Stanf)td U1i|er.tit),,2007): . Active ledrnih{ ptomolcs independenl. cti[icul, and thinkinS . Acti|e leaming promotes colltlrolulion . Actiw learning inat'ea\cs slttdenl im'eslmcnl loliltatioh ond perfoma:hce. Tampak dengan jelas bahw4 pembelajaran aktif dapat mengangkat tingkal pembelajaran dari ketrampilan berpikir tingkat rendah (pengamatan, menghafal dan mengingat infonnasi, pengetahuan akan gagasan umum-ydkni tentang apa, di mana dan kapan) hingga keterampilan berpikir tingkat tinggi (memecahkan rnasalah, analisis, sintesis, evaluasi-yakni tentang bagaimana dan mengapa), dan bahkan sampai pada tingkat menemukan atau menciptakan (credrior). Khusus di perguruan tinggl kekuatan pembelajaran aktil' yang mengembangkan keterampilan berpikir tingkat tinggi perlu menjadi perhatian.
C.
MODEL PEMBELAJARA N lsrilah model pimbdlajaran dibedakan
dari istilah skategi pembelajaran, metode pembelajhran. atau prosedur pembelajaran. Istilah model pembelajaran mempunyai makna yang lebih luas daripada suatu strategi, pendekatan, metode atall prosedur. Model pembelajaran adalah pola interaksi antara mahasisrvE dosen, dan materi pembelajaran yang mencakup stmtegi. pendekatan; m€tode. dan teknik pembelajaran (Arends. R.1.,2007). 47
Pehhelajtud, Kaopkttil Seb4g.ji Sdtoh S..tx tuladet penbetaiaru
_tstiHdltdij
. _ luherman. dkk (2003) menguraikan bahlva strategi pembelajaran adalah siasat atau kiat yang dircncaoakan oleh guru atau iosen terkait dengdn segrnap persiapdn pemhclajaran uga, p"iaksunaun petnbelajaran berjalan dengan lancar. dan tujuan pembelajaran dapat dicapai secara
efektiL Jo0i dalam A;itah W. dkk. (2009: 1.24) menjelaskan srrategi pembelajaran adalah ilmLr atau kiat di dalarn nrefranfaatkan segal-a sumber yang dimiliki dan/atau yang dapat dikerahkan untuk mencipai tduan yang lelah ditetapkan. Sedangkan pendekatan adalah cara yang ditempuh oleh guru atau dosen dalarn pclaksanaan pembelaja.on ugu, idi rl'lif )ang disajilan dapar di;jdanBsi unrLrl kemudian dipahami oleh tnahasis*a. Jadi pendekatan pembehjaran merupakan cara memandang lcrhadap pembelajaran rAnirah W. Jkk.:2009:1.2J, Terdapat dua jenis pcndekatan dalam pembelajaran aktil yaitu:
pendekatan
fang bersifat mctodologis dan
pendekatan maierial.
P€ndekatan metodologis menyangkut cara mahasiswa mcngadaptasi ide
aktif yang disgiikan ke dalam struktur kognitifnya, yang sejalan dengan cara yang diteinpuh ol€h dosen dalam menyajikan bahin pembelajaran tersebut. Conbh pendekatan metodologis antara lain adalal pendeiatan intuitif, analitik, sinretik, sphal, induktif, deduktif. rematik, realistik, dan heuristik. Sementara itu, p€ndekatan material yaitu menyajikan konsep aktif melalui konsep aktif lain yang telah dimiliki- mahasisrva. Contoiny4 nenyajikan konsep penjumlahan dengan nenggunakan pendekaran garis bilangan atau himpunan. Anirah w. dkk. (2db9:1.23) meij€laskan pendekatan pembelajarat dibedakan menjadi pendekatan sistem,'pendekatair siswa aktii pendekatan yang berpusit pada akivitas Euttr (tedchercefitercd) dan pend€katan yang berpusat pada aktivitas siswa (.ttudents-centered, Pe?ldekatan sistem memandang pembelajaran
terdiri atas unsur-insur yang saling berltaitan dan -"rnltiki hub*gun sistematis. Dengan menerapkan pendek8tan sistem, guru/doien hendaknya merancalg dan nelaksanakan pembelajarai' dengan
memperhatikan hubungan antarkomponen pembelajaran untuk mencalai tujuan pembelajaran. Pendekatan siswa aktif memandang pernbelajaran
akan terjadi apabila mahasis\ a .terlibar akLif
hl
36r;o.2. 1)Jan ati201" J1-60
hendaknya mengembangkan pgmbelajaran yang memungkinkan dapat dijadikan rvahana bagi mahasiswa untuk terlibal aktif dalam memahami berbagai kekomplekan dunia. Anilah W. dkk. (200q l.24) menjelaskan metode pembelajaran adalah cam yang diSunakan dosen dalam membelajarkan mahasiswa' Lebih laniut. menurul Joni dalam Anitah W. dkk. metode adalah berbagai cara ke{a yang bersifat retatifumum yang sesuai untuk mencapaitujuan t"rt"ntu. B"b"iupu bentuk metode mengaja. yang kjta kenal adalah ceramah, diskusi, tanya iawab. simulasi. pemberian tugas keria kelompok, demonstrasi, eksperimen, pemecahan masalah' inquiry, dan sebaeainva. Metode ini memual prosedur pelnbelajaran yang dipilih unrui membantu para mahasis[a untuk mencapai luiuan atau untuL
membantu mereka menginternalisasikan isi atau pesan Seorang dosen aktif mampu menggunakan metode ceramah dengan baik dan benar karena ia irenguaiai tekniknya. Teknik pembelajaran lnengacu pada raqam khas -penerapan suatu metode sesuai dcngan latar penerapan
t"iantu, tap"ati k"autnpuan dan kebiasaan dosen. ketcrsediaan peral: an' kesiapan mahasiswa dan sebagainya (Anitah w 2009:125) Teknik nembelaiaran adalah cara unik dan jilu lang dipakai oleh seseorang dalam,nen..apkan sebuah metode. Misalnya- dengan menggunakan
metode tanya jawab, seotang dosen menerapkan teknik-teknik bertanya tenentu, beigantung dari tujuan bertanya dan jawaban yang djinginkan Pertanyaan memiliki beragam b€ntuk, misalny4 pertanyaan diagnostik' oenanvaan rnenqqali /, rohing| dan lain-lain Voaet p.tb-.lujarun mempunyai sejumlah ciri lias yang tidak dipunyaioteh strategi atau oetode tertentu, yait:ut ra$ional leorelik yang logiiiao kuat yqng disusun oleh pengemban gny4 sinlakt yang berupa ringkah laku atau polii atau langkah pembelajaran yang diperlukan agar mo-det tersebut dapat dilaksanakan dengan sukses: stitell sosial yang
'
berupa kaidah atau tata atumn yang dirancang dan dis€pakati untLlk dijalankan dalam proses pembelajaran, printip reaksi )'ang menata bagaimana interaks; antar semua pihak yang terlibat dalam troses
p"i'b.luiurun seharusnSa berlangsungi sislem pendukunp berupa peranprlat pembelajaran dan perlengkapan lainnla baik unluk dosen 4g
Pehhelaj.rEt Kooperui/ Sehagai Satuh Soht M()det penbetalaru (SriIlanwt, ...
maupun untul.mahasis$J Jan untuk prose! pembelajaran yang akan drlaksanakan: dut donTu* ins!ruL,io,1ol berupa rujuan p"rntj4urun
,k
dicapai baik secara Iangsung
maup0n berupa dairpak ",(nurhrant .Jlectr, Mo(lel pembelajaran aklif di perguruan \e.ngr.tng lain melipuri: model pembelajaran langsung. -modet g"T lllqgi, -m pembelajaran kooperalili
JTg,
dan model pembelajaran berbas is
asa-lah.
D,
MODEL PEMBELAJARAN KOOPDRATIF kooperatif dilakukan dengan membentuk kelompok .kecilPembelajamn yanganggotanya heterogen [nhlk bekerj; sebagaisebuah tim rlaiam
menlelesaikan masalah, tugas.
auaLr
lnengerjakan seiuaru unruk mencafai
lujuan bemama. Belajar kooperatif adalah pembelaiaran
rano menggunalan lelompok kccil sehingga nrahasiswa bekerja Uersami untuk memaksimolkan kegiatan belajarnya sendiri danjuga anggora yang lain (Anitah w. :2009:J.7). bentuk hadiah atau struktur pencapaian - Menurut -teori motivasi, tujuan.saat mahasiswa melak kan kegiatan rnerupakan motiiasi jaiam pembelajaran kooperarill Srruklur luiuar kooperatif menciputan srraiu srtuasi bahwa luiuan pribadi dapal rercapai hanya apabila ielomook itu berhasil., Sebelum pembelajaran kooperar if d irerapkan, mahasisw; perlu kerereun pilan-kerera mp i lan kooperarif yang akan digunakan :l:19:t"l"j bekerJa^dalam rim. Model pe'nbelaiaran ini sejalan J.ngun sul-luh ruru pnnsrp U I L. yailu /.,.rrr!hg communiry i. Tujuan Model pembelajaran Kooperttif .a. Membahtu mahasiswa untuk me4capai hasil belajar optimal dan mengembangkan keterampilan sosial mahasisw;. b. Mengajarkan keleranpitan bekerja sama dan berkolaborasi. c. Memberdalakan mahasjJwa kelompok alas sebagai lutor sebaya bagi k€lonpok bawah. 2. Msofaat Model Pembelijaran Kooperatif a. Meningkalkan hasil belaiar pembelaiar. b. Meninglarkan hubuirgan anlarkelompok. belajar kooperarif membeai kesempatan setiap mahasiswa untuk
'kepada 50
lin
16
\o
2.
15
JaM.ti
berinteraks; dan beradaptasi dengan teman satu
20ll: lJ
tim
60
untuk
mencerna materi Pelajaran. c. Meningkatkan rasa percaya diri dan motivasi belajar. belajar kooperatifdapat membina sifat kebersamaan, peduli satu sarna lain dan tenggang rasa, seria mempunyai msa andil terhadap keberhasilan tim. d. Menumbuhkan realis&si kebutuhan penrbelajar untuk belajar berpikir. bclajar kooperatif dapat diterapkan untuk berbagai mateii aiar. seperti pqmahaman yang rumit, pelaksanaan kajian
e.
f.
proyek, dan laiihan metnccahkan masalah. Meradukan dan menerapkan pengetahuan dan keterampilan. Meningkatkan perilaku dan kehadiran di kelas
g. Relatif murah karena tidak mcmerlukan biaya khusus untuk menerapkannya.
3.
Prinsip Utama Model I'cmbelajaran Kooperatif a. Kesamaan tujuan. luiuan yang sama pada mahasiswa dalam kelompok membual kegiatan belajar lebih kooperalif f. Kercrgantungan positif. Beberapa mahasiswa direkrut sebagai anggota kelompok karena kegiatan hanya dapat berhasil jika anggota dapat bekerja sama Ketergantungan antara individu. individu dapat dilakukan dengan berbagai cara yaitu: l. Beri anggota kelompok peranan khusus untuk membentuk
. '
pengamat. peningkatJ penielas atau perekam. Dengan cara ini.-tiap individu memiliki tugas khusus dan kontribusi tiap kelompok dipetlukan untuk melengkapi keberhasilan tugas. 2. Bagilah tugas rlenjadi sub-sub tugas yang diperlukan untuk nelolgkapi keberhasilan tugas. Setiap anggota kelompok
diberi subtugas. lnput diperlukan oleh seluruh
l.
anggota
kelompok.
Nilailah kelompok sebagai salu kesatuan yang terdiri dari individu-individu. Mahasiswa dapar bekerja berpasangan dengan penilaian tiap pasangan dengan penilaian tiap pasangan.
5l
Pe"tbelajarah Kooperurl sthagai satuh Sdu r,h.let |enbetdjafta
4. Stuktur. tujuan kooperatif
dan
..
(Sti
rratlut,
kompetitif
dapat
dikoordinasikan.dengan m(nggunaLan Lelompok belajar kooperaltl: menghindari pcnenlangan saru sarna lain. - ( iplakan siruasi lanr.asi 5. lang menjadikan kelompol bekcrja bersama untul, membargun keLuaran imajinaiili dengin aturan yang ditetapkan oleh situasi. Pe.b.edaan antara belajar kooperatif dengan belajar kelompok dilihat pada tabel berikut Belajar Kooperatif Belajar Kelompok
Memi I iki b€ragam model dan jeknr'
k-
Hanya memiliki satu model.
yairu beberapa sisrva ergabung
Memiliki struktur, jumlun, ian t"toitl terlentu rYlengaK
dalarn satu kelomDok
."ra. y"itu rlenyclesaikan tugas tenenlu
Memiliki salu bersama-sama
r(an semua
anggola kelompok unfUk berperan seria dalam penyelesaiqn titgas tertentu Belajar kooperatif me ngs;ls nfi;G rLs i sosialisasi di an@ra anAgolanva
Menirnbulkan keterBantungan
antar
.;"r,r" anggota
Sangal tergantung dari rlli-Eiif seliap angHota kelomDok
4. lkrakterisrik lrlod"t p".b"tujfi;T;op"*;"tif -: a. Kelompok dibenruk dari mahasiiwa yang
me niliki kemampuan ringgi. sedang, dcn rendai b. Jika memungkinkan. seriap ang8ota kclomT,ok beftsal dari res, budaya, suk u. jenis kelomin yang berbeda.
-
.
c. Mahasiswa belajar dalam keloirpol sccara kooperarif d.
unruk menuntaskan matf ri belaiarnva. Penghargaar lebih beorienraii lelompok daripada indivirJual.
- Sisfem Penilaitn dan Evaluasi Model pernbelajarao 5. Kooperatif dalam pembetajaran kooperarif dirancang sebaCai _^-,1:llrll pen aran olenrjk, yang.tidak han)a menilai dan merigevaluisi presEsr al(ademd(. leupi juga menilai kerjasama penampilan t(elerarnprian kooperati[. .dan lain_lain. penilaian lni mutlak 52
Yol 36 l\o. 2.
15
Jaru.ti 2ol] : .U-60
membutuhkan rubrik yang lengkap dengan r;ncian indikator yang
memungkinkan terlaksananya penilaian dengan derajat objektivitas seoptimal mungkin.
6. Keterampilan dalam Pembelajaran Kooperatif Keterampilan yang dimiliki mahasiswa dalam mengikuti pembelajaran kooperatif antam lain: a. Tingkat awal
. . . . . . . . . . . . .
. '
Menggunakankesepakatan
Menghargaikontribusi Menggunakan suam Pelan NTengambil giliran dan berbagitugas Berada dalam kelompok Berada dalam tugas
Mendorongpartisipasi Mengundang orang Iain befticara Menyel€saikan tugas tepai waktu Menyebutkan nama dan memandang pembicara Mengatasi gangguan
Menolong 6npa memberiiawaban Menghormati perbedaan individu. b. Tingkat menengatl M€nunjukkan penghargaan dan simpati
. . .
. . . r . . .
Menggunakan Pesan'saya'. M€ngungkapkan tidak setuju dengan cara yang dapat
diterima. Merdengarkan dengah aktif. Bertanya.
Membuat ringkasan. Menafsirkan. Mengatur dan mEngorganisirM6meriksa ketepatan.
MenerimatanggurBiawab.
5l
Peolbelajan KaopetutilSebdAaiSatdhsdtuMo(Iett,enbetaiara...(SriHd4,ati)
. .
Menggunakankesaba€n. Tetap tenang.
c. lingkat mahir
. . . . . .
Mengelaborasi. Memeriksa secara c€rnat Menanyakankebbnaran. Menganjurkan posisi. Menetapkan tduan berkompromi, Menghadapi masalah-masalah khusus.
7.. Sintaks Model Mo Pen belaiaran KooDeretif fase
Iudikator
Aktivitas Dosen
KeMcnyampaikan tujuan dan memotivasi nrahasiswa
t. 3-
4.
Menyajikan inlbnnasi
Dosen menyanpsikan lujuan pembelaiaran {slandar konrpelcnsi) }ang ingin dicapai pada pernbelajaran tercebut dan memotivasi mahasislva belajar. Dosen menyajikan informasi kepada mahasiswa dengan jalan demolstrasi arau lewat bohan bacaan.
Dosen menjelaskan tepiai--milasisrva mahasiswa ke bageinana cara nrembentuk kelompok dalam kelornpok, belajar dan membantu setiap kelompok aqar keiompok belaiar melakukan perubahan yans efrsien. Membimbing Dosen membimbing k e lonr pol - kilomi6 k kelompoli bekerja belajar pada saal mereka tnenBeriakan rugas dan belajar dalaln hal menggunakan kercrampil-an Mengorganisasikir
n
Rooperatjf. 5
Evaluasi
6.
Memberikan penghargaan
Dosen mengevaluasi lasit fetaia, reruang malen yang teiah dipelaiar; auu masing_ masing kelompok menyaiiian hasit t<erian"i
Dosen memberikan cara-cara,r,,tut mEnghargai. bcik upa)a maupun hasil belaiar individu dan kelompok.
54
l,ol
36 ,\.,- 2. 1)
Ja'
ari
)0ll :
6A
8. Lingkungan Belaiar Model Pembelajaran Kooperatif Lingkungan belaiar dicirikan oleh lingkungan demokratis dan peranan akif mahasiswa dalam menentukarl apa yang harls dipelajari dan bagaimana cara mempelajarinya. Lingkungan
belajar untuk dapat melaksanakan pembelajaran kooperatil adalah:
a.
Melode
: mctode mengajar
_
yang dapat digunakan
adalah penemuan inkuiri. pemecahan masalah, atau pemberian tugas melalui
c.
kontekslual atatt open ended. : buku mahasiswa" LKS Peralatan/bahan : sesuai dengan maleri
d.
Prasaran rsarana:
b.
Media
kelas yang dapat digunakan untuk diskusi kelomPok.
9.
Sistem Man.jemen Model Pembclajaran Kooperatif
a. Dosgn membagi mahasiswa dalam kelompok kecil
4-5
oraig/kelompok.
b. Dosen menjelaskan prosedur, kerja kelompok. c. Doscn membimbing kelompok jika diperlukan dan memonitor semua kegiatan mahasiswa.
d. Materi pembelajaran seperti buku dan LK harus tersedia. e. Dosen memberikan kuis pada setiap akhir pokok bahasan secara individual.
. f. Dosen- memberikan penghargaan pada kelompok
l0-
yang
bcrhasil. Keterbatssan P€mbelaiaran Kooperatif a. Memerlukan waktu yang cukup bagi mahasiswa untuk bekerja daldrn tim. b. Memerlukan latihanagar mahasiswa terbiasa belajar dalam tim. c. Model pembelajaran kooperatif yang ditempkan harus sesuaj dengan pembahasan materi ajar, materi ajar harus dipilih sebaik-baiknya agar-sesuai dengan misi belajar kooperatif d. Memerlukan fomatpenilaian belajar yang berbeda. 55
Putttelajamn Koopqatil .\ebd,!qi Satdh Sat ttlodet peflbetajdrah
_..
(Sritlurydti)
e. Memerlukan kemampuafi khusus bagi dosen untuk mengkaji berbagai teknik pelaksanaan belajar kooperatif 11. Tipe Pembelajaran Kooperatif a. Pembelajaran Kooperatif lipe STAD (Studerrl Tean Achievement Division) . Pembelaiaran ini dikembangkan oleh Robert Slavin, dan merupakan tipe pembelajaran kooperatif paling sederhana . sehingga tipe ini dapat digdnakal oleh dosen/guru yang baru mulai menggunakan model pelnbelajaran kooperatif. Di Amerika Serikat- perrbelajaran kooperatif ini unrum digltnakan mulai dari pelajaran Matematila hingga pelajaran Seni dan Bahasa. STAD terdiri dari sintaks kegiatan pembelajaran sebagaj berikut:
l) Mengaiar: menpresentasikan pelajaran. 2) Belajar dalam tim: mahasiswa bekeria dalam tim mereka dipandu ,,leh lernbar kugiatan mahasiswa untuk -: dengan menuntaskan malcri pelaiaran. 3) Tcs: mahasiswa mengerjakan kuis atau tugas individual
4)
lain.
Penghargaitr 'lim: skor tim dihitung berdasarkan skor peningkatan anggota tim, dan sedifikat, laporan berkala
kclas atau papan p€ngumuman digunakan untuk rnemberi penghargaan kepada tim yang berhasil
' _
mencetak skor tertinggi. b. Pembelajaran KooperatifTip€ Jigsaw Pembelaiaran tipe ini pada dasarnya sintaks pembelajarannyd sesuai dengan tipe STAD. Tipe jigsaw ini dikembangkan oleh Elliot Aronson dan adaptasi oleh Slavin. Pada _lipe ini rnareri pembelajaran diberikan kepada rnahasis\a dalatn blnluk teks. Setiap anggota bertanggung jawab untuk mempelajari bagian-bagian tertentu dari-tek; tersebut. Anggota dari kelompok lain yang mendapat tugas )ang'sama berkumpul dan mendiskusikan topik tersebut. Kelompok ini disebui kelompok ahli. Sela4jutnya anggota 56
t
al 16
\o
2.
15
Jdnturi 2012 : tJ-60
tim ahli ini kembali ke kelompok asal dan mengajarkan
apa
yang telah dipelajarinya dan didiskusikan dalam kelompok ahlinya untuk diajarkan kepada teman di kelompok asal. c. Pemb€lajaratr Kooperatil Tipe lnvestigasi Kelompok Invcstigasi Kelompok (iK) merupakan model pembelajam kooperatif yang lebih kompleks dari tipe sebelumnya. Model ini pcrtama kati dikembangkan oleh Thelan dan diperluas oleh Sharan. Dalam penerapannya, mahasiswa memilih toPik untuk diselidiki. melakukan penyelidikan yang mendalam alas topik yring dipilih itu. Selaniutnya menyiapkan Iaporan darrmemprescntasikannya kepada seluruh kelas. Ada enam langkah lK, yaitu:
l)
Pemilihan topik: mahasiswa memilih subtopik khusus dalam suah masalah umum yang biasanya ditetapka Dosen,
2FPerencanaan Kooperatit': mahasiswa dan Dosen 'merencanakan prosedur pembelajaran dan tujuan khusus yang konsisten dengan subtopik yang telah dipilih. 3) lmplemenlasi: mahasiswa melaksanakan rencana yang ielah mereka tetapkar pada tahap kedua. Dosen secara ketat mengikuti kemajuan tiap kelompok dan memberikan bantuan bila diperlukan.
4) Analisis dan sintesis: mahasiswa manganalisa dan mengevaluasi infbrmasi yang diperoleh pada tahap ketiga dan merencanakan bagaimana informasi t€rsebut diringkas dan dipresentesikan di kelas. 5) Prosentasi hasil final: beberapa atau semua kelompok menyajikan hasil penyelidikannya. dengan tujuan agar semua mahasiswa Dengetahui topik Presentasi ini dikoordinasi oleh Dosen. 6) Evaluasi: Evaluasi dapat berupa individual atau kelompok..
s7
Petubelajatun Kooperdtil Sebagdi SatdhSattu Mo.let pe,tbetajdta, ._. tl'7i Hnryati)
d. Pembelajaratr Kooperatif Tipe pendekatan Struktural Pembelajaran ini dikembangkan oleh Spencer Kagen. dkk. Pendekatan ini memberikan penekanan pada struktur lertcntu yang dirancang untuk mempengaruhi pola interaksi mahasiswa. Terdapat dua.macam struktur pS yajtu: l) Srtukrw Thinh P aiFShare ITPS) Struktur TPS memiliki langkahJangknh yang secam eksplisit m€mberi mahadswa wuktu lebih banyak untuk berpikir. menjawab dan saling nrembantu satu sama lain. Adapun langkah-langkahny.a adalah:
La-ngkah
l:
Thinking (berpiki)
penanyaan atau
dipelajari
dar
isr.r
:
Dosen memberikan yang berkaitan dengan materi vang akan
meminta mahasiswa untuk memikirkan
pertanyaan atau isu terscbut secara mandiri untuk beberapa saat.
2: P.tiring (beryasangan) : Dosen mcminta mahasiswa untuk berpasangan dengan mahasiswa lain untuk mendiskusikan apa yang telah dipikirkannya pada tahap berpikir. Interaksi pada tahap ini diharapkan dapat bcrbagi jawaban jika telah diajukan perranyaan arau berbagi ide jik; suatu persoalan telah diidentifikasi, Biasanya Dosen memberi waktu 4-5 tncnir unlul( berpasangan. Langkah 3: Sha ng (berbagi) : Dosen meminta kepada pasangan untuk berbagi secam klasikal rentang apa yang telah mereka diskusikan. Ini efektif dilakukan dengan cari bergiliran pasangan demi pasangan, sampai sekitar seperempat pa'sangan mendapat kesempatan unfuk m€laporkan. 2) Struhur Numbcrc.d-HealJ-Togethet (NHT) Struktur NHT biasanya juga disebut berpikir seca.a berkelompok adalah sualu pendekatan yang dikembangkan oleh Spencer Kagen. NH I digunakan unluk melibalkan lebih ban)aak mahasiswa d3lam menelaah materi yang tercakup dalam suatu pembelajamn dan mengecek pemahaman mereki Llrngkah
58
r:.1 36 no
2
15
Janturi 201) : 1J 60
terhadap isi pelajaran tersebut Sebagai ganlinya mengqiukan
pertanyaan kepada seluruh kelas. Langkah-langkahnya adalah:
Langkah 1: Penomoran:. Dosen membagi mahasiswa ke dalam kelompok beranggcita 3-5 orang dan setiap anggota diberi nomor I samPai 5. Langkah 2: Mengajukan pertanyaan: Dosen mengajukan
sebuah pertanyaan kepada mahasiswa- Pertanyaan ini bisa dalam bentuk kalimqt tanya atau arahan. Berpikir bersama: Mahasiswa nrenyatukan Langkah
J:
pendapatnya terhadap jawaban pertanyaan itu dan meyakinkan anggota dalam limnya mengetahui jawaban tersebut.
4:
Menjawabl Dosen mematggil mahasiswa dengan nomor tert€ntu, kemudian dia menjawab pertanyaan
Langkah
Dosen untuk seluruh kelas.
E.
PENUTUP
Modcl pembelajaran aktif di perguruan tinggi diharapkan dapat digunakan untuk memecahkan masalah mutu proses dan hasil pendidikin tingg;. Model ini meliputi di antamnya rnodel pembelajaran iangsung. model pembelzijaran kooperatif. dan model pernbelajaran berbasis masalah. Penrbelajamn kooperatif merupakan suatu cara belajar bekerja sarna' '.namun para anggota kelompok belum tentu mempunyai tujuan yang sama. Antar pembelajar yang saling membantu hanya sebatas apa yang
dibutdhkan oleh anggotanya. Model pembelajaran kooperalif meliputi:
'leant Achietement Division (STAD), (2) JiSsaw, (3) lnvestigasi Kelohpok (lK), dan (4) Pendekatan Stuktural (PS) terdiri dari
(l)
Stute
Stn*tir
t
Think- Pair-Share (TPS ) dan Strukt ur Numberetl-Head-Toge ther
(NHT.)
59
Penbetajanh Koopearil .\ebdsdj :tatah :tdht tqoll.r penlbetaia,an
..
(Sri Hanatj)
DATTAR PUSTAJ
Beattie, S.. 2005.,{carl,e Teaching Strategies, Baker College_ DBE-USA1D. 2009.
Pe
nbetajaran
Akif di pergtuan Tinggi.
Kaufmaf, D., Sutow, E. & Dunn. K' T'hree Approaches ro Coopetative Learning in High,r Ed ctttion, The Canadian Joumal of:Higher Educatioh, Vol XXVII, NO. 2,3 p. 37-66. Ledlow. S., 1999, Cb.?e liye Leoftting ih Highet Edxcation, Centet for Leaming and Teaching excellence, Arizona state University.
Mr W., Active Leurnikg ahd Cooperutive Learning: Understanding thc Diffetehce uwt llsingboth Styles Efectiveiy, Research Strategies, Vol. 1 7, p, 35 "44.
Keys,e.r,.
Ragains,
P.,
1995, Fo
r
V(tiatiot
t ok D.uke's Active Learning
Parodrgm, Research Strategies 13, p. 40-50.
Suherman, E. dk-k., 200j. Sb,ategi pembelajaran Bandung, Universitas pendidikan Indonesia. . Arends, R. I.,2007, rearning to Teach,New Companies-
Aktif Kontemporur,
york. Mccraw Hill
Tdkatia" E &. Iks^n,2,,2007, Promoting Le6-ning in Science and Molhmatics Educttio : A Malq)siau Pefipectiye, Eurasia Joumal of Mathematics, Science, and Technology Education. Vol. 3, p. 35_39.
60