PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA
JURNAL
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi
Oleh VIDYA NURALVIAH 092154250
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA 2013
IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE OF TEAM QUIZ ON HUMAN EXCRETION SYSTEM CONCEPT IN 11th GRADE SCIENCE CLASS OF 8th PUBLIC SENIOR HIGH SCHOOL AT TASIKMALAYA Vidya Nuralviah*) Purwati Kuswarini*)
[email protected] *)Biology Department Faculty of Educational Sciences And Teacher’s Training Siliwangi University Tasikmalaya Jl. Siliwangi No. 24 Kotak Pos 164 Tlp (0265) 330634 Tasikmalaya 46115, e-mail :
[email protected] ABSTRACT This study aims to investigated the improvement of student result of learning that the process of learning to used cooperative learning model type of the team quiz concept on human excretion system in class 11th grade science class of 8th public senior high school at Tasikmalaya. This research is executed on October to May 2013. Method of this research was true experimental. Population in this research was 11th grade science class of 8th public senior high school at Tasikmalaya who amounting to 5 classroom with 182 student in 2012/2013. Sample is taken using cluster random sampling, on 11th grade in 4th science class as team quiz as experiment and 11th grade 5th science as class direct learning as control. To measured result of learning in the form of achievement used test instruments. Technique analysis data pretestposttest experiment and control class using test t the dependent, n-gain experiment and n-gain control using t test independent with significant level α = 0.05 . Average posttest score of students in class experiment of 26.56 and 21.87 for control class. The average N-gain in experiment class was 0,585 with the medium and the average N-gain direct learning class was 0.387 with the medium. Results of data analysis and hypothesis testing using an independent t test showed that there was an increase in student result of learning process using cooperative learning model on the concept of team quiz excretion on human systems in class11th grade science class of 8th public senior high school at Tasikmalaya. While the results of the analysis and hypothesis testing using dependent t-test showed that there were differences in student result of learning in pretest-posttest with cooperative learning model type of team quiz pretest-posttest with the model of direct instruction (lectures) on the concept on human excretion system in class 11th grade science class of 8th public senior high school at Tasikmalaya. Keyword: cooperatif learning model, team quiz, on human excretion system.
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TEAM QUIZ PADA KONSEP SISTEM EKSKRESI PADA MANUSIA DI KELAS XI IPA SMA NEGERI 8 KOTA TASIKMALAYA Vidya Nuralviah*) Purwati Kuswarini*)
[email protected] *)Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya Jl. Siliwangi No. 24 Kotak Pos 164 Tlp (0265) 330634 Tasikmalaya 46115, e-mail :
[email protected] ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe team quiz pada konsep Sistem Ekskresi pada Manusia di kelas XI IPA SMA Negeri 8 Kota Tasikmalaya. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Oktober-April 2013. Di SMA Negeri 8 kota Tasikmalaya. Metode penelitian yang digunakan adalah true eksperimental. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas XI IPA SMA Negeri 8 Kota Tasikmalaya yang berjumlah 5 kelas dengan jumlah siswa 182 orang pada tahun pelajaran 2012/2013. Sampel diambil menggunakan teknik cluster random sampling, kelas XI IPA 4 sebagai kelas Team Quiz dan kelas XI IPA 5 sebagai kelas pembelajaran langsung. Untuk mengukur hasil belajar digunakan instrumen berupa tes hasil belajar. Teknik analisis data pretest-posttest kelas Team Quiz dan kelas pembelajaran langsung menggunakan uji t dependen, n-gain Team Quiz dan n-gain pembelajaran langsung menggunakan uji t independen dengan taraf signifikan α = 0,05 dan N-gain. Rata-rata nilai posttest siswa di kelas Team Quiz sebesar 26,56 dan kelas pembelajaran langsung sebesar 21,87. Rata-rata N-gain di kelas Team Quiz sebesar 0,585 dengan kriteria sedang dan rata-rata N-gain di kelas pembelajaran langsung sebesar 0,387 dengan kriteria sedang. Hasil analisis data dan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t independen menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe team quiz pada konsep Sistem Ekskresi pada Manusia di kelas XI IPA SMA Negeri 8 Kota Tasikmalaya. Sedangkan hasil analisis dan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t dependen menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe team quiz dan sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran langsung (ceramah) pada konsep Sistem Ekskresi pada Manusia di kelas XI IPA SMA Negeri 8 kota Tasikmalaya. Kata Kunci : model pembelajaran kooperatif, team quiz, sistem ekskresi pada manusia .
Pendahuluan Pendidikan pada dasarnya merupakan suatu sistem yang dirancang oleh manusia dengan tujuan tertentu. Pendidikan merupakan kebutuhan dasar yang hakiki bagi manusia untuk mencapai sesuatu yang diharapkan, dalam hal ini adalah pembentukan pengetahuan yang asalnya tidak tahu menjadi tahu, yang tadinya tidak bisa menjadi bisa. Oleh karena itu pendidikan sangat berpengaruh dalam menjamin kelangsungan hidup negara dan bangsa, karena pendidikan merupakan wahana dalam meningkatkan dan mengembangkan sumber daya manusia. Dalam kegiatan pembelajaran di sekolah, kunci sukses dalam peningkatan mutu pendidikan adalah guru. Namun apabila dilihat sekarang masih banyak ditemukan proses pembelajaran yang konvensional (ceramah) sehingga proses pembelajaran yang terjadi hanya didominasi oleh guru dan siswa pasif. Sehingga pemahaman siswa terbatas. Proses belajar mengajar merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas dasar hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan tertentu. Interaksi atau hubungan timbal balik antara guru dan siswa itu merupakan syarat utama bagi berlangsungnya proses belajar mengajar. Interaksi dalam peristiwa belajar mengajar mempunyai arti yang lebih luas, tidak sekadar hubungan antara guru dikalangan siswa, tetapi berupa interaksi edukatif. Dalam hal ini bukan hanya penyampaian pesan berupa materi pembelajaran, melainkan penanaman sikap dan nilai pada diri siswa yang sedang belajar. Dalam proses belajar mengajar tersirat adanya satu kesatuan kegiatan yang tak terpisahkan antara siswa yang belajar dan guru yang mengajar. Dalam hal inilah salah satu masalah yang dihadapi dunia pendidikan kita adalah masalah lemahnya proses pembelajaran. Dalam proses pembelajaran, siswa kurang didorong untuk mengembangkan kemampuan berpikir. Proses pembelajaran di kelas diarahkan kepada kemampuan anak untuk menghafal informasi. Otak anak dipaksa untuk mengingat dan menimbun berbagai informasi tanpa dituntut memahami informasi yang diingatnya itu untuk menghubungkan dengan kehidupan sehari-hari. Akibatnya, ketika anak didik lulus dari sekolah, mereka pintar teoretis tetapi mereka miskin
aplikasi. Pendidikan di sekolah terlalu menjelajahi otak anak dengan berbagai bahan ajar yang harus dihafal. Pendidikan tidak diarahkan untuk mengembangkan dan membangun karakter serta potensi yang dimiliki. Dengan kata lain, proses pendidikan kita tidak diarahkan membentuk manusia cerdas, memiliki kemampuan memecahkan masalah hidup, serta tidak diarahkan untuk membentuk manusia kreatif dan inovatif. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru kelas XI IPA SMA Negeri 8 Tasikmalaya, terungkap bahwa nilai rata-rata ulangan siswa pada tahun ajaran 2011/2012 kurang memuaskan yaitu hanya mencapai 71,00 sedangkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang harus dicapai adalah 75,00. Berdasarkan hasil pengamatan peneliti hal ini dikarenakan guru hanya menggunakan model ceramah dalam setiap pemberian materi pembelajarannya, dimana pembelajaran dalam model ceramah ini berlangsung hanya satu arah, sehingga aktivitas guru mendominasi pembelajaran dikelas dan siswa hanya sebagai pendengar dan penonton saja, dan hal ini menyebabkan siswa menjadi kurang aktif bahkan cenderung pasif dan membosankan. Keberhasilan belajar siswa biasanya sering dikaitkan dengan hasil belajar yang dicapai. Sehubungan dengan hal tersebut, maka diperlukan suatu model pembelajaran
yang
diharapkan
dapat
digunakan
sebagai
sarana
untuk
menyampaikan ilmu pengetahuan kepada siswa secara efektif. Penerapan metode pembelajaran yang bervariasi akan dapat mengurangi kejenuhan siswa dalam belajar dan sekaligus sebagai salah satu indikator peningkatan kualitas pendidikan. Namun perlu diketahui bahwa tingkat keberhasilan siswa dalam menangkap pelajaran dipengaruhi oleh banyak faktor, baik faktor dari luar maupun faktor dari dalam siswa itu sendiri. Model pembelajaran yang baik hendaknya disesuaikan dengan karakteristik materi pokok yang akan disampaikan. Ada beberapa faktor yang mungkin terjadi pada siswa sehingga merasa kesulitan dalam menangkap pelajaran yaitu cara penyajian materi yang kurang melibatkan siswa secara aktif, penggunaan model atau metode yang digunakan oleh guru untuk menyampaikan materi yang kurang menarik. Oleh sebab itu yang harus dilakukan oleh guru menciptakan suasana yang sedemikian rupa sehingga
siswa aktif bertanya, mengemukakan gagasan serta memotivasi siswa supaya saling mendukung dan membantu satu sama lain dalam menguasai kemampuan yang diajarkan oleh guru. Agar tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan maksimal, maka harus pula menggunakan model pembelajaran yang inovatif salah satunya dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Team Quiz yang diharapkan dapat meningkatkan hasil belajar siswa.
Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran team quiz pada konsep Sistem Ekskresi pada Manusia di kelas XI IPA SMA Negeri 8 Kota Tasikmalaya.
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah true experimental design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas XI IPA SMA Negeri 8 Tasikmalaya Tahun Pelajaran 2012/2013 sebanyak 5 kelas yang berjumlah 182 orang siswa. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 2 kelas yang diambil dengan menggunakan cluster random sampling (teknik random atas himpunan) yang diambil dari populasi. Pada penelitian ini terpilih kelas XI IPA 4 sebagai kelas eksperimen dan keas XI IPA 5 sebagai kelas kontrol. Disain penelitian yang dilakukan adalah pre test-post test control group design. Menurut Sugiyono (2010:112): Rancangan:
R 01 R 03
X
02 04
Keterangan: R : randominasi 01 : pre test pada kelas eksperimen 02 : post test pada kelas eksperimen 03 : pre test pada kelas kontrol 04 : post test pada kelas control X : treatment dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe think talk write
Dalam disain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberi pre test (tes awal) dengan soal yang telah di uji validitas dan reliabilitas. Selanjutnya untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh perlakuan, diberikan post test (tes akhir) pada kedua kelas tersebut. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar siswa pada konsep Sistem Ekskresi Manusia. Tes berupa pilihan ganda dengan lima option dengan jumlah 35 soal. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas XI IPA SMA Negeri 8 Kota Tasikmalaya semester dua tahun pelajaran 2012/2013.
Hasil Penelitian dan Pembahasan Berdasarkan hasil penelitian di kelas XI IPA SMA Negeri 8 kota Tasikmalaya, menunjukkan bahwa terdapat perbedaan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe team quiz yaitu kelas XI IPA 4 dengan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannnya menggunakan model pembelajaran langsung yaitu kelas XI IPA 5, pada konsep Sistem Ekskresi pada Manusia. Untuk lebih jelasnya, berikut ini adalah skor hasil belajar siswa yang dapat dilihat dari diagram berikut ini.
Gambar 1: Skor Hasil Belajar Siswa
Berdasarkan diagram di atas, terdapat perbedaan antara skor hasil beajar siswa di kelas eksperimen (kelas XI IPA 4) dan di kelas kontrol (XII IPA 5). Hal ini disebabkan perbedaan proses pembelajaran yang diterapkan untuk tiap kelas. Untuk kelas eksperimen yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe team quiz skor pretest adalah 12,11 skor posttest adalah 26,56, n-gain adalah 0,585. Sedangkan untuk kelas kontrol yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran langsung skor pretest adalah 13,50 skor posttest adalah 21,87, n-gain adalah 0,387 Di kelas eksperimen perolehan skor n-gain lebih baik bila dibandingkan dengan perolehan skor n-gain dikelas kontrol. Hal ini dapat di lihat dari rata-rata dari skor n-gain dan kriterianya. Di kelas kontrol rata-rata n-gain adalah 0,387 dan kriteria N-gain semua siswa adalah sedang, sedangkan di kelas eksperimen rata-rata n-gain 0,63 dan ada beberapa siswa dengan kriteria n-gain tinggi dan sisanya
sedang.
Ini
membuktikan
bahwa
proses
pembelajaran
dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe team quiz lebih baik karena model ini bersifat aktif bila dibandingkan dengan model pembelajaran langsung (model ceramah) yang bersifat pasif. Hasil belajar umumnya dipengaruhi oleh beberapa faktor, salah satunya adalah penerapan model pembelajaran pada proses pembelajaran yang berbeda. Di kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran langsung yang bersifat pasif terlihat motivasi belajar siswa kurang, karena siswa hanya berperan sebagai pendengar saja dan cenderung membosankan karena kurangnya interaksi sehingga motivasi belajar siswa berkurang yang berujung pada hasil belajar siswa yang kurang memuaskan. Sedangkan di kelas eksperimen yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe team quiz yang bersifat aktif terlihat motivasi belajar siswa bertambah, karena adanya anjuran untuk bekerjasama dan saling berinteraksi dalam kelompoknya dan antar kelompok, sehingga proses pembelajaran lebih menarik dan menumbuhkan motivasi untuk belajar pada siswa. Pada model pembelajaran kooperatif tipe model team quiz siswa cenderung lebih aktif karena pada model pembelajaran ini siswa mendapatkan
pertanyaan dari kelompok lain dan meningkatkan tanggung jawab siswa terhadap apa yang mereka pelajari dengan cara menyenangkan. Kriteria ketuntasan minimal (KKM) kelas XI IPA SMA Negeri 8 kota Tasikmalaya untuk mata pelajaran biologi adalah yang telah diubah dalam bentuk skor adalah 26,25. Berdasarkan data tersebut dapat diketahui bahwa kelas eksperimen yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe team quiz telah mencapai KKM yang telah ditentukan, yaitu dengan skor 26,56 sedangkan untuk kelas kontrol yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran langsung tidak mencapai KKM yang telah ditentukan, yaitu dengan skor 21,87 Jadi, berdasarkan pembahasan hasil belajar di atas dapat disimpulkan bahwa proses pembelajaran di kelas eksperimen lebih baik bila dibandingkan dengan proses pembelajaran di kelas kontrol dan model pembelajaran kooperatif tipe team quiz dapat meningkatkan hasil belajar siswa di kelas XI IPA 4 SMA Negeri 8 Kota Tasikmalaya. Kesimpulan 1.
Model pembelajaran kooperatif tipe team quiz lebih baik bila dibandingkan dengan model pembelajaran langsung (model ceramah) karena proses pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran team quiz memberikan skor yang lebih tinggi
yaitu 26,56 bila dibandingkan dengan proses
pembelajaran yang menggunakan model pembelajaran langsung (model ceramah) yang memberikan skor hasil belajar yang rendah yaitu 21,87. 2.
Pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t independen menyimpulkan bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe team quiz pada konsep Sistem Ekskresi pada Manusia di kelas XI IPA SMA Negeri 8 kota Tasikmalaya.
Saran 1. Dalam melakukan proses pembelajaran yang berbentuk kelompok, yang menekankan kerjasama dan terjadinya interksi antar anggota dan kelompok
hendaknya diperlukan persiapan yang matang dalam mengelola waktu dan kelas. Karena akan dapat memaksimalkan langkah-langkah pembelajaran untuk mencapai hasil yang diharapkan dan proses pebelajaran sesuai dengan waktu yang ditentukan. 2. Agar dalam kegiatan diskusi berjalan dengan baik dan tertib, hendaknya guru memberikan arahan dan motivasi yang lebih baik kepada siswa untuk dapat dan percaya diri dalam mengeluarkan pendapat. 3. Bagi guru mata pelajaran IPA, diharapkan dapat mencoba menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe team quiz pada konsep Sistem Ekskresi pada manusia dan pada konsep lainnya.
Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi.(2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Sudjana, Nana. (2011). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Sugiyono. (2009). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: CV. Alfabeta. Suprijono, Agus. (2012). Cooperatif Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Syah, Muhibbin. (2008). Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: PT Remaja rosdakarya Riwayat Penulis Vidya Nuralviah adalah mahasiswa angkatan 2009 pada Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Siliwangi yang sedang menyusun skripsi untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan