PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 15 KOTA TASIKMALAYA
JURNAL
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat dalam Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan pada Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi
Oleh IKA SARTIKA 092154247
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SILIWANGI TASIKMALAYA 2013
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TWO STAY TWO STRAY PADA KONSEP EKOSISTEM DI KELAS VII SMP NEGERI 15 KOTA TASIKMALAYA
Ika Sartika*) Purwati Kuswarini*)
[email protected] *)Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya Jl. Siliwangi No. 24 Kotak Pos 164 Tlp (0265) 330634 Tasikmalaya 46115, e-mail :
[email protected] ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada konsep Ekosistem di kelas VII SMP Negeri 15 Kota Tasikmalaya.. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan November-April 2013 di SMP Negeri 15 kota Tasikmalaya. Model penelitian yang digunakan adalah true experimental. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII SMP Negeri 15 Kota Tasikmalaya yang berjumlah 9 kelas dengan jumlah siswa 289 orang pada tahun pelajaran 2012/2013. Sampel diambil menggunakan teknik cluster random sampling, kelas VII F sebagai kelas eksperimen yang menggunakan pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray dan kelas VII E sebagai kelas kontrol yang menggunakan pembelajaran langsung. Untuk mengukur hasil belajar digunakan instrumen berupa tes hasil belajar. Teknik analisis data pretest-posttest kelas eksperimen dan kelas kontrol menggunakan uji t dependen, n-gain kontrol dan n-gain eksperimen menggunakan uji t independen dengan taraf signifikan α = 0,05 dan N-gain. Rata-rata nilai posttest siswa di kelas eksperimen sebesar 26,79 dan kelas kontrol sebesar 22,87. Rata-rata N-gain di kelas eksperimen sebesar 0,53 dengan kriteria sedang dan rata-rata N-gain di kelas kontrol sebesar 0,44 dengan kriteria sedang. Hasil analisis data dan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t independen menunjukkan bahwa ada peningkatan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada konsep Ekosistem di kelas VII SMP Negeri 15 Kota Tasikmalaya. Sedangkan hasil analisis dan pengujian hipotesis dengan menggunakan uji t dependen menunjukkan bahwa ada perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray dan sebelum dan sesudah menggunakan model pembelajaran langsung (ceramah) pada konsep Ekosistem di kelas VII SMP Negeri 15 kota Tasikmalaya.
IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE LEARNING MODEL TYPE OF TWO STAY TWO STRAY ON ECOSYSTEM CONCEPT IN 7th GRADE OF 15th PUBLIC JUNIOR HIGH SCHOOL AT TASIKMALAYA
Ika Sartika*) Purwati Kuswarini*)
[email protected] *)Program Studi Pendidikan Biologi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Siliwangi Tasikmalaya Jl. Siliwangi No. 24 Kotak Pos 164 Tlp (0265) 330634 Tasikmalaya 46115, e-mail :
[email protected] ABSTRACT This study aims to investigated the improvement result of learning that the process of learning to use cooperative learning model type of two stay two stray on Ecosystem concept in 7th grade of 15th public Junior High School at Tasikmalaya. This study was conducted in November-May 2013. Method used in this research was true experimental. The population in this study were all 7th grade 15th Junior High School were 9 classes totaling 289 students by the at 2012/2013. Samples were taken using cluster random sampling technique, 7th grade, F class as experiment using class cooperative learning type of two stay two stray 7th grade, E class as a control class that uses direct instruction. To measured result of learning in the form of achievement test instruments. Data analysis techniques pretest-posttest experimental class and control class using the dependent t test, n and n-gain-gain control experiment using an independent t test with significance level α = 0.05 and N-gain. Average posttest score of students in the experimental class was 26.79 and 22.87 for the control class. The average N-gain in the experimental class 0.53 and the average N-gain control in the class of 0.44. Both of them were medium criteria. Results of data analysis and hypothesis testing using an independent t test showed that there was an increase in student result of learning using cooperative learning model type of two stay two stray on Ecosystem concept in 7th grade of 15th Junior High School. While the results of the analysis and hypothesis testing using dependent t-test showed that there were differences in student result of learning in pretest and posttest with cooperative learning model type of two stay two stray and pretest and posttest with the model of direct instruction on the ecosystem concept in 7th grade of 15th Junior High School. Keywords: cooperative learning model, two stay two stray, ecosystem
Pendahuluan Pendidikan merupakan suatu usaha untuk mengembangkan dan membina potensi sumber daya manusia melalui berbagai kegiatan belajar mengajar yang diselenggarakan pada semua jenjang pendidikan ditingkat dasar, menengah atas, dan perguruan tinggi. Pendidikan di sekolah mempunyai tujuan agar siswa memiliki pengetahuan keterampilan dan sikap pelajar sebagai bentuk perubahan tingkah laku hasil belajar. Proses pendidikan di sekolah dilakukan oleh guru melalui proses belajar mengajar. Pendekatan, strategi, metode, dan model pembelajaran digunakan beberapa stategi dan kegiatan praktek untuk menunjang proses belajar mengajar. Perkembangan dunia dan teknologi saat ini berlangsung sangat cepat bersama dengan tuntutan pembaharuan yang diharapkan berjalan terus di segala bidang, salah satunya adalah bidang pendidikan. Kualitas pendidikan merupakan faktor penting yang dapat berpengaruh terhadap kualitas pembelajaran di sekolah yang akan meningkatkan penguasaan dan pemahaman terhadap konsep serta teknologi yang harus dimiliki siswa. Hal tersebut menuntut para pelaku pendidikan, terutama para guru untuk lebih kreatif dan inovatif dalam proses pembelajaran di kelas. Berdasarkan hasil wawancara dengan guru IPA SMP Negeri 15 kota Tasikmalaya, dalam proses pembelajaran IPA di kelas, guru umumnya menerapkan model ceramah. Model ini menyebabkan siswa cepat jenuh. Kejenuhan siswa dapat dilihat dari banyaknya siswa yang kurang memperhatikan guru pada saat guru mengajar dan siswa cenderung pasif. Hal ini menyebabkan kemampuan pemahaman siswa dalam pembelajaran IPA kurang sehingga hasil belajar siswa kurang memuaskan. Untuk meningkatkan hasil belajar siswa, perlu adanya pengembangan dalam proses pembelajaran IPA, sehingga tidak terkesan hanya mentransfer ilmu pengetahuan kepada siswa saja tetapi juga membantu siswa membentuk pengetahuan serta memberdayakan mereka untuk mampu memecahkan masalah yang dihadapi. Agar tujuan pembelajaran dapat dicapai dengan maksimal, dalam proses pembelajaran guru hendaknya menerapkan model pembelajaran. Cooperatif Learning merupakan suatu model pembelajaran yang dapat mengaktifkan siswa. Siswa didorong untuk melakukan kerja sama dalam kegiatan-kegiatan tertentu sehingga siswa dituntut untuk berbagi informasi dengan siswa yang lainnya dan saling belajar mengajar sesama mereka. Dalam pembelajaran kooperatif, siswa dibagi menjadi beberapa kelompok yang terdiri dari dua orang atau lebih. Salah satu model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray. Dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa model pembelajaran, diantaranya adalah tipe two stay two stray yaitu tipe yang mendorong siswa untuk aktif dan saling
membantu dalam menguasai materi pembelajaran untuk mencapai tujuan pembelajaran. Struktur model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray (TSTS) memberikan kesempatan kepada kelompok untuk membagikan hasil dan informasi dengan kelompok lain. Banyak kegiatan belajar mengajar yang diwarnai dengan kegiatan-kegiatan individu. Siswa bekerja sendiri dan tidak diperbolehkan melihat pekerjaan siswa yang lain. Padahal dalam kenyataan hidup di luar sekolah, kehidupan dan kerja manusia saling bergantung satu dengan lainnya. Keistimewaan model pembelajaran ini bisa digunakan dalam semua mata pelajaran dan untuk semua tingkatan usia siswa.
Tujuan Penelitian Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya peningkatan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada konsep Ekosistem di kelas VII SMP Negeri 15 Kota Tasikmalaya.
Metode Penelitian Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah true experimental design. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh kelas VII SMP Negeri 15 Kota Tasikmalaya Tahun Pelajaran 2012/2013 sebanyak 9 kelas yang berjumlah 289 orang siswa. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini sebanyak 2 kelas yang diambil dengan menggunakan cluster random sampling (teknik random atas himpunan) yang diambil dari populasi. Pada penelitian ini terpilih kelas VII F sebagai kelas eksperimen dan kelas VII E sebagai kelas kontrol. Rancangan pretest-posttest control group design menurut Sugiyono (2010:76) adalah sebagai berikut:
R R
o1 o3
X
o2 o4
Keterangan : 01 : Pretest pada kelas eksperimen 02 : Posttest pada keas eksperimen 03 : Pretest pada kelas kontrol 04 : Posttest pada kelas kontrol X : Perlakuan (treatment) dengan menggunakan model pembelajaran two stay two stray R : Randomisasi
Dalam disain ini terdapat dua kelompok yang dipilih secara random, kemudian diberi pre test (tes awal) dengan soal yang telah di uji validitas dan reliabilitas. Selanjutnya untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh perlakuan, diberikan post test (tes akhir) pada kedua kelas tersebut. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah tes hasil belajar siswa pada konsep Ekosistem. Tes berupa pilihan ganda dengan empat option dengan jumlah 35 soal. Penelitian ini dilakukan pada siswa kelas VII SMP Negeri 15 Kota Tasikmalaya semester dua tahun pelajaran 2012/2013.
Hasil Penelitian dan Pembahasan Dari hasil penelitian yang dilakukan di SMP Negeri 15 Kota Tasikmalaya menunjukkan bahwa ada peningkatan dan perbedaan hasil belajar siswa di kelas VII F (kelas eksperimen) yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray dan
dikelas
VII E (kelas kontrol) yang proses pembelajarannya
menggunakan model pembelajaran langsung. 30
26,79
25
22,87
20 15
13,12 12,06
10 5 0,53 0
0,44
Kelas Eksperimen Pretest
Posttest
N-Gain
Kelas Kontrol
Gambar 1 : Diagram Skor Rata-rata pre test, post test, dan N-gain Hasil Belajar Siswa Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol Gambar 1 menjelaskan skor rata-rata pre test, post test, dan N-gain hasil belajar siswa kelas kontrol dan kelas eksperimen. Berdasarkan diagram tersebut dapat diketahui bahwa rata-rata skor pre test di kelas yang proses pembelajarannya menggunakan proses pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray (kelas eksperimen) adalah 13,12, dan skor rata-rata post test 26,79. Sedangkan untuk kelas yang proses pembelajarannya menggunakan
proses pembelajaran langsung rata-rata skor pretest 12,06, dan rata-rata skor post test 22,87. Rata-rata skor pre test di kelas eksperimen dan kelas kontrol tidak jauh berbeda, sedangkan rata-rata skor post test di kelas eksperimen lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata skor post test di kelas kontrol. Rata-rata N-gain hasil belajar siswa di kelas eksperimen sebesar 0,53, sedangkan Ngain hasil belajar siswa di kelas kontrol sebesar 0,44. Berdasarkan pada hasil uji t independent skor N-gain eksperimen - skor N-gain kontrol diperoleh thitung= 2,04 sedangkan ttabel = 1,99, sehingga kesimpulan analisisnya tolak Ho yang artinya ada peningkatan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada konsep Ekosistem di kelas VII SMP Negeri 15 Kota Tasikmalaya. Proses pembelajaran di kelas kontrol menggunakan model pembelajaran langsung, dimulai dengan guru menyampaikan materi secara langsung kepada siswa. Setelah selesai menyampaikan materi, guru kemudian membimbing siswa untuk interaksi tanya jawab apabila siswa mengalami kesulitan dalam memahami materi yang disampaikan. Selanjutnya guru memberikan kesimpulan. Dalam proses kegiatan belajar mengajar di kelas kontrol, siswa cenderung pasif karena hanya mendengar dan menerima semua informasi dari guru saja, sedangkan siswa tidak berperan dalam pembentukan pengetahuannya sendiri, sehingga siswa cepat merasa bosan dan kurang termotivasi untuk mengikuti pelajaran yang disampaikan guru. Model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray diawali dengan siswa dibentuk kelompok secara heterogen. Siswa bekerjasama dalam kelompok berempat seperti biasa. Setelah selesai, dua orang dari masing-masing kelompok akan meninggalkan kelompoknya dan masing-masing bertamu ke dua kelompok yang lain, dua orang yang tinggal dalam kelompok bertugas membagikan hasil kerja dan informasi mereka ke tamu mereka, tamu mohon diri dan kembali ke kelompok mereka sendiri dan melaporkan temuan mereka dari kelompok lain, sehingga dalam satu kelompok mendapatkan tiga hasil kerja, yaitu satu dari kelompoknya dan dua hasil kerja dari kelompok lain, kemudian kelompok mencocokkan dan membahas hasil-hasil kerja mereka. Model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray lebih dapat meningkatkan hasil belajar siswa dibanding dengan model pembelajaran langsung, karena dalam proses pembelajarannya siswa yang biasa tidak aktif menjadi lebih aktif sebab mereka dituntut untuk menguasai dan mengembangkan kemampuan dalam dirinya pada materi yang sedang dipelajari. Selain itu siswa, dapat berinteraksi dengan siswa lain dengan bertanya dan mengeluarkan pendapat sehingga suasana belajar menjadi lebih hidup dan menyenangkan.
Dengan suasana pembelajaran yang menyenangkan siswa lebih termotivasi belajar baik secara individu maupun kelompok.
Kesimpulan 1. Rata-rata N-gain di kelas eksperimen yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray adalah 0,53, sedangkan rata-rata N-gain di kelas kontrol yang menggunakan model pembelajaran langsung adalah 0,44. Rata-rata skor pretest di kelas eksperimen 13,12 dan rata-rata skor pretest di kelas kontrol adalah 12,06. Rata-rata skor posttest di kelas eksperimen 26,79 dan rata-rata skor posttest di kelas kontrol adalah 22,87;dan 2. Ada peningkatan hasil belajar siswa yang proses pembelajarannya menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray pada konsep Ekosistem di kelas VII SMP Negeri 15 Kota Tasikmalaya.
Saran 1. Model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray perlu diterapkan dalam proses belajar mengajar terutama dalam mempelajari konsep Sistem Ekosistem karena dapat meningkatkan hasil belajar siswa. 2. Dalam proses pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray
sebaiknya guru lebih
mengefisienkan waktu agar proses pembelajarannya sesuai dengan apa yang diharapkan. 3. Bagi peneliti selanjutnya, diharapkan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe two stay two stray dapat diterapkan pada konsep lain, karena pada model pembelajaran ini dapat memperoleh 3 hasil kerja dan informasi yang berbeda, yaitu dari kelompoknya sendiri dan 2 hasil kerja serta informasi dari kelompok lain.
Daftar Pustaka Arikunto, Suharsimi.(2010). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT. Rineka Cipta. Lie, Anita. (2008). Cooperative Learning Mempraktikan Cooperative Learning di Ruangruang Kelas. Jakarta : PT. Gramedia Widiasarana Indonesia Sudjana, Nana. (2011). Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar. Bandung: Sinar Baru Algensindo. Sugiyono. (2010). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung: CV. Alfabeta.
Suprijono, Agus. (2012). Cooperatif Learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Riwayat Penulis Ika Sartika adalah mahasiswa angkatan 2009 pada Program Studi Pendidikan Biologi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Siliwangi yang sedang menyusun skripsi untuk memperoleh gelar sarjana pendidikan.