PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF EXAMPLES NON EXAMPLES UNTUK MENINGKATKAN HASIL BELAJAR PADA MATERI PEMBELAJARAN KERANGKA MANUSIA DAN FUNGSINYA Oleh : Ahmad Hidayat1, Atti Herawati2, Dadang Kurnia 3
Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas, dilakukan secara kolaboratif antara peneliti dan kolaborator. Tujuan utama dalam penelitian ini adalah untuk meningkatkan hasil belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam materi Kerangka Manusia dan Fungsinya pada siswa kelas IV melalui model pembelajaran kooperatif examples non examples. Obyek penelitian ini adalah siswa Sekolah Dasar Muhammadiyah 04 kelas IV yang terdiri dari 35 siswa, dengan komposisi 16 siswa perempuan, dan 19 siswa laki-laki. Penelitian ini dilakukan pada semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016. Hasil penelitian menunjukan bahwa nilai rata-rata hasil belajar mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada siklus pertama memperoleh ketuntasan hasil belajar sebesar 45,71%, hasil belajar siklus kedua memperoleh ketuntasan hasil belajar sebesar 82, 85%. Sedangkan kualitas pelaksanaan pembelajaran pada siklus pertama memperoleh nilai sebesar 78,05 dan pada siklus kedua meningkat menjadi 88,00. Begitu pula dengan hasil observasi perilaku siswa menunjukan adanya peningkatan pada aktivitas siswa dengan memperoleh nilai rata-rata pada siklus pertama yaitu 79, sedangkan siklus kedua memperoleh nilai rata-rata sebesar 82. Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif examples non examples dapat meningkatkan hasil belajar siswa kelas IV di Sekolah Dasar Muhammadiyah 04 Kelurahan Meruyung Kecamatan Limo Kota Depok. Selain itu model pembelajaran kooperatif examples non examples dapat meningkatkan disiplin, kerjasama, dan keberanian siswa dalam proses pembelajaran. Kata kunci: Model Examples non Examples, Hasil Belajar, Kerangka Manusia dan Fungsinya.
1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP UNPAK Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP UNPAK 3 Staf Pengajar Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar FKIP UNPAK 2
ROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAKUAN 2015
1
ABSTRACT
This research is a classroom action research, carried out collaboratively between researchers and collaborators. The main objective of this research is to improve learning outcomes subjects of Natural Sciences and Human skeleton material and the function for fourth grade students through a learning model cooperative examples non examples. Object of this research is elementary school students Muhammadiyah 04kelas IV consisting of 35 students, with a composition of 16 female students and 19 male students. This research was conducted in the first semester of the school year 2015/2016. The results showed that the average value of learning outcomes Natural Science subjects in the first cycle of learning outcomes gained mastery of 45.71%, the second cycle of learning outcomes gained mastery of learning outcomes by 82,85%. Whereas the quality of teaching in the first cycle to obtain a value of 78,05 and the second cycle increased to 88,00. As well as the observation of the behavior of the students showed increase in the student activity by obtaining the average value in the first cycle is 79, while the second cycle obtain an average value of 82. Based on the results of this study is concluded that the model examples of non examples of cooperative learning can improve learning outcomes of fourth grade students in 04 village primary school Muhammadiyah Meruyung Limo Depok subdistrict. Besides the cooperative learning model examples of non examples can improve discipline, cooperation, and courage of students in the learning process. Keywords: Examples Non Examples Learning Model, Learning Outcomes, Human Framework and Functions.
ROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAKUAN 2015
2
PENDAHULUAN Pendidikan Indonesia memiliki sejarah panjang dalam peradabannya, dan sudah sepantasnya para penggiat pendidikan mengembangkan dan meningkatkan kualitas pendidikan bangsa ini. Salah satu cara untuk meningkatkan kualitas pendidikan adalah dengan menggali dan memahami proses belajar yang sesungguhnya. Proses belajar merupakan bentuk perilaku manusia yang sangat penting dan utama bagi kelangsungan hidup manusia. Secara sederhananya dengan proses belajar manusia dapat menyesuaikan diri dengan lingkungan di sekitarnya agar ia dapat mempertahankan kehidupannya. Salah satu mata pelajaran yang selalu ada dalam proses belajar dan pembelajaran di sekolah dasar adalah Ilmu Pengetahuan Alam. Mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam di sekolah dasar memiliki beberapa tujuan, diantaranya mengembangkan rasa ingin tahu dan suatu sikap positif terhadap sains, teknologi, dan masyarakat. Tidak hanya itu, Ilmu Pengetahuan Alam juga mengajarkan menjadi warga negara yang baik yang memiliki etika dalam mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep Ilmu Pengetahuan Alam yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan seharihari serta mengembangkan sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara pengetahuan, lingkungan, teknologi dan masyarakat di sekitarnya Dari hasil wawancara di Sekolah Dasar Muhammadiyah 04 Kelurahan Meruyung Kecamatan Limo Kota Depok, peneliti mengetahui permasalahan yang dialami guru, terutama mengenai mata pelajaran yang paling sulit dikuasai siswa, yakni mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan materi Kerangka Manusia dan Fungsinya. Selanjutnya peneliti meminta hasil test dari evaluasi pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam tentang kerangka manusia dan fungsinya pada Sekolah Dasar Muhammadiyah 04 Kelurahan Meruyung Kecamatan Limo Kota Depok. Dari jumlah 35 siswa, yang mencapai KKM di atas 68 yaitu hanya 8 siswa (22,85%) sementara yang mendapatkan nilai di bawah KKM yaitu 27 siswa (77,14%).
Jika masalah tersebut tidak segera diatasi, maka akan muncul masalah antara lain: siswa mendapat nilai ujian Ilmu Pengetahuan Sosial yang tidak memenuhi standar kelulusan, kualitas lulusan rendah dan siswa dalam melanjutkan sekolah ke tingkat yang lebih tinggi tidak mendapatkan sekolah yang diinginkan. Selain itu, permasalahan tersebut akan menghambat siswa dalam mencapai standar minimum yang ada dalam Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Hal ini akan memperlambat proses perkembangan siswa. Dalam hal ini masih ada masalahmasalah yang masih muncul di dalam kelas diantaranya siswa menganggap bahwa pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada materi kerangka manusia dan fungsinya adalah pelajaran yang membingungkan dan banyak hal yang harus di hafal dan dipahami, ini dikarenakan proses pembelajaran guru kurang kreatif dalam memilih model pembelajaran, tidak menggunakan media dan alat peraga, dan dapat dipastikan siswa hanya sebatas mendengarkan dan mencatat apa yang dijelaskan oleh guru, kemudian siswa diperintahkan langsung untuk mengerjakan soal-soal yang ada. Saat mengerjakan latihan, mereka tidak boleh bekerja sama dengan temannya, dan satu-satunya sumber informasi yang ada hanyalah guru, kurangnya media pembelajaran yang terdapat di sekolah juga menjadi faktor timbulnya masalah yang dihadapi guru dan murid. Dengan adanya fenomena seperti itu makan pembelajaran terlihat membosankan dan sulit karena siswa tidak terlibat aktif dalam proses pembelajaran sehingga berdampak pada kurangnya motivasi belajar dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada materi kerangka manusia dan fungsinya. Mengingat pentingnya mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam untuk kehidupan masa datang maka diperlukan suatu model pembelajaran yang dapat menumbuhkan minat siswa dan mengajak siswa untuk mencintai serta menjadikan Ilmu Pengetahuan Alam menjadi mata pelajaran yang menyenangkan dan tidak membosankan. Salah satu model pembelajaran yang diharapkan mampu
ROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAKUAN 2015
3
dijadikan alternatif pemecahan masalah itu adalah menggunakan pembelajaran kooperatif examples non examples. Pembelajaran kooperatif merupakan aktivitas pembelajaran dengan menggunakan pembelajaran berkelompok yang didasarkan kepada perubahan informasi secara sosial antar anggota kelompok dan dengan kelompok lain. Peneliti percaya dengan mengunakan model kooperatif example non example yang dalam pelaksanaannya menggunakan media gambar yang relevan diharapkan permasalahan yang ada dapat diatasi. Berdasarkan latar belakang di atas, maka perlu kiranya diadakan suatu penelitian tindakan kelas untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik. Dalam hal ini peneliti mengangkat judul, yaitu ”Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif Examples Non Examples untuk Meningkatkan Hasil Belajar pada Materi Pembelajaran Kerangka Manusia dan Fungsinya Pada Siswa Kelas IV Sekolah Dasar Muhammadiyah 04 Kelurahan Meruyung Kecamatan Limo Kota Depok Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2015/2016”. Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dapat mengidentifikasi faktor-faktor penyebab timbulnya masalah, yaitu: 1. Siswa menganggap bahwa pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada materi kerangka manusia dan fungsinya adalah pelajaran yang membingungkan dan membosankan. 2. Guru kurang kreatif dalam memilih model pembelajaran. 3. Motivasi belajar siswa kurang dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk meningkatan hasil belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam pada materi kerangka manusia dan fungsinya melalui penerapan model pembelajaran kooperatif examples non examples kelas IV Sekolah Dasar Muhammadiyah 04 Kelurahan Meruyung Kecamatan Limo Kota Depok Semester Ganjil Tahun Pelajaran 2015/2016.
Hasil Belajar Hasil belajar sering kali digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan, untuk lebih mengetahui sejauh mana berhasilnya pembelajaran. Untuk mengetahui hasil belajar, diperlukan serangkaian pengukuran menggunakan alat evaluasi yang baik dan memenuhi syarat. Setiap proses belajar yang dilaksanakan oleh siswa akan menghasilkan hasil belajar yaitu perubahan dari perilaku yang meliputi afektif, kognitif, psikomotorik. Didalam proses pembelajaran guru sebagai pengajar membantu meningkatkan keberhasilan siswa. Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki siswa setelah ia belajar. Hal tersebut sesuai dengan definisi yang dikemukakan oleh Sudjana (2009:22) bahwa “hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalamannya”. Pada saat proses belajar mengajar, banyak ragam kemampuan yang diberikan oleh guru kepada siswa. Kemampuan itu termasuk kedalam kemampuan kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan). Jika hasil belajar yang diperoleh siswa secara optimal, maka setidaknya siswa memiliki dua atau tiga kemampuan setelah menerima atau mengalami proses belajar. Hasil belajar merupakan perubahan sikap atau perilaku setelah mengalami suatu proses belajar. Seseorang yang melakukan proses belajar akan mengalami perubahan sikap dan perilakunya, baik berupa pengetahuan ataupun keterampilan. Tetapi tidak semua perubahan perilaku merupakan hasil belajar. Pendapat tersebut sejalan dengan Sukmadinata (2005:102) yang menyatakan “hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapankecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang”. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuaan, keterampilan berpikir maupun dalam keterampilan motorik
ROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAKUAN 2015
4
Hasil belajar dapat dilihat dari proses hasil ulangan harian, nilai ulangan tengah semester, dan nilai ulangan semester. Jadi, tujuan hasil belajar untuk memperbaiki modul dan program pembelajaran serta sebagai bahan pertimbangan dalam memberikan nilai bagi siswa, Stanley yang dikutip oleh Arifin (2011:18) menyatakan secara spesifik tentang fungsi penilaian hasil belajar yang dikategorikan ke dalam tiga fungsi yang saling berinteraksi, yakni: 1) Fungsi intruksional 2) Fungsi administrative 3) Fungsi bimbingan Keberhasilan dalam proses belajar memiliki faktor-faktor yang dapat mendukung keberhasilan belajar itu sendiri. Anitah (2011:2.7) menyatakan keberhasilan belajar sangat dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut dapat dikelompokan menjadi dua kelompok yaiti faktor dari dalam diri siswa (intern) dan faktor dari luar diri siswa (ekstern). 1) Faktor dari dalam diri siswa (intern), yang berpengaruh pada hasil beljar diantaranya adalah kecakapan, minat, bakat, usaha, motivasi, perhatian, kelemahan, kesehatan serta kebiasaan siswa. 2) Faktor dari luar diri siswa yang mempengaruhi hasil belajar adalah lingkungan fisik. Berdasarkan kajian teoritik hasil belajar di atas, dapat disintesiskan bahwa hasil belajar adalah hasil dari proses belajar yang telah ditempuh oleh siswa, sehingga menghasilkan perubahan-perubahan tingkah laku, baik dalam bentuk penguasaan pengetahuan (kognitif), keterampilan sikap (afektif) maupun keterampilan motorik. Model Pembelajaran Kooperaif Examples non Examples Pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran dengan tujuan memecahkan masalah dengan cara aktif berdiskusi. Sejalan dengan pendapat di atas Trianto (2007:41) menyatakan “pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang bernaung dalam teori kontstruktivis”.
Maksudnya adalah pembelajaran kooperatif mampu memecahkan masalah-masalah yang kompleks dengan cara aktif berdiskusi dengan temannya sehingga mampu menemukan dan memahami konsep yang sulit. Kerja sama yang dilakukan siswa dalam pembelajaran kooperatif mampu menjadikan sebuah pengalaman belajar yang menyenangkan dan dapat membuat guru lebih mudah dalam mengkondisikan pembelajaran. Model pembelajaran kooperatif examples non examples adalah model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai medianya. Taktik ini bertujuan untuk mempersiapkan siswa secara cepat dengan menggunakan 2 hal yang terdiri dari model pembelajaran kooperatif examples dan non examples dari suatu definisi konsep yang ada, dan meminta siswa untuk mengklasifikasikan keduanya dengan konsep yang ada. Hal ini sesuai dengan definisi yang diutarakan Hamdayama (2014:97) mendefinisikan “model examples non examples sebagai model yang mengajarkan pada siswa untuk belajar mengerti dan menganilisis sebuah konsep”. examples memberikan gambaran akan sesuatu yang menjadi contoh dalam suatu materi yang sedang dibahas, sedangkan non-examples memberikan gambaran akan sesuatu yang bukanlah contoh dari suatu materi yang sedang dibahas. Setiap model pembelajaran mempunyai kelebihan dan kekurangan, begitu pula model pembelajaran kooperatif examples non examples. Kelebihan tersebut diungkapkan Hamdani (2011:94) yang memaparkan bahwa: kelebihan model pembelajaran examples non examples, yaitu siswa lebih kritis menganalisis gambar, siswa mengetahui aplikasi dari materi berupa contoh gambar, dan siswa diberi kesempatan untuk mengemukakan pendapatnya. dalam bentuk gambar dan memakan waktu yang lama. Selain mempunyai kelebihan model examples non examples juga memiliki kekurangan menurut Huda (2013:236) yaitu sebagai berikut:
ROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAKUAN 2015
5
a)
Tidak semua materi dapat disajikan dalam benuk gambar. Memakan waktu yang lama.
Langkah-langkah Model Examples non Examples Model pembelajaran kooperatif examples non examples memiliki langkahlangkah dalam pembelajaran. Langkahlangkah adalah hal yang harus dilakukan secara bertahap agar tujuan dari model tersebut dapat sesuai. Hal tersebut sesuai dengan yang diutarakan oleh Tampubolon (2014:99), Shoimin (2014:75), Huda (2013:235), Suprijono (2011:125), Ngalimun (2012:176) dan Slavin yang dikutip oleh Hamdayama (2014:99) model pembelajaran kooperatif examples non examples adalah suatu metode dengan contoh dapat dari kasus/gambar yang relefan dengan kompetensi dasar. Langkahlangkah kegiatan pembelajaran (sintak) sebagai berikut: 1) Guru mempersiapkan gambargambar sesuai dengan tujuan pembelajaran. 2) Guru menempatkan gambar di papan atau ditanyangkan melalui media pembelajaran/OHP. 3) Guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan kepada siswa untuk memperhatikan atau menganalisis gambar. 4) Melalui diskusi kelompok 2-3 orang, hasil diskusi dari analisis gambar tesebut dicatat pada kertas. 5) Setiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya. 6) Mulai dari komentar atau hasil diskusi siswa, guru, mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai. 7) Kesimpulan.
Ilmu Pengetahuan Alam Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan atas pengamatan. Hal ini dijelaskan oleh Ahmadi (2004:1) mengutip teori Fowler yaitu menjelaskan bahwa Ilmu Pengetahuan Alam adalah „ilmu yang sistematis dan dirumuskan, yang berhubungan dengan gejala-gejala kebendaan dan didasarkan terutama atas pengamatan dan induksi‟. Ilmu Pengetahuan Alam dibagi menjadi beberapa cabang ilmu yang diantaranya fisika, kimia, meteorology dan biologi hal ini dipaparkan oleh Darmodjo dan Kaligis (2004:5.3) berpendapat bahwa Ilmu Pengetahuan Alam adalah ilmu yang membahas tentang alam dan segala isinya. IPA dibagi menjadi bebarapa cabang ilmu yakni: 1) ilmu fisika, 2) ilmu kimi, 3) ilmu meteorology dan yang terakhir 4) ilmu biologi. Fungsi pembelajaran IPA di Sekolah Dasar anatara lain adalah memberikan pengetahuan tentang lingkungan alam dan lingkungan buatan dan keterkaitannya dengan pemanfaatannya bagi kehidupan sehari-hari, ada beberapa bagaian yang termasuk fungsi dan tujuan IPA. Hal ini berdasarkan kurikulum berbasis kompetensi (Depdiknas, 2003:2) adalah sebagai berikut: 1) Menanamkan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. 2) Mengembangkan keterampilan, sikap dan nilai ilmiah. 3) Mempersiapkan siswa menjadi warga Negara yang meleksains dan teknologi. 4) Menguasai konsep sains untuk bekal hidup di masyarakat dan melanjutkan pendidikan ke jenjang lebih tinggi.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disintesiskan bahwa model pembelajaran kooperatif examples non examples adalah model pembelajaran yang menggunakan gambar sebagai medianya dengan menggunakan konsep gambar kasus dan bukan kasus yang menekankan konteks analisis siswa
Dari uraian tersebut dapat disintesiskan bahwa IPA adalah suatu kumpulan yang tersusun secara sistematis yang secara umum terbatas pada gejalagejala alam yang pada hakikatnya untuk mengamati alam dan dunia yang bersifat analisis, lengkap, cermat, serta menghubungkannya antara suatu fenomena
b)
ROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAKUAN 2015
6
dengan fenomena lain yang dibangun atas dasar proses, produk, dan prosedur. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian ini dengan pendekatan tindakan kelas melalui rancangan penelitian sebagai berikut: 1. Tempat Penelitian Penelitisn ini dilakukan di Sekolah Dasar Muhammadiyah 04 Kelurahan Meruyung Kecamatan Limo Kota Depok 2. Waktu Penelitian Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan pada semester ganjil tahun pelajaran 2015/2016. Adapun gambar siklus pelaksanaa tindakan kelas dapat dilihat sebagai berikut:
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Temuan penelitian dimulai pada prasiklus, kemudian dilanjutkan ke siklus I dan siklus II hingga mencapai kriteria keberhasilan penelitian ketuntasan hasil belajar secara klasikal minimal 75%. 1. Deskripsi Data Hasil Penelitian Tes Awal Ketercapaian Nilai Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Materi Kerangka Manusia dan Fungsinya. Tabel 4.4. No 1 2
Ketuntasan Hasil Belajar Tuntas Belum Tuntas Jumlah
Refleksi Awal
Perencanaan Tindakan 1
Pelaksana an Tindakan 1
Perencana an Tindakan 2
Pelaksana anTindaka n2
Observasi 1
Evaluas i/ Refleksi 1
Observasi 2
Evaluasi / Refleksi 2
Gambar 3.1 Bagan desain PTK Model Modifikasi Depdiknas Dari Model Kemmis dan Taggart
8 27
Presentase (%) 22,85 77,14
35
100
Tabel 4.4 menunjukkan ketuntasan nilai hasil tes awal belum mencapai kriteria keberhasilan penelitian. Siswa yang tuntas hanya 8 orang atau 22,85% sedangkan 77,14% atau 27 orang yang masih dibawah KKM yang telah ditentukan yaitu 68 . 2. Deskripsi Data Hasil Penelitian Siklus Ketercapaian Nilai Hasil Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Materi Kerangka Manusia dan Fungsinya Pada Siklus I. Tabel 4.9 No 1 2
Hasil Penelitian
Frekuensi
Ketuntasan Hasil Frekuensi Belajar Tuntas 16 Belum Tuntas 19 Jumlah
35
Presentase (%) 45,71 54,28 100
Tabel 4.9 menunjukkan ketuntasan hasil belajar siklus I secara klasikal belum mencapai kriteria keberhasilan penelitian. Siswa yang tuntas hanya 16 orang atau 45,71%. Sedangkan 19 orang atau 54,28% belum mencapai KKM = 68. Bila dibandingkan dengan tes awal dapat dikatakan mengalami peningkatan.
ROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAKUAN 2015
7
3. Deskripsi Data Hasil Penelitian Siklus II Ketercapaian Nilai Hasil belajar Ilmu Pengetahuan Alam Materi Kerangka Manusia dan Fungsinya Pada Siklus II. Tabel 4.14 No 1 2
Ketuntasan Hasil Frekuensi Belajar Tuntas 29 Belum Tuntas 6 Jumlah
Presentase (%) 82,85 17,42
35
100
Tabel 4.13 menunjukkan ketuntasan hasil belajar siklus II secara klasikal sudah mencapai kriteria keberhasilan penelitian. Siswa yang tuntas sebanyak 29 orang atau 82,85%. Sedangkan 6 orang atau 17,42% belum mencapai KKM = 68. Ini menunjukkan peningkatan hasil belajar sebesar 37,14% bila dibandingkan dengan siklus I. PEMBAHASAN Hasil penelitian dibahas pada setiap siklus untuk memperjelas maka dapat disajikan sesuai dengan table 4.17 sebagai berikut.
Aspek yang diteliti
Siklus I Nilai
Kualitas Pelaksanaan Pembelajaran Perubahan perilaku yang nampak pada siswa (%) Ketuntasan Hasil Belajar (%) Nilai Ratarata Ketuntasan Hasil Belajar
78,05%
79%
Hasil Siklus Siklus II Makna Nilai J Makna Cukup 88% Berku Berku alitas alitas 82% Baik
Keterangan
Meningkat 12,74% Meningkat 3,79%
Cukup 45,71%
82,85%
Baik
Kurang 62
Belum Tunta s
75
Me Tunta s
Meningkat 37,14%
Meningkat 19%
Tabel 4.17 Tabel 4.17 Pada siklus I penilaian pelaksanaan pembelajaran mencapai nilai 78,5% dengan kategori cukup berkualitas, dan pada siklus II dilakukan perbaikan pembelajaran sehingga nilai pelaksanaan pembelajaran menjadi 88%
sehingga meningkat 12,74% dengan kategori berkualitas. Sama halnya dengan kualitas pelaksanaan pembelajaran yang meningkat, perubahan perilaku siswa yang nampak juga meningkat, perubahan perilaku siswa pada siklus I mencapai nilai 79% dengan interpretasi cukup, dan setelah dilakukan perbaikan pada siklus II maka nilai perubahan perilaku siswa menjadi 82% sehingga meningkat 3,79% dengan interpretasi baik. Aspek penelitian lainnya yang juga mengalami peningkatan yaitu ketuntasan hasil belajar siswa. Hasil penelitian menunjukan bahwa berhasil atau tidak suatu pembelajaran tidak terlepas oleh peran guru dalam pelaksanaan pembelajaran dan faktor peserta itu sendiri. Hal ini diperkuat oleh Zulfa (2010: 67-69) yang menjelaskan bahwa keberhasilan belajar mengajar secara garis besar dari faktor internal dan eksternal, yakni faktor internal (faktor dari dalam siswa) dan faktor eksternal (faktor dari luar siswa) meliputi Home Scholling (cara orang tua untuk mendidik, relasi antar anggota keluarga, suasana rumah tangga, keadaan ekonomi orang tua, pengertian orang tua dan latar belakang kebudayaan), Schooling (kurikulum, metode, relasi guru-siswa, relasi siswa-siswa, disiplin sekolah, pelajaran dan waktu sekolah, standar pelajaran, keadaan gedung, gaya belajar, tugas rumah) dan Community (kegiatan siswa dalam masyarakat, media, teman bergaul, bentuk kehidupan masyarakat). Pada siklus I ketuntasan hasil belajar siswa kelas IV Sekolah Dasar Muhammadiyah 04 secara klasikal hanya mencapai 45,71%, kemudian mengalami peningkatan pada siklus II menjadi 82,85% sehingga meningkat 37,14%, maka penelitian selesai dilaksanakan pada siklus II karena penelitian sudah berhasil. SIMPULAN Berdasarkan pembahasan hasil penelitian yang telah dilakukan, dapat disimpukan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif Examples non
ROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAKUAN 2015
8
Examples dapat meningkatkan hasil belajar pada mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dengan materi Kerangka Manusia dan Fungsinya pada kelas IV SD Muhammadiyah 04 Kelurahan Meruyung Kecamatan Limo Kota Depok pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016. DAFTAR PUSTAKA
Zulfa,
2007. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif Progresif. Surabaya: Media Group Prenada.
Umi. 2010. strategi Pembelajaran. Cilacap: Al Ghazali press.
BIODATA PENULIS
Ahmadi, Abu dan Supatmo. 2004. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Rineka Cipta. Anitah. 2011. Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka. Arifin, Zainal. 2011. Evaluasi pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Darmodjo, Hendro dan Kaligis, Yeni. 2004. Ilmu Alamiah Dasar. Jakarta: Universitas Terbuka. Hamdani. 2011. Strategi Mengajar. Bandung: Setia.
Trianto.
Belajar Pustaka
Hamdayama, Jumanta. 2014. Model dan Metode Pembelajaran Kreatif dan Berkarakter. Bogor : Ghalia Indonesia.
Ahmad Hidayat dilahirkan di Bogor pada tanggal 1 Desember 1993. Peneliti anak terakhir dari 5 bersaudara dari pasangan Bapak Umar dan Ibu Hindun. Peneliti tinggal di Kp. Bubulak Rt 02/08 Kecamatan Cibungbulang Kabupaten Bogor. Pendidikan pertama peneliti dimulai di SDN Cemplang 03 tahun 1999 -2005, Madrasah Tsanawiyah Al Aulia tahun 2005 - 2008, Madrasah Aliyah Aulia tahun 2008-2011, kemudian tahun 2011 melanjutkan Pendidikan SI Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Pakuan.
Huda, Miftahul. 2013. Model-Model Pembelajaran dan Pembelajaran Isu-Isu Metodis dan Paradigmatis. Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Sudjana, Nana. 2009. Penilaian Hasil Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. . Sukmadinata, Nana Syaodih. 2005. Landasan Psikologi Proses Pendidikan Bandung : PT RemajaRosdakarya.
ROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS PAKUAN 2015
9