1
PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE EXAMPLES NON EXAMPLES DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR SISWA PADA MATA PELAJARAN IPA DI KELAS III SDN 33 KOTA SELATAN KOTA GORONTALO Sri Hariati Ali¹, Sukirman Rahim², Gamar Abdullah³
1 Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo (Sri Hariati Ali¹,) email:
[email protected] 2 Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo (Sukirman Rahim²,) email: 3 Fakultas Ilmu Pendidikan, Universitas Negeri Gorontalo (Gamar Abdullah³) email: ABSTRAK Penelitian ini memiliki rumusan masalah bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe examples non examples dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas III SDN 33 Kota Selatan Kota Gorontalo? Tujuan pelaksanaan penelitian ini yakni untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe examples non examples dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas III SDN 33 Kota Selatan Kota Gorontalo. Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian deskriptif kualitatif, subjek penelitian yaitu siswa kelas III yang berjumlah 36 orang. Tehnik pengumpulan data yaitu dengan menggunakan tehnik observasi dan wawancara. Penelitian ini dilaksanakan pada hari senin 11 mei 2015. Hasil penelitian berdasarkan hasil observasi dan hasil wawancara menjelaskan bahwa penerapan model pembelajaran examples non examples yang diterapkan guru dalam kelas khususnya mata pelajaran IPA telah terlaksana dengan baik dan dapat membuat siswa lebih memahami mata pelajaran yang diajarkan sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa menjadi lebih baik atau meningkat. Kata kunci: Pembelajaran, Kooperatif, examples non examples, hasil belajar, IPA
ABSTRACK The problem statement in this research was how was the implementation of examples non examples type of cooperative learning model in improving the students’ learning achievent in sciene subjeckt at the third grade students of SDN 33 Kota Selatan, City of Gorontalo ? the objective of this research was to find out the description of the implementation of the exsample non- examples type of cooperative learning model in improving the achievement of the third grade students of SDN 33 Kota Selatan, City of Gorontalo. This resears was a qualitative descriptive research, in which the subject of this research was 36 students of the third grade. The data were collected using observation and interview techique. This research was conducted on May 11, 2015. Based on the observation and interview, it was clear that the examples non-examples type of cooperative learning has been well implemented by the
2
teacher in the science subject and it was able to make the student understand more about the subject, thus, it influences their learning achievement to be better or higher. Keywords : Learning, Cooperative, Examples Non Example, Learning Achievement, Science
1. PENDAHULUAN Pendidikan merupakan suatu keharusan bagi manusia dan berlangsung sepanjang hayat. Sejak kelahirannya ke dunia, anak memiliki kebutuhan untuk memperoleh pendidikan. Fattah (Rahmat, 2009:7) berpendapat bahwa apabila pendidikan dikaitkan dengan keberadaan dan hakikat kehidupan manusia, pendidikan harus diarahkan untuk membentuk kepribadian manusia, yaitu mengembangkan manusia sebagai makhluk individu, makhluk sosial, makhluk susila, dan makhluk beragama. Menurut Djamarah (2008:22), pendidikan bertujuan untuk mengembangkan kualitas manusia, sebagai suatu kegiatan yang sadar akan tujuan, maka dalam pelaksanaannya berada dalam suatu proses yang berkesinambungan dalam setiap jenis dan jenjang pendidikan semuanya berkaitan dalam suatu sistem pendidikan yang integral. Mutu pendidikan sangat tergantung pada kualitas guru dan praktek pembelajarannya, sehingga peningkatan kualitas pembelajaran merupakan isu mendasar bagi peningkatan mutu pendidikan secara nasional. Keberhasilan pembelajaran dalam arti tercapainya standar kompetensi sangat tergantung pada kemampuan guru mengolah pembelajaran yang dapat menciptakan situasi yang memungkinkan siswa belajar sehingga merupakan titik awal berhasilnya pembelajaran. Pembelajaran pada umumnya merupakan suatu proses yang mengandung serangkaian perbuatan guru dan siswa atas hubungan timbal balik yang berlangsung dalam situasi edukatif
untuk mencapai suatu tujuan. Oleh sebab itu berbagai upaya harus terus dilakukan untuk meningkatkan kualitas pengajaran disetiap jenjang, jalur, dan jenis pendidikan. Salah satu mata pelajaran yang penting yang diajarkan pada tingkatan Sekolah Dasar (SD) adalah pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA). IPA mempelajari cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga IPA bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta-fakta, konsep-konsep, atau prinsip-prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan. IPA diklasifikasikan menjadi tiga bagian, yaitu IPA sebagai produk, proses dan sikap. IPA sebagai produk berkaitan dengan hasil penelitian dari para ilmuwan dan sudah membentuk konsep yang telah dikaji. IPA sebagai produk, yaitu fakta-fakta, prinsip, hukum, dan teori-teori IPA. Dalam memperoleh faktafakta, prinsip, hukum dan teori-teori tersebut membutuhkan suatu proses dan proses tersebut didasari oleh sikap ilimiah. Oleh karena itu, dalam penyampaiannya diperlukan suatu strategi yang tepat dalam pembelajaran IPA. Salah satu strategi yang harus dilakukan oleh seorang guru yang profesional yaitu dengan menerapkan model pembelajaran agar memudahkan siswa untuk mengingat materi yang diajarkan sehingga didapat hasil belajar siswa yang memuaskan. Pada observasi awal dikelas III pada mata pelajaran IPA guru hanya menggunakan metode ceramah dan tidak menerapkan model dalam pembelajaran sehingga terlihat sebagian besar siswa hanya bermain pada saat proses
3
pembelajaran berlangsung. Sehingga hasil belajar yang didapat kurang memuaskan padahal banyak model yang dapat digunakan oleh guru untuk meningkatkan hasil belajar siswa khususnya pada mata pelajaran IPA. Guru harus mampu mengidentifikasi kelemahan dan kelebihan model-model pembelajaran tersebut, mampu memilihnya secara tepat dan mampu mengembangkannya dalam proses pembelajaran sehingga dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Hal tersebut mendorong peneliti mengambil judul penelitian tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe examples non examples. Karena salah satu model pembelajaran yang dianggap mampu meningkatkan minat dan memperbaiki hasil belajar siswa adalah dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe examples non examples. Model pembelajaran kooperatif tipe examples non examples merupakan salah satu tipe strategi pembelajaran yang kooperatif dan fleksibel dimana siswa dibagi dalam beberapa kelompok yang heterogen dan dituntut untuk memahami atau menganalisa gambar yang telah disiapkan oleh guru, gambar tersebut menyangkut dengan materi yang diajarkan. Adapun gambar yang telah disiapkan oleh guru berupa gambar yang merupakan contoh dari materi yang sedang dibahas dan yang bukan merupakan contoh gambar dari suatu materi yang sedang dibahas. Siswa diberi kesempatan untuk menganalisa gambar sesuai dengan pemahamannya masingmasing. Model pembelajaran examples non examples tersebut sangat cocok diterapkan pada mata pelajaran IPA karena mata pelajaran IPA merupakan mata pelajaran yang banyak mengajarkan tentang hal-hal yang bersifat konkret tentang kadaan alam makhluk hidup. Berdasarkan masalah-masalah yang
ditemukan dalam pembelajaran, maka peneliti merumuskan permasalahan yang penting yaitu bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe examples non examples dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas III SDN 33 Kota Selatan Kota Gorontalo? Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah diatas maka tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui penerapan model pembelajaran kooperatif tipe examples non examples dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas III SDN 33 Kota Selatan Kota Gorontalo. 2. KAJIAN TEORITIS Pengertian Belajar Belajar merupakan salah satu kebutuhan hidup manusia dalam usahanya untuk mempertahankan dan mengembangkan dirinya diera-globalisasi sekarang ini. Belajar merupakan tindakan dan perilaku yang kompleks, sebagai tindakan maka belajar hanya dialami oleh siswa itu sendiri. Siswa adalah penentu terjadinya atau tidak terjadinya proses belajar. Proses belajar terjadi berkat siswa memperoleh sesuatu yang ada dilingkungan sekitar. Menurut Sagala (2003:13) belajar dikatakan berhasil manakala seseorang mampu mengulangi kembali materi yang telah dipelajarinya, maka belajar seperti ini disebut “rote learning”. Kemudian jika dipelajari mampu disampaikan dan diekspresikan dalam bahasa sendiri maka disebut “over learning”. Pengertian belajar telah mengalami perkembangan secara evolusi, sejalan dengan perkembangan cara pandang dan pengalaman para ilmuan. Menurut Hanafian (2009:5) pengertian belajar dapat didefinisikan sesuai dengan nilai
4
filosofis yang dianut dan pengalaman para ilmuan atau pakar itu sendiri dalam membelajarkan peserta didiknya. Menurut Skiner (Mudjiono, 2002:9-10) belajar adalah suatu perilaku. Pada saat orang belajar, maka responya menjadi lebih baik, sebaliknya bila tidak belajar maka responnya menurun. Belajar sebagai suatu aktivitas mental atau psikis, yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan lingkungan, yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengetahuan, pemahaman, keterampilan dan nialai sikap. Perubahan itu terjadi secara relatif, konstan dan berbekas. Hakikat Hasil Belajar Hasil belajar adalah kemampuankemampuan yang dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajar. Sanjaya (2013) mengemukakan bahwa kriteria hasil belajar dapat dilihat dari beberapa aspek yaitu:1). Aspek Kognitif Aspek kognitif berhubungan dengan kemampuan intelektual siswa meliputi: a. Tingkatan menghafal secara verbal mencakup kemampuan menghafal tentang materi pembelajaran seperti fakta, konsep, prinsip, dan prosedur. b. Tingkatan pemahaman meliputi kemampuan membandingkan, mengidentifikasi karakteristik, menggeneralisasi, dan menyimpulkan. c. Tingkatan aplikasi mencakup kemampuan menerapkan rumus, dalil, dan prinsip terhadap kasus-kasus yang terjadi dilapangan. d. Tingkatan analisis mencakup kemampuan mengklasifikasikan, menggolongkan, merinci, dan mengurangi suatu objek.
e. Tingkatan sintesis meliputi kemampuan memadukan berbagai unsur atau komponen, menyusun, membentuk bangunan, dan mengarang. f. Tingkatan penilaian meliputi kemampuan menilai terhadap objek studi menggunakan kriteria tertentu. 2). Aspek Afektif Aspek afektif berhubungan dengan penilaian terhadap sikap dan minat siswa terhadap mata pelajaran dan proses pembelajaran. Evaluasi dalam aspek ini meliputi: a. Memberikan respon atau reaksi terhadap nilai-nilai yang dihadapkan kepadanya. b. Menikmati tau menerima nilai, norma, serta objek yang mempunyai nilai etika dan estetika. c. Menilai (valuing) ditinjau dari segi baik buruk, adil tidak adil, indah tidak indah terhadap objek studi. d. Menerapkan atau mempraktekan nilai, norma, etika, estetika dalam perilaku kehidupan sehari-hari. 3) Aspek Psikomotorik Pada aspek ini kompetensi yang harus dicapai meliputi: a. Tingkatan penguasaan gerakan awal berisi tentang kemampuan siswa dalam menggerakan sebagian anggota tubuh. b. Tingkatan gerakan rutin meliputi kemampuan melakukan atau menirukan gerakan yang melibatkan seluruh anggota tubuh. c. Tingkatan gerakan rutin berisi kemampuan melakukan
5
gerakan secara menyeluruh dengan sempurna dan sampai pada tingkat otomatis. Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil belajar terutama diperoleh dari hasil evaluasi guru. Dalam banyak buku, hasil belajar juga diartikan sebagai prestasi belajar. Menurut para ahli pendidikan, hasil belajar yang dicapai oleh siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu faktor yang terdapat dalam diri siswa itu sendiri (faktor internal) dan faktor yang terdapat diluar diri siswa (faktor eksternal). Faktor internal atau faktor yang terdapat didalam diri siswa antara lain sebagai berikut: (1) kurangnya kemampuan dasar yang dimiliki oleh siswa. Kemampuan dasar (inteligensi) merupakan wadah bagi kemungkinan tercapainya hasil belajar yang diharapkan; (2) kurangnya bakat khusus untuk suatu sistuasi belajar tertentu; (3) kurangnya motivasi atau dorongan belajar, tanpa motivasi yang besar akan banyak mengalami kesulitan dalam balajar, karena motivasi merupakan faktor pendorong kegiatan belajar; (4) situasi pribadi terutama emosional yang dihadapi siswa pada waktu tertentu dapat menimbulkan kesulitan dalam belajar; (5) faktor jasmani yang tidak mendukung kegiatan balajar, seperti ganguan kesehatan, cacat tubuh, ganguan penglihatan, ganguan pendengaran dan lain sebagainya; dan (6) faktor hireditas (bawaan) yang tidak mendukung kegiatan belajar, seperti buta warna, cacat tubuh dan lain sebagainya. Adapun faktor yang terdapat diluar diri peserta didik (eksternal) yang mempengaruhi hasil belajar siswa adalah sebagai berikut: (1) faktor lingkungan sekolah yang kurang memadai bagi situasi belajar siswa, seperti: cara mengajar, sikap guru, kurikulum atau materi yang akan dipelajari, perlengkapan belajar yang tidak
memadai, teknik evaluasi yang kurang tepat, ruang belajar yang kurang nyaman, situasi sosial sekolah yang kurang mendukung dan sebagainya; (2) situasi dalam keluarga mendukung siswa, seperti rumah tangga yang kacau, kurang perhatian orang tua karena pekerjaannya dan lain sebagainya; (3) situasi lingkungan sosial yang menggangu kegiatan belajar siswa, seperti pengaruh negative dari pergaulan, gangguan kebudayaan, film dan lain sebagainya. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Examples non examples a). Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran adalah suatu perencanaan atau suatu pola yang digunakan sebagai pedoman dalam merencanakan pembelajaran di kelas atau pembelajaran dalam tutorial. Menurut Joyce (Trianto, 2007:5) menyatakan bahwa, Setiap model pembelajaran mengarahkan kita kedalam mendesain pembelajaran untuk membantu siswa sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Model pembelajaran mengacu pada pendekatan yang akan digunakan, termasuk di dalamnya tujuan-tujuan pembelajaran, tahap-tahap dalam kegiatan pembelajaran, lingkungan pembelajaran, dan pengelolaan kelas. Menurut Rustam (2003:206) Model pembelajaran kooperatif merupakan salah satu pembelajaran yang dikembangkan dari teori kontruktivisme karena mengembangkan struktur kognitif untuk membangun pengetahuan sendiri melalui berpikir rasional. Menurut Nurulhayati (Wahyuni, 2012:11) pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang melibatkan partisipasi siswa dalam satu kelompok kecil untuk saling berinteraksi. Dalam sistem pembelajaran yang 6
kooperatif, siswa belajar bekerjasama dengan anggota lainnya. Siswa belajar bersama dalam sebuah kelompok kecil dan mereka dapat melakukannya seorang diri. Tujuan penting lain dari pembelajaran kooperatif adalah untuk mengajarkan kepada siswa keterampilan bekerjasama dan kolaborasi. Menurut Rusman (2011:211) langkah-langkah dalam menggunakan model pembelajaran kooperatif yaitu (1) menyampaikan tujuan dan memotivasi siswa, (2) menyajikan informasi, (3) mengorganisasikan siswa kedalam kelompok-kelompok belajar, (4) membimbing kelompok bekerja dan belajar, (5) evaluasi dan (6) memberikan penghargaan. Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Examples non examples Model pembelajaran ini didasarkan atas contoh. Contoh dapat diambil dari kasus/gambar yang relevan dengan kompetensi dasar. Menurut Aqib (2013:17) Langkah-langkah model pembelajaran examples non examples adalah sebagai berikut: (a) guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran; (b) guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP/LCD; (c) guru memberi petunjuk dan memberi kesempatan pada siswa untuk memerhatikan/menganalisa gambar; (d) melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisis gambar tersebut dicatat pada kertas; (e) tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya; (f) mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai; dan (g) kesimpulan. Penerapan Model Pembelajaran Examples non examples pada mata pelajaran IPA
Salah satu komponen pembelajaran yang sangat menentukan kualitas proses pembelajaran IPA di SD adalah pendekatan pembelajaran, diantaranya pembelajaran kooperatif. Oleh karena itu, setiap guru dituntut untuk menggunakan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan tuntutan materi pelajaran dengan mempertimbangkan kemampuan guru dan siswa dalam mengikuti pelajaran dengan pendekatan pembelajaran kooperatif. Kegagalan pembelajaran salah satunya disebabkan oleh pemilihan model pembelajaran yang kurang tepat. Kelas yang kurang bergairah dan kondisi anak didik yang kurang kreatif dikarenakan penentuan model yang kurang sesuai dengan bahan ajar dan tidak sesuai dengan tujuan pengajaran. Penggunaan pendekatan dan model pembelajaran yang tepat membuat tujuan pembelajaran dapat tercapai khususnya dalam pembelajaran IPA di kelas III, siswa dituntut untuk saling bekerjasama dalam menyimak penjelasan guru serta hasil belajar yang di dapat akan meningkat sesuai harapan guru. Hal ini menunjukan berarti dalam meningkatkan kualitas proses pembelajaran yang dapat berdampak positif terhadap peningkatan hasil belajar siswa, guru harus memperhatikan penggunaan model pembelajaran secara efektif, diantaranya model pembelajaran kooperatif tipe examples non examples.Penerapan model pembelajaran examples non examples lebih mengutamakan konteks analisis siswa, karena konsep yang diajarkan diperoleh dari hasil penemuan dan bukan berdasarkan konsep yang terdapat dalam buku. Dengan memusatkan perhatian siswa terhadap examples non examples diharapkan dapat mendorong siswa untuk menuju pemahaman yang lebih dalam terhadap materi pelajaran. Dengan pemahaman yang mendalam, diyakini
7
akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa terutama pada mata pelajaran IPA. Kajian Penelitian yang relevan Penelitian yang dilakukan oleh Kanthi Dewi Sayekti dengan judul “Upaya Meningkatkan Pemahaman Materi Sifatsifat Bangun Datar dan Bangun Ruang Melalui Model Pembelajaran Examples Non Examples di Kelas V Gugus III Kecamatan Tampaksiring”. Hasil penelitian menunjukkan pada tes siklus ke I rata-rata 71,05 dengan persentase ketuntasan 48%, dan pada tes siklus ke II rata-rata 78,00 dengan persentase ketuntasan 75,50%. Sehingga dapat disimpulkan bahwa penggunaan model pembelajaran examples non examples dapat meningkatkan pemahaman dan hasil belajar matematika siswa. Perbedaan antara penelitian ini dengan penelitian Kanthi Dewi Sayekti adalah sebagai berikut: (1) Jenis penelitian yang digunakan Kanthi Dewi Sayekti adalah PTK dengan pendekatan kualitatif sedangkan jenis penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif; (2) Materi yang diteliti oleh Kanthi Dewi Sayekti adalah sifat-sifat bangun datar dan bangun ruang, mata pelajaran matematika sedangkan materi yang diteliti oleh peneliti ini adalah sumber daya alam pada mata pelajaran IPA; dan (3) Subjek penelitian yang diteliti oleh Kanthi Dewi Sayekti adalah siswa kelas V Gugus III Kecamatan Tampaksiring tahun ajaran 2012/2013 sedangkan subjek penelitian yang diteliti oleh peneliti ini adalah siswa kelas III SDN 33 Kota Selatan Kota Gorontalo tahun ajaran 2014/2015. Kesamaan penelitian ini adalah salah satu variabelnya menggunakan model pembelajaran Examples Non Examples. Berdasarkan penelitian dari Kanthi Dewi Sayekti, dapat disimpulkan bahwa model
pembelajaran examples non examples dapat meningkatkan hasil belajar siswa. Sehingga peneliti dapat menjadikannya acuan dalam membuat penelitian mengenai penggunaan model pembelajaran examples non examples dalam pembelajaran. Oleh karena itu, peneliti merasa perlu untuk mengkaji lebih dalam mengenai penerapan model pembelajaran examples non examples terhadap hasil belajar siswa. 3. METODE PENELITIAN Dalam penelitian ini peneliti mengambil lokasi penelitian yang dilaksanakan di SDN 33 Kota Selatan Kota Gorontalo Tahun ajaran 2014/2015 karena sekolah tersebut merupakan tempat pelaksanaan PPL 2 sehingga peneliti mengambil lokasi tersebut. Peneliti melakukan penelitian kurang lebih selama 2 minggu untuk melengkapi data-data yang diperlukan. Sehingga data yang diperoleh benar-benar valid. Adapun kondisi bangunan sudah permanen dengan jumlah 12 ruang kelas yaitu kelas 1a, 1b, 2a, 2b, 3a, 3b, 4a, 4b, 5a, 5b, 6a, 6b. Jumlah Siswa per kelas 35 – 41 siswa per kelas. Jumlah Siswa seluruhnya 441 Orang, setiap kelas terdiri dari 2 kelas yaitu kelas A dan B. jumlahnya yaitu: kelas 1 berjumlah 73 orang, kelas 2; 60 orang, kelas 3; 72 orang, kelas 4; 82 orang, kelas 5; 112 orang dan kelas 6; 82 orang. Jumlah Guru 20 Orang. SDN 33 Kota Selatan di kelilingi oleh rumah-rumah penduduk. Sekolah ini pula memiliki luas tanah 1756 m2 bangunan sekolah milik sendiri, dengan luas bangunan 748 m2 . Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif karena peneliti ingin mengetahui dan mengidentifikasi penerapan model pembelajaran kooperatif
8
tipe examples non examples. Pada penelitian jenis ini dilakukan observasi dikelas III SDN 33 Kota Selatan yaitu tentang deskripsi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe examples non examples dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA, kemudian dilanjutkan dengan wawancara guru dan siswa kelas III SDN 33 Kota Selatan Kota Gorontalo dan dokumentasi untuk dapat mengumpulkan data-data yang valid sehingga akan diketahui hasil belajar siswa dalam mata pelajaran IPA. Prosedur Pengumpulan Data Proses pengumpulan data digunakan peneliti dalam beberapa tahap – tahap, seperti observasi langsung dan juga dokumentasi, dalam observasi langsung peneliti melakukan dua hal yakni observasi dan wawancara. Hal ini dilakukan peneliti untuk mengetahui data – data lengkap yang ada pada sekolah tersebut. a) Observasi : Observasi merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara mengamati dan mencatat hal-hal penting yang terjadi pada saat proses kegiatan belajar berlangsung. Adapun kegiatan yang dilakukan peneliti yaitu melakukan observasi tentang cara guru dalam merencanakan pembelajaran dengan menggunakan model examples non examples, cara guru dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan model examples non examples, cara guru dalam menyajikan media gambar yang relevan dengan model examples non examples, dan cara guru dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran yang relevan dengan model examples non examples. b) Wawancara: Wawancara dilakukan setelah melakukan observasi tentang penerapan model pembelajaran kooperatif tipe examples non examples di kelas III. Wawancara dilakukan dengan mengadakan
pembicaraan atau tanya jawab secara langsung antara peneliti dengan guru dan siswa kelas III di SDN 33 Kota Selatan Kota Gorontalo untuk mendapatkan hasil penelitian yang valid. c) Dokumentasi: Dokumentasi yaitu pengumpulan, pengolahan dan penyimpanan informasi dibidang pengetahuan. Dokumentasi yang digunakan dalam penelitian ini dokumentasi yang berupa gambar, dimana peneliti mengambil dokumentasi pada proses pembelajaran berlangsung yaitu mengenai bagaimana cara guru menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe examples non examples pada mata pelajaran IPA dan itu merupakan salah satu bukti bahwa peneliti melakukan observasi lapangan. Dan juga digunakan untuk melihat berbagai dokumen yang berkaitan dengan objek yang dikaji untuk memperjelas dan melengkapi informasi yang diperoleh melalui wawancara dan observasi. 4. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Deskripsi Hasil Penelitian Pada Hari Senin Tanggal 11 Mei 2015 peneliti melakukan observasi tentang bagaimana penerapan model pembelajaran kooperatif tipe examples non examples dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas IIIA. Adapun hal-hal yang diamati berdasarkan indikator penelitian yakni cara guru dalam merencanakan penelitian menggunakan model examples non examples, cara guru dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan model examples non examples, cara guru dalam menyajikan media gambar yang relevan dengan model examples non examples, dan cara guru dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran yang relevan dengan model examples non examples. Setelah 9
melakukan observasi peneliti mewawancarai guru dan siswa kelas III. Wawancara guru kelas IIIA dilakukan pada Hari Senin Tanggal 11 Mei 2015, kemudian wawancara untuk siswa dilakukan pada Hari Rabu Tanggal 13 Mei 2015 kegiatan yang dilakukan yaitu mewawancarai siswa kelas III berdasarkan indikator penelitian tentang deskripsi penerapan model pembelajaran kooperatif tipe examples non examples yang diterapkan guru dalam proses pembelajaran IPA. Kemudian wawancara untuk guru kelas IIIB pada Hari Jum’at Tanggal 22 Mei 2015. Wawancara yang dilakukan oleh peneliti berdasarkan indikator penelitian. Adapun hasil wawancara yang telah dilakukan oleh peneliti dengan guru kelas IIIA yang bernama Wasni Alulu, S.Pd sebagai responden pertama (W-R01), guru kelas IIIB yang bernama Sarina Daud, S.Pd sebagai responden kedua (W-R02) dan 5 orang siswa yang bernama Aubrey Alika Auleta Indriani selaku responden pertama (W-M01), Ainurrahmadani Rahman responden kedua (W-M02), Anisa Dwi Putri Hairudin responden ketiga (W.M03), Shinta W. Abdjul responden keempat (W-M04), dan Andi Rizki Awalia Rahman selaku responden kelima (W-M05). Berdasarkan indikator penerapan model pembelajaran kooperatif tipe examples non examples dalam meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran IPA kelas III SDN 33 Kota Selatan Kota Gorontalo. Cara guru dalam merencanakan pembelajaran menggunakan model examples non examples. Dari hasil observasi yang didapat bahwa sebelum pelaksanaan pembelajaran berlangsung guru mempersiapkan hal-hal yang dibutuhkan dalam proses pembelajaran diantaranya yaitu menyiapkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP), kemudian menyiapkan media pembelajaran berupa gambar-gambar terkait dengan materi yang diajarkan, kemudian buku cetak IPA yang dijadikan guru sebagai reverensi dalam memberikan materi ajar kepada siswa. Langkah-langkah model pembelajaran examples non examples juga dicantumkan didalam RPP. Pernyataan tersebut didukung dengan hasil wawancara dari guru kelas IIIA yang menyatakan bahwa: Pertama saya mempersiapkan RPP, Media Gambar, dan Buku IPA Kelas III. (W- R01). Iya tentu, saya mencantumkan langkahlangkah model pembelajaran examples non examples di dalam RPP. (W-R01). Hal tersebut didukung pula dengan pernyataan dari guru kelas IIIB yang menyatakan bahwa: Hal yang pertama saya persiapkan yaitu Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), media gambar, buku IPA kelas III dan mempersiapkan siswa yaitu dengan mengecek kesiapan siswa untuk mengikuti pembelajaran. (W-R02). Iya tentu langkah-langkah model pembelajaran examples non examples dicantumkan didalam RPP. (W-R02). Berdasarkan jawaban dari kedua responden bahwa hal-hal yang dipersiapkan sebelum akan memulai proses pembelajaran yaitu menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), media gambar sebagai alat bantu dalam pembelajaran, buku IPA untuk kelas III, dan juga mempersiapkan siswa untuk belajar. Langkah-langkah model pembelajaran examples non examples juga dicantumkan di dalam RPP yang telah disiapkan oleh guru sebelum akan
10
memulai pembelajaran. Kemudian alasan mengapa guru memilih model pembelajaran examples non examples karena model pembelajaran tersebut cocok diterapkan pada mata pelajaran IPA karena mata pelajaran IPA mempelajari tentang kehidapan alam yang konkret, dengan menerapkan model examples non examples tersebut dapat membuat siswa lebih aktif dan siswa mudah memahami materi yang diajarkan. Hal tersebut didukung dengan pernyataan guru kelas IIIA yang menyatakan bahwa: Karena model pembelajaran examples non examples merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang mudah untuk diterapkan terutama pada mata pelajaran IPA yang banyak mempelajari keadaan alam sekitar dan siswa juga dapat terlibat lansung di dalamnya sehingga dapat membuat siswa lebih paham dengan materi yang dipelajari. (W-R01) Kemudian didukung lagi dengan pernyataan dari guru kelas IIIB yang menyatakan bahwa: Karena model pembelajaran examples non examples disajikan melalui media gambar sehingga cocok untuk diterapkan pada mata pelajaran IPA. Karena mata pelajaran IPA banyak menceritakan tentang kehidupan alami dari makhluk hidup sehingga dengan didukung dengan gambar-gambar siswa merasa terbawa kedalam keadaan yang konkret dan yang bukan absatrak. Hal tersebut dapat membuat siswa lebih mudah untuk memahami materi. (W-R02) Berdasarkan jawaban dari kedua responden bahwa model pembelajaran examples non examples cocok diterapkan pada pembelajaran IPA karena model tersebut disajikan dalam bentuk media gambar sehingga siswa lebih mudah memahami materi yang diajarkan. Karena mata pelajaran IPA mempelajari tentang kehidupan alam yang perlu dijelaskan
melalui penerapan model pembelajaran yang disajikan melalui media gambar. Cara guru dalam melaksanakan pembelajaran menggunakan model pembelajaran examples non examples Berdasarkan hasil observasi yang didapat sebelum guru menjelaskan materi terlebih dahulu guru menyampaikan tujuan pembelajaran, kemudian menjelaskan sedikit langkah-langkah model pembelajaran examples non examples, setelah itu guru melakukan apersepsi terkait dengan materi yang akan diajarkan melalui penerapan model pembelajaran examples non examples. Hal tersebut didukung dengan pernyataan dari guru kelas IIIA yang menyatakan bahwa: Pertama saya menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, melakukan apersepsi dan dilanjutkan dengan kegiatan berikutnya sesuai dengan langkah-langkah yang ada didalam RPP yang relevan dengan model pembelajaran examples non examples. (W-R01) Kemudian didukung pula dengan pernyataan dari guru kelas IIIB yang menyatakan bahwa: Saya menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, menjelaskan langkah-langkah model yang dipilih dan memberikan apersepsi sesuai dengan materi yang diajarkan. (W-R02) Berdasarkan jawaban dari responden bahwa hal yang pertama dilakukan guru pada saat akan memulai proses pembelajaran yaitu menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, kemudian melakukan apersepsi terkait dengan materi yang akan disampaikan, dan dilanjutkan dengan kegiatan berikutnya sesuai dengan langkah-langkah yang ada di dalam RPP dan disesuaikan juga dengan langkah-langkah model pembelajaran examples non examples. Kemudian langkah-langkah dalam pelaksanaan pembelajaran juga 11
disesuaikan dengan langkah model pembelajaran examples non examples yang telah dipilih guru karena langkahlangkah dari model pembelajaran tersebut telah dicantumkan di dalam RPP. Hal tersebut didukung dengan pernyataan dari guru kelas IIIA yang menyatakan bahwa: Iya tentu, langkah-langkah pembelajaran yang ada di RPP disusun sesuai dengan langkah-langkah model pembelajaran examples non examples. (W-R01) Berdasarkan jawaban dari responden bahwa langkah-langkah dalam pelaksanaan pembelajaran tentunya disesuaikan dengan langkah-langkah model pembelajaran examples non examples yang telah dipilih guru karena langkah-langkah dari model pembelajaran tersebut telah dicantumkan di dalam RPP. Pada saat pelaksanaan proses pembelajaran tentunya setiap guru mendapatkan kesulitan/hambatan. Dari hasil observasi bahwa guru mendapatkan kesulitan dalam menghadapi siswa yang hanya bermain pada saat guru sedang menjelaskan materi, dan juga siswa yang malas mengerjakan soal-soal evaluasi yang diberikan guru. Tetapi hal tersebut dapat diatasi guru dengan memberikan sanksi kepada siswa yang bermasalah tersebut dengan tidak memberikan izin untuk istirahat pada saat jam istirahat berlangsung. Hal tersebut dilakukan siswa untuk memberikan efek jerah kepada siswa yang bermasalah tersebut. Agar tidak akan mengulangi perbuatannya lagi. Hal tersebut didukung dengan pernyataan dari guru kelas IIIA yang menyatakan bahwa: Hambatan yang didapat yaitu menghadapi siswa yang malas dan hanya bermain pada saat proses pembelajaran berlangsung dan malas untuk mengerjakan soal-soal yang diberikan. (W-R01)
Upaya yang saya lakukan untuk siswa yang malas dan hanya bermain pada saat proses pembelajaran berlangsung yaitu memberi teguran dan jika mengulanginya lagi maka saya memberikan pertanyaan kepada siswa tersebut dan jika tidak dapat menjawab maka saya akan memberikan sanksi untuk tidak memberikan izin istirahat pada jam istirahat hal tersebut juga saya lakukan untuk siswa yang malas dalam mengerjakan soal-soal evaluasi yang saya berikan. (W-R01) Berdasarkan jawaban dari kedua responden bahwa masalah yang dihadapi guru pada saat proses pembelajaran berlangsung yaitu menghadapi siswa yang bermain pada saat guru menjelaskan materi dan yang malas mengerjakan soal-soal evaluasi yang diberikan. Upaya yang dilakukan guru dalam menghadapi siswa yang hanya bermain pada saat guru sedang menjelaskan materi yaitu menegur siswa tersebut dan jika siswa tersebut mengulanginya kembali maka guru memberikan sanksi yaitu tidak memberikan izin untuk istirahat pada jam istarahat berlangsung. Hal yang sama juga dilakukan guru pada siswa yang bermain pada saat proses pembelajaran berlangsung. Hal tersebut dilakukan guru untuk memberikan efek jerah kepada siswa yang melanggar peraturan tersebut agar kedepannya ia tidak akan mengulangi perbuatannya lagi. Cara guru dalam menyajikan media gambar yang relevan dengan model examples non examples Dari hasil observasi yang didapat bahwa guru menyajikan media gambar sesuai dengan materi yang akan diajarkan dan media gambar disajikan dalam bentuk gambar yang ditempel dipapan tulis. Hal tersebut didukung dengan pernyataan dari guru kelas IIIA yang menyatakan bahwa: 12
Saya menyiapkan gambar-gambar sesuai dengan materi yang akan saya berikan kepada siswa, dan cara penyajiannya melalui media gambar yang ditempelkan dipapan tulis dan terkadang ditayangkan melalui LCD. (W-R01). Berdasarkan jawaban dari responden bahwa cara menyajikan media gambar yang dilakukan guru yaitu disajikan melalui media gambar yang ditempelkan dipapan tulis atau ditayangkan melalui LCD. Dan disesuaikan dengan materi yang akan disampaikan kepada siswa. Dari hasil observasi yang didapat oleh peneliti bahwa media gambar yang disediakan guru dapat membuat siswa paham dengan materi yang diajarkan, karena gambar-gambar yang disiapkan menarik dan mudah untuk dipahami oleh siswa. Hal tersebut didukung dengan pernyataan dari guru kelas IIIA yang menyatakan bahwa: Iya, karena siswa lebih menyukai belajar dengan menggunakan media gambar. Terlebih media gambar yang menarik dan yang ditayangkan melalui LCD. (W-R01) Demikian pula pernyataan dari guru kelas IIIB yang menyatakan bahwa: Iya sebagian besar siswa terlihat sangat menyukai media gambar yang saya sediakan. (WR02) Hal tersebut didukung pula dengan pernyataan dari siswa kelas III yang menyatakan bahwa: Iya saya paham dan mudah memahami materi yang diajarkan oleh ibu guru. Dan sangat menyenagkan belajar dengan menggunkan model examples non examples karena gambargambar yang disediakan oleh ibu guru sangat menarik. (W-M02) Kemudian didukung pula dengan pernyataan dari siswa kelas III yang menyatakan bahwa: Karena model pembelajaran examples non examples disajikan melalui media gambar
yang menarik sehingga saya tidak bosan dalam menerima materi. (W-M04) Berdasarkan jawaban dari responden diatas bahwa siswa terlihat menyukai media gambar yang guru sediakan. karena siswa lebih menyukai belajar dengan menggunkan media gambar daripada yang tidak terlebih pada mata pelajaran IPA. Media gambar juga dapat membuat siswa lebih memahami materi yang disampaikan oleh guru. Dari hasil observasi kepada guru kelas III yang menerapkan model pembelajaran examples non examples bahwa guru memberikan kesempatan kepada siswa memberikan pendapat tentang permasalahan yang ada pada gambar. Dan terlihat siswa tidak mendapatkan kesulitan pada saat guru menjelaskan materi dengan menggunkan model pembelajaran examples non examples. Dan pada saat guru melemparkaan pertanyaan kepada setiap siswa dan siswa tersebut tidak dapat menjawab atau jawaban yang diberikan kurang tepat maka guru akan meluruskan dan memberitahu jawaban kepada siswa. Hal tersebut didukung dengan pernyataan dari siswa kelas III yang menyatakan bahwa: Iya, setiap orang siswa diberi kesempatan oleh ibu guru untuk menentukan masalah yang terjadi di dalam gambar yang sudah disediakan oleh ibu guru. (W-M01) Didukung pula dengan pernyataan dari siswa kelas III yang menyatakan bahwa: Iya, ibu guru selalu memberikan kesempatan kepada kami untuk memberikan pendapat tentang gambargambar yang telah dipersiapkannya. Hal tersebut ibu guru lakukan untuk mengukur pemahaman kami tentang materi yang disampaikan olehnya. (W-M04)
13
Cara guru dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran yang relevan dengan model examples non examples Dari hasil observasi bahwa dalam memberikan evaluasi kepada siswa, guru memberikan soal-soal evaluasi sesuai dengan tingkat pemahaman siswa dan juga soal-soal yang diberikan diambil dari buku cetak IPA yang dijadikan guru sebagai reverensi guru dalam memberikan materi ajar kepada siswa. Pada saat siswa mengerjakan soal-soal evaluasi guru membimbing siswa dalam menerjakan soal-soal dan memberikan penjelasan kepada siswa yang tidak memahami bentuk soal yang diberikan agar siswa tidak mendapatkan kesulitan menjawab pertanyaan-pertanyaan yang ada. Hal tersebut didukung dengan pernyataan dari guru kelas IIIA yang menyatakan bahwa: Saya memberikan soal-soal evaluasi diambil dari buku IPA kelas III yang menjadi panduan saya dalam menyampaikan materi. Dan tentunya soalsoal yang diberikan disesuaikan dengan tingkat pemahaman siswa. (W-R02) Berdasarkan jawaban dari kedua responden bahwa cara guru dalam melaksanakan evaluasi kepada siswa yaitu dengan memberikan soal-soal evaluasi sesuai dengan tingkat pemahaman siswa dan juga soal-soal yang diberikan diambil dari buku IPA kelas III yang menajadi sumber dari materi yang diajarkan guru. PEMBAHASAN Cara Guru dalam Merencanakan Pembelajaran menggunakan model pembelajaran examples non examples Sebelum melaksanakan pembelajaran terlebih dahulu guru menyiapkan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Di dalam RPP sudah dirumuskan tujuan pembelajaran dengan
menerapkan model examples non examples pada materi kelestarian dan pemeliharaan alam (RPP terdapat pada lampiran 1). Guru juga menyiapkan media gambar yang merupakan langkah-langkah dari model pembelajaran examples non examples. Setiap guru yang ada dalam suatu sekolah pasti memiliki RPP. RPP yang digunakan selalu disesuaikan dengan materi yang akan diajarkan, metode yang akan digunakan, model pembelajaran dan hal-hal penting dalam proses pembelajaran. RPP merupakan suatu rancangan (rencana) pengajaran sebagai pedoman atau pegangan dalam pengelolaan proses pembelajaran. Di dalam proses pembelajaran terjadi interaksi antara guru dan siswa dalam interaksi tersebut, guru melakukan kegiatan yang disebut “mengajar”, dan murid melakukan kegiatan yang disebut “belajar”. Dalam melakukan tugasnya dalam mengajar tentunya guru harus memiliki rencana ataupun rancangan pembelajaran. Rancangan pembelajaran ini dibuat dalam bentuk RPP oleh karena itu, RPP sangat penting dalam proses bembelajaran. Dan juga menyiapkan buku IPA kelas III SD yang dijadikan guru sebagai bahan ajar. Cara Guru dalam Melaksanakan Pembelajaran menggunakan model pembelajaran examples non examples Guru menyampaikan topik materi yang akan diajarkan, menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan dicapai, melakukan apersepsi dan melaksanakan hal-hal yang akan dilakukan dalam proses pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran examples non examples. Siswa terlihat sangat tertarik dengan model yang diterapkan dengan adanya penggunaan media gambar yang menarik perhatian siswa dalam proses 14
pembelajaran. Guru juga menggunakan metode ceramah, tanya jawab, dan penugasan. Dalam proses pembelajaran berlangsung guru selalu melibatkan siswa dalam penggunaan media gambar karena tujuan dalam penggunaan media gambar yaitu untuk membuat siswa lebih memahami dan tertarik dengan materi yang diajarkan. Dalam melakukan proses pembelajaran guru harus kreatif dalam memilih model dan metode yang akan digunakan agar sesuai dengan materi yang akan diajarkan model pembelajaran examples non examples adalah salah satu model pembelajaran yang mengajarkan kepekaan siswa terhadap permasalahan yang ada di sekitar melalui analisis contoh-contoh berupa gambargambar/foto/kasus yang bermuatan masalah. Siswa diarahkan untuk mengidentifikasi masalah, mencari alternatif pemecahan masalah, dan menentukan cara pemecahan masalah yang paling efektif terhadap masalah yang ada pada gambar. Merangsang motivasi siswa dalam belajar juga merupakan tugas seorang guru. Siswa yang tidak memiliki motivasi dalam belajar tentunya akan sulit menerima materi yang dijarkan oleh guru. Menciptakan pembelajaran yang efektif dengan memilih model pembelajaran examples non examples dapat membangkitkan motivasi siswa dalam belajar sehingga siswa dapat mudah memahami materi dan hasil belajar yang didapat akan meningkat. Dalam pelaksanaan pembelajaran juga tentunya terdapat masalah yang dihadapi oleh guru. Dalam pelaksanaannya dilapangan terlihat bahwa masalah yang dihadapi guru yaitu menhadapi siswa yang hanya bermain pada saat guru sedang menjelaskan materi dan juga menghadapi siswa yang malas dalam mengerjakan soal-soal evaluasi
yang diberikan guru. Tetapi hal tersebut dapat diatasi guru dengan cara memberikan teguran kepada siswa yang bermain dan jika siswa tersebut mengulangi perbuatannya lagi maka guru akan memberikan sanksi kepada siswa tersebut untuk tidak istirahat pada jam istirahat berlansung begitu pula sanksi yang diberikan kepada siswa yang malas mengerjakan soal-soal evaluasi yang diberikan guru. Hal tersebut dilakukan guru untuk memberikan efek jerah kepada siswa agar kedepannya tidak akan mengulagi perbuatannya lagi. Cara guru menyajikan media gambar yang relevan dengan model examples non examples Dari hasil pengamatan di lapangan bahwa guru akan menyiapkan media pembelajaran disesuaikan dengan materi. Jika materi yang akan diajarkan menggunakan gambar maka media gambar perlu disiapkan. Media gambar merupakan alat bantu guru dalam proses pembelajaran agar pembelajaran akan lebih menyenangkan. Media yang dipilih sesuai dengan model pembelajaran dan mengacu pada materi. Model pembelajaran yang diterapkan juga harus menyenagkan siswa dan mudah untuk dipahami. Dalam kegiatan belajar mengajar tentunya membutuhkan teknik maupun cara yang khusus agar siswa mampu memahami suatu materi dengan baik. Pembelajaran IPA adalah pembelajaran yang materinya sulit disampaikan hanya dengan menggunakan kata-kata. Menyampaikan materi pembelajaran secara lisan atau menggunakan metode ceramah akan menciptakan kebosanan dalam diri siswa pada saat menerima pelajaran. Karena guru yang akan terlihat sangat aktif dibandingkan siswa. Siswa yang hanya menjadi pendengar akan merasa bosan dan 15
tentu akan sulit memahami isi materi yang disampaikan oleh guru. Oleh karena itu, untuk mempermudah siswa memahami materi yang diajarkan guru tentunya perlu menyiapkan media gambar sebagai alat bantu dalam proses pembelajaran dan pemilihan model pembelajaran yang tepat juga merupakan hal yang perlu diperhatikan oleh guru sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Menurut Joyce (Trianto, 2007:5) menyatakan bahwa, Setiap model pembelajaran mengarahkan kita kedalam mendesain pembelajaran untuk membantu siswa sedemikian rupa sehingga tujuan pembelajaran tercapai. Penerapan model pembelajaran examples non examples lebih mengutamakan konteks analisis siswa, karena konsep yang diajarkan diperoleh dari hasil penemuan dan bukan berdasarkan konsep yang terdapat dalam buku. Dengan memusatkan perhatian siswa terhadap examples non examples diharapkan dapat mendorong siswa untuk menuju pemahaman yang lebih dalam terhadap materi pelajaran. Dengan pemahaman yang mendalam, diyakini akan dapat meningkatkan hasil belajar siswa terutama pada mata pelajaran IPA. Cara guru dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran yang relevan dengan model examples non examples Setelah selesai meberikan penjelasan materi kepada siswa dan meyuruh siswa mencatat rangkuman materi dilanjutkan dengan membagikan LKS kepada setiap siswa. Siswa mengerjakan tugas yang diberikan dengan tenang. Setelah semua selesai megerjakan soal yang diberikan setiap orang mengumpulkan hasil jawabannya dan guru memeriksa hasil jawaban dari masing-masing siswa. Dari hasil jawaban siswa tersebut terlihat hasil evaluasi yang didapat siswa dengan penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe examples non examples tersebut meningkat. Hasil belajar merupakan suatu puncak proses belajar. Hasil belajar terutama diperoleh dari hasil evaluasi guru. Dalam banyak buku, hasil belajar juga diartikan sebagai prestasi belajar. Menurut Slameto (Nulhayati 2012:30) mengemukakan “agar siswa dapat belajar dengan baik, maka model pembelajaran harus diusahakan secara efektif dan efisien, karena model pembelajaran mempengaruhi hasil belajar siswa”. (Hasil evaluasi siswa terdapat pada lampiran 8). Berdasarkan hasil observasi guru kelas III SDN 33 Kota Selatan Kota Gorontalo bahwa dalam penguasaan materi pembelajaran guru terlihat menguasai materi yang menggunakan model pembelajaran examples non examples, guru menyampaikan materi dengan jelas sesuai dengan langkah-langkah model pembelajatan examples non examples, guru juga menunjukan kemampuan mengaitkan materi dengan realita kehidupan. Kemudian dalam menggunakan media pembelajaran examples non examples sudah diterapkan secara efektif dan efisien, guru juga menyajikan media gambar yang menarik yang ditempelkan dipapan tulis. Gambar yang ditempelkan tersebut dianalisa oleh siswa dan siswa menentukan permasalahan yang ada pada gambar tersebut. Menurut Aqib (2013:17) model pembelajaran examples non examples ini didasarkan atas contoh. Contoh dapat diambil dari kasus/gambar yang relevan dengan kompetensi dasar. Langkahlangkah model pembelajaran examples non examples adalah sebagai berikut: (a) guru mempersiapkan gambar-gambar sesuai dengan tujuan pembelajaran; (b) guru menempelkan gambar di papan atau ditayangkan melalui OHP/LCD; (c) guru memberi petunjuk dan memberi
16
kesempatan pada siswa untuk memerhatikan/menganalisa gambar; (d) melalui diskusi kelompok 2-3 orang siswa, hasil diskusi dari analisis gambar tersebut dicatat pada kertas; (e) tiap kelompok diberi kesempatan membacakan hasil diskusinya; (f) mulai dari komentar/hasil diskusi siswa, guru mulai menjelaskan materi sesuai tujuan yang ingin dicapai; dan (g) kesimpulan 5. KESIMPULAN Hasil penelitian yang diperoleh dari penelitian ini adalah bahwa model pembelajaran kooperatif tipe examples non examples merupakan salah satu model yang tepat diterapkan didalam kelas. Dari hasil observasi dan wawancara yang dilakukan oleh peneliti kepada guru dan siswa di kelas III yang berjumlah 36 orang siswa yaitu tentang penerapan model pembelajaran examples non examples 6. REFERENSI Aqib Zainal. 2013. Model-model, Media, dan Strategi Pembelajaran Kontekstual (Inovatif).
pada mata pelajaran IPA berdasarkan indikator penelitian yaitu cara guru dalam merencanakan pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran examples non examples, cara guru dalam melaksanakan pembelajaran menggunkan model examples non examples, cara guru dalam menyajikan media gambar yang relevan dengan model pembelajaran examples non examples, dan cara guru dalam melaksanakan evaluasi pembelajaran yang relevan dengan model examples non examples dapat disimpulkan bahwa penerapan model pembelajaran examples non examples yang diterapkan guru dalam kelas khususnya mata pelajaran IPA telah terlaksana dengan baik dan dapat membuat siswa lebih memahami mata pelajaran yang diajarkan sehingga mempengaruhi hasil belajar siswa menjadi lebih baik atau meningkat. Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Snowball throwing Pada Mata Pelajaran IPS. Skripsi: Universitas Negeri Gorontalo
Dimyati, Mudjiono. 2002. Belajar dan Pembelajaran. Jakarta: Rineka Cipta
Panduan Karya Tulis Ilmiah. Universitas Negeri Gorontalo 2013/2014
Djamarah, S. Bahri. 2008. Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta
Rusman. 2011. Model-model Pembelajaran: Mengembangkan Profesionalisme Guru. Jakarta : PT.Raja Grafindo Persada
Fattah. N, A. Rahmat. 2009. Think Teacher Think Profesional. Bandung: MQS Publishing. Hanafian, N. 2009. Konsep Strategi Pembelajaran. Bandung: PT Refika Aditama Nulhayati, Wahyuni. 2012. meningkatkan Hasil Belajar Siswa Dengan
Sagala, S. 2013. Konsep dan Makna Pembelajaran, Bandung: Alfabeta Trianto,S.Pd,M.Pd. 2007. Model-model Pembelajaran Inovatif Berorentasi Konstrutivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka
17
Rachman Widodo. 2011. Model Examples Non Examples. Artikel (Online) http://ras.eko.blogspot.com/2011/ 05/model-pembelajaran-examplenon example.html, Diakses 13 Maret 2015 Sanjaya.Darsono 2013. Pengertian Belajar. Artikel (Online) http://ichaledutech.blogspot.com/2 013/03/pengertian-belajarpengertian.html. Diakses 13 matet 2015 Sayekti K.D. 2014. Upaya Meningkatkan Pemahaman Materi Sifat-sifat Bangun
Rustam. 2003:206. Pembelajaran Cooperatif Learning. Artikel (Online) http://www.indonbiu.com/2009/0 5/pembelajarancooperatiflearning. html. Diakses 15 Maret 2015 Datar dan Bangun Ruang Melalui Model Pembelajaran Examples Non Examples di Kelas V Gugus III Kecamatan Tampaksiring. Journal Mimbar PGSD Universitas Pendidikan Ganesha. Jurusan PGSD (Vol: 2 No: 1 Tahun 2013). Diakses 20 April 2015
18