PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN EXAMPLES NON EXAMPLES TERHADAP HASIL BELAJAR BIOLOGI SISWA KELAS XI IPA DI SMAN 1 SUTERA KABUPATEN PESISIR SELATAN Wira Wasnita1, Ade Dewi Maharani2, Ria Kasmeri2 1
Mahasiswa Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat 2 Dosen Program Studi Pendidikan Biologi STKIP PGRI Sumatera Barat
[email protected]
ABSTRACT The result of biology students learning in XI IPA at SMAN 1 Sutera still under minimum standard criteria (KKM), one of them system items circulation of blood. The students have less participation about the material that they do not understand. The purpose of this research is to know the effect of laerning models examples non examples on biology lerning results in XI IPA class at SMAN 1 Sutera Pesisir Selatan. The type is randomized control group postest only design. The population is all of students in XI IPA. The technique using purposive sampling. The experiment and control class is XI IPA 5 and XI IPA4. The instrumen using cognitive by written test, affective by self assessment and inter theme, and psychomotor by report discussion result. The analysis data in cognitive, affective, and psychomotor. The analysis data using uji-t with standard (α=0,05). The average of cognitive experiment class is 75,67 and control class is 71,92. The self assessment in affective in experiment class is 84,95 and control class is 80,04. The assessment technique in experiment class is 74,92 and control class is 78,94. The average of psychomotor in experiment class is 54,55 and control class is 50,22. The hypothesis of this result in cognitive H 1 is accepted while in affective and psychomotor Ho accepted. So the conclusion is learning models examples non examples can increase the learning result in cognitive and not increase the learning result in affective and psychomotor in XI IPA class at SMAN 1 Sutera Pesisir Selatan. Keywords: The Result of Biology Learning, Examples Non Examples. belajar yang melibatkan siswa secara
PENDAHULUAN Menciptakan pembelajaran
yang
proses efektif
aktif baik fisik
tidak
maupun mental
sehingga siswa dapat termotifasi
terlepas dari peranan seorang guru.
dalam
Guru memegang peranan penting
sebagaimana
dalam
mutu
(2011:125) guru adalah salah satu
pendidikan, karena seorang guru
komponen manusiawi dalam proses
harus mampu menciptakan kondisi
belajar mengajar, yang ikut berperan
meningkatkan
1
proses
pembelajaran,
menurut
Sadirman
dalam usaha pembentukan sumber
tentunya akan mempengaruhi siswa
daya manusia yang potensial dalam
memahami
bidang pembangunan.
diajarkan guru.
Pembelajaran
yang
sangat
Dilihat dari segi materi, materi
berperan penting dalam kehidupan
sistem peredaran darah merupakan
manusia, karena dengan mempelajari
materi yang kompleks dimana pada
biologi dapat menyadarkan siswa
materi
akan pentingnya kelestarian alam dan
menuntut siswa untuk memahami
untuk mengenali diri sendiri sebagai
struktur dan fungsi organ yang
makhluk ciptaan Tuhan. Banyak
terlibat, proses-proses yang terjadi
usaha
serta penyakit yang ada pada sistem
yang
biologi
konsep-konsep
dilakukan
untuk
sistem
peredaran
meningkatkan hasil belajar biologi,
peredaran
namun
hasil
pembelajaran guru sudah memakai
belum
media berupa LKS sebagai sumber
belajar
pada
kenyataannya
biologi
masih
memuaskan.
darah.
Dalam
darah
proses
bacaan tetapi kurang maksimal untuk
Berdasarkan hasil observasi dan wawancara penulis dengan
dijadikan media pada materi sistem
guru
peredaran darah karena pada LKS
biologi kelas XI IPA SMAN 1 Sutera
tersebut hanya terdapat ringkasan
Kabupaten Pesisir Selatan pada bulan
materi dan gambarnyapun kurang
Agustus 2016 diperoleh informasi
jelas dan tidak berwarna sehingga
bahwa
siswa kurang memahami materi dan
siswa
masih
mengagap
biologi adalah materi yang sulit
mengakibatkan
karena terdiri dari konsep-konsep
yang
dan
Kriteria
proses-proses
yang
harus
banyaknya
mendapat
nilai
Ketuntasan
siswa dibawah
Minimum
dipahami. Siswa cenderung pasif
(KKM). KKM pada mata pelajaran
dalam proses pembelajaran, karena
biologi yang ditetapkan di SMAN 1
pembelajaran masih berpusat pada
Sutera yaitu 80. Hal tersebut dapat
guru. Kurangnya partisipasi siswa
dilihat dari nilai rata-rata Ulangan
terlihat ketika siswa tidak mau
Harian 1 (UH1) siswa kelas XI IPA
bertanya pada guru tentang materi
SMAN 1 Sutera pada materi Sistem
yang
Peredaran
belum
dipahami.
Hal
ini
2
Darah
tahun
ajaran
2015/2016 yaitu kelas XI IPA1
gambar
63,20, XI IPA2 70,87, XI IPA3 66,93,
kekurangan model ini adalah sulit
XI IPA4 69,54, XI IPA5 73,66.
menemukan gambar-gambar yang
Dengan persentase siswa yang tidak
bagus
tuntas sebesar 75,15% dan persentase
menemukan gambar yang sesuai
siswa yang tuntas adalah 24,83%.
dengan daya nalar atau kompetensi
Mengatasi
permasalahan
yang
atau
ada.
Adapun
berkualitas,
sulit
siswa (Istarani, 2014:10-11).
tersebut, maka guru dituntut kreatif
Model ini mendorong siswa
dalam memilih dan menggunakan
untuk belajar berfikir kritis
model
pembelajaran.
Salah
satu
pemahaman
model
pembelajaran
yang
dapat
memecahkan
konsep
dan
dengan
permasalahan-
digunakan guru adalah Examples non
permasalahan yang termuat dalam
Examples. Menurut Istarani (2014:9)
contoh-contoh
“model Examples Non Examples
disajikan. Hal ini didukung oleh
yaitu suatu rangkaian penyampaian
penelitian
materi ajar kepada siswa dengan
dengan judul pengaruh penerapan
menunjukkan gambar-gambar yang
model pembelajaran Examples Non
relevan yang telah dipersiapkan dan
Examples
diberikan kesempatan kepada siswa
terhadap hasil belajar biologi kelas
untuk
menganalisisnya
XI SMAN 1 Lembah Melintang
teman
dalam
bersama
kelompok
yang
Pasaman
gambar
Handayani
disertai
Barat
yang
(2014:6)
Power
dan
hasilnya
kemudian dimintai hasil diskusi yang
mengatakan
dilakukannya”.
perbedaan hasil belajar biologi siswa
Kelebihan model
ini
adalah
bahwa
Point
terdapat
kelas XI yang diterapkan model
pembelajaran lebih menarik, siswa
pembelajaran
Examples
lebih cepat menangkap materi ajar,
Examples disertai Power Point.
Non
dapat meningkatkan daya nalar atau
Adapun tujuan dari penelitian ini
pikir siswa dan dapat meningkatkan
adalah dapat mengetahui pengaruh
kerjasama antar siswa sebab siswa
penerapan
diberikan
kesempatan
untuk
Examples non Examples terhadap
berdiskusi
dalam
menganalisis
hasil belajar biologi pada ranah
3
model
pembelajaran
afektif, kognitif, dan psikomotor
Instrumen yang digunakan untuk
siswa kelas XI SMA N 3 Pariaman
ranah kognitif adalah tes tertulis
pada tahun pelajaran 2016/2017.
dalam bentuk soal objektif, ranah afektif adalah lembaran penilaian diri
METODE PENELITIAN
dan penilaian antar teman dan untuk
Jenis penelitian ini adalah penelitian eksperimen.
Penelitian
ini
ranah psikomotor adalah penilaian
telah
produk.
dilakukan pada siswa kelas XI
Pelajaran
analisis
data
menggunakan uji t dengan taraf 0,05.
Semester I di SMA N 1 Sutera pada Tahun
Teknik
Rancangan
2016/2017.
penelitian
digunakan
Penelitian ini dilakukan pada bulan
adalah
yang
Randomised
Control Group posttest Only Design.
November 2016. Populasi dalam
Teknik analisis data terdiri atas uji
penelitian ini adalah seluruh siswa
normalitas, uji homogenitas, dan uji
kelas XI IPA SMAN 1 Sutera yang
hipotesis.
terdaftar pada Semester I Tahun Pelajaran 2016/2017. Pengambilan
HASIL DAN PEMBAHASAN
sampel dilakukan dengan teknik Purposive
Sampling
Dari
kedua
kelas
tersebut
sehingga
diperoleh data hasil belajar siswa
diperoleh sampel kelas XI IPA5
meliputi tiga yaitu ranah afektif,
sebagai kelas eksperimen dan kelas
kognitif, dan psikomotor seperti pada
XI IPA4 sebagai kelas kontrol.
tabel dibawah ini.
Tabel 1. Nilai Rata-Rata pada Ranah Afektif, Kognitif, Psikomotor, Persentas Ketuntasan Hasil Belajar, dan Uji Hipotesis Pada Kelas Sampel No
1
Parameter penilaian
Nilai rata-
Kelas Eksperimen Afektif
Kognitif
Diri
Teman
84,95
74,92
76,49
Sangat Baik (A) 84%
Baik (B)
Baik (B)
53%
th
th
Ditolak
Ditolak
Kelas Kontrol Psikomotor
Afektif
Kognitif
Psikomotor
78,94
72,70
50,22
Baik (B)
Baik (B)
Baik (B)
Kurang (D)
0%
59%
62%
27%
0%
th
th
th
th
th
Ditolak
Ditolak
Ditolak
Ditolak
Diri
Teman
54,55
80,04
Kurang (D)
42% th>tt Diterima
Ditolak
rata 2
Predikat
3
Ketuntasan
4
Uji hipotesis Keterangan
5
4
1. Ranah Afektif Hasil
eksperimen dan kelas kontrol dapat
nilai
ranah
afektif
dilihat pada Gambar 1 dan 2.
Nilai Rata-Rata
perindikator pada penilaian diri kelas 91,0
100 75 50 25 0
84,0
77.4
70.2
80.2
77.6 Diri Antarteman
Tanggung Jawab
Kerja Sama Indikator
Menghargai
Nilai Rata-Rata
Gambar 1. Diagram Penilaian Afektif Kelas Eksperimen. 77.4 79.9
100 75 50 25 0
76.1 77.3
80.3 80.7 Diri Antarteman
Tanggung Jawab
Kerjasama Indikator
Menghargai
Gambar 2. Diagram Penilaian Afektif Kelas Kontrol. Berdasarkan
ranah
diri sendiri oleh siswa hampir sama
antara
dengan penilaian oleh temannya.
penilaian
Hal ini dikarenakan siswa menilai
antarteman, maka didapatkan rata-
dirinya dengan jujur dan apa adanya,
rata hasil antara keduanya tidak jauh
sebagaimana
berbeda
hipotesis
(2013:44) bahwa manusia mampu
keduanya ditolak dan Ho diterima,
melihat dan menyelami ke dalam
yang mana thitung < ttabel. Hal ini
dirinya. Sehingga didapatkan hasil
disebabkan
bahwa
afektif
yang
penilaian
diri
dan
penilaian dilakukan dan
hasil
karena
pada
kelas
menurut
tidak
terdapat
Rahman
pengaruh
eksperimen rata-rata penilaian diri
penerapan
model
sendiri oleh siswa tinggi sedangkan
kooperatif
tipe
penilaian yang dinilai oleh temannya
examples
pada
materi
rendah, dikarenakan adanya ketidak
peredaran
darah
terhadap
jujuran siswa dalam mengisi angket
belajar biologi siswa pada ranah
penilaian diri yang diberikan oleh
afektif kelas XI IPA di SMAN 1
guru. Pada kelas kontrol penilaian
Sutera Kabupaten Pesisir Selatan. 5
pembelajaran examples
non sistem hasil
Penilaian
afektif
mengikuti langkah-langkah kegiatan
mencakup 2 kriteria yaitu penilaian
pembelajaran, menganalisis gambar
diri
secara individu dan mendiskusikan
oleh
ranah
siswa
dan
penilaian
antarteman. Nilai rata-rata pada
bersama
kelas eksperimen untuk penilaian
mengerjakan
diri pada ranah afektif adalah 84%
hasil laporan diskusi, sedangkan
dan kelas kontrol 59%, sedangkan
pada kelas kontrol hanya beberapa
nilai rata-rata pada kelas kontrol
siswa
untuk penilaian antarteman pada
melaksanakan tugas yang diberikan
ranah afektif adalah 53% dan kelas
oleh guru sedangkan siswa yang
kontrol 62%. Sebagaimana menurut
laian hanya menyalin hasil yang
Djamarah
dan
dibuat
tingkat
keberhasilan
Zain
(2013:107) belajar
dengan
teman
kelompok,
tugas-tugas
yang
oleh
berupa
benar-benar
temannya.
pendapat
Sejalan Silberman
sekali/optimal
(2007:173) ”dua kepala lebih baik
apabila sebagian besar (76% s.d.
dari satu”. Adanya saling membantu
99%)
diantara siswa, maka siswa merasa
dikatakan
baik
bahan
pelajaran
yang
diajarkan dapat dikuasai oleh siswa.
tidak
terbebani
Hal ini disebabkan karena pada
menyelesaikan
penilaian diri siswa menilai dirinya
belajar.
dalam
masalah
dalam
sendiri berbeda dengan penilaian
Rata-rata penilaian diri ranah
yang diberikan oleh temannya, yang
afektif untuk indikator kerjasama
mana
orang
siswa pada kelas eksperimen tinggi
terhadap dirinya sendiri berbeda
dibandingkan kelas kontrol. Hal ini
dengan
disebabkan pada kelas eksperimen
pendapat
setiap
pendapat
orang
lain
terhadapnya.
siswa dituntut untuk menganalisis
Rata-rata nilai penilaian diri ranah
afektif
tanggung eksperimen
untuk
jawab
pada
gambar
indikator
secara
mendiskusikan
kelas
berkelompok
individu gambar
yang
mana
dan secara satu
tinggi dibandingkan
kelompok terdiri atas tiga orang,
dengan kelas kontrol hal ini terlihat
sedangkan pada kelas kotrol siswa
pada kelas eksperimen semua siswa
berdiskusi dalam kelompok yang
6
besar dan hanya beberapa siswa
mata
yang aktif sedangkan siswa yang
dalam
lain hanya menyalin yang dibuat
pembelajaran,
motivasinya
oleh
tinggi
tau
temannya.
Kunandar
pelajaran,
kedisiplinannya
mengikuti
untuk
proses
lebih
banyak
(2013:100) menyatakan bahwa sikap
mengenai
menentukan
pengahargaan atau rasa hormatnya
keberhasilan
belajar
seseorang.
materi
yang
pelajaran,
terhadap pendidik dan sebagainya.
Rata-rata penilaian diri ranah
Hasil
penilaian
diri
yang
afektif untuk indikator menghargai
dilakukan di kedua kelas sampel
siswa pada kelas eksperimen hampir
diisi sendiri oleh siswa hal ini
sama dengan kelas kontrol. Hal ini
didukung dengan hasil penilaian
terlihat
pada
antarteman yang diisi oleh teman
kedua
kelas
saat
pembelajaran
sampel
mengikuti
satu kelompoknya dimana hasil
langkah-langkah pembelajaran dan
yang
mendengarkan intruksi guru dengan
eksperimen dengan menggunakan
baik. Pada kelas eksperimen siswa
model examples non examples rata-
berdiskusi
dengan
rata pada penilaian diri 84,95 dan
kelompoknya
dengan
mengusulkan
pendapat
teman baik
dan
didapatkan
penilaian
antar
pada
teman
kelas
74,92
masing-
sedangkan kelas kontrol dengan
serta
menggunakan metode diskusi dan
membuat hasil analisisnya kedalam
tanya jawab rata-rata pada penilaian
kertas yang dibagikan guru berupa
diri 80,04 dan penilaian antar teman
laporan hasil diskusi. Begitupun
78,94.
masing
dengan
saat
kelas
berdiskusi,
kontrol
siswa
melakukan diskusi kelompok dan
2. Ranah Kognitif
menulis hasil laporan diskusinya
Berdasarkan uji hipotesis yang
dalam kertas yang dibagikan oleh
telah dilakukan didapatkan hasil
guru. Menurut Latisma (2011:192)
bahwa hipotesis diterima dan H1
hasil afektif akan tampak pada
diterima yang mana thitung > ttabel. Hal
peserta didik dalam berbagai tingkah
ini
laku seperti perhatiannya terhadap
pembelajaran dikelas eksperimen
7
disebabkan
karena
proses
dengan
menggunakan
model
siswa. Berdasarkan analisis data
examles
non
guru
yang telah dilakukan, dapat dilihat
gambar-
bahwa ada perbedaan terhadap hasil
tujuan
belajar diperoleh dari hasil tes akhir
pembelajaran kepada peserta didik
yang dilakukan pada hari terakhir
dan meminta peserta didik untuk
penelitian,
menganalisis gambar-gambar yang
pilihan ganda yang berjumlah 49
dibagikan oleh guru tersebut dan
butir
mendiskusikannya bersama teman
dilakukan
kelompoknya, sehingga siswa dapat
Kabupaten
berfikir kritis dan masalah dalam
Didapatkan
mendiskusikan
ranah
memberikan gambar
examples,
print
sesuai
out dengan
gambar
dapat
dengan
soal. di
soal
berupa
Setelah
penelitian
SMAN
1
Pesisir nilai
kognitif
Sutera Selatan.
rata-rata
pada
siswa
kelas
terpecahkan. Sebagaimana menurut
eksperimen yaitu 75,67. KKM yang
Huda
ini
diterapkan oleh sekolah untuk mata
bertujuan untuk mendorong siswa
pelajaran biologi adalah 80. Siswa
untuk belajar berfikir kritis dengan
yang mencapai nilai KKM di kelas
memecahkan
eksperimen
(2014:234)
Model
permasalahan-
sebanyak
15
orang
permasalahan yang termuat dalam
siswa dengan persentase ketuntasan
contoh-contoh
yang
40%, sedangkan nilai siswa yang
disajikan. Sehingga didapatkan hasil
berada di bawah KKM sebanyak 23
terdapat pengaruh penerapan model
orang siswa dengan persentase 60%.
pembelajaran
non
Nilai rata-rata siswa pada kelas
sistem
kontrol yaitu 71,92. Pada kelas
hasil
kontrol nilai siswa yang mencapai
gambar
examples
examples
pada
materi
peredaran
darah
terhadap
belajar biologi pada ranah kognitif
ketuntasan
kelas XI IPA di SMAN 1 Sutera
sebanyak 9 orang siswa dengan
Kabupaten Pesisir Selatan.
persentase 24%, dan nilai siswa
Pada proses pembelajaran tidak
yang
atau
berada
atas
bawah orang
KKM
KKM
hanya melihat pada kompetensi
sebanyak
sikap siswa saja, tetapi juga melihat
persentase 76%. Hal ini sesuai
bagaimana kompetensi pengetahuan
dengan yang dikemukakan oleh
8
28
di
di
dengan
Djamarah
dan
Zain
(2013:107)
siswa merasa bosan dangan bahan
bahwa pembelajaran dikatakan baik
yang
apabila
mengakibatkan
bahan
pelajaran
yang
diberikan.
Hal
ini
kurangnya
diajarkan hanya 60% s.d 75%
kerjasama kelompok, tidak semua
dikuasai oleh siswa.
anggota
Pada kelas eksperimen guru juga
dalam
kelompok diskusi
ikut
terlibat
kelompok,
siswa
membagikan sumber belajar yang
masih mengandalkan teman yang
lain berupa foto kopi buku ajar
pintar dalam mengerjakan tugas.
tambahan
kepada
siswa,
Kesulitan dalam penelitian ini
dikemukakan
adalah sulitnya menemukan gambar
oleh Sanjaya (2012:70) peranan
yang diinginkan, ini terlihat pada
media
gambar-gambar
yang
diperlukan dalam suatu kegiatan
gunakan
penelitian
belajar
Sehingga
gambar yang kurang sesuai dengan
dalam
materi, sulit menemukan gambar
sebagaimana
yang
pembelajaran
mengajar.
mempermudah
sangat
siswa
memahami materi yang diajarkan.
dalam
penulis ada
yang sesuai dengan daya nalar
Penilaian ranah kognitif pada
siswa. Hal tersebut juga merupakan
kelas kontrol tidak sebaik kelas
kelemahan dalam model examples
eksperimen
non
kontrol
karena
pada
menggunakan
kelas sumber
examples
menurut
ini,
Istarani
yang
mana
(2014:11)
belajar yang tidak sama dengan
kekurangan model Examples non
ekperimen, sebagaimana
yaitu
gambar
examples adalah sulit menemukan
menurut
Sanjaya
gambar-gambar yang bagus atau
(2012:166) dengan menggunakan
berkualitas,
gambar
dalam
gambar-gambar yang sesuai dengan
pembelajaran, maka persoalan yang
daya nalar atau kompetensi siswa
dibicarakan
yang dimilikinya.
dan
foto
akan
lebih
konkret
dibandingkan
dengan
hanya
menggunakan
bahasa
verbal.
gambar
menemukan
3. Ranah Psikomotor
Sedangkan pada kelas kontrol tidak menggunakan
sulit
Penilaian
sehingga
berupa
9
ranah
penilaian
psikomotor
produk,
hasil
Nilai Rata-Rata
penilain produk perindikator dapat 96,49
100 75 50 25 0
82.89
77.93
dilihat pada Gambar 3. 73.42 36.04
38.82
Eksperimen Kontrol
Isi Laporan
Kerapian Laporan Indikator
Penilaian Presentasi
Gambar 3. Diagram Penilaian Psikomotor Kelas Sampel. Berdasarkan uji hipotesis yang
peredaran
darah
terhadap
hasil
telah dilakukan didapatkan hasil
belajar biologi pada ranah kognitif
bahwa hipotesis ditolak dan Ho
kelas XI IPA di SMAN 1 Sutera
diterima yang mana thitung < ttabel.
Kabupaten Pesisir Selatan.
Rendahnya hasil belajar siswa pada
Hasil nilai rata-rata siswa pada
kelas eksperimen disebabkan karena
kelas eksperimen dan kelas kontrol
pada sintak model examples non
pada ranah psikomotor adalah 0%,
examples
untuk
yang mana tidak ada satu orang
menganalisis gambar dan dan salah
siswa pun yang tuntas pada kedua
satu kelemahan model ini adalah
kelas sampel. Djamarah dan Zain
sulit untuk menemukan gambar
(2013:107)
yang berkualitas dan sesuai dengan
dikatakan dikatakan kurang apabila
daya nalar atau kompetensi siswa,
bahan
dalam penelitian juga ditemukan
kurang dari 60% dikuasai oleh
banyaknya
siswa.
siswa
dituntut
siswa
yang
kurang
bahwa
pelajaran
pembelajaran
yang
paham dengan maksud dari gambar
Nilai
yang diberikan oleh guru, hal ini
psikomotor
terlihat dari banyaknya siswa yang
laporan, pada kelas eksperimen
bertanya tentang apa maksud dari
lebih tinggi dibandingkan kelas
gambar
tersebut.
kontrol, hal ini disebabkan karena
didapatkan
hasil
pengaruh
tidak
penerapan
pembelajaran examples
Sehingga
pada
examples materi
terdapat
pada
model
rata-rata
diajarkan
kelas
untuk
pada
ranah
indikator
eksperimen
isi
siswa
dituntut melakukan analisis gambar
non
dan
sistem
menganalisisnya
secara
berurutan. Pada kelas eksperimen 10
siswa juga diberikan bahan ajar
sehingga siswa bergantian dalam
tambahan kepada siswa sehingga
memakai buku sumber. Hal ini
informasi
lebih
didukung dengan pendapat Sugono
kelas
(2009:23) bahwa teknik penulisan
banyak,
yang
diperoleh
sedangkan
pada
kontrol siswa hanya melakukan
dikatakan
diskusi seperti biasa dan buku
penulisan itu mudah dipahami sesuai
sumber dari perpustakaan sekolah
dengan topik yang dibicarakan dan
sehingga banyak isi laporan siswa
ditata rapi.
yang kurang lengkap atau kurang sesuai
dengan
baik
Nilai
tujuan
apabila
rata-rata
psikomotor
pada
untuk
suatu
ranah
indikator
pembelajarannya. Menurut Anwar
penilaian
presentasi,
(2009:87) penilaian keterampilan
eksperimen
dan
bertujuan untuk mengetahui sejauh
hampir sama. Hal ini disebabkan
mana tingkat keterampilan (skill)
karena siswa yang bersemangat
yang dimiliki siswa setelah mereka
untuk menampilkan hasil diskusinya
memahami
kedepan
proses
pembelajaran
kognitif dan afektif. Nilai
kelas
kelas
kelas
dan
kontrol
menjawab
pertanyaan yang diberikan oleh
rata-rata
pada
ranah
kelompok lain. Menurut Kunandar
psikomotor untuk indikator kerapian
(2013:256)
laporan, kelas eksperimen lebih
psikomotor
tinggi dari kelas kontrol, hal ini
informasi
disebabkan
karena
peserta didik secara langsung yang
eksperimen
siswa
pada lebih
kelas terarah
“kelebihan
penilaian
dapat
memberikan
tentang
keterampilan
bisa diamati oleh guru.
dengan bantuan print out gambarKESIMPULAN
gambar, disertai juga arahan dari
Berdasarkan
guru sehingga laporan hasil diskusi yang
dibuat
Sedangkan
bersih
pada
dan
kelas
yang
rapi. kontrol
laporan dibuat kurang bersih dan
telah
hasil
penelitian
dilakukan,
disimpulkan
bahwa
pembelajaran
Examples
dapat model Non
Examples dapat meningkatkan hasil
rapi, hal ini disebabkan pada kelas
belajar biologi siswa pada ranah
kontrol sumber belajar siswa kurang
11
kognitif
dan
tidak
Istarani. 2014. 58 Model Pembelajaran Inovatif. Medan: Media Persada.
dapat
meningkatkan hasil belajar pada ranah afektif dan psikomotor kelas
Rahman, Agus Abdul. 2013. Psikologi Sosial (Integrasi Pengetahuan Wahyu dan Pengetahuan Empirik). Jakarta: RajaGrafindo Persada.
XI IPA SMAN 1 Sutera Kabupaten Pesisir
Selatan
Tahun
Pelajaran
2016/2017.
Kunandar. 2013. Penilaian Autentik. Jakarta: Rajawali Press.
DAFTAR PUSTAKA Anwar, S. 2009. Penilaian Berbasis Kompetensi. Padang: UNP Press.
Latisma. 2011. Evaluasi Pendidikan. Padang: UNP Press.
Djamarah dab Zain. 2013. Strategi Balajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.
Sanjaya. 2012. Media Komunikasi Pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Handayani. 2014. Pengaruh Penerapan Model Examples Non Examples Disertai Power Point Terhadap Hasil Belajar Biologi Kelas XI SMAN 1 Lembah Melintang Pasaman Barat.(Skripsi). Padang: STKIP PGRI Sumatera Barat.
Sardiman. 2011 . Interaksi dan Motifasi Belajar Mengajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Huda, M. 2014. Model-Model Pengajaran dan Pembelajaran. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Sugono. 2009. Mahir Berbahasa Indonesia Dengan Benar. Jakarta: Gramedia Pusat Utama.
Silberman, Melvin L. 2007. Active Learning: 101 Cara Belajar Siswa Aktif. Bandung: Nuansa Cendekia.
12