perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP KOPERASI DALAM PELAJARAN IPS BAGI SISWA KELAS IV SDN TAMBI WATUKUMPUL PEMALANG TAHUN 2012
SKRIPSI
Oleh: SITI IKA NURJANAH K7108227
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012 commiti to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN Saya yang bertanda tangan di bawah ini
Nama
: Siti Ika Nurjanah
NIM
: K7108227
Jurusan/Program Studi
: Ilmu Pendidikan/PGSD
Menyatakan bahwa skripsi saya berjudul ”PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP KOPERASI DALAM PELAJARAN IPS BAGI SISWA KELAS IV SDN TAMBI WATUKUMPUL PEMALANG TAHUN 2012” ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri. Selain itu, sumber informasi yang dikutip dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam daftar pustaka. Apabila pada kemudian hari terbukti atau dapat dibuktikan skripsi ini hasil jiplakan, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan saya. Surakarta, September 2012 Yang membuat pernyataan
Siti Ika Nurjanah NIM. K7108227
commitiito user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP KOPERASI DALAM PELAJARAN IPS BAGI SISWA KELAS IV SDN TAMBI WATUKUMPUL PEMALANG TAHUN 2012
Oleh : SITI IKA NURJANAH
K7108227
Skripsi diajukan untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan Program Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET 2012
commitiiito user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSETUJUAN Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta, September 2012
commitivto user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PENGESAHAN Skripsi ini telah dipertahankan di hadapan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi salah satu persyaratan mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan. Hari
: Senin
Tanggal
: 17 September 2012
Tim Penguji Skripsi Nama Terang Ketua
: Drs. Hadi Mulyono, M. Pd.
Sekretaris
: Drs. Hasan Mahfud, M.Pd
Anggota I
: Dr. Suwarto WA, M.Pd.
Anggota II
: Idam Ragil WA, S.Pd., M.Si
commitvto user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
MOTTO Niat adalah ukuran dalam menilai benarnya suatu perbuatan, oleh karenanya, ketika niatnya benar maka perbuatan itu benar, dan jika niatnya buruk maka pebuatan itu buruk.
(Imam An Nawawi) Dalam kerendahan hati ada ketinggian budi. Dalam kemiskinan harta ada kekayaan
jiwa.
Dalam
kesempitan
hidup
ada
kekuasaan
ilmu.
(Jalaludin Rumi) Lakukanlah yang terbaik selama kamu hidup karena kamu hanya memiliki satu kehidupan dan satu kesempatan untuk melakukan hal-hal yang ingin kamu lakukan.
(Penulis)
commitvito user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
PERSEMBAHAN Dengan segala doa dan puji syukur kehadirat Allah SWT Penulis persembahkan karya ini kepada:
Bapak dan Mamaku tercinta Yang selalu memberikan, motivasi, semangat dan dukungan dalam setiap langkah hidupku. Terima kasih untuk doa yang tiada terputus dan kasih sayang yang tiada terbatas. Semuanya membuatku bangga memiliki kalian. Semoga Allah SWT selalu melindungui kalian.
PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret Surakarta Almamater tercinta, kebanggaanku tempatku menimba ilmu untuk masa depan bangsa yang lebih baik
commitviito user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRAK
Siti Ika Nurjanah. PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN PEMAHAMAN KONSEP KOPERASI DALAM PELAJARAN IPS BAGI SISWA KELAS IV SDN TAMBI WATUKUMPUL PEMALANG TAHUN 2012. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. September 2012. Tujuan Penelitian ini adalah meningkatkan pemahaman konsep koperasi melalui penerapan model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) pada siswa kelas IV SD Negeri Tambi, Watukumpul Pemalang Tahun 2012. Bentuk penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (PTK) terdiri dari dua siklus, dengan tiap siklus terdiri dari 2 pertemuan. Dalam setiap siklus berisi kegiatan perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas IV SD Negeri Tambi, Watukumpul Pemalang yang berjumlah 20 siswa yang terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Teknik pengumpulan data menggunakan dokumentasi, wawancara, observasi langsung dan tes. Teknik analisis data menggunakan teknik analisis model interaktif yang terdiri dari tiga komponen analisis yaitu reduksi data, sajian data dan penarikan kesimpulan atau verifikasi. Hasil penelitian yang dilaksanakan dapat disimpulkan bahwa dengan menerapkan model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan pemahaman konsep koperasi siswa kelas IV SD Negeri Tambi, watukumpul Pemalang. Peningkatan pemahaman konsep tersebut dapat dibuktikan dengan meningkatnya nilai pemahaman konsep siswa pada setiap tindakan. Rata-rata nilai pemahaman konsep siswa sebelum tindakan (pratindakan) yaitu 59,75, pada siklus I nilai rata-rata pemahaman konsep siswa 70,45, pada siklus II meningkat lagi menjadi 78. Sebelum dilaksanakan tindakan, siswa yang memperoleh nilai di atas KKM (≥ 63) hanya sebanyak 8 siswa (40%), pada siklus I meningkat menjadi 15 siswa (75%), pada siklus II meningkat lagi menjadi 18 siswa (90%). Simpulan penelitian ini adalah penerapan model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan pemahaman konsep koperasi siswa kelas IV SD Negeri Tambi Watukumpul pemalang
Kata kunci : TGT, Pemahaman konsep, Koperasi
commit viiito user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
ABSTRACT
Siti Ika Nurjanah. THE IMPLEMENTATION OF COOPERATIVE MODEL OF TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) TYPE TO IMPROVE THE UNDERSTANDING OF COOPERATIVE ORGANIZATION CONCEPT IN SOCIAL SCIENTIFIC TO THE FOURTH GRADE STUDENTS OF SDN TAMBI WATUKUMPUL PEMALANG IN THE ACADEMIC YEAR OF 2012. Undergraduate Thesis. Education and Teacher Training Faculty of Sebelas Maret University. September 2012. The objective of this research is to improve the understanding of cooperative organization concept in Social Scientific to the fourth grade students of SDN Tambi Watukumpul Pemalang in the academic year of 2012. This research is a classroom action research (CAR) which consisted of two cycles, each cycle had two meetings. Every cycle consisted of planning, action, observation, and reflection activities. The subject of this research was the fourth grade students of SDN Tambi Watukumpul Pemalang which consisted of 20 students; 6 boys and 14 girls. The technique of collecting the data used was documentations, interview, direct observation, and test. The technique of analyzing the data used was interactive analysis technique which consisted of 3 components; they are data reduction, data presentation, and making conclusion or verification. The result of the research showed that the implementation of cooperative model of Teams Games Tournament (TGT) type could improve the understanding of cooperative organization concept in Social Scientific to the fourth grade students of SDN Tambi Watukumpul Pemalang. It could be proven with the improvement of the students’ understanding score in every cycle. The students’ mean score before the research (preliminary research) was 59.75; in cycle I, the students’ mean score was 70.45, moreover, it improve again to be 78 in cycle II. Before the research, the students who got good score, above KKM score (≥63), were only 8 students (40%), in cycle I increased to be 15 students (75%), and in cycle II increased again into 18 students (90%). The conclusion of this research is the implementation of cooperative model of Teams Games Tournament (TGT) type could improve the understanding of cooperative organization concept in Social Scientific to the fourth grade students of SDN Tambi Watukumpul Pemalang.
Key Word: TGT, Concept understanding, Cooperate organization
commitixto user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakatuh Alhamdulillahirabbil’alamin. Puji syukur ke hadirat Allah SWT, karena atas rahmat dan hidayah-Nya skripsi yang berjudul “PENERAPAN MODEL KOOPERATIF TIPE TEAMS GAMES TOURNAMENT (TGT) UNTUK MENINGKATKAN
PEMAHAMAN
KONSEP
KOPERASI
DALAM
PELAJARAN IPS BAGI SISWA KELAS IV SDN TAMBI WATUKUMPUL PEMALANG TAHUN 2012” dapat diselesaikan. Skripsi ini disusun untuk memenuhi sebagian dari persyaratan untuk mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan pada Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Jurusan Ilmu Pendidikan, Fakultas Keguruan Ilmu dan Pendidikan, Universitas Sebelas Maret Surakarta. Penulis menyadari bahwa terselesaikannya skripsi ini tidak terlepas dari bantuan, bimbingan, dan pengarahan dari berbagai pihak. Untuk itu atas segala bantuannya, penulis menyampaikan terimakasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M. Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta. 2.
Bapak Drs. R. Indianto, M. Pd selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.
3.
Bapak Drs. Hadi Mulyono, M. Pd selaku Ketua Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.
4.
Bapak Drs. Hasan Mahfud, M.Pd selaku Sekretaris Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret.
5.
Bapak Dr. Suwarto WA, M.Pd selaku dosen pembimbing I atas kesediaannya waktu dan kesabarannya memberikan arahan, bimbingan dan masukan dalam penyusunan skripsi ini. commitxto user
perpustakaan.uns.ac.id
6.
digilib.uns.ac.id
Bapak Idam Ragil WA, S.Pd., M.Si selaku dosen pembimbing II yang telah berkenan memberikan arahan, petunjuk serta saran-saran dalam penyusunan skripsi ini.
7.
Bapak Kiswoyo S. Pd.SD, selaku Kepala Sekolah SD Negeri Tambi, Watukumpul, Pemalang, yang telah memberi kesempatan dan tempat guna pengambilan data dalam penelitian.
8.
Bapak Suwandi Harkamid, A.Ma, selaku guru kelas IV SD Negeri, Tambi Watukumpul, Pemalang, yang telah memberi bimbingan dan bantuan dalam penelitian.
9.
Bapak dan ibu guru SD Negeri, Tambi Watukumpul, Pemalang, yang telah memberikan bantuannya.
10. Para siswa kelas IV SD Negeri, Tambi Watukumpul, Pemalang, yang telah bersedia untuk berpartisipasi dalam pelaksanaan penelitian ini. 11. Teman-teman kelas E S1 PGSD angkatan 2008. 12. Semua pihak yang telah membantu penulisan skripsi ini. Semoga amal kebaikan semua pihak tersebut mendapat imbalan dari Allah SWT. Sepenuhnya disadari bahwa skripsi ini masih jauh dari kesempurnaan dan banyak kekurangan, namun diharapkan skripsi ini bermanfaat bagi para pembaca dan pengembang ilmu pengetahuan pada umumnya. Wassalamu’alaikum Warahmatullaahi Wabarakatuh
Surakarta, September 2012
Penulis commitxito user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL………………………………………………...…….
Halaman i
HALAMAN PERNYATAAN……………………………………………..
ii
HALAMAN PENGAJUAN…………………………………...…………..
iii
HALAMAN PERSETUJUAN…………………………..….……………..
iv
HALAMAN PENGESAHAN……………………………………………..
v
HALAMAN MOTTO……….……………………………………………..
vi
HALAMAN PERSEMBAHAN..………………………………...………..
vii
HALAMAN ABSTRAK…….…………………………….…..…………..
viii
HALAMAN ABSTRACT…………………………………………………
ix
KATA PENGANTAR…………………………………...………………...
x
DAFTAR ISI……………………………………………...……………….
xii
DAFTAR TABEL…………………………………...…………………….
Xiv
DAFTAR GAMBAR...…………………………………………………….
Xv
DAFTAR LAMPIRAN……………………………..……………………..
Xvi
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah……………………………...……………
1
B. Rumusan Masalah…….………………………………...………….
4
C. Tujuan Penelitian………………………………………………......
5
D. Manfaat Peneltian………………………………………………….
5
BAB II LANDASAN TEORI A. Kajian Teori…...…………………………………………………... 1. Hakikat Pemahaman Konsep koperasi dalam Pembelajaran IPS……………………………………………………………..
7 7
2. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT………...…
12
B. Peneltian yang Relevan……………...…………...………………..
23
commitxiito user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
C. Kerangka Berpikir………………………………....………………
24
D. Hipotesis Tindakan………………………………………………...
26
BAB III METODOLOGI PENELITIAN A. Setting dan Jadwal Penelitian……………………….......................
27
B. Subjek dan Objek Penelitian.……………..…………...…………...
27
C. Sumber Data……...…..……..…………………………...………...
28
D. Teknik Pengumpulan Data…………………………………...…...
28
E. Validitas Data………..……………………...……………..………
29
F. Teknik Analisis Data………………………………...…………….
30
G. Indikator Kinerja……..………………………...…………………..
32
H. Prosedur Penelitian…………………………...……………………
32
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN A. Deskripsi Lokasi Penelitian...……………………………………...
37
B. Deskripsi Pratindakan……………….…………..……………...….
38
C. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus……………………………..
40
1. Deskripsi Siklus I……………………………………………....
40
2. Deskripsi Siklus II……………………………...……………...
54
D. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus………………………...
68
E. Pembahasan…………….........……………..……………………...
72
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN A. Simpulan………………………...…………………………………
76
B. Implikasi………………………………...…………………………
76
C. Saran…………………………………...…………………………..
78
DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………...
81
LAMPIRAN…………………………………...…………………………..
84
commit xiiito user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR TABEL
Tabel
Halaman
2.1
Perbedaan pembelajaran tradisional dengan pembelajaran kooperatif...............................................................................................
14
4.1
Distribusi Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep koperasi pada Pratindakan…………………………………………………………….
39
4.2
Distribusi Frekuensi Nilai tes individu Pemahaman Konsep Koperasi pada Siklus I…………………………………………………………
4.3
4.4
4.5
4.6
4.7
Daftar Nilai Hasil Turnamen Pemahaman Konsep Koperasi pada Siklus I………………………………………………………………... Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Turnamen Pemahaman Konsep Koperasi pada Siklus I..………………………………………………. Distribusi Frekuensi Nilai tes individu Pemahaman Konsep Koperasi pada Siklus II......................................................................................... Daftar Nilai Hasil Turnamen Pemahaman Konsep Koperasi pada Siklus II...……………………………………………………………... Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Turnamen Pemahaman Konsep Koperasi pada Siklus II.……………………………………………….
4.8
Data Perbandingan Aktivitas Siswa pada Siklus I dan Siklus II……...
4.9
Data Perbandingan Kinerja Guru pada Siklus I dan Siklus II................
4.10
Perbandingan Hasil Pemahaman Konsep koperasi pada Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II………………………………………………….
commit xivto user
50
52
53
64
66
67 68 70 71
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman 2.1 Penempatan pada Meja Turnamen…………………………………… 22 2.2 Alur Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas…………………..
25
3.1 Komponen-komponen Analisis Data………….………………………
31
3.2 Model PTK…………….……………………………………………...
33
4.1 Grafik Nilai Pemahaman Konsep Koperasi pada Pratindakan………
39
Grafik Nilai Tes Individu Pemahaman Konsep Koperasi Siklus I………………………………………………………………..
50
4.3 Grafik Nilai Hasil Turnamen Pemahaman Konsep Koperasi Siklus I………………………………………………………………...
53
4.2
4.4 Grafik Nilai Tes Individu Pemahaman Konsep Koperasi Siklus II…………………..................................................................... 4.5 Grafik Nilai Hasil Turnamen Pemahaman Konsep Koperasi Siklus II…………………………...…………………………………...
64
67
4.6 Grafik Perbandingan Aktivitas Siswa pada Siklus I dan Siklus II …………………………………………………………….....
69
4.7 Grafik Perbandingan Kinerja Guru pada Siklus I dan Siklus II ……………………………………………………………....
70
4.8 Grafik Perbandingan Hasil Pemahaman Konsep Siswa pada Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II ………..…………………………
commitxvto user
71
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman 1 Rincian Waktu dan Pelaksanaan Kegiatan Penelitian………………... 84 2
3
Hasil Wawancara dengan Guru Sebelum Diterapkan Model Kooperatif Tipe TGT.............................................................................
85
Hasil Wawancara dengan Siswa Kelas IV Sebelum Diterapkan Model Kooperatif Tipe TGT…………………………………………..
87
4
Soal Tes Awal Pemahaman Konsep Materi Koperasi………………...
5
Kunci Jawaban Tes Awal Pemahaman Konsep Materi Koperasi……
6
Nilai Pemahaman Konsep Koperasi mata Pelajaran IPS Siswa Kelas IV SD Negeri Tambi pada Pratindakan……………………………….
7
Silabus………………………………………………………………....
8
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I Pertemuan 1…….
9
Materi Pembelajaran Siklus I Pertemuan 1……………………………
10
Kisi-kisi Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus I Pertemuan 1…………..
11
Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus I Petemuan 1……………………..
12
Soal Kelompok (game dan Turnamen) Siklus I Pertemuan 1………...
13
Kunci Jawaban Soal Kelompok (game dan Turnamen) Siklus I Pertemuan 1…………………………………………………………...
89 92
94 95 98 106 110 113 115
116
14
Kisi-kisi Evaluasi Siklus I Pertemuan 1………………………………
15
Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan 1…………………………………...
16
Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan 1………………….
17
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklis I Pertemuan 2……..
18
Materi Pembelajaran Siklus I Pertemuan 2…………………………… 128 commit xvito user
118 118 119 120
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19
Kisi-kisi Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus I Pertemuan 2…………..
20
Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus I Pertemuan 2…………………….
21
Soal Kelompok (game dan Turnamen) Siklus I Pertemuan 2………...
22
Kunci Jawaban Soal Kelompok (game dan Turnamen) Siklus I Pertemuan 2…………………………………………………………...
23
Kisi-kisi Evaluasi Siklus I Pertemuan 2………………………………
24
Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan 2…………………………………...
25
Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus I Pertemuan 2………………….
26
Nilai Tes Indidvidu Pemahaman Konsep Koperasi Siswa Kelas IV SD Negeri Tambi pada Siklus I……………………………………….
27
Nilai Hasil Turnamen Pemahaman Konsep Koperasi Siswa Kelas IV SD Negeri Tambi pada Siklus I……………………………………….
28
Lembar Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus I Pertemuan 1……….
29
Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 2…………....
30
Alat Penilaian Kemampuan Guru I (APKG I) pada Siklus I Pertemuan 1……………………….......................................................
31
32
Alat Penilaian Kemampuan Guru I (APKG I) pada Siklus I Pertemuan 2…………………………………………………………... Lembar Pelaksanaan Pembelajaran Guru II (APKG II) pada Siklus I Pertemuan 1…………………………………………………………...
132 135 137
138 140 140 141
143
144 145 147
152
155
158
33
Lembar Pelaksanaan Pembelajaran Guru II (APKG II) pada Siklus I Pertemuan 2…………………………………………………………... 162
34
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II Pertemuan 1……
35
Materi Pembelajaran Siklus II Pertemuan 1………………………….. commit to user xvii
175 183
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36
Kisi-kisi Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus II Pertemuan 1………….
37
Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus II Petemuan 1…………………….
38
Soal Kelompok (game dan Turnamen) Siklus II Pertemuan 1………..
39
Kunci Jawaban Soal Kelompok (game dan Turnamen) Siklus II Pertemuan 1…………………………………………………………...
40
Kisi-kisi Evaluasi Siklus II Pertemuan 1……………………...………
41
Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan 1…………………………………..
42
Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan 1………………...
43
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II Pertemuan 2……
44
Materi Pembelajaran Siklus II Pertemuan 2…………………………
45
Kisi-kisi Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus II Pertemuan 2………….
46
Lembar Kerja Siswa (LKS) Siklus II Pertemuan 2……………………
47
Soal Kelompok (game dan Turnamen) Siklus II Pertemuan 2………..
48
Kunci Jawaban Soal Kelompok (game dan Turnamen) Siklus II Pertemuan 2…………………………………………………………...
49
Kisi-kisi Evaluasi Siklus II Pertemuan 2………...……………………
50
Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan 2…………………………………..
51
Kunci Jawaban Soal Evaluasi Siklus II Pertemuan 2………………...
52
Nilai Tes Indidvidu Pemahaman Konsep Koperasi Siswa Kelas IV SD Negeri Tambi pada Siklus II………………………………………
53
54
Nilai Hasil Turnamen Pemahaman Konsep Koperasi Siswa Kelas IV SD Negeri Tambi pada Siklus II……………………………...………. Lembar Observasi Aktivitas Siswa pada Siklus II Pertemuan 1……... commit to user xviii
186 189 191
192 194 194 195 196 204 207 210 212
213 215 215 216
218
219 220
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55
Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 2…………...
56
Alat Penilaian Kemampuan Guru I (APKG I) pada Siklus II Pertemuan 1……………………….......................................................
57
58
59
60
Alat Penilaian Kemampuan Guru I (APKG I) pada Siklus II Pertemuan 2…………………………………………………………... Lembar Pelaksanaan Pembelajaran Guru II (APKG II) pada Siklus II Pertemuan 1…………………………………………………………... Lembar Pelaksanaan Pembelajaran Guru II (APKG II) pada Siklus II Pertemuan 2…………………………………………………………... Hasil Wawancara Untuk Guru Setelah Diterapkan Model Kooperatif tipe TGT……………………………………………………………….
222
227
230
233
237
250
61
Hasil Wawancara Untuk Siswa Setelah Diterapkan Model Kooperatif tipe TGT………………………………………………………………. 252
62
Lembar Jawaban Siswa pada Pratindakan…………………………….
63
Lembar Jawaban Siswa pada Siklus I…………………………………
64
Lembar Jawaban Siswa pada Siklus II………………………………..
65
Dokumentasi Pratindakan……………………………………………..
66
Dokumentasi Siklus I………………………………………………….
67
Dokumentasi Siklus II………………………………………………...
commit xixto user
254 260 262 264 265 266
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) merupakan salah satu pelajaran yang diberikan mulai dari SD/MI/SDLB sampai SMP/MTS/SMPLB. Mata pelajaran IPS memegang peranan yang sangat penting dalam usaha mengembangkan potensi siswa agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat. Mata pelajaran IPS bertujuan agar siswa memiliki kemampuan sebagai berikut: (1) mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan masyarakat dan lingkungannya; (2) memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis, kritis, rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah dan keterampilan dalam kehidupan sosial; (3) memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial dan kemanusiaan; (4) memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama, dan berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk di tingkat lokal, nasional maupun global (Depdiknas, 2006: 75). Hal-hal yang telah diuraikan di atas akan dapat terwujud ketika dilaksanakan proses pembelajaran yang berkualitas. Sebagai suatu proses, pembelajaran merupakan suatu proses yang berkesinambungan dan tidak terbatas pada penyampaian materi pelajaran di kelas. Akan tetapi, yang lebih penting adalah bagaimana agar materi yang diterima siswa di kelas dapat dipahami dan diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Proses pembelajaran yang berkualitas tidak lepas dari peran guru secara aktif. Sejak Undang-Undang nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem commit1to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
2 Pendidikan Nasional (Sisdiknas) disahkan, secara otomatis peran guru harus berubah sesuai tuntutan
kurikulum yang telah diberlakukan. Pasal 20b
menyebutkan
”Guru
bahwa:
berkewajiban
meningkatkan
dan
mengembangkan kualifikasi akademik dan kompetensi secara berkelanjutan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni”. Berdasarkan pasal tersebut, guru dituntut untuk menciptakan kondisi pembelajaran yang kondusif, mengembangkan bahan pengajaran dan meningkatkan kemampuan siswa untuk menguasai tujuan pembelajaran yang harus dicapai. Oleh karena itu, guru harus mampu mengelola proses pembelajaran yang dapat memberikan rangsangan kepada siswa sebagai subyek utama belajar. Guru perlu memiliki kreativitas agar dapat membuat suasana kelas dan pembelajaran menjadi nyaman, menyenangkan, dan bermakna, sehingga peserta didik merasa belajar merupakan sesuatu yang menarik dan selalu ditunggu-tunggu. Setelah dilakukan pengamatan di kelas IV SD Negeri 02 Tambi, Watukumpul,
Pemalang,
pada
tanggal
16
Januari
2012
kenyataan
menunjukkan bahwa pelaksanaan proses pembelajaran IPS di sekolah tersebut sebagian besar masih dilakukan secara konvensional, antara lain (1) guru menjelaskan secara mendetail dengan ceramah berulang-ulang; (2) siswa hanya ditugaskan untuk mencatat dan menghafalkan konsep; (3) kurang tepatnya guru dalam memilih model pembelajaran. Pembelajaran yang demikian menyebabkan siswa menjadi pasif dan mengalami kejenuhan dalam belajar. Kejenuhan tersebut menyebabkan rendahnya pemahaman konsep yang dimiliki siswa. Berdasarkan data nilai rata-rata ulangan harian pemahaman konsep khususnya untuk materi koperasi pada tanggal 10 Januari 2012 termasuk dalam kategori rendah. Nilai rata-rata pemahaman konsep hanya sebesar 59,3 dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang sebesar 63. Dari 20 siswa, hanya sebanyak 8 anak (40%) yang nilainya di atas batas tuntas. Hal ini juga commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
3 diperkuat dengan hasil pra tes yang dilakukan oleh peneliti (lihat lampiran 6 halaman 96). Fakta tersebut merupakan suatu indikasi bahwa proses pembelajaran yang telah dilaksanakan kurang berhasil dalam memberikan pemahaman konsep pada siswa. Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan guru pada tanggal 10 Januari 2012 (lihat lampiran 2 dan 3 halaman 87 dan 89), faktor mendasar yang menyebabkan rendahnya pemahaman konsep materi koperasi dalam pembelajaran IPS adalah siswa hanya mengandalkan guru saat belajar. Padahal guru hanya mengajar dengan metode ceramah dan guru kurang tepat dalam memilih model pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran di kelas. Siswa hanya menerima informasi yang telah diberikan oleh guru tanpa disertai dengan keterlibatan aktivitas belajar yang positif, sehingga tidak banyak materi yang bisa terserap dengan baik. Koperasi memiliki peran yang besar di masyarakat. Koperasi disebut sebagai soko guru atau tiang utama perekonomian di Indonesia. Koperasi adalah badan usaha yang beranggotakan orang-seorang atau badan hukum
koperasi.
Koperasi
berasaskan
meningkatkan kesejahteraan anggotanya.
kekeluargaan
dan
bertujuan
Koperasi merupakan sarana
pendidikan bagi siswa untuk belajar berorganisasi dalam bentuk usaha bersama. Rendahnya pemahaman konsep koperasi ini akan berpengaruh pada siswa dalam berorganisasi. Apabila hal ini tidak segera diatasi maka akan berdampak pula pada rasa kekeluargaan yang dimiliki oleh siswa. Oleh karena itu, dibutuhkan sebuah solusi untuk mengatasi berbagai masalah tersebut. Salah satu solusi alternatif agar pemahaman konsep pada materi koperasi dapat meningkat, yaitu dengan memilih model pembelajaran yang dapat memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk berkembang sesuai dengan keinginan dan kemampuan siswa. Salah satu model pembelajaran yang memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk berkembang yaitu model pembelajaran commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
4 kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT). Model pembelajaran tipe TGT merupakan salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan aktivitas seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. Aktivitas belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif tipe TGT yang memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks di samping menumbuhkan tanggung jawab, kejujuran, kerja sama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT dapat membentuk aktivitas sosial siswa di kelas. Sehingga, siswa diharapkan akan lebih mudah dalam memahami konsep koperasi. Berdasarkan uraian di atas, maka penulis tertarik untuk mengadakan penelitian dengan judul: “Penerapan Model Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk
Meningkatkan
Pemahaman Konsep Koperasi dalam Pelajaran IPS Bagi Siswa Kelas IV SDN Tambi Watukumpul Pemalang Tahun 2012”.
B. Rumusan Masalah Berdasarkan identifikasi dan pembatasan masalah yang dikemukakan di atas, maka dapat dirumuskan permasalahan yang ada sebagai berikut: 1. Apakah penerapan model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dapat meningkatkan pemahaman konsep koperasi dalam pelajaran IPS bagi siswa kelas IV SDN Tambi, Watukumpul Pemalang Tahun 2012? 2. Bagaimana penerapan model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) untuk meningkatkan pemahaman konsep koperasi dalam pelajaran IPS bagi siswa kelas IV SDN Tambi Watukumpul Pemalang Tahun 2012?
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
5 C. Tujuan Penelitian Adapun
tujuan
yang
diharapkan
dari
penelitian
ini
adalah
“Meningkatkan pemahaman konsep koperasi melalui penerapan model kooperatif tipe Teams Games Tournament (TGT) dalam pelajaran IPS bagi siswa kelas IV SDN Tambi, Watukumpul Pemalang Tahun 2012”
D. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian ini ada dua yaitu, manfaat praktis dan manfaat teoritis. 1. Manfaat Teoretis a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatan mutu pendidikan melalui proses belajar mengajar secara tepat guna di sekolah untuk menyiapkan sumber daya manusia yang berkualitas. b. Dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian berikutnya yang berhubungan dengan hal yang sama. 2. Manfaat Praktis a. Bagi Siswa 1) Meningkatnya pemahaman konsep khususnya pada materi koperasi dalam pembelajaran IPS. 2) Meningkatnya hasil belajar siswa. b. Bagi Guru 1) Sebagai pertimbangan guru dalam memilih model pembelajaran yang akan digunakan dalam memberikan pelajaran. 2) Memberikan informasi bagi guru untuk menggunakan Model Kooperatif Tipe Teams Games Tournament (TGT) sebagai salah satu alternatif dalam proses belajar mengajar IPS. c. Bagi Sekolah 1) Memberikan masukan kepada sekolah dalam usaha perbaikan proses pembelajaran sehingga berdampak pada peningkatan mutu sekolah.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
6 2) Sebagai
acuan
dalam
penyelesaian
masalah
pembelajaran,
khususnya yang berkaitan dengan mata pelajaran IPS pada materi koperasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori 1. Hakikat Pemahaman Konsep Koperasi dalam Pembelajaran IPS. a. Pengertian Pemahaman Konsep Pemahaman yaitu memahami atau mengerti apa yang diajarkan, mengetahui apa yang sedang dikomunikasikan dan dapat memanfaatkan isinya tanpa harus menghubungkannya dengan hal-hal lain (Daryanto, 2008:106). Purwanto (2009: 51) menjelaskan bahwa kemampuan pemahaman (comprehension) adalah kemampuan untuk melihat hubungan fakta dengan fakta. Menghafal fakta tidak lagi cukup, karena pemahaman menuntut pengetahuan akan fakta dan hubungannya. Bloom membagi taksonomi hasil belajar menjadi tiga domain, yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Taksonomi hasil belajar kognitif terdiri atas enam tingkatan, yakni hafalan, pemahaman, penerapan, analisis, sintesis, dan evaluasi. Taksonomi hasil belajar afektif dibagi menjadi lima tingkatan, yaitu penerimaaan, partisipasi, penilaian, organisasi, dan internalisasi. Taksonomi hasil belajar psikomotor diklasifikasikan menjadi enam, yaitu persepsi, kesiapan, gerakan terbimbing, gerakan terbiasa, gerakan kompleks, dan kreativitas (Purwanto, 2010: 50). Berdasarkan penjelasan di atas, pemahaman termasuk dalam salah satu domain kognitif pada taksonomi Bloom. Pemahaman dapat dibedakan ke dalam tiga kategori (Nana Sudjana, 2009: 24), yaitu: 1) Pemahaman terjemahan, mulai dari terjemahan dalam arti sebenarnya. 2) Pemahaman penafsiran, menghubungkan bagianbagian terdahulu dengan yang diketahui berikutnya, membedakan yang pokok dan yang bukan pokok. commit to user 7
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
8 3) Pemahaman ekstrapolasi, mampu melihat dibalik yang tertulis, membuat ramalan tentang konsekuensi atau memperluas persepsi dalam arti waktu, dimensi, kasus ataupun masalah. Gardner (1999) menyatakan bahwa pemahaman merupakan indikator unjuk kerja yang siap direnungkan, dikritik, dan digunakan oleh orang lain (Santyasa, 2012). Dari beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pemahaman adalah proses, perbuatan yang dilakukan indra untuk menangkap makna atau arti dari suatu konsep melalui kegiatan mengenal, menjelaskan dan mengambil kesimpulan. Suatu konsep adalah suatu kelas atau kategori stimuli yang memiliki ciri-ciri umum. Stimuli merupakan obyek-obyek atau orang (person). Konsep-konsep tidak terlalu kongruen dengan pengalaman pribadi
kita,
tetapi
menyajikan
usaha-usaha
manusia
untuk
mengklasifikasikan pengalaman kita. Konsep adalah suatu yang sangat luas (Hamalik, 2003:162). Hamalik (2003:166) juga menyatakan bahwa hal-hal yang harus diperhatikan untuk mengetahui keberhasilan siswa memahami suatu konsep, yaitu: 1) dapat menyebutkan contoh konsep; 2) dapat menyatakan ciri-ciri konsep; 3) dapat memilih dan membedakan antara contoh dari yang bukan konsep; 4) dapat memecahkan masalah yang berkenaan dengan konsep. Syaodih (2004: 189) mengemukakan, “suatu konsep akan mempunyai makna logis dan makna psikologis. Makna logis terbentuk karena pemahaman akan ciri-ciri umum yang ditemukan dalam kehidupan. Makna psikologis merupakan makna yang diperoleh dari pengalaman pribadi”. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
9 Pengertian atau konsep adalah satuan arti yang mewakili sejumlah objek yang memiliki ciri-ciri yang sama. Orang yang memiliki konsep mampu mengadakan abstraksi terhadap segala objek yang dihadapi, sehingga objek ditempatkan dalam golongan tertentu (klasifikasi) (Winkel, 2005: 91). Selanjutnya Winkel (2005: 92) mengemukakan lagi bahwa dalam belajar konsep orang mengadakan abstraksi, yaitu semua objek yang meliputi benda, kejadian, orang hanya ditinjau aspek-aspek tertentu saja. Belajar konsep merupakan salah satu belajar dengan pemahaman. Pemahaman ini mencakup kemampuan untuk menangkap makna dan arti dari bahan yang dipelajari. Winkel (2005: 113) juga berpendapat bahwa “konsep merupakan suatu abstraksi dari pemikiran (ide) yang merupakan generalisasi dari sesuatu yang khusus atau spesifik. Konsep dibedakan atas konsep konkret dan konsep yang didefinisikan”. Pendapat dari Hurlock (2005: 41) yaitu bahwa pengertian didasarkan pada konsep. Konsep bukan kesan indera langsung, melainkan hasil pengolahan dan kombinasi antara penggabungan atau perpaduan kesan indera yang terpisah-pisah. Unsur bersama dalam berbagai obyek atau situasi menyatukan kumpulan benda atau situasi menjadi satu konsep. Lain dengan pendapat para ahli di atas Santrock (2009: 3) berpendapat bahwa ”Konsep adalah kategori yang mengelompokkan objek, kejadian, dan karakteristik berdasarkan bentuk- bentuk yang sama. Konsep membantu proses mengingat menjadi lebih efisien. Ketika peserta didik mengelompokkan objek untuk membentuk sebuah konsep, mereka dapat mengingat konsep tersebut.” Oleh
karena
itu,
konsep-konsep
tersebut
merupakan
penyajian-penyajian internal dari sekelompok stimuli-stimuli, konsepcommit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
10 konsep itu tidak dapat diamati; konsep-konsep harus disimpulkan dari perilaku. Walaupun kita tidak dapat memberikan suatu definisi verbal dari suatu konsep, suatu definisi tidak mengungkapkan semua hubungan-hubungan antara konsep itu dengan konsep yang lain. Dari pemaparan pendapat tentang konsep di atas, maka penulis dapat menyimpulkan bahwa konsep adalah satu ide atau pengertian umum yang disusun dengan kata, simbol yang digunakan seseorang untuk mengelompokkan atau menggolongkan sesuatu objek untuk membantu penalaran terhadap jumlah informasi yang besar. Berdasarkan pendapat dari para ahli tentang pemahaman dan konsep di atas, maka dapat disimpulkan bahwa pemahaman konsep adalah kemampuan seseorang untuk mengerti apa yang diajarkan, menangkap makna apa yang dipelajari, dan memanfaatkan isi bahan yang dipelajari, serta memecahkan masalah yang berhubungan dengan materi yang dipelajari. Dalam pelaksanaan pembelajaran tiga domain hasil belajar (kognitif, afektif, dan psikomotor) harus selalu ada, karena tiga domain tersebut merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Akan tetapi, pemahaman konsep hanya termasuk dalam domain kognitif. Oleh karena itu, meskipun guru tetap menilai ketiga domain tersebut, kesimpulan yang disajikan dalam penelitian ini hanya mencakup domain kognitif saja.
b. Pengertian Pemahaman Konsep Koperasi Sumantri (2001) menyatakaan bahwa IPS merupakan suatu program pendidikan bukan sub disiplin ilmu tersendiri, sehingga tidak akan ditemukan baik dalam nomen klatur filsafat ilmu, disipiln ilmuilmu sosial (social science), maupun ilmu pendidikan (Hidayati,dkk, 2008: 1.3). Taneo (2009: 1.14) mengatakan bahwa IPS adalah ilmu pengetahuan yang memadukan sejumlah konsep pilihan dari cabangcommit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
11 cabang ilmu sosial dan ilmu lainnya serta kemudian diolah berdasarkan prinsip pendidikan didaktik untuk dijadikan program pengajaran pada tingkat persekolahan. Koperasi merupakan salah satu pokok materi pada mata pelajaran IPS yang harus dipelajari oleh siswa kelas IV semester II. Menurut Pandji dan Joko (2002: 1), koperasi salah satu bentuk kerja sama
dalam
lapangan
perekonomian.
Supriatna
(2006:
135)
menyatakan, koperasi merupakan suatu badan usaha yang bertujuan untuk
meningkatkan
kesejahteraan
anggotanya.
Kehidupan
perekonomian di Indonesia diharapkan mengalami perkembangan melalui peran aktif masyarakat dalam memajukan koperasi sebagai sokoguru perekonomian di Indonesia. Soesilo (2012) mengemukakan bahwa kopersai adalah perkumpulan orang-orang yang mempunyai kebutuhan dan kepentingan ekonomi yang sama, yang ingin dipenuhi secara bersama melalui pembentukan perusahaan yang sama yang dikelola dan diawasi secara demokratis Dalam penjelasan UUD 1945 pasal 33 mengandung amanat bahwa dalam mewujudkan kemakmuran, kemakmuran masyarakatlah yang diuatamakan, bukan kemakmuran perseorangan. Untuk mencapai kemakmuran masyarakat perlu dibentuk badan usaha yang sesuai yaitu koperasi. Kata koperasi berasal dari kata dalam bahasa Inggris cooperation yang berasal dari kata co yang berarti bersama dan operation yang berarti kerja. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa koperasi adalah suatu badan usaha bersama berdasar atas asas kekeluargaan yang bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
12 Di dalam materi koperasi ini dipelajari tentang pengertian koperasi, makna lambang koperasi, tujuan koperasi, manfaat koperasi, modal koperasi, kelengkapan koperasi dan jenis-jenis koperasi. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa pengertian dari pemahaman konsep koperasi adalah kemampuan seseorang atau peserta didik untuk mengerti sesuatu, menangkap suatu makna, memanfaatkan isi bahan, dan memecahkan masalah yang berhubungan dengan materi koperasi.
2. Hakikat Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT a. Model Pembelajaran Kooperatif Model pembelajaran adalah suatu cara atau prosedur yang digunakan
oleh
guru
dalam
proses
pembelajaran
dalam
mengoptimalkan hasil belajar yang memuat tanggung jawab guru dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Menurut Slavin (1987) cooperative learning is a set of instructional method that requires students to work in small, mixedability learning groups (Karim dan Akdenis, 2008). Dapat diartikan bahwa pembelajaran kooperatif merupakan seperangkat metode instruksional di mana siswa membutuhkan bekerja dalam kelompok kecil yang menggabungkan kemampuan dalam kelompok belajar. Johnson & Johnson (1994) menyebutkan bahwa pembelajaran kooperatif adalah mengerjakan sesuatu bersama-sama dengan saling membantu satu sama lainya sebagai tim untuk mencapai tujan bersama. (Isjoni, 2009: 63) “Pembelajaran
kooperatif
merupakan
pendekatan
atau
serangkaian strategi yang khusus dirancang untuk memberi dorongan kepada peserta didik agar bekerja sama selama berlangsungnya proses commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
13 pembelajaran yang telah dikemukakan Sunal dan Hans (1993) dalam Isjoni (2009: 64). Suprijono (2009: 54) mengemukakan pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih dipimpin oleh guru atau diarahkan oleh guru. Dan menurut Sugiyanto (2009 : 37) Permbelajaran kooperatif (Cooperative learning) adalah pendekatan pembelajaran yang berfokus pada penggunaan kelompok kecil siswa untuk bekerja sama dalam memaksimalkan kondisi belajar untuk mencapai tujuan belajar. Sedangkan Johnson (1994) mengemukakan, “Cooperative means working together to accomplish shared goals. Within cooperative activities individuals seek outcomes that are beneficial to all other groups members. Coopertive learning is the instructional use of small groups that allows students to work together to maximize their own and each other is learning” (Isjoni, 2010: 22). Berdasarkan uraian tersebut pembelajaran kooperatif mengandung arti bekerjasama dalam mencapai hasil yang menguntungkan bagi seluruh anggota kelompok. Belajar kooperatif adalah pemanfaatan kelompok kecil untuk memaksimalkan belajar mereka dan belajar anggota lainnya dalam kelompok itu. Prosedur pembelajran kooperatif didesain untuk mengaktifkan siswa melalui inkuiri dan diskusi dalam kelompok kecil. Pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan bentuk pembelajaran dengan cara siswa
belajar dan bekerja dalam
kelompok-kelompok kecil secara kolaboratif yang anggotanya terdiri dari empat sampai enam orang dengan struktur kelompok yang bersifat heterogen. (Rusman, 2011:202) Berdasarkan definisi-definisi di atas dapat disimpulkan bahwa pembelajaran
kooperatif
(cooperative
leraning)
adalah
model
pembelajaran yang menggunakan kelompok-kelompok kecil dimana commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
14 siswa dalam satu kelompok saling bekerja sama memecahkan masalah untuk mencapai tujuan pembelajaran.
b. Ciri-ciri Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran kooperatif adalah suatu sistem yang didalamnya terdapat
elemen-elemen
yang
saling
terkait.
Elemen-elemen
pembelajaran kooperatif itu adalah saling ketergantungan positif, interaksi tatap muka, akuntabilitas individual, dan keterampilan untuk menjalin hubungan antar pribadi atau keterampilan sosial yang secara sengaja diajarkan Lie (2004). (Sugiyanto, 2009: 40- 42) Adapun elemen-elemen dalam pembelajaran kooperatif di atas dapat diuraikan sebagai berikut: 1) Saling Ketergantungan Positif 2) Interaksi Tatap Muka 3) Akuntabilitas Individual 4) Keterampilan Menjalin Hubungan antar Pribadi Dalam
pembelajaran
tradisional
dikenal
pula
belajar
kelompok, meskipun demikian, ada sejumlah perbedaan esensial antara kelompok belajar kooperatif dengan kelompok belajar tradisional (Sugiyanto, 2009: 42- 43). Perbedaan antara pembelajaran kooperatif dan pembelajaran tradisional dapat dilihat pada tabel 2.1: Tabel 2.1. Perbedaan pembelajaran tradisional dengan pembelajaran kooperatif. Karakteristik Hubungan antara Guru dengan siswa, siswa dengan siswa.
Kelompok Belajar Kooperatif Adanya saling ketergantungan positif, saling membantu dan saling memberikan motivasi sehingga ada commit to user
Kelompok Belajar Tradisional Guru sering membiarkan adanya siswa yang mendominasi kelompok atau menggantungkan diri pada kelompok
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
15
Akuntabilitas Individual
Kelompok Belajar
Pimpinan Kelompok
Keterampilan Sosial
Pemantauan dari Guru
interaksi promotif. Adanya akuntabilitas individual yang mengukur penguasaan materi pelajaran tiap anggota kelompok. Kelompok diberi umpan balik tentang hasil belajar anggotanya sehingga dapat saling mengetahui siapa yang memerlukan bantuan dan siapa yang dapat dapat memberikan bantuan Kelompok belajar heterogen, baik dalam kemampuan akademik, jenis, ras, eknik, dan sebagainya sehingga dapat saling mengetahui siapa yang memerlukan bantuan dan siapa yang dapat memberikan bantuan Pimpinan kelompok dipilih secara demokratis atau bergilir untuk memberikan pengalaman pemimpin bagi para anggota kelompok Keterampilan sosial yang diperlukan dalam kerja gotong royong seperti kepemimpinan, kemampuan berkomunikasi, mempercayai orang lain, dan mengelola konflik secara langsung diajarkan Pada saat belajar kooperatif sedang berlangsung, guru terus melakukan pemantauan melalui observasi dan commit to user
Akuntabilitas individual sering diabaikan sehingga tugas-tugas sering diborong oleh salah seorang anggota kelompok, sedangkan anggota kelompok lainnya hanya „enak-enak saja‟di atas keberhasilan temannya yang dianggap pemborong‟ Kelompok belajar biasannya homogen.
Pemimpin kelompok sering ditentukan oleh guru/kelompok dibiarkan untuk memilih pemimpinnya dengan cara masing-masing. Ketrampilan sosial sering tidak diajarkan tidak langsung
Pemantauan melaui observasi dan intervensi sering dilakukan oleh guru pada saat belajar kelompok sedang
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
16 melakukan intervensi jika terjadi masalah dalam kerja sama antar anggota kelompok Guru memperhatikan secara langsung proses kelompok yang terjadi dalam kelompokkelompok belajar Penekanan tidak hanya pada penyelesaian tugas tetapi juga hubungan interpersonal (hubungan antar pribadi yang saling menghargai)
Guru
Penekanan
berlangsung
Guru sering tidak memperhatikan proses kelompok yang terjadi dalam kelompokkelompok belajar Penekanan sering hanya pada penyelesaian tugas
Dari tabel di atas dapat disimpulkan perbedaan antara kelompok belajar kooperatif dan kelompok belajar tradisional yaitu sebagai berikut: 1) Hubungan antara guru dengan siswa, siswa dengan siswa. 2) Akuntabilitas individual 3) Pembagian kelompok belajar 4) Pimpinan kelompok 5) Keterampilan sosial 6) Pemantauan dari guru 7) Penekanan dari guru
c. Model Pembelajaran Kooperatif tipe TGT Model pembelajaran kooperatif mempunyai banyak sekali variasi. Salah satu diantaranya adalah model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Model pembelajaran kooperatif tipe TGT atau Pertandingan Permainan Tim dikembangkan secara asli oleh David De Vries dan Keath Edward (1995). Pada model ini siswa memainkan permainan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
17 dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka. (Triyanto, 2009:83) Slavin (2009:163) mengemukakan, secara umum TGT sama dengan
STAD kecuali satu hal yaitu TGT menggunakan turnamen
akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individu, dimana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperi mereka. Menurut Saco (2006) di dalam TGT siswa memainkan permainan-permainan
dengan
anggota-anggota
tim
lain
untuk
memperoleh skor bagi tim mereka masing-masing. Permainan dapat disusun guru dalam bentuk kuis berupa pertanyaan-pertanyaan yang berkaitan dengan materi pelajaran. Kadang-kadang dapat juga diselingi dengan pertanyaan yang berkaitan dengan kelompok (identitas kelompok mereka). (Rusman, 2011: 224) Permainan dalam TGT dapat berupa pertanyaan-pertanyaan yang ditulis pada kartu-kartu yang diberi angka. Tiap siswa, misalnya, akan mengambil sebuah kartu yang diberi angka tadi dan berusaha untuk menjawab pertanyaan yang sesuai dengan angka tersebut. Turnamen harus memungkinkan semua siswa dari semua tingkat kemampuan
(kepandaian)
untuk
menyumbangkan
poin
bagi
kelompoknya. Prinsipnya, soal sulit untuk anak pintar, dan soal yang lebih mudah untuk anak yang kurang pintar. Hal ini dimaksudkan agar semua anak mempunyai kemungkinan memberi skor bagi kelompoknya. Permainan yang dikemas dalam bentuk turnamen ini dapat berperan sebagai penilaian alternatif atau dapat pula sebagai reviu materi pembelajaran. Dari pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa TGT adalah salah satu tipe pembelajaran kooperatif yang menempatkan siswa dalam kelompok-kelompok belajar yang beranggotakan 5 sampai 6 orang commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
18 siswa yang memiliki kemampuan, jenis kelamin dan suku atau ras yang berbeda. Di dalamnya terdapat unsur permainan akademik atau turnamen. Dalam kerja kelompok guru memberikan LKS kepada setiap kelompok.
Tugas
yang
diberikan
dikerjakan
bersama-sama
kelompoknya.
d. Komponen Utama TGT Menurut Slavin (2009:166), ada 5 komponen utama dalam TGT, yaitu : 1) Presentasi kelas. Pada tahapan ini, guru memberikan materi secara garis besar, menjelaskan rambu-rambu permainan dan turnamen, menjelaskan langkah-langkah pembelajaran termasuk kompetensi apa saja yang ingin dicapai dalam pembelajaran serta memotivasi siswa dalam kerja kelompok untuk menjadi pemenang dalam game dan turnamen. 2) Kerja kelompok. Pada tahapan ini, kelas dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin, agama dan ras atau etnik. Dalam kerja kelompok, siswa mendiskusikan materi yang diberikan bersama-sama untuk mempersiapkan game dan turnamen. Setiap kelompok mempunyai tugas untuk memahamkan anggotanya. Dalam tahap ini, siswa saling berbagi tugas satu sama lain. 3) Permainan (Game). Game biasanya terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa yang menjawab benar pertanyaan tersebut akan mendapatkan skor yang nantinya digunakan pada saat turnamen. 4) Turnamen Turnamen biasanya diadakan pada akhir minggu atau pada setiap commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
19 selesai bab yang dibahas. Turnamen ini dibagi menjadi 3 meja turnamen. Meja 1 untuk siswa berkemampuan tinggi, meja 2 untuk siswa
berkemampuan
sedang
dan
meja
3
untuk
siswa
berkemampuan rendah. Dalam turnamen siswa pada kelompok belajar heterogen dibagi dalam kelompok turnamen dengan kemampuan akademik yang homogen berisi 3-4 siswa. Dalam turnamen ini siswa melakukan pertandingan untuk mendapatkan point.
Guru
dipertandingan.
menyediakan
beberapa
Pertandingan
dilakukan
pertanyaan dengan
cara
untuk siswa
mengambil kartu secara acak. Nomor yang ada pada kartu merupakan nomor pertanyaan yang harus dijawab. Apabila siswa yang mengambil kartu dapat menjawab, maka dia harus menyimpan kartunya untuk dihitung pada akhir turnamen. Apabila siswa yang mengambil kartu tidak dapat menjawab, maka siswa yang lain dalam
satu
kelompok
turnamen
boleh
menantang
untuk
menjawabnya. Penantang yang menjawab dengan jawaban yang benar akan menyimpan kartunya, sedang yang menjawab dengan jawaban yang salah akan diambil 1 kartu yang telah dimiliki sebelumnya. 5) Penghargaan kelompok Setelah mengikuti turnamen, siswa-siswa kembali ke kelompok belajarnya masing-masing dengan membawa nilai dari turnamen. Nilai kemudian dijumlahkan dan dibagi sesuai dengan jumlah angota kelompok belajar. Nilai ini merupakan nilai rata-rata kelompok belajar. Kelompok belajar yang nilainya tinggi akan mendapatkan penghargaan. Penghargaan bisa berupa pemberian ucapan selamat, pujian, sertifikat, alat-alat tulis, maupun yang lainnya. Pemberian penghargaan bertujuan untuk memotivasi siswa agar dapat lebih sunguh-sunguh dalam belajar kelompok. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
20
e. Langkah-langkah dalam TGT Menurut
Isjoni
(2009:85-86)
langkah-langkah
dalam
permainan TGT yaitu sebagai berikut: 1) Dalam permainan akademik siswa dibagi menjadi kelompokkelompok yang beranggotakan empat sampai enam siswa yang merupakan campuran dari tingkat prestasi, jenis kelamin, dan suku. 2) Selanjutnya siswa di tempatkan dalam meja-meja turnamen, di mana setiap meja turnamen terdiri dari empat sampai enam siswa yang merupakan wakil dari kelompoknya masing-masing. 3) Dalam tiap meja turnamen terdapat kartu-kartu bernomor yang berisi pertanyaan-pertanyaan yang harus dijawab oleh wakil dari kelompok. 4) Setelah semua kartu selesai terjawab, setiap wakil dari kelompok kembali kepada kelompok asalnya dan melaporkan poin yang diperoleh kepada ketua kelompok.
Langkah-langkah dalam TGT menurut Slavin (2009:166) yaitu sebagai berikut: 1) Presentasi kelas. Pada tahapan ini, guru menjelaskan materi secara garis besar. Menjelaskan langkah-langkah pembelajaran dan menjelaskan rambu-rambu dalam permainan dan turnamen. 2) Kerja kelompok. Pada tahapan ini, kelas dibagi menjadi kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 orang siswa yang anggotanya heterogen dilihat dari prestasi akademik, jenis kelamin, agama dan ras atau etnik. Dalam kerja kelompok, siswa mendiskusikan materi yang diberikan bersama-sama untuk mempersiapkan game dan turnamen. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
21 3) Permainan (Game). Game biasanya terdiri dari pertanyaan-pertanyaan sederhana bernomor. Siswa yang menjawab benar pertanyaan tersebut akan mendapatkan skor yang nantinya digunakan pada saat turnamen. 4) Turnamen Turnamen ini dibagi menjadi beberapa meja turnamen sesuai dengan anggota masing-masing kelompok. Meja 1 untuk siswa berkemampuan tinggi, meja 2 untuk siswa berkemampuan sedang dan meja 3 untuk siswa berkemampuan rendah dan seterusnya sesuai dengan anggota masing-masing kelompok. Dalam turnamen siswa pada kelompok belajar heterogen dibagi dalam kelompok turnamen dengan kemampuan akademik yang homogen berisi 3-4 siswa. Dalam turnamen ini siswa melakukan pertandingan untuk mendapatkan point. Guru menyediakan beberapa pertanyaan untuk dipertandingan.
Pertandingan
dilakukan
dengan
cara
siswa
mengambil kartu secara acak. Nomor yang ada pada kartu merupakan nomor pertanyaan yang harus dijawab. 5) Penghargaan kelompok Setelah mengikuti turnamen, siswa-siswa kembali ke kelompok belajarnya masing-masing dengan membawa nilai dari turnamen. Nilai kemudian dijumlahkan dan dibagi sesuai dengan jumlah angota kelompok belajar. Nilai ini merupakan nilai rata-rata kelompok belajar. Kelompok belajar yang nilainya tinggi akan mendapatkan penghargaan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
22 Dari penjelasan diatas langkah-langkah dalam TGT dapat digambarkan sebagai berikut: TEAM A A-1
A-2
A-3
A-4
Tinggi Sedang Sedang Rendah
Meja Turnamen 1
B-1
B-2
B-3
Meja Turnamen 2
Meja Turnamen 4
Meja Turnamen 3
B-4
C-1
Tinggi Sedang Sedang Rendah
C-2
C-3
C-4
Tinggi Sedang Sedang Rendah
TEAM B
TEAM C Gambar 2.1. Penempatan pada Meja Turnamen
f. Penerapan TGT terhadap Pemahaman Konsep Koperasi Di
dalam
penerapan
model
kooperatif
TGT
dapat
dikombinasikan dengan model kooperatif lainnya yang langkah-langkah dalam pembelajarannya hampir sama yaitu model kooperatif tipe STAD (Student Teams-Achievement Divisions). Koperasi merupakan salah satu materi dalam pelajaran IPS yang sulit dipahami. Penerapan model kooperatif tipe TGT akan berpengaruh bagi siswa dalam memahami materi koperasi karena di dalam TGT terdapat kerja sama antar siswa dalam memahami materi pelajaran. Siswa yang mempunyai kemampuan yang lebih dapat membantu temannya dalam satu kelompok yang memiliki kemampuan kurang dalam memahami materi koperasi. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
23 B. Penelitian yang Relevan Penelitian yang relevan dengan penelitian yang dilakukan oleh peneliti adalah penelitian yang dilakukan oleh Indrayati (2008) yang berjudul “Peningkatan Hasil Belajar IPS tentang Keragaman Suku Bangsa Serta Budaya melalui penerapan Pembelajaran Kooperatif learning model Team Games Tournament bagi Siswa kelas V SD Negeri Tunggulsari 1 Surakarta”. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dari hasil penelitian tersebut telah disimpulkan bahwa hasil belajar IPS tentang keragaman Alam Suku Bangsa Serta Budaya melalui penerapan pembelajaran kooperatif learning model Team Games Tournament bagi siswa kelas V SD Negeri Tunggulsari 1 Surakarta mengalami peningkatan. Penelitian Indrayati di atas relevan dengan penelitian ini karena memiliki persamaan pada variabel bebasnya yaitu penggunaan Model Kooperatif Learning tipe Team Games Tournament. Perbedaan dengan penelitian ini yaitu pada variabel terikatnya, variabel terikat dari penelitian Indrayati yaitu Hasil Belajar IPS tentang Keragaman Suku Bangsa Serta Budaya sedangkan variabel terikat pada penelitian ini yaitu Pemahaman Konsep Koperasi. Penelitian dari Sumarni (2009) yang berjudul “Upaya Peningkatan Kemampuan Berbicara dengan Pembelajaran Kooperatif Model TGT pada Siswa Kelas IV SD Negeri Pilangsari 1 Kec. Ngrampal Kab. Sragen 2009/2010”. Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Berdasarkan hasil penelitian tindakan kelas disimpulkan bahwa pembelajaran kooperatif tipe TGT mampu meningkatkan kemampuan berbicara siswa. Penelitian Sumarni juga relevan dengan penelitian ini karena memiliki persamaan pada variabel bebasnya yaitu penggunaan Model Kooperatif tipe Team Games Tournament. Perbedaan dengan penelitian ini yaitu commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
24 pada variabel terikatnya, variabel terikat dari penelitian Sumarni yaitu Kemampuan Berbicara sedangkan variabel terikat dari penelitian ini yaitu Pemahaman Konsep Koperasi. Penelitian Sri Maryani Retno
P. A (2010) yang berjudul
“Peningkatan Pemahaman Pentingnya Koperasi menggunakan Strategi Peta Pada Siswa Kelas IV SD Negeri II Ngringo Jaten Karanganyar Tahun Pelajaran 2009/2010.” Skripsi, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret Surakarta. Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa Pemahaman Pentingnya Koperasi dapat ditingkatkan melalui penggunaan Strategi Peta Konsep. Penelitian Sri Maryani Retno P. A di atas relevan dengan penelitian ini persamaannya yaitu
penelitian
ini
sama-sama
mengkaji
tentang
Pemahaman
Pentingnya Koperasi. Perbedaannya yaitu pada penelitian Sri Retno Maryani Retno P. A menggunakan Strategi Peta Konsep sedangkan pada penelitian ini menggunakan model Kooperatif Tipe TGT.
C. Kerangka Berpikir Kerangka berpikir merupakan alur penalaran yang sesuai dengan tema dan masalah penelitian, serta didasarkan pada kajian teoritis. Pada kondisi awal, pemahaman konsep koperasi pada mata pelajaran IPS siswa kelas IV SD Negeri Tambi, Watukumpul, Pemalang dapat dikatakan rendah, terbukti dari 20 siswa hanya 40% yang mencapai KKM. Hal tersebut disebabkan karena beberapa faktor, salah satunya adalah suasana pembelajaran yang kurang menarik sehingga siswa mudah merasa
bosan dan belum
menggunakan model
pembelajaran bervariasi. Oleh karena itu, dibutuhkan adanya satu model pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman konsep koperasi pada mata pelajaran IPS. Diantara berbagai model pembelajaran, model kooperatif commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
25 tipe TGT adalah model yang diharapkan dapat membantu meningkatkan pemahaman konsep siswa, khususnya pemahaman konsep koperasi. Melalui kolaborasi antara peneliti dan guru kelas, model kooperatif tipe TGT diterapkan dengan menggunakan siklus I dan siklus II yang melalui tahap perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pada kondisi akhir diperoleh dengan model kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan pemahaman konsep Koperasi bagi siswa kelas IV SD Negeri Tambi, Watukumpul, Pemalang. Alur kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat dilihat pada gambar 2.2 dibawah ini.
Kondisi awal
Suasana pembelajaran kurang menarik sehingga siswa mudah merasa bosan dan belum menggunakan model pembelajaran bervariasi.
Menerapkan model Tindakan
Kooperatif tipe TGT untuk meningkatakan
Pemahaman konsep koperasi pada siswa kelas IV rendah
Siklus I 1. Perencanaan 2. Pelaksanaan 3. Observasi 4. Refleksi
Pemahaman Konsep Koperasi.
Kondisi
Siklus II 1. Perencanaan 2. Pelaksanaan 3. Observasi 4. Refleksi
akhir Melalui penerapan model kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan pemahaman konsep Koperasi
Gambar 2.2. Alur Kerangka Berpikir Penelitian Tindakan Kelas. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
26 D. Hipotesis Tindakan Berdasarkan kajian teori dan kerangka berpikir di atas, maka dalam penelitian ini dapat dikemukakan hipotesis sebagai berikut: “Penerapan model kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan pemahaman konsep koperasi mata pelajaran IPS bagi Siswa Kelas IV SDN Tambi Watukumpul Pemalang Tahun 2012”.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting dan Jadwal Penelitian 1. Setting Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Tambi pada semester genap, yang beralamat didesa Tambi Kecamatan Watukumpul, Kabupaten Pemalang. Tempat penelitian dipilih dengan beberapa pertimbangan, antara lain 1) peneliti sudah cukup mengenal dan memiliki hubungan baik dengan pihak sekolah, khususnya dengan kepala sekolah dan guru kelas IV; 2) sekolah tersebut belum pernah digunakan sebagai objek penelitian yang sejenis, sehingga terhindar dari kemungkinan adanya penelitian ulang. 2. Jadwal Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dalam beberapa tahap, yaitu tahap persiapan hingga pelaporan hasil penelitian yang dilakukan selama 9 bulan, yakni mulai bulan Januari 2012 sampai dengan September 2012. Adapun rincian jadwal penelitian ada pada lampiran 1 halaman 86.
B. Subjek dan Objek Penelitian Subjek pada penelitian ini adalah siswa dan guru kelas IV SDN Tambi Kecamatan Watukumpul Kabupaten Pemalang. Siswa kelas IV yang berjumlah 20 siswa terdiri dari 6 siswa laki-laki dan 14 siswa perempuan. Pada dasarnya mereka dari latar belakang yang berbeda-beda. Sedangkan objek penelitian ini adalah mata pelajaran IPS pada pokok bahasan Koperasi dan Model Kooperatif tipe TGT.
commit27to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
28 C. Sumber Data Sumber data atau informasi yang dikumpulkan dalam penelitian ini adalah dari: 1.
Sumber data primer, yang menjadi sumber data pokok dalam penelitian ini yaitu bersumber dari siswa dan guru kelas IV SDN Tambi Kecamatan Watukumpul Kabupaten Pemalang tahun 2012.
2.
Sumber data sekunder, untuk melengkapi data yang kurang lengkap maka diperlukan sumber data sekunder yang meliputi arsip atau dokumen, catatan observasi, dan nilai hasil belajar siswa.
D. Teknik Pengumpulan Data Teknik pengumpulan data yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah: 1.
Metode Dokumentasi Dalam penelitian ini metode dokumentasi yang digunakan berupa arsip atau dokumen yang ada. Dokumen tersebut antara lain kurikiulum (silabus), Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), nilai hasil tes siswa, foto-foto selama proses pembelajaran berlangsung. Hal ini untuk mengetahui peningkatan kemampuan siswa.
2.
Wawancara Wawancara dilakukan untuk memperoleh data tentang siswa pada pembelajaran dan hasil pembelajaran. Wawancara dilakukan di awal (sebelum pembelajaran menggunakan model kooperatif tipe TGT) dan di akhir (sesudah menggunakan model kooperatif tipe TGT). Wawancara dalam penelitian ini akan dilaksanakan secara langsung yaitu tanya jawab kepada siswa dan kepada guru secara langsung tanpa perantara.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
29 3.
Teknik observasi langsung Observasi yang digunakan untuk mendapatkan data-data yang diperlukan sebagai dasar untuk melakukan penelitian yang lebih lanjut, serta dengan observasi yang dilakukan ini peneliti akan memperoleh data-data mengenai seluruh aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS. Observasi yang dilakukan yaitu secara langsung (direct observation) adalah observasi tanpa perantara (secara langsung) terhadap objek yang diteliti. Observasi ini dilakukan pada siswa kelas IV SDN Tambi, Watukumpul, Pemalang untuk mengetahui kemampuan berbicara siswa. Observasi juga dilakukan untuk memantau proses dan dampak pembelajaran yang diperlukan untuk menata langkah-langkah perbaikan agar lebih efektif dan efisien pada pembelajaran berikutnya. Observasi dipusatkan pada kegiatan siswa dan kegiatan guru kelas IV SD Negeri Tambi, Watukumpul, Pemalang.
4.
Metode Tes Dalam metode tes ini terdiri dari tes awal (pre test) dan tes akhir (post test). Tes awal bertujuan untuk mengetahui kemampuan siswa sebelum diberi tindakan dan sekaligus penentu rangking guna pembagian kelompok/tim dalam TGT. Tes akhir, diperoleh dari hasil turnamen dan evaluasi.
E. Validitas Data Dalam penelitian menggunakan 2 teknik validitas data, yaitu: 1. Triangulasi Sumber Triangulasi sumber digunakan untuk menguji kredibilitas data dari satu sumber dengan sumber yang lain. Dari teknik ini diharapkan dapat memberi informasi yang tepat dan sesuai dengan kenyataan. Sumber data yang diperoleh peneliti berasal dari guru dan siswa kelas commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
30 IV SD Negeri Tambi, Watukumpul, Pemalang antara lain data tentang aktivitas siswa kelas IV SD Negeri Tambi yang diperoleh dari guru kelas IV SD Negeri Tambi dan siswa kelas IV SD Negeri Tambi. 2. Triangulasi Teknik Triangulasi teknik, yaitu peneliti menguji data yang sama dengan menggunakan teknik pengumpulan data yang berbeda. Dari beberapa data yang diperoleh lewat teknik pengumpulan data yang berbeda tersebut hasilnya dibandingkan dan dapat ditarik kesimpulan agar
diperoleh
data
yang
lebih
kuat
validitasnya.
Peneliti
membandingkan data yang terkumpul dari teknik observasi, wawancara, dan tes tertulis.
F. Teknik Analisis Data Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik analisis yang menggunakan model analisis interaktif. Model analisis interaktif mempunyai tiga komponen yaitu: (1) reduksi data (data reduction), (2) penyajian data (data display), (3) penarikan kesimpulan (verification). Secara singkat, tiga komponen tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1. Reduksi Data (Data Reduction) Dalam penelitian ini, reduksi data dilakukan dengan pemilihan dan penyederhanaan data kondisi SD Negeri Tambi, data nilai pemahaman konsep siswa, data hasil observasi guru dan siswa kelas IV SD Negeri Tambi, serta data hasil pengamatan penggunaan model kooperatif. 2. Penyajian Data (Data Display) Penyajian data dilakukan melalui berbagai macam cara visual misalnya gambar, grafik, chart nerwork, diagram, matrik, dan sebagainya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
31 3. Penarikan Kesimpulan (Verification) Kegiatan ini dilakukan untuk memantapkan kesimpulan dari tampilan data agar benar-benar dapat dipertanggungjawabkan. Seluruh hasil analisis yang terdapat dalam reduksi data maupun penyajian data diambil suatu kesimpulan. Penarikan kesimpulan tentang peningkatan yang terjadi dilaksanakan secara bertahap mulai dari kesimpulan sementara, kesimpulan yang ditarik pada akhir siklus I, dan kesimpulan terakhir pada akhir siklus II. Setiap kesimpulan yang ditarik pada akhir siklus dilakukan refleksi untuk menentukan atau menyusun rencana tindakan berikutnya. Setelah semua data disajikan dalam laporan, peneliti menarik kesimpulan yang merupakan jawaban dari hipotesis penelitian. Secara diagramatik, hubungan interaksi antara unsur-unsur kerja analisis tersebut dapat divisualisasikan seperti gambar dibawah ini. Pengumpulan Data (Data Collection) Penyajian Data (Data Display) Reduksi Data (Data Reduction) Penarikan Kesimpulan / Verifikasi Gambar 3.1. Komponen-komponen Analisis Data (Sumber : Miles & Huberman, 2009: 20)
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
32 G. Indikator Kinerja Indikator kinerja yang ingin dicapai dalam penelitian tindakan kelas ini adalah meningkatnya pemahaman konsep koperasi pada siswa kelas IV SDN Tambi, Watukumpul, Pemalang dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TGT. Indikator penelitian ini bersumber dari kurikulum dan silabus KTSP IPS kelas IV serta Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM), yaitu 63. Penelitian ini dikatakan berhasil apabila pemahaman konsep siswa mencapai nilai batas Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM) mata pelajaran IPS, yaitu 63 dan siswa yang memperoleh nilai ≥ 63 mencapai 80% (18 siswa). Apabila dalam kelas tersebut hasil yang diperoleh belum mencapai angka tersebut, penelitian akan terus dilakukan sampai hasil tersebut dapat dicapai.
H. Prosedur Penelitian Prosedur dari penelitian ini terdiri dari empat tahap, yaitu sebagai berikut: 1) perencanaan (planning); 2) pelaksanaan tindakan (action); 3) observasi dan evaluasi tindakan (observation and evaluation); dan 4) refleksi tindakan (reflecting). Menurut Suharsimi Arikunto, dkk (2006:16), prosedur penelitian diatas dapat divisualisasikan pada gambar di bawah ini.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
33
Perencanaan Refleksi
Siklus I
Pelaksanaan
Pengamatan Perencanaan
Siklus II
Refleksi
Pelaksanaan
Pengamatan Di lanjutkan siklus berikutnya
Gambar 3.2. Model PTK (Suharsimi Arikunto, dkk, 2006: 16) Penelitian ini dilaksanakan dalam dua siklus dengan 2 kali pertemuan di setiap siklusnya. Secara rinci, setiap siklus dipaparkan sebagai berikut: 1. Rancangan Siklus I a. Tahap Perencanaan Pada tahap ini guru sebagai peneliti menyusun skenario pembelajaran (RPP), instrumen untuk evaluasi yang berupa soal tes tertulis,
dan
menetapkan
indikator
dilaksanakan dalam proses pembelajaran.
commit to user
ketercapaian
yang
akan
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
34 b. Tahap Aksi/ Tindakan 1) Guru sekaligus sebagai peneliti melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dipersiapkan. 2) Guru lain (teman sejawat) yang bertindak sebagai observer, mengadakan observasi jalannya pembelajaran. c. Tahap Pengamatan/ Observasi 1) Dilakukan oleh guru (observer) yang mengamati pembelajaran yang sedang berlangsung (mengamati aktivitas peneliti dengan siswa. 2) Observasi diarahkan pada poin-poin dalam lembar observasi yang telah dipersiapkan oleh peneliti. d. Tahap Refleksi Mengadakan refleksi dan evaluasi dari kegiatan pelaksanaan tindakan siklus I. Tindakan yang dilakukan pada siklus I adalah peneliti dengan guru kelas mengadakan diskusi untuk membahas hasil pembelajaran. Jika dalam pembelajaran ditemukan kendala dan permasalahan maka kemudian perlu dilakukan siklus II sebagai langkah perbaikan dari proses pembelajaran pada siklus I. Dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa pada siklus I, nilai pemahaman konsep siswa tergolong cukup baik, tetapi masih terdapat beberapa siswa yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 63. Berdasarkan data yang diperoleh siswa yang mendapat nilai ≤ 63 (KKM) yaitu sebanyak 5 siswa atau 25% dan siswa yang mendapat nilai ≥ 63 (KKM) sebanyak 15 siswa atau 75%. Oleh karena itu, peneliti melanjutkan pembelajaran pemahaman konsep pada siklus berikutnya, yakni siklus II untuk memperbaiki kekurangan yang muncul pada siklus I tersebut. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
35 2. Rancangan Siklus II a. Tahap Perencanaan Ulang Guru menyusun skenario pembelajaran (RPP), instrumen untuk evaluasi yang berupa soal tes tertulis, dan menetapkan indikator ketercapaian yang akan dilaksanakan dalam proses pembelajaran. Perencanaan aksi/ tindakan siklus II dikaitkan dengan hasil yang telah diperoleh pada siklus 1 dengan berbagai perbaikan pada kegiatan pembelajarannya. b. Tahap Aksi/ Tindakan 1) Guru sekaligus sebagai peneliti mengadakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah dipersiapkan. 2) Guru lain (teman sejawat) yang bertindak sebagai observer, mengadakan observasi jalannya pembelajaran. c. Tahap Pengamatan/ Observasi 1) Dilakukan oleh guru (observer) yang mengamati pembelajaran yang sedang berlangsung (mengamati aktivitas peneliti dengan siswa). 2) Observasi diarahkan pada poin-poin dalam lembar observasi yang telah dipersiapkan oleh peneliti. d. Tahap Refleksi Hasil analisis data dari siklus II ini digunakan sebagai acuan untuk menentukan tingkat ketercapaian tujuan yang dilakukan guru dalam
meningkatkan
pemahaman
konsep
dengan
model
pembelajaran kooperatif tipe TGT. Dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa pada siklus II, nilai pemahaman konsep siswa tergolong baik. Berdasarkan data yang diperoleh, siswa yang mendapat nilai ≤ 63 (KKM) yaitu sebanyak 2 siswa atau 10% dan siswa yang mendapat nilai ≥ 63 commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
36 (KKM) sebanyak 18 siswa atau 90%. Dengan demikian, hasil nilai pemahamahn konsep koperasi siswa kelas IV pada siklus II sudah mencapai target indikator kinerja peneliti. Ketercapaian tersebut membuat peneliti tidak perlu lagi melanjutkan penelitian pada siklus berikutnya.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB IV HASIL TINDAKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan di SD Negeri Tambi Sekolah ini berdiri pada tahun 1982 dan berstatus negeri dengan Nomor Statistik 101032704046. Secara geografis SD Negeri Tambi terletak di desa Tambi, Kecamatan Watukumpul, Kabupaten Pemalang. Letak SD Negeri Tambi cukup strategis dan mudah dijangkau, karena sekolah tersebut terletak di pinggir jalan raya desa Tambi-Danasari. SD Negeri Tambi mempunyai luas bangunan 640
, dengan lebar 8 m, dan panjang 80
m. Sekolah ini memiliki 6 ruang kelas, 1 kantor guru, 1 ruang kepala sekolah,3 rumah dinas untuk guru, 1toilet guru dan 3 toilet siswa. SD Negeri 1 Tambi juga memiliki halaman Sekolah yang cukup luas yang berfungsi sebagai tempat melaksanakan upacara bendera, sebagai tempat bermain bagi para siswa, maupun kegiatan sekolah lainnya. Dipinggir halaman maupun di sekitar gedung sekolah, terdapat pepohonan yang cukup rindang, sehingga sekolah ini cukup sejuk. Jumlah siswa SD Negeri Tambi pada tahun ajaran 2011/2012 adalah 149 siswa. Dengan perincian sebagai berikut: kelas I sebanyak 25 siswa, kelas II sebanyak 24 siswa, kelas III sebanyak 21 siswa, kelas IV sebanyak 20 siswa, kelas V sebanyak 32 siswa, dan kelas VI sebanyak 27 siswa. SD Negeri Tambi dipimpin oleh seorang kepala sekolah dan memiliki tenaga pengajar/guru sebanyak 11 orang, yaitu 6 orang guru kelas, 1 orang guru Pendidikan Agama Islam, 1 orang guru olahraga, 1 orang guru BTQ, 1 orang penjaga sekolah. Penelitian ini dilaksanakan di kelas IV SD Negeri Tambi. Secara umum kondisi kelas cukup nyaman digunakan untuk belajar. Pencahayaan dan sirkulasi udara cukup baik, kondisi meja dan kursi siswa tertata dengan rapi. Siswa kelas IV SD Negeri Tambi berasal dari latar belakang sosial yang berbeda-beda.
commit to user 37
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
38 B. Deskripsi Pratindakan Berdasarkan pengamatan awal yang dilakukan peneliti pada pembelajaran IPS
khususnya
materi
Koperasi
menunjukkan
bahwa
pelaksanaan
proses
pembelajaran IPS di sekolah tersebut sebagian besar masih dilakukan secara konvensional, antara lain (1) guru menjelaskan secara mendetail dengan ceramah berulang-ulang; (2) siswa hanya ditugaskan untuk mencatat dan menghafalkan konsep; (3) kurang tepatnya guru dalam memilih model pembelajaran. Pembelajaran yang demikian menyebabkan siswa menjadi pasif dan mengalami kejenuhan dalam belajar. Kejenuhan tersebut menyebabkan rendahnya pemahaman konsep yang dimiliki siswa. Dari hasil wawancara yang dilakukan dengan guru dan siswa pada tanggal 10 Januari 2012 (lihat lampiran 2 dan 3 halaman 88 dan 89), faktor mendasar yang menyebabkan rendahnya pemahaman konsep materi koperasi dalam pembelajaran IPS adalah siswa hanya mengandalkan guru saat belajar. Padahal guru hanya mengajar dengan metode ceramah dan guru kurang tepat dalam memilih model pembelajaran yang digunakan dalam proses pembelajaran di kelas. Siswa hanya menerima informasi yang telah diberikan oleh guru tanpa disertai dengan keterlibatan aktivitas belajar yang positif, sehingga tidak banyak materi yang bisa terserap dengan baik. Keadaan ini dapat dilihat dari daftar nilai pemahaman konsep materi koperasi siswa kelas IV SD Negeri Tambi Watukumpul pada pratindakan. Nilai ratarata pemahaman konsep koperasi pada pratindakan sebesar 59,75 (di bawah KKM ≥ 63). Daftar Nilai pemahaman konsep materi koperasi siswa kelas IV SD Negeri Tambi pada pratindakan dapat dilihat pada lampiran 6 halaman 96. Pada kondisi awal atau pratindakan, nilai pemahaman siswa pada materi koperasi tergolong rendah, karena masih banyak nilai siswa yang belum memenuhi Kriteria Ketuntasan Minimal sebesar 63. Berdasarkan data yang diperoleh siswa yang mendapat nilai di bawah 63 (KKM) yaitu sebanyak 12 siswa atau 60% dan siswa commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
39 yang mendapat nilai di atas KKM hanya 8 siswa atau 40%. Berdasarkan data tersebut dapat dibuat tabel frekuensi pada tabel 3. Tabel 4.1. Data Frekuensi Nilai Pemahaman Konsep Koperasi Siswa Kelas IV SD Negeri Tambi Watukumpul Tahun 2012 pada Pratindakan No
Interval Nilai
1. 2. 3. 4. 5. 6.
40-48 49-57 58-66 67-75 76-84 85-93
Frekuensi ( )
Nilai fi.xi Persentase Tengah (%) ( ) 2 44 88 10 10 53 530 50 3 62 186 15 2 71 142 10 2 80 160 10 1 89 89 5 Rata-rata = 1195: 20 = 59,75 Ketuntasan klasikal = 8 : 20 x 100 % = 40%
Keterangan
Di bawah KKM Di bawah KKM Di bawah KKM Di atas KKM Di atas KKM Di atas KKM
Berdasarkan tabel 4.1 dapat disajikan grafik pada gambar 4.1 sebagai berikut: 50%
10
Frekuensi
8 6 4
15% 10%
10%
10% 5%
2 0 40-48
49-57
58-66 67-75 76-84 Interval Nilai
85-93
Gambar 4.1. Grafik Nilai Pemahaman Konsep Koperasi Siswa Kelas IV SD Negeri Tambi Watukumpul Tahun 2012 pada Pratindakan.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
40 Berdasarkan tabel 4.1 dan gambar 4.1 data nilai rata-rata kelas pemahaman kosnep pada pratindakan sebesar 59,75. Siswa yang memperoleh nilai 40-48 ada 2 siswa atau 10%. Siswa yang memperoleh nilai 49-57 sebanyak 10 siswa atau 50%. Siswa yang mendapat nilai 58-66 sebanyak 3 siswa atau 15%. Siswa yang mendapat nilai 67-75 sebanyak 2 siswa atau 10%. Siswa yang mendapat nilai 76-84 sebanyak 2 siswa atau 10%. Siswa yang mendapat nilai 85-93 sebanyak 1 siswa atau 5%. Dari hasil nilai pemahaman konsep koperasi pada pratindakan menunjukkan bahwa pemahaman konsep siswa pada materi koperasi masih rendah, maka dari itu diperlukan suatu inovasi pembelajaran yang dapat meningkatkan pemahaman konsep kopearsi siswa kelas IV SD Negeri Tambi Watukumpul tahun 2012 yaitu dengan menerapkan model kooperatif tipe TGT. Diharapkan dengan menerapkan model kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan pemahaman konsep koperasi pada siswa kelas IV SD Negeri Tambi Watukumpul 2012. C. Deskripsi Hasil Tindakan Tiap Siklus 1. Deskripsi Siklus I Tindakan siklus I dilakukan sebanyak 2 kali pertemuan. Masing-masing pertemuan 2 kali 35 menit. Pelaksanaan siklus I dilaksanakan pada tanggal 12 dan 13 April 2012. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan penelitian tindakan kelas yang terdiri dari siklus-siklus dan tiap siklus terdiri atas 4 tahapan. Adapun tahaptahap pelaksanaan siklus I adalah sebagai berikut: a. Tahap Perencanaan Kegiatan perencanaan dilaksanakan oleh peneliti dan guru kelas IV SD Negeri Tambi untuk mendiskusikan rancangan tindakan yang akan dilaksanakan. Rancangan tindakan yang dilaksanakan berdasar pada solusi permasalahan yang muncul yakni penerapan model kooperatif tipe TGT. Selanjutnya disepakati bahwa pelaksanaan tindakan pada siklus I akan dilaksanakan sebanyak 2 kali pertemuan, yakni pada hari Kamis, tanggal 12 April 2012 dan hari Jumat, tanggal 13 April 2012. Adapun deskripsi perencanaan siklus I adalah sebagai berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
41 1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). Peneliti dan guru kelas menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) IPS selama 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 kali 35 menit setiap pertemuannya. RPP yang disusun meliputi : standar kompetensi, kompetensi dasar,
indikator,
pembelajaran,
tujuan
metode
pembelajaran, dan
model
dampak
pengiring,
pembelajaran,
materi
langkah-langkah
pembelajaran, media dan sumber pembelajaran, dan penilaian (lihat lampiran 8 dan 17 halaman 100 dan 122). 2) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung Fasilitas dan sarana pendukung yang dipersiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran adalah: a) Ruang kelas didesain secara klasikal. Akan tetapi, pada saat diskusi kelompok,
meja
dan
kursi
disusun
secara
berkelompok
untuk
mempermudah siswa bekerjasama dengan kelompoknya. b) Menyiapkan media yang berupa gambar lambang koperasi. c) Buku/ materi pelajaran. 3) Menyiapkan Lembar Pengamatan dan Lembar Penilaian Lembar pengamatan digunakan untuk merekam segala aktivitas siswa selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung. Pengamatan yang dilakukan yaitu pengamatan aktivitas siswa. Selain itu, peneliti juga menyusun lembar observasi guru berupa Alat Penilaian Kemampuan Guru/Peneliti (APKG). Sedangkan untuk lembar penilaian disusun berdasarkan pada kisi-kisi soal yang telah disesuaikan dengan indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Lembar penilaian meliputi tes individu dan lembar diskusi. b. Tahap Tindakan Dalam pelaksanaan tindakan ini, peneliti berkolaborasi dengan guru kelas IV SD Negeri Tambi dengan menerapkan model kooperatif tipe TGT sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Peneliti di sini bertindak sebagai pengajar dan guru kelas IV sebagai observer atau pengamat. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
42 1) Pertemuan I Pertemuan I dilaksanakan pada hari Kamis, 12 April 2012. Materi yang dipelajari pada pertemuan tersebut, yaitu pengertian dan makna lambang koperasi. Adapun langkah-langkah pembelajarannya mencakup kegiatankegiatan sebagai berikut: a) Kegiatan Pendahuluan (1) Kegitan
rutin
(Mengucapkan
salam,
Berdoa,
Presensi,
Mengkondisikan kelas). (2) Apersepsi, yaitu guru bertanya jawab materi yang telah dipelajari. (3) Orientasi, yaitu guru menyampaikan tujuan pembelajaran. (4) Motivasi, yaitu guru memberikan kata-kata penyemangat agar siswa termotivasi untuk belajar. b) Kegiatan inti Kegiatan inti terdiri dari 3 kegiatan, yaitu eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. (1) Eksplorasi (a) Guru mengeksplor kemampuan awal siswa sejauh mana siswa paham dan mengerti tentang koperasi melalui tanya jawab. (b) Guru menjelaskan pengertian dan makna lambang koperasi. (c) Siswa mendengarkan penjelasan guru. (2) Elaborasi (a) Guru membentuk kelompok-kelompok secara heterogen, setiap kelompok terdiri dari 5 siswa, setiap kelompok terdiri dari 1 siswa laki-laki dan 4 siswa perempuan. (b) Siswa diberi lembar kegiatan dan berdiskusi. (c) Siswa memulai permainan tim sesuai dengan aturan permainan TGT. (d) Setiap anggota tim memperoleh penomoran 1, 2, 3, 4, 5, dst, yang ditentukan oleh guru. Penomoran ini kemudian digunakan untuk commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
43 menentukan anggota tim tersebut bermain pada meja turnamen ke berapa. Anggota tim yang memperoleh nomor 1 akan mengambil soal pada meja turnamen 1, yang memperoleh nomor 2 di meja turnamen 2, dan seterusnya. (e) Siswa memulai game dan tunamen. Permainan dimulai dengan salah satu siswa dari masing-masing tim yang memperoleh nomor 1 mengambil nomor soal pada meja turnamen 1. Kemudian dilanjutkan pada siswa yang memperoleh nomor 2 mengambil soal pada meja turnamen 2, dan seterusnya. Setelah mendapatakan nomor soal, siswa kembali ke timnya msing-masing. (f) Kemudian soal dikerjakan bersama kelompoknya. Setelah itu setiap tim membacakan hasil diskusi kelompok di depan kelas, tim yang lain memperhatikan dan memberikan umpan balik. (g) Siswa menerima bimbingan dari guru apabila mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan. (h) Siswa mengakhiri game dan turnamen. (3) Konfirmasi (a) Siswa bersama guru mengevaluasi jalannya diskusi kelompok. (b) Guru bertanya jawab mengenai hal yang belum diketahui siswa. (c) Guru memberikan umpan balik dan memberikan penghargaan kepada usaha-usaha yang telah dilakukkan oleh kelompok (tim) maupun individu. c) Penutup (1) Refleksi: Guru mengulas kembali materi yang telah disampaikan dan menyimpulkan kegiatan yang telah dilakukan baik dari sisi materi maupun permainan yang dilakukan. (2) Evaluasi: Guru memberikan soal evaluasi/ tes akhir. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
44 (3) Tindak lanjut: Guru memberikan pekerjaan rumah kepada siswa. (4) Salam dilanjutkan penutup. 2)
Pertemuan II Pertemuan II dilaksanakan pada hari Jumat, 13 April 2012. Materi yang dipelajari pada pertemuan II, yaitu tujuan dan manfaat koperasi. Adapun langkah-langkahnya mencangkup kegiatan-kegiatan sebagai berikut: a) Kegiatan Pendahuluan (1) Kegitan
rutin
(Mengucapkan
salam,
Berdoa,
Presensi,
Mengkondisikan kelas). (2) Apersepsi, yaitu guru bertanya jawab materi yang telah dipelajari. (3) Orientasi, yaitu guru menyampaikan tujuan pembelajaran. (4) Motivasi, yaitu guru memberikan kata-kata penyemangat agar siswa termotivasi untuk belajar. b) Kegiatan inti Kegiatan inti terdiri dari 3 kegiatan, yaitu eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. (1) Eksplorasi (a) Guru mengeksplor kemampuan awal siswa sejauh mana siswa paham dan mengerti tentang koperasi melalui tanya jawab. (b) Guru menjelaskan tujuan, manfaat dan asas koperasi. (c) Siswa mendengarkan penjelasan guru. (2) Elaborasi (a) Guru membentuk kelompok-kelompok secara heterogen, setiap kelompok terdiri dari 5 siswa, setiap kelompok terdiri dari 1 siswa laki-laki dan 4 siswa perempuan. (b) Siswa diberi lembar kegiatan dan berdiskusi. (c) Siswa memulai permainan tim sesuai dengan aturan permainan TGT.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
45 (d) Setiap anggota tim memperoleh penomoran 1, 2, 3, 4, 5, dst, yang ditentukan oleh guru. Penomoran ini kemudian digunakan untuk menentukan anggota tim tersebut bermain pada meja turnamen ke berapa. Anggota tim yang memperoleh nomor 1 akan mengambil soal pada meja turnamen 1, yang memperoleh nomor 2 di meja turnamen 2, dan seterusnya. (e) Siswa memulai game dan tunamen. Permainan dimulai dengan salah satu siswa dari masing-masing tim yang memperoleh nomor 1 mengambil nomor soal pada meja turnamen 1. Kemudian dilanjutkan pada siswa yang memperoleh nomor 2 mengambil soal pada meja turnamen 2, dan seterusnya. Setelah mendapatakan nomor soal, siswa kembali ke timnya msing-masing. (f) Kemudian soal dikerjakan bersama kelompoknya. Setelah itu setiap tim membacakan hasil diskusi kelompok di depan kelas, tim yang lain memperhatikan dan memberikan umpan balik. (g) Siswa menerima bimbingan dari guru apabila mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan. (h) Siswa mengakhiri game dan turnamen. (3) Konfirmasi (a) Siswa bersama guru mengevaluasi jalannya diskusi kelompok. (b) Guru bertanya jawab mengenai hal yang belum diketahui siswa. (c) Guru memberikan umpan balik dan memberikan penghargaan kepada usaha-usaha yang telah dilakukkan oleh kelompok (tim) maupun individu.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
46 d) Penutup (1) Refleksi: Guru mengulas kembali materi yang telah disampaikan dan menyimpulkan kegiatan yang telah dilakukan baik dari sisi materi maupun permainan yang dilakukan. (2) Evaluasi: Guru memberikan soal evaluasi/ tes akhir. (3) Tindak lanjut: Guru memberikan pekerjaan rumah kepada siswa. (4) Salam dilanjutkan penutup. c. Tahap Observasi Pengamatan
tindakan
dilakukan
oleh
observer
pada
saat
berlangsungnya kegiatan pembelajaran IPS dengan menerapakan model kooperatif tipe TGT. Pengamatan ini difokuskan pada pelaksanaan kegiatan pembelajaran yaitu kegiatan yang dilakukan guru dan siswa selama proses pembelajaran berlangsung yang dilaksanakan dengan menggunakan alat bantu berupa lembar observasi aktivitas guru, aktivitas siswa serta dokumentasi dengan foto dan video. Observasi ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai kesesuaian pelaksanaan pembelajaran IPS materi koperasi dengan menerapakan model kooperatif tipe TGT dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun serta untuk mengetahui secara detail perhatian, kerjasama, ketekunan, keaktifan, dan tanggung jawab siswa selama pembelajaran berlangsung. Dalam pengamatan ini, peneliti berkolaborasi dengan guru kelas untuk bertindak sebagai observer dan teman sejawat untuk mendokumentasikan pembelajaran. Pengamatan tidak hanya difokuskan pada aktivitas siswa, namun juga dilakukan terhadap kegiatan guru selama pembelajaran, sehingga pengamatan dilakukan menyeluruh pada semua aspek, baik dari aspek aktivitas siswa maupun kinerja guru. Uraian mengenai observasi yang telah dilaksanakan selama kegiatan pembelajaran pada siklus I, disajikan sebagai berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
47 1) Hasil Observasi Aktivitas Siswa Hasil rincian mengenai kegiatan siswa pada siklus 1 yang dilaksanakan 2 kali pertemuan dengan menerapkan model kooperatif tipe TGT dapat dilihat lebih jelas pada lampiran lembar observasi aktivitas siswa (lihat lampiran 28 dan 29 halaman 147 dan 149). Diperoleh gambaran tentang aktivitas siswa dengan rincian sebagai berikut: a) Perhatian siswa dalam menyimak penjelasan guru masih kurang. b) Kerjasama antarsiswa pada saat pembelajaran dan diskusi cukup baik, siswa saling membantu dalam menjawab pertanyaan. c) Sebagian siswa kurang aktif dalam mengikuti pembelajaran maupun dalam diskusi kelompok dan masih banyak siswa yang kurang memiliki rasa tanggung jawab. d) Keefektifan penerapan model kooperatif
tipe TGT kurang optimal,
karena masih banyak siswa yang kurang paham tugas dari masing-masing anggota kelompok atau tim. e) Sebagian siswa dapat mengerjakan soal evaluasi dengan baik dan tepat waktu. Secara keseluruhan, berdasarkan data pada lampiran 28 dan 29 halaman 147 dan 149 yang menyatakan hasil pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS dengan menerapkan model kooperatif tipe TGT pada siklus I dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa cukup baik, akan tetapi guru perlu meningkatkan aktivitas belajar siswa agar hasil yang diperoleh siswa lebih meningkat. 2) Hasil Observasi Kinerja Guru Selain mengamati aktivitas siswa, observer juga melakukan pengamatan terhadap kinerja guru. Observasi guru atau pengajar dilakukan untuk mengetahui kinerja guru dalam mengajar dan dapat dijadikan dasar perbaikan guru atau pengajar dalam pelaksanaan pembelajaran selanjutnya. Observasi terhadap kinerja guru meliputi observasi tentang cara peneliti membuat commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
48 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan lembar observasi Alat Penilaian Kemampuan Guru I (APKG I) (lihat lampiran 30 dan 31 halaman 154 dan 157), dan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi Alat Penilaian Kemampuan Guru II (APKG II) (lihat lampiran 32 dan 33 halaman 160 dan 164). Uraian lebih jelasnya mengenai observasi kinerja guru dalam pembuatan RPP dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Perumusan tujuan pembelajaran/kompetensi dasar jelas. b) Pemilihan dan pengorganisasian materi ajar sudah cukup baik. c) Pemilihan sumber belajar atau media pembelajaran sudah baik. d) Perencanaan dalam skenario pembelajaran sudah baik. e) Merencanakan penilaian dan kelengkapan instrument sudah cukup baik. Sedangkan uraian lebih jelas mengenai observasi kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Pada awal pembelajaran guru dalam mempersiapkan ruang, alat, media pembelajaran dan pada saat memeriksa kesiapan siswa sudah baik. b) Pada saat membuka pembelajaran, guru sudah baik dalam melakukan kegiatan absensi dan menyampaikan tujuan pembelajaran. c) Pada kegiatan inti pembelajaran, guru sudah baik dalam menguasai materi yang disampaikan pada siswa serta mampu menyampaikannya dengan baik. d) Guru dalam menggunakan strategi pembelajaran, penguasaan kelas dan pengalokasian waktu sudah baik. e) Guru sudah memanfaatkan sumber belajar dan media pembelajaran dengan baik. f) Guru dalam menciptakan pembelajaran yang mampu memelihara keterlibatan siswa dalam pembelajaran sudah cukup baik. g) Guru sudah melakukan penilaian proses dan hasil selama pembelajaran berlangsung dengan baik. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
49 h) Guru sudah mampu menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas dan juga menyampaikan pesan pembelajaran dengan gaya yang sesuai. i) Pada kegiatan penutup, guru sudah melakukan refleksi dan tindak lanjut mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan baik. Berdasarkan observasi kinerja guru dalam membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan pelaksanaan pembelajaran pada siklus I sudah cukup baik. Akan tetapi perlu ditingkatkan agar lebih baik. d. Tahap Refleksi Data yang diperoleh dikumpulkan kemudian dianalisis. Berdasarkan hasil pengamatan dan observasi yang dilakukan selama proses pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan refleksi dengan menganalisis nilai pemahaman siswa kelas IV SD Negeri Tambi, kemudian dibandingkan dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan. Analisis hasil tindakan siklus I direfleksi sesuai dengan proses pembelajaran yang dilakukan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama proses pelaksanaan tindakan, dapat diketahui bahwa aktivitas siswa dalam pembelajaran sudah baik tetapi belum maksimal. Sedangkan kinerja guru dalam pembuatan RPP dan pelaksanaan pembelajaran sudah baik. Sedangkan hasil nilai pemahaman konsep siswa pada siklus I, diperoleh dari tes individu yang diberikan guru pada setiap akhir pertemuan 1 dan 2 (lihat lampiran 26 halaman 145), selain dari tes individu nilai pemahaman konsep siswa juga diperoleh dari nilai diskusi atau turnamen. Daftar rekapitulasi nilai pemahaman konsep materi siswa kelas IV SD Negeri Tambi, Watukumpul pada siklus I merupakan rata-rata nilai pemahaman konsep siswa pada pertemuan 1 dan 2 (lihat lampiran 26 halaman 145). Secara singkat daftar nilai tes individu pemahaman konsep siswa kelas IV SD Negeri Tambi Watukumpul pada siklus I dapat dilihat pada lampiran 26 halaman 145. Dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa pada siklus I, nilai pemahaman konsep siswa tergolong cukup baik, tetapi masih terdapat beberapa commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
50 siswa yang belum memenuhi kriteria ketuntasan minimal (KKM) sebesar 63. Berdasarkan data yang diperoleh siswa yang mendapat nilai ≤ 63 (KKM) yaitu sebanyak 5 siswa atau 25% dan siswa yang mendapat nilai ≥ 63 (KKM) sebanyak 15 siswa atau 75%. Dari data tersebut dapat dibuat tabel distribusi frekuensi nilai tes individu pemahaman konsep koperasi pada siklus I, sebagai berikut: Tabel 4.2. Distribusi Frekuensi Nilai tes individu Pemahaman Konsep Koperasi dengan Menerapkan Model Kooperatif tipe TGT Siswa Kelas IV SD Negeri Tambi Watukumpul Tahun 2012 Pada Siklus I No
Interval Nilai
1. 2. 3. 4. 5. 6.
50-57 58-65 66-73 74-81 82-89 90-97
Frekuensi ( )
Nilai fi.xi Persentase Tengah (%) ( ) 3 53,5 160,5 10 4 61,5 246 20 5 69,5 347,5 25 4 77,5 310 20 2 85,5 171 10 2 93,5 185 10 Rata-rata = 1409: 20 = 70,45 Ketuntasan klasikal = 15 : 20 x 100 % = 75 %
Keterangan
Di bawah KKM Di bawah KKM Di atas KKM Di atas KKM Di atas KKM Di atas KKM
Dari tabel 4.2 dapat disajikan dengan grafik pada gambar 4.2 berikut: 6
25%
Frekuensi
5
20%
4 3
20%
15%
2
10%
10%
82-89
90-97
1 0 50-57
58-65
66-73
74-81
Interval Nilai Gambar 4.2. Grafik Nilai Tes Individu Pemahaman Konsep Koperasi dengan Menerapkan Model Kooperatif tipe TGT Siswa kelas IV SD Negeri Tambi Watukumpul Tahun 2012 pada Siklus I commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
51
Berdasarkan tabel 4.2 dan gambar 4.2 dapat dinyatakan bahwa, nilai pemahaman konsep siswa kelas IV diperoleh rata-rata kelas sebesar 70,45. Siswa yang mendapat nilai 50-57 sebanyak 3 siswa atau 15%. Siswa yang mendapat nilai 58-65 sebanyak 4 siswa atau 20%. Siswa yang mendapat nilai 66-73 sebanyak 5 siswa atau 25%. Siswa yang mendapat nilai 74-81 sebanyak 4 siswa atau 20%. Siswa yang mendapat nilai 82-89 sebanyak 2 siswa atau 10 %. Siswa yang mendapat nilai 90-97 sebanyak 2 siswa atau 10%. Dari nilai pemahaman konsep siswa pada siklus I di atas menunjukkan bahwa ada 5 siswa yang belum tuntas. Hal tersebut membuktikan bahwa masih ada siswa yang kurang memahami konsep koperasi. Jika dianalisis hal yang menjadi kendala dalam pembelajaran yaitu antara lain karena siswa masih menyesuaikan atau beradaptasi dengan aturan permainan dalam turanamen dan alokasi waktu yang kurang maksimal sehingga siswa belum semuanya mampu memahami konsep koperasi. Selain dari tes individu nilai pemahaman konsep siswa juga diperoleh dari nilai diskusi atau turnamen. Secara singkat daftar nilai diskusi atau turnamen siswa kelas IV SD Negeri Tambi Watukumpul pada siklus I dapat dilihat pada tabel 5 sebagai berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
52 Tabel 4.3. Daftar Nilai Hasil Turnamen Pemahaman Konsep Koperasi dengan Menerapkan Model Kooperatif tipe TGT Siswa Kelas IV SD Negeri Tambi Watukumpul Tahun 2012 Pada Siklus I No Siklus 1 Rata-rata absen
Diskusi 1
Diskusi 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
20 30 30 40 30 20 30 50 30 30 50 50 50 40 30 40 50 30 40 40
30 40 30 40 30 30 30 50 30 40 50 50 50 40 30 40 50 40 40 40
25 35 30 40 30 25 30 50 30 35 50 50 50 40 30 40 50 35 40 40
Agar lebih jelas, dari tabel 4.3 dapat dibuat tabel 4.4 sebagai berikut: Tabel 4.4. Distribusi Frekuensi Nilai Hasil Turnamen Pemahaman Konsep Koperasi dengan Menerapkan Model Kooperatif tipe TGT Siswa Kelas IV SD Negeri Tambi Watukumpul Tahun 2012 Pada Siklus I No
Interval Nilai
Frekuensi ( )
1. 2. 3. 4. 5. 6.
25-29 30-34 35-39 40-44 45-48 49-52
2 5 3 5 0 5
Nilai Tengah ( ) 27 32 37 42 47 52
commit to user
fi.xi
Persentase (%)
54 160 111 210 0 260
10 25 15 25 0 25
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
53 Dari tabel 4.4 dapat disajikan dengan grafik pada gambar 4.3 berikut: 6
25%
5
25%
25%
Frekuensi
4
15%
3
10%
2 1
0%
0 25-29
30-34
35-39
40-44
45-48
49-52
Interval Nilai
Gambar 4.3. Grafik Nilai Hasil Turnamen Pemahaman Konsep Koperasi dengan Menerapkan Model Kooperatif tipe TGT Siswa kelas IV SD Negeri Tambi Watukumpul Tahun 2012 pada Siklus I Berdasarkan tabel 4.4 dan gambar 4.3 dapat dinyatakan bahwa, nilai hasil turnamen siswa kelas IV diperoleh rata-rata kelas sebesar 37,75. Siswa yang mendapat nilai 25-29 sebanyak 2 siswa atau 10%. Siswa yang mendapat nilai 3034 sebanyak 5 siswa atau 25%. Siswa yang mendapat nilai 35-39 sebanyak 3 siswa atau 15%. Siswa yang mendapat nilai 40-44 sebanyak 5 siswa atau 25%. Siswa yang mendapat nilai 45-48 tidak ada. Siswa yang mendapat nilai 49-52 sebanyak 5 siswa atau 25%. Jika dianalisis dari tabel di atas dapat diketahui keterlibatan siswa dan antusiasme siswa dalam pembelajaran masih kurang. Hal ini dapat dilihat dari keaktifan siswa dalam kegiatan pembelajaran pada saat diskusi atau turnamen. Berdasarkan analisis di atas, maka dapat disimpulkan refleksi dari kekurangan yang terdapat dalam proses pembelajaran, yakni hasil nilai commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
54 pemahaman konsep koperasi pada siklus I belum mencapai indikator kinerja (80%). Antusiasme siswa dalam pembelajaran perlu ditingkatkan dan aturan permainan dalam turnamen lebih diperjelas. Oleh karena itu, peneliti melanjutkan pembelajaran pemahaman konsep pada siklus berikutnya, yakni siklus II untuk memperbaiki kekurangan yang muncul pada siklus I tersebut.
2. Deskripsi Siklus II Tindakan Siklus II dilaksanakan selama 2 kali pertemuan. Setiap pertemuan terdiri dari dua jam pelajaran (2 x 35 menit) yang dilaksanakan pada tanggal 19 April dan 20 April 2012. Siklus II terdiri atas 4 tahapan. Adapun tahapan yang dilakukan adalah sebagai berikut: a. Perencanaan Berdasarkan hasil refleksi pelaksanaan tindakan siklus I diketahui sudah menunjukkan adanya peningkatan nilai pemahaman konsep koperasi pada siswa kelas IV SD Negeri Tambi tahun 2012 tetapi belum sesuai yang diharapkan. Oleh karena itu, ada beberapa hal yang perlu diperbaiki guru dalam melaksanakan tindakan pada siklus II ini sebagai upaya untuk mengatasi berbagai kekurangan yang ada, yakni sebagai berikut: 1) Menyusun Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Peneliti
dan
guru
kelas
menyusun
kembali
Rencana
Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) IPS selama 2 kali pertemuan dengan alokasi waktu 2 x 35 menit setiap pertemuannya. RPP yang disusun meliputi : standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, tujuan pembelajaran, dampak pengiring, materi pembelajaran,
metode
dan
model
pembelajaran,
langkah-langkah
pembelajaran, media dan pembelajaran, dan penilaian (lihat lampiran 34 dan 43 halaman 177 dan 198). 2) Mempersiapkan Fasilitas dan Sarana Pendukung Fasilitas dan sarana pendukung yang dipersiapkan untuk pelaksanaan pembelajaran adalah:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
55 a) Ruang kelas didesain secara klasikal. Akan tetapi, pada saat diskusi kelompok,
meja
dan
kursi
disusun
secara
berkelompok
untuk
mempermudah siswa bekerjasama dengan kelompoknya. b) Menyiapkan media yang berupa gambar macam-macam koperasi. c) Buku/ materi pelajaran. 3) Menyiapkan Lembar Pengamatan dan Lembar Penilaian Lembar pengamatan digunakan untuk merekam segala aktivitas siswa selama pelaksanaan pembelajaran berlangsung. Pengamatan yang dilakukan yaitu pengamatan aktivitas siswa. Selain itu, peneliti juga menyusun lembar observasi guru berupa Alat Penilaian Kemampuan Guru/Peneliti (APKG). Sedangkan untuk lembar penilaian disusun berdasarkan pada kisi-kisi soal yang telah disesuaikan dengan indikator dan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Lembar penilaian meliputi tes individu dan lembar diskusi. b. Tahap Tindakan Dalam pelaksanaan tindakan ini, peneliti berkolaborasi dengan guru kelas IV SD Negeri Tambi dengan menerapkan model kooperatif tipe TGT sesuai dengan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang telah disusun. Peneliti di sini bertindak sebagai pengajar dan guru kelas IV sebagai observer atau pengamat. 1) Pertemuan I Pertemuan I dilaksanakan pada hari Kamis, 19 April 2012. Materi yang dipelajari pada pertemuan tersebut, yaitu macam-macam koperasi dan bidang usahanya. Adapun langkah-langkah pembelajarannya mencakup kegiatankegiatan sebagai berikut: a) Kegiatan Pendahuluan (1) Kegitan
rutin
(Mengucapkan
salam,
Berdoa,
Presensi,
Mengkondisikan kelas). (2) Apersepsi, yaitu guru bertanya jawab materi yang telah dipelajari. (3) Orientasi, yaitu guru menyampaikan tujuan pembelajaran. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
56 (4) Motivasi, yaitu guru memberikan kata-kata penyemangat agar siswa termotivasi untuk belajar. b) Kegiatan inti Kegiatan inti terdiri dari 3 kegiatan, yaitu eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. (1) Eksplorasi (a) Guru mengeksplor kemampuan awal siswa sejauh mana siswa paham dan mengerti tentang koperasi melalui tanya jawab. (b) Guru menjelaskan macam-macam koperasi dan bidang usahanya melalui media gambar. (c) Siswa mendengarkan penjelasan guru. (2) Elaborasi (a) Guru membentuk kelompok-kelompok secara heterogen, setiap kelompok terdiri dari 5 siswa, setiap kelompok terdiri dari 1 siswa laki-laki dan 4 siswa perempuan. (b) Siswa diberi lembar kegiatan dan berdiskusi. (c) Siswa memulai permainan tim sesuai dengan aturan permainan TGT. (d) Setiap anggota tim memperoleh penomoran 1, 2, 3, 4, 5, dst, yang ditentukan oleh guru. Penomoran ini kemudian digunakan untuk menentukan anggota tim tersebut bermain pada meja turnamen ke berapa. Anggota tim yang memperoleh nomor 1 akan mengambil soal pada meja turnamen 1, yang memperoleh nomor 2 di meja turnamen 2, dan seterusnya. (e) Siswa memulai game dan tunamen. Permainan dimulai dengan salah satu siswa dari masing-masing tim yang memperoleh nomor 1 mengambil nomor soal pada meja turnamen 1. Kemudian dilanjutkan pada siswa yang memperoleh nomor 2 mengambil soal commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
57 pada meja turnamen 2, dan seterusnya. Setelah mendapatakan nomor soal, siswa kembali ke timnya msing-masing. (f) Kemudian soal dikerjakan bersama kelompoknya. Setelah itu setiap tim membacakan hasil diskusi kelompok di depan kelas, tim yang lain memperhatikan dan memberikan umpan balik. (g) Siswa menerima bimbingan dari guru apabila mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan. (h) Siswa mengakhiri game dan turnamen. (3) Konfirmasi (a) Siswa bersama guru mengevaluasi jalannya diskusi kelompok. (b) Guru bertanya jawab mengenai hal yang belum diketahui siswa. (c) Guru memberikan umpan balik dan memberikan penghargaan kepada usaha-usaha yang telah dilakukkan oleh kelompok (tim) maupun individu. c) Penutup (1) Refleksi: Guru mengulas kembali materi yang telah disampaikan dan menyimpulkan kegiatan yang telah dilakukan baik dari sisi materi maupun permainan yang dilakukan. (2) Evaluasi: Guru memberikan soal evaluasi/ tes akhir. (3) Tindak lanjut: Guru memberikan pekerjaan rumah kepada siswa. (4) Salam dilanjutkan penutup. 2)
Pertemuan II Pertemuan II dilaksanakan pada hari Jumat, 20 April 2012. Materi yang dipelajari pada pertemuan II, yaitu koperasi Sekolah. Adapun langkahlangkahnya mencangkup kegiatan-kegiatan sebagai berikut: commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
58 a) Kegiatan Pendahuluan (1) Kegitan
rutin
(Mengucapkan
salam,
Berdoa,
Presensi,
Mengkondisikan kelas). (2) Apersepsi, yaitu guru bertanya jawab materi yang telah dipelajari. (3) Orientasi, yaitu guru menyampaikan tujuan pembelajaran. (4) Motivasi, yaitu guru memberikan kata-kata penyemangat agar siswa termotivasi untuk belajar. b) Kegiatan inti Kegiatan inti terdiri dari 3 kegiatan, yaitu eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi. (1) Eksplorasi (a) Guru mengeksplor kemampuan awal siswa sejauh mana siswa paham dan mengerti tentang koperasi melalui tanya jawab. (b) Guru menjelaskan koperasi sekolah. (c) Siswa mendengarkan penjelasan guru. (2) Elaborasi (a) Guru membentuk kelompok-kelompok secara heterogen, setiap kelompok terdiri dari 5 siswa, setiap kelompok terdiri dari 1 siswa laki-laki dan 4 siswa perempuan. (b) Siswa diberi lembar kegiatan dan berdiskusi. (c) Siswa memulai permainan tim sesuai dengan aturan permainan TGT. (d) Setiap anggota tim memperoleh penomoran 1, 2, 3, 4, 5, dst, yang ditentukan oleh guru. Penomoran ini kemudian digunakan untuk menentukan anggota tim tersebut bermain pada meja turnamen ke berapa. Anggota tim yang memperoleh nomor 1 akan mengambil soal pada meja turnamen 1, yang memperoleh nomor 2 di meja turnamen 2, dan seterusnya. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
59 (e) Siswa memulai game dan tunamen. Permainan dimulai dengan salah satu siswa dari masing-masing tim yang memperoleh nomor 1 mengambil nomor soal pada meja turnamen 1. Kemudian dilanjutkan pada siswa yang memperoleh nomor 2 mengambil soal pada meja turnamen 2, dan seterusnya. Setelah mendapatakan nomor soal, siswa kembali ke timnya msing-masing. (f) Kemudian soal dikerjakan bersama kelompoknya. Setelah itu setiap tim membacakan hasil diskusi kelompok di depan kelas, tim yang lain memperhatikan dan memberikan umpan balik. (g) Siswa menerima bimbingan dari guru apabila mengalami kesulitan dalam melakukan kegiatan. (h) Siswa mengakhiri game dan turnamen. (3) Konfirmasi (a) Siswa bersama guru mengevaluasi jalannya diskusi kelompok. (b) Guru bertanya jawab mengenai hal yang belum diketahui siswa. (c) Guru memberikan umpan balik dan memberikan penghargaan kepada usaha-usaha yang telah dilakukkan oleh kelompok (tim) maupun individu. c) Penutup (1) Refleksi: Guru mengulas kembali materi yang telah disampaikan dan menyimpulkan kegiatan yang telah dilakukan baik dari sisi materi maupun permainan yang dilakukan. (2) Evaluasi: Guru memberikan soal evaluasi/ tes akhir. (3) Tindak lanjut: Guru memberikan pekerjaan rumah kepada siswa. (4) Salam dilanjutkan penutup. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
60 c. Tahap observasi Seperti pada siklus I, pengamatan atau observasi dilakukan selama pembelajaran berlangsung dengan menggunakan lembar observasi, kamera, dan kamera digital. Observasi yang dilakukan oleh guru kelas IV SD Negeri II Sambirejo meliputi observasi guru/ pengajar, aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung dan pedokumentasian kegiatan pembelajaran. Observasi guru atau pengajar dilakukan untuk mengetahui kualitas mengajar guru dan dapat dijadikan dasar perbaikan guru atau pengajar dalam mengajar. Selain mengobservasi pelaksanaan proses pembelajaran, peneliti juga mengamati atau mengobservasi nilai pemahaman konsep koperasi siswa disetiap akhir pertemuan. Hasil pengamatan dalam penelitian ini dinyatakan dalam bentuk persen (%), banyaknya persentase dihitung dari seluruh jumlah siswa kelas IV SD Negeri Tambi, yaitu 20 siswa. Berikut ini merupakan perincian observasi pada guru dan aktivitas siswa: 1) Hasil Observasi Aktivitas Siswa Hasil rincian mengenai kegiatan siswa pada siklus II yang dilaksanakan 2 kali pertemuan dengan menerapkan model kooperatif tipe TGT dapat dilihat lebih jelas pada lampiran lembar observasi aktivitas siswa (lihat lampiran 54 dan 55 halaman 222 dan 224). Diperoleh gambaran tentang aktivitas siswa dengan rincian sebagai berikut: a) Perhatian siswa dalam menyimak penjelasan guru sudah baik. b) Kerjasama antarsiswa pada saat pembelajaran dan diskusi cukup baik, siswa saling membantu dalam menjawab pertanyaan. c) Keaktifan siswa dalam mengikuti pembelajaran maupun dalam diskusi kelompok sudah baik dan sebagian siswa sudah memiliki rasa tanggung jawab yang cukup baik. d) Keefektifan penerapan model kooperatif tipe TGT sudah optimal, sebagian siswa sudah paham tugas dari masing-masing anggota kelompok atau tim. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
61 e) Sebagian siswa dapat mengerjakan soal evaluasi dengan baik dan tepat waktu. Secara keseluruhan, berdasarkan data pada lampiran 54 dan 55 halaman 222 dan 224 yang menyatakan hasil pengamatan aktivitas siswa dalam pembelajaran IPS dengan menerapkan model kooperatif tipe TGT pada siklus II dapat disimpulkan bahwa aktivitas belajar siswa mengalami peningkatan dari siklus I. 2) Hasil Observasi Kinerja Guru Selain mengamati aktivitas siswa, observer juga melakukan pengamatan terhadap kinerja guru. Observasi guru atau pengajar dilakukan untuk mengetahui kinerja guru dalam mengajar dan dapat dijadikan dasar perbaikan guru atau pengajar dalam pelaksanaan pembelajaran selanjutnya. Observasi terhadap kinerja guru meliputi observasi tentang cara peneliti membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dengan menggunakan lembar observasi Alat Penilaian Kemampuan Guru I (APKG I) (lihat lampiran 56 dan 57 halaman 229 dan 232), dan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan lembar observasi Alat Penilaian Kemampuan Guru II (APKG II) (lihat lampiran 58 dan 59 halaman 235 dan 239). Uraian lebih jelasnya mengenai observasi kinerja guru dalam pembuatan RPP dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Perumusan tujuan pembelajaran/kompetensi dasar jelas. b) Pemilihan dan pengorganisasian materi ajar sudah cukup baik. c) Pemilihan sumber belajar atau media pembelajaran sudah baik. d) Perencanaan dalam skenario pembelajaran sudah baik. e) Merencanakan penilaian dan kelengkapan instrument sudah cukup baik. Sedangkan uraian lebih jelas mengenai observasi kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran dapat dijelaskan sebagai berikut: a) Pada awal pembelajaran guru dalam mempersiapkan ruang, alat, media pembelajaran dan pada saat memeriksa kesiapan siswa sudah baik. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
62 b) Pada saat membuka pembelajaran, guru sudah baik dalam melakukan kegiatan absensi dan menyampaikan tujuan pembelajaran. c) Pada kegiatan inti pembelajaran, guru sudah baik dalam menguasai materi yang disampaikan pada siswa serta mampu menyampaikannya dengan baik. d) Guru dalam menggunakan strategi pembelajaran, penguasaan kelas dan pengalokasian waktu sudah baik. e) Guru sudah memanfaatkan sumber belajar dan media pembelajaran dengan baik. f) Guru dalam menciptakan pembelajaran yang mampu memelihara keterlibatan siswa dalam pembelajaran sudah cukup baik. g) Guru sudah melakukan penilaian proses dan hasil selama pembelajaran berlangsung dengan baik. h) Guru sudah mampu menggunakan bahasa lisan dan tulis secara jelas dan juga menyampaikan pesan pembelajaran dengan gaya yang sesuai. i) Pada kegiatan penutup, guru sudah melakukan refleksi dan tindak lanjut mengenai pembelajaran yang telah dilaksanakan dengan baik. Berdasarkan observasi kinerja guru dalam membuat Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) dan pelaksanaan pembelajaran pada siklus II mengalami peningkatan dari siklus I. d. Tahap Refleksi Data yang diperoleh dikumpulkan kemudian dianalisis. Berdasarkan hasil pengamatan dan observasi yang dilakukan selama proses pelaksanaan tindakan, peneliti melakukan refleksi dengan menganalisis nilai pemahaman siswa kelas IV SD Negeri Tambi, kemudian dibandingkan dengan indikator kinerja yang telah ditetapkan. Analisis hasil tindakan siklus II direfleksi sesuai dengan proses pembelajaran yang dilakukan. Berdasarkan hasil observasi yang dilakukan selama proses pelaksanaan tindakan, dapat diketahui bahwa aktivitas siswa dalam commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
63 pembelajaran sudah baik dan terjadi peningkatan yang cukup signifikan. Sedangkan kinerja guru dalam pembuatan RPP dan pelaksanaan pembelajaran sudah baik. Sedangkan hasil nilai pemahaman konsep siswa pada siklus II, diperoleh dari tes individu yang diberikan guru pada setiap akhir pertemuan 1 dan 2 (lihat lampiran 52 halaman 217), selain dari tes individu nilai pemahaman konsep siswa juga diperoleh dari nilai diskusi atau turnamen. Daftar rekapitulasi nilai pemahaman konsep materi siswa kelas IV SD Negeri Tambi, Watukumpul pada siklus II merupakan rata-rata nilai pemahaman konsep siswa pada pertemuan 1 dan 2 (lihat lampiran 52 halaman 220). Secara singkat daftar nilai tes individu pemahaman konsep siswa kelas IV SD Negeri Tambi Watukumpul pada siklus II dapat dilihat pada lampiran 52 halaman 220. Dari data yang diperoleh dapat diketahui bahwa pada siklus II, nilai pemahaman konsep siswa tergolong baik. Berdasarkan data yang diperoleh, siswa yang mendapat nilai ≤ 63 (KKM) yaitu sebanyak 2 siswa atau 10% dan siswa yang mendapat nilai ≥ 63 (KKM) sebanyak 18 siswa atau 90%. Dengan demikian, hasil nilai pemahamahn konsep koperasi siswa kelas IV pada siklus II sudah mencapai target indikator kinerja peneliti. Dari data tersebut dapat dibuat tabel distribusi frekuensi nilai tes individu pemahaman konsep koperasi.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
64 Tabel 4.5. Distribusi Frekuensi Nilai tes individu Pemahaman Konsep Koperasi dengan Menerapkan Model Kooperatif tipe TGT Siswa Kelas IV SD Negeri Tambi Watukumpul Tahun 2012 Pada Siklus II No
Interval Nilai
1. 2. 3. 4. 5. 6.
55-63 64-72 73-81 82-90 91-99 100-108
Frekuensi ( )
Nilai fi.xi Persentase Tengah (%) ( ) 2 59 118 10 6 68 408 30 6 77 462 30 2 86 172 10 2 95 190 10 2 104 208 10 Rata-rata = 1560 : 20 = 78 Ketuntasan klasikal = 18 : 20 x 100 % = 90 %
Keterangan
Di bawah KKM Di atas KKM Di atas KKM Di atas KKM Di atas KKM Di atas KKM
Dari tabel 4.5 dapat disajikan dengan grafik pada gambar 4.4 berikut: 30%
30%
6
Frekuensi
5 4 3
10%
10%
10%
10%
2 1 0 55-63
64-72
73-81
82-90
91-99
100-108
Interval Nilai Gambar 4.4. Grafik Nilai Tes Individu Pemahaman Konsep Koperasi dengan Menerapkan Model Kooperatif tipe TGT Siswa kelas IV SD Negeri Tambi Watukumpul Tahun 2012 pada Siklus II
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
65 Berdasarkan tabel 4.5 dan gambar 4.4 dapat dinyatakan bahwa, nilai pemahaman konsep siswa kelas IV diperoleh rata-rata kelas sebesar 78. Siswa yang mendapat nilai 55-63 sebanyak 2 siswa atau 10%. Siswa yang mendapat nilai 64-72 sebanyak 6 siswa atau 30%. Siswa yang mendapat nilai 73-81 sebanyak 6 siswa atau 30%. Siswa yang mendapat nilai 82-90 sebanyak 2 siswa atau 10%. Siswa yang mendapat nilai 91-99 sebanyak 2 siswa atau 10 %. Siswa yang mendapat nilai 100-108 sebanyak 2 siswa atau 10%. Jika dianalisis dari nilai tes individu pemahaman konsep koperasi pada siswa kelas IV SD Negeri Tambi pada siklus II (lihat lampiran 52 halaman 220) menunjukkan bahwa hanya ada 2 siswa yang belum tuntas. Hal ini menunjukkan bahwa terjadi peningkatan yang signifikan dari siklus I. Selain dari tes individu nilai pemahaman konsep siswa juga diperoleh dari nilai diskusi atau turnamen. Secara singkat daftar nilai diskusi atau turnamen siswa kelas IV SD Negeri Tambi Watukumpul pada siklus II dapat dilihat pada tabel 8 sebagai berikut.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
66 Tabel 4.6. Daftar Nilai Hasil Turnamen Pemahaman Konsep Koperasi dengan Menerapkan Model Kooperatif tipe TGT Siswa Kelas IV SD Negeri Tambi Watukumpul Tahun 2012 Pada Siklus II No
Siklus II
Rata-rata
absen
Diskusi 1
Diskusi 2
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
30 50 40 40 30 30 30 50 30 40 50 50 50 40 30 40 50 40 40 40
30 50 40 50 40 40 40 50 40 50 50 50 50 50 40 50 50 40 40 50
30 50 40 45 35 35 35 50 35 45 50 50 50 45 35 45 50 40 40 45
Agar lebih jelas, dari tabel 4.6 dapat dibuat tabel 4.7 sebagai berikut: Tabel 4.7. Distribusi Frekuensi Nilai Diskusi Pemahaman Konsep Koperasi dengan Menerapkan Model Kooperatif tipe TGT Siswa Kelas IV SD Negeri Tambi Watukumpul Tahun 2012 Pada Siklus II No
Interval Nilai
Frekuensi ( )
1. 2. 3. 4. 5. 6.
30-33 34-37 38-41 42-45 46-49 50-53
1 5 3 5 0 6
Nilai fi.xi Tengah ( ) 30,3 30,5 35,5 177,5 39,5 118,5 43,5 217,5 47,5 0 51,5 309 commit to user
Persentase (%) 5 25 15 25 0 30
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
67
Dari tabel 4.7 dapat disajikan dengan grafik pada gambar 4.5 berikut: 30% 25%
6
25%
Frekuensi
5 4
15%
3 2
5% 0%
1 0 30-33
34-37
38-41
42-45
46-49
50-53
Interval Nilai Gambar 4.5. Grafik Nilai Hasil Turnamen Pemahaman Konsep Koperasi dengan Menerapkan Model Kooperatif tipe TGT Siswa kelas IV SD Negeri Tambi Watukumpul Tahun 2012 pada Siklus II Berdasarkan tabel 4.7 dan gambar 4.5 dapat dinyatakan bahwa, nilai hasil turnamen siswa kelas IV diperoleh rata-rata kelas sebesar 42,5. Siswa yang mendapat nilai 30-39 sebanyak 1 siswa atau 5%. Siswa yang mendapat nilai 34-37 sebanyak 5 siswa atau 25%. Siswa yang mendapat nilai 38-41 sebanyak 3 siswa atau 15%. Siswa yang mendapat nilai 42-45 sebanyak 5 siswa atau 25%. Siswa yang mendapat nilai 46-49 tidak ada. Siswa yang mendapat nilai 50-53 sebanyak 6 siswa atau 30%. Jika dianalisis dari tabel di atas dapat diketahui keterlibatan siswa dan antusiasme siswa dalam pembelajaran meningkat dari siklus 1. Berdasarkan hasil refleksi siklus II dan melihat nilai tes individu dan nilai hasil turnamen siswa pada siklus II, maka dapat disimpulkan bahwa pembelajaran IPS pokok bahasan koperasi melalui penerapan model kooperatif tipe TGT pada siklus II sudah berhasil karena sudah mencapai target pencapaian atau sesuai dengan indikator kinerja yang telah commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
68 ditentukan. Ketercapaian tersebut membuat peneliti tidak perlu lagi melanjutkan penelitian pada siklus berikutnya, karena hal tersebut sudah menunjukkan bahwa penerapan model kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan Pemahaman Konsep Koperasi pada siswa kelas IV SD Negeri II Tambi, Watukumpul, Pemalang Tahun 2012.
D. Perbandingan Hasil Tindakan Antarsiklus Setelah peneliti mendeskripsikan hasil penelitian tiap siklus, selanjutnya peneliti membandingkan perkembangan hasil penelitian antarsiklus, yaitu dari sebelum tindakan, siklus I, dan siklus II. Hasil penelitian yang diperoleh dalam penelitian ini meliputi hasil observasi aktivitas siswa, observasi kinerja guru, dan hasil nilai pemahaman konsep peristiwa Proklamasi Indonesia. Data perbandingan aktivitas siswa dari siklus I hingga siklus II dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut: Tabel 4.8. Data Perbandingan Aktivitas Siswa pada Siklus I dan Siklus II No
Aspek
1. 2. 3. 4. 5.
Perhatian Kerjasama Ketekunan Keaktifan Tanggung jawab
Total 58 57 48 49 47
Siklus I Persentase (%) 72,5% 71,25% 60% 61,25% 58,75%
commit to user
Total 61 60 57 59 54
Siklus II Persentase (%) 76,25% 75% 71,25% 73,75% 67,5%
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
69 Berdasarkan tabel 4.8 dapat disajikan dengan grafik pada gambar 4.6 berikut: 70
Nilai Aktivitas Siswa
60
76,25% 75% 72,5% 71,25%
60%
50
73,75%
71,25% 61,25%
67,5%
58,75%
40 Siklus I 30
Siklus II
20 10 0 Perhatian Kerjasama Ketekunan Keaktifan Tanggung jawab
Gambar 4.6. Grafik Perbandingan Aktivitas Siswa pada Siklus I dan Siklus II
Dari gambar 4.6 di atas dapat dinyatakan bahwa aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II mengalami peningkatan di berbagai aspek. Hal ini terlihat dari nilai perhatian siswa mengalami peningkatan dari 60 (75%) pada siklus I menjadi 61 (76,25%) pada siklus II. Nilai kerjasama siswa mengalami peningkatan dari 49 (73,75%) pada siklus I menjadi 60 (75%) pada siklus II. Nilai ketekunan siswa mengalami peningkatan dari 51 (63,75%) pada siklus I menjadi 57 (71,25%) pada siklus II. Nilai keaktifan siswa mengalami peningkatan dari 57 (71,25%) pada siklus I menjadi 59 (73,75%) pada siklus II. Dan nilai tanggung jawab siswa mengalami peningkatan dari 50 (62,5%) pada siklus I menjadi 54 (67,5%) pada siklus II. Sementara itu data perbandingan kinerja guru dari siklus I hingga siklus II dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut:
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
70 Tabel 4.9. Data Perbandingan Kinerja Guru pada Siklus I dan Siklus II No
Aspek
1. 2.
APKG I APKG II
Siklus I Pertemuan Pertemuan 1 2 3,2 3,3 3,6 3,7
Ratarata 3,25 3,65
Siklus II RataPertemuan Pertemuan rata 1 2 3,47 3,6 3,53 3,7 3,8 3,75
Berdasarkan tabel 4.9 dapat disajikan dengan grafik pada gambar 4.7 berikut:
3.65
4
3.53
3.75
3.25 3.5 Nilai Rata-rata APKG
3
Siklus I
2.5
Siklus II
2
1.5 1
0.5 0 APKG I
APKG II
Gambar 4.7. Grafik Perbandingan Kinerja Guru pada Siklus I dan Siklus II
Berdasarkan tabel 4.9 dan gambar 4.7 dapat dinyatakan bahwa kinerja guru mengalami peningkatan pada setiap pertemuan dalam tiap siklus. Dapat dilihat pada Alat Penilaian Kemampuan Guru I (APKG I) pada siklus I sebesar 3,25 dan pada siklus II sebesar 3,53. Sedangkan Alat Penilaian Kemampuan Guru II (APKG II) pada siklus I sebesar 3,65 dan pada siklus II sebesar 3,75. Berdasarkan hasil pengamatan yang telah diperoleh, maka dapat di jelaskan pula perhitungan nilai rata-rata pemahaman konsep dan ketuntasan belajar siswa pokok bahasan koperasi siswa kelas IV SD Negeri Tambi. Peningkatan terlihat dari commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
71 pratindakan dan setelah tindakan, yaitu siklus I dan siklus II yang masing-masing terdiri dari 2 kali pertemuan. Peningkatan tersebut dapat dilihat pada tabel 4.10 berikut: Tabel 4.10. Perbandingan Nilai tes Individu Pemahaman Konsep koperasi pada Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II No 1. 2. 3. 4. 5. 6.
Aspek Nilai Terendah Nilai tertinggi Rata-rata Pemahaman Konsep Siswa tuntas Belajar Siswa Tidak Tuntas Belajar Ketuntasan Klasikal
Pratindakan 40 90 59,75 8 12 40%
Siklus I 50 97 70,45 15 5 75%
Siklus II 55 100 78 18 2 90%
Berdasarkan tabel 4.10 dapat disajikan pada gambar 4.8 berikut: 100 97 90
100 90
78
80
75%
70.45
70 Nilai Pemahaman Axis Siswa Title
90 %
59.75 55
60 50 50
40%
40
40
Pratindakan Siklus I Siklus II
30 20 10 0
18 15 8
12 5
2
Siswa Nilai Rata-rata Nilai SiswaTuntasKetuntasan Nilai Terendah Tertinggi Rata-rata Pemahaman Tuntas Siswa Tidak Pemahaman Klasikal Terendahl Tidak Konsep Belajar Belajar Konsep Tuntas Axis Title Belajar
Interval Nilai
Gambar 4.8. Grafik Perbandingan Nilai Hasil Pemahaman Konsep Siswa pada Pratindakan, Siklus I, dan Siklus II commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
72 Dari tabel 4.10 dan gambar 4.8 dapat dinyatakan bahwa nilai terendah siswa mengalami peningkatan dari 40 pada pratindakan menjadi 50 pada siklus I, dan meningkat lagi pada siklus II sebesar 55. Nilai tertinggi yang diperoleh siswa mengalami peningkatan dari 90 pada pratindakan menjadi 97 pada siklus I, pada siklus II juga mengalami peningkatan menjadi 100. Rata-rata pemahaman konsep mengalami peningkatan dari 59,75 pada pratindakan menjadi 70,45 pada siklus I, dan meningkat lagi pada siklus II sebesar 78. Siswa tuntas belajar mengalami peningkatan dari 8 siswa pada pratindakan, menjadi 15 siswa pada siklus I, dan meningkat lagi pada siklus II sebanyak 18 siswa. Siswa tidak tuntas belajar mengalami penurunan dari 12 siswa pada pratindakan menjadi 5 siswa pada siklus I, dan menurun lagi pada siklus II menjadi 2 siswa. Ketuntasan klasikal mengalami peningkatan dari 40% pada pratindakan menjadi 75% pada siklus I, dan meningkat lagi pada siklus II sebesar 90%.
E. Pembahasan Data yang berhasil dikumpulkan berdasarkan hasil temuan yang dikaji sesuai dengan rumusan masalah selanjutnya dikaitkan dengan teori yang ada. Berdasarkan observasi dan analisis data yang ada, dalam hasil penelitian ini ditemukan adanya peningkatan pemahaman konsep koperasi mata pelajaran IPS siswa kelas IV SD Negeri Tambi Watukumpul tahun 2012 pada setiap siklus. Peningkatan tersebut secara bertahap dan berakhir pada peningkatan yang signifikan. Berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan dan hasil yang didapatkan dapat dijelaskan bahwa: 1.
Nilai terendah siswa mengalami peningkatan dari 40 pada pratindakan menjadi 50 pada siklus I, dan meningkat lagi pada siklus II sebesar 55.
2.
Nilai tertinggi yang diperoleh siswa mengalami peningkatan dari 90 pada pratindakan menjadi 97 pada siklus I, dan pada siklus II mengalami peningkatan menjadi 100. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
73 3.
Rata-rata pemahaman konsep mengalami peningkatan dari 59,75 pada pratindakan menjadi 70,45 pada siklus I, dan meningkat lagi pada siklus II sebesar 75.
4.
Siswa tuntas belajar mengalami peningkatan dari 8 siswa pada pratindakan, menjadi 15 siswa pada siklus I, dan meningkat lagi pada siklus II sebanyak 18 siswa.
5.
Siswa tidak tuntas belajar mengalami penurunan dari 12 siswa pada pratindakan menjadi 5 siswa pada siklus I, dan menurun lagi pada siklus II menjadi 2 siswa.
6.
Ketuntasan klasikal mengalami peningkatan dari 40% pada pratindakan menjadi 75% pada siklus I, dan meningkat lagi pada siklus II sebesar 90%. Dalam penelitian ini terdapat siswa yang tidak tuntas belajar sebanyak 2
siswa, 2 siswa yang tidak tuntas belajar ini disebabkan karena mengalami kesulitan dalam menulis. Upaya yang dilakukan peneliti untuk mengatasi masalah tersebut adalah mendiskusikan masalah tersebut dengan guru kelas IV SD Negeri Tambi Watukumpul, kemudian diperoleh kesepakatan untuk memberikan remidi kepada 2 siswa tersebut dengan soal yang sama, sebelum memberikan remidi peneliti menjelaskan kembali materi koperasi. Berdasarkan analisis data di atas maka dapat diketahui bahwa model kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan pemahaman konsep koperasi mata pelajaran IPS pada siswa kelas IV SD Negeri Tambi Watukumpul tahun 2012. Hal ini didukung dengan pendapat Slavin (2009:163) yang mengemukakan bahwa TGT menggunakan turnamen akademik, dan menggunakan kuis-kuis dan sistem skor kemajuan individu, dimana para siswa berlomba sebagai wakil tim mereka dengan anggota lain yang kinerja akademik sebelumnya setara seperi mereka. Selain ditemukannya peningkatan nilai pemahaman konsep koperasi pada mata pelajaran IPS dengan menerapkan model kooperatif tipe TGT juga ditemukan peningkatan aktivitas siswa dan kinerja guru. Peningkatan aktivitas siswa dan kinerja commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
74 guru dapat menggambarkan keberhasilan siswa dalam pemahaman konsep koperasi pada mata pelajaran IPS. Peningkatan observasi aktivitas siswa dari siklus I ke siklus II dapat dilihat dari tingkah laku siswa yang menunjukkan adanya peningkatan. Nilai perhatian siswa pada siklus I sebesar 58 (72,5%) kemudian meningkat pada siklus II sebesar 61 (76,25%). Nilai kerjasama siswa pada siklus I sebesar 57 (71,25%) kemudian meningkat pada siklus II sebesar 60 (75%). Nilai ketekunan siswa pada siklus I sebesar 48 (60%) kemudian meningkat pada siklus II sebesar 57 (71,25%). Nilai keaktifan siswa pada siklus I sebesar 49 (61,25%) kemudian meningkat pada siklus II sebesar 59 (73,75%). Nilai tanggung jawab siswa pada siklus I sebesar 47 (58,75%) kemudian meningkat pada siklus II sebesar 54 (67,5%). Hal ini didukung dengan pendapat Triyanto (2008:83) yang mengemukakan pada model TGT siswa memainkan permainan dengan anggota-anggota tim lain untuk memperoleh tambahan poin untuk skor tim mereka. Permainan dalam TGT berupa pertanyaan-pertanyaan yang ditulis pada kartu-kartu yang diberi angka. Tiap siswa, mengambil sebuah kartu yang diberi angka tadi dan berusaha untuk menjawab pertanyaan yang sesuai dengan angka tersebut. Turnamen memungkinkan semua siswa dari semua tingkat kemampuan (kepandaian) untuk
menyumbangkan poin
bagi
kelompoknya.
Prinsipnya, soal sulit untuk anak pintar, dan soal yang lebih mudah untuk anak yang kurang pintar. Hal ini dimaksudkan agar semua anak mempunyai kemungkinan memberi skor bagi kelompoknya. Permainan yang dikemas dalam bentuk turnamen ini dapat berperan sebagai penilaian alternatif atau dapat pula sebagai reviu materi pembelajaran. Selain ditemukannya peningkatan aktivitas siswa, dalam pembelajaran IPS materi koperasi ditemukan juga peningkatan kinerja guru. Dalam proses pembelajaran guru lebih kreatif dalam menyampaikan materi pembelajaran, guru lebih kreatif dalam memotivasi siswa, serta guru lebih kreatif dalam menyiapkan media dan sumber pembelajaran yang menunjang pembelajaran. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
75 Berdasarkan hasil analisis data dapat ditemukan peningkatan pemahaman konsep koperasi, peningkatan aktivitas siswa, dan peningkatan kinerja guru. Hal ini menandakan bahwa penerapan model kooperatif tipe TGT dalam pembelajaran IPS dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dan membuat pembelajaran IPS materi koperasi menjadi lebih bermakna karena pembelajaran lebih menyenangkan, memudahkan siswa untuk memahami materi yang ada dengan bertukar informasi bersama teman-teman, meningkatkan rasa kerja sama dan tanggung jawab dalam satu kelompok untuk meraih tujuan yang sama yaitu memahami materi bersama-sama dan berkompetisi secara sehat guna mencapai tujuan. Dengan demikian dapat diketahui bahwa salah satu upaya untuk meningkatkan pemahaman konsep koperasi mata pelajaran IPS pada siswa kelas IV SD Negeri Tambi yaitu dengan menerapkan model kooperatif tipe TGT. Penerapan model kooperatif tipe TGT dapat menjadikan pembelajaran IPS materi koperasi menjadi lebih menyenangkan sehingga pemahaman siswa meningkat. Jadi, pembelajaran dengan penerapan model kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan pemahaman konsep koperasi mata pelajaran IPS bagi siswa kelas IV SD Negeri Tambi Watukumpul tahun 2012.
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
BAB V SIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN
A. Simpulan Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dalam dua siklus yang tiap siklusnya terdiri dari dua pertemuan. Pembelajaran dengan penerapan model kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan pemahaman konsep koperasi pada siswa kelas IV SD Negeri Tambi Watukumpul Tahun 2012. Hal ini terbukti pada kondisi awal sebelum dilaksanakan tindakan atau pada pratindakan nilai rata-rata siswa sebesar 59,75 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 40%, siklus I nilai ratarata pemahaman konsep siswa sebesar 70,45 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 75%, siklus II nilai rata-rata pemahaman konsep siswa sebesar 78 dengan persentase ketuntasan klasikal sebesar 90%. Pembelajaran dengan penerapan model kooperatif tipe TGT juga dapat dilaksanakan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran IPS di kelas IV sehingga dapat meningkatakan pemahaman konsep Koperasi.
B. Implikasi Prosedur dan pelaksanaan pembelajaran dalam penelitian ini didasarkan pada penerapan model kooperatif tipe TGT dalam pembelajaran IPS materi koperasi. Model yang digunakan dalam penelitian ini adalah model siklus, dimana model siklus yang telah dilaksanakan sebanyak dua siklus. Dalam setiap pelaksanaan siklus ada dua pertemuan yang masing-masing pertemuan terdapat empat langkah kegiatan, yaitu perencanaan tindakan, pelaksanaan, observasi dan refleksi. Kegiatan ini dilaksanakan berdaur ulang, sebelum melaksanakan tindakan dalam setiap siklus perlu adanya perencanaan dengan memperhatikan keberhasilan siklus sebelumnya. Tindakan dalam setiap siklus dapat meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal ini berdasar pada analisis perkembangan dari pertemuan satu ke pertemuan berikutnya commit76to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
77 dalam satu siklus dan dari analisis perkembangan peningkatan proses dalam siklus I sampai siklus II. Pemberian tindakan dari siklus I mendeskripsikan bahwa dari hasil refleksi masih terdapat kekurangan selama proses pembelajaran berlangsung. Namun, kekurangan tersebut dapat diperbaiki pada pelaksanaan tindakan pada siklus selanjutnya, yakni pada siklus II. Dari tahap perencanaan hingga tahap refleksi terhadap proses pembelajaran, dapat dideskripsikan terdapat peningkatan, baik dari segi proses maupun hasil. Dari segi proses, terdapat peningkatan pada aktivitas belajar siswa selama pembelajaran dan keterampilan guru dalam menggunakan strategi pembelajaran untuk mengelola kelas. Dari segi hasil, terdapat peningkatan nilai rata-rata pemahaman konsep siswa dari siklus I hingga siklus II. Penelitian ini juga memberikan gambaran nyata bahwa keberhasilan proses dan peningkatan hasil pembelajaran dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor-faktor tersebut berasal dari guru maupun siswa. Di samping itu juga dipengaruhi oleh model pembelajaran yang digunakan. Faktor dari guru meliputi kemampuan guru dalam mengembangkan dan menyampaikan materi, keterampilan guru dalam menggunakan model pembelajaran, serta kemampuan guru dalam memilih dan menggunakan media sebagai sarana untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Faktor dari siswa meliputi perhatian, keaktifan, ketekunan, tanggung jawab, dan kerjasama siswa dalam diskusi kelompok siswa selama mengikuti proses pembelajaran. Berdasarkan hasil penelitian di atas, maka implikasi yang didapat dari penelitian yang telah dilaksanakan adalah sebagai berikut. 1. Implikasi Teoritis Kesimpulan yang menyatakan bahwa model kooperatif tipe TGT efektif pada pembelajaran IPS terhadap Pemahaman konsep koperasi siswa, terbukti bahwa TGT dapat meningkatkan kerjasama dan kebersamaan yang tinggi dalam memecahkan permasalahan bahan ajar dan diskusi di kelas. Selain itu TGT dapat meningkatkan motivasi siswa karena adanya kompetisi dalam metode TGT. Model kooperatif TGT membiasakan siswa untuk bekerjsama guna mencapai tujuan commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
78 tertentu dan berkompetisi dengan sehat. Hasil ini dapat dijadikan sebagai salah satu pertimbangan dalam memilih model pembelajaran yang tepat dalam pembelajaran di kelas. Hasil ini diharapakan dapat menambah pengetahuan sebagai dasar pengembangan model kooperatif tipe TGT dalam penelitian selanjutnya. 2. Implikasi Praktis Hasil penelitian ini dapat digunakan guru untuk memilih model pembelajaran yang tepat agar dapat meningkatkan kualitas proses pembelajaran sehubungan dengan tujuan yang harus dicapai oleh siswa SD Negeri Tambi Watukumpul. Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian yang telah dijelaskan pada bab IV, maka penelitian ini dapat digunakan dan dikembangkan oleh guru yang menghadapi masalah sejenis yang pada umumnya dimiliki oleh sebagian besar siswa. Penerapan model kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan pemahaman konsep siswa. Dengan model ini, siswa mengerjakan tugas bersamasama selanjutnya mereka berkompetisi mewakili masing-masing kelompok. Semua aspek baik dari guru maupun siswa harus diperhatikan agar mendukung keberhasilan suatu pembelajaran.
C. Saran Sesuai dengan simpulan dan implikasi hasil penelitian, serta dalam rangka ikut menyumbangkan pemikiran bagi guru dalam meningkatkan pemahaman konsep koperasi pada pelajaran IPS, maka dapat disampaikan saran-saran sebagai berikut: 1. Bagi Siswa a. Siswa hendakya dapat berperan aktif dengan menyampaikan ide pada proses pembelajaran IPS materi koperasi dengan menggunakan model kooperatif tipe TGT, sehingga proses pembelajaran dapat berjalan dengan lancar sehinga memperoleh hasil belajar yang optimal. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
79 b. Siswa hendaknya bekerjsama lebih baik dan berkompetisi lebih sehat pada saat pelaksanaan pembelajaran IPS materi koperasi dengan menggunakan model kooperatif tipe TGT. c. Siswa dapat mengimplikasikan hasil belajar pelajaran IPS materi koperasi dengan menggunakan model kooperatif tipe TGT dalam kehidupan sehari-hari 2. Bagi Guru a. Hendaknya guru menerapkan model kooperatif tipe TGT dalam pembelajaran IPS materi koperasi. b. Dalam kegiatan pembelajaran secara umum hendaknya guru lebih berinovasi dalam menerapkan metode atau model yang dikuasai sesederhana apapun itu untuk menarik minat siswa dalam pembelajaran. c. Dalam pembelajaran IPS materi koperasi guru hendaknya kerjasama dan saling membantu dengan guru lain dalam kelompok kerja guru sesama guru kelas IV dalam menerapkan model kooperatif tipe TGT. 3. Bagi Sekolah Sekolah sebaiknya meningkatkan kualitas tenaga pendidiknya dengan mengadakan pelatihan bagi guru agar dapat berinovasi menerapkan model pembelajaran yang tepat pada pembelajaran, terutama model pembelajaran yang menyenangkan misalnya model kooperatif tipe TGT ataupun
yang lainnya.
Kualitas tenaga pendidik yang lebih baik akan berpengaruh pada kualitas pembelajaran, karena pastinya akan terdapat inovasi dan variasi dalam penggunaan model pembelajaran dan tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai dengan yang diharapkan. 4.
Bagi Peneliti Lain Peneliti lain yang hendak mengkaji permasalahan yang sama hendaknya lebih cermat dan lebih mengupayakan pengkajian teori-teori yang berkaitan dengan penggunaan model pembelajaran guna melengkapi kekurangan yang ada. Juga penting untuk fokus pada meningkatkan pemahaman konsep koperasi pada siswa yang belum tuntas dalam penelitian agar diperoleh hasil yang lebih baik. commit to user
perpustakaan.uns.ac.id
digilib.uns.ac.id
80 Model kooperatif tipe TGT juga dapat diterapkan untuk materi lai, karena model kooperatif tipe TGT dapat meningkatkan keaktifan dan kerjasama sisiwa dalam diskusi kelompok.
commit to user