YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 2 Nomor 2 Edisi Maret 2017 (111-125)
PENERAPAN METODE PEMBERIAN TUGAS DALAM MENINGKATKAN KEMAMPUAN MENULIS SURAT PRIBADI PADA SISWA KELAS VII.3 DI SMP NEGERI I TAMBANG KABUPATEN KAMPAR ---------------------------------------------------------------------------------------------------------Zulkifli Guru SMP Negeri 1 Tambang Kabupaten Kampar (Naskah diterima: 3 Desember 2016, disetujui: 10 Januari 2017) Abstract This research is motivated by the lack of ability to write a personal letter class VII SMP Negeri 1 Mine Kampar. This study aims to improve the ability to write a personal letter VII.3 grade students in Junior High School I Mines Kampar above will be discussed with the method of assignment, which is carried out for 1 month. The subjects were VII.3 grade students in Junior High School I Mines Kampar, amounting to 22 people consisting of 11 men and 11 women. Form of research is classroom action research. The research instrument consists of instruments and instrument performance data collection activity observation sheet form teacher and student activity, average students on the initial tests are categorized either by the average value of 62.5 and the the first cycle rose to 67.0 in both categories, while in the second cycle of average ability students have been categorized as good with an average value of 81.0, but with completeness 100%, where the value of mastery students have tercapi. The above statement shows that the ability to write a personal letter VII.3 grade students in Junior High School I Kampar Regency Mines can be improved through the method of administration tasks. Thus the research hypothesis that read Personal Letter Writing ability can be improved by Giving Methods Task Against VII.3 Grade Students in Junior High School I Mines Kampar "acceptable". Keywords: Method of Providing Duty, Personal Letter Writing Ability. Abstrak Penelitian ini dilatarbelakangi oleh rendahnya kemampuan menulis surat pribadi siswa kelas VII SMP Negeri 1 Tambang Kabupaten Kampar. Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan kemampuan menulis surat pribadi siswa kelas VII.3 di SMP Negeri I Tambang Kabupaten Kampar. Subjek penelitian ini adalah siswa kelas VII.3 di SMP Negeri I Tambang Kabupaten Kampar yang berjumlah 22 orang yang terdiri dari 11 orang laki-laki dan 11 orang perempuan. Bentuk penelitian adalah penelitian tindakan kelas. Instrumen penelitian ini terdiri dari instrumen unjuk kerja dan instrumen pengumpulan data berupa lembar observasi aktivitas guru dan aktivitas siswa. Rata-rata siswa pada tes awal dikategorikan baik dengan nilai rata-rata 62,5 dan pada siklus I naik menjadi 67.0 dengan kategori baik, sedangkan pada siklus II kemampuan ratarata siswa telah dikategorikan baik dengan nilai rata-rata 81.0, tetapi dengan ketuntasan 100%, dimana nilai ketuntasan siswa telah tercapi. Pernyataan di atas menunjukkan bahwa kemampuan menulis surat pribadi siswa kelas VII.3 di SMP Negeri I Tambang Kabupaten Kampar dapat ditingkatkan melalui metode pemberian tugas. Kata kunci : Metode Pemberian Tugas, Kemampuan Menulis Surat Pribadi.
YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 2 Nomor 2 Edisi Maret 2017 (111-125) bagaimana cara yang tepat untuk bertindak,
I. PENDAHULUAN ahasa merupakan sarana untuk saling
alat dan fasilitas apa yang cocok dan
berkomunikasi, saling berbagi penga-
mendukung, semua itu harus disesuaikan
laman, saling belajar dari yang lain
dengan keadaan siswa. Itulah sebabnya siswa
dan untuk meningkatkan kemampuan inte-
atau anak didik adalah merupakan subjek
lektual. Hal ini berarti bahwa bahasa memiliki
belajar. pendekatan pembelajaran tradisional
peran yang penting bagi manusia. Dengan
yang
demikian, dapat dimaklumi jika di sekolah
mengumpulkan potensi anak didik. Ketika
terdapat mata pelajaran bahasa, khususnya
anak di TK, anak-anak begitu antusias,
bahasa Indonesia. Mata pelajaran Bahasa
gembira dan alami. Keingintahuan mereka
Indonesia merupakan salah satu sarana yang
besar, bertanya dan ingin mencoba segala hal
dapat mengakses berbagai informasi dan
yang baru. Namun semangat belajar mereka
kemajuan tersebut. Untuk itu kemahiran
menurun seiring dengan meningkatya jenjang
berkomunikasi dalam Bahasa Indonesia secara
pen-didikan mereka. Terlebih pada saat
lisan dan tertulis harus benar-benar dimiliki
mereka di Perguruan Tinggi, mereka menjadi
dan diting-katkan. Oleh sebab itu, seorang
lebih pendiam dan cenderung menjadi pasif.
B
guru
dituntut
untuk
mampu
mencapai
kompetensi dasar yang sudah ditetapkan.
diterapkan
selama
ini
cenderung
Menulis surat sebenarnya tidak jauh beda dengan menulis-menulis lainnya. Dalam
Siswa adalah salah satu komponen
menulis surat, juga perlu mengetahui untuk
manusiawi yang menempati posisi sentral da-
keperluan apa surat itu ditulis. Namun demi-
lam proses belajar mengajar. Di dalam proses
kian, karena bentuk surat berbeda dengan
belajar mengajar, siswa sebagai pihak yang
bentuk tulisan lain cerita anak, dialog, pidato,
ingin meraih cita-cita, memiliki tujuan dan
dan lainnya, maka dalam penulisannya pun
kemudian ingin mencapainya secara optimal.
sedikit memiliki perbedaan.
Siswa atau anak didik itu akan menjadi faktor
Saat ini pengajaran bahasa Indonesia
penentu, sehingga menuntut dan dapat mem-
masih didominasi oleh aspek-aspek penge-
pengaruhi segala sesuatu yang diperlukan
tahuan. Para pelajar lebih banyak belajar
untuk mencapai tujuan belajarnya. Jadi, dalam
tentang bahasa, bukan belajar berbahasa se-
proses belajar mengajar yang diperhatikan
hingga kemampuan para siswa untuk me-
pertama kali adalah siswa atau anak didik,
nyusun sebuah karya pikir berbentuk tulis
bagaimana keadaan dan kemampuannya, baru
ataupun lisan belumlah memadai. Bahkan,
setelah itu menetukan komponen-komponen
bentuk-bentuk tes atau ujian pun didominasi
yang lain. Apa bahan yang diperlukan,
oleh tes pilihan ganda. Hal itu tidak hanya
YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 2 Nomor 2 Edisi Maret 2017 (111-125) untuk mengevaluasi aspek pengetahuan siswa,
diatas akan dibahas dengan metode pemberian
tetapi juga diarahkan pada kemampuan ber-
tugas.
bahasanya.
II. Kajian Teori
Berdasarkan hasil pengamatan di SMP
Slamet (2007:140) menyatakan bahwa
Negeri I Tambang Kabupaten Kampar ditemui
keberhasilan pelajar dalam mengikuti
kesenjangan-kesenjangan
pada
giatan belajar-mengajar di sekolah banyak
pelajaran Bahasa Indonesia khususnya dalam
ditentukan kemampuannya dalam menulis.
menulis surat pribadi yaitu, sebagai berikut:1)
Oleh karena itu, pembelajaran menulis mem-
Dari data awal diketahui bahwa dari 22 orang
punyai kedudukan yang sangat strategis dalam
siswa hanya 62,5% siswa yang dapat menulis
pendidikan
pribadi dengan baik dan benar selebihnya
menulis anak harus dikuasai sedini mungkin
dikatakan cukup baik. 2) Minimnya keinginan
dalam kehidupannya di sekolah. Menulis
siswa terhadap materi pelajaran menulis surat
merupakan kegiatan menggali pikiran dan
yang disampaikan oleh guru. 3) Siswa kurang
perasaan mengenai suatu subjek, memilih hal-
memiliki keberanian untuk mengemukakan
hal yang akan ditulis, menentukan cara
pendapat atau ide-ide dalam pelaksanaan pem-
menuliskannya
belajaran di kelas terutama dalam pengajaran
memahaminya dengan mudah dan jelas. Pada
materi menulis surat pribadi.
dasarnya menulis itu bukan hanya berupa
khususnya
Berdasarkan kesenjangan tersebut di
melahirkan
dan
pengajaran.
sehingga
pikiran
atau
ke-
Kemampuan
pembaca
perasaan
dapat
saja,
atas, terlihat bahwa siswa kurang kemam-
pengungkapan ide, pengetahuan, ilmu, dan
puanya dalam pembelajaran terutama dalam
pengalaman hidup seseorang dalam bahasa
pelajaran menulis surat (korespondensi). Oleh
tulis.
sebab itu peneliti tertarik ingin melakukan
Oleh karena itu, menulis bukanlah
suatu pene-litian tindakan dengan judul
merupakan kegiatan yang sederhana dan tidak
“Penerapan Metode Pemberian Tugas Dalam
perlu dipelajari, tetapi justru dikuasai. Tarigan
Mening-katkan Kemampuan Menulis Surat
(1994) menyatakan bahwa menulis adalah
Pribadi Pada Siswa Kelas VII.3 di SMP
menurunkan
Negeri I Tambang Kabupaten Kampar”.
lambang grafik yang menggambarkan suatu
atau
melukiskan
lambang-
Sesuai dengan latar belakang dan
bahasa yang dipahami oleh seseorang, se-
perumusan masalahnya, maka penelitian ini
hingga orang-orang lain dapat membaca
bertujuan untuk meningkatkan kemampuan
lambang-lambang tersebut kalau mereka me-
menulis surat pribadi siswa kelas VII.3 di
mahami bahasa dan gambaran grafik itu.
SMP Negeri I Tambang Kabupaten Kampar
Kemampuan menulis pada hakikatnya bukan
YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 2 Nomor 2 Edisi Maret 2017 (111-125) sekedar kemampuan menulis simbol-simbol
Pengertian Menulis Surat Pribadi
grafis sehingga berbentuk kata, dan kata-kata
Dalam
disusun menjadi kalimat menurut peraturan
(2002:1219) menulis merupakan suatu ke-
tertentu,
menulis
giatan membuat huruf atau angka untuk me-
adalah kemampuan menuangkan buah pikiran
lahirkan pikiran atau perasaan seperti mem-
ke dalam bahasa tulis melalui kalimat-kalimat
buat karangan, membuat surat dan lain
yang dirangkai secara utuh, lengkap dan jelas
sebagainya.
sehingga
dapat
mukakan bahwa pada dasarnya kita menge-
dikomunikasikan kepada pembaca dengan
tahui bahwa surat itu ada surat pribadi dan
berhasil.
surat dinas. Surat pribadi adalah surat yang
melainkan
buah
kemampuan
pikiran
Kompleksitas
tersebut
kegiatan
menulis
Kamus
Besar
Tarigan
Bahasa
Indonesia
(2002:8.49)
menge-
mengarang untuk menyusun karangan yang
dikirimkan dalam rangka urusan pribadi.
baik meliputi 1) keterampilan gramatikal, 2)
Malik, dkk. (2003:67) menyatakan bahwa
penuangan isi, 3) keterampilan stilistika, 4)
korespondensi (selanjutnya disebut surat-
keterampilan mekanis, dan 5) keterampilan
menyurat) merupakan kegiatan pengelolaan,
memutuskan. Mengingat kompleksnya ke-
pengiriman
giatan yang diperlukan untuk keterampilan
dilakukan oleh seseorang, suatu instansi, atau
menulis,
atau
suatu organisasi. Oleh sebab itu, surat
diperoleh melalui proses belajar dan berlatih
menyurat mengarahkan kegiatannya pada
dengan sungguh-sungguh. Surat ada beberapa
surat dan hal-hal yang berkaitan dengan itu.
menulis
harus
dipelajari
dan
penerimaan
surat
yang
macam, antara lain surat resmi dan surat
Surat adalah alat komunikasi dengan
pribadi. Surat pribadi bisa didefiniskan dengan
bahasa tulis yang berasal dari pihak pertama
surat untuk keperluan pribadi.
dan ditujukan kepada pihak kedua
untuk
Nurhadi, dkk. (2007:129) menyatakan
menyampaikan berita atau pesan. Surat pun
bahwa ada secarea garis besar surat terbagi
merupakan suatu jenis karangan. Oleh karena
dua yaitu surat resmi/surat dinas dan surat
itu, semua syarat yang berlaku dalam karang-
pribadi. Dalam Buku Ajar Bahasa Indonesia
mengarang harus diikuti oleh penulis surat.
Kelas IV (1998:31) bahwa surat pribadi
Oleh karena itu, disamping syarat karangan
diartikan sebagai surat yang dikirim oleh
yang umum, surat harus dilengkapi dengan
seseorang kepada orang lain yang isinya ber-
syarat-syarat
sifat pribadi. Misalnya, surat untuk orang tua,
berlaku pada surat saja.
kakak, adik, dan teman.
khusus,
yakni
yang
hanya
YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 2 Nomor 2 Edisi Maret 2017 (111-125) Nurhadi dkk. (2007:129) menyatakan bahwa
dibicarakan garis besarnya saja. Dasar-dasar
ada secara garis besar surat terbagi dua yaitu
komposisi yang perlu diperhatikan adalah 1)
surat resmi dan surat pribadi. Surat pribadi
pilihan kata, 2) penyusunan kalimat, 3) penyu-
diartikan sebagai surat yang dikirim oleh
sunan alinea.
seseorang
kepada orang lain yang isinya
a.
Pilihan kata.
bersifat pribadi. Misalnya, surat untuk orang
Yang dimaksud dengan pilihan kata ialah cara
tua, kakak, adik, dan teman. Surat pribadi
memilih kata-kata yang dipergunakan untuk
tidak memerlukan nomor surat, lampiran,
mencurahkan ide atau pikiran ke dalam
ataupun perihal lainnya. Dari keterangan di
sebuah kalimat.
atas, dapat kita simpulkan bahwa menulis
Shanty dkk. (2006:23) menyatakan
surat pribadi merupakan surat yang dikirimkan
bahwa pilihan kata (diksi) dimaksudkan dalam
dalam rangka urusan pribadi. Bisa juga
hal ini dipergunakan kemampuan mem-
diartikan surat yang dikirim oleh seseorang
bedakan secara tepat nuansa-nuansa arti sesuai
kepada orang lain yang isinya bersifat pribadi.
dengan situasi dan gagasan yang ingin
Misalnya, surat untuk orangtua, kakak, adik,
disampaikan. Serta kemampuan menemukan
dan teman. Surat pribadi tidak memerlukan
bentuk yang sesuai dengan situasi dan nilai
nomor
rasa yang dimiliki oleh kelompok pendengar
surat,
lampiran,
ataupun
perihal
lainnya.
atau
Komponen-Komponen Surat
pentingnya.
Tarigan
seperti
yang
tidak
kurang
pula
telah
Dipandang penting karena pilihan kata
disebutkan, bahwa menulis surat pada prin-
merupakan unsur utama dalam karang-menga-
sipnya sama dengan menulis karya lainnya.
rang dan dalam pertuturan sehari-hari. Itulah
Hal ini disebabkan surat juga merupakan
sebabnya dapat dikatakan bahwa kata adalah
sebuah karangan. Namun surat memiliki
sebuah rangkaian bunyi simbol tertulis yang
komposisi yang lebih sederhana jika diban-
menyebabkan orang berpikir tentang suatu
dingkan novel atau roman misalnya. Walau-
hal, dan makna sebuah kata pada dasarnya
pun
diperoleh karena persetujuan informal (kon-
demikian,
(2002:8.49)
pembaca
ketentuan-ketentuan
yang
berlakuk dalam karang-mengarang pada da-
vensi)
antara
sekelompok
orang
untuk
sarnya berlaku pula dalam penulisan surat
menyatakan hal atau barang tertentu melalui
pribadi. Sehubungan dengan itu, Subariyanto
rangkaian tertentu. Dengan kata lain, arti kata
(dalam Tarigan, 2002:8.55) menyatakan bah-
adalah persetujuan atau konvensi umum
wa penulis surat wajib mengetahui dasar-dasar
tentang interrelasi antara sebuah kata dengan
komposisi. Dalam kesempatan ini, hanya akan
referensinya.
YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 2 Nomor 2 Edisi Maret 2017 (111-125) Malik dkk. (2007:97) menjelaskan bahwa
sehingga komunikasi yang akan dilakukan
kata-kata dan istilah yang digunakan dalam
dengan menggunakan suata tidak akan ter-
surat hendaklah kata-kata dan istilah yang
capai sasarannya. Kalimat harus efektif.
baki. Hindariah penggunaan kata dan bahasa
Dengan demikian, kalimat surat harus utuh,
daerah karena mungkin akan me-nyulitkan
padu, hemat, bertekanan dan beragam. Surat
penerima surat memahaminya. Hindari juga
harus terhindar dari pemakaian kalimat yang
pemakaian ungkapan yang tidak lazim dan
berbelit-belit. Untuk itu, dpaat digunakan
pemakaian akronim, terutama ak-ronim cip-
kalimat pendek dan singkat, tapi efektif.
taan sendiri yang tidak populer.
Pemakaian kalimat yang panjang sebenarnya
b.
Penyusunan kalimat.
tidak dilarang asal kepaduan dan tata baha-
Yang perlu diperhatikan dalam menyusun kalimat diantaranya ialah a) kesatuan pikiran, b) kesatuan susunan, dan c) kelogisan.
sanya tetap dipelihara. c.
Penyusunan alinea.
Shanty, dkk. (2006:63) mengemukakan bahwa
Shanty dkk. (2006:47) menjelaskan
paragraf atau alinea ialah seperangkat kaliamt
bahwa kalimat memegang peranan yang
yang membicarakan sebuah topik dalam
sangat penting dalam kegiatan berkomunikasi
kerangan. Dengan kata lain paragraf itu akan
dengan bahasa (bahkan dengan tertulis) hal itu
mudah bagi kita untuk memahami bacaan
disebabkan oleh kenyataan bahwa kalimat
karena pengertian yang terdapat dalam suatu
merupakan salah satu satuan dasar bahasa.
paragraf itu menampilkan satu bagian dari
Kalimatlah yang membangun satuan pikiran
beberapa bagian keseluruhan bacaan.
dalam kegiatan berkomunikasi dengan bahasa itu.
Pendek
kata,
semua
kegiatan
Paragraf itu semacam pembagian dan
ber-
pembiatan ragraf itu merupakan satu cara
komunikasi dengan kata-kata didasari oleh
untuk membedakan bagian-bagian dari satu
kalimat yang digunakan.
karangan. Paragraf itu merupakan again yang
Pengetahuan pemakai bahasa tentang
berada di antara kalimat sebagai suatu
kalimat akan menuntunnya ke arah pemakaian
kesatuan yang kecil dengan bab sebagai
kalimat yang benar, baik dan efektif. Dengan
bagian yang lebih besar. Paragraf memegang
memenuhi kualitas seperti itulah yang me-
peranan penting untuk mengorganisasikan
mungkinkan
tercapai.
pikiran-pikiran ke dalam bagian-bagian atau
Malik dkk. (2007:97) bahwa kalimat surat
kelompok. Malik, dkk. (2007:97) menyatakan
pertama-tama haruslah sesuai dengan tata
bahwa surat yang terdiri atas paragraf-
bahasa
tidak
paragraf, gunakanlah pragraf yang baik untuk
pengertian
membangun surat.Dengan demi-kian, paragraf
tujuan
Indonesia.
gramatikal
akan
komunikasi
Kalimat menaburkan
yang
YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 2 Nomor 2 Edisi Maret 2017 (111-125) surat harus lengkap, utuh, urut, dan padu. Di
dengan topik dan jenis tulisan yang telah
samping keterpadian yang terdapat dalam satu
ditentukan. Misalnya diberi tugas untuk
paragraf, juga harus dijaga kepaduan antar
membuat
paragraf yang membangun keseluruhan surat
sebagainya. Untuk menghasilkan tulisan yang
tersebut. Agar alinea dalam surat
bagus (khususnya dalam penulisan surat
dapat
surat,
laporan,
makalah,
dan
tersusun dengan baik, sedikitnya ada tiga buah
pribadi), tulisan tersebut
persyaratan yang harus dipenuhi, yaitu a)
relevansi antara isi dan bentuk. Kedua unsur
kesatuan alinea, b) keterpaduan kalimat, dan
tersebut direalisasikan ke dalam aspek ketata-
c) pengembangan alinea.
bahasaan. Penguasaan tata bahasa yang baik
Berkaitan dengan komponen surat,
merupakan
syarat
yang
harus terwujud
mutlak
bagi
Tarigan (2001:8) menyatakan bahwa sebuah
komunikasi yang benar. Terakhir, penulis
surat terdiri atas komponen-komponen, pe-
harus menguasai aspek mekanisme penulisan
nempatan komponen ini berhubungan erat
(lambang tulis atau format penulisan).
dengan bentuk surat yang dipergunakan.
Malik, dkk. (2003:70) menyatakan
Komponen surat dinas itu adalah; 1) kepala
bahwa isi surat yang baik berciri sebagai
surat, 2) nomor surat, 3) tanggal surat, 4)
berikut:
lampiran, 5) hal, 6) alamat surat, 7) salam
a. Objektif yakni berdasarkan kenyataan
pembuka, 8) isi, 9) salam penutup, 10) pengirim surat, dan 11) tembusan. Sedangkan untuk
surat
pribadi
komponennya
yang sebenarnya. b. Sistematis yakni susunan materinya ber-
tidak
lengkap seperti surat dinas. Surat pribadi
kaitan erat antara satu dan yang lainnya. c. Jelas yakni tertentu alamatnya baik alamat
terdiri atas 1) tanggal surat, 2) alamat surat
pengirim atau alamat yang dituju.
(penerima), 3) salam pembuka, 4) isi surat, 5)
d. Singkat yakni tidak menggunakan ung-
salam penutup, 6) pengirim surat. Slamet
kapan yang panjang-panjang dan kalimat
(2007:270) menjelaskan di dalam pengajaran
yang berbelit-belit.
bahasa, dikenal dua pendekatan pengajaran
e. Tepat yakni menggunakan kata, istilah,
menulis, yaitu pendekatan proses dan pen-
ungkapan, dan kalimat yang sesuai dengan
dekatan produk. Pendekatan proses men-
maksud pengirim surat.
dorong kegiatan menulis harus dilakukan atas
f. Lengkap yakni memuat semua hal yang
perbedaan kemampuan minat, dan kebutuhan.
akan dikemukakan sesuai dengan tujuan
Siswa sebaiknya menentukan sendiri baik
surat.
topik maupun gaya tulisan. Pada pendekatan poduk, siswa menulis untuk tujuan tertentu,
g.
Sopan dan simpatik yakni bahasa yang digunakan menarik perhatian penerima
YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 2 Nomor 2 Edisi Maret 2017 (111-125) dan tidak menyinggung penerima secara
h.
d.
Pengirim dan penerima surat harus mem-
emosional.
punyai sikap tekun dan teliti dalam
Menarik yakni bentik fisiknya tertata
melaksanakan kegiatan surat-menyurat.
dengan baik.
Berdasarkan uraian teori di atas,
Selanjutnya ada tiga unsur utama
peneliti menyimpulkan bahwa dalam menulis
surat-menyurat. Ke tiga unsur itu ialah (1)
surat pribadi, ada beberapa kriteria yang harus
pengirim surat, (2) penerima surat, dan (3) isi
dipenuhi hingga surat tersebut dikatakan baik.
surat. Unsur itu kait-berkait dalam mencarapai
Hal ini mengacu pendapat yang dikemukakan
sasaran komunikasi dengan surat.
Tarigan (2002:8.55) yang menyatakan bahwa
Pengirim dan penerima surat haruslah
penulis surat wajib mengetahui dasar-dasar
mengetahui tugas dan tanggung jawabnya
komposisi. Dalam kesempatan ini, hanya akan
dalam kegiatan surat-menyurat. Dalam hal ini,
dibicarakan garis besarnya saja. Dasar-dasar
pengirim dan penerima surat perlu mem-
komposisi yang perlu diperhatikan adalah: 1)
perhatikan hal-hal berikut:
tanggal surat, 2) alamat surat (penerima), 3)
a. Pengirim dan penerima surat benar-benar
salam pembuka, 4) isi, 5) salam penutup, 6)
memahami isi dan menyadari arti dan
pengirim surat.
fungsi penting surat sebagai alat komu-
Hakikat Metode Pemberian Tugas
nikasi dalam seluruh kegiatan komunikasi.
Kegiatan interaksi belajar mengajar
b. Pengirim dan penerima surat mempunyai
harus selalu ditingkatkan efektivitas dan
pengetahuan tentang surat-menyurat yang
efisiensinya. Dengan banyaknya kegiatan pen-
terdiri atas hal-hal:
didikan di sekolah, dalam usaha meningkatkan
1)
Jenis surat,
mutu dan isi pelajaran, maka sangat menyita
2)
Bentuk surat,
waktu siswa untuk melaksanakan kegiatan
3)
Syarat dan ciri surat yang baik,
belajar mengajar ter-sebut. Untuk mengatasi
4)
Langkah menyusun surat,
keadaan tersebut guru perlu memberikan
5)
Bagian surat dan gunanya,
tugas-tugas diluar jam pelajaran. Disebabkan
6)
Teknik penyusunan isi surat,
bila
7)
Prosedur surat menyurat.
pelajaran yang ada untuk tiap mata pelajaran
c. Pengirim
dan
penerima
meng-gunakan
seluruh
jam
harus
hal itu tidak akan mencukupi tuntutan luasnya
memiliki pengetahuan dan kemahiran ber-
pelajaran yang diharuskan, seperti yang
bahasa
dicantumkan
Indonesia
tulis
surat
hanya
dan
karang-
dalam
kurikulum.
Dengan
mengarang sesuai dengan kaidah yang
demikian, perlu diberikan tugas-tugas, sebagai
berlaku.
selingan untuk variasi teknik penyajian atau-
YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 2 Nomor 2 Edisi Maret 2017 (111-125) pun dapat berupa pekerjaan rumah. Tugas
digunakan
guru
dalam
proses
belajar
semacam itu dapat dikerjakan di luar jam
mengajar, lebih-lebih pada sekeolah yang
pelajaran, di rumah ataupun sebelum pulang,
gurunya sedikit. Sesua dengan fungsi sekolah
sehingga dapat dikerjakan bersama temannya.
sebagai wadah edukasi, maka belajar di
Djamarah (2006:85) menyatakan bah-
sekolah seyogyanya disertai dengan perbuatan
wa pengertian metode penugasan adalah
atau bekerja (learning to do), maka pekerjaan
metode penyajian bahan dimana guru mem-
melalui pemberian tugas tidak hanya terbatas
berikan tugas tertentu agar siswa melakukan
pada materi yang dibicarakan di kelas,
kegiatan belajar.
melainkan juga tugas lain yang dapat men-
Sudjana
(2005:81)
mengemukakan
junjung kegiatan belajar seperti pembuatan
bahwa tugas dan resitasi tidak sama dengan
apotik hidup, membersihkan ruang kelas,
pekerjaan rumah, tetapi jauh lebih luas dari
memupuk bunga dihalaman sekolah pada pot
itu. Tugas bisa dilaksanakan di rumah, di
yang ada di depan kelas, dan membuat
sekolah, di perpustakaan, dan di tempat
kerajinan tangan.
lainnya. Tugas dan resitasi merangsang anak untuk aktif
Berdasarkan kajian teori di atas, dapat
belajar baik secara individual
disimpulkan bahwa teori penugasan atau le-
maupun secara berkelompok. Oleh karena itu
bih dikenal dengan metode pemberian tugas
tugas dapat diberikan secara indivdu maupun
merupakan suatu cara mengajar yang dila-
secara berkelompok. Sudjana (2005:81) me-
kukakan guru dengan kegiatan perencanaan
nyatakan bahwa jenis-jenis tugas sangat
antara siswa dan guru mengenai suatu pokok
banyak macamnya bergantung pada tujuan
bahasan yang harus diselesaikan oleh siswa
yang akan dicapai, seperti tugas meneliti,
dalam waktu tertentu yang telah ditentukan
tugas menyusun laporan (lisan atau tulisan),
yang dapat dilakukan secara individu dan
tugas motorik (pekerjaan motorik), tugas di
kelompok.
laboratorium dan lain-lain.
Tujuan Metode Pemberian Tugas
Direktorat Diknas (dalam Werkanis,
Werkanis (2005:59) mengemukakan
2005:59) menyatakan bahwa metode pem-
tujuan metode pemberian tugas dalam proses
berian tugas merupakan suatu cara mengajar
belajar mengajar antara lain ”1) Membina rasa
dengan kegiatan perencanaan antara siswa dan
tanggung jawab yang dibebankan pada siswa
guru mengenai suatu pokok bahasan yang
melalui laporan tertulis atau lisan, membuat
harus diselesaikan oleh siswa dalam waktu
ringkasan, menyerahkan hasil kerja dan lain-
tertentu yang telah disepakati. Metode pem-
lain, 2) Menemukan sendiri informasi yang
berian tugas merupakan metode yang banyak
diperlukan, 3) Menjalin kerjasama dan sikap
YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 2 Nomor 2 Edisi Maret 2017 (111-125) menghargai hasil kerja orang lain, 4) Mem-
sendiri yang pada gilirannya akan mampu
perluas dan memperbanyak pengetahuan dan
meningkatkan hasil belajarnya.
keterampilan, 5) Siswa terangsang untuk ber-
III. METODE PENELITIAN
buat lebih baik, 6) Siswa terdorong untuk
Penelitian tindakan kelas ini dilak-
mengisi waktu, 7) Pengalaman siswa lebih
sanakan di SMP Negeri I Tambang Kabu-
terintegrasi dengan masalah yang berbeda
paten Kampar di kelas VII.3 Tahun Pelajaran
dalam situasi baru, dan 8) Hasil belajar siswa
2014/2015 dengan tujuan untuk memperbaiki
lebih bermutu karena diikuti dengan berbagai
pembelajaran dan melakukan peningkatan
macam model latihan.
kemampuan menulis surat pribadi. Subjek
Roestiyah (2001:133) mengemukakan
penelitian ini adalah siswa kelas VII.3
di
bahwa teknik pemberian tugas biasanya digu-
SMP Negeri I Tambang Kabupaten Kampar
nakan dengan tujuan agar siswa memiliki hasil
yang berjumlah 22 orang yang terdiri dari 11
belajar yang lebih mantap, karena siswa
orang laki-laki dan 11 orang perempuan.
melakukan latihan-latihan selama melakukan
Bentuk
tugas, sehingga pengalaman siswa dalam
tindakan kelas (PTK). Wardani (2004 :1.4)
mempelajari sesuatu dapat lebih terintegrasi.
menyatakan bahwa Penelitian Tindakan Kelas
Hal itu terjadi disebabkan siswa mendalami
adalah penelitian yang dilakukan oleh guru
situasi atau pengalaman yang berbeda waktu
dikelasnya sendiri melalui refleksi diri dengan
menghadapi masalah-masalah baru. Di sam-
tujuan untuk memperbaiki kinerjanya se-
ping itu untuk memperoleh pengetahuan
hingga hasil belajar siswa meningkat. Selan-
secara melaksakan tugas akan memperluas
jutnya, Ebbut dalam undang (2008:6) PTK
dan memperkaya pengetahuan serta kete-
adalah kajian sistematis dari upaya perbaikan
rampilan siswa di sekolah, melalui kegiatan-
pelaksanaan praktik pendidikan oleh seke-
kegiatan di luar sekolah itu.
lompok guru dengan melakukan tindakan-
penelitian
ini
adalah
penelitian
Berdasarkan pendapat-pendapat di atas
tindakan dalam pembelajaran berdasarkan ref-
dapat disimpulkan bahwa metode penugasan
leksi mereka mengenai hasil dari tindakan-
atau pemberian tugas bertujuan meningkatkan
tindakan tersebut. Penelitian ini dilakukan
hasil belajar siswa, karena dengan penugasan
dalam dua siklus. Daur siklus penelitian
dapat lebih memanfaatkan waktu dan mem-
tindakan kelas (PTK) menurut Arikunto
punyai sikap tanggung jawab atas pekerjannya
(2006:16) adalah sebagai berikut:
sendiri. Dengan mengerjakan tugas siswa menjadi lebih aktif, dan mengembangkan inisiatifnya untuk memecahkan persoalannya
YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 2 Nomor 2 Edisi Maret 2017 (111-125)
Gambar 1. Daur Siklus PTK Menurut Suharsmi Arikunto Analisis Data Bagian analisis data ini meliputi : daya serap atau kemampuan siswa, ketuntasan hasil belajar, aktivitas siswa dan guru. Berikut uraiannya:. 1. Daya Serap atau Pemahaman Siswa Daya serap adalah indeks atau tingkat pemahaman dari individu siswa terhadap materi yang diberikan. Berdasarkan data yang diperoleh tentang daya serap siswa pada materi pokok kemampuan menulis surat pribadi dengan metode pemberian tugas terhadap siswa dapat dilihat pada tabel berikut. Tabel 1 Rekapitulasi Kemampuan Menukis Surat Pribadi dengan Metode Pemberian Tugas Pada Siswa Kelas VII.3 SMP Negeri I Tambang Kabupaten Kampar (Tes Awal, Siklus I dan Siklus II) Daya Serap (%) NO
Interval (%)
Kategori
Tes Awal
Siklus I
Siklus II
1
81 - 100
Baik Sekali
0%
0%
45%
2
60 - 80
Baik
86%
100%
55%
3
41 - 59
Cukup
14%
0%
0%
4
21 - 40
Kurang
0%
0%
0%
5
0 - 20
Sangat kurang
%
0%
0%
0%
100%
100%
100%
67.0
81.0
Jumlah Siswa Daya Serap Tiap Siklus
22 62.5
Daya Serap Rata-Rata
Sumber: Data Olahan Penelitian, Tahun 2014
70.2
YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 2 Nomor 2 Edisi Maret 2017 (111-125) Berdasarkan tabel 15 tersebut dapat dijelaskan bahwa kemampuan rata-rata siswa pada tes awal dikategorikan baik dengan nilai rata-rata 62,5 pada siklus I kemampuan rata-rata siswa dikategorikan baik dengan nilai 67.0, sedangkan pada siklus II kemampuan rata-rata siswa dikategorikan baik dengan persentase 81.0%. dan rata-rata keseluruhannya 68.2 dengan kategori baik, tetapi dengan ketuntasan nilai yang berbeda. 2. Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Ketuntasan belajar siswa pada materi menulis surat pribadi dapat dilihat dari tabel berikut. Tabel 2 Ketuntasan Hasil Belajar Siswa Pada Tes Awal, Siklus I dan Siklus II Ketuntasan Belajar Siswa Tes Awal Siklus I Siklus II
Nilai
Kategori
%
Tuntas Tidak Tuntas
1 21
5% 95%
Tuntas
8
36%
Tidak Tuntas
14
64%
Tuntas
22
100%
0
0%
Tidak Tuntas
TT T T
Sumber: Data Olahan Penelitian, Tahun 2014. Berdasarkan dari tabel di atas, dapat
setiap pertemuan. Masing-masing aktivitas
dinyatakan bahwa secara klasikal persentase
siswa selama pembelajaran berlangsung ber-
ketuntasan pada materi pokok kemampuan
variasi, ada siswa yang kurang serius meng-
menulis
metode
ikuti pelajaran dengan baik dan ada juga yang
pemberian tugas pada siswa kelas VII.3 SMP
kurang serius dalam mengikuti pelajaran.
Negeri I Tambang Kabupaten Kampar adalah
Perolehan nilai aktivitas siswa dalam 11 aspek
38 siswa dinyatakan tuntas dengan persentase
yang dijadikan penilaian antara lain dari aspek
100%.
siswa
3. Aktivitas Siswa a. Aktivitas Siswa Siklus I
memperoleh nilai rata-rata dengan persentase
surat
pribadi
dengan
Analisis yang diperoleh pada siklus I dan siklus II dapat diintepretasikan pada siklus II, di mana terjadi peningkatan aktivitas siswa dari aspek penilaian yang dijadikan acuan dalam pembelajaran yang dilaksanakan. Aktivitas siswa pada siklus I ini dapat diamati dengan menggunakan lembar observasi pada
memperhatikan
penjelasan
guru,
68%. Mendengarkan tujuan pembelajaran yang disampaikan guru, memperoleh nilai rata-rata dengan persentase 64%. Menyimak materi pembelajaran yang diberikan guru, memperoleh nilai rata-rata dengan persentase 77%. Mengerti tentang tujuan pembelajaran yang disampaikan guru, tujuan dan hasil belajar yang diharapkan dapat dicapaiuru,
YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 2 Nomor 2 Edisi Maret 2017 (111-125) memperoleh nilai rata-rata dengan persentase
dari aspek siswa memperhatikan penjelasan
68%. Mencatat penjelasan guru, memperoleh
guru, memperoleh nilai rata-rata dengan
nilai
68%.
persentase 95%. Mendengarkan tujuan pem-
Mengerti tentang jenis tugas yang diberikan
belajaran yang disampaikan guru, memperoleh
guru, memperoleh nilai rata-rata dengan per-
nilai rata-rata dengan persentase 77%. Me-
sentase 77%. Mengerjakan sendiri tugas yang
nyimak materi pembelajaran yang diberikan
diberikan oleh guru, memperoleh nilai rata-
guru, memperoleh nilai rata-rata dengan per-
rata dengan persentase 64%. Menanyakan
sentase 82%. Mengerti tentang tujuan pem-
kesulitan yang diperoleh, memperoleh nilai
belajaran yang disampaikan guru, tujuan dan
rata-rata dengan persentase 73%. Mencatat
hasil belajar yang diharapkan dapat dica-
hasil-hasil yang mereka peroleh, memperoleh
paiuru, memperoleh nilai rata-rata dengan
nilai rata-rata dengan persentase 95%. Me-
persentase 73%. Mencatat penjelasan guru,
ngerjakan laporan, memperoleh nilai rata-rata
memperoleh nilai rata-rata dengan persentase
dengan persentase 86%. Menjawab pertanyaan
77%. Mengerti tentang jenis tugas yang
guru dengan benar, memperoleh nilai rata-rata
diberikan guru, memperoleh nilai rata-rata
dengan persentase 59%.
dengan persentase 82%. Mengerjakan sendiri
rata-rata
dengan
persentase
Dari hasil penjabaran sebelumnya,
tugas yang diberikan oleh guru, memperoleh
diketahui bahwa secara garis besar terjadi
nilai rata-rata dengan persentase 82%. Me-
peningkatan aktivitas siswa dari siklus I ke
nanyakan kesulitan yang diperoleh, mem-
Siklus II. Keadaan ini seiring dengan pening-
peroleh nilai rata-rata dengan persentase 77%.
katan
ditingkatkan,
Mencatat hasil-hasil yang mereka peroleh,
sehingga memberikan pengaruh yang positif
memperoleh nilai rata-rata dengan persentase
terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran.
82%. Mengerjakan laporan, memperoleh nilai
b. Aktivitas Siswa Siklus II
rata-rata dengan persentase 82%. Menjawab
aktivitas
guru
yang
Analisis yang diperoleh pada siklus I dan siklus II dapat diintepretasikan pada siklus II, dimana terjadi peningkatan aktivitas siswa dari aspek penilaian yang dijadikan acuan dalam pembelajaran yang dilaksanakan.
Perolehan nilai aktivitas siswa dalam 11 aspek yang dijadikan penilaian antara lain
pertanyaan guru dengan benar, memperoleh nilai rata-rata dengan persentase 82%.
YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 2 Nomor 2 Edisi Maret 2017 (111-125)
4. Aktivitas Guru Aktivitas guru selama pembelajaran pada siklus I dan siklus II dengan materi kemampuan menulis surat pribadi dapat dianalisa seperti tabel di bawah ini. Tabel 3 Aktivitas Guru Siklus I dan Siklus II No
Siklus
Aktivitas %
Kategori
1 Siklus I
74,3
2 Siklus II
82,9
Baik Baik Sekali Baik
Rata-rata
78,6
Berdasarkan tabel 18 bahwa aktivitas guru selama pengajaran tentang materi me-
Pernyataan di atas menunjukkan bah-
nulis surat pribadi. Pada siklus I aktivitas guru
wa kemampuan menulis surat pribadi siswa
tercapai 74.3% dengan kategori baik. Pada
kelas VII.3 di SMP Negeri I Tambang
siklus II aktivitas guru meningkat dengan
Kabupaten Kampar dapat ditingkatkan melalui
persentase 82.9% dengan kategori baik sekali,
metode pemberian tugas. Dengan demikian
dan rata-rata keseluruhannya 78.6 dengan
hipotesis
kategori baik.
mampuan Menulis Surat Pribadi dapat diting-
IV. PENUTUP Menurut hasil penelitian yang telah
katkan dengan Metode Pemberian Tugas
dilakukan, maka diperoleh terhadap penelitian ini tentang peningkatan kemampuan menulis surat pribadi dengan metode pemberian tugas terhadap siswa kelas VII.3 di SMP Negeri I Tambang Kabupaten Kampar.
penelitian
yang
berbunyi
Ke-
Terhadap Siswa Kelas VII.3 di SMP Negeri I Tambang
Kabupaten
Kampar
dapat
“diterima”. DAFTAR PUSTAKA Buku Ajar. 1998. Acuan Pengayaan Bahasa Indonesia SD Kelas IV. Solo: CV. Shindunata.
Rata-rata siswa pada tes awal dikategorikan baik dengan nilai rata-rata 62,5 dan
Depdikbud. 2002. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka
pada siklus I naik menjadi 67.0 dengan kategori baik, sedangkan pada siklus II kemampuan
rata-rata
siswa
telah
dika-
tegorikan baik dengan nilai rata-rata 81.0, tetapi dengan ketuntasan 100%, dimana nilai ketuntasan siswa telah tercapi.
Djamarah, S.B. 2000. Guru dan Anak Didik dalam Interaksi Edukatif. Jakarta: Rineka Cipta ____________. 2006. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta
YAYASAN AKRAB PEKANBARU Jurnal AKRAB JUARA Volume 2 Nomor 2 Edisi Maret 2017 (111-125) Malik, Abdul dan Shanty. 2003. Kemahiran Menulis. Pekanbaru: Unri Press. Nurcholis. 2006. Saya Senang Berbahasa Indonesia Untuk Sekolah Dasar Kelas VI. Jakarta: Erlangga. Roestiyah, 2001. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta. Safari.
2005. Penulisan Butir Soal Berdasarkan Penilaian Berbasis Kompetensi. Jakarta: Apsi Pusat.
Shanty,
dkk.. 2006. Modul Menulis. Pekanbaru: Cendikia Insani.
Slamet. 2007. Dasar-dasar Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia di Sekolah dasar. Surakarta: Lembaga Pengembangan Pendidikan (LPP) UNS dan UPT. Penerbitan dan Percetakan UNS Press). Sudjana, Nana. 2005. Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar. Sinar Baru Algensindo. Bandung. Tarigan, Henry G. 1994. Menulis Sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa. Bandung: Angkasa Tarigan, Djago, dkk.. 2001. Pendidikan Keterapilan Berbahasa. Jakarta: Universitas Terbuka. Werkanis. 2005. Strategi Mengajar dalam Pelaksanaan Kurikulum Berbasis Kompetensi. Pekanbaru: Sutra Benta Perkasa.