PENENTUAN TINGKAT RISIKO PENGENDALIAN DALAM SIKLUS PENJUALAN TUNAI DAN PENERIMAAN KAS PADA PT. ASTRA INTERNATIONAL Tbk HSO KUDUS
Oleh : RICKY HIMAWAN BUDIANTO NIM : 232009012
KERTAS KERJA DiajukankepadaFakultasEkonomikadanBisnis GunaMemenuhiSebagiandari Persyaratan-persyaratanuntukMencapai GelarSarjanaEkonomi
FAKULTAS
: EKONOMIKA DAN BISNIS
PROGRAM STUDI : AKUNTANSI
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA SALATIGA 2014
FAKULTAS EKONOMIKA DAN BISNIS UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA JalanDiponegoro 52 -60 :(0298) 321212, 311881 Telex 322364 ukswsaia Salatiga 50711 – Indonesia Fax. (0298) -3 21433
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA TULIS SKRIPSI Yang bertandatangandibawahini : Nama NIM Program Studi
: RICKY HIMAWAN BUDIANTO : 232009012 : AKUNTANSI FakultasEkonomikadanBisnis Universitas Kristen SatyaWacana Salatiga. Menyatakandengansesungguhnyabahwaskripsi, Judul : PENENTUAN TINGKAT RISIKO PENGENDALIAN DALAM SIKLUS PENJUALAN TUNAI DAN PENERIMAAN KAS PADA PT. ASTRA INTERNATIONAL Tbk HSO KUDUS Pembimbing :Dr. Suzy Novianti, MM, CPA Tanggal diuji : 24 Januari 2014 Adalahbenar-benarhasilkaryasaya. Di dalam skripsi ini tidak terdapat keseluruhan atau sebagian tulisan atau gagasan orang lain yang saya ambil dengan menyalin atau meniru dalam bentuk rangkaian kalimat atau simbol yang saya aku seolah-olah sebagai tulisan saya sendiri tanpa memberikan pengakuan pada penulis aslinya. Apabila kemudian terbukti bahwa saya ternyata melakukan tindakan menyalin atau meniru tulisan orang lain seolah-olah hasil pemikiran saya sendiri, saya bersedia menerima sanksi sesuai dengan peraturan yang berlaku di Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga, termasuk pencabutan gelar kesarjanaan yang telah saya peroleh. Salatiga, 2 Desember 2013 Yangmemberi pernyataan,
RICKY HIMAWAN BUDIANTO
MOTTO
! "
#
$
%
&'
KATA PENGANTAR Dalam skripsi ini, penulis melakukan penelitian dalam penentuan tingkat risiko pengendalian terhadap siklus penjualan tunai dan penerimaan kas pada PT. Astra International HSO Kudus guna untuk memenuhi sebagian persyaratan untuk memperoleh gelar sarjana ekonomi jurusan akuntansi pada Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga. Selain itu juga, skripsi ini bertujuan untuk memberikan usulan perbaikan sistem pengendalian intern terhadap siklus penjualan tunai dan penerimaan kas sehingga dapat memperkecil tingkat risikonya. Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dari hasil penelitian yang telah penulis lakukan, untuk itu penulis mengharapkan saran dan kritik dari semua pihak. Akhir kata semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca dan ilmu pengetahuan pembaca. Terima Kasih.
Salatiga, 2 Desember 2013
Ricky Himawan Budianto
UCAPAN TERIMA KASIH Dengan segala hormat dan kerendahan hati penulis memanjatkan puji syukur dan terima kasih yang tak terhingga kepada Tuhan Yesus yang telah melimpahkan berkat, anugerah serta pertolongan-Nya sehingga skripsi ini dapat diselesaikan pada waktunya. Penulis sangat bersyukur dan ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah mendukung penyelesaian skripsi ini. Penulis menyadari bahwa skripsi ini tidak akan terselesaikan tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis menyampaikan terima kasih yang sebesarbesarnya kepada : 1. Papa, Mama dan kakak-kakakku Yoshilia dan Rudy yang selalu memberikan dorongan dan semangat serta cinta kasihnya kepada penulis. I Love U all. 2. Ibu Suzy Novianti MM. CPA selaku dosen pembimbing untuk semua pengetahuan,
kesabarannya
membimbing
penulis
dalam
menyelesaikan skripsi, saran, waktu dan semua bantuan yang diberikan kepada penulis. 3. Ibu Supatmi selaku wali studi yang telah memberikan saran kepada penulis dalam menjalani studi dengan lebih baik. 4. Para dosen Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana yang telah memberikan inspirasi, ilmu dan pengetahuan yang sangat berharga kepada penulis. 5. Persekutuan Rohani Mahasiswa Ekonomi atas masa-masa organisasi yang indah. Nehemia, Danu, Selly, Sasa, Efen, Ronny dan semua jemaat Persekutuan Rohani Mahasiswa Ekonomi.
6. Jess Cintya Jolita yang selalu memberikan dorongan, semangat, nasehat, waktu baik saat susah maupun senang serta cinta kasihnya kepada penulis. 7. Sahabat-sahabat yang terkasih, Primananda, Ivan, Soni, Yohanes, Nathania Astria, Sheila, Nana, Kak Amel, Novi, Erva, Ayu, Nana, Elia, Lia, Jojo, Ocep, Aida, Vanny, Hanny, Tiwi serta semua temanteman kuliah Fakultas Ekonomika dan Bisnis angkatan 2009. Thanks a lot. 8. Seluruh karyawan PT. Astra International HSO Kudus. 9. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. Penulis menyadari, bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, mengingat keterbatasan pengetahuan dan pengalaman yang penulis miliki dan penulis berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi pihak-pihak yang membutuhkan.
DAFTAR ISI Halaman Judul ........................................................................................
i
Surat Pernyataan Keaslian Skripsi ...........................................................
ii
Lembar Pengesahan .................................................................................
iii
Halaman Motto .........................................................................................
iv
Kata Pengantar .........................................................................................
v
Ucapan Terimakasih .................................................................................
vi
Daftar Isi ..................................................................................................
viii
Saripati .....................................................................................................
2
Latar Belakang ........................................................................................
3
Tinjauan Pustaka………………………………………………………..
5
Metode Penelitian ....................................................................................
18
Metode Pengumpulan Data……………..................................................
18
Teknik Analisis………….........................................................................
19
Langkah Analisis……………….….........................................................
20
Analisis dan Bahasan Analisis ................................................................... 21 Pengujian Pengendalian ............................................................................
39
Kesimpulan ..............................................................................................
46
Implikasi Terapan ....................................................................................
49
Daftar Pustaka .........................................................................................
50
Daftar Riwayat Hidup .............................................................................
72
DAFTAR TABEL
Tabel 1
Salah Saji Potensial .........................................................
33
Tabel 2
Program Audit ................................................................
39
Tabel 3
Attribute Sampel..............................................................
42
Tabel 4
Tabel Stop or Go Decision .............................................
44
Tabel 5
Tabel Besarnya Sampel Minimum untuk Pengujian......
53
Tabel 6
Tabel Pencarian Besarnya Sampel Minimum Untuk Pengujian Pengendalian……………………………………………
Tabel 7
54
Tabel Attribute Sampling For Determining Stop Or Go Sampling Sizes and Upper Precision Limit Population Occurrence Rate Based on Sample Results..................................................
55
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1
Alur Ringkas Penjualan Kendaraan ......................................... 57
Lampiran 2
Flowchart Prosedur Pemesanan Kendaraan............................. 58
Lampiran 3
Flowchart Prosedur Penerimaan Dokumen-Dokumen Yang Diperlukan................................................................................. 59
Lampiran 4
Flowchart Prosedur Penerimaan Pembayaran Dari Pelanggan...................................................................................60
Lampiran 5
Flowchart Prosedur Pembuatan Surat Pesanan Kendaraan.......61
Lampiran 6
Flowchart Prosedur Distribusi Dokumen……………………
Lampiran 7
Flowchart Prosedur Pengambilan Kendaraan Oleh Pelanggan..63
Lampiran 8
Flowchart Prosedur Pengiriman Kendaraan Ke Pelanggan….. 64
Lampiran 9
Flowchart Prosedur Penerimaan Kendaraan Oleh Pelanggan… 65
Lampiran 10
Struktur Organisasi, Tugas dan Tanggung Jawab Karyawan… 66
Lampiran 11
Kriteria Karyawan……………………………………………. 68
62
Lampiran 12 Peraturan Perusahaan………………………………………… 70 Lampitan 13 Kuesioner……………………………………………………… 72
ABSTRACT Astra International HSO Kudus is a trading company of which its earnings in the form of cash sales so most likely the risk borne by the company is largely derived from such sales. In cash sales activities, the risk cannot be eliminated completely, but at least be minimized. To minimize the risk of failure of a cash sale, it needs an adequate internal control. Risk control can be determined if the auditor perform understanding and test of internal control. By understanding of internal control, the auditor can plan to do audit that must be done and be able to determine whether the control procedures has already been performed. To know the implementation of a control procedure, it is necessary to do testing of control that its execution based the audit program that has been compiled. Therefore it is necessary for the assessment of internal control and control risk determination for the company to undertake consideration and determine the risk management and determine how plan can be made to cope with risk. In this research, it will be discussed about the internal control, tests of controls, whether audit design been compiled, and the determination of the risk level of control over the sales cycle cash and cash receipts in Astra International HSO Kudus. From the research that has been conducted, it can be known that the overall internal control of cash sales cycle and cash receipts in PT Astra International HSO Kudus is sufficient, so that the author can determine the audit strategy that will be used in this study i.e a Lower Assessed Level of Control Risk Approach. In this examination, the Or Go Stop sampling technique was used. And based on the examination it can be seen that the internal control in PT. Astra International HSO Kudus is already complied, after testing the risk level cash sales cycle and cash receipts control in PT. Astra International HSO Kudus can be set a minimum level. Keywords: Determination of the risk level of sales, cash sales cycle and cash receipts.
SARIPATI PT. Astra International HSO Kudus adalah perusahaan dagang yang pendapatannya dalam bentuk penjualan tunai sehingga kemungkinan besar risiko yang ditanggung perusahaan sebagian besar berasal dari penjualan tersebut. Dalam kegiatan penjualan tunai, risiko tidak dapat dihilangkan sama sekali namun setidaknya dapat diminimalkan. Untuk meminimalkan risiko kegagalan penjualan tunai, maka di butuhkan suatu pengendalian intern yang memadai. Risiko pengendalian baru dapat ditentukan apabila auditor melakukan pemahaman dan pengujian terhadap pengendalian intern.Dengan memahami pengendalian intern, auditor dapat merencanakan audit yang harus dilakukan dan dapat menentukan apakah prosedur pengendalian sudah dilaksanakan.Untuk mengetahui pelaksanaan suatu prosedur pengendalian maka perlu dilakukan pengujian pengendalian yang pelaksanaannya didasarkan pada program audit yang telah disusun. Oleh karena itu perlu dilakukan penilaian terhadap pengendalian intern sekaligus penenuan risiko pengendaliannya agar perusahaan dapat melakukan pertimbangan dan menentukan bagaimana pengelolaan risiko dan dapat dibuat rencana untuk menanggulangi risiko. Dalam skripsi ini, akan dibahas tentang bagaimana pengendalian intern, pengujian pengendalian, apakah desain audit sudah dipatuhi, dan penentuan tingkat risiko pengendalian terhadap siklus penjualan tunai dan penerimaan kas pada PT. Astra International HSO Kudus. Dari penelitian yang dilakukan, dapat diketahui bahwa secara keseluruhan pengendalian intern siklus penjualan tunai dan penerimaan kas PT. Astra International HSO Kudus sudah memadai, sehingga penulis dapat menentukan strategi audit yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu A Lower AssessedLevel of Control Risk Approach. Dalam pemeriksaan ini digunakan teknik Stop OrGo Sampling. Dan berdasarkan dari pemeriksaan tersebut dapat diketahui bahwa pengendalian intern PT. Astra International HSO Kudus sudah dipatuhi, setelah dilakukan pengujian maka tingkat risiko pengendalian siklus penjualan tunai dan penerimaan kas PT. Astra International HSO Kudus dapat ditetapkan pada tingkat minimum.
Kata kunci : Penentuan tingkat risiko penjualan, Siklus penjualan tunai dan penerimaan kas.
PENENTUAN TINGKAT RISIKO PENGENDALIAN DALAM SIKLUS PENJUALAN TUNAI DAN PENERIMAAN KAS PADA PT. ASTRA INTERNATIONAL Tbk HSO KUDUS Pendahuluan Dalam era globalisasi sekarang ini, pertumbuhan ekonomi di Indonesia berkembang cukup pesat sehingga memacu perusahaan untuk terus bersaing dan bahkan berusaha menjadi yang terbaik diantara pesaing-pesaingnya. Untuk itu setiap perusahaan dituntut untuk cepat tanggap terhadap perubahan yang terjadi serta bersaing dalam meningkatkan mutu produk yang akan dijual, pelayanan yang diberikan maupun kebijakan manajemen lainnya. Berdirinya perusahaan mempunyai suatu tujuan yang akan dicapai, salah satu tujuan perusahaan adalah mencapai laba yang maksimal dengan biaya yang minimal. Penjualan merupakan kegiatan yang penting dilakukan oleh perusahaan untuk memperoleh laba. Untuk meningkatkan penjualan perusahaan dituntut memiliki kemampuan manajemen yang baik dan solid untuk menghadapi tantangan dari dalam maupun luar perusahaan itu sendiri (Yoshilia,2005). Sebagian besar pendapatan di dalam perusahaan adalah dalam bentuk penjualan sehingga kemungkinan besar risiko yang ditanggung perusahaan berasal dari penjualan tersebut. Dalam pelaksanaan kegiatan penjualan, masalah risiko tidak dapat dihilangkan sama sekali namun setidaknya dapat diminimalkan. Untuk memperkecil risiko kegagalan penjualan, dibutuhkan suatu risiko pengendalian yang memadai. Dalam melakukan proses pemeriksaan terhadap suatu perusahaan seorang auditor harus dapat mengetahui efisiensi dan efektifitas suatu pengendalian intern dalam mencegah salah saji potensial yang terjadi (Mulyadi,2001). Hal ini dapat diketahui dengan menentukan tingkat risiko pengendaliannya. Begitu juga dengan pengendalian intern terhadap siklus penjualan tunai dan penerimaan kasnya. Risiko pengendalian baru dapat ditentukan setelah terlebih dahulu seorang auditor melakukan pemahaman dan pengujian terhadap pengendalian intern (Hastuti, 2003).
Dengan memahami pengendalian intern siklus penjualan tunai dan penerimaan kasnya, auditor dapat merencanakan audit yang harus dilakukan dan dapat menentukan apakah prosedur pengendalian terhadap siklus penjualan tunai dan penerimaan kasnya sudah dapat dilaksanakan. Untuk mengetahui pelaksanaan suatu prosedur pengendalian terhadap siklus penjualan tunai dan penerimaan kasnya maka perlu dilakukan pengujian pengendalian terhadap siklus penjualan tersebut, yang pelaksanaannya didasarkan pada program audit yang telah disusun (Mulyadi,2002). Risiko pengendalian pada perusahaan mencakup adanya pemisahan fungsi yang tepat, sistem pemberian wewenang, prosedur yang layak, sumber daya manusia yang seimbang dengan tanggung jawabnya. Oleh karena itu perlu dilakukan penilaian terhadap risiko pengendaliannya agar perusahaan dapat melakukan pertimbangan dan menentukan bagaimana pengelolaan risiko tersebut, sehingga dapat dibuat tindakan atas risiko tersebut. PT Astra International Tbk, merupakan sebuah perusahaan besar yang bergerak di bidang otomotif dengan berbagai anak cabang yang tersebar di berbagai pelosok Indonesia. Saat ini penulis mengambil objek penelitian dilingkup yang lebih kecil yaitu pada PT. Astra International HSO Kudus. PT. Astra International HSO Kudus adalah perusahaan Cabang dari PT. Astra International yang ada di Semarang yang menjual sepeda motor Honda dan Spare Part. Selain itu PT Astra International HSO Kudus juga memiliki omzet yang paling tinggi dibandingkan dengan HSO yang berada di Jawa Tengah.Tujuan penelitian yang ingin dicapai oleh penulis berdasarkan masalah yang dirumuskan di atas adalah: 1. Untuk menganalisa pengendalian intern dan pengujian pengendalian terhadap siklus penjualan tunai dan penerimaan kas pada PT. Astra International HSO Kudus. 2. Untuk menganalisa tingkat risiko pengendalian yang ada dalam siklus penjualan tunai dan penerimaan kas pada PT. Astra International HSO Kudus.
Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini : 1. Bagi Perusahaan Dapat digunakan sebagai informasi bagi perusahaan mengenai risiko pengendalian yang terjadi dalam pelaksanaan pengendalian intern pada siklus penjualan tunai dan penerimaan kas. Sehingga atas hasilnya dapat memberi masukan dan dapat diambil keputusan yang tepat. 2. Bagi Pihak Lain Diharapkan penelitian ini dapat digunakan bagi pihak lain sebagai tambahan informasi dan sumbangan ilmu yang berhubungan dengan masalah yang bahas dalam skripsi ini. Tinjauan Pustaka Penentuan Tingkat Risiko Pengendalian Menurut Standar Profesional Akuntan Publik PSA No. 69 (IAPI, 2011) penentuan tingkat risiko pengendalian adalah proses evaluasi efektivitas suatu pengendalian intern dalam mencegah atau mendeteksi salah saji material dalam laporan keuangan. Dalam standar auditing dijelaskan bahwa seorang auditor dituntut untuk memahami terlebih dahulu mengenai pengendalian intern atas suatu perusahaan sebelum melakukan kegiatan audit. Pemahaman atas pengendalian intern sangat diperlukan karena pengendalian intern merupakan faktor utama tentang keandalan laporan yang dihasilkan. Pemahaman terhadap pengendalian intern digunakan untuk : 1. Mengidentifikasi tipe salah saji potensial. 2. Mempertimbangkan faktor-faktor yang mempengaruhi risiko salah saji potensial. 3. Merancang pengujian substantive. Pemahaman tentang pengendalian intern juga dapat dilakukan dengan cara meminta keterangan dari pihak manajemen perusahaan dan melakukan pemeriksaan terhadap dokumen-dokumen yang ada.
Menurut Standar Profesional Akuntan Publik PSA No. 69 (IAPI, 2011) ada 5 unsur pokok pengendalian intern yang harus diperhatikan auditor yaitu : 1. Lingkungan pengendalian. Lingkungan pengendalian merupakan dasar semua komponen pengendalian intern yang lain, yang membentuk disiplin dan dan struktur. Dengan adanya lingkungan pengendalian maka akan menciptakan suasana pengendalian dan dapat mempengaruhi kesadaran personel organisasi tentang pengendalian. Lingkungan pengendalian meliputi: a) Integritas dan nilai etika Efektifitas pengendalian tidak dapat meningkat melampaui integritas dan nilai etika orang yang menciptakan, mengurus dan memantaunya. Integritas dan nilai etika sangat berpengaruh terhadap pengurusan dan penentuan komponen yang lain. b) Komitmen terhadap kompetensi Komitmen
terhadap
kompetensi
mencangkup
pertimbangan
manajemen atas tingkat kompetensi untuk pekerjaan tertentu dan bagaimana tingkat tersebut dapat diterjemahkan ke dalam persyaratan ketrampilan dan pengetahuan. c) Partisipasi dewan komisaris atau komite audit Kesadaran pengendalian entitas sangat dipengaruhi oleh dewan komisaris atau komite audit, yang mencakup independensi dewan komisaris atau komite audit, pengalaman dan tingginya pengetahuan anggota, luasnya keterlibatan dan kegiatan pengawasan, memadainya tindakan, sulitnya pertanyaan yang diajukan kepada manajemen, dan interaksi dewan atau komite tersebut dengan auditor intern dan ekstern. d) Filosofi dan gaya operasi manajemen Filosofi gaya operasi manajemen menjangkau berbagai karakteristik yang meliputi, pendekatan manajemen dalam mengambil dan
memantau risiko usaha, sikap dan tindakan manajemen terhadap pelaporan keuangan dan upaya manajemen untuk mencapai anggaran, laba serta tujuan bidang keuangan dan sasaran operasi lainnya. e) Struktur organisasi Struktur organisasi memberikan kerangka kerja menyeluruh bagi perencanaan, pengarahan dan pengendalian operasi. f) Pemberian wewenang dan tanggung jawab Pemberian wewenang dan tanggung jawab berpengaruh terhadap hubungan pelaporan dan tanggung jawab yang diterapkan dalam entitas,
yang
meliputi pertimbangan
kebijakan
entitas dalam
menghadapi masalah, penetapan tanggung jawab dan delegasi wewenang, uraian tugas pegawai dan dokumentasi sistem komputer. g) Kebijakan dan praktik sumber daya manusia Hal ini berkaitan dengan pekerjaan, orientasi, pelatihan, evaluasi, bimbingan, promosi dan pemberian kompensasi dan tindakan perbaikan. 2. Penaksiran risiko. Penaksiran risiko merupakan pengidentifikasian, analisis dan pengelolaan risiko yang relevan dengan penyusunan laporan keuangan yang disajikan secara wajar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum di Indonesia. Risiko yang relevan dengan pelaporan keuangan meliputi peristiwa dan keadaan intern dan ekstern yang mungkin terjadi dan secara negatif berpengaruh terhadap kemampuan entitas untuk mencatat, mengolah, meringkas dan melaporkan data keuangan. 3. Aktivitas pengendalian. Membantu
memastikan
bahwa
tindakan
yang
diperlukan
untuk
menanggulangi risiko dalam pencapaian tujuan entitas telah dilaksanakan. Aktivitas pengendalian meliputi :
a) Review kerja b) Pengolahan informasi c) Pengendalian fisik d) Pemisahan tugas 4. Informasi dan komunikasi. Sistem informasi yang relevan dengan tujuan pelaporan keuangan, mencakup sistem akuntansi, yang terdiri dari metode dan catatan yang dibangun untuk mencatat, mengolah, meringkas, dan melaporkan transaksi entitas dan untuk menyelenggarakan akuntabilitas terhadap aktiva, utang, ekuitas yang bersangkutan. Kualitas informasi yang dihasilkan akan berdampak terhadap kemampuan manajemen untuk membuat keputusan semestinya dalam mengendalikan aktivitas entitas dan menyiapkan laporan keuangan yang andal. Sistem informasi meliputi mengidentifikasi dan mencatat semua transaksi yang sah, menjelaskan transaksi secara rinci, mengukur nilai transaksi, menentukan periode waktu terjadinya transaksi dan menyajikan transaksi semestinya dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Komunikasi mencakup pemberian pemahaman atas peran dan tanggung jawab individual yang berkaitan dengan pengendalian intern terhadap pelaporan keuangan. 5. Pemantauan. Pemantauan
merupakan
proses
yang menentukan
kualitas
kerja
pengendalian intern sepanjang waktu. Pemantauan secara terus menerus terhadap aktivitas dibangun ke dalam aktivitas normal entitas yang terjadi secara berulang dan meliputi aktivitas pengelolaan dan supervisi yang reguler. Dengan melakukan pemahaman terhadap unsur pokok pengendalian intern, auditor dapat mengetahui efektivitas kebijakan dan prosedur pengendalian intern. Efektivitas kebijakan dan prosedur pengendalian intern dapat diketahui dengan cara melakukan pengujian, dengan tujuan untuk mencegah terjadinya salah saji material dalam laporan perusahaan. Karena itu, auditor harus menentukan terlebih
dahulu strategi awal apa yang akan digunakan dalam melakukan perencanaan audit atas asersi individual atau sekelompok asersi. Menurut Mulyadi (2002), strategi audit awal dibagi menjadi 2 yaitu : a. A Primarily Substantive Approach Dengan strategi ini auditor lebih menekankan pada pengujian susbstantif dalam mengumpulkan bukti audit daripada pengujian pengendalian. Dengan digunakannya strategi ini mengakibatkan penaksiran risiko pada tingkat maksimum. b. A Lower Assessed Level of Control Risk Approach Dengan digunakannya strategi ini auditor lebih memusatkan perhatian pada pelaksanaan pengujian pengendalian. Hal ini dilakukan karena auditor
mempunyai
tingkat
kepercayaan
yang
penuh
terhadap
pengendalian intern sehingga penaksiran risiko berada pada tingkat minimum. Setelah menentukan strategi audit yang akan digunakan, auditor dapat mulai melakukan pengujian. Tapi, sebelum pengujian dilakukan diperlukan program audit untuk dapat membantu auditor dalam menjalankan kegiatan pemeriksaan secara terarah. Program audit merupakan prosedur yang digunakan untuk melakukan pengujian pengendalian. Menurut Mulyadi (2002), pengujian pengendalian terhadap pengendalian intern terbagi menjadi 2 macam : 1. Pengujian adanya kepatuhan terhadap pengendalian intern. -
Membuktikan adanya kepatuhan pengendalian intern dengan memilih transaksi tertentu kemudian melakukan pengamatan adanya unsurunsur pengendalian intern dalam pelaksanaan transaksi tersebut, sejak transaksi dimulai hingga selesai.
-
Pengujian kepatuhan terhadap pengendalian intern dengan cara melaksanakan pengujian terhadap transaksi tertentu yang telah terjadi dan telah dicatat dalam catatan akuntansi.
2. Pengujian tingkat kepatuhan terhadap pengendalian intern. Pengujian ini tidak hanya berkepentingan terhadap eksistensi unsurunsur pengendalian intern tapi juga berkepentingan terhadap tingkat kepatuhan klien terhadap pengendalian intern. Dalam pengujian pengendalian, seorang auditor dapat memilih jenis prosedur yang akan digunakan dalam pelaksanaan pengujian pengendalian dan lingkup pengujian pengendalian. Prosedur audit yang dapat dilakukan adalah : 1. Permintaan keterangan (wawancara) Hal ini dilakukan dengan meminta keterangan kepada pihak manajemen tentang pelaksanaan pekerjaan mereka yang berkaitan dengan pelaporan keuangan. 2. Pemeriksaan bukti (Inspeksi) Pemeriksaan ini dilaksanakan terhadap dokumen dan laporan yang menunjukkan kinerja pengendalian. 3. Pengamatan Pengamatan dilakukan oleh seorang auditor terhadap pelaksanaan pekerjaan personel, terutama terhadap aktivitas dan operasi entitas. Dalam melakukan pengujian auditor tidak mengumpulkan semua bukti yang ada untuk merumuskan pendapatnya, melainkan melakukan pengujian terhadap karakteristik sebagian bukti. Pengujian pengendalian terhadap karakteristik sebagaian bukti dapat dilakukan oleh auditor melalui 4 cara yaitu mengambil sample 100%, melakukan judgement sampling, melakukan representative sampling atau melakukan statistical sampling, dengan melakukan pengambilan sampel secara acak.
Sedangkan untuk melakukan pengujian pengendalian terhadap aktivitas pengendalian intern digunakan metode statistical sampling yang terdiri 3 atribut sampling atau disebut proporsional sampling, tetapi penulis hanya menggunakan metode Stop or Go Sampling (Mulyadi, 2002). Stop or Go Sampling Metode yang digunakan dengan cara menghentikan pengambilan sample jika auditor tidak menemukan penyimpanan tertentu yang diterapkan. Prosedur pengambilan sample ini adalah : a. Tentukan DUPL dan tingkat keandalan. b. Gunakan tabel besar sampel minimum untuk pengujian pengendalian guna menentukan sampel pertama yang harus diambil. c. Buatlah tabel Stop or Go decision. d. Evaluasi hasil pemeriksaan terhadap sampel. Rumus 2.1 AUPL
= Confidence Level Factor Sample Size
Rumus 2.2 Sample Size = Confidence Level Factor DUPL
Setelah pengujian pengendalian dilakukan, auditor dapat menentukan risiko audit yang terdapat pada siklus penjualan tunai dan penerimaan kas. Menurut
Noviyanti (2004), Risiko audit/ Audit Risk (AR) adalah risiko yang dihadapi auditor yang secara tidak sengaja membuat kekeliruan dalam menyatakan pendapat auditor. Risiko audit dipertimbangkan dengan cara menaksir secara khusus risiko salah saji material dalam laporan keuangan sebagai akibat dari kecurangan
ataupun
kesalahan.
Pertimbangan
tersebut
dilakukan
untuk
memperoleh bukti audit kompeten yang cukup dan sebagai dasar memadai untuk mengevaluasi laporan keuangan. Selain itu, auditor juga perlu membatasi tingkat risiko audit agar dapat memungkinkan menyatakan pendapat atas laporan keuangan secara keseluruhan dengan tingkat risiko audit yang cukup rendah. Setelah dilakukan pengujian pengendalian atas siklus penjualan tunai dan penerimaan kas dan mengetahui efektifitas pengendalian intern maka dapat ditentukan risiko pengendaliannya. Penentuan risiko pengendalian merupakan proses evaluasi terhadap efektifitas pengendalian intern. Menurut Mulyadi (2002), tahap-tahap penentuan risiko pengendalian adalah: a. Pertimbangkan pengetahuan diperoleh dari pemahaman atas pengendalian intern. b. Lakukanlah identifikasi salah saji potensial yang terdapat dalam asersi entitas. c. Lakukan identifikasi pengendalian yang diperlukan untuk mencegah atau mendeteksi salah saji. d. Lakukan pengujian pengendalian terhadap pengendalian yang diperlukan untuk menentukan efektifitas desain dan atau operasi pengendalian intern. e. Lakukan evaluasi terhadap bukti dan buat taksiran risiko pengendalian. Proses evaluasi dimulai dengan mengumpulkan bukti audit yang mendukung efektifitas pengendalian dalam mencegah dan mendeteksi salah saji dalam laporan keuangan. Hasil evaluasi terhadap bukti audit yang diperoleh, digunakan untuk menentukan tingkat risiko pengendalian yang terjadi dalam hubungannya dengan
efektifitas pengendalian intern. Tingkat risiko pengendalian bisa dinyatakan secara kuantitatif maupun kualitatif. Menurut Standar Profesional Akuntan Publik PSA No. 69 (IAPI, 2011), risiko pengendalian dapat ditaksir menjadi 2 tingkat yaitu : 1. Tingkat Maksimum Jika pengendalian intern tidak berkaitan langsung dengan suatu asersi maka pengendalian intern tidak dapat dievalusi karena evaluasi terhadap efektifitasnya akan menjadi tidak efisien. 2. Tingkat Minimum a. Jika terdapat pengendalian khusus untuk suatu asersi tertentu yang dapat mencegah atau mendeteksi salah saji material. b. Dapat dilakukan pengujian pengendalian sehingga auditor memperoleh keyakinan mengenai risiko pengendalian. c. Terdapat bukti audit yang kompeten dan cukup untuk mendukung tingkat risiko taksiran. Menentukan tingkat risiko Pengendalian Intern Menurut Standar Profesional Akuntan Publik PSA No. 69 (IAPI, 2011), pengendalian intern adalah suatu proses yang dijalankan oleh dewan komisaris, manajemen dan personal lain dalam suatu entitas, yang dirancang untuk memberikan keyakinan memadai terhadap pencapaian tujuan sebagai berikut : a. Keandalan laporan keuangan. b. Efektifitas dan efisiensi operasi. c. Kepatuhan terhadap hukum dan peraturan yang berlaku. Pengujian Pengendalian. Pengujian pengendalian adalah prosedur audit yang dilaksanakan untuk menentukan efektivitas desain dan atau operasi pengendalian intern (Mulyadi, 2002).
Siklus Penjualan Tunai dan Penerimaan Kas Siklus penjualan tunai dan penerimaan kas adalah serangkaian kegiatan bisnis yang terjadi secara berulang dan kegiatan pengolahan informasi, yang berhubungan dengan penyerahan barang dan jasa kepada pelanggan dan penerimaan pembayaran kas dari penyerahan barang dan jasa tersebut. (Mulyadi, 2002). Penjualan dilakukan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli untuk melaksanakan pembayaran harga barang terlebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli. Setelah uang diterima oleh perusahaan, barang kemudian diserahkan kepada pembeli dan kemudian transaksi penjualan dicatat oleh perusahaan (Mulyadi, 2001). Fungsi yang terkait dalam penjualan adalah (Mulyadi, 2001) : 1. Fungsi Penjualan. Fungsi ini bertanggung jawab untuk menerima order dari pembeli, mengisi faktur penjualan dan menyerahkan faktur tersebut kepada pembeli untuk kepentingan pembayaran harga barang ke fungsi kas. 2. Fungsi Kas. Fungsi ini bertanggung jawab sebagai penerima kas dari pembeli. 3. Fungsi Gudang. Fungsi ini bertanggung jawab untuk menyiapkan barang yang dipesan oleh pembeli, serta menyerahkan barang tersebut ke fungsi pengiriman. 4. Fungsi Akuntansi Fungsi ini sebagai pencatatan transaksi penjualan dan penerimaan kas dan membuat laporan penjualan. Formulir yang digunakan dalam siklus penjualan tunai (Mulyadi, 2001) : 1. Faktur Penjualan
Diisi oleh fungsi penjualan sebagai pengantar pembayaran oleh pembeli kepada fungsi kas dan sebagai dokumen sumber untuk pencatatan transaksi penjualan ke dalam jurnal penjualan. Tembusan faktur ini dikirimkan oleh fungsi penjualan sebagai perintah penyerahan barang kepada pembeli. 2. Pita Register Kas Bukti penerimaan kas yang dikeluarkan oleh fungsi kas. 3. Bukti Setor Kas Dibuat oleh fungsi kas sebagai bukti penyetoran kas ke bank. 4. Rekapitulasi HPP Digunakan untuk meringkas harga pokok produk yang dijual satu periode. Prosedur yang membentuk siklus penjualan : 1. Prosedur Order penjualan. Fungsi penjualan menerima order dari pembeli dan membuat faktur penjualan untuk memungkinkan pembeli melakukan pembayaran harga barang ke fungsi kas dan untuk memungkinkan fungsi gudang dan pengiriman menyiapkan barang yang akan diserahkan ke pembeli. 2. Prosedur penerimaan kas. Fungsi kas menerima pembayaran harga barang dari pembeli dan memberikan tanda pembayaran berupa pita register kas dan cap lunas pada faktur penjualan. 3. Prosedur penyerahan barang. Fungsi pengiriman menyerahkan barang kepada pembeli. 4. Prosedur pencatatan pendapatan penjualan tunai. Fungsi akuntansi melaksanakan pencatatan transaksi penjualan dalam jurnal penjualan dan jaminan penerimaan kas.
5. Prosedur pencatatan penerimaan kas. Fungsi akuntansi mencatat penerimaan kas ke dalam jurnal penerimaan kas berdasarkan bukti setor bank yang diterima dari bank melalui fungsi kas. 6. Prosedur pencatatan HPP. Fungsi akuntansi membuat rekapitulasi HPP berdasarkan data yang dicatat dalam kartu persediaan. Aktivitas pengendalian dalam prosedur penjualan tunai meliputi : otorisasi terhadap transaksi penerimaan kas, pengamanan kas/cek, pemisahan fungsi tugas dan wewenang, penggunaan dokumen dan catatan yang memadai. Penerimaan Kas Penerimaan kas adalah transaksi yang sering terjadi. Penerimaan kas berasal dari pendapatan jasa, penagihan piutang, penerimaan bunga investasi, penjualan aktiva, dan berbagai sumber pendapatan lainnya. Pengertian penerimaan kas adalah suatu transaksi yang menimbulkan bertambahnya saldo kas dan bank milik perusahaan yang diakibatkan adanya penjualan kecil produksi, penerimaan piutang maupun hasil transaksi lainnya yang menyebabkan bertambahnya kas (Soemarso SR, 2002). Berdasarkan pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa penerimaan kas adalah transaksi-transaksi yang mengakibatkan bertambahnya saldo tunai dan atau rekening bank milik perusahaan baik yang berasal dari pendapatan tunai, penerimaan piutang, penerimaan transfer, maupun penerimaan-penerimaan lainnya. Aktivitas Pengendalian terhadap transaksi penerimaan Kas Aktivitas pengendalian untuk penerimaan kas mencakup otorisasi terhadap transaksi penerimaan kas, pengamanan terhadap kas/cek,pemisahan tugas dan penggunaan dokumen dan catatan yang memadai (Mulyadi, 2001). Penjualan tunai dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran harga barang terlebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh
perusahaan kepada pembeli. Setelah uang diterima oleh perusahaan, barang kemudian diserahkan kepada pembeli dan transaksi penjualan tunai kemudian dicatat oleh perusahaan. Prosedur pengendalian penerimaan kas di dalam perusahaan perlu direncanakan sedemikian rupa, sehingga kemungkinan tidak tercatatnya penerimaan dan kemungkinan tidak diterimanya penerimaan kas yang seharusnya diterima dapat dikurangi menjadi sekecil mungkin. Pada dasarnya untuk dapat menghasilkan sistem pengendalian yang baik atas penerimaan kas, prosedur yang bersangkutan dengannya harus dirancang sedemikian rupa sehingga : a.
Terdapat pemisahan tugas antara yang menyimpan, yang menerima dan yang mencatat penerimaan uang.
b. Setiap penerimaan kas langsung disetor ke bank sebagaimana adanya. Mengingat sifat-sifatnya, mengelola kas dalam perusahaan memerlukan perhatian yang cukup serius. Mempunyai uang kas yang tidak cukup dalam perusahaan dapat membahayakan, sebab ada kemungkinan tidak dapat memenuhi kewajiban-kewajiban yang telah jatuh tempo. Tetapi mempunyai terlalu banyak kas juga tidak sehat, karena uang kas yang menganggur tidak akan menghasilkan apa-apa. Oleh karena itu manajemen perlu melakukan perencanaan kas yang baik dengan didukung oleh pengendalian penerimaan kas yang baik. METODE PENELITIAN Lokasi Penelitian Penelitian ini dilakukan pada PT. Astra International, Tbk cabang Kudus, Jawa Tengah. Yang bergerak di bidang penjualan sepeda motor Honda dan Spare Part. Jenis data pada penelitian ini adalah : 1. Data Primer : Data yang diperoleh langsung dari sumber atau objek penelitian (Algifari, 1997). Data primer yang digunakan adalah data yang diperoleh secara langsung dari responden berupa hasil wawancara langsung dari bagian penjualan, bagian akuntansi dan Pimpinan PT. Astra International HSO Kudus.
2. Data Sekunder : Data yang diperoleh secara langsung melalui penelitian kepustakaan dan literature yang berhubungan dengan penelitian (Algifari, 1997). Data sekunder dalam penelitian ini berupa gambaran objek penelitian, struktur organisasi, job description dan latar belakang perusahaan. Metode Pengumpulan data yang penulis lakukan adalah sebagai berikut : 1. Wawancara Langsung Untuk mendapatkan informasi mengenai struktur organisasi, deskripsi tugas,latar belakang perusahaan, gambaran objek penelitian, pengendalian intern di PT. Astra International HSO Kudus. 2. Observasi a. Melakukan pengamatan terhadap pelaksanaan prosedur penjualan tunai dan penerimaan kas yang ada di PT. Astra International HSO Kudus. b. Melakukan pengujian pengendalian terhadap siklus penjualan tunai dan penerimaan kas yang ada di PT. Astra International HSO Kudus. 3. Kuesioner Dengan membuat daftar pertanyaan yang isinya merupakan jawaban “Ya” yang berarti menunjukkan kekuatan pengendalian intern pada PT. Astra International
HSO
Kudus.
Atau
jawaban
“Tidak”
yang
berarti
menunjukkan kelemahan pengendalian intern pada PT. Astra International HSO Kudus. Teknik analisis yang digunakan adalah teknik analisis kualitatif dengan penelitian deskriptif. Analisa yang dilakukan dengan membandingkan antara teori-teori yang ada dengan kenyataan yang terjadi dalam perusahaan berdasarkan informasi yang dikumpulkan. Populasi adalah keseluruhan elemen yang menjadi perhatian suatu penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah semua dokumen yang berkaitan dengan prosedur penjualan. Adanya keterbatasan kemampuan dan waktu serta didukung oleh Standar Pemeriksaan Lapangan ketiga dari Standar Auditing, maka tidak
semua populasi akan dipilih. Penulis akan mengambil sampel dari populasi yang ada. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah atribut sampling dengan model Stop or Go Sampling. Langkah-langkah yang diambil dalam melakukan Stop or Go Sampling adalah : 1. Menentukan DUPL dan tingkat keandalan DUPL = 5% dan tingkat keandalan 95% 2. Menggunakan tabel untuk menentukan besarnya sampel yang diambil dengan DUPL = 5% dan tingkat keandalan 95%, kemudian dicari dari tabel berapa sampel yang diambil dan berapa kali pengambilan sampel dilakukan. Dari tabel di ketemukan jumlah sampel yang diambil adalah 60 lembar dan pengambilan sampel dapat dilakukan sampai 4 kali. Dari pemeriksaan terhadap 60 lembar di dapat dari rumus 3,0 : 5% = 60 sampel, kemudian dicari confidence level faktor dari tabel, misalnya jika terdapat 1 copy faktur yang tidak ditandatangani, maka dari tabel di ketemukan confidence level factor adalah 4,8. 3. Menghitung AUPL dengan rumus : AUPL = Confidence Level Factor (lihat hal 52 tabel no 7) Sample Size Jadi AUPL = 4,8 : 60 = 8%, AUPL ini kemudian dibandingkan dengan DUPL, jika AUPL lebih besar daripada DUPL maka auditor perlu mengambil sampel tambahan. Sampel tambahan dihitung sebagai berikut : Sample Size = Confidence Level Factor DUPL Jadi sample size adalah = 4,8 : 5% = 96 sampel (di dapat dari Karyawan, Kepala Cabang dan Pembeli). Karena pada sampel yang pertama sudah dilakukan pemeriksaan terhadap 60 sampel, maka sampel tambahan adalah 96 – 60 = 36 sampel (dari . Demikian dilakukan seterusnya, jika AUPL lebih kecil atau sama dengan DUPL maka pengambilan sampel dapat di hentikan dan disimpulkan bahwa pengendalian intern efektif.
Langkah Analisis 1.
Melakukan wawancara dengan bagian penjualan, bagian akuntansi, bagian administrasi, bagian gudang dan pimpinan cabang dari PT. Astra International HSO Kudus.
2.
Identifikasi mengenai pengendalian intern pada PT. Astra International HSO Kudus.
3.
Memahami pengendalian intern pada prosedur penjualan yang ada pada PT. Astra International HSO Kudus. Hal ini untuk memberikan pengetahuan yang memadai mengenai kebijakan, prosedur, catatan yang relevan dengan unsurunsur yang berkaitan dengan pengendalian intern di bidang penjualan, serta untuk mengetahui apakah rancangan tersebut telah diterapkan dengan benar.
4. Melakukan pengujian pengendalian sesuai dengan program pengendalian yang sudah dirancang sebelumnya untuk mengevaluasi apakah pengendalian intern pada prosedur penjualan sudah dipatuhi. 5. Menentukan
tingkat
risiko
pengendalian
berdasarkan
hasil
pengujianpengendalian. ANALISIS DAN BAHASAN ANALISIS Siklus Penjualan Tunai dan Penerimaan Kas pada PT. Astra International HSO Kudus Siklus penjualan tunai dan penerimaan kas pada PT. Astra International terdiri dari bagian yang terkait, catatan akuntansi, dokumen dan prosedur yang berkaitan dengan siklus penjualan tunai. Bagian yang terkait 1. Bagian Penjualan (Counter Sales) Tugas dan tanggung jawab bagian penjualan pada PT. Astra International adalah sebagai berikut : a. Mengisisi Surat Pesanan Penjualan dari customer.
b. Menambahkan
informasi yang
belum
tercantum
dalam
surat
pesananpenjualan tersebut seperti warna kendaraan yang diinginkan oleh customer. c. Membuat sales contract. d. Membuat Instruksi Barang Keluar (IBK) yang ditujukan kepada bagian gudang sebagai perintah agar barang segera dikirimkan. e. Membuat faktur penjualan kepada customer. f. Menyediakan copy faktur untuk kepentingan pencatatan transaksi kebagian akuntansi dan bagian keuangan. 2. Bagian Akuntansi Tanggung jawabnya sebagai berikut : a. Memeriksa data keuangan (pengeluaran uang maupun penerimaan uang) dari bagian administrasi dan mencocokkannya berdasarkan bukti-bukti yang ada. b. Membuat bukti penerimaan kas masuk, bukti penerimaan bank masuk, bukti pengeluaran kas dan bukti pengeluaran bank. c. Membuat nomor urut, mengkoding setiap transaksi penerimaan uang manapun pengeluaran uang setiap hari dan tepat waktu. d. Menginput data penerimaan dan pengeluaran uang ke komputer, diprint out dan teliti. e. Membuat laporan keuangan harian maupun bulanan yang akan dilaporkan ke kantor cabang Semarang. 3. Bagian Administrasi a. Menerima uang dari hasil penjualan tunai maupun membuat formulir penerimaan tersebut dengan cermat. b. Memeriksa dan mencocokkan faktur penjualan, rekap penjualan dan cash register. c. Menyetorkan uang ke bank setiap hari. 4.
Bagian Gudang Bagian ini melaksanakan fungsi penyimpanan barang dan fungsi penerimaan barang.
a. Bertanggung jawab atas barang yang ada di gudang dari kehilangan, kerapian barang di gudang, tersedianya barang di gudang dan berhak mengorder barang bila persediaan menipis. b. Membuat pembukuan pengeluaran jenis barang dan penerimaan barang dari pabrik kedalam kartu stock. c. Membuat packing list dan surat jalan. 5. Bagian Pengiriman Bagian ini berada di dalam bagian gudang. a. Mengirimkan barang ke customer yang disertai surat jalan dan packing list. b. Meminta tanda tangan untuk surat jalan kepada customer sebagai bukti penerimaan barang. 6. Salesman Melaksanakan fungsi penjualan. Menawarkan barang kepada agen-agen maupun pembeli secara langsung untuk meningkatkan penjualan. 7. Helper dan Driver a. Bertanggung jawab terhadap pengiriman barang kepada pelanggan sesuai dengan route card. b. Mengirimkan barang kembali jika terjadi retur. Catatan Akuatansi yang digunakan dalam siklus penjualan tunai pada PT. Astra International HSO Kudus adalah sebagai berikut : 1. Jurnal Penjualan Catatan ini digunakan untuk mencatat transaksi penjualan tunai yang didasarkan pada faktur penjualan yang dibuat oleh bagian penjualan. 2. Jurnal Penerimaan Kas Catatan akuntansi untuk mencatat transaksi penerimaan kas perusahaan dari transaksi penjualan tunai. 3. Jurnal Pengeluaran Kas
Catatan Akuntansi yang digunakan untuk mencatat transaksi pengeluaran kas perusahaan. 4. Buku Besar Kumpulan akun dalam suatu entitas usaha. 5. Kartu Gudang Kartu gudang ini dibuat oleh bagian guadang untuk mencatat mutasi barang yang diterima dan dikeluarkan oleh bagian gudang. Kartu gudang juga digunakan untuk mengecek jumlah barang yang ada di gudang. Dokumen yang berkaitan dengan siklus penjualan tunai pada PT. Astra International HSO Kudus sebagai berikut : 1. Faktur Penjualan Faktur penjualan ini terdiri dari dua yaitu SPes (Surat Pesanan) dan DO (Delivery Order) Faktur penjualan dibuat oleh bagian penjualan, yang berfungsi untuk mencatat transaksi penjualan dan harga yang dikenakan pada setiap transaksi. Faktur penjualan terdiri dari lima rangkap : 1. Lampiran berwarna putih diberikan kepada pelanggan. 2. Lampiran berwarna merah muda diberikan kepada bagian pajak. 3. Lampiran berwarna kuning diberikan kepada bagian akuntansi. 4. Lampiran berwarna biru diberikan kepada bagian administrasi. 5. Lampiran berwarna putih diberikan kepada bagian faktur pusat. 2. Surat Jalan dan Packing List Surat jalan dan packing list dibuat oleh bagian gudang. Surat jalan dan packing listini digunakan sebagai bukti bahwa barang telah dikirimkan kepada customer dimana surat jalan dan packing list tersebut telah ditandatangani oleh customer yang bersangkutan. Surat ini berisi tentang nama pembeli, model kendaraan, warna kendaraan, nomor mesin, dan nomor rangka kendaraan. Surat jalan dan packing listterdiri dari tiga rangkap yang didistribusikan kepada : 1. Customer 2. Pembuat STNK (Surat Tanda Nomor Kendaraan)
3. Arsip gudang 3. Surat Ijin Pengambilan Barang (SIPB) Surat ini dikeluarkan oleh bagian penjualan untuk diberikan kepada bagian gudang sebagai perintah untuk mengeluarkan kendaraan. SIPB terdiri dari empat rangkap : 1. Lampiran berwarna putih diberikan kepada bagian gudang 2. Lampiran berwarna hijau diberikan kepada customer 3. Lampiran berwarna biru diberikan kepada bagian pengiriman 4. Lampiran berwarna putih diberikan kepada bagian hukum sebagai bukti adanya pembelian barang yang telah dikirim 4. Tanda Pengeluaran Buku Dikeluarkan oleh bagian gudang untuk mengeluarkan buku pedoman atau petunjuk kendaraan dan service kendaraan customer. 5. Bukti Acara Penyerahan Kendaraan (BAPK) Dikeluarkan oleh bagian gudang sebagai bukti bahwa penjual telah menyerahkan kendaraan kepada pembeli. BAPK ini terdiri dari tiga rangkap : 1. Lembar pertama untuk customer. 2. Lembar kedua untuk proses STNK. 3. Lembar ketiga untuk file perusahaan. 6. Surat Order Kasir Dikeluarkan oleh bagian penjualan untuk customer melakukan pembayaran kepada kasir. Surat ini berisi tentang nama dan alamat pembeli, type kendaraan, jumlah yang harus dibayar dan diskon yang diberikan. 7. Order SMH (Sepeda Motor Honda) Sebagai dasar untuk pembuatan DO (Delivery Order) diisi oleh bagian penjualan jika customer langsung melakukan pembelian dan bagian salesman jika pembelian melalui salesman.
8. Surat Pilih Kendaraan
Surat ini menjadi dasar bahwa kendaraan yang telah dipilih tidak boleh dipilih orang lain. Prosedur Dalam Siklus Penjualan Tunai dan Penerimaan Kas Prosedur penjualan tunai dan penerimaan kas PT. Astra International HSO Kudus melibatkan beberapa orang dari beberapa fungsi dan bagian yang terlibat dalam siklus penjualan tersebut. Transaksi penjualan tunai PT. Astra International HSO Kudus mencakup prosedur-prosedur sebagai berikut : 1. Prosedur pemesanan kendaraan. 2. Prosedur penerimaan dokumen-dokumen yang diperlukan. 3. Prosedur penerimaan pembayaran dari pelanggan. 4. Prosedur pembuatan surat pesanan kendaraan. 5. Prosedur distribusi dokumen. 6. Prosedur pengambilan kendaraan oleh pelanggan. 7. Prosedur pengiriman kendaraan ke pelanggan. 8. Prosedur penerimaan kendaraan oleh pelanggan. Alur Ringkas Penjualan Kendaraan di PT. Astra International HSO Kudus ( Lihat Lampiran 1) Pertama pelanggan datang untuk memilih dan membeli kendaraan setelah itu Counter Sales menerima order dan menginformasikan ke pelanggan tentang jenis, syarat dan cara pembayaran, kemudian Counter Sales menerima dokumendokumen yang telah ditentukan sesuai type pembelian dan memproses Surat Pilih, Surat Pesanan Kendaraan (SPK) dan Surat Pengantar (SP) ke kasir. Kasir menerima SPes (Surat Pesanan) dan memproses pembayaran. Counter Sales menerima SPes ( Surat Pesanan) yang telah dibayar, memproses faktur dan Surat Ijin Pengeluaran Barang (SIPB) kemudian meminta tanda tangan ke KSO ( Kepala Sales Office). KSO (Kepala Sales Office) memeriksa dokumen dan menandatangani faktur. Petugas Gudang menerima SIPB (Surat Ijin Pengeluaran Barang) serta membuat dan mencetak
Bukti Serah Terima Barang (BSTB) setelah semuanya selesai baru menyerahkan kendaraan ke pelanggan. 1. Prosedur Pemesanan Kendaraan (Lihat Lampiran 2) Pertama pelanggan datang untuk melihat dan memilih kendaraan kemudian Counter Sales menginformasikan jenis, type, syarat, cara pembayaran dan lain-lain. Setelah menerima informasi tersebut pelanggan memutuskan akan membeli atau tidak. Apabila memutuskan untuk membeli maka hal tersebut diinformasikan ke Counter Sales jenis dan type yang telah dipilih. Counter Sales menerima informasi dan langsung memberi tanda “sold” pada kendaraan yang telah terjual dan menerima informasi jenis pembelian. 2. Prosedur Penerimaan Dokumen-Dokumen Yang Diperlukan (Lihat Lampiran 3) Pelanggan memutuskan apakah pembelian secara tunai atau kredit. Dalam hal ini penulis hanya membahas tentang penjualan secara tunai. Setelah memutuskan secara tunai maka Counter Sales meminta dokumen-dokumen yang diperlukan untuk pengurusan surat-surat kendaraan. Pelanggan mengisi form pembuatan STNK, form denah lokasi jika kendaran ingin diantar. Pelanggan langsung menyiapkan dan menyerahkan dokumen-dokumen yang dibutuhkan. Setelah Counter Sales menerimanya langsung membuat surat pengantar ke kasir. 3. Prosedur Penerimaan Pembayaran Dari Pelanggan (Lihat Lampiran 4) Setelah prosedur kedua
dijalankan maka pelanggan menyiapkan
pembayaran dan Kasir menerima pembayaran dari pelanggan. Kasir kemudian membuat kwitansi untuk diserahkan ke pelanggan yang selanjutnya akan diserahkan ke CounterSales untuk pembuatan Surat Pesanan (Spes).
4. Prosedur Pembuatan Surat Pesanan Kendaraan (Lihat Lampiran 5)
Setelah Counter Sales menerima kwitansi dari pelanggan maka Counter Sales langsung membuatkan Surat Pesanan Kendaraan yang sebelumnya menggesek nomor rangkamesin untuk pemgurusan surat kendaraan. Setelah Spes jadi langsung ditandatangani oleh Counter Sales dan pelanggan. Kwitansi dikembalikan lagi ke pelanggan kemudian Counter Sales menyerahkan dokumen dan Spes (Surat Pesanan) ke KSO ( Kepala Sales Office) untuk ditandatangani. KSO (Kepala Sales Office) menerima dan memeriksa dokumen, Spes (Surat Pesanan), harga, diskon, dll lalu ditandatangani. Setelah ditandatangani langsung diserahkan ke Counter Sales untuk proses faktur. Counter Sales menerima dan langsung mencetak faktur serta memproses Surat Ijin Pengeluaran Barang (SIPB). Dan meminta tandatangan faktur ke KSO (Kepala Sales Office). 5. Prosedur Distribusi Dokumen (Lihat Lampiran 6) KSO (Kepala Sales Office) menandatangani faktur dan mengembalikan seluruh dokumen ke Counter Sales. Setelah menerima dari KSO (Kepala Sales Office) maka Counter Sales mendistribusikannya untuk pengurusan Pajak dan Pertambahan Nilai, untuk pengurusan surat-surat kendaraan, menyerahkan Spes (Surat Pesanan) dan denah lokasi ke delivery order. 6. Prosedur Pengambilan Kendaraan Oleh Pelanggan (Lihat Lampiran 7) Delivery order membuat Bukti Acara Serah Terima (BAST) dan menandatanganinya.Delivery order menyiapkan kendaraan dan melakukan pemeriksaan akhir kendaraan. Kemudian membuat check list kendaraan yang akan diserahkan ke pelanggan dan meminta pelanggan untuk mengisi check list kendaraan dan menandatangani check list dan BAST (Berita Acara Serah Terima).
Setelah
ditandatangani
oleh
pelanggan
makaDeliveryorder
mendistribusikannya dan menyerahkan ke pelanggan. 7. Prosedur Pengiriman Kendaraan Ke Pelanggan (Lihat Lampiran 8) Deliveryordermenerima BAST (Berita Acara Serah Terima) dan denah lokasi serta membuat check list kendaraan. Setelah itu menyiapkan kendaraan dan melakukan pemeriksaan akhir kendaraan lalu menyerahkan kendaraan dan check list ke driver dan meminta tanda tangan. Driver menerima denah lokasi,
BAST (Berita Acara Serah Terima), check list dan kendaraan. Kemudian memeriksa kendaraan dan kelengkapannya, menandatangani BAST (Berita Acara Serah Terima) dan mengembalikannya ke delivery order. Setelah itu driver mengirim kendaraan dan kelengkapannya serta dokumen ke pelanggan. 8. Prosedur Penerimaan Kendaraan Oleh Pelanggan (Lihat Lampiran 9) Pelanggan menerima kendaraan dan kelengkapannya (buku service gratis, dll) serta dokumen, kemudian menandatangani check list dan BAST (Berita Acara Serah Terima) yang akan dikembalikan ke driver. Driver menerimanya kembali yang kemudian akan diserahkan ke Counter Sales. BAST (Berita Acara Serah Terima) dan Check list yang menjadi bagian pelanggan diberikan kepada pelanggan. Counter Sales menerima dokumen tersebut dan mendistribusikannya. Pelaksanaan Struktur Pengendalian Intern Siklus Penjualan Tunai dan Penerimaan Kas Seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, pelaksanaan struktur pengendalian secara efektif dan efisien oleh entitas merupakan faktor utama yang menentukan keandalan pelaporan keuangan yang dihasilkan oleh entitas (Mulyadi,2002). Sesuai dengan standar pekerjaan lapangan kedua, dalam melakukan pengujian pengendalian, seorang auditor terlebih dahulu harus memahami pengendalian intern yang ada dalam perusahaan, dalam hal ini pengendalian intern siklus penjualan tunai dan penerimaan kas. Pemahaman pengendalian intern ini dapat dilakukan dengan melakukan wawancara terhadap pihak-pihak yang terlibat dalam siklus penjualan, melakukan inspeksi terhadap dokumen dan catatan, serta pemahaman terhadap prosedur dan kebijaksanaan entitas. Pemahaman ini perlu dilakukan, karena pengendalian intern akan diuji untuk mengetahui seberapa efektif dan efisien dalam pelaksanaannya. Dalam melaksanakan pengujian, auditor harus mengumpulkan informasi tentang struktur pengendalian intern dan menggunakan informasi tersebut sebagai dasar untuk merencanakan audit. Untuk dapat memahami informasi tentang struktur pengendalian intern, maka akan disajikan melalui kuisioner pengendalian
intern siklus penjualan tunai. Dalam kuisioner tersebut, akan berisi pertanyaanpertanyaan mengenai keberadaan 5 unsur pengendalian intern yang meliputi lingkungan pengendalian, penaksiran resiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, pemantauan dalam siklus penjualan tunai dan penerimaan kas yang diambil dari Mulyadi (2001). Untuk dapat menjawab kuisioner tersebut maka perlu dilakukan wawancara dengan berbagai pihak yang terlibat dalam penelitian ini. Berikut ini hasil kuisioner penegndalian intern siklus penjualan tunai dan penerimaan kas pada PT. Astra International HSO Kudus (lihat hal 72). PEMAHAMAN TERHADAP LINGKUNGAN PENGENDALIAN Lingkungan pengendalian merupakan cerminan sikap dan tindakan pimpinan PT Astra International HSO Kudus mengenai pentingnya pengendalian intern perusahaan. Efektivitas sistem akuntansi dan prosedur pengendalian sangat ditentukan oleh atmosfer yang diciptakan lingkungan pengendalian. Jadi, supaya pengendalianintern perusahaan baik, maka lingkungan pengendalian perusahaan yang ada harus baik. Lingkungan pengendalian yang diterapkan di PT. Astra International HSO Kudus adalah sebagai berikut: 1.Terdapat struktur organisasi yang memberikan gambaran mengenai pemisahan tugas, wewenang dan tanggung jawab yang dimiliki masing-masing bagian (Lihat lampiran 10). 2. Terdapat pemisahan wewenang dan tanggung jawab yang jelas antar masingmasing bagian dalam melaksanakan penjualan tunai dan penerimaan kas. Apabila terjadi kesalahan dapat diketahui siapa yang bertanggung jawab. 3. Terdapat auditor internal terdiri dari 2 orang yang berasal dari perusahaan PT.Astra International. Audit biasanya dilakukan pada akhir bulan. Auditor internal melakukan evaluasi terhadap hasil yang dicapai oleh masing –masing bagian yang terlibat dalam hal penjualan tunai dan penerimaan kas. 4. Dalam hal perekrutan karyawan baru, perusahaan selalu memperhatikan kemampuan dan latar belakang pendidikannya, yang harus sesuai dengan
standar perusahaan. Selain itu, juga dilakukan pelatihan terhadap karyawan baru sehingga perusahaan dapat memiliki karyawan baru yang kompeten dalam melaksanakan tugasnya (Lampiran 11). 5. Perusahaan mempunyai peraturan tertulis dan diberitahukan kepada semua karyawan (Lampiran 12). PEMAHAMAN TERHADAP AKTIVITAS PENGENDALIAN Konsep yang melandasi pengendalian aktivitas dalam organisasi kecil atau menengah kemungkinan sama dengan yang terdapat dalam organisasi yang lebih besar, namun formalitas operasinya bervariasi. Aktivitas pengendalian yang diterapkan pada PT. Astra International HSO Kudus adalah sebagai berikut: 1. Bagian-bagian yang ada di dalam perusahaan dipisahkan sesuai dengan fungsinya. 2. Dalam melaksanakan transaksi penjualan melibatkan lebih dari satu fungsi yang terkait agar pekerjaan yang dilakukan lebih terfokus. Hal ini juga dilakukan untuk menghindari kerancuan dan kesalahan dalam melakukan tugasnya. Fungsi-fungsi yang terkait dalam transaksi penjualan tunai dan penerimaan kasnya adalah : fungsi penjualan, fungsi penerimaan kas, fungsi akuntansi, dan fungsi pengiriman barang. Fungsi penjualan melaksanakan tugas seperti melayani customer yang ingin membeli kendaraan dan membuatkan formulir-formulir yang berkaitan dengan penjualan yang terjadi hal ini sama dengan bagian penjualan yang ada di PT. Astra International HSO Kudus yang mempunyai tugas dan tanggung jawab sebagai berikut: a. Mengisi Surat Pesanan Penjualan dari customer. b. Menambahkan
informasi yang
belum
tercantum
dalam
surat
pesananpenjualan tersebut seperti warna kendaraan yang diinginkan oleh customer. c. Membuat sales contract. d. Membuat Instruksi Barang Keluar (IBK) yang ditujukan kepada bagian gudang sebagai perintah agar barang segera dikirimkan.
e. Membuat faktur penjualan kepada customer. f. Menyediakan copy faktur untuk kepentingan pencatatan transaksi kebagian akuntansi dan bagian keuangan. Fungsi penerimaan kas dipisahkan dari fungsi penjualan agar tidak terjadi penyelewengan yang mungkin terjadi. Fungsi ini ada pada bagian administrasi atau kasir pada PT Astra International HSO Kudus yang bertanggung jawab: a. Menerima uang dari hasil penjualan tunai maupun membuat formulir penerimaan tersebut dengan cermat. b. Memeriksa dan mencocokkan faktur penjualan, rekap penjualan dan cash register. c. Menyetorkan uang ke bank setiap hari. Fungsi akuntansi terpisah dari fungsi penerimaan kas. Fungsi ini mengurus dan mencatat segala pembukuan yang terjadi di dalam perusahaan hal ini sama dengan bagian akuntansi yang berada di PT Astra International HSO Kudus yang mempunyai tanggung jawab : a. Memeriksa data keuangan (pengeluaran uang maupun penerimaan uang) dari bagian administrasi dan mencocokkannya berdasarkan bukti-bukti yang ada. b. Membuat bukti penerimaan kas masuk, bukti penerimaan bank masuk, bukti pengeluaran kas dan bukti pengeluaran bank. c. Membuat nomor urut, mengkoding setiap transaksi penerimaan uang manapun pengeluaran uang setiap hari dan tepat waktu. d. Menginput data penerimaan dan pengeluaran uang ke komputer, diprint out dan teliti. e. Membuat laporan keuangan harian maupun bulanan yang akan dilaporkan ke kantor cabang Semarang. Fungsi pengiriman barang bertugas untuk mengirimkan barang sampai ke tangan customer dalam hal ini sama dengan bagian pengiriman yang ada di PT Astra International HSO Kudus yang mempunyai tanggung jawab : a. Mengirimkan barang ke customer yang disertai surat jalan dan packing list.
b. Meminta tanda tangan untuk surat jalan kepada customer sebagai bukti penerimaan barang. Dokumen-dokumen yang terkait dengan transaksi penjualan seperti faktur penjualan dan kwitansi diberi nomor urut tercetak sehingga dokumen-dokumen ini hanya digunakan bila benar-benar ada transaksi penjualan. PEMAHAMAN TERHADAP INFORMASI DAN KOMUNIKASI Sistem akuntansi diciptakan untuk mengidentifikasi, merakit, menggolongkan, menganalisis,
mencatat,
dan
melaporkan
transaksi
suatu
entitas,
serta
menyelenggarakan pertanggungjawaban kekayaan dan utang entitas tersebut. Dalam siklus penjualan tunai dan penerimaan kas melibatkan tidak hanya 1 fungsi, yang dimaksudkan agar transaksi-transaksi tidak hanya terpusat pada 1 bagian saja dan agar data akuntansi yang dicatat dapat terjamin ketelitian dan keandalannya. Informasi dan komunikasi yang diterapkan pada PT. Astra International HSO Kudus adalah sebagai berikut: 1. Setiap transaksi penjualan yang terjadi, kesepakatan harga jual, syarat penjualan, syarat pengangkutan barang, dan potongan penjualan diberikan oleh pimpinan cabang. 2. Barang yang sudah diserahkan kepada customer oleh bagian gudang dan pengiriman barang diberi cap sudah diserahkan dan ditanda tangani oleh customer tersebut pada faktur penjualan. 3. Pada setiap faktur penjualan tunai yang terjadi harus mengunakan faktur penjualan tunai yang diotorisasi oleh fungsi penjualan. Faktur tersebut bernomor urut tercetak yang pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan. Setelah terjadi transaksi penjualan maka dilakukan pembayaran kepada kasir, oleh kasir diberi bukti cap lunas pada faktur penjualan tunai tersebut dan dan penempelan pita register kas pada faktur tersebut. Setiap harinya setelah transaksi penjualan selesai kasir melaporkan hasil penjualan harian tersebut kepada bagian akuntansi untuk dicatat dan dibukukan. Bagian akuntansi mencocokkan pita register kas dan jumlah kas
yang diterima dari penjualan tunai, setelah cocok baru hasil penjualan itu disetorkan oleh kasir ke bank yang ditunjuk yaitu Bank Central Asia (BCA). Setelah disetorkan kasir menyerahkan slip setoran kepada bagian akuntansi untuk disimpan sebagai bukti dan file perusahaan. PEMAHAMAN TERHADAP PEMANTAUAN Pihak manajemen mempunyai kewajiban melakukan pemantauan dan pemeliharaan terhadap pengendalian intern yang ada untuk mempertimbangkan apakah pengendalian yang ada beroperasi sebagaimana yang diharapkan dan dimodifikasi sebagaimana mestinya jika perubahan kondisi menghendakinya. Aktivitas pemantauan dapat mencakup penggunaan informasi dari komunikasi dengan pihak luar. Pemantauan yang diterapkan pada PT. Astra Intenational HSO Kudus adalah sebagai berikut: 1. Setiap akhir tahun para karyawan melakukan stock opname diperusahaan. 2. Bagian gudang setiap akhir bulan melakukan stock opname untuk menghitung persediaan yang ada di gudang. 3. Bagian akuntansi melakukan stock opname dan cash opname setiap akhir bulan untuk dilaporkan ke kantor cabang Semarang. 4. Pimpinan cabang melakukan pemantauan dan pemeliharaan terhadap struktur pengendalian intern yang ada dengan cara setiap 3 bulan sekali mengadakan pertemuan langsung dengan para karyawan untuk mereview kegiatan yang telah dilalui dan dilakukan tindakan perbaikan bila perlu. 5. Pimpinan cabang akan secepatnya melakukan tindakan perbaikan jika terjadi perubahan keadaan misal: terjadi perubahan harga jual, peraturan baru tentang karyawan.
Salah Saji Potensial yang Terdapat Dalam Siklus Penjualan Tunai dan Penerimaan Kas serta Aktivitas pengendalian yang Harus Dilakukan
Berdasarkan pengamatan dan pemahaman yang dilakukan terhadap struktur pengendalian intern siklus penjualan tunai dan penerimaan kas maka ditemukan salah saji potensial yang akan berpengaruh terhadap keandalan pelaporan keuangan. Agar dapat memperkecil tingkat kesalahan yang terjadi, seorang auditor harus mengodentifikasi aktivitas pengendalian yang perlu dilakukan untuk mendeteksi salah saji yang terjadi. Adapun salah saji potensial dan aktivitaspengendalian yang dilakukan adalah sebagai berikut: ( Lihat Tabel 1 dibawah ini ) Salah Saji Potensial dan Aktivitas Pengendalian Pada Siklus Penjualan Tunai dan Penerimaan Kas di PT. Astra International HSO Kudus KK = Keberadaan dan Keterjadian Keterangan :
(untuk melakukan pemisahan tugas dan tanggung jawab karyawan) K = Kelengkapan (untuk mengecek kelengkapan barang ada atau tidak) PA = Penilaian atau Alokasi (dari Auditor Internal perusahaan)
Salah Saji Potensial
Aktivitas Pengendalian
Penerimaan Order dari Customer Penjualan dilakukan kepada Bagian penjualan di PT orang yang tidak Astra terpisah dari bagian penerimaan kas sah di PT Astra.Bagian penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh bagian penjualan dengan menggunakan formulir faktur penjualan tunai
Prosedur Audit untuk Pengujian Pengendalian
Asersi KK
PT. Astra melakukan pemisahan tugas. Bagian penjualan memeriksa tanda tangan otorisasi yang tercantum dalam V faktur penjualan tunai.
K
PA
Faktur penjualan tunai bernomor urut tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan oleh bagian penjualan di PT. Astra.
Bagian penjualan memeriksa penggunaan formulir bernomor urut tercetak dan pertanggungjawaban penggunaan formulir tersebut.
Penerimaan Kas Barang diserahkan kepada pembeli sebelum pembeli membayar harga barang.
Kas yang diterima oleh fungsi penerimaan kas digunakan untuk kepentingan pribadi.
Penerimaan kas diotorisasi oleh bagian penerimaan kas di PT. Astra dengan cara membubuhkan cap "lunas" pada faktur penjualan tunai dan penempelan pita register kas pada faktur tersebut.
Bagian penerimaan kas memeriksa tanda tangan otorisasi yang tercantum dalam faktur penjualan tunai dan cap "lunas" yang tercantum dalam V formulir tersebut.
Bagian penerimaan kas memeriksa pita register kas yang dilampirkan pada faktur penjualan tunai. PT.Astra melakukan pemisahan tugas sesuai dengan Bagian penerimaan kas masingharus terpisah dari bagiannya V bagian akuntansi di PT masing. Astra.
Jumlah kas yang diterima dari penjualan
Bagian kas
penerimaan akan
V
tunai disetor oleh kasir PT Astra seluruhnya ke bank.
membandingkan bukti setor bank dengan pita hasil pembacaan register kas. V
Penghitungan saldo kas yang ada di tangan bagian penerimaan kas secara periodik dan mendadak dilakukan oleh audit internal PT. Astra. Setiap hari diadakan pembacaan pita register kas oleh bagian audit internal PT. Astra dan diadakan pencocokan antara pita register kas tersebut dengan jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai. PT. Astra secara periodik mengadakan rekonsiliasi bank oleh bagian yang tidak menyelenggarakan catatan akuntansi dan
Bagian penerimaan kas akan membandingkan jumlah kas yang tercantum dalam bukti setor bank dengan jumlah kas yang dicatat dalam jurnal penerimaan kas. PT. Astra melakukan review terhadap kertas kerja bagian audit internal perusahaan.
V
PT. Astra melakukan pengamatan terhadap pembacaan pita register kas dan pencocokan pita register kas dengan jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai.
V
PT. Astra melakukan pemeriksaan terhadap rekonsiliasi bank yang dibuat oleh bagian audit internal perusahaan.
V
V
yang tidak menerima kas.
PT. Astra membandingkan informasi dalam rekonsiliasi bank dengan rekening koran yang bersangkutan. V Penyerahan Barang PT. Astra Barang yang Pada penyerahan barang diserahkan pembeli tidak harus terpisah dari sama dengan bagian akuntansi. yang barang dipesan.
PT. Astra melakukan pemisahan terhadap bagian-bagian yang V ada.
Penyerahan Bagian pengiriman barang yang barang memeriksa barang sampel tidak diotorisasi Penyerahan faktur diotorisasi oleh bagian oleh yang penjualan tunai dan pengiriman barang periksa cap "sudah berwenang. dengan cara diserahkan" yang membubuhkan cap tercantum di "sudah diserahkan" dalamnya. V pada faktur penjualan tunai.
Pencatatan Transaksi
Di PT. Astra bagian Harga barang di akuntansi harus cantumkan salah terpisah dari bagian dalam faktur operasi dan bagian penjualan tunai. penyimpanan uang dan barang. Catatan akuntansi diisi dengan transaksi penjualan tunai fiktif
Di PT.Astra pencatatan ke dalam catatan akuntansi harus didasarkan atas dokumen sumber yang dilampiri dengan dokumen pendukung yang lengkap.
Di PT. Astra pencatatan ke dalam catatan akuntansi harus dilakukan oleh karyawan yang diberi wewenang untuk itu.
PT. Astra melakukan pemisahan pada bagian-bagian yang ada. V
Bagian audit internal PT.Astra akan memeriksa pita register kas yang melampiri faktur penjualan tunai. V
PT. Astra akan memilih sampel faktur penjualan tunai yang diotorisasi oleh yang berwenang dan lakukan pengusutan ke dalam jurnal penjualan (tracing)
V
PT. Astra akan memeriksa tanda tangan otorisasi pencatatan faktur penjualan tunai ke dalam catatan akuntansi.
V
Pengujian Pengendalian Terhadap Siklus Penjualan Tunai dan Penerimaan Kas Pengujian pengendalian merupakan prosedur audit yang dilaksanakan untuk menentukan efektifitas dan operasi dari pengendalian intern. Berkaitan dengan desain pengendalian intern, pengujian pengendalian dilakukan untuk mengetahui prosedur dan kebijakan yang telah didesain memadai untuk mencegah dan
mendeteksi salah saji material yang berkaitan dengan asersi tertentu dalam laporan keuangan. Pengujian pengendalian terhadap siklus penjualan tunai dan penerimaan kas pada PT. Astra International HSO Kudus dapat dilakukan dengan terlebih dahulu membuat program audit untuk pengujian pengendalian siklus tersebut. Hal ini dapat terlihat pada tabel 2 berikut ini: PROGRAM AUDIT SIKLUS PENJUALAN TUNAI DAN PENERIMAAN KAS PT. ASTRA INTERNATIONAL HSO KUDUS Prosedur Audit Keberadaan dan Keterjadian 1. Lakukan pengamatan tentang : a. Pemisahan fungsi penjualan dari fungsi penerimaan kas. b. Pemisahan fungsi penerimaan kas dari fungsi penyerahan barang. c.
Pemisahan fungsi akuntansi dari fungsi penjualan, penerimaan kas, dan penyerahan barang. 2. Pilih sampel faktur penjualan tunai. Periksa otorisasi dari fungsi a. penjualan yang tercantum didalamnya. b. Periksa cap "lunas" yang tercantum didalamnya. c. Periksa register kas yang dilampirkan pada faktur tersebut. Periksa cap "sudah diserahkan" d. yang dibubuhkan oleh fungsi pengiriman barang. Periksa tanda tangan otorisasi e. pencatatan faktur tersebut ke dalam catatan akuntansi. Periksa apakah bernomor urut f. tercetak.
Indeks KK
Tanggal Pelaksanaan
Pelaksanaan
g. h.
Periksa pertanggungjawaban penggunaan nomor urut tercetaknya. Periksa perhitungan saldo kas yang ada ditangan fungsi penerimaan kas pada bagian administrasi.
Kelengkapan 3. Pilih sampel bukti setor bank. Bandingkan bukti setor bank a. tersebut dengan pita hasil pembacaan register kas. Bandingkan jumlah kas yang b. tercantum dalam bukti setor bank dengan jumlah penerimaan kas yang dicatat dalam jurnal penerimaan kas. 4. Pilih sampel rekonsiliasi bank yang dibuat oleh fungsi audit intern. a. Periksa rekonsiliasi bank yang dibuat oleh fungsi audit intern. Bandingkan informasi dalam b. rekonsiliasi bank dengan jurnal kas dan rekening koran bank yang bersangkutan. Penilaian dan Alokasi 1. Periksa bukti penggunaan formulir faktur tercetak dan pemakaiannya dipertanggungjawabkan. 2. Pilih sampel faktur penjualan tunai yang diotorisasi oleh yang berwenang dan lakukan pengusutan ke jurnal penjualan (tracing) Setelah program audit dibuat, pengujian penegndalian terhadap siklus penjualan tunai dan penerimaan kas dapat dilakukan. Dari pengujian ini dapat diketahui efektifitas dan efisiensi pelaksanaan suatu pengendalian intern. Efektifitas dan efisiensi dapat diketahui dari tingkat resiko yang terjadi, dalam hal ini siklus penjualan tunai dan penerimaan kas di PT. Astra International HSO Kudus. Semakin rendah tingkat resiko pengendalian maka pengendalian intern,
sudah cukup efektif untuk mencegah dan mendeteksi salah saji yang terjadi. Begitu juga sebaliknya, semakin tinggi tingkat resiko pengendaliannya maka pelaksanaan pengendalian intern terhadap siklus penjualan tunai dan penerimaan kas tidak efektif. Tingkat resiko pengendalian terhadap siklus penjualan tunai dan penerimaan kas di PT. Astra International HSO Kudus dapat ditentukan oleh penulis setelah dilakukan pengujian dan pemeriksaan terhadap bukti-bukti audit. Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan teknik Stop or Go Sampling. Teknik ini dipilih dengan tujuan : 1. Supaya dapat meminimalkan waktu dan biaya dalam pelaksanaan penelitianini. 2. Model ini paling sederhana dan mudah dilakukan dibandingkan dengan model yang lain. 3. Mencegah pengambilan sample terlalu banyak. 4. Jumlah populasi masing-masing dokumen dibawah 1000. Dengan menggunakan teknik ini, penulis menentukan terlebih dahulu attribute yang akan diuji antara lain faktur penjualan tunai, bukti setor bank, rekonsiliasi bank, dan laporan harian dan bulanan. Selain itu, penulis juga dapat menghentikan pengambilan sample jika tidak ditemukan jumlah penyimpangan tertentu yang telah ditentukan. Attribute sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah Attribute Sampel Yang Akan Diuji Di PT. Astra International HSO Kudus (Tabel 3) Attribute
Penyimpangan yang mungkin terjadi
Faktur Penjualan Tunai 1. Faktur Penjualan tunai memiliki nomor 1. Faktur penjualan tunai tidak memiliki urut tercetak. nomor urut tercetak. 2. Terdapat otorisasi dari bagian penjualan.
2. Tidak terdapat otorisasi dari bagian penjualan.
3. Terdapat kelengkapan paraf bagian 3. Tidak terdapat kelengkapan paraf administrasi dan bagian gudang. bagian administrasi dan bagian gudang. Bukti Setor Bank
1. Adanya kesesuaian informasi antara pita 1. Tidak adanya kesesuaian anatara pita register kas dan bukyi setor bank. register kas dan bukti setor bank. 2. Adanya kesesuaian antara jumlah kas yang tercantum dalam bukti setor bank dengan jumlah penerimaan kas yang dicatat dalam jurnal penerimaan kas. Laporan Bulanan
Penerimaan
Harian
2. Tidak adanya kesesuaian antara jumlah kas yang tercantum dalam bukti setor bank dengan jumlah penerimaan kas yang dicatat dalam jurnal peneriman kas.
dan
1. Terdapat otorisasi dari pimpinan cabang.
1. Tidak terdapat otorisasi dari pimpinan cabang.
2. Terdapat otorisasi dari bagian akuntansi.
2. Tidak terdapat otorisasi dari bagian akuntansi.
3. Disertai dengan dokumen-dokumen yang Tidak disertai dengan dokumen-dokumen lengakap. yang lengkap. Prosedur yang harus ditempuh dengan menggunakan teknik Stop or Go Sampling adalah : 1. Menentukan Desired Upper Precision Limit dan Tingkat Keandalan. Pada tahap ini penulis menentukan tingkat keandalan pada level maksimum yaitu 95% dengan tingkat kesalahan maksimum 5 %. Hal ini dilakukan karena penulis yakin bahwa pengendalian intern yang diperiksa adalah baik, hal ini didasarkan pada hasil jawaban kuesioner pemahaman pengendalian intern yang mencapai jumlah 94%. 2. Menggunakan tabel besarnya sampel minimum untuk pengujian pengendalianuntuk menentukan sampel pertama yang harus diambil. Dengan menentukan tingkat keandalan pada level 95% dan menggunakan tingkat kesalahan maksimum pada level 5%, maka besarnya sampel pertama yang harusdiambil adalah sebesar 60 sampel (lihat hal 19). 3. Membuat tabel Stop or Go Decision Tabel 4 Stop or Go Decision Langkah Besarnya
Berhenti
jika Lanjutkan
ke Lanjutkan
ke
Ke-
sampel kesalahan langkah kumulatif yang kumulatif yang berikutnya jika digunakan terjadi sama kesalahan yang dengan terjadi sama dengan
langkah 5 jika kesalahan paling tidak sebesar
1 2 3 4 5
60 Orang 0 1 96 Orang 2 1 126 Orang 3 2 156 Orang 4 3 Gunakan fixed sample size attribute sampling
4 4 4 4
Dari Tabel di atas besarnya sampel kumulatif yang digunakan didapat dari rumus Sampel Size = Confidence Level Factor : DUPL (lihat hal 19) sedangkan untuk kolom 3 dan 4 di dapat dari Number Of Occurences dari hal 52 tabel no 7. Untuk kolom 5 di ketahui AUPLnya 4% sehingga AUPL lebih kecil dari DUPL maka pengambilan sampel dapat dihentikan dan disimpulkan bahwa pengendalian intern efektif. 4. Melakukan evaluasi hasil pemeriksaan terhadap sampel. Setelah dilakukan pengujian pada attribute sampel dengan confidence level factor padaR= 95%, tingkat kesalahan yang terjadi sama dengan 0 adalah 3. Oleh karena itu,AUPL = 3 : 60 = 5%. Berdasarkan perhitungan ternyata diketahui yaitu AUPL = DUPL= 5%.Dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa tingkat kesalahan yang ditemukan padapemeriksaan 60 anggota sampel sama dengan 0, maka unsur pengendalian intern PT.Astra International adalah baik, karena AUPL tidak melebihi DUPL yang telahditetapkan. Penentuan Resiko Pengendalian Siklus Penjualan Tunai dan Penerimaan Kas Setelah diperoleh pemahaman atas kebijakan dan prosedur struktur pengendalian intern siklus penjualan tunai dan penerimaan kas serta dilakukannya pengujian pengendalian sehingga diketahui tingkat risiko pengendalian yang terjadi, maka perlu dibandingkan antara tingkat risiko pengendalian yang terjadi
dengan tingkat risiko pengendalian yang telah direncanakan sebelumnya. Berdasarkan hal-hal yang telah dijelaskan diatas maka risiko pengendalian yang terjadi pada siklus penjualan tunai dan penerimaan kas di PT. Astra International HSO Kudus dapat ditetapkan pada tingkat minimum dengan alasan sebagai berikut : 1.
Berdasarkan pada kuesioner diketahui bahwa pengendalian intern PT. Astra International HSO Kudus adalah baik. Hal ini terlihat dari jawaban“YA” yang terdapat pada kuesioner pengendalian intern yang mencapai 94,285 % (lihat hal 72). Dari kuesioner tersebut, penulis memperoleh informasi melalui wawancara, inspeksi dan pengujian.Dari hasil informasi tersebut penulis memperoleh data yang berasal dari bagian penjualan, bagian akuntansi, bagian administrasi, bagian gudang, dan bagian pengiriman.Dari bagian penjualan membuat Instruksi Barang Keluar (IBK) yang ditujukan kepada bagian gudang agar barang segera di keluarkan dan bagian penjualan membuat faktur penjualan.Sedangkan bagian akuntansi hanya memeriksa laporan keungan perusahaan yang di dapat dari bagian administrasi dan mencocokkannya yang dilakukan pada tiap hari kerja perusahaan.Pada bagian administrasi membuat formulir penerimaan, faktur penjualan, rekap penjualan dan cash register kemudian menyerahkannya kepada bagian akuntansi agar di cocokkan dengan laporan keuangan yang ada.Bagian gudang menerima IBK dari bagian penjualan untuk mengeluarkan barang. Bagian pengiriman menerima barang dan motor untuk dikirimkan kepada customer. Dilihat dari penjelasan diatas dapat disimpulkan bahwa terdapat pemisahan fungsi,wewenang serta control antar bagian sudah berjalan dengan baik. 2. Juga
dilakukan
pemeriksaan
terhadap
bukti-bukti
audit
yang
digunakan.Pemeriksaan dilakukan dengan menggunakan metode Stop or Go Sampling. (Lihat lampiran hal 19) Dari pemeriksaan tersebut tidak diketemukan adanya kesalahan. 3. Terdapat bukti audit yang kompeten dan cukup untuk mendukung tingkat risiko pengendalian.Bukti audit yang kompeten dan cukup yang digunakan
untuk mendukung penentuan tingkat risiko pengendalian terdiri dari bukti lisan dan bukti dokumenter. Bukti lisan yang digunakan berupa wawancara dengan pihak-pihak yang terlibat dalam siklus penjualan tunai dan penerimaan kas. (Lihat lampiran hal 72) Yaitu : bagian penjualan , bagian akuntansi, bagian administrasi, bagian gudang dan bagian pengiriman. Sedangkan, bukti dokumenter berupa dokumen-dokumen yang digunakan sebagai dasar untuk pemeriksaan sampel. Dokumen-dokumen tersebut terdiri dari bagian penjualan membuat IBK dan faktur penjualan, bagian akuntansi membuat bukti penerimaan kas masuk dan laporan harian maupun laporan bulanan, bagian administrasi menerima uang dari customer dan menyetorkan ke pada bank setiap hari kerja, bagian gudang membuat pembukuan pengeluaran dan penerimaan barang dari pabrik ke kartu stock juga membuat packing list dan surat jalan. Sedangkan bagian pengiriman mengirimkan barang ke customer disertai surat jalan dan packing list.(Lihat lampiran hal 23) KESIMPULAN Berdasarakan analisis yang dipaparkan maka secara rinci dapat disimpulkan bahwa pengendalian intern yang terdapat pada PT. Astra International HSO Kudus ternyata efektif dalam mencegah dan mendeteksi salah saji yang terjadi pada siklus penjualan tunai dan penerimaan kas.Hal ini terlihat dengan rendahnya tingkat risiko pengendalian yang terjadi dan tingginya tingkat keyakinan yang ditetapkan penulis terhadap pengendalian intern yang diteliti. Dibawah ini dapat diketahui kesimpulan dari penelitian tentang penentuan risiko pengendalian siklus penjualan tunai dan penerimaan kas di PT. Astra International HSO Kudus : 1. Secara keseluruhan pengendalian intern siklus penjualan tunai dan penerimaan kas PT. Astra International HSO Kudus sudah memadai. Hal ini terlihat dari besarnya persentase jawaban kuesioner pengendalian intern, yang mencapai 94,285 % (lihat hal 72). 2. Setelah dilakukan pemahaman terhadap pengendalian intern siklus penjualan tunai dan penerimaan kas, penulis dapat menentukan strategi
audit yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu A Lower Assessed Level of Control RiskApproach. Dipilihnya strategi tersebut karena penulis mempunyai tingkat keyakinan tinggi terhadap pengendalian intern sehingga risiko pengendalian dapat ditaksir pada tingkat minimum. 3. Dengan risiko pengendalian ditetapkan pada tingkat minimum maka dapat dilakukan pengujian terhadap siklus penggajian dan pengupahan. Pengujian yang dilakukan adalah pengujian pengendalian. Untuk dapat dilakukan pengujian pengendalian diperlukan suatu program audit. Selain itu, juga dilakukan pemeriksaan terhadap sampel-sampel yang digunakan. Dimana, dalam pemeriksaan ini digunakan teknik Stop Or Go Sampling. Dan berdasarkan dari pemeriksaan tersebut dapat diketahui bahwa pengendalian intern PT. Astra International HSO Kudus sudah dipatuhi. 4. Setelah dilakukan pengujian maka tingkat risiko pengendalian siklus penjualan tunai dan penerimaan kas PT. Astra International HSO Kudus dapat ditetapkan pada tingkat minimum ini dapat dilihat dari tabel 6 hal 51 yaitu DUPL mencapai 5 % dan tingkat keandalan mencapai 95 %. Hal ini terlihat dengan terdapatnya pengendalian khusus untuk asersi tertentu yang dapat menyebabkan terjadinya salah saji material dan dapat dilakukannya pengujian pengendalian terhadap siklus penjualan tunai dan penerimaan kas. Dan berdasarkan pemeriksaan terhadap sampel-sampel yang digunakan juga tidak diketemukan adanya kesalahan, sehingga dapat disimpulkan pengendalian intern yang ada adalah baik. Selain itu, juga terdapatnya bukti yang kompeten dan cukup untuk mendukung tingkat risiko pengendalian taksiran tersebut. IMPLIKASI TERAPAN Berdasarkan kesimpulan diatas, dapat diketahui bahwa PT. Astra International HSO Kudus adalah perusahaan yang telah memiliki struktur pengendalin intern yang baik dan memadai terhadap siklus penjualan tunai dan penerimaan kas. Yang meliputi
unsur
lingkungan
pengendalian,
penaksiran
pengendalian, informasi dan komunikasi, serta pematauan.
risiko,
aktivitas
Karena telah memiliki struktur pengendalian intern yang memadai maka risiko pendalian siklus penjualan tunai dan penerimaan kas dapat diletakkan pada tingkat minimal. Akan tetapi, ada beberapa saran yang penulis ajukan bagi perusahaan : 1. Setiap satu bulan sekali diadakan pemeriksaan oleh auditor internal dari perusahaan cabang di Semarang sehingga kesalahan kecil apapun dapat dideteksi. 2. Secara periodik auditor internal mengadakan rekonsiliasi bank untuk menghindari kecurangan dan penyalahgunaan kas.
DAFTAR PUSTAKA Guy, Dan M., C. Wayne Alderman dan Alan J. Winters, 2002, Auditing, Edisi Kelima, Jilid 1, Erlangga, Jakarta. Guy, Dan M., C. Wayne Alderman dan Alan J. Winters, 2003, Auditing, Edisi Kelima, Jilid 2, Erlangga, Jakarta. Hartadi, Bambang, 1986, Sistem Pengendalian Intern Dalam Hubungannya Dengan Manajemen dan Audit, Edisi 1, Cetakan 1, BPFE, Yogyakarta. Ikatan Akuntan Indonesia Kompartemen Akuntan Publik, 2011, Standar Profesional Akuntan Publik, Salemba Empat, Jakarta. Ikatan Akuntan Indonesia, 2011, Standar Profesional Akuntan Publik, Salemba Empat, Jakarta. Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo, 1999, Metodologi Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi & Manajemen, Edisi Pertama, Cetakan Pertama, BPFE, Yogyakarta. Kell, Walter G. dan William C. Boynton, 1992, Modern Auditing, Fifith Edition, John Wiley & Sons, New York. Mulyadi, 2002, Auditing, Buku 1 & 2, Edisi 6 Jakarta: Salemba Empat. Mulyadi, 1992, Pemeriksaan Akuntan, Edisi Keempat, Bagian Penerbitan STIEYKPN, Yogyakarta. Novianti, Suzy, 2004, Bahan Kuliah Auditing, UKSW, Salatiga. Hastuti, Eke Widya, 2005, Peranan Risiko Pengendalian Terhadap Lingkup Pengujian Substantif Atas Saldo Persediaan, Skripsi program S1 Fakultas EkonomiUniversitas Widyatama. Budianto, Yoshilia Deasy, 2005, Pengendalian Intern Pada Siklus Penjualan Tunai dan Penerimaan Kas, Skripsi program S1 Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Kristen Satya Wacana. Mulyadi, 2001, Auditing, Buku 1 , Edisi 5 Jakarta: Salemba Empat. Ihalauw, John J.O.I., 2003, Bangunan Teori, Edisi Kedua Millenium, UKSW, Salatiga. Soemarso, 2002, Akuntansi Suatu Pengantar.
Algifari, 1997, STATISTIKA EKONOMI. Bagian penerbitan dan percetakan YKPN. Edisi ke empat. Dokumen PT. Astra International Tbk HSO Kudus, 2012. Peraturan Perusahaan PT. Astra International Tahun 2012-2013.
TABEL
! %
%
"
#
$" &%
% % % % % % % % % %
Perhatian Jika kepercayaan terhadap pengendalian intern cukup tinggi, umumnya disarankan untuk tidak menggunakan tingkat keandalan kurang dari 95% dan tidak menggunakan acceptable precision limit lebih besar dari 5%.Oleh karena itu, dalam hampir semua pengujian pengendalian, besarnya sample harus tidak boleh kurang dari 60 tanpa penggantian.
Tabel 6 Sampel Minimum untuk Pengujian Pengendalian '
Tabel Besarnya Sampel Minimum untuk Pengujian Pengendalian Desired Upper Precision
Besarnya Sampel atas Dasar Pengujian Pengendalian 90% 10% 9% 8% 7% 6% 5% 4% 3%
95%
97.5%
60
Cara Pencarian Besarnya Sampel Minimum untuk Pengujian Pengendalian
!
"
#
"
$ $
Number of Occurences
0 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27
%
& Confidence Levels 90% 2.4 3.9 5.4 6.7 8.0 9.3 10.6 11.8 13.0 14.3 15.5 16.7 18.0 19.0 20.2 21.4 22.6 23.8 25.0 26.0 27.1 28.3 29.3 30.5 31.4 32.7 34.0 35.0
95% 3.0 4.8 6.3 7.8 9.2 10.6 11.9 13.2 14.5 16.0 17.0 18.3 19.5 21.0 22.0 23.4 24.3 26.0 27.0 28.0 29.0 30.3 31.5 32.6 33.8 35.0 36.1 37.3
97.5%
3.7 5.6 7.3 8.8 10.3 11.7 13.1 14.5 15.8 17.1 18.4 19.7 21.0 22.3 23.5 24.7 26.0 27.3 28.5 29.6 31.0 32.0 33.3 34.6 35.7 37.0 38.1 39.4
LAMPIRAN
Lampiran 1 ALUR RINGKAS PENJUALAN KENDARAAN CUSTOMER -Pilih dan membeli kendaraan.
COUNTER SALES -Terima order dan menginformasikan ke pelanggan tentang jenis, syarat, dan cara pembayaran. -Terima dokumen-dokumen yang telah ditentukan sesuai type pembelian. -Proses Surat Pilih, Surat Pesanan Kendaraan (SPK) dan Surat Pengantar (SP) ke kasir.
KASIR -Terima SP dan proses pembayaran.
COUNTER SALES -Terima SP yang telah dibayar, proses Faktur dan Surat Ijin Pengeluaran Barang (SIPB). -Minta tandatangan faktur ke KSO.
KEPALA SALES OFFICE -Periksa dokumen dan tandatangani faktur.
(' ) ) * +) ,' - !& ,!. " / !./. 0' ! 1 2! '!3& , 0/ / " / 11
&
!# 0 " ! '" +"% 1 $" ! % "!
#"
!
!"! "#!$" % &'" ( ! % "*'" ! * " + , $ '" ( ! $ # '"% (( % ""$ !" !
!"! "#!$" % &'" ( ! % "* '" ! * " + , $ '" ( ! $ # '"% (( % ""$ !" !
# ")$
# ")$
-% ""$ !" !./
2 " *# ) # " ) # " , ( ) + $ *# #" 1 $" ! % "!
$
! '" ! )" ( ) $ '# ) )# " ,
+ $ # *% # ! 0# #" ) !" *# ) #" " ( )+ $ *#
)# " " * %# ! " * ./
$ " ( $ #"
#!
" !*
./ $ " ( $ #"# ! * , )+ $ 0# % # ! 1 $" ! % "! ) # ! $" '! *
3
1"
" )# " )# " ) '"% (( #"'"% (( 2 0 % * % 0 '" +"% #"# ! $ % "! " ( $ #" # ! ./ ) $ ( ) $$ ) $ ( #" #"' % " *# #" '"% (( $# ' !"! '" + ,
)# " " *% # ! " * ./
./
5 " !* " + , , $ ) '" ! * '" + , $# '" +"% # ") $ 4
4
"! '
'" + ,
'#
"" '" + , '"% ((
2 " ," * '"% ((
'" + ,
""
) " +,
# $ ! #"
" !% "! '"!
# $ ! ) $ 0 ## #"1 $ # ' !"! '" + $ ! $
$ !
$"
$ !
" +,
$ !
6
" +, ( (
4
$ (
6
4 $
$
"! ")
$ ! -% ""$ !" !./
"!"# (# - "! '" ( ! ! $#" ) )$ ( '"! ) $ ) $ ( #" '"% ((
)$ ( '"!
'"!
" ) $ )$ ( '"! ) #" + %# #" 1 $" ! % "!
$# $
"!# (# - "! 4
8!
'"!
" '"!, ( $"% * ) $ ) $ ( " + %# # $ ! #" '"% (( '# ) # " , () '" % # " *# ) # " ) '"! #" $ #) $ ) $ (
4
$ !
$ ! '"! #
4
"
" )# " )# " " #! '"! " #! * ( 2)!# 2)% % )$ ( '"!2 #" + %# #" !"% * ) # " #" 1 $" ! % "! $ # ' !"! #$
" * %# ! "
*
-% ""$ !" !./
'"! # " * "$ # 3 #$
"
)# " )# " $$ )$ ( #$ #"
"
*
-% ""$ !" !./
7
" #!
4
Lampiran 10 Struktur Organisasi PT. Astra International HSO Kudus
#
/.
1
"
4.
)." 1
Sumber : Dokumen PT. Astra International HSO Kudus. Tugas, wewenang dan tanggung jawab masing-masing bagian adalah sebagai berikut : 1. Pimpinan Cabang Bertanggung jawab atas beberapa hal, antara lain : a). Mengawasi semua bawahannya. b). Menetapakan dan merencanakan sasaran usaha perusahaan. c).
Melaksanakan
pengurusan
perusahaan
sehari-hari
berdasarkan
kebijakan umum yang telah ditetapkan oleh Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) dan Dewan Pengawas. d). Mewakili perusahaan dalam melakukan segala tindakan keluar untuk kepentingan perusahaan. e). Memberikan persetujuan atas semua keputusan perusahaan. f). Dan lain-lain. 2. Bagian Akuntansi Mempunyai tugas dan tanggung jawab antara lain : a). Mengelola keuangan perusahaan. b). Menyelenggarakan kegiatan pencatatan akuntansi keuangan dan akuntansi biaya. c). Menyiapkan dan menganalisis laporan keuangan. d). Mengarsipkan dokumen-dokumen yang berkaitan dengan penjualan.
3. Bagian Pemasaran Bertanggung jawab atas : a). Perencanaan dan strategi pemasaran. b). Ramalan trend permintaan atas produk. c). Meningkatkan penjualan dan menjaga hubungan baik dengan konsumen. d). Kelancaran distribusi produk. 4. Bagian Administrasi Bertanggung jawab atas urusan yang berkaitan dengan masalah pembayaran : a). Menerima pembayaran dari customer. b). Menyetorkan uang dari hasil penjualan setiap harinya ke bank. c). Mengurus surat-surat yang berkaitan dengan proses pembayaran. 5. Bagian Penjualan Bagian ini bertanggung jawab atas transaksi penjualan dan melayani customer yang datang. 6. Bagian Gudang Bagian ini bertanggung jawab atas barang yang ada dalam gudang dari kehilangan dan kerapian barang di gudang, mengecek persediaan barang di gudang dan mengawasi pemeliharaan inventaris perusahaan. 7. Fungsi pengiriman berada di dalam bagian gudang yang tugasnya antara lain : a). Memeriksa barang dan kelengkapannya sebelum barang dikirimkan ke tempat tujuan. b). Mengantarkan barang sampai ke tempat tujuan. c). Dan lain sebagainya.
Lampiran 11
Pelatihan Astra International Terhadap Karyawannya Dalam melakukan pelatihan terhadap karyawannya, PT Astra International Tbk sangat serius menanganinya.Perusahaan itu melakukan pelatihan karyawannya dalam
beberapa
tahapan.Mulai
dari
karyawan
baru
hingga
top
eksekutifnya.Salahsatu contoh pelatihannya adalah AMDI (Astra Management Development
Institute).
AMDI Untuk melatih karyawannya, PT Astra melakukan pelatihan yang diberi nama AMDI. Lembaga pusat pelatihan bagi PT Astra itu menitikberatkan kepada pelatihan yang terkonsentrasi kepada kepemimpinan.AMDI berdiri pada tahun 1995, merupakan perubahan dari Astra Educational Training Center yang ada sejak 1987.Untuk pengembangan kompetensi kepemimpinan, AMDI membagi beberapa tingkatan untuk pelatihannya. Mulai dari karyawan yang baru saja lulus sampai pelatihan kepada calon general manager. Contohnya adalah Astra Basic Management Program (ABMP).Di sini mereka yang baru saja diterima menjadi karyawan Astra, yang umumnya lulusan S-1.ABMP bisa disebut sebagai dasar pelatihan bagi mentalitas dasar karyawan Astra.Pelatihan memakan waktu selama tiga minggu dan disebut in-class training. Di sini, pelatihan akan mengenalkan corporate culture Astra,sistem manajemen Astra dan dasar-dasar bisnis. Keuntungan yang diharapkan setelah selesai pelatihan pada tahapan ini adalah agar karyawan mengerti corporate culture Astra. Dengan pemahaman yang tinggi terhadap budaya perusahaan maka jika mereka dihadapkan kepada kerja sama dengan perusahaan multinasional lain dalam jaringan Astra, karyawan tidak akan lupa terhadap budaya perusahaan. Pada tahapan ABMP ini, juga karyawan dikenalkan bagaimana cara membuat aktivitas yang terencana yang harus melalui PDCA (plan, do, check dan action). Jadi pada tahapan ini, ketika seorang karyawan mengenal sistem manajemen Astra, maka dengan PDCA tidak ada pekerjaan yang tanpa perencanaan.Selain karyawan ditekankan untuk selalu berpikir berdasarkan PDCA, karyawan Astra juga harus fokus kepada data dan
analisis.Setelah itu baru mengambil keputusan.Mentalitas dasar Astra ditanamkan pada tahapan pelatihan ABMP ini. Sehingga, nantinya ketika sudah bekerja dilingkungan Astra, mereka akan bekerja dengan mentalitas seperti yang diharapkan dalam sistem manajemen. Dengan demikian, setelah mereka lulus dari ABMP diharapkan sudah biasa bergabung langsung dengan ritme kerja Astra. Sumber : Dokumen PT. Astra International.
Persyaratan Umum Penerimaan Karyawan : a. Warga Negara Indonesia. b. Berusia Minimum 18 (delapan belas) tahun pada saat penerimaan. c. Berbadan dan berjiwa sehat. d. Memenuhi tuntutan persyaratanjabatan pada saat penerimaan. e. Bersedia mentaati peraturan-peraturan dan tata tertib yang berlaku dalam Perusahaan. f. Tidak terlibat dalam kegiatan /keanggotaan dari partai/organisasi yang dilarang oleh Pemerintah serta berkelakuan baik sesuai dengan surat keterangan yang dikeluarkan oleh pihak yang berwenang. g. Tidak terikat dalam hubungn kerja dengan pihak/subyek hukum lain. h. Tidak memiliki ketergantungan terhadap narkotika dan zat adiktif lainnya. Sumber : Peraturan Perusahaan PT Astra International Tahun 2012-2013
Lampiran 12
Tata Tertib Kerja dan Aturan Kedisiplinan. 1. Tumbuhnya moral kerja ditentukan oleh kesadaran seluruh Karyawannya akan tegaknya disiplin. Oleh karena itu setiap karyawan wajib memahami dan melaksanakannya Tata Tertib Kerja dan Aturan kedisiplinan yang telah ditetapkan. 2. Bagi Karyawan bagian tertentu (yang diatur dalam Ketentuan Tersendiri), dalam menjalankan tugas harus mengenakan seragam kerja yang disediakan oleh Perusahaan dengan tanda-tanda pengenal dan perlengkapan lain yang diperlukan ditentukan baginya. 3. Karyawan wajib untuk : a. Melaksanakan tugas dan pekerjaan dengan penuh rasa tanggung jawab. b. Mematuhi
perintah,
petunjuk
dan
bimbingan
atasannya
yang
berhubungan dengan tugas pekerjaannya secara bersungguh-sungguh dan sebaik-baiknya. c. Bersikap serta berlaku sopan dan wajar terhadap sesama karyawan. d. Mengetahui kewajibannya di Perusahaan dan melaksanakannya dengan sebaik-baiknya serta berusaha meningkatkan efisiensi dan efektivitas kerja, berperilaku sopan, hemat dan cermat demi peningkatan produktivitas dan pelayanan. e. Melayani pelanggan sesuai dengan prosedur yang ditetapkan Perusahaan serta berlaku profesional, sopan, dan wajar. f. Menjaga nama baik, tidak melakukan perbuatan asusila atau perbuatan lain yang merugikan Perusahaan. g. Memberitahukan kepada Perusahaan selambat-lambatnya 1 (satu) minggu setiap ada perubahan yang bekenaan dengan: i.
Domisili/tempat tinggal.
ii.
Status keluarga (perkawinan, kelahiran, kematian).
h. Menjaga keamanan dan ketertiban lingkungan kerja. 4. Karyawan yang menjadi Pimpinan Kerja wajib : a. Bersikap dan memperlakukan bawahannya sesuai dengan tugas yang telah ditentukan oleh Perusahaan secara wajar, jujur, adil dan sopan.
b. Memberikan petunjuk dan bimbingan yang jelas kepada bawahannya mengenai pekerjaan yang harus dilakukan. c. Menegur bawahannya yang menyalahi peraturan. d. Melakukan penilaian terhadap bawahannya secara jujur dan obyektif. e. Menjawab
setiap
pertanyaan
bawahannya
sesuai
dengan
batas
kewenangan yang dimilikinya. 5. Karyawan dalam waktu kerja dilarang meninggalkan lingkungan kerja maupun melakukan pekerjaan lain tanpa seijin pimpinan kerja. Sumber : Peraturan Perusahaan PT. Astra International Tahun 2012-2013.
DAFTAR RIWAYAT HIDUP (Curriculum Vitae) Nama
: Ricky Himawan Budianto
NIM
: 232009012
Tempat/Tanggal Lahir
: Semarang, 15 Juni 1991
Alamat Asal
: Jl. Kramat Besar V/4 No 490 Kudus
Judul Skripsi
: Penentuan Tingkat Risiko Pengendalian Dalam Siklus Penjualan Tunai dan Penerimaan Kas Pada PT. Astra International HSO Kudus.
Riwayat Pendidikan
: SD Kanisius Kudus Lulus Tahun 2003 SMP Keluarga Kudus Lulus Tahun 2006 SMA Keluarga Kudus Lulus Tahun 2009
Riwayat Seminar
: Seminar Enterpreneurship 2009 Seminar Nasional On Accounting 2010 Seminar Nasional Kelompok Studi Manajemen 2010 Seminar Redenominasi Rupiah 2011 Seminar Kewirausahaan 2011 Seminar Nasional On Accounting 2011 Seminar Kerohanian Kampus 2011
Riwayat Panitia
: Panitia “Youth Camp FEB” 2011 Panitia Paskah Bersama Permen 2012 Panitia Giving With Love 2012 Sekretaris Permen 2011-2012
Lampiran 13
!
" !
# "
&
$
#
%
$ '
!
!
!
%
(
)
*
"
*
!
% +
!
! !
#
"
*
%
# !
% !
!
,)
!
%
!
"
,) #
!
" #
* %
)
# !
-
'
% !
"
+
./ .
*
%
# )
!
* 0
%
" !
1
%
#
%
'
'
!
' ! )
"
%
#
2 !
0
%
1
%
& #
!
& #
!
# 3
'
'
%
'
" ! 3
"
'
'
%
"
' ! 3
0
'
'
%
'
" !
3 1
'
'
%
"
' !
'
4
%
"
' # *
2
5
# !
!3
%
! 2 #
$ "
! #
% #
%
!
"
#
!
!
3 "
'
'
#
%
'
!
0
#
' #
.
. '
'
%
#
" '
!
1
%
!
' 4
#
*
%
' 5
# #
"
%
! #
6
7
'
%
#
! '
#
#
#
.
.
%
'
$ "
#
.
' # 8
# 9'
: 9
$
$ "
%
"
%
"
#
2 !
2
:
$
;
#
#
%
!
#
(
!
# !
# "
#
2
9'
:
9
$ "
%
!
: # #
!(
) #
#
"
#
%
0
" 0 1 4
>
& '() * + ' , -
( &
.
/ 1 5 ; 0 00
'
', ( & . () * + ' , - / / () * + ' , - / / 0 1
*
&
.
*+
- +, $ 00 " 04
!
#
*
2
#
*
%
& =
*
%
; ; ; " ; "
!
* 00?04 @ ;; A
./ . 81!"74 A 2 344564 64583 845:4 ; :4
7 ) 7 9( (. ) 7 ) 7 )
*
! ./ .
,) #
81 A ! #
$%&&'(%)*