Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
PENENTUAN TARIF AIR MINUM PDAM KOTA KUALA KAPUAS Imannuah, Retno Indryani Laboratorium Manajemen Konstruksi Jurusan Teknik Sipil FTSP – ITS Telp 031-5939925, fax 031-5939510 email:
[email protected]
ABSTRAK PDAM sebagai Badan Usaha Milik Daerah, diharapkan untuk dapat mandiri dalam mengoperasikan perusahaan maupun mengembangkan tingkat pelayanan. HaI ini tentu saja sangat ditentukan oleh kondisi keuangan perusahaan. Pendapatan PDAM berasal dari hasil penjualan air yang tergantung dari tarif air yang diberlakukan. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan berapa besar tarif PDAM dari sisi produsen dan konsumen serta menyusun saran kebijakan tarif berdasarkan kondisi PDAM dan konsumen. Tarif air minum dari sisi produsen dihitung berdasarkan seluruh biaya operasional PDAM. Kemampuan membayar (Ability To Pay - ATP) diperoleh berdasarkan tarif air rninum per m3 yang dibayarkan ke PDAM. Kemauan membayar (Willingness To Pay - WTP) diperoleh berdasarkan persepsi konsumen terhadap tarif air. Kebijakan tarif yang diusulkan disusun berdasarkan kondisi PDAM, konsumen, dan kebijakan Pemerintah Kota Kuala Kapuas. Besar tarif air minum PDAM Kuala Kapuas berdasarkan biaya operasional PDAM, tahun 2006 adalah sebesar Rp. 2.598,00/m3 untuk sambungan rumah tangga, dan Rp. 1.928,00/m3 untuk kran umum. Tarif tahun 2007, sebesar Rp. 4.428,00/m3 untuk sambungan rumah tangga, dan Rp. 3.109,00/m3 untuk kran umum. Tarif tahun 2008 sebesar Rp. 4.424.00/m3 untuk sambungan rumah tangga, dan Rp. 3.109,00/m3 untuk kran umum. Kemampuan membayar (ATP) konsumen rumah tangga kategori Low Income terhadap tarif sebesar Rp, 2.619,00/m3 adalah 60,42 % dan Rp.3.738,00/m3 adalah 22,92 %. Kategori Medium Income, kemampuan konsumen terhadap tarif sebesar Rp.3.178,50/m3 adalah 46,25 % dan Rp.4.857,00/m3 adalah 8,75 %. Kemauan membayar (WTP) konsumen rumah tangga, kategori Low Income untuk membayar tarif sebesar Rp.2.619,00/m3 adalah 20,80 %, kategori Medium Income kemauan konsumen untuk membayar tarif sebesar.Rp.2.619,00/m3 adalah 61,20%. Berdasarkan kebijakan tarif pemerintah dan berdasarkan WTP konsumen terhadap kenaikan tarif 10%, maka usulan penetapan tarif untuk sambungan rumah tangga pada kategori Low Income untuk. 0 - 10 m3 adalah 2.619,00/m3, untuk 11 - 20 m3 adalah Rp. 3.178.50/m3, untuk diatas 20 m3 adalah 3.739,00/m3 . Kategori Medium Income untuk 0 - 10 m3 adalah Rp. 3.178.50/m3, untuk 11- 20 m3 adalah Rp. 3.739,00/m3, untuk diatas 20 m3 adalah Rp.4.857,00/m3. Tarif tahun 2007 dan tahun 2008 diasumsikan nanti sebesar kenaikan 10% per tahun. Kata kunci: Tarif air minum. ATP, WTP
PENDAHULUAN Seiring dengan laju pertumbuhan penduduk yang tinggi, maka kebutuhan akan air bersihpun mengalami peningkatan. Selain tingkat pertumbuhan penduduk, peningkatan kebutuhan air bersih juga disebabkan karena tuntutan masyarakat terhadap pelayanan air bersih sehubungan dengan meningkatnya taraf kesejahteraan masyarakat, meningkatnya intensitas dan ragam kegiatan yang terjadi di masyarakat. PDAM sebagai
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
perusahaan pengelola air bersih dituntut untuk dapat menyediakan kebutuhan air bersih masyarakat yang memenuhi syarat kualitas, kuantitas dan kontinuitas. Masalah tarif merupakan unsur penentu dan sangat penting di dalam mendukung kegiatan operasional PDAM. Selama ini perolehan pendapatan PDAM atas pengenaan tarif air yang diberlakukan belum optimal, dan tarif air yang diberlakukan saat ini terlampau kecil bila dibandingkan dengan biaya produksi yang dikeluarkan (Malada, 2001). PDAM kota Kuala Kapuas tidak bebas menentukan tarif air sesuai dengan prinsip-prinsip bisnis, tapi dengan memperhatikan bahwa tarif yang dikenakan harus terjangkau oleh pelanggan, khususnya pelanggan rumah tangga. Sehingga perlu adanya suatu penelitian tentang Penentuan Tarif Air Minum PDAM Kota Kuala Kapuas yang dilihat dari sisi produsen dan konsumen, yaitu tarif yang dapat menutup seluruh biaya produksi/operasional perusahaan dan tarif yang sesuai dengan kemampuan masyarakat pengguna jasa PDAM, khususnya dari jenis pelanggan rumah tangga. TINJAUAN PUSTAKA Langkah-langkah perhitungan tarif air minum PDAM adalah sebagai berikut: 1. Menghitung Rata-rata Biaya Akunting 2. Menghitung Rata-rata Biaya Finansial 3. Menghitung Tingkat Biaya, yang terdiri dari Tingkat Biaya Rendah (TBR), Tingkat Biaya Dasar (TBD) dan Tingkat Biaya Penuh (TBP). Rata-rata Biaya Akunting (RTBAO)
RTBAO
OPAD * (1 i ) y x X m3
Dimana: F.OPAD = Perkiraan biaya Operasi, Pemeliharaan, Administrasi, Depresiasi. X m3 = Jumlah penjualan air pada periode X. I = Angka inflasi Y = Tahun proyeksi X = Tahun dasar Rata-rata Biaya Finansial (RTBF) RTBF RTBAO RTBD ROAX
RTBD
Perkiraan biaya bunga denda prediksi jual penjualan air
ROAX
Nilai aset * 10% jumlah penjualan air
Dimana : RTBAO = Rata-rata Biaya Akunting RTBD = Rata-rata Biaya Bunga dan Denda yang akan diperhitungkan dalam tarif periode Y. ROAX = Tingkat Rata-rata hasil usaha (Return On Aset) periode X
ISBN : 979-99735-1-1 B-5-2
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
Tingkat Biaya a) Tingkat Biaya Rendah (TBR) OPA * (1 i ) y x TBR TBR jumlah penjualan air periode X b) Tingkat Biaya Dasar (TBD) TBD TBR
FJP jumlah penjualan air periode Y
c) Tingkat Biaya Penuh (TBP) TBP RTBAO ( ROAX * (1 i ) y x ) Proyeksi Kebutuhan Air Didalam menentukan prediksi kebutuhan air minum, langkah-langkah yang harus dilakukan adalah (Dep. PU 1998): 1. Perhitungan jumlah penduduk 2. Pertambahan jumlah penduduk setiap tahun sampai tahun perkiraan 3. Kenaikan jumlah pemakaian air per orang per hari setiap tahun, hingga tahun perkiraan 4. Menghitung jumlah kebutuhan air domestik, dengan cara : Kebutuhan air Domestik = Jumlah penduduk x pemakaian air per orang/hari 5. Menghitung kenaikan pemakaian air domestik setiap tahun hingga tahun perkiraan 6. Menghitung kebutuhan jumlah pemakaian air non domestik (berdasarkan data survey atau menggunakan data sekunder) 7. Menghitung kenaikan pemakaian air non domestik setiap tahun hingga tahun perkiraan 8. Menghitung jumlah kebutuhan air untuk daerah pelayanan adalah: Kebutuhan air minimum = kebutuhan air domestik + kebutuhan air non domestik Proyeksi Jumlah Penduduk Untuk memperkirakan jumlah penduduk, diperhitungkan berdasarkan data penduduk selama lima sampai sepuluh tahun terakhir. Ada tiga metode yang biasa digunakan dalam memperkirakan jumlah penduduk, yaitu: Metode Aritmatik, Metode Geometrik dan Metode Least Square. Untuk menghitung pilihan rumus yang akan digunakan, harus dilakukan analisa dengan menghitung standar deviasi atau koefisien korelasi. Metode yang memberikan jumlah yang mendekati kebenaran adalah yang memberikan standar deviasi terkecil. METODOLOGI PENELITIAN Kategori Responden Dalam rangka perhitungan ATP dan WTP, responden dikelompokkan atas tingkat pendapatannya per bulan, yang terbagi dalam tiga kategori, yaitu: 1. Penghasilan Rendah (Low Income) 2. Penghasilan Menengah (Medium Income) 3. Penghasilan Tinggi (High Income)
ISBN : 979-99735-1-1 B-5-3
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
Analisa Data 1. Analisa teknis dilakukan untuk mengetahui kemampuan sumber air baku dan jaringan yang telah terpasang untuk memenuhi kebutuhan penambahan sambungan sampai dengan tahun 2008. 2. Analisa keuangan yang dilakukan meliputi perhitungan kebutuhan dana dan sumber investasi untuk kepentingan pengembangan jaringan pelayanan mulai tahun 2006 sampai dengan tahun 2008. 3. Analisa konsumen dilakukan terhadap hasil/jawaban kuisioner yang dibagikan kepada konsumen. Analisa tersebut meliputi komposisi konsumen berdasarkan tingkat penghasilan, rata-rata pemakaian air, rata-rata biaya air PDAM maupun kesanggupan konsumen terhadap kenaikan tarif. 4. Selanjutnya dari hasil analisa diatas, dilakukan analisa kemampuan dan kemauan konsumen terhadap tarif sambungan rumah serta usulan kebijakan tarif yang sesuai dengan kondisi PDAM, kondisi konsumen dan kebijakan pemerintah setempat. HASIL DAN DISKUSI Menurut data dari PDAM kota Kuala Kapuas, tingkat pemakaian air rata-rata untuk jenis Sambungan Rumah adalah sebesar 145 liter/orang/hari dan 25 liter/orang/hari untuk Kran Umum, dengan asumsi bahwa 1 SR terdiri dari 5 jiwa, sedangkan 1 KU terdiri dari 50 jiwa. Pada tahun 2003 jumlah sambungan rumah (SR) di Kota Kuala Kapuas adalah 6.956 unit dan jumlah KU adalah 48 unit. Dengan dasar asumsi diatas, maka jumlah penduduk terlayani adalah 37.180 jiwa. Total jumlah penduduk Kota Kuala Kapuas tahun 2003 adalah 66.124 jiwa, maka tingkat pelayanan = (37.180 / 66.124 ) * 100 % = 56,23 % Tingkat pelayanan yang hendak dicapai pada tahun 2007 adalah 69 % dan pada tahun 2008 adalah 75 % penambahan jaringan pipa sekunder dan tersier yang diperlukan untuk memenuhi tingkat pelayanan tersebut, yaitu melalui penambahan jumlah sambungan sebanyak 897 unit sambungan rumah, 22 unit kran umum pada tahun 2007 dan penambahan 929 unit sambungan rumah, 23 unit kran umum pada tahun 2008. Biaya yang diperlukan untuk pemasangan pipa tersebut adalah: a) Tahun 2007 Pengadaan pipa dan accessories : Rp. 568.609.356, Pemasangan pipa dan asccessories : Rp. 58.060.816,Total : Rp. 626.670.172,b) Tahun 2008 Pengadaan pipa dan accessories : Rp. 1.280.791.242, Pemasangan pipa dan sccessories : Rp. 129.379.124,Total : Rp. 1.410.170.366,-
ISBN : 979-99735-1-1 B-5-4
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
Kebutuhan dan Sumber Investasi - Tahun 2006 = Rp. 708.460.337,- Tahun 2007 = Rp. 626.670.172,- Tahun 2008 = Rp. 1.410.170.366,Total kebutuhan biaya adalah Rp. 2.745.300.000,Jika diasumsikan bahwa tingkat suku bunga adalah 10% dengan masa pinjam 20 tahun, maka dapat dijabarkan hal-hal sebagai berikut: a) Alternatif 1 : 100% dana berasal dari pinjaman Jumlah pinjaman : Rp. 2.745.300.000,00 Cicilan per tahun : Rp. 322.462.938,00 b) Alternatif 2 : 70% pinjaman : 30% dana equity PDAM Jumlah pinjaman : Rp. 1.921.710.000,00 Equity PDAM : Rp. 823.590.000,00 Cicilan per tahun : Rp. 225.724.056,60 Perhitungan Tarif Air Minum Dalam proses perhitungan tarif air minum, data yang diperlukan adalah: 1. Pengeluaran PDAM untuk menyediakan air minum sampai ke pelanggan, meliputi biaya operasi di sumber air, biaya pemeliharaan, Biaya penyusutan instalasi sumber, instlasi pengolahan dan instlasi transmisi distribusi, biaya umum dan administrasi. Diasumsikan biaya pegawai dan listrik naik 20%, biaya penyusutan naik10%, biaya bahan kimia naik 15%, biaya pemeliharaan pada instansi sumber naik15%, jalur transmisi-distribusi naik 20%, pemeliharaan kantor naik 15% 2. Jumlah air yang terjual 3. Jumlah aset perusahaan 4. Tingkat inflasi 5. Beban hutang perusahaan Kelompok Pelanggan Kelompok I
Kelompok II
Kelompok III
Kelompok IV
Tabel 1. Struktur Tarif Air Minum PDAM Tahun 2006 Dasar Penetapan Tarif Keterangan 0-10 m3 11-20 m3 21-30 m3 > 30 m3 1989 1989 1989 1989 Tarif dgn kebocoran 20,20% 1985 1985 1985 1985 Tarif dgn kebocoran 20% 1928 1928 1928 1928 Tarif bds.efisiensi Pegawai 1105 1105 1105 1105 Tarif di PDAM kota K. Kps 1989 1989 3328 3328 Tarif dgn kebocoran 20,20% 1985 1985 3324 3324 Tarif dgn kebocoran 20% 1928 1928 3267 3267 Tarif bds.efisiensi Pegawai 1235 1660 2125 2465 Tarif di PDAM kota K. Kps 1989 3328 3328 3328 Tarif dgn kebocoran 20,20% 1985 1985 3324 3324 Tarif dgn kebocoran 20% 1928 3267 3267 3267 Tarif bds.efisiensi Pegawai 1700 2465 3258 4590 Tarif di PDAM kota K. Kps 3328 3328 3328 3328 Tarif dgn kebocoran 20,20% 3324 3324 3324 3324 Tarif dgn kebocoran 20% 3267 3267 3267 3267 Tarif bds.efisiensi Pegawai 5100 6375 8160 11560 Tarif di PDAM kota K. Kps
ISBN : 979-99735-1-1 B-5-5
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
Rencana Tarif Air Minum Tahun 2007 Dasar perhitungan tarif tahun 2007 adalah biaya operasional PDAM tahun sebelumnya (2006) dengan memperhitungkan tingkat inflasi serta rencana pembayaran pokok dan bunga pinjaman pada tahun berjalan (2007). Biaya operasional PDAM tahun 2006 adalah sebesar Rp. 6.215.359.088,00. Dengan adanya penarikan dan pinjaman baru untuk proyek tahun 2006, maka pada tahun 2007 terdapat kewajiban membayar cicilan baru, sesuai dengan alternatifnya, yaitu: a) Alternatif 1 : Pembayaran pinjaman tahun 2006 adalah Rp. 322.462.938,00 pada tahun 2007 yang terdiri dari Pokok pinjaman sebesar Rp. 47.932.938,00, Bunga Pinjaman sebesar Rp. 274.530.000,00 b) Alternatif 2 : Pokok pinjaman sebesar Rp. 33.553.056,60, Bunga Pinjaman & Administrasi sebesar Rp. 192.171.000,00, Biaya bunga modal PDAM (10%): Rp.82.539.000,00 Dengan tingkat inflasi sebesar 7,45 %, jumlah air yang terjual tahun 2006 adalah 1.994.652,00 m3 dan pada tahun 2007 adalah 2.219.819,00 m3, maka diperoleh tarif: Tabel 2. Tarif Tahun 2007 dalam Tingkat Biaya Berdasarkan Alternatif Pendanaan
Tingkat Biaya Tingkat Biaya Rendah (TBR)
Tingkat Biaya Dasar (TBD) Tingkat Biaya Penuh (TBP)
Alternatif 1 3109 3255 5018
Alternatif 2 3109 3248 5018
Dengan cara perhitungan yang sama, didapat hasil perhitungan tarif tahun 2008 seperti pada tabel di bawah ini. Tabel 3. Tarif Tahun 2008 dalam Tingkat BiayaBerdasarkan Alternatif Pendanaan
Tingkat Biaya
Alternatif 1 3109 3241 5018
Tingkat Biaya Rendah (TBR)
Tingkat Biaya Dasar (TBD) Tingkat Biaya Penuh (TBP)
Alternatif 2 3109 3235 5018
Untuk dapat mengikuti kebijakan pemerintah kota Kuala Kapuas dalam hal ini penerapan tarif air minum, maka perlu diadakan perhitungan ulang agar terjadi subsidi silang antar jenis sambungan, sehingga tidak mempengaruhi pendapatan PDAM. Tarif untuk pelanggan SR. KU dan Sosial diusahakan tetap atau jika harus mengalami kenaikan, kenaikan tarif tersebut tidak lebih dari 10% besarnya nilai tarif jika mengikuti kebijakan pemerintah Kota Kuala Kapuas. Tabel 4. Nilai Tarif yang diterapkan pada Pelanggan menurut Kebijakan Pemkot Kuala Kapuas
Jenis Pelanggan Sambungan Rumah Kran Umum Sambungan Sosial Komersial/Industri Perkantoran Pendapatan PDAM
Tahun 2007
2006 2775 1300 1880 8100 4775 7.370.381.527,5
ISBN : 979-99735-1-1 B-5-6
4000 2750 2800 20500 6000 11.502.584.175
2008 4000 2750 2800 22100 6000 12.695.946.870
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
Analisa Ability To Pay (ATP) ATP dari masing-masing responden diperoleh dengan cara membagi biaya air PDAM dengan rata-rata pemakaian air per bulan. Responden dari kategori Low Income yang mampu membayar tarif air minum sampai Rp. 3.178,50,-/m3 sebanyak 34,73 % dan yang mampu membayar tarif sampai Rp. 4.857,00 /m3 adalah 8,33 %. Untuk kategori Mediun Income responden yang mampu membayar tarif sampai Rp. 3.178,50 /m3 sebanyak 46,25 % dan yang mampu membayar tarif sampai Rp. 2.619,00 /m3 sebanyak 61,25 %. Sedangkan untuk tarif tertinggi yaitu Rp. 4.857,00 /m3 responden yang mampu hanya sebanyak 8,75%. Analisa Willingness To Pay (WTP) Kategori Low Income, jumlah responden yang mau membayar tarif sebesar Rp. 1.500,00 – Rp. 2.059,50 per m3 sebanyak 79,20 %, Rp. 2.059,60 – Rp. 2.619,00 per m3 sebanyak 8,30 %, mau membayar tarif air antara Rp. 2.619,10 – Rp. 3.178,50 per m3. sebanyak 12,50 %. Untuk Kategori Medium Income, jumlah responden yang mau membayar tarif sebesar Rp. 1.500,00 – Rp. 2.059,50 per m3 sebanyak 38,80 %, Rp. 2.059,60 – Rp. 2.619,00 per m3 sebanyak 3,80 %, mau membayar tarif air antara Rp. 2.619,10 – Rp. 3.178,50 per m3. sebanyak 33,70 % , mau membayar tarif antara Rp. 3.178,60 – Rp. 3.738,00 per m3 sebanyak 15,00 %, dan mau membayar tarif Rp. 4.297,60 – Rp. 4.857,00 per m3 sebanyak 8,70 %.
No
1. 2. 3.
No
Tabel 5. Analisa ATP Terhadap Rata-Rata Tarif Sambungan Rumah Kategori Biaya Produksi Air Rata-Rata Tarif Subsidi (%)
Low Income Medium Income High Income
2.598 2.598 -
1.360 1.740 -
47,49 33,03 -
Tabel 6. Analisa WTP Terhadap Rata-Rata Tarif Sambungan Rumah Biaya Produksi Subsidi Kategori Penetapan Rata-Rata Air (%)
1.
Low Income
2.858
2
Medium Income
2.858
3
High Income
2.619 3.178,50 3.738,00 4.857,00 2.619 3.178,50 3.738,00 4.857,00 -
-
8,36 0 0 0 8,36 0 0 0 -
WTP (%)
20,80 12,50 0,00 0,00 61,20 57,40 23,70 8,70 -
Berdasarkan hasil-hasil analisa diatas diketahui bahwa kemampuan dan kemauan membayar konsumen sangat bervariasi terhadap tarif air Sambungan Rumah, sehingga perlu adanya suatu kebijakan tarif, seperti yang diusulkan berikut ini. 1) Sebaiknya diterapkan tarif yang berbeda untuk masing-masing Kategori Income. Masyarakat yang termasuk dalam kategori Low Income membayar air dengan tarif yang lebih rendah daripada Medium Income dan High Income
ISBN : 979-99735-1-1 B-5-7
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
2) Tarif ditentukan berdasarkan rata-rata kesanggupan membayar (WTP) terhadap suatu tingkat tertentu, misalnya: Low Income : Rata-rata responden sanggup membayar tarif Rp. 2.619,00 / m3, yaitu 20,80 % Medium Income : Rata-rata responden sanggup membayar tarif Rp. 2.619,00 / m3, yaitu 61,20 % 3) Mengingat rata-rata pemakaian air per Sambungan Rumah adalah 20,32 m3/bulan maka tarif progresif yang diusulkan adalah sebagai berikut: Tabel 7. Tarif Progresif yang Diusulkan
Kategori Low Income (A)
Mediun Income (B) High Income (C)
Tarif Progresif 11 – 20 m3 3.178,50 3.739 -
m3
0 – 10 2.619 3.178,50 -
. 20 m3 3.739 4.857 -
Kategori A -
Jika L I mengkonsumsi air < 10 m3/bln, maka rata-rata tarif adalah Rp. 2.619,00 /m3 ; WTP 2619 = 20,80 % Jika L I mengkonsumsi air s/d 20 m3/bln, maka rata-rata tarif adalah Rp. 3.178,50 /m3 ; WTP 3178,50 = 12,50 %
Kategori B -
Jika M I mengkonsumsi air < 10 m3/bln, maka rata-rata tarif adalah Rp. 3.178,50 /m3 ; WTP 3178,50 = 57,40 % Jika M I mengkonsumsi air s/d 20 m3/bln, maka rata-rata tarif adalah Rp. 3.738,00 /m3 ; WTP 3738 = 76,30 % Jika M I mengkonsumsi air > 20 m3/bln, maka rata-rata tarif adalah Rp. 4.857,00 /m3 ; WTP 4857 = 91,30 %
KESIMPULAN Berdasarkan hasil perhitungan, maka dapat diambil kesimpulan: 1. Besarnya tarif air minum PDAM Kuala Kapuas yang sesuai dengan biaya operasional berdasarkan tingkat kebocoran 20 % dan jumlah pegawai 55 orang adalah sebagai berikut: a. Periode tahun 2006, dengan biaya operasional PDAM sebesar Rp. 5.304.091.951,00 menghasilkan rata-rata tarif sebesar Rp. 2.598,00 / m3 untuk Sambungan Rumah Tangga ; Rp. 1.928,00 / m3 untuk Kran Umum ; Rp. 2.932,00 / m3 untuk Sambungan Sosial ; Rp.3.267,00 / m3 untuk Sambungan Komersil /Industri, dan Rp.3.100,00 / m3 untuk Perkantoran. b. Periode tahun 2007, dengan biaya operasional PDAM sebesar Rp. 6.215.359.088,00 menghasilkan rata-rata tarif sebesar Rp. 4.428,00 / m3 untuk Sambungan Rumah Tangga ; Rp. 3.109 / m3 untuk Kran Umum ; Rp. 3.792,00 / m3 untuk Sambungan Sosial ; Rp. 5.018,00 / m3 untuk Sambungan Komersil / Industri dan Rp. 4.768,00 / m3 untuk Perkantoran. c. Periode tahun 2008, dengan biaya operasional PDAM sebesar Rp. 7.121.639.511,00 menghasilkan rata-rata tarif sebesar Rp. 4.424,00 / m3 untuk Sambungan Rumah Tangga ; Rp. 3.109,00 / m3 untuk Kran Umum ; Rp.
ISBN : 979-99735-1-1 B-5-8
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
3.787,00 /m3 untuk Sambungan Sosial ; Rp. 5.108,00 / m3 untuk Sambungan Komersil / Industri dan Rp. 4.721,00 / m3 untuk Perkantoran. 2. Kemampuan membayar (ATP) konsumen Rumah Tangga adalah sebagai berikut: Untuk kategori Low Income, kemampuan konsumen terhadap tarif sebesar Rp 2.619,00 per m3 adalah 60,42 % dan Rp.3.738,00 / m3 adalah 22,92 %. Kategori Medium Income kemampuan konsumen terhadap tarif sebesar Rp. 3.178,50 per m3 adalah 46,25 % dan Rp.4.857,00 / m3 adalah 8,75 %. Kemauan membayar (WTP) konsumen Rumah Tangga, secara rata-rata adalah sebagai berikut : Kategori Low Income, kemampuan konsumen untuk membayar tarif sebesar Rp.2.619,00/m3 adalah 20,80 %. Kategori Medium Income, kemampuan konsumen untuk membayar tarif sebesar Rp.2.619,00 / m3 adalah 61,20 %. 3. Berdasarkan kebijakan tarif oleh Pemerintah Kota Kuala Kapuas dan berdasarkan WTP konsumen terhadap kenaikan tarif 10%, yaitu kenaikan yang secara mayoritas disetujui oleh konsumen, maka usulan penetapan tarif untuk Sambungan Rumah Tangga adalah sebagai berikut Kategori Low Income 0-10 m3 = Rp. 2.619,00 /m3, 11 – 20 m3 = Rp. 3.178,50 /m3, > 20 m3 = Rp. 3.739,00 /m3. Kategori Medium Income 0 – 10 m3 = Rp. 3.178,50 /m3, 3 3 3 11 – 20 m = Rp. 3.739,00 /m , > 20 m = Rp. 4.857,00 /m3 4. Tarif untuk tahun 2007 dan tahun 2008 berdasarkan ATP dan WTP diasumsikan terjadi kenaikan sekitar 10 % pertahun. Saran Untuk kepentingan pengembangan studi, penulis menyarankan: 1. Didalam melakukan survey WTP terhadap konsumen, sebaiknya kenaikan tarif yang ditawarkan langsung disebutkan dalam satuan rupiah, tidak menggunakan satuan dalam prosen (%). Hal ini disebabkan karena persepsi kenaikan dalam prosen dirasakan masih tidak jelas dan tidak pasti nilainya 2. Karena adanya subsidi silang antar jenis sambungan, sebaiknya juga dilakukan survey terhadap kesanggupan / kemauan membayar dari jenis sambungan yang harus menanggung subsidi ini, seperti niaga / industri besar dan industri kecil, sambungan komersil / mitra / pelabuhan dan perkantoran. 3. Dalam penentuan tarif air minum PDAM kota Kuala Kapuas perlu dilakukan kajian lebih lanjut terhadap proporsi penentuan struktur biaya produksi, terutama untuk biaya operasi dan pemeliharaan. DAFTAR PUSTAKA Anonim (2002); Jurnal Air Minum; “Analisa PDAM Sehat : Dalam Pola Kerangka Berfikir serta Memahami Kepedulian Sosial”; Edisi nomor 97/2002; Perpamsi; Jakarta. Anonim (2002); Jurnal Air Minum; “Enam Kebijakan Penyehatan PDAM Menuju Cakupan 40% Tahun 2014”; Edisi nomor 59/2002; Perpamsi; Jakarta. Aryawan, Oka (2002); Evaluasi Tarif Angkutan Kota dengan Analisa Ability To Pay (ATP) dan Wilingness To Pay (WTP) pada Trayek Ubung – Kreneng di Kota Denpasar; Tesis Program S2; Magister Manajemen Rekayasa Transportasi; Jurusan Teknik Sipil; Institut Teknologi Sepuluh Nopember; Surabaya.
ISBN : 979-99735-1-1 B-5-9
Prosiding Seminar Nasional Manajemen Teknologi III Program Studi MMT-ITS, Surabaya 4 Pebruari 2006
Cipta Karya (1998); Petunjuk Teknis Pengelolaan Sistem Penyediaan Air Minum Perkotaan; Direktorat Jenderal Cipta Karya; Departemen Pekerjaan Umum; Jakarta. Depdagri (1998); Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 2 Tahun 1998; tentang Pedoman Penetapan Tarif Air Minum pada PDAM; Departemen Dalam Negeri; Jakarta. Depdagri (b), (1998); Instruksi Menteri Dalam Negeri Nomor 8 Tahun 1998; tentang Petunjuk Pelaksanaan Penetapan Tarif Air Minum pada PDAM; Departemen Dalam Negeri; Jakarta. Djoyodipuro, Marsudi (1997); Teori Harga; Lembaga Penerbit F.E. UI, Universitas Indonesia; Jakarta. Kartadinata, Abas., (2000), Akuntansi dan Analisis Biaya; Edisi ke-3 Rineka Cipta; Jakarta. S. Bambang & Kartasapoetra, G. (1992); Kalkulasi dan Pengendalian Biaya Produksi; Edisi ke-2; Rineka Cipta; Jakarta. Tutuko, K. & Sanusi, Icep (1993); Jurnal Air Minum; Analisa Biaya Produksi Gabungan Unit Instalasi Air Bersih PAM Jaya; Edisi nomor 59/XV. Perpamsi; Jakarta.
ISBN : 979-99735-1-1 B-5-10