PENELUSURAN DAN EVALUASI KINERJA ALUMNI S1 PENDIDIKAN TEKNIK KRIYA UNIVERSITAS NEGERI GORONTALO Isnawati Mohamad, Pendidikan Teknik Kriya, Fakultas Teknik, Universitas Negeri Gorontalo
[email protected] ABSTRACT This research is based on the responsibility that should be faced by the teacher currently. According to the Undang-Undang no 14 pasal 10 tahun 2005, the teacher and lecturer obliged teacher to have the personality, pedagogic, social and professionalism competence. Craft Techniques of State University of Gorontalo as one of the institutions that produce teachers should educate the students with the competence which is appropriate on the societies' needs generally and the stakeholders' particularly. This research is designed through qualitative approach, descriptive method with the instrument of data observation, interview, closed questioners, documentation analysis. The data analysis is interactively and continuously, through the reducing data, displaying data, concluding data and retesting. The subject of this research is the alumnus of S1 Craft Techniques and the stakeholders. The object of research is alumnus competence and stakeholders' response regarding alumnus competence. The population is all the alumnus of Craft Techniques students of 2007 to 2012 class which has the sample is all the population itself which are the teachers. The result of this research proves that a lot of the alumnus competence based on their work's length. The others results is the lack of the alumnus which is caused by some aspects that scope from the professionalism and pedagogic competence. Key words: Competence, Teacher, Profesional, Stakeholders.
PENDAHULUAN Program Studi S1 Pendidikan Teknik Kriya merupakan salah satu program studi yang relatif baru. Didirikan pada tahun 2007 berdasarkan SK Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Nomor 1519/D/T/2007 Tanggal 22 Juni 2007. Dasar pemikiran didirikannya program studi ini adalah untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga pendidik (guru) dibidang kriya (Seni Rupa dan Disain) yang selama ini dirasakan masih sangat kurang, baik di tingkat SMP, SMA maupun SMK sederajat. Daya serap yang tinggi tidak bisa membuat alumni dan jurusan terlena, karena kebutuhan pemangku kepentingan'stakeholders harus bisa terpenuhi dengan baik. Mahasiswa calon guru hendaknya dibekali dengan banyak hal diantaranya kompetensi yang berhubungan dengan keilmuannya dan berhubungan dengan dunia pendidikan. Mahasiswa calon guru juga harus memiliki jiwa kreativitas yang tinggi dan semangat tanpa batas untuk meluluhkan hati dan jiwa anak didik. Dengan semangat ini, guru akan berusaha keras untuk membuat anak didiknya paham dengan materi yang diajarkan. Guru merupakan sosok penting yang cukup menentukan dalam proses pembelajaran, walaupun saat ini banyak sekali sumber belajar yang mudah diperoleh seperti buku, jurnal, majalah, internet dan lain-lain, namun guru tetap menjadi kunci untuk optimalnya sumber-sumber belajar tersebut. Dari sini terlihat pentingnya peran seorang guru, meskipun guru bukanlah satu-satunya penentu berhasil atau tidaknya pembelajaran, namun guru sering dinilai'ditempatkan sebagai penentu kegagalan atau keberhasilan pembelajaran tersebut. Melihat gambaran tugas dan peran guru tersebut, peneliti tertarik untuk menelusuri keadaan alumni S1 Pendidikan Teknik Kriya yang pada kenyataannya merupakan calon guru. Bagaimana kesiapan mereka dalam menghadapi tantangan besar yang semakin hari semakin berat, upaya apa yang mereka lakukan dalam meningkatkan kualitas pribadi'kompetensinya, serta kesesuaian antara kebutuhan pengguna jasa lulusan dan 177
kompetensi alumni menjadi hal penting untuk dievaluasi. Berdasarkan urain tersebut, dapat dirumuskan permasalahan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut; (1) Bagaimana kinerja lulusan S1 Pendidikan Teknik Kriya Universitas Negeri Gorontalo terkait dengan profesionalismenya sebagai guru? (2) Bagaimana respon dari pengguna jasa lulusan/stakeholders terhadap alumni S1 Pendidikan Teknik Kriya Universitas Negeri Gorontalo terkait dengan kompetensi yang dikuasai? Tujuan umum dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kinerja alumni S1 Pendidikan Teknik Kriya serta respon pemangku kepentingan/stakeholders terhadap kompetensi yang dikuasai. Adapun tujuan secara khusus yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah; (1) Untuk mengetahui kinerja lulusan S1 Pendidikan Teknik Kriya Universitas Negeri Gorontalo terkait dengan profesionalismenya sebagai guru. (2) Untuk mengetahui respon dari pemangku kepentingan/stakeholders terhadap alumni S1 Pendidikan Teknik Kriya Universitas Negeri Gorontalo terkait kompetensi yang dikuasai
Tinjauan Tentang Kinerja Kinerja Guru Dalam Saondi (2009:20) diuraikan beberapa definisi kinerja sebagai berikut; kinerja adalah tingkat keberhasilan seseorang atau kelompok orang dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya serta kemampuan untuk mencapai tujuan dan standar yang telah ditetapkan (Sulistyorini, 2001). Adapun ahli lain mendefinisikan bahwa kinerja merupakan hasil dari fungsi pekerjaan atau kegiatan tertentu yang di dalamnya terdiri dari tiga aspek yaitu kejelasan tugas atau pekerjaan yang menjadi tanggung jawabnya; kejelasan hasil yang diharapkan dari suatu pekerjaan atau fungsi; dan kejelasan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan suatu pekerjaan agar hasil yang diharapkan dapat terwujud (Tempe, A. Dale: 1992) Mengacu pada uraian tentang kinerja di atas, penelitian ini akan merujuk pada kinerja guru yang merupakan kemampuan seseorang dalam melaksanakan tugas atau pekerjaannya sebagai seorang guru. Dimana, kinerja akan dikatakan baik dan memuaskan apabila tujuan yang ingin dicapai sesuai dengan standar yang telah ditetapkan (Saondi, 2009:21).
Indikator-Indikator Kinerja Guru Sulistyorini dalam Saondi 2009, menguraikan beberapa indikator dalam menilai kualitas kinerja yaitu; (a) unjuk kerja, (b) penguasaan materi, (c) penguasaan professional keguruan dan pendidikan, (d) penguasaan cara-cara penyesuaian diri, dan (e) kepribadian untuk melaksanakan tugasnya dengan baik. Hal ini sejalan dengan standar kompetensi guru menurut UU Nomor 14 tahun 2005 yang akan digunakan peneliti untuk mengukur kompetensi alumni.
Kompetensi Guru Menurut UU 14 tahun 2005 tentang guru dan dosen pasal 1 ayat 10 disebutkan bahwa kompetensi adalah seperangkat pengetahuan, keterampilan dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan. Selanjutnya dalam pasal 8 dan 9 UU 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen, disebutkan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
178
Kualifikasi akademik sebagaimana dimaksud dalam pasal 8, diperoleh melalui pendidikan tinggi program sarjana atau program diploma empat. Selanjutnya pada pasal 10 disebutkan bahwa, kompetensi guru sebagaimana dimaksud dalam pasal 8 meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi professional yang diperoleh melalui pendidikan profesi. Hal ini diuraikan secara detail oleh Kunandar (2007:75) sebagai berikut; (1) Kompetensi Kepribadian mencakup: kemampuan personal yang mencerminkan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif dan berwibawa, menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia. (2) Kompetensi Pedagogik mencakup: pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar, dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. (3) Kompetensi Profesional mencakup: penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang meliputi penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya. (4) Kompetensi Sosial mencakup: kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar.
Pemangku Kepentingan/Stakeholders Pemangku kepentingan adalah orang-orang yang memiliki kepentingan terhadap entitas tertentu. Pengetahuan tentang pemangku kepentingan akan membantu case manager dalam mengidentifikasi tren perubahan kebutuhan pemangku kepentingan. Informasi tentang tren perubahan ini, pada gilirannya akan menjadi dasar untuk melaksanakan improvement berkelanjutan terhadap system (Mulyadi, 2007:215). Teori ini didukung oleh Tjahyono:267 yang mengatakan bahwa cara berbisnis atau berorganisasi yang baik dan berbudaya selalu melandaskan diri pada tiga hal dasar yang utama yaitu, (a). Mengidentifikasi pemangku kepentingan utama atau key stakeholders secara jelas dan eksplisit. (b). Menentukan semua kebutuhan dari pemangku kepentingan utama serta mengakomodasinya dalam berbagai rencana strategis perusahaan. (c). Mencanangkan kesejahteraan key stakeholders sebagai target utama perusahaan, yang terjabarkan secara lebih teknis dalam corporate strategic planning sebuah perusahaan atau organisasi.
METODE Latar Penelitian Penelitian ini dilaksanakan dibeberapa lokasi yaitu Universitas Negeri Gorontalo sebagai lembaga tempat bernaungnya Program Studi S1 Pendidikan Teknik Kriya dan sekolah-sekolah dimana alumni S1 Pendidikan Teknik Kriya bertugas sebagai guru. Jumlah alumni/populasi yang tidak terlalu besar, menjadikan semua populasi dalam penelitian ini akan dijadikan sampel, yaitu semua alumni S1 Pendidikan Teknik Kriya UNG dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2012 baik regular maupun nonreguler.
Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian ini didisain dengan pendekatan kualitatif dengan metode deskriptif. Pemilihan ini mengacu pada Creswell, 1994:150 dalam (Patilima 2010:61) yang menguraikan bahwa 'Pendekatan kualitatif merupakan sebuah proses investigasi. Secara bertahap peneliti berusaha memahami fenomena sosial dengan membedakan, membandingkan, mengkatalogkan, dan mengelompokkan objek studi. Peneliti memasuki dunia informan dan
179
melakukan interaksi terus menerus dengan informan, dan mencari sudut pandang informan'. Selanjutnya pemilihan metode deskriptif karena penelitian deskriptif adalah suatu strategi menulis yang dimaksudkan untuk menggambarkan 'sesuatu' sehingga pembaca dapat merasakan apa yang dirasakan penulis (Kalidjernih, 2010:24). Prosedur Pengumpulan Data Observasi Menurut Patilima (2010:63) "Observasi mengharuskan peneliti terjun langsung ke lapangan mengamati hal-hal yang berkaitan dengan ruang, tempat, pelaku, kegiatan, benda-benda, waktu, peristiwa, tujuan dan perasaan", tetapi subyek yang paling relevan dengan tujuan penelitian akan menjadi perhatian utama dalam sebuah observasi. Observasi dalam penelitian ini adalah kunjungan peneliti ke sekolah tempat alumni bertugas untuk memperoleh data tambahan melalui pengamatan langsung.
Interview (Wawancara) Penggunaan wawancara dalam penelitian ini didasarkan pada dua alasan, (a) Dengan wawancara, peneliti dapat menggali tidak saja apa yang diketahui dan dialami subjek yang diteliti, akan tetapi apa yang tersembunyi jauh di dalam diri subjek penelitian. (b) Apa yang ditanyakan kepada informan bisa mencakup hal-hal yang bersifat lintas waktu, yang berkaitan dengan masa lampau, masa sekarang dan juga masa mendatang (Pattilima, 2010:68)
Kuesioner (Angket) Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010:142). Adapun angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah kombinasi dari angket tertutup dan terbuka, dimana peneliti sudah menyiapkan alternatif jawaban pada daftar pertanyaan, kemudian dilanjutkan dengan wawancara untuk membuka kesempatan
kepada
subjek
yang
diteliti
untuk
memberikan
jawaban
tambahan.
(http
://ssbelaj
ar.blogspot.com/2012/11/angket-atau-kuesioner-questionaire.html).
Dokumentasi Studi dokumentasi akan digunakan untuk melengkapi dan mengkonfirmasi data-data yang diperoleh dari hasil wawancara, melalui buku-buku maupun dokumen yang relevan dengan masalah penelitian.
Teknik Analisis Data Data yang terkumpul baik melalui wawancara dan studi dokumentasi akan dianalisis mengikuti model anilisis Miles dan Huberman (1984) dalam Sugiyono (2010:246) yang mengemukakan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus sampai tuntas, sehingga datanya sudah jenuh. Aktivitas dalam analisis data yaitu data reduction, data display, data conclusion drawing/verivication. Dalam bentuk bagan, teknik analisis data dapat digambarkan sebagai berikut (Gambar 1).
180
Data dari lapangan
Data Reduksi
Penyajian Data
Penarikan Kesimpulan dan Pengujian Kembali Gambar 1. Bagan Teknik Analisis Data
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Kinerja Alumni S1 Pendidikan Teknik Kriya Universitas Negeri Gorontalo yang Diukur Berdasarkan Standar Kompetensi Guru
Kompetensi Kepribadian Hasil penelitian menunjukkan bahwa kompetensi kepribadian yang terdiri atas lima aspek yang berhubungan dengan hal-hal pribadi memiliki jawaban yang hampir sama dari semua alumni, yaitu mereka senantiasa melaksanakan aspek-aspek pribadi tersebut dengan alasan bertanggung jawab atas profesi guru yang diembannya. Perbedaan mencolok hanya terlihat dari aspek kepribadian yang dewasa, dimana alumni dengan masa tugas kurang dari 5 (lima) tahun sudah ada yang memiliki etos/cara pandang sendiri tentang konsep pembelajaran yang baik buat siswa. padahal selebihnya cara pandang ini hanya dimiliki oleh alumni yang sudah menjalankan tugas lebih dari 10 (sepuluh) tahun.
Kompetensi Pedagogik Kompetensi pedagogik mencakup lima aspek yang berhubungan dengan pemahaman terhadap peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak faktor yang mempengaruhi alumni dalam pemahaman terhadap peserta didik, diantaranya jumlah rombongan belajar yang ada di sekolah. Semakin besar jumlah rombongan belajar yang ada, maka semakin rendah pemahaman alumni terhadap peserta didik. Namun, jika jumlah rombongan belajar terbatas, memungkinkan alumni/guru untuk mengenali peserta didiknya dengan baik. Hal ini tentunya membawa berpengaruh pada aspek-aspek selanjutnya dari kompetensi pedagogik ini, karena setiap aspek memiliki keterkaitan.
Kompetensi Professional Kompetensi professional mencakup penguasaan materi pembelajaran secara luas dan mendalam, yang meliputi penguasaan materi kurikulum mata pelajaran di sekolah dan substansi keilmuan yang menaungi materinya, serta penguasaan terhadap struktur dan metodologi keilmuannya. Dari data yang diperoleh di lapangan diketahui bahwa, 181
penguasaan kompetensi professional sangat dipengaruhi oleh masa tugas seorang alumni. Untuk mereka yang sudah menjalankan profesi ini lebih dari 20 tahun, dengan tegas menjawab menguasai serta memahami struktur keilmuan baik yang menaungi materinya maupun materi kurikulum mata pelajaran di sekolah. Sebagian lainnya menjawab ragu-ragu, bahkan ada alumni yang menjawab tidak tahu tentang struktur keilmuan dimaksud.
Kompetensi Sosial Kompetensi sosial mencakup kemampuan guru untuk berkomunikasi dan bergaul secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Hasil penelitian di lapangan menunjukkan bahwa sebagian besar komunikasi alumni dengan peserta didik berjalan dengan baik. Kecuali, untuk alumni yang bertugas di daerah kecil, penggunaan bahasa daerah menjadi satu-satunya cara untuk mengefektifkan komunikasi mereka dengan peserta didik. Untuk komunikasi sesama pendidik dan tenaga kependidikan berjalan dengan baik dan lancar.
Respon Pemangku Kepentingan/Stakeholders Terhadap Kompetensi Alumni Untuk menentukan stakeholders yang akan dimintai konfirmasi atas jawaban alumni sekaligus mengetahui terpenuhi atau tidaknya kepentingan mereka, peneliti membatasi pada 4 (empat) sekolah yaitu SMKN I Suwawa, SMKN 4 Gorontalo, SMPN 7 Gorontalo dan SMPN I Gorontalo. Pemilihan ini didasarkan pada karakteristik keempat sekolah tersebut yang dianggap dapat mewakili sekolah-sekolah lainnya dimana alumni bertugas. Pertimbangan lainnya adalah banyaknya alumni yang bertugas di sekolah tersebut dan lokasi yang dibutuhkan untuk jarak tempuh disesuaikan dengan kondisi peneliti. Dari data di lapangan diperoleh informasi yang bervariasi dari keempat stakeholders tersebut, dikarenakan oleh perbedaan muatan kurikulum atau capaian kompetensi yang diharapkan masing-masing sekolah. Saat ini tercatat SMKN 4 sebagai stakeholders yang paling bisa dipenuhi kebutuhannya. Hal ini dikarenakan oleh muatan kurikulum yang dijalankan sekolah tersebut sebagian besar relevan dengan kurikulum PRODI S1 Pendidikan Teknik Kriya, walaupun beberapa diantaranya berbeda nama namun secara substansi memiliki kesamaan. Untuk SMKN I Suwawa, menurut keterangan Rian Matui selaku ketua Program Keahlian Busana Butik bahwa terdapat ketidaksesuaian antara kompetensi yang ingin dicapai oleh Program Keahlian Busana Butik dengan kompetensi yang ditawarkan oleh PRODI S1 Pendidikan Teknik Kriya. Dari sejumlah mata kuliah yang dikembangkan dalam kurikulum PRODI S1 Pendidikan Teknik Kriya, hanya tujuh mata kuliah yang dianggap penting, selebihnya dianggap tidak penting karena tidak diajarkan lagi di SMKN I Suwawa. Untuk saat ini alumni belum mengalami kendala berarti karena terbantu oleh latar pendidikan mereka yang merupakan alumni SMKN 2 dan alumni D3 Kriya Kain Universitas Negeri Gorontalo. Namun, hal ini tidak berarti bahwa perbedaan kompetensi tersebut terselesaikan, karena kedepannya tidak dapat dijamin bahwa mahasiswa yang kuliah pada PRODI S1 Pendidikan Teknik Kriya merupakan alumni SMKN 2 dengan Program Keahlian Tata Busana, ataupun alumni D3 Kriya Kain. Stakeholders selanjutnya adalah SMPN 7 dan SMPN I Gorontalo, data di lapangan menunjukkan bahwa, kebutuhan kedua sekolah tersebut adalah sama, karena sama-sama mengusung mata pelajaran Seni Budaya dan Keterampilan untuk SMP. Hal yang membedakan adalah fasilitas yang disediakan oleh masing-masing sekolah untuk menunjang pembelajaran Seni Budaya dan Keterampilan dimaksud. Secara kurikulum SMPN I dan SMPN 7 Gorontalo banyak memiliki kesesuaian dengan kurikulum PRODI S1 Pendidikan Teknik Kriya, mengingat salah
182
satu tujuan didirikannya PRODI S1 Pendidikan Teknik Kriya adalah untuk memenuhi kebutuhan akan tenaga pendidik (guru) dibidang kriya (Seni Rupa dan Disain) yang selama ini dirasakan masih sangat kurang, baik di tingkat SMP, SMA maupun SMK sederajat. Menurut keterangan Bapak Djasmin Ladiku, S.Pd. selaku alumni yang bertugas di SMPN I Gorontalo bahwa, yang sangat dibutuhkan oleh alumni saat ini adalah adanya pelatihan dan workshop bidang seni untuk meningkatkan kemampuan alumni dalam meningkatkan profesionalisme guru. Hal ini sejalan dengan harapan WAKASEK bidang Kurikulum SMPN 7 Gorontalo Ibu Sukarni Muhsin, S.Pd yang mengharapkan adanya pembentukan Manajemen Guru
Mata
Pelajaran
(MGMP)
Seni
Budaya
dan
ketrampilan
untuk
lebih
mengakomodir
perkembangan-perkembangan terbaru yang berhubungan dengan mata pelajaran tersebut.
Pembahasan Kompetensi Kepribadian Kompetensi kepribadian alumni dalam menjalankan profesinya sebagai guru merupakan faktor penting dalam mempengaruhi pembentukan karakter siswa. Hal ini disebabkan oleh posisi guru yang merupakan pengganti orang tua selama siswa berada di sekolah, sehingga dapat dipastikan bahwa kepribadian guru ibarat cermin bagi siswanya. Oleh karena itu sikap yang ditunjukkan oleh alumni sejauh ini, hendaknya dapat dipertahankan atau ditingkatkan lagi, karena kepribadian inilah yang akan menentukan apakah ia menjadi pendidik dan pembina yang baik bagi anak didiknya, ataukah akan menjadi perusak atau penghancur bagi hari depan anak didik terutama bagi anak didik yang masih kecil dan mereka yang sedang mengalami kegoncangan jiwa (Seperti Darajat, dalam saondi 2009).
Kompetensi Pedagogik Kemampuan pedagogik bagi guru bukanlah hal yang sederhana, karena kompetensi ini merupakan gambaran kualitas guru. Oleh karena itu jika seorang guru ingin dikatakan berkualitas, hendaknya secara terus menerus belajar untuk mengupayakan pembaharuan terhadap pengetahuan yang dimilikinya. Temuan di lapangan yang menunjukkan sebagian alumni tidak menguasai dengan betul aspek-aspek dari kompetensi pedagogik tersebut membuat lemahnya gambaran kualitas alumni di lapangan. Gambaran kualitas ini memang tidak dapat dirata-ratakan, karena sebagian alumni dengan masa tugas di atas sepuluh tahun, menguasai lima aspek yang merupakan cakupan dari kompetensi pedagogik tersebut. Namun, apapun alasannya dan bagaimanapun kondisi yang dihadapi alumni dengan masa tugas di bawah lima tahun, mereka harus terus berupaya untuk dapat menunjukkan kualitas mereka dengan penguasaan kompetensi pedagogik dengan baik. Salah satu cara untuk menghadapi tantangan tersebut adalah sering melakukan penelitian baik dalam bentuk telaah pustaka maupun melalui penelitian seperti penelitian tindakan kelas. Hal ini sejalan dengan Imron 1995 (dalam Saondi, 2009) tentang sepuluh kompetensi dasar yang harus dimiliki oleh guru.
Kompetensi Profesional Kenyataan di lapangan menunjukkan bahwa lima aspek yang merupakan cakupan dari kompetensi professional tidak dikuasai sepenuhnya oleh alumni. Hanya poin pertama tentang pemahaman terhadap materi ajar yang ada dalam kurikulum sekolah yang dijawab dengan pasti oleh alumni. Kenyataan ini tentunya menjadi berbanding terbalik dengan profesionalisme yang harusnya dimiliki oleh setiap guru. Seorang guru dengan kualitas yang baik
183
pasti akan melaksanakan tugasnya dengan baik. Meskipun guru bukan orang yang maha tahu, namun setidaknya seorang guru mengetahui darimana memperoleh pengetahuan untuk mengembangkan kompetensi yang dimilikinya. Mengingat tugas guru yang tidak mudah, maka profesionalisme sebagai bentuk keseriusan dan ketekunan guru dalam menekuni profesinya harus dapat dipertanggungjawabkan oleh alumni. Hal ini sejalan dengan Danim (2011) tentang definisi guru yang bermakna sebagai pendidik professional dengan tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta didik pada jalur pendidikan formal. Sependapat dengan hal tersebut, Naim (2009) tentang wujud rasa tanggung jawab guru dengan tiga fungsi yaitu instruksional, edukasional dan fungsi manajerial.
Kompetensi Sosial Menjalin hubungan baik dengan peserta didik, sesama guru, tenaga penunjang akademik maupun orang tua siswa mutlak dilakukan oleh seorang guru, karena sebagai mahluk sosial guru wajib berperilaku santun, mampu berkomunikasi dan berinteraksi dengan lingkungan secara efektif dan menarik, serta mempunyai rasa empati terhadap orang lain (dalam Sagala, 2009:33). Sejalan dengan Sagala (Saondi, 2009) juga menekankan hubungan dan komunikasi yang baik antarseluruh komponen yang ada dalam sistim sekolah untuk konsekuensi terjalinnya interaksi yang baik.
KESIMPULAN Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pada bab sebelumnya, dapat disimpulkan bahwa; (1) Kompetensi alumni di lapangan atau di sekolah tempat mereka bertugas, sangat dipengaruhi oleh lamanya bertugas atau masa kerja menjadi seorang guru. Semua alumni dengan masa tugas lebih dari sepuluh tahun, sangat yakin dengan kompetensi mereka sudah sesuai dengan standar kompetensi guru berdasarkan Undang Undang Nomor 14 Tahun 2005. (2) Untuk alumni dengaan masa tugas di bawah lima tahun, pemahaman terhadap standar kompetensi guru menjadi bervariasi yaitu ada sebagian yang memahami, ada juga beberapa diantaranya menjawab tidak tahu tentang aspek-aspek dalam kompetensi guru yang seharusnya menjadi pedoman mereka dalam melaksanakan tugas sebagai guru. Namun, ada juga beberapa guru yang memiliki kepercayaan diri tinggi dan yakin dengan kemampuan yang dimilikinya saat ini sudah sesuai dengan standar kompetensi guru berdasarkan UU No 14 Tahun 2005. (3) Kelebihan alumni yang paling menonjol adalah pada poin kompetensi kepribadian dan kompetensi sosial. Hampir semua alumni menjawab aspek-aspek pada kedua kompetensi tersebut dengan yakin dan mantap, tanpa memandang masa tugas maupun usia. (4) Kelemahan alumni nampak pada kompetensi pedagogik dan kompetensi professional. Terutama pada aspek-aspek tertentu seperti pemahaman landasan pendidikan, pemanfaatan hasil penelitian untuk perbaikan program pembelajaran secara umum, penguasaan langkah-langkah penelitian, dan pemahaman terhadap struktur, konsep dan metode keilmuan yang menaungi dan koheren dengan materi ajar. Untuk beberapa aspek tersebut, sebagian besar alumni mengaku tidak memahami bahkan ada yang tidak mengerti. Namun, ada juga beberapa alumni yang mengaku memahami dan mengerti tentang aspek-aspek tersebut.
184
UCAPAN TERIMA KASIH Disadari sepenuhnya bahwa penelitian ini terwujud berkat rahmat dan karunia Allah SWT. Selesainya penelitian ini juga tidak luput dari bantuan banyak pihak, baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu pada kesempatan ini secara tulus penulis menyampaikan penghargaan dan terima kasih kepada: 1.
Ibu Rawiyah Husnan, MT. selaku dekan Fakultas Teknik bersama para pembantu dekan di lingkungan Fakultas Teknik Universitas Negeri Gorontalo. Terima kasih banyak atas kemudahan yang diberikan demi terlaksananya penelitian ini, serta dukungan dalam bentuk dana melalui PNBP Fakultas 2013.
2.
Ibu Dr. Fitriyane Lihawa, M.Si selaku ketua lembaga penelitian sekaligus revieur sejak pemasukan proposal hingga pemasukan laporan penelitian ini.
3.
Bapak Drs. Yus Iriyanto Abbas, M.Pd dan Bapak I Wayan Sudana, S.Sn. M.Sn selaku ketua dan sekretaris Jurusan Teknik Kriya, terima kasih atas supportnya selama penelitian ini berlangsung.
4.
Alumni S1 Pendidikan Teknik Kriya dan SMPN 1, SMPN 7, SMKN 4 Gorontalo, SMKN 1 Suwawa selaku subjek dalam penelitian ini, terima kasih telah meluangkan waktu disela-sela kesibukan bapak dan ibu untuk memberikan informasi yang dibutuhkan peneliti.
DAFTAR PUSTAKA Danim Sudarwan & Khairil. (2011). Profesi kependidikan. Bandung: Alfabeta. Kunandar. (2007). Guru profesional. Jakarta: PT Rajagrafindo Persada. Kalidjernih K. Freddy. (2010). Penulisan akademik. Bandung: Widya Aksara Press. Mulyadi. (2007). Sistem perencanaan dan pengendalian manajemen. Jakarta: SalembaAmazon.com. Naim Ngainun (2009). Menjadi guru inspiratif. Yogyakarta: Pustaka Pelajar Patilima, Hamid. (2010). Metode penelitian kualitatif. Bandung: Alfabeta, CV. Sagala Syaiful. (2009). Kemampuan profesional guru dan tenaga kependidikan. Bandung: Alfabeta. Saondi Ondi & Aris Suherman. (2009). Etikaprofesi keguruan. Bandung: Refika Aditama Sugiyono (2010). Metode penelitian kualitatif kuantitatif dan r&d. Bandung:Alfabeta Tjahyono H ( ............ ) Culture Based Leadership. Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama. Tersedia: http://books.google.co.id/booksid=jX4qaSxtW_cC&pg=PA267&dq=pengertian+stakeholder Naskah Kurikulum S1 Pendidikan Teknik Kriya Universitas Negeri Gorontalo 2011. Naskah Akademik Akreditasi Program Studi Sarjana, Badan Akreditasi Perguruan Tinggi Jakarta (2008). Tersedia: www.dikti.go.id/files/atur/ban/s1/Buku_1Bondet Wrahatnala (2012). Angket atau kuisioner. Tersedia :http://ssbelajar.blogspot.com/2012/11/angket-atau-kuesioner-questionaire.html.
185