LAPORAN
PENELITIAN DISERTASI DOKTOR TAHUN ANGGARAN 2011
STUDI PENGEMBANGAN KEMAMPUAN DOKTER MENANGANI KASUS PADA PELAYANAN PRIMER DI KABUPATEN ALOR
Wahyudi Istiono NIM 06 / 09-1 / 2052 / PS
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS GADJAH MADA 2011
1
Tabel 1. Tabel Coding FGD dan Wawancara bersama Stakeholder No.
KASUS MEDIK
1
Laparotomi.
2
Fraktur pubis.
3
Bibir sumbing.
4
Operasi SC.
5
Malaria
6
Kecelakaan/fraktur.
7
Sesak nafas.
8
TB.
9
Filariasis.
10
CHF & HT.
11
DM.
12
Persalinan normal & tdk normal.
13
Sepsis.
14
Psikosomatis.
15
Dehidrasi.
16
Sakit kepala.
17
Bedah minor./kecelakaan, fraktur, sirkumsisi
18
Gigitan ular.
19
KB.
20
Gizi buruk
Bupati
Ka RS
KaDinKe s
Dr PTT
31
Dr PNS
Tabel Permasalahan yang dihadapi sekarang No.
Perrmasalahan yang dihadapi
1
Bersalin tidak di fasilitas kesehatan
2
Dokter kurang
3 4
Belum ada dokter spesialis tetap, semua sp yang ada belum tetap Jangkauan ke pelosok kurang.
5
Minat dr utk PNS/menetap di Alor kurang.
6 7
Dokter PTT 1 th tidak efektif (mondar-mandir, orientasi tdk jelas, tdk ada target). Tidak ada pelatihan dokter fungsional.
8
Sulit memantau dokter.
9
Sulit mencari kandidat dr plus yang PNS.
10
Biaya terbatas.
11
Pasien sulit dimotivasi untuk rujukan.
12
Tenaga kesehatan di puskesmas kurang.
13
Tidak ada pelatihan dan regenerasi petugas imunisasi.
14
Kendala pada ambulan untuk merujuk pasien.
15
19
Obat DM & alat pemeriksaan GDS tidak ada, pasien DM dirujuk. Program berjalan tergantung situasi politik lokal. Politik tdk stabil, program tdk jalan. Fasilitas & manajemen di RS kurang baik, kepercayaan pasien thd RS kurang. Disiplin kerja kurang (mis. bidan tidak ada saat ada pasien partus). Perawat kurang terampil memasang infus.
20
Kinerja (skill) kurang baik.
21
23
Pelayanan tdk memenuhi standard, resiko pada petugas tinggi. Perawat sering beri obat sendiri dan tidak tepat, sering terlambat konsul. Obat yang tersedia tidak sesuai dengan yang diminta.
24
Jarak puskesmas dari kota jauh.
25
Masih banyak penggunaan black magic.
26
Yang berangkat dokter plus adalah dokter PTT, setelah kembali ditempatkan di RS. SDM yang berangkat pelatihan hanya memikirkan uang duduk saja, tidak tahu isi pelatihannya. KKN tinggi.
16 17 18
22
27 28
Bupati
KA RS
KaDinKes
Dr PTT
32
Dr PNS
Tabel Sarana Prasarana No. Sarana Prasarana 1 Transportasi sulit di kepulauan, tergantung cuaca. 2 Fasilitas untuk dokter kurang (mobil, tunjangan, rumah). 3 Rumah dinas dokter di pusk ditempati paramedis krn jarang ada dokter, sulit menyuruh keluar. 4 Listrik tdk 24 jam. 6
Komunikasi sulit, tidak ada sinyal.
7
Tidak ada rumah dinas dan mobil dinas untuk spesialis. Vaksinasi disimpan dlm box (bahan bakar: minyak tanah).). Alat-alat tidak lengkap (ambubag, EKG, )
8 9 10
12
Fasilitas pemeriksaan lab hanya untuk malaria & TB. Obat—obatan kurang (obat diare tdk ada, CTM & vit C sering habis). Tidak ada proteksi untuk petugas.
13
Tidak ada alat steril.
14
17
Ada 2 pusk tanpa listrik. (Yang ada terbatas waktunya) Alat2 inkubator & minor set ada tetapi rusak karena tidak pernah dipakai, Sarana & prasarana kurang (mis. tidak ada handschoon Sulit air.
18
Tidak ada O2.
11
15 16
Bupati
Ka RS
KaDinKes
Dr PTT
33
Dr PNS
Tabel Kemampuan Dokter & Pengembangan No. Kemampuan Dokter & Pengembangan 1 Perlu kemampuan operasi. 2
Pemda memberikan beasiswa spesialis.
3
Program dokter plus.
4
Kurang mengerti program.
6
Skill medis kurang (mis. Malaria)
7
Perlu peningkatan pendidikan utk pelayanan primer mel seminar/pelatihan.
8
Pendidikan di PT sudah cukup 4th + 2th.
9
Sebagian sudah ikut ATLS/ACLS.
10
Harus kreatif mengatasi keterbatasan sarana/prasarana.
11
Protab penanganan kasus saat coass lebih tinggi dibandingkan yang bisa dikerjakan di puskesmas.
12
Perlu pelatihan EKG.
13
Perlu mampu menyesuaikan dgn budaya setempat.
14
Internship perlu, utk membuat lebih pede.
15
Masyarakat mungkin >nyaman bila ada dokter keluarga.
16
PTT di Alor mendapat banyak pengalaman, dan dapat prioritas dlm tes masuk spesialisasi. Skilll cukup, yang penting mental.
17 18
Harus mampu bekerja sama lintas sektoral (camat, kepala desa, organisasi lain) baru bisa jalan.
19
Perlu kemampuan manajemen
Bupati
Ka RS
KaDinKes
Dr PTT
34
Dr PNS
Tabel Manajemen dan Kebijakan No.
2
Kemampuan Dokter & Pengembangan Pengembangan kerja sama kasus bedah dgn FK UNHAS, biaya pemda. 2 model kerja sama (residen & ptt spesialis).
3
Revolusi KIA (provinsi).
4
RS bergerak.
6
Peningkatan status puskesmas & RS.
7
Rencana membangun 1 RS lagi di pulau pantar.
8
Beasiswa bidan.
9 10
Pemberian insentif untuk dokter PNS, utk kurangi kecemburuan thd dr PTT. Pengembangan puskesmas → rawat inap → poned.
11
Jamkesmas.
12
Jamkesda.
13
17
Meningkatkan pelayanan di RS sehingga PAD meningkat. Pemda kurang menanggapi usulan rumah dan mobil dinas untuk spesialis. Tidak ada SDM yang menguasai pembiayaan dan perencanaan (target & indikator berbeda-beda). perencanaan lokasi pembangunan RS (kadis pilih luar kota yang belum berkembang, pemda pilih di kota). Ada beasiswa spesialisasi.
18
Sulit mengurus sertifikasi krn tidak ada perwakilan IDI.
19
Kepala puskesmas bukan dokter, bahkan pendidikannya jauh di bawah dokter (D1, SPK).
20
Dokter menumpuk di puskesmas di kota, puskesmas di perifer kosong dokter. Dokter tidak dilibatkan dalam program.
1
14 15 16
21 22
26
Peniliaian kinerja puskesmas tidak jelas, hanya sebatas kecepatan mengumpulkan laporan. Tergantung kepala puskesmas, ada yang terbuka, ada yang tertutup dalam pertanggungjawaban laporan keuangan Manajemen penyediaan dan distribusi obat kurang baik (tdk sesuai kebutuhan, sth mau expired baru dikeluarkan). Komunikasi & kerja sama dinas & kepala puskesmas dengan dokter kurang. Hasil pelatihan tdk disosialisasikan.
27
Laporan di atas kertas, fiktif.
28
Dokter merasakan perlakuan yang kurang adil dari kepala puskesmas.
23
24
25
Bupati
Ka RS
KaDinKes
Dr PTT
35
Dr PNS
Tabel karir dan kesejahteraan No. 1
Karir dan Kesejahteraan Dokter Insentif dr PNS = dr PTT.
2
Pensiun dari RS Tetap Jadi dokter keluarga
3
Pendapatan dokter kecil, lebih banyak pengabdian.
4
Semua berencana spesialisasi.
6
Tidak mau PNS karena mudah bosan & merasa
7 8
terikat, suka traveling, masih mau sekolah lagi, tergantung suami, tidak suka struktural. Mau PNS bila ada sesuatu yang menjanjikan (penghasilan, peluang sekolah lagi) Pengembangan karir kurang.
9
Kendala di keuangan.
10
Ada kesempatan beasiswa.
Bupati
Ka RS
KaDinKes
Dr PTT
36
Dr PNS
Tabel Harapan No. 1 2
Harapan Dokter keluarga di pulau-pulau./ Adanya sertifikat pelayanan primer supaya formal. Dokter lulus sudah mampu tangani program dan berorientasi masyarakat, tidak hanya klinis perorangan.
3
Dokter mampu menangani manajemen.
4
Dokter PTT lebih memiliki komitmen.
6
7
Paket imunisasi dilengkapi solar cell untuk menjaga rantai dingin di daerah listrik tidak 24 jam, karena sulit cari minyak tanah. Ada peluang sekolah.
8
punya tanggung jawab lebih besar pd pasien,
9
ilmu & skill penting
10
mengabdi sungguh2
11
belajar sungguh2 saat coass, latih empati,
12
mampu komunikasi dgn masy
13
Tidak hanya revolusi KIA tetapi revolusi pelayanan primer menyeluruh.
14
Dokter baru mengenal profil lingkungan yang akan dihadapi.
Bupati
Ka RS
KaDinKes
Dr PTT
15
37
Dr PNS
Tabel Alasan Kuat menetap/ datang awal di Alor No.
Alasan Kuat menetap/ datang awal di Alor
1
Asli /Anak daerah.
2
Menolong masyarakat kurang mampu.
3
Ikut suami.
4
Ada kenalan yang di Alor / pernah di Alor.
6
Toleransi antar agama di Alor baik.
7
Masy cukup welcome.
Bupati
Ka RS
KaDinKes
Dr PTT
Suka traveling. Aman. Cari pengalaman. Pendekatan dari bupati. Pengangkatan PNS Lebih mudah. Tidak melihat insentif
Evaluasi Pelayanan Menggunakan Primary Care Assessment Toels ( modifikasi dari Starfiel, B., 2010 ),
Gambar 7. Diagram Score Penilaian PCAT di Dinas Kesehatan
Gambar 8. Diagram Score Penilaian PCAT di Puskesmas Kabir
Gambar 9. Diagram Score Penilaian PCAT di Puskesmas Kokar 38
Dr PNS
Gambar 10. Diagram Score Penilaian PCAT di Puskesmas Lawahing
Gambar 11. Diagram Score Penilaian PCAT di Puskesmas Maritaing
Gambar 12. Diagram Score Penilaian PCAT di Puskesmas Mebung
Gambar 13. Diagram Score Penilaian PCAT di Puskesmas Moru
Gambar 14. Diagram Score Penilaian PCAT di Puskesmas Talunan
Gambar 15. Diagram Score Penilaian PCAT di Puskesmas Tamalabang
39
BAB VIII DAFTAR PUSTAKA
Barends, Nicodemus. 2005. Karakteristik Individu dan Kualitas Pelayanan Rujukan sebagai Faktor Resiko Kematian Perinatal di RSUD Abepura Jayapura. http://ilib.ugm.ac.id/jurnal/download.php?dataId=447 17-8-2010 Boelen, C., Haq, C., Hunt V., Rivo, Marc, Shahady E., Improving Health Systems: The Contribution Of Family Medicine, A Guide Book, Wonca, World Organization of Family Doctors. Creswell, J. W. (2003). Research Design: Qualitative, Quantitative, and Mixed Methods Approaches (2nd ed.). Thousand Oaks: Sage Publications, Inc. Dinas Kesehatan Kabupaten Alor. 2010. Profil Kesehatan Kabupaten Alor tahun 2010. Alor Donabedian, Avedis. 2003. An Introduction to quality assurance in health care. oxford university press. Gan, G.L., Azwar, A., Wonodirekso, S. 2004. A primer on family medicine practice. Singapore International Foundation. Kersnik J. 2000. An evaluation of patient satisfaction with family practice care in Slovenia. Int J Qual Health Care 12: 143-7 Kersnik, J. 2003. Patients’ recommendation of doctor as an indicator of patient satisfaction. Hong Kong Med J 9:247-50 Konsil Kedokteran Indonesia.2006. Standar Kompetensi Dokter Indonesia. Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT)\ Mukti, A.G.,Biran, J.F.S.,Gandar, U., Wicaksono, F., Hendrartini, J., 2008, Managed Care – Konsep dan Implementasi di Perusahaan. Pusat pembiayaan dan Manajemen Asuransi/Jaminan Kesehatan, fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Buku 1, Yogyakarta Mukti, A.G.,Biran ,J.F.S.,Gandar,U., Wicaksono, F., Hendrartini, J., 2008, Managed Care – Konsep dan Implementasi di Perusahaan. Pusat pembiayaan dan Manajemen Asuransi/Jaminan Kesehatan, fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, Buku 2, Yogyakarta Mukti, A.G.,2007, Sistem Pembiayaan Kesehatan di Indonesia dan Prospek ke Depan,Magister Kebijakan Pembiayaan dan Manajemen Asuransi/jaminan Kesehatan, Fakultas Kedokteran Universitas Gadjah Mada, cetakan ke III, Yogyakarta. Murti, B. 2000. Dasar-dasar Asuransi. Kanisius. Yogyakarta.
40
Pemerintah Kabupaten Alor. 2006. Desember
www.alorkab.go.id/web/index.php?hal=sehat/ 20
Sekaran, U. 2003. Research Methods for Business : A Skill Building Approach 2nd Edition, John Wiley and Son. New York. Starfield, Barbara, Goggins, William, Wong, Martin, Carthy, Tanya, Griffiths, Sian. 2010. Comparison of primary care experiences among adults in general outpatient clinics and private general practice clinics in Hong Kong. Wong et al. BMC Public Health 2010, 10:397 Trisnantoro, Laksono. 2009. Pelaksanaan Desentralisasi Kesehatan di Indonesia 2000-2007 : Mengkaji Pengalaman dan Skenario Masa Depan. BPFE The World Health Report. 2008. Primary Care, Now More then Ever. World Health Organization. Undang – undang Republik Indonesia Nomor 52 Tahun 2009 Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga. Wensing M, Vedstedt P, Kersnik J, Peersman W, Klingenberg A, Hearnshaw H, Hjortdahl P, Paulus D, Grol R. 2002. Patient satisfaction with availability of general practice: an international comparison. Int J Qual Health Care 14:111-118.
41