Penelitian mengenai kata keterangan sudah banyak dilakukan oleh peneliti-peneliti sebelumnya, baik di dalam bahasa Indonesia, bahasa Mandarin, bahasa Inggris dan bahasa lainnya di dunia. Tetapi sepanjang pengetahuan penulis, belum ada penelitian yang membandingkan persamaan dan perbedaan letak kata keterangan waktu yang menunjukkan berlangsungnya suatu peristiwa dalam waktu tertentu dalam kalimat bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin. Bedanya dengan penelitian Sinurat adalah dalam penelitian ini penulis menggunakan contoh–contoh kata yang menunjukkan kata keterangan waktu, sedangkan Sinurat menggunakan kata keterangan penanda waktu atau di sebut juga modalitas, data yang di ambil penulis dari novel Putri Huan Zhu I yang asli dan terjemahan karya Chiung Yao, sedangkan pada penelitian
Sinurat
menggunakan buku tata bahasa. Di dalam penelitian ini akan diuraikan hasil-hasil penelitian ataupun bukubuku yang berkaitan tentang kata keterangan dalam bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin. Penulis mengambil beberapa jurnal, skripsi dan makalah yang berkaitan dengan dalam bahasa analisis kata keterangan waktu bahasa Indonesia maupun bahasa Mandarin, sebagai berikut: Menurut Chaer (2006:162) kata keterangan adalah kata–kata yang digunakan untuk menerangkan atau memberi penjelasan pada kalimat atau bagian kalimat lainnya, yang sifatnya tidak menerangkan keadaan atau sifat ”. Sinurat (2007) dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Kontrastif Kata Keterangan Waktu dalam Bahasa Indonesia dan Bahasa Mandarin” menguraikan
13
dan memaparkan tentang adanya persamaan dan perbedaan penggunaan kata keterangan waktu dari kedua bahasa, semua jenis kata keterangan waktu yang digunakan dalam kalimat, baik kata keterangan waktu dalam bahasa Indonesia dan shijian fuci dalam bahasa Mandarin. Tulisan ini memberi kontribusi berupa uraian mengenai analisis kontrastif. Li Luo dalam Diana ( 2009), melakukan penelitian dengan judul 现代汉 语程度副词名词结构的语义分析. Luo li menjelaskan mengenai struktur kata keterangan-kata benda yang dibagi berdasarkan tiga karakteristik. Dalam skripsi ini belum pasti terdapat perbedaan dan persamaan kata keterangan. Sheng
Chen
dalam
Sinurat
(
2007
)
dengan
judul
史记列传副词平面描写定量定性分析. Di dalam penelitiananya, Chen Hai kata keterangan china kuno dan moderen. Perkembangan kehidupan menghasilkan adanya perbedaan pengunaan kata keterangan dari zaman kuno sampai zaman moderen. Chen Hai Sheng juga menguraikan jenis–jenis kata keterangan dan fungsinya dalam kalimat. Putrayasa (2008) dalam skripsinya yang berjudul “Analisis Kalimat (Fungsi,
Kategori,
dan
Peran)”
menguraikan
tentang
fungsi
kalimat,
mendeskripsikan pola kalimat dasar bahasa Indonesia menurut Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Dengan melihat berupa rujukan pada kajian sebelumnya, hal ini memudahkan penulis untuk menganalisis letak kata keterangan waktu dalam kalimat bahasa Indonesia sesuai pola kalimat dasar yang baik dan benar.
14
2.2 Konsep Konsep menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia adalah gambaran mental suatu objek, proses, ataupun yang ada di luar bahasa, yang digunakan oleh akal budi untuk memahami hal–hal lain. 2.2.1 Analisis Kontrastif Analisis kontrastif menurut Tarigan (1992: 4) menjelaskan bahwa: “Analisis kontrastif, berupa prosedur kerja, adalah aktvitas atau kegiatan yang mencoba membandingkan struktur B1 dengan struktur B2 untuk mengidentifikasikan perbedaan-perbedaan diantar kedua bahasa. Perbedaaanperbedaan antara dua bahasa yang diperoleh dan dihasilkan melalui Anakon, dapat digunakan sebagai landasan dalam meramalkan atau memprediksi kesulitankesulitan atau kendala-kendala belajar berbahasa yang akan dihadapi oleh para siswa di sekolah, terlebih-lebih dalam belajar B2. B1 yang dimaksud di sini adalah bahasa pertama atau bahasa asal, sedangkan B2 adalah bahasa kedua atau bahasa target ”. Menurut Herawaty (2012: 1) “Analisis Kontrastif (Contrastive Analysis)” adalah sebuah metode yang digunakan yang digunakan dalam mencari suatu perbedaan antara bahasa pertama (B1) dan bahasa target (B2) yang sering membuat pembelajar bahasa kedua mengalami kesulitan dalam memahami suatu materi bahasa kedua yang dipelajarinya tersebut”. Dengan adanya analisis kontrastif ini diharapkan pembelajar dapat memahami bahasa kedua atau bahasa asing dengan lebih mudah. Lebih lanjut dijelaskan pula bahwa analisis kontraksif memandingkan dua bahasa dari segala komponennya secara sinkronik sehingga ditemukan perbedaan-perbedaan dan kemiripan-kemiripan yang ada. Dari hasil
15
temuan itu ditemukan adanya penyimpangan. Pelanggaran atau kesalahan yang mungkin dilakukan oleh para dwibahasawan. Ridwan (1998: i) mendeskripsikan linguistik atau analisis kontrastif (LK,AK) sebagai suatu metode penganalisisan linguistik yang berusahaan mendeskripsikan, membuktian dan menguraikan perbedaan atau persamaan aspek-aspek kebahasaan dari dua bahasa atau lebih yang dibandingkan. Bahasabahasa yang dibandingkan tersebut sebagai bahasa bersentuhan (languagesincontact). Tujuan atau sasaran analisis kontraktif sendiri adalah untuk menemukan prinsip-prinsip kebahasaan yang bermanfaat untuk diterapkan dalam tujuan-tujuan praktis khususanya bagi keperluan pengajaran, pembelajaran dan penerjemahan. Kemudian dijelaskan lebih mendalam oleh Ridwan (1998:17) bahwa , “Analisis atau linguistik komparatif mempunyai perbedaan dan persamaan dengan analisis atau linguistik kontrastif. Namun keduanya saling mendukung analisis atau linguistik kontraktif akan lebih kuat dan mendalam apabila didukung data yang diperoleh melalui studi komparatif. Analisis komparatif mengacu pada kemiripan (“resemblances‟‟) dan sumber atau asal (“origins”) bahasa tertentu sedangkan analisin kontrastif mengacu pada korespondensi antara aspek-aspek dalam bahasa yang dibandingkan. Sifat-sifat keuniversalan kebahasaan diperlukan untuk analisis kompratif maupun kontrastif . Aspek keterkaitan histori diperlukan untuk analisis komperatif tetapi kurang diperlukan untuk analisis kontrakstif ”.
Berdasarkan pendapat Ridwan di atas dapat disimpulkan perbedaan analisis kontrastif dan analisis komperatif dapat dilihat dalam bagan berikut: Karakteristik Analisis Kontrastif
Karakteristik Analisis Komperatif
16
Membandingkan
struktur
bahasa yang tidak serumpun
dua Membandingkan stuktur dua bahasa yang serumpun
Membandingkan dua bahasa yang Membandingkan dua bahasa dari sezaman( bersifat sinkronis) Dilakukan
demi
zaman ke zaman (bersifat diakornis)
kepentingan Dilakukan
demi
penemuan
bahasa
language)
serta
pengajaran bahasa
kepentingan awal
(origin
penentuan
arah
penyebaran bahasa Table 1. Perbedaan analisis kontrastif dan analisis komperatif 2.2.2 Kata Kata adalah bagian terkecil dari bahasa. Kata juga merupakan dasar dari pembentukan sebuah kalimat. Menurut Suparto ( 2003: 21), kata adalah bagian terkecil dari bahasa yang mempunyai arti dan dapat berdiri sendiri. Kata adalah dasar dari pembentukan kalimat. Misalnya kalimat yang ada di bawah ini : 1. 他 | 从 | 明天 Tā
| 起 | 骑车 | 学院 。 ( 6 kata )
cóng míngtiān qǐ
qí chē xuéyuàn.
Berdasarkan pendapat diatas, dapat disimpulkan bahwa kata adalah satuan bebas yang paling kecil yang terdiri dari satu atau beberapa morfem. Menurut Chaer (2006: 86) dalam skripsi Sinurat pembagian jenis kata di dalam bahasa Indonesia kata di bagi atas lima belas macam yaitu: kata benda, kata ganti, kata kerja, kata sifat, kata sapaan, kata penunjuk, kata bilangan, kata penyangkal, kata
17
depan, kata penghubung, kata keterangan, kata tanya kata seru, kata sandang, dan kata partikel.
2.2.3 Kata Keterangan Salah satu fungsi sintaksis dalam kalimat adalah keterangan (adverbial) yang mana bertugas untuk membatasi acuan konstruksi yang bergabung dengannya. Meskipun tugas pelengkap, namun pada umumnya pelengkap wajib hadir untuk melengkapi konstruksinya, sedangkan keterangan tidak. Selain itu, keterangan biasanya bebas letaknya, sedangkan pelengkap selalu di belakang verba beserta objeknya. Cakupan semantis keterangan/adverbia lebih luas yaitu untuk mewatasi unsur-unsur kalimat atau seluruhnya kalimat. Dalam keterangan ada yang menyatakan alat, tempat, cara, waktu, kesertaan, atau tujuan (Alwi, dkk 2000:36). Kata keterangan (adverbia) adalah kategori yang dapat mendampingi adjektiva, numeralia, atau preposisi dalam kontruksi sintaksis (Kridalaksana, 1994: 78). Kata keterangan adalah kata yang menerangkan (a) kata kerja dalam segala fungsinya, (b) kata keadaan dalam segala fungsinya, (c) kata keterangan, (d) kata bilangan, (e) predikat kalimat, tidak peduli jenis kata apa predikat itu, dan (f) menegaskan subjek dan predikat kalimat (Ramlan, 1991). Berdasarkan beberapa pandangan tersebut, dapat dikatakan bahwa kata keterangan adalah kata yang memberi keterangan pada verba, adjektiva, nomina predikat, atau kalimat.
18
Cara penggolongan kata keterangan bermacam-macam tergantung dari sumber rujukan yang digunakan. Berikut salah satu cara pembagian kata keterangan. •
Kata keterangan alat. Misalnya: dengan.
•
Kata keterangan kesertaan. Misalnya: bersama.
•
Kata keterangan perlawanan. Misalnya: meskipun.
•
Kata keterangan tujuan. Misalnya: untuk.
•
Kata keterangan sebab. Misalnya: karena.
•
Kata keterangan akibat. Misalnya: maka.
•
Kata keterangan waktu. Misalnya: kemarin.
•
Kata keterangan tempat. Misalnya: sana.
•
Kata keterangan syarat. Misalnya: jika.
•
Kata keterangan derajat. Misalnya: sedikit, banyak.
•
Kata keterangan keadaan. Misalnya: sungguh-sungguh.
•
Kata keterangan kepastian. Misalnya: mungkin.
2.2.4 Kata Keterangan Waktu Kata keterangan waktu bahasa Indonesia secara tata bahasa Tradisional ditempatkan sebagai satu jenis kata keterangan. Keterangan waktu dapat berupa kata, frasa, atau anak kalimat. Kata keterangan waktu tidak lain adalah suatu kata
19
atau kelompok yang menduduki suatu fungsi tertentu, yaitu fungsi untuk menerangkan waktu atau kapan kejadian suatu peristiwa terjadi (Keraf, 1984 : 72).
2.2.4.1 Kata Keterangan Waktu dalam Bahasa Indonesia Kata keterangan waktu adalah kata-kata yang digunakan untuk menerangkan waktu, kapan kejadian atau peristiwa itu terjadi. Tidak jauh berbeda seperti yang diungkapkan oleh Keraf (1984: 72) kata keterangan waktu adalah keterangan yang menunjukkan atau menjelaskan berlangsungnya suatu peristiwa dalam suatu bidang waktu. Yang termasuk kedalam kata keterangan waktu adalah: sekarang, nanti,hari ini, kemarin, besok, lusa, pagi , siang, malam, minggu depan, bulan depan, tahun depan, nama – nama hari, bulan, tanggal, pukul berapa, kemudian, sesudah itu, saat ini, nama-nama hari besar dalam kalender, sebentar, sebelum itu semalam, tadi, selalu, setiap hari, setiap saat, tidak pernah, segera, sudah, lalu, sebelumnya, akhir-akhir ini.
Contoh kalimat penulis :
Kemarin saya pergi ke Jakarta
Bapak sudah makan tadi
Pukul tujuh lalu lintas ramai
20
Hari ini adik tidak ke sekolah karena sakit.
Mereka menikah tahun ini di Beijing.
Paman datang dari kampung besok.
Rumah kami semalam banjir.
Akhir-akhir ini beliau malas bekerja
2.2.4.2 Kata Keterangan Waktu dalam Bahasa Mandarin Kata keterangan waktu di dalam kalimat bahasa mandarin juga berperan penting dalam keutuhan kalimat tersebut. Salah satu unsur pembentukan kalimat di dalamnya terdapat kata keterangan. Kata keterangan atau adverbia dalam bahasa Mandarin disebut dengan fuci 副词. Fuci adalah kata yang digunakan untuk menerangkan kata kerja atau kata sifat, untuk menyatakan waktu, ruang lingkup, derajat, frekuensi, kepastian, nada, dan keadaan ( Suparto, 2003:127).
Contohnya: 春天
Chūntiān
Musim Semi
春节
Chūnjié
Festival Musim Semi
元旦
Yuándàn
Tahun Baru
中秋
Zhōngqiū
setelah itu
21
早晨
Zǎochén
pagi sekali
今年
Jīnniān
Tahun ini
明天
Míngtiān
Besok
周末
Zhōumò
Akhir pekan
来年
lái nián
tahun depan
来日
lái rì
yang akan datang
刚才
Gāngcái
Baru saja
昨天
Zuótiān
Kemarin
课外
Kèwài
Pulang sekolah
目前
Mùqián
Saat ini
开端
Kāiduān
Mulai
开始
Kāishǐ
Mulai
现在
Xiànzài
Sekarang
星期天
Xīngqítiān
Minggu
晚上
Wǎnshàng
Malam
Table 2 Kata keterangan waktu Bahasa Mandarin Keterangan waktu menyatakan kapan suatu tindakan terjadi, kapan munculnya suatu keadaan. Biasanya berupa kata keterangan, kata benda yang menyatakan waktu, frasa kata depan, atau kata lain yang menyatakan waktu. Biasanya kata keterangan diletakkan di depan kata kerja dan kata sifat. Keterangan waktu dapat di letakkan di kata kerja dan kata sifat atau di depan subjek. (Youngxin, 2005: 48) Contoh: 1) 今年我要毕业回国。
(Jīnnián wǒ yào bìyè huíguó) Tahun ini aku akan pulang ke rumah setelah lulus
22
2) 昨天他从上海回北京了。
(Zuótiān tā cóng shànghǎi huí běijīng le ) Kemarin dia dari Shanghai kembali ke Beijing. 3) 他从明天起骑车学院。
(Tā cóng míngtiān qǐ qí chē xuéyuàn ) Dia besok naik sepeda ke sekolah
2.2.5 Kalimat Kalimat biasanya di definisikan sebagai susunan kata-kata yang memiliki pengertian yang lengkap. Artinya, di dalam kalimat itu ada unsur subjek (S), yakni unsur yang di bicarakan. Ada unsur predikat (P), yakni unsur yang menyatakan apa yang di lakukan oleh unsur S atau apa yang dialami oleh unsur S itu. Mungkin ada unsur objek (O), yakni unsur sasaran dari tindakan yang di lakukan oleh unsur S. Lalu mungkin juga ada unsur keterangan (K), yakni unsur yang menerangkan tentang waktu, tempat, cara, dan sebagainya. (Chaer, 2010: 36) . Nah berikut merupakan pengertian secara singkat namun jelas mengenai jabatan kalimat tersebut.
A. Subjek
23
Subjek atau pokok kalimat merupakan unsur utama kalimat. Subjek menentukan kejelasan makna kalimat. Penempatan subjek yang tidak tepat, dapat mengaburkan makna kalimat. Keberadaan subjek dalam kalimat berfungsi:
1. Membentuk kalimat dasar, kalimat luas, kalimat tunggal, kalimat majemuk. 2. Memperjelas makna. 3. Menjadi pokok pikiran. 4. Menegaskan makna. 5. Memperjelas pikiran ungkapan. 6. Membentuk kesatuan pikiran.
Ciri-ciri subjek :
1. Jawaban apa atau siapa. 2. Didahului kata bahwa. 3. Berupa kata atau frasa benda (nomina). 4. Disertai dengan kata ini atau itu . 5. Disertai pewatas yang. 6. Kata sifat didahului kata si atau sang: si cantik, si hitam, sang perkasa. 7. Tidak didahului preposisi: di, dalam, pada, kepada, bagi, untuk, dari, menurut, berdasarkan, dan lain-lain. 8. Tidak dapat diingkarkan dengan kata tidak, tetapi dapat dengan kata bukan.
24
B. Predikat
Seperti halnya dengan subjek, predikat kalimat kebanyakan muncul secara eksplisit. Keberadaan predikat dalam kalimat berfungsi:
1. Membentuk kalimat dasar, kalimat tunggal, kalimat luas, kalimat majemuk. 2. Menjadi unsur penjelas, yaitu memperjelas pikiran atau gagasan yang diungkapkan dan menentukan kejelasan makna kalimat. 3. Menegaskan makna. 4. Membentuk kesatuan pikiran. 5. Sebagai sebutan.
Ciri-ciri predikat :
1. Jawaban mengapa, bagaimana. 2. Dapat diingkarkan dengan tidak atau bukan. 3. Dapat didahului keterangan aspek: akan, sesudah, sedang, selalu, hampir. 4. Dapat didahului keterangan modalitas: sebaiknya, seharusnya, mesti, selayaknya, dan lain-lain. 5. Tidak didahului kata yang, jika didahului yang predikat berubah fungsi menjadi perluasan subjek. 6. Didahului kata adalah, ialah, yaitu, yakni. 7. Predikat dapat berupa kata benda, kata kerja, kata sifat atau kata bilangan.
C. Objek
25
Subjek dan predikat cenderung muncul secara eksplisit dalam kalimat, namun objek tidaklah demikian halnya. Kehadiran objek dalam kalimat bergantung pada jenis predikat kalimat serta ciri khas objek itu sendiri. Predikat kalimat yang berstatus transitif mempunyai objek. Biasanya, predikat ini berupa kata kerja berkonfiks me-kan, atau me-i, misalnya: mengembalikan, mengumpulkan; me-i, misalnya: mengambili, melempari, mendekati. Dalam kalimat, objek berfungsi:
1. Membentuk kalimat dasar pada kalimat berpredikat transitif. 2. Memperjelas makna kalimat. 3. Membentuk kesatuan atau kelengkapan pikiran.
Ciri-ciri objek :
1. Berupa kata benda. 2. Tidak didahului kata depan. 3. Mengikuti secara langsung di belakang predikat transitif . 4. Jawaban apa atau siapa yang terletak di belakang predikat transitif. 5. Dapat menduduki fungsi subjek apabila kalimat itu dipasifkan.
D. Keterangan
Keterangan kalimat berfungsi memperjelas atau melengkapi informasi pesan-pesan kalimat. Tanpa keterangan, informasi menjadi tidak jelas. Hal ini dapat dirasakan kehadirannya terutama dalam surat undangan, laporan penelitian, dan informasi yang terkait dengan tempat, waktu, sebab, dan lain-lain.
26
Ciri-ciri keterangan :
1. Bukan unsur utama kalimat, tetapi kalimat tanpa keterangan, pesan menjadi tidak jelas, dan tidak lengkap. 2. Tempat tidak terikat posisi, pada awal, tengah, atau akhir kalimat. 3. Dapat berupa: keterangan waktu, tujuan, tempat, sebab, akibat, syarat, cara, posesif (posesif ditrandai kata meskipun, walaupun, atau biarpun), dan pengganti nomina (menggunakan kata bahwa).
2.3 Landasan Teori Sesuai dengan tujuan dari penelitian ini yakni mendeskripsikan persamaan dan perbedaan penggunaaan kata keterangan waktu berdasarkan letak kata keterangan waktu dalam bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin di dalam kalimat pada novel Putri Huan Zhu I, maka landasan teori yang dipakai oleh penulis adalah teori sintaksis . Untuk menganalisa mengenai letak kata keterangan waktu bahasa Indonesia dan bahasa Mandarin menggunakan kajian linguistik kontrastif, yang bertujuan untuk mendeskripsikan persamaan dan perbedaan dari dua bahasa yang berbeda.
2.3.1 Sintaksis
27
Sintaksis menurut Ramlan (1981:1 ) adalah bagian atau cabang dari ilmu bahasa yang membicarakan seluk beluk wacana, kalimat, klausa, frase. Sintaksis adalah cabang tata bahasa mengenai studi penyusunan kata-kata dalam kalimat dan alat yang dapat menunjukan hubungan seperti itu, misalnya urutan kata atau infleksi. Sintaksis adalah cabang tata bahasa mengenai studi penyusunan kata-kata dalam kalimat-kalimat dan alat yang dapat menunjukkan hubungan seperti itu. Misalnya urutan kata atau infleksi. Sintaksis dalam bahasa Mandarin adalah kalimat ditunjukkan sebagai deretan kata-kata, dan gramatika menyangkut struktur dan pola-pola yang teratur dalam kalimat. Dengan menganggap kata sebagai satuan gramatika. Jadi, gramatika menganalisis hubungan timbal balik yang berpola antara kata yang satu dengan kata yang lain dalam sebuah bahasa, dan membahas kaidah-kaidah yang sistematis dari hubungan timbal balik tersebut. Bidang yang menangani analisis hubungan timbal balik dari kata-kata ini dinamakan Sintaksis. Sintaksis Jùfǎ 句法 merupakan bagian terpenting dari gramatika ( tata bahasa ) Yǔfǎ 语法. Bahasa Tionghoa tidak memiliki variasi bentuk bahasa. Sering terjadi kerancuan antar Sintaksis 句 法 dengan Gramatika 语 法 , sehingga muncul pertanyaan bahasa Tionghoa tidak memiliki gramatika. Andaikata sebuah bahasa tidak memiliki gramatika dan tidak mempunyai pengurutan yang sistematis untuk kata-katanya dalam kalimat, bahasa tersebut tidak akan bisa dipelajari oleh penutur asli atau penutur asing.
28
2.3.2 Analisis Kontrastif Secara umum memahami pengertian analisis kontrastif dapat ditelusuri melalui makna kedua kata tersebut. Analisis diartikan sebagai semacam pembahasan atau uraian. Yang dimaksud dengan pembahasan adalah proses atau cara membahas yang bertujuan untuk mengetahui sesuatu yang memungkinkan dapat mengetahui inti permasalahannya. Permasalahan yang ditemukan itu kemudian dikupas, dikritik, diulas dan akhirnya disimpulkan untuk dipahami. Moeliono (1988 : 32) menjelaskan bahwa analisis adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antarbagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan. Sedangkan kontrastif diartikan sebagai perbedaan atau pertentangan antara dua hal. Perbedaan inilah yang menarik untuk dibicarakan, diteliti, dipahami. Moeliono menjelaskan bahwa kontrastif diartikan sebagai perbedaan. Istilah kontrastif lebih dikenal dalam ranah kebahasaan (linguistik). Sehubungan dengan ini kemudian muncul istilah linguistik kontrastif yang merupakan cabang ilmu bahasa.
Linguistik
kontrastif
membandingkan
dua
bahasa
dari
segala
komponennya secara sinkronik sehingga ditemukan perbedaan-perbedaan dan kemiripan-kemiripan yang ada. Dari hasil penemuan itu dapat diduga adanya penyimpangan - penyimpangan, pelanggaran -
pelanggaran, atau kesalahan-
kesalahan yang mungkin dilakukan para dwibahasawan (orang yang mampu menggunakan dua bahasa secara baik).
29
Analisis Kontrastif
yang juga disebut analisis bandingan merupakan
kajian linguistik yang bertujuan untuk mendeskripsikan persamaan dan perbedaan dua bahasa yang berbeda. Pendeskripsian dan persamaan tersebut, akan bermanfaat untuk pengajaran kedua bahasa, sebagai bahasa ke dua (bahasa asing). Suatu metode analisis pengkajian kontrastif ini menunjukan kesamaan dan perbedaan antara dua bahasa dengan tujuan untuk menemukan prinsip yang dapat diterapkan pada masalah praktis dalam pengajaran bahasa atau terjemahannya. Kesimpulannnya linguistik kontrastif merupakan salah satu cabang linguistik yang fungsinya mengontraskan dua bahasa atau lebih tidak serumpun dan linguistik kontrastif dapat membantu kesulitan yang mungkin dialami seseorang dalam mengajarkan bahasa yang berbeda rumpun bahasanya, ataupun bagi seseorang yang belajar bahasa asing yang rumpun bahasanya berbeda.
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Metode Penelitian
30