KONSTRUKSI KALIMAT KONTRAKSI DALAM BAHASA MANDARIN Yulie Neila Chandra, Gustini Wijayanti Program Studi Sastra Cina, Fakultas Sastra
[email protected] Abstrak Makalah yang bertema “Konstruksi Kalimat Kontraksi dalam Bahasa Mandarin” ini memaparkan berbagai konstruksi kalimat kontraksi. Kalimat kontraksi memiliki bentuk menyerupai kalimat tunggal karena tidak memiliki pemarkah hubungan antarklausa (koma), namun memiliki makna seperti kalimat majemuk karena memiliki dua predikator. Melalui metode telaah distribusional dengan teknik pelesapan ditemukan bahwa konstruksi kalimat zhǔ yǔ
wèi yǔ
kontraksi terdiri atas lima kelompok, yakni 1) konstruksi subjek (主语) dan predikat (谓语); 2) guānlián fù cí
konstruksi dengan pemarkah adverbia penghubung ( 关 联副词); 3) konstruksi dengan pemarkah guānlián
yí wèn dài cí
pronomina penanya (疑 问 代词); 4) konstruksi dengan pemarkah konjungsi dan adverbia (关 联 cí yǔ
chóng fù
词语) seperti kalimat majemuk; dan 5) konstruksi dengan pengulangan/reduplikasi verba ( 重 复 wèi yǔ dòng cí
dòng cí chóng dié
谓语 动 词 / 动 词 重 叠). Makna kalimat kontraksi menunjukkan hubungan berurutan, kausatif, pengandaian, pertentangan, dan kondisional. Kata Kunci: kalimat tunggal, kalimat majemuk, kalimat kontraksi, pemarkah hubungan antarpredikator, adverbia penghubung
1. PENDAHULUAN Istilah “konstruksi” juga dikenal di dalam bidang linguistik. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia/KBBI (2011:727), konstruksi dalam bidang linguistik adalah susunan dan hubungan kata dalam kalimat atau kelompok kata. Konstruksi itu terdiri atas berbagai macam, antara lain konstruksi absolut, konstruksi antipasif, konstruksi eksosentris, konstruksi endosentris, konstruksi morfologis, konstruksi sintaktis, dan sebagainya yang semuanya berkaitan dengan satuan-satuan bahasa. Berdasarkan pengertian tersebut, konstruksi terjadi dalam tataran morfologi dan sintaksis. Mengingat konstruksi merupakan susunan dan hubungan kata, maka dalam bidang linguistik, konstruksi tidak dapat dipisahkan dari struktur. Oleh karena itu, banyak orang yang menyamakan kedua istilah tersebut. Berdasarkan strukturnya, pada umumnya kalimat dalam bahasa Mandarin secara garis besar dān jù
dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu kalimat tunggal ( 单 句) dan kalimat majemuk (
fù jù
复句) (Li Dejin dan Cheng Meizhen, 1988). Kalimat tunggal adalah kalimat yang dibentuk oleh E
AE
AE
sebuah klausa bebas atau klausa lengkap. Sebaliknya, kalimat majemuk adalah kalimat yang dibentuk oleh minimal dua klausa. Kalimat majemuk dikelompokkan berdasarkan hubungan piānzhèng fù jù
bìng liè fù jù
antarklausa pembentuknya, yakni 并 列复句 ‘kalimat majemuk koordinatif’ dan 偏 正 复句 A
E
E
AE
E AE
AE E
EA
A
E
E
A
E
E
AE
AE
EA
‘kalimat majemuk subordinatif’. Selain dua kalimat tersebut, masih ada bentuk kalimat lain yang duōchóng fù jù
jǐn suō jù
berhubungan dengan keduanya, yakni 多 重 复句 ‘kalimat majemuk campuran’ dan 紧 缩 句 A
E
E
A
E
E
AE
AE
AE
AE
AE
E
E
AE
AE
‘kalimat kontraksi’. Kalimat majemuk campuran adalah kalimat majemuk yang dibentuk oleh minimal tiga klausa yang memiliki hubungan koordinatif dan subordinatif sehingga hubungan antarklausanya membentuk minimal dua hierarki, yakni koordinatif dan subordinatif tersebut. Selanjutnya, kalimat kontraksi ialah kalimat yang berstruktur kalimat tunggal, tetapi mengandung makna kalimat majemuk karena memiliki dua predikator, seperti pada contoh kalimat berikut ini: lù bù xiū bù píng
路不 修不 平 。 ‘Jika jalan tidak diperbaiki, maka tidak rata.’ atau ‘karena jalan
(1) AE
AE
AE E
E AE
AE
E
E
A
tidak diperbaiki, maka tidak rata.’ Kalimat kontraksi pada contoh (1) berbentuk kalimat tunggal, tetapi makna yang dikandungnya membentuk kalimat majemuk subordinatif yang dapat menyatakan hubungan pengandaian atau pun hubungan kausatif. Dengan demikian, maknanya identik dengan contoh (2) atau (3) berikut ini: lù rú guǒ bù xiū jiù bù píng
(2)
路如 果 不 修, 就不 平 。 ‘Jika jalan tidak diperbaiki, maka tidak rata.’ (kalimat AE
AE
AE
E
E
AE
AE E
EA
AE
AE
AE
E
E
A
majemuk subordinatif hubungan pengandaian) yīn wéi lù bù xiū suǒ yǐ bù píng
(3)
因 为 路 不 修 , 所 以 不 平 。 ‘Karena jalan tidak diperbaiki, maka tidak rata.’
A E
E A
E
E
AE
EAE
EA E
E A
A
E
E
AE
EA E
EA
E
E
A
(kalimat majemuk subordinatif hubungan kausatif)
Dari kedua contoh tersebut di atas terlihat bahwa kalimat majemuk dapat dibentuk menjadi kalimat tunggal tanpa mengubah makna yang dihasilkannya sehingga menjadi kalimat yang lebih sederhana dan hemat.
Sementara itu dalam bahasa lain, misalnya bahasa Indonesia dan Inggris, kontraksi dijumpai dalam satuan frase dan kata. Misalnya dalam bahasa Indonesia, frase tidak ada menjadi kata tiada; kata begini menjadi gini; begitu menjadi gitu; itu menjadi tuh; bagaimana menjadi gimana; dan lain-lain, yang pada umumnya kontraksi tersebut menghasilkan kosakata bentuk non-formal. Contoh lain lagi dalam bahasa Inggris, kontraksi juga dijumpai dalam ragam non-formal, seperti: frase going to menjadi gonna; want to menjadi wanna; are not menjadi ain’t; dan lain-lain. Berdasarkan contoh-contoh kontraksi dari ketiga bahasa di atas dapat dikatakan bahwa kontraksi setiap bahasa tidak sama. Dalam KBBI (2011:729), yang dimaksud dengan kontraksi dalam bidang linguistik adalah proses atau hasil pemendekan suatu bentuk kebahasaan, seperti tidak menjadi tak. Pengertian tersebut mengandung maksud bahwa kontraksi terjadi pada satuan kata dan frase di dalam kalimat. Berbeda dalam bahasa Mandarin, kontraksi lebih dijumpai dalam satuan klausa dan kalimat, yakni pada konstruksi sintaktis. Oleh karena itu, kontraksi berkaitan dengan tataran sintaksis dan semantik, khususnya struktur dan makna kalimat. Struktur tersebut meliputi berbagai konstruksi atau susunan/pola-pola kalimat kontraksi bahasa Mandarin, termasuk penggunaan kata tugas seperti adverbia dan konjungsi dalam kalimat tersebut. Konstruksi kalimat ini berkaitan dengan makna yang dihasilkannya. Dalam telaah bahasa Indonesia, Harimurti Kridalaksana (1999) mengungkapkan bahwa kalimat adalah satuan bahasa yang relatif berdiri sendiri, mempunyai ciri utama berupa intonasi final, dan secara aktual maupun potensial terdiri dari klausa. Berdasarkan jumlah klausa di dalam kalimat, kalimat dikelompokkan atas kalimat tunggal, kalimat majemuk, dan dirinci lagi menjadi kalimat majemuk setara, bertingkat, bersusun, dan bertopang. Selain itu, terdapat pula kalimat kombinasi dari keempat jenis tersebut. Selanjutnya, kalimat kombinasi empat kalimat tersebut adalah kalimat yang merupakan gabungan jenis-jenis: (a) kalimat bertopang dan kalimat tunggal; (b) kalimat majemuk dan kalimat tunggal; dan (c) kalimat bersusun dan kalimat tunggal. Menurut La Ode Sidu (2013), berdasarkan jumlah klausanya, kalimat dalam bahasa Indonesia terbagi atas kalimat tunggal, kalimat majemuk setara, kalimat majemuk rapatan, kalimat majemuk bertingkat, dan kalimat majemuk kompleks. Kalimat tunggal adalah kalimat yang terdiri atas satu klausa. Kalimat majemuk setara adalah kalimat yang terdiri atas dua klausa yang setiap klausanya mempunyai potensi atau kemampuan yang sama untuk dapat dijadikan kalimat. Kalimat majemuk rapatan adalah kalimat yang salah satu atau beberapa fungsinya dirapatkan. Selanjutnya, kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat majemuk yang dibangun oleh induk
kalimat dan anak kalimat. Terakhir, kalimat majemuk kompleks adalah kalimat majemuk yang dibangun oleh klausa yang setara dan yang tidak setara. Bahasa Indonesia tidak mengenal kalimat kontraksi. Kontraksi hanya terjadi dalam tataran morfologi. Namun demikian, berdasarkan paparan La Ode Sidu (2013), dapat terlihat bahwa kalimat majemuk rapatan memiliki kemiripan dengan kalimat kontraksi dalam bahasa Mandarin. Dalam bahasa Indonesia, kontraksi adalah pemendekan suatu kata, sukukata, atau gabungan kata dengan cara penghilangan huruf yang melambangkan fon di dalam kata tersebut. Dalam tata bahasa tradisional, kontraksi dapat mengakibatkan pembentukan kata baru dari kata yang disingkat tersebut. Kontraksi berbeda dari akronim karena memiliki hasi pembentukan yang berbeda. Dalam bahasa Indonesia, kontraksi banyak terjadi pada bahasa tuturan ragam nonformal (Wikipedia.org/wiki/kontraksi). Kontraksi (contraction) dalam bahasa Inggris ialah “the shortening of a word or expression, also the shortened form resulting from this process” (Mario A. Pei dan Frank Gaynor, 1954). Dalam bahasa Inggris juga dijumpai konsep informal contraction, yakni bentuk pendek dari kata-kata lain yang orang gunakan pada waktu berbicara santai. Kontraksi informal lebih umum ditemui
dalam
American
English.
(inggrisku.net/2014/10/kontraksi-informal-informal-
contraction/#.VIJHAAAgLA). Contoh: (4)
What are you going to do? → whatcha going to do? → whatcha gonna do?
(5)
Do you want a beer? → do you wanna beer? → D’you wanna beer? → D’ya
wanna beer? → ya wanna beer? → wanna beer? Contoh kalimat-kalimat di atas menunjukkan bahwa kontraksi dalam bahasa Inggris dapat dijumpai di dalam satuan kata dan frase. Li Dejin dan Cheng Meizhen (1988) mengemukakan bahwa jenis kalimat berdasarkan jǐn suō jù
struktur selain kalimat tunggal dan kalimat majemuk, juga terdapat kalimat kontraksi (紧 缩 句). AE
AE
E
E AE
AE
Kalimat kontraksi ialah kalimat yang berstruktur kalimat tunggal, tetapi mengandung makna kalimat majemuk karena memiliki dua predikator. Suatu hal yang biasanya dinyatakan dalam kalimat majemuk dapat dinyatakan dalam kalimat tunggal. Karena itu, kalimat ini disebut juga kalimat penghematan. Menurut kedua ahli itu, kalimat kontraksi memiliki beberapa fitur gramatikal, yaitu (1) pada umumnya memiliki dua predikat dan satu subjek; (2) kedua predikat tersebut memiliki hubungan seperti hubungan koordinatif, alternatif, progresif, pengandaian,
kausatif, kondisional, dan lain-lain; dan (3) dalam ragam tulis, kalimat ini tidak memiliki koma. Contoh: tābìngleméilái
(6) 她病了没来。 ‘Karena ia sakit, maka tidak datang.’ AE
AE
Kalimat kontraksi (6) mengandung makna yang sama dengan kalimat (7) di bawah ini. yīnwéitābìngle suǒyǐméilái
(7) 因为她病了, 所以没来。 AE
AE
AE
AE
Menurut Chen Xinxiong dan kawan-kawan (1989), kalimat kontraksi disebut 紧缩复句 ‘kalimat majemuk kontraksi’ karena berasal dari kalimat majemuk tetapi berbentuk kalimat tunggal. Kalimat majemuk kontraksi memiliki sebuah subjek, dan maknanya menunjukkan berbagai hubungan seperti pengandaian dan kausatif. Contoh: nǐ yuàn yì qù jiù qù
(8) 你 愿 意去就去。 ‘Kalau kamu ingin pergi, pergilah.’ AE
AE
E
E
AE
AE
AE
AE
AE
Zhang Wu dan Chen Changlai (2000) memaparkan bahwa kalimat kontraksi yang disebut jǐn suō jù
A
jǐn
紧 缩 句 terdiri atas 紧 yang menunjukkan pelesapan pemarkah antarklausa (koma) sehingga E
EA
E
E
A E
EA
A E
E A
suō
hubungan antarklausa menjadi lebih dekat; dan 缩 yang menunjukkan pelesapan beberapa unsur A
E
E
A
jǐn
atau konstituen di dalam kalimat majemuk. Oleh karena itu, kalimat kontraksi mencerminkan 紧 AE
AE
suō
dan 缩 kedua hal tersebut. Sebuah kalimat majemuk bila melalui proses pelesapan unsur dan A
E
E
A
pemarkah klausa akan menjadi sebuah kalimat yang berbeda dari kalimat majemuk, dan juga berbeda dari kalimat tunggal. Dengan demikian, kalimat kontraksi merupakan kalimat yang dibentuk oleh kalimat majemuk, dengan berbagai pelesapan sehingga menjadi bentuk yang lebih sederhana. Kalimat kontraksi memiliki beberapa ciri, yakni (1) adanya pelesapan unsur atau satuan, dan membentuk dua bagian yang berhubungan. Karena itu, kalimat kontraksi juga dapat yī
jiù
bù
memiliki kata-kata penghubung yang membentuk sebuah konstruksi, seperti 一 ...... 就 ...... ; 不 AE
AE
AE
AE
AE
E
bù
...... 不 ...... ; dan lain-lain. (2) dalam kalimat kontraksi tidak ada koma sebagai pemarkah A
A E
E A
antarklausa. Dalam makalah ini dikupas berbagai konstruksi kalimat kontraksi bahasa Mandarin yang mencakup struktur (bentuk) dan maknanya, termasuk unsur-unsur yang dilesapkan, sehingga dapat lebih dipahami keberadaan kalimat tersebut sebagai salah satu keunikan sintaksis bahasa Mandarin. Makalah ini juga dapat memberikan sumbangan dalam pengembangan linguistik bahasa Mandarin khususnya tataran sintaksis dan semantik. Telaah yang bersifat deskriptif ini dilakukan dengan menggunakan metode telaah distribusional, yakni antara lain melalui teknik pelesapan. 2. HASIL DAN PEMBAHASAN
guānlián cí
lián cí
Dalam kalimat majemuk, penggunaan konjungsi (连词) atau kata-kata penghubung ( 关 联词 AE
AE
AE
A
E
E
AE
AE
AE
yǔ
语 ) menjadi primadona kalimat tersebut. Maksudnya, konjungsi atau kata-kata penghubung E
E
A
menjadi salah satu pemarkah kalimat majemuk yang sangat penting; dan juga dengan adanya konjungsi atau kata-kata penghubung itu membuat hubungan makna antarklausa di dalam kalimat tersebut menjadi jelas dan tegas apakah mempunyai hubungan koordinatif atau subordinatif. Namun, di dalam kalimat kontraksi hal tersebut tidak berlaku. Kata-kata penghubung pada umumnya sering dilesapkan, sehingga makna yang muncul agak sulit untuk dipahami, khususnya memaknai hubungan makna antarpredikator. Berdasarkan data yang diperoleh penulis ini, kalimat kontraksi dapat dilihat berdasarkan: (1) zhǔ yǔ
wèi yǔ
Konstruksi subjek ( 主 语 ) dan predikat ( 谓 语 ); (2) Konstruksi dengan pemarkah adverbia A
E
E
A
E
E
A
A
E
E
A
E
E
A
guānlián fù cí
yí wèn dài cí
penghubung ( 关 联副词); (3) Konstruksi dengan pemarkah pronomina penanya (疑 问 代词); (4) A
E
E
AE
AE
AE
AE
AE
AE E
E AE
AE
AE
guānliáncí yǔ
Konstruksi dengan pemarkah konjungsi dan adverbia (关 联词语) seperti kalimat majemuk; dan AE
E
AE
AE
AE
AE
chóng fù wèi yǔ dòng cí
dòng cí chóng dié
(5) Konstruksi dengan pengulangan/reduplikasi verba ( 重 复谓语 动 词 / 动 词 重 叠). Berikut A
E
penjelasan kelima konstruksi tersebut. zhǔ yǔ
wèi yǔ
2.1 Konstruksi subjek (主语) dan predikat (谓语) AE
AE
AE
AE
AE
AE
E
AE
AE
AE
AE
E
E
AE
AE
A
E
E
AE
AE
E
E
AE
AE
Kalimat kontraksi dengan konstruksi subjek predikat mengandung arti bahwa kalimat tersebut dibentuk oleh subjek dan predikat walau ada unsur lain pula seperti objek, keterangan, dan lainlain. Meskipun demikian, strukturnya berbeda dengan kalimat tunggal. Kalimat kontraksi dengan konstruksi ini dapat dikelompokkan menjadi dua bentuk, yaitu 1. Kalimat kontraksi berstruktur satu subjek dan dua predikat, contohnya: pó pó zǒu lù bù xiǎo xīn niǔ shāng le jiao
(9) 婆婆走路不 小 心扭 伤 了脚。 AE
AE
AE
AE
AE
AE E
E
AE
AE
AE
E
E
AE
AE
AE
Nenek berjalan kaki tidak hati-hati keseleo PAR kaki ‘Karena nenek berjalan tidak hati-hati, maka kakinya terkilir.’ zǒulù
pó pó
Pada contoh (9), subjeknya adalah nomina 婆婆 ‘nenek’; dan predikatnya adalah verba 走路 AE
AE
AE
AE
AE
bùxiǎoxīn
‘berjalan kaki’ yang diikuti oleh komplemen/pelengkap 不小心 ‘tidak hati-hati’ dan verba AE
niǔshāng
AE
A
jiǎo
扭伤 ‘keseleo/terkilir’ yang diikuti oleh objek 脚 ‘kaki’. Kalimat (9) menyatakan adanya E
E
A
AE
AE
yīn guǒguān
hubungan kausatif seperti dalam kalimat majemuk subordinatif hubungan kausatif (因果 关 AE
AE
AE
E
E
A
xi
系). Dengan demikian, konjungsi yang menyatakan hubungan kausatif dilesapkan. E
AE
2. Kalimat kontraksi berstruktur dua subjek dan dua predikat, contohnya: wǒqǐngtātābùlái
(10)
我请他他不来。 AE
AE
Saya undang dia dia tidak datang ‘Saya mengundang dia, tetapi dia tidak datang.’ (‘Walaupun saya mengundang dia, dia tidak datang.’) Pada kalimat (10), subjeknya adalah pronomina persona 我 ‘saya’ dan 他 ‘dia laki-laki’; sedangkan predikatnya adalah verba 请 ‘mempersilakan’ dan 来 ‘datang’. Verba yang pertama memiliki objek 他 ‘dia’. Kalimat ini menunjukkan makna pertentangan seperti dalam kalimat majemuk subordinatif hubungan pertentangan (转折关系). Konjungsi sebagai pemarkah kalimat majemuk dilesapkan.
2.2 Konstruksi dengan pemarkah adverbia penghubung (关联副词) Kalimat kontraksi dengan pemarkah adverbia penghubung memiliki unsur pemarkah berupa adverbia yang menunjukkan penghubung antarklausa atau antarpredikator. Konstruksinya dapat dibedakan menjadi dua kelompok, yaitu 1. Konstruksi dengan adverbia penghubung tunggal, yakni mengunakan berbagai adverbia j i ù y ě què yòu hái c á i dōu zà i
seperti 就, 也, 却, 又, 还, 才, 都, 再. Contohnya: AE
AE
AE
AE
AE
AE
AE
AE
AE
AE
AE
AE
AE
AE
AE
AE
wǒ yǒu yì jiàn wǒ jiù yào tí
我有意见我就要提。 Saya ada pendapat saya ADV mau kemukakan ‘Jika saya mempunyai pendapat, saya akan kemukakan.’ (‘Asalkan saya ada opini, akan saya ajukan.’)
(11) AE
AE
AE
AE
AE
AE
AE
AE
AE
wǒ
Kalimat (11) memiliki dua subjek yang sama, yakni 我 ‘saya’ dengan dua predikat yang AE
yǒu
EA
tí
berbeda, yaitu 有 ‘mempunyai/ada’ dan 提 ‘mengemukakan/mengajukan’. Verba pertama AE
EA
AE
EA
yìjiàn
diikuti
oleh
objek
意见 A
E
E
‘pendapat/opini’; A
jiù
yào
sedangkan
verba
kedua
memiliki
jiù
keterangan/adverbial 就 dan 要 . Adverbia 就 berfungsi sebagai penghubung predikator. Kalimat (11) mengandung makna hubungan pengandaian atau kondisional seperti kalimat A E
E A
A E
E A
A
E
E A
jiǎshèguānxì
majemuk subordinatif hubungan pengandaian ( 假设关系 ) atau hubungan kondisional ( A
E
E
A
A
tiáojiànguānxì
条件关系)。Berdasarkan hal terebut terlihat bahwa konjungsi pemarkah kalimat majemuk dilesapkan dan digantikan oleh adverbia penghubung tersebut di atas. E
AE
2. Konstruksi dengan adverbia penghubung lengkap atau ganda, yakni menggunakan dua bù
fēi
bù
bù
yuè
yuè
adverbia yang membentuk sebuah struktur baku, seperti 不….不….; 非….不….; 越…. 越 AE
yě
zà i
yě
b ù méi
yī
AE
AE
AE
AE
AE
AE
AE
AE
AE
AE
E
jiù
….; 再…. 也….; 不/没…. 也….; 一…. 就….; dan lain-lain. Adverbia-adverbia penghubung tersebut menggantikan konjungsi dan adverbia di dalam kalimat majemuk. Contohnya: A
AE
AE
AE
AE
AE
AE
AE
AE
AE
AE
AE
AE
AE
AE
wǒ men fēi xué hǎo bù kě
我 们 非学好不可。 Kami ADV belajar baik ADV (tidak) boleh ‘Jika kami tidak belajar dari contoh yang baik, maka tidak akan bisa.’ (‘Kami harus belajar.’ Atau ‘kami mau tidak mau harus belajar.’)
(12) AE
AE E
E
AE
AE
AE
AE
AE
AE
zhōngguó cài yǐ hòu huì yuè biànyuè hao le
(13)
中 国菜以后会越 变 越好了。 Cina sayur kemudian bisa ADV (makin) berubah ADV (makin) baik PAR ‘Masakan Cina kelak bisa berubah semakin baik.’ A
E
E
AE
AE
AE
AE
AE
AE
AE E
E
AE
AE
AE
AE
Kedua kalimat di atas merupakan konstruksi yang jelas dari kalimat kontraksi. Hal itu disebabkan kalimat tersebut disusun berdasarkan struktur yang tetap atau baku. Pada kalimat
xué hǎo
kě
(12), dua predikator 学 好 ‘belajar dari contoh yang baik’ (belajar baik) dan 可 ‘boleh’ A
E
E
A
E
E
A
A
fēi
E
E
A
bù
dihubungkan oleh dua adverbia penghubung, yakni 非 dan 不, keduanya membentuk sebuah AE
fēi
EA
AE
EA
bù
konstruksi 非 …. 不 …. . Maknanya menunjukkan hubungan pengandaian. Selanjutnya, dua A E
E A
A E
E A
hǎo
biàn
predikator dalam kalimat (13), yaitu 变 ‘berubah’ dan 好 ‘baik’ dihubungkan oleh dua adverbia A E
E
A
AE
AE
yuè
yuè
yuè
penghubung 越, yang juga membentuk konstruksi tetap 越….越…. . Hubungan makna keduanya AE
AE
AE
AE
AE
AE
tiáojiànguānxì
menunjukkan hubungan kondisional (条件关系). AE
AE
2.3 Konstruksi dengan pemarkah pronomina penanya (疑问代词) Konstruksi kalimat ini bukanlah berarti menunjukkan kalimat interogatif. Strukturnya shuí
shuí
shénme
nǎlǐ
shénme
nǎlǐ
membentuk sebuah konstruksi yang tetap, seperti 谁 …. 谁 ….; 什么…. 什么….; 哪里…., 哪里 AE
zěnmeyàng
zěnmeyàng
duōshǎo
EA
AE
EA
AE
EA
AE
EA
AE
AE
AE
E
duōshǎo
….; 怎么样…., 怎么样….; 多少 …., 多少 ….; dan lain-lain. Contoh: A
AE
EA
AE
EA
AE
EA
AE
EA
nǐ ài qù nǎ li qù nǎ li
你爱去哪里去哪里。 Kamu suka pergi ke mana pergi ke mana
(14) AE
AE
AE
AE
AE
AE
AE
AE
AE
‘Kalau kamu suka pergi ke mana ya pergilah.’ Kalimat di atas menggunakan pronomina penanya sebagai penghubung predikatnya. Makna yang dimunculkan dari kalimat tersebut dapat menunjukkan hubungan kondisional ( A
tiáojiànguānxì
jiǎ shè guān xì
条件关系) atau hubungan pengandaian (假设 关 系). AE
AE
E
AE
AE
E
E
AE
AE
guānliánc íy ǔ
2.4 Konstruksi dengan pemarkah konjungsi dan adverbia ( 关 联词语) seperti kalimat majemuk AE
AE
AE
AE
AE
Konstruksi ini menggunakan kata-kata penghubung seperti dalam kalimat majemuk; hanya saja tanpa pemarkah hubungan antarklausa atau antarpredikator. Maknanya pun tidak berbeda. Contoh: yào shi bú xià yǔ wǒ men jiù qù dòng wù y
(15)
要是不下雨我 们 就去 动 物园。 KONJ (jika) tidak turun hujan kami ADV pergi kebun binatang ‘Kalau tidak hujan, kami pergi ke kebun binatang.’ Kalimat di atas menggunakan bentuk 要是….就…., yang menunjukkan hubungan AE
AE
AE
AE
AE
AE
AE E
E
AE
AE
AE
E
E
AE
AE
AE
jiǎ shè guān xì
pengandaian (假设 关 系); dan hanya koma sebagai pemarkah kalimat majemuk yang dilesapkan. AE
AE
AE
E
E
AE
AE
2.5 Konstruksi dengan pengulangan (reduplikasi) verba
Konstruksi ini menggunakan dua buah verba yang sama atau pengulangan verba. Walau tanpa pemarkah jeda dalam ragam tulis, kalimat konstruksi semacam ini dalam ragam lisan diucapkan dengan jeda atau penghentian di antara kedua verba yang menjadi predikatnya. Contoh: nǐ néng lái lái ba
(16)
你 能 来来吧! Kamu bisa datang datang PAR ‘Kalau kamu bisa datang, datanglah!’ AE
AE
E
E
AE
AE
AE
AE
jiǎ shè guān xì
Makna yang dimunculkan dari kalimat tersebut menunjukkan hubungan pengandaian (假设 关 系) AE
AE
AE
E
E
AE
AE
tiáojiànguānxì
atau hubungan kondisional (条件关系). AE
AE
3. SIMPULAN Dalam telaah sintaksis bahasa Mandarin, kalimat kontraksi menjadi salah satu keunikan dalam bahasa Mandarin. Ciri utama kalimat majemuk dalam ragam tulis, yaitu tidak adanya pemarkah antarpredikator yang berupa koma (,). Berdasarkan berbagai konstruksi kalimat kontraksi, ada beberapa kesamaan yang kadang tampak menjadi suatu ketumpangtindihan, misalnya dalam pembagian berdasarkan konstruksi subjek predikat, adverbia penghubung juga muncul; dalam konstruksi dengan pemarkah konjungsi dan adverbia seperti kalimat majemuk juga dapat muncul di dalam konstruksi dengan pemarkah adverbia penghubung baik yang tunggal maupun ganda (lengkap), dan lain-lain. Kalimat kontraksi bahasa Mandarin memiliki perbedaan bentuk atau struktur, khususnya dalam penggunaan adverbia penghubung, serta pelesapan subjek dan konjungsi. Namun, kalimat kontraksi memiliki kesamaan makna dengan kalimat majemuk yang ditunjukkan dengan adanya hubungan di antara dua predikatornya. Pada umumnya, kalimat kontraksi maknanya menunjukkan hubungan berurutan, kausatif, pengandaian, pertentangan, dan kondisional. DAFTAR PUSTAKA Alwi, Hasan, Anton M. Moeliono, Hans Lapoliwa, dan Soenjono Dardjowidjojo. 2000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Chen Xinxiong, et.al. 1989/2005. 语言词典 Yuyanxue Cidian. Taipei: Sanmin Shuju. Fang Yuqing. 1992. 使用汉语语法 Shiyong Hanyu Yufa. Beijing: Beijing Yuyan Xueyuan Chubanshe Liang Xiangru dan Gai Jun. 2007. 短期汉语听说教程 (上册&下册) Duanqi Hanyu Tingshuo Jiaocheng (shangce & xiace). Beijing: Peking University Press. Kridalaksana, Harimurti. 1993. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia.
________. 1999. Tata Wacana Deskriptif Bahasa Indonesia. Depok: Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Pusat Bahasa Departemen Pendidikan Nasional. 2011. Kamus Besar Bahasa Indonesia. (edisi keempat). Jakarta: Gramedia Pustaka Utama. Sidu, La Ode. 2013. Sintaksis Bahasa Indonesia. Kendari: Unhalu Press. Yang Yingping. 2001. 青少年趣味知识文库: 儿童笑话 Qingshaonian Quwei Zhishi Wenku. Hailaier: NeimengguWenhua Chubanshe. Zhang Wu dan Chen Changlai. 2000. 现代汉语句子 Xiandai Hanyu Juzi. Shanghai: Huadong Shifan Daxue Chubanshe. Wikipedia.org/wiki/kontraksi inggrisku.net/2014/10/kontraksi-informal-informal-contraction/#.VIJHAAAgLA