TELAAH BENTUK DAN MAKNA KALIMAT EKSKLAMATIF BAHASA MANDARIN DALAM CERITA “红楼梦 Hóng Lóu Mèng” Yulie Neila Chandra, Gustini Wijayanti Program Studi Cina, Fakultas Sastra
[email protected]
ABSTRAK Penelitian kualitatif deskriptif ini mengupas beragam bentuk kalimat eksklamatif dalam bahasa Mandarin, serta makna yang terkandung di dalam kalimat tersebut. Korpus data diperoleh dari hóng lóu mèng
cerita klasik romantis Hóng Lóu Mèng (红楼 梦 ). Dalam ragam tulis, pengungkapan eksklamatif ditandai oleh penggunaan tanda seru (!). Dalam ragam lisan, pengungkapannya diucapkan dengan intonasi menurun. Berdasarkan bentuk atau strukturnya, pada umumnya kalimat fēi zhǔ wèi jù
zhǔ wèi jù
eksklamatif berbentuk kalimat tunggal minor (非主谓句) dan kalimat tunggal mayor (主谓句) yang dibentuk dari kalimat deklaratif. Namun, ditemukan juga kalimat eksklamatif berbentuk kalimat majemuk. Unsur yang dapat memarkahi kalimat eksklamatif selain penggunaan tanda seru (!) adalah interjeksi, adverbia, adjektiva, pronomina penanya, dan partikel modalitas/fatis. Berdasarkan maknanya, kalimat eksklamatif dapat mengandung nilai rasa positif dan negatif, seperti menyatakan kesenangan (kegembiraan), kekaguman (pujian), kekagetan, kemarahan, kesadaran, penghinaan, menyalahkan, dan lain-lain. gǎn tàn
fēi zhǔ wèi
jù
jù
Kata Kunci: Eksklamatif (感 叹 句 ), Kalimat Tunggal Minor (非 主 谓 句 ), Kalimat Tunggal zhǔ wèi jù
tàn
cí
yǔ
qì zhù cí
Mayor (主谓句), Interjeksi (叹词), Partikel Modalitas/Fatis (语气助词) 1. PENDAHULUAN Pengungkapan ekslamatif di dalam setiap bahasa memiliki keunikan masing-masing, yang dapat dilihat berdasarkan penggunaan penanda eksklamatif, seperti interjeksi, partikel, dan sebagainya. Dalam ragam tulis, kalimat ekslamatif dapat ditandai oleh penggunaan tanda seru (!). Misalnya dalam kalimat eksklamatif bahasa Mandarin, “这里多么安静啊!” “zhèli duōme ānjìng a!” ‘Alangkah tenangnya di sini!’ menggunakan pronomina 多么 duōme, partikel fatis (partikel modalitas) 啊 a, serta tanda seru di belakang kalimat tersebut. Kalimat eksklamatif dalam contoh di atas menyatakan keterkejutan atau kekagetan. Penggunaan interjeksi di awal kalimat juga dapat menunjukkan kalimat eksklamatif dalam bahasa Mandarin. Contoh kalimat 噢哟! 好疼呀!
oyo! hǎo téng a! ‘aduh! Sakit nih!’ menggunakan interjeksi 噢哟 oyo, adverbia 好 hǎo, serta partikel fatis (partikel modalitas) 呀 ya. Kedua contoh kalimat eksklamatif dalam bahasa Mandarin di atas menunjukkan struktur kalimat yang berbeda, begitu pula makna yang muncul dari kalimat tersebut. Kalimat pertama berbentuk kalimat tunggal mayor berpredikat adjektival; sedangkan kalimat kedua berbentuk kalimat tunggal minor. Dalam bahasa Indonesia, kalimat eksklamatif disebut juga kalimat interjeksi atau kalimat seru (kalimat seruan). Sementara itu, kalimat eksklamatif dalam bahasa Mandarin disebut 感叹句 gǎntànjù. Kalimat eksklamatif ini termasuk salah satu bentuk kalimat yang menunjukkan fungsi atau amanat wacananya. Contoh: “Wah, cantik sekali kamu!”. Pada contoh tersebut, terlihat unsur interjeksi yang menunjukkan kalimat tersebut merupakan kalimat eksklamatif yang menyatakan kekaguman, yakni interjeksi wah di awal kalimat dan tanda seru di akhir kalimat. Namun, kalimat tersebut juga mengandung makna keterkejutan si penutur. Selain penanda interjeksi, penggunaan tanda seru (!) juga jelas memperlihatkan pengungkapan eksklamatif. Berdasarkan contoh-contoh di atas, dapat dikatakan bahwa kalimat eksklamatif pada umumnya digunakan untuk mengungkapkan perasaan spontan, baik yang bernilai positif maupun negatif. Perasaan spontan atau reaksi mendadak dapat muncul karena keterkejutan atau kekagetan; atau pun perasaan tertentu seperti sedih, marah (emosi), dan lain-lain. Keanekaragaman pengungkapan eksklamatif dalam pelbagai bahasa itulah yang menggugah penulis ini untuk menilik, mencermati kalimat eksklamatif dalam bahasa Mandarin.
2. PERUMUSAN MASALAH Pada umumnya pengungkapan eksklamatif di dalam pelbagai bahasa di dunia memiliki keunikan sendiri. Namun, secara umum dapat dipaparkan bahwa pemarkah eksklamatif dalam bahasa tulis yang berupa tanda seru (!) tampaknya sudah disepakati. Selain itu, unsur lain yang menjadi pemarkah eksklamatif tidaklah sama, begitu pula dengan struktur atau bentuk kalimatnya. Bahkan, makna eksklamatif itu juga akan berbeda. Dalam Penelitian ini, penulis ini akan mencermati, menelaah kalimat eksklamatif bahasa Mandarin dalam cerita terkenal yang berjudul Hóng Lóu Mèng (红楼梦) ‘Impian Kamar Merah’. Dengan demikian, masalah dalam penelitian ini adalah (1) bagaimana struktur kalimat eksklamatif bahasa Mandarin?; (2)
pemarkah atau unsur (kata) apa saja yang dapat menunjukkan eksklamatif?; dan (3) bagaimana pula makna kalimat eksklamatif bahasa Mandarin, khususnya dalam cerita romantis 红楼梦 Hóng Lóu Mèng?
3. TINJAUAN PUSTAKA Menurut Harimurti (1999), kalimat eksklamatif adalah kalimat yang mengandung adverbia seruan, seperti alangkah, mudah-mudahan, atau ditandai oleh interjeksi, seperti aduh, wah, amboi, dan sebagainya. Menurutnya, ada kalimat eksklamatif yang berintonasi deklaratif, dan ada pula yang berintonasi interogatif. Dalam buku Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia (2000), dikemukakan bahwa kalimat eksklamatif ialah kalimat yang secara formal ditandai oleh kata alangkah, betapa, atau bukan main pada kalimat berpredikat adjektival. Kalimat eksklamatif dinamakan juga kalimat seru atau kalimat interjeksi. Kalimat ini digunakan untuk menyatakan perasaan kagum atau heran. Dalam buku TBBI (2000) juga dijelaskan bahwa kalimat eksklamatif dibentuk dari kalimat deklaratif, yakni (1) membalikkan urutan subjek dan predikat; (2) menambahkan partikel –nya pada predikat adjektiva; dan (3) menambahkan kata seru alangkah, bukan main, atau betapa di depan predikat jika dianggap perlu. Sejalan dengan Hasan Alwi, Soenjono Dardjowidjojo, Hans Lapoliwa, dan Anton M. Moeliono dalam buku TBBI (2000), Zaenal Arifin, Bambang Sumadyo, dan Dewi Indah juga memaparkan empat jenis kalimat menurut bentuk/fungsi isinya. Mereka menyebutkan bahwa kalimat eksklamatif adalah kalimat seruan yang berisi ungkapan perasaan yang spontan atau reaksi mendadak berupa rasa senang, emosi, dan sedih. La Ode Sidu (2013) mengemukakan bahwa kalimat interjeksi yang dimaksud tidak lain adalah kalimat eksklamatif, yakni kalimat yang berisi pernyataan seruan sebagai ekspresi perasaan saat itu kepada diri sendiri, kepada siapa saja, bahkan kepada Tuhan. Selanjutnya, telaah mengenai kalimat dalam bahasa Mandarin dimulai dari Li Dejin dan Cheng Meizhen (1988). Menurut kedua ahli itu, kalimat berdasarkan fungsinya terdiri atas empat chén shù
jù
yí wèn jù
qí
shǐ
jù
macam, yaitu (1) 陈 述 句 (kalimat deklaratif); (2) 疑 问 句 (kalimat interogatif); (3) 祈 使 句 gǎn tàn
jù
(kalimat imperatif); dan (4) 感叹句 (kalimat eksklamatif). Menurut mereka, kalimat-kalimat
tersebut pada umumnya berbentuk kalimat tunggal. Berdasarkan strukturnya, kalimat deklaratif dapat diwujudkan oleh semua kalimat, seperti kalimat berpredikat verbal, kalimat berpredikat adjektival, kalimat berpredikat nominal, kalimat tak bersubjek, dan lain-lain. Menurut kedua ahli bahasa ini, kalimat eksklamatif ialah kalimat yang menyatakan kekaguman, kesukaan, kejutan, yang ditandai oleh intonasi seru (!). Pada umumnya kalimat eksklamatif memiliki ciri gramatikal: (1) menggunakan adverbia yang menunjukkan tingkat tài
zhēn
tinggi seperti 太 , 真 , dan lain-lain yang berfungsi sebagai keterangan (adverbial); (2) menggunakan adverbia yang menunjukkan tingkat tinggi, tetapi berfungsi sebagai komplemen ā
le
(pelengkap); (3) menggunakan partikel 啊atau 了; dan (4) diucapkan dengan intonasi menurun. Telaah mengenai kalimat eksklamatif juga dipaparkan oleh Zhang Wu (2000). Menurutnya, kalimat eksklamatif adalah kalimat yang menyatakan seruan. Perasaan yang dinyatakan oleh kalimat eksklamatif tersebut sangat beragam, yakni dapat menunjukkan perasaan suka, apresiasi, kagum, terkejut/kaget. Kalimat ini berkaitan dengan perasaan atau emosi si penutur. Bila tingkat perasaan berbeda, akan menyebabkan kalimat yang berbeda pula. Penggunaan interjeksi, partikel, dan adverbia tertentu dapat menunjukkan perbedaan tersebut.
4. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN Penelitian ini bertujuan menelaah (menganalisis) bentuk (struktur) dan makna kalimat eksklamatif bahasa Mandarin, khususnya di dalam cerita bergambar Hóng Lóu Mèng (红楼梦). Melalui analisis tersebut, penulis ini dapat memahami bentuk (struktur) dan makna kalimat eksklamatif bahasa Mandarin. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan pemahaman mengenai sintaksis bahasa Mandarin, khususnya bagi pemelajar bahasa Mandarin mengenai kalimat eksklamatif yang cukup beragam. Selain itu, kemaknawian penelitian ini juga diharapkan dapat memberi sumbangan dalam sintaksis dan semantik bahasa Mandarin.
5. METODOLOGI PENELITIAN Penelitian kualitatif ini bersifat deskriptif, yang dilakukan melalui beberapa tahap, yaitu pengumpulan dan pengamatan data, analisis data, dan penyajian data. Korpus data diperoleh dari cerita Hóng Lóu Mèng. Data ditelaah dengan menggunakan metode telaah distribusional. Telaah
bentuk dalam penelitian ini meliputi struktur kalimat, fungsi sintaktis, kata-kata yang digunakan, serta pemarkah lain yang menunjukkan eksklamatif, Sementara itu, telaah makna mencakupi makna pemarkah eksklamatif (interjeksi), serta makna kalimat secara menyeluruh untuk mengetahui maksud yang terkandung dalam pengungkapan eksklamatif.
6. HASIL DAN PEMBAHASAN Berdasarkan bentuk atau strukturnya, kalimat eksklamatif bahasa Mandarin dapat berbentuk dān
jù
beragam jenis kalimat, yakni kalimat tunggal (单 句 ), baik kalimat tunggal mayor (kalimat zhǔ wèi jù
shuāng bù
fēi zhǔ wèi jù
jù
dān bù
jù
lengkap/主谓句/ 双 部句) maupun kalimat tunggal minor (kalimat taklengkap/非主谓句/单部句 fù
jù
); dan juga kalimat majemuk (复句). Berikut beberapa contohnya: (1)
好山! 好山! hǎo shān! hǎo shān! ‘Indahnya gunung ini!’
(2)
好个所在! hǎo ge suǒzài! ‘Indahnya tempat ini!’
(3)
妙极 miào jí! ‘Hebat!’
(4)
小杂种! xiǎozázhǒng! ‘Bajingan!’ fēi
zhǔ wèi
jù
Keempat kalimat eksklamatif di atas berbentuk kalimat tunggal minor (非 主 谓 句 ) yang dú
yǔ
jù
berunsur satu (baik kata maupun frase), yang disebut juga 独语句. Kalimat eksklamatif contoh (1) dibentuk oleh adjektiva 好hǎo ’baik/bagus/indah’ dan nomina 山shān ‘gunung’. Kalimat eksklamatif pada contoh (2) dibentuk oleh adjektiva 好hǎo ’baik/bagus/indah’; kata penggolong 个 ge; dan nomina 所 在 suǒzài ‘tempat/daerah’. Kedua kalimat tersebut berbentuk frase subordinatif nominal karena memiliki induk nomina. Sementara itu, kalimat eksklamatif pada contoh (3) dibentuk oleh adjektiva 妙 miào ‘hebat’ dan adverbia 极 sebagai komplemen (pelengkap) yang menunjukkan tingkatan, sehingga membentuk frase adjektiva komplemen. Sementara itu, kalimat eksklamatif (4) dibentuk oleh sebuah adjektiva 小xiǎo ‘kecil’ dan nomina 杂种 zázhǒng ‘hibrida’. Kedua unsur tersebut membentuk frase subordinatif nominal 小杂种 xiǎozázhǒng yang dalam konteksnya dapat diterjemahkan menjadi suatu umpatan atau makian kepada seseorang yang perbuatannya atau prilakunya sangat buruk, yakni ‘bajingan’.
Berdasarkan maknanya, contoh (1), (2), dan (3) kalimat eksklamatif di atas menunjukkan rasa biǎoshìxǐyuèdegǎntànjù
senang/bahagia (表示喜悦的感叹句 ). Namun, kalimat (1), (2), dan (3) juga bermakna rasa biǎoshìzànshǎngdegǎntànjù
kagum atau pujian (表示赞赏的感叹句). Ketiga kalimat eksklamatif tersebut memiliki nilai rasa positif. Sebaliknya, kalimat eksklamatif pada contoh (4) memiliki nilai rasa negatif, yakni menyatakan kemarahan (表示愤怒的感叹句) dan juga penghinaan (表示鄙视的感叹句). Selain kalimat tunggal minor, kalimat eksklamatif bahasa Mandarin dapat berbentuk kalimat tunggal mayor, contoh: (5)
你太小看人! nǐ tài xiǎo kàn rén! ‘Kau terlalu menghina orang!’
(6)
今天真把我气死了! jīntian zhēn bǎ wǒ qì sǐ le! ‘Hari ini benar-benar membuatku gila!’
(7)
新姨娘来了! xīn yíniáng lái le! ‘Selir baru datang!’ Berdasarkan strukturnya, ketiga kalimat eksklamatif (5), (6), dan (7) berbentuk kalimat
tunggal mayor (主谓句). Keempat kalimat tersebut berpredikat verbal, yakni 小看, 气, dan 来. Pada kalimat (25), pronomina 你 nǐ ‘kamu’ berfungsi sebagai subjek; nomina 人 rén ‘orang’ berfungsi sebagai objek; sedangkan adverbia 太 tài
‘terlalu’ berfungsi sebagai keterangan
(adverbial). Pada kalimat (5), nomina 今天 jīntian ‘hari ini’ berfungsi sebagai subjek; adverbia 真 zhēn ‘sungguh’ dan frase preposisional 把我 bǎ wǒ berfungsi sebagai keterangan; dan verba 死 berfungsi sebagai komplemen/pelengkap akibat. Kemudian, pada kalimat (7), adjektiva 新 xīn ‘baru’ berfungsi sebagai pewatas dari subjek 姨娘 yíniáng ‘bibi’ yang di dalam konteksnya merujuk pada ‘selir’. Selain penggunaan tanda seru (!), pemarkah lainnya dapat berupa adverbia 太 tài ‘terlalu’ dan 真 zhēn ‘sungguh’ seperti pada contoh (5) dan (6). Adverbia tersebut merupakan adverbia yang menunjukkan tingkatan. Berdasarkan maknanya, kalimat eksklamatif (5) dan (6) mengandung nilai rasa negatif. biǎoshìfènnùdegǎntànjù
Kedua kalimat tersebut bermakna menyatakan kemarahan (表示愤怒的感叹句), sekaligus juga biǎoshìchìzédegǎntànjù
bermakna menyalahkan ( 表示斥责的感叹句 ). Sementara itu, kalimat eksklamatif (7) biǎoshìjīngyàdegǎntànjù
menunjukkan kekagetan atau keterkejutan (表示惊讶的感叹句). Selanjutnya, kalimat eksklamatif bahasa Mandarin dapat pula berbentuk kalimat majemuk, contoh:
我就当尼姑, 再不嫁人! wǒ jiù dāng nígū, zài bù jiàrén! ‘Aku mau jadi biksuni saja, tidak
(8)
mau menikah lagi!’ 早听人一句话, 也不敢有今天!zǎo tīng rén yījù huà, yě bù gǎn yǒu jīntian ‘Kalau kau
(9)
mendengarkan nasihat orang, pasti tidak menderita seperti hari ini! (10) 天下山水多着呢, 你哪里都知道! tiān xià shānshuǐ duō zhe ne, nǐ nǎli dōu zhīdao! ‘Begitu banyak gunung dan sungai di dunia ini, di mana pun kau tahu! Kalimat eksklamatif (8), (9), dan (10) berbentuk kalimat majemuk. Ketiga kalimat tersebut terdiri atas dua klausa. Kalimat (8) dan (10) merupakan kalimat majemuk koordinatif yang makna klausanya menunjukkan hubungan berurutan. Kalimat (9) merupakan kalimat majemuk suordinatif yang makna klausanya menunjukkan hubungan kondisional. Pronomina 我 wǒ ‘saya’ menjadi subjek dalam kalimat (8); 你 nǐ ‘kamu’ menjadi subjek dalam kalimat (10) (klausa kedua); sedangkan subjek dalam kalimat (9) dilesapkan. Berdasarkan maknanya, ketiga kalimat eksklamatif di atas mengandung makna deklaratif. Bentuk eksklamatif ditunjukkan oleh tanda seru (!) di akhir kalimat. Ketiga kalimat eksklamatif di atas mengandung nilai rasa positif. Kalimat eksklamatif (8) bermakna menyatakan kesadaran ( biǎoshìxǐngwùdegǎntànjù
biǎoshìchìzédegǎntànjù
表示醒悟的感叹句 ). Kalimat eksklamatif (9) bermakna menyalahkan (表示斥责的感叹句 ). biǎoshìzànshǎngdegǎntànjù
Kalimat eksklamatif (10) menyatakan kekaguman atau pujian (表示赞赏的感叹句). Penggunaan interjeksi di depan atau di awal kalimat sebagai pemarkah eksklamatif sering dijumpai, seperti contoh dalam kalimat berikut ini: (11) 哎哟! 我来的不巧了! āiyō! wǒ lái de bù qiǎo le! ‘Aduh! aku datang tidak pada waktunya!’ (12) 唉! 糟糕! 糟糕! ài! zāogāo! zāogāo! ‘Ah! Gawat! Gawat! Interjeksi 哎哟āiyō dan 唉ài dalam kalimat di atas menunjukkan makna kekagetan atau biǎo shì jīng yà
de gǎn
keterkejutan, yang juga mengakibatkan kalimat tersebut menyatakan kekagetan (表示惊讶的感 tàn jù
叹句). Kedua kalimat di atas mengandung nilai rasa negatif. Penggunaan leksikon yang menunjukkan religi juga sering digunakan di dalam kalimat eksklamatif, misalnya: (13) 阿弥陀佛, 可到了家了! Amítuófó, kě dào le jiā le! ‘Amitaba, akhirnya sampai di rumah!’
Kalimat eksklamatif di atas memiliki makna positif, yakni menyatakan kesenangan (表示喜悦的 感叹句). Penggunaan pronomina penanya seperti 哪 nǎ ‘mana’, 怎/怎么 zěn/zěnme ‘bagaimana’, 如何 rúhé ‘bagaimana’, 什 么 shénme ‘apa’, dan lain-lain, sering dijumpai di dalam kalimat eksklamatif, misalnya: (14) 怎不伤心! zěn bù shāngxīn! ‘Bagaimana tidak sedih!’ (15) 哪有这等事! nǎ yǒu zhè děng shì! ‘Mana ada masalah seperti ini! (betapa luar biasa masalah ini!) (16) 我如何晓得! wǒ rúhé xiǎodé! ‘Bagaimana aku tahu!’ Ketiga kalimat eksklamatif di atas juga berbentuk kalimat tunggal. Kalimat (14) menyatakan biǎo shì
bēi shāng de
gǎn
tàn
jù
kesedihan ( 表 示 悲 伤 的 感 叹 句 ); kalimat (15) menyatakan keterkejutan atau kekagetan ( biǎoshìjīngyàdegǎntànjù
表示惊讶的感叹句 );
sedangkan
kalimat
(16)
dapat
menunjukkan
kesadaran
(
biǎoshìxǐngwùdegǎntànjù
表示醒悟的感叹句). Pemarkah eksklamatif lainnya adalah penggunaan adverbia 多 duō atau 多么 duōme (duōmo) yang dapat dipadankan dengan kata ‘sangat’, ‘sungguh’, ‘betapa’ atau ‘alangkah’ dalam bahasa Indonesia. Contoh: (17) 多麻烦你了! duō máfan nǐ le! ‘Betapa merepotkanmu!’ Selain interjeksi, adverbia, dan pronomina penanya, partikel modalitas (partikel fatis) seperti 啊, 呀, 啦, 呢, 哩, dan lain-lain, dapat muncul di akhir kalimat eksklamatif. Pada umumnya, penggunaan partikel tersebut untuk memperhalus serta menekankan eksklamatif. Contoh: (18) 宝兄弟, 大喜呀! Bǎo xiōngdi, dà xǐ ya! ‘Saudara Bao, selamat ya!’ (19) 那真是作死呢! nà zhēn shì zuò sǐ ne! ‘Itu benar-benar cari mati!’ Berikut penjabaran struktur (bentuk) dan makna kalimat eksklamatif bahasa Mandarin dalam bentuk tabel 1.
Tabel 1 Struktur (Bentuk) dan Makna Kalimat Eksklamatif Kalimat Eksklamatif Bahasa Mandarin Strukur (Bentuk)
Pemarkah
Makna
•
Kalimat tunggal minor yang berunsur satu dú
yǔ
• •
jù
(kata/frase) (独语句) •
Kalimat tunggal mayor
•
Kalimat majemuk
•
Subjek dapat dilesapkan
•
Tanda seru (!) zhēn
tài
duō
xǐ
Adverbia: 真, 太, 多, duō me
hǎo
āi
• āi
āi
yō
•
, dll. •
•
lì
Kekagetan/keterkejutan ( jīng yà
惊讶 )
hài
Adjektiva: 好, 厉害,
fèn
nù
dll.
•
Kemarahan/marah (愤怒)
Pronomina Penanya:
•
Kesedihan/sedih (悲 伤 )
•
Menyalahkan (斥责)
Partikel Fatis: 呀, 呢,
•
Penghinaan (鄙视)
dll.
•
Kesadaran (醒悟)
nǎ
shén me
bēi shāng
zěn me
哪, 什么, 怎么, dll. •
zàn shǎng
Kekaguman/pujian (赞 赏 )
Interjeksi: 哎, 唉, 唉哟 hǎo
yuè
(喜悦)
多么, 好, dll. •
Kesenangan/kegembiraan
ya
chì
ne
bǐ
zé
shì
xǐng wù
7. KESIMPULAN DAN SARAN
Kalimat eksklamatif bahasa Mandarin termasuk salah satu kalimat yang unik di dalam bahasa Mandarin. Hal itu disebabkan banyaknya bentuk yang dapat menunjukkan eksklamatif. Selain itu, makna yang terkandung dalam kalimat eksklamatif juga sangat beragam. Berdasarkan strukturnya atau bentuknya, pada umumnya kalimat eksklmatif dapat berbentuk kalimat tunggal minor yang berunsur satu, yakni dapat berupa kata atau frase. Kalimat eksklamatif bahasa Mandarin juga dapat dibentuk dari kalimat deklaratif, dan diberi intonasi final interjeksi. Oleh karena itu, bentuk kalimatnya juga dapat berbentuk kalimat tunggal mayor (berunsur subjek predikat) dan kalimat majemuk dengan dua klausa. Unsur yang memarkahi eksklamatif antara lain interjeksi, adverbia yang menyatakan tingkatan, dan sebagainya.
Berdasarkan maknanya, kalimat eksklamatif dapat mengandung nilai rasa positif dan negatif, serta lebih menunjukkan ekspresi penutur, seperti rasa senang, kagum, sedih, marah, kaget, sadar, hina, dan sebagainya. Makna kalimatnya pun harus merujuk pada konteksnya sehingga dapat terlihat keberagaman makna yang terkandung dalam kalimat eksklamatif.
Penelitian mengenai berbagai kalimat di dalam bahasa Mandarin saling terkait satu dengan lainnya. Misalnya, seperti yang telah diungkapkan di atas bahwa kalimat eksklamatif antara lain dibentuk dari kalimat deklaratif sehingga terdapat ikatan antara kalimat eksklamatif dan deklaratif, begitu pula dengan kalimat lainnya. Namun, mengingat ruang lingkup dan keterbatasan waktu, masalah tersebut belum dapat ditelaah secara komprehensif. Karenanya, perlu dilakukan penelitian lebih lebih lanjut mengenai hal itu.
DAFTAR PUSTAKA Alwi, Hasan, Anton M. Moeliono, Hans Lapoliwa, dan Soenjono Dardjowidjojo. 2000. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka. Arifin, Zaenal, Bambang Sumadyo, dan Dewi Indah Susanti. 2013. Sintaksis Bahasa Indonesia. Tangerang: PT. Pustaka Mandiri. Chaer, Abdul. 2012. Linguistik Umum. Jakarta: Rineka Cipta. Chen Xinxiong, et.al. 1989/2005. Yuyanxue Cidian. Taipei: Sanmin Shuju. Fang Yuqing. 1992. Shiyong Hanyu Yufa. Beijing: Beijing Yuyan Xueyuan Chubanshe Fu Zhunqing. 1985. Xiandai Hanyu Cihui. Beijing: Beijing Daxue Chubanshe. Gu Yande. 1999. Hanyu Yuyixue. Beijing: Beijing Daxue Chubanshe. Li, Charles N. dan Sandra A. Thompson. 1981. Mandarin Chinese: A Functional Reference Grammar. Berkeley: University of California Press. Lü Shuxiang. 2010. Xiandai Hanyu Babai Ci. Beijing: Shangwu Yinshuguan. ________. 1993. Kamus Linguistik. Jakarta: Gramedia. ________. 1999. Tata Wacana Deskriptif Bahasa Indonesia. Depok: Fakultas Sastra Universitas Indonesia. Qian Nairong. 1995. Hanyu Yuyanxue. Beijing: Beijing Yuyan Xueyuan Chubanshe. Sidu, La Ode. 2013. Sintaksis Bahasa Indonesia. Kendari: Unhalu Press. Zhang Wu. 2000. Jianming Xiandai Hanyu. Beijing: Zhongyang Guangbo Dianshi Daxue Chubanshe. _______. 2000. Xiandai Hanyu Juzi. Shanghai: Huadong Shifan Daxue Chubanshe