PENDISTRIBUSIAN DANA BANTUAN BAZIS DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA SLTA DI WILAYAH JAKARTA UTARA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh : ALFIANAH NURAINI PUTRI NIM: 106046101593
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H / 2011 M
PENDISTRIBUSIAN DANA BANTUAN BAZIS DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA SLTA DI WILAYAH JAKARTA UTARA SKRIPSI Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum Untuk memenuhi Syarat-Syarat Mencapai Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)
Oleh : ALFIANAH NURAINI PUTRI NIM: 106046101593 Dibawah bimbingan
Dr. Asep Saepuddin Jahar, M. A NIP: 196912161996031001
KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH PROGRAM STUDI MUAMALAT (EKONOMI ISLAM) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1432 H / 2011 M i
PENGESAHAN PANITIA UJIAN
Skripsi yang berjudul Pendistribusian Dana Bantuan BAZIS dan Hubungannya dengan Peningkatan Prestasi Belajar Siswa SLTA Di Wilayah Jakarta Utara, telah diujikan dalam sidang munaqasyah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pada tanggal 10 Maret 2011. Skripsi ini telah diterima sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Program Strata 1 (S1) pada Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam). Jakarta, 10 Maret 2011 Dekan Fakultas Syariah dan Hukum,
Prof. Dr. H. Muhammad. Amin Suma, SH, MA, MM. NIP: 195505051982031012
Panitia Ujian Munaqasyah 1. Ketua
: Dr. Euis Amalia, M. Ag
(………………….)
NIP: 197107011998032002 2. Sekretaris
: Mu’min Roup, S.Ag, M. Ag
(………………….)
NIP: 150281979 3. Pembimbing I
: Dr. Asep Saepuddin Jahar, M. A
(………………….)
NIP: 196912161996031001 4. Penguji I
: Dr. Phil. JM Muslim, M. A
(………………….)
NIP:150295489 5. Penguji II
: Fahmi M Ahmadi, S.Ag, M.Si NIP: 197412132003121002 ii
(………………….)
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang telah memberikan petunjuk kepada kita untuk urusan ini. Tidaklah akan selesai segala urusan dan usaha seseorang kecuali mendapatkan petunjuk serta pertolongan dari Allah swt. Semoga keselamatan dan kesejahteraan selalu dilimpahkan Allah kepada Nabi Muhammad dan Rasul di akhir zaman yang telah membimbing umatnya untuk menuju jalan yang benar. Dengan izin-Mu ya Allah hamba-Mu mampu menyelesaikan skripsi ini sebagai tugas akhir dari serangkaian perkuliahan di Konsentrasi Perbankan Syariah
Jurusan
Muamalat
Universitas
Islam
Negeri
(UIN)
Syarif Hidayatullah Jakarta. Penulis mengambil judul PENDISTRIBUSIAN DANA BANTUAN BAZIS DAN HUBUNGANNYA DENGAN
PENINGKATAN
PRESTASI
BELAJAR
SISWA
SLTA
DI
WILAYAH JAKARTA UTARA Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini banyak sekali bantuan-bantuan dari berbagai
pihak, maka dalam kesempatan
ini
penulis
menyampaikan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. H. Muhammad Amin Suma, SH, MA, MM, Dekan Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
iii
2. Ibu Dr. Euis Amalia, M. Ag, dan Bapak Mu’min Roup, S. Ag., M. Ag. sebagai Ketua dan Sekretaris Program Studi Muamalat (Ekonomi Islam) Fakultas Syariah dan Hukum Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Dr. Asep Saepuddin Jahar M.A selaku dosen pembimbing atas segenap waktu, arahan, motivasi dan kesabarannya dalam membimbing penulis hingga akhir penulisan skripsi ini. 4. Segenap pimpinan BAZIS Jakarta Utara beserta stafnya yang telah membantu penulis memberikan informasi yang sangat berharga dalam penyelesaian penulisan skripsi. 5. Papah Mamah tercinta yang telah merawat, mendidik dan mencurahkan segala kasih
sayangnya
kepada
penulis selama hayat. Semoga Allah swt
mengampuni segala dosanya dan melimpahkan rahmat, karunia dan ridho-Nya kepada beliau berdua. 6. Pendamping dunia dan akhiratku Sumawijaya yang memberikan motivasi dan selalu siaga disaat lapang maupun sempit. 7. Adik-adikku tersayang : Maryam Jundiah Rahmah, Cindy Ziyadatul Hikmah, Vika Zakiyatun Nisa, Urfa Rizka Fauziyah dan Adam As’ad Hifzhillah serta semua keluarga yang penulis cintai, atas semangat dan dorongan yang diberikan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini. Semua pihak yang telah memberikan kontribusi terhadap penyelesaian skripsi ini baik moril maupun material yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu. iv
Jazakumullahu Khairul Jaza. Mudah-mudahan amal dan jasa baik mereka diterima oleh Allah swt dan di balas-Nya dengan pahala yang berlipat ganda. Amiin. Mudahmudahan pula skripsi ini bermanfaat, khususnya bagi penulis dan bagi para pembaca yang budiman pada umumnya.
Jakarta, 10 Maret 2011
Alfianah Nuraini Putri
v
ABSTRAK Alfianah Nuraini Putri NIM : 106046101593, Pendistribusian Dana Bantuan Bazis dan Hubungannya dengan Peningkatan Prestasi Belajar Siswa SLTA di Wilayah Jakarta Utara. BAZIS Kota Administrasi Jakarta Utara yang telah eksis dihadapan kita memiliki program peduli pendidikan dengan memberikan bantuan biaya pendidikan berupa beasiswa kepada siswa-siswa yang berasal dari kalangan tidak mampu namun berprestasi dari pendidikan dasar hingga jenjang perguruan tinggi. Adapun yang di maksud dengan beasiswa itu sendiri diberikan untuk biaya belajar. Harapan BAZIS, yakni dana zakat, infak dan shadaqah (ZIS) tersebut dipakai untuk memenuhi kebutuhan sekolah, jangan sapai putus sekolah karna tidak adanya biaya dan juga membuat siswa lebih semangat dalam meraih prestasi. Pada akhirnya melahirkan anak bangsa yang berpengetahuan luas, pendidikan tinggi dan akan membangun negara. Prestasi belajar adalah hasil belajar yang dicapai setelah melalui proses kegiatan belajar mengajar. Prestasi belajar siswa dapat ditunjukkan dalam bentuk nilai yang diberikan guru berupa raport yang merupakan hasil dari beberapa bidang studi yang telah dipelajari oleh peserta didik. Teknik pengumpulan data yang penulis lakukan melalui wawancara, yaitu penulis mengadakan wawancara dengan pihak BAZIS, kemudian dengan observasi, peyebaran quesioner dan studi dokumentasi. Ditentukan variabel X, pendistribusian dana ZIS, sedangkan variabel Y adalah prestasi siswa setelah menerima dana BAZIS. Setelah data tersebut diperoleh, penulis menganalisa data dan melakukan uji hipotesis. Selanjutnya penulis menyimpulkan hasil penelitian dalam bentuk analisis interpretasi data. Setelah penelitian ini dilakukan, penulis memperoleh hasil penelitian bahwa terdapat hubungan positif yang signifikan antara pendistribusian dana BAZIS dengan prestasi belajar siswa SLTA. Kontribusi pendistribusian dana BAZIS terhadap prestasi belajar siswa adalah 0.323. Adapun 0.677 lainnya dipengaruhi oleh faktor lain. Dengan kata lain, prestasi belajar siswa SLTA ditentukan atau dipengaruhi oleh pendistribusian dana BAZIS sebanyak 32,3% dan 67,7% lagi ditentukan oleh faktor yang lain.
vi
MOTTO
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai
(dari
sesuatu
urusan),
kerjakanlah
dengan
sungguh-sungguh
(urusan) yang lain (QS. al-Insyirah: 6-7).
Menunda pekerjaan, sama dengan menabung penderitaan. Lakukan apa yang bisa kita lakukan saat ini, karena kita tidak akan tahu apa yang akan terjadi pada esok hari. (penulis).
Sebuah kesuksesan terwujud karena diikhtiarkan, melalui... perencanaan yang matang, keyakinan, kerja keras, keuletan dan niat baik
vii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ..............................................................................................
i
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................
ii
KATA PENGANTAR ............................................................................................
iii
ABSTRAK ..............................................................................................................
vi
MOTTO .................................................................................................................. vii DAFTAR ISI ........................................................................................................... viii DAFTAR TABEL ...................................................................................................
x
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………..
xi
BAB I
PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ...............................................................
1
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah ...........................................
8
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ....................................................
8
D. Review studi terdahulu ................................................................. 10 E. Sistematika Penulisan .................................................................. 12
BAB II
LANDASAN TEORI A. Pengertian Distribusi .................................................................... 14 B. Dasar Hukum Zakat, Infak, Dan Shadaqah (ZIS) ........................ 14 C. Penyaluran ZIS pada Badan Amil Zakat, Infak Dan Shadaqah (BAZIS) .......................................................................................... 21 D. Pengelolaan Dana ZIS DKI .......................................................... 26 E. Hakikat Prestasi Belajar ............................................................... 33
BAB III METODE PENELITIAN A. Jenis Penelitian ............................................................................. 36 viii
B. Populasi dan Sampel .................................................................... 38 C. Pengumpulan Data ....................................................................... 40
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum BAZIS ............................................................ 46 1. Latar belakang bazis ................................................................ 46 2. Visi Misi dan Tujuan Serta Prinsip Pengelolaan BAZIS ....... 48 3. Pemberdayaan Dana ZIS Bagi Pendidikan ............................. 49 B. Mekanisme Penyaluran Dana BAZIS .......................................... 53 C. Pemberdayaan Program Pengembangan Pendidikan di BAZIS Kota ADM Jakarta Utara ............................................................ 58 D. Uji Instrumen Penelitian .............................................................. 61 E. Analisi Data .................................................................................. 63
BAB V
PENUTUP A. Kesimpulan .................................................................................. 79 B. Saran-saran ................................................................................... 81
DAFTAR KEPUSTAKAAN ................................................................................. 83 LAMPIRAN ........................................................................................................... 86
ix
DAFTAR TABEL
Table 1.1
Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Indoneisa ................
2
Table 3.1
Skor Item Respon Siswa SLTA Positif dan Negatif ....................
42
Table 4.1
Perkembangan Jumlah PenerimaBeasiswa BAZIS Jakarta Utara
Table 4.2
tahun 2007-2010 ...........................................................................
57
Norma reliabilitas .........................................................................
63
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 4.1
Prestase Responden Bedasarkan Perkerjaan Orang Tua ..............
Gambar 4.2
Deskripsi Jawaban Responden Tentang Manajemen Pengelolaan BAZIS ......................................................................
Gambar 4.3
72
Presentase Jawaban Responden Tentang Pengontrolan dan Pendampingan (Pengecekkan) Terhadap Siswa ............................
Gambar 4.6
71
Presentase Jawaban Responden Tentang Melaksanakan atau Mengelola Pendistribusian Dana ...................................................
Gambar 4.5
69
Deskripsi Jawaban Responden Tentang Penyampaian Informasi Mengenai Penyaluran Beasiswa Melalui WE ...............................
Gambar 4.4
63
73
Presentase Jawaban Responden Tentang Penggunaan Dana BAZIS Sesuai Tujuan ...................................................................
74
Gambar 4.7
Presentase Jawaban Responden Tentang Prestasi Belajar ...........
77
Gambar 4.8
Deskripsi Jawaban Responden Tentang Peningkatan Rengking ..
78
xi
1
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Permasalahan dalam ekonomi pembangunan pada suatu negara salah satunya adalah kemiskinan. Kemiskinan merupakan fenomena yang tidak terpisahkan dari dinamika kehidupan masyarakat. Kemiskinan pula merupakan masalah klasik yang sudah ada dalam catatan sejarah manusia, berbagai usaha telah dilakukan untuk menghapuskan masalah kemiskinan ini, akan tetapi masalah kemiskinan tetap saja muncul sampai sekarang. Kemiskinan membuat orang menjadi lemah, baik dari gizi tidak tercukupi maupun dari pendidikan yang layak. Sebagai akibatnya pendidikan yang rendah telah membuat kualitas sumber daya manusia ikut menjadi rendah.Oleh karenanya, miskin harta berimplikasi kepada miskin keahlian dan tentunya berakhir pada miskin produktivitas. Sistem ekonomi yang berlaku dewasa ini telah berkontribusi dalam memberikan berbagai macam kemajuan material dan sedang dalam proses kearah kemajuan-kemajuan yang tidak bisa dibayangkan. Sistem ekonomi yang berjalan juga belum mampu dalam mengentaskan masalah kemiskinan, kenyataannya dewasa ini menunjukkan bahwa kemiskinan tetap saja merajalela, terutama kemiskinan yang melanda umat Islam1. 1
Masdar F. Mas‟udi dkk, Reinterpretasi Pendayagunaan ZIS Menuju Efektifitas Pemanfaatkan Zakat,Infak dan Shodaqah. h. 126
2
Tabel 1 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di Indoneisa (Dalam Juta) Tahun 2006
Jumlah 36,20
Persentase 16,66
2007
35,10
15,97
2008
39,30
17,75
2007
37,17
16,58
2008
34,96
15,24
2009
32,53
14,15
2010
31,02
13,33
Sumber: Berita Resmi Statistik Menurut Harian Republika jumlah dan persentase penduduk miskin di Indoneisa (dalam juta)2 sebagaimana tersebut pada tabel di atas. Melihat data dari Badan Pusat Statistik (BPS), sejak 2006 memang sudah terjadi penurunan persentase penduduk miskin. Tapi, lagi-lagi terlihat bahwa penurunan tersebut sangat lambat. Dari bagan diatas menggambarkan bahwa Pertumbuhan ekonomi dan penurunan jumlah orang miskin menunjukkan, bahwa pertumbuhan ekonomi yang selama ini terjadi tidak terbagi rata.
2
Harian Republika, Potret Kemiskinan edisi 21 Juli tahun 2010.
3
Mengapa jeratan kemiskinan ini terus melanda rakyat Indonesia? bisa saja karena sebagian orang-orang kaya yang menjadi penyebab miskinnya orang lain. Sebagian kelompok orang kaya yang tidak mau hidup berbagi rezeki, enggan mengeluarkan zakat, infak dan sedekah, padahal dalam ibadah bahwa zakat dan infak bukan semata-mata ibadah vertikal kepada Yang Maha Kuasa, namun secara horizontal dapat memberi efek positif dalam meminimalis kemiskinan. Allah berfirman dalam al-Qur'an Surah al-Taubah ayat 11:
“Jika mereka bertaubat, mendirikan salat dan menunaikan zakat, Maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. dan kami menjelaskan ayatayat itu bagi kaum yang mengetahui”.
Zakat merupakan salah satu instrumen keuangan negara dan ajaran yang melandasi bertumbuh kembangnya sebuah kekuatan sosial ekonomi umat Islam. Seperti empat rukun Islam yang lain, ajaran zakat menyimpan beberapa dimensi yang kompleks meliputi nilai privat, publik, vertikalhorizontal, serta ukhrawi duniawi. Nilai-nilai tersebut merupakan landasan pengembangan kehidupan kemasyarakatan yang komprehensif. Bila semua dimensi yang terkandung dalam ajaran zakat ini
4
dapat diaktualisasikan, maka zakat akan menjadi sumber kekuatan yang sangat besar bagi pembangunan umat menuju kebangkitan kembali peradaban Islam.3 Indonesia sebuah bangsa yang sudah lebih dari setengah abad merdeka dari penjajahan Belanda dan Jepang, ternyata belum mampu bangkit menjadi negara maju berpenduduk makmur sejahtera. Bermacam-macam tipe pemimpin di Indonesia, tetap saja menyisakan sebuah titik persamaan realita yakni anggaran pendidikan sebesar 20% yang termuat dalam Anggaran Belanja Pendapatan Negara (APBN) kita yang merupakan amanah Undang-Undang Dasar 1945 belum juga terwujud. Coba lihat pendidikan kita, banyak orang tua yang tidak mampu menyekolahkan anaknya karena alasan tak mampu membayar sumbangan penyelenggaraan pendidikan (SPP) dan masih banyak lagi siswa terancam putus sekolah karena biaya pendidikan mahal. Padahal pendidikan adalah investasi masa depan untuk melangsungkan kehidupan berbangsa dan bernegara. Kemajuan suatu bangsa di segala aspek kehidupan berbanding lurus dengan kualitas pendidikan bangsa. Dana zakat didistribusikan dalam berbagai macam bentuk, salah satunya bentuk konsumtif kreatif yakni zakat yang diwujudkan dalam bentuk barang konsumtif dan digunakan untuk membantu orang miskin dalam mengatasi permasalahan sosial dan ekonomi yang dihadapinya. Bantuan tersebut dengan 3
Safwan Idris, Gerakan Zakat Dalam Pemberdayaan Ekonomi Umat, Pendekatan Transformatif (Jakarta: Citra Putra Bangsa,1997), Cet. I, h. 33
5
harapan dapat bermanfaat lebih baik,semisal beasiswa, peralatan sekolah dan pakaian anak-anak yatim.4 Tentu saja dengan melihat anggaran 20 % yang belum terwujud, para pengelola zakat dituntut untuk lebih kreatif, amanah dan professional. Dan tentunya, hal ini sangat membantu masyarakat miskin dalam mengakses pendidikan. Dengan menfasilitasi warga negara yang beragama Islam dalam menunaikan zakat, pemerintah tidak hanya memberi kebebasan kepada warga negara dalam menjalankan agama dan kepercayaan sebagaimana tertuang dalam UUD 1945 Pasal 29 Ayat (1) dan (2), namun secara langsung pemerintah telah mempercepat cita-cita bangsa mencerdaskan kehidupan bangsa sebagaimana termaktub dalam Pembukaan UUD 1945. Dalam bahasa yang mudah dipahami, masalah zakat bukan lagi masalah umat Islam, tetapi telah menjadi masalah bersama Bangsa Indonesia. Peran pemerintah dan masyarakat secara simultan merupakan akselerasi bagi perwujudan amanah para pendiri bangsa bahwa pendidikan adalah hak dasar warga negara. Inilah salah satu bagian dari istimewanya ajaran Islam. Keselarasannya dengan fitrah manusia, Islam telah memberikan perhatian secara seimbang terhadap unsur materi dan unsur ruhani. Kita dapat melihat sisi keistimewaan tersebut, misalnya pada perintah wajib zakat.
4
Didin Hafiduddin dkk, The Power Of Zakat: Studi Perbandingan Pengelola Zakat Tenggara, (UIN Malang,2008) cet 1, h.13
6
Bila zakat diterapkan secara benar dan menyeluruh, ia memiliki peran yang sangat esensial yang selanjutnya akan merealisasikan keadilan sosial, mencerdaskan kehidupan bangsa melalui zakat pendidikan, dan juga melahirkan pertumbuhan ekonomi yang sehat dan pesat. Alih-alih menunggu tanpa kepastian anggaran sebesar 20% untuk pendidikan dari pemerintah, masyarakat -dalam hal ini diwakili oleh lembaga pengelola zakat- tentu telah bisa menjawab ketidak pastian tersebut. Masalah-masalah seperti inilah yang seharusnya dapat dijawab dengan konsep atau program tertentu dalam rangka mendayagunakan fungsi zakat, sebagaimana dikehendaki oleh ajaran Islam. Dalam hal ini program-program yang dapat dilakukan BAZIS dapat dibedakan menjadi dua. Pertama, memberikan bantuan kepada organisasi atau yayasan yang bergerak dalam bidang pendidikan baik berupa uang pengelolanya diserahkan penuh kepada pengurus. Kedua, memberikan bantuan biaya sekolah kepada anak-anak tertentu atau sifatnya tetap dalam bentuk beasiswa kepada beberapa anak, sehingga ia dapat melanjutkan sekolah atau belajar sampai jenjang tertentu yang ditetapkan oleh pengelola atau pengurus BAZIS.5 Kehadiran BAZIS provinsi DKI Jakarta memiliki pengaruh yang sangat signifikan, terutama bagi masyarakat Jakarta. Kerja kultural dan struktural terus menerus dilakukan. Dengan berpijak pada surat keputusan Gubernur DKI Jakarta no. 120 Tahun 2002 BAB II mengenai kedudukan dan fungsi, maka BAZIS propinsi
5
Eko Suprayitno, Ekonomi Islam, Pendekatan Ekonomi Makro Islam Dan Konvensional (Yogyakarta: Penerbit Grahana Ilmu, 2005) cet 1 h. 45
7
DKI Jakarta berusaha terus memberi arti bagi masyarakat Jakarta. 6 Dengan cara memberikan bantuan bagi masyarakat diwilayah DKI Jakarta. BAZIS DKI yang telah eksis sejak tahun 1968 memiliki program peduli pendidikan dengan memberikan bantuan biaya pendidikan berupa beasiswa kepada siswa-siswa yang berasal dari kalangan tidak mampu dan berprestasi dari pendidikan dasar hingga jenjang perguruan tinggi. Adapun yang dimaksud dengan beasiswa itu sendiri adalah uang yang diberikan untuk biaya belajar. Adapun harapan BAZIS, yakni dana zakat, infak dan shadaqah (ZIS) tersebut dipakai untuk memenuhi kebutuhan sekolah agar tetap melanjutkan sekolah dan membuat siswa lebih semangat dalam meraih prestasi, yang pada akhirnyamelahirkan anak bangsa yang akan membangun negara ini. Berdasarkan uraian diatas, penulis tertarik mengadakan penelitian pada badan amil, zakat, infak, dan shadaqah (BAZIS), yang selama ini telah memberikan dana bantuan kepada sejumlah siswa/i sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA). Penulis berupaya untuk mengetahui aktivitas BAZIS wilayah Jakarta Utara dalam pengelolaan zakatnya, khususnya dalam penyaluran dana zakat, infak, dan sedekah. Oleh karena itu, penulis megajukan skripsi dengan judul PENDISTRIBUSIAN DANA BANTUAN BAZIS DAN HUBUNGANNYA DENGAN PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR SISWA SLTA DI WILAYAH JAKARTA UTARA
6
Bazis Propinsi DKI Jakarta, Manajemen Zis Bazis Propinsi DKI Jakarta, h. 42
8
B. Pembatasandan Perumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah Bertolak dari latar belakang masalah diatas, tentu akan sangat luas jika masalah tersebut dibahas secara keseluruhan dalam skripsi ini. Maka penulis menganggap perlu menyajikan hanya sebatas ”Distribusi dana ZIS yang diberikan oleh BAZIS wilayah Jakarta utara yang ditujukan untuk siswa-siswi SLTA yang berprestasi dan kurang mampu”. 2. Perumusan Masalah Sejalan dengan latar belakang dan pembatasan masalah maka untuk lebih memfokuskan pembatasan, maka penulis mencoba untuk merumuskan beberapa permasalahan dalam tulisan ini, sebagai berikut: a. Bagaimana mekanisme penyaluran dana bantuan ZIS yang diberikan BAZIS Kota Administrasi Jakarta Utara kepada siswa SLTA? b. Adakah Hubungan antara Pendistribusian Dana BAZIS dengan peningkatan Prestasi Belajar Siswa SLTA di wilayah Jakarta Utara? C. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian Seiring dengan perumusan dan pembatasan masalah di atas, maka yang akan menjadi tujuan penelitian adalah:
9
a. Untuk mengetahui mekanisme penyaluran dana bantuan ZIS yang diberikan BAZIS Kota Administrasi Jakarta Utara kepada siswa SLTA di wilayah Jakarta Utara. b. Untuk mengetahui hubungan antara Pendistribusian Dana BAZIS dengan peningkatan Prestasi Belajar Siswa SLTA 2. Adapun manfaat yang diharapkan dari hasil penelitian dan penulisan ini adalah sebagai berikut: a. Manfaat Akademis 1) Menambah wawasan keilmuan ekonomi Islam tentang
lembaga
keuangan yakni penyaluran zakat, infak dan sedekah (ZIS) dan bagi masyarakat pada umumnya. 2) Bagi peneliti diharapkan dapat mengkaji dan mengembangkan penelitian efektifitas penyaluran dana BAZIS untuk pemberdayaan ekonomi masyarakat selanjutnya. 3) Bagi peneliti diharapkan dapat menambah wawasan khususnya bagi penulis sendiri dan umumnya bagi kalangan pelajar, mahasiswa dan akademis lainnya. b. Manfaat Praktis 1) Agar masyarakat mengetahui dan memahami penyaluran dana BAZIS di antaranya untuk membantu para siswa dari keluarga yang kurang
10
mampu namun berprestasi serta lebih meningkatkan prestasi belajar mereka. 2) Agar masyarakat terpacu dan termotivasi dalam berpartisipasi lebih aktif lagi untuk menyalurkan dananya kepada BAZIS Kota Administrasi Jakarta Utara demi meningkatkan ekonomi orang tua siswa yang kurang mampu, Sehingga siswa dapat memenuhi kebutuhan sekolah dan tetap melanjutkan sekolah sehingga pada akhirnya
membuat siswa lebih
semangat dalam meraih prestasi. 3) Sebagai bahan masukan bagi BAZIS dalam penerapan, pemberdayaan dan pengelolaan dana zakat, infak dan sedekah (ZIS) khususnya dalam program pendidikan. D. ReviewStudi Terdahulu Adapun kajian pustaka yang digunakan dari penulisan ini adalah: 1. Abdul Waiz, 203046101654, Efektifitas Zakat Produktif Terhadap Tingkat Pendapatan Masyarakat Petani, (Jakarata, Program Studi Perbankan Syariah Jurusan Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, 2008). Penelitian yang dilakukan oleh saudara Abdul Waiz membahas bagaimana konsep dan pengaruh zakat produktif terhadap kehidupan masyarakat petani. Apakah dengan adanya zakat produktif akan membantu
11
ekonomi masyarakat petani yang berada dilingkungan Lembaga Sosial Dompet Dhuafa Republika Bogor. 2. Lisa Hafiza, 102046125301, Efektifitas PenyaluranDana Zakat BAZDA Kota Tangerang Terhadap Pemberdayaan Pengusaha Kecil dan Mikro, (Jakarta, Program Studi Perbankan Syariah Jurusan Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, 2006). Penelitian yang dilakukan saudari Lisa Hafiza membahas tentang penyaluran dana zakat dalam pemberdayaan pengusaha kecil dan menengah. Serta melihat keefektifan atas penyaluran dana zakat BAZDA Kota Tangerang terhadap pemberdayaan pengusaha kecil dan mikro. 3. Devy Sukmawati,
204046102902,
Efektifitas
Penyaluran
Dana
lazis
muhammadiyah bagi Siswa Berprestasi Di SMK Muhammadiyyah 01 Ciputat, (Jakarta, Program Studi Perbankan Syariah Jurusan Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah, 2008) Penelitian yang dilakukan Saudari Devy Sukmawati membahas tentang keefektifan dari penyaluran dana zakat Lazis Muhammdiyah bagi siswa berprestasi di SMK Muhammadiyah terhadap prestasi belajar siswa. Sedangkan penelitian yang akan penulis lakukan berbeda dengan penelitian sebelumnya. Berdasarkan data-data yang sudah penulis kumpulkan dari berbagai sumber kepustakaan, penulis menyimpulkan bahwa apa yang menjadi masalah pokok penelitian ini tampaknya sangat penting. Penulis akan
12
membahas tentang "pendistribusian dana bantuan BAZIS dan hubungannya dengan peningkatan prestasi belajar siswa SLTA di wilayah Jakarta Utara)". Dalam hal ini penulis akan meneliti prosedur pendistribusian dana BAZIS yang telah dihimpun dari masyarakat kepada para siswa/I dan penulis akan meneliti dana BAZIS yang telah distribusikan kepada para siswa yang kurang mampu namun berprestasi yang berdampak pada peningkatan prestasi belajar siswa atau malah sebaliknya. E. Sistematika Penulisan Agar penulisan skripsi ini menjadi lebih sistematis, maka tata uraian terbagi menjadi lima bab dengan susunan sebagai berikut: BAB I
PENDAHULUAN
Bab ini merupakan landasan pada bab-bab berikutnya. Oleh karena itu, bab ini didalamnya akan membahas tentang latar belakang masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, review studi terdahulu, serta sistematika penulisan. BAB II LANDASAN TEORI Bab ini membahas tentang pengertian dan konsep pendistribusian, dasar hukum zakat, infak, dan shadaqah (ZIS), mengambarkan pula secara deskripsi kerangka teori mengenai landasan teori penyaluran ZIS pada badan amil zakat, infak dan shadaqah (BAZIS), pengelolaan ZIS DKI dan hakekat prestasi belajar.
13
BAB III METODE PENELITIAN Jenis penelitian, pendekatan penelitian, jenis data dan sumber data, populasi dan sempel, teknik pengumpulan data, teknik uji instrumen penelitian dan teknik analisis data. BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Merupakan bab yang membahas mengenai latar belakang berdirinya BAZIS, visi misi, pemberdayaan ZIS bagi pendidikan. Mekanisme penyaluran
dana
BAZIS,
pemberdayaan
program
pengembangan
pendiddikan di BAZIS Kota Administrasi Jakarta Utara, Uji instrumen penelitian dan analisis. BAB V
PENUTUP
Merupakan bab penutup yang terdiri dari kesimpulan dan saran-saran.
14
BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Distribusi Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), distribusi adalah penyaluran (pembagian atau pengiriman) dari yang kelebihan kepada yang kekurangan ke beberapa orang atau kebeberapa tempat7. Jadi distribusi zakat adalah penyaluran atau pembagian harta yang kelebihan kepada orang-orang yang kekurangan harta yaitu mustahik. Zakat sebagai pendistribusian, sepertinya sangat ideal untuk dijadikan satu model alternatif dalam upaya pengentasan orang-orang yang termasuk kekelompok ekonomi lemah. Dengan demikian, bahwa zakat dapat melindungi umat dari kemiskinan dan dari segala bentuk bahaya yang ditimbulkannya, serta menghindarkan umat atau negara dari ideologi-ideologi luar yang menunggangi kemiskinan sebagai kudanya. B. Dasar Hukum Zakat, Infak dan Shadaqah (ZIS) 1. Hakikat Zakat Zakat berasal dari bahasa arab yaitu dari kata “zaka” yang artinya berkah, tumbuh, berkembang, kebajikan dan membersihkan.8 Kata zakat ini
7
Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia ”Disrtibusi” (Jakarta: Balai Pustaka,1999). h. 209 8 Samit Athif Zyn, Mujma’ul Bayanil Hadits Tafsir Mufradat al-Fadzil Qur’anil Karim (Beirut: Syirkah Alamiyah) kitab 5 .m.l 1994, cet III h 391.
15
dalam berbagai bentuk derivasinya disebutkan dalam al-Qur'an sebanyak 60 kali, yang tersebar dalam surat-surat makiah dan madaniah.9 a. Menurut syara’ , zakat dapat berarti: 1) Sejumlah harta tertentu yang diwajibkan oleh Allah diserahkan kepada orang-orang yang berhak.10 2) Mengeluarkan jumlah tertentu itu sendiri juga disebut zakat. 3) Mengeluarkan sebagian dari harta benda atas perintah Allah, sebagai sedekah wajib kepada mereka yang telah ditetapkan menurut syariat-syariat yang telah ditentukan oleh hukum Islam.11 4) Merupakan salah satu rukun Islam: yaitu kewajiban yang dibebankan atas kekayaan tiap pribadi yang dibebankan atas harta kekayaan tiap pribadi muslim wanita atau pria, bahkan anak-anak yang belum aqil baligh.12 Semua
pengertian
tersebut
tidak
salah,
sekalipun
berbeda-beda
perumusannya. Hanya saja masing-masing rumusan masih kurang lengkap unsurunsur pengertiannya. Menurut Exposure Draft Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan (PSAK No.109) tentang Akuntansi Zakat, zakat adalah harta yang wajib dikeluarkan oleh 9
Syarifuddin Abdullah, Zakat Profesi, (Jakarta: Moyo Segoro Agung 2003) h. 19. Gazi Inayah, Teori Komprehensip Tentang Zakat Dan Pajak, terj. Zainudin Adnan & Nailul (Yogyakarta: Penerbit PT Tiara Wacana, 2003), h 19 11 Moh. Rifa‟i, ”Fiqih Islam Lengkap”, (Semarang: CV Toha Putra, 1978), h.346. 12 Pemda DKI, ”Pedoman Pengelolaan ZIS”, (Jakarta,1992),cet 1.hal 2 10
16
muzakki sesuai dengan ketentuan syariah untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya (Mustahik). Infak atau sedekah adalah harta yang diberikan secara sukarela oleh pemiliknya, baik yang peruntukannya dibatasi (ditentukan) maupun tidak dibatasi. Para pemikir ekonomi Islam mendefinisikan zakat sebagai harta yang telah ditetapkan oleh pemerintah atau pejabat berwenang kepada masyarakat umum atau individual yang bersifat mengikat, final, tanpa mendapat imbalan tertentu yang dilakukan pemerintah sesuai dengan kemampuan pemilik harta. Zakat itu dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan delapan golongan yang telah ditentukan oleh al-Quran, serta untuk memenuhi tuntutan politik bagi keuangan Islam.13 Menurut Undang-Undang No. 38 tahun 1999 tentang pengelolaan zakat, zakat adalah harta yang wajib disisihkan oleh seorang muslim atau badan yang dimiliki oleh muslim sesuai dengan ketentuan agama untuk diberikan kepada yang berhak menerimanya. M. Fuadz Baqi, menunjukkan bahwa hukum dasar zakat sangat kuat di dalam al- Qur‟an, di antaranya:
13
Gazi Inayah, Teori Komprehensip Tentang Zakat Dan Pajak, terj. Zainudin Adnan & Nailul (Yogyakarta: Penerbit PT Tiara Wacana, 2003), h. 3
17
Artinya: “Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikan zakat, Maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seagama. dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yang mengetahui”.(al-Taubah: 11) Adapun dasar hukum berdasarkan sunnah yaitu: “Dari Ibnu Abbas r.a”ia berkata: aku diberitahu oleh Abu Sufyan r.a, lalu ia menyebutkan hadits Nabi saw, ia mengatakan: “Nabi saw menyuruh kita supaya mendirikan shalat, menunaikan zakat, silaturahmi (menghubungi keluarga) dan ifaf (yakni menahan diri dari perbuatan buruk)”. (Bukhari II,1993: 320) Berdasarkan unsur-unsur pengertian tersebut, maka definisi zakat secara lengkap adalah sebagai berikut: zakat adalah rukun Islam ketiga yang berupa sejumlah harta tertentu yang terselip dalam kekayaan yang dimiliki secara riil oleh setiap pribadi muslim yang diwajibkan oleh Allah untuk disedekahkan kepada orang-orang yang berhak atas itu setelah mencapai nisab dan haul, guna membersihkan harta kekayaan dan menyucikan jiwa pemiliknya. Zakat merupakan salah satu rukun Islam, dan menjadi salah satu unsur pokok bagi tegaknya syariat Islam. Oleh sabab itu hukum zakat adalah wajib (fardhu) atas setiap muslim yang telah memenuhi syarat-syarat tertentu. Zakat termasuk dalam kategori ibadah (seperti salat, haji dan puasa) yang telah diatur secara rinci dan paten berdasarkan al-Quran dan al-Sunnah, sekaligus merupakan amal sosial kemasyarakatan dan kemanusiaan yang dapat berkembang sesuai dengan perkembangan umat manusia.
18
2. Hakikat Infak Di dalam al-Qur‟an banyak pula menyinggung masalah infak. Infak adalah pengeluaran suka rela yang dilakukan seseorang setiap kali ia memperoleh rezeki, sebanyak yang dikehendaki sendiri. Infak berarti pula sebagai belanja untuk menghidupi dan memenuhi kebutuhan keluarga atau sering kita dengar dengan istilah nafkah khusus di Indonesia, kata infak lebih cenderung diartikan sebagai sifat kedermawanan. Dimana kata infak tersebut kadang digunakan untuk menunjukan pengertian pemberian wajib (zakat) digunakan untuk menunjukkan pengertian pemberian biasa atau infak. Dasar hukum yang berkaitan dengan infak yaitu tercantum dalam surat al-Baqarah ayat 267, yang berbunyi sebagai berikut:
Artinya: Hai orang-orang yang beriman, nafkahkanlah (di jalan Allah) sebagian dari hasil usahamu yang baik-baik dan sebagian dari apa yang Kami keluarkan dari bumi untuk kamu. dan janganlah kamu memilih yang burukburuk lalu kamu menafkahkan daripadanya, Padahal kamu sendiri tidak mau mengambilnya melainkan dengan memincingkan mata terhadapnya. dan ketahuilah, bahwa Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji. Dari ayat diatas terdapat kata “anfiqu” yang merupakan kata dalam bentuk perintah. Ini berarti bahwa kata infak dalam al-Quran kadang digunakan untuk menunjukkan pengertian pemberian wajib (zakat harta). Kadang pula digunakan
19
untuk menunjukkan pengertian pemberian biasa (infak anjuran / sunnah). Yang membedakan dengan zakat ialah bahwa zakat itu ditetapkan nisbahnya sedangkan infak tidak ada penetapan berapa besarnya yang harus dikeluarkan, tetapi diserahkan langsung kepada orang yang bersangkutan. Infak dikeluarkan oleh orang yang beriman baik itu orang yang berpenghasilan tinggi maupun rendah, apakah ia disaat lapang maupun sempit. Jadi kesimpulan yang dapat diambil adalah infak itu berarti memberikan sebagian dari harta baik itu untuk keluarganya maupun untuk orang lain. 3. Hakikat Sedekah Sedangkan shodaqah atau sedekah adalah pemberian sukarela yang dilakukan oleh seseorang kepada orang lain. terutama kepada orang miskin, setiap kesempatan terbuka yang tidak ditentukan baik jenis, jumlah maupun waktunya. Antara kata sedekah dengan kata zakat dalam al-Qur‟an sering digunakan silih berganti.“Pungutlah zakat (sedekah) dari harta kekayaan mereka (dengan itu) engkau membersihkan dan menyucikan mereka”.14 Shadaqoh disinggung pula oleh al-Qur‟an dalam berbagai bentuk seperti di ungkapkan dalam surat al-Taubah ayat 103 yang berbunyi sebagai berikut:
14
al-Qur'an, 9:103
20
Artinya: Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan mensucikan mereka dan berdoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu (menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha mengetahui. Kata Infak dan shodaqoh sering kali disamakan, padahal Untuk mengeluarkan infak adalah pada waktu menerima rezeki (karunia) dari Allah tanpa ditentukan kadar jumlah yang dikeluarkan. Sedangkan pada sedekah lebih luas dan lebih umum lagi. Tidak ditentukan jenis, jumlah, waktu dan peruntukannya. Mengenai jenisnya, sedekah dapat berupa: Pemberian benda atau uang. Bantuan tenaga atau jasa Menahan diri untuk tidak berbuat kejahatan. Mengucapkan takbir, tahmid, tahlil, istigfar,dsb Rasulullah saw. mewajibkan setiap pribadi muslim untuk bersedekah setiap hari. Seperti hadis Nabi yang mengatakan “adalah satu kewajiban atas tiap pribadi muslim bersedekah setiap hari matahari terbit”.15 Dari seluruh uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa sedekah adalah keseluruhan amal kebaikan yang dilakukan setiap muslim untuk menciptakan kesejahteraan sesama umat manusia, termasuk untuk kelestarian lingkungan hidup dan alam semesta ciptaan ilahi guna memperoleh hidayah dan ridha Allah swt”.
15
Pemda.DKI,”Pedoman Pengelolaan ZIS”(Jakarta:1992). Cet 1 hal 5.
21
Sedekah berarti termasuk memberikan derma untuk mematuhi hukum dimana kata zakat digunakan dalam al-Quran dan Sunnah. zakat telah disebutkan pula dengan sedekah karena zakat merupakan jenis derma yang diwajibkan. Hanya saja dapat kita bedakan bahwa zakat adalah pemberian wajib. Sedangkan sedekah adalah sukarela, zakat dikumpulkan oleh pemerintah sebagai suatu pungutan wajib, sedangkan sedekah lainya dibayar secara sukarela . 16 jumlah nisab zakat ditetapkan sedangkan sedekah yang lain sepenuhnya tergantung pada keinginan orang yang menyumbangnya. C. Penyaluran ZIS pada Badan Amil Zakat, Infak Dan Shadaqah (BAZIS) Dalam menghimpun dana untuk kesejahteraan masyarakat, BAZIS Kota Administrasi Jakarta Utara tidak hanya menerima dan menyalurkan hasil pengumpulan ZIS dari umat Islam (muslim), tetapi juga amal sosial yang diberikan oleh umat non muslim. Dengan menyadari bahwa warga Ibukota itu bersifat majemuk (aneka ragam, termasuk aneka ragam yang dipeluknya) maka dengan tetap berpegang teguh pada akidah dan syarak agama Islam maka penyaluran hasil pengumpuln ZIS dan amal sosial disampaikan kepada yang berhak secara proposional sesuai dengan fungsi dan tujuannya. Di dalam al-Quran telah ditetapkan delapan kelompok (ashnaf) penerima zakat, yaitu : fakir, miskin, amil (pengelola dana zakat), muallaf (orang yang baru
16
3 h. 241.
Afsalur Rahman. ”Doktrin Ekonomi Islam”(Yogyakarta: Dana Bakti Prima Yasa, 2002). jilid
22
masuk Islam), riqab (orang yang membebaskan budak), gharimin ( orang yang berhutang untuk kemaslahatan dirinya atau masyarakat), sabilillah (orang yang berusaha menegakkan kepentingan agama atau ummat), dan ibn sabil (orang yang kehabisan bekal diperjalanan). al-miskin al-mahrum yakni orang yang tidak mampu akan tetapi menjaga kehormatan diri, tidak mau minta-minta. Sedangkan orang yang meminta-minta tetap disebut dengan fakir dan termasuk dalam pengertian ini adalah orang gelandangan. Nama fakir mencakup sa’il dan mahrum sa’il yaitu orang fakir yang meminta-minta dan sekarang disebut dengan gelandangan, pengemis sedangkan mahrum adalah orang fakir yang tidak mahu meminta-minta, menjaga kehormatan diri dan disebut dengan miskin. Barangkali orang miskin mampu menjaga kehormatan dirinya, tidak mau meminta-minta itu karena mempunyai harga diri yang kuat atau karena memang kefakirannya tidak separah orang fakir dari kemungkinan yang kedua inilah al-Syafi„i dan mayoritas pengikutnya berpendapat bahwa fakir lebih jelek keadaannya dari pada miskin. Sedangkan menurut mazhab Abu Hanifah dan Malik, miskin lebih jelek keadaanya dari pada fakir miskin. Jadi disini ada perbedaan pendapat yang bertolak belakang antara golongan Syafi‟iyyah dan golongan Hanafiyyah. Sayyid Sabiq berusaha ingin mengkompromikan. Ia menjadikan satu kategori fakir dan
23
miskin, yaitu orang-orang yang tidak memperoleh kecukupan hidup, lawan kata orang-orang kaya, yaitu mereka yan mendapatkan kecukupan kebutuhan hidupnya. BAZIS Kota Administrasi Jakarta mengikuti cara Sayyid Sabiq, yaitu keduanya adalah sama-sama mustahik yang memiliki harta tetapi tidak dapat memenuhi keperluan hidupnya. Jadi mereka itu adalah mustahik yang mempunyai satu atau dua ciri: (a) kelemahan dalam bidang harta, (b) kelemahan dalam bidang fisik. Bahkan al-Qaradawi menganggap perbedaan pendapat tentang hakikat fakir dan miskin itu tidak menghasilkan buah manfaat yang dapat dipetik dalam bab ini. Akan tetapi bagaimana juga mencari perbedaan antara dua hakikat itu besar juga manfaatnya, yaitu dalam pembagian zakat, apabila hasil pungutan zakat itu sangat terbatas, meski tentang perbedaan namanya itu tidak demikian penting. Dalam keadaan hasil koleksi zakat sangat terbatas, menurut Malik, harus diprioritaskan golongan yang paling membutuhkan, yaitu fakir menurut pengertian golongan alSyafi‟iyyah atau miskin menurut pengertian Abu Hanifah dan Malik. Dana ZIS yang ada di BAZIS Kota Administrasi Jakarta hanya disalurkan kepada enam kelompok saja, yaitu selain riqab dan amil, dengan alasan bahwa budak tidak ada di indonesia dan hak amil sudah ditanggung oleh anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) DKI membaginya menjadi tiga kelompok: fakir miskin, sabilillah dan muallaf, gharim, ibn sabil. Hanya saja, pengertian kelompok fakir miskin tidak lagi diartikan sebatas mereka yang tidak punya
24
pekerjaan, atau punya pekerjaan tetapi tidak mencukupi, tetapi diarahkan untuk pengembangan
pendidikan
anak
tingkat
SD/MI
s.d
perguruan
tinggi.
Argumentasinya adalah bahwa pendidikan penting untuk mengangkat taraf kehidupan ekonomi masyarakat miskin, demikian menurut mantan kepala BAZIS DKI Jakarta, Abdul Shomad Muin (Republika, 8 Desember. 2000).17 Untuk mendapatkan bantuan dari BAZIS Kota Administrasi Jakarta, mustahik harus mengisi formulir sesuai kategorinya masing- masing formulir sesuai kategorinya masing-masing (BAZIS,1996). Penggunaan formulir santunan anak asuh dan sumbangna wajib belajar modal A adalah sebagai berikut: Model A1 digunakan untuk isian permohonan calon penerima santunan anak asuh murid SD. Model A2 digunakan untuk isian permohonan calon penerima sumbangna wajib belajar murid SMP. Model A3 digunakan untuk isian permohonan calon penerima sumbanga anak asuh murid madrasah ibtidaiyah. Model A4 digunakan untuk isian permohonan calon penerima sumbangann wajib belajar murid madrasah tsanawiyah. Model A5 digunakan untuk islam permohonan calon penerima beasiswa pascasarjana.
17
Lili dan dkk, Zakat & Wirausaha (Jakarta:CED,Center for entrepreneurship development 2005)cet 1 hal 103
25
Penggunaan formulir bantuan Sabilillah Model S adalah sebagai berikut: 1) Model S1 digunakan untuk isian permohonan bantuan fisik keagamaan. 2) Model S2 digunakan untuk isian permohonan bantuan kegiatan keagamaan. 3) Model S3 digunakan untuk isian bantuan/ santunan guru ngaji yang tidak mempunyai penghasilan tetap dan merbot masjid.18 Dalam penyaluran dan pendayagunaan hasil pengumpulan ZIS, BAZIS melakukan kegiatan-kegiatan sebagai berikut:19 a. Pada akhir tahun anggaran mengeluarkan pemberitahuan atau pengumuman kepada khalayak ramai, agar para mustahik mengusulkan permintaan bantuan (santunan) kepada BAZIS DKI melalui jalur masing- masing, seperti: 1) Petugas operasioal zis kelurahan, untuk musrahik kelurahan. 2) Petugas operasional ZIS kecamatan, untuk mustahik kecamatan. 3) Pelaksana BAZIS kotamadya, untuk mustahik kotamadya. b. Menerima usulan- usulan dari petugas operasional ZIS wilayah dan unit/satua kerja. c. Merumuskan kebijakan gubernur kepada daerah dalam pendayagunaan ZIS, sesuai dengan aspirasi/ usulan dari musrtahik. d. Menetapkan rincian penyaluran dan pendayagunaan ZIS sesuai dengan kebijaksanaan yang ditetapkan oleh gubernur kepala daerah.
18
Ibid hal 105.
19
Bazis DKI Jakarta Pengelolaan Zakat, Infak/Sedekah h. 34
26
e. Menyalurkan/mendayagunakan dana ZIS kepada mustahik. f. Memonitor dan membina pemanfaatan ZIS yang diterima mustahik. g. Mengevaluasi pendayagunaan ZIS, untuk mengetahui apakah penyaluran telah mencapai sasaran secara optimal, yaitu meningkatkan kesejahterahan umat khususnya para dhuafa. h. Meningkatkan tertib Administrasiinistrasi. D. Pengelolaan Dana ZIS DKI 1. Pengalokasian dana ZIS Aparat BAZIS di DKI Jakarta telah diberikan pedoman kerja dalam mengelola ZIS, tetapi masih dalam ketentuan-ketentuan yang masih terpisahpisah. Pedoman-pedoman kerja ini ada yang dituangkan (dimuat) dalam Keputusan, Instruksi, Surat Seruan, Surat Edaran dan ada pula yang dituangkan dalam surat pemberitahuan. Kebijaksanaan umum pendayagunaan ZIS dan amal sosial ditetapkan dengan keputusan gubernur kepala daerah, sedangkan rincian dan pelaksanaannya ditetapkan dengan keputusan dan ketua BAZIS DKI Jakarta.20 Dari pejabat atau instansi yang mengeluarkan, ada yang dikeluarkan oleh Gubernur -Kepala Daerah, Wakil Gubernur atau pejabat lain atas nama Gubernur Kepala Daerah, ada yang dikeluarkan oleh Kanwil Agama dan ada 20
Cholid Fadlullah. ”Mengenal Hukum ZIS (Zakat Dan Infak/Sedekah) Pengamalannya di DKI Jakarta”Badan Amil Zakat, Infak dan Sedekah (BAZIS) DKI Jakarta.
27
pula yang dikeluarkan oleh Ketua BAZIS DKI Jakarta. Dikeluarkannya petunjuk kerja ini biasanya didasarkan pada kebutuhan nyata dalam mengatasi berbagai masalah yang dihadapi dalam mengelola ZIS Atau sebagai pelaksanaan terhadap kebijaksanaan yang ditetapkan oleh atasan dalam mengurus masalah ZIS21. Karena pedoman-pedoman kerja yang ditetapkan tadi dalam keadaan terpisah-pisah maka tidak mustahil apabila tidak setiap pejabat atau petugas pelaksana memahaminya secara utuh dan menyeluruh. Dari segi ilmu manajemen dinyatakan bahwa dalam mengemban misi dan tujuan organisasi, baik lembaga instansi maupun organisasi formal, setiap tahunnya harus mempunyai sasaran atau target yang hendak dicapai. Sasaran atau target ini ditetapkan oleh pejabat atau pimpinan berkewenangan. Atas dasar target atau sasaran ini, lembaga yang bersangkutan menyusun rencana dan program kerja serta cara melaksanakan rencana dan program kerja tersebut. Langkah selanjutnya adalah melaksanakan program kerja dalam kegiatan nyata sehari-hari. Untuk memperlancar pelaksanaan tugas dan menjaga agar tidak terjadi penyimpangan perlu dilakukan pembinaan dan pengawasan. Kemudian diadakan evaluasi terhadap keberhasilan pelaksanaan program kerja. Hasil evaluasi ini dijadikan bahan masukan dalam merumuskan dan
21
BAZIS provinsi DKI Jakarta”Bagaimana cara mengelola ZIS di DKI jakarta” artikel diakses pada 9 Januari 2011dari http://bazisdki.go.id/panduan/zakat/145-bagaimana-cara-mengelola-zis-di-dkijakarta
28
menentukan rencana dan program kerja pada tahun berikutnya. Dalam mengelola ZIS di DKI Jakarta, urutan kegiatannya adalah sebagai berikut.22
a. Setiap awal tahun Gubernur menetapkan target pengumpulan ZIS dan strategi prioritas pendayagunaannya. b. Berdasarkan target dan strategi tersebut, BAZIS DKI Jakarta menyusun rencana dan program kerja, termasuk cara-cara yang harus ditempuh dalam pelaksanaannya.Rencana dan program kerja ini disampaikan kepada Badan Pembina untuk memperoleh persetujuan (restu). c. Setelah memperoleh restu Badan Pembina, Ketua BAZIS DKI Jakarta menyampaikan dan menjelaskan rencana dan program kerja tadi kepada seluruh aparat jajaran BAZIS, untuk pelaksanaan lebih lanjut. d. Unit-unit operasional (BAZIS tingkat Pemerintah Kotamadya, Kecamatan dan Kelurahan serta BAZIS-BAZIS Unit/Satuan Kerja) melaksanakan rencana dan program kerja yang telah ditetapkan. Dengan diberikan kebebasan bertindak dalam pengembangan teknis operasional pengumpulan ZIS
sepanjang
tidak
bertentangan
dengan
ketentuan
hukum
dan
kebijaksanaan atasan. Hasil pengumpulan Z1S tersebut disetorkan dan dilaporkan secara berkala kepada BAZIS DKI Jakarta. e. BAZIS DKI Jakarta menerima, memonitor dan memberikan bimbingan yang diperlukan. Kemudian menyimpan hasil pengumpulan ZIS di Bank yang 22
Bazis DKI Jakarta, Pengelolaan Zakat dan Infak/Sedekah di DKI Jakarta, April 1999 h 30-31.
29
ditunjuk oleh Gubernur Kepala Daerah dan melaporkan penyimpanan tersebut kepada Gubernur Kepala Daerah melalui Badan Pembina. f. Dalam rangka penyaluran dan pendayagunaan dana ZIS yang terkumpul, BAZIS
DKI
Jakarta
menampung
dan
menyeleksi
semua
usulan
pendayagunaan ZIS yang berasal dari para mustahik yang dikoordinasikan oleh Pemerintah Kotamadya, Kecamatan, Kelurahan serta Unit/Satuan Kerja. g. Merumuskan strategi kebijaksanaan penyaluran dan pendayagunaan ZIS untuk tahun yang bersangkutan, untuk diusulkan kepada Gubernur Kepala Daerah guna memperoleh penetapan lebih lanjut. h. Berdasarkan ketetapan kebijaksanaan Gubernur tersebut, Ketua BAZIS DKI Jakarta menetapkan kebijaksanaan pelaksanaan tentang alokasi dan rincian pendayagunaan hasil pengumpulan ZIS serta menyalurkan secara bertahap kepada yang berhak menerimanya. i. BAZIS DKI Jakarta menyalurkan kepada mustahik dan membina usaha produktif para mustahik. Dalam pembinaan ini BAZIS DKI Jakarta melakukan
kerja
sama
dengan
semua
instansi/lembaga
sosial
kemasyarakatan yang terkait. j. Mengadakan evaluasi terhadap segala kegiatan yang telah dilakukan pada tahun itu dan merumuskan program dan rencana kerja untuk tahun
30
berikutnya berdasarkan kebijaksanaan (target dan strategi) pendayagunaan yang ditetapkan oleh Gubernur Kepala Daerah.
2. Kriteria ZIS yang Bersifat Konsumtif dan Produktif Salah satu fungsi zakat adalah fungsi sosial sebagai sarana saling berhubungan sesama manusia terutama antara orang kaya dan orang miskin, karena dana zakat dapat dimanfaatkan secara kreatif untuk mengatasi kemiskinan yang merupakan masalah sosial yang selalu ada dalam kehidupan masyarakat. Dari delapan Asnaf, ada yang mempunyai hak menerima bantuan, ada juga yang menerima hak santunan dan ada pula yang menerima hak imbalan. Di samping itu ada pula asnaf yang di samping menerima hak santunan dan sekaligus dapat menerima hak bantuan, yaitu fakir-miskin. Dalam hal ini BAZIS memberikan dana untuk keperluan konsumtif, seperti untuk membeli makanan dan pakaian dia menerima hak santunan. Tetapi bagi fakir-miskin yang ingin berusaha untuk berusaha mandiri, dan karena itu kepadanya diberikan modal usaha, berarti dia menerima bantuan. Khusus bagi amilin, mereka adalah menerima hak imbalan. Karena mereka bekerja yaitu memungut atau mengumpulkan ZIS maka wajarlah apabila kepada mereka diberikan imbalan (balas jasa, kontra prestasi). Banyak mustahik yang belum atau kurang memahami cara untuk memperoleh bantuan atau santunan dari BAZIS Kota Administrasi Jakarta Utara.
31
Agar dana zakat yang disalurkan itu dapat berdayaguna dan berhasil guna, maka pemanfaatannya harus selektif untuk kebutuhan konsumtif atau produktif. Masing- masing dari kebutuhan konsumtif dan produktif kemudian dibagi dua, yaitu konsumtif tradisional dan konsumtif keatif, sedangkan yang berbentuk produktif dibagi menjadi produktif konvensional dan produktif kreatif. Pemanfaatan dan pendayagunaan alokasi dana zakat dapat digolongkan sebagai berikut:23 Konsumtif tradisional, zakat dimanfaatkan dan digunakan langsung oleh mustahik, untuk pemenuhan kebutuhan hidup dan zakat dibagikan kepada mustahik dengan secara langsung untuh kebutuhan konsumsi sehari-hari, seperti pembagian zakat fitrah berupa beras dan uang kepada faqir miskin setiap idul fitri atau pembagian zakat mal secara langsung oleh para muzakki kepada mustahiq yang sangat membutuhkan karena ketiadaan pangan atau karena mengalami musibah. Pola ini merupakan program jangka pendek dalam mengatasi permasalahan umat. Konsumtif kreatif adalah zakat yang diwujudkan dalam bentuk barang konsumtif dan digunakan untuk membantu orang miskin dalam mengatasi permasalahan sosial dan ekonomi yang dihadapinya. Bantuan tersebut antara lain berupa alat-alat sekolah dan beasiswa untuk para pelajar, bantuan sarana
23
Lili Bariadi dkk, Zakat & Wirausaha, cet. 1 Jakarta, hal 34-35.
32
ibadah seperti sarung dan mukena, bantuan alat petani, seperti cangkul untuk petani, gerobak jualan untuk pedagang kecil dan sebagainya. Produktif tradisional yaitu zakat yang diberikan dalam bentuk barang-barang produksi, dimana dengan menggunakan barang-barang tersebut, para mustahiq dapat menciptakan suatu usaha, seperti pemberian bantuan ternak kambing, sapi perahan atau untuk membajak sawah, alat pertukangan, mesin jahit dan sebagainya. Produktif kreatif yaitu pendayagunaan zakat diwujudkan dalam bentuk modal, baik untuk membangun suatu proyek sosial seperti membangun sekolah, sarana kesehatan atau tempat ibadah maupun menambah modal pedagang untuk berwirausaha sebagai modal usaha untuk membantu atau bagi pengembangan usaha para pedagang atau pengusaha kecil.24 Yang dimaksud dengan bantuan adalah dana yang diberikan oleh BAZIS yang dipergunakan untuk kepentingan usaha produktif, antara lain:25
a. Dana untuk membangun tempat ibadah, sarana dan prasarana pendidikan Islam. b. Dana untuk membantu pelajar/mahasiswa yang berupa beasiswa.
24
Departemen agama, manajemen pengelola zakat, direktorat pengembangan zakat dan wakaf, jakarta, 2005, hlm 35-36 25 BAZIS Provinsi DKI Jakarta”petunjuk Praktis Bagi Mustahik“diakses pada 9 januari 2011 dari http://www.bazisdki.go.id/panduan/zakat/157-petunjuk-praktis-bagi-mustahik
33
c. Dana untuk modal usaha, seperti untuk membuka warung nasi, jualan makanan, jualan bakso dan lain-lain. Sedangkan yang dimaksud dengan santunan adalah pemberian sejumlah uang dari BAZIS kepada mustahik yang sedang dilanda kesulitan terutama masyarakat yang kurang mampu, yang bersifat konsumtif. E. Hakekat Prestasi Belajar Prestasi belajar terdiri dari dua kata yaitu prestasi dan belajar. Prestasi didefinisikan dengan hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan. Diciptakan baik secara individu maupun kelompok. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia yang dimaksud dengan prestasi adalah hasil yang telah dicapai atau dilakukan.26 Dari pengertian di atas dapat dipahami bahwa prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan dan menyenangkan hati yang diperoleh dengan jalan bekerja.27 Sedangkan belajar merupakan kegiatan yang berproses dan merupakan unsur yang sangat tundamental dalam setiap penyelenggara jenis jenjang pendidikan. ini menunjukkan bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan itu tidak terlalu tergantung pada proses belajar mengajar yang dialami siswa, akan tetapi keadaan psikologis siswa juga yang paling mendukung dalam dunia pelajar. Tidak
26
Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: balai pustaka,1988). Cet ke I h. 786
27
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta,balai pustaka 1988)h.700.
34
konsentrasi akan penjelasan guru dan tidak fokus dalam belajar ini pun menjadi pemicu dari peningkatan belajar siswa. Dalam perspektif Islam belajar merupakan kewajiban bagi setiap orang beriman agar memperoleh ilmu pengetahuan dalam rangka meningkatkan derajat kehidupan mereka. Hai ini dinyatakan dalam al-quran surat al-mujaadilah ayat 11:
"Hai orang-orang beriman apabila kamu dikatakan kepadamu: "Berlapang-lapanglah dalam majlis", Maka lapangkanlah niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", Maka berdirilah, niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. dan Allah Maha mengetahui apa yang kamu kerjakan." Belajar juga merupakan proses orang memperoleh kecakapan, keterampilan dan sikap. Belajar dimulai dari kecil sampai akhir hayat seseorang: Rasulullah saw mengatakan dalam salah satu haditsnya bahwa manusia harus belajar sejak dari ayunan hingga liang lahat.28 Memperhatikan uraian di atas, dapat diketahui betapa urgennya arti belajar bagi kehidupan kita. Karena Allah swt dan Rasul-Nya memerintahkan kita untuk belajar agar kita dapat memperoleh ilmu pengetahuan yang dapat mengantarkan 28
Martinis Yamin, Stategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi ,(Jakarta: Gaung Persada Press, 2004). h. 97.
35
kita kearah kehidupan yang lebih baik sehingga dapat meningkatkan derajat kehidupan kita. Adapun yang dimaksud dengan prestasi belajar menurut Kamus Bahasa Indonesia Komtemporer adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazim ditunjukkan dengan niai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.29 Abdul Ghafur berpendapat bahwa prestasi belajar adalah penguasaan siswa terhadap materi pelajaran tertentu yang telah diperoleh dari hasil tes belajar yang dinyatakan dalam bentuk skor.30 Jadi prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai secara optimal selama berlangsungnya proses belajar dalam rangka waktu tertentu. Prestasi belajar dalam bentuk kongkrit adalah pemberian nilai dari guru kepada siswa sebagai indikasi sejauhmana siswa telah menguasai materi pelajaran yang diberikannya. Adapun prestasi yang ingin diketahui oleh penulis yakni adanya pengakuan peningkatan motivasi belajar, keingin tahuan lebih banyak akan ilmu yang ditimbulkan setelah mendapatkan biaya bantuan pendidikan kepada siswa. Dengan adanya bantuan biaya pendidikan dapat membantu biaya sekolah dan Prestasi belajar siswa bertambah, keingin tahuan akan ilmupun terpenuhi dengan membeli buku-buku pengetahuan karena prestasi belajar merupakan suatu gambarkan tingkat keberhasilan dari proses belajar dalam kurun waktu tertentu. 29
Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Komtemporer (Jakarta: Modern English ,1991)h. 1190. 30 Abdul Ghafur, Desain Instruksional (Jakarta: BPT IKIP.1983) cet ke-2 h 91
36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
Menurut Robert Bogdan dan Steven J.Taylor, yang di maksud dengan metodologi penelitian ilmiah adalah: “The process, principles and procedures by which approach problemsand seek answers.in the social sciences the tern applies to how one conducts research”.31 Metodologi pada hakekatnya berusaha untuk memberikan pedoman tentang cara-cara seseorang ilmuwan untuk mempelajari, menganalisa dan memahami lingkungan-lingkungan yang dihadapinya. Sedangkan yang dimaksud dengan penelitian ialah usaha untuk menghimpun serta menemukan hubungan-hubungan yang ada antara fakta-fakta yang diamati secara seksama. A. Jenis penelitian Jenis penelitian yang digunakan adalah field researh (penelitian lapangan). Field research adalah pengumpulan data dilakukan secara langsung untuk memperoleh data yang diperlukan dan melakukan peninjauan langsung ke lokasi, BAZIS Kota Administrasi Jakarta Utara bertempatan di Ruang Bahari Kantor Wali kota Jakarta Utara Lt 2 dengan demikian penulis dapat mengamati langsung kegiatan-kegiatan yang terjadi di sana.
31
Soerjono Soekanto, Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta : UI Press, 1986), cet.3, h.46.
37
1. Pendekatan penelitian dan jenis penelitian Penelitian ini memakai pendekatan kuantitatif dengan memakai statistik, namun pembahasan lebih mendalam akan dilakukan secara kualitatif. Penelitian ini bersifat deskriptif analisis,32 yang bertujuan untuk memberikan gambaran dan informasi yang akurat dari berbagai sumber dan memainkan peran yang amat penting dalam menciptakan hipotesis . 2. Jenis data dan sumber data Dalam penyusunan skripsi ini, penulis menggunakan dua jenis sumber data yaitu: a. Sumber Data Primer Merupakan sumber data yang langsung memberikan data kepada pengumpul data. Data yang diperoleh dari hasil wawancara dengan pihakpihak BAZIS selaku pengelola dana ZIS yang berkopeten dalam memberikan informasi yang berkaitan dengan permasalahan pada skripsi ini. b. Sumber Data Sekunder Merupakan sumber data yang diperoleh dari laporan data-data yang dikeluarkan oleh BAZIS. Juga diperoleh dari literature-literatur kepustakaan seperti buku-buku serta lainnya yang berkaitan dengan meteri penulis skripsi ini.
32
S.Nasution, Metode Resseach, (Jakarta: Bumi Aksa, 2002), h 24
38
B. Populasi dan Sampel 1. Populasi Populasi adalah keseluruhan dari objek penelitian yang berupa manusia, hewan, tumbuh- tumbuhan, gejala, nilai dan lainya. Populasi amat beragam dillihat dari pengertian diatas dan populasi dalam penelitian ini termasuk pada populasi terbatas.33 Adapun populasi dalam penelitian ini adalah siswa SLTA di wilayah Jakarta Utara yang telah menerima dana ZIS (beasiswa) di BAZIS Kota Administrasi Jakarta Utara pada priode tahun 2009 sampai 2011, dengan jumlah siswa 205. Dengan ketentuan siswa yang menerima bantuan biaya pendidikan BAZIS Administrasi Jakarta Utara pada tahun 2009- 2010 sebanyak 100 siswa dan untuk periode tahun 2010- 2011 sebanyak 105 siswa. 2. Sampel Sampel adalah bagian dari populasi yang diambil dengan cara- cara tertentu yang memiliki karakteristik yang jelas, lengkap dan mewakili populasi.34 Teknik penarikan sample dengan cara populasi sampling berdasarkan pendapat Arikunto (1993, hal 107) sebagai berikut: Apabila subjeknya kurang dari 100 lebih baik diambil semua sehingga penelitiannya merupakan penelitian populasi. Selanjutnya jika jumlah subjeknya besar dapat diambil 10%-15% atau 20%-25% atau tergantung dari:
33
34
Burhan Bungin, Motode Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Orenada Media Group, 2005) h. 99
Iqbal Hasan, Pokok-Pokok Materi Metodelogi Penelitian Dan Aplikasinya (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002)h. 58.
39
a. kemampuan peneliti dilihat dari waktu, tenaga dan dana ( biaya). b. Sempitnya atau luasnya wilayah penelitian dari setiap subjek, karena hal ini menyangkut sedikit banyaknya data. c. Besar kecilnya resiko yang di tanggung oleh peneliti, untuk penelitian yang resikonya besar, tentu saja jika sampelnya besar, hasilnya akan lebih baik. Adapun sampel dalam penelitian ini menggunakan jenis sampel homogen yaitu siswa sekolah lanjutan tingkat atas (SLTA) yang mana dalam pengambilan sampel minimal 10% dari jumlah populasi yang ada.
Dalam
penelitian ini, jumlah populasi yang menerima dana bantuan BAZIS sebanyak 205 siswa. Dari total jumlah 205 siswa tersebut yang tercatat telah menerima dana bantuan BAZIS selama dua periode tahun 2009 sampai 2011 sebanyak 40 siswa (terlampir). Oleh karenanya, penulis mengambil sampel dalam penelitian ini sebanyak 40 siswa dan jumlah ini telah memenuhi dari persyaratan dalam jenis penelitian sampel homogen minimal 10 % dari total populasi. Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah teknik pengambilan sampel acak sederhana atau simple random sampling.
40
C. Pengumpulan Data 1. Teknik Pengumpulan Data Sesuai dengan permasalahan yang diangkat, maka dalam pengumpulan data skripsi ini, penulis menggunakan penelitian lapangan (field research) yakni penulis melakukan peninjauan langsung ke lokasi, BAZIS wilayah Jakarta Utara di Ruang Bahari Kantor Wali Kota Jakarta Utara Lt 2 dengan demikian penulis dapat mengamati langsung kegiatan-kegiatan yang terjadi disana. Sebagai langkah strategi untuk mengurangi jumlah siswa putus sekolah, maka program ini diorientasikan dalam bentuk pemberian beasiswa kepada siswa SLTA yang berprestasi dari keluarga kurang mampu. Sedangkan teknik yang digunakan dalam penelitian ini adalah melalui 4 cara, yaitu: d. Wawancara Wawancara atau kuisioner lisan adalah suatu proses tanya jawab lisan, dimana dua orang atau lebih berhadapan secara fisik, yang satu dapat melihat muka yang lain dan mendengar dengan telinga sendiri dari suaranya.35Adapun wawancara dalam penelitian ini telah dilakukan oleh penulis dengan Bapak Drs. Muh Alwi. M selaku Kepala Pelaksana BAZIS Kota Administrasi Jakarta Utara. 36 (Hasil wawancara terlampir).
35
Sukandarumidi, Metodologi Penelitian, h.100 Bpk Alwi , Kepala BAZIS Kota ADM. Jakarta Utara, Wawancara Pribadi, Kantor Bazis Jakarta Utara, 9 februari 36
41
e. Quesioner Kuisioner atau angket dapat dipandang sebagai interview tertulis dimana sample atau responden dihubungi melalui suatu daftar pertanyaan.37 Tujuan pokok pembuatan quesioner adalah untuk memperoleh informasi yang relevan dengan tujuan penelitian, hasil quesioner tersebut akan berbentuk angka dan tabel. Dalam penyebaran angket dilakukan dengan cara menyebarkan skala yang berisi pernyataan, skala adalah ukuran gabungan untuk suatu variabel. Adapun skala yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert, dimana pernyataan menyatakan dua kutub sikap, dari yang paling positif sampai yang paling negatif. Skala ini disusun berdasarkan indikatorindikator variable yang merupakan ciri- ciri perilaku yang hendak diteliti. Format respon yang diberikan dengan menggunakan skala model likert, Biasanya ada lima altenatif jawaban untuk subyek sangat setuju (SS), setuju (S), ragu-ragu (R), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS). Namun, kelemahan skala ini adalah sulit untuk
menginterpretasikan
jawaban pada kategori ragu-ragu serta menghindari social desirability. Namun ternyata ada kecendrungan responden untuk mengamankan jawaban mereka ditempat netral. Sehinga beberapa penelitian sama sekali menghilangkan angka netral dan mengurangi skala menjadi 4 yaitu sangat 37
Progo Nudjaman, dkk, Metodologi Penelitian Social:Terapan Dan Kebijaksanaan (Jakarta, BPP Depdagri RI,),2000,h.69
42
setuju (SS), setuju (S), tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS) Sehingga dalam penelitian ini hanya terdapat 4 katagori jawaban yang dibagi menjadi dua kategori, yaitu setuju dan tidak setuju. Tabel 3.1 Skor Item Respon Siswa SLTA Positif dan Negatif Skala
Favorable Unfavorable
Sangat setuju (SS)
4
1
Setuju (S)
3
2
Tidak setuju (TS)
2
3
Sangat tidak setuju (STS)
1
4
(Sumber: Metodologi Penelitian Bisnis, Eti Rochaety)
f. Observasi Menurut Patton (dalam mendeskripsikan
setting
Poerwandari 1998)
yang
dipelajari,
observasi
aktivitas-aktivitas
adalah yang
berlangsung, orang-orang yang terlibat dalam aktivitas, dan makna kejadian di lihat dari perpektif mereka yang terlihat dalam kejadian yang diamati tersebut. Observasi dalam penelitian ini yakni Pengamatan langsung terhadap kegiatan penyaluran dana zakat, infak dan shadaqah yang dilakukan oleh peneliti di walikota jakarta utara.
43
g. Studi dokumentasi Dilakukan dengan cara mempelajari laporan tahunan dan dokumendokumen yang berhubungan dengan aktivitas yang telah dilakukan oleh BAZIS Kota Administrasi Jakarta Utara. 2. Variable yang Digunakan Variable yang digunakan dalam penelitian ini adalah 2 (dua) variable yaitu variabel X dan variabel Y. Variabel X adalah pendistribusian dana ZIS dan variabel Y adalah Prestasi Belajar siswa Post Penerimaan Dana BAZIS. X
Pendistribusian dana ZIS
Y Prestasi Belajar siswa Post Penerimaan Dana BAZIS
Gambar: 1 Gambar Hubungan Variabel X dan Y 3. Teknik Uji Instrumen Penelitian Sebelum penelitian dilaksanakan, peneliti melakukan uji instrumen dengan total 39 item, skala pendistribusian Dana ZIS terdiri dari 19 item dan skala Peningkatan prestasi siswa SLTA terdiri dari 20 item. Adapun tujuan dari pelaksana uji instrumen ini dilakukan dengan maksud: a. Mengetahui validitas instrumen, dimana skor setiap item dikorelasikan dengan skor total. b. Mengetahui tingkat reliabilitas instrumen yang digunakan untuk mengukur tingkat reliabilitas skala tersebut.
44
Validitas adalah ukuran yang benar- benar untuk mengukur apa yang akan diukur, yaitu ketepatan dan kecermatan tes dalam menjalankan fungsi pengukuran.38 Dalam penelitian ini teknik uji validitas menggunakan “product moment” dengan menghitung dengan menghitung korelasi antar masing- masing pernyataan dengan skot total, yang rumusnya seperti berikut:
xy x y rxy
2 x x N
2
N
y
2
y
N
2
Keterangan : rxy = koefisien korelasi variabel x dengan variabel y. xy = jumlah hasil perkalian antara variabel x dengan variabel y. x
= jumlah nilai setiap item.
y
= jumlah nilai konstan.
N
= jumlah subyek penelitian. Setelah uji validitas, diberlakukan uji realibilitas yaitu indeks yang
menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan, alpha cronbach dipergunakan untuk menguji reliabilitas instrumen pertanyaan
yang
jawabannya
berskala,
reabilitas
alpha
crombach
juga
dipergunakan untuk menguji reliabilitas pertanyaan- pertanyaan esai.39 Dalam
38
Eti Rochaeti, dkk, Metodologi Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi Spss (jakarta: mitra wacana media, 2009) h. 57 39 Burhan Nurgiantoro dkk, Statistik Terapan Untuk Penelitian Ilmu- Ilmu Sosial (Yogyakarta, Gadjah Mada University Press, 2002, Cet: 2) H 329.
45
penelitian ini, uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan tekhnik Formula Alpha Cronbach dan dengan menggunakan program SPSS dengan rumus :
k S2 j 1 2 r= k 1 S x
Keterangan : α = k = Sj = Sx =
koefisien reliabilitas alpha jumlah item varians responden untuk item I jumlah varians skor total
4. Teknik Analisa Data Teknik analisis data menggunakan analisis bersifat deskriptif- analitis adalah teknik yang memberikan gambaran atau lukisan secara sistematis fuktual dan akurat mengenai fakta- fakta yang terkait dengan pembahasan. Dan teknik ini bertujuan untuk menjelaskan berbagai kondisi, situasi, atau berbagai variabel yang timbul di masyarakat. Analisis data akan dilakukan dengan bantuan SPSS dengan pengolahan data statistik deskriptif, yaitu frequencies ini hanya untuk mengetahui besarnya presante jawaban responden dalam peningkatan prestasi siswa SLTA yang mendapat dana bantuan pendidikan (beasiswa) di BAZIS Kota Administrasi Jakarta Utara.
46
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN A. Gambaran Umum BAZIS DKI 1. Latar belakang Bazis DKI Jakarta Dalam konsep ekonomi Islam, al-Qur'an melarang manusia untuk mengeksploitasi harta secara berlebihan. Islam mengajarkan agar manusia memanfaatkan sumber daya alam yang dimiliki seperlunya. Karenanya, islam mengingatkan kepada orang-orang yang mempunyai harta tentang perlunya tanggung jawab sosial. Bagaimana menciptakan strata ekonomi yang lebih adil antara golongan ekonomi lemah dengan golongan ekonomi yang lebih kuat. Zakat dapat menjadi altenatif pemerataan ekonomi bila dikelola dengan baik. Ia merupakan potensi besar yang belum digali secara maksimal. Bisa dibayangkan, jika kesadaran membayar zakat sudah menyeluruh pada kalangan umat islam, maka akan sangat banyak dana terkumpul yang bisa dilakukan untuk membangun berbagai sarana yang berkaitan dengan peningkatan ekonomi umat. Lemahnya kesadaran masyarakat untuk membayar zakat juga disebabkan oleh beberapa hal diantaranya adalah masalah kepercayaan terhadap proses pengelolaan zakat. Disinilah, perlunya lembaga pengelola zakat didirikan. Adalah bagaimana zakat yang terkumpul dari masyarakat itu bisa dimanfaatkan
47
dengan sebaik-baiknya. Dan lembaga ini pula yang bertanggung jawab terhadap proses pengumpulan dan pengambilan zakat dari masyarakat.40 Badan amil zakat, infak dan sedekah (BAZIS) adalah sebuah lembaga yang bertujuan untuk mengumpulkan zakat, infak dan sedekah, dari masyarakat (umat Islam) serta kemudian menyalurkannya kepada yang berhak. Pengeluaran zakat, infak dan sedekah (ZIS) itu sendiri merupakan salah satu perintah dalam ajaran Islam bagi orang-orang yang mampu. Dalam hal ini BAZIS merupakan badan pengelola dan koordinator pengeluaran dan pembagian ZIS dari yang berkewajiban kepada yang berhak. Sejak berdiri dari tahun 1968 hingga tahun 1973, badan amil zakat (BAZ) DKI Jakarta telah berjalan dengna cukup baik. Hanya saja pada aspek penghimpunan zakat yang terhimpun masih jauh dari potensi ZIS yang dapat digali dari masyarakat. Hal ini disebabkan lembaga ini membatasi diri pada penghimpunan dana zakat saja. Pembentukan BAZIS dilandasi oleh Instruksi Menteri Agama No. 16/Th. 1989 serta Keputusan Bersama Menteri Agama dan Menteri Dalam Negeri No. 29/Th. 1991. BAZIS merupakan badan otonom yang berada di tiap propinsi, tanpa ada koordinasi pada tingkat nasional. Kepengurusan BAZIS berbedabeda dari satu propinsi ke propinsi yang lain. Ada yang menjadi bagian dari
40
hal 5.
Bazis DKI Jakarta Pengelolaan Zakat dan Infak/ Sedekah di DKI Jakarta. Jakarta :1999,
48
struktur pemerintah daerah setempat, ada pula yang dikelola sendiri oleh masyarakat. Untuk memperluas sasaran operasional dan karena semakin kompleknya permasalahan zakat di provinsi DKI Jakarta maka Gubernur Provinsi DKI Jakarta pada 1973 melalui keputusan No.D.III/B/14/6/73 tertanggal 22 Desember 1973, menyempurnakan BAZ ini menjadi Badan Amil Zakat dan infak/shadaqah yang selanjutnya disingkat menjadi BAZIS.41 BAZIS DKI Jakarta merupakan bagian dari birokrasi Pemerintah Daerah DKI Jakarta, dalam arti bahwa pengurus badan tersebut merupakan pegawai pemerintah daerah. Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur DKI Jakarta No. 280/Th. 1991, pengurus atau badan pelaksana ini berwenang untuk mengambil kebijakan teknis dalam hal pengumpulan dan pembagian ZIS. Kontrol terhadap kinerja BAZIS dilakukan oleh Dinas Inspektorat Daerah DKI Jakarta, untuk audit internal. Sedang untuk audit eksternal dilakukan oleh Akuntan Publik.42 2. Visi, Misi, Tujuan Pengelolaan Dana BAZIS Visi BAZIS provinsi DKI
jakarta adalah untuk ”Menjadi Badan
Pengelola ZIS yang Unggulan dan Terpercaya, Misinya adalah Mewujudkan Optimalisasi Pengelolaan ZIS yang Amanah Profesional, Transparan,
41
BAZIS Provinsi DKI jakarta Manajemen ZIS bazis provinsi DKI Jakarta cet pertama: juni 2006 h,13. 42 Bazis DKI Jakarta, diakses pada 9 Januari 20 dari http: //www .lp3es.or.id/ direktori /fund/ bazis.htm
49
Akuntabel
dan
Mandiri
dijakarta
menuju
masyarakat
yang
sejah
terah,berbudaya dan bertakwa”.43 Didirikannya Badan Amil Zakat, Infak dan Sedekah di provinsi DKI Jakarta memiliki tujuan sebagai berikut:44 a. Meningkatkan pelayanan bagi masyarakat dalam menunaikan zakat, infaq dan sedekah sesuai dengan tuntunan agama. b. Meningkatkan fungsi dan peran pranata keagamaan dalam upaya mewujudkan kesejahterahaan masyarakat dan keadilan sosial. c. Meningkatkan hasil guna dan daya guna zakat,infaq dan sedekah. 3. Pemberdayaan Dana ZIS Bagi Pendidikan Berdasarkan system ekonomi islam, zakat merupakan upaya menciptakan distribusi pendapatan menjadi lebih merata. Selain untuk tujuan distribusi, berdasarkan analisis fiskal, zakat merupakan sumber pendapatan dan pembiayaan kegiatan ekonomi. Zakat merupakan salah satu instrument pemerataan pendapatan. Zakat yang
dikelola dengan baik, mendorong
pertumbuhan ekonomi dan pemerataan pendapatan (Ahmad Muflih Saefudin, 1986:33). Dana zakat dapat pula difungsikan dalam pemberdayaan ekonomi bagi siswa-siswa putus sekolah. Pemberdayaan dapat diartikan kekuatan dalam diri
43
BAZIS Badan Amil Zakat,Infak/Sedekah Dki Jakarta,Tugas Pokok Dan Fungsi Bazis, diakses pada 9 januari 2011 dari http://www.bazisdki.go.id 44 BAZIS Provinsi DKI Jakarta, Institut Manajemen Zakat,Manajemen ZIS BAZIS Provinsi DKI Jakarta, (Jakarta: BAZIS provinsi DKI jakarta), h.16.
50
manusia, suatu sumber kreativitas. Istilah pemberdayaan diartikan sebagai upaya
memperluas
horizon
pilihan
bagi
masyarakat,
dengan
upaya
pendayagunaan potensi. Pemanfaatan yang sebaik-baiknya dengan hasil yang memuaskan. Ini berarti masyarakat diperdayakan untuk melihat dan memilih sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya, dapat dikatakan bahwa masyarakat yang berdaya adalah yang dapat memilih dan mempunyai kesempatan untuk mendapat pilihan-pilihan. Selain itu pemberdayaan atau pengembangan juga berarti menciptakan kondisi hingga semua orang (yang lemah) dapat menyumbang kemampuannya secara maksimal untuk mencapai tujuannya. Kartasasmita menyatakan bahwa keberdayaan
dalam
konteks
masyarakat
adalah
kemampuan
individu
bersenyawa dalam masyarakat dan membangun keberdayaan masyarakat yang bersangkutan.45 Pendidikan merupakan investasi masa depan untuk melangsungkan kehidupan berbangsa dan bernegara. Kemajuan suatu bangsa di segala aspek kehidupan seperti pertumbuhan dan perkembangan perekonomian berbanding lurus dengan kualitas pendidikan bangsa tersebut. Zakat untuk pendidikan sebetulnya telah lama berjalan di masyarakat terlebih dengan munculnya beberapa lembaga pengelola zakat yang kreatif, amanah dan professional di Indonesia. Hampir seluruh di Indonesia termasuk
45
Lili Bariadi, Zakat dan Wirausahai (Jakarta: CED,2005)cet1 H.27
51
BAZIS wilayah Jakarta Utara yang telah eksis sejak puluhan tahun memiliki program peduli pendidikan dengan memberikan bantuan biaya pendidikan kepada siswa-siswa yang berasal dari kalangan tidak mampu dari pendidikan dasar hingga jenjang perguruan tinggi. Peran serta zakat yang murni bersumber dari kalangan grass root untuk membiayai
pendidikan
sangat
mendukung
upaya
pemerintah
dalam
meningkatkan mutu pendidikan di Indoensia. Pengalokasian dana zakat pada sektor pendidikan oleh lembaga pengelola zakat meski masih memiliki prosentase lebih kecil jika dibandingkan dengan alokasi untuk pemberdayaan ekonomi berupa pemberian modal, sangat membantu masyarakat miskin dalam mengakses pendidikan. Alih-alih menunggu tanpa kepastian anggaran sebesar 20 persen untuk pendidikan dari pemerintah, masyarakat dalam hal ini diwakili oleh lembaga pengelola zakat telah bisa menjawab ketidak pastian tersebut. Kembali pada persoalan awal tentang eksistensi zakat yang digunakan sebagai biaya pendidikan, pada hakikatnya zakat dalam arti zakat mal (harta) yang dikumpulkan, secara eksplisit tidak ada larangan dalam ajaran Islam apabila dioptimalkan guna kepentingan pendidikan. Bahkan akan sangat produktif bila zakat tersebut mengambil peran dalam memberi kemaslahatan terhadap kondisi pendidikan terutama di Indonesia yang semakin lama seolah-olah semakin terkesampingkan yang dipicu oleh kompetisi pengayaan oknum tertentu secara
52
materil selama pendistribusian zakat tersebut tidak menyimpang dari ketentuanketentuan yang telah tercantum dalam dogmatis Islam. Fenomena di atas keprihatian sekaligus kepedulian masyarakat terhadap pendidikan haruslah disikapi dengan tangan terbuka dan kooperatif oleh pemerintah. Sikap ini berupa upaya timbal balik pemerintah yang diwujudkan dengan keseriusan pemerintah dalam memerhatikan perzakatan di Indonesia. Undang-Undang Nomor 38 Tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat di Indonesia belum memberikan perubahan yang signifikan dalam menaikkan jumlah wajib zakat: alih-alih memberi tekanan kepada muzaki, UU tersebut justru memberi pengawasan ketat kepada Lembaga Pengelola Zakat, satu-satunya ujung tombak penggiat zakat46 Dana zakat dapat pula difungsikan dalam pemberdayaan ekonomi bagi siswa-siswa putus sekolah. Pemberdayaan dapat diartikan kekuatan dalam diri manusia, suatu sumber kreativitas. Istilah pemberdayaan diartikan sebagai upaya memperluas horizon pilihan bagi masyarakat, dengan upaya pendayagunaan potensi. Pemanfaatan yang sebaik-baiknya dengan hasil yang memuaskan. Ini berarti masyarakat diperdayakan untuk melihat dan memilih sesuatu yang bermanfaat bagi dirinya, dapat dikatakan bahwa masyarakat yang berdaya adalah yang dapat memilih dan mempunyai kesempatan untuk mendapat pilihan-pilihan. 46
Untung Kasirin”zakat dan pendidikan”diakses pada 1 januari 2011 dari
http://Www.Pesantrenvirtual.Com/Index.Php/Seputar-Zakat/1171-Zakat-Dan-Pendidikan
53
Negara Indonesia memang bukanlah negara Islam yang menganut ajaran Islam 100 %, akan tetapi menerapkan sebagian ajaran Islam di negara Indonesia bukanlah hal yang salah, termasuk di dalamnya masalah pembiayaan pendidikan melalui zakat. Karena dari biaya pengumpulan zakat tersebut, maka sebagian besar masyarakat Indonesia akan merasakan kesejahteraan yang selama ini mereka dambakan. B. Mekanisme Penyaluran Dana Bantuan BAZIS Berbicara mengenai zakat, infak dan shadaqoh, berbicara mengenai masalah ekonomi. ZIS yang dipungut atau dihimpun dari orang-orang Islam yang sudah wajib berzakat yang umumnya kaya, untuk kemudian disalurkan kepada fakir, miskin dan pihak-pihak lain yang berhak. Dalam penyaluran tersebut lembaga
amil
zakat,
infak
dan
shadaqah
tidak
berprinsip
sekedar
menyalurkannya saja, tetapi juga mengusahakan agar ZIS yang disalurkan tersebut harus mencapai sasarannya yaitu meningkatlan kesejahterahan ekonomi umat. Adapun usaha- usaha yang telah dilakukan oleh pengumpulan dalam keberhasilan pengumpulan ZIS Wilayah kota Administrasi. Jakarta Utara sebagai berikut.47
47
Pemerintah Kota Administrasi Jakarta Utara Laporan tahunan bazis kota adm. Jakarta utara tahun 2010, h 7-9.
54
1. Rapat koordinasi penetapan target pengumpulam ZIS dilakukan di kantor walikota Jakarta Utara pada tanggal 12 februari 2010 dipimpin oleh Walikota Jakarta Utara yang di hadiri para petugas Operasional unit kerja, Kecamatan dan Kelurahan. 2. Menetapkan target/ sasaran pengumpulan ZIS unit kerja. Adapun target dan sasaran ZIS untuk tahun 2010 berdasarkan surat walikota Jakarta Utara N0. 525/085.28 hal. Target/ sasaran pengumpulan ZIS dan amal sosial Kecamatan/ Kelurahan Walikota kota Administrasi Jakarta Utara Tahun 2010 dan surat Walikota Jakarta Utara No 4511/085.28 hal himbauan penunaian ZIS bagi pejabat pemerintah kota Administrasiinistrasi Jakarta Utara tahun 2010 dan telah terealiasi sampai dengan tanggal 31 Desember 2010 sebesar Rp5.115.831.097 (lima milyar seratus lima belas juta delapam ratus tiga puluh satu ribu sembilam tujuh rupiah) (terlampir). Bila dibandingkan dengan hasil tahun 2009 sebesar Rp 3.835.657.397. terdapat kenaikan sebesar Rp. 1.280.137.700 (33,38%) dengan demikian terget tahun 2010 sebesar Rp 3.8 milyar telah terlampaui. 3. Memasyarakatkan ZIS melalui rapat Koordinasi di tingkat peparanan pemerintah yang dimotori oleh Walikota Jakarta Utara disetiap pertemuan (Rapim) yang selalu menghimbau kepada Pimpinan Unit, Karyawan (PNS maupun Swasta), Alim Ulama, Tokoh Masyarakat, Dewan Kelurahan,
55
RT/RW ikut berperan aktif dalam pengumpulan ZIS dalam wilayah kota administrasi Jakarta Utara. 4. Mengadakan kegiatan monitoring pembukuan ZIS di tingkat Kecamatan dan Kelurahan sebanyak 2 kali dilaksanaknan pada tanggal juni 2010 dan pada tanggal 13 sampai dengan 15 Desember 2010 dan aktif mengawasi pelaksanaan pengumpulan ZIS mulai tinggkat unit kerja. 5. Mengadakan rapat Kordinasi untuk mengevaluasi hasil pengumpulan ZIS dengan para petugas operasional uni kerja kecamatan dan kelurahan. Dan pelaksanaaan pendistribusian Map Gar yang dilaksanakan pada tanggal 9 agustus 2010 bertempat di kantor Walikota Jakarta Utara. 6. Mengadakan silaturahmi pejabat pemerintah kota Jakarta Utara dengan para pengusaha dalam rangka pengumpulan ZIS dilaksanaknan pada tanggal 1 bulan september 2010 bertempat dengan moment bulan Ramadhan 1431 H. Dan mendapat respon dari pengusaha dalam membayar ZIS mencatat dan membukukan hasil pengumpulan ZIS. 7. Mengadakan kerja sama optimalisasi pengumpulan dan pendayagunaan ZIS dengan MUI jakarta utara pada tanggal 12 oktober 2010 bertempat di ruangan fatahillah Kantor Walikota Jakarta Utara disaksikan oleh Walikota Jakarta. Hal tersebut ditindak lanjuti oleh MUI Jakarta Utara. Hal tersebut ditindak lanjuti oleh MUI Jakarta Utara dengan membentuk lembaga zakat, infaq dan shadaqah (LAZIS) MUI Jakarta Utara untuk mengumpulkan ZIS di
56
masyarakat melalui kupon BAZIS, dan tidak tumpang tindih dengan petugas operasional ZIS (PO) ZIS dikecamatan dan Kelurahan. Mekanisme penyaluran dana ZIS untuk dana pendidikan di BAZIS Jakarta Utara terdapat aturan prosedur yang berlaku. Adapun prosedur penyaluran dana BAZIS Jakarta Utara dalam program beasiswa SLTA sebagai berikut48: 1. BAZIS Kota Administrasi Jakarta Utara
menginformasikan, tentang
pengumunan beasiswa, menerima pendaftaran dan menyeleksi calon peserta program beasiswa SLTA, serta lengkap dengan persyaratan lainnya. 2. Keputusan akhir yang berhak menerima program beasiswa SLTA ada pada Bazis DKI Jakarta. 3. BAZIS Kota Administrasi Jakarta Utara menyerahkan dana beasiswa sebesar @ Rp150.000 (seratus lima puluh ribu rupiah) perbulan persiswa dalam empat tahap setiap tahun. Sedangkan mekanisme pendayagunaan atas dana beasiswa BAZIS Jakarta Utara yang diterima oleh siswi-siswa berprestasi, yaitu: 1. Dana beasiswa yang telah dikirim oleh BAZIS DKI Jakarta dan diterima oleh Bazis wilayah Jakarta Utara diberikan langsung kepada siswa penerima program sesuai dengan surat keputusan Bazis Jakarta Utara. 2. Dana beasiswa yang disalurkan kepada penerima beasiswa, memiliki manfaat:
48
Bpk Alwi , Kepala BAZIS Kota ADM. Jakarta Utara, Wawancara Pribadi, Kantor Bazis Jakut, 9 februari. .
57
a. Bagi siswa sebagai hadiah atas prestasi yang diraihnya sekaligus membantu mengatasi kesulitan biaya pendidikan. b. Bagi sekolah, dana beasiswa merupakan bentuk penghargaan atas prestasi anak didiknya dan juga membantu mengatasi masalah kesulitan biaya operasional pendidikan, akibat tunggakan iuran pendidikan. c. Bagi Bazis wilayah Jakarta Utara, merupakam bentuk perhatian dari BAZIS Jakarta Utara dalam mendayagunakan dan ZIS terhadap masalah biaya pendidikan. Di bawah ini akan disajikan data perkembangan jumlah penyaluran dana BAZIS Jakarta Utara untuk program beasiswa, sejak tahum 2007-2010: Table 4. 1 Perkembangan Jumlah Penerima Beasiswa BAZIS Jakarta Utara tahun 2007-2010
Tahun 2007 2008 2009 2010
Jumlah Penerima Beasiswa 90 100 100 105
Berdasarkan data pada table 4.l terlihat jelas bahwa penerima beasiswa terus meningkat dari tahun sebelumnya ke tahun sesudahnya. Contoh pada tahun 2007 jumlah penerima beasiswa sebanyak 90 siswa, sedangkan pada tahun 2008 mengalami kenaikan jumlah penerima beasiswa menjadi 100
58
siswa. Kemudian, pada tahun 2010 mengalami peningkatan jumlah penerima beasiswa yaitu sebanyak 150 siswa . Dengan demikian, dari data di atas Dapat diambil kesimpulan bahwa penyaluran
dana
pendistribusiannya
beasiswa cukup
BAZIS
baik,
Jakarta
karena
dari
Utara
dapat
dikatakan
tahun
2007-2010
tingkat
perkembangan penerima beasiswa BAZIS Jakarta Utara selalu meningkat. Sebagai bahan pelengkap (terlampir) daftar rincian dana yang telah diberdayakan pada tahun anggaran 2010, yang disalurkan oleh pelaksanaan BAZIS Kota Administrasiistrasi Jakarta Utara, diambil dari alokasi dana pendayagunaan hasil ZIS tahun 2009 . C. Pemberdayaan Program Pengembangan Pendidikan di BAZIS Kota Administrasi Jakarta Utara Ilmu pengetahuan dapat diperoleh secara baik dan benar dengan menempuh pendidikan. Pendidikan itu sendiri adalah sebuah proses perubahan transformasi masyarakat dari kebodohan menuju cerdas pandai. Pendidikan juga adalah proses perubahan masyarakat dari ketidakmampuan menjadi keahlian. Sekaligus pendidikan adalah sarana mengubah kemalasan dan kejumudan menjadi kesadaran dan tindakan. Dengan demikian, pendidikan menjadi fondasi yang sangat penting dalam mewujudkan kesejahteraan masyarakat.49 49
Ahmad Juwaini, Pendidikan Dasar Harus Gratis, artikel ini diakses pada 1 April 2008 dari http://www.amilzakat.com/2007/05/pendidikan-dasar-harus-gratis.html
59
Oleh karena itu, Program Pengembangan Pendidikan di BAZIS Jakarta Utara, saya rasa cukup signifikan untuk mengatasi putusnya mata rantai kemiskinan dalam bidang pendidikan, sebab dari awal pembentukan program pengembangan pendidikan dengan pemberian bantuan beasiswa ini memang di khususkan untuk siswa Kelas 3 saja, agar pendidikan yang mereka tempuh tidak berhenti ditengah jalan, karena pendidikan mereka sudah mencapai tahap akhir. Jadi, dengan adanya bantuan beasiwa dari BAZIS Jakarta Utara ini sangat membantu biaya pendidikan para siswa-siswi berprestasi dari keluarga kurang mampu, meskipun masih jauh di atas mencukupi. Namun, walaupun demikian siwa-siswi sudah merasa terbantu dengan kepedulian dari BAZIS Jakarta Utara dalam program pengembangan pendidikan dengan pemberian beasiswa ini, yang secara sukarela memikirkan nasib anak-anak bangsa dalam mencapai cita-cita mereka yang memang sangat memiliki semangat yang tinggi untuk menuntut ilmu. Kita memperoleh pengertian bahwa Islam mewajibkan pemeluknya agar menjadi orang yang berilmu, berpengetahuan, mengetahui segala kemaslahatan dan jalan kemanfaatan; menyelami hakikat alam, dapat meninjau dan menganalisis segala pengalaman yang didapati oleh umat yang lalu, baik yang berhubungan dengan „aqidah dan ibadah, serta hubungannya dengan soal-soal keduniaan dan segala keperluan hidup.
60
Pendidikan itu sangat penting sekali diberikan kepada setiap orang. Oleh karena itu, program pengembangan pendidikan yang dijalankan oleh BAZIS Jakarta Utara akan membuat para siswa-siswi menyadari bahwa mereka masih memiliki harapan untuk tetap menuntut ilmu dengan cara berusaha menjadi siswa yang berprestasi. Menurut
pendapat
Bapak
Alwi
Kepala
pelaksana
BAZIS
Kota
Administrasi Jakarta Utara mengatakan, “Memang, bantuan yang diberikan oleh BAZIS Jakarta Utara lebih diutamakan diberikan tuntuk masyarakat miskin, sebab BAZIS Jakarta Utara sangatlah kuat, agar talisilaturrahmi antara masyarakat miskin tidak terputus dan agar terwujudnya kesejahteraan ekonomi bagi masyarakat, sehingga mereka lebih mengutamakan membantu masyarakat yang berada di lingkup kemiskinan terlebih dahulu. Tetapi, tidak menutup kemungkinan juga untuk membantu masyarakat miskin di luar lingkup kemiskinan yang memang membutuhkan dana untuk menunjang pendidikan mereka”.50 Selain bantuan berupa biaya pendidikan atau beasiwa, BAZIS Jakarta Utara juga memberikan bantuan berupa buku-buku ilmu pengetahuan lainnya kepada sekolah-sekolah korban bencana alam. Bantuan tersebut adalah hasil kerja sama BAZIS Jakarta Utara dengan sejumlah perusahaan. Bantuan ini merupakan
50
Bpk Alwi , Kepala BAZIS Kota ADM. Jakarta Utara, Wawancara Pribadi, Kantor Bazis Jakut, 9 februari.
61
bentuk rasa kepedulian dari sejumlah perusahaan terhadap anak-anak bangsa kurang mampu yang memang masih seharusnya mendapatkan ilmu pengetahuan. Merupakan suatu kebanggaan yang memang pantas untuk diperlihatkan oleh BAZIS Jakarta Utara, bahwa mereka dapat serempak dan bekerja sama dalam mewujudkan kehidupan anak-anak bangsa ke arah yang lebih baik dengan cara memberikan kesempatan bagi anak-anak kurang mampu untuk mendapatkan pendidikan. D. Uji Instrumen Penelitian 1. Uji validitas Validitas adalah ukuran yang benar- benar, untuk mengukur apa yang akan diukur, yaitu
ketepatan dan kecermatan tes dalam menjalankan
fungsi pengukurannya, yaitu 0.324 pada uji validitas ini dari 39 item. 2. Uji reabilitas Reabilitas berhubungan dengan konsisten. Suatu instrumen penelitian disebut reliabel apabila instrumen tersebut konsisten dalam memberikan penelitian atas apa yang diukur. Jika hasil penelitian yang diberikan oleh instrumen tersebut konsisten, maka memberikan jaminan bahwa instrumen tersebut dapat dipercaya atas apa yan diukur. Jika hasil penelitian yang diberikan oleh instrumen tersebut konsisten, maka memberikan jaminan bahwa instrumen tersebut dapat dipercaya.
62
Uji realibitas yang dilaksanakan dengan sampel uji instrumen sebanyak 40 responden. Uji realibilitas ini mengggunakan uji statistik alpha cronbach dengan menggunakan program SPSS versi 18.0.
Uji Reabilitas Reliability Statistics Cronbach's Alpha ,785
N of Items 39
(Hasil penghitungan SPSS 18) Hasil uji reabilitas skala distribusi ZIS dan skala peningkatan prestasi siswa skala diperoleh hasil, bahwa koefesien realibilitas skala adalah 0.785 yang berarti skala tersebut reliabel. Karena, menurut kaidah rabilitas Guiford (dalam azwar, 2003) menyatakan bahwa semakin tinggi koefisien reabilitas mendekati angka 1.00 maka semakin tinggi reabilitas dan artinya skor hasil tes semakin terpercaya atau reliabel, begitu pula sebaliknya.
63
Berikut norma reabilitas yang dijelaskan Guilford & Fruchter pada tabel di bawah ini: Tabel 4.2 Norma reliabilitas Nilai >0,90
Status Sangat reliable
0,70-0,90
Reliabel
0,40-0,70
Cukup reliable
0,20-0,40
Kurang reliable
<0,20
Tidak reliable
(Sumber: Penyusunan Skala Psikologi, Azwar Saifuddin
E. Analisis Data Gambar 4.1 Prestase Responden Berdasarkan Pekerjaan Orang Tua N= 40
(Sumber: Berdasar Hasil Olah Data)
64
Dari gambar diatas dapat kita simpulkan bahwa 5% pekerjaan orang tua responden bekerja sebagai wiraswasta, supir sebesar 2 %, orang tua responden yang sudah pensiun sebesar 2,5%, pedagang 20%, karyawan 5%, IRT 10% dan dari 40 responden 55% pekerjaan orang tua yang menjadi buruh. Bisa dikatakan untuk pendistribusian dana bantuan biaya pendidikan dari tahun 2009- 2011 sudah dikatakan tepat, karena persyaratan dari penerimaan biaya bantuan pendidikan adalah bagi siswa yang kurang mampu. 1. Uji Regresi Sederhana Analisa regresi merupakan suatu analisis yang mengukur pengaruh antara variabel bebas terhadap variabel terikat. Jika pengukuran pengaruh ini melibatkan satu variabel bebas (X) dan variable terikat (Y) dinamakan analisis regresi linier sederhana.51 Adapun menggunakan rumus regresi linier sederhana perhitungan statistik menggunakan alat SPSS 18.0. Rumus regresi linier sederhana yang digunakan adalah: Y = a + bX Y = variable dependen (variable terpengaruh) dan X = variable independen (variable bebas) a = konstanta b = marjinal (koefisien regresi), besarnya a dan b dapat dicari dengan menggunakan rumus:
51
Danang Sunyoto, Statistik Ekonomi Induktif Metode Pengujian & Pengambilan Keputusan (Jakarta: PT Macanan Jaya Cemerlang, 2009) h. 149
65
(∑y) (∑ x2) - (∑x) (∑ xy) α=
n (x²) - (x)² n(∑xy) - (∑x) (∑y)
b= n (x²) - (x)² Adapun hasil out put regresi linier sederhana pada SPSS adalah: Coefficientsa Model Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients B Std. Error Beta t Sig. 1 (Constant) 27,009 8,494 3,180 ,003 Prestasi ,658 ,155 ,568 4,258 ,000 Dependent Variable: ZIS Dari hasil output di atas dapat diambil kesimpulan bahwa persamaan regresi untuk distribusi dana BAZIS dan peningkatan prestasi yaitu: Y= 27.009 + 0.658X Angka konstanta sebesar 27.009 menyatakan bahwa, jika tidak ada pendistribusian dana ZIS, maka peningkatan prestasi siswa hanya 27% dalam periode 2009-2011. Koefisien regresi 0.658 menyatakan bahwa setiap pemberian dana ZIS dapat mempengaruhi peningkatan prestasi sisiwa sebesar 65,8% dalam periode 2009-2011.
66
2. Uji Hipotesa Untuk menguji hipotesis apakah pendistribusian dana ZIS berpengaruh secara linier terhadap peningkatan preastasi siswa. X ↑ (naik) → Y ↑ (naik) Ho =
P = 0 tidak terdapat hubungan yang signifikan (berarti) antara
pendistribusian dana Bazis dengan tingkat prestasi belajar. H = P ≠ 0 terdapat hubungan yang signifikan (berarti) antara pendistribusian dana Bazis dengan tingkat prestasi belajar. Hasil out put 4.4 diatas sebesar 0.000 dengan alpha 0.05. hasil angka berikut 0.000 < 0.05 maka Ho ditolak dan menerima Ha. Artinya hubungan kedua variable linier. Maka model regresi yang digunakan sudah benar dan layak. 3. Uji Koefisien Determinan Untuk
mengetahui
menentukan
besarnya
pengaruh
frekuensi
pendistribusian dana ZIS terhadap peningkatan prestasi siswa, maka digunakna angka R Square atau koefisien determinan (KD).
Model Summary Mod el
1
R Sq uar R e ,568 ,32 3
Adjus ted R Squar e ,305
Std. Error of R the Square Estimate Change 4,54960 ,323
Change Statistics Sig. F F Chang Change df1 df2 e 18,134 1 38 ,000
67
Besarnya angka R Squer adalah 0.323 artinya 32,3% variabilitas pendistribusian dana ZIS saat ini dapat dijelaskan oleh variable peningkatan prestasi siswa , atau besarnya pengaruh pendistribusian dana ZIS terhadap peningkatan prestasi belajar siswa sebesar 32,3%, sedangkan sisanya 67,7% dijelaskan oleh faktor lain diluar variable pendistribusian dana. Misalnya faktor lingkungan sosial. Yang termasuk lingkungan ini ialah52: lingkungan keluarga,sekolah dan masyarakat. Lingkungan sosial yang lebih banyak mempengaruhi kegiatan belajar ialah orang tua dan keluarga siswa itu sendiri dan lingkungan non sosial yang termasuk dalam lingkungan sosial ini. 4. Analisis Data Angket a. Analisis Pendistribusian Dana BAZIS Dana ZIS yang ada di BAZIS DKI Jakarta hanya disalurkan kepada enam kelompok saja, yaitu selain riqab dan amil, dengan alasan bahwa budak tidak ada di Indonesia dan hak amil sudah ditanggung oleh anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD) DKI membaginya menjadi lima kelompok: fakir miskin, sabilillah dan muallaf, gharim, ibn sabil. Hanya saja, pengertian kelompok fakir miskin tidak lagi diartikan sebatas mereka yang tidak punya pekerjaan, atau punya pekerjaan tetapi tidak mencukupi, tetapi diarahkan untuk pengembangan pendidikan anak 52
105
M.Ngalim purwanto.psokologi pendidikan,(bandung PT Remaja Rosdakarya,2000) cet ke-3.h
68
tingkat SD/MI sampai dengan perguruan tinggi. Argumentasinya adalah bahwa pendidikan penting untuk mengangkat taraf kehidupan ekonomi masyarakat miskin, demikian menurut mantan Kepala BAZIS DKI Jakarta, Abdul Shomad Muin. (Republika, 08 Desember 2000).53 Adapun
dalam
melakukan
analisa
data
angket
terkait
pendistribusian dana bantuan ZIS yang diberikan oleh BAZIS kepada siswa, penulis mengkategorikan data tersebut ke dalam lima kategori atau kelompok, yaitu: 1) Kemampuan Membuat Program Kerja. Dari jawaban responden tentang program kerja BAZIS, dapatlah di analisa bahwa BAZIS Kota Administrasi Jakarta Utara telah melakukan berbagai program program kerja yang telah terealisasi diantara adalah pada bulan februari tahun 2010 menghadiri pembicara pembinaan mental dari yayasan Al- Husna Cente yang di hadiri sebanyak 205 orang, dari 100 siswa dan 105 mahasiswa, bertempat di kantor wali kota Jakarta Utara ruang bahari lantai 14 dibarengi dengan pendistribusian dana beasiswa ini. Menurut keterangan Ketua BAZIS Kota Administrasi Jakarta Utara Bapak Drs. M. Alwi menyatakan bahwa pendistribusian dana ZIS untuk
53
Lili dan dkk, Zakat & Wirausaha (Jakarta: CED: Center For Entrepreneurship Development, 2005)cet. 1 hal.103
69
siswa dilakukan bertahap, di mulai dari bulan Juni (ajaran baru) sebagai tahap awal, kemudian pendistribusian dilakukan secara periodik yaitu triwulan (tiga bulan) sekali dalam setahun. Adapun alokasi tempat pendistribusian dana dilakukan dimasing-masing kantor wali kota madya setempat. 2) Menguasai Metode Pendistribusian Dana. Pernyataan dalam angket, responden menjawab hal yang positif terhadap BAZIS dalam hal penguasaan metode yang diterapkan dalam pendistribusian dana sudah sesuai dengan kebutuhan para penerima dan bantuan ZIS. Hal ini dapat dilihat dari: a) Manajemen pengelolaan yang teroganisir, baik dari sejak perekrutan sampai pada penyaluran dana ZIS di kantor BAZIS Kota Administrasi Jakarta Utara. Gambar 4.2 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Manajemen Pengelolaan BAZIS
(Sumber Berdasarkan Hasil Olah Data)
70
Sebagaimana yang telah dijelaskan pada gambar di atas, diketahui bahwa 59,5% para siswa setuju dan 29,7% siswa perpendapat sangat setuju akan Manajemen pengelolaan yang teroganisir, baik dari sejak perekrutan sampai pada penyaluran di wilayah Jakarta Utara. Mengenai lokasi saat pendistribusian cukup pariatif dibanding tahun 2008, walaupun pariatif tetap diperhatikan kekondusifan lokasi, agar para siswa dan mahasiswa berkumpul semua didalam gedung pada saat acara pendistribusian berlangsung. Adapun siswa yang berpendapat 2,7 % berpendapat sangat tidak setuju dan 8,1% tidak setuju. b) Informasi mengenai penyaluran beasiswa, juga dapat dirasakan dengan mudah dalam mengaksesnya, karena siswa dapat melihat berbagai info yang dibutuhkan dengan mudah dengan jasa layanan internet yang telah tersedia di situs resmi WEB BAZIS.
71
Gambar 4.3 Deskripsi Jawaban Responden Tentang Penyampaian Informasi Mengenai Penyaluran Beasiswa Melalui WEB
(Sumber Berdasarkan Hasil Olah Data)
Dari hasil SPSS dapat diketahui bahwa 59,5% siswa merasa terbantu dengan bantuan jasa internet, dengan adanya WEB Bazis Jakarta Utara memudahkan siswa dalam mengakses aktifitas (program) Bazis. 5,4% siswa berpendapat sangat tidak setuju dan 5,4% siswa berpendapat tidak setuju dikarnakan siswa tidak puas akan WEB Bazis dan IKPA (selaku mitra BAZIS) yang kurang aktif atas keterbaruan info- info mengenai penyaluran beasiswa periode berikutnya. c) Melaksanakan atau Mengelola Pendistribusian Dana.
72
Gambar 4.4 Presentase Jawaban Responden Tentang Pelaksanaan atau Pengelolaan Pendistribusian Dana
Terealisasinya Pendistribusian Dana Frequenc y
Percent
Valid Percent
Valid Sangat setuju Setuju Tidak setuju
15 16 9
37,5 40,0 22,5
37,5 40,0 22,5
Total
40
100,0
100,0
(
Cumulative Percent 37,5 77,5 100,0
(Sumber Berdasarkan Hasil Olah Data)
Dalam hal pengelolaan seperti yang pernah dijelaskan di atas bahwa pengelolaan BAZIS sudah cukup baik, dan ini terealisasi dalam pelaksanaanya dilapangan. Responden mayoritas menjawab kepuasannya terhadap kinerja dari kakak-kakak IKPA di lapangan sebesar 40% setuju dan 37,5 sangat setuju. Dalam item pernyataan disebutkan bahwa perekrutan siswa penerima dana ZIS itu tidak sulit dan mudah. Persyaratan yang diminta pun tidak membuat susah siswa dalam melengkapi data administrasinya. Dalam setiap pendistribusian dana ZIS, selalu dilakukan penyuluhan terlebih dahulu sebagai pembekalan untuk siswa. Salah satu acara bentuk penyuluhan tersebut adalah dengan memberikan pengertian tentang “Bahaya Virus HIV/AIDS” pada tangal 9
73
Februari 2011. Ragam acara tersebut merupakan wujud rasa peduli BAZIS terhadap generasi penerus masa depan bangsa yang lebih baik. Namun, tentu ada beberapa kekurangan dalam pendistribusian tersebut, diantaranya, 22,5% pengakuan siswa tidak setuju dikarna pernah mengalami kebingungan pada saat mengambil dana ZIS dan dalam hal perekrutan siswa penerima dana ZIS dirasakan belum ada pemerataan jumlah kuota di sekolah-sekolah, sehingga masih ada sekolah yang mendapat kuota paling sedikit dan banyak dalam perekrutan penerima dana ZIS tersebut. d) Pengontrolan dan Pendampingan (Pengecekkan) Terhadap Siswa. Gambar 4.5 Presentase Jawaban Responden Tentang Pengontrolan dan Pendampingan (Pengecekkan) Terhadap Siswa Pengontrolan
Valid
Sangat Tidak Setuju Setuju Tidak Setuju Total
Frequency Percent 16 40,0 5 19 40
Valid Cumulative Percent Percent 40,0 40,0
12,5 47,5 100,0
12,5 47,5 100,0
52,5 100,0
(Sumber Berdasarkan Hasil Olah Data)
Dalam hal pengontrolan terhadap siswa, 47,5% responden menyatakan ketidak puasannya dan 40% sangat tidak puas. Hal ini dikarenakan tidak ada tindakan nyata dilapangan (sekolah) dari pihak
74
Bazis yang melakukan pengontrolan terhadap siswa penerima dana bantuan ZIS, baik terkait prestasi belajar siswa maupun terhadap peruntukkan dana yang telah diberikan Bazis kepada siswa. Dalam hal Pendampingan (pengecekkan) terhadap siswa juga dirasakan oleh para responden sangat kurang, sehingga para siswa yang telah menerima dana bantuan ZIS tersebut merasa kurang diperhatikan dalam hal proses belajar di sekolah. Mungkin itu kekurang yang perlu dievaluasi, minimal setahun dua kali pada saat pendistribusian dana ZIS para siswa dianjurkan untuk membawa rapor mereka. e) Penggunaan Dana BAZIS Sesuai Tujuan. Gambar 4.6 Presentase Jawaban Responden Tentang Penggunaan Dana BAZIS Sesuai Tujuan
(Sumber Berdasarkan Hasil Olah Data)
Dalam menganalisa penggunaan dana bantuan ZIS, sejumlah responden memberikan jawaban yang beragam. Sejumlah responden menyatakan dana bantuan ZIS untuk biaya SPP sekolah sudah dirasakan mencukupi dan
75
digunakan sesuai kebutuhannya. Namun, 7,5% responden lainnya menyatakan ketidak cukupannya akan jumlah dana bantuan ZIS tersebut, sehingga masih banyak keperluan untuk prasaran sekolah (proses belajar siswa) yang belum terpenuhi. Namun, 62,5% siswa kompak dalam menyatakan bahwa dana yang diberikan telah digunakan sesuai dengan tujuannya yakni untuk biaya SPP sekolah dan pemenuhan kebutuhan proses belajar lainnya. Perbedaan jawaban responden lebih kepada jumlah dana bantuan yang diterima dan itu menurut penulis adalah hal yang wajar, karena ukuran cukup atau tidaknya dana bantuan ZIS tersebut tergantung individu dalam mengelola dana bantuan ZIS tersebut dan tingkat kebutuhan yang dirasakan para siswa tentu juga berbeda-beda. b. Analisis Peningkatan Prestasi Siswa Prestasi belajar menurut Kamus Bahasa Indonesia Komtemporer adalah penguasaan pengetahuan atau keterampilan yang dikembangkan oleh mata pelajaran, lazim ditunjukkan dengan nilai tes atau angka nilai yang diberikan oleh guru.54 Jadi prestasi belajar adalah hasil yang telah dicapai secara optimal selama berlangsungnya proses belajar dalam rangka waktu tertentu. Prestasi belajar dalam bentuk kongkrit adalah pemberian nilai dari guru kepada siswa sebagai indikasi sejauhmana siswa telah menguasai materi pelajaran yang diberikannya. Biasanya prestasi belajar ini dinyatakan dengan angka, huruf atau kalimat dan terdapat dalam periode tertentu. 54
Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Komtemporer (Jakarta: modern English 1991)h. 1190.
76
Abdul Ghafur berpendapat bahwa prestasi belajar adalah penguasaan siswa terhadap materi pelajaran tertentu yang telah diperoleh dari hasil tes belajar yang dinyatakan dalam bentuk skor, misalkan raport atau transkip nilai.55 Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa siswa berhasil dalam proses belajar apabila mampu meguasai suatu pelajaran tertentu yang semula belum tahu. Apabila hal ini terjadi, dengan sendirinya prestasi belajar siswa akan meningkat. Adapun prestasi yang ingin diketahui oleh penulis yakni adanya pengakuan peningkatan motivasi belajar, keingintahuan lebih banyak akan ilmu yang ditimbulkan setelah mendapatkan biaya bantuan pendidikan kepada siswa. Dengan adanya bantuan biaya pendidikan ini semangat akan sekolah dan Prestasi belajar siswa bertambah, keingintahuan akan ilmu pun terpenuhi dengan membeli buku-buku pengetahuan karena prestasi belajar merupakan suatu gambarkan tingkat keberhasilan dari proses belajar dalam kurun waktu tertentu. Berikut analisa prestasi belajar siswa dari data angket yang telah diisi oleh responden. 1) Prestasi Belajar
55
Abdul Ghafur, Desain Instruksional (Jakarta: BPT IKIP.1983) cet ke-2 h 91
77
Gambar 4.7 Presentase Jawaban Responden Tentang Prestasi Belajar PeningkatanPrestasi
Valid
Sangat Setuju Setuju Total
Frequenc y Percent 21 52,5 19 40
Valid Cumulative Percent Percent 52,5 52,5
47,5 100,0
47,5 100,0
100,0
( (Sumber Berdasarkan Hasil Olah Data)
Dari beberapa item pernyataan di angket yang menyatakan adanya peningkatan prestasi setelah menerima dana bantuan ZIS, 52,5% responden menyatakan kesesuainnya. Dengan demikian dapat dianalisa bahwa pendistribusian dana bantuan ZIS yang diberikan BAZIS telah mendorong siswa untuk selalu meningkatkan prestasi belajarnya. Dalam penelitian ini sudah dapat ditarik kesimpulan bahwa memang telah terjadi peningkatan prestasi terhadapa siswa yang menerima dana bantuan ZIS dari Bazis.
78
2) Rangking Gambar 4.8 Deskripsi Jawaban Responden Tentang
(Sumber Berdasarkan Hasil Olah Data)
Dalam item pernyataan, Nilai rapor saya mengalami peningkatan yang lebih baik setelah menerima beasiswa Bazis. 42,5% dan responden menyatakan sangat kesesuaiannya 37,5% responden menyatakan sesuai dari item pernyataan tersebut, dengan dibubuhi tanda di kolom sangat sesuai di data angket yang disebar ke para siswa. Dengan demikian, tidak hanya terjadi peningkatan prestasi siswa di sekolah saja, akan tetapi peningkatan yang signifikan juga terjadi di nilai rapor para siswa yang menerima dana bantuan siswa tersebut (dalam pengakuan siswa).
79
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan Dari apa yang telah penulis paparkan di atas, penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut : 1. Berdasarkan data yang dilihat dari tabel perkembangan penyaluran dana bantuan beasiswa BAZIS Kota Administrasi Jakarta Utara, maka mekanisme penyaluran dana bantuan beasiswa BAZIS Jakarta Utara yang disebut dengan Program Beasiswa SLTA, yang diberikan untuk siswa-siswi berprestasi dari keluarga kurang mampu sudah terlaksana dengan optimal. Hal ini dapat dilihat dari tingkat jumlah penerima beasiswa sejak tahun 2009 – 2011. Di setiap tahunnya BAZIS mempunyai target pencapaian dana ZIS yang dikumpulkan dan Alhamdulillah pencapaian dana ZIS melebihi target selama 2 tahun periode ini dan dampaknya, semakin banyak jumlah kuota mustahik BAZIS Kota Administrasi Jakarta Utara. Prosedur penyaluran yang dilaksanakan oleh BAZIS Jakarta Utara dalam program beasiswa SLTA tersebut mudah dan langsung tersalurkan oleh yang menerima beasiswa. Kemudian, pihak penerima beasiswa tersebut dapat langsung digunakan untuk biaya SPP atau keperluan sekolah lainnya. Jadi, bantuan beasiswa BAZIS
80
Jakarta Utara sangat membantu siswa-siswi yang mengalami kesulitan dalam ekonomi. 2. Berdasarkan analisa penulis bahwa program pengembangan pendidikan di BAZIS Jakarta Utara, saya rasa cukup signifikan dan positif, sebab dari awal pembentukan program pengembangan pendidikan dengan pemberian bantuan beasiswa ini memang dikhususkan untuk siswa yang berprestasi namun lemah dalam perekonomian, agar pendidikan yang mereka tempuh tidak berhenti di tengah jalan. Walau bagaimanapun pendidikan sangat penting, akan sangat disayangkan siswa putus sekolah dikarnakan tidak adanya dana. 3. Terdapat hubungan yang cukup positif dan signifikasi antara peningkatan pretasi belajar siswa terhadapa beasiswa yang diberikan oleh BAZIS Kota Administrasi Jakarta Utara dengan nilai siswa sesudah menerima beasiswa BAZIS kota Administrasi Jakarta Utara yaitu sebesar 0.323 artinya 32,3% variabilitas pendistribusian dana ZIS saat ini dapat dijelaskan oleh variable peningkatan prestasi siswa , atau besarnya pengaruh pendistribusian dana ZIS terhadap peningkatan prestasi belajar siswa sebesar 32,3%, sedangkan sisanya 67,7% dijelaskan oleh faktor lain diluar variable pendistribusian dana artinya terdapat pengaruh yang cukup positif. Dengan adanya bantuan beasiswa BAZIS Jakarta Utara maka dapat memberikan motivasi belajar bagi siswa itu sendiri. Kemudian dapat dilihat
81
pula bahwa adanya perubahan peningkatan yang signifikasi antara nilai siswa sebelum dan sesudah siswa menerima BAZIS Jakarta Utara. B. Saran-Saran Setelah penulis memaparkan kesimpulan tentang pembahasan yang diteliti, maka terakhir penulis memeberikan saran-saran sebagai berikut : 1. Badan amil zakat, infak dan shadaqah (BAZIS) Kota Administrasi Jakarta Utara dalam melaksanakan program Pemberdayaan Pendidikan dengan memberikan bantuan untuk meningkatkan prestasi melalui dana sekolah sebagai motivasi dan dorongan siswa sudah cukup baik, serta pelaksanaannya cukup terkoordinasi. Namun, dari program BAZIS Jakarta Utara tersebut masih banyak sekali yang mungkin dapat dikembangkan serta ditingkatkan sebagai bentuk kerja keras BAZIS Jakarta Utara dalam peningkatan program pendidikan. Misalnya, program bantuan fasilitas pendidikan sarana dan prasarana pendidikan. 2. Sebaiknya untuk ke depannya, kriteria atau persyaratan siswa yang akan mendapatkan beasiswa BAZIS Jakarta Utara lebih spesifik, artinya lebih diperketat kalau tujuannya lebih fokus kepada siswa yang dikatagorikan kurang mampu namun berprestasi. 3. Dalam prosedur penyaluran dana bantuan beasiswa yang sudah dilaksanakan oleh BAZIS Jakarta Utara, diharapkan kedepannya dapat terlaksana lebih baik
82
lagi agar dapat menghasilkan manfaat yang lebih baik juga untuk para penerima dana BAZIS Jakarta Utara.
BAZIS Jakarta Utara terus berusaha
memperbanyak jaringan donatur-donatur agar dapat memperluas dalam pemberian bantuan untuk kaum dhuafa. Baik untuk bidang pendidikan, bidang usaha maupun yang lainnya. 4. Bagi siswa-siswi yang mendapatkan beasiswa BAZIS Jakarta Utara harus memiliki rasa tanggung jawab untuk lebih giat atau semangat dalam belajar dengan adanya bantuan beasiswa BAZIS Jakarta Utara. Kemudian, pihak sekolah secepatnya untuk memberikan laporan hasil belajar siswa ke BAZIS Jakarta Utara, sebagai laporan bahwa siswa-siswi yang menerima beasiswa BAZIS Jakarta Utara benar-benar berprestasi. 5. Badan amil zakat, infak dan shadaqah (BAZIS) Jakarta Utara dapat lebih meningkatkan dalam mengembangkan program – program yang sudah ada di BAZIS Kota Administrasi Jakarta Utara, bukan hanya dalam bidang pendidikan saja. 6. Perlu adanya penelitian lebih lanjut/ kajian-kajian yang lebih mendalam secara kontinyu tentang dana zakat, infak dan shadaqah yang digunakan untuk biaya pendidikan yang bertujuan untuk memajukan Negara. Sebab dengan adanya penididkan yang cukup, maka akan mngurangi tingkat kebodohan bagi anakanak bangsa.
83
DAFTAR PUSTAKA Abdullah, Syarifuddin, Zakat Profesi, (Jakarta: Moyo Segoro Agung 2003) . Ali, Mohammmad Daud. Sistem Ekonomi Islam Zakat Dan Wakaf (Jakarta:UIPRESS 1988) cet 1. Alwi , Kepala BAZIS Kota ADMINISTRASI. Jakarta Utara, Wawancara Pribadi, Kantor Bazis Jakarta Utara, 9 Februari. BAZIS Provinsi DKI Jakarta Bagaimana Cara Mengelola ZIS di DKI jakarta artikel diakses pada 9 januari 2011dari http://bazisdki.go.id/panduan/zakat/145bagaimana-cara-mengelola-zis-di-dki-jakarta BAZIS Propinsi DKI Jakarta, Manajemen Zis Bazis Propinsi DKI Jakarta. BAZIS DKI Jakarta Pengelolaan Zakat dan Infak/ Sedekah di DKI Jakarta (Jakarta :1999), BAZIS Provinsi DKI jakarta Manajemen ZIS bazis provinsi DKI Jakarta cet pertama: juni 2006. BAZIS DKI Jakarta, diakses pada 9 Januari 20 dari http://www .lp3es.or.id /direktori/fund/bazis.htm BAZIS Badan Amil Zakat,Infak/Sedekah Dki Jakarta, Tugas Pokok Dan Fungsi Bazis, diakses pada 9 januari 2011 dari http://www.bazisdki.go.id BAZIS Provinsi DKI Jakarta, Institut Manajemen Zakat,Manajemen Provinsi DKI Jakarta, (Jakarta: BAZIS provinsi DKI jakarta)
ZIS BAZIS
Badriadi, Lili . Zakat Dan Wirausaha (Jakarta: CV,Pustaka Amri,2005) Bungin, Burhan. Motode Penelitian Kuantitatif (Jakarta: Orenada Media Group, 2005) Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia (Jakarta,balai pustaka 1988)
84
F.Mas‟udi, Masdar. Reinterpretasi Pendayagunaan Pemanfaatkan Zakat,Infak dan Shodaqah.
ZIS
Menuju
Efektifitas
Fadlullah, Cholid. Mengenal Hukum ZIS (Zakat Dan Infak/Sedekah) Pengamalannya di DKI Jakarta Badan Amil Zakat, Infak dan Sedekah (BAZIS) DKI Jakarta. Ghafur, Abdul. Desain Instruksional (Jakarta: BPT IKIP.1983) cet ke-2 Hadi Punomo, Sjechul. Pendayagunaan Zakat Dalam Rangka Pembangunan Nasional, (Jakarta: Pustaka Firdaus,1992) Hafiduddin, Didin dkk, The Power Of Zakat: Studi Perbandingan Pengelola Zakat Tenggara, (UIN Malang,2008) cet 1. Harian Republika, Potret Kemiskinan edisi 21 Juli tahun 2010. Hasan, Iqbal. Pokok-Pokok Materi Metodelogi Penelitian Dan Aplikasinya (Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002) Idris, safwan. Gerakan Zakat Dalam Pemberdayaan Ekonomi Umat, Pendekatan Transformatif (Jakarta: Citra Putra Bangsa,1997), Cet. I. Inayah, Gazi. Teori Komprehensip Tentang Zakat Dan Pajak, terj. Zainudin Adnan & Nailul (Yogyakarta: Penerbit PT Tiara Wacana, 2003) Juwaini, Ahmad. Pendidikan Dasar Harus Gratis, artikel ini diakses pada 1 April 2008 dari http://www.amilzakat.com/2007/05/pendidikan-dasar-harusgratis.html Kasirin, Untung. Zakat Dan Pendidikan, diakses pada 1 Januari 2011 dari http://Www.Pesantrenvirtual.Com/Index.Php/Seputar-Zakat/1171-ZakatDan-Pendidikan Lili dan dkk, Zakat & Wirausaha (Jakarta:CED,Center for entrepreneurship development 2005)cet 1. Nasution, S. Metode Resseach, (Jakarta: Bumi Aksa, 2002) Nurgiantoro Burhan. Statistik Terapan Untuk Penelitian Ilmu- Ilmu Sosial (Yogyakarta, Gadjah Mada University Press, 2002, Cet: 2)
85
Nudjaman, Progo. Metodologi Penelitian Social:Terapan Dan Kebijaksanaan (Jakarta, BPP Depdagri RI,),2000. Pemda DKI, Pedoman Pengelolaan ZIS, (Jakarta,1992),cet 1 Peter Salim dan Yenny Salim, Kamus Bahasa Indonesia Komtemporer (Jakarta: Modern English ,1991) Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: balai pustaka,1988). Cet ke I. Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia ”Disrtibusi” (Jakarta: Balai Pustaka,1999) Rifa‟i, Moh. Fiqih Islam Lengkap, (Semarang: CV Toha Putra, 1978) Rahman, Afsalur. Doktrin Ekonomi Islam (Yogyakarta: Dana Bakti Prima Yasa, 2002) jilid 3. Rochaeti, Eti. Metodologi Penelitian Bisnis: Dengan Aplikasi Spss (jakarta: mitra wacana media, 2009) Suprayitno, eko. Ekonomi Islam, Pendekatan Ekonomi Makro Islam Dan Konvensional (Yogyakarta: Penerbit Grahana Ilmu, 2005) Soekanto, Soerjono. Pengantar Penelitian Hukum, (Jakarta : UI Press, 1986), cet.3 Sukandarumidi, Metodologi Penelitian. Yamin, Martinis. Stategi Pembelajaran Berbasis Kompetensi ,(Jakarta: Gaung Persada Press, 2004). Zyn, Samit Athif. Mujma’ul Bayanil Hadits Tafsir Mufradat al-Fadzil Qur’anil Karim (Beirut: Syirkah Alamiyah) kitab 5 .m.l 1994, cet III h 391.
86
KISI-KISI PENDISTRIBUSIAN DANA BAZIS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA
Variabel
Dimensi/ Indikator
PendistribusiaPendistribusian dana n dana Bazis a. Kemampuan membuat (variable X) program kerja b. Menguasai metode pendistribusian dana c. Melaksanakan/ mengelola pendistribusian dana d. Pengontrolan dan pendampingan(pengecekan) kepada siswa e. Penggunaan dana Bazis sesuai tujuan. Prestasi Semangat belajar siswa belajar siswa a. Cara memberikan semangat (variable Y) belajar siswa "Setelah menerima b. Usaha-usaha meningkatkan belajar siswa dana Bazis" c. Pendekatan/ metode meningkatkan nbelajar siswa
Nomor Angket Positif 1, 22
1 1
3,4,5
2
6,7,8,9,10,1 12 1 13,14,15,16, 17,18,
19,20,21
Perilaku belajar siswa a. Pertanggung jawaban siswa setelah menerima dana Bazis b. Percaya diri Hasil belajar siswa a. Prestasi belajar b. Rangking
Negatif
1
2,3,4,5,6 7,8,9,10,11, 12,13 14
Jumlah
87
88
ANGKET PRESTASI BELAJAR SISWA ( VARIABEL Y)
No
Pernyataan - pernyataan
1.
Setelah mendapatkan beasiswa saya merasa malas belajar
2.
Mendapat beasiswa dari BAZIS menambah kepercayaan diri saya di depan teman-teman.
3.
Ketika teman-teman tau saya mendapat dana bantuan pendidikan dari BAZIS, Saya merasa minder disekolah.
4.
Dengan dana dari BAZIS Saya merasa senang karna saya tidak lagi dipanggil oleh kepala sekolah.
5.
Dipanggil oleh kepala sekolah karna nunggak membayar SPP, membuat saya minder dengan teman-teman.
6.
Setelah saya mendapat beasiswa, Saya dapat membeli peralatan sekolah yang saya inginkan, sehingga menambah kepercayaan diri saya di depan temanteman.
7.
8.
9.
Prestasi belajar saya meningkat setelah mendapatkan dana bantuan Bazis Setelah mendapatkan dana bantuan Bazis kepercayaan diri bertambah untuk mendapatkan prestasi yang lebih baik. Nilai ujian saya meningkat karena saya tidak memikirkan tunggakan SPP
A
B
C
D
89
10.
Saya bisa lebih konsentrasi belajar setelah menerima dana Bazis
11.
Beasiswa BAZIS dapat mengurangi beban pikiran saya dalam membayar uang sekolah bulan ini, sehingga saya bisa lebih fokus belajar.
12.
Dana dari bazis tidak terlalu berpengaruh dalam semangad belajar saya, sehingga nilai saya tidak ada perubahan disetiap semesternya.
13.
Saya tidak lagi memikirkan bayaran karna sudah mendapatkan beasiswa selama setahun,sehingga saya fokus dalam belajar.
14.
Karena nilai saya meningkat, maka rangking saya meningkat tiap semesternya.
15.
Saya akan merasa gelisah ketika saya melangar salah satu peraturan disekolah
16.
Saya mendapat beasiswa dari lembaga lain selain bazis, sehingga saya biasa menghambur-hamburkan uang.
17.
Beasiswa dari bazis membuat orang tua saya senang dan tenang,
18.
Memdapat beasiswa terus-menerus membuat saya ingin membeli baju-baju yang bagus dan melupakan biaya sekolah.
90
19.
20
21.
2 kali mendapat beasiswa, saya senang sekali karna terbebas dari biaya-biaya sekolah. Saya akan merasa gelisah karna belum membayar bendahara kelas. Saya akan merasa marah bila temanteman saya yang mendapat beasiswa dari bazis diolok-olok.
22.
Peraturan bazis yang disiplin membuat saya tertatik untuk memdapatkan bantuan lagi ditahun mendatang.
23.
Orang tua saya tidak mendukung dan tidak menghargai hasil prestasi saya.
24.
Saya tertarik mendapat beasiswa dari bazis karena adanya dorongan dari teman-teman dekat.
25.
Saya tertarik mendapat beasiswa dari BAZIS karna dana yang diberikan besar.
26.
Saya daftar menjadi penerima beasiswa di bazis karna saya tidak pernah mendapatkan beasiswa.
27.
Saya daftar menjadi penerima bazis karna teman-teman saya juga mendaftar.
28.
Dapat beasiswa dari bazis hanya ingin membahagiakan orang tua saya.
29.
Menerima beasiswa dari bazis karna melihat teman-teman saya yang semangat dan bersungguh-sungguh dalam studinya.
30.
Saya tidak tertarik menjadi penerima di bazis karna dana yang diberikan sedikit.
91
31.
Saya tidak tertarik menjadi penerima di bazis karna kata teman saya, pembagiannya tidak teratur, sehingga membuat bingung.
32.
Keluarga merasa bangga dan senang ketika saya mendapat beasiswa dari bazis.
33.
Sebelum mendapat beasiswa dari bazis selesai sekolah, saya membantu orang tua berjualan. Sehingga waktu belajar saya berkurang.
34.
SPP saya sering nunggak dan akhirnya Orang tua saya sering bertengkar, semua ini membuat saya males sekolah.
35.
Semangad saya bertambah setelah menerima beasiswa ZIS, sehingga tiap malam saya belajar.
36.
Karna kebutuhan sekolah saya terpenuhi, saya tidak merasa terkucilkan lagi didepan teman-teman sekolah. Sehingga saya sering mengadakan kerja kelompok.
37.
Sebelum mendapat beasiswa dari bazis, saya sering tidak masuk sekolah karna tidak ada uang transport.
38.
Saya merasa malas masuk sekolah karna uang jajan saya sedikit.
39.
uang yang seharusnya untuk SPP dari orang tua, saya gunakan untuk mendaftar BIMBEL karna uang beasiswa saya peroleh dari BAZIS.
40
Dengan mengikuti bimbel, motivasi belajar saya meningkat.dan saya dapat
92
bersaing dengan teman yang lainnya. 41.
Karna uang transport tidak ada, saya pernah tidak masuk sekolah.
42.
Semangad belajar saya meningkat karna saya bias prifat, sehingga saya bias menguasai pelajaran disekolah.
42.
Setelah mendapat beasiswa dari zis. uang yang seharusnya untuk spp dari orang tua dialihkan jadi uang jajan sehingga uang jajan saya bertambah.
43.
Karna Nilai saya bagus saya dapet hadiah dari orang tua
44.
Karna Nilai bagus uang jajan saya meningkat
45.
Menberikan contoh2 suri teladan yang bagus, sehingga anak merasa semangad
47.
Guru member motivasi kepada siswa.
48.
Guru memberikan cerita orang-orang yang sukses dari bawah, sehingga saya ingin seperti mereka.
93
Daftar Rincian Dana Tahun Anggaran 2010 Yang Disalurkan Oleh Pelaksanaan Bazis Kota Administrasiistrasi Jakarta Utara Diambil Dari Alokasi Dana Pendayagunaan Hasil ZIS Tahun 2009
1. Fakir Miskin (dana zakat) a. Bantuan biaya pendidikan tingkat SD/ MI dan SLTP/ MTs.
No 1 2 3 4 5 6 7
Wilayah Kec. Penjaringan Kec. Pademangan Kec. Tg Priok Kec. Koja Kec. Kelapa Gading Kec. Cilincing Tingkat kota Jumlah
SD/ MI 100 39 207 156 41 464 93 1100
Alokasi dana (Rp) 30.000.000 11.700.000 62.100.000 46.800.000 12.300.000 139.200.000 27.900.000 330.000.000
SLTP/ MTs 29 16 252 162 51 258 32 800
Alokasi dana (Rp) 12.180.000 8.720.000 105.840.000 68.040.000 21.420.000 108.360.000 13.440.000 338.000.000
b. Bantuan biaya pendidikan tingkat SLTA/MA dan Mahasiswa (S1)
No
Pendidikan Periode Januari s.d Juni 2010
1
2 Periode Juli s.d
Tingkat SLTA/ MA Tingkat Mahasiswa (S 1)
Jumlah Mustahik
Alokasi dana (Rp)
100
90.000.000
80
96.000.000
94
Desember 2010 Tingkat SLTA/ MA Tingkat Mahasiswa (S 1)
1 2 c. B
Jumlah
105
94.500.000
100 385
120.000.000 400.500.000
antuan kemanusiaan No Uraian Bantuan Dhuafa 1 (perorangan) 2 Santunan Ramadhan 3 Santunan Ramadhan (JCC) 4 Santunan Dhuafa Jumlah
Jumlah Mustahik 166 115 100 100 481
Alokasi Dana (Rp) 57.708.000 23.000.000 30.000.000 10.000.000 120.708.000
2. Fisabilillah (Dana Zakat) a. Bantuan Pendidikan Dasar Ulama (PDU) No Uraian 1 Beasiswa Mahasiswa PDU Jumlah
Jumlah Mustahik 40 40
Alokasi Dana (Rp) 48.000.000 48.000.000
Jumlah Mustahik
Alokasi Dana (Rp)
b. Bantuan Guru ngaji/ Merbot
No. 1 2 3 4 5
Wilayah Kec. Penjaringan Kec. Pademangan Kec. Tg Priok Kec. Koja Kec. Kelapa Gading
67 37 86 64 32
26.800.000 14.800.000 34.400.000 25.600.000 12.800.000
95
6 7
Kec. Cilincing Tingkat kota
91 173
Jumlah
36.400.000 69.200.000
550
220.000.000
Jumlah Mustahik 73 32 118 98 59 209 161
Alokasi Dana (Rp) 29.200.000 12.800.000 47.200.000 39.200.000 23.600.000 83.600.000 64.400.000
750
300.000.000
a. Bantuan Guru Madrasah Honorer No 1 2 3 4 5 6 7
Wilayah Kec. Penjaringan Kec. Pademangan Kec. Tg Priok Kec. Koja Kec. Kelapa Gading Kec. Cilincing Tingkat kota Jumlah
b. Bantuan Monumental
No Wilayah 1 Kec. Penjaringan MI Al Bahr Kel. Kamal Muara 2 Kec. Cilincing RS. Islam Sukapura Kel. Sukapura Jumlah
Jumlah Mustahik 1
Alokasi Dana (Rp) 50.000.000
1
50.000.000
2
100.000.000
1. Bantuan Sosial Keagamaan (Dana Infaq dan Shadaqah) a. Bantuan Lembaga Keagamaan/ Kegiatan (Non Fisik)
96
No 1 2 3 4 5 6
Wilayah Kec. Penjaringan Kec. Pademangan Kec. Tg Priok Kec. Koja Kec. Kelapa Gading Kec. Cilincing Jumlah
Jumlah Mustahik 11 30 38 14 28 4 125
Alokasi Dana (Rp) 12.500.000 31.500.000 44.500.000 17.000.000 37.500.000 5.500.000 148.500.000
b. Bantuan Lembaga Keagamaan/ Pembangunan dan Renovasi (fisik) No 1 2 3 4 5 6
Wilayah Kec. Penjaringan Kec. Pademangan Kec. Tg Priok Kec. Koja Kec. Kelapa Gading Kec. Cilincing Jumlah
Jumlah Mustahik 7 6 17 17 22 5 74
Alokasi Dana (Rp) 14.500.000 14.500.000 41.000.000 44.000.000 51.000.000 12.500.000 177.500.000
2. Pendidikan Keterampilan Mustahik (Dana Infaq dan Shodaqah) No
1
Wilayah Pelatihan Tata Boga (Bogasari) Jumlah
Jumlah Mustahik
Alokasi Dana (Rp)
50
16.140.000
50
16.140.000
97
RESPONDEN PENELITIAN (SAMPEL YANG DIAMBIL)
NAMA SEKOLAH SMKN.55/XI/TM
PEKERJAAN ORANG TUA Pedagang
SMK Nusantara II/XI/OT
Buruh
SMK PGRI 3/XI/Ak
IRT
SMK PGRI 3/X/SEK
Buruh
SMK PGRI 3 /XI/AK
Buruh
SMK Nusantara II/X/OT
Buruh
SMKN.12 /X/AP
Buruh
SMK Nusantara/X/OT
Pedagang
SMK Nusantara II/XII/M.O
Buruh
SMK Al-Khairiyah 2/XI/T.M
IRT
SMK Al-Khairiyah 2/XI/T.M
IRT
MAN 5/X-3/
Karyawan
SMK PGRI 3 /XI
Buruh
SMK Tj.Priuk II/X/Ak
Buruh
SMK Nusantara 1
Buruh
SMAN 13/X-6
Pensiunan
SMK Dinamika/XI/Listrik
Buruh
98
SMK Diinamika/XI/T.Av
Buruh
SMK Barunawati/XI/AP
IRT
SMK Sari Putra/XI/AP
Buruh
SMAN 92/X-7/
Buruh
SMK Nusantara 2/X/Oto
Pedagang
SMK AL khoir bah/X/ak
Buruh
SMK Nusantara 1/XI/AP
Buruh
SMK Barunawati/X/AK
Buruh
SMAN 110/XI/IPS
Wiraswasta
SMK PGRI 3/X/AP
Pedagang
SMA.N 80/XI/IPS
Buruh
SMKN 12/XI/AP
Pedagang
SMK Nusantara/XI/Ak
Pedagang
SMK Al-Khairiyah 2/XI/T.M
Buruh
SMA YAPPENDA/XI/IPB
Karyawan
SMK Ar raudhah/XI AP
Buruh
MAN 5/X-2/
Wirasswata
SMK Al-Khairiyah 2/XI/T.M
Buruh
SMK.N 49/XI/Pemasaran
Pedagang
SMK Ar raudhah/X/ AP
Buruh
99
SMK Yappenda/X/AP
Supir
SMK Gunung Jati/X/AP
Pedagang
SMK Ar raudhah/XI AP
Buruh
……………………………………..