PENDIDIKAN PANCASILA
11 Modul ke:
Mata Kuliah Ini Memuat Pancasila dan Implementasinya (Sila Pertama)
Fakultas
Fikom Program Studi
Humas
Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH.
Pendahuluan Dr. H.Sya hri a l
• Sila Ketuhanan Yang Maha Esa dalam Pancasila pada prinsipnya menegaskan bahwa bangsa Indonesia dan setiap warga negara harus mengakui adanya Tuhan. Oleh karena itu, setiap orang dapat menyembah Tuhan-nya sesuai dengan keyakinannya masing-masing. Segenap rakyat Indonesia mengamalkan dan menjalankan agamanya dengan cara yang berkeadaban yaitu hormat menghormati satu sama lain 2
Continue..
• Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masingmasing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercayaannya. Negara Indonesia adalah satu negara yang ber-Tuhan. Dengan demikian, segenap agama yang ada di Indonesia mendapat tempat dan perlakuan yang sama dari negara.
Continue.. • Sila ini menekankan fundamen etis-religius dari negara Indonesia yang bersumber dari moral ketuhanan yang diajarkan agamaagama dan keyakinan yang ada, sekaligus juga merupakan pengakuan akan adanya berbagai agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa di Tanah Air Indonesia.
Continue.. • Dengan menyertakan moral ketuhanan sebagai dasar negara, Pancasila memberikan dimensi transendental pada kehidupan politik serta mempertemukan dalam hubungan simbiosis antara konsepsi ‘daulat Tuhan’ dan ‘daulat rakyat’. Dengan Pancasila, kehidupan kebangsaan dan kenegaraan terangkat dari tingkat sekular ke tingkat moral atau sakral. Di sini, terdapat rekonsiliasi antara tendensi ke arah sekularisasi dan sakralisasi.
Nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila dan penerapannya dalam kehidupan seharihari • Nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila dari Sila ke I sampai Sila ke V yang harus diaplikasikan atau dijabarkan dalam setiap kegiatan pengelolaan lingkungan hidup adalah sebagai berikut (Soejadi, 1999 : 88- 90) :
Nilai Moral Luhur Toleransi Antar Pemeluk Agama • Sebagai bangsa yang multi agama , keanekaragaman perilaku dan adat istiadat membuat masyarakat indonesia mempunyai watak yang dipengaruhi agama yang meeka anut. Tetapi karena bangsa Indonesia menyadari nilai-nilai Bhinneka Tunggal Ika dan nilai-nilai Pancasila dan penjabarannya dalam UUD 1945, maka perbedaan suatu agama bukanlah suatu hal yang merintangi didalam hidup bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
• Hormat menghormati dan bekerja sama antar pemeluk agama dan penganut-penganut kepercayan yang berbeda-bedadan saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya serta tidak memaksakan suatu agama atau kepercayaan kepada orang lain merupakan suatu keharusan.
• Dalam batang tubuh UUD 1945 (ps 29 UUD1945) tersirat mengenai peraturan dan ketentuan kehidupan beragama bagi penduduk Indonesia, negara menjamin kemerdekaan kepada penduduk untuk memeluk agama yang diyakininya.
• Kebebasan memeluk agama adalah salah satu hak yang paling azasi diantara hak-hak asasi manusia lainnya. • Kebebasan memeluk agama adalah salah satu hak yang paling asasi yang dimiliki manusia, sebab kebebasan beragama bersumberkan kepada martabat manusia sebagai makhluk Tuhan.
Makna Ketuhanan Yang Maha Esa • Manusia Indonesia percaya dan taqwa terhadap Tuhan YME, sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradab. • Mengembangkan sikap hormat-menghormati dan bekerja sama antar pemeluk agama dengan penganut kepercayaaan yang berbeda-beda terhadap Tuhan YME
• Bangsa Indonesia menyatakan kepercayaannya dan ketaqwaannya terhadap Tuhan YME. • Membina kerukunan hidup di antara sesama umat beragama dan kepercayaan terhadap Tuhan YME. • Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan YME adalah masalah yang menyangkut masalah pribadi manusia dengan Tuhan YME.
• Mengembangkan sikap saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing-masing. • Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan terhadap Tuhan YME kepada orang lain.
Sikap Toleransi Antar Umat Beragama Sangat Perlu Dikembangkan • Sikap toleransi antar umat beragama sangat perlu dikembangkan karena : • Kita sebagai makhluk social, tidak bisa lepas dari bantuan orang lain. Jadi sikap toleransi itu sangatlah perlu dilakukan ,sebagai makhluk social yang memerlukan bantuan terlebih dahulu maka kitalah yang hendaknya terlebih dahulu mengembangkan sikap toleransi itu, sebelum orang lain yang bertoleransi kepada kita .
• Jadi jika kita memerlukan bantuan orang lain, maka dengan tidak ragu lagi orang itu pasti akan membantu kita, karena terlebih dahulu kita sudah membina hubungan baik dengan mereka itu saling bertoleransi
Daftar Pustaka • • • • • • • • • • • • • • • •
Abdulgani, Roeslan, 1979, Pengembangan Pancasila di Indonesia, Yayasan Idayu, Jakarta. Ali, As’ad Said, 2009, Negara Pancasila Jalan KemaslahatanBerbangsa, Pustaka LP3ES, Jakarta. Anshari, Endang Saifuddin, 1981, Piagam Jakarta 22 Juni 1945 dan Sejarah Konsensus Nasional antara Nasionalis Islam dan Nasionalis “Sekular” tentang Dasar Negara Republik Indonesia 1945-1959, (BPUPKI), Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) 28 Mei 1945-22 Agustus 1945, Sekretariat Negara Republik Indonesia, Jakarta. Darmodihardjo, D, 1978, Orientasi Singkat Pancasila, PT. Gita Karya, Jakarta. Darmodihardjo, D dkk., 1991, Santiaji Pancasila Edisi Revisi, Usaha Nasional, Surabaya. Dodo, Surono dan Endah (ed.), 2010, Konsistensi Nilai-Nilai Pancasila dalam UUD 1945 dan Implementasinya, PSP-Press, Yogyakarta. _____, 2012, Problem Epistemologis Empat Pilar Berbangsa dan Bernegara, Paradigma, Soekarno, 1989, Pancasila dan Perdamaian Dunia, CV Haji Masagung, Jakarta. Suwarno, 1993, Pancasila Budaya Bangsa Indonesia, Kanisius, Yogyakarta. Yamin, Muhammad, 1954, Proklamasi dan Konstitusi Republik Indonesia, Djambatan, Jakarta/Amsterdam Referensi Lainnya : Anonim.2011.Penyimpangan Demokrasi Pancasila.http://www.selamatkan-indonesiaku.net. : 02 Juli 2011 Anonim.2011.Demokrasi Pancasila.http://www.id.wikipedia.org /wiki/Demokrasi_Pancasila : 02 Juli 2013 Anonim.2011.Demokrasi Pancasila http://syahri93.blogspot.com/2013/07/makna-sila-ke-4-pancasila.html Fatkhurrokhim, Heri.2012.Makalah Kewarganegaraan Sila Ke-4. http://herirookhie.wordpress.com/2012/10/03/makalahkewarganegaraan-sila-ke-4/: 01 Juli 2013
DalamSilaKetuhanan Yang MahaEsaterkandungnilaireligius, antaralain : • Kepercayaan terhadap adanya Tuhan Yang Maha Esa sebagai pencipta segala sesuatu dengan sifat-sifat yang sempurna dan suci seperti Maha Kuasa, Maha Pengasih, Maha Adil, Maha Bijaksana dan sebagainya
• Ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, yakni menjalankan semua perintah-Nya dan menjauhi larangan-larangannya. Dalam memanfaatkan semua potensi yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Pemurah manusia harus menyadari, bahwa setiap benda dan makhluk yang ada di sekeliling manusia merupakan amanat Tuhan yang harus dijaga dengan sebaikbaiknya; harus dirawat agar tidak rusak dan harus memperhatikan kepentingan orang lain dan makhluk-makhluk Tuhan yang lain.
• Di dalam konsepsi yang demikian, negara tidak mewakili agama tertentu tetapi negara harus memfasilitasi, melindungi, dan menjamin keamanannya jika warganya dalam melaksanakan ajaran agama karena keyakinan dan kesadarannya sendiri. Ajaran agama, dengan demikian, harus dilaksanakan dengan penuh toleransi dan berkeadaban di samping peran proaktif negara dengan menyelenggarakan dialog antar umat beragama.
• Pengejawantahan sila pertama dalam pasalpasal konstitusi juga mengandung makna bahwa Negara harus menjamin tegaknya toleransi beragama yang berkeadaban sebagaimana diatur di dalam Pasal 29 ayat (1) dan ayat (2) yang menjamin kemerdekaan untuk memeluk dan melaksanakan agama apa pun yang diyakini oleh setiap warga negara.
Daftar Pustaka • • •
• • • • • • • • •
Abdulgani, Roeslan, 1979, PengembanganPancasila di Indonesia, YayasanIdayu, Jakarta. Ali, As’ad Said, 2009, Negara PancasilaJalanKemaslahatanBerbangsa, Pustaka LP3ES, Jakarta. Anshari, EndangSaifuddin, 1981, Piagam Jakarta 22 Juni 1945 danSejarahKonsensusNasionalantaraNasionalis Islam danNasionalis “Sekular” tentangDasar Negara Republik Indonesia 1945-1959, (BPUPKI), PanitiaPersiapanKemerdekaan Indonesia (PPKI) 28 Mei 1945-22 Agustus 1945, Sekretariat Negara Republik Indonesia, Jakarta. Darmodihardjo, D, 1978, OrientasiSingkatPancasila, PT. Gita Karya, Jakarta. Darmodihardjo, D dkk., 1991, SantiajiPancasilaEdisiRevisi, Usaha Nasional, Surabaya. Dodo, SuronodanEndah (ed.), 2010, KonsistensiNilai-NilaiPancasiladalam UUD 1945 danImplementasinya, PSP-Press, Yogyakarta. _____, 2012, Problem EpistemologisEmpatPilarBerbangsadanBernegara, Paradigma, Soekarno, 1989, PancasiladanPerdamaianDunia, CV Haji Masagung, Jakarta. Suwarno, 1993, PancasilaBudayaBangsa Indonesia, Kanisius, Yogyakarta. Yamin, Muhammad, 1954, ProklamasidanKonstitusiRepublik Indonesia, Djambatan, Jakarta/Amsterdam
Terima Kasih Ikhwan Aulia Fatahillah, SH., MH.