Modul ke:
Pendidikan Pancasila PENDAHULUAN (Dasar-Dasar, Tujuan Penyelenggaraan, Capaian Dan Metode Pembelajaran Pendidikan Pancasila)
Fakultas
EKONOMI Program Studi
Manajemen http://www.mercubuana.ac.id
Dr. Saepudin S.Ag. M.Si.
Landasan Pendidikan Pancasila • • • • •
Landasan Yuridis Pendidikan Pancasila Landasan Pendidikan Pancasila a. Landasan Historis b. Landasaan Yuridis c. Landasaan Filosofis
Landasan Yuridis Pendidikan Pancasila
1. Dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem pendidikan Nasional yang letapkan kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat pendidikan agama, Jidikan kewarganegaraan, dan bahasa. 2. UU No. 14 Tahun 2005 tentang Guru dan Dosen yang menetapkan lulusan program magister untuk mengajar program diploma dan sarjana. Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang menetapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan tinggi, wajib memuat mata kuliah pendidikan agarna, pendidikan kewarganegaraan dan bahasa Indonesia serta bahasa Inggris. 3. Kurikulum tingkat satuan pendidikan tinggi program Diploma dan sarjana, wajib memuat mata kuliah yang bermuatan kepribadian, kebudayaan serta mata kuliah statistika dan atau matematika
PENDAHULUAN 1. Dasar-Dasar Mempelajari Pendidikan Pancasila 2. Tujuan Penyelenggaraan Pembelajaran Pendidikan Pancasila 3. Pencapaian Pembelajaran Pendidikan Pancasila 4. Metode Pembelajaran Pendidikan Pancasila
4. SK No. 43/DKTI/Kep./2006 tentang Rambu-Rambu Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Keperibadian di Perguruan Tinggi, rnelalui pendidikan kewarganegaraan. 5. Pasal 3 Undang-Undang No- 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional yang rnengatakan:Berdasarkan Surat Edaran Dirjen DiktiNo. 2393 /D/T/2009 tentang Penyelenggaraan Perkuliahan Pendidikan Pancasila di Perguruan Tinggi, menunjukan telah diadakan beberapa kali simposium, di antaranya berikut ini. 6. Hasil Simposium Nasional III Pendidikan Pengembangan Kepribadian Tahun 2006 di Semarang. 7. Hasil Simposium Nasional IV Pendidikan Pengembangan Kepribadian Tahun 2009 di Semarang. 8. Hasil Simposium Nasional Pendidikan Pendidikan Pancasila sebagai Pendidikan Kebangsaan Tahun 2009 di UPI Bandung. 9. Hasil Kongres Pancasila Tahun 2009 di UGM Yogyakarta. 10. Hasil Tirn Pengkajian PenerapanMata Kuliah Pendidikan Pancasila di Perguruan Tmggi 2009.
Landasan Historis • Pancasila digali dari bangsa Indonesia sendiri yang telah tumbuh dan berkembang semenjak lahirnya bangsa Indonesia. Masa yang dapat dipersamakan dengan lahirnya bangsa Indonesia yang memiliki wilayah seperti Indonesia merdeka saat ini, adalah masa kerajaan Sriwijaya dan Majapahit. Pada masa itu, nilai-nilai ketuhanan, seperti kepercayaan kepada Tuhan telah berkembang dan sikap toleransi juga telah lahir, begitu pula nilai kemanusiaan yang adil dan beradab, serta sila-sila yang lainnya.
Landasaan Yuridis • •
•
• •
•
Undang-Undang No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, PP No. 60 Tahun 1999, Keputusan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No. 30 Tahun 1990 menetapkan status pendidikan Pancasila dalam kurikulum pendidikan tinggi sebagai Keputusan - Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi, Nomor: 265/Dikti/Kep/2000 tentang Penyempurnaan Kurikulum Inti Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Pendidikan Pancasila pada Perguruan Tinggi Keputusan Mendiknas No. 232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi, dan penilaian hasil belajar mahasiswa Surat Keputusan No. 38/Dikti/Kep./2002 tentang Rambu-Rarribu Pelaksanaan Kelompok Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian di Perguruan Tinggi. Berdasarkan UU No. 20/2003 tentang sistem Pendidikan Nasional, maka, Direktur Jendral Pendidikan Tinggi Mengeluarkan surat keputusan No. 43/Diteki/kep./2006 tetang kampuskampuspelaksanaankelompok mata kuliah pengembangan kepribadian di perguruan tinggi, SK ini adalah penyempurnaan dari SK yang lalu.
Landasan Filosofis • Secara filosofis dan objektif, nilai-nilai yang tertuang dalam sila-sila Pancasila merupakan filosofi bangsa Indonesia sebelum mendirikan negara Republik Indonesia. Sebelum berdirinya negara Indonesia, bangsa Indonesia adalah bangsa yang berketuhanan, bangsa yang berkemanusiaan yang adil dan beradab, dan bangsa yang selalu berusaha mempertahankan persatuan bagi seluruh rakyat untuk mewujudkan keadilan. • Pancasila sebagai dasar filsafat negara harus menjadi sumber bagi segala tindakan para penyelenggara negara, menjadi jiwa dari perundang-undangan yang berlaku dalam kehidupan bernegara. •
Tujuan Pendidikan Pancasila 1. Tujuan Nasional 2. Tujuan Pendidikan Nasional 3. Misi dan visi pendidikan pengembangan kepribadian 4. Kompetensi Pendidikan Pancasila 5. Dasar substansi kajian pendidikan Pancasila
Tujuan Pendidikan Pancasila Tujuan nasional sebagaimana ditegaskan dalam Pembukaan UUD 1945 alinea keernpat, menyatakan: "...melindungi segenap bangsa Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, ...memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial ...". Pendidikan nasional berdasarkan Pancasila dan UUD 1945, berfungsi untuk mengembangkan kemampuan serta meningkatkan mutu kehidupan dan martabat manusia Indonesia dalam rangka mewujudkan tujuan nasional. Berdasarkan UU No. 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan Nasional, menurut Pasal 4 dinyatakan tentang tujuan pendidikan nasional, yaitu "Pendidikan Nasional bertujuan mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan manusia Indonesia seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan, kesehatan jasmani, danrohani, kepribadian yang mantap dan mandiri, serta tanggungjawab kemasyarakatan dan kebangsaan".
Metodologi Pembelajaran Pendidikan Pancasila •
•
•
•
•
Agar pendidikan Pancasila lebih memberikan kesan dan mencapai sasaran, sesuai dengan misi dan visi pendidikan Pancasila di perguruan tinggi, maka proses pembelajarannya hasus sesuai dengan konteks kemahasiswaan yang bercirikan kritis, analistis, dan dinamis. Dengan demikian, metodologi pembelajaran harus meliputi hal-hal berikut ini. Pendekatan: menernpatkan mahasiswa sebagai subjek pendidikan, mitra dalam proses pembelajaran dan sebagai umat, anggota keluarga, masyarakat, dan warga negara. Metode proses pembelajaran: pembahasan secara kritis analitis, induktif, deduktif, dan reflektif melalui dialog kreatif yang bersifat partisipatoris untuk meyakini kebenaran substansi dasar kajian. Benluk aktivitas proses pembelajaran: kuliah tatap muka, ceramah, dialog (diskusi) interaktif, studi kasus, penugasan mandiri, seminar kecil, dan evaluasi belajar. Motivasi: menumbuhkan kesadaran bahwa proses belajar mengembangkan kepribadian merupakan kebutuhan hidup.
Terima Kasih Dr. Saepudin S.Ag. M.Si.