CITIZENSHIP: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan
PENDIDIKAN KARAKTER ANAK PADA KELUARGA TKW (STUDI KASUS DI DESA NGLANDUNG, KECAMATAN GEGER KABUPATEN MADIUN TAHUN 2015) Riyayan Dwi Saputro Abstrak
P
ilihan untuk bekerja menjadi TKW di luar negeri memungkinkan timbulnya permasalahan baru yang muncul, terutama tentang dalam pendidikan karakter pada anak-anak keluarga TKW. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui penanaman nilai-nilai pendidikan karakter anak pada keluarga TKW di Desa Nglandung, Kecamatan Geger Kabupaten Madiun tahun 2015, strategi yang dilakukan dalam memberikan pendidikan karakter anak pada keluarga TKW di Desa Nglandung, Kecamatan Geger Kabupaten Madiun tahun 2015, dan hambatan-hambatan yang ada pada pendidikan karakter anak pada keluarga TKW di Desa Nglandung, Kecamatan Geger Kabupaten Madiun tahun 2015. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Nglandung, Kecamatan Geger Kabupaten Madiun mulai bulan September 2015 sampai dengan Januari 2016. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan jenis penelitian deskriptif kualitatif. Data yang digunakan dalam penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Teknik pengumpulan data yang digunakan meliputi wawancara, observasi, dan dokumentasi. Uji keabsahan data menggunakan teknik triangulasi. Penelitian ini menggunakan studi kasus fenomenologi sebagai dasar teorinya. Dalam penelitian ini digunakan analisis data kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa penanaman nilai-nilai pendidikan karakter anak pada keluarga TKW di Desa Nglandung, Kecamatan Geger Kabupaten Madiun sudah dilaksanakan dengan baik. Strategi yang dilakukan dalam memberikan pendidikan karakter anak pada keluarga TKW di Desa Nglandung, Kecamatan Geger Kabupaten Madiun dilakukan melalui pembelajaran, pembiasaan, dan keteladanan. Hambatanhambatan yang ada pada pendidikan karakter anak pada keluarga TKW di Desa Nglandung, Kecamatan Geger Kabupaten Madiun berasal dari aspek internal dan eksternal. Hambatan dari aspek internal adalah tidak adanya ibu disamping anak-anak dalam waktu yang lama membuat anak merasa sedih, anak merasakan kangen kepada ibunya, ayah dalam mendidik terlalu tegas bahkan terkadang dengan marah dan terkadang acuh tak acuh atau masa bodoh terhadap anak, serta anak banyak mengalami perubahan perilaku karena kurangnya pembinaan, pendampingan, perhatian, dan kasih sayang dari ibu. Hambatan dari aspek eksternal berasal dari lingkungan masyarakat maupun lingkungan pertemanan atau teman sebaya, khususnya yang berkaitan dengan pergaulan dengan teman, prestasi belajar yang tidak maksimal, dan kesulitan belajar dengan penuh konsentrasi. Kata Kunci: pendidikan karakter, keluarga TKW Mahasiswa Program Studi Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, FPIPS IKIP PGRI Madiun. 509
CITIZENSHIP: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 4, No. 2, April 2016
mengajar yang kondusif.” Oleh sebab
PENDAHULUAN Bangsa Indonesia pada saat ini
itu, pembentukan karakter tidak bisa
dihadapkan pada krisis karakter yang
dipisahkan
cukup memprihatinkan. Fenomena
Diperlukan kepedulian oleh berbagai
tentang
kenakalan
pihak baik oleh pemerintah, sekolah,
remaja dalam masyarakat, seperti
masyarakat, maupun keluarga. Dalam
perkelahian antar pelajar, perilaku
keluarga, anak dilahirkan, dirawat,
seks pranikah di kalangan remaja, dan
dibesarkan dan proses pendidikan
berbagai
kasus
moral
berawal. Orang tua adalah guru
lainnya
merupakan
saru
pertama dan utama bagi anak. Sejak
meningkatnya
dekadensi salah
dari
indikator dari krisis karakter pada
anak
masyarakat, khususnya remaja. Untuk
berbicara,
itu, krisis karakter sudah waktunya
berinteraksi dan bersosialisasi dengan
untuk
anggota keluarga terlebih dahulu.
diatasi
secara
struktural.
dilahirkan
kehidupan.
dan
mulai
belajar
mengenal
untuk
Penanganan krisis karakter haruslah
Masa
dimulai
akan
berinteraksi dan bersosialisasi dengan
penyebab krisis itu sendiri salah
anggota keluarga, ini adalah saat yang
satunya
tepat
dari
pemahaman
dengan
menanamkan
anak-anak
bagi
orang
yang
tua
hanya
untuk
pendidikan budi pekerti atau karakter
membentuk karakter seorang anak.
mulai sejak dini.
Orang tualah yang merupakan teladan bagi anak.
Fathurrohman, dkk. (2013: 116) mengemukakan bahwa “Pendidikan karakter
tidak
hanya
membuat
seorang anak mempunyai akhlak mulia,
akan
tetapi
juga
dapat
meningkatkan kualitas akademiknya. Hubungan pendidikan keberhasilan
antara
keberhasilan
karakter akademik
dengan dapat
menumbuhkan suasana sekolah yang menyenangkan dan proses belajar 510
Pada
keluarga
tenaga
kerja
wanita (TKW) yang bekerja di luar negeri, kebersamaan keluarga tentu saja tidak terjadi. Hal ini menjadikan lingkungan yang kurang kondusif dalam pembentukan karakter anak. Fungsi ibu pada keluarga yang ibunya bekerja sebagai tenaga kerja wanita (TKW) di luar negeri tidak dapat berjalan
ideal.
Walaupun
dalam
keluarga tersebut peran ibu dapat
Riyayan Dwi Saputro, Pendidikan Karakter Anak Pada Keluarga Tkw ...
digantikan
anggota
keluarga
lain
untuk mengetahui penanaman nilai-
seperti ayah, kakak, bibi, atau nenek,
nilai pendidikan karakter anak pada
namun fungsi ibu tidak dapat berjalan
keluarga TKW di Desa Nglandung,
secara optimal. Sebagai akibat dari
Kecamatan Geger Kabupaten Madiun
kurang optimalnya fungsi ibu, anak
tahun 2015, strategi yang dilakukan
kehilangan perhatian serta kontrol
dalam
atas perilaku yang mereka lakukan.
karakter anak pada keluarga TKW di
Hal ini akan berpengaruh terhadap
Desa Nglandung, Kecamatan Geger
perkembangan anak. Istri yang juga
Kabupaten Madiun tahun 2015, serta
sebagai seorang ibu bekerja menjadi
hambatan-hambatan yang ada pada
TKW di luar negeri menyebabkan
pendidikan
anak jauh dari ibunya. Pilihan untuk
keluarga TKW di Desa Nglandung,
bekerja menjadi TKW di luar negeri
Kecamatan Geger Kabupaten Madiun
memungkinkan
tahun 2015.
timbulnya
memberikan
pendidikan
karakter
anak
pada
permasalahan baru yang muncul, terutama tentang dalam pendidikan karakter pada anak-anak keluarga TKW tersebut. Pendidikan karakter yang
seharusnya
dimulai
dari
keluarga terutama ibu di rumah tidak dapat
berjalan
menanamkan
optimal,
pendidikan
yang karakter
pada anak yang ditinggalkan ibunya menjadi
TKW
digantikan
oleh
anggota keluarga lain. Berdasarkan pernyataan di atas maka penulis ingin mengadakan penelitian dengan judul “Pendidikan Karakter Anak Pada Keluarga TKW (Studi Kasus di Desa Nglandung,
Kecamatan
Geger
Kabupaten Madiun Tahun 2015).” Adapun tujuan penelitian ini adalah
KAJIAN TEORI Pendidikan
Karakter
dalam
Keluarga Menurut Narwanti (2011: 1) “karakter berasal dari bahasa Yunani kharakter yang berakar dari diksi kharassein yang berarti memahat atau mengukir (to inscribe/to engrave), sedangkan karakter
dalam
bahasa
bermakna
Latin
membedakan
tanda.” Dalam Bahasa Indonesia, karakter dapat diartikan sebagai sifatsifat kejiwaan/tabiat/watak. Secara istilah pertama
terdapat
dua
karakter
pengertian, menunjukkan
bagaimana seseorang bertingkah laku, apabila seseorang berperilaku tidak jujur, kejam, atau tidak rukun, maka 511
CITIZENSHIP: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 4, No. 2, April 2016
orang tersebut perwujudan sebagai karakter jelek, sebaliknya apabila seseorang berperilaku jujur, suka menolong,
maka
orang
tersebut
perwujudan sebagai karakter mulia. Plato (dalam Koesoema, 2007: 112)
berpendapat
memahami
bahwa
pendidikan
“untuk karakter
merupakan sebuah sistem pembinaan dan pembentukan untuk menciptakan sosok pribadi pemimpin yang akan membawa masyarakat pada suatu kebaikan dan keadilan.” Ellen G. White
dalam
Sarumpaet
(dalam
Muhdar, 2013: 116) mengemukakan bahwa
“Pengembangan
karakter
adalah usaha paling penting yang
a. Matra individu, matra individu dalam pendidikan karakter menyiratkan dihargainya nilai-nilai kebebasan dan tanggung jawab. Nilai-nilai inilah yang menjadi prasyarat utama sebuah perilaku bermoral. Yang menjadi subjek bertindak dan subjek moral adalah pribadi itu sendiri. b. Matra sosial, matra sosial mengacu pada corak relasional antara individu dengan individu lain atau dengan lembaga lain yang menjadi cerminan kebebasan individu dalam mengorganisir dirinya sendiri. c. Matra moral, matra moral menjadi jiwa yang menghidupi gerak dan dinamika masyarakat sehingga masyarakat tersebut menjadi semakin berbudaya dan bermartabat. Ada
beberapa
nilai
yang
pernah diberikan kepada manusia.
dianggap perlu dalam untuk dijadikan
Baik dalam pendidikan rumah tangga
fokus pendidikan karakter. Menurut
ataupun dalam sekolah, orang tua dan
Deklarasi Aspen (dalam Mundiri,
guru tetap sadar bahwa pembangunan
2012: 42) dihasilkan enam nilai etik
tabiat
utama (core ethical values) yang
yang agung adalah
tugas
mereka.”
disepakati untuk diajarkan dalam
Aspek-Aspek Pendidikan Karakter Koesoema
(2007:
143)
mengemukakan bahwa pendidikan karakter
sebagai
pedagogi
memberikan tiga matra penting setiap tindakan edukatif maupun campur tangan internasional bagi kemajuan pendidikan. Matra itu yaitu sebagai berikut: 512
sistem pendidikan karakter, yaitu: (a) dapat dipercaya (trustworty) meliputi sifat jujur (honesty) dan integritas (integrity), (b) memperlakukan orang lain dengan hormat (treats people with respect), (c) bertanggung jawab, (d) adil (fair), (e) kasih sayang (caring), dan (f) warga negara yang baik (good citizen).
Riyayan Dwi Saputro, Pendidikan Karakter Anak Pada Keluarga Tkw ...
Strategi Pendidikan Karakter Strategi
dalam
pendidikan
“sebuah
institusi
karena
ikatan
yang
terbentuk
perkawinan.
Di
karakter menurut Lestari (2013: 54-
dalamnya hidup bersama padangan
55) dapat dilakukan melalui sikap-
suami
sikap berikut ini:
pernikahan.” Nurihsan (2009: 99)
a. Keteladanan Orang tua harus menjadi figur yang ideal bagi anak-anaknya dan harus menjadi panutan yang bisa mereka andalkan bagi anak-anak dalam mengarungi kehidupan. b. Penanaman disiplin Disiplin pada hakikatnya adalah suatu ketaatan yang sungguhsungguh yang didukung kesadaran untuk menunaikan tugas kewajiban serta berperilaku menurut aturan atau tata kelakuan yang seharusnya berlaku dalam suatu lingkungan tertentu. c. Pembiasaan Anak akan tumbuh dalam lingkungan yang mengajarinya dan merupakan sesuatu kebiasaan yang dihadapi setiap hari. Terbentuknya karakter memerlukan proses yang relatif lama dan terus menerus maka pembiasaan harus dilakukan. d. Menciptakan suasana yang kondusif Lingkungan dapat dikatakan merupakan proses pembudayaan anak yang dipengaruhi kondisi yang setiap saat dihadapi dan dialami anak. e. Integrasi dan internalisasi. Pendidikan karakter harus terintegrasi dan terinternalisasi dalam segala aspek kehidupan.
menyatakan
istri
secara
sah
bahwa
merupakan
sistem
alamiah,
“keluarga sosial
berfungsi
aturan-aturan,
karena
yang
membentuk
komunikasi,
dan
negosiasi di antara para anggotanya.” Ketiga
fungsi
mempunyai terhadap
sejumlah
para melakukan
ini
implikasi
perkembangan
keberadaan Keluarga
keluarga
dan
anggotanya. suatu
pola
interaksi yang diulang-ulang melalui partisipasi seluruh anggotanya. Pengertian TKW Tenaga Kerja Wanita adalah (TKW) setiap wanita yang mampu melakukan pekerjaan, baik di dalam maupun di luar hubungan kerja, guna menghasilkan sesuatu yang berupa barang atau jasa untuk memenuhi kebutuhan penelitian
masyarakat. ini,
TKW
Dalam merupakan
tenaga kerja Indonesia (TKI) yang bekerja di luar negeri. Menurut
Tanggungjawab Keluarga TKW
Undang-Undang No. 39 Tahun 2004
terhadap Pendidikan Anak
tentang
Djamarah mendefinisikan
keluarga
Penempatan
dan
(2004:16)
Perlindungan Tenaga Kerja Indonesia
sebagai
di Luar Negeri, pasal 1, dinyatakan 513
CITIZENSHIP: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 4, No. 2, April 2016
bahwa “Tenaga Kerja Indonesia yang
Pertama, tekanan ekonomi. Kedua,
selanjutnya
TKI
lingkungan keluarga yang sangat
adalah setiap warga negara Indonesia
mendukung dalam bekerja. Ketiga,
yang memenuhi syarat untuk bekerja
tidak ada peluang kerja lain sesuai
di luar negeri dalam hubungan kerja
dengan ketrampilannya” (Abdullah
untuk jangka waktu tertentu dengan
dalam Sosan, 2010: 99). Nashih
menerima upah.”
Ulwan dalam Djamarah (2004: 29)
disebut
dengan
Undang-Undang No. 13 Tahun
membagi tanggung jawab orang tua
2003 tentang Ketenagakerjaan, pasal
dalam
1 menyebutkan bahwa “Tenaga kerja
langsung dengan “(1) Pendidikan
adalah setiap orang yang mampu
iman, (2) Pendidikan moral, (3)
melakukan
Pendidikan
pekerjaan
guna
mendidik
fisik,
bersentuhan
(4)
Pendidikan
menghasilkan barang dan/atau jasa
rasio/akal, (5) Pendidikan kejiwaan,
baik untuk memenuhi kebutuhan
(5)
sendiri maupun untuk masyarakat.”
Pendidikan seksual.”
Oleh
karena
sedemikian
itu
tenaga
yang
pentingnya
bagi
menentukan
mati
hidupnya bangsa itu sendiri, baik fisik maupun kulturil maka perlu diadakan peraturan yang sebaik-baiknya yang dimulai
sebelum
orang
sosial,
dan
(6)
kerja
kehidupan bangsa dan merupakan faktor
Pendidikan
menjadi
tenaga kerja sampai ia meninggal dunia.
METODE PENELITIAN Penelitian ini dilaksanakan di Desa Nglandung, Kecamatan Geger Kabupaten Madiun. Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan September 2015 sampai dengan Januari 2016. Pendekatan dan Jenis Penelitian Penelitian pendekatan
ini
menggunakan
kualitatif.
Menurut
Peran perempuan dalam ekonomi
Bogdan dan Taylor (dalam Moleong,
rumah tangga semakin penting sejalan
2010: 4) metode kualitatif adalah
dengan menurunnya peranan sektor
prosedur
pertanian dalam perekonomian desa.
menghasilkan data deskriptif yang
“Keterlibatan
dalam
berupa kata-kata tertulis atau lisan
keluarga
dari orang-orang dan perilaku yang
kegiatan
perempuan ekonomi
dipengaruhi oleh beberapa faktor.
514
diamati.
penelitian
Jenis
penelitian
yang
ini
Riyayan Dwi Saputro, Pendidikan Karakter Anak Pada Keluarga Tkw ...
merupakan kualitatif, terbatas
penelitian yaitu
pada
deskriptif
Kabupaten
Madiun. peneliti
Data secara
yang
penelitian
yang
diperoleh
tertulis
usaha-usaha
yang
adalah dokumen atau arsip dari
mengungkapkan suatu masalah atau
lembaga
keadaan atau peristiwa sebagaimana
Nglandung berupa data monografi
adanya sehingga bersifat sekedar
desa tahun 2015 dan dokumen lain
mengungkapkan fakta (fact finding).
untuk menunjang data penelitian yaitu
Desa
data tertulis mengenai sejarah Desa
Sumber Data Data
pemerintahan
yang
digunakan
dalam
penelitian ini meliputi data primer dan data sekunder. Sumber data
Nglandung,
Kecamatan
Geger
Kabupaten Madiun. Teknik Pengumpulan Data
primer diperoleh peneliti melalui
Terdapat
wawancara dengan responden atau
pengumpulan
pengamatan. Subyek sebagai sumber
digunakan dalam suatu penelitian.
data primer dalam penelitian ini
Pemilihan teknik pengumpulan data
adalah keluarga TKW atau orang tua
harus relevan dengan kebutuhan data
pengganti
memberikan
penelitian. Pada penelitian ini, teknik
pendidikan karakter pada anak dalam
pengumpulan data yang digunakan
keluarga baik itu ayah, kakak, atau
meliputi wawancara, observasi, dan
kerabat atau anggota keluarga dan
dokumentasi.
juga anak pada keluarga TKW di
dilakukan dengan cara mengajukan
Desa Nglandung, Kecamatan Geger
pertanyaan
Kabupaten Madiun. Untuk menambah
informan, khususnya terkait dengan
kelengkapan data yang dibutuhkan,
pendidikan
peneliti juga melakukan wawancara
keluarga
dengan kepala desa dan perangkat
menanamkan
desa serta tokoh masyarakat di Desa
juga
Nglandung,
menanamkan
yang
Kecamatan
Geger
beberapa data
teknik
yang
Teknik
dapat
wawancara
langsung
karakter TKW,
kepada
anak
strategi
pendidikan
dalam karakter,
hambatan-hambatan pendidikan
pada
dalam karakter
Kabupaten Madiun. Data sekunder
anak pada keluarga TKW. Dalam
berupa data-data tertulis mengenai
penelitian ini menggunakan metode
kondisi sosial, budaya dan ekonomi
observasi
Desa Nglandung, Kecamatan Geger
masyarakat
langsung Desa
yaitu
pada
Nglandung, 515
CITIZENSHIP: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 4, No. 2, April 2016
Kecamatan
Geger
Kabupaten
dalam
melakukan
analisis
data
Madiun. Peneliti melakukan observasi
digunakan teknik analisis deskriptif.
ini untuk memperoleh data yang
Teknik
lengkap
mendeskripsikan
dan
rinci
mengenai
ini
dilakukan
dengan
data-data
di
pelaksanaan pendidikan karakter anak
lapangan, data tersebut dianalisis dan
pada
disimpulkan.
keluarga
Nglandung,
TKW
Kecamatan
di
Desa Geger
HASIL PENELITIAN
Kabupaten Madiun.
Penanaman Nilai-Nilai Pendidikan Teknik Analisis Data
Karakter Anak Pada Keluarga
Menurut Sugiyono (2015: 89)
TKW
di
analisis data adalah proses mencari
Kecamatan
dan menyusun secara sistematis data
Madiun
Desa
Nglandung,
Geger
Kabupaten
yang diperoleh dari hasil wawancara,
Pada aspek religius, diketahui
catatan lapangan, dan dokumentasi,
bahwa anak-anak sudah diajari untuk
dengan cara mengorganisasikan data
meyakini keberadaanya adalah karena
ke dalam kategori, menjabarkan ke
adanya Tuhan YME, sehingga dalam
dalam unit-unit, melakukan sintesa,
agama Islam untuk mengungkapkan
menyusun ke dalam pola, memilih
rasa syukur salah satunya adalah
mana yang penting dan yang akan
dengan
dipelajari, dan membuat kesimpulan
Berdasarkan hasil wawancara anak-
sehingga mudah difahami oleh diri
anak pada keluarga TKW di Desa
sendiri maupun orang lain. Penelitian
Nglandung sudah menyadari hal itu,
ini menggunakan teknik analisis data
bagi anak-anak yang sudah besar
yang bersifat kualitatif, yaitu data
sekitar sudah mempunyai kesadaran
yang diperoleh dari hasil wawancara,
sendiri untuk melaksanakan sholat.
observasi, dan dokumentasi serta
Anak yang masih kecil masih butuh
dikumpulkan
dikelompokkan
pembinaan dari orang tua yaitu
berdasarkan indikator-indikator yang
dengan menyuruh anaknya untuk
ada, serta berdasarkan fakta-fakta,
sholat.
dan
melakukan
shalat.
dan juga pada pemikiran-pemikiran
Anak yang masih kecil belum
yang kritis untuk memperoleh hasil
menyadari pentingnya beragama dan
yang berbobot. Oleh karena itu,
menjalankan kewajiban
516
beragama,
Riyayan Dwi Saputro, Pendidikan Karakter Anak Pada Keluarga Tkw ...
sehingga mereka masih butuh untuk
Pendidikan karakter pada anak
mendapat bimbingan dari keluarga.
juga
Seharusnya keluarga yang pertama
pemberian tanggung jawab. Dalam
kali menanamkan pendidikan agama
mendidik anak sehingga mempunyai
karena
tanggung jawab salah satunya adalah
menyangkut
hubungan
dapat
dilakukan
manusia dengan Tuhannya. Bapak
dengan
atau
Pemberian tugas ini bertujuan agar
saudara
memberikan dengan
di
rumah
pemahaman
memberikan
perlu agama
pengarahan
memberikan
melalui
anaknya
anak
tugas.
memelaksanakan
dan
bertanggung jawab terhadap apa yang
tentang apa yang baik atau tidak baik,
ditugaskan
selain itu seharusnya keluarga juga
pengamatan peneliti, keluarga TKW
yang pertama kali mengajari anak
yang mempunyai anak laki-laki tidak
untuk
ibadah.
membebankan tanggung jawab atau
agama
tugas
melaksanakan
Menanamkan
pemahaman
kepadanya.
kepada
anak
Dari
laki-lakinya.
sebaiknya sejak dini, sehingga anak
Pekerjaan rumah seperti mencuci
akan masih ingat juga mudah untuk
piring, menyapu dan mengepel lebih
mengajarinya.
sering
Keteladanan dari ayah, seperti melaksanakan
kepada
anak
perempuan.
berjamaah
Pemberian tugas rumah kepada
bersama anaknya, maka dalam hal ini
anak laki-laki sebenarnya tidak ada
keteladanan dari orang tua sudah ada.
salahnya karena hal tersebut melatih
Hal ini ditunjukkan dengan adanya
kemandirian dan tanggung jawab
temuan penelitian bahwa orang tua
anak kelak sebagai bekal hidup dalam
atau saudara dari anak keluarga TKW
keluarga, karena tidak selamanya
tidak hanya menyuruh anak untuk
peran
melakukan sholat, tetapi juga dengan
perempuan.
keteladanan
ketidakpercayaan kepada anak untuk
dengan
sholat
diberikan
yaitu
mencontohkan
perbuatan
ayah/pengasuh
nyata
melakukan
Dalam
dipegang hal
pekerjaan
oleh
ini
ada
rumah.
untuk
Seharusnya anak diajari mulai dari
melakukan shalat, khususnya dengan
kecil, tentu saja hal itu membutuhkan
mengajak
proses yang panjang, karena anak
berjamaah.
anak
sendiri
dari
domestik
untuk
shalat
butuh
untuk
belajar.
Seharusnya
517
CITIZENSHIP: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 4, No. 2, April 2016
meskipun tidak bersih dalam hal
mengakibatkan tidak maksimalnya
mencuci, ayah atau saudara dari anak
pendidikan yang diberikan orang tua.
keluarga TKW membiarkan anak
Pada beberapa responden, diketahui
untuk
terdapat bapak yang selalu menuruti
melakukan
tugas
tersebut,
karena hal itu merupakan proses dari
atau
pembelajaran.
tidak
ketika mereka meminta sesuatu. Pada
memberikan pekerjaan rumah kepada
umumnya, suami TKW mengaku
anak, hal ini pula menyebabakan anak
selalu
tidak bisa mandiri. Cara mengajari
supaya anak tidak rewel. Selalu
bertanggung jawab lainnya adalah
memenuhi permintaan anak akan
dengan mengajari anak menabung,
mengakibatkan anak menjadi manja
hal ini bertujuan agar anak dapat
dan menjadi penuntut. Seharusnya
mengelola keuangan sendiri. Anak
ayah tidak memanjakan anak untuk
diberi
selalu menuruti keinginan anaknya.
Dengan
tanggung
memenuhi
permintaan
menuruti
keinginan
anak
anak
jawab
dalam
sendiri
selain
Mengajari anak tanggung jawab
mengajari anak untuk berhemat juga
akan menimbulkan sikap peduli pada
mengajari
anak. Sikap tanggung jawab yang
mengelola
uang
anak
untuk
dapat
mengontrol pengeluaran. Anak yang
ditanamkan
diberi uang khusus untuk menabung
contohnya yaitu dengan memberikan
bisa
pekerjaan
bertanggung
jawab
untuk
kepada
rumah.
anak
Pada
adalah
keluarga
menabungkan uangnya, dan bukan
TKW di desa Nglandung anak-anak
tidak
perempuan
bertanggungjawab
dengan
diberi
tugas
untuk
menjajakan uang tersebut. Anak yang
melakukan pekerjaan rumah. Disiplin
tidak
khusus
dalam penelitian ini dimaksudkan
menabung dapat menyisihkan uang
adalah suatu sikap yang menunjukan
jajan tersebut dapat belajar berhemat.
ketaatan terhadap ketentuan yang
mendapat
uang
Pola pendidikan yang diberikan
sudah disepakati bersama baik oleh
kepada anak tidaklah konsisten. Anak
keluarga maupun oleh masyarakat
diajari untuk menabung, tetapi di sisi
lingkunganya. Agar anak menjadi
lain mereka juga dimanjakan oleh
pribadi yang disiplin tentunya orang
uang dengan memberi uang tambahan
tua
setelah pulang sekolah. Hal ini akan
membiasakan anak mengendalikan
518
harus
bekerja
keras
dan
Riyayan Dwi Saputro, Pendidikan Karakter Anak Pada Keluarga Tkw ...
diri dan berusaha menepati waktu.
bahwa ada keteladanan dari orang tua
Idealnya
untuk
orang
tua
membiasakan
harus
anak-anaknya
berdisiplin
dari
hal-hal
yang
bangun
keteladanan
lebih
dalam
pagi
juga
melaksanakan
sholat subuh. Ayah atau saudara juga
sederhana yaitu mentaati kewajiban
telah
memperhatikan
anak
untuk
anak dalam keluarga.
belajar. Anak-anak belajar hanya
Pada keluarga TKW menerapkan
kadang-kadang yaitu ketika ujian
disiplin disini khususnya mengenai
semester atau ujian nasional tiba. Dari
pengaturan
waktu
dan
uraian di atas dapat disimpulkan
pergaulan
anak-anaknya.
Pada
bahwa penanaman kedisiplinan anak
beberapa ayah dari anak keluarga
sudah maksimal. Hal itu terlihat dari
TKW
tidak
adanya pengaturan terhadap anak
membatasi pergaulan anaknya, karena
mengenai pengaturan waktu anak
anaknya hanya bermain dengan teman
untuk belajar, bermain dan menonton
sekelasnya
TV.
bermain
menyatakan
saja.
bahwa
Pada
umumnya
Kebanyakan
anak
hanya
keluarga TKW ayah atau pengasuh
menghabiskan waktu untuk bermain
membebaskan anak untuk bergaul,
dan menonton TV. Selain itu, juga
tetapi
sudah ada keteladanan dari orang tua.
bukan
melakukan
berarti
ayah
pengawasan
tidak
terhadap
Mandiri
anaknya. Dari pengamatan dan hasil
memecahkan
wawancara
bahwa
kepentingan sendiri dengan penuh
responden tidak mengatur bagaimana
tanggung jawab. Kemandirian pada
anaknya harus bermain, dengan siapa
seseorang sangat mutlak diperlukan,
harus bermain, tetapi yang pasti
oleh sebab itu sikap kemandirian
anaknya masih berlaku baik dan tidak
harus dibiasakan pada anak sedini
melakukan
mungkin. Kemandirian penting agar
menunjukan
penyimpangan
dan
melakukan hal-hal yang merugikan. Beberapa menunjukkan
hasil
wawancara
bahwa
mengenai
berarti persoalan
dapat atau
membentuk karakter, sehingga anak tidak terlalu menggantungkan diri pada
orang
lain,
manusia
pada
kedisiplinan untuk bangun pagi, telah
saatnya pasti akan terpisah dengan
dicontohkan
mereka.
keluarganya dan harus mampu hidup
menunjukkan
sendiri tanpa bantuan orang lain.
Hasil
oleh
wawancara
bapak
519
CITIZENSHIP: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 4, No. 2, April 2016
Salah
satu
kebanggaan
dambaan
setiap orang tua adalah memiliki anak-anak
mandiri.
Kemandirian
kehadiran ibu di rumah sebelum berangkat lagi. Kemandirian
adalah
dalam aspek berpikir ,ataupun dalam
kemamapuan untuk melakukan tugas
tindakan sehari-hari merupakan suatu
atau kegiatan sehari-hari sendiri atau
sikap yang diharapkan orang tua.
dengan sedikit bimbingan, sesuai
Meskipun
kemandirian
dengan tahapan perkembangan dan
yang
akan
kapasitasnya (Lie, 2004: 2). Anak-
terbentuk dengan sendirinya dalam
anak pada keluarga TKW di Desa
jiwa
Nglandung pada umumnya sudah
bukanlah
demikian, suatu
hal
anak-anak.
Kemandirian
bukanlah suatu hal yang terjadi secara
mempunyai
instan, melainkan hasil suatu proses
dituntut
yang membutuhkan waktu.
keluarga yang ibunya bekerja di
Jadi secara umum anak pada keluarga
TKW
kemandirian.
rumah.
kemandirian.
lebih
mandiri
Anak-anak
yang
Mereka daripada
ibunya
sudah
punya
berada di rumah tentu saja segala
Anak-anak
pada
keperluan pribadinya dilayani, tetapi
keluarga TKW lebih cakap ketika
pada anak
ditinggal ibunya, karena mau tidak
menjadi
mau karena keadaan mereka harus
mengerjakan segalanya sendiri. Anak
bisa
memenuhi
yang masih kecil kadang-kadang
kebutuhan pribadinya sendiri. Hal
ketika makan masih di suapi, atau
tersebut terjadi karena ayah tidak
anak yang baru menginjak kelas 1 SD
terlalu cakap dan telaten dalam
masih didandani ibunya ketika akan
mengurus anak. Berbeda ketika ada
berangkat
ibunya, bagi keluarga yang Istrinya
memandikan, memakaikan baju dan
sudah berangkat lebih dari dua kali ke
memakai sepatu. Tetapi anak TKW
luar negeri mengaku kalau ada ibunya
yang ditinggalkan ibunya sudah bisa
anak-anak lebih dimanjakan, begitu
melayani dirinya sendiri. Kadang-
pula anak-anak lebih manja kepada
kadang ayah tidak begitu telaten
ibunya. Hal itu terjadi karena waktu
dalam mengurus anak. dalam hal-hal
yang ditinggalkan ibu untuk anaknya
seperti menyuapi, memandikan, atau
selama bekerja, bisa digantikan ketika
mendandani anak, sehingga anak
520
melakukan
dan
yang ibunya bekerja TKW
harus
sekolah
bisa
seperti
Riyayan Dwi Saputro, Pendidikan Karakter Anak Pada Keluarga Tkw ...
pada keluarga TKW dituntut lebih
(Hidayatullah, 2010: 34). Mengajari
mandiri karena ibunya tidak ada.
anak untuk mengasuh adiknya juga
Kepedulian yang diajarkan oleh
akan menimbulkan kepedulian, hal ini
ayah keluarga TKW pada anaknya
selaras dengan pendapat Lee (2004:
adalah yaitu dengan mengajarkan
74)
tanggung
anaknya,
“mengajak anak yang lebih besar
sehingga menimbulkan kepedulian
untuk menjaga adiknya memberinya
pada sesama. Seperti yang telah
kesempatan untuk menjadi seseorang
diuraikan di atas bahwa pemberian
yang
tanggung
jawab
yang
dilakukan
dirinya sendiri saja.” Mengajarkan
keluarga
TKW
adalah
dengan
anak berbuat baik terhadap sesama
jawab
pada
yang
menyatakan
tidak
hanya
mementingkan
memberikan pekerjaan rumah pada
manusia
anak. Ketika ayah sibuk bekerja anak
menolong.Kepedulian
diberi
dimiliki
tanggung
melaksanakan sehingga
jawab
pekerjaan
anak
mengerti
untuk
dan
anak
bahwa
suka yang
sudah
di
Desa
TKW
adalah
tolong
rumah,
Nglandung
bahwa
dengan mencurahkan perhatian ketika
ayahnya juga sedang mencari nafkah
anggota
pulang kerja tentu capek kalau ayah
Mereka tanggap dan mengerti apa
masih
mengerjakan
yang harus mereka lakukan baik itu
anak-anak
memberi bantuan dengan memijat,
juga
pekerjaan peduli
harus
rumah sehingga
dan
sudah
punya
keluarga
ditunjukkan
mereka
sakit.
atau membelikan obat.
kesadaran sendiri untuk melakukan pekerjaan
rumah
dengan
tujuan
Memberikan Pendidikan Karakter
meringankan pekerjaan ayahnya. Karakter
lainnya
yang
perlu
dimiliki oleh seorang anak adalah sikap peduli. “Caring atau peduli di sini
meliputi
sikap
menghormati, Kehidupan kompleks menghormati
perlu dan
untuk
Anak pada Keluarga TKW di Desa Nglandung,
yang saling
menghargai”
Kecamatan
Geger
Kabupaten Madiun
saling
menghargai. masyarakat
Strategi yang Dilakukan dalam
Penanaman pendidikan karakter pada
anak
keluarga
TKW
memerlukan diperlukan strategi atau cara
agar
dilaksanakan
nilai
tersebut
dengan
baik
dapat dalam
521
CITIZENSHIP: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 4, No. 2, April 2016
kehidupan oleh anak. Keluarga dapat
menjadi TKW, ayah atau anggota
memberikan
mengenai
keluarga yang lain selalu memberi
pendidikan karakter tersebut yaitu
contoh atau teladan tentang perilaku
dengan
yang baik bagi anak-anak. Hal ini
pengertian
cara
pembelajaran,
memberikan
pembiasaan,
dan
dapat dilihat dari penilaian anak-anak
keteladanan. Hal ini sesuai dengan
terhadap
pendapat
54-55)
masing
serta
bahwa “strategi dalam pendidikan
dijalani
setiap
karakter dapat dilakukan melalui
selama beraktivitas, khususnya di
sikap-sikap
rumah. Keteladanan untuk anak dapat
Lestari (2013:
pembelajaran,
keteladanan, dan pembiasaan.” Berdasarkan
hasil
karakter
dilakukan
ayah
masing-
kebersamaan anggota
melalui
yang
keluarga
beragam
cara.
wawancara
Orang tua perlu memberikan teladan
dengan anak-anak dari keluarga TKW
bagi anak-anaknya melalui berbagai
diketahui
bahwa
kegiatan,
keluarga
TKW
anak-anak sudah
dari
seperti
rajin
beribadah,
diajari
mengerjakan sesuatu dengan tepat
beribadah oleh orangtuanya. Selain
waktu, segera bangun pagi, bekerja
dari orang tua, pembelajaran tentang
giat dan menjaga sikap baik di depan
keyakinan beragama juga diperoleh
anak-anaknya.
dari guru, sekolah, dan orang-orang terdekat yang ada di sekitarnya. Anak juga sudah dilatih peduli kepada sesama melalui berbagai tindakan yang
dapat
dilakukan
dalam
berinteraksi dengan orang-orang yang
Hambatan-hambatan
yang
Ada
pada Pendidikan Karakter Anak pada Keluarga TKW di Desa Nglandung,
Kecamatan
Geger
Kabupaten Madiun
ada di dekatnya. Misalnya, berbagi
Orang tua sangat berperan dalam
dengan teman atau membantu saudara
perkembangan anak. Keluarga yang
dan
terdiri dari ayah, ibu, dan anak-anak
teman
yang
membutuhkan
bantuan. Pendidikan
merupakan cerminan dari keluarga karakter
harus
yang lengkap. Kehadiran ayah dan
dilakukan melalui keteladanan dari
ibu
orang tua. Menurut hasil wawancara
perkembangan anak, adanya ketidak
dengan anak-anak yang orang tuanya
hadiran ibu dalam jangka waktu yang
522
sangat
berpengaruh
terhadap
Riyayan Dwi Saputro, Pendidikan Karakter Anak Pada Keluarga Tkw ...
lama menyebabkan banyak sekali
menjadi bersikap seenaknya sendiri.
hambatan-hambatan
dilalui
Waktu yang dimiliki ayah untuk anak
dalam
juga terlalu sedikit. Kedekatan ayah
keluarga yang seharusnya dilakukan
dengan anak yang tidak terlalu intens
oleh ayah dan ibu secara bersamaan
dan tidak ada waktu untuk bersenda
dilakukan hanya satu orang saja dan
gurau atau bersantai bersama. Hal ini
anak kehilangan peran ibu pada masa
menyebabakan anak menarik diri dari
perkembangannya.
ayah atau pengasuhnya. Hambatan
karena
beban
Hambatan
yang
pendidikan
internal
ekternal
adalah
hambatan yang berasal dari dalam
berasal
dari
keluarga itu sendiri, baik itu dari
masyarakat setempat, Interaksi atau
orang yang memberikan pendidikan
pergaulan dengan masyarakat atau
karakter tersebut ataupun dari dalam
teman sepergaulan tentu saja tidak
diri anak. Pendidikan yang dimiliki
lepas membawa hal yang negatif dan
oleh pengasuh juga penting dalam
positif. Hambatan yang terjadi dalam
mendidik anak. Dengan pengetahuan
memberikan pendidikan kepada anak
yang cukup yang dimiliki oleh orang
TKW adalah yang paling utama
tua akan membantu untuk mendidik
adalah teman sebaya. Pada masa awal
anaknya sendiri. Seperti yang telah
menginjak
diuraikan di atas, contohnya adalah
kadang lebih dekat dengan teman. Hal
dalam
ini tentu saja sangat berpengaruh
menanamkan
yaitu
pendidikan
hambatan
yang
lingkungan
atau
remaja,
anak
perilakunya
kadang-
mengenai kepercayaan kepada Tuhan,
terhadap
tidak dilakukan oleh keluarga sendiri,
ketika anak disuruh melakukan sholat
tetapi oleh TPQ/TPA setempat atau
oleh ayahnya, tetapi karena dihampiri
kepada guru mengaji. Hal ini karena
temannya yang tidak sholat, maka ia
pengetahuan mengenai agama yang
lebih memilih bermain. Kedua adanya
minim sekali dari ayah atau orang tua
pandangan negatif dari masyarakat
selaku pendidik. Dalam hal ini, faktor
tentang
utama dalam memberikan pendidikan
berangkat menjadi TKW. Hal ini
karakter kepada anak adalah adanya
berpengaruh terhadap psikologis anak
sikap yang acuh tak acuh atau masa
sehingga menyebabkan terhambatnya
keluarga
yang
contohnya
istrinya
bodoh dari ayah sehingga anak
523
CITIZENSHIP: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 4, No. 2, April 2016
penanaman nilai-nilai karakter pada
beberapa hal sebagai berikut. (1)
anak.
Penanaman
Hidup
dan
bermasyarakat
bergaul tidaklah
nilai-nilai
pendidikan
dalam
karakter anak pada keluarga TKW di
mudah,
Desa Nglandung, Kecamatan Geger
banyak nilai-nilai dalam masyarakat
Kabupaten
yang sedikit banyak tentu saja akan
dilaksanakan dengan baik. Pada aspek
berpengaruh terhadap perkembangan
religius, ditemukan bahwa anak telah
dan kepribadian anak. Pergaulan yang
mengerjakan sholat dan mengaji yang
baik
dilaksanakan di rumah maupun di
akan
menciptakan
suasana
Madiun
kehidupan yang berbudi pekerti luhur,
masjid.
sedangkan pergaulan yang tidak baik
tanggung jawab, meskipun masih
justru akan merusak kepribadian dan
terbatas. Rata-rata
moral anak, sehingga menimbulkan
TKW masih memerlukan bantuan
hal-hal
diinginkan.
ayah atau keluarga yang lain dalam
Hambatan yang paling utama adalah
mengatur waktu, namun anak juga
pengaruh dari pergaulan atau teman
sudah
sebaya.
merupakan
kegiatan yang telah ditetapkan ayah
masa sulit, dan ingin memberontak.
atau keluarga yang lain dan rata-rata
Mereka cenderung lebih dekat dengan
sudah
teman daripada orang tua. Perilaku
menepatinya. Anak sudah memiliki
anak
banyak
kemandirian, tercermin dari anak
terpengaruh oleh oleh pergaulannya
sudah mengerjakan kegiatan sehari-
dengan teman-temannya. Tentu saja
hari sendiri atau dengan sedikit
hal ini lebih sulit lagi dengan tidak
bimbingan, sesuai dengan tahapan
adanya kehadiran ibu di rumah, dan
perkembangan
waktu ayah yang terbatas karena
Anak keluarga TKW memiliki tingkat
harus mencari nafkah.
kepedulian yang beragam, naum rata-
yang
tidak
Masa
tentu
remaja
akan
lebih
Anak
terbiasa
memiliki
sudah
sudah
memiliki
anak keluarga
dengan
keinginan
dan
jadwal
untuk
kapasitasnya.
rata sudah memiliki rasa kepedulian SIMPULAN DAN SARAN Berdasarkan penelitian
dan
disampaikan penelitian 524
ini
data pembahasan
sebelumnya, dapat
terhadap lingkungan di sekitarnya. (2) temuan yang pada
disimpulkan
Strategi
yang
memberikan
dilakukan
pendidikan
dalam karakter
anak pada keluarga TKW di Desa
Riyayan Dwi Saputro, Pendidikan Karakter Anak Pada Keluarga Tkw ...
Nglandung,
Kecamatan
Geger
aspek internal adalah tidak adanya ibu
Kabupaten Madiun dilakukan melalui
disamping anak-anak dalam waktu
pembelajaran,
dan
yang lama membuat anak merasa
keluarga
sedih, anak merasakan kangen kepada
TKW sudah diajari beribadah oleh
ibunya, ayah dalam mendidik terlalu
orangtuanya. Adapun cara mengajari
tegas bahkan terkadang dengan marah
anak untuk mandiri dapat dilakukan
dan terkadang acuh tak acuh atau
orang tua dengan memberikan tugas
masa bodoh terhadap anak, serta anak
dan tanggung jawab kepada anak,
banyak
mengalami
perubahan
diberikan contoh tentang perilaku
perilaku
karena
kurangnya
mandiri, Anak juga sudah dilatih
pembinaan, pendampingan, perhatian,
peduli kepada sesama. Ayah atau
dan kasih sayang dari ibu. Hambatan
saudara
dari aspek eksternal berasal dari
pembiasaan,
keteladanan.
Anak-anak
dari
TKW
anak-anak
juga
anaknya
keluarga
membiasakan
untuk
lingkungan
masyarakat
maupun
melalui
lingkungan pertemanan atau teman
pemberian tugas pekerjaan rumah,
sebaya, khususnya yang berkaitan
dan
jika
dengan pergaulan dengan teman,
melakukan pelanggaran. ayah atau
prestasi belajar yang tidak maksimal,
anggota keluarga yang lain selalu
dan kesulitan belajar dengan penuh
memberi contoh atau teladan tentang
konsentrasi.
sanksi
disiplin
anak-
yang
diberikan
perilaku yang baik bagi anak-anak.
Berdasarkan hasil pembahasan
Hal ini dapat dilihat dari penilaian
dan
anak-anak terhadap karakter ayah
penelitian
masing-masing
kebersamaan
beberapa saran sebagai berikut: (1)
yang dijalani setiap anggota keluarga
Sebaiknya ayah atau kerabat sebagai
selama beraktivitas, khususnya di
orang tua bersikap konsisten dalam
rumah. (3) Hambatan-hambatan yang
memberikan
pendidikan
ada pada pendidikan karakter anak
pada
Ayah
pada
Desa
seharusnya tidak selalu memenuhi
Geger
tuntutan anak, karena hal itu akan
Kabupaten Madiun berasal dari aspek
menyebabkan anak menjadi manja.
internal dan eksternal. Hambatan dari
(2) Dalam memberikan pendidikan
serta
keluarga
Nglandung,
TKW
Kecamatan
di
simpulan, ini
anak.
dalam dapat
penelitian disampaikan
atau
karakter kerabat
525
CITIZENSHIP: Jurnal Pancasila dan Kewarganegaraan Vol. 4, No. 2, April 2016
kepada
anak
sebaiknya
ada
keteladanan dari orang tua untuk memberikan
contoh
sikap
dan
perilaku yang baik. Tidak hanya menyuruh tetapi tidak memberikan contoh
seperti
melakukan
sholat
berjamaah bersama, tidak bangun kesiangan untuk berdisiplin, berhemat dan
saling
menghormati,
Kurniawan, Syamsul. 2013. Pendidikan Karakter. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
dengan
keteladanan dari pengasuh akan lebih mudah untuk menginternalisasi nilainilai karakter tersebut. (3) Bagi lingkungan di sekitar tempat tinggal
Lestari, Dwi Yuni. 2013. Pembinaan Karakter Siswa di SMP Nasional Pati. Jurnal Ilmiah PPKN IKIP Veteran Semarang. Vol. 1. No. 2. hal. 51-64. Moleong, Lexy J. 2010. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: PT. Remaja Rosdakarya. Muhdar, H. M. 2013. Pendidikan Karakter Menuju SDM Paripurna. Jurnal Al-Ulum. Vol. 13. No. 1. hal. 103-128.
anak dari keluarga TKW, sebaiknya turut mengawasi pergaulan anak-anak dari
keluarga
TKW
agar
tidak
terjerumus ke dalam bentuk-bentuk
Mundiri, Akmal. 2012. Pendidikan Teknohumanistik Berbasis Core Ethical Values. Jurnal At-Tajdid. Vol. 1. No. 1. hal. 37-47.
pergaulan yang negatif dan terhindar dari kenakalan remaja. DAFTAR PUSTAKA Djamarah, Syaiful Bahri. 2004. Pola Komunikasi Orang Tua dan Anak dalam Keluarga Sebuah Perspektif Pendidikan Islam. Jakarta: Rineka Cipta. Fathurrohman, Pupuh H., AA Suryana, dan Fenny Fatriany. 2013. Pengembangan Pendidikan Karakter. Bandung: Refika Aditama. Koesoema, Doni. 2007. Pendidikan Karakter Strategi Mendidik Anak di Zaman Global. Jakarta: Grasindo.
526
Narwanti, Sri. 2011. Pendidikan Karakter Pengintegrasian 18 Nilai Pembentuk Karakter dalam Mata Pelajaran. Yogyakarta: Familia. Nurihsan, Achmad Juntika. 2009. Bimbingan dan Konseling. Bandung: Refika Aditama. Sosan, Isna. 2010. Peran Ganda Ibu Rumah Tangga Yang Bekerja Sebagai Tukang Amplas Kerajinan Ukir Kayu. Jurnal Komunitas. Vol. 2. No. 2. hal. 94-105. Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendekatan Kuantitatif. Kualitatif. R & D. Bandung: Alfabeta.
Riyayan Dwi Saputro, Pendidikan Karakter Anak Pada Keluarga Tkw ...
_____.
2015. Metode Penelitian Pendekatan Kualitatif. Bandung: Alfabeta.
527