Pendekatan Kemasyarakatan Bidang Kesehatan di Desa Heri Muchdiyono, dr, MKes Derajad Kesehatan. Status kesehatan masyarakat memiliki beberapa faktor pengaruh yaitu faktor perilaku masyarakat, faktor lingkungan fisik dan non fisik, faktor pelayanan kesehatan, dan faktor kependudukan atau keturunan (Blum, 1974). Sesuai dengan konsep Blum, kita dapat melihat status kesehatan berdasarkan angka kesakitan dan kematian di suatu wilayah. Untuk menghilangkan atau mengurangi kesakitan dan kematian diperlukan: 1. Kebersamaan banyak pihak 2. Pendekatan kemasyarakatan bidang kesehatan 3. Peningkatan peran serta masyarakat dan sektor terkait di bidang kesehatan 4. Perbaikan empat faktor yang mempengaruhi derajad kesehatan (Konsep Blum) Indonesia Sehat 2010 merupakan Visi Departeman Kesehatan. Visi ini adalah upaya pencapaian untuk mewujudkan peningkatan derajad kesehatan masyarakat Indonesia. Untuk memantau dan mengevaluasi pencapaian tersebut, maka ditetapkan indikator-indikator Indonesia Sehat 2010 dan dikelompokkan menjadi: 1. Indikator Derajad Kesehatan merupakan hasil akhir yang terdiri atas indikator mortalitas, indikator morbiditas, dan indikator status gizi. 2. Indikator Hasil Antara terdiri atas indikator status lingkungan, indikator perilaku hidup masyarakat, dan indikator akses dan mutu pelayanan kesehatan. 3. Indikator Proses dan Masukan terdiri atas indikator-indikator pelayanan kesehatan, indikator sumber daya kesehatan, indikator
manajemen kesehatan dan indikator konstribusi sektor-sektor terkait. Desa Siaga. Visi Departemen Kesehatan dan Pembangunana Kesehatan adalah Indonesia Sehat 2010. Untuk mencapai misi tersebut, maka nilai-nilai yang harus diperhatikan adalah berpihak kepada rakyat, bertindak cepat, tepat, dan kerja tim. Nilai-nilai ini diharapkan menjadikan rakyat sehat sehingga masyarakat dapat mandiri untuk hidup sehat. Grand strategi Dep Kes RI dalam mencapai tersebut adalah menggerakkan dan memberdayakan: 1. 2. 3. 4.
Masyarakat untuk hidup sehat. Askes masyarakat terhadap yankes yang berkualitas. Sistem surveilans, monitoring dan informasi kesehatan. Pembiayaan kesehatan.
Desa siaga adalah desa yang memiliki kesiapan sumber daya dan kemampuan untuk mencegah dan mengatasi masalah-masalah kesehatan (bencana dan kegawat daruratan kesehatan) secara mandiri dalam rangka mewujudkan desa sehat. Tujuan dibentuknya desa siaga adalah untuk mewujudkan masyarakat yang sehat, peduli dan tanggap terhadap masalah-masalah kesehatan di desanya. Dengan terbentuknya desa siaga diharapkan mampu meningkatkan: 1. Pengetahuaan dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan dan melaksanakan PHBS. 2. Kemampuan untuk menolong dirinya sendiri dan tetangga. 3. Kewaspadaan dan kesiapsiagaan masyarakat terhadap resiko dan bahaya kesehatan seperti bencana alam dan wabah penyakit. 4. Kesehatan lingkungan desa. 5. Dukungan dan peran-aktif stake-holders dalam mewujudkan kesehatan masyarakat desa. Pihak-pihak yang mempunyai pengaruh terhadap perilaku individu dan keluarga dapat membantu untuk mengembangkan desa siaga. Pihak-pihak tersebut yaitu tokoh pemerintahan, tokoh masyarakat, tokoh pemuda, media masa, dll. Pihak-pihak yang diharapkan memberikan dukungan kebijkan, peraturan perundang-undangan,
dana, tenaga, sarana, dll yaitu kepala desa, camat, pejabat PEM lainnya, dunia usaha, donator dan stakeholders lainnya. Desa siaga memiliki ciri-ciri sebagai berikut: 1. Poliklinik kesehatan desa yang berfungsi untuk memberikan pelayanan kesehatan dasar. Masyarakat dapat mengembangkan poliklinik dari pondok bersalin desa. 2. Sistem surveilans (penyakit, gizi, kesling dan PHBS) berbasis masyarakat yang berfungsi dengan baik. 3. Sistem pelayanan gawat darurat berbasis masyarakat. 4. Sistem pembiayaan kesehatan mandiri berbasis masyarakat. 5. Masyarakat berperilaku hidup bersih dan sehat (PHBS). Upaya pengembangan peran serta masyarakat dilakukan melalui proses pembelajaran yang terorganisasi dengan basis pengorganisasian masyarakat melalui tahapan: 1. Mengidentifikasi masalah, penyebab dan sumber daya melalui Survei Mawas Diri dilanjutkan dengan mendiagnosis dan merumuskan alternatif-alternatif pemecahan selanjutnya menetapkan dan melaksanakan pemecahan kemudian memantau dan mengevaluasi untuk membina kelestariannya. 2. Pembentukan Tim Tingkat Kabupaten dengan melibatkan lintas sektor terkait dan lintas program serta LSM dalam forum desa siaga tingkat kabupaten, demikian juga dibentuk tim yang sama dalam forum desa siaga. 3. Pengembangan tim desa siaga tingkat kecamatan, membentuk dan membina forum masyarakat desa untuk bisa mengenali masalah kesehatan di wilayah. 4. Survey Mawas Diri. Pada Survei Mawas Diri hasilnya adalah masalah-masalah kesehatan, penyebab masalah (termasuk perilaku hidup sehat) kondisi UKBM dan potensi-potensi di desa. 5. Musyawarah Masyarakat Desa (MMD). Hasil dari SMD yang sudah dirapatkan pada forum- forum desa atau dimusyawarahkan untuk mendapatkan mufakat tentang urutan prioritas masalah kesehatan di
desa, rencana operasional pemecah setiap masalah kesehatan pertama dan garis- garis besar rencana pemecahan masalah kedua, ketiga dst. 6. Pelaksana kesehatan. Pelaksa kegiatan oleh masyarakat adalah kader kesehatan, tokoh masyarakat, tokoh agama, dan perangkat desa/dusun. 7. Meningkatkan motivasi kader. Diagram berikut ini menggambakan indikator keberhasilan desa siaga. Input Ada/tidaknya forum masyarakat desa Ada/tidaknya pos dan saran Ada/tidaknya tenaga kesehatan (minimal bidan) Ada/tidaknya UKBM lain
Proses Frekuensi pertemuan forum masyarakat desa Berfungsi/tidaknya PKD Berfungsi/tidaknya UKBM yang ada Berfungsi/tidaknya system kesiapsiagaan dan penanggulangan kegawat daruratan dan bencana Berfungsi/tidaknya system surveilans (pengamatan dan pelaporan) Ada/tidaknya kunjungan rumah untuk kadarzi dab PHBS (oleh Nankes dan Kader)
Output Cakupan Yankes PKD Cakupan pelayanan UKBM Jumlah kasus kegawatdaruratan dan kejadian luarbiasa ( KLB ) yang dilaporkan/diatasi Cakupan rumah tangga yang mendapat kunjungan rumah untuk kadarzi dan PHBS
Outcome indikator keberhasilan desa siaga adalah jumlah: 1. 2. 3. 4. 5.
Penderita sakit (kesakitan kasar) Penderita gangguan jiwa Ibu melahirkan yang meninggal dunia Bayi dan balita yang meninggal dunia Balita dengan gizi buruk
Pendekatan Kemasyarakatan. Pendekatan Kemasyarakatan adalah serangkaian kegiatan sistematis, terencana, terarah untuk menggali, meningkatkan, mengarahkan peran serta masyarakat, pemnfaatan potensi yang ada untuk memecahkan masalah. Tujuan pendekatan kemasyarakatan adalah untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengenali masalah kesehatan di wilayahnya (Community Diagnose), masyarakat dapat memerinci beberapa permasalahan kesehatan yang ada sekaligus mendapatkan beberapa alternative pemecahannya (Community Prescription) disamping itu masyarakat dapat melakukan kegiatan pemecahan masalah kesehatan yang dihadapinya sesuai potensi yang ada di wilayahnya (Community Treatment) dan sekaligus melakukan evaluasi hasil kegiatan yang telah dilakukan dalam mengatasi permaslahan kesehatan yang ada (Community Evaluation). Langkah-langkah yang dilakukan oleh Dokter Muda adalah: 1. Pendekatan kepada tokoh masyarakat yang dilakukan oleh Dokter Muda pendekatan kepada kader kesehatan, tokoh agama, PKK Desa, Perangkat Desa/dusun dan tokoh masyarakat lainnya. 2. Survey Mawas Diri (SMD) untuk mendapatkan data nyata permasalahan kesehatan di desa dilakukan oleh tokoh masyarakat bersama dengan Dokter Muda dalam rangka Community Diagnose 3. Musyawarah mufakat dilakukan dalam pertemuan bersama masyarakat untuk mencapai suatu kesepakatan yang lebih dikenal dengan Musyawarah Masyarakat Desa/Dusun (MMD) bidang kesehatan, menyampaikan hasil dari survey mawas diri dengan beberapa masalah kesehatan yang didapatkan dan upaya pemecahannya sekaligus perencanaan kegiatan pemecahan masalah tsb ( Community Prescription )
4. Pelaksanaan kegiatan. Dari hasil MMD bidang kesehatan beberapa kegiatan pemecahan masalah baik fisik maupun non fisik yang akan dilakukan baik jangka pendek, menengah dan panjang. Pelaksanaan kegiatan dilakukan oleh masyarakat desa (Community Treatment). 5. Pembinaan dan Pengembangan. Referensi
1. Suparmanto,.S A,.2006.Pengembangan Desa Siaga dan Pos Kesehatan Desa. Depkes RI, Jakarta 2. Dinkes. Prop. DIY , 2008 , Pelaksanaan dan Pengembangan Desa Siaga DIY, Jogjakarta 3. Depkes RI ,2003 , Indikator Indonesia Sehat 2010 dan Pedoman Penetapan Indikator Propins, Sehat Kab / Kota Sehat, Jakarta. 4. Depkes RI . Buku Pedoman Kerja Puskesmas Jakarta.. 5. Depkes RI, 1995, Pendekatan Kemasyarakatan, Jakarta. 6. Dinkes Prop Jateng, 2006, Pedoman Pelaksanaan Desa Siaga di Jateng, Semarang. 7. Depkes RI, 2007, Pedoman Pelaksanaan Desa Siaga, Jakarta. 8. Depkes RI, 2007, Kurikulum dan Modul Pelatihan Fasilitator Petugas Kesehatan Dalam Pengembangan Desa Siaga, Jakarta. 9. Depkes RI, 2007, Pelatihan Kader Kesehatan dan Tokoh Masyarakat dalam Pengembangan Desa Siaga, Jakarta. 10. Depkes RI, 2007, Kurikulum dan Modul Pelatihan Petugas Puskesmas dalam Pengembangan Desa Siaga. Jakarta.