PENDAHULUAN
Perumusan Masalah Perusahaan PT Badak NGL merupakan anak perusahaan Pertamina yang bersifat non-profit. PT Badak NGL bertugas mengelola, mengoperasikan, dan memelihara kilang LNG dan LPG Bontang. Hasil produksi LNG dan LPG tersebut diekspor ke negara-negara pembeli (Jepang, Korea Selatan, dan Taiwan) untuk digunakan sebagai bahan bakar. Sedangkan hasil sampingannya berupa kondensat akan dikirimkan ke Tanjung Santan dan diserahkan kembali kepada perusahaan penghasil gas bumi (VICO, Total Indonesie, Chevron) untuk dijual. Perusahaan PT Badak NGL berlokasi di Pantai Timur Kalimantan, tepatnya di daerah Bontang Selatan, sekitar 105 km sebelah timur laut Kota Samarinda. Perusahaan PT Badak NGL dibagi menjadi 3 zona yang masing-masing memiliki fungsi sendiri. Zona 1 merupakan daerah tempat proses berlangsung. Zona ini terdiri proses plant, utilities, serta storage and loading. Zona 2 merupakan daerah perkantoran yang berhubungan langsung dengan proses dan sarana pendukung proses. Zona 3 merupakan daerah tempat kantor yang tidak berhubungan langsung dengan proses, perumahan karyawan, sarana olahraga, dan fasilitas-fasilitas pendukung perumahan yang lain. Pada Zona 1 terdapat pabrik yang memiliki tempat pencairan LNG. Tempat pencairan LNG tersebut dibagi menjadi 2 modul. Modul I terdiri dari Train A, B, C, D dan utilitas penunjangnya. Sedangkan Modul II terdiri dari Train E, F, G, H, dan utilitas penunjangnya. Secara distribusi kelistrikannya, juga dibagi menjadi 2 bagian, yaitu Utilities Module I dan Utilities Module II. Di Utilities Module II terdapat sebuah Turbine Generator Building seperti yang ditunjukkan pada Gambar 1-1. Turbine Generator Building di Utilities Module II adalah bangunan yang berfungsi sebagai tempat kendali serta tempat perlindungan generator, turbin, serta peralatan elektronis lain yang berfungsi sebagai pendukung kelangsungan proses produksi LNG dan LPG. Pada T/G Building tersebut terdapat sistem proteksi petir yang telah terpasang, baik eksternal maupun internal untuk melindungi alat-alat instrumentasi yang terdapat pada bangunan tersebut. Apabila sistem proteksi petir yang 1
2
ada, tidak terpasang sesuai dengan standar, maka kemungkinan terjadinya kegagalan pada peralatan atau kerusakan pada bangunan bisa terjadi. Oleh karena itu kegagalan sistem proteksi petir harus dicegah.
Gambar 1-1 Turbine Generator Building – Utilities Module II
Petir adalah gangguan alam yang sering terjadi di Indonesia. Kondisi geografis Indonesia yang dilalui garis khatulistiwa menyebabkan iklim tropis, yang berdampak pada tingginya jumlah hari guruh rata – rata per tahun. Maka dari itu bangunan – bangunan di Indonesia memiliki resiko lebih besar mengalami kerusakan akibat terkena sambaran petir. Kerusakan yang ditimbulkan dapat membahayakan peralatan serta manusia yang berada di dalam gedung tersebut. Petir menjadi kendala yang sangat serius karena kemampuan untuk merusak infrastruktur seperti listrik, telekomunikasi, informasi, dan data yang semakin luas dan rumit, yang banyak menggunakan komponen elektronik dan mikroprosesor yang sangat sensitif terhadap pengaruh gelombang elektromagnetik yang ditimbulkan oleh sambaran petir. Perusahaan PT Badak NGL terletak di kota Bontang dan termasuk ke dalam daerah tropis dengan kemungkinan kejadian sambaran petir yang tinggi. Badan Meteorologi dan Geofisika (BMKG), menyatakan bahwa Bontang berada pada wilayah dengan tingkat sambaran petir yang tinggi dengan nilai kerapatan sambaran petir (lightning density) 13 kali per tahun per km2. Karena frekuensi kejadian sambaran petir itu sering terjadi, maka sangat penting untuk membuat sistem proteksi petir yang handal. Pada kenyataannya waktu terjadinya petir ini sangat susah untuk diprediksi dan direkam waktu dan tempat kejadian ketika terjadi sambaran. Besar muatan listrik yang disambarkan juga berbeda-beda tergantung dari besar muatan yang dibawa oleh awan. Oleh
3
karena itu sering terjadi kerusakan pada struktur bangunan maupun peralatan elektronik akibat sambaran petir walaupun sudah di proteksi dengan sistem penangkal petir. Hasil studi gabungan antara IEEE dan EEI pada tahun 1967 menunjukkan bahwa petir merupakan penyebab terbesar terjadinya pemadaman listrik, yakni sebesar 26% untuk sistem 230kV dan 65% untuk sistem 345kV. Studi tersebut dilakukan dengan menganalisis data selama kurun waktu 14 tahun terakhir pada 42 perusahaan listrik di Amerika Serikat dan Kanada. Dari buku, The Art and Science of Lightning juga diketahui bahwa di Amerika Serikat setiap tahunnya terjadi kebakaran pada 30000 rumah setiap tahunnya akibat petir. Saluran distribusi tenaga listrik di PT Badak NGL sebagian besar menggunakan saluran distribusi bawah tanah, dan sebagian lagi melalui rak dengan bahan stranded copper, dengan berbagai level. Pertimbangan dalam saluran distribusi bawah tanah tersebut adalah untuk menjaga faktor keamanan agar lebih terjamin, dipandang dari segi estetika tidak mengganggu keindahan pemandangan dan tidak begitu terpengaruh terhadap cuaca, termasuk petir. Berdasarkan gambaran sebelumnya, penelitian ini akan ditujukan membahas studi sistem proteksi petir eksternal dan internal pada Turbine Generator Building - Utilities Module II di PT Badak NGL agar mampu mendukung & menjaga kegiatan produksi perusahaan.
Rumusan Masalah Rumusan masalah pada penelitian ini adalah sebagai berikut : ·
Melakukan review / analisis sistem proteksi petir eksternal (terminal udara, down conductor, grounding system) dan internal yang sudah terpasang pada Turbine Generator Building - Utilities Module II di PT Badak NGL menggunakan standar-standar proteksi petir dan metode-metode evaluasi proteksi petir.
·
Menyusun rekomendasi dan hasil analisis kondisi eksisting sistem proteksi petir baik sistem proteksi petir eksternal maupun sistem proteksi petir internal pada Turbine Generator Building - Utilities Module II di PT Badak NGL serta rekomendasi jadwal pelaksanaan preventive maintenance.
4
Batasan Masalah Ruang lingkup penulisan tugas akhir ini adalah mengevaluasi sistem proteksi petir eksternal dan internal di Turbine Generator Building - Utilities Module II di PT Badak NGL, yaitu dengan membandingkan dengan standar-standar proteksi petir yang sudah digunakan antara lain SNI, IEC, NFPA, dan IEEE. Pada penelitian ini digunakan metode collection volume yang digunakan untuk mengevaluasi dan membandingkan penentuan kebutuhan terminal udara (lightning rod) yang dibandingkan dengan metode sudut pada terminal udara terpasang dan menerapkannya pada terminal udara terpasang. Pada penelitian ini digunakan metode perhitungan load corrosion untuk mengetahui tingkat kerusakan dari down conductor pada kondisi dialiri arus petir. Untuk sistem proteksi petir internal, evaluasi dilakukan sebatas instalasi /pemasangan sistem proteksi petir yang digunakan.
Tujuan Penelitian Tujuan pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut. ·
Mengevaluasi / menganalisis sistem proteksi petir yang sudah terpasang pada Turbine Generator Building Utilities Module II di PT Badak NGL.
·
Merancang sistem sistem proteksi petir yang handal pada Turbine Generator Building - Utilities Module II di PT Badak NGL apabila butuh perbaikan.
Metode Penelitian Metode yang digunakan untuk mendapatkan data-data dalam penulisan tugas akhir ini adalah:
5
·
Studi literatur, mencari dan mengolah data yang terdapat pada drawing sistem penangkal petir yang telah terpasang dan standar-standar mengenai sistem proteksi petir.
·
Studi lapangan, mengamati dan mempelajari sistem proteksi petir yang telah terpasang di lapangan.
·
Wawancara dengan para pekerja electrical section dengan cara mengadakan tanya jawab secara langsung.
Sistematika Penelitian Sistematika dalam pelaksanaan penelitian ini adalah sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN Bab ini membahas tentang latar belakang masalah, rumusan masalah, batasan masalah, tujuan penelitian, metodologi penelitian dan sistematika penulisan laporan penelitian.
BAB II DASAR TEORI Bab ini membahas hasil studi pustaka yang mendukung pelaksanaan penelitian ini, mulai dari pengertian petir, proses terjadinya petir, karakteristik gelombang petir, efek sambaran, taksiran resiko, proteksi petir, sistem proteksi petir eksternal, dan sistem proteksi petir internal.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN Bab ini membahas secara detail mengenai langkah-langkah maupun skenario yang akan dilakukan dalam penelitian kali ini. Selain itu, jenis standar yang digunakan sebagai acuan dalam mengevaluasi sistem sistem proteksi petir pada Turbine Generator Building Utilities Module II di PT Badak NGL.
BAB IV PENUTUP Bab ini membahas tentang hasil analisis data lapangan, mulai dari analisis kinerja sistem proteksi petir pada Turbine Generator Building - Utilities Module II di PT Badak NGL.
6
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN Bab ini membahas tentang kesimpulan dan rekomendasi yang didapat dari hasil analisis. Rekomendasi ditujukan untuk bahan pertimbangan dalam penentuan strategi lebih lanjut bagi PT Badak NGL dalam meningkatkan sistem proteksi petir pada Turbine Generator Building Utilities Module II.