PENDAHULUAN Latar Belakang Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari tanaman, ternak dan ikan yang memenuhi atas karbohidrat, protein, lemak, vitamin dan mineral serta turunannya yang bermanfaat bagi pertumbuhan kesehatan. Pangan merupakan kebutuhan manusia paling azasi, sehingga ketersediaan pangan bagi manusia harus terjamin. Manusia dengan segala kemampuannya selalu berusaha mencukupi kebutuhannya dengan berbagai cara. Pangan dikenal sebagai pangan pokok jika dimakan secara teratur oleh suatu kelompok penduduk dalam jumlah cukup besar untuk menyediakan bagian terbesar dari konsumsi energi total yang dihasilkan oleh makanan (Suryana, 2003). Makanan pokok penduduk di Provinsi Sumatera Utara adalah nasi. Nasi berasal dari beras. Konsumen beras di Sumatera Utara dapat dibedakan sebagai konsumen yang tinggal di perdesaan dan di perkotaan. Adapun penduduk Sumatera Utara lebih banyak yang tinggal di perdesaan. Kebutuhan akan beras oleh penduduk desa juga lebih tinggi jika dibandingkan dengan penduduk yang tinggal di daerah perkotaan. Hal ini disebabkan karena perbedaan tingkat pendapatan juga tidak terlalu banyak atau kurang beragamnya makanan pengganti nasi yang dijual di daerah perdesaan dibandingkan dengan di daerah perkotaan yang sangat banyak jenis jenis dan macam makanan yang diperjualbelikan (Lastry, 2006). Dari aspek konsumsi, pemahaman bahwa konsumsi beras merupakan indikator
masyarakat
maju
menyebabkan
perubahan
kebiasaan
dan
ketergantungan konsumsi pangan pada beras. Bahkan perubahan kebiasaan yang
Universitas Sumatera Utara
dipaksakan dari makanan pokok non-beras ke beras menyebabkan ketergantungan terhadap pangan beras semakin besar. Keadaan menjadi lebih sulit dengan kebutuhan beras yang tidak didukung oleh kemampuan daerah dalam menyediakan produksi pangannya. Hal ini menyebabkan beban swadaya beras menjadi semakin berat (Sumodiningrat, 2001). Beras pada akhirnya dianggap sebagai simbol keberhasilan dan kesejahteraan begitupun di daerah-daerah yang tradisinya tidak mengenal padi sebagai bahan pangan utama. Anggapan yang kemudian terlanjur berkembang adalah konsumsi bahan pangan di luar beras adalah identik dengan keterbelakangan, kemiskinan, kebodohan dan kurang gizi (Sumodiningrat, 2001). Pola konsumsi penduduk suatu negara dapat dijadikan cerminan kondisi sosial ekonomi negara tersebut. Data pola konsumsi dapat dijadikan acuan dalam memprediksi indikator-indikator kesejahteraan penduduk seperti status kesehatan penduduk,
status
gizi
dan
status
kemiskinan
penduduk
(Badan Pusat Statistik, 2007). Penduduk di Sumatera Utara pada tahun 2010 adalah 13.207.954 jiwa. Kebutuhan beras di Sumatera Utara pada tahun 2010 adalah 1.807.509 ton. Tingkat konsumsi di Sumatera Utara adalah 136,85 kg/kap/tahun. Produksi beras di Sumatera Utara adalah 2.038.330 ton (Dinas Pertanian Sumatera Utara, 2012). Perhitungan tingkat konsumsi beras di Sumatera Utara perkapita dapat dihitung dengan menggunakan rumus : Jumlah beras yang dikonsumsi Tingkat konsumsi beras perkapita = Jumlah penduduk yang mengkonsumsi beras
Universitas Sumatera Utara
Tingkat konsumsi beras Sumatera Utara setiap tahunnya mengalami penurunan. Hal ini disebabkan karena Sumatera Utara telah melakukan diversifikasi pangan (penganekaragaman pangan) yaitu mengkonsumsi bahan pangan selain beras. Menurut Badan Ketahanan Pangan Kota Medan (2012), tingkat konsumsi pangan Sumatera Utara untuk kelompok padi-padian tahun 2008.2009.2010 dan konsumsi pangan harapan tahun 2015 dapat dilihat pada Tabel 1 di bawah ini. Tabel 1. Tingkat Konsumsi Pangan Sumatera Utara untuk Kelompok PadiPadian 2008. 2009, 2010 dan Konsumsi Pangan Harapan 2015 Kelompok Konsumsi Konsumsi Konsumsi Konsumsi Pangan Pangan Pangan Pangan Pangan 2008 2009 2010 2015 gr/kap/ kg/kap/ gr/kap/ kg/kap/ gr/kap/ kg/kap/ gr/kap/ kg/kap/ hari thn hari thn hari thn hari thn Padipadian
335,2
Jagung
0,6
0,23
0,32
0,1
Terigu Beras
22,1
8,07
19,5
7,1
312,5
122,37 317,47
114,07 297,69
115,9 314,53
114,8
275
100,38
0,36
0,13
8,6
3,14
17,41
6,35
27,5
10,04
108,7 296,78
108,33
239
87,24
Sumber: Badan Ketahanan Pangan Kota Medan, 2012
Berdasarkan Tabel 1 di atas dapat diketahui tingkat konsumsi pangan Sumatera Utara untuk kelompok pangan padi-padian pada tahun 2008 sebanyak 335,2 gr/kap/hari atau 122,37 kg/kap/tahun, tahun 2009 sebanyak 317,47 gr/kap/hari atau 115,9 kg/kap/tahun, tahun 2010 sebanyak 314,53 gr/kap/hari atau 114,8 kg/kap/tahun dan konsumsi pangan harapan tahun 2015 sebanyak 275 gr/kap/hari atau 100,38 kg/kap/tahun. Kelompok pangan padi-padian terdiri atas jagung, terigu dan beras. Dari Tabel diatas dapat diketahui tingkat konsumsi Sumatera Utara untuk kelompok padi-padian terbesar adalah beras yaitu pada tahun 2008 sebanyak 312,5gr/kap/hari atau 114,07 kg/kap/tahun, tahun 2009 sebanyak 297,69 gr/kap/hari atau 108,7 kg/kap/tahun, pada tahun 2010 sebanyak
Universitas Sumatera Utara
296,78 gr/kap/hari atau 108,33 kg/kap/tahun dan konsumsi pangan harapan tahun 2015 sebanyak 239 gr/kap/hari atau 87,24 kg/kap/tahun dan setiap tahunnya konsumsi pangan beras mengalami penurunan. Untuk mengurangi ketergantungan terhadap beras yang cukup tinggi yang terjadi selama ini di Sumatera Utara, maka perlu dilakukan berbagai upaya yang salah satunya adalah dengan cara merubah pola konsumsi masyarakat dengan mengurangi ketergantungan yang tinggi terhadap beras dan mengalihkan ke makanan yang berasal dari non beras (Lastry, 2006). Kota Medan merupakan kota terbesar di Sumatera Utara dengan jumlah penduduk pada tahun 2012 mencapai 2.949.830 jiwa yang setiap tahunnya mengalami peningkatan. Sejalan dengan meningkatnya pertambahan penduduk Kota Medan maka terjadi pula peningkatan konsumsi beras penduduk. Sehingga peneliti ingin meneliti mengenai tingkat konsumsi dan pola konsumsi beras masyarakat Kota Medan.
Identifikasi Masalah Setelah dilihat dari uraian pada latar belakang maka dapat ditarik beberapa masalah sebagai berikut. 1. Bagaimana tingkat konsumsi beras masyarakat Kota Medan di daerah penelitian? 2. Bagaimana pola konsumsi beras masyarakat Kota Medan di daerah penelitian?
Universitas Sumatera Utara
3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pola konsumsi beras masyarakat Kota Medan yang dilihat dari frekuensi makan nasi di daerah penelitian?
Tujuan Penelitian Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut. 1. Untuk mengetahui tingkat konsumsi beras masyarakat Kota Medan di daerah penelitian. 2. Untuk mengetahui pola konsumsi beras masyarakat Kota Medan di daerah penelitian. 3. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pola konsumsi beras masyarakat Kota Medan yang dilihat dari frekuensi makan nasi di daerah penelitian.
Kegunaan Penelitian Hasil penelitian ini diharapkan di kemudian hari dapat dipergunakan 1. Sebagai syarat untuk mendapatkan gelar Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. 2. Sebagai bahan pertimbangan bagi instansi pemerintah terkait dalam membuat kebijakan yang berhubungan dengan beras. 3. Sebagai bahan informasi dalam bentuk penelitian kepada pihak-pihak yang membutuhkan dan yang ingin meneruskan penelitian ini di masa mendatang.
Universitas Sumatera Utara