BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar pekerja dan yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan, misalnya lingkungan fisik, fisiologis, kimia, biologis, dan sosial ekonomi. Lingkungan kerja yang tidak nyaman seperti temperatur yang melebihi nilai ambang batas (NAB) dan sirkulasi udara yang tidak nyaman. Temperatur yang melebihi nilai ambang batas (NAB) mengakibatkan panas yang dapat mempengaruhi performansi kerja dan juga kesehatan tubuh pekerja. Berdasarkan hasil penelitian Sarwono (1995) menyebutkan bahwa temperature ruang kerja yang terlampau panas akan mengakibatkan cepat timbulnya kelelahan tubuh dan dalam bekerja cenderung membuat banyak kesalahan sehingga bisa menurunkan prestasi kerja. Temperatur dalam ruangan kerja sangat mempengaruhi produktivitas dan kesehatan kerja (Sudrajat dkk,1998). Temperatur yang tinggi dalam ruangan kerja bisa ditimbulkan oleh kondisi ruangan, mesin-mesin ataupun alat yang mengeluarkan panas serta panas yang bersumber dari sinar matahari yang memanasi atap pabrik yang kemudian menimbulkan radiasi kedalam ruangan kerja produksi. Produktivitas pekerja sangat dipengaruhi oleh cuaca kerja dalam lingkungan yang nyaman. Lingkungan kerja yang panas dapat menyebabkan beban tambahan
Universitas Sumatera Utara
pada sirkulasi darah. Pada waktu melakukan pekerjaan fisik yang berat di lingkungan panas, maka darah akan mendapat beban tambahan karena harus membawa oksigen kebagian otot yang sedang bekerja. Di samping itu harus membawa panas dari dalam tubuh ke permukaan kulit. Hal demikian juga merupakan beban tambahan bagi jantung yang harus memompa darah lebih banyak lagi. Akibat dari pekerjaan ini, maka frekuensi denyut nadipun akan lebih banyak lagi atau meningkat (Santoso, 1985:2). Lingkungan kerja yang panas ini terjadi pada salah satu pabrik pembuatan sarung tangan karet yaitu PT.Mahakarya Inti Buana, dimana temperatur pada ruangan produksi antara 30 0 C s/d 36 0 C yang dalam proses produksinya terdapat panas yang timbul akibat proses pembuatan sarung tangan karet dan panas yang dihasilkan dari radiasi sinar matahari melalui atap pabrik menambah beban panas ruangan kerja. Pekerja di bagian produksi menarik sarung tangan karet dari cetakannya dan meletakkannya sesuai dengan ukuran dan kualitas sarung tangan karet tersebut. Pada cetakan sarung tangan karet ini pun juga terdapat panas yang disebabkan oleh proses pengeringan pada oven dimana operator yang belum mahir dalam melakukan pekerjaannya akan mengalami cedera pada jari-jari tangan berupa melepuhnya kulit jari-jari tangan atas dan bahkan bisa menimbulkan infeksi. Hal ini mengakibatkan turn-over karyawan yang tinggi yaitu berkisar 30 sampai dengan 40 orang/bulan. Akibat proses penghantaran panas yang terjadi di lantai-lantai produksi ini, terjadi ketidakseimbangan panas di lingkungan kerja produksi. Hal ini terlihat dari terganggunya sistem thermoregulatory tubuh pekerja, yang pada umumnya pekerja
Universitas Sumatera Utara
laki-laki yang berada di lantai pertama dan kedua bagian produksi lebih menyenangi bekerja dalam kondisi bagian atas tubuh terbuka (tidak mengenakan baju), sehingga efek panas langsung ke kulit. Adapun panas yang langsung ke kulit dapat menyebabkan terjadinya stroke pada pekerja. Karena terganggunya sistem thermoregulatory pekerja ini juga terlihat pada pekerja yang mengalami kehilangan panas ( heat loss ) tubuh pekerja akibat lingkungan panas yang besar. Oleh karena itu, suatu regulasi pengaturan distribusi panas yang baik di lantai-lantai produksi perusahaan sangat diperlukan untuk diteliti agar persentase jumlah produk cacat dapat dikurangi, dan
frekwensi operator mengambil waktu untuk minum maupun
beristirahat secara bergantian dengan operator yang lain dapat ditentukan dengan lebih baik sehingga produktivitas kerja diharapkan dapat meningkat. Dari uraian tersebut diatas maka kondisi lingkungan kerja mempengaruhi performa kerja yang berakibat menurunnya produktivitas kerja di bagian produksi pembuatan sarung tangan karet.
1.2. Identifikasi dan Perumusan Masalah Permasalahan yang ditemukan pada lantai produksi di PT.Mahakarya Inti Buana dapat diidentifikasi sebagai berikut: 1. Suhu lingkungan kerja yang belum nyaman, dimana hal ini dapat mempengaruhi aktivitas pekerja yang akhirnya dapat menurunkan produktivitas kerja 2. Terdapat proses pengeringan pada pengolahan sarung tangan karet yang dapat menghantarkan panas, yang dapat meningkatkan Suhu Ruangan di
lantai
produksi.
Universitas Sumatera Utara
3. Sirkulasi udara yang tidak baik dilihat dari ketidakcukupan ventilator yang digunakan. 4. Ditemukannya pekerja yang merasa tidak nyaman dengan membuka baju, jika hal ini berlangsung terus maka si pekerja dapat mengalami gangguan kesehatan dan menurunkan produktivitas. 5. Pakaian yang digunakan pekerja tidak mampu memberikan kenyamanan dalam bekerja, terlihat dari ditemukannya pekerja yang membuka baju karena kepanasan. Dari identifikasi masalah diatas dapat dirumuskan permasalahan yang terjadi di perusahaan adalah kondisi suhu
lingkungan kerja yang berada diatas Nilai
Ambang Batas (NAB), sehingga menyebabkan terjadinya penurunan produktivitas pekerja.
1.3. Tujuan Penelitian Tujuan penelitian ini adalah: 1. Mendapatkan suatu metode mengurangi panas yang terjadi di ruang produksi tetapi tidak mengurangi kualitas dari sarung tangan karet 2. Mengetahui kondisi termal lingkungan kerja seperti suhu (T), kecepatan udara (V) dan kelembaban (RH) pada setiap lantai di bagian produksi 3. Mengetahui heat stress index pekerja yang berada pada setiap ruangan di lantai produksi.
Universitas Sumatera Utara
4. Mengidentifikasi dan mengurangi kemungkinan munculnya cedera pada operator selama bekerja. 5. Menentukan ambang batas kenyamanan bekerja melalui penentuan waktu kerja dan waktu istirahat. 6. Melakukan perbaikan terhadap kondisi lingkungan kerja termal yang tidak baik bagi kesehatan pekerja.
1.4. Keutamaan Penelitian Keutamaan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1. Bagi Perusahaan a. Memberi masukan kepada pihak perusahaan upaya apa yang dapat dilakukan dalam mengatasi heat stress di tempat kerja untuk menjaga kesehatan pekerja. b. Sebagai pedoman bagi pekerja yang bekerja di lingkungan panas untuk mengantisipasi terjadinya pengaruh paparan panas di tempat kerja. 2. Bagi Institusi Sebagai bahan referensi untuk penelitian selanjutnya dalam mencari solusi pengendalian paparan panas pada proses pembuatan Sarung Tangan Karet. 3. Bagi Mahasiswa a.
Menerapkan teori ergonomi dan perencanaan, perancangan dan pembakuan sistem kerja dalam permasalahan yang sebenarnya terjadi di perusahaan.
b.
Mendapatkan peluang untuk dapat memecahkan dan mencari solusi permasalahan-permasalahan di perusahaan dari sudut pandang akademis.
Universitas Sumatera Utara
1.5. Batasan Masalah dan Asumsi Penelitian dilakukan dalam batasan-batasan tertentu, antara lain : 1. Penelitian hanya dilakukan pada ruangan Produksi PT. Mahakarya Inti Buana 2. Pengukuran termal yang dilakukan hanya di dalam ruangan 3. Cedera yang diakibatkan dalam proses produksi tidak dianalisa Asumsi-asumsi yang digunakan dalam penelitian ini antara lain: 1.
Kondisi psikologis pekerja di lantai produksi dianggap tidak mempengaruhi hasil pengukuran.
2.
Pekerja memiliki tingkat metabolisme tubuh yang relatif sama.
3.
Metode kerja dan layout pabrik tidak berubah saat penelitian dilakukan.
1.6. Sistematika Penulisan Tugas Akhir Sistematika yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini adalah sebagai berikut : JUDUL LEMBAR PENGESAHAN KATA PENGANTAR UCAPAN TERIMA KASIH DAFTAR ISI DAFTAR TABEL DAFTAR GAMBAR DAFTAR LAMPIRAN RINGKASAN
Universitas Sumatera Utara
BAB I
PENDAHULUAN Pada bab ini berisi permasalahan kondisi termal yang ada di PT. Mahakarya Inti Buana khususnya di lantai produksi, juga terdapat identifikasi dan perumusan masalah, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah dan asumsi yang digunakan dalam penelitian.
BAB II
GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN Bab ini menjelaskan tentang sejarah, manajemen dan organisasi juga ruang lingkup PT. Mahakarya Inti Buana yang bergerak di bidang industri Sarung Tangan Karet
BAB III
LANDASAN TEORI Dalam bab ini diuraikan teori-teori tentang kondisi lingkungan termal, faktor yang mempengaruhi tekanan panas, keseimbangan panas dan kesehatan pekerja.
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN Pada bab ini memuat desain penelitian dan metodologi yang digunakan dalam menentukan keseimbangan panas untuk kesehatan pekerja. Menggambarkan prosedur penelitian yang akan dilakukan, asumsi, pembatasan, kondisi dan keseluruhan persiapan yang akan dilakukan dalam pengamatan juga alat dan bahan yang digunakan selama meneliti.
Universitas Sumatera Utara
BAB V
PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA Bab ini memuat data hasil dari pengamatan dan pengukuran yang dilakukan berupa pengumpulan data primer dan sekunder di perusahaan, serta data yang diperoleh diolah secara empiris dan grafis.
BAB VI
ANALISIS PEMECAHAN MASALAH Bab ini memuat analisis dan pembahasan hasil dari pengolahan data dengan cara non statistik dan membandingkan hasil pengolahan data dengan standard yang ditetapkan oleh ASHRAE dan NAB. Pengolahan secara statistik juga dilakukan untuk beberapa analisa grafis. Analisis yang dilakukan digunakan untuk mengkaji perbaikan lingkungan termal yang baru untuk kesehatan pekerja.
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN Kajian-kajian yang telah dilakukan pada bab terdahulu akan disimpulkan secara statistik dan non statistik , dan saran-saran untuk penelitian ke depan mengenai kajian keseimbangan panas untuk kesehatan pekerja akan diuraikan.
DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara