PENDAHULUAN
Latar Belakang Tanah dan air merupakan sumberdaya yang paling fundamental yang dimiliki oleh manusia. Tanah merupakan media utama dimana manusia bisa mendapatkan
bahan
pangan,
sandang,
papan,
tambang
dan
tempat
dilaksanakannya berbagai aktifitas. Tanah dapat dipandang sebagai campuran antara partikel mineral dan organik dengan berbagai ukuran dan komposisi. Partikel-partikel tersebut menempati kurang lebih 50 % volume, sedangkan sisanya, yang berupa pori-pori, diisi oleh air dan udara. Salah satu fungsi tanah yang terpenting adalah tempat timbuhnya tanaman. Akar tanaman didalam tanah menyerap
kebutuhan
utama
tumbuhan,
yaitu
air
nutrisi
dan
oksigen
(Suripin, 2004). Air merupakan komponen utama tubuh tanaman, bahkan hampir 90% sel-sel tanaman dan mikrobia terdiri dari air. Air yang diserap tanaman disamping berfungsi sebagai komponen sel-selnya, juga berfungsi sebagai media reaksi pada hampir seluruh proses metabolismenya yang
apabila telah terpakai diuapkan
melalui mekanisme transpirasi, yang bersama sama dengan penguapan tanah sekitarnya (evaporasi) disebut evapotranspirasi. Dalam memproduksi biomassa sangat banyak dibutuhkan air, tergantung pada jenis tanaman (Hanafiah, 2005). Di dalam tanah, air berada di dalam ruang pori diantara padatan tanah. Jika tanah dalam keadaan jenuh air, semua ruang pori tanah terisi oleh air. Dalam keadaan ini jumlah air yang disimpan didalam tanah merupakan jumlah air
1 Universitas Sumatera Utara
maksimum disebut kapasitas penyimpanan air maksimum. Di dalam tanah air dapat bertahan tetap berada di dalam ruang pori karena adanya berbagai gaya yang bekerja pada air tersebut. Gaya-gaya yang menahan air hingga dapat bertahan dalam rongga pori berasal dari adsorbsi molekul air oleh padatan tanah, gaya tarik menarik antar molekul air, adanya larutan garam dan gaya kapiler (Islami dan Utomo, 1995). Di dalam tanah air dapat berpindah dan bergerak dalam lapisan tanah pada elevasi dan suhu yang sama . hal ini terjadi karena adanya tarikan air oleh partikel tanah yang dikenal dengan potensial matriks atau gaya kapiler. Karena adanya gaya potensial tanah ini mengakibatkan 2 jenis tanah atau lebih yang memiliki kandungan air yang sama akan menunjukkan pertumbuhan tanaman yang berbeda, hal ini menunjukkan bahwa penyebaran air dalam tanah juga mempengaruhi jumlah air yang tersedia bagi tanaman (Islami dan Utomo, 1995). Indonesia memiliki daratan yang cukup luas sehingga terdapat berbagai jenis tanah, setiap tanah memiliki struktur dan tekstur yang berbeda. Perbedaan struktur dan tekstur tanah ini berkaitan dengan sifat-sifat fisik lainnya, seperti porositas. hal ini juga mengakibatkan adanya perbedaan kemampuan tanah untuk meloloskan air dan menyimpan air. Tekstur tanah turut menentukan tata air dalam tanah, yaitu berupa kecepatan infiltrasi, penetrasi dan kemampuan pengikatan air oleh tanah. Terjadi tidaknya aliran permukaan, tergantung pada dua sifat yang dipunyai oleh tanah tersebut, yaitu kapasitas infiltrasi yaitu kemampuan tanah untuk meresapkan air dan permeabilitas dari lapisan tanah yang berlainan, yaitu kemampuan tanah
2 Universitas Sumatera Utara
untuk meluluskan air atau udara ke lapisan bawah profil tanah. Kemampuan tanah untuk menyimpan dan meloloskan air juga akan ditentukan oleh porositas tanah (Suripin, 2004). Porositas adalah proporsi ruang pori total (ruang kosong) yang terdapat dalam satuan volume tanah yang dapat ditempati oleh air dan udara, sehingga merupakan indikator kondisi drainase dan aerasi tanah. Tanah yang poreus berarti tanah yang cukup mempunyai ruang pori untuk pergerakan air dan udara masukkeluar tanah secara leluasa. Pori-pori tanah berisi udara dan air yang komposisinya akan menentukan pertumbuhan tanaman, terutama tanaman yang tumbuh dalam kondisi tanah tidak jenuh, yaitu pada kondisi kapasitas lapang, seperti tanaman hortikultura dan tanaman pangan selain padi. Kapasitas lapang (field capacity) adalah kondisi dimana tebal lapisan air dalam pori-pori tanah mulai menipis, sehingga tegangan antar air-udara meningkat hingga lebih besar dari gaya gravitasi, air gravitasi (pori-pori makro) habis dan air tersedia (pada poro-pori meso dan mikro) bagi tanaman dalam keadaan optimum (Hanafiah, 2005). Tanaman pangan yang saat ini dibutuhkan dan masih mengimpor adalah tanaman kedelai, jagung, gandum dan lain-lain. Kebutuhan kedelai di indonesia setiap tahun selalu meningkat seiring dengan pertambahan penduduk dan perbaikan pendapatan per kapita. Oleh karena itu di perlukan suplai kedelai tambahan yang harus diimpor karena produksi dalam negeri belum dapat mencukupi kebutuhan tersebut. Lahan budidaya kedelai pun di perluas dan produktivitasnya ditingkatkan. Tanah dan iklim merupakan dua komponen
3 Universitas Sumatera Utara
lingkungan tumbuh yang berpengaruh pada pertumbuhan tanaman kedelai. Pertumbuhan kedelai tidak bisa optimal bila tumbuh dilingkungan yang salah satu komponen tumbuh optimal, tapi komponen lainnya sub-optimal. Hal ini karena kedua komponen ini harus saling mendukung satu sama lain sehingga pertumbuhan kedelai bisa optimal. Tanaman kedelai sebenarnya dapat tumbuh di semua jenis tanah. Namun demikian, untuk mencapai tingkat pertumbuhan dan produktivitas yang optimal, kedelai harus ditanam di tanah bertekstur lempung berpasir atau liat berpasir (Adisarwanto, 2005). Kebutuhan kedelai nasional mencapai 2,4 juta ton tiap tahunnya, sementara kebutuhan bahan baku tempe dan tahu tersebut baru terpenuhi dari hasil produksi petani sekitar 850 ribu ton, atau sekitar 35%. Indonesia masih mengimpor 1,55 juta ton dari Amerika. Angka Ramalan II (ARAM II) produksi kedelai pada tahun 2014 sebesar 4.680 ton, naik sebesar 1.451 ton dibanding produksi ATAP tahun 2013. Kenaikan produksi disebabkan oleh kenaikan hasil per hektar sebesar 0,40 kw/ha atau 3,87 persen dan luas panen naik sebesar 1.237 hektar atau 39,57 persen dibanding tahun 2013. Tanaman kedelai memerlukan tanah yang memiliki kadar air optimal. Pada kadar air 70-80% kapasitas lapang efisiensi serapan unsur fosfor optimal pada tanaman kedelai yang di pupuk fosfor di tanah vertisol. Di samping itu kondisi kekeringan sampai dengan kadar air 50% kapasital lapang masih bisa di toleransi oleh tanaman kedelai. Sementara bila kadar air kurang dari 50%, pertumbuhan kedelai akan terhambat sehingga produktivitasnya menurun sampai 20-30% (Adisarwanto, 2005).
4 Universitas Sumatera Utara
Di samping efisiensi serapan unsur hara, perlu pula diketahui efisiensi irigasi pada tanaman kedelai, karena dengan kondisi kadar air tanah 50% kapasitas lapang tanaman masih dapat tumbuh dengan baik, hal ini berarti akan menghemat pemakaian air sebesar 50% dari kapasitas lapang. Di Indonesia umumnya tanaman kedelai dibudidayakan atau dapat tumbuh pada tanah alluvial, regosol, grumusol, latosol dan andosol (Suripin, 2004) serta pada tanah inceptisol (Junaidi, 2013). Karena tanah memiliki kemampuan menyerap air dan mengikat air yang berbeda dan tanaman kedelai dapat tumbuh dalam kondisi kadar air tanah 50% kapasitas lapang maka perlu dilakukan pengkajian distribusi air pada tanah inceptisol dengan pemberian jumlah air yang berbeda, serta pengaruhnya terhadap produksi tanaman kedelai. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji distribusi air pada tanah inceptisol bertanaman kedelai dengan jumlah pemberian air yang berbeda dan pengaruhnya terhadap produksi tanaman kedelai.
5 Universitas Sumatera Utara
Manfaat Penelitian 1. Bagi penulis yaitu sebagai bahan untuk menyusun skripsi yang merupakan syarat untuk dapat menyelesaikan pendidikan di Program Studi Keteknikan Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara. 2. Bagi mahasiswa, sebagai referensi untuk melakukan penelitian yang berhubungan dengan distribusi air di dalam berbagai jenis tanah dengan pemberian
kadar air yang berbeda dan pengaruhnya terhadap
produktifitas tanaman.
6 Universitas Sumatera Utara