PENDAHULUAN
Latar Belakang Pakan merupakan kebutuhan penting ternak yang berfungsi untuk memenuhi kebutuhan pokok ternak, pertumbuhan dan perkembangan, serta produksi dan reproduksi. Usaha peternakan sangat tergantung pada faktor pakan yang menyangkut aspek kualitas, kuantitas, kontinyuitas, dan keseimbangan zat gizi. Kamal (1998) menyebutkan bahwa hijauan makanan ternak secara umum terbagi atas rumput, legum, dan hijauan lain yang berupa hijauan berbagai sayur-sayuran baik hasil sisa ataupun yang sudah tidak digunakan sebagai bahan pangan. Rumput merupakan hijauan segar yang sangat disukai ternak, mudah diperoleh, tahan terhadap renggutan dan mampu tumbuh baik terutama di daerah tropis. Menurut Reksohadiprojo (1985), rumput-rumput yang dapat tumbuh dengan baik di daerah tropis terutama di Indonesia antara lain rumput kikuyu (Pennisetum clandestinum), rumput Cynodon dactylon, rumput Brachiaria decumbens, rumput Brachiaria mutica, dan rumput gajah (Pennisetum purpureum). Rumput Brachiaria merupakan rumput hijauan tropis yang berasal dari savana di Afrika, yang diperkenalkan di Brazil pada tahun 1952. Rumput Brachiaria dapat beradaptasi dengan baik pada tanah yang kurang akan unsur hara dan tahan terhadap kemarau panjang. Rumput dengan genus Brachiaria memiliki banyak spesies diantaranya
1
Brachiaria
ruziziensis, Brachiaria brizantha, dan Brachiaria decumbens. Brachiaria ruziziensis dikenal dengan rumput ruzi atau rumput kongo, yang secara luas didistribusikan di negara-negara tropis (Ishigaki et al., 2013). Brachiaria ruziziensis merupakan nama latin yang umum digunakan untuk rumput ruzi, sedangkan (Germain et Everard) telah menjadi nama umum penemu yang dikenal di dunia (Miles et al., 1996; Wongsuwan, 1999). FAO (2008) menerangkan bahwa rumput ruzi merupakan rumput merayap perennial dengan rimpang pendek lebat dan dapat menutupi permukaan tanah. Kelebihan rumput ini adalah kandungan nutrien Brachiaria ruziziensis Germain et Evrard cv. Kennedy lebih baik dibanding dengan spesies lain dari genus Brachiaria pada umumnya. Manajemen budidaya rumput atau pengelolaan rumput merupakan salah satu faktor lingkungan yang penting yang sering diabaikan oleh peternak, padahal tanpa pengelolaan yang baik pasokan dan kualitas hijauan tidak terjamin dan akan mengganggu perkembangan ternak. Manajemen yang dilakukan dengan baik dapat meningkatkan produksi dan kualitas suatu hijauan yaitu dengan pengolahan tanah, pemupukan, dan pengaturan jarak tanam sebagai salah satu strategi pengelolaan tanaman yang mempengaruhi kompetisi tanaman dalam menggunakan unsur hara, air, sinar matahari, dan oksigen. Pemupukan menjadi faktor yang penting dalam pengelolaan karena berhubungan dengan kebutuhan unsur hara yang diperlukan untuk pertumbuhan tanaman dan sebagai bahan penyusun komposisi kimia tanaman itu sendiri.
2
Pemupukan dimaksudkan untuk memberikan unsur hara terhadap tanaman agar unsur hara di dalam tanah yang hilang atau diserap tanaman dapat diganti dan juga dapat memperbaiki struktur tanah. Unsur hara nitrogen (N), fosfor (P), dan kalium (K) merupakan unsur hara makro yang sangat dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman (Siregar et al., 2014). Nitrogen merupakan faktor pembatas utama karena sering defisien di lahan sebab sifatnya mudah larut, nitrogen juga sebagai bahan penyusun protein tanaman, klorofil dan asam nukleat sehingga dapat memacu produksi tanaman penghasil hijauan pakan serta dapat meningkatkan perkembangbiakan
mikroorganisme
tanah
yang
berperan
penting
menentukan kesuburan tanah. Unsur fosfor dan kalium juga dibutuhkan untuk
pertumbuhan
meningkatkan
tanaman,
kandungan
namun
oxalate
kelebihan
larut
pada
pupuk
rumput
K
dapat
Pennisetum
purpureum yang dapat bersifat racun bagi ternak (Siregar et al., 2014). Rumput Brachiaria dikenal dengan salah satu rumput yang respon terhadap pemupukan, sehingga banyak penelitian yang dilakukan untuk mengetahui produksi Brachiaria dengan berbagai pemupukan dan pola tanam. Brachiaria sangat respon terhadap pemupukan N, pengaruh pemupukan
N
terhadap
produksi
Brachiaria
decumbens
yang
menggunakan dosis N sebanyak 0, 112, 224, 448, 896 kg/ha berturut-turut 9880, 14020, 19740, 19630, dan 14750 BK/kg/ha. Rumput Brachiaria juga respon terhadap pemupukan ZK, berdasarkan hasil penelitian produksi Brachiaria brizantha meningkat seiring dengan dosis pemupukan ZK yang
3
diberikan yaitu dosis 0 kg/ha, 400 kg/ha, dan 800kg/ha berturut turut menghasilkan 190,53; 187,62; 191,38 ton/ha/tahun (Fanindi et al., 2010). Rao (2010) menambahkan dalam penelitiannya disebutkan bahwa rumput Brachiaria ruziziensis cv. Kennedy tumbuh lebih cepat dan menghasilkan biomassa lebih banyak dibanding dengan rumput Brachiaria decumbens cv. Basilisk pada pemupukan fosfor (P) dengan level yang berbeda. Pemupukan fosfor level tinggi menghasilkan biomassa Brachiaria ruziziensis cv. Kennedy 48% lebih tinggi dibanding rumput Brachiaria decumbens cv. Basilisk, dan pemupukan fosfor level rendah menghasilkan biomassa Brachiaria ruziziensis cv. Kennedy 39% lebih tinggi dibanding Brachiaria decumbens cv. Basilisk. Pemupukan dengan menggunakan unsur N, P, K perlu dilakukan karena N, P, K merupakan unsur makro yang dibutuhkan tanaman dan terbukti dapat meningkatkan produksi kualitas nutrisi hijauan. Kualitas rumput ruzi yang dipupuk dengan pupuk NPK perlu dilakukan evaluasi terpadu terhadap nilai nutrisi dan faktor konsumsi oleh ternak. Analisis kimia perlu dilakukan untuk mengetahui informasi kuantitaif mengenai nutrisi. Evaluasi yang dilakukan tentu saja tidak hanya analisis kimia namun juga mencakup kecernaannya (Ullah, 2010). Pengukuran kecernaan diartikan sebagai jumlah bahan pakan yang dapat diserap dan dimanfaatkan oleh ternak. Pengukuran kecernaan adalah suatu usaha untuk menentukan jumlah zat dari bahan pakan yang diserap dalam saluran pencernaan (Anggorodi, 1999). Perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui komposisi
4
kimia dan kecernaan rumput ruzi yang dipupuk dengan pupuk NPK dengan dosis yang berbeda. Pengujian kecernaan rumput ruzi dapat dilakukan dengan analisis in vitro dengan menggunakan metode Tilley and Terry (1963).
Tujuan Penelitian Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mengetahui
pengaruh
dosis
pemupukan NPK terhadap kualitas rumput ruzi (Brachiaria ruziziensis Germain et Everard cv. Kennedy) yang ditanam dari biji sebagai pakan ternak yang meliputi komposisi kimia bahan pakan dan kecernaan rumput ruzi yang meliputi kecernaan bahan kering dan bahan organik dengan metode in vitro.
Manfaat Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah mengenai kandungan proksimat bahan pakan dan kecernaan rumput ruzi yang meliputi kecernaan bahan kering dan bahan organik (Brachiaria ruziziensis Germain et Everard cv. Kennedy) yang ditanam dari biji dengan pemberian pupuk NPK pada dosis yang berbeda.
5