I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Usaha peternakan rakyat sebagian besar masih bersifat subsisten dengan
ciri skala usahanya yang kecil dan tidak ekonomis serta dilakukan dengan cara tradisional dengan teknologi sederhana.
Faktanya ternak bukan merupakan
komoditi bisnis, tapi lebih berfungsi kepada status sosial masyarakat, atau juga merupakan sumber tenaga kerja. Akibatnya, peternak akan menjual ternaknya jika mereka memerlukan uang tunai. Fluktuasi dan gejolak harga ternak biasanya terjadi bersamaan dengan terjadinya gejolak kebutuhan sosial atau keluarga, terutama pada kegiatan hari-hari besar keagamaan, sosial dan kebudayaan. Upaya yang perlu ditempuh yaitu inovasi teknologi adaptif pada berbagai struktur usaha ternak, sehingga teknologi yang diadopsi sama halnya dengan teknologi di negara lainnya yang produk peternakannya diimpor ke dalam negeri. Tidak terlepas dari itu, peran koperasi sangatlah penting karena koperasi harus dapat menyediakan pelayanan yang baik pada anggota. Koperasi akan diterima anggota apabila pelayanan yang diberikan sesuai dengan bentuk kebutuhan warga atau anggotanya.
Koperasi harus mampu memberikan
pelayanan yang terbaik kepada peternak karena karakter peternak yang banyak keterbatasan, dan tidak dapat bekerja sendiri untuk memenuhi kebutuhannya terutama dalam memperoleh input produksi.
Adapun pelayanan yang sangat
dibutuhkan para peternak yaitu tempat pelayanan koperasi, baik dalam aspek pemeliharaan dan aspek usaha.
2
Aspek pemeliharaan dan aspek usaha merupakan salah satu keberhasilan dalam suatu usaha peternakan. Salah satu cara untuk meningkatkan kedua aspek tersebut yaitu pemenuhan kebutuhan informasi dalam hal beternak yang bertujuan agar peternak dapat lebih mengetahui cara untuk mencapai tingkat produksi yang optimal. Salah satu faktor penunjang keberhasilan dalam beternak sapi perah adalah berjalannya suatu perilaku komunikasi antar peternak untuk memenuhi kebutuhan informasi dalam beternak sapi perah. Pemenuhan kebutuhan informasi dapat berjalan dengan baik, jika peternak melakukan komunikasi interpersonal dengan optimal. Komunikasi interpersonal adalah komunikasi antara orang-orang melalui tatap muka, yang memungkinkan setiap pesertanya menangkap reaksi orang lain secara langsung (Mulyana, 2000). Tempat Pelayanan Koperasi (TPK) Cibodas merupakan koperasi yang bergerak di bidang pelayanan kepada peternak sapi perah, yang mempunyai tujuan utama memajukan kesejahteraan para peternaknya. Keberhasilan TPK Cibodas dalam mencapai tujuannya tidak lepas dari komunikasi, khususnya komunikasi interpersonal peternak anggota terhadap pemenuhan kebutuhan informasi dalam beternak sapi perah. Komunikasi interpersonal membuat peternak akan saling berinteraksi dan saling bertukar informasi pengalaman atau pengetahuan dalam hal beternak sapi perah. Banyak informasi datang dari komunikasi interpersonal yang awalnya melalui media massa, selanjutnya didiskusikan dan akhirnya dipelajari atau didalami melalui interaksi interpersonal. Seorang peternak harus memperhatikan upaya-upaya untuk terciptanya komunikasi-komunikasi yang efektif, seperti menjaga hubungan dan dapat bertindak
proaktif
terhadap
sumber-sumber
informasi.
Dalam
interaksi
interpersonal terkadang terdapat konflik didalamnya. Adanya perbedaan pendapat
3
atau konflik yang berkepanjangan, akhirnya dapat berdampak pada rendahnya tingkat pemenuhan kebutuhan informasi peternak. Komunikasi yang baik akan mampu memperoleh tingkat pemenuhan kebutuhan informasi dalam beternak, sehingga tingkat pemenuhan kebutuhan informasi dipeternak menjadi semakin baik. Sejauh ini belum banyak diungkap beberapa perilaku komunikasi interpersonal peternak berhubungan dengan tingkat pemenuhan kebutuhan informasi dalam beternak yang berkaitan dengan aspek pemeliharaan dan aspek usaha dalam beternak sapi perah. Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka, hubungan perilaku komunikasi peternak yang terjadi antara peternak dengan tingkat pemenuhan kebutuhan informasi peternak dalam usaha sapi perah sangat relavan untuk dilakukan karena dapat mendorong berkembangnya usaha sapi perah.
1.2
Identifikasi Masalah Berdasarkan uraian diatas dapat diidentifikasi beberapa permasalahan
sebagai berikut: 1.
Bagaimana perilaku komunikasi interpersonal peternak.
2.
Bagaimana tingkat pemenuhan kebutuhan informasi peternak.
3.
Bagaimana hubungan perilaku komunikasi interpersonal peternak dengan tingkat pemenuhan kebutuhan informasi beternak sapi perah.
4
1.3
Maksud dan Tujuan Penelitian Melihat pentingnya informasi yang dibutuhkan mengenai manajemen
pemeliharaan ternak sapi perah maka penelitian ini bertujuan sebagai berikut : 1.
Mengetahui perilaku komunikasi interpersonal yang dilakukan peternak.
2.
Mengetahui tingkat pemenuhan kebutuhan informasi peternak.
3.
Menganalisis hubungan antara perilaku komunikasi interpersonal dengan tingkat pemenuhan kebutuhan informasi dalam beternak sapi perah.
1.4
Kegunaan Penelitian Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi atau gambaran
mengenai pemenuhan kebutuhan informasi peternak melalui penggunaan saluran komunikasi interpersonal. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada : 1.
Pihak koperasi akan pentingnya komunikasi interpersonal peternak di dalam rangka mendorong berkembangnya usaha peternakan sapi perah terutama didalam meningkatkan produktivitas ternak dan kualitas susu.
2.
Peternak sapi perah agar terbuka kesadarannya mengenai informasi komunikasi interpersonal dalam tingkat pemenuhan aspek manajemen dan usaha beternak ternak sapi perah.
3.
Aspek pengembangan ilmu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan keilmuan bagi perkembangan ilmu peternakan khususnya sosial ekonomi peternakan.
5
1.5
Kerangka Pemikiran Struktur usaha peternakan di Indonesia sebagian besar tetap bertahan
dalam bentuk usaha rakyat. Dicirikan oleh tingkat pendidikan peternak rendah, penerapan manajemen dan teknologi konvesional. Pada tingkat peternakan rakyat masih banyak ditemukan permasalahan yang timbul seperti permasalahan pakan, reproduksi, penyakit dan pengolahan pada limbah. Kunci keberhasilan usaha peternakan sapi perah sangat tergantung dari aspek manajemen dan aspek usaha. Aspek manajemen mencakup pemeliharaan sedangkan aspek usaha mencakup pengelolaan usaha. Aspek-aspek tersebut belum dapat dilaksanakan dengan baik.
Hal ini
disebabkan kurangnya informasi mengenai pemenuhan kebutuhan informasi dalam beternak sapi perah serta masih melekatnya budaya kebiasaan dari pengalaman orang tua peternak.
Oleh karena itu, dibutuhkan peningkatan
pemenuhan informasi dalam beternak sapi perah yang baik sehingga akan berdampak pada pemahaman peternak.
Salah satu faktor penting dari segi
komunikasi adalah perilaku dan kemampuan peternak dalam mencari informasi yang dibutuhkan mengenai penyiapan sarana dan peralatan, pembibitan, manajemen pemberian pakan, tatalaksana pemeliharaan, kesehatan dan sanitasi. Komunikasi tidak terjadi dalam ruang hampa sosial, tetapi komunikasi terjadi karena berinteraksi dengan sistem sosial. Bahkan sebaliknya, komunikasi juga berkontribusi terhadap kehidupan sosial. Komunikasi bergerak melibatkan unsur lingkungan sebagai wahana yang menciptakan proses komunikasi itu berlangsung (Mulyana, 2007). Komunikasi interpersonal berperan penting didalam mengembangkan perilaku dan kemampuan peternak. Komunikasi interpersonal merupakan bentuk
6
komunikasi yang dianggap tepat dan mampu mengubah sikap, kepercayaan, opini, dan perilaku peternak. Komunikasi interpersonal berlangsung secara timbal balik dan menghasilkan feed back secara langsung dalam menanggapi suatu pesan. Komunikasi yang dilakukan dua arah dan secara langsung akan sangat memungkinkan untuk terjadinya komunikasi yang efektif (Supratiknya, 1995). Komunikasi merupakan sarana untuk mengadakan koordinasi antara berbagai subsistem dalam peternakan.
Peternakan yang baik, ditandai oleh
adanya kerjasama secara sinergis dan harmonis dari berbagai komponen. Ketika proses komunikasi antar komponen tersebut dapat diselenggarakan secara harmonis, maka peternakan tersebut semakin kokoh, kinerja peternakan akan meningkat dan berkembang baik. Menurut DeVito (dalam Maulana, 1997) mengemukakan bahwa terdapat komponen yang perlu dicermati dalam perilaku komunikasi interpersonal antara lain meliputi, jumlah sumber informasi, frekuensi bertemu dengan sumber informasi,
cakupan
informasi,
kejelasan
dalam
berkomunikasi,
konteks
komunikasi. Oleh karenamya, bila peternak tersebut dapat memenuhi kebutuhan komunikasi interpersonal dengan optimal, maka kebutuhan informasi peternak, khususnya dalam aspek manajemen pemeliharaan dan pengelolaan usaha akan relatif dapat terpenuhi.
7
Perilaku Komunikasi Interpersonal Peternak :
Sumber Informasi Frekuensi bertemu dengan sumber informasi Cakupan informasi Kejelasan dalam berkomunikasi Konteks berkomunikasi
Tingkat Pemenuhan Informasi : 1. Tingkat pengetahuan Manajemen pemeliharaan Manajemen usaha 2. Tingkat pelaksanaan Manajemen pemeliharaan Manajemen usaha
Ilustrasi 1. Hubungan perilaku komunikasi interpersonal dengan tingkat pemenuhan kebutuhan informasi peternak dalam usaha sapi perah.
Kehidupan setiap manusia baik interpersonal maupun kelompok tidak dapat melepaskan diri dari aktifitas komunikasi interpersonal, termasuk dalam kelompok peternak anggota TPK Cibodas.
Berdasarkan kerangka pemikiran
maka dapat ditarik hipotesis terdapat hubungan positif antara perilaku komunikasi interpersonal peternak dengan tingkat pemenuhan kebutuhan informasi beternak sapi perah.
1.6
Waktu dan Lokasi Penelitian Penelitian ini dilaksanakan selama dua minggu pada bulan April 2015 di
TPK Cibodas yang berada di Desa Cibodas, Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.