PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KETRAMPILAN PEMBUATAN SABUN COLEK DAN CAIRAN PEMBERSIH KACA DI BALAI KELURAHAN PURWOSARI KABUPATEN PASURUAN DALAM UPAYA MENCIPTAKAN WIRAUSAHA BARU DAN MEMBUKA KESEMPATAN KERJA DARI SEBAGIAN MASYARAKAT AKIBAT PHK DARI PT. ADES Misbach Munir Pada akhir-akhir tahun 2007 PT.ADES melakukan pemutusan hubungan kerja pada sebagian karyawannya khususnya karyawan yang bertempat tinggal di daerah Kelurahan Purwosari yaitu bagian produksi dan gudang, keputusan melakukan phk merupakan dampak dari persaingan yang ketat, kemajuan teknologi atau mungkin dampak globalisasi.Sekitar hampir kurang lebih 40% dari total jumlah karyawan yang terkena phk. Ada sebagian karyawan yang berkonsultasi tehadap pemasalahan yang dihadapi. Meskipun sebagian karyawan akibat phk tersebut mendapat uang pesangon yang jumlahnya disesuaikan dengan masa kerja, mereka tetap merasa kebingungan untuk melangkah menatap masa depan, karena selama ini mereka dihadapkan pada jenis pekerjaan yang sifatnya monoton dan mereka buta terhadap pekerjaan-pekerjaan kewirausahaan. Singkatnya sebagian karyawan tersebut belum atau tidak diperkenalkan dengan konsep berwirausaha untuk bekal hidup secara mandiri dalam kehidupannya setelah mereka berhenti atau keluar dari perusahaan. Sebagai Universitas yang memegang teguh Tri Dharma Perguruan Tinggi mempunyai inisiatif untuk melakukan pembinaan sebagian karyawan akibat phk tersebut.Setelah kita mengumpulkan sebagian karyawan, kemudian kita menawarkan pelatihan ketrampilan pembuatan aneka produk yang berbasis teknologi tepat guna, ternyata mereka tertarik terhadap ketrampilan pembuatan sabun colek dan cairan pembersih kaca karena tingkat kebutuhan produk tersebut dari waktu ke waktu semakin meningkat dari segala sektor bidang. Untuk dapat melakukan kegiatan wirausaha dan menjadi seorang wirausahawan sangat perlu memiliki bekal ketrampilan baik yang berhubungan dengan produk maupun proses pemasarannya disamping kemauan keras, disiplin, ulet dan memadai dalam permodalan. Produk sabun colek dan cairan pembersih kaca merupakan komoditas dalam kehidupan sehari-hari yang peranannya berkaitan dengan hal kebersihan. Sabun colek dan cairan pembersih kaca secara umum teknologi pembuatannya cukup sederhana dan bahan bakunya mudah diperoleh, orang awampun dapat dengan cepat membuatnya asalkan mengetahui dan mengerti.Pelatihan ketrampilan pembuatan sabun colek dan cairan pembersih kaca tersebut secara keseluruhan dengan pendekatan teknologi tepat guna.Dalam pelatihan ketrampilan yang akan dilakukan dibagi menjadi dua variasi skala produksi yaitu mulai dari skala kecil(skala rumah tangga) dan skala menengah. Dari seluruh kegiatan yang dilaksanakan semuanya bejalan lancar dan berhasil dengan baik, Peserta sangat antusias dan cukup bersemangat dalam mengikuti pelatihan ini, baik pembuatan sabun colek maupun cairan pembersih kaca yang dilakukan secara teori dan peragaan.Peserta juga mulai memahami tentang modifikasi formula, sehingga hasil produk dari peragaan menunjukkan kualitas yang cukup baik (dengan pembanding produk yang ada dipasaran). Dari kegiatan yang telah dilaksanakan, maka kami mengambil suatu penarikan penilaian berdasarkan pengamatan yaitu : 1 Untuk pelatihan membuat sabun colek dan cairan pembersih kaca dalam rentangan 60%-79% dengan kriteria Berhasil. 2 Untuk tindak lanjut atau umpan balik setelah pelatihan kami mengasumsikan cukup berhasil, karena sudah ada dua orang peserta pelatihan mulai melakukan usaha ini. Dan saat ini kami sebagai tim pelaksana pelatihan sedang melakukan
pendampingan dan pengawasan khususnya dalam hal proses pembuatan dan proses pemasaran. Kata Kunci :sabun colek,cairan pembersih kaca,skala kecil,skala menengah,wirausaha baru 1. Pendahuluan Pada akhir-akhir tahun 2007 PT.ADES melakukan pemutusan hubungan kerja pada sebagian karyawannya khususnya karyawan yang bertempat tinggal di daerah Kelurahan Purwosari yaitu bagian produksi dan gudang,
keputusan melakukan phk
merupakan dampak dari persaingan yang ketat, kemajuan teknologi atau mungkin dampak globalisasi.Sekitar hampir kurang lebih 40% dari total jumlah karyawan yang terkena phk. Ada sebagian karyawan yang berkonsultasi tehadap pemasalahan yang dihadapi. Meskipun sebagian karyawan akibat phk tersebut mendapat uang pesangon yang jumlahnya disesuaikan dengan masa kerja, mereka tetap merasa kebingungan untuk melangkah menatap masa depan, karena selama ini mereka dihadapkan pada jenis pekerjaan yang sifatnya monoton dan mereka buta terhadap pekerjaan-pekerjaan kewirausahaan. Singkatnya sebagian karyawan tersebut belum atau tidak diperkenalkan dengan konsep berwirausaha untuk bekal hidup secara mandiri dalam kehidupannya setelah mereka berhenti atau keluar dari perusahaan. Sebagai Universitas yang memegang teguh Tri Dharma Perguruan Tinggi mempunyai inisiatif untuk melakukan pembinaan sebagian karyawan akibat phk tersebut.Setelah kita mengumpulkan sebagian karyawan, kemudian kita menawarkan pelatihan ketrampilan pembuatan aneka produk yang berbasis teknologi tepat guna, ternyata mereka tertarik terhadap ketrampilan pembuatan sabun colek dan cairan pembersih kaca karena tingkat kebutuhan produk tersebut dari waktu ke waktu semakin meningkat dari segala sektor bidang. Untuk
dapat
melakukan
kegiatan
wirausaha
dan
menjadi
seorang
wirausahawan sangat perlu memiliki bekal ketrampilan baik yang berhubungan dengan produk maupun proses pemasarannya disamping kemauan keras, disiplin, ulet dan memadai dalam permodalan. Produk sabun colek dan cairan pembersih kaca merupakan komoditas dalam kehidupan sehari-hari yang peranannya berkaitan dengan hal kebersihan. Sabun colek dan cairan pembersih kaca secara umum teknologi pembuatannya cukup sederhana dan bahan bakunya mudah diperoleh, orang awampun dapat dengan cepat membuatnya asalkan mengetahui dan mengerti.Pelatihan ketrampilan pembuatan sabun colek dan cairan pembersih kaca tersebut secara keseluruhan dengan pendekatan teknologi tepat guna.Dalam
pelatihan ketrampilan
yang akan dilakukan dibagi menjadi dua variasi skala produksi yaitu mulai dari skala kecil(skala rumah tangga) dan skala menengah. Dewasa ini, secara kasat mata hanya perusahaan besar yang mendominasi kedua produk tersebut. Meskipun demikian, peluang kelompok usaha kecil rumah tangga dan menengah untuk berkiprah di industri produk ini masih terbuka dan memiliki prospek yang baik seiring dengan pertambahan jumlah penduduk dan merebaknya jumlah perkantoran,gedung bertingkat yang mempunyai bangunan berstruktur kaca dan alumunium.Dengan melihat kondisi di lapangan yaitu sumber daya manusia( karyawan akibat phk ) dan kemauan keras untuk belajar yang belum terbina secara optimal, maka di harapkan ada pihak ketiga yang bersedia memberi bekal ilmu pengetahuan dan ketampilan melalui pelatihan yang tepat dan berkelanjutan.Diharapkan melalui pelatihan ketrampilan pembuatan sabun colek dan cairan pembersih kaca akan memberikan bekal dan pengetahuan kepada para karyawan akibat phk untuk dapat hidup mandiri ( menjadi wirausahawan ) untuk menghadapi era globalisasi dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara. 5.Bahan dan Metode A.Khalayak sasaran Sasaran dari program pelatihan ketrampilan ini adalah sebagian karyawan akibat phk tersebut, nantinya dapat meciptakan lapangan kerja secara mandiri dan tidak mengandalkan bekerja pada orang lain. Dalam jangka panjang, mereka dapat menjadi wirausahawan baru dalam membantu pemeritah mengurangi jumlah pengangguran. Selain itu dengan pengelolaan manajemen yang profesional akan membawa dampak positif yaitu bisa menjaring tenaga kerja. B.Bahan dan alat-alat Spesifik Proses Pembuatan Sabun Colek Penyediaan Bahan Baku : Beberapa bahan yang perlu disiapkan merupakan bahan bahan standar yang biasa dipergunakan untuk membuat produk ini.Bahan bahan tersebut antara lain : a.Dedocyl benzena sulfonat ( DDBS ) merupakan bahan aktif untuk pembuatan sabun colek yang biasanya disebut ABS( alkyl benzena sulfonat). Bahan ini harus mutlak ada, karena tanpa bahan ini hasil akhir tidak bisa disebut sabun colek, selain itu busa tidak akan bisa timbul dan daya bersihnya bisa berkurang.Bahan ini merupakan cairan yang berwarna cokelat tua dan sebagai pembersih dengan ciri khas adanya
busa yang banyak.Bahan lain juga bisa dipergunakan sebagai pengganti tetapi harganya lebih mahal dari DDBS. b.Kaustik Soda berfungsi sebagai penetralisir sifat keasaman yang ditimbulkan DDBS. Bahan ini berbentuk lempengan atau padatan tipis-tipis. Kaustik harus dilarutkan secara pelan-pelan dan hati-hati karena sifatnya yang cukup keras. Larutan kaustik yang sudah terbentuk dan siap digunakan selanjutnya disimpan dalam ember plastik, jangan menggunakan wadah yang terbuat dari bahan logam.lama penyimpanan sebaiknya dari satu minggu, jika melewati waktu tersebut maka akan timbul endapan dan reaksivitasnya akan menurun. c. Soda Abu merupakan bahan berbentuk bubuk dan berwarna putih, fungsinya untuk meningkatkan daya bersih. Namun penambahannya tidak boleh terlalu banyak karena menimbulkan rasa panas ditangan saat mencuci, sehingga dalam penyusunan formula dibatasi maksimal 7%. d.Sagu dan kaolin, tepung sagu atau tapioka lebih banya berfungsi sebagai bahan pengisi(filler). Bahan terebut bisa membuat volume sabun colek semakin bertambah. Kaolin juga digunakan sebagai bahan pengisi tetapi harganya lebih murah, jika terlalu banyak dapat menurunkan kualitas sabun yang dihasilkan yaitu menjadi cepat kering.Bahan lain yang dapat menggantikan kaolin dan sagu adalah kalsit dan dolomit, dimana harganya sangat murah tetapi kualitas tidak sebaik kaolin. Bahan pengganti tersebut lebih kasar dan agak keabu-abuan. e.Garam, berfungsi sebagai pengental. Idealnya, garam yang digunakan sebagai pengental adalah garam industri, mengingat pembeliannya dalam harus partai besar maka dapat diganti dengan garam pasar atau garam dapur. f.Silikat, mempunyai nama dagang water glass. Bahan ini merupakan cairan kental dan bening(tida berwarna). Selain berfungsi untuk mengikat material dalam sabun colek, juga bisa memberikan kesan glssy(mengkilap). Bahan ini harus disimpan dalam tempat yang tertutup rapat karena sangat mudah mengental. g.Pewarna
dan
Parfum,
kedua
bahan
ini
sebagai
bahan
tambahan,
tetapi
keberadaannya dapat meningkatkan daya tarik terhadap konsumen.Pemakaian aroma seperti aroma buah pada sabun colek diharapkan dapat menghilangkan bau amis pada peralatan-peralatan yang dipakai. h. Air, merupakan bahan pokok dalam pembuatan sabun colek. Tanpa air, reaksi pembuatan sabun tidak akan sempurna. Air juga dapat mengotrol kekentalan sabun colek sehingga tidak terlalu kental atau terlalu encer.Air yang digunakan sebaiknya
telah mengalami proses (demineralized), namun penggunaan air biasa pun dapat dilakukan. Persiapan Peralatan terdiri dari : * Ember ukuran sedang berdiameter 30 cm
: 2 buah
* Pengaduk Kayu
: 2 buah
* Timbangan kecil sampai 2 Kg
: 1 buah
* Handsealer 30 cm
: 1 buah
* Wadah Untuk Bahan baku
: 1 buah
Proses Pembuatan Cairan Pembersih Kaca Penyediaan Bahan Baku Bahan yang digunakan merupakan bahan bahan yang mudah didapat dan harganya pun relatif murah, yaitu sebagai berikut : a. Metanol, merupakan larutan yang hampir mirip dengan alcohol. Bentuknya cairan encer bening, tidak berwarna, mudah menguap, dan mudah terbakar.Jika metanol tidak ada dapat diganti dengan IPA( iso propil alkohol ). b. Amoniak adalah bahan berbentuk cair, aromanya menyengat, tidak berwarna, dan tidak terlalu bening.Jumlah amoniak dalam formula bisa bervariasi, tergantung dengan konsentrasinya. c. Emal-70 adalah bahan berbentuk cairan, kental dan bening yang berfungsi meningkatkan daya bersih dan memberi nuansa adanya busa dalam produk. Jumlah yang diberikan dalam formula sangat sedikit. d. Pewarna, banyaknya jumlah pewarna yang digunakan tergantung selera masingmasing, keseragaman warna produk harus dijaga. b. Parfum, jenis parfum yang dipakai harus memiliki kualitas dan aroma yang khas. c. Air adalah air yang ideal, artinya air yang sudah mengalami deionisasi agar kestabilan produk terjaga. Namun bila tidak ada air biasa(air tanah) juga bisa digunakan. Persiapan peralatan terdiri dari : a. Mesin mixer dengan pengaduk otomatis. b. Timbangan kecil c. Timbangan Besar d. Wadah Bahan baku e. Lori f. Tangki penampungan hasil jadi
g. Peralatan pelengkap, sarung tangan, masker, kain lap, sepatu karet.
C. Desain Alat, Kinerja dan Produktifitasnya Berikut ini adalah contoh Bentuk Mesin Mixer horizontal dalam pembuatan skala menengah Pembuatan sabun colek dan Cairan Pembersih kaca : TUTUP LUBANG PENGADUK
PULLEY
PENYANGGA TALI KIPAS
MOTOR
MESIN MIXER HORISONTAL
D.Cara Pengumpulan dan Analisis Data Pelaksanaan kegiatan pelatihan ini diikuti oleh 27 peserta, baik pria maupun wanita. Antusias peserta sangat baik terutama dalam hal peragaan dan praktek tentang pembuatan sabun colek dan cairan pembersih kaca.ada beberapa pertanyaan dan diskusi pada saat penyampaian materi, baik yang berhubungan dengan nama-nama bahan kimia, pemakaian formula dan modifikasinya dan masih banyak yang lannya terutama masalah proses usaha dan pemasarannya. Evaluasi akan di lakukan baik dalam proses maupun hasil. Evaluasi proses akan di lakukan terhadap sejauh mana masing-masing kelompok minat dalam
memahami, mengerti dan menerapkan proses pembuatan produk tersebut dengan baik. Evaluasi hasil akan di lakukan dengan menilai secara langsung hasil produk yang dihasilkan apakah sesuai dengan kualitas yang diharapkan serta bagaimana mereka membuat suatu konsep strategi yang behubungan dengan produk sehingga produk tersebut memiliki daya saing dan nilai ekonomis(profit). Kriteria hasil evaluasi diberikan rentangan sebagai berikut :
No
Rentangan
Kriteria
1
0 % - 19 %
Tidak Berhasil
2
20 % - 39 %
Kurang Berhasil
3
40 % - 59 %
Cukup Berhasil
4
60 % - 79 %
Berhasil
5
80 % - 100 %
Sangat Berhasil
6.Hasil dan Pembahasan Setelah memahami fungsi dan sifat masing masing bahan maka pembuatan sabun colek dan cairan pembersih kaca dapat dilakukan. Berikut ini beberapa contoh formula yang dapat digunakan sebagai acuan dasar dalam penyusunan formula. Contoh Formula sabun colek Formula 1 Nama Bahan DDBS Kaustik Soda Abu Sagu Kaolin Garam Silikat Air Pewarna Parfum
Jumlah Bahan Yang Dibutuhkan 10% 1,2% 6% 15% 19% 7% 10% 31,5% 0,001% 0,3% Formula 2
Nama Bahan DDBS Kaustik Soda Abu Sagu Kaolin Garam Silikat Air Pewarna
Jumlah Bahan Yang Dibutuhkan 11% 1,2% 7% 15% 17% 7% 10% 31,5% 0,001%
Parfum
0,3% Formula 3
Nama Bahan DDBS Kaustik Soda Abu Sagu Kaolin Garam Silikat Air Pewarna Parfum
Jumlah Bahan Yang Dibutuhkan 12% 1,2% 6% 16% 16% 6% 11% 31,5% 0,001% 0,3%
Penyusunan Formula Cairan Pembersih Kaca Setiap formula akan menghasilkan produk yang karakternya berbeda-beda yaitu sebagai berikut : Bahan IPA Metanol Emal-70 Amoniak(25%) Amoniak(40%) Pewarna Air Parfum
Formula 1 18 % 0,1 % 0,1 %
Formula 2 20 % 0,1 % 0,1 % 0,1 %
sedikit 81,15 % 0,3 %
sedikit 79,5 % 0,3 %
Formula 3 20 % 0,7 % 0,06 % sedikit 79,54 % 0,3 %
7. Simpulan Dari seluruh kegiatan yang dilaksanakan semuanya berjalan lancar dan berhasil dengan baik, Peserta sangat antusias dan cukup bersemangat dalam mengikuti pelatihan ini, baik pembuatan sabun colek maupun cairan pembersih kaca yang dilakukan secara teori dan peragaan.Peserta juga mulai memahami tentang modifikasi formula, sehingga hasil produk dari peragaan menunjukkan kualitas yang cukup baik (dengan pembanding produk yang ada dipasaran).
Dari kegiatan yang telah dilaksanakan, maka kami mengambil suatu penarikan penilaian berdasarkan pengamatan yaitu : 1.Untuk pelatihan membuat sabun colek dan cairan pembersih kaca dalam rentangan 60%-79% dengan kriteria Berhasil. 2.Untuk tindak lanjut atau umpan balik setelah pelatihan kamii mengasumsikan cukup berhasil, karena sudah ada dua orang peserta pelatihan mulai melakukan usaha ini. Dan saat ini kami sebagai tim pelaksana pelatihan sedang melakukan pendampingan dan pengawasan khususnya dalam hal proses pembuatan dan proses pemasaran. 8.Ucapan Terimah Kasih a.Terimah kasih Kepada DIKTI selaku Pemberi dana dengan nomor kontrak..... b.Terimah Kasih Kepada LPPM Univesitas Yudharta Pasuruan selaku mediator dan fasilitator. c.Terimah Kasih Kepada Peserta Pelatihan dan Pihak-pihak yang membantu pelaksanaan kegiatan ini sehingga terlaksana dengan baik. 9.Daftar Pustaka
deMan, J.M., 2004, Kimia Rekayasa, Alih bahasa : Kosasih Padmawinata, Penerbit ITB, Bandung Fessenden, R.J, 2007, Kimia Industri, Alih bahasa : A.H.Pudjatmaka, Penerbit Erlangga, Jakarta Sri Joko, 2006, Manajemen Produksi dan Operasi, Penerbit UMM Press, Malang