I PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang Daging merupakan salah satu komoditas hasil ternak yang sangat
bermanfaat bagi manusia. Daging banyak dikonsumsi oleh manusia untuk memenuhi kebutuhannya. Terdapat banyak macam daging yaitu daging sapi, daging domba, daging ayam, dan daging itik yang dapat dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan manusia. Setiap daging memiliki kandungan gizi yang tinggi, seperti pada daging domba yang banyak diminati olahannya oleh masyarakat pada umumnya. Jawa Barat merupakan tempat penyebaran domba tertinggi di Indonesia. Sekitar 9,21 juta ekor atau sekitar 61,47 % populasi ternak domba di Indonesia dipelihara oleh petani di Indonesia ( Badan Pusat Statistik, 2013). Daging domba memiliki andil yang besar dalam menunjang kelangsungan hidup masyarakat. Meskipun harganya relatif mahal, namun tetap saja banyak masyarakat yang mengkonsumsi daging ini, sehingga tidak menghalangi selera beli untuk kebutuhan konsumsi. Keunggulan daging domba adalah karena berbagai macam olahannya yang disukai masyarakat. Salah satu produk olahan daging domba yang disukai masyarakat adalah sate domba. Produk olahan tersebut sangat diminati masyarakat karena rasanya yang enak. Kondisi tersebut tentunya menjadi sebuah peluang pasar bagi masyarakat yang bergerak di bidang ternak ruminansia ini. Pasar penyerap hewan ruminansia ini juga beragam diantaranya rumah makan, jasa penjualan katering, akikah dan pedagang di pasar.
1
2
Para penjual sate domba yang banyak tersebar sangat mempertimbangkan keinginan konsumen dalam menjual sate domba. Sate domba dalam hal ini dapat dijadikan media untuk mencari keuntungan bagi para penjual sate domba, untuk memenuhi keinginan konsumen penjual sate domba dituntut untuk memikirkan strategi yang tepat agar usahanya diminati banyak konsumen, sehingga banyak rumah makan yang mengandalkan menu sate domba sebagai menu utama. Pihak manajemen rumah makan tersebut dipastikan memiliki pertimbangan khusus dalam memilih daging domba atau yang biasa disebut sebagai atribut. Atribut adalah sifat atau karakteristik yang membedakan suatu produk dari produk lain. Diantara beberapa pertimbangan atribut yang dilakukan untuk memilih daging domba antara lain adalah harga daging, tekstur dan keempukan daging. Selain itu ada juga jenis kelamin, kebersihan daging, warna daging, perlemakan daging, aroma dan bau daging dan banyak pertimbangan - pertimbangan lain yang harus diperhatikan yang akan dijadikan indikator penentuan atribut daging. Atribut yang sudah dipertimbangkan dapat mempengaruhi kepuasan pelanggan yang juga akan menjadi tolak ukur loyalitas konsumen. Loyalitas konsumen yang diukur dibagi menjadi lima tingkatan yaitu Switcer, Habitual Buyer, Satisfied Buyer, Liking the Brand, dan Commited Buyer. Lima tingkatan tersebut akan menjadi indikator loyalitas konsumen yang diharapkan, sehingga akan tergambarnya loyalnya konsumen terhadap suatu produk. Konsumen yang loyal akan mempertahankan kesetiaannya pada pembuat jasa atau barang sehingga mereka akan melakukan pembelian berulang saat mereka membutuhkan jasa atau barang tersebut. Loyalitas konsumen juga dapat dijadikan prediksi, apakah barang atau jasa yang dikonsumsi memiliki kualitas yang bagus atau tidak, hal ini tercermin dari
3
kesetiaan yang konsumen yang menggunakan barang atau jasa tersebut. Kesetiaan konsumen akan produknya juga akan mempengaruhi sikap dari konsumen tersebut misal seperti kebiasaan akan membeli barang tersebut, kepuasan akan barang tersebut, komitmen dalam membeli barang atau jasa tersebut, kesukaan akan produk tersebut dan konsumen yang akan menanggung resiko apapun dalam membeli produk tersebut. Semakin meningkatnya keterlibatan konsumen maka akan semakin meningkat pula motivasi konsumen dalam melakukan pembelian berdasarkan informasi yang diterima. Penjelasan diatas mengenai atribut dan loyalitas konsumen yang saling berhubungan akan menjadi topik yang menarik untuk diidentifikasi lebih dalam pada konsumen perantara daging domba. 1.2
Identifikasi Masalah Identifikasi masalah yang dapat diperoleh adalah sebagai berikut : 1. Atribut-atribut ( harga karkas, tekstur dan keempukan daging, , kebersihan daging, warna daging, perlemakan daging, aroma dan bau daging, pengemasan daging ) apa saja yang dipertimbangkan oleh konsumen perantara daging domba. 2. Bagaimana loyalitas konsumen perantara terhadap daging domba
1.3
Maksud dan Tujuan Berdasarkan latar belakang dan identifikasi masalah maksud dan tujuan
dapat diketahui sebagai berikut : 1. Mengetahui atribut yang dijadikan pertimbangan konsumen perantara terhadap daging domba.
4
2. Menganalisis tingkatan loyalitas konsumen perantara terhadap daging domba. 1.4
Kegunaan Penelitian Kegunaan penelitian yang dapat dikemukakan adalah sebagai berikut : 1. Hasil penelitian diharapkan dapat dijadikan sumber informasi untuk rumah makan sate, pedagang daging domba dan peternak domba 2. Hasil penelitian dapat dijadikan sumber informasi ilmiah untuk praktisi dan peneliti sehingga dapat dilakukan penelitian dan pengkajian lebih lanjut.
1.5
Kerangka Pemikiran Daging adalah bagian dari otot skeletal dari ternak hewan yang aman, layak,
dan lazim dikonsumsi oleh manusia dapat berupa daging segar, daging segar dingin atau daging beku (BSNI, 2008). Kualitas daging dapat diartikan sebagai ukuran sifat – sifat daging yang dikehendaki dan dinilai oleh konsumen. Setiap daging memiliki khasnya masing-masing seperti pada daging domba yang biasa disebut dengan daging merah sama dengan hewan ternak ruminansia lainnya yang dagingnya banyak dikonsumsi seperti halnya daging sapi. Kualitas daging domba memiliki perbedaan dengan kualitas daging yang lain sebagai contoh, kualitas daging domba bertekstur lebih empuk dan halus dan mempunyai bau yang khas yang berbeda dengan daging lainnya. Setiap konsumen akan membeli daging dalam bentuk potongan karkas yang berbeda-beda. Biasanya konsumen akan memesan bagian karkas tertentu untuk memenuhi kebutuhannya. Potongan primal karkas domba terbagi menjadi dua yaitu bagian depan dan bagian belakang. Bagian depan terdiri dari bahu (shoulder), termasuk leher (neck), rusuk (ribs) atau rack, paha depan (shank) dan dada (breast).
5
Pada bagian belakang terdiri dari (fore-saddle) dan paha (leg) termasuk sirloin, loin dan flank (National Livestock and Meat Board Amerika Serikat, 1973 dalam Soeparno, 2005). Konsumen mempunyai sikap tertentu pada komoditas yang menjadi perhatiannya atau minatnya yaitu terhadap mutu dan harga komoditas. Konsumen perantara adalah orang yang membeli produk dari produsen atau pengecer untuk di olah kembali menjadi produk baru lalu dijual ke konsumen akhir (Soekarto, 1990). Perilaku konsumen dalam melakukan pembelian produk maupun jasa dipengaruhi oleh banyak faktor yang saling berinteraksi satu sama lain. Oleh karena itu para penjual daging maupun pelaku usaha harus mempelajari preferensi dan perilaku konsumennya, sehingga dapat diketahui dengan menentukan faktor – faktor yang dapat mempengaruhi seseorang sebagai pertimbangan untuk memilih produk yang disukai oleh konsumen. Secara makroekonomi, industri pengolahan produk peternakan memiliki potensi untuk mendorong pertumbuhan sektor-sektor perekonomian dan memberikan nilai tambah yang cukup besar terhadap produksi nasional. Seperti halnya restoran-restoran yang mengolah produk daging domba menjadi sate domba dan menjualnya kembali ke konsumen akhir tentunya para pelaku usaha tersebut berkontribusi dalam mendorong sektor perekonomian nasional. Produk sate domba didistribusikan ke konsumen akhir tentunya ada pertimbangan – pertimbangan yang dilakukan oleh manajemen restoran dalam memuaskan konsumennya. Setiap konsumen perantara atau restoran sate domba memiliki pertimbangan yang berbeda-beda dalam memilih bahan baku yang akan dijual ke konsumen akhir sehingga dapat dikatakan adanya dipertimbangkan
atribut-atribut
yang
manajemen rumah makan dalam memilih daging domba.
6
Pertimbangan atribut-atribut tersebut dapat dijadikan tolak ukur dari banyaknya konsumen akhir yang menyukai sate domba tersebut. Banyaknya konsumen akhir yang membeli sate domba di restoran-restoran akan berdampak pada keuntungan yang dihasilkan, sehingga dalam hal ini kontribusi dalam pemilihan daging domba sangatlah penting. Salah satu upaya untuk Menghasilkan suatu produk makanan yang disukai oleh konsumen akhir, penjual sate atau konsumen perantara biasanya memiliki pertimbangan dalam memilih bahan baku. Atribut-atribut yang mungkin menjadi pertimbangan dalam pengukuran preferensi konsumen perantara dalam memilih daging domba yaitu tekstur dan keempukan daging, harga daging, kebersihan daging, warna daging, kemasan daging, perlemakan daging, dan aroma atau bau pada daging. Kepuasan pelanggan atau konsumen akhir akan tergantung pada produk mutu. Bagi perusahaan yang mengutamakan atau berfokus pada pelanggan, kepuasan pelanggan adalah sebagai alat pemasaran yang cocok dalam memasarkan produk. Kepuasan pelanggan juga akan mempengaruhi loyalitas konsumen, konsumen perantara dikatakan loyal apabila mereka telah melakukan pembelian ulang pada produk yang sama dengan pihak yang sama lalu konsumen perantara juga akan menganjurkan orang lain untuk membeli produk tersebut. Tingkat loyalitas konsumen diukur berdasarkan lima tingkatan loyalitas merek, yaitu (1) konsumen yang berpindah-pindah (switcher), (2) konsumen yang bersifat kebiasaaan (habitual buyer), (3) konsumen yang puas dengan biaya peralihan (satisfied buyer), (4) konsumen yang menyukai merek (likes the brand) dan (5) konsumen yang komit (comitted buyer) (Aaker dalam Simamora, 2001).
7
Penjual sate domba sebagai pemasar harus mampu memahami mengenai perilaku para konsumennya, para konsumen membeli produk berdasarkan produk yang dijual oleh pemasar. Untuk itu tingkat kepuasan pelanggan perlu diperhatikan oleh manajemen rumah makan agar dapat menghasilkan keuntungan sebanyakbanyaknya bagi rumah makan tersebut. Seorang Manajer rumah makan seharusnya dapat mengidentifikasi perilaku konsumen, yang terdiri dari semua tindakan konsumen untuk memperoleh, menggunakan, dan membuang barang atau jasa. Konsumen dapat membentuk keinginan untuk mencari informasi, memberitahukan orang lain tentang pengalamannya tentang sebuah produk dengan cara tertentu. Apabila konsumen sudah dapat mengatakan pengalamannya akan suatu produk maka dapat dipastikan konsumen tersebut mempunyai komitmen akan produk tersebut dan dapat dipastikan bahwa konsumen tersebut memilliki tingkat loyalitas yang tinggi karena sudah dapat tidak ragu lagi untuk mencari informasi dan memberitahukannya pada orang lain. Berdasarkan keterangan di atas maka dapat diperoleh hipotesis atribut yang valid adalah tekstur dan keempukan daging, harga daging, kebersihan daging, warna daging, kandungan lemak daging, aroma dan bau daging, bagian daging, dan kemasan daging. Tingkatan loyalitas konsumen perantara daging domba akan diperoleh tingkatan tertinggi sampai terendah yaitu Likes the Brand, Habitual Buyer, Satisfied Buyer, Commited Buyer, Switcher. Bagan alur kerangka pemikiran analisis atribut dan loyalitas konsumen perantara daging domba dapat digambarkan pada ilustrasi 1 sebagai berikut :
8
Daging Domba doDDomba Atribut Daging Domba
Loyalitas Konsumen 1. 2. 3. 4. 5.
Switcher . Habitual Buyer Satisfied Buyer Liking the Brand Commited Buyer
Konsumen Perantara
Keputusan Pembelian
1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8.
Tekstur dan keempukan Harga daging Kebersihan daging Warna daging Pengemasan daging Kandungan lemak daging Aroma atau bau daging Bagian tubuh
Kepuasan Pelanggan
Ilustrasi 1. Bagan Alur Kerangka Pemikiran
1.6
Lokasi dan Waktu Penelitian Penelitian dilaksanakan pada tanggal 04 sampai 24 Oktober 2014 , lokasi
penelitian dilakukan di seluruh rumah makan yang menyediakan hidangan sate domba di Kota Bandung Provinsi Jawa Barat.