BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah Berinvestasi dapat dibedakan menjadi 2 jenis, yaitu investasi langsung dan tidak langsung. Investasi langsung artinya adalah investor dapat memilih langsung dan menentukan akan berinvestasi dalam bentuk apa. Investasi tidak langsung adalah investor hanya memberikan sejumlah dana untuk diinvestasikan, tanpa mengetahui bagaimana dana tersebut akan dikelola. Jenis investasi tidak langsung yang diminati oleh investor adalah dalam bentuk reksadana kontrak investasi kolektif. Manajer investasi akan mengelola dana yang ditempatkan oleh para investor berdasarkan kontrak antara manajer investasi dan bank kustodian. Reksadana merupakan wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat investor untuk selanjutnya di investasikan dalam portofolio Efek oleh Manajer Investasi. Untuk reksadana saham biasanya high risk high return, maka alasan utama investor mempercayakan dananya kepada manajer investasi yakni terbatasnya keahlian investasi yang dimiliki. Tidak semua investor memiliki pengetahuan dan kemampuan analisis pasar serta akses yang baik terhadap pasar modal. Investor yang tidak memiliki dana yang cukup besar untuk melakukan diversifikasi portofolionya untuk meminimalkan resiko
1
2 dapat membeli reksadana. Kenyataan tersebut menyebabkan munculnya lembagalembaga intermediasi yang dapat menghimpun dan mengelola dana masyarakat. Keberhasilan Manajer Investasi akan tergantung kepada hasil kerja yang tercermin pada tingkat pengembalian yang mampu diberikan dari reksadana tersebut kepada pemodalnya. Untuk menentukan pilihan berinvestasi, pemodal perlu mengetahui kinerja suatu instrumen investasi termasuk reksadana. Penilaian kinerja reksadana merupakan masalah karena hal ini menyangkut juga penilaian terhadap manajer investasi sebagai pengelola dana dan berdampak terhadap investor untuk memilih investasi pada reksadana. Penilaian kinerja portofolio yang baik harus mempertimbangkan resiko selain return, termasuk reksadana karena resistensi investor terhadap resiko adalah berbeda-beda. Evaluasi pada kinerja portofolio dalam reksadana juga perlu dilakukan. Kinerja reksadana terkait dengan 2 isu utama, yaitu: 1. Mengevaluasi apakah return reksadana yang ditawarkan mampu memberikan return di atas return pasar. 2. Mengevaluasi apakah return yang diperoleh sesuai dengan resiko yang ditanggung. Return merupakan salah satu pertimbangan dalam melakukan investasi di Reksadana. Manajer investasi sebagai pengelola reksadana yang profesional memiliki konsep mengoptimalkan keuntungan (return) dan meminimalkan resiko (risk). Hal ini dapat dilakukan dengan diversifikasi investasi dengan analisa yang maksimal sesuai peluang yang ada.
3 Reksadana dikelola oleh Manajer investasi, secara teori menghasilkan return yang lebih baik dari return pasar (Amelia, 1999). Beberapa peneliti terdahulu mengemukakan hasil penelitiannya, bahwa kinerja reksadana yang dikelola manajer investasi tidak selalu berada di atas kinerja pasar (Nurul, 2000). Tetapi adapula sebaliknya yang mengatakan bila dikelola secara maksimal akan menghasilkan return reksadana di atas return pasar (Modigliani,1997). Calon investor reksadana umumnya memiliki berbagai kriteria dalam memilih reksadana saham. Salah satu kriteria yang sering digunakan adalah kinerja masa lalu dari reksadana saham tersebut berupa return periode lalu. Demikian pula dari pihak manajer investasi, seringkali menggunakan return masa lalu dalam melakukan promosi terhadap calon investor. Hal tersebut dilakukan terutama manakala return masa lalunya di atas return rata-rata reksadana saham yang ada atau di atas return bursa saham (Rahma Untung Budiman, 2007). Penilaian kinerja reksadana umumnya dimulai dengan mengukur tingkat return dan juga harus memperhatikan tingkat resiko reksadana. Dengan berdasarkan pada teori pasar modal, beberapa ukuran kinerja reksadana sudah memasukkan faktor return dan resiko dalam perhitungannya. Pengukuran kinerja oleh manajer investasi periode pengenalan semakin lama semakin akurat dalam menilai kinerja reksadana (Modigliani, 1997). Kinerja reksadana dapat diukur dengan menggunakan metode Sharpe. Metode ini dipilih karena merupakan salah satu standar pengukuran kinerja reksadana secara internasional (Ekopriyo, 2001). Berdasarkan latar belakang di atas, maka peneliti mengambil judul penelitian tentang Kemampuan Kinerja Reksadana Masa Lalu Untuk Memprediksi Kinerja Reksadana Masa Depan.
4 1.2 Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan di atas, maka permasalahan pada penelitian ini adalah: 1. Apakah return masa lalu dapat digunakan untuk memprediksi return masa depan? 2. Kinerja reksadana manakah yang terbaik dari setiap jenis reksadana bila dihitung dengan metode Sharpe ?
1.3 Batasan Masalah Penulis membatasi penelitian ini sebagai berikut: 1. Data yang digunakan adalah data NAB tahun 2004-2007, dengan sub periode pengukuran secara mingguan, dan perusahaan yang dinyatakan aktif
pada
periode tersebut. 2. Return reksadana dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2007. 3. Kinerja reksadana dari tahun 2004 sampai dengan tahun 2007 dengan menggunakan metode Sharpe untuk semua jenis reksadana.
1.4 Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan mendapatkan bukti empiris mengenai kinerja reksadana masa lalu (periode 2004-2007), secara rinci tujuan penelitian adalah: 1. Menguji kemampuan return masa lalu untuk memprediksi return masa depan.
5 2. Menguji kinerja reksadana yang terbaik dari setiap jenis reksadana bila dihitung dengan metode Sharpe.
1.5 Manfaat Penelitian Diharapkan penelitian ini dapat bermanfaat bagi : 1. Investor Melihat return dari reksa dana yang telah dikelola, maka hasil dari perhitungan tersebut dapat digunakan sebagai bahan pertimbangan investor dalam menentukan jenis reksa dana mana yang akan dipilih untuk investasi. 2. Perusahaan Reksa Dana Perusahaan reksa dana dapat dipakai untuk mengevaluasi kinerja reksa dana yang dikelola oleh manajer investasi dalam usaha pengembangan jasa keuangannya. Karena mereka bisa membandingkan hasil kerja dari masing-masing manajer yang bekerja di perusahaan mereka. 3. Emiten Pegangan untuk perkembangan perusahaan emiten. Karena penelitian ini mengambil sampel dari beberapa perusahaan emiten, yang memperlihatkan kinerja dari perusahaan emiten. 4. Pemerintah Pemerintah dapat mengetahui kinerja reksa dana. Sehingga setelah melihat hasil dari penelitian ini dapat menyimpulkan bagaimana kondisi dari reksa dana. Perusahaan manakah yang masih layak untuk bertahan dan mana yang tidak. Dan
6 sebagai tambahan wawasan di bidang ekonomi. Karena ada juga jenis reksa dana yang dikeluarkan oleh pemerintah, yaitu : PT. Dana Reksa.