BAB IV KONSEP
4.1.
Panduan Arah Terpadu Sistem panduan arah terpadu dapat dibedakan menjadi 6 jenis; yaitu: 4.1.1. Tanda orentasi : ditempatkan untuk membantu pengunjung dapat memahami arah dimana dia berada. Bentuknya dapat berupa denah yang diletakkan pada tempat umum, arus pertemuan dan tempat yang dinilai membutuhkan 4.1.2. Tanda informasi : memiliki lingkup yang beragam tergantung dengan kebutuhannya.
Penempatannya
berada
pada
tempat-tempat
yang
membutuhkan informasi yang spesifik. 4.1.3. Tanda pengarah : fungsinya sebagai alat petunjuk yang mengarahkan ke lokasi-lokasi tertentu yang ingin dituju. 4.1.4. Tanda identifikasi : berfungsi untuk memberi penamaan pada suatu bangunan atau tempat. 4.1.5. Tanda pernyataan atau peraturan: menunjukkan aturan, dapat berupa larangan atau peringatan. 4.1.6. Tanda ornamental : berfungsi sebagai penghias / menambah keindahan dari tampilan. Misalnya banner, pagar dan sebagainya. Beberapa panduan arah terpadu terdapat diluar dari gedung museum. Terutama diperuntukan bagi pengendara kendaraaan maka digunakan teori tanda petunjuk dalam perkotaan
4.2.1. Untuk meningkatkan legibility tanda sebaiknya perbedaan kontras warna antara tulisan dengan warna latar sebesar 60%. 4.2.2. Jumlah banyaknya warna yang digunakan pada tanda sebaiknya tidak lebih dari tiga. 4.2.3. Semakin besar papan petunjuk tidak menjadikan semakin mudah dibaca. Menyisakan ruang atau latar kosong dapat juga meningkatkan keterbacaan tulisan atau logo. Dalam pembuatan peta atau petunjuk arah digunakan paduan teori desain peta untuk mendapatkan hasil yang sesuai dengan aturan; antara lain: 4.3.1. Untuk pemetaan lingkungan yang luas sebaiknya digambarkan dalam skala tertentu dan luas tertentu. Karena umumnya pengguna peta tidak dapat mengambarkan lingkungan diatas luas ±56 m², oleh karena itu, untuk diatas batas jarak tersebut sebaiknya pemetaan dibuat dalam tingkatan yang detail di beberapa wilayah tertentu. Misalnya untuk di dalam kota besar, untuk peta lokasi yang lebih kecil, area ini mungkin meliputi suatu keseluruhan ke pusat keramaian kota. 4.3.2. Tidak menggunakan peta sebagai satu-satunya petunjuk arah, namun didukung juga dengan unsur-unsur identitas dan tanda petunjuk perlu juga dikoordinir dalam peta untuk memudahkan dalam pembacaan peta. Serta di sesuaikan dengan kondisi lingkungan. 4.3.3. Hindari terlalu banyak memasukan info atau keterangan dalam pemetaan lingkungan masyarakat. Jadikan lebih simple dan spesifik.
4.3.4. Orentasikan peta dengan pengguna, bukan terpaku pada acuan arah utara. Sehingga tidak lagi harus terlihat dalam satu arah, peta sebaiknya dapat terlihat tepat dan dipahami oleh pengguna dari beberapa arah. 4.3.5. Jika peta harus dibaca dalam jarak tertentu, sebaiknya dibuat dalam ukuran yang lebih besar dan menggunakan piktograf atau simbol, dengan elemen desain yang sederhana dan ukuran tulisan besar. 4.3.6. Bila peta digunakan dalam jarak yang dekat dengan pengguna, sebaiknya dengan posisi ketinggian yang nyaman untuk membaca serta keterangan dapat lebih komplek dan detail.
4.2.
Piktogram Untuk mempermudahkan pengunjung dalam memahami informasi maka digunakan piktogram pada panduan arah terpadu. piktogram adalah gambar penyederhanaan dari bentuk asli dan merupakan perlambangan yang dapat dipahami artinya melalui bentuk yang mengekspresikan maknanya. piktogram adalah suatu gambar yang mewakili suatu konsep, obyek, aktivitas, peristiwa atau tempat melalui ilustrasi. Gagasan yang dipancarkan melalui gambar.
4.3.
Tipografi Dalam paduan arah terpadu tipo memegang peranan penting dalam memberikan informasi. Berikut anatomi dari huruf
Legibility merupakan keterjelasan suatu bentuk huruf dengan yang lainnya. Leading yaitu Jarak antar baris kalimat. Tracking yaitu jarak antar huruf dalam suatu kata.
4.4.
Warna Dalam piktogram
menggunakan pembagian wilayah dengan system warna.
Sesuai dengan teori warna dapat dibedakan sebagai tiga fungsi: 4.4.1. Fungsi praktek yaitu digunakan untuk kepentingan guna / praktek 4.4.2. Fungsi simbolik yaitu digunakan untuk melambangkan sesuatu 4.4.3. Fungsi estetis yaitu untuk menggunakan keindahan secara visual atau ekspresi Warna primer merupakan warna dasar yang terdiri dari merah, biru, dan kuning. Campuran dua warna primer dengan proposi yang sama besar disebut sebagai warna sekunder. Warna tersier merupakan campuran warna sekunder dengan warna primer, (yang tidak terdapat dalam warna sekunder pertama). Terakota merupakan contoh dari warna tersier. Warna hijau merupakan simbolis dari kesehatan, alam dan lingkungan. – merefleksikan kehidupan, awal mula, kesuburan, harmoni, dan hutan.
Warna ungu merupakan simbolis dari keunikan, kerumitan, kaya akan rasa. Warna coklat merupakan simbolis dari netral, simpel natural, warna yang membumi. Warna biru merupakan simbolis dari profesional, dinamik. Warna orange merupakan asosiasi dari warna emas yang merupakan simbolis dari kekayaan, keberuntungan, tradisi. 4.5.
Strategi Kreatif 4.5.1
Strategi komunikasi a.
Fakta kunci 1. Dibutuhkan panduan arah yang terpadu bagi penggunjung agar dapat mencari orentasi arah dan informasi dengan mudah 2. Museum Nasional merupakan museum terbesar dan tertua di Asia Tenggara. Menjadikan sebagai salah satu pusat informasi tentang peradaban manusia. 3. Pembagian zona area museum didasarkan tematik dalam pengelompokan koleksi museum, yang ditampilkan dengan lebih modern, agar dapat lebih menarik bagi pengunjung.
b.
Masalah yang akan dikomunikasikan Dibutuhkan panduan arah terpadu yang dapat mendukung museum, tidak hanya membantu pengunjung mencari informasi namun juga dapat membantu pihak internal museum.
c.
Tujuan Perancangan Ulang
Diharapkan dengan perancangan ulang panduan arah yang terpadu, bertujuan untuk lebih memudahkan bagi pengunjung dalam mencari orentasi arah dan informasi tentang koleksi yang dipamerkan. Sehingga pengunjung dapat lebih aktif dan merasa nyaman serta tertarik untuk mengunjungi Museum Nasional
d.
Profil Target - Demografi:
Eksternal
:Pelajar, Wisatawan, peneliti
/ahli budaya Masyarakat Indonesia. Dengan adanya panduan arah terpadu pengunjung dapat lebih mudah mencari dan menemukan informasi. Internal
: Pihak museum
Dengan adanya panduan arah terpadu maka pengunjung dapat memahami peraturan dalam
Museum
Nasional
sehingga
memudahkan petugas dalam menjalankan tugasnya.
-
Geografi: Yang bertempat tinggal di Jakarta serta masyarakat luar Jakarta yang sedang berkunjung di Jakarta
-
Psikologi Eksternal: Memiliki rasa ingin tahu tentang sejarah, serta ingin mempelajarinya.
-
Behavior Eksternal : Selalu mencari informasi untuk menambah wawasan
e.
Positioning Yang menjadi positioning, yaitu piktogram yang terdapat pada panduan arah terpadu menyadur ornament sebagai ciri khusus tersendiri. Saduran ornament juga menjadi bagian dari panduan arah yang ada.
f.
Pendekatan Rasional Dalam perancangan ulang panduan arah terpadu lebih mengarah pada pendekatan secara rasional yaitu menekankan pada fungsinya sebagai memberikan berbagai petunjuk dan informasi, tanpa beradu dengan koleksi yang dipamerkan. Untuk membantu penggunjung saat mengunjungi Museum Nasional RI
4.5.2
Strategi desain a.
Tone & Manner Dalam berkomunikasi nuasa yang akan ditampilkan yaitu modern dengan menggunakan warna logo museum yaitu teracota dan choral grey, serta warna yang berfungsi simbolik pada pembagi sesuai dengan tematik zone ekonomi.
b.
Strategi verbal
Dalam panduan arah terpadu akan menggunakan dua bahasa yaitu bahasa Indonesia dan bahasa Inggris. Sehingga memudahkan wisatawan asing dalam mencari informasi. Menggunakan bahasa yang konsisten, jelas, singkat dan padat. Sehingga mudah dipahami. c.
Strategi Visual Visual yang digunakan berbentuk piktogram, simbolis, dan index sehingga dapat lebih menarik dan memudahkan para pengunjung. Dan menggunakan typeface Frutiger pada teks informasi pada panduan arah terpadu.
4.6.
Pemilihan item Item – item yang akan digunakan berdasarkan kepentingan – kepentingan dalam panduan arah terpadu, antara lain: 4.6.1. Piktogram a) public b) Zone ekonomi c) Subzone ekonomi 4.6.2. Anak panah 4.6.3. Tanda orientasi a) Main map b) Submap c) Denah 4.6.4. Tanda pengarah 4.6.5. Petunjuk lalu lintas
4.6.6. Tanda identifikasi ruang 4.6.7. Petunjuk ornamental a) Outdoor b) Indoor 4.6.8. Tanda informasi 4.6.9. Larangan 4.6.10. Tanda identifikasi gedung