BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Investasi merupakan penanaman modal pada suatu aktiva yang bertujuan untuk mendapatkan keuntungan dalam jangka panjang. Secara umum, investasi dapat dibedakan menjadi dua, yakni investasi pada aktiva riil seperti emas, perak, dan real estate serta investasi pada aktiva finansial atau surat – surat berharga yang merupakan klaim atas aktiva riil yang dimiliki oleh suatu entitas (Sunariyah, 2011, hal 4). Menurut
Tandelilin
(2001,
hal
4-5),
investasi
bertujuan
untuk
meningkatkan kesejahteraan moneter investor, yang bisa diukur dengan menjumlahkan pendapatan saat ini dengan nilai sekarang (present value) dari pendapatan di masa datang. Investasi dapat dilakukan salah satunya melalui pasar modal. Pasar modal merupakan pertemuan antara pihak yang memiliki kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas yang umumnya memiliki jangka waktu lebih dari satu tahun. Terdapat beberapa sekuritas yang umum diperjualbelikan di pasar modal yaitu saham, obligasi, reksa dana, dan instrumen – instrumen derivatif (Tandelilin, 2001, hal 18). Reksa dana sebagai salah satu alternatif investasi pada pasar modal memiliki beberapa keunggulan dibandingkan instrumen investasi lainnya. Menurut Widjaja dan Ramaniya (2009, hal 18-21), sebagai instrumen investasi, reksa dana memiliki keunggulan dalam hal diversifikasi investasi, biaya yang
1
relatif rendah, harga, dapat dimonitor secara rutin, likuiditas yang terjamin, serta pengelolaan portofolio yang profesional. Berdasarkan Statistik Mingguan Pasar Modal yang dipublikasikan oleh Otoritas Jasa Keuangan, jumlah produk reksa dana terus mengalami peningkatan tiap tahunnya. Jumlah produk reksa dana pada tahun 2008 tercatat sejumlah 567 produk dan terus meningkat hingga pada tahun 2014 tercatat jumlah reksa dana sebanyak 894 produk. Sementara itu, nilai aktiva bersih reksa dana meningkat lebih dari 3 kali lipat dalam kurun waktu 6 tahun yakni menjadi sekitar Rp242 triliun pada tahun 2014 dari sebelumnya hanya sekitar Rp74 triliun pada tahun 2010. Gambar 1.1. Perkembangan Produk Reksa Dana di Indonesia 1,000
Total NAB dalam Milyar Rupiah
894 250,000 241,462 200,000
900 800 700 600
150,000
500 400
100,000
300
Jumlah Reksa Dana
300,000
Total NAB Jumlah
200
50,000
100 -
2008 2009 2010 2011 2012 2013 2014 Tahun
Sumber: OJK (2015), data diolah
2
Reksa dana syariah atau Islamic Mutual Fund (IMF) berkembang dengan pesat baik di pasar modal yang sudah maju maupun pasar modal yang sedang berkembang. Total dana kelolaan atau Asset Under Management (AUM) reksa dana syariah di seluruh dunia meningkat dari US 3,3 milyar pada 2003 menjadi US 58 milyar pada 2010 berdasarkan laporan Ernst & Young (2011) yang dikutip oleh Ashraf (2013). Kebangkitan investasi syariah di Indonesia setidaknya 1 dasawarsa terakhir menjadi fenomena yang menggembirakan khususnya bagi masyarakat yang beragama Islam (Rahman, 2011). Produk investasi syariah mulai diperkenalkan di Indonesia pada tahun 1997 ditandai dengan munculnya produk reksa dana syariah. Perkembangan investasi serta reksa dana syariah tidak terlepas dari diberlakukannya Undang – Undang Pasar No. 8 tahun 1995 tentang Pasar Modal serta diluncurkannya Pasar Modal Syariah tanggal 5 Mei 2000 oleh Bapepam yang bekerja sama dengan Dewan Syariah Nasional (DSN) yang diawasi langsung oleh Dewan Pengawas Syariah (DPS). Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Jamaludin et al. (2012) terdapat perbedaan kriteria pemilihan produk reksa dana oleh investor muslim dan investor nonmuslim. Dari penelitian tersebut ditemukan bahwa investor nonmuslim paling memperhatikan kinerja reksa dana masa lampau. Sementara itu, komitmen terhadap prinsip – prinsip syariah merupakan faktor utama yang dinilai oleh investor muslim. Dengan kata lain ketika akan melakukan investasi pada instrumen reksa dana, investor muslim akan memprioritaskan reksa dana syariah.
3
Sebagaimana telah disebutkan sebelumnya, reksa dana, baik syariah maupun konvensional merupakan salah satu alternatif investasi di pasar modal. Menurut Tandelilin (2001, hal 8), proses keputusan investasi merupakan proses yang dilakukan secara berkesinambungan untuk mendapat keputusan investasi yang terbaik. Salah satu tahap dari proses keputusan investasi adalah pengukuran dan evaluasi kinerja portofolio. Belgacem and Hellara (2011) menemukan bahwa kinerja reksa dana pada masa lampau berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerjanya pada masa depan untuk semua jenis reksa dana. Temuan ini juga didukung oleh penelitian yang dilakukan oleh Hou (2012) yang menyatakan bahwa reksa dana yang berkinerja baik (buruk) pada satu tahun akan cenderung memiliki kinerja yang baik (buruk) pula pada tahun berikutnya. Pentingnya evaluasi kinerja portofolio pada masa lampau juga dibuktikan oleh penelitian yang dilakukan oleh Ramasamy dan Yeung (2003) dan Jamaludin et al. (2012) yang menemukan bahwa kinerja reksa dana pada masa lampau merupakan salah satu faktor yang paling mempengaruhi investor dalam keputusan investasi pada instrumen reksa dana. Menurut Tandelilin (2011, hal 320), evaluasi kinerja portofolio berkaitan dengan dua isu utama yakni mengevaluasi apakah portofolio tersebut memberikan pengembalian (return) yang lebih besar dibandingkan return yang diberikan oleh portofolio lain yang dijadikan patok duga (benchmark) dan mengevaluasi apakah return yang diterima dari portofolio tersebut sesuai dengan tingkat risiko yang dapat ditanggung investor.
4
Untuk memperoleh kinerja reksa dana yang berarti (meaningful), return suatu reksa dana harus disesuaikan dengan tingkat risikonya agar kinerja reksa dana tersebut dapat dibandingkan dengan benchmark tertentu maupun reksa dana lain (Bodie et al., 2011, hal. 849). Dari situ akan didapat suatu ukuran kinerja reksa dana berupa return yang didapatkan investor per risiko yang ditanggungnya. Ukuran tersebut disebut juga risk-adjusted return. Menurut Bodie et al. (2011, hal. 850), untuk mendapatkan ukuran riskadjusted return yang andal (reliable) dibutuhkan beberapa hal dalam penelitian diantaranya adalah data historis yang cukup panjang dan konsisten serta lingkungan investasi yang tetap, misalnya saat pasar mengalami tren naik atau pasar mengalami tren turun. Selain dari sisi risk dan return, kinerja reksa dana juga dapat dievaluasi berdasarkan kemampuan manajer investasi dalam hal kemampuan pemilihan (selection ability) dan kemampuan dalam hal ketepatan waktu membeli dan menjual saham (market timing ability). Menurut Ashraf (2013), selection ability biasanya diidentifikasi berdasarkan nilai intersep, juga dikenal dengan Jensen’s α (alfa), pada model regresi yang diturunkan dari Capital Asset Pricing Model (CAPM) sementara market timing ability dapat dilihat dari nilai γ (gama) pada model yang dikembangkan oleh Henriksson dan Merton (1981) yang dikutip oleh Swinkels and Rzezniczak (2009). Terdapat beberapa penelitian yang telah dilakukan untuk mengevaluasi kinerja reksa dana. Diantaranya adalah penelitian lain dilakukan oleh Abdullah et al. (2007) di Malaysia yang menyimpulkan bahwa pada periode krisis (1997 –
5
1998) manajer investasi reksa dana saham, baik syariah maupun konvensional tidak menunjukkan adanya stock selection ability maupun market timing ability. Sementara pada periode setelah krisis (1999 – 2001) manajer investasi reksa dana saham syariah dan konvensional melakukan pemilihan saham yang buruk serta tidak ditemukan adanya market timing ability. Sementara penelitian yang dilakukan oleh Rahman (2013) di Indonesia diantaranya menyimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara kinerja reksa dana saham syariah dan konvensional dengan kinerja pasar, baik pada periode krisis (1 Januari – 31 Desember 2008) maupun pada periode sesudah krisis (1 Januari 2009 – 31 Desember 2012). Berdasarkan latar belakang tersebut di atas, penulis tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul: “Evaluasi Kinerja Reksa Dana Saham dan Reksa Reksa Dana Saham Syariah Berdasarkan Risk-adjusted return, Stock selection ability, dan Market timing ability pada Periode Bearish dan Bullish Market trend”. 1.2. Rumusan Masalah Berdasarkan latar belakang di atas, permasalahan yang dihadapi adalah masih terbatasnya evaluasi kinerja reksa dana saham di Indonesia yang merupakan salah satau faktor penting yang paling diperhatikan oleh investor ketika melakukan investasi pada instrumen reksa dana sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ramasamy dan Yeung (2003) dan Jamaludin et al. (2012). Hal ini juga sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Belgacem
6
and Hellara (2011) dan Hou (2012) bahwasanya kinerja masa lampau reksa dana mempengaruhi kinerjanya pada masa depan. Selain itu, penelitian – penelitian terkait kinerja reksa dana saham di Indonesia, seperti yang dilakukan oleh Soeharto (2008), Tribudiani (2009), Hersanti (2011), Rahman (2013), serta Rahmatina (2014), memberikan hasil yang berbeda-beda yang disebabkan diantaranya karena perbedaan ukuran kinerja yang digunakan, kriteria pemilihan sampel, serta periode atau kondisi pasar saat penelitian dilakukan. Permasalahan lain yang dihadapi adalah penelitian – penelitian kinerja reksa dana saham syariah di Indonesia sebagian besar membandingkan antara kinerja reksa dana syariah dengan reksa dana konvensional, sebagaimana penelitian yang dilakukan oleh Hersanti (2011) dan Rahman (2013). Padahal bagi investor maupun calon investor yang tidak tunduk pada aturan – aturan syariah, misalnya investor non muslim, reksa dana syariah dan konvensional bukan merupakan suatu pilihan yang saling meniadakan (mutually exclusive) karena mereka bisa memilih salah satu atau keduanya. Sementara bagi investor yang tunduk pada aturan – aturan syariah, misalnya investor muslim, reksa dana saham syariah dan konvensional juga bukan merupakan sebuah pilihan karena mereka cenderung memiliki preferensi berinvestasi pada reksa dana syariah. Argumen ini didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh Jamaludin et al. (2012), di mana investor muslim cenderung lebih memperhatikan kepatuhan reksa dana pada aturan – aturan syariah dibanding faktor – faktor lainnya.
7
Oleh karena itu penulis melakukan penelitian yang diharapkan dapat menjelaskan bagaimana kinerja reksa dana saham, secara keseluruhan baik syariah maupun konvensional, dan reksa dana saham syariah secara terpisah di Indonesia berdasarkan risk-adjusted return, stock selection ability, dan market timing ability pada periode pasar saham bearish dan bullish. 1.3. Pertanyaan Penelitian Dari rumusan masalah tersebut, penulis merumuskan pertanyaan – pertanyaan penelitian sebagai berikut:
Apakah terdapat perbedaan risk-adjusted rerturn yang dihasilkan reksa dana saham dan reksa dana saham syariah dengan risk-adjusted return yang dihasilkan benchmarknya masing – masing yakni indeks LQ45 dan Jakarta Islamic Index (JII) pada periode tren pasar saham turun (bearish) dan tren pasar saham naik (bullish)?
Apakah terdapat kemampuan pemilihan saham (stock selection ability) pada manajer investasi pengelola reksa dana saham dan reksa dana saham syariah pada periode tren pasar saham turun (bearish) dan tren pasar saham naik (bullish)?
Apakah terdapat kemampuan market timing (market timing ability) pada manajer investasi pengelola reksa dana saham dan reksa dana saham syariah pada periode tren pasar saham turun (bearish) dan tren pasar saham naik (bullish)?
8
1.4. Tujuan Penelitian
Mengevaluasi risk-adjusted rerturn yang dihasilkan reksa dana saham dan reksa dana saham syariah dibandingkan dengan risk-adjusted return yang dihasilkan benchmark-nya masing – masing yakni indeks LQ45 dan Jakarta Islamic Index (JII) pada periode tren pasar saham turun (bearish) dan tren pasar saham naik (bullish)
Mengevaluasi kemampuan pemilihan saham (stock selection ability) pada manajer investasi pengelola reksa dana saham dan reksa dana saham syariah pada periode tren pasar saham turun (bearish) dan tren pasar saham naik (bullish)
Mengevaluasi kemampuan market timing (market timing ability) pada manajer investasi pengelola reksa dana saham dan reksa dana saham syariah pada periode tren pasar saham turun (bearish) dan tren pasar saham turun (bullish)
1.5. Manfaat Penelitian
Bagi Investor dan Calon Investor Investor dan calon investor akan mendapatkan informasi yang dapat dipertimbangkan dalam melakukan keputusan investasi di pasar modal, khususnya investasi pada produk reksa dana saham di Indonesia mengingat evaluasi kinerja portofolio merupakan salah satu dari rangkaian proses keputusan investasi dan kinerja masa lampau reksa dana mempengaruhi kinerjanya pada masa yang akan datang.
Bagi Manajer Investasi
9
Manajer investasi dapat mengevaluasi kinerja mereka dalam mengelola portofolio saham pada saat kondisi pasar mengalami tren naik maupun turun.
Bagi Akademisi Bagi akademisi penelitian ini dapat menjadi bukti empiris mengenai evaluasi kinerja reksa dana saham di Indonesia pada periode tren ekonomi tertentu.
1.6. Batasan Masalah Penelitian dibatasi untuk reksa dana saham yang dikelola secara aktif yang data NAB hariannya tercatat dalam basis data Bloomberg yang telah dirangkum di dalam situs portalreksadana.com. Penelitian ini tidak mengevaluasi kinerja reksa dana secara individual melainkan secara agregat agar hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai gambaran umum kinerja reksa dana saham yang ada di Indonesia. Yang dimaksud dengan periode bearish pada penelitian ini adalah periode di mana pasar saham di Indonesia secara umum mengalami tren turun, yakni periode tahun 2008, sementara periode bullish merupakan periode dimana pasar saham di Indonesia mengalami tren naik yakni periode tahun 2009 – 2012. 1.7. Sistematika Penulisan BAB I: Pendahuluan Bagian ini membahas mengenai latar belakang, rumusan masalah, pertanyaan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, batasan masalah, dan sistematika penulisan.
10
BAB II: Tinjauan Pustaka Bagian ini berisi teori – teori mengenai investasi, reksa dana, serta evaluasi kinerja portofolio. Pada bagian ini juga dibahas penelitian – penelitian terdahulu terkait evaluasi kinerja reksa dana, serta pengembangan hipotesis – hipotesis yang akan diuji. BAB III: Metode Penelitian Bagian ini berisi penjelasan mengenai sampel dan populasi penelitian, jenis dan sumber data, periode penelitian, definisi operasional dan pengukuran variabel, serta metode analisis dan pengujian hipotesis. BAB IV: Hasil dan Pembahasan Bagian ini berisi analisis statistik deskriptif, hasil uji asumsi dan pemilihan model regresi panel, hasil pengujian hipotesis, serta pembahasan. BAB V: Penutup Bagian ini berisi kesimpulan, implikasi, keterbatasan penelitian, serta saran.
11