PENCEGAHAN INFEKSI SALURAN CERNA BAGIAN BAWAH
Dalam tiga bulan terakhir penyakit infeksi diare dan typhus mendominasi angka kesakitan pada rekapitulasi klaim PT. Asuransi ReLiance Indonesia. Diare dan typhus merupakan infeksi saluran cerna bagian bawah. Saluran cerna bagian bawah meliputi usus kecil (warna oranye), usus besar (warna hijau), hingga anus (warna biru). (Gb-1)
Gb-1. Anatomi saluran cerna
Penyakit ini merupakan salah satu penyakit yang berbasis lingkungan, memiliki dua faktor dominan, yaitu sarana air bersih dan pembuangan tinja, kedua faktor ini akan berinteraksi bersama dengan perilaku manusia (Gb-2). Apabila faktor ReLIance InfoSehat Edisi Mei 2010
lingkungan tidak sehat serta berakumulasi dengan perilaku manusia yang tidak sehat pula, maka dapat menimbulkan kejadian infeksi saluran cerna bagian bawah.
Gb-2. Interaksi antara lingkungan dan perilaku tidak sehat
Penyebab infeksi saluran cerna bagian bawah (Gb-3), yaitu : 1. Minum air yang tidak dimasak. 2. Memakan jajanan yang kurang bersih dengan tangan yang kotor (tidak cuci tangan sebelum makan). 3. Buang air besar di sembarang tempat. 4. Menggunakan air yang kotor dan tidak sehat untuk keperluan sehari-hari. 5. Makanan tidak ditutup. 6. Memakan makanan yang telah dihinggapi lalat. 7. Makanan dan minuman yang basi atau menggunakan zat pewarna berlebihan.
ReLIance InfoSehat Edisi Mei 2010
Gb-3. Penyebab infeksi saluran cerna bagian bawah.
Hasil penelitian terakhir menunjukkan ,bahwa cara pencegahan yang benar dan efektif dapat dilakukan adalah : 1. Memberikan ASI •
Diare lebih banyak terjadi pada golongan balita (55 %).
•
Pemberian ASI secara penuh (eksklusif) pada 6 bulan pertama kehidupan, mempunyai daya lindung 4x lebih besar terhadap infeksi ReLIance InfoSehat Edisi Mei 2010
saluran cerna bagian bawah. Pada bayi yang tidak diberi ASI secara penuh, memiliki risiko 30x lebih besar terinfeksi. •
ASI adalah makanan paling baik untuk bayi, komponen zat makanan tersedia dalam bentuk yang ideal dan seimbang untuk dicerna diserap secara optimal oleh bayi.
•
Pemberian ASI saja , tanpa cairan atau makanan lain dan tanpa menggunakan botol , menghindarkan anak dari bahaya bakteri dan organisme lain yang akan menyebabkan infeksi.
•
ASI mempunyai khasiat preventif (pencegahan) secara imunologik dengan adanya antibodi dan zat-zat lain yang dikandungnya.
2. Menggunakan air bersih yang cukup •
Ambil dan simpan air dalam tempat yang bersih dantertutup serta gunakan gayung khusus untuk mengambil air.
•
Pelihara atau jaga sumber air dari pencemaran oleh binatang dan untuk mandi anak-anak.
•
Gunakan air minum yang direbus.
•
Cuci semua peralatan masak dan makan dengan air yang bersih dan cukup.
3. Mencuci tangan Mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, terutama : •
Sesudah buang air besar.
•
Sesudah membuang tinja anak.
•
Sebelum menyiapkan makanan.
•
Sebelum menyuapi makanan anak.
•
Sebelum makan.
Penggunaan produk instant antiseptic tidak lebih baik dari perilaku mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir.
ReLIance InfoSehat Edisi Mei 2010
4. Menyiapkan makanan dan minuman yang bersih dan sehat •
Biasakan mencuci tangan dengan sabun sebelum mengolah dan menyajikan makanan dan minuman serta setelah memegang bendabenda yang kotor.
•
Alat-alat makan dan alat-alat masak harus selalu bersih serta menggunakan kain lap yang bersih.
•
Jangan meletakkan makanan dan minuman di sembarang tempat.
•
Cucilah sayuran mentah dengan air panas jika digunakan untuk lalapan atau dimakan mentah.
5. Menggunakan jamban •
Keluarga harus mempunyai jamban yang berfungsi baik dan dapat dipakai oleh seluruh anggota keluarga.
•
Bersihkan jamban secara teratur
•
Bila tidak ada jamban, jangan biarkan anak-anak pergi ke tempat buang air besar sendiri, buang air besar hendaknya jauh dari rumah, jalan setapak, dan tempat anak-anak bermain.
•
Jamban berjarak ± 10 meter dari sumber air.
•
Hindari buang air besar tanpa alas kaki.
6. Membuang tinja bayi yang benar •
Kumpulkan segera tinja bayi atau anak kecil dan buang ke jamban
•
Bantu anak-anak buang air besar di tempat yang bersih dan mudah dijangkau olehnya
•
Bila tidak ada jamban plih tempat untuk membuang tinja anak seperti didalam lubang atau di kebun kemudian ditimbun
•
Bersihkan dengan benar setelah buang air besar dan cuci tangan nya dengan sabun dan air mengalir.
7. Pemberian imunisasi campak
ReLIance InfoSehat Edisi Mei 2010
Diare sering timbul menyertai campak sehingga pemberian imunisasi campak juga dapat mencegah diare oleh karena itu beri anak imunisasi campak segera setelah berumur 9 bulan. Sumber : PUSAT PROMOSI KESEHATAN Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
ReLIance InfoSehat Edisi Mei 2010