Vol : XXI, No : 1, MARET 2014
Penanggulangan Narkoba Di Kalangan Remaja Sri Rejeki FIP IKIP Veteran Semarang Email :
[email protected] ABSTRAK Narkoba merupakan obat, bahan, atau zat dan bukan tergolong makanan jika diminum, diisap, dihirup, ditelan atau disuntikkan, berpengaruh terutama pada kerja otak (susunan syaraf pusat), dan sering menyebabkan ketergantungan. Akibatnya kerja otak berubah, demikian juga fungsi vital organ tubuh lain ( jantung, peredaran darah, pernapasan dan lainnya). Dampak negatif dari penyalahgunaan narkoba sudah terbukti pada generasi muda seperti kerusakan fisik (otak, paru-paru, jantung, syaraf-syaraf, gangguan mental, emosional dan spiritual, akibat lebih lanjut adalah daya tahan tubuh lemah. Remaja merupakan usia transisi dari masa kanak-kanak ke dewasa. Usia ini sangat rentan dengan pengaruh dari luar termasuk penyalahgunaan narkoba. Oleh karena itu arahan dan bimbingan dari orang tua sangat dibutuhkan agar remaja terhindar dari penggunaan narkoba. Kualitas bangsa dimulai dari kualitas keluarga, oleh karena itu kesadaran para orang tua untuk menjaga anak-anaknya terutama remaja dari pencemaran akibat narkoba sangat signifikan. Upaya penanggulangan narkoba di kalangan remaja menjadi tanggung jawab bersama keluarga, sekolah dan masyarakat. Kata Kunci : Penyalahgunaan narkoba, Remaja PENDAHULUAN Maraknya penyimpangan perilaku di kalangan remaja akhir-akhir ini dapat membahayakan keberlangsungan hidup bangsa di kemudian hari, karena pemuda sebagai generasi yang diharapkan menjadi penerus bangsa. Penyimpangan tersebut antara lain adalah perilaku seks bebas, penyalahgunaan narkoba, tawuran dan perilaku lain yang membahayakan diri dan lingkungannya. Penyalahgunaan narkoba (narkotika dan obatobatan yang mengandung zat adiktif/berbahaya dan terlarang) di kalangan remaja dewasa ini kian meningkat, semakin hari semakin rapuh digerogoti zat-zat adiktif penghancur syaraf sehingga remaja tersebut tidak dapat berpikir jernih. Akibatnya generasi harapan bangsa yang tangguh dan cerdas hanya tinggal harapan tanpa bisa terwujud. Narkoba belakangan ini amat populer di kalangan remaja dan generasi muda bangsa Indonesia, penyalahgunaan narkoba telah merebak ke semua lingkungan, bukan hanya di lingkungan anak-anak nakal dan preman tetapi juga dikalangan artis, bahkan telah memasuki lingkungan kampus dan lingkungan terhormat lainnya seperti di kalangan anggota DPR. Narkoba saat ini banyak dijumpai di kalangan remaja dan generasi muda dalam bentuk kapsul, tablet dan tepung seperti shabu-shabu, ekstasy dan pil koplo, bahkan dalam bentuk yang amat sederhana seperti daun ganja yang dijual dalam amplop-amplop.
MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
22
Vol : XXI, No : 1, MARET 2014
Saat ini para orang tua, seperti ulama, tokoh masyarakat, guru/dosen, pejabat, penegak hukum dan bahkan semua kalangan telah resah terhadap narkoba ini, sebab generasi muda banyak terlibat di dalamnya. Di Indonesia, pecandu narkoba ini perkembangannya semakin pesat. Para pecandu itu pada umumnya berusia antara 11 sampai 24 tahun, artinya usia tersebut adalah usia produktif atau usia pelajar. Pada mulanya para pelajar mengonsumsi rokok, kebiasaan merokok di kalangan pelajar menjadi hal yang wajar. Dari kebiasaan merokok ini pergaulan meningkat ketika pelajar bergabung ke dalam lingkungan orang-orang yang sudah menjadi pecandu narkoba. Awalnya mencoba, kemudian mengalami ketergantungan. Yang menjadi masalah adalah bagaimana upaya mencegah agar tidak terjadi penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja. Masalah penyalahgunaan narkoba merupakan masalah bangsa, oleh karena itu perlu usaha bersama baik pihak orang tua, masyarakat maupun pemerintah untuk menyelesaikannya, menanggulangi agar tidak terjadi penyalahgunaan narkoba.
KAJIAN TEORI Narkoba adalah singkatan dari narkotika, psikotropika dan bahan adiktif lainnya (BNNRI, 2007). Narkoba adalah obat, bahan, atau zat dan bukan tergolong makanan jika diminum, diisap, dihirup, ditelan atau disuntikkan, berpengaruh terutama pada kerja otak (susunan syaraf pusat), dan sering menyebabkan ketergantungan. Akibatnya kerja otak berubah (meningkat atau menurun), demikian juga fungsi vital organ tubuh lain ( jantung, peredaran darah, pernapasan dan lainnya). Narkoba digolongkan menjadi beberapa jenis yaitu : 1. Narkotika, termasuk ke dalam jenis ini antaralain adalah: heroin, kokain, ganja, morfin, petidin, kodein. 2. Psikotropika, termasuk ke dalam jenis ini adalah: ekstasi, amfetamin, pil koplo, diazepam, dan lain-lain. 3. Bahan adiktif lainnya, termasuk ke dalam jenis ini adalah: alkohol, nikotin, inhalasi/ solven (BNNRI, 2007). Sebagian jenis narkoba berguna dalam pengobatan, tetapi karena menimbulkan ketergantungan, penggunaannya harus sesuai petunjuk dokter, misalnya morfin dan petidin yang digunakan untuk menghilangkan rasa nyeri pada penyakit kanker, sebagai obat bius pada waktu operasi. Adapun narkotika dan psikotropika yang tidak boleh digunakan sama sekali untuk pengobatan adalah : heroin, kokain, ganja dan ekstasi, karena bukan tergolong obat dan potensi menyebabkan ketergantungan yang sangat tinggi. Beberapa alat yang sering digunakan oleh pemakai narkoba adalah : jarum suntik (morfin), rokok (ganja), makanan (masakan ganja), bong/alat hisap (sabu), kertas timah (untuk alat hisap).
MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
23
Vol : XXI, No : 1, MARET 2014
Ada beberapa istilah berkait dengan pengguna narkoba yaitu : 1. Pengguna obat (drug user) Yaitu menggunakan obat-obatan terlarang dengan tujuan untuk memperoleh kesenangan, relaksasi atau menghilangkan stress atau kepenatan setelah bekerja. Mereka tidak mengalami ketergantungan, obat-obatan ini hanya digunakan sebagai pelarian saat menghadapi masalah dalam hidup saja. 2. Penyalahguna obat (drug abuser) Yaitu mereka yang terbiasa menggunakan obat-obatan terlarang itu dan tidak dapat menghentikannya. Mereka tahu bahwa hal tersebut membahayakan dirinya, namun tidak mampu mengontrol untuk tidak menggunakannya. Pada umumnya drug abuser akan berlanjut menjadi ketergantungan. 3. Ketergantungan obat (drug alcohol addiction) Yaitu suatu gangguan atau penyakit individu yang bersifat fisik, mental, dan emosional, sehingga individu merasa tidak mampu menghentikan (I can’t stop) kecenderungan untuk menggunakan obat-obatan terlarang tersebut (Agoes Dariyo,2004). Remaja adalah masa transisi/peralihan dari masa kanak-kanak menuju masa dewasa yang ditandai dengan adanya perubahan aspek fisik, psikis, dan psikososial. Secara kronologis yang tergolong remaja ini berkisar antara usia 12/13 – 21 tahun (Agoes Dariyo, 2004). Sedangkan Hurlock (1997) menyatakan masa remaja awal berlangsung kira-kira dari usia 13 tahun sampai dengan 16 atau 17 tahun dan remaja akhir pada usia 16 atau 17 tahun sampai dengan 18 tahun. Ciri-ciri masa remaja adalah : 1. Masa remaja sebagai periode yang penting (terjadi perubahan fisik dan mental yang pesat). 2. Masa remaja sebagai periode peralihan /transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa. 3. Masa remaja sebagai periode perubahan (dalam sikap dan perilaku). Perubahan ini mencakup ; meningginya emosi, perubahan tubuh–minat dan peran sosial, dan perubahan nilai. 4. Masa remaja sebagai usia bermasalah, mereka merasa mandiri namun belum mampu menyelesaikan masalahnya sehingga penyelesaiannya tidak sesuai yang diharapkan. 5. Masa remaja sebagai masa mencari identitas diri, remaja mulai mendambakan identitas dirinya dan tidak puas lagi menjadi sama dengan teman-teman dalam segala hal. Remaja berusaha menjelaskan siapa dirinya dan apa peranannya di masyarakat. 6. Masa remaja sebagai usia yang menimbulkan ketakutan (sering terjadi pertentangan antara remaja dengan orang tua sehingga menghalangi remaja untuk minta bantuan orang tua dalam mengatasi masalah).
MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
24
Vol : XXI, No : 1, MARET 2014
7. Masa remaja sebagai masa yang tidak realistik, ia melihatnya sendiri dan orang lain sebagaimana yang ia inginkan bukan sebagaimana adanya, terlebih dalam hal cita-cita. 8. Masa remaja sebagai ambang masa dewasa, remaja mulai memusatkan diri pada perilaku yang dihubungkan dengan status dewasa (Hurlock, 1997). Berkaitan dengan cirri-ciri masa remaja, Andi Mappiare (2002) mengemukakan cirriciri utama periode pubertas/remaja adalah : 1. Pubertas merupakan periode transisi dan tumpang tindih. 2. Pubertas merupakan periode yang sangat singkat, karena hanya dialami individu dalam waktu 2 sampai 4 tahun. 3. Pubertas merupakan periode terjadinya perubahan yang sangat pesat. 4. Pubertas sebagai fase negatif (Charlotte Buhler), muncul sifat dan sikap negatif yang belum muncul pada masa kanak-kanak. 5. Pubertas merupakan periode yang munculnya berbeda-beda antara individu satu dengan lainnya. Sangatlah mudah dipahami ketika remaja ingin mencari identitas diri, mencoba sesuatu yang baru (bahkan berbeda dari yang lain) akan dilakukan termasuk mencoba menggunakan narkoba.
PEMBAHASAN Tugas Perkembangan Remaja Individu dalam perkembangannya memiliki tugas perkembangan yang harus diselesaikan untuk dapat mencapai kebahagiaan. Tugas perkembangan menurut Havighurst (dalam Hurlock, 1997) merupakan tugas yang muncul pada saat atau sekitar suatu periode tertentu dari kehidupan individu, yang apabila berhasil akan menimbulkan kebahagiaan dan membawa keberhasilan tugas perkembangan berikutnya. Akan tetapi kalau gagal menimbulkan rasa tidak bahagia dan menimbulkan kesulitan penyelesaian tugas perkembangan berikutnya. Beberapa tugas perkembangan remaja adalah : 1. Menerima keadaan jasmani. 2. Memperoleh hubungan baru dan lebih matang dengan teman sebaya antara dua jenis kelamin. 3. Menerima keadaan sesuai jenis kelaminnya dan belajar hidup seperti kaumnya. 4. Memperoleh kebebasan emosional dari orang tua dan orang dewasa lainnya. 5. Memperoleh kesanggupan berdiri sendiri dalam hal yang bersangkutan dengan ekonomi atau keuangan. 6. Mendapat perangkat nilai-nilai hidup dan falsafah hidup (Andi Mappiare, 2002).
MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
25
Vol : XXI, No : 1, MARET 2014
Pendapat lain menyatakan bahwa tugas perkembangan masa remaja meliputi : 1. Mencapai hubungan baru yang lebih matang dengan teman sebaya baik pria maupun wanita. 2. Mencapai peran social pria dan wanita. 3. Menerima keadaan fisiknya dan menggunakan tubuhnya secara efektif. 4. Mengharapkan dan mencapai perilaku sosial yang bertanggung jawab. 5. Mencapai kemandirian emosional dari orang tua dan orang-orang dewasa lainnya. 6. Mempersiapkan karier ekonomi. 7. Mempersiapkan perkawinan dan keluarga. 8. Memperoleh perangkat nilai dan system etis sebagai pegangan untuk berperilaku mengembangkan ideologi (Hurlock, 1997). Untuk
mencapai
keberhasilan
penyelesaian
tugas
perkembangan
diperlukan
dukungan dari orang tua baik moral maupun material, agar remaja mencapai kebahagiaan. Juga dari sekolah perlu memberi kesempatan pada remaja untuk dapat mengembangkan potensinya secara maksimal. Penyalahgunaan Narkoba di Kalangan Remaja Penyalahgunaan narkoba adalah penggunaan narkoba yang dilakukan tidak untuk maksud pengobatan, tetapi karena ingin menikmati pengaruhnya, dalam jumlah berlebih, dan berlangsung cukup lama sehingga menimbulkan gangguan kesehatan fisik, mental dan kehidupan sosialnya. Adapun akibat dari penyalahgunaan narkoba adalah : 1. Bagi diri sendiri/ yang bersifat pribadi. Terganggunya fungsi otak dan perkembangan normal remaja (daya ingat mudah lupa, perhatian sulit konsentrasi, dan lain-lainnya), intoksikasi
(keracunan),
overdosis,
gangguan
perilaku/mental-sosial,
gangguan
kesehatan, masalah keuangan dan berhadapan dengan hukum, dan kendornya nila-nilai agama-sosial dan budaya (seperti melakukan seks bebas). Pengguna menjadi pemarah, pemalas, motivasi belajar menurun sehingga prestasi yang dicapai rendah bahkan bisa gagal. 2. Bagi keluarga. Kenyamanan dan ketenteraman keluarga terganggu, orang tua merasa malu, sedih, marah dan juga merasa bersalah. Pengguna tidak lagi menjaga sopan santun di rumah bahkan berani melawan orang tua, tidak segan mencuri uang untuk membeli obat terlarang. Kehidupan ekonomi keluarga morat-marit, keluarga harus menanggung beban sosial-ekonomi ini. 3. Bagi sekolah. Narkoba merusak disiplin dan motivasi yang sangat dibutuhkan dalam proses belajar, prestasi belajar turun drastis, beberapa diantara mereka menjadi pengedar, mencuri barang milik teman atau karyawan sekolah, membolos, meningkatnya perkelahian/tawuran.
MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
26
Vol : XXI, No : 1, MARET 2014
4. Bagi masyarakat, bangsa dan Negara. Rusaknya pewaris bangsa yang seyogyanya menerima estafet kepemimpinan bangsa, hilangnya rasa patriotisme atau rasa cinta tanah air, penyelundupan meningkat (penyelundupan dalam bentuk apapun merugikan Negara), kesinambungan pembangunan terancam, Negara menderita kerugian, karena masyarakatnya tidak produktif dan tingkat kejahatan meningkat . Karakteristik Pengguna Narkoba pada Remaja Untuk mengetahui apakah seorang remaja menggunakan obat-obatan terlarang atau alkohol, dapat dilihat dari beberapa karakteristik sebagai berikut : 1. Tanda-tanda di rumah : a. Semakin jarang ikut kegiatan keluarga. b. Mulai melupakan tanggung jawab rutinnya di rumah. c. Apabila dimarahi, ia makin menjadi-jadi dengan sikap membangkang. d. Tidak mau mempedulikan peraturan keluarga. e. Sering pulang lewat larut malam. f. Menghabiskan uang tabungannya dan selalu kehabisan uang. g. Sering mencuri uang dan barang berharga. h. Selalu meminta kebebasan lebih. i. Sering pusing, tersinggung, mudah marah, emosi naik turun. j. Sering menghabiskan waktu di rumah dengan nonton TV. k. Mengunci diri di kamar dan tidak mengizinkan orang tuanya memasuki kamarnya. l. Sering berbohong dan sering berkelahi. m. Sering makan permen karet untuk menghilangkan bau mulut. n. Ada kertas timah, obat-obatan, bau-bauan, atau jarum suntik yang tidak biasa ada di rumah. Apabila ketahuan umumnya tidak mau mengaku bahwa barang tersebut miliknya (Agoes Dariyo, 2004). Memperhatikan tanda-tanda tersebut, orang tua patut untuk waspada terhadap perilaku remaja terutama apabila muncul perilaku yang negatif. Masa remaja sangat rentan terhadap pengaruh dari luar terutama pengaruh negatif sehingga diperlukan bimbingan dan arahan dari orang tua dalam membantu perkembangannya. 2. Tanda-tanda di sekolah : a. Nilai sekolah menurun drastis. b. Motivasi belajar menurun, malas berangkat ke kampus. c. Sering keluar kelas dan tidak kembali ke sekolah. d. Mengantuk di kelas, sering bosan dan tidak memperhatikan guru. e. Sering meminjam uang kepada teman. f. Sering pergi hingga larut malam atau menginap di rumah teman. g. Tidak peduli pada kebersihan dirinya, menunjukkan sikap tidak peduli. MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
27
Vol : XXI, No : 1, MARET 2014
h. Mudah tersinggung (Agoes Dariyo, 2004). Apabila tanda-tanda tersebut muncul pada peserta didik, guru perlu waspada dan segera menindaklanjuti dengan menelisik
lebih mendalam
hal-hal
yang
menjadi
penyebabnya sehingga dapat membantu peserta didik untuk mengentaskan permasalahan yang dihadapi. Penanggulangan Narkoba di Kalangan Remaja Mengingat betapa dahsyatnya bahaya yang dapat ditimbulkan oleh narkoba dan begitu cepatnya menular di kalangan generasi muda untuk mengonsumsi narkoba, maka diperlukan upaya-upaya konkrit untuk mengatasinya seperti : 1. Meningkatkan iman dan taqwa melalui pendidikan agama, baik di sekolah maupun di masyarakat. 2. Meningkatkan peran keluarga melalui perwujudan keluarga sakinah, sebab peran keluarga sangat besar terhadap pembinaan diri seseorang. 3. Penanaman sejak dini bahwa narkoba adalah haram. 4. Meningkatkan peran orang tua dalam mencegah narkoba, di rumah oleh ayah-ibu, di sekolah oleh guru dan di masyarakat oleh tokoh agama dan tokoh masyarakat serta aparat penegak hukum. Mencegah penyalahgunaan narkoba dapat dilakukan dengan cara bekerjasama dengan pihak yang berwenang memberikan penyuluhan tentang narkoba, atau mengadakan razia mendadak secara rutin. Disamping hal itu perlu pendampingan orang tua dengan memberikan perhatian dan kasih sayang. Pihak sekolah harus melakukan pengawasan yang ketat terhadap gerak gerik anak didiknya, karena sering terjadi penyebaran (transaksi) di lingkungan sekolah. Yang tidak kalah penting adalah pendidikan moral dan keagamaan harus ditekankan pada siswa, karena salah satu penyebab terjerumusnya remaja ke dalam lingkaran setan ini adalah kurangnya pendidikan moral dan keagamaan yang mereka serap. Oleh karena itu, pendidik, pengajar dan orang tua serta tokoh masyarakat harus sigap dan waspada akan bahaya narkoba yang sewaktu-waktu dapat menjerat anak-anak kita. Orang tua harus mengenal anaknya lebih dalam ketika beranjak remaja, bukan hanya sekedar bertemu muka, atau bercakap-cakap sebentar karena tinggal dalam satu rumah tetapi harus terus memberi kasih saying, yaitu dengan cara mengamati, bermain bersama, bercakap-cakap dan mendampingi serta membimbingnya secara konsisten. Orang tua harus menjadi pemimpin yang baik, yaitu pemimpin yang berada di depan (ing ngarso sung tulodho), yang dapat memberi contoh dalam sikap dan perilakunya. Orang tua
juga
harus
menjadi
pemimpin
di
belakang
(tut
wuri
handayani)
yaitu
mendukung/mendorong, membimbing, meluruskan jalan ketika salah.
MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
28
Vol : XXI, No : 1, MARET 2014
Upaya yang dapat dilakukan orang tua untuk mencegah penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja meliputi hal-hal sebagai berikut : 1. Menjelaskan pengaruh jangka panjang pemakaian narkoba, yang dapat menyebabkan penurunan prestasi sekolah. 2. Menekankan pentingnya keteladanan remaja bagi adik-adiknya. 3. Melibatkan remaja dalam berbagai kegiatan keluarga (nonton TV bersama, makan bersama, membersihkan rumah, rekreasi/liburan, dan lain-lain). 4. Menetapkan cara untuk membatasi waktu remaja di luar rumah tanpa pengawasan. 5. Mendorong anak agar mengikuti program pencegahan narkoba di sekolah atau di lingkungannya jika ada. 6. Makin sibuk remaja, makin sedikit kemungkinannya terlibat dalam penyalahgunaan narkoba. Oleh karena itu anak didorong untuk aktif mengikuti berbagai jenis organisasi seperti olahraga, kesenian, keagamaan, dan alternative lainnya. 7. Merencanakan kegiatan bebas narkoba bagi keluarga selama liburan sekolah, yang sering merupakan masa rawan bagi remaja. 8. Mencari informasi mengenai kecenderungan pemakaian narkoba yang baru dan populer. Pelajari pengaruh dan bahayanya. 9. Mendukung upaya pencegahan dan penanggulangan penyalahgunaan narkoba di lingkungan. Sikap Orang Tua Terhadap Pecandu Narkoba Apabila anak sudah menjadi pecandu, sikap orang tua sangat berpengaruh pada keberhasilan pulihnya pecandu narkoba, adapun sikap yang perlu dimiliki orang tua adalah : 1. Pecandu ditolong dan dirawat, bukan dihukum. Kecanduan adalah penyakit kronis yang berlangsung progresif. Apabila dibiarkan akan bertambah buruk, ia perlu dirawat oleh orang yang memahami masalah kecanduan. 2. Orang tua tidak boleh memasalahkan kecanduannya. 3. Penyakit kecanduan berada di luar kontrol orang tua. 4. Orang tua bertanggung jawab atas pemulihannya. 5. Pecandu tidak akan minta pertolongan sampai ia tidak tahan lagi menahan sakit jika tidak memakai narkoba. Jadi orang tua jangan menutupi masalah, membebaskannya dari persoalannya, membayar utang-utangnya, dan sebagainya. 6. Membebaskannya dari ketergantungan dengan tetap mengasihi, memberi kesempatan anak untuk bertanggung jawab atas dirinya. 7. Anak sendiri yang harus membuang narkobanya, menjauhi teman-temannya yang pecancu, bukan orang tua. 8. Berlaku konsisten terhadap batasan-batasan yang ditetapkan.
MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
29
Vol : XXI, No : 1, MARET 2014
Apabila menggunakan pendekatan agama, sikap terhadap pecandu narkoba sesuai tuntunan ajaraan agama adalah : 1. Membimbing yang bersangkutan ke jalan yang benar sehingga si pecandu tetap percaya diri, yakin taubatnya diterima Allah Swt. 2. Memperlakukan secara manusiawi dan tidak mengucilkannya dari pergaulan sehari-hari, baik dalam keluarga maupun di masyarakat. 3. Meringankan penderitaan batin yang bersangkutan sehingga senantiasa bersabar dan berusaha untuk memulihkan dan kemudian menghindarinya
KESIMPULAN Remaja merupakan individu yang berada pada masa transisi dari masa kanak-kanak ke masa dewasa, juga merupakan masa mencari identitas diri. Remaja sangat rentan terhadap pengaruh dari luar sehingga perlu bimbingan orang tua secara intensif agar terhindar dari pengaruh luar yang negatif seperti penyalahgunaan narkoba. Narkoba adalah barang yang sangat berbahaya dan bisa merusak susunan syaraf yang dapat merubah sebuah kepribadian seseorang menjadi semakin buruk. Narkoba adalah sumber dari tindakan kriminalitas yang dapat merusak norma dan ketenteraman umum. Penyalahgunaan narkoba menimbulkan dampak negatif yang mempengaruhi pada tubuh baik secara fisik maupun psikologis. SARAN Perlu
kerjasama
orang
tua,
sekolah
dan
masyarakat
dalam
mewaspadai
penyalahgunaan narkoba di kalangan remaja. Perawatan dan pemulihan bagi remaja pecandu narkoba menjadi tanggung jawab bersama orang tua, sekolah dan masyarakat. DAFTAR PUSTAKA
Agoes Dariyo, 2004, Psikologi Perkembangan Remaja, Bogor ; Ghalia Indonesia.
Elizabeth B. Hurlock, 1997, Psikologi Perkembangan , Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan, Edisi kelima, Alih Bahasa: Istiwidayanti, Soedjarwo, Jakarta; Erlangga. James E. Gardner, 1992, Memahami Gejolak Masa Remaja, Alih Bahasa: Hadi Subrata, Jakarta; Mitra Utama. Muh An’im Fatahna, 2009, Bahaya Narkoba Bagi Remaja, Diakses tanggal 16 Mei 2011, (http://www.scribd.com/doc/6583216/makalah -narkoba-ISBD) Monks; Knoers; Hadinoto, Siti Rahayu, 2006, Psikologi Perkembangan, Pengantar Dalam Berbagai Bagiannya, Yogyakarta; Gajah Mada University Press. MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
30
Vol : XXI, No : 1, MARET 2014
Penanggulangan Narkoba Dalam Perspektif Islam, Diakses tanggal 16 Mei 2011, (http://www.scribd.com/doc/86473031NARKOBA-MAKALAH). Papalia, Diane E; Olds, Sally Wendkos; Feldmand, Ruth Feldman, Human Development (Psikologi Perkembangan), Edisi kesembilan, Jakarta; Kencana Prenada Media Group. Santrock, John W, 1995, Life-Span Development, Perkembangan Masa Hidup, Alih Bahasa; Ahmad Husairi dan Juda Damanik, Jakarta; Erlangga. Syamsu Yusuf, 2011, Psikologi Perkembangan Anak dan Remaja, Bandung; PT. Remaja Rosdakarya.
MAJALAH ILMIAH PAWIYATAN
31