PENANAMAN PENDIDIKAN KARAKTER DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN PANCASILA DAN KEWARGANEGARAAN PADA KELAS VIII SMP NEGERI 5 TAMBUSAI TAHUN 2015 Oleh Abdul Putra Ginda Hasibuan Dosen Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar STKIP Rokania
[email protected] Article History Received : Maret 2016 Accepted : Mei 2016 Published : Juni 2016 Keywords character education and learning
Abstract The focus of this study is to see how the cultivation of character education in the teaching of Pancasila and citizenship education in SMP Negeri 5 Tambusai. The study design used in the study is a case study (case study) using a qualitative approach. Data collection techniques used through interviews, observation and documentation. The data were obtained through two sources, namely primary data and secondary data. The results showed that the first, the implementation of character education in junior class VIII in particular Tambusai 5 starts by familiarizing the values of discipline, tolerance, responsibility and honesty of students. Second, in molding the character of students, found in this study that not only in the delivery of learning in the classroom. But it can be done through self-development and other activities are still the guidance of SMP Negeri 5 Tambusai. Abstrak Tujuan penelitian ini adalah untuk melihat penanaman pendidikan karakter dalam pembelajaran pendidikan pancasila dan kewarganegaraan di SMP Negeri 5 Tambusai. Desain penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah studi kasus (case study) dengan memakai pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang digunakan melalui wawancara, observasi dan dokumentasi. Data dalam penelitian ini didapatkan melalui data primer dan data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pertama, penerapan pendidikan karakter di SMP 5 Tambusai khususnya kelas VIII dimulai dengan membiasakan nilai-nilai kedisplinan, toleransi, tanggung jawab dan kejujuran siswa. Kedua, Dalam membentuk karakter siswa, tidak hanya di dalam penyampaian pembelajaran di kelas, tetapi dapat dilakukan melalui pengembangan diri dengan kegiatan lain dari sekolah SMP Negeri 5 Tambusai. ISSN. 2527-6018 80
Penanaman Pendidikan karakter dalam Pembelajaran PendidikanRokania Pancasila Vol. dan Kewarganegaraan Jurnal Pendidikan I (No. 1/2016) pada Kelas VIII SMP Negeri 5 Tambusai Tahun 2015
kewarganegaraan.
A. Pendahuluan
Berbeda dengan penelitian ini
Fokus penelitian ini adalah melihat bagaimana
80- 91 | 81
penanaman
pendidikan
yang
melihat
dari
sudut
pandang
karakter dalam mata pelajaran pendidikan
pancasila. Ini sangat penting bahwa
pancasila dan kewarganegaraan pada
terutama bagi peserta didik yang duduk
kelas VIII SMP Negeri 5 Tambusai
di kelas VIII Sekolah Menengah Pertama
Kabupaten Rokan Hulu Provinsi Riau. ini
(SMP). Karena pada umur tersebut
sangat penting karena semakin hebatnya
tingkat pengaruh yang tinggi dalam
tantangan kehidupan bagi generasi masa
perubahan karakter apakah bisa dibangun
depan, sehingga karakter bangsa sangat
dengan baik atau sebaliknya. Memang
dibutuhkan. Terutama bagi anak-anak
seharus pada sekolah dasar juga telah
yang menuju atau sudah dewasa, karena
dilakukan
biasanya
karakter
sangat
dipengaruhi
oleh
mudah
untuk
lingkungannya
termasuk pada usia kelas VIII SMP. Penelitian pendidikan karakter bukanlah hal yang baru bagi akademisi
penanaman namun
pendidikan
dengan
adanya
perubahan lingkungan dari eksternal, maka perlu ditambahkan lagi untuk bagaimana
pembangunan
penanaman
pendidikan karakter. Penanaman pendidikan karakter
seperti dalam penelitiannya Triyanto, Triana Rejekiningsih dan Utomo (2012)
merupakan
tentang integrasi nilai-nilai pancasila ke
tuntunan di dalam memberikan budi
dalam
pendidikan
pekerti atau moral yang baik. Pendidikan
wahana
budi pekerti atau karakter sejalan dengan
pendidikan moral bagi peserta didik
istilah yag diperkenalkan oleh Ernest
(studi kasus di Kabupaten Karangayar
Renan bahwa nation and character
Jawa Tengah). Hasil penelitian mereka
building
lebih memfokuskan pada pendidikan
karakter dan bangsa. Bangsa adalah suatu
karakter dari sudut pandang kurikulum
solidaritas besar, yang terbentuk karena
yang diterapkan dalam sekolah. Sehingga
adanya
pendidikan karakte dibangun melalui
berkorban dan hidup bersama-sama di
seperti apa kurikulum yang diterapkan,
tengah
terutama dalam pembelajaran pendidikan
dipersatukan oleh adanya visi bersama.
mata
kewarganegaraan
pelajaran sebagai
suatu
kebutuhan
merupakan
kesadaran
perbedaan
untuk
pembangunan
akan
dan
pentingnya
mereka
ISSN. 2527-6018
Jurnal Pendidikan Rokania Vol. I (No. 1/2016) 80- 91 | 82
Sedangkan karakter dimaksudkan sebagai
disiplin, rendahnya komitmen kepada
kekuatan moral, yang baik, bukan yang
nilai
buruk. Jadi orang orang berkarakter
merampas/mencuri hak orang lain.
adalah orang punya kualitas moral yang
Itu
positif.
kemajuan Pembentukan
karakter
nilai
kebaikan
semuanya
sangat
dan
mempengaruhi
bangsa.
Sebagaimana
dijelaskan
oleh
merupakan proses perkembangan dalam
Megawangi
(2004:7–8)
berpikir yang berkelanjutan dan sampai
bahwa
habis usia. Pendidikan karakter menjadi
kemajuan
bagian terpadu dari pendidikan disaat alih
hubungan, hubungan tersebut ditandai
generasi.
dengan
Pengembangan
karakter
antara
Lickona
aspek
bangsa
adanya
dalam
mengatakan
moral
ternyata
sepuluh
dengan memiliki
tanda-tanda
terintegrasi dalam mata pelajaran maupun
zaman yang harus diwaspadai, karena
kegiatan intra dan ekstra kurikuler.
jika tanda-tanda ini sudah ada, maka itu
Sebuah peradaban akan menurun apabila
berarti bahwa sebuah bangsa sedang
terjadi demoralisasi pada masyarakatnya.
menuju jurang kehancuran. Tanda-tanda
Indonesia saat ini sedang menghadapi
yang dimaksud adalah (1) meningkatnya
krisis multidemensi yang berkepanjangan
kekerasan
yang berpengaruh pada segala aspek
penggunaan bahasa dan kata-kata yang
(Hasyim,2015: 3).
memburuk. (3) pengaruh peer group
dikalangan
remaja,
(2)
Memang pada prakteknya pada
yang kuat dalam tindak kekerasan, (4)
dewasa ini dapat dilihat tentang perilaku
meningkatnya perilaku merusak diri,
yang merusak moralitas bangsa, berbagai
seperti penggunaan narkoba, alkohol, dan
isu permasalahan terus terjadi. Mulai dari
seks
tindakan budaya Korupsi, Kolusi dan
pedoman moral baik dan buruk, (6)
Nepotisme
perampokan,
menurunya etos kerja, (7) semakin
pembunuhan dan sampai kepada kasus
rendahnya rasa hormat kepada orang tua
asusila seksual.
(KKN),
pemerkosaan Dari
mengandung
itu
bebas,
(5)
semakin
kaburnya
dan
pelecehan
dan guru, (8) rendahnya rasa tanggung
semua
dalamnya
jawab individu dan warga negara, (9)
tindakan-tindakan
yang
membudayanya ketidak jujuran, (10)
tidak bermoral seperti ketidakjujuran,
adanya rasa curiga dan rasa kebencian
tidak bertanggung jawab, rendahnya
antar sesama. ISSN. 2527-6018
Penanaman Pendidikan karakter dalam Pembelajaran PendidikanRokania Pancasila Vol. dan Kewarganegaraan Jurnal Pendidikan I (No. 1/2016) pada Kelas VIII SMP Negeri 5 Tambusai Tahun 2015
Perlu
diwaspadai
80- 91 | 83
karena
terencana untuk mewujudkan suasana
kesepuluh tanda-tanda tersebut sudah
belajar dan proses pembelajaran agar
mulai
peserta
terlihat
umumnya. terakhir
di
Dalam
media
Indonesia
pada
beberapa
tahun
mengembangkan potensi dirinya untuk
memberitakan
memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
massa
didik
secara
diri,
aktif
adanya konflik fisik antar masyarakat,
pengendalian
agama, pelajar, remaja, gank dan desa
kecerdasan,
yang dipicu masalah kecil dan salah
keterampilan yang diperlukan dirinya,
paham. Penyalahgunaan narkoba dan
masyarakat, bangsa dan negara.
akhlak
kepribadian, mulia,
serta
minuman keras juga melanda remaja,
Adanya undang-undang tersebut
merokok di kalangan pelajar juga sudah
yang merumuskan fungsi dan tujuan
menjadi hal wajar. Dengan penyalah
pendidikan nasional turut membuktikan
gunaan narkoba dan minuman keras
bahwa
dibarengi
dengan penanaman nilai-nilai karakter.
dengan
permasalahan-
pendidikan
dibarengi
permasalahan baru seperti menurunnya
Tujuan
semangat bekerja (malas), seks bebas,
merupakan rumusan mengenai kualitas
menurunya
manusia
kepekaan
sosial
yang
pendidikan
harus
Indonesia
dibarengi dengan kurang mempedulikan
dikembangkan
kata hati (nurani), menurunnya sikap
pendidikan.
oleh
nasional
itu
yang
harus
setiap
satuan
hormat kepada orang tua dan guru,
Pendidikan merupakan hal yang
merasa berani dan kuat (bertindak nekat).
penting karena dengan mendapatkan
Untuk
menjawab
semua
pendidikan manusia akan mempunyai
permasalahan tersebut tentunya dengan
pengetahuan dan wawasan yang luas
pembentukan karakter yang baik. Dari
sehingga orang akan berpikir, besikap
mana pembentukan karakter itu diperoleh
dan bertindak dengan baik, selain itu
salah satunya adalah melalui pendidikan,
dengan
baik formal maupun non formal. Di
memperoleh pengetahuan, keterampilan
dalam Undang-undang nomor 20 tahun
untuk menghadapi tantangan hidup yang
2003 tentang sistem pendidikan nasional
semakin berat. Pendidikan merupakan
pada Bab I Pasal: 1 ayat (1) dijelaskan
sebuah keharusan sebagai bekal manusia
bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan
dalam bertahan hidup.
pendidikan
siswa
akan
ISSN. 2527-6018
Jurnal Pendidikan Rokania Vol. I (No. 1/2016) 80- 91 | 84
Dari
pendidikan
bisa
teori.
Sedangkan
pendidikan
memunculkan karakter sebuah bangsa
(paedagogie) lebih menekankan dalam
atau
hal praktek, yaitu menyangkut kegiatan
orang.
Pendidikan
sesungguhnya
buah
belajar mengajar. Meskipun demikian
pemikiran tokoh pendidikan Indonesia
keduanya tidak bisa dipisahkan dan harus
sejak tahun 1930. Di hadapan peserta
dilaksanakan secara berdampingan.
kongres
sudah
karakter
Taman
menjadi
Siswa,
Ki
Hajar
Sebagai
salah
wujud
karakter
yang
Dewantoro menyampaikan: pendidikan
penanaman
pada umumnya berarti daya upaya untuk
diberikan kepada siswa melalui mata
memajukan bertumbuhnya budi pekerti
pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan
(kekuatan
(PKn)
(intelect)
batin,
tubuh
pikiran
anak
adalah
dengan
memberikan
dalam
keteladanan dalam kehidupan sehari-hari
pengertian taman siswa tidak boleh
baik di lingkungan sekolah dan di luar
dipisah-pisahkan bagian-bagian itu, agar
sekolah, mengkaitkan nilai-nilai karakter
kita dapat memajukan kesempurnaan
yang tersurat di standar kompetensi dan
hidup, yakni kehidupan dan penghidupan
kompetensi dasar dengan kegiatan belajar
anak-anak yang kita didik selaras dengan
siswa, guru PKn bersahabat dan tegas
dunianya (Hasyim, 2015: 1)
artinya guru pendidikan kewarganegaraan
(2007:
dan
karakter),
nilai-nilai
satu
Sementara itu Ahmadi dan Nur
dekat dengan siswa namun disatu sisi
68)
siswa
memberikan
pengertian
pendidikan
bawa
terlebih
memahami
istilah
ilmu
(paedagogiek)
dan
dahulu
Mata
didik
makna
berikut,
berbeda,
yaitu
ilmu
karena
pelajaran
Pendidikan
Kewarganegaraan bertujuaan agar peserta
(paedagogie) karena memiliki istilah dan yang
guru
ketegasanya dan keteladannya.
pendidikan pendidikan
menghormati
memiliki (1)
kemampuan
berpikir
secara
sebagai kritis,
pendidikan lebih menitikberatkan kepada
rasional, dan kreatif dalam menanggapi
pemikiran
perenungan
tentang
isu kewarganegaraan, (2) berpartisipasi
pendidikan.
Pemikiran
bagaiman
secara aktif dan bertanggung jawab, dan
sebaiknya sistem, tujuan, materi, sarana
bertindak secara cerdas dalam kegiatan
dan prasarana pendidikan dan cara
masyarakat, berbangsa dan bernegara
penilaian. Jadi lebih menitikberatkan
serta anti korupsi, (3) berkembang secara ISSN. 2527-6018
Penanaman Pendidikan karakter dalam Pembelajaran PendidikanRokania PancasilaVol. dan Kewarganegaraan Jurnal Pendidikan I (No. 1/2016) pada Kelas VIII SMP Negeri 5 Tambusai Tahun 2015
80- 91 | 85
kritis dan demokratis untuk membentuk
Ketahanan Masyarakat Desa (LKMD)
diri
karakter-karakter
pada saat itu dengan status swasta. Tahun
masyarakat Indonesia agar dapat hidup
2003 SMP ini beralih status menjadi
bersama dengan bangsa-bangsa lainya,
sekolah negeri.
(4) berinteraksi dengan bangsa-bangsa
Desain
lain
berdasarkan
dalam
peraturan
dunia
penelitian
yang
secara
digunakan dalam penelitian adalah studi
langsung atau tidak langsung dengan
kasus (case study) dengan memakai
memanfaatkan teknlogi informasi dan
pendekatan kualitatif. Dengan desain ini
komunikasi (Budimansyah, 2008: 14).
peneliti berupaya untuk mengetahui dan
Sejalan dengan penanaman nilai-
memahami kasus dengan menjaring data
nilai karakter melalui mata pelajaran PKn
dan
informasi
maka peneliti memilih SMP Negeri 5
mengenai
Tambusai. Karena pada sekolah ini
pendidikan karakter dalam pembelajaran
penanaman nilai-nilai karakter dapat
pendidikan pancasila pada kelas VIII
dirasakan mulai dari Masa Orientasi
SMP Negeri 5 Tambusai.
Siswa (MOS), aturan sekolah yang tegas,
Data
secara
bagaimana
dalam
mendalam penanaman
penelitian
ini
kegiatan ekstrakurikuler dan melalui
didapatkan melalui dua sumber, yakni
mata pelajaran yang ada di sekolah,
data primer dan data sekunder. Data
terutama
primer didapatkan melalui wawancara
mata
pelajaran
Pendidikan
Kewarganegaraan (PKn).
tidak terstruktur sedangkan data sekunder didapatkan
A. Metode Penelitian
melalui
dokumen
administratif, penelitian-penelitian atau
Wilayah penelitian ini adalah di
evaluasi-evaluasi.
salah satu Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri yang ada di Kecamatan Tambusai Kabupaten Rokan Hulu, yaitu SMP Negeri 5 Tambusai. Lokasinya beralamatkan di Desa Tambusai Timur Kecamatan
Tambusai
yang
merupakan
bagian
dari
masyarakat
desa
melalui
awalnya
B. Hasil Penelitian dan Pembahasan 1. Pentingnya Penanaman Pendidikan Karakter dalam Pembelajaran Penanaman secara
pendidikan
terintegrasi
di
karakter
dalam
mata
pengelolaan
pelajaran adalah pengenalan nilai-nilai,
Lembaga
diperolehnya kesadaran akan pentingnya ISSN. 2527-6018
Jurnal Pendidikan Rokania Vol. I (No. 1/2016) 80- 91 | 86
nilai-nilai, dan penginternalisasian nilai-
dan masuk jam pelajaran dalam siswa
nilai kedalam tingkah laku peserta didik
berjumlah 26 orang, berikut ini:
sehari-hari melalui proses pembelajaran,
Tabel 1: Gambaran kedisiplinan dan tanggung jawab siswa
baik yang berlangsung di dalam maupun di luar kelas pada semua mata pelajaran,
Jenis Kedisiplinan
Tepat Waktu
Pengumpulan tugas belajar Masuk kelas pada jam belajar
18 orang
Tidak Tepat Waktu (Terlambat) 8 orang
21 orang
5 orang
tetapi pada pembahasan ini dikhususkan pada mata pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan. Pada dasarnya kegiatan
pembelajaran,
selain
untuk
menjadikan peserta didik menguasai
Sumber: wawancara dengan guru, Desember 2015
kompetensi (materi) yang ditargetkan, juga dirancang untuk menjadikan peserta didik mengenal, menyadari/peduli dan menginternalisasi
nilai-nilai
dan
dengan
hasil
guru
wawancara pendidikan
kewarganegaraan (Arbain, S.Pd) kelas VIII SMP Negeri 5 Tambusai terdapat beberapa
bentuk
penilaian
bahwa tingkat kedisiplinan siswa cukup tinggi, meskipun masih terdapat siswa yang kurang disiplin. Adapun penyebab
menjadikannya perilaku. Berdasarkan
Dari tabel di atas dapat dilihat
terhadap
karakter siswa diantaranya; kedisiplinan siswa, tanggung jawab siswa, toleransi siswa, religius siswa, dan kejujuran
faktor kurangnya disiplin tersebut dalam pengumpulan tugas karena kurangnya merasa tanggung jawab. Sehingga guru pelajaran pendidikan kewarganegaraan memberikan tugas tambahan dengan cara meringkas materi pertemuan selanjutnya. Tujuannya adalah supaya siswa tidak meremehkan apapun tanggung jawab yang diberikan.
siswa.
Kemudian dari segi tanggung jawab
a. Kedisiplinan siswa
kedisiplinan masuk kelas, dapat dilihat Jika dilihat pada nilai-nilai karakter siswa sudah mulai terintegrasi pada suatu mata pelajaran terutama pengembangan nilai peduli kedisiplin dan tanggung jawab.
Sebagaimana
gambaran
masih terdapat siswa yang tidak tepat waktu. Meskipun guru mata pelajaran telah membuat suatu kesepakatan waktu dimulai masuk kelas, namun masih terdapat siswa yang melanggar. Sehingga
kedisiplinan dalam pengumpulan tugas ISSN. 2527-6018
Penanaman Pendidikan karakter dalam Pembelajaran PendidikanRokania Pancasila Vol. dan Kewarganegaraan Jurnal Pendidikan I (No. 1/2016) pada Kelas VIII SMP Negeri 5 Tambusai Tahun 2015
jika tidak diberi teguran, maka akan
80- 91 | 87
b. Menanamkan nilai toleransi siswa
menjadi budaya terlambat. Data tersebut
Salah
satu
cita-cita
bangsa
diambil dari daftar hadir siswa, apabila
Indonesia adalah ingin mensejahterakan
ada yang terlambat maka guru pelajaran
kehidupan
PPkn akan memberikan kode pada nama
menciptakan
siswa tersebut. Sehingga pada akhir
belum tercapai sepenuhnya, tetapi itu
semester dapat direkapitulasi untuk bahan
adalah
amanat
dari
evaluasi.
Dasar
Negara
Republik
Pada saat
proses
pembelajaran
Indonesia
seluruh
bangsa
perdamaian.
dan
Meskipun
Undang-Undang
memiliki
Indonesia.
bangsa
yang
berlangsung, penanaman karakter yang
pluralisme yang terdiri dari berbagai suku
diberikan oleh guru mata pelajaran dalam
bangsa, bahasa, agama, ras dan lain-lain.
hal kedisiplinan masuk kelas adalah
Jika perbedaan ini tidak disikapi dengan
dengan cara pertama, sebelum masuk
kekuatan
kelas terlebih dahulu melakukan baris-
konflik
berbaris
apabila perbedaan ini dijadikan suatu
di
depan
kelas.
Kedua,
maka secara
melakukan do’a sebelum belajar. Ketiga
bermanfaat
membacakan
kedamaian.
nama-nama
siswa.
akan
menimbulkan
terus-menerus,
maka
akan
tetapi
tercipta
Sehingga diketahui siapa yang tidak
Pada SMP Negeri 5 Tambusai
hadir. Waktu toleransi diberikan selama 5
khususya kelas VIII memiliki beberapa
menit kepada siswa yang terlambat
suku
dengan sanksi harus posisi duduknya
(Mandailing, Simalungun dan Toba)
paling depan dan menceritakannya di
berjumlah 13 orang, Jawa berjumlah 7
depan
keterlambatan.
orang, Sunda berjumlah 4 orang, dan
Apabila keterlambatan melebihi dari 5
Melayu berjumlah 2 orang. Dari data di
menit, maka siswa tidak diperkenankan
atas bahwa siswa yang paling banyak di
mengikuti pembelajaran PKn. Dengan
kelas VIII adalah suku Batak. Dengan
adanya penerapan seperti ini, akhirnya
melihat jumlah tersebut dengan adanya
siswa semakin terbiasa dengan budaya
pluralisme, maka seorang guru sebagai
disiplin dan menghargai waktu.
pendidik
kelas
alasan
bangsa
harus
diantaranya
mampu
Batak
untuk
menunjukkan tidak adanya diskriminasi.
ISSN. 2527-6018
Jurnal Pendidikan Rokania Vol. I (No. 1/2016) 80- 91 | 88
Sebagaimana yang disampaikan oleh guru
PKn
tersebut
tentang
teknik
sehingga tercipta suasana kebersamaan. Teknik
pembagian
kelompok
yang
pengajaran dalam perbedaan suku bangsa
digunakan adalah membagi kelompok
tersebut. Bahwa untuk menanamkan nilai
dengan cara memisahkan dalam satu
toleransi kepada siswa ada beberapa cara
suku, agar melatih siswa bisa berbaur
yang dilakukan diantaranya:
dengan suku yang berbeda. Kemudian
1). Di dalam proses pembelajaran guru
diberikan
tidak
diselesaikan secara berkelompok. Setelah
hanya
terhadap
memberikan
aspek
penekanan
masalah
untuk
yaitu
itu baru dilakukan penyempaian beberapa
pengetahuan saja, tetapi memberikan
pendapat, siswa dilatih untuk saling
aspek afektif berupa perhatian. Misalnya
menghormati dan menghargai pendapat
dalam awal pembelajaran dipertanyakan
teman
kepada
model
pendapat.
pembelajaran yang disukai kemudian
kelompok
baru dipertimbangkan untuk penyesuaian
kesempatan untuk bersalaman dengan
dengan rancangan pembelajaran yang
tujuan meskipun tadinya ada perbedaan,
sudah dibuat. Ini tujuannya adalah untuk
ketidaksesuaian antar kelompok maka
memotivasi keinginan minat belajar dari
diakhiri dengan persahabatan. Budayanya
siswa.
setiap
adalah tidak ada kesan saling unsur
pembelajaran itu bukan kehendaknya
dendam, permasalahan pada saat diskusi
guru saja tetapi siswa pun diberikan
diselesaikan waktu diskusi tidak dibawa
kesempatan
menyalurkan
sampai di luar materi belajar. Cerminan
aspirasinya. Biasanya sepuluh menit akan
budaya seperti inilah yang diterapkan
berakhirnya
dalam menyikapi nilai-nilai toleransi di
siswa
Jadi
kognitif,
suatu
seperti
kesannya
untuk
waktu
apa
adalah
belajar,
maka
diberikan kesempatan kepada siswa yang ingin
menyampaikan
pendapat
atau
bertanya.
lainnya,
meskipun
berbeda
Setelah
selesai
diskusi
seluruh
siswa
diberikan
dalam kelas. c.
Menanamkan sikap religius siswa Sikap dan perilaku seseorang
2). Model pembelajaran yang digunakan
dalam melaksanakan ajaran agamanya
adalah
cara
adalah hak setiap warga negara. Tidak
berkelompok. Dengan tujuan penerapan
ada yang berhak untuk memaksakan
nilai-nilai toleransi terhadap perbedaan,
kehendak dalam menentukan pilihan ISSN. 2527-6018
salah
satunya
dengan
Penanaman Pendidikan karakter dalam Pembelajaran PendidikanRokania PancasilaVol. dan Kewarganegaraan Jurnal Pendidikan I (No. 1/2016) pada Kelas VIII SMP Negeri 5 Tambusai Tahun 2015
80- 91 | 89
sendiri.
untuk berdo’a sebelum pembelajaran
Karena di dalam Undang-Undang Dasar
dimulai. Ini dengan tujuan agar siswa
1945 pada pasal 29 bahwa negara
memahami tentang nilai yang terkandung
menjamin
tiap-tiap
dalam Pancasila, yaitu Ketuhanan Yang
penduduk untuk memeluk agamanya
Maha Esa. Siswa dibiasakan untuk selalu
masing-masing
beribadat
berdo’a agar tidak sombong dan selalu
menurut agamanya dan kepercayaannya
meyakini bahwa tuhan itu selalu esa atau
itu.
satu.
untuk
memeluk
agamanya
kemerdekaan
dan
untuk
Meskipun demikian, bagi siswa
Dari uraian di atas dapat dipahami
yang masih baru seumuran tingkat SMP
bahwa pembangunan karakter dari aspek
tentu pemikirannya masih mudah untuk
religius tidak hanya dalam mata pelajaran
dipengaruhi. Sehingga perlu pemahaman-
agama tetapi bisa diterapkan dalam mata
pemahaman yang mendidik agar mereka
pelajaran
lain
termasuk
tetap
pancasila
dan
kewarganegaraan.
tentunya
sangat
pada
sebenarnya
pendiriannya. pelajaran
Meskipun
agama
telah
pendidikan
penting
Ini
terhadap
diterapkan, tetapi perlu penguatan dari
pembangunan karakter bangsa, di mana
mata pelajaran lain. Cara ini yang
dengan adanya penanaman nilai religius
diterapkan oleh siswa kelas VIII SMP
sehingga
Negeri 5 Tambusai khususnya dalam
kesombongan dan bisa menerapkan nilai-
mata
nilai kejujuran.
pelajaran
PKn.
Seperti
yang
seseorang
jauh
dari
disampaikan oleh salah satu siswanya (Sukri) pada tanggal 14 Desember 2015
2. Penerapan Pendidikan Karakter Melalui Pengembangan Diri
“Biasanya sebelum mulai belajar, kami Dalam pengembangan karakter siswa
terlebih dahulu berdo’a sesuai dengan agama masing-masing, memang kami satu kelas tidak semuanya beragama Islam, jadi kami berdo’a sendiri-sendiri.” Begitu juga yang disampaikan oleh guru mata pelajaran PKn (Arbain, S.Pd) bahwa dalam menanamkan nilainilai religius biasanya siswa dibiasakan
di sekolah, guru memiliki potensi yang strategis sebagai pelaku utama. Guru merupakan sosok yang bisa ditiru atau teladani menjadi idola bagi siswa. Guru bisa
menjadi
motivasi
sumber
peserta
inspirasi
didiknya.
dan
Dengan
demikian guru memiliki tanggung jawab ISSN. 2527-6018
Jurnal Pendidikan Rokania Vol. I (No. 1/2016) 80- 91 | 90
besar dalam menghasilkan generasi yang
pengamatan
berkarakter, berbudaya dan bermoral.
kepala sekolah SMP Negeri 5 Tambusai
(Hasyim,2015: 12).
pada tanggal 12 Desember 2015 ”Fungsi
Untuk
membina
siswa
dan
wawancara
dengan
yang
dari kegiatan ekstrakurikuler ini juga
berkarakter tidak seharusnya semata-mata
bagian dari pendidikan karakter siswa, di
fokus pada pembahasan mata pelajaran di
mana dengan kegiatan ini siswa mampu
kelas saja, namun bisa dilaksanakan
untuk melihat dari kemampuan sesuai
melalui
melalui
dengan bakat siswa”. Adapun kegiatan-
kegiatan ekstrakurikuler. Begitu juga
kegiatan yang dilakukan diantaranya;
dalam pengembangan kurikulum yang
olahraga,
telah dibuat oleh pemerintah,
yaitu
nasionalisme
dengan diberlakukannya kurikulum 2013.
kemerdekaan
Kurikulum
pahlawan, dan peringatan hari pendidikan
pengembangan
tersebut
diri
dirancang untuk
memberikan peluang seluas-luasnya bagi
seni,
pramuka,
melalui RI,
kegiatan
perayaan peringatan
hari hari
nasional.
sekolah dan tenaga pendidik untuk
Dari uraian di atas dapat dilihat
melakukan praktik-praktik pendidikan
bahwa kegiatan itu semuanya tercermin
dalam rangka mengembangkan semua
nilai-nilai
potensi yang dimiliki siswa, baik melalui
ditanamkan,
proses pembelajaran di kelas maupun
demokratis, disiplin kerja sama, rasa
melalui program pengembangan diri
kebangsaan, toleransi, peduli sosial dan
(ekstrakurikuler). Pengembangan potensi
lingkungan, cinta damai dan kerja keras.
pendidikan
karakter
yaitu
yang
diantaranya
peserta didik tersebut dimaksudkan untuk memantapkan kesadaran diri tentang
C. Kesimpulan dan Saran
kemampuan atau life skill terutama
Berdasarkan pada permasalahan
kemampuan personal (personal skill)
di
yang dimilikinya. Termasuk dalam hal ini
pembahasan yang telah dilakukan, maka
adalah pengembangan potensi siswa yang
dapat dikemukakan kesimpulan sebagai
berhubungan dengan karakter dirinya.
berikut:
Kegiatan
ekstrakurikuler
yang
atas,
pertanyaan
karakter
bakat
Pendidikan
Sebagaimana
hasil
dan
1. Penerapan penanaman pendidikan
merupakan pengembangan minat dan siswa.
penelitian
dalam
pembelajaran
Pancasila
dan
ISSN. 2527-6018
Penanaman Pendidikan karakter dalam Pembelajaran PendidikanRokania Pancasila Vol. dan Kewarganegaraan Jurnal Pendidikan I (No. 1/2016) pada Kelas VIII SMP Negeri 5 Tambusai Tahun 2015
Kewarganegaraan
(PPKn)
kewarganegaraan, Vol 1 No. 2, 2008.
SMP
Negeri 5 Tambusai terdapat beberapa bentuk penilaian terhadap karakter siswa
diantaranya;
Hasyim,
kedisiplinan,
tanggung jawab, toleransi, religius, dan kejujuran siswa. 2. Di dalam membentuk karakter siswa, ditemukan dalam penelitian ini bahwa tidak hanya di dalam penyampaian pembelajaran di kelas. Tetapi dapat
80- 91 | 91
Dr. Adelina, M.Pd, Pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial Berbasis Pendidikan Karakter, Media Akademi, Yogyakarta, 2015.
Kepennas, Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa. Badan Penelitian dan Pengembangan kurikulum, Jakarta, 2010.
dengan kegiatan lain yang masih
Megawangi, Ratna, Pendidikan Karakter, Indonesia Heritage Foundation, Jakarta, 2004.
bimbingan dari sekolah SMP Negeri 5
Triyanto,
dilakukan melalui pengembangan diri
Tambusai.
Daftar Pustaka Ahmadi, Drs.H. Abu, Dra. Nur Uhbiyati, Ilmu Pendidikan, Rineka Cipta, Jakarta, 2007. Budimansyah, Dasim, Prof. Dr.H.MS, Revitalisasi Pembelajaran PKn Melalui Praktik belajar Kewarganegaraan (Project Citizen), tahun 2008, Acta Civicus: jurnal pendidikan
Triana Rejekiningsih dan Utomo, integrasi nilai-nilai pancasila ke dalam mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan sebagai wahanapendidikan moral bagi peserta didik (studi kasus di kabupaten karangayar jawa tengah), Dipulikasikan dalam Prosiding Semnas LPP UNS, 03 Nop. 2012, ISBN 978-60299130-1-9
Undang-Undang nomor 20 tahun tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional.
ISSN. 2527-6018