3/17/2012
PENAJAMAN STANDAR MUTU SEBAGAI LANDASAN PENINGKATAN DAYA SAING AGROINDUSTRI Oleh: E. Gumbira-Sa’id* dan A.S. Fahmil Qowim *) Guru Besar Teknologi Industri Pertanian, FATETA- IPB, dan Ketua Umum Masyarakat Perkelapasawitan Indonesia (MAKSI) Seminar Nasional Standardisasi Kamar Dagang dan Industri Indonesia (KADIN) Hotel Borobudur, Jakarta 20 Maret 2010
BAGIAN PERTAMA: TANTANGAN DAN PELUANG AGROINDUSTRI
1
3/17/2012
TANTANGAN PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI Kompleksitas rantai pasok sistem pertanian yang semakin kompleks karena jumlah pemasok lebih banyak, pengolahan lebih berbasis pengetahuan dan sumber bahan baku yang semakin beragam. Produk Agroindustri diperdagangkan di pasar global – Lingkup wilayah pasokan secara geografis semakin luas Percepatan produksi pangan global meningkatkan kecemasan akan kontaminasi pangan dan hasil agroindustri lainnya Terdapat kesenjangan yang lebar mengenai implementasi keamanan produk Peraturan dan Perundangan lebih banyak dan lebih khusus sehingga menambah daftar tantangan Liablitas Produk – Perlindungan merk Konsumen sekarang berpendidikan dan berwawasan lebih tinggi sehingga lebih mengerti tentang isu-isu keamanan dan keselamatan pangan dan agroindustri Keinginan dan Preferensi Konsumen selalu berubah Masih banyak produk Indonesia, diantaranya Biji Kakao, Ikan dan Produk Marina lainnya, Buah-Buahan dan Sayuran Tropika mendapatkan penolakan di luar negeri. Karena mutunya yang tidak memenuhi syarat
GAMBARAN PERUSAHAAN AGRIBISNIS – AGROINDUSTRI (AMERIKA SERIKAT 2010 BERDASAR NILAI PENJUALAN DI TAHUN 2009)
NILAI PENJUALAN
PRODUK PRODUK TANAMAN PETERNAKAN
KOMBINASI
Di atas US $5 Milyar
16%
0%
11%
Antara US $1 Milyar - $5 Milyar
22%
29%
24%
Antara US$500 Juta - US$1 Milyar
8%
6%
7%
Antara US$250 - U$500 Juta
19%
6%
15%
Antara US$100 - US$250 Juta
11%
29%
17%
Di bawah US$100 Juta
24%
29%
26%
Untuk kasus Indonesia hanya ada beberapa perusahaan yang “dapat mengimbangi”: Sinar Mas Group, Astra Agro Lestari, Wilmar, Musim Mas, Bakrie Sumatera Plantation, dan Indofood Sukses Makmur, dengan basis bisnis Kelapa Sawit, Karet dan Pangan 4
2
3/17/2012
HASIL ANALISIS 10 PEMEGANG PATEN KELAPA SAWIT DUNIA (M. Hendra Wibowo dan E. Gumbira-Sa’id, 2011):
DOMINASI PERUSAHAAN MULTI NASIONAL (1) The Procter & Gamble Company (1070; 14.35%) (2) Unilever PLC (2010; 2.82%) (3) Unilever N.V. (152; 2.04%) (4) L’Oreal (105; 1.41%) (5) DSM IP Assets B.V. (95; 1.27) (6) Nestec SA (87; 1.17) (7) Colgate-Palmolive Company (59; 0.79) (8) Societe Des Produits Nestle S.A. (55; 0.74%) (9) Cargill Incorporated (49; 0.66%) (10) The Lubrizol Corporation (47; 0.63%)
PERSEPSI CITRA MUTU PRODUK YANG TINGGI Dominasi Perusahaan Multinasional : AS dan Uni Eropa ? Negara berkembang harus melakukan perbaikan mutu !
Sumber: CIES France, 2009
3
3/17/2012
HASIL SURVEY UNIDO: 100 EKSPORTIR NEGARA-NEGARA BERKEMBANG (2004 – 2007) (Pattaconi, 2008)
EMPAT MASALAH TERBESAR KEHILANGAN ORDER (42%) Kompetisi harga (Internal dan eksternal) semakin berat Uji Sertifikasi (Pengakuan Laboratorium lokal lebih rendah) Fasilitas Perdagangan yang kurang baik (37% Formalitas Kepabeanan, dan 31% Praktek Administratif yang tidak tepat) Besarnya bea tarif yang memberatkan Pembayaran (beserta pungutan tidak tentu) (46%) KONDISI BERDASAR STANDAR DAN PENGUJIAN Pengujian dan Sertifikat dari Laboratorium setempat (Lokal): 52% Akses pada Informasi Standar: 29% Kesesuaian dengan standar (impor): 15%
STANDAR DAN ISU MUTAKHIR TANTANGAN GLOBAL PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI A. Higienitas, Penyakit dan Kontaminasi: Perlu perbaikan Rantai Nilai Agroindustri (GAP dan GMP): Penyakit Sapi Gila (Mad Cow), Sudan Red , Dioksin, Melamin dll Penyebab Utama: kekurang pedulian pada kontaminasi pakan, terdapatnya residu kimia serta kejahatan pemalsuan produk Kesejahteraan Ternak: menjadi tuntutan global. Contoh kasus : Skandal RPH di Indonesia dan sorotan keras di media dan masyarakat Australia. B. PENIPUAN Produk Tiruan, Sumber Bahan Baku Ilegal, Penyalahgunaan Label palsu dll. Banyak kasus terjadi pada produk Ikan dan hasil Marina lainnya, Kopi Afrika, Coklat Belgia dll C. Lingkungan Hidup: Pencemaran lingkungan, pemanenan yang berlebihan, ketidak seimbangan ekologis: Degradasi Hutan, Penggunan Lahan Gambut, Emisi GRK Limbah cair 8
4
3/17/2012
ILUSTRASI MUTU Vs KESELAMATAN KONSUMEN
Food Safety • Meat processing facilities are consolidated • Food Contamination – 76 million Americans become ill every year – E. coli – Salmonella
Terrorist threats to our
food supply !
URUTAN KOMODITAS UNGGULAN INDONESIA SKOR NO
KODE
KOMODITAS Bobot
TOTAL
rca
TREND
STATUS
NILAI
SEBARAN
0,25
0,15
0,20
0,25
0,15
1,00
12a
4242
Minyak Sawit
5
3
4
5
3
4,20
10
232
Karet alam
5
2
4
5
3
4,05
12
424
Other fixed vegetable oils, fluid or solid, crude refined
5
3
4
5
2
4,05
14
821
Furniture dan bagian dari Furniture
2
3
3
5
2
3,10
6
072
Coklat
4
3
2
3
3
3,05
11
251
Pulp & Sisa kertas
3
3
4
3
2
3,05
12b
4243
Minyak Kelapa (copra)
5
1
4
2
2
3,00
5
071
Kopi
3
3
4
2
3
2,95
2
036
Udang, kerang dan sejenisnya, dingin atau beku
3
3
2
3
4
2,95
8
075
Rempah - rempah
4
3
2
2
3
2,80
1
034
Ikan segar dan beku
2
2
4
2
4
2,70
7
074
Teh and Mate
3
3
2
2
2
2,40
7a
0741
Teh
3
3
2
2
2
2,40
9
121
Tembakau Belum diolah
1
3
4
1
2
2,05
13
551
Minyak Atsiri, parfum, flavour
1
3
4
1
2
2,05
4
057
Buah dan kacang segar
1
3
2
2
2
1,90
3
054
Sayuran segar, terproses scr sederhana
1
3
2
1
2
1,65
10 (Gumbira-Sa’id, et al., 2007; Ditjen Daglu, Depdag dan PKAA-IPB, 2007)
5
3/17/2012
KOMODITAS / PRODUK UNGGULAN DAN PENGEMBANGAN KLASTER INDUSTRI AGRO MENURUT KEMENPERIN TERCAPAINYA SASARAN PERTUMBUHAN
KLASTER
INDUSTRI BUAH
INDUSTRI KELAPA SAWIT INDUSTRI FURNITURE
INDUSTRI KELAPA
INDUSTRI KARET
INDUSTRI TEMBAKAU
INDUSTRI PULP KERTAS
INDUSTRI KOPI
INDUSTRI HASIL LAUT
INDUSTRI GULA
INDUSTRI OLAHAN SUSU
INDUSTRI KAKAO
FOKUS
12 KLASTER AGRO
MENINGKATNYA DAYA SAING INDUSTRI AGRO
RENCANA AKSI PENGUATAN PENGEMBANGAN KLASTER
Sumber: Wahyudi, (2011)
PROFIL TINGKAT DAYA SAING AGROINDUSTRI HALAL DI ASEAN (Purnomo, Gumbira-Sa’id, Syamsu, Fauzi dan Tasrif, 2011).
6
3/17/2012
BAGIAN KEDUA:
TINJAUAN TEORITIK DAN KECENDERUNGAN TUNTUTAN PENINGKATAN MUTU
13
ROAD MAP DAN BASIS KEUNGGULAN BERSAING Diferensiasi Produk Sumber Daya Keunikan Kompetensi
Kapabilitas
Efisiensi yang superior 1. Mutu 2. Inovasi 3. Respon terhadap pelanggan
Kreasi Nilai
Keuntungan yang Tinggi
Biaya Rendah
Inovasi Akar Rumput
Adaptasi/ Pengembangan
Transformasi Skala Industrial
Sumber: Hill dan Jones (2001); Gumbira-Sa’id (2010)
7
3/17/2012
AREA KUNCI TERPENTING DALAM PERDAGANGAN GLOBAL PENGEMBANGAN SISI PASOKAN KOMPETISI
• Kebijakan Industrial dan Struktur institusional penyokong • Investasi dan transfer teknologi • Pengembangan UKM dan akses ke pembiayaan • Pengembangan Klaster dan Konsorsium ekpor • Produktivitas dan Mutu • Perbaikan Industrial, sokongaqn teknologi sektoral • Produksi Bersih dan Efisiensi Energi
STANDAR & KONFORMITAS PENILAIAN/ KESESUAIAN KONFORMASI
• Pengembangan dan Harmonisasi
Standar • Pengembangan Jasa Pengujian • Sertifikasi (produk dan Sistem Perusahaan) • Metrologi / Rantai Kalibrasi • Skema Akreditasi
INTEGRASI PADA PERDAGANGAN KONEKSI
• Akses Pasar dan hubungan dengan pembeli atau pasar • Peraturan WTO, negosiasi • Fasilitas perdagangan (Kepabeanan, Dokumentasi) • Infrastruktur (transpor, Darmaga Pelabuhan) 15 UNIDO, 2008
ELEMEN-ELEMEN PENGUAT NILAI TAMBAH DAN DAYA SAING AGROINDUSTRI Penajaman Mutu: Peningkatan Standar mutu serta perbaikan jasa pelayanan yang adaptif Mutu dan Standar tidak lagi hanya berbasis parameter mutu Fisika, Kimia, Mikrobiologi, dan Organoleptik saja, tetapi juga Emisi gas Rumah Kaca (GRK) Peningkatan Produktivitas: Perbaikan wawasan pengetahuan dan transfer teknologi Pemanfaatan Invensi dan Inovasi (yang unik) sebagai hasil dari Penelitian dan Pengembangan Pengembangan Rantai Nilai dalam suatu Klaster Industri Optimasi Pemanfaatan Teknologi Informasi dan Komunikasi 16
8
3/17/2012
REPRESENTASI DIAGRAMATIK RUANG STANDARISASI Internasional Regional Nasional
Z L E V E L
S
Perusahaan SUBYEK
Terminologi Klasifikasi
X
Metode Pengujian dan Analisis Spesifikasi Y
Kode Praktek (Code of Practice) (adaptasi dari Jalil, 2004)
TRANSFORMASI KOMODITAS MENJADI PRODUK: PENAJAMAN STANDAR MUTU PRODUK DAN SISTEM MANAJEMEN MUTU ORGANIK
KEAMANAN , AKUNTABILITAS SOSIAL , LINGKUNGAN
BAHAN BAKU / KOMODITAS: Pangan, Hortikultura, Ternak, Ikan, Kayu, Perkebunan, Lainnya
SISTEM MANAJEMEN MUTU
AGROINDUSTRI
RAGAM PRODUK : PANGAN, PAKAN, KOSMETIKA,FARMASI, BIOENERGI INDUSTRI KIMIA dll.
9
3/17/2012
PROGRAM MUTU TERPADU DALAM RANTAI PASOK AGROINDUSTRI (Adaptasi dari Intertek (Supanantakarn, 2009)
Ke Konsumen
DARI LAHAN Kolektor/ Petani/Pekebun/ Peternak/Nelayan
Pengolah / Pengemas/ Manufaktur
Produser Primer
GlobalGAP, Organik, Non-GMO
Pengemasan BRCHalal, GMP/ HACCP
Pengemasan BRCBRC-Food IFS, Halal GMP/ HACCP
Distributor/ Pedagang Besar Pengecer
Sertifikasi Satu Merk
KONSUMEN
Inspeksi Rantai Pasok Sertifikasi satu Merk
Standar Produk : Organik, non-GMO, Halal, Q&S, dll Ketertelusuran dan Pengujian Asuransi Liabilitas Produk, Pelatihan, Manajemen, Konsultansi dll
Ke Konsumen
DARI LAHAN
Standar Manajemen: ISO 9001, 14001, 22000, OHAS 18001, SA 8000, HACCP,
BAGIAN KETIGA: PENAJAMAN STANDAR MUTU DAN PENINGKATAN DAYA SAING GLOBAL PRODUK AGROINDUSTRI
10
3/17/2012
KIAT-KIAT PENINGKATAN DAYA SAING AGROINDUSTRI: PATOKDUGA DARI THAILAND Lakukan produksi berorientasi mutu yang tinggi dan menghasilkan produk yang berlabel Manfaatkan sumberdaya domestik dan minimalkan penggunaan bahan baku impor: contoh di Thailand impor/nilai output hanya 9.27% (Nikomborirak, 2003) Lakukan konversi dengan Nilai Tambah yang besar: contoh di Thailand 22.16% dari nilai output Usahakan penggunaan Bahan baku yang intensif, yakni sekitar 55 - 70% nilai output Usahakan besarnya biaya buruh sekitar 10-15% Perbaiki standar pengemasan dan pelabelan yang terbaik, namun dengan alokasi biaya antara 10 – 20% 21
PATOKDUGA PENAJAMAN STANDAR MUTU DI INDIA PENYEDIAAN INFRASTRUKTUR FUNGSIONAL • Pengkelasan Mutu (Grading)
– Grader Mekanis (Mechanical Grader) – Sortasi Warna (ColorSorters)
• Standarisasi • Sertifikasi Mutu – – – –
Pemantapan pembangunan Laboratorium Mutu Membangun Infrastruktur Agen Sertifikasi terakreditasi Infrastruktur Pengujian Mutu di Lahan (On-Farm) Sertifikasi Komoditas • Pelabelian: Bar coding • Pengemasan:
– Gedung Pengemasan (Pack Houses) – Manufaktur bahan kemasan sebagai bagian keterpaduan dari proyek
• Penjualan Eceran dan Pasar Induk (perbaikan sistem logistik). Reddy (2005)
22
11
3/17/2012
PERLUNYA PERBAIKAN SISTEM MANAJEMEN MUTU Semua komoditas dan produk unggulan Indonesia semakin banyak mendapat tantangan Parameter Mutu Produk dan Variabel Sistem Mutu semakin berbasis Pembuktian Ilmiah (Obyektif, Transparan) Variabel dan Parameter Global semakin merujuk kepada Emisi Gas Rumah Kaca (GRK) dan Pemanasan Global Isu Global terbaru: USA-EPA NODA tentang impor CPO untuk produksi biodiesel Amerika Serikat (2022) Mensyaratkan pengurangan Emisi Karbon minimal 20% Fokus Perhatian Standar dan Sistem Manajemen Mutu adalah pada Emisi GRK dari Degradasi Hutan, Pemanfaatan Lahan Gambujt dan Emisi GRK dari Limbah cair Agroindustri Indonesia wajib memperbaiki GAP, GMP, Best Practices dll 23
KANDUNGAN CPO PADA PRODUK DAN BESARNYA NILAI BISNIS PERUSAHAN MNC PERSYARATAN MUTU CRUDE PALM OIL NO
JENIS UJI
SATUAN
SNI 01 – 2901 - 2006 NILAI
1
Warna
-
Jingga kemerah-merahan
2.
Kadar air dan kotoran
%, fraksi masa
0,5 maks
3.
Asam lemak bebas (sebagai asam palmitat)
%, fraksi masa
0,5 maks
4.
Bilangan Yodium
g Yodium/ 100 g
50 - 55
Standar Mutu OK Standar GRK Tidak OK?
• Heart Brand-Walls dan Algida (18%) (+ Knorr): Euro 4 Milyar) • Dirt Is Good (Persil, Omo, SurfExcel) dan Dove (13%) (Euro 3 Milyar) • Rama/Blue band/Country Crock: 6% (Euro 1.3 Milyar) • Lux (4%) (Euro 1 Milyar) • Healthy Heart (Flora/Becel/Promise): 4% (Euro 1 Milyar) Banc of America Securities dalam Green Peace (2008) 24
12
3/17/2012
CONTOH PENAJAMAN MUTU PRODUK: Untuk Menghindari Bahaya Amina Oksida
Laundry detergent Dishwashing detergent Fabric conditioners Hard surface cleaners Shampoos and conditioners Hair rinses, gels, sprays Toothpaste, mouthwash Hand, face and body soaps/cleansers Antiperspirants/Deodorants Lotions, creams, moisturizers Cosmetics, face/eye/lip makeup Fine fragrances, after shave # Jenis produknya: 37 Dermal, 4 Oral, 5 Inhalasi 25
PERSYARATAN MUTU SABUN MANDI NO
JENIS UJI
TIPE I
TIPE II
TIPE III
1.
Kadar Air
Maks 15
Maks 15
Maks 15
2.
Jumlah asam lemak (%)
> 70
64-70
>70
3.
Alkali bebas Dihitung sebagai NaOH (%) Dihitung sebagai KOH (%)
Maks 0,1 Maks 0,14
Maks 0,1 Maks 0,14
Maks 0,1 Maks 0,14
4.
Asam lemak bebas dan atau lemak netral (%)
< 2,5
< 2,5
2,5 – 7,5
5.
Minyak mineral
negatif
negatif
negatif
SNI 06 – 3532 -1994
26
13
3/17/2012
Rekomendasi Kandungan Amina Oksida (mg AO/kg Bobot Badan/Hari )
Jenis Produk Body Moisturizer Aftershave Hair Care Laundry Detergent – liquid Bar Soap Cleansing Products Hard Surface Cleaner – liquid Dish Detergent – liquid
Minimum 41.6 570 332 5,329 3,997 1,567 14,537 66,626
Maksimum 363 1,109 7,268 26,650 195,005 347,617 726,836 6,662,666
Sumber: Sanderson (2008) 27
PANJANG JELAJAH (km/ liter.ha) BERBAGAI JENIS BAHAN BAKAR TERBARUKAN DENGAN VW POLO
Source: “Biofuels”, Fachagentur Nachwachsende Rohstoffe e.V. (FNR), 2006 ; Preusser (2008) and own data
14
3/17/2012
PERSYARATAN MUTU BIODIESEL INDONESIA NO
JENIS UJI
SATUAN
NILAI
1
Massa jenis pada 40o
KG / M3
850 - 890
2.
Viskositas kinematik pada 40o C
mm2 / s (cSt)
2,3 – 6,0
3.
Angka setana
4.
Titik nyala
oC
Min 100
5.
Titik kabut
oC
Maks 18
6.
Korosi lempeng tembaga (3 jam pada 50 oC)
oC
Maks no 3
7.
Residu karbon Dalam contoh asli Dalam 10% ampas destilasi
%- massa
Maks 0,05 Maks 0,30
8.
Air dan sedimen
% - vol
Maks 0,05*
9.
Temperatur destilasi 90%
oC
Maks 360
10.
Abu tersulfaktan
% massa
Maks 0,02
11.
Belerang
ppm-m (mg/kg)
Maks 100
12.
Fosfor
ppm-m (mg/kg)
Maks 10
13.
Angka asam
mg – KOH / g
Maks 0,8
14.
Gliserol bebas
%- massa
Maks 0,02
15.
Gliserol total
%- massa
Maks 0,24
16.
Kadar ester alkI
%- massa
Min 96,5
17.
Angka iodium
%- massa (g-I2/100 g)
Maks 115
18.
Uji Halphen
Min 51
negatif
Catatan: dapat diuji dengan ketentuan sedimen maksimum 0,01 %-vol
SNI 7390 - 2008
29
STANDAR BIODIESEL (B100) BERDASARKAN ASTM D6751-07B Desember, 2007
30
15
3/17/2012
PERBANDINGAN KRITERIA STANDAR: ISPO MEMASUKKAN EMISI GRK A = Fairtrade Standard B = RSPO C = Basel Criteria for Sustainable Soy Production, D = SCS – 001 E = Common Code for The Coffee Community F = ISPO KELOMPOK
A
B
C
D
E
F
Ekosistem dan Biodiversitas
KRITERIA
√
√
√
√
√
√
Input Sumberdaya Alam
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Penggunaa Energi dan Emisi
√
√
√
√
√
Manajemen limbah
√
√
√
√
Kesehatan dan Keselamatan Kerja
√
√
√
√
√
√
√
√
√
HAM di Tempat Kerja
√
√
√
√
√
√
Ketenagakerjaan Umum/Kesejahteraan Masyarakat
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
√
Lingkungan Input Buatan Manusia
Kondisi Tenaga Term of Employment Kerja
Viabilitas Ekonomi Pedesaan Manfaat
√
Aliran Manfaat Ekonomi
√
Ekonomi Lokal Hak Sosial / Ekonomi Pihak Lain dan Etika Bisnis Masyarakat Kedayatelusuran (Traceability) Keamanan dan Produksi dan Pelayanan Higienis Mutu Pangan Mutu Input
√
√ √ √ √
√
Pendidikan dan Permodelan Peranan
√
√
√
√
√
√
√
√ √
Mutu Sistem Manajemen
Sumber: Gumbira-Sa’id (2011)
√
√ √
√
√
31
DAFTAR RUJUKAN 1.
Allen, C. 2009. Overview of China’s Economy and Market Opportunities . Senior Commercial Officer , U.S. Embassy, Beijing
2.
Dahuri, R. 2011. Rekosntruksi Dan Model pembangunan Perikanan Untuk Kemajuan Bangsa Dan Kesejahteraan Nelayan. Seminar nasional Pertanian. Dewan mahasiswa Pasca Sarjana IPB. Bogor, 26 Maret 2011. Gumbira-Sa’id, E. 2011. Rekonstruksi Model Pembangunan Pertanian Menuju Kesejahteraan Nasional: perspektif Agroindustri. Seminar nasional Pertanian. Dewan mahasiswa Pasca Sarjana IPB. Bogor, 26 Maret 2011. Jalil, S.A. 2004. Standardisation in Information And Telecommunicvation Technology in malaysia. SIRIM Berhad 10 AUGUST 2004, Kuala Lumpur.
3.
4.
5. 6. 7.
Nikomborirak, D. 2003. Thailand Development Research Institute Patacconi, G.2008. UNIDO SPS-Related Capacity Evaluation And Needs Assessment Tools A Brief Overview. STDF SPS Capacity Evaluation Workshop. UNIDO, 31st March 2008. Reddy, W.R. 2005. Agricultural Marketing Reforms & Marketing Infrastructure. Rabi Conference www.agmarknet.nic.in
8. 9.
[email protected] Hans Sanderson, H. 2008. Hazard and Exposure Screening Methods for HPV Categories: Amine Oxides a Case Study. Soap and Detergent Association 10. Supanantakarn, P. 2009. Managing Food Safaety and Qualkity in the New Global Trade Environment. Regional Director, Food Services Asia Pacific Intertek Testing Services. Seminar in Cambodia 17th December, 2009 32
16
3/17/2012
TERIMA KASIH.
SELAMAT BEKERJA, SEMOGA SUKSES ! 33
17