PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA MENGGUNAKAN HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA
SRI RAMADANIATY
DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi berjudul Pemodelan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Menggunakan Hidden Markov Satu Waktu Sebelumnya adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini. Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut Pertanian Bogor. Bogor, Mei 2015 Sri Ramadaniaty NIM G54100097
ABSTRAK SRI RAMADANIATY. Pemodelan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Menggunakan Hidden Markov Satu Waktu Sebelumnya. Dibimbing oleh BERLIAN SETIAWATY dan RUHIYAT. Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika telah menjadi salah satu acuan penting dalam pergerakan perekonomian Indonesia. Perubahan nilai tukar Rupiah merupakan suatu kejadian yang bisa terjadi kapan saja dalam jangka waktu yang panjang dan perubahan yang terjadi mungkin terjadi kembali di masa mendatang. Jika penyebab kejadian diasumsikan tidak diamati secara langsung dan membentuk rantai Markov, maka pasangan penyebab kejadian dan data nilai tukar Rupiah dapat dimodelkan oleh model hidden Markov. Dalam tugas akhir ini digunakan model hidden Markov satu waktu sebelumnya, di mana nilai Rupiah saat ini bergantung pada nilai Rupiah satu waktu sebelumnya dan penyebabnya di waktu sekarang dan satu waktu sebelumnya. Parameter model diduga dengan menggunakan Maximum Likelihood dan perhitungannya menggunakan algoritme iteratif Expectation Maximization (EM). Proses komputasi numerik dilakukan dengan menggunakan software Mathematica 10. Setelah penduga parameter didapatkan maka nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika dapat diduga. Akurasi model diukur menggunakan mean absolute percentage error (MAPE). Diperoleh MAPE 4.48% dengan satu kali iterasi. Kata kunci: algoritme EM, MAPE, model hidden Markov, nilai tukar Rupiah
ABSTRACT SRI RAMADANIATY. Modeling the Exchange Rate of Rupiah to American Dollar using Previous Time Hidden Markov. Supervised by BERLIAN SETIAWATY and RUHIYAT. An exchange rate of Rupiah to American Dollar has become one of important reference for Indonesian economic movement. The movement of the exchange rate of Rupiah is an event that can occur anytime in a long period and possible to reoccur in the future. If the cause of event is not observed directly and forms a Markov chain, so the pair of the cause and an exchange rate of Rupiah can be modeled by hidden Markov. In this thesis the previous time hidden Markov model is used. This model assumes that the present exchange rate of Rupiah depends on the previous exchange rate of Rupiah and the present and previous cause. Model parameter is estimated by using maximum likelihood method and the calculation uses iterative algorithm expectation maximization (EM). Numerical computation is done by using Mathematica 10. After the parameter model is obtained, then the exchange rate of Rupiah to American Dollar can be estimated. Model accuracy is measured by using mean absolute percentage error (MAPE). Resulted MAPE is 4.48% with one iteration. Keywords: EM algorithm, MAPE, hidden Markov model, the exchange rate of Rupiah
PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA MENGGUNAKAN HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA
Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Sains pada Departemen Matematika
DEPARTEMEN MATEMATIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM INSTITUT PERTANIAN BOGOR BOGOR 2015
PRAKATA Puji dan syukur ke Hadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul Pemodelan Nilai Tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika Menggunakan Hidden Markov Satu Waktu Sebelumnya.
1.
2.
3. 4.
Penulis mengucapkan terimakasih kepada: Dr Berlian Setiawaty, MS dan Ruhiyat, MSi selaku dosen pembimbing yang telah memberikan ilmu, bimbingan, saran, arahan dan motivasi bagi penulis selama skripsi, dan kepada Ir Ngakan Komang Kutha Ardana, MSc selaku dosen penguji. Papa (Prof Dr Ahmad Husein Ritonga, MAg), Mama (Dra Mariatul Hasanah Harahap), kak Fatimah Raihani (Ayu) & kak Soleh, kak Lainatussifa (Dede), Naila Hidayati dan M. Farhan Akhwan atas segala doa, nasehat, dukungan, dan kasih sayangnya. Staf Departemen Matematika: Ibu Susi, Bapak Yono, Ibu Ade, dan Bapak Deni atas kesabaran dan bantuannya selama ini. Kak Tyas, kak Juni, kak Hendra, Nisa, Putri Putu, Eka, Betry, mbak Peni, Ando, Murzani, Agung, Marin, Okta, Susi, Shovi, Pupu, serta teman-teman Matematika 47 lainnya, Wisma Pelangi, Lordu dan teman seperjuangan atas doa dan semangatnya selama ini. Penulis berharap skripsi ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak.
Bogor, Mei 2015
Sri Ramadaniaty
DAFTAR ISI DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vi
PENDAHULUAN
1
Latar Belakang
1
Tujuan Penelitian
2
LANDASAN TEORI
2
Ruang Contoh, Kejadian, dan Peluang
2
Peubah Acak dan Sebarannya
3
Nilai Harapan
4
Rantai Markov
5
Algoritme Expectation Maximization (EM)
8
Mean Absolute Percentage Error (MAPE)
9
MODEL HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA Model Hidden Markov Model Hidden Markov Satu Waktu Sebelumnya PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA
9 9 10 18
Data Input Nilai Tukar Rupiah
18
Model Hidden Markov Satu Waktu Sebelumnya
19
Penentuan Nilai Awal Parameter
19
Hasil Program
20
SIMPULAN
21
DAFTAR PUSTAKA
21
LAMPIRAN
22
RIWAYAT HIDUP
44
DAFTAR GAMBAR 1 Perubahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika per bulan 18 2 Plot persamaan baru dari data yang akan dikurangi rataannya 19 3 Perubahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika per bulan dan nilai dugaan yang didapatkan 20
DAFTAR LAMPIRAN 1 Bukti Lema 1 2 Bukti persamaan (28) sampai dengan (32) 3 Program untuk mencari nilai dugaan menggunakan software Mathematica 10 4 Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika dan nilai dugaannya
22 23 35 41
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang Rupiah termasuk soft currency, yaitu mata uang yang mudah berfluktuasi ataupun terdepresiasi, karena perekonomian negara asalnya relatif kurang mapan, sedangkan mata uang negara Amerika Serikat disebut hard currency, karena kemampuannya untuk memengaruhi nilai mata uang yang lebih rendah. Nilai tukar Rupiah menjadi acuan penting dalam pergerakan naik-turunnya grafik perekonomian Indonesia. Indikasi dari pergerakan ekonomi bisa dilihat dari pergerakan nilai tukar Rupiah itu sendiri. Nilai tukar Rupiah sejatinya terus bergerak setiap hari seperti mata uang lainnya di dunia. Modal yang beredar di Indonesia, terutama di pasar finansial, sebagian besar adalah modal asing. Ini membuat nilai Rupiah sedikit banyak bergantung pada kepercayaan investor asing terhadap prospek bisnis di Indonesia. Semakin baik iklim bisnis di Indonesia, maka akan semakin banyak investor asing di Indonesia, dan dengan demikian nilai Rupiah akan semakin kuat. Sebaliknya, semakin negatif pandangan investor terhadap Indonesia, Rupiah akan kian melemah. Faktor yang memengaruhi Rupiah salah satunya adalah kondisi politikekonomi. Melemahnya nilai tukar Rupiah berdampak pada harga komoditi impor, baik yang menjadi objek konsumsi maupun alat produksi, serta kenaikan nilai Rupiah dari hutang luar negeri. Perubahan nilai tukar mata uang merupakan suatu kejadian yang bisa terjadi kapan saja dalam periode waktu yang panjang. Ramalan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika merupakan informasi penting yang dapat digunakan pemerintah untuk menentukan kebijakan di bidang ekonomi, perdagangan, dan pariwisata. Model hidden Markov (Hidden Markov Model, HMM) adalah sebuah model stokastik yang tersusun dari dua buah proses stokastik, yaitu rantai Markov untuk menampung penyebab proses yang diamati serta proses yang diamati itu sendiri. Perubahan nilai tukar Rupiah merupakan suatu kejadian yang bisa terjadi kapan saja dan dalam jangka waktu yang panjang. Dengan asumsi perubahan yang terjadi pada waktu yang lalu mungkin terjadi kembali di masa mendatang, sehingga hal ini merupakan suatu proses stokastik. Faktor penyebab kejadian (state) tersebut dapat berkembang menurut model rantai Markov di mana state yang akan datang hanya dipengaruhi oleh state sekarang dan bebas terhadap state yang lalu. Jika penyebab kejadian diasumsikan tidak diamati secara langsung (hidden) dan membentuk rantai Markov, maka pasangan kejadian dan penyebabnya dapat dimodelkan dengan model hidden Markov. Permasalahan yang dibahas dalam karya ilmiah ini adalah penggunaan model deret waktu hidden Markov dalam menggambarkan perilaku nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika. Dalam deret waktu hidden Markov, kejadian yang diamati selain diamati oleh faktor penyebab kejadian, juga dipengaruhi oleh kejadian sebelumnya. Dalam tugas akhir ini digunakan model hidden Markov satu waktu sebelumnya, di mana nilai Rupiah saat ini bergantung pada nilai Rupiah satu waktu sebelumnya dan penyebabnya di waktu sekarang dan satu waktu sebelumnya.
2 Dalam model ini akan dicari penduga parameter yang memaksimumkan peluang terjadinya suatu kejadian. Metode Maximum Likelihood dan algoritme Expectation Maximum (EM algorithm) Baum dan Petrie (1966) adalah metode yang digunakan untuk pendugaan parameter tersebut. Setelah pendugaan parameter yang memaksimumkan peluang terjadinya suatu kejadian didapatkan, maka diharapkan dapat dilakukan suatu penarikan kesimpulan yang optimal dan peramalan state.
Tujuan Penelitian 1. 2.
Tujuan dari karya ilmiah ini adalah: Mengkaji deret waktu hidden Markov satu waktu sebelumnya beserta pendugaan parameternya. Memodelkan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika menggunakan deret waktu hidden Markov satu waktu sebelumnya.
LANDASAN TEORI
Ruang Contoh, Kejadian, dan Peluang Definisi 1 (Percobaan Acak) Suatu percobaan yang dapat diulang dalam keadaan yang sama di mana hasil dari percobaan ini tidak dapat ditebak dengan tepat namun dapat diketahui semua kemungkinan hasilnya disebut percobaan acak (Ross 1996). Definisi 2 (Ruang Contoh dan Kejadian) Himpunan dari semua kemungkinan hasil yang muncul dari suatu percobaan acak disebut ruang contoh, dinotasikan ฮฉ. Suatu kejadian ๐ด adalah himpunan bagian dari ฮฉ (Grimmet dan Stirzaker 1992). Definisi 3 (Medan-๐) Medan-๐ adalah suatu himpunan โฑ yang anggotanya adalah himpunan bagian dari ruang contoh ฮฉ serta memenuhi syarat-syarat sebagai berikut: a. ๐ โ โฑ. b. Jika ๐ด1 , ๐ด2 , โฆ โ โฑ maka โโ ๐=1 ๐ด๐ โ โฑ. ๐ c. Jika ๐ด โ โฑ maka ๐ด โ โฑ (Ross 1996). Definisi 4 (Ukuran Peluang) Ukuran peluang ๐ pada (ฮฉ , โฑ) adalah fungsi ๐: โฑ โ [0,1] yang memenuhi: a. ๐(โ
) = 0 dan ๐(ฮฉ) = 1.
3 Jika ๐ด1 , ๐ด2 , โฆ โ โฑ adalah himpunan yang saling lepas, yaitu ๐ด๐ โฉ ๐ด๐ = โ
โ untuk setiap pasangan ๐, ๐ di mana ๐ โ ๐, maka ๐(โโ ๐=1 ๐ด๐ ) = โ๐=1 ๐(๐ด๐ ). Pasangan (ฮฉ , โฑ, ๐) disebut ruang peluang (Grimmet dan Stirzaker 1992). b.
Definisi 5 (Kontinu Absolut) Jika ๐ฃ dan ๐ merupakan dua peluang pada (ฮฉ , โฑ). Ukuran peluang ๐ฃ dikatakan kontinu absolut terhadap ukuran peluang ๐ jika ๐(๐ด) = 0 berimplikasi ๐ฃ(๐ด) = 0, untuk setiap ๐ด โ โฑ. Dinotasikan ๐ฃ โช ๐ (Royden 1963). Definisi 6 (Peluang Bersyarat) Jika ๐(๐ต) > 0 maka peluang bersyarat dari kejadian ๐ด setelah diketahui kejadian ๐ต ialah ๐(๐ด โฉ ๐ต) ๐(๐ด|๐ต) = ๐(๐ต) (Grimmet dan Stirzaker 1992). Definisi 7 (Kejadian Saling Bebas) Kejadian A dan B dikatakan saling bebas jika ๐(๐ด โฉ ๐ต) = ๐(๐ด) โ
๐(๐ต). Misal ๐ผ adalah himpunan indeks. Himpunan kejadian {๐ด๐ : ๐ โ ๐ผ} disebut saling bebas jika ๐(โ๐โ๐ฝ ๐ด๐ ) = โ๐โ๐ฝ ๐(๐ด๐ ) untuk setiap himpunan bagian berhingga ๐ฝ dari ๐ผ (Grimmet dan Stirzaker 1992).
Peubah Acak dan Sebarannya Definisi 8 (Peubah Acak) Misalkan โฑ adalah medan-๐ dari ฮฉ. Peubah acak ๐ merupakan fungsi ๐: ฮฉ โ โ di mana {๐ ๐ ฮฉ: ๐(๐) โค ๐ฅ} โ โฑ untuk setiap ๐ฅ โ โ (Grimmet dan Stizaker 1992). Peubah acak dinotasikan dengan huruf besar, sedangkan nilai dari peubah acak tersebut dinotasikan dengan huruf kecil. Definisi 9 (Fungsi Sebaran) Fungsi sebaran dari peubah acak ๐ adalah suatu fungsi ๐น๐ : โ โ [0,1] di mana ๐น๐ (๐ฅ) = ๐(๐ โค ๐ฅ) (Grimmet dan Stirzaker 1992). Definisi 10 (Peubah Acak Diskret) Peubah acak ๐ dikatakan peubah acak diskret jika nilainya hanya pada himpunan bagian yang berhingga atau himpunan terhitung dari โ (Ross 1996). Definisi 11 (Fungsi Massa Peluang) Fungsi massa peluang dari peubah acak diskret ๐ adalah fungsi ๐๐ : โ โ [0,1] di mana ๐๐ (๐ฅ) = ๐(๐ = ๐ฅ), โ๐ฅ โ โ (Grimmet dan Stirzaker 1992). Definisi 12 (Peubah Acak Kontinu) Peubah acak ๐ disebut peubah acak kontinu jika fungsi sebarannya dapat ๐ฅ dinyatakan sebagai ๐น๐ (๐ฅ) = โซโโ ๐(๐ข) ๐๐ข untuk suatu fungsi ๐๐ : โ โ (0, โ) yang
4 terintegralkan. Selanjutnya fungsi ๐๐ disebut fungsi kepekatan peluang (probability density function) bagi ๐ (Ross 1996). Definisi 13 (Fungsi Sebaran Bersama Dua Peubah Acak) Fungsi sebaran bersama dua peubah acak ๐ dan ๐ merupakan suatu fungsi ๐น: โ2 โ [0,1] yang didefinisikan oleh ๐น๐๐ (๐ฅ, ๐ฆ) = ๐(๐ โค ๐ฅ, ๐ โค ๐ฆ) (Grimmet dan Stirzaker 1992). Definisi 14 (Fungsi Sebaran dan Kepekatan Peluang Bersama Dua Peubah Acak Kontinu) Peubah acak ๐ dan ๐ disebut peubah acak kontinu yang menyebar bersama jika ๐ฅ, ๐ฆ โ โ fungsi sebaran bersamanya dapat diekspresikan sebagai berikut ๐ฆ ๐ฅ ๐น๐๐ (๐ฅ, ๐ฆ) = โซโโ โซโโ ๐๐๐ (๐ข, ๐ฃ)๐๐ข ๐๐ฃ untuk suatu fungsi ๐๐๐ : โ2 โ [0,1] yang terintegralkan. Fungsi ๐๐๐ di atas disebut fungsi kerapatan peluang bersama peubah ๐ ๐ acak kontinu ๐ dan ๐, ๐๐๐ (๐ฅ, ๐ฆ) = ๐๐ฅ ๐น๐๐ (๐ฅ, ๐ฆ) (Ross 1996). ๐๐ฆ
Definisi 15 (Fungsi Kepekatan Peluang Marjinal) Misalkan ๐ dan ๐ adalah peubah acak kontinu yang menyebar bersama dengan fungsi sebaran ๐น(๐ฅ, ๐ฆ) dan fungsi kepekatan bersama ๐(๐ฅ, ๐ฆ). Fungsi kepekatan peluang marjinal dari peubah acak ๐ dan ๐ adalah berturut-turut โ
โ
๐๐ (๐ฅ) = โซ ๐(๐ฅ, ๐ฆ)๐๐ฆ dan ๐๐ (๐ฆ) = โซ ๐(๐ฅ, ๐ฆ)๐๐ฅ โโ
โโ
(Ross 1996). Definisi 16 (Fungsi Kepekatan Peluang Bersyarat) Misalkan ๐ dan ๐ adalah peubah acak kontinu dengan fungsi kepekatan peluang marjinal ๐๐ (๐ฆ) > 0, maka fungsi kepekatan peluang bersama dari ๐ dengan syarat ๐ (๐ฅ,๐ฆ) ๐ = ๐ฆ adalah ๐๐|๐ (๐ฅ|๐ฆ) = ๐๐ (Grimmet dan Stirzaker 1992). ๐ (๐ฆ) ๐
Nilai Harapan Definisi 17 (Nilai Harapan Peubah Acak Diskret) Misalkan ๐ adalah peubah acak diskret dengan fungsi massa peluang ๐๐ (๐ฅ) = ๐(๐ = ๐ฅ) maka nilai harapan dari ๐ adalah ๐ธ[๐] = โ๐ฅ ๐ฅ๐๐ (๐ฅ), asalkan jumlah tersebut konvergen mutlak (Hogg dan Craig 1995). Definisi 18 (Nilai Harapan Peubah Acak Kontinu) Misalkan ๐ adalah peubah acak kontinu dengan fungsi kepekatan peluang ๐๐ (๐ฅ) โ maka nilai harapan ๐ adalah ๐ธ[๐] = โซโโ ๐ฅ๐๐ (๐ฅ)๐๐ฅ, asalkan integralnya ada (Hogg dan Craig 1995). Definisi 19 (Nilai Harapan Bersyarat) Misalkan ๐ dan ๐ adalah peubah acak kontinu dan ๐๐|๐ (๐ฅ|๐ฆ) adalah fungsi kerapatan peluang bersyarat dari ๐ dengan syarat ๐ = ๐ฆ, maka nilai harapan dari ๐
5 โ
dengan syarat ๐ = ๐ฆ adalah ๐ธ[๐|๐ = ๐ฆ] = โซโโ ๐ฅ๐๐|๐ (๐ฅ|๐ฆ)๐๐ฅ (Hogg dan Craig 1995). Teorema 1 (Teorema Dasar Kalkulus Bagian 1) Jika ๐ kontinu pada [๐, ๐], maka fungsi ๐ yang didefinisikan oleh ๐ฅ
๐(๐ฅ) = โซ ๐(๐ก)๐๐ก
๐โค๐ฅโค๐
๐
adalah kontinu pada [๐, ๐] dan terdiferensialkan pada (๐, ๐) dan ๐โฒ (๐ฅ) = ๐(๐ฅ). Bukti dapat dilihat pada Stewart (1998). Definisi 20 (Himpunan dan Fungsi Konveks) Misalkan S โ โ๐ adalah himpunan vektor. Maka S disebut sebagai himpunan konveks jika untuk semua ๐ฑ, ๐ฑ โฒ โ S dan ๐ โ [0,1] maka (1 โ ๐)๐ฑ + ๐๐ฑ โฒ โ S. Misalkan ๐ merupakan fungsi dengan peubah ๐ฑ yang terdefinisi pada himpunan konveks S, maka ๐ disebut sebagai fungsi konveks jika ๐ memenuhi persamaan ๐((1 โ ๐)๐ฑ + ๐๐ฑ โฒ ) โค (1 โ ๐)๐(๐ฑ) + ๐๐(๐ฑ โฒ ) (Osborne 1997). Teorema 2 (Fungsi Konveks) Misalkan ๐ fungsi yang memiliki turunan kedua. ๐ adalah fungsi konveks jika dan hanya jika โ2 ๐(๐ฑ) โฅ 0, โ๐ฑ โ S dan merupakan fungsi strictly convex jika โ2 ๐(๐ฑ) > 0, โ๐ฑ โ S. Bukti dapat dilihat pada Osborne (1997). Teorema 3 (Ketaksamaan Jensen) Misalkan ๐ adalah peubah acak dengan ๐ธ[๐] berhingga dan ๐(๐ฅ) adalah fungsi konveks, maka ๐ธ[๐(๐)] โฅ ๐(๐ธ[๐]). Bukti dapat dilihat pada Krantz (1999).
Rantai Markov Definisi 21 (Ruang State) Misalkan ๐พ โ โ merupakan nilai dari barisan peubah acak, maka ๐พ disebut ruang state (Grimmet dan Stirzaker 1992). Definisi 22 (Proses Stokastik) Proses stokastik ๐ = {๐๐ก , ๐ก โ ๐} adalah suatu koleksi dari peubah acak yang memetakan suatu ruang contoh ฮฉ ke suatu ruang state ๐พ (Ross 1996). Dalam hal ini ๐ก dianggap sebagai waktu dan nilai dari peubah acak ๐๐ก sebagai state (keadaan) dari proses pada waktu ๐ก. Definisi 23 (Rantai Markov dengan Waktu Diskret) Proses stokastik {๐๐ก , ๐ก = 0,1,2, โฆ }, dengan ruang state {1,2,3, โฆ , ๐}, disebut rantai Markov dengan waktu diskret jika untuk setiap ๐ก = 1,2,3, โฆ berlaku ๐(๐๐ก = ๐|๐๐กโ1 = ๐, ๐๐กโ2 = ๐๐กโ2 , โฆ , ๐0 = ๐0 ) = ๐(๐๐ก = ๐|๐๐กโ1 = ๐) = ๐๐๐ untuk semua kemungkinan nilai dari ๐0 , ๐1 , ๐2 , โฆ , ๐๐กโ2 , ๐, ๐ โ {1,2,3, โฆ , ๐} (Ross 1996).
6 Jadi untuk suatu rantai Markov, sebaran bersyarat dari sebarang state saat ini ๐๐ก dengan syarat state yang lalu ๐0 , ๐1 , ๐2 , โฆ , ๐๐กโ2 dan state satu waktu sebelumnya ๐๐กโ1 adalah bebas terhadap semua state yang lalu, dan hanya bergantung pada state satu waktu sebelumnya. Hal ini disebut sebagai sifat Markov (Markovian Property). Proses di atas dapat digambarkan sebagai ๐ -state rantai Markov dengan peluang transisi {๐๐๐ } dengan ๐, ๐ = 1,2,3, โฆ , ๐. Nilai dari ๐๐๐ menyatakan peluang bahwa jika proses tersebut berada pada state ๐ , maka berikutnya akan beralih ke state ๐ . Karena ๐๐๐ adalah nilai peluang dan proses tersebut harus bertransisi, maka i. 0 โค ๐๐๐ โค 1, untuk ๐, ๐ โ {1,2,3, โฆ , ๐}. ii. โ๐ ๐=1 ๐๐๐ = 1, untuk ๐ โ {1,2,3, โฆ , ๐}. Peluang transisi ini dapat ditulis dalam matriks ๐ yang disebut sebagai matriks ๐11 ๐21 โฆ ๐๐1 ๐12 ๐22 โฆ ๐๐2 transisi. ๐ = (๐๐๐ )๐ร๐ = [ โฎ โฎ โฎ โฎ ] dengan ๐ menyatakan baris dan ๐ ๐1๐ ๐2๐ โฆ ๐๐๐ menyatakan kolom dari matriks ๐. Definisi 24 (Matriks Transisi) {๐๐ก , ๐ก = 0,1,2, โฆ } adalah rantai Markov dengan ruang state Misalkan {1,2,3, โฆ , ๐}. Matriks transisi ๐ = (๐๐๐ )๐ร๐ adalah matriks dari peluang transisi ๐๐๐ = ๐(๐๐ก = ๐|๐๐กโ1 = ๐) untuk ๐, ๐ โ {1,2, โฆ , ๐} (Grimmet dan Stirzaker 1992). Definisi 25 (Terakses) Peluang bahwa pada waktu ke-๐ proses berada pada state ๐ dengan syarat state awal (๐) adalah ๐ dinotasikan ๐๐๐ . Suatu state ๐ disebut terakses dari state ๐ (notasi: ๐ โ ๐), (๐)
(๐)
jika ada sebuah bilangan bulat ๐ โฅ 0 sehingga ๐๐๐ > 0 di mana ๐๐๐ adalah peluang bahwa pada waktu ke-๐ proses berada pada state ๐ dengan syarat state awal adalah ๐ (Ross 1996). Definisi 26 (Berkomunikasi) Dua state ๐ dan ๐ dikatakan berkomunikasi (notasi: ๐ โ ๐), jika state ๐ dapat diakses dari state ๐ dan state ๐ dapat diakses dari state ๐ (Ross 1996). Definisi 27 (Kelas State) Suatu kelas dari state adalah suatu himpunan takkosong ๐ถ sehingga semua pasangan state yang merupakan anggota dari ๐ถ berkomunikasi satu dengan yang lainnya, serta tak ada state yang merupakan anggota ๐ถ yang berkomunikasi dengan suatu state yang bukan anggota dari ๐ถ (Ross 1996). Definisi 28 (Rantai Markov Tak Tereduksi) Rantai Markov disebut tak tereduksi jika hanya terdapat satu kelas state, yaitu jika semua state berkomunikasi satu dengan yang lainnya (Ross 1996).
7 Definisi 29 (First-Passage Time Probability) (๐) ๐๐๐ menyatakan peluang bahwa mulai dari state ๐, proses bertransisi untuk pertama kali ke state ๐ , terjadi pada waktu ๐ . Peluang ini disebut first-passage time probability. Jadi untuk setiap ๐ = 1,2,3, โฆ (๐) ๐๐๐ = ๐(๐๐ = ๐, ๐๐ โ ๐, untuk setiap 1 โค ๐ โค ๐ โ 1|๐0 = 1) (0)
๐, ๐ โ {0,1,2, โฆ }, dan ๐๐๐ = 0 untuk semua ๐, ๐ โ {0,1,2, โฆ }. Selanjutnya, untuk (๐)
setiap ๐, ๐ โ {0,1,2, โฆ }, definisikan ๐๐๐ = โโ ๐=1 ๐๐๐
(Ross 1996).
Definisi 30 (Recurrent dan Transient) State ๐ disebut recurrent jika ๐๐๐ = 1 dan disebut transient jika ๐๐๐ < 1 (Ross 1996). Teorema 4 (Recurrent dan Transient) (๐) (๐) โ State ๐ adalah recurrent jika โโ ๐=0 ๐๐๐ = โ dan transient jika โ๐=0 ๐๐๐ < โ . Bukti dapat dilihat pada Ross (1996). Definisi 31 (Periode, Periodik, dan Aperiodik) (๐) 1. Suatu state ๐ disebut memiliki periode ๐ jika ๐๐๐ = 0 untuk semua ๐ yang tidak habis dibagi ๐, dan ๐ adalah bilangan bulat terbesar yang memenuhi sifat ini. Dengan kata lain, suatu state ๐ disebut memiliki periode ๐ jika ๐ adalah persekutuan pembagi terbesar (the greatest common divisor) bagi ๐ sehingga (๐) ๐๐๐ > 0. 2. Suatu state dengan periode sama dengan satu disebut aperiodik, sedangkan state dengan periode โฅ 2 disebut periodik (Ross 1996). Definisi 32 (Positive Recurrent dan Null Recurrent) Suatu state disebut berulang positif (positive recurrent) jika state tersebut adalah berulang (recurrent) serta berlaku: jika proses dimulai dari state ๐ maka nilai harapan dari waktu sampai proses tersebut kembali ke state ๐ adalah bilangan terhingga (finite). State recurrent yang tidak positive recurrent disebut null recurrent (Ross 1996). Definisi 33 (Ergodic) Rantai Markov dengan positive recurrent dan aperiodik disebut ergodic (Ross 1996). Teorema 5 (Rantai Markov Ergodic Tak Tereduksi) (๐) Untuk rantai Markov ergodic tak tereduksi lim ๐๐๐ ada dan nilainya tak tergantung ๐โโ
(๐)
dari ๐. ๐๐ = lim ๐๐๐ , ๐ โฅ 1 adalah solusi unik tak negatif dari ๐โโ
๐
๐๐ = โ ๐๐ ๐๐๐ , ๐ = 1,2, โฆ , ๐ ๐=1
dan
8 ๐
โ ๐๐ = 1 . ๐=1
Bukti dapat dilihat pada Ross (1996). Definisi 34 (Vektor Peluang Steady State) Vektor peluang ๐ = (๐1 , ๐2 , ๐3 , โฆ , ๐๐ ), yang setiap komponennya menyatakan bahwa proses akan berturut-turut berada pada state 1,2,3, โฆ , ๐, untuk ๐ โ โ di mana ๐
๐(๐๐ก = ๐) = โ ๐(๐๐ก = ๐|๐๐กโ1 = ๐)๐(๐๐กโ1 = ๐) ๐=1 ๐
= โ ๐๐๐ ๐(๐๐กโ1 = ๐) = ๐๐ ๐=1
disebut vektor peluang steady state atau sebaran steady state. Karena ๐ adalah vektor peluang, maka harus memenuhi syarat bahwa semua unsurnya adalah bilangan taknegatif serta jumlahnya adalah sama dengan satu. Sebaran steady state sering juga disebut sebaran stasioner atau sebaran setimbang (equilibrium distribution) dari rantai Markov yang bersangkutan (Ross 1996).
Algoritme Expectation Maximization (EM) Misalkan {๐๐ , ๐ โ ฮ} adalah himpunan ukuran peluang yang terdefinisi pada (ฮฉ, โฑ) dan kontinu absolut terhadap ๐0 . Misalkan ๐ด โ โฑ. Fungsi Likelihood yang digunakan untuk menghitung penduga parameter ๐ berdasarkan informasi ๐ด yaitu medan-๐ yang dibangun oleh ๐ adalah ๐๐๐ ๐ฟ(๐) = ๐ธ0 [ | ๐ด]. ๐๐0 Maximum Likelihood Estimator (MLE) didefinisikan oleh ๐ฬ โ arg max ๐ฟ(๐). ๐๐ฮ
Umumnya MLE sulit dihitung secara langsung oleh karena itu algoritme Expectation Maximization (EM) memberikan suatu metode aproksimasi berulang (iteratif). Langkah-langkah dalam metode tersebut adalah: 1. Atur nilai awal parameter ๐ฬ๐ dengan ๐ = 0. ๐๐ 2. Atur ๐ โ = ๐ฬ๐ dan hitung ฮฆ(๐, ๐ โ ) dengan ฮฆ(๐, ๐ โ ) = ๐ธ๐โ [๐๐๐ ๐๐ ๐ | ๐ด]. ๐โ
3.
Cari ๐ฬ๐+1 arg max ฮฆ(๐, ๐ โ ).
4.
Ganti ๐ dengan ๐ + 1 dan ulangi langkah 2 sampai 4 hingga kriteria hentinya tercapai, yaitu ketika selisih ๐ฬ๐+1 dan ๐ฬ๐ kurang dari suatu bilangan yang sangat kecil. Bilangan tersebut dapat ditentukan sesuai dengan seberapa besar ketelitian yang diinginkan.
๐๐ฮ
1
Misalkan ๐(๐ฅ) = log (๐ฅ), karena turunan kedua dari ๐(๐ฅ) selalu positif 1 โ2 ๐(๐ฅ) = โ2 log ๐(๐ฅ) = 2 > 0, โ๐ฅ > 0, ๐ฅ
9 1
maka ๐(๐ฅ) merupakan fungsi konveks. Karena log ๐ฅ merupakan fungsi konveks, maka berdasarkan ketaksamaan Jensen dapat dihasilkan barisan {๐ฬ๐ , ๐ > 0} yang merupakan fungsi likelihood yang takturun, yaitu log ๐ฟ(๐ฬ๐+1 ) โ log ๐ฟ(๐ฬ๐ ) โฅ ฮฆ(๐ฬ๐+1 , ๐ฬ๐ ) . โ) Bentuk ฮฆ(๐, ๐ disebut Pseudo Likelihood bersyarat (Elliot 1995).
Mean Absolute Percentage Error (MAPE) Mean Absolute Percentage Error (MAPE) adalah rataan persentase kesalahan absolut pada tiap periode dibagi dengan nilai observasi yang nyata untuk periode tersebut. Rumus MAPE adalah sebagai berikut ๐ 100% ๐ด๐ก โ ๐น๐ก ๐๐ด๐๐ธ = โ| | ๐ด๐ก ๐ ๐ก=1
dengan n menyatakan banyaknya data yang digunakan, ๐ด๐ก menyatakan nilai yang sebenarnya, dan ๐น๐ก menyatakan nilai dugaan. (Mynsbrugge 2010)
MODEL HIDDEN MARKOV SATU WAKTU SEBELUMNYA
Model Hidden Markov Model hidden Markov terdiri atas sepasang proses stokastik {๐๐ก , ๐๐ก }. {๐๐ก } dengan state {1,2, โฆ , ๐} adalah proses penyebab kejadian yang tidak diamati secara langsung dan membentuk rantai Markov, sedangkan {๐๐ก } adalah proses observasinya. Pada saat ๐๐ก berada pada state ๐ (๐๐ก = ๐), maka proses yang diamati ๐๐ก menyebar normal dengan nilai harapan ๐๐ dan ragam ๐๐2 . Fungsi kepekatan peluang bersyarat dari ๐๐ก dengan syarat ๐๐ก = ๐ adalah 2 โ(๐ฆ๐ก โ ๐๐ ) 1 ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = ๐) = exp ( ) (1) 2๐๐2 โ2๐๐๐ dengan ๐ = 1,2, โฆ , ๐. Peluang tak bersyarat proses yang tidak diamati ๐๐ก berada pada state ๐ adalah ๐(๐๐ก = ๐) = ๐๐ (2) dengan ๐ โ {1,2, โฆ , ๐}. Karena {๐๐ก } rantai Markov maka matriks peluang transisinya ๐ = (๐๐๐ )๐ร๐ ๐๐๐ = ๐(๐๐ก = ๐|๐๐กโ1 = ๐) (3) dengan ๐ โ {1,2, โฆ , ๐}. Dari persamaan (1) dan (2) serta definisi fungsi kerapatan peluang bersyarat, maka didapatkan fungsi kerapatan peluang bersama ๐ฆ๐ก dan ๐๐ก = ๐, yaitu
10 ๐(๐ฆ๐ก , ๐๐ก = ๐) = ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = ๐) โ ๐(๐๐ก = ๐) 2 ๐๐ โ(๐ฆ๐ก โ ๐๐ ) = exp ( ) 2๐๐2 ๐๐ โ2๐ sehingga ๐ฆ๐ก
2
๐๐
โ(๐๐ก โ ๐๐ ) ๐(๐๐ก โค ๐ฆ๐ก ; ๐๐ก = ๐) = โซ exp ( ) ๐๐๐ก . 2๐๐2 โโ ๐๐ โ2๐ Berdasarkan Teorema Dasar Kalkulus bagian pertama didapatkan 2 โ(๐๐ก โ ๐๐ ) ๐ ๐ฆ๐ก ๐๐ ๐(๐ฆ๐ก , ๐๐ก = ๐) = โซ exp ( ) ๐๐๐ก ๐๐ฆ๐ก โโ ๐๐ โ2๐ 2๐๐2 ๐๐
2
โ(๐ฆ๐ก โ ๐๐ ) = exp ( ). (4) 2๐๐2 ๐๐ โ2๐ Fungsi kepekatan peluang marjinal tak bersyarat dari ๐๐ก diperoleh dengan menjumlahkan ๐(๐ฆ๐ก , ๐๐ก = ๐) untuk semua kemungkinan nilai dari ๐, yaitu: (5) ๐(๐ฆ๐ก ) = โ๐ ๐=1 ๐(๐ฆ๐ก , ๐๐ก = ๐). Dari persamaan (1), (2), (3), (4), dan (5) diperoleh ๐ ๐(๐ฆ1 , โฆ , ๐ฆ๐ ) = โ๐ ๐1 =1 โฆ โ๐๐ =1 ๐๐ ๐๐1 ๐2 โฆ ๐๐๐โ1 ๐๐ ๐(๐ฆ1 , ๐1 = ๐) โฆ ๐(๐ฆ๐ , ๐๐ = ๐). (6) Jadi karakteristik model hidden Markov dicirikan oleh parameter-parameternya yaitu: ๐ = {๐, ๐, ๐, ๐}, dengan ๐ = (๐1 , ๐2 , โฆ , ๐๐ ), ๐ 2 = (๐12 , ๐22 , โฆ , ๐๐2 ), ๐ = (๐1 , ๐2 , โฆ , ๐๐ ) dan ๐ = (๐๐๐ ) . ๐ร๐
Model Hidden Markov Satu Waktu Sebelumnya Karakteristik Model Pada subbab ini akan dibahas model deret waktu hidden Markov satu waktu sebelumnya yang didefinisikan pada ruang state ( ฮฉ, โฑ, ๐ ) berupa persamaan berikut: โ )๐ (7) ๐๐ก = ๐(๐๐กโ ) + ๐(๐๐กโ1 ๐กโ1 + ๐๐ก dengan: ๏ท ๐๐ก ~๐(0, ๐ 2 ) bebas stokastik identik. ๏ท {๐๐ก } proses yang diamati dan bernilai skalar dengan ruang state ๐๐ . ๏ท {๐๐กโ } rantai Markov dengan ruang state ๐๐ โ = {1,2} dan matriks transisi. โ ๐โ ๐21 โ 2 โ โ ๐จโ = [ 11 โ โ ] dengan ๐๐๐ = ๐(๐๐ก = ๐|๐๐กโ1 = ๐) dan โ๐=1 ๐๐๐ = 1, โ๐ = ๐12 ๐22 1,2, ๐๐๐ โฅ 0, โ๐, ๐ = 1,2. ๏ท c = (๐1 , ๐2 ) dan ๐ = (๐1 , ๐2 ) โ โ2 , dengan ๐1 , ๐2 , dan ๐1 , ๐2 merupakan konstanta real. โ โ . ๏ท ๐(๐๐กโ ) = ๐๐๐กโ dan ๐ (๐๐กโ1 )=๐๐๐กโ1 ๏ท ๐ = {๐, ๐จโ , ๐, ๐ 2 }. โ Karena ๐๐ก tidak hanya bergantung pada ๐๐กโ tetapi juga pada ๐๐กโ1 , maka agar tetap memenuhi sifat Markov perlu didefinisikan peubah baru ๐๐ก di mana:
11 ๐๐ก ๐๐ก ๐๐ก ๐๐ก
= 1, jika ๐๐กโ = 2, jika ๐๐กโ = 3, jika ๐๐กโ = 4, jika ๐๐กโ
โ = 1 dan ๐๐กโ1 โ = 2 dan ๐๐กโ1 โ = 1 dan ๐๐กโ1 โ = 2 dan ๐๐กโ1
=1 =1 =2 =2
(8)
Lema 1 {๐๐ก } adalah rantai Markov dengan ruang state {1,2,3,4} dan matriks transisi: โ โ ๐11 0 ๐11 0 โ โ ๐ 0 ๐12 0 ๐ = [ 12 โ โ ]. 0 ๐21 0 ๐21 โ โ 0 ๐22 0 ๐22 Bukti dapat dilihat pada Lampiran 1. Selanjutnya, karena ๐๐ก ~๐(0, ๐ 2 ) bebas stokastik identik maka dapat diperoleh fungsi sebaran bagi ๐๐ก : ๐ฆ
๐น๐๐ก (๐ฆ๐ก ) = ๐(๐๐ก โค ๐ฆ๐ก ) = โซ0 ๐ก ๐ฆ
= โซ0 ๐ก
1 โ2๐๐
โ(๐๐ก โ0)2
1
โ2๐๐ โ(๐๐ก )2
exp (
2๐2
exp (
2๐2
) ๐๐๐ก (9)
) ๐๐๐ก .
Berdasarkan persamaan (7) dan (9) diperoleh fungsi sebaran bagi ๐๐ก : โ )๐ ๐น๐๐ก (๐ฆ๐ก ) = ๐(๐๐ก โค ๐ฆ๐ก ) = ๐(๐(๐๐กโ ) + ๐(๐๐กโ1 ๐กโ1 + ๐๐ก โค ๐ฆ๐ก ) โ )๐ โ) = ๐(๐๐ก โค ๐ฆ๐ก โ ๐(๐๐ก โ ๐(๐๐กโ1 ๐กโ1 ) โ )๐ ๐ฆ โ๐(๐๐กโ )โ๐(๐๐กโ1 ๐กโ1
= โซ0 ๐ก
โ(๐๐ก )2
1 โ2๐๐
exp (
2๐2
) ๐๐๐ก .
Misalkan โ )๐ ๐ฃ = ๐ฆ๐ก โ ๐(๐๐กโ ) โ ๐(๐๐กโ1 ๐กโ1
maka ๐ฃ
๐น๐๐ก (๐ฆ๐ก ) = โซ0
1 โ2๐๐
โ(๐๐ก )2
exp (
2๐2
) ๐๐๐ก
dan ๐
๐๐ฃ
๐
๐๐๐ก (๐ฆ๐ก ) = ๐๐ฆ ๐น๐๐ก (๐ฆ๐ก ) = ๐๐ฃ ๐น๐๐ก (๐ฆ๐ก ) ๐๐ฆ ๐ก
= = =
1 โ2๐๐ 1 โ2๐๐ 1 โ2๐๐
โ(๐ฃ)2
exp (
๐ก
)
๐๐ฃ
.
2๐2 ๐๐ฆ๐ก โ )๐ 2 โ(๐ฆ๐ก โ๐(๐๐กโ )โ๐(๐๐กโ1 ๐กโ1 )
exp (
)ร1
exp (
).
2๐2 โ )๐ 2 โ(๐ฆ๐ก โ๐(๐๐กโ )โ๐(๐๐กโ1 ๐กโ1 ) 2 2๐
(10)
Misalkan ๐ด๐ก adalah medan-๐ yang dibangun oleh ๐1 , ๐2 , ๐3 , โฆ , ๐๐ก . Karena ๐๐ก merupakan rantai Markov 4 state maka terdapat 4 fungsi kepekatan peluang bagi ๐๐ก . Kumpulan fungsi kerapatan peluang tersebut dalam vektor (4 ร 1) dilambangkan dengan ๐๐ก , sehingga diperoleh: ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 1, ๐ด๐กโ1 ; ๐) ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 2, ๐ด๐กโ1 ; ๐) ๐๐ก = ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 3, ๐ด๐กโ1 ; ๐) [๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 4, ๐ด๐กโ1 ; ๐)]
12 โ(๐ฆ๐ก โ๐1 โ๐1 ๐๐กโ1 )2
1
๐๐ฅ๐ (
)
๐๐ฅ๐ (
)
๐๐ฅ๐ (
)
[โ2๐๐ ๐๐ฅ๐ (
)
โ2๐๐ 1
=
โ2๐๐ 1 โ2๐๐ 1
Misalkan ๐๐ก|๐กโ1 =
2๐2 โ(๐ฆ๐ก โ๐2 โ๐1 ๐๐กโ1 )2 2๐2 โ(๐ฆ๐ก โ๐1 โ๐2 ๐๐กโ1 )2 2๐2 โ(๐ฆ๐ก โ๐2 โ๐2 ๐๐กโ1 )2
.
] 2๐2 ๐ (1) (2) (3) (4) (๐๐ก|๐กโ1 ๐๐ก|๐กโ1 ๐๐ก|๐กโ1 ๐๐ก|๐กโ1 ) melambangkan vektor
(11)
(4 ร 1)
(๐) ๐๐ก|๐กโ1
di mana pada vektor mempresentasikan ๐(๐๐ก = ๐|๐ด๐กโ1 ; ๐) dan โ melambangkan perkalian dalam elemen per elemen, maka ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 1, ๐ด๐กโ1 ; ๐) ๐(๐๐ก = 1|๐ด๐กโ1 ; ๐) ๐(๐๐ก = 2|๐ด๐กโ1 ; ๐) ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 2, ๐ด๐กโ1 ; ๐) ๐๐ก|๐กโ1 โ ๐๐ก = โ ๐(๐๐ก = 3|๐ด๐กโ1 ; ๐) ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 3, ๐ด๐กโ1 ; ๐) [๐(๐๐ก = 4|๐ด๐กโ1 ; ๐)] [๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 4, ๐ด๐กโ1 ; ๐)] ๐(๐๐ก = 1|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ
๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 1, ๐ด๐กโ1 ; ๐) ๐(๐๐ก = 2|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ
๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 2, ๐ด๐กโ1 ; ๐) = . (12) ๐(๐๐ก = 3|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ
๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 3, ๐ด๐กโ1 ; ๐) [๐(๐๐ก = 4|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ
๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 4, ๐ด๐กโ1 ; ๐)] Berdasarkan persamaan (12) maka dapat ditulis: ๐(๐ฆ๐ก , ๐๐ก = ๐|๐ด๐กโ1 ; ๐) = ๐(๐๐ก = ๐|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = ๐, ๐ด๐กโ1 ; ๐) sehingga diperoleh: ๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ; ๐) = โ4๐=1 ๐ (๐ฆ๐ก , ๐๐ก = ๐|๐ด๐กโ1 ; ๐) = โ4๐=1 ๐ (๐๐ก = ๐|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = ๐, ๐ด๐กโ1 ; ๐) = ๐(๐๐ก = 1|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 1, ๐ด๐กโ1 ; ๐) +๐(๐๐ก = 2|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 2, ๐ด๐กโ1 ; ๐) +๐(๐๐ก = 3|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 3, ๐ด๐กโ1 ; ๐) +๐(๐๐ก = 4|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 4, ๐ด๐กโ1 ; ๐). ๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ; ๐) = โ4๐=1 ๐ (๐ฆ๐ก , ๐๐ก = ๐|๐ด๐กโ1 ; ๐) = ๐โฒ (๐ฬ๐ก|๐กโ1 โ ๐๐ก ) di mana ๐โฒ = [1 1 1 1]. Berdasarkan persamaan (13) dan (14) maka dapat diperoleh ๐(๐ฆ๐ก , ๐๐ก = ๐|๐ด๐กโ1 ; ๐) = ๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ; ๐)
(13)
(14) (15)
๐(๐ฆ๐ก ,๐๐ก =๐,๐ด๐กโ1 ;๐) ๐(๐ด๐กโ1 ;๐) ๐(๐ฆ๐ก ,๐ด๐กโ1 ;๐) ๐(๐ด๐กโ1 ;๐)
๐(๐ฆ๐ก , ๐๐ก = ๐, ๐ด๐กโ1 ; ๐) ๐(๐ด๐กโ1 ; ๐) = โ ๐(๐ด๐กโ1 ; ๐) ๐(๐ฆ๐ก , ๐ด๐กโ1 ; ๐) ๐(๐ฆ๐ก , ๐๐ก = ๐, ๐ด๐กโ1 ; ๐) = ๐(๐ฆ๐ก , ๐ด๐กโ1 ; ๐) ๐(๐๐ก = ๐, ๐ฆ๐ก , ๐ด๐กโ1 ; ๐) = ๐(๐ฆ๐ก , ๐ด๐กโ1 ; ๐) = ๐(๐๐ก = ๐|๐ฆ๐ก , ๐ด๐กโ1 ; ๐) = ๐(๐๐ก = ๐|๐ด๐ก ; ๐).
(16)
13 sehingga berdasarkan persamaan (13), (14), dan (15) diperoleh ๐(๐ฆ๐ก , ๐๐ก = ๐|๐ด๐กโ1 ; ๐) ๐(๐๐ก = ๐|๐ด๐ก ; ๐) = . ๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ; ๐) ๐ฬ๐ก|๐กโ1 โ ๐๐ก . ๐ฬ๐ก|๐ก = โฒ ๐ (๐ฬ๐ก|๐กโ1 โ ๐๐ก )
(17)
(๐) ๐ฬ๐ก+1|๐ก = ๐(๐๐ก+1 = ๐|๐ด๐ก ; ๐) 4
= โ ๐(๐๐ก+1 = ๐|๐๐ก = ๐, ๐ด๐ก ; ๐)๐(๐๐ก = ๐|๐ด๐ก ; ๐) ๐=1 ๐ (๐) = โ ๐(๐๐ก+1 = ๐|๐๐ก = ๐, ๐ด๐ก ; ๐) ๐ฬ๐ก|๐ก ๐=1 4
(18)
(๐)
= โ ๐๐๐ ๐ฬ๐ก|๐ก . ๐ = 1,2,3,4. ๐=1 (1)
(3)
โ ฬ โ ฬ ๐11 ๐๐ก|๐ก + ๐11 ๐๐ก|๐ก
๐ฬ๐ก+1|๐ก =
(1)
(3)
(2)
(4)
โ ๐11 โ ๐12
โ ฬ โ ฬ ๐12 ๐๐ก|๐ก + ๐12 ๐๐ก|๐ก
=[ 0 0
โ ฬ โ ฬ ๐21 ๐๐ก|๐ก + ๐21 ๐๐ก|๐ก
0 0 โ ๐21 โ ๐22
โ ๐11 โ ๐12
0 0
โ (2) โ (4) [๐22 ๐ฬ๐ก|๐ก + ๐22 ๐ฬ๐ก|๐ก ] ๐ฬ๐ก+๐|๐ก = ๐ ๐ โ ๐ฬ๐ก|๐ก .
(1) ๐ฬ๐ก|๐ก
0 (2) 0 ๐ฬ๐ก|๐ก ฬ โ ] (3) = ๐ โ ๐๐ก|๐ก . ๐21 ๐ฬ๐ก|๐ก โ ๐22 (4) [๐ฬ๐ก|๐ก ] (19)
Salah satu pendekatan yang dapat digunakan untuk memilih nilai awal bagi ๐ฬ๐ก|๐กโ1 adalah dengan membuat ๐ฬ1|0 sama dengan vektor dari peluang tak bersyarat ๐ = [๐1 ๐2 ๐3 ๐4 ] yang memenuhi sifat ergodic, yaitu: ๐๐ = ๐ ๐1 + ๐2 + ๐3 + ๐4 = 1. Pendugaan Parameter Fungsi kepekatan peluang marjinal tak bersyarat dari ๐๐ก diperoleh dengan menjumlahkan ๐(๐ฆ๐ก , ๐๐ก = ๐; ๐) untuk semua kemungkinan nilai dari ๐, yaitu: (20) ๐(๐ฆ๐ก ; ๐) = โ๐ ๐=1 ๐(๐ฆ๐ก , ๐๐ก = ๐; ๐ด๐กโ1 ). ๐(๐ฆ1 , ๐ฆ2 , ๐ฆ3 , โฆ , ๐ฆ๐ก ; ๐) = โ๐๐ก=1 ๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ) (21) sehingga fungsi log likehood untuk menduga parameter populasi ๐ adalah ๐
๐ฟ(๐) = โ log ๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ) ๐ก=1
(22)
Penduga kemungkinan maksimum likelihood ๐ฬ diperoleh dengan memaksimumkan persamaan (22) dengan kendala ๐1 + ๐2 + ๐3 + ๐4 = 1 dan ๐๐ โฅ 0 untuk ๐ = 1,2,3,4. Untuk menyelesaikan masalah tersebut maka digunakan metode Lagrange, yaitu (23) ๐ฝ(๐) = ๐ฟ(๐) + ๐(1 โ ๐1 โ ๐2 โ ๐3 โ ๐4 ) 2 lalu persamaan (23) diturunkan masing-masing terhadap ๐๐ , ๐๐ , dan ๐๐ .
14 Berdasarkan persamaan (20), (22), dan (23) diperoleh ๐๐ฝ(๐) ๐๐
๐๐ฝ(๐) ๐๐๐
= 0 โบ 1 โ ๐1 โ ๐2 โ ๐3 โ ๐4 = 0 โบ ๐1 + ๐2 + ๐3 + ๐4 = 1. =0 โบ
๐๐ฟ(๐) ๐๐๐ ๐
(24)
=0 1
โบ ๐๐ (โ๐๐ก=1 log ๐(๐ฆ๐ก ; ๐)) = โ๐๐ก=1 ๐(๐ฆ ;๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = ๐; ๐) = 0. ๐๐ฝ(๐) ๐๐๐
=0 โบ
๐๐ฟ(๐) ๐๐๐
=0
๐
1
(๐ฆ๐ก โ๐๐ )
๐ก
๐๐2
โบ ๐๐ (โ๐๐ก=1 log ๐(๐ฆ๐ก ; ๐)) = โ๐๐ก=1 ๐(๐ฆ ;๐) โ ๐
๐๐ฝ(๐) ๐๐๐2
=0 โบ
๐๐ฟ(๐) ๐๐๐2
(25)
๐ก
๐
โ ๐(๐ฆ๐ก , ๐๐ก = ๐; ๐) = 0. (26)
=0
๐
โบ ๐๐2 (โ๐๐ก=1 log ๐(๐ฆ๐ก ; ๐)) = โ๐๐ก=1 ๐
๐(๐ฆ๐ก ,๐๐ก =๐;๐) ๐(๐ฆ๐ก ;๐)
1
โ (โ 2๐2 + ๐
(๐ฆ๐ก โ๐๐ ) 2๐๐4
2
) = 0. (27)
Penduga kemungkinan maksimum bagi ๐ diperoleh dengan memaksimumkan: ๐ฟ(๐) = โ๐๐ก=1 log ๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ; ๐) dengan membuat turunan pertama dari log likehood terhadap parameter ๐ sama dengan nol, maka diperoleh โ๐๐ก=1[๐ต(๐ฆ๐ก โ ๐1 ๐ฆ๐กโ1 ) + ๐ท(๐ฆ๐ก โ ๐2 ๐ฆ๐กโ1 )] ๐1 = . (28) โ๐๐ก=1 ๐ต + ๐ท โ๐๐ก=1[๐ถ(๐ฆ๐ก โ ๐1 ๐๐กโ1 ) + ๐ธ(๐ฆ๐ก โ ๐2 ๐๐กโ1 )] ๐2 = . โ๐๐ก=1[๐ถ + ๐ธ]
(29)
โ๐๐ก=1(๐ฆ๐กโ1 )[๐ต(๐ฆ๐ก โ ๐1 ) + ๐ถ(๐ฆ๐ก โ ๐2 )] . โ๐๐ก=1(๐ฆ๐กโ1 )2 [๐ต + ๐ถ]
(30)
โ๐๐ก=1(๐ฆ๐กโ1 )[๐ท(๐ฆ๐ก โ ๐1 ) + ๐ธ(๐ฆ๐ก โ ๐2 )] ๐2 = . โ๐๐ก=1(๐ฆ๐กโ1 )2 [๐ท + ๐ธ]
(31)
๐1 =
๐ฬ 2 =
โ๐๐ก=1[๐ต
1 + ๐ถ + ๐ท + ๐ธ] 2
2
โ โ๐๐ก=1 [๐ต ((๐ฆ๐ก โ ๐1 ) โ ๐1 ๐๐กโ1 ) + ๐ถ ((๐ฆ๐ก โ ๐2 ) โ ๐1 ๐๐กโ1 ) + 2
2
๐ท ((๐ฆ๐ก โ ๐1 ) โ ๐2 ๐๐กโ1 ) + ๐ธ ((๐ฆ๐ก โ ๐2 ) โ ๐2 ๐๐กโ1 ) ]
di mana: 1 ๐(๐๐ก = 1|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 1, ๐ด๐กโ1 ; ๐) ๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ; ๐) 1 ๐ถ= ๐(๐๐ก = 2|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 2, ๐ด๐กโ1 ; ๐) ๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ; ๐)
๐ต=
(32)
15 1
๐(๐๐ก = 3|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 3, ๐ด๐กโ1 ; ๐ฬ) ๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ; ๐ฬ) 1 ๐ธ= ๐(๐๐ก = 4|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 4, ๐ด๐กโ1 ; ๐ฬ) ๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ; ๐ฬ ) Bukti dapat dilihat pada Lampiran 2. ๐ท=
Karena persamaan (28) sampai (32) taklinear, maka untuk mencapai penduga kemungkinan maksimum bagi ๐ digunakan algoritme iteratif yang merupakan kasus khusus dari prinsip EM. Langkah-langkah yang harus dilakukan adalah: 1. Tentukan banyaknya data (T) yang akan diamati serta tentukan juga nilai (๐ฆ1 , ๐ฆ2 , ๐ฆ3 , โฆ , ๐ฆ๐ ) dan matriks transisi โ โ ๐11 0 ๐11 0 โ โ ๐ 0 ๐12 0 ๐ = [ 12 โ โ ]. 0 ๐21 0 ๐21 โ โ 0 ๐22 0 ๐22 2. Beri nilai awal bagi ๐ฬ yang dilambangkan dengan ๐ฬ = (๐ฬ1 , ๐ฬ2 , ๐ฬ1 , ๐ฬ2 , ๐ฬ 2 ). 3. Cari fungsi kepekatan bersyarat bagi ๐ฆ๐ untuk setiap ๐ก = 1,2, โฆ , ๐ dengan cara ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 1, ๐ด๐กโ1 ; ๐ฬ) ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 2, ๐ด๐กโ1 ; ๐ฬ) ๐๐ก = ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 3, ๐ด๐กโ1 ; ๐ฬ) [๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 4, ๐ด๐กโ1 ; ๐ฬ)] 2
โ(๐ฆ๐ก โ ๐ฬ1 โ ๐ฬ1 ๐๐กโ1 ) exp ( ) 2๐ฬ 2 โ2๐๐ฬ 1
2 โ(๐ฆ๐ก โ ๐ฬ2 โ ๐ฬ1 ๐๐กโ1 ) exp ( ) 2๐ฬ 2 โ2๐๐ฬ
1
=
.
2 โ(๐ฆ๐ก โ ๐ฬ1 โ ๐ฬ2 ๐๐กโ1 ) exp ( ) 2๐ฬ 2 โ2๐๐ฬ
1
2 โ(๐ฆ๐ก โ ๐ฬ2 โ ๐ฬ2 ๐๐กโ1 ) exp ( ) 2๐ฬ 2 [โ2๐๐ฬ ]
1
4. Penarikan kesimpulan optimal dan peramalan untuk setiap waktu ๐ก pada contoh dapat diperoleh melalui iterasi: 4.1 Tentukan nilai awal bagi ๐ฬ๐ก|๐กโ1 yang dilambangkan dengan ๐ฬ1|0 4.2 4.3
Beri nilai awal ๐ = 1 Untuk ๐ก = ๐, cari nilai dari ๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ; ๐ฬ ) = ๐โฒ (๐ฬ๐ก|๐กโ1 โ ๐๐ก ).
16 = ๐(๐๐ก = 1|๐ด๐กโ1 ; ๐ฬ) โ ๐(๐๐ก = 2|๐ด๐กโ1 ; ๐ฬ) โ ๐(๐๐ก = 3|๐ด๐กโ1 ; ๐ฬ) โ ๐(๐๐ก = 4|๐ด๐กโ1 ; ๐ฬ) โ
๐ฬ๐ก|๐ก =
๐(๐๐ก = 1|๐ด๐ก ; ๐ฬ) ๐(๐๐ก = 2|๐ด๐ก ; ๐ฬ) ๐(๐๐ก = 3|๐ด๐ก ; ๐ฬ) [๐(๐๐ก = 4|๐ด๐ก ; ๐ฬ)]
๐ฬ๐ก+1|๐ก =
=
1
exp ( ฬ
โ2๐๐ 1
ฬ โ2๐๐ 1 ฬ โ2๐๐ 1 ฬ โ2๐๐
exp ( exp ( exp (
ฬ 1 ๐๐กโ1 )2 โ(๐ฆ๐ก โ๐ฬ1 โ๐
ฬ2 2๐ ฬ 1 ๐๐กโ1 )2 โ(๐ฆ๐ก โ๐ฬ2 โ๐ ฬ2 2๐ ฬ 2 ๐๐กโ1 )2 โ(๐ฆ๐ก โ๐ฬ1 โ๐ ฬ2 2๐ ฬ 2 ๐๐กโ1 )2 โ(๐ฆ๐ก โ๐ฬ2 โ๐ ฬ2 2๐
)+
)+ )+ ).
๐ฬ๐ก|๐กโ1 โ ๐๐ก ๐โฒ (๐ฬ๐ก|๐กโ1 โ ๐๐ก )
๐(๐๐ก+1 = 1|๐ด๐ก ; ๐ฬ) ๐(๐๐ก+1 = 2|๐ด๐ก ; ๐ฬ)
= ๐ โ ๐ฬ๐ก|๐ก ๐(๐๐ก+1 = 3|๐ด๐ก ; ๐ฬ) [๐(๐๐ก+1 = 4|๐ด๐ก ; ๐ฬ)] ๐ = ๐ + 1. Ulangi mulai dari langkah 4.3. Hentikan jika ๐ก = ๐. 4.4 Lanjutkan ke langkah 5. 5.
Misalkan 1
๐(๐๐ก = 1|๐ด๐กโ1 ; ๐ฬ (๐) ) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 1, ๐ด๐กโ1 ; ๐ฬ (๐) ) ๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ; ๐ฬ (๐) ) 1 ๐(๐๐ก = 2|๐ด๐กโ1 ; ๐ฬ (๐) ) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 2, ๐ด๐กโ1 ; ๐ฬ (๐) ) ๐ถ= ๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ; ๐ฬ (๐) ) 1 ๐(๐๐ก = 3|๐ด๐กโ1 ; ๐ฬ (๐) ) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 3, ๐ด๐กโ1 ; ๐ฬ (๐) ) ๐ท= ๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ; ๐ฬ (๐) ) 1 ๐ธ= ๐(๐๐ก = 4|๐ด๐กโ1 ; ๐ฬ (๐) ) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 4, ๐ด๐กโ1 ; ๐ฬ (๐) ) ๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ; ๐ฬ (๐) ) cari nilai dari: โ๐๐ก=1[๐ต(๐ฆ๐ก โ ๐ฬ1 ๐ฆ๐กโ1 ) + ๐ท(๐ฆ๐ก โ ๐ฬ2 ๐ฆ๐กโ1 )] ๐1 = . โ๐๐ก=1 ๐ต + ๐ท ๐ต=
๐2 =
โ๐๐ก=1[๐ถ(๐ฆ๐ก โ ๐ฬ1 ๐๐กโ1 ) + ๐ธ(๐ฆ๐ก โ ๐ฬ2 ๐๐กโ1 )] . โ๐๐ก=1[๐ถ + ๐ธ]
โ๐๐ก=1(๐ฆ๐กโ1 )[๐ต(๐ฆ๐ก โ ๐ฬ1 ) + ๐ถ(๐ฆ๐ก โ ๐ฬ2 )] ๐1 = . โ๐๐ก=1(๐ฆ๐กโ1 )2 [๐ต + ๐ถ] ๐2 =
โ๐๐ก=1(๐ฆ๐กโ1 )[๐ท(๐ฆ๐ก โ ๐ฬ1 ) + ๐ธ(๐ฆ๐ก โ ๐2 )] . โ๐๐ก=1(๐ฆ๐กโ1 )2 [๐ท + ๐ธ]
17
๐2 =
โ๐๐ก=1[๐ต
1 + ๐ถ + ๐ท + ๐ธ] 2
2
โ โ๐๐ก=1 [๐ต ((๐ฆ๐ก โ ๐1 ) โ ๐1 ๐๐กโ1 ) + ๐ถ ((๐ฆ๐ก โ ๐2 ) โ ๐1 ๐๐กโ1 ) + 2
2
๐ท ((๐ฆ๐ก โ ๐1 ) โ ๐2 ๐๐กโ1 ) + ๐ธ ((๐ฆ๐ก โ ๐2 ) โ ๐2 ๐๐กโ1 ) ].
6.
Beri nama parameter yang dihasilkan pada langkah 4 dengan ๐ฬ (๐+1) = (๐ฬ1 , ๐ฬ2 , ๐ฬ1 , ๐ฬ2 , ๐ฬ 2 ) dan ๐ = 0,1,2, โฆ , ๐ โ 1.
7.
Cari P yang baru, yaitu: (๐) (๐) (๐) (๐) ๐ฬ๐ก|๐ = ๐ฬ๐ก|๐ก โจ {๐ โฒ โ
[๐ฬ๐ก+1|๐ (รท)๐ฬ๐ก+1|๐ก ]} โ๐๐ก=2 ๐(๐๐ก = ๐, ๐๐ก+1 = ๐|๐ด๐ก ; ๐) โ๐๐ก=2 ๐(๐๐ก+1 = ๐|๐ด๐ก ; ๐) ๐(๐๐กโ1 = ๐|๐๐ก = ๐, ๐ด๐ ; ๐) = ๐(๐๐ก = ๐|๐ด๐ก ; ๐)๐(๐๐กโ1 = ๐|๐๐ก = ๐, ๐ด๐ ; ๐) โ ๐(๐๐ก = ๐|๐ด๐ก ; ๐)๐(๐๐กโ1 = ๐|๐๐ก = ๐, ๐ด๐ก ; ๐) ๐(๐๐ก = ๐|๐ด๐ก ; ๐)๐(๐๐กโ1 = ๐|๐๐ก = ๐, ๐ด๐ก ; ๐) = ๐(๐๐ก = ๐|๐ด๐ก ; ๐) ๐(๐๐ก = ๐|๐ด๐ ; ๐)๐(๐๐กโ1 = ๐|๐ด๐ก ; ๐)๐(๐๐ก = ๐|๐๐กโ1 = ๐; ๐) = ๐(๐๐ก = ๐|๐ด๐ก ; ๐) ฬ๐ (๐) ร ๐ฬ (๐) ๐ก|๐ ๐กโ1|๐กโ1 ร ๐๐๐ = (๐) ๐ฬ ๐ฬ ๐๐ =
๐ก|๐ก
๐
๐(๐๐กโ1 = ๐|๐ด๐ ; ๐) = โ ๐(๐๐กโ1 = ๐, ๐๐ก = ๐|๐ด๐ ; ๐) ๐=1
(Kim 1994) โ๐๐ก=2 ๐ฬ ๐๐ =
(๐) (๐) ๐ฬ๐ก|๐ ร๐ฬ๐กโ1|๐กโ1 ร๐๐๐ (๐) ๐ฬ๐ก|๐ก
(๐) (๐) ๐ฬ๐ก|๐ ร๐ฬ๐กโ1|๐กโ1 ร๐๐๐ ๐ ๐ โ๐ก=2 โ๐=1 (๐) ๐ฬ๐ก|๐ก
Bukti dapat dilihat pada Hamilton (1990). 8.
Ulangi mulai dari langkah 2. Hentikan jika ๐ = ๐. Gunakan parameter yang sudah dihasilkan untuk mencari nilai harapan bagi nilai tukar Rupiah yang akan datang. โ )๐ฆ ๐ธ[๐ฆ๐ก |๐๐ก = ๐, ๐ด๐กโ1 ; ๐] = ๐ธ[๐(๐๐กโ ) + ๐(๐๐กโ1 ๐กโ1 + ๐๐ก |๐๐ก = ๐, ๐ด๐กโ1 ; ๐] โ ) = ๐(๐๐กโ ) + ๐(๐๐กโ1 โซ ๐ฆ๐กโ1 ๐(๐ฆ๐กโ1 |๐๐ก = ๐, ๐ด๐กโ1 ; ๐) ๐๐ฆ๐ก
๐ฬ๐ก = E[๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ; ๐ฬ (๐) ] = โซ ๐ฆ๐ก ๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ; ๐ฬ (๐) )๐๐ฆ๐ก
18 ๐
= โซ ๐ฆ๐ก โ ๐(X๐ก = ๐|๐ด๐กโ1 ; ๐ฬ (๐) )๐(๐ฆ๐ก |X๐ก = ๐, ๐ด๐กโ1 ; ๐ฬ (๐) )๐๐ฆ๐ก ๐=1 ๐ (๐)
= โ ๐๐ก|๐กโ1 โ
E[๐ฆ๐ก |X๐ก = ๐, ๐ด๐กโ1 ; ๐ฬ (๐) ]. ๐=1
PEMODELAN NILAI TUKAR RUPIAH TERHADAP DOLAR AMERIKA Pada bab ini akan dibahas pemodelan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika. Namun terlebih dahulu akan dibahas mengenai data input yang digunakan sebagai data observasi pada model. Kemudian dilanjutkan dengan pemodelan masalah nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika.
Data Input Nilai Tukar Rupiah Dalam karya ilmiah ini, data input yang digunakan adalah data rata-rata nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika per bulan yang diambil dari laman www.rba.gov.au (12 Oktober 2014). Data diambil pada selang waktu antara bulan Juni 1997 hingga Juni 2013 yang berarti terdapat 193 data observasi (๐ฆ๐ก ). Data yang akan diduga sebanyak 192 data, dari Juli 1997 hingga Juni 2013. Data nilai tukar pada Juni 1997 akan digunakan sebagai nilai awal (๐ฆ0 ). Grafik data disajikan pada Gambar 1. 16000 14000 12000 10000 8000 6000 4000 2000
Gambar 1 Perubahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika per bulan
Jun-2013
Oct-2012
Jun-2011
Feb-2012
Oct-2010
Feb-2010
Jun-2009
Oct-2008
Feb-2008
Jun-2007
Oct-2006
Jun-2005
Feb-2006
Oct-2004
Feb-2004
Jun-2003
Oct-2002
Jun-2001
Feb-2002
Oct-2000
Jun-1999
Feb-2000
Oct-1998
Feb-1998
Jun-1997
0
19
Model Hidden Markov Satu Waktu Sebelumnya Perilaku nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika sudah pernah dimodelkan menggunakan model hidden Markov satu waktu sebelumnya oleh Setiawaty dan Ardana (2013), Santoso (2008), dan Retnoningtyas (2014). Setiawaty dan Ardana (2013) menggunakan persamaan: ๐๐ก = ๐(๐๐กโ ) + โ )๐ ๐(๐๐ก ๐กโ1 + ๐๐ก , sedangkan Santoso (2008) dan Retnoningtyas (2014) menggunakan persamaan: ๐๐ก โ ๐๐๐กโ = ๐(๐๐กโ1 โ ๐๐๐กโ ) + ๐๐ก , di mana {๐๐กโ } adalah rantai Markov, {๐๐ก } adalah penyebab nilai tukar Rupiah dan ๐๐ก menyebar normal. Pada Setiawaty dan Ardana (2013) diperoleh MAPE 4.31%, pada Retnoningtyas 9124.89 0.87 (2014) digunakan nilai awal ๐ = [ ] , ๐ = 3.94, ๐ = [ ], dan ๐ = 9198.76 0.75 1454, dengan MAPE 4.14%. Model hidden Markov yang akan digunakan pada tugas akhir ini adalah: โ )๐ ๐๐ก = ๐(๐๐กโ ) + ๐(๐๐กโ1 ๐กโ1 + ๐๐ก seperti pada bab sebelumnya. Berdasarkan model di atas nilai tukar Rupiah saat ini diasumsikan tidak hanya bergantung pada faktor penyebab saat ini dan satu waktu sebelumnya, tetapi juga bergantung pada nilai tukar Rupiah satu waktu sebelumnya. Pada model hidden Markov di atas akan di cari nilai duga parameternya agar hasil yang didapat mendekati nilai yang sebenarnya. Pada tugas akhir ini akan dibangkitkan nilai awal yang tepat agar keakuratan model meningkat. Keakuratan dianggap baik bila MAPE < 5%.
Penentuan Nilai Awal Parameter Data dibagi menjadi dua bagian, bagian pertama data dari Juni 1997 hingga Mei 2013 dan bagian kedua data dari Juli 1997 hingga Juni 2013 (๐ฆ๐ก ), kedua data kemudian diplot. Nilai yang akan diplot adalah ๐ฆ = ๐ฆ๐ก terhadap ๐ฅ = ๐ฆ๐กโ1 . Persamaan baru yang didapatkan yaitu (33) ๐ = 1917.57 + 0.792906 ๐ฅ
Gambar 2 Plot persamaan baru dari data yang akan dikurangi rataannya Dari hasil persamaan yang didapatkan, bentuk persamaannya mirip dengan model yang digunakan sehingga dapat digunakan dalam acuan pembangkitan nilai awal ๐ dan ๐ . Nilai awal ๐ yang digunakan dibangkitkan dari interval [1000, 2500] ,
20 dengan nilai awal (2184.29, 1282.7). Hasil dari satu kali iterasi nilai pendugaan ๐ yang digunakan adalah (1932.95, 1932.95) . Nilai awal ๐ yang digunakan dibangkitkan dari interval [0.5, 1], dengan nilai awal (0.62068, 0.532869). Hasil dari satu kali iterasi nilai pendugaan ๐ yang digunakan adalah (0.7824, 0.7824). Penentuan Nilai Awal P Sedangkan nilai awal P dibangkitkan secara acak dari interval peluang [0,1], karena 0 โค ๐๐๐ โค 1. Hasil dari satu kali iterasi nilai pendugaan yang digunakan 0.5 0 0.5 0 untuk ๐ adalah [0.5 0 0.5 0]. 0 0.5 0 0.5 0 0.5 0 0.5 Penentuan Nilai Awal ๐ Nilai awal untuk parameter ๐ yang digunakan dibangkitkan dari interval nilai [100,2000] yang merupakan selang dari standar deviasanya. Nilai awal yang ๐ dibangkitkan sebesar 1130.27. Hasil dari satu kali iterasi nilai pendugaan ๐ yang digunakan adalah 1.03636 ร 107 .
Hasil Program Dari bagian sebelumnya nilai dugaan parameter yang digunakan untuk membangkitkan dugaan nilai tukar Rupiah adalah ๐1 = 1932.95, ๐2 = 1932.95, ๐1 = 0.7824, ๐2 = 0.7824, ๐ = 1.03636 ร 107 . Galat nilai dugaan yang ditunjukkan oleh MAPE sebesar 4.48037 % diperoleh melalui satu kali iterasi seperti yang tertera pada Lampiran 3. Hal ini terjadi karena pada karya ilmiah ini model dianggap baik apabila nilai dari MAPE < 5%. Nilai tukar Rupiah dan nilai dugannya tertera pada Lampiran 4. Hasil pendugaan model dapat dilihat pada Gambar 3.
Nilai Sebenarnya Nilai Dugaan Gambar 3 Perubahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika per bulan dan nilai dugaan yang didapatkan
21
SIMPULAN Model deret waktu hidden Markov satu waktu sebelumnya pada tugas akhir ini dapat memodelkan dengan cukup baik perubahan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika. Hal ini terlihat dari nilai dugaan yang mendekati nilai sebenarnya, dengan MAPE yang dihasilkan sebesar 4.48%.
DAFTAR PUSTAKA Baum LE, Petrie T. 1966. Statistical inference for probabilistic functions of finite Markov chain. Annal of Mathematical Statistics. 37(6):15541563.doi:10.1214/aoms/1177699147. Elliot RJ, Anggoun L, Moore JB. 1995. Hidden Markov Models Estimation and Control. New York (US): Springer Verlag. Grimmet GR, Stirzaker DR. 1992. Probability and Random Processes. Ed ke-2. Oxford (GB): Clarendon Press. Hamilton JD. 1990. Analysis of time series subject to changes in regime. Journal of Econometrics. 45(2):39-70.doi:10.1016/0304-4076(90)90093-9. Hogg RV, Craig AT. 1995. Introduction to Mathematical Statistics. Ed. ke-5. New Jersey (US): Prentice Hall, Englewood Cliffs. Kim CJ. 1994. Dynamic linear models with Markov-switching. Journal of Econometrics. 60(2):1-22.doi:10.1016/0304-4076(94)90036-1. Krantz SG. 1999. Handbook of Complex Variables. Boston (US): Birkhauser. Mynsbrugge JV. 2010. Bidding strategies using price based unit commitment in a deregulated power market [tesis]. Leuven (BE): Katholieke Universiteit Leuven. Osborne MJ. 1997. Concave and Convex Function of Many Variable. Canada (CA): University of Toronto. Ross SM. 1996. Stochastic Process. Ed ke-2. New York (US): John Wiley & Sons. Royden HL. 1963. Real Analysis. New York (US): The Macmilan Company. Retnoningtyas A. 2014. Kajian Numerik Model Hidden Markov Satu Waktu Sebelumnya Untuk Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar Amerika [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Santoso DH. 2008. Pemodelan Nilai Tukar Rupiah Terhadap US Dollar Menggunakan Deret Waktu Hidden Markov Satu Waktu Sebelumnya [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor. Setiawaty B, Ardana NKK. 2013. Modeling the exchange of Rupiah to American Dollar using hidden Markov. Presentation paper of IICMA 2013; 2013 Nov 6-8; Yogyakarta, Indonesia. Stewart J. 1998. Kalkulus Jilid 1. Ed ke-4. Jakarta (ID): Erlangga.
22 Lampiran 1 Bukti Lema 1 Karena {๐๐กโ } rantai Markov, maka {๐๐ก } rantai Markov dengan matriks transisi ๐11 ๐21 ๐31 ๐41 ๐ ๐ ๐ ๐ ๐ = [๐12 ๐22 ๐32 ๐42 ]. 13 23 33 43 ๐14 ๐24 ๐34 ๐44 โ โ Misalkan ๐๐๐ melambangkan ๐(๐๐กโ = ๐|๐๐กโ1 = ๐) maka โ โ โ โ = 1) = 1, ๐๐กโ2 ๐11 = ๐(๐๐ก = 1|๐๐กโ1 = 1) = ๐(๐๐ก = 1, ๐๐กโ1 = 1|๐๐กโ1 โ โ ๐(๐๐กโ = 1, ๐๐กโ1 = 1, ๐๐กโ2 = 1) = โ โ ๐(๐๐กโ1 = 1, ๐๐กโ2 = 1) โ โ โ โ โ . = 1) = ๐11 = 1) = ๐(๐๐กโ = 1|๐๐กโ1 = ๐(๐๐ก = 1|๐๐กโ1 = 1, ๐๐กโ2 โ โ โ = 1) = 2, ๐๐กโ2 = 1|๐๐กโ1 ๐21 = ๐(๐๐ก = 1|๐๐กโ1 = 2) = ๐(๐๐กโ = 1, ๐๐กโ1 โ โ โ โ ๐(๐๐ก = 1, ๐๐กโ1 = 1, ๐๐กโ1 = 2, ๐๐กโ2 = 1) = โ โ ๐(๐๐กโ1 = 2, ๐๐กโ2 = 1) = 0.
Dengan cara perhitungan yang sama akan didapatkan โ ๐31 = ๐11 ๐41 = 0 โ ๐21 = ๐12 ๐22 = 0 โ ๐32 = ๐12 ๐42 = 0 ๐13 = 0 โ ๐23 = ๐21 ๐33 = 0 โ ๐43 = ๐21 ๐14 = 0 โ ๐24 = ๐22 ๐34 = 0 โ ๐44 = ๐22 maka diperoleh matriks transisi โ โ ๐11 0 ๐11 0 โ โ ๐ 0 ๐12 0 ๐ = [ 12 โ โ ]. 0 ๐21 0 ๐21 โ โ 0 ๐22 0 ๐22
23
Lampiran 2 Bukti persamaan (28) sampai dengan (32) ๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ; ๐) = โ4๐=1 ๐(๐ฆ๐ก , ๐๐ก = ๐|๐ด๐กโ1 ; ๐) = โ4๐=1 ๐(๐๐ก = ๐|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = ๐, ๐ด๐กโ1 ; ๐) 1
= ๐(๐๐ก = 1|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ
โ(๐ฆ๐ก โ๐1 โ๐1 ๐๐กโ1 )2
๐๐ฅ๐ (
โ2๐๐ 1
+๐(๐๐ก = 3|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ
โ2๐๐
2๐2
) + ๐(๐๐ก = 2|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ
โ(๐ฆ๐ก โ๐1 โ๐2 ๐๐กโ1 )2
๐๐ฅ๐ (
2๐2
1
๐๐ฅ๐ (
โ2๐๐ 1
) + ๐(๐๐ก = 4|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ
โ2๐๐
โ(๐ฆ๐ก โ๐2 โ๐1 ๐๐กโ1 )2
๐๐ฅ๐ (
)
2๐2 โ(๐ฆ๐ก โ๐2 โ๐2 ๐๐กโ1 )2 2๐2
(14)
).
Berdasarkan persamaan (14), diperoleh ๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ;๐) ๐๐1
= ๐(๐๐ก = 1|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ
1
โ2๐๐ 1
+๐(๐๐ก = 3|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ
โ(๐ฆ๐ก โ๐1 โ๐1 ๐ฆ๐กโ1 )2 (โ2)((๐ฆ๐ก โ๐1 )โ๐1 ๐ฆ๐กโ1 )(โ1)
๐๐ฅ๐ {
โ2๐๐
๐๐ฅ๐ {
}
2๐2 2๐2 โ(๐ฆ๐ก โ๐1 โ๐2 ๐ฆ๐กโ1 )2 (โ2)((๐ฆ๐ก โ๐1 )โ๐2 ๐ฆ๐กโ1 )(โ1)
}
2๐2 ((๐ฆ๐ก โ๐1 )โ๐1 ๐ฆ๐กโ1 )
= ๐(๐๐ก = 1|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 1, ๐ด๐กโ1 ; ๐)
๐2
.
2๐2
+๐(๐๐ก = 3|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 3, ๐ด๐กโ1 ; ๐)
((๐ฆ๐ก โ๐1 )โ๐2 ๐ฆ๐กโ1 ) ๐2
.
Jika diketahui fungsi log-likelihood sebagai berikut ๐
โ(๐) = โ log ๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ; ๐), ๐ก=1
Untuk memperoleh nilai ๐1 , ๐2 , ๐1 , ๐2 , ๐ 2 yang memaksimumkan fungsi log-likehood, maka turunan pertama dari โ(๐) harus sama dengan nol. ๐โ(๐) ๐๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ;๐) 1 โ๐๐ก=1 = โ ๐๐ ๐(๐ฆ |๐ด ;๐) ๐๐ 1
๐ก
โ
1
๐กโ1
1 โ๐๐ก=1 [ ๐(๐๐ก ๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ;๐) 1 ๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ;๐)
= 1|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 1, ๐ด๐กโ1 ; ๐)
((๐ฆ๐ก โ๐1 )โ๐1 ๐ฆ๐กโ1 )
๐(๐๐ก = 3|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 3, ๐ด๐กโ1 ; ๐)
๐2 ((๐ฆ๐ก โ๐1 )โ๐2 ๐ฆ๐กโ1 ) ๐2
+ ]
=0
23
24
24 1
โบ ๐2 โ๐๐ก=1 [
1 ๐(๐๐ก = 1|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 1, ๐ด๐กโ1 ; ๐)((๐ฆ๐ก โ ๐1 ) โ ๐1 ๐ฆ๐กโ1 ) + ๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ;๐) 1 ๐(๐๐ก = 3|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 3, ๐ด๐กโ1 ; ๐)((๐ฆ๐ก โ ๐1 ) โ ๐2 ๐ฆ๐กโ1 )] ๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ;๐)
=0 1
โบ โ๐๐ก=1 [๐(๐ฆ |๐ด
๐กโ1 ;๐)
๐ก
๐(๐๐ก = 1|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 1, ๐ด๐กโ1 ; ๐)(๐ฆ๐ก โ ๐1 โ ๐1 ๐ฆ๐กโ1 ) +
1
๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ;๐)
๐(๐๐ก = 3|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 3, ๐ด๐กโ1 ; ๐)(๐ฆ๐ก โ ๐1 โ ๐2 ๐ฆ๐กโ1 )]
=0 1
โบ โ๐๐ก=1 [๐(๐ฆ |๐ด
๐กโ1 ;๐)
๐ก
๐(๐๐ก = 1|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 1, ๐ด๐กโ1 ; ๐)(๐ฆ๐ก โ ๐1 ๐ฆ๐กโ1 ) +
1
๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ;๐) 1
= โ๐๐ก=1 [๐(๐ฆ |๐ด ๐ก
๐กโ1 ;๐) 1
= ๐1 โ๐๐ก=1 [๐(๐ฆ |๐ด ๐ก
๐(๐๐ก = 3|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 3, ๐ด๐กโ1 ; ๐)(๐ฆ๐ก โ ๐2 ๐ฆ๐กโ1 )] 1
๐(๐๐ก = 1|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 1, ๐ด๐กโ1 ; ๐)(๐1 ) + ๐(๐ฆ |๐ด
๐กโ1 ;๐)
๐ก
1
๐(๐๐ก = 1|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 1, ๐ด๐กโ1 ; ๐) + ๐(๐ฆ |๐ด ๐ก
๐กโ1 ;๐)
๐กโ1 ;๐)
๐(๐๐ก = 3|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 3, ๐ด๐กโ1 ; ๐)(๐1 )]
๐(๐๐ก = 3|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 3, ๐ด๐กโ1 ; ๐)].
Misalkan 1 ๐(๐๐ก = 1|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 1, ๐ด๐กโ1 ; ๐) ๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ; ๐) 1 ๐ท= ๐(๐๐ก = 3|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 3, ๐ด๐กโ1 ; ๐). ๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ; ๐) ๐ต=
maka dapat dituliskan ๐
๐
โ[๐ต(๐ฆ๐ก โ ๐1 ๐ฆ๐กโ1 ) + ๐ท(๐ฆ๐ก โ ๐2 ๐ฆ๐กโ1 )] = ๐1 โ ๐ต + ๐ท ๐ก=1
๐ก=1
25 โ ๐1 =
โ๐๐ก=1[๐ต(๐ฆ๐ก โ ๐1 ๐ฆ๐กโ1 ) + ๐ท(๐ฆ๐ก โ ๐2 ๐ฆ๐กโ1 )] โ๐๐ก=1 ๐ต + ๐ท
seperti yang telah diklaim pada persamaan (28). Berdasarkan persamaan (14) diperoleh ฬ) ๐๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ;๐ ๐๐2
= ๐(๐๐ก = 2|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ
1
โ2๐๐ 1
๐(๐๐ก = 4|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ
โ(๐ฆ๐ก โ๐2 โ๐1 ๐๐กโ1 )2 (โ2)((๐ฆ๐ก โ๐2 )โ๐1 ๐๐กโ1 )(โ1)
๐๐ฅ๐ (
โ2๐๐
)
๐๐ฅ๐ (
๐๐2
1
= โ๐๐ก=1 ๐(๐ฆ |๐ด ๐ก
โ โ๐๐ก=1 [
ฬ โ ๐กโ1 ;๐ )
ฬ) ๐๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ;๐ ๐๐2
1
ฬ ) ๐(๐๐ก ๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ;๐ 1 ฬ) ๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ;๐
)
2๐2 ((๐ฆ๐ก โ๐2 )โ๐1 ๐๐กโ1 )
= ๐(๐๐ก = 2|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 2, ๐ด๐กโ1 ; ๐ฬ) ๐โ(๐)
+
2๐2 2๐2 โ(๐ฆ๐ก โ๐2 โ๐2 ๐๐กโ1 )2 (โ2)((๐ฆ๐ก โ๐2 )โ๐2 ๐๐กโ1 )(โ1)
๐2
2๐2
+ ๐(๐๐ก = 4|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 4, ๐ด๐กโ1 ; ๐ฬ)
((๐ฆ๐ก โ๐2 )โ๐2 ๐๐กโ1 ) ๐2
=0
= 2|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 2, ๐ด๐กโ1 ; ๐ฬ)
((๐ฆ๐ก โ๐2 )โ๐1 ๐๐กโ1 )
๐(๐๐ก = 4|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 4, ๐ด๐กโ1 ; ๐ฬ )
+
๐2 ((๐ฆ๐ก โ๐2 )โ๐2 ๐๐กโ1 ) ๐2
]
=0 1
1
โ ๐2 โ๐๐ก=1 [๐(๐ฆ |๐ด ๐ก
ฬ
๐กโ1 ;๐ )
1 ฬ) ๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ;๐
๐(๐๐ก = 2|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 2, ๐ด๐กโ1 ; ๐ฬ)(๐ฆ๐ก โ ๐2 โ ๐1 ๐๐กโ1 ) + ๐(๐๐ก = 4|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 4, ๐ด๐กโ1 ; ๐ฬ)(๐ฆ๐ก โ ๐2 โ ๐2 ๐๐กโ1 )]
=0
25
26
26 1
โบ โ๐๐ก=1 [๐(๐ฆ |๐ด
ฬ
๐กโ1 ;๐ )
๐ก
๐(๐๐ก = 2|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 2, ๐ด๐กโ1 ; ๐ฬ )(๐ฆ๐ก โ ๐2 โ ๐1 ๐๐กโ1 ) +
1 ฬ) ๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ;๐
๐(๐๐ก = 4|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 4, ๐ด๐กโ1 ; ๐ฬ)(๐ฆ๐ก โ ๐2 โ ๐2 ๐๐กโ1 )]
=0 1
โ โ๐๐ก=1 [๐(๐ฆ |๐ด ๐ก
=
ฬ
๐กโ1 ;๐ )
๐(๐๐ก = 2|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 2, ๐ด๐กโ1 ; ๐ฬ)(๐ฆ๐ก โ ๐1 ๐๐กโ1 ) +
1 ฬ )] ฬ ) ๐(๐๐ก = 4|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 4, ๐ด๐กโ1 ; ๐ )(๐ฆ๐ก โ ๐2 ๐๐กโ1 ๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ;๐ 1 1 ฬ โ๐๐ก=1 [ ) ฬ ) ๐(๐๐ก = 2|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 2, ๐ด๐กโ1 ; ๐ )(๐2 + ๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ;๐ ฬ ) ๐(๐๐ก ๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ;๐ 1
= ๐2 โ๐๐ก=1 [๐(๐ฆ |๐ด ๐ก
1
ฬ
๐กโ1 ;๐ )
๐(๐๐ก = 2|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 2, ๐ด๐กโ1 ; ๐ฬ) + ๐(๐ฆ |๐ด ๐ก
ฬ
๐กโ1 ;๐ )
= 4|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 4, ๐ด๐กโ1 ; ๐ฬ)(๐2 )]
๐(๐๐ก = 4|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 4, ๐ด๐กโ1 ; ๐ฬ)].
Misalkan 1
๐(๐๐ก = 2|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 2, ๐ด๐กโ1 ; ๐ฬ) ๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ; ๐ฬ) 1 ๐ธ= ๐(๐๐ก = 4|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 4, ๐ด๐กโ1 ; ๐ฬ) ๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ; ๐ฬ) ๐ถ=
maka dapat dituliskan ๐
๐
โ[๐ถ(๐ฆ๐ก โ ๐1 ๐๐กโ1 ) + ๐ธ(๐ฆ๐ก โ ๐2 ๐๐กโ1 )] = ๐2 โ[๐ถ + ๐ธ] ๐ก=1
๐ก=1
โ๐๐ก=1[๐ถ(๐ฆ๐ก โ ๐1 ๐๐กโ1 ) + ๐ธ(๐ฆ๐ก โ ๐2 ๐๐กโ1 )] โบ ๐2 = โ โ๐๐ก=1[๐ถ + ๐ธ]
seperti yang diklaim pada persamaan (29).
27 Berdasarkan persamaan (14) diperoleh ๐๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ,๐) ๐๐1
1
= ๐(๐๐ก = 1|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ
โ2๐๐ 1
+๐(๐๐ก = 2|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ = ๐(๐๐ก = 1|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ
๐โ(๐) ๐๐1
1
= โ๐๐ก=1 ๐(๐ฆ |๐ด ๐ก
๐กโ1
โ ,๐)
ฬ) ๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ,๐
1
โบ โ๐๐ก=1 [๐(๐ฆ |๐ด
๐ก ๐กโ1 ,๐) 1
๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ,๐)
๐๐1
โ2๐๐ 1
โ2๐๐ 1
+๐(๐๐ก = 2|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ
๐๐ฅ๐ {
โ(๐ฆ๐ก โ๐1 โ๐1 ๐ฆ๐กโ1 )2 (โ2)((๐ฆ๐ก โ๐1 )โ๐1 ๐ฆ๐กโ1 )(โ๐ฆ๐กโ1 )
๐๐ฅ๐ {
}
2๐2 2๐2 โ(๐ฆ๐ก โ๐1 โ๐1 ๐ฆ๐กโ1 )2 ((๐ฆ๐ก โ๐1 )โ๐1 ๐ฆ๐กโ1 )(๐ฆ๐กโ1 )
๐๐ฅ๐ {
โ2๐๐
}
2๐2 2๐2 โ(๐ฆ๐ก โ๐2 โ๐1 ๐ฆ๐กโ1 )2 (โ2)((๐ฆ๐ก โ๐2 )โ๐1 ๐ฆ๐กโ1 )(โ๐ฆ๐กโ1 )
๐๐ฅ๐ {
}
2๐2 ๐2 โ(๐ฆ๐ก โ๐2 โ๐1 ๐ฆ๐กโ1 )2 ((๐ฆ๐ก โ๐2 )โ๐1 ๐ฆ๐กโ1 )(๐ฆ๐กโ1 ) 2๐2
}
.
๐2
=0
๐(๐๐ก = 1|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 1, ๐ด๐กโ1 , ๐) ๐(๐๐ก = 2|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 2, ๐ด๐กโ1 , ๐)
((๐ฆ๐ก โ๐1 )โ๐1 ๐ฆ๐กโ1 )(๐ฆ๐กโ1 ) ๐2 ((๐ฆ๐ก โ๐2 )โ๐1 ๐ฆ๐กโ1 )(๐ฆ๐กโ1 ) ๐2
+
]
=0 1
1
โบ ๐2 โ๐๐ก=1 [๐(๐ฆ |๐ด ๐ก
1
๐กโ1 ,๐)
๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ,๐)
๐(๐๐ก = 1|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 1, ๐ด๐กโ1 , ๐)((๐ฆ๐ก โ ๐1 ) โ ๐1 ๐ฆ๐กโ1 )(๐ฆ๐กโ1 ) +
๐(๐๐ก = 2|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 2, ๐ด๐กโ1 , ๐)((๐ฆ๐ก โ ๐2 ) โ ๐1 ๐ฆ๐กโ1 )(๐ฆ๐กโ1 )]
=0 1
โบ โ๐๐ก=1 [๐(๐ฆ |๐ด ๐ก
๐กโ1 ,๐)
๐(๐๐ก = 1|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 1, ๐ด๐กโ1 , ๐)((๐ฆ๐ก โ ๐1 ) โ ๐1 ๐ฆ๐กโ1 )(๐ฆ๐กโ1 ) +
1
๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ,๐)
๐(๐๐ก = 2|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 2, ๐ด๐กโ1 , ๐)((๐ฆ๐ก โ ๐2 ) โ ๐1 ๐ฆ๐กโ1 )(๐ฆ๐กโ1 )]
=0 27
28
28 1
โบ โ๐๐ก=1 [๐(๐ฆ |๐ด
๐(๐๐ก = 1|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 1, ๐ด๐กโ1 , ๐)(๐ฆ๐ก โ ๐1 โ ๐1 ๐ฆ๐กโ1 )(๐ฆ๐กโ1 ) +
๐กโ1 ,๐)
๐ก
1
๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ,๐)
๐(๐๐ก = 2|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 2, ๐ด๐กโ1 , ๐)(๐ฆ๐ก โ ๐2 โ ๐1 ๐ฆ๐กโ1 )(๐ฆ๐กโ1 )]
=0 1
โบ โ๐๐ก=1 [๐(๐ฆ |๐ด
๐(๐๐ก = 1|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 1, ๐ด๐กโ1 , ๐)(๐ฆ๐ก โ ๐1 )(๐ฆ๐กโ1 ) +
๐กโ1 ,๐)
๐ก
1
๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ,๐) 1
= โ๐๐ก=1 [๐(๐ฆ |๐ด ๐ก
=
๐กโ1 ,๐)
๐(๐๐ก = 2|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 2, ๐ด๐กโ1 , ๐)(๐ฆ๐ก โ ๐2 )(๐ฆ๐กโ1 )]
๐(๐๐ก = 1|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 1, ๐ด๐กโ1 , ๐)(๐1 ๐ฆ๐กโ1 )(๐ฆ๐กโ1 ) +
1
๐(๐๐ก = 2|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 2, ๐ด๐กโ1 , ๐)(๐1 ๐ฆ๐กโ1 )(๐ฆ๐กโ1 )]
๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ,๐) 1 ๐ ๐1 โ๐ก=1 [๐(๐ฆ |๐ด ,๐) ๐ก
1
๐กโ1
๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ,๐)
๐(๐๐ก = 1|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 1, ๐ด๐กโ1 , ๐)(๐ฆ๐กโ1 )2 +
๐(๐๐ก = 2|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 2, ๐ด๐กโ1 , ๐)(๐ฆ๐กโ1 )2 ].
Misalkan 1
๐(๐๐ก = 1|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 1, ๐ด๐กโ1 ; ๐ฬ) ๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ; ๐ฬ) 1 ๐ถ= ๐(๐๐ก = 2|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 2, ๐ด๐กโ1 ; ๐ฬ) ๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ; ๐ฬ)
๐ต=
sehingga diperoleh โ๐๐ก=1[๐ต(๐ฆ๐ก โ ๐1 )(๐ฆ๐กโ1 ) + ๐ถ(๐ฆ๐ก โ ๐2 )(๐ฆ๐กโ1 )] = ๐1 โ๐๐ก=1[๐ต(๐ฆ๐กโ1 )2 + ๐ถ(๐ฆ๐กโ1 )2 ] โ๐๐ก=1[๐ต(๐ฆ๐ก โ ๐1 )(๐ฆ๐กโ1 ) + ๐ถ(๐ฆ๐ก โ ๐2 )(๐ฆ๐กโ1 )] โบ ๐1 = โ๐๐ก=1[๐ต(๐ฆ๐กโ1 )2 + ๐ถ(๐ฆ๐กโ1 )2 ]
29 โ๐๐ก=1(๐ฆ๐กโ1 )[๐ต(๐ฆ๐ก โ ๐1 ) + ๐ถ(๐ฆ๐ก โ ๐2 )] โบ ๐1 = โ๐๐ก=1(๐ฆ๐กโ1 )2 [๐ต + ๐ถ] seperti yang diklaim pada persamaan (30). Berdasarkan persamaan (14) diperoleh ๐๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ,๐) ๐๐2
1
= ๐(๐๐ก = 3|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ
โ2๐๐ 1
+๐(๐๐ก = 4|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ = ๐(๐๐ก = 3|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ
๐๐2
1
= โ๐๐ก=1 ๐(๐ฆ |๐ด ๐ก
๐กโ1
โ ,๐)
1
๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ,๐)
1
โบ โ๐๐ก=1 [๐(๐ฆ |๐ด ๐ก
๐กโ1 ,๐)
1 ๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ,๐)
๐๐2
โ2๐๐
โ2๐๐
+๐(๐๐ก = 4|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐โ(๐)
๐๐ฅ๐ {
โ(๐ฆ๐ก โ๐1 โ๐2 ๐ฆ๐กโ1 )2 (โ2)((๐ฆ๐ก โ๐1 )โ๐2 ๐ฆ๐กโ1 )(โ๐ฆ๐กโ1 )
๐๐ฅ๐ {
โ2๐๐
}
2๐2 2๐2 2 )โ๐ ) ((๐ฆ โ๐ ๐ฆ โ(๐ฆ๐ก โ๐1 โ๐2 ๐ฆ๐กโ1 ๐ก 1 2 ๐กโ1 )(๐ฆ๐กโ1 )
๐๐ฅ๐ { 1
}
2๐2 2๐2 2 (โ2)((๐ฆ โ(๐ฆ๐ก โ๐2 โ๐2 ๐ฆ๐กโ1 ) ๐ก โ๐2 )โ๐2 ๐ฆ๐กโ1 )(โ๐ฆ๐กโ1 )
๐๐ฅ๐ {
}
2๐2 ๐2 โ(๐ฆ๐ก โ๐2 โ๐2 ๐ฆ๐กโ1 )2 ((๐ฆ๐ก โ๐2 ๐2 )โ๐2 ๐ฆ๐กโ1 )(๐ฆ๐กโ1 ) 2๐2
}
๐2
.
=0
๐(๐๐ก = 3|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 3, ๐ด๐กโ1 , ๐) ๐(๐๐ก = 4|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 4, ๐ด๐กโ1 , ๐)
((๐ฆ๐ก โ๐1 )โ๐2 ๐ฆ๐กโ1 )(๐ฆ๐กโ1 ) ๐2 ((๐ฆ๐ก โ๐2 )โ๐2 ๐ฆ๐กโ1 )(๐ฆ๐กโ1 )
+
]
๐2
=0 1
โบ โ๐๐ก=1 [๐(๐ฆ |๐ด ๐ก
๐กโ1 ,๐)
1 ๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ,๐)
๐(๐๐ก = 3|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 3, ๐ด๐กโ1 , ๐) ๐(๐๐ก = 4|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 4, ๐ด๐กโ1 , ๐)
(๐ฆ๐ก โ๐1 )(๐ฆ๐กโ1 )โ(๐2 ๐ฆ๐กโ1 )(๐ฆ๐กโ1 ) ๐2 (๐ฆ๐ก โ๐2 )(๐ฆ๐กโ1 )โ(๐2 ๐ฆ๐กโ1 )(๐ฆ๐กโ1 ) ๐2
+
]
=0
29
30
30 1
โบ ๐2 โ๐๐ก=1 [
1 ๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ,๐) 1
๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ,๐)
๐(๐๐ก = 3|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 3, ๐ด๐กโ1 , ๐)(๐ฆ๐ก โ ๐1 )(๐ฆ๐กโ1 ) โ (๐2 ๐ฆ๐กโ1 )(๐ฆ๐กโ1 ) +
๐(๐๐ก = 4|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 4, ๐ด๐กโ1 , ๐)(๐ฆ๐ก โ ๐2 )(๐ฆ๐กโ1 ) โ (๐2 ๐ฆ๐กโ1 )(๐ฆ๐กโ1 )]
=0 1
โบ โ๐๐ก=1 [๐(๐ฆ |๐ด
๐กโ1 ,๐)
๐ก
๐(๐๐ก = 3|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 3, ๐ด๐กโ1 , ๐)(๐ฆ๐ก โ ๐1 )(๐ฆ๐กโ1 ) โ (๐2 ๐ฆ๐กโ1 )(๐ฆ๐กโ1 ) +
1
๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ,๐)
๐(๐๐ก = 4|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 4, ๐ด๐กโ1 , ๐)(๐ฆ๐ก โ ๐2 )(๐ฆ๐กโ1 ) โ (๐2 ๐ฆ๐กโ1 )(๐ฆ๐กโ1 )]
=0 1
โบ โ๐๐ก=1 [๐(๐ฆ |๐ด
๐กโ1 ,๐)
๐ก
1
๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ,๐)
๐(๐๐ก = 3|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 3, ๐ด๐กโ1 , ๐)(๐ฆ๐ก โ ๐1 )(๐ฆ๐กโ1 ) โ ๐2 (๐ฆ๐กโ1 )2 + ๐(๐๐ก = 4|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 4, ๐ด๐กโ1 , ๐)(๐ฆ๐ก โ ๐2 )(๐ฆ๐กโ1 ) โ ๐2 (๐ฆ๐กโ1 )2 ]
=0 โบ โ๐๐ก=1(๐ฆ๐กโ1 ) [
1 ๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ,๐) 1
๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ,๐)
1
= โ๐๐ก=1 [๐(๐ฆ |๐ด ๐ก
=
๐กโ1 ,๐)
1
๐(๐๐ก = 4|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 4, ๐ด๐กโ1 , ๐)(๐ฆ๐ก โ ๐2 )]
๐(๐๐ก = 3|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 3, ๐ด๐กโ1 , ๐)(๐2 (๐ฆ๐กโ1 )2 ) + ๐(๐๐ก = 4|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 4, ๐ด๐กโ1 , ๐)(๐2 (๐ฆ๐กโ1 )2 )]
๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ,๐) 1 ๐ ๐2 โ๐ก=1 [๐(๐ฆ |๐ด ,๐) ๐ก
๐(๐๐ก = 3|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 3, ๐ด๐กโ1 , ๐)(๐ฆ๐ก โ ๐1 ) +
๐กโ1
1
๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ,๐)
๐(๐๐ก = 3|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 3, ๐ด๐กโ1 , ๐)(๐ฆ๐กโ1 )2 + ๐(๐๐ก = 4|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 4, ๐ด๐กโ1 , ๐)(๐ฆ๐กโ1 )2 ].
31 Misalkan 1
๐(๐๐ก = 3|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 3, ๐ด๐กโ1 ; ๐ฬ) ๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ; ๐ฬ) 1 ๐ธ= ๐(๐๐ก = 4|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 4, ๐ด๐กโ1 ; ๐ฬ) ๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ; ๐ฬ)
๐ท=
maka dapat dituliskan โ๐๐ก=1(๐ฆ๐กโ1 )[๐ท(๐ฆ๐ก โ ๐1 ) + ๐ธ(๐ฆ๐ก โ ๐2 )] = ๐2 โ๐๐ก=1[๐ท(๐ฆ๐กโ1 )2 + ๐ธ(๐ฆ๐กโ1 )2 ] โ๐๐ก=1(๐ฆ๐กโ1 )[๐ท(๐ฆ๐ก โ ๐1 ) + ๐ธ(๐ฆ๐ก โ ๐2 )] โน ๐2 = โ๐๐ก=1[๐ท(๐ฆ๐กโ1 )2 + ๐ธ(๐ฆ๐กโ1 )2 ] ๐ โ๐ก=1(๐ฆ๐กโ1 )[๐ท(๐ฆ๐ก โ ๐1 ) + ๐ธ(๐ฆ๐ก โ ๐2 )] โน ๐2 = โ๐๐ก=1(๐ฆ๐กโ1 )2 [๐ท + ๐ธ] Seperti yang telah diklaim pada persamaan (31). ๐๐(๐ฆ๐ก |๐๐กโ1 ;๐) ๐๐2
+๐(๐๐ก = 2|๐ด๐กโ1 ; ๐) (โ +๐(๐๐ก = 3|๐ด๐กโ1 ; ๐) (โ +๐(๐๐ก = 4|๐ด๐กโ1 ; ๐) (โ
๐๐(๐ฆ๐ก |๐๐กโ1 ;๐) ๐๐2
3
2๐
โ((๐ฆ๐ก โ๐1 )โ๐1 ๐๐กโ1 )
) (2๐๐ 2 )โ2 ๐๐ฅ๐ ( 2
= ๐(๐๐ก = 1|๐ด๐กโ1 ; ๐) (โ 2๐
3 โ 2
2๐
3 โ 2
2๐
3 โ 2
) (2๐๐ 2 ) ๐๐ฅ๐ ( 2 ) (2๐๐ 2 ) ๐๐ฅ๐ ( 2 ) (2๐๐ 2 ) ๐๐ฅ๐ ( 2
2๐
= โ๐(๐๐ก = 1|๐ด๐กโ1 ; ๐) (
2(2๐๐2 )โ2๐๐2
2๐2
โ((๐ฆ๐ก โ๐2 )โ๐1 ๐๐กโ1 ) โ((๐ฆ๐ก โ๐1 )โ๐2 ๐๐กโ1 )
) + ๐(๐๐ก = 2|๐ด๐กโ1 ; ๐) 2
) + ๐(๐๐ก = 3|๐ด๐กโ1 ; ๐)
2๐2 โ((๐ฆ๐ก โ๐2 )โ๐2 ๐๐กโ1 )
) + ๐(๐๐ก = 1|๐ด๐กโ1 ; ๐)
2
2๐2
2
2๐2
) + ๐(๐๐ก = 4|๐ด๐กโ1 ; ๐)
โ((๐ฆ๐ก โ๐1 )โ๐1 ๐๐กโ1 )
) ๐๐ฅ๐ (
2
2๐2
1 โ2๐๐ 1 โ2๐๐ 1 โ2๐๐
1 โ2๐๐
๐๐ฅ๐ (
โ((๐ฆ๐ก โ๐1 )โ๐1 ๐๐กโ1 ) 2๐2
โ((๐ฆ๐ก โ๐2 )โ๐1 ๐๐กโ1 )
๐๐ฅ๐ (
โ((๐ฆ๐ก โ๐1 )โ๐2 ๐๐กโ1 )
) + ๐ (๐๐ก = 1|๐ด๐กโ1 ; ๐)
โ((๐ฆ๐ก โ๐2 )โ๐2 ๐๐กโ1 )
1 โ2๐๐
) 2
)
2๐2
๐๐ฅ๐ (
2
2
2๐2
๐๐ฅ๐ (
2
2๐2
๐๐ฅ๐ (
2
)
((๐ฆ๐ก โ๐1 )โ๐1 ๐๐กโ1 )
2
2๐4
((๐ฆ๐ก โ๐2 )โ๐1 ๐๐กโ1 )
2
2๐4 ((๐ฆ๐ก โ๐1 )โ๐2 ๐๐กโ1 )
2
2๐4 ((๐ฆ๐ก โ๐2 )โ๐2 ๐๐กโ1 )
โ((๐ฆ๐ก โ๐1 )โ๐1 ๐๐กโ1 ) 2๐2
)
2
2๐4
2
)
.
((๐ฆ๐ก โ๐1 )โ๐1 ๐๐กโ1 ) 2๐4
2
31
32
32
2(2๐๐ 2(2๐๐
โ๐(๐๐ก = 4|๐ด๐กโ1 ; ๐) (
๐(๐๐ก = 2|๐ด๐กโ1 ; ๐) ๐(๐๐ก = 3|๐ด๐กโ1 ; ๐) ๐(๐๐ก = 4|๐ด๐กโ1 ; ๐) = ๐(๐๐ก = 1|๐ด๐กโ1 ; ๐) ๐(๐๐ก = 2|๐ด๐กโ1 ; ๐) ๐(๐๐ก = 3|๐ด๐กโ1 ; ๐) ๐(๐๐ก = 4|๐ด๐กโ1 ; ๐)
) ๐๐ฅ๐ ( 2 )โ2๐๐ 2 ) ๐๐ฅ๐ ( 2 )โ2๐๐ 2
1 โ2๐๐ 1 โ2๐๐ 1 โ2๐๐ 1 โ2๐๐ 1 โ2๐๐ 1 โ2๐๐ 1 โ2๐๐ 1 โ2๐๐
) + ๐(๐๐ก = 2|๐ด๐กโ1 ; ๐) ) + ๐(๐๐ก = 3|๐ด๐กโ1 ; ๐)
2๐2
) ๐๐ฅ๐ ( 2 )โ2๐๐ 2
โ((๐ฆ๐ก โ๐1 )โ๐1 ๐๐กโ1 )
๐๐ฅ๐ (
2๐2 2
โ((๐ฆ๐ก โ๐2 )โ๐1 ๐๐กโ1 )
๐๐ฅ๐ (
โ((๐ฆ๐ก โ๐2 )โ๐1 ๐๐กโ1 )
2๐2
โ1
) (2๐2 +
2
)( 2
)( 2
)(
โ2๐๐ 1 โ2๐๐
2
) + ๐(๐๐ก = 4|๐ด๐กโ1 ; ๐)
((๐ฆ๐ก โ๐1 )โ๐1 ๐๐กโ1 )
2
2๐4 ((๐ฆ๐ก โ๐2 )โ๐1 ๐๐กโ1 )
)+ 2
)+
2๐4 ((๐ฆ๐ก โ๐1 )โ๐2 ๐๐กโ1 )
2
)+
2๐4 ((๐ฆ๐ก โ๐2 )โ๐2 ๐๐กโ1 ) 2๐4
โ๐2 +((๐ฆ๐ก โ๐1 )โ๐1 ๐๐กโ1 )
)(
2๐2
โ((๐ฆ๐ก โ๐2 )โ๐2 ๐๐กโ1 )
๐๐ฅ๐ (
2
2๐2
โ((๐ฆ๐ก โ๐1 )โ๐2 ๐๐กโ1 )
๐๐ฅ๐ (
โ1
) (2๐2 +
2
2๐2
๐๐ฅ๐ (
2
2๐2
โ((๐ฆ๐ก โ๐1 )โ๐1 ๐๐กโ1 )
๐๐ฅ๐ (
โ1
) (2๐2 +
2๐2
โ((๐ฆ๐ก โ๐2 )โ๐2 ๐๐กโ1 )
๐๐ฅ๐ (
2
2๐2
โ((๐ฆ๐ก โ๐1 )โ๐2 ๐๐กโ1 )
๐๐ฅ๐ (
โ1
) (2๐2 +
2๐2
1
2
โ((๐ฆ๐ก โ๐2 )โ๐2 ๐๐กโ1 )
2๐ 2(2๐๐
2
2๐2
โ((๐ฆ๐ก โ๐1 )โ๐2 ๐๐กโ1 )
2๐
โ๐(๐๐ก = 3|๐ด๐กโ1 ; ๐) (
= ๐(๐๐ก = 1|๐ด๐กโ1 ; ๐)
โ((๐ฆ๐ก โ๐2 )โ๐1 ๐๐กโ1 )
2๐
โ๐(๐๐ก = 2|๐ด๐กโ1 ; ๐) (
)
2
2๐4 โ๐2 +((๐ฆ๐ก โ๐2 )โ๐1 ๐๐กโ1 )
)+ 2
)+
2๐4 โ๐2 +((๐ฆ๐ก โ๐1 )โ๐2 ๐๐กโ1 )
2
)+
2๐4 โ๐2 +((๐ฆ๐ก โ๐2 )โ๐2 ๐๐กโ1 ) 2๐4
2
2
) +.
๐๐ฅ๐ ( ๐๐ฅ๐ (
1 โ2๐๐
โ((๐ฆ๐ก โ๐2 )โ๐1 ๐๐กโ1 )
2
)
2๐2 โ((๐ฆ๐ก โ๐1 )โ๐2 ๐๐กโ1 )
๐๐ฅ๐ (
2
2๐2 โ((๐ฆ๐ก โ๐2 )โ๐2 ๐๐กโ1 ) 2๐2
)
((๐ฆ๐ก โ๐2 )โ๐1 ๐๐กโ1 )
2
2๐4 ((๐ฆ๐ก โ๐1 )โ๐2 ๐๐กโ1 )
2
)
2
2๐4 ((๐ฆ๐ก โ๐2 )โ๐2 ๐๐กโ1 ) 2๐4
2
33 ๐โ(๐) ๐๐2
1
= โ๐๐ก=1 ๐(๐ฆ |๐ด ๐ก
โบ
โ
๐กโ1 ,๐)
๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ;๐) ๐๐2
1 โ๐๐ก=1 [ ๐(๐๐ก ๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ,๐) 1 ๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 1 ๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 1 ๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1
=0
= 1|๐ด๐กโ1 ; ๐)๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 1, ๐ด๐กโ1 ; ๐) (
โ๐2 +((๐ฆ๐ก โ๐1 )โ๐1 ๐๐กโ1 )
๐(๐๐ก = 2|๐ด๐กโ1 ; ๐)๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 2, ๐ด๐กโ1 ; ๐) ( ,๐) ๐(๐๐ก = 3|๐ด๐กโ1 ; ๐)๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 3, ๐ด๐กโ1 ; ๐) ( ,๐) ๐(๐๐ก = 4|๐ด๐กโ1 ; ๐)๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 4, ๐ด๐กโ1 ; ๐) ( ,๐)
2
)+
2๐4 โ๐2 +((๐ฆ๐ก โ๐2 )โ๐1 ๐๐กโ1 )
2
)+
2๐4 โ๐2 +((๐ฆ๐ก โ๐1 )โ๐2 ๐๐กโ1 )
2
)+
2๐4 โ๐2 +((๐ฆ๐ก โ๐2 )โ๐2 ๐๐กโ1 ) 2๐4
2
)]
=0 2
1
โบ โ๐๐ก=1 [๐(๐ฆ |๐ด ๐ก
๐กโ1
๐(๐๐ก = 1|๐ด๐กโ1 ; ๐)๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 1, ๐ด๐กโ1 ; ๐)((๐ฆ๐ก โ ๐1 ) โ ๐1 ๐๐กโ1 ) + ,๐)
1 ๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ,๐) 1 ๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ,๐) 1
=
2
๐(๐๐ก = 2|๐ด๐กโ1 ; ๐)๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 2, ๐ด๐กโ1 ; ๐)((๐ฆ๐ก โ ๐2 ) โ ๐1 ๐๐กโ1 ) + 2
๐(๐๐ก = 3|๐ด๐กโ1 ; ๐)๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 3, ๐ด๐กโ1 ; ๐)((๐ฆ๐ก โ ๐1 ) โ ๐2 ๐๐กโ1 ) +
๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ,๐) 1 2 โ๐ ๐ ๐ก=1 [๐(๐ฆ |๐ด ,๐) ๐(๐๐ก ๐ก ๐กโ1 1 ๐(๐๐ก ๐(๐ฆ |๐ด ,๐) ๐ก
๐กโ1
2
๐(๐๐ก = 4|๐ด๐กโ1 ; ๐)๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 4, ๐ด๐กโ1 ; ๐)((๐ฆ๐ก โ ๐2 ) โ ๐2 ๐๐กโ1 ) ] 1
= 1|๐ด๐กโ1 ; ๐)๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 1, ๐ด๐กโ1 ; ๐) + ๐(๐ฆ |๐ด ๐ก
๐กโ1 ,๐)
1
= 3|๐ด๐กโ1 ; ๐)๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 3, ๐ด๐กโ1 ; ๐) + ๐(๐ฆ |๐ด ๐ก
๐กโ1 ,๐)
๐(๐๐ก = 2|๐ด๐กโ1 ; ๐)๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 2, ๐ด๐กโ1 ; ๐) + ๐(๐๐ก = 4|๐ด๐กโ1 ; ๐)๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 4, ๐ด๐กโ1 ; ๐)] .
Misalkan ๐ต=
1 ๐(๐๐ก = 1|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 1, ๐ด๐กโ1 ; ๐) ๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ; ๐)
33
34
34 1 ๐(๐๐ก = 2|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 2, ๐ด๐กโ1 ; ๐) ๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ; ๐) 1 ๐ท= ๐(๐๐ก = 3|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 3, ๐ด๐กโ1 ; ๐) ๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ; ๐) 1 ๐ธ= ๐(๐๐ก = 4|๐ด๐กโ1 ; ๐) โ ๐(๐ฆ๐ก |๐๐ก = 4, ๐ด๐กโ1 ; ๐) ๐(๐ฆ๐ก |๐ด๐กโ1 ; ๐) ๐ถ=
maka dapat dituliskan 2 2 2 2 โ๐๐ก=1 [๐ต((๐ฆ๐ก โ ๐1 ) โ ๐1 ๐๐กโ1 ) + ๐ถ((๐ฆ๐ก โ ๐2 ) โ ๐1 ๐๐กโ1 ) + ๐ท((๐ฆ๐ก โ ๐1 ) โ ๐2 ๐๐กโ1 ) + ๐ธ((๐ฆ๐ก โ ๐2 ) โ ๐2 ๐๐กโ1 ) ] = ๐ 2 โ๐๐ก=1[๐ต + ๐ถ + ๐ท + ๐ธ] 2
๐2 =
2
2
2
โ๐๐ก=1 [๐ต((๐ฆ๐ก โ ๐1 ) โ ๐1 ๐๐กโ1 ) + ๐ถ((๐ฆ๐ก โ ๐2 ) โ ๐1 ๐๐กโ1 ) + ๐ท((๐ฆ๐ก โ ๐1 ) โ ๐2 ๐๐กโ1 ) + ๐ธ((๐ฆ๐ก โ ๐2 ) โ ๐2 ๐๐กโ1 ) ]
Seperti yang diklaim pada persamaan (32).
โ๐๐ก=1[๐ต + ๐ถ + ๐ท + ๐ธ]
.
35
Lampiran 3 Program untuk mencari nilai dugaan parameter menggunakan software Mathematica 10
36
37
38
39
40
41 Lampiran 4 Nilai tukar Rupiah terhadap Dolar Amerika dan nilai dugaannya t 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44
Nilai Rupiah Nilai Dugaan 2604.67 3834.63 2990.20 3970.84 3278.69 4272.48 3665.43 4498.19 3649.86 4800.78 5350.08 4788.59 12499.60 6118.84 8800.59 11712.6 8549.89 8818.51 8050.47 8622.36 11175.40 8231,62 14875.30 10676.60 13199.70 13571.40 10999.80 12260.40 10788.90 10539.20 7625.74 10374.20 7474.30 7899.31 7929.63 7780.83 8900.73 8137.07 8763.05 8896.86 8725.57 8789.14 8275.23 8759.82 8129.72 8407.47 6729.84 8293.62 6875.77 7198.36 7609.34 7312.54 8324.66 7886.48 6875.58 8446.14 7500.00 7312.39 7012.85 7800.93 7433.41 7419.79 7483.31 7748.83 7615.19 7787.87 7950.58 7891.06 8620.75 8153.47 8735.38 8677.80 8979.73 8767.49 8364.65 8958.67 8790.72 8477.43 9415.31 8810.79 9527.45 9299.47 9615.52 9387.20 9445.66 9456.11 9838.10 9323.21
t 45 46 47 48 49 50 51 52 53 54 55 56 57 58 59 60 61 62 63 64 65 66 67 68 69 70 71 72 73 74 75 76 77 78 79 80 81 82 83 84 85 86 87 88
Nilai Rupiah 10415.10 11820.00 11154.90 11410.80 9365.21 8921.75 9685.15 10455.20 10459.60 10399.50 10328.90 10189.80 9655.76 9319.99 8789.21 8730.52 9079.96 8866.59 9011.96 9237.44 8976.46 8949.13 8874.92 8901.55 8903.25 8675.76 8319.53 8279.89 8505.13 8559.38 8400.24 8495.60 8505.41 8470.67 8452.38 8462.64 8583.48 8689.75 9263.61 9412.11 9182.65 9333.90 9175.88 9088.59
Nilai Dugaan 9630.26 10081.70 11180.90 10660.50 10860.80 9260.27 8913.31 9510.59 10133.10 10116.50 10069.50 10014.20 9905.41 9487.59 9224.89 8809.61 8763.69 9037.09 8870.15 8983.89 9160.30 8956.11 8934.73 8876.67 8897.50 8898.83 8720.84 8442.13 8411.12 8587.34 8629.79 8505.28 8579.89 8587.56 8560.38 8546.07 8554.10 8648.64 8731.79 9180.78 9296.96 9117.43 9235.77 9112.14
42
t Nilai Rupiah Nilai Dugaan 89 9017.36 9043.84 90 9309.37 8988.11 91 9160.64 9216.58 92 9265.02 9100.21 93 9489.57 9181.88 94 9574.96 9357.57 95 9506.42 9424.38 96 9718.48 9370.75 97 9819.62 9536.67 98 10475.20 9615.80 100 10215.40 1-128.70 101 10049.40 9925.42 102 10024.40 9795.59 103 9825.54 9775.99 104 9387.48 9620.43 105 9227.85 9277.69 106 9160.50 9152.80 107 8800.05 9100.10 108 9194.60 8818.09 109 9280.24 9126.78 110 9070.25 9193.79 111 9097.94 9029.49 112 9229.95 9051.16 113 9114.66 9154.44 114 9165.61 9064.24 115 9005.43 9104.10 116 9093.26 8978.78 117 9176.40 9047.50 118 9130.11 9112.54 119 9083.21 9076.33 120 8829.45 9039.63 120 9034.99 8841.09 121 9185.72 9001.90 122 9409.54 9119.84 123 9143.54 9294.95 124 9098.31 9086.83 125 9372.81 9051.45 126 9394.28 9266.21 127 9296.49 9283.01 128 9065.08 9206.50 129 9220.04 9025.45 130 9235.30 9146.69 131 9309.55 9158.63 132 9225.02 9216.72 133 9109.60 9150.58
t 134 135 136 137 138 139 140 141 142 143 144 145 146 147 148 149 150 151 152 153 154 155 156 157 158 159 160 161 162 163 164 165 166 167 168 169 170 171 172 173 174 175 176 177 178
Nilai Rupiah 9152.68 9429.71 10875.80 12174.40 10949.80 11354.50 11989.50 11615.00 10682.70 10314.70 10223.10 9915.47 10079.80 9670.49 9540.44 9455.22 9397.93 9364.69 9334.76 9114.53 9011.83 9162.54 9075.44 8951.70 9044.63 8922.11 8927.36 9035.14 8995.38 9057.84 8811.37 8709.12 8573.39 8535.81 8594.84 8504.66 8567.95 8809.94 8835.28 9169.74 9150.26 9005.36 9094.86 9184.77 9191.62
Nilai Dugaan 9060.28 9093.99 9310.73 10442.10 11458.20 10500.00 10826.70 11313.50 11020.50 10291.10 10003.20 9931.46 9690.79 9819.38 9499.12 9397.37 9330.69 9285.87 9259.86 9236.44 9064.14 8983.78 9101.70 9033.55 8936.74 9009.45 8913.59 8917.70 9002.02 8970.91 9019.78 8826.95 8746.95 8640.75 8611.35 8657.53 8586.98 8636.49 8825.83 9107.33 8845.65 9092.09 8978.72 9048.75 9119.09
43
t Nilai Rupiah Nilai Dugaan 179 9563.07 9124.45 180 9477.97 9415.07 181 9484.13 9348.49 182 9565.09 9353.31 183 9587.16 9416.65 184 9631.91 9433.92 185 9605.02 9468.93 186 9637.90 9447.89 187 9760.44 9473.62 188 9668.13 9569.49 189 9710.34 9497.27 190 9723.19 9530.30 191 9803.09 9540.35 192 9927.76 9602.86
MAPE
4.48037%
44
RIWAYAT HIDUP Penulis dilahirkan di Tangerang pada tanggal 13 Maret 1993 dari pasangan Bapak Prof. Dr. Ahmad Husein Ritonga, M.Ag dan Ibu Dra. Mariatul Hasanah Harahap. Penulis merupakan anak ketiga dari lima bersaudara. Penulis menempuh pendidikan di MAN Cendekia Jambi. Penulis diterima sebagai mahasiswa IPB melalui jalur UTM (Ujian Talenta Masuk) IPB pada tahun 2010. Penulis memilih Departemen Matematika, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA).