PEMILIHAN JENIS POHON UNTUK PENGEMBANGAN HUTAN KOTA DI KAWASAN PERKOTAAN YOGYAKARTA MUKHLISON Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada Email:
[email protected]
ABSTRACT Urban forest provides two important services for humans i.e., improving air quality and aesthetics. Therefore, tree species selection should consider tolerance of trees to pollutants in urban areas and aesthetic point of view. The aims were to (1) determine the typology of the urban forest and its constituent species, (2) to evaluate the suitability of tree species in the urban forest, and (3) to develop guidance for selection of tree species that based on habitat suitability and and effective to control air pollution. A survey method by identification typology of the urban forest and forest tree species was carried out in Yogyakarta city. The suitability of each tree species in the urban forest was assessed by habitat evaluation and from literature study. The results show that urban forest types in Yogyakarta consist of species conservation, recreation, and protection. The shapes of the urban forest are clumped and lines. There are 112 tree species, which are 70 species fulfill the requirement of for silviculture, management and aesthetics and 22 species met the habitat suitability and effectivness to control air pollution. Keywords: urban forest, tree species selection, air pollution, Yogyakarta city.
INTISARI Hutan kota memiliki beberapa manfaat, di antaranya adalah meningkatkan kualitas udara di wilayah perkotaan dan keindahan. Pemilihan jenis pohon yang tepat guna pengembangan hutan kota akan mendukung fungsi hutan kota untuk mengurangi pencemaran di wilayah perkotaan. Penelitian ini bertujuan untuk (1) mengetahui tipe hutan kota dan jenis pohon penyusunnya, (2) mengevaluasi kecocokan jenis pohon penyusun hutan kota, dan (3) menyusun arahan pemilihan jenis pohon yang memiliki kesesuaian tempat tumbuh dan efektif dalam pengendalian pencemaran udara. Penelitian ini menggunakan metode survei dan identifikasi untuk mengetahui tipe hutan kota dan jenis pohon penyusunnya. Penilaian kecocokan jenis pohon didasarkan tempat tumbuh dan studi pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tipe hutan kota di Kawasan Perkotaan Yogyakarta adalah konservasi jenis, rekreasi dan perlindungan dengan bentuk mengelompok dan jalur. Jenis pohon penyusun hutan kota di Kawasan Perkotaan Yogyakarta terdiri atas 112 jenis, 70 jenis di antaranya sesuai dengan persyaratan silvikultural, manajemen dan estetika, sementara terdapat 22 jenis pohon yang memiliki kesesuaian tempat tumbuh dan efektif dalam mengendalikan pencemaran udara. Katakunci: hutan kota, pemilihan jenis pohon, pencemaran udara, Kota Yogyakarta.
37
Jurnal Ilmu Kehutanan Volume VII No. 1 - Januari-Maret 2013
PENDAHULUAN
demikian menyebabkan terganggunya keseimbangan ekosistem akibat peningkatan suhu dan pencemaran
Berdasarkan Peraturan Daerah Provinsi Daerah
udara.
Istimewa Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Daerah
Hutan kota berperan penting dalam peningkatan
Istimewa Yogyakarta disebutkan bahwa Kawasan
kualitas lingkungan perkotaan. Sementara laju
Perkotaan Yogyakarta (KPY) merupakan kawasan
pencemaran
strategis provinsi yang merupakan kesatuan ruang
meningkat dari waktu ke waktu. Untuk itu, hutan
mencakup Kota Yogyakarta, sebagian Kabupaten
kota yang tersedia harus memiliki luas yang
Sleman, dan sebagian Kabupaten Bantul, wilayah
memadai agar memiliki fungsi yang optimal sebagai
tersebut meliputi empat belas kecamatan di Kota
penyerap polutan. Selain luas hutan kota yang
Yogyakarta, enam kecamatan di Kabupaten Sleman
memadai, juga diperlukan pemilihan jenis pohon
dan tiga kecamatan di Kabupaten Bantul. Kepadatan
yang sesuai dengan persyaratan tumbuhnya agar
penduduk di wilayah Kota Yogyakarta sangat padat.
pohon yang ditanam mampu hidup dengan baik dan
Kepadatan penduduk kota Yogyakarta pada tahun
berfungsi optimal sebagai hutan kota. Pemilihan
2010 adalah 11.958 jiwa per km2 (BPS DIY, 2010).
jenis pohon untuk pengembangan hutan kota juga
Hal ini mengakibatkan pemerintah Kota Yogyakarta
harus memperhatikan toleransi pohon terhadap
tidak mampu lagi menyediakan ruang yang memadai
polutan di wilayah perkotaan, seperti daya tahan
untuk meningkatkan sarana prasarana dan fasilitas
yang tinggi terhadap paparan polutan. Dengan
bagi masyarakat. Disamping itu, perkembangan
demikian, pemilihan jenis pohon yang tepat dalam
wilayah Kota Yogyakarta secara fisik
telah
pembangunan hutan kota akan mendukung fungsi
memengaruhi sebagian wilayah Kabupaten Sleman
hutan kota sebagai pereduksi polutan di wilayah
dan Bantul yang berbatasan langsung dengan
perkotaan. Penelitian ini bermaksud memilih jenis
wilayah Kota Yogyakarta yang semula berciri lebih
pohon yang tepat dalam pengembangan hutan kota di
dominan sebagai pedesaan, namun kini telah berubah
Kawasan Perkotaan Yogyakarta.
di
wilayah
perkotaan
cenderung
menjadi perkotaan. Perkembangan fisik yang cukup
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
pesat di wilayah tersebut yang diakibatkan oleh
tipe hutan kota serta jenis pohon penyusunnya,
peningkatan jumlah dan kepadatan penduduk, serta
mengevaluasi kesesuaian jenis pohon penyusun
pertambahan lahan terbangun akan berdampak buruk
hutan kota, dan menentukan arahan pemilihan jenis
terhadap lingkungan. Kondisi ini akan semakin
pohon
buruk
kesesuaian dengan tempat tumbuh serta efektif dalam
apabila
pemerintah
daerah
tidak
penyusun
hutan
yang
pengendalian
mengantisipasi segala bentuk perubahan yang
Perkotaan Yogyakarta. Penelitian ini diharapkan
terjadi, khususnya terhadap pengelolaan lingkungan
dapat memberikan informasi tentang jenis-jenis
hidup kawasan perkotaan secara berkesinambungan.
pohon penyusun hutan kota yang sesuai sebagai
Pengelolaan lingkungan perkotaan yang tidak tepat
dasar pertimbangan dalam pengembangan hutan
dapat menurunkan kualitas lingkungan hidup,
kota. Disamping itu, informasi mengenai kecocokan
sehingga lingkungan hanya berkembang secara
jenis pohon penyusun hutan kota akan bermanfaat
38
udara
di
memiliki
mempersiapkan strategi perencanaan khusus untuk
ekonomi, namun menurun secara ekologi. Kondisi
pencemaran
kota
Kawasan
Jurnal Ilmu Kehutanan Volume VII No. 1 - Januari-Maret 2013
bagi pengembangan keilmuan bidang perhutanan
jenis-jenis pohon penyusun hutan kota di lokasi
kota.
penelitian. Menurut Indriyanto (2006), analisis kecocokan jenis pohon penyusun hutan kota BAHAN DAN METODE
dilakukan dengan pengolahan data dan tabulasi, kemudian dianalisis secara deskriptif. Pada setiap
Bahan-bahan yang dibutuhkan dalam penelitian adalah
peta
administrasi
Kota
tipe hutan kota diklasifikasi menjadi tiga kelas, yaitu
Yogyakarta,
sesuai, cukup sesuai, dan tidak sesuai dengan
Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul serta peta
penentuan interval kelas sebagai berikut (Indriyanto,
penggunaan lahan untuk wilayah Kota Yogyakarta,
2006).
Kabupaten Sleman dan Kabupaten Bantul. Adapun Interval Kelas =
alat-alat yang dibutuhkan adalah kompas, pita meter, christenhypsometer, tali rafia atau tali plastik,
Nilai Tertinggi - Nilai Terendah Jumlah Kelas
Komponen penentuan skor untuk bentuk vegetasi
tallysheet, GPS, alat tulis, kamera, serta seperangkat
hutan kota berdasarkan teori dari Indriyanto (2006)
komputer beserta kelengkapannya. Lokasi penelitian
dan Saebo et al. (2005) sebagai berikut:
berupa hutan kota yang berada di wilayah Kawasan
1. Persyaratan silvikultural
Perkotaan Yogyakarta, yaitu (1) Arboretum Fakultas Kehutanan UGM di Desa Caturtunggal, Kecamatan
Menurut Indriyanto (2006), untuk memenuhi
Depok, (2) Kebun Botani Fakultas Biologi UGM di
fungsi hutan kota secara optimal, maka jenis
Desa Caturtunggal, Kecamatan Depok, (3) Lembah
pohon hutan kota harus memenuhi persyaratan
UGM di Desa Caturtunggal, Kecamatan Depok, (4)
silvikultural, diantaranya adalah berada pada
Bumi Perkemahan Babarsari di Desa Caturtunggal,
tempat tumbuh yang sesuai dengan kebutuhan
Kecamatan Depok, (5) Monumen Jogja Kembali di
pertumbuhannya (kondisi iklim dan edafis), dapat
Desa Sinduadi, Kecamatan Mlati, (6) Sekolah Dasar
tumbuh pada tanah miskin hara, mampu
Islam Terpadu Nurul Islam di Desa Nogotirto,
memulihkan kesuburan tanah, tahan terhadap
Kecamatan Gamping, (7) Arboretum Kebun Raya
serangan hama dan penyakit, spesies tumbuhan
Kebun Binatang Gembira Loka Yogyakarta, (8)
yang selalu hijau, batang pokok dan cabang kuat
Sempadan Sungai Winongo, (9) Sempadan Sungai
sehingga tidak mudah tumbang dan patah, akar
Code, dan (10) Sempadan Sungai Gajahwong.
tidak merusak jalan, beton, dan bangunan yang ada di sekitarnya. Sementara Saebo et al. (2005),
Penelitian ini dilaksanakan dengan cara survei
menambahkan bahwa jenis pohon untuk hutan
lapangan yang dilakukan untuk mengetahui jenis
kota harus toleran terhadap suhu tinggi dan
pohon penyusun hutan kota pada setiap lokasi.
penyinaran matahari yang kuat serta toleran
Survei ini dilakukan dengan cara sensus pohon.
terhadap kekurangan air. Dengan demikian
Kriteria pohon yang disensus adalah tumbuhan pada
komponen skor untuk pemenuhan persyaratan
tingkatan hidup tiang dan pohon yang memiliki DBH
silvikultural adalah sebagai berikut.
> 10 cm dan tinggi pohon > 3 meter. Hasil identifikasi jenis pohon digunakan untuk melakukan evaluasi terhadap kecocokan jenis pohon penyusun hutan
kota.
Studi
pustaka
dilakukan
untuk
mengetahui persyaratan tumbuh dan karakteristik 39
Jurnal Ilmu Kehutanan Volume VII No. 1 - Januari-Maret 2013
Tabel 1. Komponen, kriteria dan skor untuk pemenuhan persyaratan silvikultural dalam pemilihan jenis pohon hutan kota Komponen
Kriteria
Ketinggian tempat Curah hujan Toleran terhadap tanah miskin hara Sifat memulihkan kesuburan tanah Tahan hama dan penyakit Sifat menggugurkan daun Ketahanan batang pokok dan percabangan terhadap angin Kondisi perakaran terhadap bangunan Sekitarnya Toleransi terhadap suhu tinggi Toleransi terhadap penyinaran matahari yang kuat Toleran terhadap kekurangan air
Skor
0 – 500 m dpl >500 m dpl 1.200 – 2.000 mm/th <1.200 dan >2.000 mm/th Toleran Tidak toleran Mampu menyuburkan tanah Tidak mampu menyuburkan tanah Tahan Tidak tahan Selalu hijau (evergreen) Menggugurkan daun tidak mudah tumbang dan patah Mudah tumbang dan patah Tidak merusak/mengganggu Merusak/mengganggu Toleran Tidak toleran Toleran Tidak toleran Toleran Tidak toleran
2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1
Sumber: Saebo et al. (2005) & Indriyanto (2006)
2. Persyaratan manajemen
3. Persyaratan estetika
Menurut Indriyanto (2006), cara penanaman
Menurut Indriyanto (2006), jenis pohon yang
spesies tumbuhan yang dipilih harus mudah,
akan ditanam pada hutan kota harus memiliki
pemeliharaannya mudah dan murah, pengamanan
habitus yang menampakkan kesesuaian dengan
dan pemanfaatannya mudah. Sementara menurut
tujuan keindahan. Sementara menurut Saebo et al.
Saebo et al. (2005), jenis pohon yang dipilih
(2005), selain fungsi estetika/keindahan, jenis
untuk pengembangan hutan kota harus memiliki
pohon yang dipilih dalam pengembangan hutan
fungsi yang diharapkan sesuai dengan tujuan
kota harus mendukung fungsi pendidikan/
pembangunan hutan kota, yaitu bertajuk tebal dan
edukasi
rapat sehingga dapat berfungsi sebagai tanaman
masyarakat di sekitarnya, diantaranya adalah:
peneduh, bertajuk kuat dan rapat sehingga bisa
a. memiliki tajuk, percabangan, daun dan/atau
berfungsi sebagai tanaman pelindung angin, serta
bunga yang indah sehingga berfungsi sebagai
berkemampuan
penambah estetika atau keindahan lingkungan
tinggi
dalam
pengurangan
pencemaran lingkungan perkotaaan (udara, air, persyaratan
manajemen
kesehatan
serta
kenyamanan
perkotaan,
tanah). Dengan demikian, komponen skor untuk pemenuhan
dan
b. memiliki fungsi sebagai sarana pendidikan,
adalah
c. memiliki buah berukuran relatif kecil sehingga
sebagaimana ditampilkan pada Tabel 2.
ketika jatuh tidak membahayakan manusia atau merusak fasilitas/bangunan di sekitarnya,
40
Jurnal Ilmu Kehutanan Volume VII No. 1 - Januari-Maret 2013
d. tidak menghasilkan getah yang beracun atau
dikelompokkan
berbahaya bagi makhluk hidup, e. tidak
menghasilkan
demikian,
serbuk
komponen
sari
yang
skor
untuk
b. cukup sesuai (skor >30,33-38,33 ) c. sesuai (skor >38,33-46) Untuk mengetahui jenis-jenis pohon yang sesuai
Untuk menentukan kriteria kesesuaian dilakukan
dengan kondisi persyaratan tumbuh dan toleran
penghitungan terhadap skor setiap jenis pohon yang
terhadap pencemaran udara dilakukan dengan studi
diperoleh dari hasil survei lapangan. Setelah itu,
pustaka. Jenis pohon yang dianggap sesuai dalam
setiap jenis pohon diurutkan berdasarkan skor dengan
kriteria
a. tidak sesuai (skor 23-30,33)
ditampilkan pada Tabel 3.
sampai
kelas
Kriteria kesesuaian:
pemenuhan persyaratan estetika adalah sebagaimana
tertinggi
tiga
kesesuaian sebagai berikut.
berpotensi menimbulkan alergi bagi manusia. Dengan
menjadi
terendah
pengembangan hutan kota adalah jenis pohon yang
lalu
memiliki kemampuan tinggi dalam penyerapan
Tabel 2. Komponen, kriteria dan skor untuk pemenuhan persyaratan manajemen dalam pemilihan jenis pohon hutan kota Komponen Cara penanaman Cara pemeliharaan Cara pengamanannya Cara pemanfaatannya Fungsi tajuk sebagai peneduh dan rapat)
(tebal
Fungsi tajuk sebagai pelindung angin (kuat dan rapat)
Kriteria Mudah Sulit Mudah dan murah Tidak mudah dan mahal Mudah Tidak mudah Mudah Tidak mudah Baik sebagai peneduh (tajuk tebal dan rapat) Kurang baik sebagai peneduh (tajuk tipis dan dan ringan) Baik sebagai pelindung angin (tajuk kuat dan rapat)
Kurang baik sebagai pelindung angin (tajuk tidak kuat dan ringan) Kemampuan dalam pengurangan Tinggi Pencemaran Rendah Sumber: Saebo et al. (2005) & Indriyanto (2006)
Skor 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1
Tabel 3. Komponen, kriteria dan skor untuk pemenuhan persyaratan estetika dalam pemilihan jenis pohon hutan kota Komponen Habitus (tajuk, percabangan, daun dan/atau bunga) Fungsi sebagai sarana pendidikan
Kriteria Indah Tidak indah Ya Tidak Ukuran buah Buah berukuran relatif kecil Buah berukuran besar Getah beracun/berbahaya Tidak menghasilkan getah beracun/berbahaya Menghasilkan getah beracun/berbahaya Potensi alergi dari serbuk sari Tidak berpotensi alergi Berpotensi alergi Sumber: Saebo et al. (2005) & Indriyanto (2006)
41
Skor 2 1 2 1 2 1 2 1 2 1
Jurnal Ilmu Kehutanan Volume VII No. 1 - Januari-Maret 2013
Kesesuaian Jenis Pohon Penyusun Hutan Kota
polutan dan memiliki daya tahan yang tinggi
Evaluasi kesesuaian jenis pohon penyusun hutan
(toleran) terhadap paparan polutan di lokasi
kota sangat diperlukan dalam pemantauan fungsi
penelitian.
hutan
Pemilihan jenis pohon penyusun hutan kota yang
kota.
Hasil
evaluasi
ini
juga
dapat
tepat harus mempertimbangkan faktor tempat
dipergunakan sebagai dasar pertimbangan dalam
tumbuh, faktor ekonomi dan faktor sosial (Miller,
penataan jenis pohon hutan kota maupun rencana
1997). Pemilihan jenis pohon pada setiap tipe hutan
pembangunan hutan kota di suatu daerah. Evaluasi
kota
tujuan
kesesuaian jenis pohon penyusun hutan kota pada
pengembangan hutan kota pada setiap tipe hutan kota
penelitian ini dilakukan dengan cara menentukan
juga beragam.
skor setiap jenis pohon berdasarkan pada persyaratan
akan
bervariasi
mengingat
silvikultural, manajemen dan estetika pohon pada setiap lokasi hutan kota. Terdapat 70 jenis pohon
HASIL DAN PEMBAHASAN
penyusun hutan kota di Kawasan Perkotaan Tipe Hutan Kota Serta Jenis Pohon Penyusunnya
Yogyakarta
yang
memiliki
kriteria
sesuai
Berdasarkan identifikasi tipe hutan kota di lokasi
berdasarkan persyaratan silvikultural, manajemen
penelitian, dapat diketahui bahwa hutan kota di
maupun estetika. Pada Tabel 4 disajikan data rinci
Kawasan Perkotaan Yogyakarta terdiri atas tipe
mengenai jenis pohon penyusun hutan kota pada
pelestarian plasma nutfah, rekreasi dan perlindungan
lokasi penelitian dan kriteria kesesuaiannya.
dengan
bentuk
mengelompok
dan
jalur. Arahan Pemilihan Jenis Pohon Penyusun Hutan Kota
Pengelompokan tipe dan bentuk hutan kota berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 63 tahun
Salah satu tahap awal pengelolaan hutan kota
2002 tentang Hutan Kota. Kawasan Perkotaan
adalah pemilihan jenis pohon hutan kota. Pemilihan
Yogyakarta memiliki 112 jenis pohon penyusun
jenis
hutan kota. Sebagian jenis pohon penyusun hutan
pohon
ini
harus
mempertimbangkan
persyaratan silvikultural, manajemen dan estetika
kota tersebut merupakan jenis-jenis pohon langka
agar pohon penyusun hutan kota dapat berfungsi
seperti eboni (Diospyros celebica), nam nam
optimal sesuai tujuan pembangunan hutan kota.
(Cynometra cauliflora), mundu (Garcinia dulcis),
Berdasarkan penelitian ini, dijumpai 70 jenis pohon
cendana (Santalum album), kepel (Stelechocarpus
(62,5 %) dengan kriteria sesuai dan 42 jenis pohon
burahol), kepuh (Sterculia foetida), sawo ijo
(37,5 %) dengan kriteria cukup sesuai. Dengan
(Chrysophyllum cainito), jati belanda (Guazuma
demikian, seluruh jenis pohon yang terdapat pada
ulmifolia), dan matoa (Pometia pinnata). Jenis pohon
seluruh
penyusun hutan kota di Kawasan Perkotaan
hutan
kota
di
Kawasan
Perkotaan
Yogyakarta secara umum dapat dipilih untuk
Yogyakarta tergolong dalam 42 famili yang
pengembangan hutan kota.
didominasi oleh Famili Fabaceae (21 spesies), diikuti
Pemilihan jenis pohon penyusun hutan kota
oleh Moraceae (11 spesies) dan Myrtaceae (9
diarahkan pada jenis pohon yang sesuai dengan
spesies).
tempat tumbuh serta efektif dalam pengendalian pencemaran udara atau memiliki daya tahan yang tinggi terhadap paparan polutan. Pemilihan jenis
42
Jurnal Ilmu Kehutanan Volume VII No. 1 - Januari-Maret 2013
pohon penyusun hutan kota berdasarkan potensi
(Pachira affinis), mangium (Acacia mangium),
pohon dalam pengendalian pencemaran udara di
maya-maya (Sapium indicum), merbau (Instia
perkotaan juga penting untuk dipertimbangkan
bijuga), mahoni afrika (Khaya anthotheca), pelahlar
disamping
(Dipterocarpus
pertimbangan
atas
persyaratan
retusa),
kembang
pulcherrima),
carapa
merak
silvikultural, manajemen dan estetika. Menurut
(Caesalpinia
Sulistijorini (2009), jenis pohon yang efektif dalam
guinensis). Jenis berdaya serap sangat rendah adalah
penyerapan nitrogen dioksida (NO2) dari udara
kedundung (Koompasia excelsa), merawan (Hopea
tanjung
mengarawan), asem jawa (Tamarindus indica),
(Mimusops elengi), angsana (Pterocarpus indicus),
rambutan (Nephelium lappaceum), merawan (Hopea
kayu manis (Cinnamomum burmanii), mahoni
odorata), dadap merah (Erythrina crista-galli), sapu
(Swietenia macrophylla), bungur (Lagerstroemia
tangan (Maniltoa grandiflora), dan asem keranji
speciosa), dan melina (Gmelina arborea). Sementara
(Pithecelobium dulce).
adalah
jenis
flamboyan
pohon
regia),
(Carapa
(Delonix
karbon
Menurut Dahlan et al. (1989), jenis pohon yang
monoksida (CO) menurut Kusminingrum (2008)
memiliki kemampuan menyerap dan menjerap
adalah genitri (Elaeocarpus sphaericus), bungur
timbal (Pb) sangat tinggi, yaitu jambu biji (Psidium
(Lagerstroemia flos-reginae), cempaka (Michelia
guajava), ketapang (Terminalia catappa), dan
champaca),
(Caesalpinia
bungur (Lagerstroemia speciosa). Sementara jenis
pulcherrima), sapu tangan (Maniltoa grandiflora),
yang memiliki kemampuan tinggi adalah mahoni
tanjung
yang
efektif
bunga
merak elengi),
(Mimusops
(Bauhiniapurpurea),
menyerap
dan
kecrutan
kupu-kupu
(Swietenia macrophylla); kemampuan sedang adalah
(Spathodea
mangga
campanulata).
(Mangifera
(Casuarina
indica),
junghuhniana),
cemara
gunung
dan
angsana
Menurut Dahlan (2008), jenis tanaman yang
(Pterocarpus indicus): kemampuan rendah adalah
memiliki daya serap terhadap karbondioksida (CO2)
kupu-kupu (Bauhinia purpurea), dan kenanga
yang
(Ficus
(Canarium odoratum): serta kemampuan sangat
benjamina), kopal (Trachylobium verrucossum),
rendah adalah kiara payung (Filicium decipiens),
pingku (Dysoxylum excelsum), kenanga (Canangium
kenari (Canarium commune), fikus (Ficus hirta),
odoratum). Jenis berdaya serap tinggi adalah bungur
dadap (Erythrina variegata) dan akasia (Acacia
(Lagerstroemia speciosa), segawe (Adenanthera
auriculiformis).
sangat
tinggi
adalah
beringin
pavonina), selasihan (Cinnamomum parthenoxylon),
Sementara menurut Siringoringo (2000), jenis
mahoni (Swietenia mahagoni), matoa (Pometia
pohon
pinnata), kiara payung (Filicium decipiens), medang
partikulat timbal (Pb) dengan kemampuan tinggi
(Beilschmiedia roxburghiana). Jenis berdaya serap
adalah johar (Cassia multijuga), kemampuan sedang
sedang adalah puspa (Schima wallichii), sirsak
adalah akasia (Acacia auriculiformis) dan kayu
(Annona muricata), khaya (Khaya senegalensis),
manis (Cinnamomum subavenium), sementara yang
mahoni (Swietenia macrophylla), johar (Cassia
memiliki kemampuan rendah, yaitu mangium
grandis), nangka (Artocarpus heterophyllus), jati
(Acacia
(Tectona grandis). Jenis berdaya serap rendah
purpurea).
adalah: angsana (Pterocarpus indicus), pacira
43
yang
memiliki
mangium)
dan
kemampuan
kupu-kupu
menjerap
(Bauhinia
Jurnal Ilmu Kehutanan Volume VII No. 1 - Januari-Maret 2013
Berdasarkan beberapa hasil penelitian tentang
timbal apabila dikonsumsi oleh manusia dapat
kemampuan pohon dalam pengendalian pencemaran
mengganggu kesehatan. Partikel timbal yang masuk
udara, 22 jenis pohon penyusun hutan kota di lokasi
dalam jaringan tanaman juga akan tersebar ke
penelitian efektif dalam pengendalian pencemaran
seluruh bagian tanaman, termasuk dalam buah.
udara. Beberapa jenis pohon penghasil buah yang
Apabila buah tersebut dikonsumsi oleh manusia,
dikonsumsi manusia, seperti mangga (Mangifera
maka cemaran timbal yang terdapat dalam buah akan
indica), jambu biji (Psidium guajava) dan ketapang
masuk dalam tubuh manusia dan mengganggu
(Terminalia catappa) juga memiliki kemampuan
kesehatan. Oleh karena itu, jenis-jenis tersebut dapat
yang efektif dalam pengendalian pencemaran udara,
dipilih sebagai jenis pohon penyusun hutan kota
khususnya partikel timbal (Pb) yang biasanya
namun penempatannya akan lebih sesuai jika jauh
dihasilkan dari gas buang kendaraan bermotor. Buah
dari sumber pencemar timbal.
yang dihasilkan dari pohon yang tercemar partikel Tabel 4. Jenis pohon penyusun hutan kota dan kriteria kesesuaian No. 1. 2. 3. 4. 5. 6. 7. 8. 9. 10. 11. 12. 13. 14. 15. 16. 17. 18. 19. 20. 21. 22. 23. 24. 25. 26. 27. 28.
Nama Botani Acacia auriculiformis Acacia mangium Adenanthera pavonina Agathis dammara Aleurites moluccana Alstonia scholaris Altingia excelsa Amoora aphanamixis Anacardium occidentale Antidesma bunius Artocarpus altilis Artocarpus elasticus Artocarpus heterophyllus Artocarpus rigida Averrhoa carambola Barringtonia asiatica Bauhinia purpurea Caesalpinia sappan Calophyllum inophyllum Casuarina equisetifolia Casuarina junghuhniana Cecropia peltata Ceiba pentandra Chrysophyllum cainito Cinnamommum burmani Cocos nucifera Cordia subcordata Cupressus papuana
Nama Lokal
Famili
1
2
3 +
Akasiaauri
Fabaceae
Akasia mangium Saga
Fabaceae Fabaceae
Damar Miri
Araucariaceae Euphorbiaceae
Pulai Rasamala Kedoya
Apocynaceae Hamamelidaceae Meliaceae
Jambu mete
Anacardiaceae
+
Wuni Sukun Bendo
Euphorbiaceae Moraceae Moraceae
+ +
+
Nangka
Moraceae
+
+
Mandalika Belimbing
Moraceae Oxalidaceae
Keben
Lecythidaceae
Bunga kupu-kupu Secang
Fabaceae Fabaceae
+
Clusiaceae Casuarinaceae
+ +
4 +
Lokasi 5 6 7 + +
+ + +
8
9 +
Skor
Ket.
38
CS
38 43
CS S
+
36 41
CS CS
+
38 38 41
CS CS S
+
41
S
10
+
+
+ + + +
+
+
+ + + +
+ +
+ + +
41 37 37
S CS CS
+
+
+
37
CS
+
37 36
CS CS
+
41
S
+
37 40
CS S
+
40
S
+
44
S
39
S
37 36 41
CS CS S
35
CS
37 43 39
CS S S
+
+
+
+
+
+
+
Nyamplung Cemara laut Cemara gunung
Casuarinaceae
Pancasuda Randu Sawo bludru/ijo
Cecropiaceae Bombacaceae Sapotaceae
Manis jangan
Lauraceae
Kelapa Kendal Cemar gembel
Arecaceae Boraginaceae Cupressaceae
+ + +
+ +
+
+ +
+ +
+
+ + +
44
+
+
Jurnal Ilmu Kehutanan Volume VII No. 1 - Januari-Maret 2013
Lanjutan 29. 30. 31. 32. 33. 34. 35. 36. 37. 38. 39. 40. 41. 42. 43. 44. 45. 46. 47. 48. 49. 50. 51. 52. 53. 54. 55. 56. 57. 58. 59. 60. 61. 62. 63. 64. 65. 66. 67. 68. 69. 70. 71. 72. 73. 74. 75. 76. 77. 78. 79. 80. 81. 82. 83. 84.
Cynometra cauliflora Dalbergia latifolia Delonix regia Diospyros celebica Durio zibethinus Elaeocarpus ganitrus Erythrina fusca Erythrina subumbrans Eucalyptus alba Eucalyptus deglupta Eucalyptus urophylla Falcataria moluccana Ficus ampelas Ficus benjamina Ficus elastica Ficus glomerata Ficus hispida Ficus ribes Filicium decipiens Garcinia dulcis Gliricidea sepium Gmelina arborea Gnetum gnemon Guazuma ulmifolia Hevea brasiliensis Hibiscus tiliaceus Hopea sangal Inocarpus fagiferus Jatropha gossypifolia Khaya anthotheca Kigelia africana Lagerstroemia speciosa Lansium domesticum Leucaena leucocephala Litsea chinensis Macaranga javanica Mangifera indica Mangifera odorata Manilkara kauki Melaleuca leucadendron Melia azedarach Michelia champaca Mimusops elengi Morinda citrifolia Moringa oleifera Morus alba Muntingia calabura Myristica fatua Nephelium lappaceum Ochroma grandiflorum Palaquium obovatum Pangium edule Parkia speciosa Pinus merkusii Pithecelobium dulce Podocarpus neriifolius
Nam-nam
Fabaceae
Sonokeling Flamboyan Eboni Durian Kemusu atau genitri Cangkring Dadap srep
Fabaceae Fabaceae Ebenaceae Bombacaceae Elaeocarpaceae
Ampupu Leda
Myrtaceae Myrtaceae
+
Myrtaceae
+ +
Ampelas Beringin Karet batang Elo Luwingan Preh Kiara payung Mundu Gamal Melina Melinjo Jati Belanda Karet Waru Merawan Gayam Jarak Cina
Fabaceae Subfamili Faboideae Moraceae Moraceae Moraceae Moraceae Moraceae Moraceae Sapindaceae Clusiaceae Fabaceae Verbenaceae Gnetaceae Sterculiaceae Euphorbiaceae Malvaceae Dipterocarpaceae Fabaceae Euphorbiaceae
Kayu Afrika Kunto bimo Bungur
Meliaceae Bignoniaceae Lythraceae
+
Duku Lamtoro
Meliaceae Fabaceae
Adem-adem ati Mahang Mangga Pakel Sawo kecik Kayu putih
Lauraceae Euphorbiaceae Anacardiaceae Anacardiaceae Sapotaceae Myrtaceae
Mindi Kantil Tanjung Mengkudu Kelor Bebesaran Kersen Mendarahan Rambutan
Meliaceae Magnoliaceae Sapotaceae Rubiaceae Moringaceae Moraceae Tiliaceae Myristiceae Sapindaceae
Balsa
Bombacaceae
Nyatoh Pucung Petai Pinus Asem keranji
Sapotaceae Flacourtiaceae Fabaceae Pinaceae Fabaceae Podocarpaceae
Ampupu Sengon
+ + + +
Fabaceae Fabaceae
+
+
41
S
42 38 37 33 42
S CS CS CS S
35 44
CS S
40 40
S S
+
40
S
+
38
CS
36 41 41 39 39 41 41 38 42 42 39 40 41 38 42 37 39
CS S S S S S S CS S S S S S CS S CS S
40 43 4
S S S
40 39
S S
41 42 37 41 41 44
S S CS S S S
41 38 41 45 39 41 40 39 37
S CS S S S S S S CS
38
CS
38 37 42 39 34 41
CS CS CS S CS S
+ +
+ +
+
+
+ +
+
+
+ +
+
+ +
+
+
+ +
+ +
+ +
+
+
+
+
+ +
+ + +
+ + + +
+ + + +
+
+
+
+ + + +
+
+ +
+
+
+
+
+ +
+
+
+
+
+
+
+
+
+
+ + +
+ + +
+
+
+
+ +
+
+
+
+ +
+ +
+
+ +
+
+
+
+
+
+ +
+ +
+
+ +
+
+ +
+
+
+ +
+
+ + +
+
+ + + +
+
+ +
+
+
+
+
+
+ +
+ + + + +
Kiputri
45
+ +
+ +
+
+ +
+
+
Jurnal Ilmu Kehutanan Volume VII No. 1 - Januari-Maret 2013
Lanjutan 85. 86. 87. 88. 89.
Polyalthia longifolia Polyscias nodosa Pometia pinnata Psidium guajava Pterocarpus indicus
Glodogan Jaranan Matoa Jambu biji Angsana
90.
Pterospermum javanicum Pterygota alata Salmalia malabarica Samanea saman
Wadang/bayur
Santalum album Sapindus rarak Schleichera oleosa Senna siamea Sesbania grandiflora Shorea javanica Shoreaselanica Spathodea campanulata Spondias pinnata Stelechocarpus burahol Sterculia foetida Swietenia macrophylla Syzygium aqueum Syzygium cummini Syzygium Syzygium polyanthum Tamarindus indica Tectona grandis Terminalia catappa
Cendana Lerak Kesambi Johar Turi Shorea Meranti Kecrutan
Sterculiaceae Bombacaceae Fabaceae Subfamili Faboideae Santalaceae Sapindaceae Sapindaceae Fabaceae Fabaceae Dipterocarpaceae Dipterocarpaceae Bignoniaceae
Kedondong Kepel
Anacardiaceae Anacardiaceae
Kepuh Mahoni
Sterculiaceae Meliaceae
Jambu air Duwet Jambu bol Salam Asem Jawa Jati Ketapang
Myrtaceae Myrtaceae Myrtaceae Myrtaceae Fabaceae Verbenaceae Combretaceae
91. 92. 93. 94. 95. 96. 97. 98. 99. 100. 101. 102. 103. 104. 105. 106. 107. 108. 109. 110. 111. 112.
Pterigota Randu alas Trembesi/munggur
Annonaceae Araliaceae Sapindaceae Myrtaceae Fabaceae Subfamili Faboideae Sterculiaceae
+
+
+ +
42 41 37 37 40
S S CS CS S
+
40
S
+
38 39 43
CS S S
+
36 39 41 43 42 35 35 41
CS S S S S CS CS S
+ +
38 43
CS S
40 40
S S
42 42 41 42 42 37 37
S S S S S CS CS
+ +
+ +
+
+ + +
+ +
+ +
+ +
+
+
+ +
+
+
+
+
+ +
+
+
+
+
+ + +
+ +
+ +
+ + +
+
+
+
+
+ +
+
+ +
+
+
+
+ + +
+
+
+
+
+
+ +
+ +
+
+
+ + +
+
+
+ + +
+ + +
+
Sumber: Data primer, 2013; CABI, 2013. Forestry Compendium.Wallingford , UK: CAB International. www.cabi.org/fc. Keterangan: * jenis perintis memiliki kemampuan beradaptasi tinggi terhadap kondisi klimatis dan edafis. Lokasi 1: Hutan kota Bumi Perkemahan Babarsari Lokasi 2: Hutan kota Arboretum Fakultas Kehutanan UGM Lokasi 3: Hutan kota Kebun Botani Fakultas Biologi UGM Lokasi 4: Hutan kota Lembah UGM Lokasi 5: Hutan kota Monumen Jogja Kembali Lokasi 6: Hutan kota SDIT Nurul Islam Lokasi 7: Hutan kota Arboretum Kebun Raya Kebun Binatang Gembira Loka Lokasi 8: Hutan Kota Sempadan Sungai Winongo Lokasi 9: Hutan Kota Sempadan sungai Code Lokasi 10: Hutan Kota Sempadan Sungai Gajahwong CS: cukup sesuai S: sesuai TS: tidak sesuai
KESIMPULAN
hutan kota yang dapat dikelompokkan ke dalam 42 famili. Famili yang dominan adalah Fabaceae
Berdasarkan hasil penelitian dapat disimpulkan
(21 spesies), Moraceae (11 spesies), dan
sebagai berikut:
Myrtaceae (9 spesies). 1. Tipe
hutan
kota
di
Kawasan
Perkotaan 2. Terdapat 70 jenis pohon penyusun hutan kota di
Yogyakarta terdiri atas tipe pelestarian plasma
Kawasan Perkotaan Yogyakarta yang memiliki
nutfah, rekreasi, dan perlindungan dengan bentuk
kriteria
mengelompok dan jalur. Kawasan Perkotaan
sesuai
berdasarkan
persyaratan
silvikultural, manajemen maupun estetika.
Yogyakarta memiliki 112 jenis pohon penyusun
46
Jurnal Ilmu Kehutanan Volume VII No. 1 - Januari-Maret 2013
Miller RW. 1997. Urban Forestry: Planning and Managing Urban Greenspaces. Prentice-Hall, Inc. Englewood Cliffs. Peraturan Daerah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 2 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2009-2029. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 1 Tahun 2007 Tentang Penataan Ruang Terbuka Hijau Kawasan Perkotaan. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 63 tahun 2002 tentang Hutan Kota. Saebo A, Borzan Z, Ducatillion C, Hatzistathis A, Kagerstrom T, Supuka J, Garcia-Valdecantos JL, Rego F, & Slycken JV. 2005. The selection of plant material for street trees, park trees and urban woodland. Springer-Verlag Berling Heidelberg. Siringoringo HH. 2000. Kemampuan Beberapa Jenis Tanaman Hutan Kota dalam Menjerap Partikulat Timbal. Buletin Penelitian Hutan 622 : 1-16 Sulistijorini. 2009. Keefektifan dan Toleransi Jenis Tanaman Jalur Hijau Jalan dalam Mereduksi Pencemar NO2 Akibat Aktivitas Transportasi. Tesis (tidak dipublikasikan) Sekolah Pascasarjana Institut Pertanian Bogor. Bogor.
3. Jenis pohon penyusun hutan kota di Kawasan Perkotaan Yogyakarta yang sesuai dengan tempat tumbuh
serta
efektif
dalam
pengendalian
pencemaran udara terdapat 22 jenis, diantaranya adalah bungur (Lagerstroemia speciosa), angsana (Pterocarpus indicus), dan mahoni (Swietenia macrophylla). UCAPAN TERIMA KASIH Penelitian ini dapat dilaksanakan melalui biaya dari DPP Penelitian Fakultas Kehutanan UGM tahun anggaran 2013. Ucapan terima kasih disampaikan kepada seluruh pihak yang telah membantu terlaksananya penelitian ini, khususnya Pemerintah Kabupaten Sleman, Kabupaten Bantul dan Kota Yogyakarta. DAFTAR PUSTAKA BPSDIY. 2010. Sensus Penduduk 2010. Badan Pusat Statistik Propinsi Daerah Istimewa Yogyakarta. Yogyakarta. CABI. 2013. Forestry Compendium. Wallingford , UK: CAB International. www.D.org/fc. Dahlan EN. 2008. Jumlah Emisi Gas CO2 dan Pemilihan Jenis Tanaman Berdaya Rosot Sangat Tinggi: Studi Kasus di Kota Bogor. Jurnal Media Konservasi 13 (2) : 85-89 Dahlan EN, Ontaryo Y, & Umasda. 1989. Kandungan Timbal pada Beberapa Jenis Pohon Pinggir Jalan di Jalan Sudirman, Bogor. Jurnal Media Konservasi 2 (4) : 45-50 Indriyanto. 2006. Identifikasi dan Kesesuaian Spesies Vegetasi Penghijauan di Kota Bandar Lampung. Prosiding Seminar Hasil-hasil Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat, Buku I. Lembaga Penelitian Universitas Lampung. Bandar Lampung. Kusminingrum N. 2008. Potensi Tanaman dalam Menyerap CO2 dan CO untuk Mengurangi Dampak Pemanasan Global. Jurnal Permukiman 3 (2) : 96-105.
47