ASOSIASI SPASIAL POHON GANDARIA (BOUEA MACROPHYLLA) DENGAN JENIS-JENIS POHON DOMINAN DI HUTAN KOTA AMBON SEBAGAI INFORMASI DASAR PENGOLAHAN KAWASAN Pamella M. Papilaya Program Studi Pendidikan Biologi FKIP Universitas Pattimura Ambon email:
[email protected]
ABSTRAK Gandaria (Bouea macroplylla) merupakan jenis lokal Maluku akhir-akhir ini mengalami penurunan populasi akibat pemanfaatan yang berlebihan, dan adanya campur tangan manusia yang mengakibatkan kerusakan habitatnya. Salah satu model yang dapat dikembangkan adalah model agroforestry yang menekankan kepada penanaman jenis tanaman yang lebih dikenal baik oleh masayarakat sebagai alternatif tanaman komoditas yang layak secara ekonomi dan sesuai dengan kultur (tradisi) masyarakat. Berdasarkan hasil analisis struktur vegetasi pohon di tiga ketinggian di pulau Ambon, ditemukan ada 112 jenis pohon Hasil penelitian menemukan jenis-jenis pohon yang berasosiasi dengan tumbuhan Gandaria adalah pada umumnya positif tetapi berdasarkan hasil uji Indkes menunjukkan hubungan yang lemah.ada kecenderungan Gandaria (Bouea macrophylla yang terdapat di kawasan hutan kota Ambon tidak memiliki hubungan timbal balik secara spasial dengan jenis pohon dominan yang terdapat di kawasan ini tidak dapat digunakan sebagai pohon indicator tentang kehadiran dan keberadaan Gandaria (Bouea macrophylla) Kata kunci:Asosiasi Gandaria, ketinggian tempat dari permukaan laut.
PENDAHULUAN Vegetasi hutan Indonesia pada
kepentingan kebudayaan, estetika dan
umumnya dapat dijumpai bermacam-
rekreasi (Indryanto, 2006).
macam tipe ekosistem yang khas seperti
Keberadaan hutan, dalam hal ini
Hutan Produksi, Hutan Lindung, Hutan
daya dukung hutan terhadap segala
Suaka Alam atau Hutan Wisata dan
aspek kehidupan manusia, satwa dan
Taman Nasional. Masing-masing eko-
tumbuhan sangat ditentukan pada tinggi
sistem ini memiliki penampilan dan
rendahnya kesadaran manusia akan arti
karakteristik yang berbeda. Hutan dapat
penting hutan di dalam pemanfaatan
berfungsi sebagai hutan suaka alam
dan pengelolaan hutan. Hutan menjadi
yang berperan dalam melestarikan kehi-
media hubungan timbal balik antara
dupan tumbuhan dan hewan langka,
manusia dan makhluk hidup lainnya
sekaligus untuk pengembangan ilmu,
dengan faktor-faktor alam yang terdiri 135
PROSIDING KONSER KARYA ILMIAH NASIONAL Vol.2,Agustus 2016 | ISSN: 2460-5506
dari proses ekologi dan merupakan
penurunan
suatu
dapat
pemanfaatan yang berlebihan. Tumbuhan
mendukung kehidupan (Reksohadiprojo,
ini tumbuh secara liar melimpah dengan
2000).
kepadatan dan frekuensi kehadiran serta
kesatuan
siklus
yang
Di pulau Ambon, akhir-akhir ini
jumlah
populasi,
akibat
kemampuan menyebar yang tinggi dari
perhatian terhadap jenis lokal yang
daerah
dikatakan
endemik adalah
pegunungan. Gandaria merupakan salah
Menurut
Monk
ke
daerah
satu pohon yang mendominasi di hutan
kegunaan praktis dari penelitian jenis
daerah tangkapan air, sangat bermanfaat
endemik yang memiliki sifat yang unik
untuk menyimpan air dan melindungi
yaitu
dan
daerah sekitar tangkapan air dari bahaya
pemanfaatan keanekaragaman hayati
banjir dan erosi. Gandaria merupakan
dan
yang
jenis tumbuhan liar yang termasuk
perubahan
dalam suku Anacardiaceae tumbuh di
lingkungan. Dengan demikian, bagian
Maluku, merupakan salah jenis yang
spesifik dari telaah keanekaragaman
bersifat megatherm dan sangat terbatas
hayati dan dampak lingkungan adalah
di daerah tropis (Monk, 2000; Heyne,
identifikasi jenis indikator dalam sistem
1987).
(2)
mungkin
untuk
perlindungan
menelaah timbul
ada
sampai
dua
(1)
(2000),
penting.
pantai
dampak
karena
ekologi. Kepentingan ini berguna dalam
Kehadiran
suatu
jenis
pada
tertentu
untuk
membentuk
pemantauan populasi suatu jenis terutama
daerah
untuk menentukan fungsi jenis tersebut
komposisi floristik, dan pola kekayaan
dalam komunitas. Menurut Samways et
spesies suatu wilayah, ditentukan oleh
al (dalam Monk, 2000) bahwa beberapa
variasi kondisi lokal seperti topografi,
komponen
untuk
iklim dan faktor ketinggian tempat dari
menentukan suatu jenis sebagai indi-
permukaan laut (Primack dkk, 1998;
kator adalah (1) keragaman taksonomi,
Bratawinata, 2001). Dalam kaitannya
(2) kelimpahan, (3) distribusi, (4) peran
komposisi
jenis tersebut, dan (5) sejauh mana jenis
interaksi spesies atau asosiasi jenis
tersebut mudah dikenal.
dalam
yang
dilakukan
Salah satu jenis lokal tersebut
floristik
ekologi
vegetasi
khususnya
hutan,
strukur
vegetasi mempunyai arti penting untuk
adalah Gandaria (Bouea macroplylla),
menentukan
yang pada akhir-akhir ini mengalami
spesifik antara jenis yang pada intinya
136
batas
hubungan
inter-
Asosiasi Spasial Pohon Gandaria (Bouea macrophylla) Dengan Jenis –Jenis Pohon …(Pamella M. Papilaya )
mempunyai dua keyakinan yaitu (1) ada
telah selesai ditatabatas (istilahnya “temu
kombinasi-kombinasi jenis yang jelas
gelang”) baru sekitar 12 persen (14,2
berulang sendiri di alam, dan (2)
juta hektar). Ketidakpastian ini memicu
asosiasi yang disebabkan oleh komplek-
munculnya
sitas interaksi
dengan
dari tumbuhan dan
konflik tenurial
berbagai
pihak
(lahan)
yang
ber-
habitat, komposisi vegetasi sebagai
kepentingan dengan kawasan hutan.
suatu satuan yang lebih berarti dari pada
Padahal setidak-tidaknya terdapat 50
suatu daftar dari jenis-jenis komponen
juta orang yang bermukim disekitar
(Michael, 1997;
oleh
kawasan hutan dengan lebih dari 33 ribu
karena itu, asosiasi tumbuhan Gandaria
desa yang berbatasan dengan kawasan
dengan jenis lain dinilai penting untuk
hutan. Dengan kenyataan bahwa hutan
diteliti.
tidak lepas dari unsur adanya manusia
Odum,1998),
Sebagai tumbuhan berpotensi,
seperti keberadaan masyarakat lokal
upaya untuk meniliti asosiasi tumbuhan
atau
Gandaria dengan tumbuhan lainnya di
bermukim bergenerasi di wilayah ter-
pualau Ambon, mempunyai implikasi
sebut, -bahkan sebelum adanya aturan
ekologi yang mengarah kepada me-
negara, maka konteks kawasan hutan
ngembangkan pelestarian sumber daya
harus ditempatkan dalam pola pikir tata
alam. Salah satu model yang dapat
ruang
dikembangkan adalah model agroforestry
(Mongaba Indonesia, 2016)
yang menekankan kepada penanaman jenis tanaman yang lebih dikenal baik oleh masayarakat atau jenis setempat sebagai salah satu alternatif tanaman atau komoditas yang layak secara ekonomi dan sesuai dengan kultur (tradisi) masyarakat (Ramdam, 2001). Ketidakpastian areal kawasan hutan merupakan salah satu yang menghambat efektifitas tata kelola hutan di Indonesia. Dari seluruh kawasan hutan
masyarakat
dan
adat
interaksi
yang
antar
telah
unsur.
Ketersedian lahan pertanian dari waktu kewaktu terus menurun baik secara kuantitatas maupun kualitas, sebagai akibat terus berkembangannya jumlah penduduk. Kerusakan lahan telah banyak terjadi pada sejumlah daerah, termasuk daerah perbukitanpegunungan DAS di kota Ambon. Tulisan ini bertujuan untuk mengkaji pola, struktur, proses dan dampak spasial pemanfaatan lahan pertanian di
seluas 130 juta hektar maka areal yang
137
PROSIDING KONSER KARYA ILMIAH NASIONAL Vol.2,Agustus 2016 | ISSN: 2460-5506
daerah perbukitan-pegunungan DAS di
masyarakat, dan juga untuk menjaga
kota Ambon
kelestarian sumber air dan lingkungan
Data
asosiasi
Gandaria
(Bouea
secara utuh. Dengan demikian pene-
macrophylla) ini dapat menjadi dasar
litian ini dilakukan bertujuan:1) meng-
untuk menentukan pola penanaman.
analisis secara
Pola penanaman ini perlu dilakukan
pohon Gandaria (Bouea macrophylla)
sesuai dengan kondisi alami dengan
berdasarkan tempat tumbuhnya dan
memperhatikan faktor lingkungan fisik
kemampuannya untuk berasosiasi dengan
maupun biologis, dan berkelanjutan.
pohon apa saja pada berbagai keting-
Soehardi (2001) menyebutkan bahwa
gian tempat di Pulau Ambon; 2) me-
salah satu model pengolahan sumber
ngetahui model pengelompokan di alam
daya alam lingkungan secara biologis
berdasarkan
adalah melakukan penanaman yang
Gandaria (Bouea macrophylla) dengan
cocok atau sesuai dengan lingkungan
pohon yang lain, yang dapat digunakan
alaminya dan tidak hanya sekedar
dalam pemanfaatan lahan pada berbagai
menanam tetapi memungkinkan jenis-
ketinggian dari permukaan laut di pulau
jenis tanaman lain juga bisa tumbuh
Ambon
spasial
hasil
karakteristik
analisis
asosiasi
dengan baik serta berguna dari segi ekosistem, ekonomis, manfaat bagi METODE PENELITIAN Lokasi penelitian telah dilaku-
2. Pada ketinggian 400-700meter di
kan analisis vegetasi terdapat pada tiga
atas permukaan laut di dusun Mahia
ketinggian di hutan kota Ambon dengan
3. Pada ketinggian > 700meter di atas
ketinggian tempat yang berbeda dari
permukaan laut di desa Hatalae Peta
permukaan laut sebagai berikut.
lokasi penelitian dapat dilihat pada
1. Pada ketinggian < 400meter diatas
Gambar 1.
permukaan laut di desa Hatiwe besar
138
Asosiasi Spasial Pohon Gandaria (Bouea macrophylla) Dengan Jenis –Jenis Pohon …(Pamella M. Papilaya )
Gambar 1. Peta Lokasi Penelitian Keterangan
: : Lokasi Penelitian pada ketinggian 0 – 400 m dpl : Lokasi Penelitian pada ketinggian 400 – 700 m dpl : Lokasi Penelitian pada ketinggian 700 m dpl<
Teknik pengambilan data ana-
Method) untuk menganalisis asosiasi
lisis asosiasi tumbuhan dilakukan pe-
spesies pohon atau yang berkanopi
ngambilan sampel tumbuhan pada ting-
besar yang berukuran pohon 8 meter
katan pepohonan dengan kanopi besar.
keatas. Pada setiap ketinggian dilakukan
Teknik Pengambilan data dilakukan
pencuplikan sebanyak 20 plot atau
dengan menggunakan Metode Titik
kuadrat.
Pusat Kuadrat(Point Center Quarter
. Gambar 1 Metode Titik Pusat Kuadrat(Point Center Quarter Method)
Analisis melalui langkah:
vegetasi
diperoleh
1. menghitung nilai Kerapatan (K), Frekuensi (F), dan Dominansi (D).
139
PROSIDING KONSER KARYA ILMIAH NASIONAL Vol.2,Agustus 2016 | ISSN: 2460-5506
Selanjutnya, Indeks Nilai Penting
b. Melakukan perhitungan untuk me-
(INP) dari setiap spesies diperoleh
ngetahui adanya asosiasi antar
dari Kerapatan Relatif (KR), Frekuensi
jenis vegetasi dengan mengguna-
Relatif (FR), dan Dominansi Relatif
kan tabel kontingensi 2 x 2, yaitu
(DR).
dimulai dengan jenis yang mem-
2. Analisis
data
untuk
mengetahui
punyai
asosiasi antar jenis berdasarakan
Indeks
Nilai
Penting
tertinggi.
Mueller Dumbois dan Ellenberg,
Bentuk tabel kontingensi 2 x 2
1974: Soegianto, 1994
dapat dilihat pada Tabel 2.
a. Menentukan jenis-jenis vegetasi penyusun hutan mempunyai Indeks Nilai Penting 10% atau lebih. Tabel 1. Tabel kontingensi 2 x 2.
Spesies B
Spesies A Ada
Tidak ada
Jumlah
Ada
a
b
m=a+b
Tidak ada
c
d
n=c+d
Jumlah
r=a+ c
s=b+d
N=a+b+c +d
Selanjutnya diuji dengan chi-square Untuk Analisis asosiasi berdasarkan ukuran kekuatan menggunakan indeks menurut Ludwig dan Reynold 1988, yaitu Indeks Ochiai, Indeks Dice dan Indeks Jaccard. Dari ketiga indeks ini cenderung bernilai 0 saat tidak ada asosiasi dan bernilai 1 saat asosiasi maksimum. Ukuran Ochiai dan Dice
test (χ2) dan tingkat kekuatan asosiasi diuji dengan Indeks Ochiai, Indeks Dice dan Indeks Jaccard (Indriyanto, 2006; Kurniawan, et al., 2008), yaitu: Indeks Ochiai (OI) dijelaskan dalam rata-rata geometrik a/m dan a/r, yaitu :
140
Asosiasi Spasial Pohon Gandaria (Bouea macrophylla) Dengan Jenis –Jenis Pohon …(Pamella M. Papilaya )
OI =
JI =
Indeks Dice (DI) dijelaskan
Jika
nilai
indeks
mendekati
dalam rata-rata keseimbangan a/m dan
angka 1 maka hal tersebut menunjuk-
a/r, yaitu :
kan bahwa hubungan antara kedua
DI = Indeks Jaccard (JI) adalah proporsi nilai dari petak ukur (PU), dimana spesies muncul sebagai nilai total dari PU saat salah satu dari jenis spesies ditentukan:
spesies tumbuhan tersebut
semakin
kuat. Selanjutnya untuk kepentingan pengelompokan jenis pasangan asosiasi dilakukan analsis cluster, dengan bantuan program komputer SPSS for windows versi 16.
HASIL DAN PEMBAHSAN Jenis Pohon Dominan di Hutan Kota Ambon Memasuki analisis asosiasi yang
di berbagai ketinggian. Jenis-jenis tersebut
dilakukan, sebagai langkah awal adalah
antara lain1. A. campaden, A. integer. B.
memilih 19 jenis pohon berdasarkan
macrophylla, C. vulgare, C. manghas, C.
analisis strukur vegetasi yang memiliki
nucifera, D. zibethinusn, E. aromatic, E.
frekuensi kehadiran tertinggi pada setiap
malaccensi, G. manggostana, G. gnemon,
ketinggian. Berdasarkan hasil analisis
G. moluccana, I. vagiferu, L. domesticum,
struktur vegetasi pohon di tiga ketinggian
M. foetida, M. fragans, N. lappesium, S.
di pulau Ambon, ditemukan ada 112
koetjapea dan S. foetida
jenis pohon. 110 jenis pohon yang memiliki frekuensi kehadiran tertinggi
141
PROSIDING KONSER KARYA ILMIAH NASIONAL Vol.2,Agustus 2016 | ISSN: 2460-5506
Gambar 2 Jenis-jenis Pohon yang Tumbuh di Hutan Kota Ambon
Keterangan: 1. A. campaden; 2. A. integer; 3. B. macrophylla; 4. C. vulgare; 5. C. manghas; 6C. nucifera; 7. D. zibethinusn: 8.E. aromatic; 9. E. malaccensi; 10G. manggostana:11. G. gnemon; 12. G. moluccana: 13. I. vagiferus:14. L. domesticum: 15M. foetida: 16.M. fragans; 17. N. lappesium: 18.S. koetjapea: 19S. foetida
Jumlah pohon yang ditemukan
baik vegetasi hutannya mengingat hutan
pada tiga ketinggian di lokasi penelitian
di ketinggian ini merupakan hutan
pada ketinggian 0 < 400m dpl sebanyak
lindung sehingga keadaannnya masih
491 pohon, ketinggian 400 – 700m dpl
terpelihara dengan baik dan kegiatan
sebanyak 440 pohon dan ketinggian
penghijauan oleh masyarakat tetap di
700m dpl < sebanyak 423. Disajikan
lakukan. Walaupun beberapa tahun
pada Gambar 2. Jumlah pohon yang
yang lalu sempat dirambah untuk
cukup padat ada pada ketinggian 400 –
pembuatan jalan.
700m dpl. Daerah inin termasuk cukup
Gambar 3 Jumlah Pohon yang Ditemukandi Hutan Kota Ambon
142
Asosiasi Spasial Pohon Gandaria (Bouea macrophylla) Dengan Jenis –Jenis Pohon …(Pamella M. Papilaya )
Jenis-Jenis Pohon Dominan yang Di Temukan di Hutan Kota Ambon Nilai penting jenis pohon yang ditemukan di hutan kota Ambon disajikan pada Tabel 2, 3, dan 4.
Jenis-jenis
pohon yang akan dideskripsikan
adalah yang memiliki nilai penting tinggi per ha. Jenis-jenis pohon yang memiliki nilai penting tinggi akan dijelaskan berikut ini.
Tabel 2 Jenis-jenis Pohon Dominan Pada Ketinggian 0 – 400m No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama Pohon Bouea macrophyla Cocos nucifera Eugenia malaccensis Durio zibethinus Lansium domesticum Nephelium lappesium Gnetum gnemon Artocarpus integer Sterculia foetida Cerbera manghas
KR 8.5470 6.8376 6.5527 5.6980 5.9829 5.6980 5.1282 4.2735 3.9886 4.2735
FR 7.6046 4.9430 5.3232 4.9430 4.9430 4.5627 4.9430 4.1825 3.8023 4.1825
DR 10.6433 6.7358 6.0234 6.0627 5.1351 5.7507 4.6943 4.2335 4.4935 3.7358
Tabel 3 Jenis-jenis Pohon Dominan Pada Ketinggian 400 – 700m Dpl No Nama Pohon KR FR DR 1 Bouea macrophyla 7.0822 7.7220 7.5702 2 Lansium domesticum 6.7989 5.4054 6.4332 3 Mangifera foetida 6.5156 4.6332 6.0941 4 Garcinia mangostana 5.6657 5.7915 5.4319 5 Nephelium lappesium 5.6657 4.6332 6.0259 6 Sandoricum koetjape 5.9490 4.6332 5.6696 7 Inocarpus vagiferus 5.6657 5.0193 5.1209 8 Canarium vulgare 5.6657 4.6332 5.2858 9 Durio zibethinus 5.3824 5.0193 4.8551 10 Eugenia malaccensis 5.3824 4.2471 4.8385
INP 26.7949 18.5163 17.8993 16.7037 16.0610 16.0114 14.7655 12.6895 12.2844 12.1919
INP 22.3743 18.6374 17.2428 16.8891 16.3248 16.2518 15.8059 15.5848 15.2568 14.4680
Keterangan: kerapatan relatif (KR): frekuensi relatif (FR) Dominansi retif (DR)
143
PROSIDING KONSER KARYA ILMIAH NASIONAL Vol.2,Agustus 2016 | ISSN: 2460-5506
Tabel 4 Jenis-jenis Pohon Dominan Pada Ketinggian > 700m Dpl No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Nama Pohon Bouea macrophyla Lansium domesticum Mangifera foetida Garcinia mangostana Nephelium lappesium Sandoricum koetjape Inocarpus vagiferus Canarium vulgare Durio zibethinus Eugenia malaccensis
KR 7.0822 6.7989 6.5156 5.6657 5.6657 5.9490 5.6657 5.6657 5.3824 5.3824
FR 7.7220 5.4054 4.6332 5.7915 4.6332 4.6332 5.0193 4.6332 5.0193 4.2471
DR 7.5702 6.4332 6.0941 5.4319 6.0259 5.6696 5.1209 5.2858 4.8551 4.8385
INP 22.3743 18.6374 17.2428 16.8891 16.3248 16.2518 15.8059 15.5848 15.2568 14.4680
Indeks nilai penting suatu jenis
dibandingkan dengan jenis pohon lainnya.
dalam komunitas tumbuhan memper-
Dominannya jenis ini juga dilihat dari
lihatkan tingkat kepentingan atau peranan
basal arealnya yang rata-rata terbesar
jenis tersebut dalam komunitas. Jenis-
dari jenis yang lain. Kemampuan adaptasi
jenis yang mempunyai peranan yang
yang tinggi dari Gandaria juga nampak
besar (dominan) dalam komunitas akan
dari kemampuannya untuk tumbuh pada
mempunyai INP tinggi. INP diperoleh
seluruh kelas diameter dan mempunyai
dengan menjumlahkan nilai Kehadiran
sifat konstan, sehinga memberikan pen-
Relatif, Kerapatan Relatif dan Dominansi
jarangan kepada jenis yang lain dan
Relatif. Karena INP ditentukan oleh ke-
mendominasi daerah tersebut.
tiga relatif tersebut maka nilainya berkisar
Secara ekologis tanaman Gandaria
0 sampai 300 (Mueller-Dombois dan
berperanan terhadap sifat kesuburan
Ellenberg, 1974).
tanah dan sangat potensial bila ditinjau
Jenis-jenis yang memiliki nilai
dari beberapa aspek diantaranya (1)
penting tinggi di hutan kota Ambon
daun-daun Gandaria yang jatuh dan
adalah Gandaria (B. macrophylla). Ciri
tertimbun di permukaan tanah akan
khas dari tumbuhan ini biasanya men-
berperan baik terhadap kesuburan tanah
dominasi daerah pegunungan, di zona
dengan menambah serasah kedalam
tangkapan air. Kecenderungan jenis ini
tanah, (2) tajuk tanaman yang berbentuk
untuk berada pada tiga daerah keting-
perisai serta pohonnya yang besar dan
gian, karena jenis ini mempunyai
rindang dapat digunakan sebagai peneduh
kemampuan beradaptasi paling baik bila
sehingga
144
tanaman
Gandaria
sering
Asosiasi Spasial Pohon Gandaria (Bouea macrophylla) Dengan Jenis –Jenis Pohon …(Pamella M. Papilaya )
digunakan sebagai tanaman naungan
menurut Santoso (2000) bahwa kebera-
untuk tanaman yang tumbuh dibawah-
daan tanaman terutama ketersediaan
nya, dan (3) sistem perakaran Gandaria
serasah,
yang dapat melindungi tanah dari proses
perakaran yang baik, secara umum
erosi, pencucian dan pengikisan tanah.
akan mempengaruhi kandungan bahan
Hal ini akan sangat membantu eksis-
organik, humifikasi dan kandungan
tensi ketersediaan unsur hara di sekitar
unsur hara secara umum.
perakaran
Gandaria.
Keadaan
bentuk
tajuk
dan
sistem
ini
Hasil Analisis Kecenderungan Asosiasi Gandaria( Bouea acrophylla) dan Jenis-jenis Penyusunnya Hasil analisis penentuan tipe
negatif bila kejadian bersama antara
asosiasi kombinasi pasangan jenis yang
jenis yang berassoasi lebih kecil dari
terdapat pada semua unit sampling (SU)
yang daharapkan. Asosiasi negative
berdasarkan hasil perhitungan kontigen-
tidak menunjukkan adanya toleransi
si dengan nilai chi-square (x2) pada tiga
untuk hidup bersama pada area yang
ketinggian di pulau Ambon dijelaskan
sama atau tidak ada hubungan timbale
sebagai berikut.
balik yang saling menguntungkan
Tipe asosiasi positif jika nilai
khususnya dalam pembagian ruang
a > E (a) dan negatif jika a <E(a).
hidup (Mueller-Dombois dan Ellenberg,
Hubungan asosiasi antara jenis akan
1974)
semakin kuat atau maksimum apabila
Hasil perhitungan x2 untuk
nilai indeks asosiasi mendekati nilai 1
setiap pasangan jenis pohon pada 10
(Ludwig dan Reynold, 1988). Kershaw
jenis 20 SU pada pada tiga ketinggian
(1964) dalam Martono, (2012) menyata-
Gandaria (Bouea macrophylla) ber-
kan bahwa ada dua macam assosiasi ,
asosiasi dengan 9 jenis pohon lainnya
yaitu assosiasi positif dan assosiasi
yang dominan secara positif. Artinya
negatif. Apabila kejadian bersama
bahwa pohon dominan yang terdapat di
antara jenis tersebut positif berarti
daerah ini merupakan pohon indikator
kejadian bersama antara jenis yang
keberadaanFrekuensi relatif (FR) besar.
berassosiasi lebih besar dari yang
Tercatat bahwa disetiap plot pengamat-
diharapkan, sebaliknya berassosiasi
anditemukan bersama-sama di petak
145
PROSIDING KONSER KARYA ILMIAH NASIONAL Vol.2,Agustus 2016 | ISSN: 2460-5506
ukur.
Hal
ini
menunjukan
bahwa
ngertian bahwa interaksi yang terjadi
pasangan jenis yang memiliki frekuensi
dalam komunitas secara alami, dapat
tinggi selalu menghasilkan asosiasi
bertahan untuk jangka waktu yang
positif (Tabel 1.2 sampai Tabel 1.3).
panjang selama komunitas tersebut
Tipe asosiasi yang terbentuk
berada dalam keadaan seimbang. Per-
di hutan kota Ambon pada umumnya
nyataan ini sangat mendukung kondisi
positif. Hal ini berarti bahwa ada tarik
vegetasi hutan kota Ambon. Sebab jika
menarik antara populasi pohon yang
dilihat dari nilai-nilai parameter keane-
ada, karena kebutuhan lingkungan
karagaman seperti kepadatan dan fre-
yang sama, sehingga mereka hidup
kuensi di lapangan, sangat menunjang
berdampingan pada habitat yang sama.
untuk terjadinya interaksi positif yang
Terjadinya asosiasi positif di antara
kuat di antara jenis-jenis yang ada.
jenis-jenis pohon pada tiga ketinggian
Berdasarkan hasil analisis bahwa
ini, memberikan gambaran bahwa
asosiasi yang terjadi di hutan kota
jenis-jenis
membutuhkan
Ambon umumnya positif, maka dapat
persyaratan hidup yang sama. Akibat
dikatakan bahwa hutan pulau Ambon
dari kebutuhan yang sama, maka
mempunyai kompleksitas ekologik yang
adanya tarik menarik antara individu
tinggi. Kompleksitas ekologik yang
dalam populasi ini yang menimbulkan
tinggi ditandai dengan adanya transfer
suatu pola distribusi mengelompok
energi, jaring-jaring makanan, predasi,
(Mueller-Dombois dan Ellenberg, 1974)
kompetisi dan pembagian relung yang
tersebut
Interaksi yang terjadi di antara jenis yang menimbulkan asosiasi positif dipengaruhi juga oleh faktor kepadatan dan frekuensi populasi yang tinggi Desmuch (1992). Frekuensi dan kepadatan yang cukup tinggi di dalam populasi akan menimbulkan adanya tarik menarik yang tinggi antara jenis dalam rangka menggunakan lingkungan yang ada, untuk menciptakan kondisi hidup yang stabil. Kondisi ini memberi pe-
146
secara ekologis berlangsung baik, yang berakibat akan muncul jenis-jenis khusus yang mendominasi relung yang ditempatinya
Gause
(dalam
Deshmukh,
1992). Kemungkinn pasangan-pasangan ini saling mengeluarkan / meniadakan satu dengan yang lain, atau pasangan jenis tersebut mempunyai reaksi yang berbeda terhadap perbedaan lingkungan (Whittaker, 1975). Selain itu kecenderungan
untuk
saling
me-
Asosiasi Spasial Pohon Gandaria (Bouea macrophylla) Dengan Jenis –Jenis Pohon …(Pamella M. Papilaya )
ngeluarkan antar kedua jenis tersebut
nyebarannya hanya terbatas pada suatu
diduga
terjadinya
daerah tertentu, maka jenis tersebut
kompetisi antar kedua jenis tersebut.
dikatakan endemik daerah itu. Per-
Timbulnya kompetisi ini disebabkan
nyataan-pernyataan ini cukup beralasan,
jenis-jenis tersebut mempunyai kebutuhan
sebab apabila dilihat dari nilai para-
hidup yang sama sedangkan sumber-
meter-parameter keanekaragaman seperti
sumber yang
kebutuhan
kepadatan frekuensi dan dominansi dari
hidup itu sendiri dalam keadaan terbatas
112 jenis yang ditemukan di hutan kota
disebabkan
oleh
mendukung
Britton dan Zimmerman (dalam
Ambon,
ada
beberapa
jenis
yang
Deshmuhk, 1992) menjelaskan bahwa
menonjol dalam arti memiliki nilai-nilai
secara geografis apabila suatu jenis
parameter keanekaragaman yang tinggi,
dalam
ternyata
penyebarannya
menemukan
jenis-jenis
ini
merupakan
lingkungan yang cocok sebagai akibat
endemik daerah Maluku. Salah satunya
kombinasi antara daya pemencaran dan
adalah Gandaria (Bouea macrophylla).
faktor lingkungan mengakibatkan pe-
147
PROSIDING KONSER KARYA ILMIAH NASIONAL Vol.2,Agustus 2016 | ISSN: 2460-5506
Tabel 1.2. Asosiasi Bouea macrophylla dengan Tumbuhan Dominan Sekitarnya di Ketinggian 0400mdpl No.
Pasangan Spesies
a
a+c
a+b
N
E(a)
Asosiasi
1
Bouea macrophyla - Lansium domesticum Bouea macrophyla - Inocarpus vagiferus Bouea macrophyla - Durio zibethinus Bouea macrophyla - Gmelina moluccana Bouea macrophyla - Eugenia aromatic Bouea macrophyla - Gnetum gnemon Bouea macrophyla - Arthocarpus campaden Bouea macrophyla - Cocos nucifera Bouea macrophyla - Myristica fragans
16
16
20
20
16
Positif
11 11 12 11 11 11
11 11 12 11 11 11
20 20 20 20 20 20
20 20 20 20 20 20
11 11 12 11 11 11
Positif Positif Positif Positif Positif Positif
12 10
12 10
20 20
20 20
12 10
Positif Positif
Lansium domesticum - Inocarpus vagiferus Lansium domesticum - Durio zibethinus
11
11
16
20
8.8
Positif
10
11
16
20
8.8
Positif
Lansium domesticum - Gmelina moluccana Lansium domesticum - Eugenia aromatic Lansium domesticum - Gnetum gnemon Lansium domesticum - Arthocarpus campaden Lansium domesticum - Cocos nucifera Lansium domesticum - Myristica fragans Inocarpus vagiferus - Durio zibethinus
12
12
16
20
9.6
Positif
8 8 10
11 11 11
16 16 16
20 20 20
8.8 8.8 8.8
Negatif Negatif Positif
11 9 9
12 10 11
16 16 11
20 20 20
9.6 8 6.05
Positif Positif Positif
Inocarpus vagiferus - Gmelina moluccana Inocarpus vagiferus - Eugenia aromatic Inocarpus vagiferus - Gnetum gnemon Inocarpus vagiferus - Arthocarpus campaden Inocarpus vagiferus - Cocos nucifera Inocarpus vagiferus - Myristica fragans
10
12
11
20
6.6
Positif
7 4 9
11 11 11
11 11 11
20 20 20
6.05 6.05 6.05
Positif Negatif Positif
8 8
12 10
11 11
20 20
6.6 5.5
Positif Positif
10 6 5 9
12 11 11 11
11 11 11 11
20 20 20 20
6.6 6.05 6.05 6.05
Positif Negatif Negatif Positif
29 30
Durio zibethinus - Gmelina moluccana Durio zibethinus - Eugenia aromatic Durio zibethinus - Gnetum gnemon Durio zibethinus - Arthocarpus campaden Durio zibethinus - Cocos nucifera Durio zibethinus - Myristica fragans
9 6
12 10
11 11
20 20
6.6 5.5
Positif Positif
31 32
Gmelina moluccana - Eugenia aromatic Gmelina moluccana - Gnetum gnemon
8 5
11 11
12 12
20 20
6.6 6.6
Positif Negatif
33
9
11
12
20
6.6
Positif
34
Gmelina moluccana - Arthocarpus campaden Gmelina moluccana - Cocos nucifera
10
12
12
20
7.2
Positif
35 36
Gmelina moluccana - Myristica fragans Eugenia aromatic - Gnetum gnemon
8 6
10 11
12 11
20 20
6 6.05
Positif Negatif
2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28
148
Asosiasi Spasial Pohon Gandaria (Bouea macrophylla) Dengan Jenis –Jenis Pohon …(Pamella M. Papilaya )
No.
Pasangan Spesies
a
a+c
a+b
N
E(a)
Asosiasi
38 39 41
Eugenia aromatic - Cocos nucifera Eugenia aromatic - Myristica fragans Gnetum gnemon - Cocos nucifera
7 7 5
12 10 12
11 11 11
20 20 20
6.6 5.5 6.6
Positif Positif Negatif
42
Gnetum gnemon - Myristica fragans
5
10
11
20
5.5
Negatif
43 44
Arthocarpus campaden - Cocos nucifera Arthocarpus campaden - Myristica fragans Cocos nucifera - Myristica fragans
7 8
12 10
11 11
20 20
6.6 5.5
Positif Positif
6
10
12
20
6
Positif
45
Tabel 1.3.Asosiasi Gandaria dengan Tumbuhan Dominan Sekitarnya di 700mdpl No. Pasangan Spesies a a+c a+b N 1 Bouea macrophyla - Cocos nucifera 13 13 20 20 2 Bouea macrophyla - Eugenia 13 13 20 20 malaccensis 3 Bouea macrophyla - Durio zibethinus 13 13 20 20 4 Bouea macrophyla - Lansium 13 13 20 20 domesticum 5 Bouea macrophyla - Nephelium 12 12 20 20 lappesium 6 Bouea macrophyla - Gnetum gnemon 13 13 20 20 7 Bouea macrophyla - Artocarpus integer 11 11 20 20 8 Bouea macrophyla - Sterculia foetida 10 10 20 20 9 Bouea macrophyla - Cerbera manghas 11 11 20 20 10 Cocos nucifera - Eugenia malaccensis 7 13 13 20 11 Cocos nucifera - Durio zibethinus 10 13 13 20 12 Cocos nucifera - Lansium domesticum 11 13 13 20 13 Cocos nucifera - Nephelium lappesium 8 12 13 20 14 Cocos nucifera - Gnetum gnemon 7 13 13 20 15 Cocos nucifera - Artocarpus integer 5 11 13 20 16 Cocos nucifera - Sterculia foetida 7 10 8 20 17 Cocos nucifera - Cerbera manghas 9 11 13 20 18 Eugenia malaccensis - Durio zibethinus 7 13 13 20 19 Eugenia malaccensis - Lansium 7 13 13 20 domesticum 20 Eugenia malaccensis - Nephelium 8 12 13 20 lappesium 21 Eugenia malaccensis - Gnetum gnemon 10 13 13 20 22 Eugenia malaccensis - Artocarpus 8 11 13 20 integer 23 Eugenia malaccensis - Sterculia foetida 5 10 13 20 24 Eugenia malaccensis - Cerbera manghas 6 11 13 20 25 Durio zibethinus - Lansium domesticum 11 13 13 20 26 Durio zibethinus - Nephelium lappesium 9 12 13 20
Ketinggian 400E(a) 13 13
Asosiasi Positif Positif
13 13
Positif Positif
12
Positif
13 11 10 11 8.45 8.45 8.45 7.8 8.45 7.15 4 7.15 8.45 8.45
Positif Positif Positif Positif Negatif Positif Positif Positif Negatif Negatif Positif Positif Negatif Negatif
7.8
Positif
8.45 7.15
Positif Positif
6.5 7.15 8.45 7.8
Negatif Negatif Positif Positif
149
PROSIDING KONSER KARYA ILMIAH NASIONAL Vol.2,Agustus 2016 | ISSN: 2460-5506
No. 28 29 30 31 32 33 34 35 36 37 38 39 40 41 42 43 44 45
Pasangan Spesies Durio zibethinus - Artocarpus integer Durio zibethinus - Sterculia foetida Durio zibethinus - Cerbera manghas
a 8 6 7
a+c 11 10 11
a+b 13 13 13
N 20 20 20
E(a) 7.15 6.5 7.15
Asosiasi Positif Negatif Negatif
Lansium domesticum - Nephelium lappesium Lansium domesticum - Gnetum gnemon Lansium domesticum - Artocarpus integer Lansium domesticum - Sterculia foetida Lansium domesticum - Cerbera manghas Nephelium lappesium - Gnetum gnemon Nephelium lappesium - Artocarpus integer Nephelium lappesium - Sterculia foetida Nephelium lappesium - Cerbera manghas Gnetum gnemon - Artocarpus integer Gnetum gnemon - Sterculia foetida Gnetum gnemon - Cerbera manghas Artocarpus integer - Sterculia foetida Artocarpus integer - Cerbera manghas Sterculia foetida - Cerbera manghas
9
12
13
20
7.8
Positif
8 7
13 11
13 13
20 20
8.45 7.15
Negatif Negatif
5 7 8 7
10 11 13 11
13 13 12 12
20 20 20 20
6.5 7.15 7.8 6.6
Negatif Negatif Positif Positif
7 7
10 11
12 12
20 20
6 6.6
Positif Positif
9 6 8 3 5 8
11 10 11 10 11 11
13 13 13 11 11 10
20 20 20 20 20 20
7.15 6.5 7.15 5.5 6.05 5.5
Positif Negatif Positif Negatif Negatif Positif
Hasil Uji Indeks Ochiai, Indeks Dice, Indeks Jaccard antara Gandaria (Bouea macrophylla) dan Jenis Penyusunnya Berdasarkan hasil analisis Uji
yang berasosiasi secara negatif. Pasang-
Indeks Ochiai, Indeks Dice, Indeks
an jenis yang berasosiasi secara negatif
Jaccard
(Bouea
derajat indeks asosiasinya berada di
macrophylla) dan Jenis Penyusunnya
kisaran rendah dan sangat rendah.
(Tabel 4 - tabel
6) bahwa diperoleh
Sedangkan pasangan jenis yang ber-
kombinasi yang menunjukkan asosiasi
asosiasi secara positif, derajat indeks
dengan derajat asosiasi rendah dan
asosiasinya berada di kisaran sangat
sangat
rendah.
antara
rendah
Gandaria
(rata-rata
0.5-0.89).
Mayasari et al, (2012) menjelaskan
Hasil uji Indkes asosiasi yang
hasil perhitungan menunjukkan bahwa
terjadi di hutan kota Ambon umumnya
tidak
yang
lemah, Kemungkinn pasangan-pasangan
berasosiasi secara positif mempunyai
ini saling mengeluarkan / meniadakan
nilai derajat asosiasi lebih besar dari
satu dengan yang lain, atau pasangan
150
selalu
pasangan
jenis
Asosiasi Spasial Pohon Gandaria (Bouea macrophylla) Dengan Jenis –Jenis Pohon …(Pamella M. Papilaya )
jenis tersebut mempunyai reaksi yang
sendiri dalam keadaan terbatas. Dengan
berbeda terhadap perbedaan lingkungan
demikian ada kecenderungan Gandaria
(Whittaker, 1975). Selain itu kecen-
(Bouea macrophylla yang terdapat di
derungan untuk saling mengeluarkan
kawasan hutan kota Ambon tidak
antar
diduga
memiliki hubungan timbal balik secara
disebabkan oleh terjadinya kompetisi
spasial dengan jenis pohon dominan
antar kedua jenis tersebut. Timbulnya
yang terdapat di kawasan ini tidak dapat
kompetisi ini disebabkan jenis- jenis
digunakan sebagai pohon indikator
tersebut mempunyai kebutuhan hidup
tentang
yang sama sedangkan sumber-sumber
Gandaria (Bouea macrophylla)
kedua
jenis
tersebut
kehadiran
dan
keberadaan
yang mendukung kebutuhan hidup itu Tabel 4. Uji Indeks Ochiai, Indeks Dice, Indeks Jaccard antara Gandaria (Bouea macrophylla) Untuk Pasangan Penyusunnya Pada Ketinggian 0 - 400m Dpl No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pasangan Spesies Bouea macrophyla - Lansium domesticum Bouea macrophyla - Inocarpus vagiferus Bouea macrophyla - Durio zibethinus Bouea macrophyla - Gmelina moluccana Bouea macrophyla - Eugenia aromatic Bouea macrophyla - Gnetum gnemon Bouea macrophyla - Arthocarpus campaden Bouea macrophyla - Cocos nucifera Bouea macrophyla - Myristica fragans
OI 0,89 0,74 0,74 0,77 0,74 0,74 0,74 0,77 0,70
DI 0,88 0,70 0,70 0,75 0,70 0,70 0,70 0,75 0,66
JI 0,8 0,55 0,55 0,6 0,55 0,55 0,55 0,6 0,5
Tabel 5. Uji Indeks Ochiai, Indeks Dice, Indeks Jaccard antara Gandaria (Bouea macrophylla) dan Jenis Penyusunnya Pada Ketinggian 440 - 700m Dpl No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pasangan Spesies Bouea macrophyla - Cocos nucifera Bouea macrophyla - Eugenia malaccensis Bouea macrophyla - Durio zibethinus Bouea macrophyla - Lansium domesticum Bouea macrophyla - Nephelium lappesium Bouea macrophyla - Gnetum gnemon Bouea macrophyla - Artocarpus integer Bouea macrophyla - Sterculia foetida Bouea macrophyla - Cerbera manghas
OI 0,80 0,80 0,80 0,80 0,77 0,80 0,74 0,70 0,74
DI 0,78 0,78 0,78 0,78 0,75 0,78 0,70 0,66 0,70
JI 0,65 0,65 0,65 0,65 0,6 0,65 0,55 0,5 0,55
151
PROSIDING KONSER KARYA ILMIAH NASIONAL Vol.2,Agustus 2016 | ISSN: 2460-5506
Tabel 6. Uji Indeks Ochiai, Indeks Dice, Indeks Jaccard antara Gandaria (Bouea macrophylla) dan Jenis Penyusunnya Pada Ketinggian >700m Dpl No. 1 2 3 4 5 6 7 8 9
Pasangan Spesies Bouea macrophyla - Lansium domesticum Bouea macrophyla - Mangifera foetida Bouea macrophyla - Garcinia mangostana Bouea macrophyla - Nephelium lappesium Bouea macrophyla - Sandoricum koetjape Bouea macrophyla - Inocarpus vagiferus Bouea macrophyla - Canarium vulgare Bouea macrophyla - Durio zibethinus Bouea macrophyla - Eugenia malaccensis
OI 0,83 0,80 0,86 0,77 0,77 0,80 0,77 0,80 0,74
DI 0,82 0,78 0,85 0,75 0,75 0,78 0,75 0,78 0,70
JI 0,7 0,65 0,75 0,6 0,6 0,65 0,6 0,65 0,84
Pengelompokan Pasangan Asosiasi Jenis Pohon di Hutan Kota Ambon Hasil pengelompokan pasangan asosiasi 19 jenis pohon yang berasosiasi
ketinggian di hutan kota Ambon dijelaskan pada Gambar 3, 4, dan 5
dengan tumbuhan Gandaria,pada tiga C A S E 0 5 10 15 20 25 Label Num +---------+---------+---------+---------+---------+ G.moluccana 7 M.fragans 10 A.campaden 1 G.gnemon 6 I.vagiferus 8 L.domestikum 9 B.macrophylla 2 D.zibethinus 4 C.nucifera 3 E.aromatica 5
─┬─────────────────┐ ─┘ │ ─┬─────┐ ├───────┐ ─┘ ├─────────┐ │ │ ───────┘ ├─┘ ├───┐ ─────────────────┘ │ │ ───────────┬───────────────┘ ├────────────────┐ ───────────┘ │ │ ───────────────────────────────┘ │ ────────────────────────────────────────────────┘
Gambar 3 Dendogram Hasil Analisis Pengelompokan Asosiasi 10 Jenis Pohon di Hutan Kota Ambon pada Ketinggian 0 – 400 m dpl C A S E Label
Num
G.gnemon 7 S.foetida 10 N.lappesium 9 B.mancrophylla 2 L.domesticum 8 C.nucifera 4 D.zibethinus 5 E.malaccencis 6 A.integer 1 C.manghas 3
0 5 10 15 20 25 +---------+---------+---------+---------+---------+ ─┬─────────┐ ─┘ ├─────────┐ ───────────┘ ├───────┐ ─────────────┬───────┘ ├───────────────────┐ ─────────────┘ │ │ ─────────────────────────────┘ │ ───┬─────────────┐ │ ───┘ ├───────────────┐ │ ─────────────────┘ ├───────────────┘ ─────────────────────────────────┘
Gambar 4 Dendogram Hasil Analisis Pengelompokan Asosiasi 10 Jenis Pohon di Hutan Kota Ambon pada Ketinggian 400 – 700m dpl
152
Asosiasi Spasial Pohon Gandaria (Bouea macrophylla) Dengan Jenis –Jenis Pohon …(Pamella M. Papilaya )
C A S E Label Num B.macrophylla 1 D.zibethinus 3 C.vulgare 2 N.lappesium 9 S.koetjapea 10 M,foetida 8 E.malaccencis 4 L.domesticum 7 G.mongostana 5 I.vagiferus 6
0 5 10 15 20 25 +---------+---------+---------+---------+---------+ ─┬─────────────┐ ─┘ ├───────────────┐ ───────────────┘ ├───────┐ ─────┬─────────┐ │ │ ─────┘ ├───────────────┘ ├─────────┐ ───────────────┘ │ │ ───────────────────┬───────────────────┘ │ ───────────────────┘ │ ─────────────────────────────┬───────────────────┘ ─────────────────────────────┘
Gambar 5 Dendogram Hasil Analisis Pengelompokan Asosiasi 10 Jenis Pohon di Hutan Kota Ambon pada Ketinggian >700m dpl
Memaknai hasil penelitian ini,
Interaksi yang terjadi di antara
kemudian dikaji dengan beberapa teori
Gandaria dengan jenis pohon yang
sebelumnya yang berkaitan dengan
menimbulkan asosiasi positif dipenga-
tipe asosiasi yang terbentuk antara
ruhi juga oleh faktor kepadatan dan
Gandaria dengan tumbuhan lainnya di
frekuensi populasi yang tinggi Desmuch
dataran rendah, medium dan dataran
(1992). Frekuensi dan kepadatan yang
tinggi pada umumnya positif, mem-
cukup tinggi di dalam populasi akan
berikan makna bahwa bahwa ada tarik
menimbulkan adanya tarik menarik
menarik antara populasi pohon yang
yang tinggi antara jenis dalam rangka
ada, karena kebutuhan lingkungan
menggunakan lingkungan yang ada,
yang sama, sehingga mereka hidup
untuk menciptakan kondisi hidup yang
berdampingan pada habitat yang sama.
stabil. Kondisi ini memberi pengertian
Terjadinya asosiasi positif di antara jenis-
bahwa interaksi yang terjadi dalam
jenis pohon pada tiga ketinggian ini,
komunitas secara alami, dapat bertahan
memberikan gambaran bahwa jenis-jenis
untuk jangka waktu yang panjang
tersebut membutuhkan per-syaratan hidup
selama komunitas tersebut berada dalam
yang sama. Akibat dari kebutuhan yang
keadaan seimbang. Pernyataan ini sangat
sama, maka adanya tarik menarik antara
mendukung kondisi vegetasi hutan kota
individu dalam populasi ini yang menim-
Ambon. Sebab jika dilihat dari nilai-
bulkan suatu poladistribusi mengelom-
nilai parameter keanekaragaman seperti
pok (Mueller-Dombois dan Ellenberg,
kepadatan
1974).
maupun jenis tumbuhan lain di lapangan,
dan
frekuensi
Gandaria
153
PROSIDING KONSER KARYA ILMIAH NASIONAL Vol.2,Agustus 2016 | ISSN: 2460-5506
sangat menunjang untuk terjadinya
pohon yang termasuk dalam kelompok
interaksi positif yang kuat di antara
1 mempunyai jarak koefisien penge-
jenis-jenis yang ada.
lompokan paling jauh. Dengan demi-
Britton dan Zimmerman (dalam
kian jenis-jenis pohon yang termasuk
Deshmuhk, 1992) menjelaskan bahwa
dalam kelompok 1 ini, dianggap meru-
secara geografis apabila suatu jenis
pakan jenis yang termasuk dalam
dalam penyebarannya menemukan ling-
kelompok yang memiliki jarak penge-
kungan yang cocok sebagai akibat
lompokan asosiasi paling jauh. Bila
kombinasi antara daya pemencaran dan
dilihat dari kondisi lapangan, faktor-
faktor lingkungan mengakibatkan pe-
faktor lingkungan yang teramati pada
nyebarannya hanya terbatas pada suatu
penelitian ini, dan diduga kuat ber-
daerah tertentu, maka jenis tersebut
pengaruh kuat terhadap pengelompok-
dikatakan endemik daerah itu. Per-
an jarak koefisiennya jauh adalah faktor
nyataan-pernyataan ini cukup beralasan,
topografi dan luas lahan.
sebab apabila dilihat dari nilai para-
Bouea macrophylla merupakan
meter-parameter keanekaragaman seperti
jenis berpeluang terbanyak untuk dapat
kepadatan frekuensi dan dominansi dari
dipasangkan dengan jenis lainya pada
112 jenis yang ditemukan di hutan kota
kelompok 1 sampai kelompok 5, Jenis-
Ambon,
yang
jenis yang dapat dipasangkan dengan
menonjol dalam arti memiliki nilai-nilai
Arthocarpus campaden adalah Myristica
parameter keanekaragaman yang tinggi,
fragans, Cocos nucifera, Arthocarpus
ternyata jenis-jenis ini merupakan ende-
campaden, Durio zibethinus, Eugenia
mik daerah Maluku. Salah satunya
aromatica, dan Lansium domesticum.
adalah Gandaria (Bouea macrophylla).
Bila dilihat di lapangan, pasangan-
ada
beberapa
jenis
Hasil analisis pengelompokan
pasangan ini mempunyai kemunculan
pasangan asosiasi pohon di hutan pulau
yang
Ambon
memperlihatkan bahwa pada
berdasarkan data frekuensi kehadiran
dataran rendah terdapat 5 kelompok.
jenis-jenis ini mempunyai kemampuan
Kelompok yang memiliki pasangan
menyebar yang cukup tinggi. Dengan
terbanyak adalah kelompok 1, sedang-
demikian pasangan-pasangan ini tetap
kan kelompok 2 sampai kelompok 5
dianggap mempunyai asosiasi yang kuat
terdiri dari 1 pasangan. Jenis-jenis
dalam satu pengelompokan.
154
jauh
lebih
sering,
karena
Asosiasi Spasial Pohon Gandaria (Bouea macrophylla) Dengan Jenis –Jenis Pohon …(Pamella M. Papilaya )
Bila dikaji kembali berdasarkan
ompokan pasangan asosiasi jenis pohon
kemunculan jenis yang ditampilkan
yang terbentuk, ada 2 pengelompokan
dalam tabel nilai jarak koefiesien
besar pada ketinggian ini dan dianggap
maupun dendogram yang terbentuk,
mendekati keadaan yang sebenarnya di
maka dapat memberikan gambaran
lapangan. Gambaran tersebut dapat
bahwa pada prinsipnya dari 5 pengel-
terlihat pada Gambar 6 sebagai berikut.
Gambar 6 sebagai berikut. M. fragans Kelompok 1
B.macophylla
L. domesticum
E. aromatica
Kelompok 2
C. nucifera
A.campaden
G. moluccana
I. vagiferus
G. gnemon
D. zibethinus
Gambar 6 Pengelompokan Pasangan Asosiasi di Hutan Kota Ambon pada Ketinggian 0 -400m Dpl.
Hasil pengelompokan pada ketingg-
Tumbuhan ini akan mengalami kelayu-
ian di bawah 400 meter dpl seperti yang
an dan mati bila terlalu banyak me-
digambarkan pada Gambar 5, mem-
nerima terjangan angin dan gelombang
berikan pengertian bahwa Gandaria
laut. Contohnya seperti di desa Alang,
mempunyai kedekatan asosiasi lebih
Hatu, dan desa Seri.
dekat
dengan
A.
Untuk mengaplikasikan konsep
campaden, L.domesticum, M.fragans
asosiasi yang telah terbentuk pada
dan E. aromatica. Kedekatan ini akan
dataran rendah ini, maka perlu diper-
sangat membantu Gandaria untuk dapat
hatikan kaitannya dengan pola pengem-
tumbuh pada ketinggian ini terutama
bangan
dalam perlindungannya terhadap dae-
Sitorus ( dalam Arifin, 20013) bahwa,
rah-daerah yang terbuka yang langsung
agar pengembangan fungsi hutan dan
berhubungan dengan penerimaan ter-
kebun selaras dengan daya dukung
paan
lingkungan yang ada serta mempunyai
angin
D.
atau
zibethinus,
gelombang
laut.
ekosistem
hutan.
Menurut
155
PROSIDING KONSER KARYA ILMIAH NASIONAL Vol.2,Agustus 2016 | ISSN: 2460-5506
keunggulan komparatif, dalam melak-
pasangan-pasangan
sanakan pola tanaman maka asosiasi
kemunculan yang jauh lebih sering,
jenis merupakan salah satu konsep dasar
karena
yang perlu dipertimbangkan dengan
kehadiran jenis-jenis ini mempunyai
kondisi kesesuaian penggunaan lahan
kemampuan menyebar
dengan
karakteristik
tinggi. Kondisi ini akan lebih mem-
potensi hutan rakyat, serta kondisi
permudah terbentuk asosiasi. Dengan
biofisik lainnya seperti topografi lahan
demikian pasangan-pasangan ini tetap
dan faktor iklim. Sehingga pemanfaatan
dianggap mempunyai asosiasi yang kuat
hutan secara maksimal dapat mem-
dalam satu pengelompokan.
memperhatikan
berdasarkan
ini
mempunyai
data
frekuensi
yang cukup
berikan nilai tambah bagi peningkatan
Bila dikaji kembali berdasarkan
kesejahteraan masyarakat di sekitar
kemunculan jenis yang ditampilkan
hutan.
dalam tabel nilai jarak koefiesien mau-
Gandaria (B.macrophylla)merupakan
pun dendogram yang terbentuk, maka
jenis berpeluang terbanyak untuk dapat
dapat memberikan gambaran bahwa
dipasangkan dengan jenis lainya pada
pada prinsipnya dari 6 pengelompokan
kelompok 1 sampai kelompok 6, Jenis-
pasangan asosiasi jenis pohon yang
jenis yang dapat dipasangkan dengan
terbentuk, ada 2 pengelompokan besar
Gandaria
pada ketinggian ini dan dianggap
adalah
E.malaccensis,
A.
campaden,
G.gnemon,
L.
mendekati keadaan yang sebenarnya di
domesticum, N. lappesium, C. manghas
lapangan. Gambar-an tersebut dapat
dan S. foetida. Bila dilihat di lapangan,
terlihat pada
Gambar 7 sebagai berikut. D. zibethinus
E. malaccensis Kelompok 1
A. integer C. nucifera
Kelompok 2
B. macrophylla G.gnemon
L. domesticum N. lappesium
C. manghas S. foetida
Gambar 7 Pengelompokan Pasangan Asosiasi di Pulau Ambon pada Ketinggian 400 – 700m dpl
Hasil pengelompokan pada keting-
digambarkan pada Gambar 7, membe-
gian 400 – 700m dpl seperti yang
rikan pengertian bahwa Gandaria mem-
156
Asosiasi Spasial Pohon Gandaria (Bouea macrophylla) Dengan Jenis –Jenis Pohon …(Pamella M. Papilaya )
punyai kemampuan yang paling me-
Hasil analisis pengelompokan
nonjol dari seluruh pengelompokan
pasangan asosiasi pohon di hutan pulau
pasangan asosiasi pada ketinggian ini.
Ambon
Frekuensi kehadiran dan kemelimpahan
dataran tinggi terdapat 4 kelompok.
tumbuhan ini sangat tinggi, sehingga
Kelompok yang memiliki pasangan
mampu mendominasi seluruh daerah
terbanyak adalah kelompok 2 dan
ketinggian ini.
kelompok 3, kemudian diikuti dengan
Kemampuan
untuk
kelompok 1 dan kelompok 4 yang
menonjol dalam pengelompokan pa-
terdiri dari 1 pasangan. Jenis-jenis
sangan asosiasi
ketinggian ini,
pohon yang termasuk dalam kelompok
disebabkan Gandaria mempunyai ke-
1 mempunyai jarak koefisien penge-
mampuan beradaptasi cukup tinggi ter-
lompokan paling jauh. Dengan demi-
hadap
Sehingga
kian jenis-jenis pohon yang termasuk
kemelimpahanya merata pada keting-
dalam kelompok 1 ini, dianggap me-
gian ini. (Smith, 1992) mengemukan
rupakan jenis yang termasuk dalam
bahwa kemampuan suatu jenis untuk
kelompok yang memiliki jarak penge-
tumbuh menyebar pada suatu habitat
lompokan asosiasi paling jauh. Bila
menggambarkan kemampuan adaptasi
dilihat dari kondisi lapangan, faktor-
individu-individu dari spesies tersebut
faktor lingkungan yang teramati pada
atau responsnya terhadap heterogenitas
penelitian ini, dan diduga kuat ber-
maupun
pengaruh
habitat
di
Gandaria
memperlihatkan bahwa pada
setempat.
homo-genitas
lingkungan.
terhadap
pengelompokan
Kondisi lingkungan pada ketinggian ini
jarak koefisiennya jauh adalah faktor
memiliki ciri yang relatif sama, se-
topografi lereng dan campur tangan
hingga kesempatan kepada jenis-jenis
manusia.
ini tumbuh menyebar secara mera-ta.
Gandaria (B.macrophylla) me-
Selain itu, Gandaria memperbanyak diri
rupakan jenis berpeluang terbanyak
secara generatif dengan memunculkan
kedua untuk dapat dipasangkan dengan
individu baru melalui mobilitas biji-
jenis lainya yaitu pada kelompok 1
bijian yang tinggi sehingga penyebaran-
sampai kelompok 4. Jenis-jenis yang
nya tidak jauh tersebar dari induknya
dapat dipasangkan dengan B.macrophylla
yang menyebabkan terjadinya penge-
adalah C. vulgare, G. manggostana,dan
lompokan individu.
D.zibethinus.Sama seperti yang sudah
157
PROSIDING KONSER KARYA ILMIAH NASIONAL Vol.2,Agustus 2016 | ISSN: 2460-5506
dijelaskan di atas bahwa pasangan-
yang ditampilkan dalam tabel nilai jarak
pasangan ini mempunyai kemunculan
koefiesien maupun dendogram yang
yang jauh lebih sering, karena ber-
terbentuk, maka dapat memberikan
dasarkan data frekuensi kehadiran jenis-
gambaran bahwa pada prinsipnya dari 4
jenis ini mempunyai kemampuan me-
pengelompokan pasangan asosiasi jenis
nyebar yang cukup tinggi. Dengan
pohon yang terbentuk, ada 2 penge-
demikian pasangan-pasangan ini tetap
lompokan besar pada ketinggian ini dan
dianggap mempunyai asosiasi yang kuat
dianggap
dalam satu kelompok.
sebenarnya di lapangan.
Pengelompokan pasangan asosiasi di dataran tinggi setelah dikaji
mendekati
keadaan
yang
Gambaran
tersebut dapat terlihat pada Gambar 8 sebagai berikut.
kembali berdasarkan kemunculan jenis
G.manggostana Kelompok 1 B. macrophylla
E. malaccensis Kelompok 2
S. koetjapea
N. lappesium
L. domesticum
M. foetida
C. vulgare
D. zibethinus
I. vagiferus
Gambar 8. Pengelompokan Pasangan Asosiasi di Pulau Ambon pada Ketinggian > 700m Dpl
Hasil pengelompokan pada dataran
D. zibethinusmerupakan jenis yang
tinggi seperti yang digambarkan pada
mempunyai
Gambar
pengertian
terbanyak sesudah Gandaria. Hal ini
mempunyai
berarti kedekatan jenis-jenis ini cukup
bahwa
8
memberikan
Gandaria
tetap
kemampuan yang paling menojol dari
dekat
seluruh
pohon
pengelompokan
pasangan
dengan
maupun
kehadiran dan kemelimpahan tumbuhan
masyarakat
ini sangat tinggi, sehingga mampu
ekonomi.
ini. G.manggostana, L. domesticumdan
158
Gandaria.
kemunculan
Jenis-jenis
yang tumbuh secara
asosiasi pada ketinggian ini. Frekuensi
mendominasi seluruh daerah ketinggian
frekuensi
sengaja dan
Gambaran
ditanam mempunyai
yang
alami oleh nilai
dilukiskan
dalam dendogram maupun pengelom-
Asosiasi Spasial Pohon Gandaria (Bouea macrophylla) Dengan Jenis –Jenis Pohon …(Pamella M. Papilaya )
pokan di atas diharapkan dapat menjadi
Kondisi masyarakat di sekitar
patokan dalam pola penanaman hutan di
hutan sangat
tiga ketinggian di pulau Ambon sebagai
konservasinya terhadap penataan jenis-
jenis andalan setempat (lokal) untuk
jenis ini untuk tumbuh secara alami
meningkatkan
hutan.
dengan baik. Walaupun pada Kenya-
Wardana et al, (2002) menyebutkan
taannya masih banyak ditemukan faktor-
bahwa jenis-jenis lokal merupakan jenis
faktor lingkungan lain yang diamati
andalan setempat (JAS) yaitu jenis
pada penelitian ini dan diduga kuat
tumbuhan atau pohon yang sama atau
berpengaruh terhadap kelestarian jenis-
tidak sama dengan daerah lain, yang
jenis yang tumbuh secara alami adalah
dapat meningkatkan produktivitas hutan
pemanfaatan hutan secara berlebihan
yang telah terbukti baik di suatu tempat
seperti penebangan kayu hutan secara
ditinjau dari pertumbuhan dan peman-
liar sehingga menimbulkan dampak
faatannya atau fungsinya, sangat penting
ekologis.
produktivitas
diharapkan kesadaran
dalam mendukung pengkajian tipe-tipe komunitas suatu wilayah.
KESIMPULAN 1. Tipe asosiasi yang terbentuk
manghas,C.
nucifera,
D.
pada jenis pohon di hutan kota
zibethinus, E. malaccensis, G.
Ambon umumnya positif (+)
gnemon,
Jenis-jenis pohon yang ber-
Lappesium, dan S. foetida. Dan
asosiasi dengan tumbuhan Gan-
pada ketinggian.700m dpl adalah
daria adalah sebagai berikut.
C.vulgare,
Pada ketinggian 0-400m dpl A.
E.maleccencis, G. manggostana, I.
campaden,C. nucifera, E. aro-
vagiferus, L. domesticum, M.
matica, G. moluccana, G.gnemon,
foetida, N. lappesium, dan
L. domesticum, I. vagiferus, dan
koetjapea.
L.
domesticum,
D.
N.
zibethinus,
S.
M. fragans. Pada ketinggian 400 –
2. Hasil analisa pasangan asosiasi
700m dpl adalah A. integer, C.
menunjukan kecenderungan Gan-
159
PROSIDING KONSER KARYA ILMIAH NASIONAL Vol.2,Agustus 2016 | ISSN: 2460-5506
daria (Bouea amcrphlylla) yang
3. Jenis pohon dominan di hutan
terdapat di kawasan ini tidak
kota Ambon tidak dapat diguna-
memiliki ketergantungan atau
kan sebagai pohon indikator
hubungan
ber-
tentang kehadiran atau kebera-
dasarkan distribusi jenis secara
daan Gandaria (Bouea amcrphlylla).
timbal
balik
sparsial dengan jenis pohon dominan
yang
menunjukan
adanya toleransi untuk hidup bersama pada area yang sama, khususnya
dalam
pembagian
ruang hidup.
DAFTAR PUSTAKA Arif,
Arifin, 2013. Hutan dan Kehutanan. Jogyakarta. Penerbit Kanisius.
Bratawinata, A. 2001. Ekologi Hutan Hujan Tropis Dan Metode Analisis Hutan. Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi Badan Kerja sama Perguruan Timggi Negeri Indonesia Timur. Samarinda. BKS - PTN – INTIM. Desshmuhk, I. 1992. Ekologi Dan Biologi Tropika. Jakarta. Yayasan Obor Indoensia. Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Alih Bahasa Badan Litbang Kehutanan. Jakarta: Departemen Kehutanan. Indriyanto, 2006. Ekologi Hutan. PT. Bumi Aksara. Jakarta. Kurniawan, A., N.K.E, Undaharta dan I.M.R. Pendit. 2008. 160
Asosiasi Jenis-jenis Pohon Dominan di Hutan Dataran Rendah Cagar Alam Tangkoko, Bitung, Sulawesi Utara, Jurnal Biodiversitas Vol, 9 Nomor 3 p (199-203), Surakarta, Ludwig, J.A. and J.F. Reynold. 1988. Statistical Ecology, A Premier on Methods and Computing. John Wiley and Sons Inc. New York. Martono, D.S, 2012. Analisis Vegetasi Dan Asosiasi Antara Jenis-jenis Pohon Utama Penyusun Hutan Tropis Dataran Rendah DI Taman Nasional Gunung Rinjani Nusa Tenggara Barat. Jurnal Arge-Tek. No 13. 2 September 2012. Mayasari.A., Konho.J dan Ady Suryawan, 2012. Asosiasi Eboni (Diospyros spp) dengan Jenis-jenis Pohon Dominan Di Cagar Alam Tangkoko
Asosiasi Spasial Pohon Gandaria (Bouea macrophylla) Dengan Jenis –Jenis Pohon …(Pamella M. Papilaya )
Sulawesi Utara. Jurnal Info BPK Manado. Volume 2 No 1. Juni 2012 Michael, P. 1997. Metode Ekologi Untuk Penelidikan Ladang dan Laboratorium. Alih Bahasa Koestoroer, Y.R. Jakarta. Universitas Indonesia Press Mongaba Indonesia, 2016. Berita dan Informasi Lingkungan. http://www.mongabay.co.id/ Monk, K.A, De Fretes, Y dan Lelley, G.R. 2000. Ekologi Nusa Tenggara dan Maluku. Alih Bahasa Kartikasari, S.N. Jakarta: Prenhallindo. Mueller, Dombis, Ellenberg. 1974. Aims and Method of Vegetation Ecology. New York, Brisbone, Toronto: Wiley International Edition. Odum, E.P. 1998. Dasar-dasar Ekologi. Edisi Ketiga. Alih Bahasa Tjahjono Samingan. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press. Primack, R. B. 1994. Biologi Konservasi. Jakarta. Yayasan Obor Indonesia Ramdan,H. 2001. Model Agroferestry Dalam Pengolahan Hutan Bersama Masyarakat. Majalah Duta Rimba Indonesia. Edisi April. Jakarata. Perum Perhutani. Reksohadiprodjo, s., Brodjonegoro. 2000. Ekonomi Lingkungan. BPFE Yogyakarta. Edisi Kedua. Yogyakarta. Santoso, B. 2000. Analisis Tanah, Daun dan Serasah Tanaman Sengon,
(Ablizia alcataria) Pada Jenis Tanah Halpuldaf di PT. Perkebunan Nusantara XII (Persero) Pancursari Malang Jurnal Habitat. Vol 11 No 111. Juni. Smith, R.I. 1992. Element of Ecology. (3rded) New York. Harper Colins Publisher Soegianto, A. 1994. Ekologi Kuantitatif. Surabaya. Usaha Nasional Soehardi, 2001. Hutan Sebagai Sumber Pangan Nasional. Majalah Duta Rimba Indonesia. Edisi Januari. Jakarata. Perum Perhutani. Supangat, A.B, H. Supriyo, P.Sudira dan Erny Poedjirahajoe. Status Kesuburan Tanah Di bawah tegakan Eucalyptus PELLITA F.Muell: STUDI KASUS DI HPHTI PT. ARARA ABADI, RIAU (Soil fertility under Eucalyptus pellita F.Muell stands: Case study in PT. Arara Abadi, Riau). Jurnal MANUSIA DAN LINGKUNGAN Vol. 20, No. 1 Maret. 2013: 22-34 Wardana, Sulastiningsi, Sutigno. 2002. Hutan Masa Depan Di Indonesia Suatu Tinjauan Berdasarkan Jenis Andalan Setempat. Majalah Kehutanan Indonesia. Edisi III. Jakarta. Perum Perhutani. Whittaker, R. H. 1975. Communities and Ecosystem . Mac millan Publishing Co. Inc. New York. Collier-Mac millan Publishing Limited Dublin.
161
PROSIDING KONSER KARYA ILMIAH NASIONAL Vol.2,Agustus 2016 | ISSN: 2460-5506
162