Pemetaan Potensi dan Dampak Ekonomi Masyarakat di Kawasan Pertambangan Bukit Tumpang Pitu Banyuwangi Sukriyah Kustanti Moerad1, Endang Susilowati2, Windiani3 UPT PMK Sosial Humaniora, Institut Teknologi Sepuluh Nopember, 61111, Surabaya, E-mail:
[email protected]
ABSTRACT Bukit Tumpang Pitu is located in Sumber Agung village, district of Pesanggaran, Banyuwangi region. There ara seven hills around Bukit Tumpang and it contains gold minning resourses. Since 2000, this area had been minning by local community with conventional method. On 20008, Local Government of Banyuwangi gave access for doing explaration in this area to Indo Multi Niaga corporation (IMN ltd). And this made the minners segemented into two types, i.e: a conventional and labor corporation minner. This research intends to make a map of local potention in this minner area and to see that there is an economic impact for the community in minning area. The method used is a grounded research, by using survey method, observation and interview with respondent through sample-questioner. This research wants to show that there are many economic pontentions to earn in this area. Since minner area, many people will come to this place. Besides the economic function, this area have tourism destination. It is Red Island beach and reside at near to the minner area. Keywords: Potential mapping; Economic impact; labor corporation minner; traditional labor minner; area minning
ABSTRAK Sejak tahun 2012, Desa Sumber Agung selain sebagai kawasan pertambangan yang sudah hampir 15 tahun, juga mempunyai potensi wisata Red Island (Pulo Merah). Permasalahan penelitian adalah sejauh mana perubahan sosial ekonomi terjadi di masyarakat Desa Sumber Agung. Tujuan Penelitian melihat bagaimana perubahan sosial ekonomi terjadi pada masyarakat Desa tersebut. Penelitian ini penelitian lapangan (grounded research), menggunakan metode survei lokasi, observasi, dan wawancara menggunakan kuesioner. Teknik sampel secara purposive random sampling dengan jumlah responden 100 orang. Pengolahan data kuantitatif dengan menggunakan kategorisasi dan tabel frekuensi. Analisis data secara diskriptif analitik. Hasil penelitian menunjukkan adanya perubahan potensi ekonomi. Mulai dari jenis mata pencaharian, pendapatan masyarakat, hingga pola dan gaya hidup sehari-hari. Desa Sumber Agung tidak lagi mencerminkan desa pedalaman namun lebih menunjukkan desa wisatawan. Pemukiman penduduk desa sudah berubah fungsi menjadi Homestay, dan Guest House karyawan petambang swasta. Kata Kunci: Pemetaan; perubahan ekonomi; Perusahaan Penambang; Penambang Tradisional, Wilayah Penambangan.
114
115 - Pemetaan Potensi dan Dampak Ekonomi Masyarakat
Muchtar Lubis (2005) kesadaran akan pentingnya
Pendahuluan Negara Indonesia memiliki tanah yang
lingkungan hidup bukan hanya tanggungjawab
kaya mineral yang selalu diremajakan dan
pemerintah saja namun kesadaran masyarakat
diperkaya oleh badan-badan yang dikeluarkan
juga harus ditumbuhkembangkan.
oleh gunung-gunung berapi. Di dalamnya juga
Pertambangan merupakan salah satu aset
terkandung aneka ragam bahan galian yang
sumber daya alam yang termasuk dalam kekayaan
merupakan bahan mentah industri seperti timah,
bumi
timah hitam, bijih alumunium, nikel, tembaga dan
pertambangan dan energi adalah peningkatan
asbes,
kerusakan sumber alam tanah dan air
emas,
perak,
mangan,
kuarsa,
batu
di
dunia.
Pengelolaan
di
bidang
akibat
gamping, belerang, dan lain sebagainya. Tetapi
kegiatan eksploitasi.
ada hal yang perlu diperhatikan bahwa “Kekayaan
daerah yang memiliki kekayaan sumber daya
alam yang kita miliki bukan warisan dari nenek
alam tersebut dapat menjadi alternatif untuk
moyang yang boleh dihabiskan begitu saja,
dikelola, tentu saja dengan izin dari pemerintah.
melainkan harta pusaka yang harus diwariskan
Maraknya
secara turun temurun dalam keadaan utuh. Sebab
mengakibatkan pula menjamurnya kota-kota yang
pemanfaatan sumber daya secara kurang hati-hati
berkeinginan untuk mengelola tambang yang ada
dapat merugikan kepentingan
manusia masa
di wilayah kota tersebut. Salah satu kota di ujung
generasi masa yang akan datang”
timur Jawa Timur yakni Kota Banyuwangi tak
kini dan
izin
Oleh karena itu potensi
usaha
pertambangan
terlepas juga berkeinginan untuk mengelola
(Daryanto, 2000). Degradasi lingkungan alam di satu sisi
potensi pertambangan yang ada di satu kawasan
sebagai akibat dari proses alam itu sendiri namun
Kecamatan
di sisi lain akibat dari kegiatan manusia dalam
Kabupaten Banyuwangi. Pertambangan di areal
memenuhi konsumsi ekonomi. Seperti yang
ini sangat unik yakni ada 7 Bukit yang
dinyatakan oleh Mochtar Lubis (2005) bahwa
mengandung tambang tersebut. Gunung itu
kerusakan
oleh
terkenal dengan nama “Bukit Tumpang Pitu”.
manusia, sebab alam itu seperti yang kita lihat
Sejak tahun 2000, masyarakat wilayah ini secara
sekarang ini sebelum banyak terjadi kerusakan
tradisional sudah banyak yang mengetahuinya dan
ekologi adalah perwujudan dari proses evolusi
banyak yang mencoba beralih dari kegiatan
yang telah berlangsung. Selama terjadi perubahan
pertanian dan peladangan menjadi petambang.
alam maka karakteristik yang menyertai adalah
Kemudian tahun 2008 masuklah investor PT.
mencari keseimbangan. Jadi jagad raya diciptakan
Indo Multi Niaga (IMN) yang sudah diberi izin
Tuhan dengan pengaturan hukum keseimbangan.
oleh Bupati Ratna pada tahun 2008-2014 untuk
Namun apabila kegiatan atau ulah manusia terlalu
melakukan eksplorasi pertambangan emas di
melebihi
maka
kawasan hutan tersebut dengan luasan mencapai
terjadilah kerusakan-kerusakan alam. Menurut
11.621,45 ha. Sebagian meliputi area hutan
alam
daya
lebih
tampung
dimungkinkan
alam
bumi
yakni
Kecamatan
Pesanggaran
116 - Pemetaan Potensi dan Dampak Ekonomi Masyarakat
konservasi
di
Kecamatan
Siliragung
dan
oleh
PT
IMN
diperbolehkan
Pesanggaran. Data dari Kecamatan Pesanggaran
masyarakat
dalam Angka (BPS: 2011) awalnya, jumlah
bahkan dikejar-kejar dan dipenjarakan. Konflik
penambang tradisional mencapai 12 ribu orang
meledak
yang berasal dari wilayah setempat atau pun dari
petambang tradisional membakar salah satu pos
luar kota Jember, Situbondo, Bali, dan Solo.
milik PT IMN. Lebih lanjut seorang warga (Deni,
Namun, dengan gencarnya Polres Banyuwangi
68 tahun) mengatakan bahwa lahan yang sudah
melakukan penangkapan karena menganggap
digali atau belum, menguntungkan atau tidak,
petambang tradisional justru merusak lingkungan,
adanya tambang emas terbukti telah merusak
akhirnya jumlahnya sempat menyusut menjadi
kekayaan paling berharga yang dimiliki oleh
250 orang. Namun belakangan, IMN menjual 80
warga Kecamatan Pesanggaran yaitu kehidupan
persen
kebersamaan dan kegotongroyongan.
sahamnya
sehingga
kepada
pemerintah
empat
korporasi
Banyuwangi
tradisional
bulan
Juni
tidak
sedangkan
2011
diperbolehkan
dimana
ribuan
kembali
Namun demikian kondisi yang berbeda
bernegosiasi dengan korporasi tersebut (Kompas,
terjadi di Desa Sumber Agung Kecamatan
Juli, 2012).
Pesanggaran, lokasi yang banyak dipilih para
Berdasarkan hasil survei pendahuluan
pendatang
khususnya
karyawan
perusahaan
serta diperkuat hasil penelitian Siwi Yunita
pertambangan yang sedang melakukan eksplorasi.
(2012), menunjukkan bahwa sejak adanya proyek
Sebagian masyarakat di desa ini beralih pekerjaan
pertambangan di wilayah Bukit Tumpang Pitu,
dari petani dan nelayan menjadi penambang,
kehidupan
karyawan
masyarakat
berubah
menjadikan
perusahaan
atau
berwiraswasta
kehidupan sosial yang serba keras, tidak lagi
membangun kost-kosan dan membuka warung.
aman dan harmonis, saling bersaing hingga
Kondisi perekonomian berkembang dengan pesat
mengakibatkan
jadi
sejalan dengan beroperasinya kegiatan perusahaan
berantakan. Hal ini disebabkan para kepala
dalam melakukan eksplorasi tambang. Masalah
keluarga
tradisional
yang dikaji dalam penelitian ini lebih berfokus
menanamkan modalnya untuk ikut explorasi,
pada upaya pemetaan potensi lokal yang dapat
dengan tujuan untuk mendapatkan pendapatan
dikembangkan
lebih besar dari sebagai seorang petani dan
masyarakat dari kegiatan penambangan emas di
peladang. Namun hingga setahun, apa yang
kawasan Bukit Tumpang Pitu.
rumah
sebagai
tangga
petambang
mereka
mereka harapkan tak kunjung datang. Di sisi lain mereka
harus
mencukupi
keluarga
dan
dampak
ekonomi
bagi
Sedangkan tujuan penelitian ini adalah
mereka.
melakukan pemetaan potensi lokal yang dapat
Sehingga terjadilah konflik sosial yang cukup
dikembangkan dan menganalisis dampak yang
besar di masyarakat Kecamatan Pesanggaran
ditimbulkannya khususnya dalam bidang ekonomi
khususnya kawasan Bukit Tumpang Pitu. Konflik
di kawasan Bukit Tumpang Pitu. Penelitian ini
mulai memanas karena warga mengira eksplorasi
menggunakan data primer yang dikumpulkan
117 - Pemetaan Potensi dan Dampak Ekonomi Masyarakat
langsung pada lokasi objek penelitian yaitu
2.
Desa Sumber Agung Kecamatan Pesanggaran dan data sekunder dari instansi terkait. Metode sampel
yang
purposif
digunakan
sample,
perwakilan
adalah
yaitu sampel
tertentu
yang
(PAD) ; 3.
metode
merupakan
dianggap
4.
tingkat
kepemilikan
pendidikan,
(aset),
pekerjaan
pendapatan, utama,
5.
kerja,
terutama
Meningkatkan
ekonomi
masyarakat
di
Meningkatkan usaha mikro masyarakat di sekitar tambang;
6.
dan
pekerjaan sampingan. Hasil dari penelitian dapat
tenaga
sekitar tambang;
dikaji adalah indikator-indikator sosial ekonomi, seperti
Menampung
masyarakat di sekitar tambang;
bisa
mewakili pendapat dari populasi. Indikator yang
Meningkatkan Pendapatan Asli Daerah
Meningkatkan kualitas SDM masyarakat di sekitar tambang; dan
7.
Meningkatkan
derajat
kesehatan
menjadi masukan dan bahan pertimbangan bagi
masyarakat di sekitar tambang.
pemerintah daerah dalam menyusun strategi dan
Namun secara alami keberadaan deposit
rencana pengembangan potensi lokal yang ada di
sumber daya tambang selalu berinteraksi dan
Banyuwangi khususnya di kawasan pertambangan
berkaitan dengan lingkungan habitatnya, seperti
Bukit Tumpang Pitu Kecamatan Pesanggaran.
tanah, air, dan tumbuh-tumbuhan. Karena itu salah satu faktor mendasar yang tidak dapat dihindari pada saat melakukan eksploitasi deposit
Dampak Kegiatan Penambangan Kegiatan
industri
penambangan
tambang tersebut adalah terjadinya degradasi
menimbulkan dampak baik pengaruh positif
lingkungan.
maupun negatif. Dampak
Lingkungan Hidup Nomor 32 tahun 2009,
positif kegiatan
Di
dalam
Undang
Undang
kontribusi
kerusakan lingkungan hidup adalah perubahan
terhadap peningkatan pendapatan asli daerah,
langsung dan/atau tidak langsung terhadap sifat
membuka
fisik, kimia, dan/atau hayati lingkungan hidup
penambangan
yaitu
menyumbangkan
memberikan
keterisolasian devisa
negara,
wilayah, membuka
yang
melampaui
kriteria
baku
kerusakan
lapangan kerja, pengadaan barang dan jasa untuk
lingkungan hidup.
konsumsi dan yang berhubungan dengan kegiatan
dampak negatif dari kegiatan pertambangan dapat
produksi, serta dapat menyediakan prasarana bagi
dilihat
pertumbuhan
lingkungan
sektor
ekonomi
lainnya
(Mangkusubroto, 1995). Menurut Salim (2007) dampak positif dari kegiatan pembangunan di bidang pertambangan adalah: 1.
dari
Beberapa kejadian sebagai
terjadinya fisik,
ancaman
biologi,
sosial,
terhadap budaya,
ekonomi, dan warisan nasional (Barton, 1993). Dampak
negatif
terhadap
ekologi
di
berbagai daerah bekas tambang dapat dilihat di
Memberikan nilai tambah secara nyata
tambang emas di Kalgoorie Australia Barat, bekas
kepada pertumbuhan ekonomi nasional;
tambang timah di Pulau Dabo Singkep yang menyebabkan air tergenang pada lubang-lubang
118 - Pemetaan Potensi dan Dampak Ekonomi Masyarakat
bekas galian sebagai sarang malaria, hamparan
Rahman Zaki, dkk.(jurnal Administrasi Publik
tanah gundul yang tidak produktif (Kasus
(JAP), dalam penelitian “Dampak Sosial Ekonomi
ANTAM Pomala dan PT. Inco), rona kota
Pertambangan Minyak dan Gas Banyu Urip,
terkesan sebagai kota mati (Katili, 1998), serta
Kabupaten Bojonegoro” memberikan kesimpulan
menurunnya kualitas tanah dan air, serta lubang-
bahwa
lubang bekas tambang batubara di Kalimantan
masyarakat Gayam yang sebelumnya dominan di
Timur dan Kalimantan Selatan.
sektor
adanya
peralihan
pertanian
mata
pencaharian
beralih
ke
sektor
Dampak penambangan di bidang sosial
pertambangan.Tingkat pendapatan meningkat dan
ekonomi sangat terasa menjelang dan berhentinya
mengarah lebih sejahtera Multiple effect sektor
operasi
pertambangan telah mempengaruhi kenaikan upah
perusahaan,
seperti
pendapatan
masyarakat menurun, terjadi pemutusan tenaga
sektor
kerja, tidak adanya lapangan kerja, pola produksi
Kabupaten Bojonegoro sukses dalam memberikan
dan
dan
kebijakan sektor pertambangan yang mendukung
penerimaan pemerintah dari pajak tambang dan
masyarakat.Terlihat dari keadaan sosial ekonomi
retribusi menurun. Dampak lanjutannya yaitu
masyarakat Gayam. Adanya perda konten lokal
konflik antaretnis, konflik budaya, konflik tanah,
dan keterlibatan masyarakat, dapat
kemiskinan dan pengangguran, persepsi negatif
konflik sosial yang terjadi pada masyarakat
terhadap perusahaan, kualitas hidup, partisipasi
sekitar pertambangan Banyu Urip.
konsumsi
menurun,
pendapatan
dan peranan wanita. Dampak
non-pertambangan.
Lebih
sosial-ekonomi
ini
menurut
lanjut
Peran
Chusharini
Pemerintah
meredam
Chamid,
mengatakan dalam kesimpulan hasil penelitian
Homenauck (1988, dalam Hadi, 2005) dapat
tentang
dikategorikan
ke dalam kelompok-kelompok
Development di Sekitar Tambang Mencerminkan
real impact dan special impact. Real impact
Kinerja Industri Tambang” dikatakan bahwa PT.
adalah dampak yang timbul sebagai akibat dari
Kelian Equator Mining (PT. KEM), telah
aktivitas
melaksanakan Pengelolaan Mercuri Avereness
proyek,
operasi, dan
prakonstruksi,
pascaoperasi,
konstruksi,
Program
Community
migrasi
yang bertujuan untuk mengurangi pencemaran air
penduduk, kebisingan, atau polusi udara. Special
raksa di lingkungan. Sehingga hal ini bisa
impact adalah suatu dampak yang timbul dari
meningkatkan kualitas pengetahuan masyarakat
persepsi masyarakat terhadap resiko dari adanya
terhadap resiko terpaparnya air raksa. Dampak
proyek.
lebih lanjut hal ini bisa meningkatkan kualitas Dampak
misalnya
“Keberhasilan
pada kondisi
sosial-ekonomi
sosial
ekonomi
masyarakat
di
kawasan
pada penelitian ini dikaji melalui peluang
pertambangan (Jurnal MIMBAR, jurnal Sosial
berusaha, peningkatan pendapatan, perubahan
dan Pembangunan).
mata
pencaharian,
perubahan
perilaku
Berbeda pula jika kita melihat hasil
masyarakat, dan kejadian konflik sosial. Abdul
penelitian Miranti, (2008), tentang “Prospek
119 - Pemetaan Potensi dan Dampak Ekonomi Masyarakat
Industri Batu Bara di Indonesia” Dampak
berubah dari dalam diri mereka sendiri; seperti
kegiatan pertambangan batu bara di Kelurahan
apa
Loa Ipuh Darat pada kondisi sosial adalah
khususnya dalam menyikapi intervensi sosial;
memicu timbulnya migrasi masuk,
timbulnya
seperti apakah pola informasi komunikasi yang
konflik, merenggangnya hubungan
terjadi di tengah masyarakat baik penyebaran
kekerabatan, dan memicu timbulnya praktik
informasi maupun dalam kerangka pembelajaran;
prostitusi yang dilegalkan oleh pemerintah daerah.
Media-media seperti apakah dan sumber belajar
Pada kondisi ekonomi kegiatan pertambangan
apakah yang digunakan dan diyakini masyarakat
menimbulkan
warga
sebagai sarana informasi dan pembelajaran;
masyarakat. Peningkatan atau pun penurunan
Kekuatan-kekuatan sosial yang dominan di dalam
tingkat
kerangka
kejadian
peluang
pendapatan
berdasarkan
jenis
kesempatan
kerja
usaha
bagi
masyarakat pekerjaan di
sektor
bervariasi
warga,
serta
pertambangan,
walaupun untuk warga lokal tergolong minim
karakter
dan
karakteristik
perubahan
social;
masyarakat,
Faktor-faktor
lingkungan apakah yang berpengaruh terhadap sikap dan perilaku masyarakat. Menurut
Lembaga
Pengkajian
disebabkan rendahnya tingkat pendidikan dan
Masyarakat Universitas Gadjah Mada (2011)
keterampilan warga lokal.
tujuan pemetaan sosial adalah, sebagai langkah awal pengenalan lokasi sasaran program dan
Pemetaan
Potensi Lokal di Kawasan
pemahaman
fasilitator
masyarakat yang
Pertambangan
terhadap
kondisi
menjadi sasaran. Untuk itu
Pemetaan potensi lokal merupakan suatu
diperlukan pendekatan dan metoda pelaksanaan
kegiatan yang dilakukan untuk menemukenali
program pemerintah melalui sosialisasi dan
potensi sosial ekonomi dan budaya masyarakat
pelatihan. Sedangkan tata cara Pemetaan Sosial
lokal atau disebut juga sebagai kegiatan orientasi
(Orientasi Sosial dan Wilayah) ini adalah sebagai
sosial. Kegiatan ini merupakan bagian dari proses
dasar penyusunan rencana kerja yang bersifat
sosialisasi awal, dilakukan setelah dan atau
taktis terhadap permasalahan yang dihadapi serta
bersamaan dengan kegiatan Kunjungan Informal
sebagai acuan dasar untuk mengetahui terjadinya
ke
proses perubahan sosial meliputi sikap dan
kelompok-kelompok
strategis
di
tingkat
desa/kelurahan (lobi kelompok strategis). Kondisi
perilaku pada masyarakat.
sosial budaya dan sosial ekonomi
yang perlu
Lebih lanjut dikatakan bahwa Pemetaan sosial
ditemukenali mencakup beberapa kondisi sebagai
diharapkan menghasilkan data dan Informasi
berikut: nilai-nilai apakah yang dianut oleh
tentang 1). data Demografi: jumlah penduduk,
masyarakat
komposisi penduduk menurut usia, gender, mata
secara
menggerakkan
dominan
yang
mampu
masyarakat; kekuatan-kekuatan
pencaharian,
agama,
pendidikan,
2).
Data
mendatangkan
Geografi: topografi, letak lokasi ditinjau dari
perubahan-perubahan sehingga masyarakat dapat
aspek geografis, aksesibilitas lokasi, pengaruh
sosial
apakah
yang
mampu
120 - Pemetaan Potensi dan Dampak Ekonomi Masyarakat
lingkungan geografis terhadap
kondisi sosial
pertambangan di Desa Sumber Agung Kecamatan
masyarakat, 3) Data psikografi: nilai-nilai dan
Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi maka data
kepercayaan yang dianut, mitos,
yang
kebiasaan,
adat
kebiasaan-
istiadat,
karakteristik
didapatkan
pertimbangan
digunakan
pengambilan
sebagai
dasar
keputusan
dalam
masyarakat, pola hubungan sosial yang ada, motif
pengembangan potensi daerah bagi pemerintah
yang
kabupaten Banyuwangi.
menggerakkan
tindakan
masyarakat,
pengalaman pengalaman masyarakat terutama terkait dengan mitigasi bencana, pandangan, sikap, dan perilaku terhadap intervensi luar,
Metodologi Penelitian
kekuatan sosial yang paling berpengaruh, serta 4)
A. Jenis Penelitian:
Pola komunikasi: media yang dikenal dan
termasuk dalam penelitian survei deskriptif.
digunakan, bahasa, kemampuan baca tulis, orang
Menurut
yang dipercaya, informasi yang biasa dicari,
deskrptif
tempat memperoleh informasi. Dalam pemetaan
menjelaskan atau mencatat fenomena yang terjadi
dilengkapi adanya penegakan Hukum yang
yang terkait dengan permasalahan yang dikaji.
bertujuan
Melalui penelitian ini, peneliti melakukan survei
untuk
mengantisipasi
kerusakan
Penelitian yang dilakukan
Morissan (2014) (descriptive
penelitian survei)
survei
berupaya
lingkungan di usaha pertambangan. Fenti U.
untuk
Puluhulawa,
mengidentifikasi dan menginventarisasi potensi
menyatakan
dalam
kesimpulan
melakukan
pemetaan
dalam
rangka
penelitian bahwa penegakan hukum dalam bisnis
serta
pertambangan
bisa
masyarakat di kawasan pertambangan Bukit
keberadaan
Tumpang Pitu Desa Sumber Agung kecamatan
penegak hukum, karena metode yang digunakan
Pesanggara Banyuwangi. Metode yang digunakan
masih
dalam pelaksanaan survei adalah Formal Rapid
diharapkan
dan untuk
menggunakan
batubara
belum
mendukung
hukum
sosial
(Jurnal
mendeskripsikan
dampak
Dinamika Sosial, Volume 11 No.2 tahun 2011).
Apraisal
Pemetaan sosial di dalam kawasan potensi
(Pemantauan
pertambangan hendaknya didasarkan pada studi
(Pemantauan Secara Partisipatif).
kasus yang terjadi di area tambang tersebut. Kajian dalam penelitian ini difokuskan pada pemetaan potensi dan dampak ekonomi masyarakat di kawasan pertambangan dengan melakukan identifikasi kondisi sosial ekonomi dan potensi-potensi yang ada di wilayah studi. Karena tujuan penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi potensi dan dampak
ekonomi
bagi masyarakat yang tinggal di di daerah potensi
Participatory Cepat)
ekonomi
Apraisal
Participatory
B. Teknik Pengumpulan Data:
yakni Apraisal
Data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan sekunder. Data primer diperoleh melalui observasi langsung di lapangan, penyebaran kuesioner, partisipasi dan wawancara mendalam (dept interview) dengan responden dan pejabat terkait. Sedangkan Kecamatan
data sekunder
Pesanggaran,
Kelurahan
diperoleh Sumber
Agung, serta dari studi pustaka dan studi literatur
121 - Pemetaan Potensi dan Dampak Ekonomi Masyarakat
di berbagai instansi dan perguruan tinggi terkait
responden berdasarkan
jenis kelamin, usia,
tentang permasalahan masyarakat di potensi
tingkat
pendapatan,
daerah pertambangan. Data sekunder Kelurahan
pekerjaan
Sumber Agung adalah data sebelum dilaksanakan
- Pengumpulan
pendidikan,
Identifikasi
jenis
pencaharian,
kegiatan eksplorasi pertambangan dan data tehun
pendapatan mengetahui gambaran tentang
2013. Karena data ini untuk melihat adanya
masalah-masalah sosial yang muncul.
perubahan sosial ekonomi jenis mata pencaharian
Variabel-variabel
masyarakat.
penelitian:
yang
digunakan
dalam
C. Variabel Penelitian: Pengumpulan data primer dalam penelitian ini meliputi variabel-variabel sebagai berikut : - Pengumpulan responden
variabel
karakteristik
lain:
karakteristik
antara
Table 1. Variabel
No Nama Variabel Variabel Respon (Y) : Variabel masalah yang muncul Variabel Responden (X)
Kode/Kategori 1 = positif
0 = negatif
X1
Umur
Kontinu
X2
Jenis Kelamin
1 = pria; 2 = wanita
X3
Suku
Berdasarkan suku-suku yang ada.
X4
Pendidikan
1 = dibawah SD 2 = SD s.d. SMP 3 = SMA keatas
X5
Agama
1=Islam; 2=Katolik; 3=Kresten; 4=Hindu; 5=Budha
X6
Jenis Mata Pencaharian
1=PNS,2=Swasta,3=Pedagang,4=Petani,5=Peladang
X7 X8
Penghasilan rata-rata sebulan (ribu rupiah) Lamanya bekerja
1= 0- 500rb, 2= 500 rb-1000, 3= 1000 rb-2000 rb, 4= 2000 rb-3.000 rb 5= > 3000 rb (rupiah) 1= <1 thn; 2=1-3 thn; 3=3-6 thn; 4 > 6 thn
X9
Kategori pekerja tambang
1= t.k. kasar/kuli 2=t.k.tukang 3=t.k.mandor 4=t.k. manager 5=pemilik PT.
D. Sampel Penelitian Sampel
sampel
secara
masyarakat yang berada di Desa Sumber Agung
sengaja dipilih untuk masyarakat dan pekerja
dan
tambang sesuai dengan tujuan penelitian.
tambang.
ini
random
purposive random sampling yaitu teknik yang
pekerja
penelitian
pengambilan
adalah
para
dari
teknik
Penelitian
ini
mengambil 100 orang dengan menggunakan
122 - Pemetaan Potensi dan Dampak Ekonomi Masyarakat
E. Teknik Analisis Data
Kabupaten Banyuwangi salah satu Kabupaten
Teknik analisis data yang digunakan dalam
yang berada di ujung Timur Propinsi Jawa Timur,
penelitian ini adalah analisis kritis interpretatif,
dan mempunyai sumber daya alam beragam mulai
causa-logical, dan deskriptive-analitik. Penelitian
dari daratan hingga perairan. Salah satu sumber
kualitatif
diperoleh
daya yang mempunyai potensi yang menjanjikan
analisis
bagi masyarakat saat ini adalah pertambangan
ini
disimpulkan
proposisi-proposisi
setelah
dasar dari
hasil
sebelumnya.
emas yang berada di Desa Sumber Agung Kecamatan Pesanggaran. Adapun
wilayah
ini.
Gambaran Umum Wilayah Penelitian
Tabel 2. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, dan Tingkat Kepadatan Penduduk Luas Jumlah Kepadatan Desa Wilayah Penduduk (Km/jiwa)
1
Sarongan
47.04
5642
120
2
Kandangan Sumber Agung
18.06
8515
472
6.99
13636
1951
Pesanggaran Sumber Mulyo
2.63
14150
5380
5.64
6734
1194
48677
606
3 4 5
Kecamatan
Pesanggaran sebagai berikut dalam tabel di bawah
Hasil Penelitian dan Pembahasan
No
luas
Jumlah 80.36 (Sumber : Kecamatan Pesanggaran dalam Angka, 2012)
relatif rendah ada di desa Sarongan, kepadatan Desa Sumber Agung yang menjadi desa
penduduk yang tinggi ada di Desa Pesanggaran
penelitian merupakan desa yang mempunyai luas
yang merupakan desa kota. Sedangkan jumlah
wilayah relatif kecil dari desa-desa dalam
penduduk berdasarkan karakteristik usia sebagai
kecamatan namun mempunyai tingkat kepadatan
berikut dalam tabel di bawah ini.
penduduk cukup tinggi dan kepadatan penduduk
Tabel 3. Jumlah Penduduk Berdasarkan Tingkat Usia di Kecamatan Pesanggaran Usia Jumlah (Jiwa) 0 - 9 Tahun 2223 10 - 19 Tahun 2078 20 - 29 Tahun 1890 30 - 39 Tahun 2205 40 - 49 Tahun 2092 50 - 59 Tahun 1473 60 - >65 Tahun 1675 Jumlah 13636 (Sumber : Kecamatan dalam Angka, 2012) No. 1 2 3 4 5 6 7
123 - Pemetaan Potensi dan Dampak Ekonomi Masyarakat
Dari tabel 2 terlihat bahwa jumlah penduduk
penambangan
terbanyak ada di usia 30-39 tahun sebanyak 2205
Tumpang Pitu. Sejak saat itu perubahan drastis
jiwa dan jumlah paling sedikit ada di usia 50-59
telah
tahun sebanyak 1473 jiwa.
sekitarnya. Dampak yang ditimbulkan juga sangat
terjadi
tradisional
di
di
sekitar
Pesanggaran
dan
Bukit
kawasan
besar sehingga situasi Desa Sumber Agung
Deskripsi
Penambangan
Emas
Bukit
Kecamatan Pesanggaran seperti sebuah kota kecil yang tidak pernah sepi dan terus berdetak
Tumpang Pitu Penambangan
kegitannya selama 24 jam.
di
kawasan
dimulai
dengan
Desa Sumber Agung merupakan salah
Tumpang Pitu“
satu desa potensial yang ada di Kecamatan
pada tahun 2006 yang diawali adanya survei dari
Pesanggaran. Keberadaan pantai Red Island (Pulo
investor
Beberapa
Merah) merupakan potensi lokal yang selalu
perusahaan yang pernah melakukan eksplorasi
menarik untuk dikembangkan dan menjadi icon
adalah Flaserdam, Hakma Metalindo, Indo Multi
tersendiri bagi Desa Sumber Agung sebagai desa
Niaga, dan sekarang perusahaan Bumi Sukses
wisata.
Indo. Keberadaan perusahaan dalam melakukan
khususnya dalam bidang ekonomi semakin nyata
eksplorasi, juga telah mendorong masyarakat
ketika keberadaan perusahaan pertambangan yang
sekitar untuk mencari dan menemukan sendiri
melakukan
tambang emas yang ada di sekitar permukiman
tenaga kerja dan kebutuhan akan tempat tinggal
mereka. Salah satu
memberikan
yang tidak jauh bagi pekerja perusahaan tambang.
informasi bahwa, penambangan emas secara
Di samping itu, anggapan masyarakat bahwa
tradisional dimulai ketika seseorang sedang
keberadaan tambang emas juga ada di sekitar
menggali tanah untuk membangun rumah. Dari
permukiman penduduk membuat
hasil galian pondasi rumah ternyata mereka
melakukan penambangan secara tradisional atau
menemukan
bisa
Pesanggaran
emas
Banyuwangi
ditemukannya “Bukit
Australia
Emas
tahun
1999.
narasumber
butiran-butiran
emas
bercampur
Perubahan
eksplorasi
disebut
illegal
kehidupan
masyarakat
membutuhkan
karena
banyak
masyarakat
penambangan
tanah dan bebetauan dari hasil galian. Sejak saat
dilakukan di lahan-lahan dekat permukiman yang
itu warga beramai-ramai menggali tanah di sekitar
berada dalam pengelolaan perhutani.
mereka
hingga
merambah
ke
lahan
milik
Eksplorasi besar-besaran
terjadi
saat
perhutani. Masyarakat beranggapan bahwa, “Jika
ditemukannya kandungan emas dalam bebatuan
tambang emas yang sedang diteliti pihak investor
yang digali untuk pondasi rumah, berhubung
berada di Bukit Tumpang Pitu, maka keberadaan
adanya penemuan material tambang tersebut
emas pasti juga dapat ditemukan di kawasan
maka bukit
lainnya yang masih berdekatan dengan Bukit
sebutan Bukit “Tumpang Pitu”.
Tumpang Pitu”. Sejak saat itulah berdatangan
kandungan emas pertama sekali diperoleh pada
orang-orang dari berbagai daerah melakukan
kedalaman hanya 2 meter dalam tanah, sejak itu
itu
sekarang
terkenal
dengan
Penemuan
124 - Pemetaan Potensi dan Dampak Ekonomi Masyarakat
maka
semakin
banyak
masyarakat
yang
masuk/
mobilitas penduduk
mengadu nasib mencari emas di lokasi sekitar
pertambangan
Bukit “Tumpang Pitu” tadi.
perdagangan
Semakin
lama
serta
aktivitas
menyebabkan barang dan
aktivitas
jasa
lain
tumbuh
semakin banyak orang yang ingin mencoba
dengan subur di Pesanggaran tersebut. Ketika
peruntungan mencari emas. Dulunya penduduk
kita memasuki kawasan ini maka kita akan
desa ini yang mengandalkan
menjumpai bengkel-bengkel sepeda
pertanian dan
nelayan sebagai mata pencahariannya kini beralih
bengkel-bengkel
menjadi
pengelola,
gelondongan, warung-warung
mandor,
lansir, pemecah
buruh
penggali lobang,
material batu emas,
las
untuk
motor, pembuatan
makan,
kopi, kedai dan warung yang menyediakan
buruh gelondongan, dan berbagai kegiatan lain
kebutuhan tambang
yang muncul akibat adanya penambangan batu
jejeran gelondongan
mulia. Hingga saat ini wilayah ini banyak
memenuhi sepanjang jalan Pesanggaran.
mengundang
minat
pendatang
kedai
khususnya
Kondisi
dtambah
lagi
pemecah
tersebut
dengan
batu
telah
yang
mengubah
penambang yang berasal dari luar Banyuwangi.
Pesangggaran menjadi seperti
Adanya perusahaan yang mendapat ijin untuk
kecamatan yang lebih ramai dan lebih sibuk
eksplorasi di kawasan Bukit Tumpang Pitu
dari ibu kota kecamatan lainnya di daerah ini.
Kecamatan Pesanggaran menambah semakin
Setiap hari akan dijumpai ratusan sepeda motor
besarnya arus migrasi di Desa Sumber Agung
petambang dan pelansir material lalu lalang di
yang letak desanya berada di sekitar area
jalan gampong,
penambangan.
material emas seakan tidak pernah berhenti baik
Pencari emas tidak hanya berasal dari
bunyi
sebuah
mesin
kota
gelondongan
siang maupun malam, mobil pribadi atau pun
Pesanggaran, tetapi banyak sekali yang datang
mobil
dari
kawasan Bukit Tumpang Pitu. Meskipun bergerak
daerah
lain
kecamatan lain dari
perusahaan
tambang
Banyuwangi atau pun dari luar Banyuwangi
dalam
kegiatan penambangan
seperti
instan
dan spekulatif,
Bali,
Probolinggo,
Situbondo,
dan
juga
memasuki
yang
bersifat
harga-harga
barang-
Lumajang. Penambang emas ini bahkan ada yang
barang dan jasa-jasa di Desa Sumber Agung
berasal
dari Lampung (propinsi Sumatera
Pesanggaran kawasan Bukit umpang Pitu tidak
Selatan) dan Subang (Propinsi Jawa Barat).
terlalu tinggi atau berbeda dengan tempat lain
Masyarakat Sumber Agung Pesanggaran dan
yang tidak ada tambang, ini terjadi karena
sekitarnya
lokasi gampong dengan
agaknya sangat terbuka terhadap
ibukota
kecamatan
perubahan dan keanekaragaman pendatang dari
tidak
luar
perlu
jauh dari gampong sehingga biaya transportasi
melapor kepada perangkat desa dan selanjutnya
tidak bertambah dan persaingan sesama penjual
mereka boleh langsung melakukan penggalian
menyebabkan mereka tidak bisa semena-mena
di lokasi penambangan. Derasnya arus keluar-
menentukan harga. Satu hal lagi yang menarik
Pesanggaran. Pendatang
hanya
jauh, lokasi penambangan juga tidak
125 - Pemetaan Potensi dan Dampak Ekonomi Masyarakat
bahwa ada larangan dari perangkat gampong
dilakukan oleh aparat kepolisian beberapa bulan
untuk tidak berjualan di lokasi penambangan
belakangan,
tetapi
Berbondong-bondong manusia datang mencari
hanya
boleh
di perkampungan
agar
kini
telah
kembali.
kegiatan ekonomi lebih merata diperoleh dan
keberuntungan
dirasakan oleh seluruh masyarakat dan tidak
mendengar cerita dari mulut ke mulut tentang
menyebabkan kenaikan harga yang tinggi di
orang-orang yang diuntungkan dari hasil keringat
lokasi penambangan.
mereka di tempat yang sama.
Penambangan emas di kawasan Bukit Tumpang
Kecamatan
sebelumnya
pernah
Dari aspek perekonomian lokal, kegiatan
Pesanggaran
pertambangan
ramai
dari
merangsang kelesuan pasar lokal yang sempat
sebelumnya, berbagai manfaat yang nyata telah
lesu ketika pertambangan rakyat ditutup karena
dinikmati
kasus
sekitarnya
Pitu
karena
dibuka
menjadi
oleh
lebih
masyarakat. Berdasarkan
ini
perusakan
boleh
dibilang
peralatan
PT
IMN
cukup
dan
wawancara dengan perangkat desa dan perangkat
penembakan aparat kepada beberapa penambang
kepemudaan, semua masyarakat
kawasan
rakyat. Pasar kembali diramaikan oleh para
penambangan Bukit Tumpang Pitu tersebut
penambang yang datang dari berbagai macam
sekarang bekerja dan memperoleh penghasilan
daerah. Para pedagang mulai dari sayur mayur
dari
emas, apakah bekerja sebagai
sampai ke pedagang peralatan ringan yang
karyawan perusahaan atau menambang secara
dibutuhkan oleh para penambang untuk sementara
tradisional. Tidak hanya
saja,
boleh bergembira. Bahkan para pengijon yang
anak-anak sekolah pada hari libur juga ikut
menawarkan modal kepada para penambang
menambang dan
kegiatan
dalam bentuk uang kontan sampai dalam bentuk
penambangan. Hal ini dilakukan sebagai upaya
kredit peralatan ringan, juga diuntungkan dengan
untuk
kesempatan bagi mereka
dibukanya kembali pertambangan di Petak 56.
memperoleh rahmat Tuhan dari adanya penemuan
Manusia lupa bahwa dalam konteks logika
emas di lingkungan sekitar namun tetap menjaga
ekonomi segala kemungkinan hidup itu terbukti
lingkungan sekitar.
tidak pernah jauh dari hukum.
tambang
orang dewasa
bekerja
memberikan
di
pada
siapa kuat dia
menguasai. Dalam hal pencarian keberuntungan
Perkembangan
Penambangan
Bukit
Tumpang Pitu
di Bukit Tumpang Pitu ini pun hukum yang sama masih berlaku. Jadi apakah Bukit Tumpang Pitu hanya akan memberikan berkah saja. Jawabnya
Tambang emas di Petak 56 di lereng Bukit Tumpang Pitu, Desa Sumber Agung, Kecamatan Pesanggaran Kabupaten Banyuwangi yang sempat ditutup setelah peristiwa pembakaran peralatan pertambangan milik PT IMN, serta terjadinya penembakan beberapa warga yang
tentu saja tidak, masih banyak faktor yang perlu diingat dan diperhatikan. Secara pengelolaan lingkungan hidup yang bertumpu pada konsep Ekologi manusia bahwa, lingkungan hidup terbagi 3 konsep yakni
lingkungan hidup sosial,
126 - Pemetaan Potensi dan Dampak Ekonomi Masyarakat
lingkungan hidup binaan, serta lingkungan hidup
pertambangan swasta masih eksplorasi belum
alamiah/ekosistem. Peran lingkungan hidup sosial
sampai eksploitasi.
dalam hal ini merupakan lingkungan yang sangat berperan terhadap dua konsep lingkungan lainya. Penambang
masyarakat di satu sisi dengan modal raksasa di
dengan
sisi lain dengan modal konflik sosial keluarga
modal pas-pasan adalah kelompok lemah yang
sebagai modal dasar kegiatan penambang. Dalam
dikalahkan.
letak
suatu lobang tradisional biasanya dimiliki oleh
keberuntungan hanya mereka dapatkan dari mulut
kelompok dengan jumlah 3-4 orang. Pertama
ke mulut yang ditunjang oleh dupa dan doa para
kegiatan pertambangan tidak mampu ditopang
dukun yang pamrih materi hasil produksi atau pun
oleh satu orang untuk modal kegiatan, kedua
praproduksi yang tidak jarang membuat para
masyarakat pada kemampuan pemahaman tentang
penambang jatuh miskin dari konsultasi semacam
tanah/geologi masih sangat dangkal, namun
ini. Peralatan yang mereka miliki hanyalah betel
mereka lebih mengerti dengan insting saja mereka
palu
bisa
dan
rakyat/tradisional
Di sini letak ketidakberpihakkan ekonomi
Informasi
peralatan
tentang
sederhana
yang
hanya
mengetahui
kandungan
(wawancara
mereka
pompa
tradisional, April 2013). Oleh karena itulah dalam
‘submersiveble’yang tidak murah itu, itu pun
berita-berita di media cetak selalu mengatakan
hanya bisa dimiliki oleh mereka yang memiliki
bahwa
sedikit modal awal dari usaha lain sebelum
Tumpang Pitu membawa perpecahan sosial
mereka jadi penambang. Hal lain yang perlu
kekerabatan
dipahami
dari
Penambang tradisional hanya berpikir bahwa
penambang rakyat ini tidak begitu mengerti
memindahkan modal kerja selama ini yang
tentang jenis perbatuan dalam konteks geologi.
digeluti ke aspek penggalian emas merupakan hal
Sehingga sering mereka berhadapan dengan
yang menggiurkan dan membawa keberkahan dan
ketidak beruntungan setelah menghabiskan begitu
kehidupan yang lebih tinggi.
adalah
bahwa
kebanyakan
kehadiran
salah
satu
mereka
membutuhkan tenaga manual manusia. Kalau pun menggunakan
dengan
tanah
pertambangan
dan
sosial
penambang
di
Gunung
kemasyarakatan.
banyak harta kekayaan mereka sebelum menjadi
Memang tidak mudah untuk memahami
penambang dan pulang dengan tangan hampa
tentang eksplorasi dan eksloitasi pertambangan
sebagai orang yang lebih miskin. Setelah survei
yang akan didahului dengan modal besar.
dilakukan, terlihat bahwa metode pertambangan
Anggapan
swasta
pertambangan lebih mudah dan lebih menjanjikan
ini
dilakukan
“Underground”
yakni
dengan dengan
metode membuat
ekonomi
mereka
daripada
melakukan
kegiatan
dan
berawal
dari
perladangan.
Sepintas
munculnya konflik sosial sebagai akibat dari
ini
dipilih
agar
tidak
kegiatan
ini
pertanian
terowongan di bawah Gunung Tumpang Pitu. metode
Penelitian
pekerjaan
menimbulkan kerusakan gunung. Sampai saat
masuknya
pertambangan
emas
di
penelitian ini dilakukan (April, 2013) kondisi
kawasan Gunung Tumpang Pitu. Penelitian ini
127 - Pemetaan Potensi dan Dampak Ekonomi Masyarakat
berusaha untuk melihat sejauh mana perubahan
sebagaimana yang tercantum dalam tabel 3.
ekonomi yang terjadi di masyarakat Desa Sumber
Berdasarkan data statistik yang dirilis Badan
Agung dalam waktu sepuluh tahun setelah
Pusat Statisik
dilakukannya kegiatan pertambangan baik dengan
tahun 2013, pertumbuhan ekonomi sumbangan
pertambangan tradisional maupun pertambangan
sektor pertanian masih
swasta.
pertama sebesar 46,05 persen, kemudian disusul Dari sudut tinjauan ekonomi, daerah
oleh
(BPS) kabupaten Banyuwangi
menduduki
urutan
sektor perdagangan, hotel dan restoran
Banyuwangi mengalami perkembangan yang
kemudian
sektor-sektor
lainnya
termasuk
pesat dalam kurun waktu 5 tahun terakhir
pertambangan memberikan rata-rata 26,8%.
Tabel 4. Tingkat Pertumbuhan Ekonomi kabupaten Banyuwangi Tahun 2008-2012 (%) No Tahun Pertumbuhan Ekonomi (%) 1 2008 5,8 2 2009 6,05 3 2010 6,22 4 2011 7,02 5 2012 7,21 (Sumber: BPS Kabupaten Banyuwangi dalam Angka Tahun 2013)
Perkembangan positif secara ekonomi
Hasil Kajian Pemetaan Potensi Lokal dan
tersebut juga semakin dirasakan masyarakat
Dampak Ekonomi Di Kawasan
Pesanggaran,
Pertambangan Bukit Tumpang Pitu
sejak
ditemukannya
sumber
tambang emas di kawasan Bukit Tumpang Pitu sejak tahun 2006.
Kegiatan
pencarian dan
a. Pemetaan Potensi lokal Dari hasil observasi dan survei di lokasi
penambangan emas telah membawa perubahan
penelitian,
berbagai
besar
baik yang dikelola
menarik
untuk
masyarakat
peningkatan perekonomian masyarakat dan
di
daerah
ini,
perusahaan maupun oleh
yang
dilakukan secara tradisional. Tambang emas di kabupaten
ini
peningkatan
banyak memberikan
ekonomi
munculnya
berbagai
akibat multiplier tersebut,
telah
mendorong
kegiatan ekonomi
effect
meskipun
menimbulkan
dan
dampak
lain
dari penambangan kegiatan ini lain
juga
yang tidak
terhindarkan seperti dampak sosial, budaya, dan lingkungan di sekitarnya.
potensi
lokal
dikembangkan
yang bagi
pemerintah daerah adalah
Banyaknya jumlah pendatang yang bekerja sebagai karyawan perusahaan eksplorasi tambang
membuka
kesempatan
bagi
masyarakat lokal untuk mengembangkan berbagai usaha ekonomi seperti; kostkosan,
penginapan,
warung,
laundry
(pencucian baju) katering, warnet, warung pulsa,
dan
usaha
lainnya
terkait
pemenuhan kebutuhan harian karyawan. Terdapat 4 (empat) RT dari RW 2 Desa Sumber Agung yang menjadi kantung-
128 - Pemetaan Potensi dan Dampak Ekonomi Masyarakat
kantung hunian para pendatang baik yang
Berdasarkan data Kecamatan Pesanggaran
bekerja
dalam Angka tahun 2013 angka mutasi
sebagai
karyawan
perusahaan
maupun penambang tradisional.
pendatang tercatat sebagai berikut:
Tabel 5. Angka Mutasi Pendatang di Kecamatan Pesanggaran Datang Laki-Laki Perempuan Sarongan 12 20 Kandangan 28 31 Sumber Agung 43 29 Pesanggaran 154 74 Sumber Mulyo 51 41 Jumlah: 288 195 (Sumber: BPS Kecamatan Pesanggaran dalam Angka Tahun 2013) Nama Desa
32 59 72 228 92 483
Pengembangan usaha yang berkelanjutan
usaha
seperti koperasi atau badan usaha lainnya
menunjukkan perkembangan jenis-jenis
menjadi kebutuhan bagi masyarakat yang
usaha dan badan usaha yang ada di
mengelola berbagai usaha. Berdasarkan
kecamatan Pesanggaran di mana Desa
hasil in depth interview dengan pengelola
Sumber
usaha wisata pantai hingga saat ini belum
mengalami perkembangan yang pesat
ditemukan satu bentuk badan usaha yang
dengan jumlah jenis usaha yang lebih
menaungi usaha para pengelola baik kost-
banyak
kostan, penginapan,
souvenir.
Total
Agung
Tabel
5
dan
dibandingkan
PT CV Koperasi Parseorangan
desa
Tabel. 6. Data Badan Usaha di Kecamatan Pesanggaran Tahun 2011 2012 4 3 0 0
4 2 0 0
Jumlah: 7 7 (Sumber: Diolah dari data Kecamatan Pesanggaran dalam Angka Tahun 2012)
Tabel 7. Jenis-Jenis Tempat Usaha di Kecamatan Pesanggaran Jenis Tempat Usaha Pasar Toko Warung Sarongan 1 74 1 Kandangan 0 128 9 Sumber Agung 1 131 18 Pesanggaran 1 230 26 Sumber Mulyo 0 67 8 Jumlah: 3 630 62 (Sumber: BPS Kecamatan Pesanggaran dalam Angka Tahun 2013) Nama Desa
6
Pesanggaran
warung maupun
Nama Badan Usaha
dan
lainnya.
129 - Pemetaan Potensi dan Dampak Ekonomi Masyarakat
Keberadaan pantai Red Island (Pulo
demikian
Merah) merupakan potensi tersendiri
banyak investor yang tertarik untuk
yang dapat mendongkrak pendapatan
menanamkan modalnya di Banyuwangi.
masyarakat setampat dan pemerintah
Investasi
diharapkan
dan
akan
pertumbuhan
semakin
ekonomi
daerah. Posisi Kabupaten Banyuwangi
diharapkan memberikan dampak pada
sangat strategis karena terletak di ujung
perluasan lapangan kerja, pengurangan
Pulau
pengangguran
Jawa
Provinsi
dan
berbatasan
Bali.
Dalam
dengan
dan
pengurangan
Masterplan
kemiskinan. Pengurangan pengangguran
Percepatan dan Perluasan Pembangunan
ditunjukkan dari menurunnya Tingkat
Ekonomi
posisi
Pengangguran Terbuka (TPT). Pada tahun
Banyuwangi merupakan pintu gerbang
2010, TPT di Banyuwangi mencapai 3,92
Koridor
persen
Indonesia
(MP3EI),
Ekonomi
Jawa
sebagai
dari
seluruh angkatan
kerja.
“Pendorong Industri dan Jasa Nasional”,
Kondisi ini membaik pada tahun 2011,
yang menghubungkan dengan Koridor
tingkat pengangguran terbuka menurun
Ekonomi Bali Nusa Tenggara sebagai
mencapai 3,71 persen, berada di bawah
“Pintu
dan
TPT Jawa Timur yang mencapai 4,16
Pendukung Pangan Nasional”. Pada posisi
persen. Pada tahun 2009, prosentase
ini,
dalam
penduduk
miskin
koridor ekonomi nasional ini menjadi
mencapai
12,16
‘pintu’
Kondisi ini membaik pada tahun 2010,
Gerbang
diharapkan
Pariwisata
Banyuwangi,
untuk
masuknya
investasi.
di
Banyuwangi
persen
Harapan tersebut nampaknya semakin
penduduk
dekat dengan kenyataan. Dari data Badan
menurun mencapai 11,25 persen, berada
Penanaman Modal Jawa Timur, jika
di bawah penduduk miskin Jawa Timur
sebelumnya
di
yang mencapai 15,2 persen dan penduduk
Banyuwangi hanya menjadi rangking 31
miskin nasional sebesar 13,33 persen
diantara 38 Kabupaten/Kota di Jawa
penduduk.
Timur, saat ini menempati posisi rangking
diharapkan mampu terus meningkatkan
ketiga
angka partisipasi angkatan kerja dan pada
minat
sebagai
investasi
daerah
yang
paling
miskin
di
penduduk.
Investasi
di
Banyuwangi
diminati investor setelah Gresik dan
gilirannya
Surabaya. Dengan keberadaan investor,
pengangguran dan kemiskinan.
diharapkan
bisa
membangun
maskapai
membuka Surabaya
Wings
penerbangan PP
setiap
Air
menurunkan
sinergi
positif demi kemajuan Banyuwangi ke depan.
mampu
Banyuwangi
b. Dampak Ekonomi
telah
Salah satu dampak ekonomi yang dirasakan
Banyuwangi-
masyarakat Desa Sumber Agung kecamatan
hari.
Dengan
Pesanggaran
adalah
banyaknya
arus
130 - Pemetaan Potensi dan Dampak Ekonomi Masyarakat
pendatang telah
memberikan
kontribusi
pendatang 16 orang tersebut berasal dari
besar dalam peningkatan bidang ekonomi
kabupaten Banyuwangi 4 orang,
masyarakat
Kediri 2 orang, kabupaten Malang 3 orang, 2
kebutuhan
dalam hidup
rangka pemenuhan dan terbukanya akses
lapangan kerja di di luar sektor pertanian dan
orang
berasal
Denpasar
dan
Kabuten
3
orang
Kecamatan Genteng, 2 orang dari Bandung.
perikanan (nelayan) yaitu peluang kerja di perusahaan pertambangan, usaha warung, dan
Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
kost-kosan. Berdasarkan data BPS Kecamatan
kawasan pertambangan
Pesanggaran
Pekerjaan Responden
Dalam Angka
tahun 2
memiliki luas wilayah 80.36 km
2013
di
dengan
Berdasarkan data primer hasil wawancara dengan
jumlah penduduk kecamatan Pesanggaran
100 responden, pekerjaan penduduk Desa Sumber
adalah: 48.677 jiwa dengan tingkat kepadatan
Agung
606 km/jiwa. Jumlah penduduk di wilayah
pekerjaan yang belum terakomodir dalam data
studi (Desa Sumber Agung) adalah 13.636
resmi
jiwa dengan tingkat kepadatan 1.951 km/jiwa.
penelitian menunjukkan bahwa jenis pekerjaan
Berdasarkan kajian data primer dengan 100
khususnya sebagai petambang sejumlah 12 orang
sampel yang diambil secara purposive bagi
(12%) merupakan jenis pekerjaan yang saat ini
penduduk yang tinggal di sekitar kawasan
banyak ditemui di Desa Sumber Agung baik
penambangan Bukit Tumpang Pitu, diperoleh
sebagai penambang tradisional maupun pekerja
data 84 % merupakan penduduk tetap dan
tambang
16% merupakan pendatang.
Tumpang Pitu.
Penduduk
mengalami
BPS
di
(Badan
pergeseran
Pusat
perusahaan
Statistik).
tambang
Tabel 8. Jenis Mata Pencaharian Penduduk Desa Sumber Agung No Jenis Pekerjaan 1 Petani 2 Buruh tani 3 Pegawai Negeri Sipil 4 Pengrajin industri rumah tangga 5 Pedagang keliling 6 Peternak 7 Nelayan 8 TNI 9 POLRI 10 Pensiunan PNS/TNI/POLRI 11 Dukun kampung terlatih 12 Karyawan perusahaan swasta 13 Makelar/Broker/Mediator 14 Sopir 15 Tukang cukur 16 Tukang Batu/Kayu (Sumber : Profil Desa Sumber Agung, 2012)
Laki-laki 2684 842 11 10 20 30 200 10 3 11 0 600 10 24 1 100
komposisi
Perempuan 3770 1006 7 12 11 12 150 0 0 0 4 300 0 0 0 0
di
Hasil
Bukit
131 - Pemetaan Potensi dan Dampak Ekonomi Masyarakat
Pertanyaan tentang pekerjaan sebelum ada
tambang
sambilan
mayoritas
responden
Tingkat Pendapatan
(41,7%) memilih untuk tidak menjawab yang
Penemuan emas telah pula menyebabkan
berarti tidak punya pekerjaan sampingan, 22%
adanya
menjawab kelompok pekerjaan yang sama yaitu
masyarakat Desa Sumber Agung dan masyarakat
petani,pekebun
di sekitar Bukit Tumpang Pitu lainnya di sekitar
atau
peternak :
bukti
ini
peralihan
pekerjaan sebagian besar
mempertegas pula bahwa selain telah membuka
tambang
lapangan pekerjaan yang baru, keberadaannya
menunjukkan bahwa banyak sekali petambang
juga telah mengurangi masyarakat yang bekerja
awalnya
di sektor pertanian yang pada akhirnya nanti
petani/pekebun/peternak yaitu 63,9%, kemudian
akan
pertanian
buruh/tukang/karyawan swasta sebesar 19,4%,
terutama tanaman pangan dan perkebunan akan
dan sisanya untuk berbagai pekerjaan yang
menurun. Setelah
lain. Banyaknya peralihan pekerjaan dari petani
menyebabkan produsi
bekerja
sektor
di tambang emas,
emas
tersebut.
memiliki
Data kajian
pekerjaan
sebagai
hasil kajian menunjukkan bahwa masing-masing
dan pekebun
responden lebih terpaku pada pekerjaannya
menganggur karena ditinggalkan untuk bekerja
baik itu sebagai pemilik/pengelola tambang,
di tambang.
buruh
umumnya
atau
penyedia
barang/jasa
terkait
berdampak
Hasil
pada
produksi
membutuhkan
masa
lahan
yang
pertanian yang tunggu yang
langsung dengan tambang, maupun penyedia
lama menyebabkan masyarakat lebih memilih
barang/jasa lainnya. Kenyataan ini dipertegas
ke tambang yang lebih instan dan dianggap
pula
lebih menguntungkan dengan nilai yang lebih
dengan
hasil
kuesioner
yang
menunjukkan bahwa 66,7% responden tidak
menggiurkan.
mengisi pilihan untuk pekerjaan sambilan di samping pekerjaan utamanya di tambang.
Tabel 9. Tingkat Pendapatan Responden Pendapatan setiap bulan bulan
Jumlah responden
< Rp. 1.500.000
42
42
Rp. 1.500.000 - Rp. 2.500.000
48
48
Rp. 2.500.000 - Rp. 3.500.000
3
3
Rp.3.500.000 - Rp. 4.500.000
1
1
> Rp. 5.000.000
6
6
Jumlah 100 (Sumber: Hasil wawancara kuesiner responden, 2014)
Sebagian menikmati
Prosentase
100
besar
responden
telah
kesejahteraan yang sangat mencolok dibanding
perbaikan
ekonomi
dan
sebelumnya. Temuan di lapangan menunjukkan
132 - Pemetaan Potensi dan Dampak Ekonomi Masyarakat
bahwa masyarakat yang bekerja di perusahaan
pekerjaannya, sedangkan 22,2% responden akan
pertambangan
peningkatan
mencoba peruntungannya pada usaha dagang/
penerimaan pendapatan lebih tinggi dibandingkan
wiraswasta, 16,7% akan kembali ke pekerjaan
dengan
asalnya
28%
penambang
mengalami
tradisional
yaitu
20%.
yaitu
pada
sektor
Meskipun telah terjadi peningkatan pendapatan
pertanian,kehutanan,dan
namun masih banyak masyarakat yang belum
responden memilih jenis usaha lain.
mengelola keuangan untuk kebutuhan jangka
Jika dilihat dari tanggapan responden terhadap
panjang
ketersediaan
seperti menabung atau investasi.
Masyarakat
penambang,
sesuai
dengan
bahan
perikanan
baku
responden mengatakan
masalah dengan hal itu,
maka tambahan pendapatan pada awalnya lebih
tersedia
cenderung
sedangkan
digunakan untuk
kegiatan
yang
5%
produksi, 41,75%
lancar dan tidak ada
kebiasaan di kawasan yang baru berkembang
meskipun
serta 2,8%
44,4% mengatakan
tidak
begitu lancar,
mengatakan
tidak lancar.
sifatnya konsumtif seperti membangun rumah
Responden yang menjawab tidak lancar ketika
yang
dikonfirmasi mengatakan bahwa lobang yang
baru
atau merenovasinya,
membeli
kenderaan bermotor baru, menambah konsumsi
digali
alat-alat elektronik dan komunikasi yang lebih
menghasilkan
mahal dan lainnya. Maka tidak mengherankan
mengandung emas.
rumah-rumah
di
Sumber Agung kecamatan
Pesanggaran dan
sekitarnya
atau
dikelola
saat ini
material
Terakhir,
jika
belum
tambang
ditinjau
dari
yang
aspek
terlihat sebagian
pemasaran maka mayoritas responden (58,3%)
besar permanen, lebih besar dengan peralatan
menjawab lancar dan cepat terutama bagi
yang lengkap. Di kawasan Desa Sumber Agung
pengelola dan buruh tambang yang tambangnya
jarang ditemukan kondisi rumah dengan kategori
sedang menghasilkan kandungan emas.
rumah prasejahtera.
yang sudah dipisahkan langsung bisa dijual
Masyarakat
petambang
khususnya
sangat sensitif bila mendengar adanya rencana
karena pembeli sudah siap jemput bola dengan harga yang sangat bersaing karena
penutupan areal penambangan, agaknya mereka telah terbiasa dan lebih menyukai bekerja di
banyaknya penampung
saat
ini, oleh karena itu
yang
akan
membeli emas di tempat itu.
tambang dengan pendapatan dan kemungkinan pendapatan
Emas
Dari
berbagai
indikator
ekonomi
ketika
tersebut, maka dapat dilihat masyarakat Desa
dikonfirmasi tentang alternatif pekerjaan bila
Sumber Agung dan di sekitarnya telah berubah
tambang ditutup atau tidak menghasilkan emas
secara drastis.
lagi,
dengan
30,6% menjawab
pekerjaan
yang
akan
“tidak
jelas”
dilakukan,
jenis
berikutnya
mata
perkebunan
Sebagian pencaharian
atau
besar masyarakat utama
peternakan
telah
pertanian, berubah
27,8% tidak menjawab yang berarti juga tidak
menjadi masyarakat petambang, efek luar biasa
mempunyai gambaran terhadap masa depan
juga melebar ke berbagai kegiatan ekonomi
133 - Pemetaan Potensi dan Dampak Ekonomi Masyarakat
lainnya, banyak sekali pekerjaan dan sumber
sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh
pendapatan yang lain muncul akibat langsung
Pasaribu (2010)
maupun
tambang emas
tidak
langsung dari
kegiatan
terhadap di
kecamatan
pertambangan emas, maka tidaklah berlebihan
Tapanuli Selatan
bila kita sekarang menyebut kawasan sekitar
terhadap dampak
penambangan emas
Kabupaten Sijunjung.
di Pesanggaran
menjadi
dampak
dan
oleh
ekonomi
Batang Refles
penambangan
Toru (2012)
emas
di
sangat lebih baik perekonomiannya. Hal ini
Tabel 10. Tingkat Penerimaan Masyarakat Di Kawasan Pertambangan Kategori Penambang perusahaan Penambang Tradisional Menurun 10 12 Penerimaan Pendapatan Tetap
12
18
N: 50
N:50
(Sumber: Hasil wawancara kuesioner responden, 2014)
Dampak ekonomi yang dirasakan masyarakat
pencaharian,di
mana
masyarakat
cenderung
di kawasan pertambangan khususnya di Desa
memilih pekerjaan sebagai pekerja tambang
Sumber Agung kecamatan Pesanggaran adalah
perusahaan
adanya perubahan mata pencaharian dari semula
tradisional.
atau
pun
sebagai
penambang
pekerjaan utama sebagai petani atau nelayan bergeser menjadi pekerja tambang baik sebagai
c. Persepsi
Masyarakat
Terhadap
pekerja tambang perusahaan maupun sebagai
Keberadaan Tambang Emas
penambang
penelitian
Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa
responden
setelah adanya kegiatan pertambangan dinyatakan
menunjukkan menyatakan
tradisional. bahwa bahwa
Hasil
63% ada
dari
perubahan
mata
oleh
responden
sebagai
berikut:
Tabel 11. Pendapat Responden Terhadap Keberadaan Pertambangan Uraian Jumlah Prosentase biasa-biasa saja 12 12 masyarakat berkelu kesah 35 35 masyarakat bertambah guyub 53 53 Jumlah 100 (Sumber : Hasil wawancara kuesioner responden, 2014)
Sejumlah
53
(53
%)
100
responden
lampu PLN masuk ke wilayah ini sehingga jika
mengatakan kondisi masyarakat merasa suka dan
malam hari desa bertambah ramai, sebanyak 35
senang karena kehidupan masyarakat bertambah
(35 %) responden menyatakan masyarakat banyak
guyub dan ramai desanya karena ada tambahan
yang berkeluh kesah/resah karena banyaknya
134 - Pemetaan Potensi dan Dampak Ekonomi Masyarakat
karyawan dari luar daerah dengan perilaku yang
mereka
beraneka ragam dan seringkali terlihat anak
diharapkan akan berpengaruh pada pendidikan
remaja
generasi penerus di kawasan tersebut.
yang
bermabukkan/minum-minuman
menjadi
lebih
mudah
sehingga
keras, sebanyak 12 (12 %) responden menyatakan
Pengalaman dan pengetahuan mereka
biasa-biasa saja layaknya suatu kawasan yang ada
tentang dampak penambangan emas sebelumnya
perusahaan di dalamnya maka sedikit lebih ramai
di tempat lain juga menggambarkan bahwa
daripada tidak ada perusahaan.
dampak positif yang dihasilkan lebih besar.
Dengan
kehadiran
perusahaan
Terhadap
dampak negatif,
sebagian
besar
pertambangan baik swasta maupun tradisional
responden menjawab adalah kebisingan, polusi
saat ini menunjukkan adanya dampak ekonomi
udara, dan polusi
secara nyata bagi masyarakat. Dari sebanyak 100
penambangan
% responden ada sebanyak 42 (42 %) responden
mayoritas responden menginginkan
yang mengatakan bahwa rumah-rumah mereka
tangan
sudah
perusahaan
penambangan rakyat agar kemungkinan dampak
penyewa
negatif dari penambangan bisa ditanggulangi
dikontrakan/disewa
pertambangan
tersebut.
oleh Rata-rata
menurut responden mengontrakan paling sedikit 5
perspektif
makro
masyarakat
terhadap
bila
kegiatan
tidak diatur. Oleh karena itu
pemerintah untuk
campur
mengatur
pola
dan dikurangi.
tahun, untuk kemudian diperpanjang kembali. Aspek lain yang ikut dikaji adalah
air
Beberapa
tokoh
masyarakat
dan
perangkat Desa Sumber Agung menginginkan pemerintah menyetujui
pembentukan
sebuah
keberlangsungan pertambangan emas, perasaan
kelompok koperasi usaha pertambangan yang
yang sudah dirasakan serta
akibat baik-buruk
dilegalkan oleh pemerintah untuk pengaturan
yang akan dirasakan pada masa yang akan
dan pengorganisasian para petambang, namun
datang. Semua responden (100%) yang terlibat
masih terkendala beberapa peraturan yang belum
dalam
mengatur tentang hal itu, namun sangat menolak
kajian
ini
menjawab setuju
dengan
keberadaan dan keberlangsungan pertambangan
bila pemerintah memberikan lahan
emas,
argumen
untuk dikelola oleh perusahaan tertentu: karena
setuju
adalah
mampu
untuk mendukung penambangan
jawaban
tersebut
telah
meningkatkan perekonomian terutama
perluasan pendapatan
lapangan kerja
dan
ditambah peningkatan
peningkatan kesehatan
yang lebih mampu mereka dapatkan akibat adanya tambahan pendapatan yang besar dari penambangan emas didaerah tersebut. Selain hal-hal tersebut diatas kemampuan responden mempersiapkan biaya pendidikan bagi anak-anak
akan
menghilangkan
keuntungan
langsung
kawasan tersebut.
kesempatan
tersebut
dan
bagi penduduk dan
135 - Pemetaan Potensi dan Dampak Ekonomi Masyarakat
Terhadap
terhadap suatu obyek”. Jika pengetahuan tersebut
Keberadaan Tambang Tumpang Pitu Desa
sudah masuk dalam pemahaman manusia maka
Sumber Agung
disebut sebagai “sikap” manusia terhadap suatu
Pengetahuan
dan
Sikap
Pengetahuan menurut Sarlito, W (1996), adalah tingkat Kognitif/pemahaman
manusia
obyek.
Adapun tingkat pemahaman responden
terhadap pertambangan
Tabel 12. Pemahaman Responden Terhadap Kehadiran Pertambangan Uraian jumlah Prosentase pertambangan menjanjikan pendapatan yg baik 52 30 pertambangan membawa keberkahan 42 24 pertambangan prospek masa depan masyarakat 33 19 pertambangan menguntungkan masyarakat desa 47 27 147 100 (Sumber : Hasil Wawancara Kuesioner Responden, 2014)
Sebanyak menyatakan
47
(27
pertambangan
%)
responden
Menurut
wawancara
peneliti
kecamatan
menguntungkan
Pesanggaran ini sudah diketahui adanya potensi
masyarakat desa, sebanyak 33 (19 %) responden
tambang emas sejak masa Orde Baru. Ketika
mengatakan pertambangan adalah prospek masa
Presiden Soeharto sudah pernah berkunjung ke
depan masyarakat, sebanyak 42 (24 %) responden
kawasan ini dan menjanjikannya akan mengelola
mengatakan pertambangan membawa keberkahan,
potensi
sebanyak 52 (30 %) responden mengatakan
(wawancara dengan tokoh masyarakat, 2014).
pertambangan merupakan pendapatan terbaik
Lebih
masyarakat
pertambangan tradisional adalah sebagai berikut:
di
Kecamatan
Pesanggaran
ini.
emas
lanjut
yang
berbasiskan
pernyataan
masyarakat
responden
tentang
Tabel 13. Pendapat Responden Terhadap Kegiatan Pertambangan Uraian jumlah persentase merusak lahan pertanian 12 12 sama merusaknya dgn tambang swasta 26 26 berkah dari alam yg hrs diambil 30 30 bisa menguntungkan masyarakat 32 32 Jumlah 100 100 (Sumber: Hasil wawancara kuesioner responden, 2014)
Sebanyak
32
(32
%)
responden
tambang tradisional maupun Swasta sama-sama
mengatakan tambang tradisional menguntungkan
merusak alam hutan, sebanyak 12 (12 %)
masyarakat, sebanyak 30 (30 %) responden
responden
mengatakan pertambangan adalah berkah alam
merusak lahan-lahan perhutani. Lebih lanjut hasil
yang diberikan pada masyarakat Sumber Agung,
wawancara responden tentang ekonomi rumah
sebanyak 26 (26 %) responden mengatakan baik
tangga dalam sepuluh tahun setelah adanya
mengatakan
bahwa
pertambangan
136 - Pemetaan Potensi dan Dampak Ekonomi Masyarakat
kegiatan
pertambangan
sebagai
berikut
dinyatakan.
Tabel 14. Kondisi Ekonomi Responden Setelah Ada Kegiatan Tambang Uraian Jumlah Prosentase Sama saja tidak ada perubahan 20 20 Ada tambahan yang cukup banyak 45 45 Ada tambahan dari rumah kontrak 25 25 Kadang ada tambahan kadang tidak 10 10 Jumlah 1 00 100 (Sumber : Hasil wawancara kuesioner responden, 2014) No 1 2 3 4
responden
Pertambangan Batubara dengan kebijakan Sosial”,
mengatakan ada tambahan yang cukup signifikan
bahwa seberapa pun besarnya kontribusi yang
dengan kondisi saat ini, dan sebanyak 25 (25 %)
diberikan dari kegiatan pertambangan, jika tidak
responden mengatakan tambahan ekonomi yang
memberikan hasil dan manfaat yang nyata bagi
diperoleh dari rumah mereka yang saat ini sedang
masyarakat lokal maka usaha yang dilakukan
di kontrak oleh Perusahaan tambang, sebanyak 10
tidak akan mencapai titik maksimal, bahkan
(10 %) responden mengatakan ada tambahan dari
mungkin
rumah mereka kadang disewa oleh pengunjung
kegiatan operasi pertambangan.
Sejumlah
45
(45
%)
masyarakat
akan
memberhentikan
yang ingin meneliti ataupun pengunjung yang datang untuk wisata selancar di Pulau Merah, serta ada sebanyak 20 (20 %) responden yang
Simpulan dan Saran Kesimpulan
tambahan
Dari hasil pemetaan potensi di kawasan
ekonomi. Responden ini masih trauma dengan
pertamabangan, teridentifikasi sejumlah potensi
penanaman
tambang
lokal yang menarik untuk dikembangkan. Sejak
tradisional yang hingga saat ini belum bisa
ditemukannya tambang emas di kawasan Bukit
menutup seperti semula, ditunjang pula kegiatan
Tumpang Pitu dan keberadaan perusahaan BSI
ladang mereka saat ini sedang lesu akibat
yang melakukan kegiatan eksplorasi dalam bidang
serangan serangga.
pertambangan telah mendorong perkembangan
mengatakan
tidak
modal
mendapatkan
untuk
kegiatan
yang
ekonomi secara positif bagi masyarakat setempat.
demikian ini dikatakan oleh Emil Salim (2002),
Penambangan emas di kawasan Bukit Tumpang
bahwa
Pitu Desa Sumber Agung kecamatan Pesanggaran
Kondisi
perubahan
perubahan
sosial
ekonomi
ekonomi
dalam
pembangunan masyarakat adalah kondisi sadar
kabupaten
manusia dalam meningkatkan taraf hidupnya.
dampak ekonomi secara nyata yang langsung
Namun
dapat
demikian
tidak
merubah
konsep
Banyuwangi
dirasakan
oleh
telah
menimbulkan
masyarakat
sekaligus
kelestarian lingkungan alam bumi kita demi
membuka peluang bagi pemerintah daerah untuk
keberlanjutan kehidupan manusia. Lebih lanjut
pengembangan ekonomi daerah.
dikatakan oleh Junaida (2014), dalam junal Urip
Dari penelitian yang dilakukan, dampak
Santoso tentang penelitian “Kaitan Kegiatan
nyata yang dirasakan masyarakat setempat adalah
137 - Pemetaan Potensi dan Dampak Ekonomi Masyarakat
penambangan peralihan
emas
telah
pekerjaan
menyebabkan
masyarakat
menjadi
di kawasan Bukit Tumpang Pitu Desa Sumber Agung kecamatan Pesanggaran telah membawa
penambang emas, peningkatan pendapatan, dan
harapan
efek
menjanjikan
pengganda
ekonomi
terhadap kegiatan
baru
dan bagi
peluang
ekonomi
penduduk
yang
setempat
dan
lainnya. Denyut nadi kehidupan juga mengalami
pendatang dengan segala dampak sosial ekonomi
perubahan yang sangat drastis, dimana sebelum
yang mengikutinya dan hal ini
ada kegiatan penambangan khususnya yang
kearifan
dilakukan perusahaan, kehidupan masyarakat
potensi lokal yang ada dapat dikembangkan
Desa Sumber Agung tidak berbeda jauh dengan
secara
kehidupan masyarakat desa pada umumnya.
kesejahteraan
Meskipun ada destinasi wisata pantai Pulo Merah
ekonomi daerah secara berkelanjutan.
dalam menerapkan
optimal
dan
masyarakat
membutuhkan kebijakan
bermanfaat dan
agar
untuk
peningkatan
(Red Island) di kawasan tersebut, kehidupan masyarakat biasa dimulai pagi hari dan berakhir sore
hari.
Namun
sejak
ada
penambangan, kondisi kehidupan berubah drastis sejak ada kegiatan penambangan di kawasan Bukit Tumpang Pitu Pesanggaran. Kehidupan sosial ekonomi masyarakat bergerak sepanjang hari atau bisa dikatakan 24 jam. Hilir mudik kendaraan bermotor para pekerja tambang silih berganti antara pekerja
shift pagi-sore dengan
pekerja tambang dengan shift kerja malam hingga pagi hari. Dampak berikutnya adalah menjamurnya warung kopi-warung kopi yang buka hingga 24 jam
Saran
kegiatan
untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari
pekerja tambang. Keberadaan tambang emas dan
Berdasarkan hasil penelitian, dibutuhkan adanya payung Regulasi
untuk pengelolaan
Pertambangan yang Berwawasan Lingkungan. Melihat maraknya kegiatan pertambangan dalam satu kawasan Kecamatan Agraris yang sudah mulai mengalami perubahan menjadi kawasan pertambangan. Kekhawatiran terhadap pengalihan fungsi kawasan hutan konservasi berubah menjadi hutan produksi bisa mengakibatkan degradasi lingkungan kawasan jika tidak terpayungi dalam regulasi yang mengikat. Keterbatasan Penelitian -
Periode waktu pengamatan dan observasi
beroperasinya perusahaan (meskipun masih tahap
dalam penelitian ini terfokus pada satu
eksplorasi) namun kondisi ini telah menimbulkan
tempat, sehingga tidak ada pengamatan
dampak lanjutan yaitu timbulnya arus migrasi
kawasan pertambangan di tempat lain
penduduk dari berbagai daerah baik dari daerah lain
yang
masih
berada
dalam
wilayah
-
Perusahaan Pertambangan yang saat ini sedang beroperasi relatif masih kurang
administratif kabupaten Banyuwangi maupun dari
baik
di luar, termasuk masuknya penduduk dari luar
masih kurang banyak data yang bisa kami
propinsi Jawa Timur. Keberadaan tambang emas
akses.
untuk
berkomunikasi,
sehingga
138 - Pemetaan Potensi dan Dampak Ekonomi Masyarakat
Daftar Pustaka Chamid. Chusharini. 2006. Keberhasilan Program Community Development di Sekitar Tambang Mencerminkan Kinerja Industri Pertambangan. Jurnal MIMBAR. Jurnal Sosial dan Pembangunan. ISSN 028-175 EISSN 2303-2499 (terakreditasi). Junaida. 2014. Kaitan Kegiatan Pertambangan Batubara dengan Kebijakan Sosial. Jurnal Urip Santoso. Vol. 5 No.01 tahun 2014. Kustanti. Sukriyah. Endang Susilowati. 2011. Pemberdayaan Masyarakat Pemulung (Studi Kasus Masyarakat Pemulung TPA di Benowo) Kota Madya Surabaya. Jurnal Sosial Humaniora (Jsh). Volume 5. Nomor 1. UPM Soshum ITS. Miranti, Ermina. 2008. Prospek Industri Batu Bara di Indonesia. Jurnal Economi. Review No. 214. Puluhulawa. Fenti.U. 2011. Pengawasan Sebagai Instrumen Penegakan Hukum Pada Pengelolaan Usaha Pertambangan. Jurnal Dinamika Hukum. Volume 11 No.2. Zaki,A.R, Abdul Hakim, Farida Nurani. 2012. Dampak Sosial Ekonomi Pertambangan Minyak Dan Gas Banyu Urip Kabupaten Bojonegoro (Studi pada Masyarakat Desa Gayam Kecamatan Gayam Kabupaten Bojonegoro). Jurnal Administrasi Publik
(JAP), Volume 1 No. 2 hal 125-131. Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya. Zulkifli, 2013. Analisis Dampak Ekonomi, sosial Budaya dan KesehatanMasyarakat Akibat Penambangan Emas. Jurnal Ekonomi Pembangunan Volume IV no 7. Maret 2013 ISSN : 2086-6011. Dinas Pertambangan Kabupaten Banyuwangi tentang Potensi Pertambangan di Kecamatan Pesanggaran, 2010-2011. Hasil Penelitian Laboratorium Pertanian UGM, 2011, Tentang Pemetaan Masyarakat Desa di Jawa Tengah. Pasaribu, Arman. (2010). Analisis Dampak Pertambangan Emas Terhadap Sosial Ekonomi masyarakat di Kecamatan Batang Toru Kabupaten Tapanuli Selatan, Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara. Refles. (2012). Kegiatan pertambangan Emas Rakyat dan Implikasinya terhadap Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat di Kanagarian Mundam Sakti kecamatan IV Nagari, kabupaten Sijunjung, Artikel Penelitian, Program Pascasarjana Universitas Andalas.