PEMETAAN GEOLOGI SEJARAH PEMETAAN GEOLOGI DI INDONESIA Oleh RAB SUKAMTO
DIBAHAS DALAM LOKAKARYA PEMETAAN GEOLOGI SKALA RINCI (1:50.000) UNTUK OPTIMALISASI PENGELOLAAN SUMBERDAYA ALAM DAN LINGKUNGAN YOGYAKARTA, 20 SEPTEMBER 2012
KELEMBAGAAN YANG MENANGANI PEMETAAN GEOLOGI
1850-1921: Dienst van het Mijnwezen; De Regeering / Depart. Burgelijke Openbare Werken (1863) /Depart. van Onderwijs Eeredienst en Nijverheid (1866) /Depart. van Gouvernementsbedrijven (1907) 1922-1941: Dienst van den Mijnbouw; Depart. van Gouvernementsbedrijven /Depart. Economische Zaken (1934) /Depart. Verkeer en Waterstaat (1935) 1942: Kogyo Zimusho; Bala Tentara Jepang (1945) 1943-1945: Chishitsuchosacho; Bala Tentara Jepang (1945) 1945-1950: Pusat Djawatan Tambang dan Geologi (PDTG) RI & Pust Djawatan Pertambangan (PDP) RIS (1949); Kement. Perhub.(1945)/Kement. PU (1945) / Kement. Kemakm. (1946) / Kement. Perdag. dan Perind.(1946)/ Kement.Kemakm. (1946) / Kement. Perdag. dan Perind. (1950) menyatukan PDTG & PDP jadi DPRI 1950-1952: Djawatan Pertambangan Republik Indonesia (DPRI); Kement. Perdag. dan Perind. / Kement. Perekon.(1952) memecah DPRI jadi Djawatan Pertambangan dan Djawatan Geologi
1952-1956: Djawatan Geologi (1952); Kementerian Perekonomian 1956-1957: Pusat Djawatan Geologi (1956); Kement. Perekon. / Kement. Perindus. (1957) 1957-1963: Djawatan Geologi (1957); Kement.Perindus./Depart.Perind.Dasar dan Pertamb. (1959) 1963-1978: Direktorat Geologi (1963); Direktorat Jenderal Pertambangan (1966)/Direktorat Jenderal Pertambangan Umum (1974); Depart. Perind. Dasar dan Pertamb. / Depart. Pertamb. (1966) / Depart. Pertamb. dan Energi (1974) 1978-2005: Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi; Direktorat Jenderal Pertambangan Umum /Direktorat Jenderal Geologi dan Sumberdaya Mineral (1984) / Badan Penelitian dan Pengembangan Energi dan Sumber Daya Mineral (2001); Depart.Pertb. dan Energi / Depart. Energi dan Sumber Daya Mineral (2001) 2005-Sekarang: Pusat Survei Geologi; Badan Geologi (2005); Depart. Energi dan Sumber Daya Mineral / Kement. Energi dan Sumber Daya Mineral (2010)
SEJARAH PEMETAAN GEOLOGI DAN KERABATNYA
PEMETAAN GEOLOGI BERSISTEM SAMPAI TAHUN 1968 DIENST VAN DEN MIJNBOUW (1927-1941) 1927
: PEMETAAN GEOLOGI BERSISTEM SEKALA 1:200.000 DI P.SUMATERA BAGIAN SELATAN
1928
: PEMETAAN GEOLOGI BERSISTEM SEKALA 1:100.000 TERSEBAR DI P. JAWA
1908-1939 : KOMPILASI PETA GEOLOGI REGIONAL / BAGAN DI BEBERAPA DAERAH SEKALA 1:250.000, 1:500.000, 1:750.000, 1:1.000.000, 1:2.000.000, DAN 1:3.000.000.
CHISITSU CHOSASHO (1942-1945) TIDAK ADA PEMETAAN GEOLOGI BERSISTEM
POESAT DJAWATAN TAMBANG DAN GEOLOGI / DJAWATAN/ DIREKTORAT GEOLOGI (1945-1968) * PERANG KEMERDEKAAN (1945-1949), TAK ADA PEMETAAN BERSISTEM * PEMBANGUNAN BERDIKARI (1950-1968), TAK ADA PEMETAAN BERSISTEM, ADA KOMPILASI PETA GEOLOGI INDONESIA SEKALA 1:2.000.000 (1962)
PEMETAAN GEOLOGI BERSISTEM SELAMA 1969-‐1995 DIREKTORAT GEOLOGI / PUSLITBANG GEOLOGI (1969-1995) A. PEMETAAN GEOLOGI BERSISTEM JAWA & MADURA SKALA 1:100.000 B. PEMETAAN GEOLOGI BERSISTEM LUAR JAWA & MADURA SKALA 1 : 250.000 C. PETA GEOLOGI REGIONAL INDONESIA SKALA 1 : 1.000.000 D. PETA GEOLOGI INDONESIA SKALA 1 : 5.000.000 E. PENYUSUNAN ATLAS INFORMASI GEOLOGI INDONESIA SKALA 1 : 10.000.000
PERBEDAAN PETA DASAR TOPOGRAFI DI ZAMAN BELANDA DAN ZAMAN KEMERDEKAAN PETA DASAR TOPOGRAFI
UKURAN PETA ZAMAN BELANDA
1:1.000.000
UKURAN PETA ZAMAN KEMERDEKAAN UKURAN PETA
LUAS DARATAN
60 x 60
60 x 80
594.448 km2
1:250.000
-
10 x 1,50
18.404 km2
1:200.000
40’ x 40’
-
-
1:100.000
20’ x 20’
30’ x 30’
3.062 km2
1:50.000
10’ x 10’
15’ x 15’
768 km2
1:25.000
5’ x 5’
7,5’ x 7,5’
21 km2
PETA GEOLOGI SKALA 1 : 5.000.000 (1992) MENJADI TONGGAK SEJARAH PENYELESAIAN PEMETAAN GEOLOGI BERSISTEM TAHAP I PADA AKHIR PELITA V, 1995
PETA GEOLOGI INDONESIA SEKALA 1:5.000.000 (1992)
PETA GAYABERAT REGIONAL INDONESIA, 1:5.000.000, 1992
PEMETAAN GEOLOGI BERSISTEM TAHAP I 1969–1995 BERSIFAT REGIONAL PERLU PEMETAAN LEBIH RINCI
SEMBILAN FAKTOR PENENTU MUTU PETA GEOLOGI FAKTOR YANG MENENTUKAN SELAMA TAHUN 1969 -‐ 1995 1. FAKTOR KESAMPAIAN DAERAH
: KURANG / SULIT
2. FAKTOR SARANA PERALATAN
: CUKUP / KURANG
3. FAKTOR PETA DASAR & CITRA INDERAAN JAUH
: KURANG / JELEK
4. FAKTOR KERAPATAN LINTASAN
: KURANG / JARANG / TAK ADA
5. FAKTOR PENUNJANG ACUAN DATA
: KURANG / TAK ADA
6. FAKTOR PENUNJANG LABORATORIUM
: SEDANG / KURANG / TAK ADA
7. FAKTOR WAKTU
: KURANG / SEMPIT / TERBURU
8. FAKTOR KETERSEDIAAN ANGGARAN
: KURANG / SEDIKIT
9. FAKTOR MANUSIA
: RAJIN / MALAS / TAK JUJUR / PLAGIAT
SEKALA PETA, ISI PETA DAN KEGUNANNYA SKALA PETA
ISI PETA
KEGUNAAN PETA
1
1:10.000.000
FISIOGRAFI, SUPERKELOMPOK DAN KELOMPOK DENGAN PERIANNYA.
PROSPECTING, EKSPLORASI DAN ILMIAH.
2
1:5.000.000
FISIOGRAFI, SUPERKELOMPOK DAN KELOMPOK DENGAN PERIANNYA.
PROSPECTING, EKSPLORASI DAN ILMIAH.
3
1:2.000.000
FISIOGRAFI, SUPERKELOMPOK DAN KELOMPOK DENGAN PERIANNYA.
PROSPECTING, EKSPLORASI DAN ILMIAH.
4
1:1.000.000
SATUAN FISIOGRAFI, KELOMPOK DAN FORMASI DENGAN PERIAN BATUANNYA.
PROSPECTING, EKSPLORASI, RENCANA PEMBANGUNAN, ILMIAH.
5
1:500.000
SATUAN FISIOGRAFI, KELOMPOK DAN FORMASI DENGAN PERIAN BATUANNYA.
PROSPECTING, EKSPLORASI, RENCA-NA PEMBANGUNAN, ILMIAH.
6
1:250.000
SATUAN KELOMPOK DAN FORMASI, BESERTA PERIAN HIMPUNAN BATUANNYA.
EKSPLORASI, PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN ILMIAH.
7
1:100.000
SATUAN FORMASI DAN ANGGOTA, PERIAN SATUAN PETA DAN HIMPUNAN BATUAN.
EKSPLORASI, PERENCANAAN PEMBANGUNAN DAN ILMIAH.
8
1:50.000
SATUAN FORMASI DAN ANGGOTA, DENGAN PERIAN HIMPUNAN DAN JENIS BATUAN.
PENAMBANGAN, GEOLOGI TEKNIK, EKSPLORSASI, DAN ILMIAH.
9
1:25.000
SATUAN FORMASI, ANGGOTA ATAU LIDAH, DENGAN PERIAN JENIS BATUAN.
PENAMBANGAN, GEOLOGI TEKNIK, EKSPLORSASI, DAN ILMIAH.
PERBANDINGAN SARANA PENUNJANG PEMETAAN GEOLOGI SELAMA 1969-1995 DAN SEKARANG (2012)
KEADAAN DAN SARANA
SELAMA MASA 1969-1995
MASA SEKARANG 2012
1.KESAMPAIAN DAERAH
BANYAK DAERAH BELUM ADA JALAN, DERAH TERPENCIL SULIT DICAPAI, HUTAN MASIH BANYAK YANG LEBAT, PESAWAT TERBANG DAN KAPAL LAUT MASIH SEDIKIT.
DI DAERAH SUDAH BANYAK JALAN, DAERAH TERPENCIL SUDAH LEBIH MUDAH DICAPAI, ANGKUTAN UDARA DAN LAUT SUDAH LEBIH BANYAK, HUTAN LEBAT BERKURANG.
2.SARANA PERALATAN
PENENTUAN TEMPAT DENGAN KOMPAS, PERALATAN LAPANGAN SEDERHANA, LABORATORIUM BELUM LENGKAP.
PENENTUAN TEMPAT DENGAN GPS, PERALATAN LAPANGAN DAN LABORATORIUM LEBIH BAIK DAN LEBIH LENGKAP.
3.PETA DASAR
MASIH BANYAK DAERAH YANG HANYA MEMILIKI PETA TOPOGRAFI YANG TIDAK SESUAI DENGAN KENYATAAN DI LAPANGAN, DAN HANYA ADA PETA BAGAN.
SUDAH ADA PETA TOPOGRAFI BUATAN BAKOSURTANAL YANG MELIPUTI HAMPIR SELURUH WILAYAH DARATAN INDONESIA DENGAN SKALA 1:50.000.
4.CITRA INDERAAN JAUH
MASIH BANYAK DAERAH YANG BELUM MEMPUNYAI POTRET UDARA, CITRA RADAR DAN LANDSAT SANGAT JARANG DAN PERALATAN PENAFSIRAN SEDERHANA.
POTRET UDARA MELIPUTI HAMPIR SELURUH WILAYAH INDONESIA, SUDAH BANYAK CITRA RADAR DAN LANDSAT BERRESOLUSI TINGGI, ALAT PENAFSIRAN DIGITAL CANGGIH.
5.ACUAN DATA
BANYAK DAERAH YANG BELUM MEMPUNYAI DATA ATAU LAPORAN TENTANG GEOLOGI DAN SUMBERDAYA MINERA.
SUDAH BANYAK INFORMASI DAN LAPORAN DI DAERAH TENTANG GEOLOGI DAN SUMBERDAYA MINERAL DARI PERUSAHAAN DAN PEMDA.
PROGRAM PEMETAAN GEOLOGI RINCI SKALA 1 : 50.000
PEMETAAN GEOLOGI BERSISTEM SEJAK 1996
• 1996-1999: PEMETAAN GEOLOGI BERSISTEM JAWA & MADURA SKALA 1 : 50.000 (SELESAI 3 LEMBAR) • 1996-2009: PEMETAAN GEOLOGI BERSISTEM LUAR JAWA & MADURA SKALA 1:100.000 (SELESAI 14 LEMBAR). PUSAT SURVEI GEOLOGI, BADAN GEOLOGI • 2010-2014: PEMETAAN GEOLOGI INDERAJA SKALA 1 : 50.000 SELURUH WILAYAH DARATAN INDONESIA SEBANYAK > 4.300 LEMBAR, DITARGETKAN SELESAI PADA TAHUN 2014.
SARAN BAGI PARA PEMETA *Memahami semua acuan yang tersedia *Mengenali citra dengan seksama *Membuat lintasan dan perekaman data lapangan selengkap mungkin *Menggunakan anggaran secara hasilguna *Bersedia susah-payah di lapangan *Mengolah data dengan cermat
DATA GEOLOGI DAN KERABATNYA PADA TAHUN 2012 PERLU DIPAHAMI
Memahami semua acuan yang tersedia: *BERBAGAI JENIS PETA *BERBAGAI MACAM TERBITAN *BERBAGAI MACAM LAPORAN *BERMACAM BASIS DATA
INDEKS PETA BERSISTEM INDONESIA SKALA 1:100.000 JAWA & MADURA 58 LEMBAR; SKALA 1:250.000 LUAR JAWA & MADURA 181 LEMBAR
PETA GEOLOGI DAN KERABATNYA, S/D TAHUN 2012 PERLU DIPAHAMI * PETA GEOLOGI DAN GEOFISIKA BERSISTEM DAN PETA BERTEMA * PETA SUMBERDAYA MINERAL DAN ENERGI * PETA KEBENCANAAN GEOLOGI * PETA GEOLOGI KELAUTAN
PETA GEOLOGI DAN GEOFISIKA BERSISTEM DAN PETA BERTEMA 18 JENIS 1. PETA GEOLOGI RINCI, 1:50.000; 1:100.000 2. PETA GEOLOGI BERSISTEM, 1:100.000, 1:250.000, 1:1.000.000 3. PETA GEOLOGI REGIONAL, 1:500.000, 1:2.000.000, 1:5.000.000 4. PETA ANOMALI MAGNET, 1:100.000, 1:250.000 5. PETA GEOFISIKA BERSISTEM (ANOMALI GAYABERAT), 1:100.000, 1:250.000, 1:1.000.000 6. PETA GEOFISIKA REGIONAL (ANOMALI GAYABERAT BOUGUER), 1:2.000.000, 1:5.000.000 7. PETA GEOKIMIA BERSISTEM, 1:100.000, 1:250.000 8. PETA HIDROGEOLOGI BERSISTEM, 1:100.000, 1:250.000, 1:1.000.000 9. PETA HIDROGEOLOGI REGIONAL, 1:2.500.000
10. PETA CEKUNGAN AIR TANAH, 1:50.000, 1:100.000, 1:250.000, 1:1.000.000, 1:2.500.000, 1:5.000.000 11. PETA GEOLOGI TEKNIK, 1:25.000, 1:50.000, 1:100.000, 1:1.000.000 12. PETA GEOLOGI LINGKUNGAN, 1:50.000, 1:100.000, 1:250.000, 1:5.000.000 13. PETA GEOLOGI KUARTER, 1:50.000 14. PETA GEOMORFOLOGI, 1:50.000, 1:100.000 15. PETA SEBARAN UMUR RADIOMETRI, 1:5.000.000 16. PETA ARAH KEMAGNETAN PURBA, 1:5.000.000 17. PETA CEKUNGAN SEDIMEN INDONESIA, BERDASARKAN ANOMALI GAYABERAT, 1:5.000.000 18. PETA CEKUNGAN SEDIMEN INDONESIA, BERDASARKAN DATA GAYABERAT & GEOLOGI 1:5.000.000
PETA SUMBERDAYA MINERAL DAN ENERGI 15 JENIS 1. PETA SEBARAN MINERAL PADUAN BESI, 1:5.000.000 2. PETA SEBARAN MINERAL LOGAM DASAR, 1:5.000.000 3. PETA SEBARAN MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN KELOMPOK MINERAL INDUSTRI, 1:5.000.000 4. PETA SEBARAN MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN KELOMPOK BAHAN BANGUNAN, 1:5.000.000 5. PETA SEBARAN MINERAL BUKAN LOGAM DAN BATUAN KELOMPOK BAHAN KERAMIK, 1:5.000.000 6. PETA POTENSI BITUMEN PADAT, 1:5.000.000 7. PETA POTENSI GAMBUT, 1:5.000.000 8. PETA SEBARAN MINERAL LOGAM MULIA, 1:5.000.000 9. PETA SEBARAN MINERAL LOGAM, 1:500.000, 1:1.000.000, 1:5.000.000 10.PETA SEBARAN MINERAL ROMBAKAN, 1:5.000.000 11.PETA METALOGENIK, 1:5.000.000 12.PETA SEBARAN BATUBARA, 1:5.000.000 13.PETA SEBARAN POTENSI PANAS BUMI, 1:6.000.000 14.PETA SEBARAN AREA PANAS BUMI, 1:5.000.000 15.PETA WILAYAH PERTAMBANGAN, 1:25.000, 1:50.000, 1:250.000
PETA KEBENCANAAN GEOLOGI, 12 JENIS 1. PETA GEOLOGI GUNUNGAPI, 1:25.000, 1:50.000, 1:100.000 2. PETA DAERAH BAHAYA GUNUNGAPI, 1:50.000, 1:100.000 3. PETA KAWASAN RAWAN BENCANA GUNUNGAPI, 1:25.000, 1:50.000, 1:100.000 4. PETA SEBARAN GUNUNGAPI AKTIF, 1:5.000.000 5. PETA SEISMOTEKTONIKA, 1:250.000, 1:500.000, 1:5.000.000 6. PETA WILAYAH RAWAN BENCANA GEMPABUMI, 1:5.000.000 7. PETA BAHAYA GONCANGAN GEMPABUMI, 1:5.000.000 8. PETA SESAR AKTIF DAN SEBARAN PUSAT GEMPABUMI MERUSAK, 1:6.000.000 9. PETA KAWASAN RAWAN BENCANA TSUNAMI, 1:100.000, 1:5.000.000, 1:6.000.000 10.PETA GERAKAN TANAH, 1:100.000, 1:150.000, 1:250.000, 1:500.000, 1:5.000.000 11.PETA ZONA KERENTANAN GERAKAN TANAH, 1:100.000 12.PETA KAWASAN RAWAN BENCANA GERAKAN TANAH, 1:500.000
HASIL PEMETAAN GEOLOGI KELAUTAN SAMPAI DENGAN TAHUN 2011
PETA GEOLOGI KELAUTAN dan KERABATNYA, 34 JENIS Peta Geologi: 1. Peta Geologi Kelautan Bersistem 1:250.000, 1:500.000, 1:1.000.000 2. Peta Geologi Dasar Laut 1:250.000 3. Peta Sebaran Sedimen Permukaan Dasar Laut 1:250.000 4. Peta Ketebalan Sedimen Kuarter 1:250.000 5. Peta Sebaran Tekstur Sedimen Permukaan Dasar Laut 1:250.000 6. Peta Penampang Litologi Inti dan Batuan Dasar Laut 1:250.000 7. Peta Bawah Permukaan Top Pliosen awal Sub-Cekungan Tarakan Kaltim 1:100.000 8. Peta Geologi Dasar Laut Selat Sunda 1:1.000.000 9. Peta Geologi Dasar Laut Perairan Kepulauan Aru 1:1.000.000 10.Kompilasi Sebaran Sedimen Permukaan Dasar Laut di Laut Jawa 1:1.000.000 11.Peta Tekstur Sedimen Dasar Laut Jawa 1:1.500.000 12.Peta Geologi Kelautan Regional 1:5.000.000 13.Peta Sebaran Sedimen Permukaan Dasar Laut 1:5.000.000 14.Peta Fisiografi Dasar Laut 1:5.000.000 15.Peta Cekungan Sedimen Indonesia 1:5.000.000
Peta Geofisika: 16. Peta Anomali Gayaberat Kelautan 17. Peta Anomali Gayaberat Kep. Seluruh Indonesia 18. Peta Anomali Gayaberat Bebas Udara 19. Peta Anomali Magnet Total 20. Peta Batimetri Indonesia Peta Sumbedaya Mineral: 21. Peta Potensi Gas Biogenik 22. Peta Kandungan Mineral Berat 23. Peta Sumberdaya Mineral dan Energi Kelautan 24. Peta Sebaran dan Propinsi Mineral Berat Laut Banda 25. Peta Sebaran Mineral Lepas Pantai 26. Peta Sebaran Mineral Lepas Pantai 27. Peta Sumber Daya Mineral dan Energi Laut Peta Geologi Lingkungan Laut: 28. Peta Perencanaan dan Pengelolalan Kawasan Pesisir dan Laut 29. Peta Potensi dan Evaluasi Geologi Wilayah Pantai 30. Peta Dinamika Wilayah Pesisir Jawa Timur 31. Peta Dinamika Wilayah Selat Karimata Peta Kebencanaan: 32. Peta Struktur dan Solusi Mekanisme Bidang Patahan 33. Peta Gempabumi dan Solusi Bidang Sesar Terpilah Kepulauan Aru 34. Peta Wilayah Rawan Tsunami Indonesia
1:5.000.000 1:5.000.000 1:50.000 1:250.000 1:5.000.000 1:250.000 1:250.000 1:5.000.000 1:5.000.000 1:5.000.000 1:1.000.000 1:10.000.000 1:50.000 1:250.000 1:500.000 1:1.000.000 1:1.000.000 1:1.000.000 1:5.000.000
PETA GEOLOGI LEMBAR BANDUNG SKALA 1:100.000
PETA GEOLOGI LEMBAR SAROLANGUN SKALA 1:250.000
PETA GEOLOGI KALIMANTAN SKALA 1:1.000.000
BEBERAPA ALAMAN LAPANGAN SELAMA 1969 - 1995 • PEREKAMAN DATA GEOLOGI LAPANGAN DIKEMAS MENJADI PETA GEOLOGI DAN MAKALAH ILMIAH • DI LAPANGAN JUGA DIPEROLEH ALAMAN, BAIK YANG SUKA MAUPUN YANG DUKA • PELAKSANA PEMETAAN RINCI SKALA 1 : 50.000 TIDAK BOLEH KEHILANGAN NYALI KARENA ALAMAN TERSEBUT
TEMPAT ALAMAN SUKA DAN DUKA DI LAPANGAN
PERISTIWA SUKA DI LAPANGAN PAK SURONO MEMPEROLEH GELAR TUMENGGUNG SUKU ANAK DALAM
PAK NANA RATMAN PESTA IKAN SAGILI
KESULITAN DAN DUKA DI LAPANGAN PAK NANA RATMAN DIKIRA BAWA MAUNG BANDUNG
PAK ASWAN YASIN & NANA RATMAN MINUM AIR KUBANGAN KOMODO
REGU SAEUN HARDJOPRAWIRO MEMBUAT RAKIT BAMBU
TIGA LINTASAN GEOLOGI DI SULAWESI BAGIAN TENGAH
REGU RAB SUKAMTO KEMALAMAN DI HUTAN DAN BERTEMU ULAR
PAK PARWOTO DUA MALAM TIDUR DI DEKAT JENAZAH
REGU D. SUDANA & D. SUPRIATNA HAMPIR TENGGELAM
ANGGOTA PRAJURIT PENGAWAL REGU CHRIST PIGRAME DIBUNUH OPM
ISI PETA GEOLOGI RINCI SEKALA 1 : 50.000 * PENAFSIRAN GEOLOGI PADA CITRA INDERAAAN JAUH MENGHASILKAN PETA GEOLOGI INDERAJA * UNTUK MENJADI PETA GEOLOGI YANG RINCI DIPERLUKAN REKAMAN DATA DARI LAPANGAN YANG LENGKAP * SEBERAPA BANYAK REKAMAN DATA LAPANGAN YANG DIPERLUKAN, BERIKUT INI CONTOH PEMETAAN GEOLOGI RINCI DI DAERAH BANTIMALA, SULAWESI SELATAN
CONTOH PEREKAMAN DATA LAPANGAN UNTUK PETA GEOLOGI RINCI SKALA 1:50.000 DAERAH BANTIMALA TAHUN 1983 (Rab Sukamto)
SARAN BAGI LEMBAGA *Memutakhirkan Atlas Geologi dan Potensi Sumber Daya Mineral dan Energi *Basis data analisis petrologi *Basis data analisis geokimia *Basis data geokronologi *Basis data kemagnetan purba *Basis data paleontologi mikro dan nano *Basis data paleontologi makro *Basis data paleontologi vertebrata
INDONESIA MENJADI SALAH SATU LABORATORIUM GEOLOGI DUNIA v TEORI UNDASI R.W. van Bemmelem, 1930-‐an, DIILHAMI OLEH GEOLOGI INDONESIA v ANOMALI GAYABERAT NEGATIF BOGUER HASIL EKSPEDISI SNELLIUS I, 1929 – 1932 DI KAWASAN INDONESIA MEMBERIKAN PENGETAHUAN YANG BARU BAGI ILMUWAN KEBUMIAN DUNIA v PERKEMBANGAN TEORI TEKTONIKA LEMPENG, 1960-‐1970-‐an, SEBAGIAN BUKTI KEBENARANNYA TERDAPAT DI INDONESIA v PENYELIDIKAN, PENELITIAN DAN PEMETAAN SELAMA 43 TAHUN, 1969 – 2012 TELAH MENGHASILKAN DATA GEOLOGI DAN KERABATNYA CUKUP BANYAK v DATA YANG CUKUP BANYAK ITU AKAN SANGAT BERMANFAAT APABILA DIHIMPUN DAN DIOLAH SECARA SEKSAMA v LANGKAH ITU AKAN BISA MEMUNCULKAN PENGETAHUAN GEOLOGI INDONESIA BARU, YANG MUNGKIN BERBEDA DENGAN TEORI YANG SUDAH ADA
PENERAPAN KONSEP DASAR 1. DAUR GEOLOGI: Magmatisma - Sedimentasi - Pelipatan - Pemalihan Kemana hasil daur geologi selama 120 juta tahun, pada zaman Pratersier itu? 2. SEKARANG ADALAH KUNCI MASA LALU: Kita lihat apa yang sedang berlangsung di Pasifik sekarang. Apakah yang berlangsung selama 120 juta tahun di samudera Tetysch bukan seperti di Pasifik sekarang? 3. BATUAN PRATERSIER YANG TERSEBAR DI INDONESIA Bukan tidak mungkin sebagai hasil daur geologi di samudera Tetysch selama lebih dari 120 juta tahun.
KEADAAN SAMUDERA PASIFIK SEKARANG
KEADAAN SAMUDERA TETYSCH 180 JTYL
Peta Geologi Indonesia Skala 1:5.000.000 (1992)
