Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 5, No. 1, Januari 2012
PEMETAAN GEOLOGI METODE LINTASAN SUNGAI
Norma Adriany Mahasiswa Magister teknik Geologi UPN “ Veteran “ Yogyakarta
ABSTRAK Daerah penelitian terletak di daerah Gunung Bahagia , Damai, Sumber Rejo, Kota Balikpapan, Propinsi Kalimantan Timur Dalam pembahasan geologi daerah penelitian dengan metode lintas sungai 2 pada daerah seluas 24 Km dengan skala : 1 : 25.000 . Pembahasan geomorfologi daerah penelitian yang dimaksud untuk mengetahui bentuk fisiografi yang ada , yaitu pembagian satuan morfologi type genetika, polah aliran dan stadia sungai daerah penelitian. PENDAHULUAN Permukaan bumi terus menerus akan mengalami perubahan tetapi kebanyakan dari perubahan tersebut terjadi secara perlahan lahan dari pada menimbulkan kehancuran. Rentang umur manusia tidakmemungkinkan untuk dapat memahami perubahan tersebut secara jelas tetapi tidak dapat memahami perubahan tersebut secara jelas tetapi tidak dapat mengalami perubahan tersebut secara jelas dan dengan mengamati perubahan secara seksama serta detail maka timbullah kesadaran bahwa perubahan tersebut dapat dipelajari, hal demikian dikenal sebagai proses geologi di lapangan. Dalam rangka menyiapkan informasi geologi Baik untuk kebutuhan ilmu geologi itu sendiri maupun sebagai data awal untuk berbagai kebutuhan pembangunan maka penulis melakukan penelitian juga untuk mengukur kopetensi yang dimiliki yang meliputi studi geologi, stratigrafi, struktur geologi, sejarah geologi dan bahan galian didaerah Gunung Bahagia dan sekitarnya kecamatan Balikpapan Selatan Kota Balikpapan, Propinsi Kalimantan Timur. Dengan demikian informasi geologi ini dapat membantu orang – orang yang berkecimpung di bidang geologi , pemerintah daerah setempat atau pihak lain dalam penelitian serta merencanakan dan merekayasa daerah penelitian tersebut sehingga dalam pemanfaatannya yan bernilai optimal. Metode dan Tahap Penelitian Metode penelitian dilakukan dengan cara pengambilan data – data permukaan dan analisis pada data lapangan pengamatan berjarak sekitar 250 meter berupa: arah dan kemiringan perlapisan batuan, kemiringan lereng, komposisi penyusunan batuan , jenis batuan, penyebaran dan ketebalan singkapan,sifat fisik batuan serta tebal perlapisan batuan dan untuk analisis stratigrafi meliputi : Pengambilan contoh pada batuan di tempat pengamatan serta melakukan pemerian batuan secara megaskopis untuk menentukan jenis dan nama batuan tersebut. Untuk menentukan umur lingkungan pengendapan dilakukan dengan membandingkan geologi regional daerah penelitian sedang untuk menentukan batas satuan batuan pada peta geologi dilakukan dengan mengamati perubahan satuan batuan di lapangan, letak lokasi pengamatan kemudian diesuaikan dengan peta geologi.
Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 5, No. 1, Januari 2012
Tatanan Geologi Geomorfologi Pembahasan Geomorfologi daerah penelitian dimaksud untuk mengetahui bentuk – bentuk fisiogtafi yang ada, yaitu pembagian satuan morfologi tipe genetic, pola aliran dan stadia sungai daerah penelitian. Pembahasan unsur – unsur geomorfologi tersebut berdasarkan kenyataannya di lapangan dan memacu pada konsep dasar geomorfologi yang dikemukakan oleh para ahli. Satuan geomorfologi merupakan salah satu cabang yang memepelajari bentang alam, meliputi proses asal muasal , geometri proses geologi muda dan evolusinya ( Srijono , 1981 ). Gemorfologi adalah suatu aktifitas yang menyebabkan perubahan , baik fisik maupun kimia pada permukaan bumi, secara umum proses geomorfologi ini disebabkan oleh gaya dari dalam bumi dan proses eksogen, yang disebabkan oleh gaya yang bekerja dari luar bumi . Proses endogen umumnya bersifat membangun ( konstruktif ) sedang proses eksogen umumnya bersifat merusak ( destruktif ). Pembagian satuan morfologi daerah penelitian dilakukan dengan menganalisis peta topografi dan data – data hasil pengamatan langsung dilapangan, keadaan geomorfologi daerah penelitian dipengaruhi oleh : struktur geologi, keadaan litologi, pelapukan ( weathering ), stadya daerah dan proses proses geologi mudah lainnya yang sedang berlangsung ( erosi dan pengendapan )oleh iklim ( cuaca ). Pemetaan suatu geomorfologi suatu daerah sebaiknya mempertimbangkan beberapa aspek seperti relif, litologi, genetic ( proses geologi ) dan letak geografis yang merupakan runtunan penamaan satuan geomorfologi, pembagian satuan geomorfologi daerah penelitian tertuju pada pola satun geomorfologi yang dikemukakan oleh beberapa ahli dan kenampakan langsung dilapangan maka daerah penelitian dapat dibagi dalam dua satuan geomorfologi dan Sungai sebagai berikut : 1. Satuan pedataran 2. Satuan perbukitan 3. Sungai 1. Satuan Pedataran. Penamaan satuan geomorfologi ini didasari pada keberadaan aspek relief ( pedataran ) yang membentang di daerah Gunung Bahagia. Satuan geomorfologi ini dimasukkan kedalam satuan bentang alam dta oleh Van Zuidam ( 1983 ) yang ditunjukkan oleh lereng yang datar ( 0 – 2 % ) danbeda tinggi kurang dari 5 meter, selain itu satuan geomorfologi tersebut mempunyai bentuklereng umum.Satun ini menempati sekitar 75 % dari luas keseluruhan daerah penelitian yang meliputi sebagian Kecamatan Balikpapan Selatan yaitu ; Damai, Gunung Baahagia dan Sumber Rejo.Proses pembentukan bentang alam ini akibat proses perataan dan pembentukan pedataran, karakteristik umum yang Nampak dilapangan yaitu topografi datar hingga bergelombang lemah dan terdapat sisa bukit – bukit.Aspek litologi yang tersusun yaitu batu pasir dan batu lempung berperan membentuk satuan geomorfologi karena tinkat resistensi batuan ini relative rendah akibat cenderung membentuk relief mendatar. Satuan geomorfologi ini umumnya sangat dimanfaatkan untuk sarana pendaratan pesawat.
Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 5, No. 1, Januari 2012
Gambar 1. Kenampakan pedaratan di daerah Bandara Sepinggan
2. Satuan Perbukitan. Untuk penamaan satuan geomorfologi mempunyai tiga aspek dominan yang berperan dalampembentukan satuan tersebut yaitu aspek relief ( perbukitan ),proses geologi ( denudasi) dan nama geografi bukit – bukit di derah G. Bahagia dan sekitarnya.Bentuk bentang alam dari satuan ini berupa perbukitanyang dicontoh oleh relief dengan kemiringan 10 – 15 % beda tinggi 20 – 100 meter pada elevasi 100 meter diatas permukaan alut, selain itu satuan geomorfologi tersebut memiliki bentuk bukit yang memanjang dengan lereng yang lurus.Satuan geomorfologi ini menempati sekitar 75 % dari uas keseluruhan daerah penelitianyang memanjang dari barat daya hingga ketimur laut.Satuan ini sebagian besar tersusun oleh satuan batu pasir yang terdiri dari perselingan batu pasir dan lempung bagian bawah serta adanya sisipan batu bara, batu pasir yang banyak tersingkap di daerah ini nampaknya agak lebih resisten sehingga berperan dalam pembentukan bentang alam daerah tersebut.
Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 5, No. 1, Januari 2012
Gambar 2. Kenampakan satuan perbukitan denudasi Gunung Bahagia 3. Sungai. Sungai adalah saluran yang dialiri oleh air limpasan secara teratur dalamsebagian kecil rangkaian jentera air ( Menurut Srijono, 1981 ). Sungai juga dapat diartikan sebagai bagian dari permukaan bumi yang rendah dan dapat dialiri oleh air baik secara kontinyu maupun secara musiman.Sungai yang terdapat didaerah penelitian adalah sungai Ampal yang mengalir dari utara keselatan, mempunyai penampang lembah berbentuk huruf “ U “ lebar dan adanya endapan – endapan alluvial berupa pasir dan bermuara di Selat Makassar.Ditinjau dari segi kwalitas air maka secara keseluruhan sungaiyang mengalir didaerh penelitian termasuk sungai Periodis yaitu sungai yang mengalir sepanjang tahun dengan volume besar pada musimhujan sedangkan pada musim kemarau volume airnya beruba menjadi kecil.
Gambar 3. Kenampakan sungai Ampal , terlihat bentuk memanjang dengan lereng yang lurus, dimanfaatkan sebagai arus aliran air didaerah tersebut Stratigrafi dan Struktur Geologi Batuan dapat diartikan semua massa yang tersusun oleh mineral baik baik yang berasal dari bagian kerak bumi dan terbentuk secara alamia, secara umum batuan penyusun daerh penelitian hanya terolong batuan sedimen.
Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 5, No. 1, Januari 2012
1. Satuan Batu pasir, Satuan batu ini termasuk kedalam Formasi Balikpapan yang berumur Miosen Tengah – Miosen Akhir dan terdiri dari batu pasir, sisipan batu lempung, sisipan batu bra dengan pemerian sebagai berikut : Batu pasir : Warna Segar;kuning kecoklatan, warna lapuk; kuning keputihan, butiran pasir halus 1/8 – 1/64 mm,derajat pembundaran; membundar,sortasi;baik,kemas; trtutup. Sisipan Batu lempung: warna segar;abu – abu, warna lapuk;abu – abu kecoklatan, butiran lempung, derajat pembundaran; membulat,sotrasi;Bik,kemas;tertutup Sisipan Batu bara: warna segar; hitam pekat, warna lapuk; hitam kehijauan Sisipan Btu pasir:Warna segar; coklat kekuningan, warna lapuk; coklat kehijauan, butiran; pasir sedang ¼ -1/8 mm, pembundaran; membulat, sortasi; baik, kemas; tertutup 2. Satuan Batu lempung, Satuan batu ini termasuk kedalam formasi Kampung Baru yang berumur Pliosen dan terdiri dari Batu lempung,Sisipan Batu pasir, Sisipan Batu bara dengan pemerian sebagai berikut : Batu lempung : warna segar; kecoklatan, warna lapuk ;coklat kekuningan, butiran lempung, derajat pembundaran sangat membundar,sortasi baik,kemas tertutup. Sisipan Batu pasir : warna segar; coklat kekuningan,warna lapuk;coklat kehijauan, butiran pasir sedang ¼ - 1/8 mm, roundness membulat,sortasi baik,kemas tertutup Sisipan Batu bara :warna segar;hitam pekat,warna lapuk;hitam kekuningan. Penyebaran batuan penyusun satuan batu lempung ini meliputi daerah Gunung Bahagia didominasi batu lempung sedangkan Sumber Rejo dan Damai ini diselingi batu pasir dan batu bara. 3. Endapan Alluvian, endapan ini terdapat di daerh penelitian berupa hasil endapan sungai.Material endapan ini terdiri dari material yang berukuran lempung sampai pasir kasar dan satuan endpan alluvial ini dapat dijumpai pada daerah dekat dengan aliran sungai yang bermuara ke laut ( berumur Holosen ). Penentuan jenis – jenis struktur geologi dari sifat primer maupun sekundernya yaitu terdapat perlipatan kekar dan sesar, struktur dan ciri geologi ini sangat ditentukan dari sifat fisik maupun material batuan penyusunnya juga pengaruh erosi dan air dipermukaan. Berdasarkan pengamatan dan hasil analisis data pekerjaan lapangan, maka struktur geologi yang berkembang didaerah penelitian adalah antiklin dan antiklin tersebut berada tepatnya didaerah Gunung Bahagia, Damai dan Sumber Rejo yang disebabkan karena adanya tekanan tektonik yang relative berarah dari utara ke selatan.
Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 5, No. 1, Januari 2012
Gambar 4. Peta Geologi daerah Penelitian
Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 5, No. 1, Januari 2012
Gambar 5. Stratigrafi daerah penelitian
Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 5, No. 1, Januari 2012
Kesimpulan Dari pelaksanaan orientasi di lapangan, maka penulis dapat memberikan beberapa beberapa kesimpulan sebagai berikut : 1. Geomorfologi daerah penelitian berupa Satuan Morfologi Perbukitan, Sungai dan Dataran. Aspek yang berperan dalam pembentukan satuan meliputi aspek relief dari perbukitan, sungai dan dataran serta nama Geografi dari Gunung Bahagia, Sumber Rejo dan Damai dan satuan geomorfologi ini memiliki bentuk bukit yang memanjang dengan lereng yang lurus dan bentuk lembah . 2. Stratigrafi daerah penelitian dari tiga satuan yaitu : a. Satuan Batu pasir termasuk formasi Balikpapan yang berusia Miosen Tengah – Miosen Akhir. b. Satuan Batu lempug termasuk formasi Kampung Baru yang berusia Pleitosen. c. Satuan alluvial termasuk formasi Balikpapan yang berusia Holosen. 3. Struktur geologi yang berkembang didaerah penelitian yaitu antiklin, berarah ke timur laut barat daya. 4. Sejarah geologi daerah penelitian dimulai dari masa Miosen Tengah, kemudian diendapkan secara selaras antara batu lempung dan batu pasir yang bersamaan tetapi beda fasies. Setelah Pleitosen, terjadi proses tektonik yang mengakibatkan deformasi berupa perlipatan,persesaran dan pengangkatan. 5. Bahan galian yang terdapat didaerah ini terdiri dari batu pasir , batu lempung, dan batu bara. Daftar Pustaka Martodjojo,Soejono.1973. Komisi sandi Stratigrafi Indonesia Bandung: Ikatan Ahli Geologi Indonesia Sukendar Asikin,1994, Buku penuntun kuliah lapangan geologi Fakultas Teknik Mineral Jur. Geologi UPN “Veteran” Yokyakarta